Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Oleh karena itu agar aparatur dapat melaksanakan upaya tersebut tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin mulai dari rekruitmen, penempatan sampai dengan jenjang kariernya. Kemudian untuk menindaklanjuti hasil seleksi CPNS formasi tahun 2014, pelamar yang dinyatakan lolos dari proses rekruitmen ditetapkan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Penempatan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlaku mulai tanggal 1 April 2015. Untuk membantu agar para CPNS siap dan produktif dalam melaksanakan tugas yang diembannya, serta agar upaya reformasi 1

description

Laporan orientasi CASN Pemprov Sulsel 2015

Transcript of Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Page 1: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan

dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan

sumber daya manusia aparatur. Oleh karena itu agar aparatur dapat melaksanakan upaya

tersebut tentunya perlu dipersiapkan sedini mungkin mulai dari rekruitmen, penempatan

sampai dengan jenjang kariernya. Kemudian untuk menindaklanjuti hasil seleksi CPNS

formasi tahun 2014, pelamar yang dinyatakan lolos dari proses rekruitmen ditetapkan

menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diperkuat dengan diterbitkannya Surat

Keputusan (SK) Penempatan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlaku mulai

tanggal 1 April 2015.

Untuk membantu agar para CPNS siap dan produktif dalam melaksanakan tugas yang

diembannya, serta agar upaya reformasi birokrasi berjalan sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan maka pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membuat kebijakan

tentang pelaksanaan orientasi CPNS. Kegiatan oritentasi ini bertujuan sebagai acuan dan

penilaian untuk persiapan Diklat Prajabatan juga sebagai sistem pengenalan organisasi di

lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Orientasi CPNS merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh seluruh CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Orientasi CPNS dilakukan dalam dua (2) tahap yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara

1

Page 2: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

berurutan. Pertama pembekalan pengetahuan yang kegiatannya disebut dengan kegiatan

orientasi organisasi, dan yang ke dua merupakan implementasi dari kegiatan orientasi

organisasi disebut dengan kegiatan praktik kerja. Diharapkan dengan melakukan orientasi

praktek kerja akan mendapat pengetahuan dan pengalaman mendasar di ruang lingkup kerja

yang baru.

Hal ini sangat mendukung kondisi CPNS yang belum siap untuk mulai melaksanakan

tugas sesuai dengan SK penempatan. Disamping itu organisasi yang menerima CPNS juga

tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Ketidakjelasan ini sangat mempengaruhi

ketidakpuasan CPNS, karena saat pertama tugas, biasanya yang bersangkutan melaksanakan

pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Atau sebaliknya, instansi

yang menerima CPNS menduga para CPNS sudah langsung mampu melaksanakan tugasnya

dengan benar, sehingga banyak tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh CPNS tersebut.

Sementara instansi tidak melakukan bimbingan atas tugas yang diberikannya. Kejadian ini

tidak menutup kemungkinan membuat para CPNS diawal pelaksanaan tugas merasa kurang

nyaman.

Salah satu instansi yang menjadi tempat kegiatan praktek kerja CPNS adalah Rumah

Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah

sebuah institusi kesehatan milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan jasa kepada

masyarakat (Zivani, 2012). RSUD Labuang Baji mendapat 14 staf CPNS dari formasi

pelamar CPNS alokasi tahun 2014 dengan rincian 2 staf Dokter Umum, 2 staf Analis

Kepegawaian Pertama, serta 10 staf Bidan Pelaksana yang kemudian ditempatkan sesuai

dengan bidang ilmu masing-masing dan sesuai kebutuhan rumah sakit.

2

Page 3: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Sesuai dengan nama jabatan sebagai Analis Kepegawaian, maka penempatannya dalam

Sub Unit Organisasi RSUD Labuang Baji berada di Bagian Sumber Daya Manusia. Adapun

salah satu tugas harian yang dilaksanakan adalah membantu mengelola data absensi yang

terintegrasi dengan sistem E-TD.

E-TD merupakan sistem yang dikembang untuk mengelola data absensi dan tunjangan

daerah dalam ruang lingkup Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Peraturan Gubernur No.

56 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil

Dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan (Harun,

2014). Perhitungan data absensi dan tunjangan daerah yang meliputi keterlambatan, sakit,

izin, cuti, tanpa keterangan dan jumlah tunjangan daerah telah disesuaikan dengan

perhitungan yang ada dalam peraturan Gubernur (Pedoman ETD, 2014).

Sistem ini terdiri atas tiga subsistem yaitu Web Base Application, AppServ dan

AppMobile. Web Base Application merupakan subsistem utama berbasis web yang dapat

diakses melalui http://etd-provsulsel.net/ yang diperuntukan untuk mengelola master data,

pengaturan dan laporan. Web Base Application terdiri atas beberapa modul yang dapat

dikelola secara dinamis sesuai hak akses yang diberikan. AppServ berupa aplikasi pendukung

berbasis desktop yang dipasang pada komputer SKPD yang terhubung dengan mesin finger

print dimana komputer tersebut terkoneksi dengan internet. AppServ mendukung seluruh

jenis finger print karena subsistem ini hanya mengambil record absensi dari database mesin

finger Print. AppMobile, merupakan aplikasi tambahan yang memudahkan dalam mengakses

informasi pemberitahuan, kehadiran, pembayaran tunjangan daerah dan pengiriman pesan

antar pegawai.

3

Page 4: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

B. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini adalah :

1. Untuk melaporkan hasil praktek kerja orientasi Calon Aparatur Sipil Negara Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2015

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di RSUD

Labuang Baji

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jadwal pemberian tunjangan daerah

di RSUD Labuang Baji

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan laporan implementasi pelaksanaan praktek kerja

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan

yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan di RSUD Labuang Baji.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat.

4. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji untuk mengoptimalkan

manajemen absensi agar pemberian tunjangan daerah tepat waktu

D. Lingkup Bahasan

Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan dalam laporan ini antara lain:

1. Orientasi CPNS, merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti

hasil seleksi dan penempatan CPNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014

4

Page 5: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

sebagai pembekalan akan sistem pemerintahan agar mampu beradaptasi dan mendapat

pengetahuan mendasar di ruang lingkup yang baru.

2. RSUD Labuang Baji, adalah rumah sakit umum daerah milik Pemerintah Daerah TK.I

Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Elektronik Tunjangan Daerah (E-TD), merupakan sistem Manajemen Absensi dan

Tunjangan Daerah sesuai Pergub No. 53 Tahun 2013 dan Pergub No.27 Tahun 2014.

5

Page 6: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

BAB II

PROFIL TEMPAT CPNS PRAKTEK KERJA

A. RSUD Labuang Baji

Rumah Sakit Labuang Baji didirikan oleh Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang

dan Semarang sebagai rumah sakit Zending yang diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938

dengan kapasitas 25 tempat tidur. Tahun 1946 – 1948 Rumah Sakit Umum Labuang Baji

mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedung-

gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk penampungan korban akibat perang

tersebut. Kemudian pada tahun 1949 – 1951, Zending mendirikan bangunan permanen

sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 170 buah. Pada tahun 1952 – 1955, oleh Pemerintah

Daerah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan sehingga kapasitas

tempat tidur menjadi 190 buah. Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Labuang Baji dibiayai oleh

Pemerintah Daerah TK.I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960, oleh Zending Rumah Sakit

Umum Labuang Baji diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Daerah TK.I Sulawesi

Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Klasifikasi

Rumah Sakit kelas C (Profil RSUD Labuang Baji, 2014).

Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Peraturan Daerah Provinsi Dati I

Sulawesi Selatan Nomor : 2 tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit

kelas C menjadi Rumah Sakit kelas B non pendidikan. Peraturan Daerah tersebut disahkan

oleh Mentri Dalam Negeri pada tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non

pendidikan tersebut Direktur sebagai pimpinan Rumah Sakit dilantik dan dikukuhkan pada

6

Page 7: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan

dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.

Pada tanggal 13 September 2002 melalui Perda Provinsi Sulawesi Selatan No. 6 tahun

2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status Rumah Sakit Non Pendidikan menjadi

Badan Pengelola RSUD Labuang Baji. Kepala Badan serta pejabat yang mengisi struktur

organisasi Badan Pengelola tersebut diangkat melalui SK Gubernur Sulawesi Selatan No.

821.22-158 yang ditetapkan di Makassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik

tanggal 24 Desember 2002 kemudian melaluai SK Gubernur Provinsi Sulawesi selatan

Nomor 09 tahun 2009 berubah menjadi rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Provinsi

selawesi selatan.

B. Visi dan Misi

1. Visi

“Rumah Sakit Unggulan se-Sulawesi Selatan”

2. Misi

a. Mewujudkan profesionalisme SDM

b. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit

c. Memberikan pelayanan prima

d. Efisiensi biaya rumah sakit

e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

7

Page 8: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

C. Data Monografi

Berikut gambaran data monografi yang ada di RSUD Labuang Baji (Data Agustus 2015):

Tabel 1. Data Monografi RSUD Labuang Baji berdasarkan kualifikasi pendidikanNO KUALIFIKASI PENDIDIKAN JUMLAH KETERANGANA. Dokter

1. Dokter Spesialis Bedah2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam3. Dokter Spesialis Anak4. Dokter Spesialis Obgyn5. Dokter Spesialis Radiologi6. Dokter Spesialis Anesthesi7. Dokter Spesialis Patologi Klinik8. Dokter Spesialis Jiwa9. Dokter Spesialis Mata10. Dokter Spesialis THT11. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin12. Dokter Spesialis Jantung13. Dokter Spesialis Paru14. Dokter Spesialis Saraf15. Dokter Spesialis Bedah Saraf16. Dokter Spesialis Orthopedi17. Dokter Spesialis Urologi18. Dokter Spesialis Patologi Anatomi19. Dokter Spesialis Gizi Medik20. Dokter Spesialis Rehab Medik21. Dokter Spesialis Forensik22. Dokter Gigi Spesialis Prostodons23. Dokter Umum24. Dokter PPDS25. Dokter PPDGS26. Dokter Gigi27. Dokter/Dokter Gigi MHA/MARS28. Dokter/Dokter Gigi S2/S3 Kes-Mas

Jumlah

344331312331

2

2

1

111825

63

1 Direktur

2 Struktural

3B Tenaga Keperawatan

1. S1 Keperawatan2. D.IV Keperawatan3. D.IV Kebidanan4. Akper/D3 Keperawatan5. Akbid/D3 Kebidanan6. D.IV Keperawatan Anestesi 7. D.III Keperawatan Gigi8. Sekolah Perawat Kesehatan

88148

107211312

8

Page 9: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

9. Sekolah Perawat Kesehatan Jiwa10. Perawat Bidan11. Sekolah Pengatur Rawat Gigi

Jumlah

204

260C Tenaga Kefarmasian

1. Apoteker2. S1 Farmasi/Farmakologi3. D.IV Farmasi4. Akademi Farmasi (AKFAR)5. Sekolah Menengah Farmasi (SMF)

Jumlah

12316527

D Tenaga Kesehatan Masyarakat1. S2 MARS2. S2 Kesehatan Masyarakat3. S1 Kesehatan Masyarakat4. D.III Sanitarian/AKL5. D.I Sanitarian/SPPH

