Laporan Ortho Ratihi

33
LAPORAN KEPANITERAAN PERAWATAN ORTHODONSIA Disusun oleh : Nama : Meida Amalina No. Mahasiswa : 20090340060 Nama Pasien : Devi Alfiani Dosen Pembimbing : drg. M Sulchan A, Sp.Ort 1

description

no

Transcript of Laporan Ortho Ratihi

LAPORAN KEPANITERAAN

PERAWATAN ORTHODONSIA

Disusun oleh :Nama

: Meida AmalinaNo. Mahasiswa: 20090340060Nama Pasien

: Devi AlfianiDosen Pembimbing : drg. M Sulchan A, Sp.OrtFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014REKAM MEDIK PERAWATAN ORTHODONTIK

004583

No. RM: No. Model: 004583P22/24022014Operator: Meida Amalina NIM

: 20090340060Nama

: Ratih Marsela Ayu WardaniAlamat : Wergu Kulon RT 04 RW 02, Kudus, Jawa TengahTelepon : 085740287826I. DATA PASIENTempat/Tanggal Lahir: Kudus, 13 Maret 1993Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Mahasiswi

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Nama Ayah : alm. Pramono

Suku : Jawa Umur : 53 tahunNama Ibu : Patmining

Suku : Jawa

Umur : 45 tahunPekerjaan : PNSAlamat : Wergu Kulon RT 04 RW 02, Kudus, Jawa TengahTelp

: 08122526131Tanggal Pendaftaran

: Tanggal Pencatakan

: 24 Februari 2014II. DATA MEDIK UMUM1. Golongan darah

: O2. Penyakit jantung

: tidak ada

3. Diabetes

: tidak ada

4. Haemophilia

: tidak ada

5. Hepatitis

: tidak ada

6. Panyakit lainnya

: magh, anemia7. Alergi terhadap obat

: tidak ada8. Alergi terhadap makanan: tidak adaIII. PEMERIKSAAN KLINIS

A. Pemeriksaan Subyektif (Anamnesa)

Keluhan Utama:

Pasien dengan keinginannya sendiri datang ke dokter gigi dengan keluhan beberapa giginya di tidak rapi, dan renggang terutama pada rahang bawah.Riwayat Perjalanan Penyakit:

Pasien merasa giginya tidak rapih dan tidak nyaman sejak terjadi pergantian gigi (gigi permanennya tumbuh). Sebelumnya, gigi susu pasien mengalami rampan karies pada waktu TK pada daerah rahang bawah. Saat ini, pasien lebih mengeluhkan gigi bagian depannya yang tidak rapih terutama pada rahang bawahnya. Pasien menceritakan bahwa saat digunakan untuk makan kadang-kadang makanan sering terselip diantara gigi.Riwayat Kesehatan Oral:

Sewaktu kecil, gigi susu pasien baik dan tidak mengalami gigis. Pasien pernah berkunjung ke dokter gigi untuk mencabut gigi susu depan rahang atasnya yang kesundulan. Pasien terakhir datang ke dokter gigi sekitar 2 bulan yang lalu.Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi :

Periode gigi decidui: Menurut pengetahuan pasien pada masa gigi susu, gigi susu pasien dalam kondisi baik. Hanya terdapat celah diantara gigi, terutama rahang bawah.. Periode gigi bercampur: Pasien pernah mengalami persisiensi pada saat pergantian gigi susu ke gigi permanen pada gigi depan rahang atas. Pasien juga pernah mencabutkan gigi susunya yang mengalami persistensi tersebut. Periode gigi permanen : Pasien merasa gigi geligi depan rahang bawah pasien renggang. Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :

Pasien mempunyai kebiasaan jelek yaitu sering bertopang dagu dengan durasi lebih dari 5 menit dan dilakukan lebih dari 5 kali dalam sehari, pasien lebih sering bertopang dagu saat mengikuti perkuliahan dan saat berada didepan laptop, kebiasaan jelek masih dilakukan sampai sekarang. Selain bertopang dagu pasien juga mempunyai kebiasaan jelek mengunyah satu sisi dengan durasi selama pasien makan dan dilakukan lebih dari 3 kali sehari (dilakukan tiap kali pasien makan), kebiasaan tersebut sudah mulai diubah oleh pasien. Pasien juga sering menggigit bibir bawah dengan durasi lebih dari 2 menit dan dilakukan lebih dari 5 kari sehari terutama saat pasien sedang berfikir keras.Riwayat Kesehatan Keluarga:

Ayah: Ayah pasien sehat tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik.Ibu: sehat, tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik. Keadaan lengkung gigi dan lengkung rahang normal.Adik laki-laki

: keadaan lengkung gigi dan lengkung rahang normalRiwayat Keluarga yang berkaitan dengan keluhan Pasien :

Secara genetik,

Ayah: rahangnya kecil (normal), giginya juga kecil (besar), gigi rapi tidak berjejal.