Jumlah

2685223

E Tenaga Nutrisionis/Gizi1. S2 Gizi2. S1 Gizi3. Akademi Gizi/D.III Gizi4. D.I Gizi (SPAG)

Jumlah

1710119

F Tenaga Keteknisan Medis1. S1 Fisioterapi2. S1 Kimia/Fisika3. S1 Analis Kesehatan4. D.IV Analis Kesehatan5. D.IV Fisioterapi6. D.IV Radiografer (APRO/ATRO)7. D.III Fisioterapi8. D.III Radiografer (APRO/ATRO)9. D.III Perekam Medik10. D.III Teknik Elektromaknetik

(ATEM)11. D.III Anlis Kesehatan12. Sekolah Pengatur Teknikal Gigi13. Sekolah Menengah Analis Kesehatan14. Sekolah Menengah Analis Kimia

Jumlah

1354412914419149

G Tenaga Administrasi1. S2 Manajemen2. S2 Administrasi Kesehatan3. S2 Administrasi Publik4. S1 Administrasi Publik

4372

9

Page 10: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

5. S1 Ekonomi/Akuntansi6. S1 Administrasi7. S1 Sosial8. S1 Hukum9. S1 Komputer10. S1 Manajemen/Manajemen Industri11. D.III Tata Laksana12. D.III Komputer13. D.III Bahasa & Seni14. D.III Pariwisata 15. D.III Tata Boga16. D.III Sastra17. D.III Akuntansi/Manajemen

Keuangan18. D.I Informatika RS19. Pekarya Kesehatan (Pekkes)20. SMA/SMU/SLTA21. SMEA22. STM23. SMKK/SMTK24. SMK Kesehatan25. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)26. SMPS27. SMEP28. KPAA29. SMP30. MTsN31. SD

Jumlah

63801

1238665021101117

115

Data pegawai berdasarkan tempat tugas :

Tabel 2. Data Pegawai RSUD Labuang Baji berdasarkan tempat tugas

NO UNIT KERJAKUALIFIKASI JUMLAH

PENDIDIKAN FORMAL

JUMLAH SAAT INI

A        

1 DIREKTUR S2 14

  WAKIL DIREKTUR S2 3

         

10

Page 11: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

2 SDM S2 2

8    S1 4

    SMA 2

         

3 DIKLAT S2 3

5    S1 1

    SMA 1

         

4 MOBILISASI DANA S2 12

  PERBENDAHARAAN S1 1

         

5VERIFIKASI & AKUNTASI S2 2 4

    S1 2

         

6 FASILITAS MEDIK & KEPERAWATAN S2 2

4

    S1 1

    SMA 1  

         

7 PELAYANAN MEDIK S3 1 4    S2 2

    S1 1  

         

8BIDANG KEPERAWATAN S2 2 6

    S1 3

11

Page 12: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

    SMA 1  

         

9 RUMAH TANGGA S1 2 6    SMA 3

    SD 1  

         

10 BAGIAN UMUM/ TATA USAHA S2 2 5

    SMA 3

         

11 PERENCANAAN S2 3 6    S1 2

    SMA 1  

         

12 PERBENDAHARAAN S2 1

7    S1 3

    SMA 3

         

13 MOBILISASI DANA S2 1

12    S1 6

    SMA 5

14   KOMITE MEDIK  SI 1  1 

15 SATPOL SMA 7 9

12

Page 13: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

    SMP 2

         

B        

16 SMF ANAK S2 SPESIALIS ANAK 4 4

         

17 SMF ANASTESI S2 SPESIALIS ANASTESI 1 1

         

18 SMF BEDAH S2 SPESIALIS BEDAH 3 3

         

19 SMF GIGI & MULUT SPESIALIS PROS 1

8   

S1 DOKTER GIGI 4

    PPDGS 3

         

20 SMF INTERNASPESIALIS PENYAKIT DALAM

3

4

 

SPESIALIS PENYAKIT DALAM (MPP)

1

       

21 SMF JIWASPESIALIS JIWA 1 1

       

22 SMF KARDIOLOGISPESIALIS KARDIO 1 1

       

23 SMF KULIT KELAMIN

SPESIALIS KULIT KELAMIN

3 3

       

13

Page 14: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

24 SMF INSTALASI PATOLOGI ANATOMI

SPESIALIS PATOLOGI ANATOMI

1 1

       

25 SMF INSTALASI PATOLOGI KLINIK

SPESIALIS PATOLOGI KLINIK

5 5

     

       

26 SMF MATASPESIALIS MATA 2 2

       

27 SMF OBGINSPESIALIS OBGIN 3 3

       

28 SMF ORTOPHEDI & TRAUMATOLOGY

SPESIALIS ORTHO 2 2

       

29 SMF RADIOLOGISPESIALIS RADIOLOGI 3 3

       

30 SMF SARAFSPESIALIS SARAF 2 2

       

31 SMF PARUSPESIALIS PARU

       

32 SMF THT S3 13

 SPESIALIS THT 2

       

       

33INSTALASI BANK DARAH S1 7 7

       

14

Page 15: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

       

       

34INSTALASI ANASTESI S1 3 4

 D.IV ANASTESI 1

       

35INSTALASI BEDAH SENTRAL

S1 KEPERAWATAN 7

12  S.ST 4

  AMK 2

       

36

INSTALASI CARE UNIT (ICCU/ICU)

S1 KEPERAWATAN 6 9

AMK 3

       

INSTALASI FARMASI APOTEKER 12

27

  S1 FARMASI 3

  DIV FARMASI 1

  DIII FARMASI 6

  SMF 5

     

37INSTALASI FORENSIK SMA 1 1

       