Ibu: rahangnya sedang (normal), giginya besar (kecil), gigi bawah berjejal.

Adik laki-laki: rahangnya besar (normal), giginya besar (normal), beberapa gigi nya renggang.Riwayat Kehidupan Pribadi/ sosial:

Pasien adalah seorang mahasiswi semester 1 di BSI,berasal dari kota Kudus. Pasien kuliah sambil bekerja di kantor Metrologi.Riwayat Kesehatan Umum:

Pasien sehat, tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik.B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Umum/ Vital Sign

Tekanan darah

: 120/80 (normal)Nadi

: 68 x / menit

Pernafasan

: 24 x / menit

Suhu

: 37 C

Berat Badan

: 56 kg

Tinggi Badan

: 160 cm2. Lokal

a. Ekstra Oral

Kepala : Lebar kepala : 15,5 cm

Panjang Kepala : 18,5 cmIndeks Kepala : 15,5 cm x 100 = 83,78 cm

18,5 cm

Bentuk Kepala : brakisefali Muka : Jarak N-Gn : 105,3 mm

Lebar Bizygomatik :109 mmIndeks Muka :105,3 mm x 100 = 96,60 mm

109 mmBentuk muka : hiperleptoprosop Profil Muka: cembung

Garis Simon ( Bidang Orbital) : Posisi Rahang terhadap bidang orbita/garis SimonMaksila: 1/3 distal caninus (kanan), inter caninus premolar (kiri) Mandibula: inter caninus premolar pertama (kanan), 1/3 mesial premolar (kiri)

Sendi Temporomandibular (TMJ): Normal Tonus Otot Mastikasi

: Hipertonus Tonus Otot Bibir

: Hipertonus Bibir posisi istirahat

: Normal Free way space

:VDRP VDO : 106 mm 103 mm = 3 mmFasialNeuromuskularK.LudahK.LimfeTl.RahangTMJ

DeformitasTAKTAKTAKTAKTAKTAK

Nyeri TAKTAKTAKTAKTAKTAK

TumorTAKTAKTAKTAKTAKTAK

Gangguan FungsiTAKTAKTAKTAKTAKTAK

b. Intra Oral

PETA MUKOSA MULUT DAN JARINGAN LUNAK

( Mukosa Bibir, Pipi, Dasar mulut, Lidah, Gingiva, Palatum dan Orofaring)

Diskripsi Lesi / Kelainan yang ditemukan :

2,4 : Terdapat alur irregular pada mukosa pipi kanan dan kiri, berwarna keputihan, palpasi (-)

dx: linea alba22,24 : terdapat alur pada permukaan linguo, palpasi (-), sewarna dengan lidah.

Dx : fissure tongue

ODONTOGRAM

UE

UE

UE

UEMalposisi gigi individual:

18:

28:

17:

27:

16:

26: 15 (55):

25 (65): 14 (54):

24 (64):

13 (53):

23 (63): 12 (52): distolabiotorsiversi

22 (62):

11 (51): labioversi

21 (61): 41 (81): distolabiotorsiversi

31 (71): distolabiotorsiversi42 (82):

32 (72): mesiolinguotorsiversi43 (83):

33 (73):

44 (84): distolinguotorsiversi

34 (74):

45 (85):

35 (75):46:

36:

47:

37: 48:

38:

Torus Palatinus

: Tidak ada

Torus Mandibula

: Tidak ada

Palatum

: Sedang Supernumerary Teeth: Tidak ada

Diastema: Ada (43-42: 0,6 mm; 42-41: 0,4 mm; 31-32: 1 mm; 32-33: 0,75 mm; 33-34: 0,3 mm) Gigi anomali

: Tidak ada

Gigi Tiruan

: Tidak ada

Oral Hygiene

: Baik (1,8)Relasi gigi pada oklusi sentrik :