38 INSTALASI GIZI S2 134      S1  7

  DIII 8

15

Page 16: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

SMA 15

  SMP  1

SD 2

39INSTALASI LABORATORIUM PK S2 1

20S1 6

  D.III 6

  ANALIS 8

       

40 INSTALASI LOUNDRY SMA 4

11

  SMP 3

  SD 1

41 STERILISASI/CSSD SMA 2

  SD 1

       

42INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS

S2 1

9

S1 1

  D.III 4

  SMA 2

  SMP 1

       

43INSTALASI RADIOLOGI S1 3

12

  D.III 8

16

Page 17: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

  SMA 1

       

44INSTALASI RAWAT JALAN (DOKTER UMUM)

S1 1119

  PPDS 8

       

45INSTALASI RAWAT INAP S2 1 2

46INSTALASI RAWAT JALAN S1 1

       

47INSTALASI REHAB MEDIK S1 2

8  D.IV FT 3

  D.III FT 3

       

48INSTALASI REKAM MEDIK S1 4

14  D.III 1

  D.I 1

  SMA 7

  SPK 1

       

49 INSTALASI SANITASI KESEHATAN LINGKUNGAN

D3 4

7SMA 2

  SMP 1

       

50 BPJS S1 1 5  SMA 4

17

Page 18: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

       

       

51 POLI ANAK S1 3 3

       

52 POLI BEDAH S1 23

 D.III Keperawatan 1

       

53 POLI ENDOKTRIN S1 23

 D.III Keperawatan 1

       

54 POLI GIGID.III Keperawatan 5 6

  SPRG 1

       

55 POLI GIZI S1 23

 D.III Keperawatan 1

       

56 POLI INTERNA S1 2

4 D.III Keperawatan 2

 

       

57 POLI JIWA S1 2 2

       

58 POLI KANDUNGAN S1 2 3  D.III Kebidanan 1

18

Page 19: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

       

59 POLI KARDIOLOGI S1 23

 D.III Keperawatan 1

       

60 POLI KIA S1 1 1

       

61POLI KULIT KELAMIN S1 2 2

       

62 POLI MATA S2 1 5  S1 4

       

63 POLI MDR S1 34

 D.III Keperawatan 1

       

64POLI MEDICAL CHECK UP S1 1 2

 D.III Keperawatan 1

       

65 POLI ORTHOPEDI S1 23

 D.III Keperawatan 1

       

66 POLI PARU  S1  3 4    D4  1

       67 POLI SARAF S1 1 2

19

Page 20: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

 D.III Keperawatan 1

       

68 POLI THT  S1 2  3   DIII 1

       

       

69 POLI VCT S1 1 2  SMA 1

       

       

70 PERAWATAN CVCU S1 6 7  DIII 1

       

71PERAWATAN HEMODIALISA S1 8 10

  DIII 2

       

72 PERAWATAN KAMAR BERSALIN  S1  1

 13  

   DIV  2

   DIII  9

ORIENTASI 1

73RUANG PERAWATAN BAJI ADA I

S1 35

 D.III Keperawatan 2

       

20

Page 21: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

74RUANG PERAWATAN BAJI ADA II

 S1  6 7  

  D.III Keperawatan  1

       

75RUANG PERAWATAN BAJI ARENG

S1 34

 D.III Keperawatan 1

       

76RUANG PERAWATAN BAJI ATI

S1 57

 D.III Keperawatan 2

       

77RUANG PERAWATAN BAJI DAKKA I

 S1 7   7

       

78 RUANG PERAWATAN BAJI DAKKA II

S1 37D.III

Keperawatan 4

       

79RUANG PERAWATAN BAJI GAU I

S2 1

5  S1 2

  D.III Kebidanan 2

       

80RUANG PERAWATAN BAJI GAU II

 S1 5  7  

   DIII 2 

21

Page 22: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

       

81RUANG PERAWATAN BAJI GAU III

 S1 1 5

   DIII 4 

       

82 RUANG PERAWATAN BAJI KAMASE I

S1 4 7AMK 3

       

83 RUANG PERAWATAN BAJI KAMASE II

S2 1

8S1 5

  AMK 2

       

84 RUANG PERAWATAN BAJI MINASA

S1 6 12AMK 6

       

85 RUANG PERAWATAN BAJI PA'MAI I

S1 9 8

       

86 RUANG PERAWATAN BAJI PA'MAI II

S1 10 10

       

       

87RUANG PERAWATAN IRD S1 Keperawatan 6

19 

D.III Keperawatan 12

  D.III Kebidanan 1

22

Page 23: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

       

88RUANG PERAWATAN MAMMINASA BAJI

S1 Keperawatan 612

 D.III Keperawatan 6

       

89RUANG PERAWATAN KHUSUS/RPK

S1 Keperawatan 56

   D.III Keperawatan 1

        572

Rekapitulasi berdasarkan status kepegawaian :

Tabel 3. Data Pegawai RSUD Labuang Baji berdasarkan status kepegawaianNO STATUS KEPEGAWAIAN JUMLAH

1 PNS Provinsi Sulawesi Selatan 572

2 Non PNS / Swakelola 203

3 Konsultan 3

4 Partimer 2

5 Titipan 1

Total 781

D. Struktur Organisasi RSUD Labuang Baji

23

Page 24: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

E. Kegiatan

24

Gam

bar 1

. Stru

ktur

Org

anis

asi L

abua

ng B

aji

Page 25: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Adapun jenis kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Daerah

Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan (Profil RSUD Labuang Baji, 2014), meliputi:

1. Pelayanan administratif dan sentral opname (rekam medik)

2. Pelayanan rawat darurat

Instalasi Rawat Darurat (IRD) melayani penderita selama 24 jam, dipimpin oleh seorang

Dokter Spesialis Bedah dan dibantu oleh dua orang dokter umum sebagai Kepala Unit

Bedah dan Kepala Unit Non Bedah.

3. Pelayanan rawat inap dan kapasitas 325 tempat tidur, meliputi:

a. Perawatan umum (14 ruang perawatan)

b. Perawatan khusus (6 ruang perawatan)

1) Bedah sentral

2) Bedah kebidanan/kandungan

3) Perawatan khusus/RPK

4) Perawatan intensif

5) Haemodialisa

6) Kamar bersalin

4. Pelayanan rawat jalan

a. Pelayanan medik umum

b. Pelayanan medik gigi dan mulut

c. Pelayanan medik spesialistik, antara lain:

1) Spesialis mata

2) Spesialis bedah

3) Spesialis paru dan TB

25

Page 26: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

4) Spesialis kebidanan dan Kandungan/KB

5) Spesialis Kia dan Laktasi

6) Spesialis penyakit dalam

7) Spesialis saraf

8) Spesialis kardiologi

9) Spesialis fisioterapi

10) Spesialis endokrin

11) Spesialis THT

12) Spesialis kulit dan kelamin

13) Spesialis jiwa

14) Spesialis anak

d. Pelayanan konsultasi gizi

e. Pelayanan haemodialisa

f. Pelayanan general check up

5. Pelayanan bedah sentral

Pelayanan bedah sentral dengan 4 kamar operasi yang didukung oleh 11 dokter ahli dari 6

spesialisasi yaitu: Bedah, Bedah tulang, Anesthesi, Obgyn, THT dan Mata, 5 orang piñata

anasthesi, 2 orang perawat anasthesi, 13 perawat bedah dan 3 orang bidan.

6. Pelayanan penunjang medik, meliputi:

a. Pelayanan radiologi

b. Pelayanan patologi klinik

c. Pelayanan patologi anatomi

d. Pelayanan farmasi

26

Page 27: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

7. Pelayanan penunjang non medik

a. Instalasi gizi

b. Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit

c. Instalasi sanitasi lingkungan

d. Pelayanan isolasi, siaga bencana dan VCT

27

Page 28: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

BAB III

PERMASALAHAN

A. Permasalahan Terkait Dengan Organisasi

Salah satu tugas utama negara adalah memberi pelayanan kepada masyarakat baik dalam

bentuk jasa maupun fasilitas. Bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan sebuah negara,

kualitas pelayanan publik dapat digunakan sebagai salah satu indikator. Oleh karena itu, bila

sebuah negara berada dalam posisi menuju pada kemajuan, hal utama yang perlu diperbaiki

adalah pelayanan publik di negara tersebut. Indonesia sebagai negara yang sedang bergerak

menuju negara maju juga memprioritaskan pelayanan publik sebagai salah satu aspek yang

perlu ditingkatkan. Karena pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa jika masyarakat

sudah mendapatkan apa yang menjadi haknya yaitu pelayanan yang baik, maka masyarakat

juga akan menjalankan kewajibannya dengan penuh kesadaran.

Berbicara masalah pelayanan publik, dalam UU No 25 tahun 2009 dikatakan bahwa

ruang lingkup pelayanan publik meliputi :

1. Pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan.

2. Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan, pengajaran,

pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,

kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam,

pariwisata, dan sektor strategis lainnya.

28

Page 29: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling

banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tugas pemerintah yang paling dominan adalah

menyediakan barang-barang publik (publik utility) dan memberikan pelayanan (publik

service) misalnya dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, perkembangan

perlindungan tenaga kerja, pertanian, keamanan dan sebagainya. Tidak mengherankan

apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan

kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya

adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan

bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat

secara jasmani dan rohani.

Berangkat dari kesadaran tersebut, rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia baik

milik pemerintah maupun swasta termasuk RSUD Labuang Baji selalu berupaya untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui

penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas

pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya.

Dengan demikian masyarakat benar-benar memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat dan

cepat.

Dari beberapa kasus kita menemukan suatu kenyataan bahwa sering sekali pasien harus

menunggu dalam waktu yang tidak wajar untuk mendapatkan pelayanan media karena urusan

birokrasi, misalnya urusan kartu berobat yang terlalu berbelit-belit. Bahkan bukan merupakan

hal yang berlebihan apabila dikatakan bahwa jiwa pasien yang seharusnya dapat tertolong

menjadi melayang sia-sia karena keterlambatan penanganan akibat birokrasi yang harus

29

Page 30: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

dipenuhi pasien atau keluarga pasien. Biasanya hal ini terjadi bagi pasien yang menggunakan

layanan berobat gratis seperti Jamkesmas, Jamkesda, Askes, maupun layanan gratis lainnya.

Masalah manajemen atau pelayanan di rumah sakit pada akhir-akhir ini memang banyak

menjadi bahan pembahasan baik di lingkungan akademik maupun di berbagai seminar.

Terutama pelayanan administrasi terhadap pasien yang menggunakan program layanan

kesehatan gratis atau layanan kesehatan dari pemerintah seperti Jamkesmas, Askes, BPJS,

maupun Jamkesda. Sering sekali masyarakat yang menggunakan fasilitas ini mengalami

kesulitan dalam memenuhi berbagai persyaratan agar dapat memperoleh layanan kesehatan

yang diinginkan. Keterlambatan layanan medis yang mereka terima disebabkan oleh

birokrasi yang tidak dapat diajak kompromi. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi apabila ada

kesepakatan antara pemerintah dengan pihak rumah sakit untuk mempermudah dan

memperpendek jalur birokrasi dan prosedur administrasi.