Anterior

Overjet

: 3 mm, dihitung dari mesial 21 dan 41 Overbite

: 3,9 mm Palatal bite

: tidak adaDeep bite

: tidak adaOpen bite

: tidak ada

Edge to edge bite: tidak adaPosterior

Cross bite

: tidak adaOpen bite

: tidak ada

Scissor bite

: tidak ada

Cup to cup bite: tidak ada

Relasi molar pertama kanan

: klas I AngleRelasi molar pertama kiri

: klas I AngleGaris Tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : segarisGaris inter insisivi sentral terhadap garis tengah wajah : segaris 3. Analisis foto muka

tampak depan

bentuk muka : leptoprosop

tampak samping

profil muka : cembung

4. Analisis intra oralBagian anterior

Maloklusi Klas I Angle

Maloklusi Klas III Angle5. Analisis model studi

Skema Gigi-Gigi dari Oklusal

Rahang Atas

Rahang Bawah

Bentuk lengkung gigi

Rahang Atas

: parabolaRahang Bawah: parabola Lebar mesiodistal gigi-geligi (mm)Rahang AtasRahang Bawah

GigiKananKiriNormalKetGigiKananKiriNormalKet

18,758,607,40-9,75Normal15,505,454,97-6,60normal

26,906,856,05-8,10Normal25,755,805,45-6,85normal

37,607,457,05-9,32Normal36,656,706,15-8,15normal

47,207,206,75-9,00Normal47,407,006,35-8,75normal

56,806,606,00-8,10Normal56,706,606,80-9,55normal

610,4010,309,95-12,10Normal610,5010,5510,62-13,05normal

710,05108,75-10,87Normal79,809,708,90-11,37normal

Kesimpulan :

1. Lebar mesio-distal gigi-gigi rahang atas berukuran normal

2. Lebar mesio-distal gigi-gigi rahang bawah berukuran normal 6. Perhitungan-perhitungan

Metode Pont

Jumlah MD 2 1 1 2

: 31,10 mm

Jarak P1-P1 pengukuran

: 37,65 mm

Jarak P1-P1 perhitungan: ( I x 100: 38,85 mm

80

Diskrepansi : -1,22 mm

Jarak M1-M1 pengukuran

: 49,35 mm

Jarak M1-M1 perhitungan : ( I x 100: 48,59 mm

64

Diskrepansi : 0,76 mm

Keterangan :

1. Perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 kearah lateral mengalami kontraksi ringan sebesar 1,22 mm

2. Perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 kearah lateral mengalami distraksi ringan sebesar 0,76 mm Metode Korkhaus

Tabel Korkhaus

: 18 mm

Jarak I-(P1-P1) pengukuran :15,75 mm

Diskrepansi

: -2,25 mm

Keterangan : pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah anterior rahang atas adalah retraksi sedang yaitu sebesar -2,25 Metode Howes

Jarak lebar MD M1-M1 : 95,65 mm

Jarak P1-P1 Tonjol : 41,80 mm

Indeks P : jarak P1-P1 x 100%

Md M1-M1

= 43,70 %Lengkung gigi cukup untuk menampung gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil karena Indeks P >43 %

Jarak Inter fossa canina :45,90 mm

Indeks FC : jarak FC x 100%

Md M1-M1

= 45,90 x 100%

95,65

= 47,98 %

Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil

karena Indeks Fosa Canina >44%

keterangan:

1. Indeks P > 43 % lengkung gigi cukup untuk menampung gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil

2. Indeks FC > 44 % lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil

3. Indeks FC > indeks P, merupakan indikasi ekspansi Determinasi Lengkung Gigi

Gigi gigi RA disusun dalam lengkung ideal tanpa merubah regio Posterior. Gigi 11 anterior diretraksi sebesar 0,5, maka terdapat kekurangan ruang sebesar :

Kanan: 0,9 mm

Kiri: 0 mm

Gigi- gigi RB disusun dalam lengkung ideal tanpa merubah regio inter Posterior. Gigi anterior diretraksi sesuai dengan lengkung ideal, maka terdapat sisa ruang sebesar :

Kanan: 0 mm

Kiri: 0 mm

Overjet awal sebelum dikoreksi : 3 mm

Overjet akhir setelah dikoreksi: 3 mm6. DIAGNOSIS SEMENTARAKasus maloklusi dan malrelasi rahang menyangkut masalah estetika dan malposisi individual.Solusi masalah:

Rahang atas: koreksi malposisi gigi individual gigi 11,12Rahang bawah: koreksi malposisi gigi individual gigi 33,32,31,41,42,437. DIAGNOSIS FINALMaloklusi angle klas I disertai malrelasi dan malposisi gigi individual:Rahang atas:

Rahang bawah:

12 : distolabiotorsiversi

31 : distolabiotorsiversi11 : labioversi

41: distolabiotorsiversi

44 :distolinguotorsiversi

8. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI, MALRELASI DAN MALPOSISIa. Menentukan etiologi maloklusi yang dinyatakan dengan klasifikasi Angle klas I karena: Berdasarkan pengamatan model studi tonjol mesiobukal gigi molar pertama RA kanan terletak pada bukal groove gigi molar pertama RB kanan dan tonjol mesiobukal gigi molar pertama kiri RA terletak pada bukal groove gigi molar pertama RB kiri. Hasil analisis garis simon pada profil pasien didapatkan bahwa rahang atas kanan terletak pada 1/3 distal caninus dan kiri terletak pada inter caninus dan premolar pertama, sedangkan rahang bawah bagian kanan terletak pada interdental antara caninus dan premolar pertama dan kiri terletak pada 1/3 mesial premolar.Pada kasus pasien ini, maloklusi yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh persistensi yang terjadi selama periode gigi desidui dan kebiasaan buruk pasien yang suka bertopang dagu, dan juga oleh kebiasaan buruk pasien yang lainnya yaitu mengunyah satu sisi dan menggigit bibir.b. Menentukan etologi malposisi gigi-gigi individual

Rahang Atas:11 : labioversi, karena dipengaruhi saat pergantian gigi desidui ke permanen yang persistensi serta desakan dari gigi 12 yang erupsi.

12 : distolabiotorsiversi, karena dipengaruhi oleh penyesuaian ruang yang ada.Rahang Bawah

31: mesiolinguotorsiversi, karena dipengaruhioleh desakan gigi 41 sehingga mesial gigi condong berputar kearah lingual.41 : mesiolinguotorsiversi, karena dipengaruhioleh desakan gigi 31 sehingga mesial gigi condong berputar kearah lingual.

44 : distolinguotorsiversi, karena menyesuiakan sisa ruang yang ada.9. PROSEDUR PERAWATANRENCANA PERAWATAN

(tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi, dan tindakan lanjut)1. Menghilangkan kebiasaan buruk pasien (edukasi pasien)Pasien diberikan DHE dan diminta untuk tidak menopang dagu sebelah dan tidak mengunyah satu sisi karena akan berpengaruh buruk terhadap giginya.2. Pencarian ruanga. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung ke arah lateral menurut perhitungan metode pont regio P1-P1 mengalami kontraksi ringan sebesar 1,22 mm, dan regio M1-M1 mengalami distraksi ringan sebesar 0,76 mm.

b. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien ke arah anteroposterior mengalami retraksi ringan sebesar 2,25 mm.

c. Berdasarkan metode Howes, indeks premolar = 43,70 % lengkung gigi cukup untuk menyusun gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil. Indeks fossacanina = 47,98 %, lengkung basal cukup untuk menyusun gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil.d. Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung rahang, rahang atas sebelah kanan mengalami kekurangan ruang sebesar 0,9 mm dan sebelah kiri ruangannya cukup. Rahang bawah sisi kanan dan kiri ruangnya cukup.Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk memperbaiki susunan gigi-geligi maka akan dilakukan retraksi gigi 11 dan distal 12 anterior rahang atas sebesar 0,9 mm dan retraksi gigi geligi rahang bawah3. Koreksi malrelasi dan malposisi gigi individuala. Rahang atas:

Koreksi malrelasi dan malposisi gigi rahang atas dengan plat aktif yang dilengkapi: Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire 0.7 mm

Adam klamer pada gigi 16 dan 26 dengan stainlesswire 0.7 mm sebagai retensi Basis akrilik plat rahang atasJalannya perawatan (aktivasi): Labial arch dalam keadaan pasif untuk menjaga gigi anterior tetap pada lengkung yang ideal dan untuk adaptasi pemakaian pertama.