B. Permasalahan Terkait Dengan Praktek Kerja

Pemberian tambahan penghasilan merupakan salah satu bentuk penghargaan

kepada Pegawai Negeri Sipil yang memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator

penilaian yang terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja,

dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkup

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pergub Sulsel No.56 Tahun 2013). Tunjangan Daerah

yang selanjutnya disingkat TD merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada

PNS dan CPNS, berdasarkan penilaian kehadiran dalam satu bulan. Sistem Informasi e-TD

adalah sistem penilaian kehadiran berbasis web (online system).

30

Page 31: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Pemberian Tambahan Penghasilan atau Tunjangan Daerah bertujuan (Pergub Sulsel

No.27 Tahun 2014):

1. Meningkatkan disiplin PNS dan CPNS

2. Meningkatkan motivasi PNS dan CPNS

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat

4. Meningkatkan kinerja PNS, dan CPNS

5. Meningkatkan kesejahteraan PNS dan CPNS

6. Meningkatkan tertib administrasi pengelolaan Keuangan Daerah

Adapun mekanisme pembayaran TD sebagai berikut (Pergub Sulsel No.27 Tahun 2014):

1. Operator setiap SKPD menginput data kehadiran bulanan PNS dan CPNS ke BKD paling

lambat tanggal 8 (delapan) secara on-line melalui system informasi e-TD

2. Paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada poin 1

(satu), maka BKD akan memproses dan mencetak daftar TD

3. Pada saat yang bersamaan, operator SKPD mencetak daftar TD untuk diverifikasi oleh

petugas verifikasi SKPD

4. Pada proses verifikasi, petugas verifikasi dapat melakukan konfirmasi dan penyesuaian

daftar TD ke BKD

5. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah daftar BKD dicetak dan diverifikasi,

petugas verifikasi menyampaikan daftar TD kepada kepala SKPD untuk ditanda tangani

6. Setelah ditanda tangani oleh kepala SKPD, Bendahara SKPD membuat dan mengajukan

SPM kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah untuk diterbitkan SP2D

31

Page 32: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

7. Setelah SP2D diterbitkan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah, maka bendahara

SKPD membayarkan TD kepada PNS dan CPNS.

Wak

tuK

elen

gkap

an

-prin

t fin

ger

-prin

t fin

ger

-dat

a re

kap

prin

t fin

ger

-sua

rt iji

n-s

urat

saki

t-s

urat

per

inta

h tu

gas

-dat

a re

kap

abse

n ha

rian

-rek

ap a

bsen

bul

anan

-dok

umen

pen

duku

ng

-rek

ap a

bsen

bul

anan

-dok

umen

pen

duku

ng

-rek

ap a

bsen

bul

anan

-dok

umen

pen

duku

ng

-rek

ap a

bsen

bul

anan

-dok

umen

pen

duku

ng

-rek

ap a

bsen

bul

anan

-sur

at p

enga

ntar

PEL

AK

SAN

A

Dir

ektu

rW

adir

SD

MV

erifi

kato

r2

Kab

ag

SDM

Ver

ifika

tor

1 K

asub

ag

SDM

Staf

O

pera

tor

KE

GIA

TA

N

Men

ghid

upka

n p

rint

fin

ger

peg

awai

se

suai

jadw

al a

bsen

si

Men

gupl

oad

da

ta d

ari

prin

t f

inge

r m

enja

di r

ekap

abs

en k

e da

lam

har

disk

ko

mpu

ter

Men

ginp

ut r

ekap

abs

en p

egaw

ai h

aria

n da

n m

engi

nput

ket

eran

gan

pega

wai

yan

g tid

ak

men

gabs

en

berd

asar

kan

bu

kti

pem

berit

ahua

n

Mem

prin

t re

kap

abs

en h

aria

n p

egaw

ai

dan

m

elap

orka

n

kepa

da

kasu

bag

pere

ncan

aan

dan

peng

emba

ngan

SD

M

Mer

ekap

abs

en p

egaw

ai b

ulan

an d

enga

n m

elam

pirk

an b

ukti

pend

ukun

g

Men

gore

ksi

dan

mem

araf

rek

ap a

bsen

pe

gaw

ai b

ulan

an d

an k

onse

p s

urat

pe

ngan

tar

Men

gore

ki d

an m

enan

data

ngan

i re

kap

abse

n

pega

wai

bu

lana

n

dan

su

rat

peng

anta

r

Mel

akuk

an p

enom

oran

sur

at p

enga

ntar

re

kap

abse

n pe

gaw

ai

Mem

perb

anya

k re

kap

abse

n ya

ng s

udah

di

tand

atan

gai

dan

men

gars

ipka

n u

ntuk

SK

PD k

emud

ian

men

girim

kan

1rkp

ke

bagi

an k

euan

gan

dan

1rkp

ke

BK

D

32

Gam

bar 2

. SO

P M

anaj

emen

Abs

ensi

dan

Tun

jang

an D

aera

h R

SUD

Lab

uang

Baj

i

Page 33: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Idealnya pembayaran tunjangan daerah di setiap SKPD adalah tanggal 10-15 atau setiap

pertengahan bulan, namun tidak demikian yang terjadi di RSUD Labuang Baji. Seringkali

pembayaran tunjangan daerah diberikan pada akhir bulan bahkan terkadang loncat hingga

bulan berikutnya. Hal ini tentu saja menimbulkan ketidakpuasan pada pegawai. Berdasarkan

hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama 3 (tiga) bulan pertama bekerja praktek

sebagai CPNS, ada 2 (dua) hal utama yang menjadi faktor keterlambatan pembayaran

tunjangan daerah di RSUD Labuang Baji, yaitu:

1. Jaringan internet

Aplikasi E-TD ini memerlukan koneksi internet yang stabil dan maksimal pada proses

penginputan, pengecekan, serta pengiriman data absensi dari SKPD ke BKD, sedangkan

jaringan internet yang ada tidak cukup stabil dan lemah karena berbagi pakai dengan

bagian/ divisi lain. Koneksi yang tidak stabil dan lemah sangat menghambat kinerja

operator untuk mengolah data absensi.

2. Prosedur Kerja

E-TD di RSUD Labuang Baji menggunakan sistem absensi regular dan shift, dengan

lembar pembagian jadwal shift sebagai acuan yang harus disetorkan setiap sebelum awal

bulan. Namun yang terjadi seringkali lembar jadwal shift tersebut disetor di pertengahan

bulan dan tidak diberi keterangan yang jelas, sehingga menyulitkan operator untuk

mengidentifikasi data yang diberikan. Hal tersebut juga menghambat kinerja operator.

33

Page 34: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

BAB IV

ANALISA DAN SOP ORGANISASI

A. Analisa Terkait Dengan SOP Organisasi

Berdasarkan uraian permasalahan pelayanan di rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa

perlu adanya pembenahan yang bukan hanya berkisar pada pelayanan medis rumah sakit,

tetapi juga terkait dengan masalah birokrasi administrasi seperti pengurusan kartu berobat

maupun berkas-berkas lainnya. Pembenahan di bidang administrasi ini meliputi pembenahan

fasilitas administrasi maupun peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas di rumah

sakit tersebut. Misalnya menambah fasilitas komputer dan membekali petugas dengan ilmu

dan ketrampilan agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan tetap menjaga etika

profesi.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan mengukur dan

mengevaluasi bagaimana kualitas pelayanan publik di bidang kesehatan yaitu dengan

membandingkan antara indikator pelayanan publik dengan yang terjadi di lapangan atau yang

dirasakan oleh konsumen. Dan salah satu hal yang dapat dievaluasi adalah prosedur

administrasi yang harus dilalui oleh pasien sebelum mendapatkan pelayanan atau berobat.

Setelah mengetahui hasil dari evaluasi tersebut, apabila hasilnya menunjukkan hasil yang

buruk, langkah selanjutnya adalah mencari penyebab dari buruknya kualitas pelayanan

tersebut, untuk selanjutnya dicari bagaimana penyelesaian yang tepat.

Sebenarnya perbaikan terhadap mutu rumah sakit baik dari layanan administrasi maupun

medis memang benar-benar mutlak dibutuhkan. Bukan saja karena banyaknya keluhan-

34

Page 35: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit, baik dari segi mutu,

kemudahan prosedur administrasi, tarif, dan juga dengan adanya perkembangan zaman yang

sudah mendesak untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Beberapa alasan untuk

meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit dalam rangka penyediaan pelayanan

yang memuaskan yaitu :

1. Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang semakin cepat.

Dalam 10 sampai 20 tahun terakhir ini, ilmu kedokteran di dunia, termasuk di

Indonesia telah berkembang tidak saja di tingkat spesialisasi dalam bidang-bidang ilmu

kedokteran, tetapi sudah ke superspesialisasi. Sejalan dengan ini, teknologi yang

dipergunakan juga semakin meningkat. Bisa dipahami bahwa modal dalam dunia

kedokteran juga akan semakin mahal, demikian juga dengan biaya rumah sakit. Karena

itu, manajemen rumah sakit yang tidak baik akan menimbulkan pelayanan kesehatan

yang semakin mahal atau apabila tidak memiliki fasilitas yang memadai maka rumah

sakit tersebut tidak akan dipercaya oleh masyarakat. Dengan menghadapi dilema ini,

rumah sakit dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik tetapi dengan biaya

yang terjangkau.

2. Permintaan masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks.

Masyarakat tidak saja menghendaki pelayanan kedoteran yang baik tetapi juga

semakin meluas. Masalah-masalah yang pada masa lalu tidak menjadi tugas seorang

dokter, saat ini juga menjadi tugas seorang dokter. Dapat dimengerti bahwa karenanya

beban rumah sakit dan dokter juga menjadi semakin berat.

3. Dengan semakin meluasnya bidang kegiatan rumah sakit, diperlukan unsur-unsur

penunjang medis yang semakin meluas juga, misalnya masalah administrasi, pengelolaan

35

Page 36: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

keuangan, hubungan masyarakat dan aspek-aspek hukum/legalitas. Ditambah lagi dengan

unsur-unsur penunjang non medis lainnya, misalnya penyediaan sarana penginapan bagi

keluarga pasien. Dengan adanya berbagai tuntutan ini, manajemen rumah sakit dituntut

untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya.

B. Analisa Terkait Dengan Praktek Kerja

Berdasarkan uraian permasalahan mengenai keterlambatan pembayaran tunjangan daerah

di RSUD Labuang Baji, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya solusi yang efektif dan

efisien. Adapun solusi yang telah dan dapat dilakukan terkait permasalahan ETD, antara lain:

1. Pemasangan Sistem Simpeg yang terintegrasi langsung dengan BKD

Diharapkan dengan pemasangan sistem SIMPEG yang terintegrasi langsung dengan

BKD akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penginputan dan pengolahan

data dari SKPD ke BKD.

2. Komunikasi efektif dengan Kepala ruangan tiap unit

Diharapkan dengan adanya komunikasi yang lebih efektif antara staf operator dengan

kepala ruangan tiap unit untuk mengumpulkan lembar pembagian jadwal shift yang lebih

lengkap setiap sebelum awal bulan mampu mempercepat kinerja staf operator sehingga

tunjangan daerah dapat dibayarkan tepat waktu.