Labial arch diaktifkan untuk meretraksi gigi 11 dan distal 12. Aktivasi dengan cara memperkecil u loop dengan tang setengah bulat. Lup dipegang dengan tang , sempitkan lup dengan tang. Dengan melakukan ini kaki horizontal busur akan bergerak ke arah incisal. Kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan horizontal busur di tengah gigi Adam klamer diletakan pada gigi 16 dan 26 sebagai retensib. Rahang Bawah:Koreksi malposisi gigi rahang bawah dengan plat aktif yang dilengkapi dengan:

Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless wire 0,07 mm Adam klamer diletakan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire 0,07 mm

C klamer pada gigi 31 dan 41 untuk mempertahankan median line rahang bawah terhadap rahang atas Basis plat rahang bawah

Jalannya Perawatan (aktivasi): Labial arch dalam keadaan pasif untuk menjaga gigi anterior tetap pada lengkung yang ideal dan untuk adaptasi pemakaian pertama.

C klamer diletakkan dengan lengan pada distal gigi 31 dan 41 untuk mempertahankan median line. Labial arch diaktifkan untuk meretraksi gigi 33, 32, 31, 41, 42, dan 43. Aktivasi dengan cara memperkecil u loop dengan tang setengah bulat. Lup dipegang dengan tang , sempitkan lup dengan tang. Dengan melakukan ini kaki horizontal busur akan bergerak ke arah incisal. Kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan horizontal busur di tengah gigi. Adam klamer diletakan pada gigi 36 dan 46 sebagai retensi4. Penyesuaian OklusiPengaturan malrelasi dan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang ada, sehingga dapat menyebabkan trauatik oklusi. Oleh karena itu diperlukan:

Pengecekan kontak oklusi dengan articulating paper (kertas artikulasi)

Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru), kemudian dicek apakah daerah yang sangat biru menjadi seimbang di semua tonjol, jika masih terdapat daerah yang sangat biru dilakukan grinding pada daerah yang traumatik tersebut, sehingga warna biru menjadi seimbang di semua tonjol.

5. Pemasangan RetainerPemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukan tulang baru melalui proses aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan tidak relapse. Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan Howley Retainer yang terdiri dari: Plat dasar dengan ferkeilung pada semua gigi

Adam klamer menggunakan stainless wire 0,07 mm

Labial arch menggunakan stainless wire 0,07 mm, dipasang dalam keadaan pasif

Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer:

Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas saat sikat gigi) selama tiga bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah dikoresi.

Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian dengan cara yang sama diperpanjang selama tiga bulan lagi. Jika mobilitas gigi hilang untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai keluar rumah dan hanya dipakai didalam rumah. Dicek kembali apakah setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.

Jika selama tiga bulan kedua alat masih sesak jika dipakai kembali, maka pemakaian diteruskan selama tiga bulan dengan kontrol setiap bulan sekali. Untuk bulan ketiganya alat dipakai hanya malam hari, Dicek kembali apakah setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.

Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka retainer dihentikan. Kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap dipakai pada malam hari selama tiga bulan lagi kontrol dilakukan setiap bulan sekali.VII. GAMBAR DESAIN ALAT

ALAT IPlat Aktif RA

Plat aktif RB

Retainer RA

Retainer RB

PROGNOSIS

Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat giginya, jaringan pendukung yang masih baik, usia pasien muda, pasien kooperatif, dan keadaan sosial serta ekonomi pasien yang mendukung.

Yogyakarta, 22 April 2014 Operator

Dosen PembimbingMeida Amalina

drg. Novarini, Sp.Ort004583P22/24022014004583P22/24022014

004583P22/24022014

004583P22/24022014

004583P22/24022014

18

17

16

15

14

13

12

11

21

22

23

24

25

26

27

28

55

54

53

52

51

61

62

63

64

65

85

84

83

82

81

71

72

73

74

75

48

47

46

45

44

43

42

41

31

32

33

34

35

36

357

38

Keterangan:

Labial arch dengan stainless wire ( 0,7 mm

Adam klamer dengan stainless wire ( 0,7 mm

Plat Akrilik

Keterangan:

Labial arch dengan stainless wire ( 0,7 mm

Adam klamer dengan stainless wire ( 0,7 mm

C klamer dengan stainless wire ( 0,6 mm

Plat akrilik

Retainer RA, dilengkapi dengan:

Labial arch dengan stainless wire ( 0,7 mm

Adam klamer dengan stainless wire ( 0,7 mm

Retainer RB, dilengkapi dengan:

Labial arch dengan stainless wire ( 0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire ( 0,7 mm

23