3. Pelatihan aplikasi E-TD Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah bagi staf operator

Diharapkan dengan adanya pelatihan lanjutan aplikasi E-TD Manajemen Absensi dan

Tunjangan Daerah bagi staf operator dapat menambah pengetahuan dan skill dalam

mengoperasikan aplikasi yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja staf

sehingga pembayaran TD juga dapat dilakukan tepat waktu.

36

Page 37: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

BAB V

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

A. Implementasi Pelaksanaan Praktek Kerja

Hari 1

Tabel 4. Impelementasi pelaksanaan praktek kerja hari pertamaNO KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE PELAKSANAAN WAKTU TEMPAT BIAYA KET

1 Mengumpulkan dan menerima lembar pembagian jadwal shift pegawai

Mengetahui unit mana yang belum mengumpulkan lembar shift

Memudahkan untuk tahap memilah dan mengidentifikasi

Mencentang lembar yang sudah terkumpul

Menerima lembar shift

08.00 – 16.15

Ruang ETD RSUD Labuang Baji

-

2 Memilah dan Mengidentifikasi nomor id berdasarkan nama pegawai

Agar id pegawai PNS tidak salah terinput dgn id non PNS

Memudahkan proses penginputan

Menandai dengan stabilo

Mengidentifikasi id pegawai

08.00 – 16.15

Ruang ETD RSUD Labuang Baji

-

3 Menginput rekap absen pegawai harian maupun jadwal shift sebulan

Jadwal absensi dan shift yang akurat

Absensi karyawan masuk dalam etd

Menginput ke dalam aplikasi ETD

Menginput absen harian dan shift

08.00 – 16.15

Ruang ETD RSUD Labuang Baji

-

Hari 2

Tabel 5. Impelementasi pelaksanaan praktek kerja hari keduaNO KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE PELAKSANAAN WAKTU TEMPAT BIAYA KET

1 Menerima dan mengumpulkan bukti ketidakhadiran pegawai

Memudahkan dalam proses pengarsipan yang terabjad

Memudahkan untuk tahap memilah dan mengidentifi-kasi

Mencentang lembar yang sudah terkumpul

Menerima bukti ketidakhadiran

08.00 – 16.15

Ruang ETD RSUD Labuang Baji

-

2 Memilah dan mengidentifikasi id pegawai yang tidak hadir

Agar id pegawai PNS tidak salah terinput dgn id non PNS

Memudahkan proses penginputan

Menandai dengan stabilo

Mengidentifikasi id pegawai

08.00 – 16.15

Ruang ETD RSUD Labuang Baji

-

3 Menginput keterangan pegawai yang tidak absen berdasarkan bukti ketidakhadiran

Keterangan ketidakhadiran yang akurat

Absensi karyawan masuk dalam etd

Menginput ke dalam aplikasi ETD

Menginput keterangan ketidakhadiran

08.00 – 16.15

Ruang ETD RSUD Labuang Baji

-

37

Page 38: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

B. Penjelasan Implementasi Pelaksanaan Praktek Kerja

Hari 1

1. Mengumpulkan dan menerima lembar pembagian jadwal shift pegawai dari Karu tiap

unit, kemudian mencentang atau menandai dari daftar yang sudah dibuat untuk

mengetahui unit mana yang belum mengumpulkan lembar shift. Hal ini dilakukan

untuk memudahkan pada tahap memilah dan mengidentifikasi.

2. Memilah dan Mengidentifikasi nomor ID berdasarkan nama pegawai, kemudian

menuliskan ID yang diperoleh dari data E-TD di lembar shift. Hal ini dilakukan agar

ID pegawai PNS tidak salah terinput dgn ID NON PNS, sehingga memudahkan

proses penginputan.

3. Menginput rekap absen pegawai harian maupun jadwal shift sebulan. Jadwal absensi

dan shift yang sudah dipilah dan diidentifikasi berdasarkan ID menjadi lebih akurat

untuk diinput dalam etd.

Hari 2

1. Menerima dan mengumpulkan bukti ketidakhadiran pegawai dari Karu atau pegawai

yang bersangkutan. Staf kemudian menandai sesuai tanggal masuk yang akan

memudahkan dalam proses pengarsipan yang terabjad.

2. Memilah dan mengidentifikasi ID pegawai yang tidak hadir agar id pegawai PNS

tidak salah terinput dgn ID NON PNS.

3. Menginput keterangan pegawai yang tidak absen berdasarkan bukti ketidakhadiran ke

dalam aplikasi E-TD, sehingga absensi karyawan masuk dalam E-TD menjadi lebih

akurat.

38

Page 39: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan implementasi organisasi

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling

banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu

untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk

masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,

tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan

pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan

rohani. Berangkat dari kesadaran tersebut, rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia

baik milik pemerintah maupun swasta termasuk RSUD Labuang Baji selalu berupaya untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui

penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada fasilitas

pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu, apotik dan sebagainya.

Dari beberapa kasus kita menemukan suatu kenyataan bahwa sering sekali pasien harus

menunggu dalam waktu yang tidak wajar untuk mendapatkan pelayanan medis karena urusan

birokrasi. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi apabila ada kesepakatan antara pemerintah

dengan pihak rumah sakit untuk mempermudah dan memperpendek jalur birokrasi dan

prosedur administrasi.

39

Page 40: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Berdasarkan uraian permasalahan pelayanan di rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa

perlu adanya pembenahan yang bukan hanya berkisar pada pelayanan medis rumah sakit,

tetapi juga terkait dengan masalah birokrasi administrasi seperti pengurusan kartu berobat

maupun berkas-berkas lainnya. Pembenahan di bidang administrasi ini meliputi pembenahan

fasilitas administrasi maupun peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas di rumah

sakit tersebut. Misalnya menambah fasilitas komputer dan membekali petugas dengan ilmu

dan ketrampilan agar dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan tetap menjaga etika

profesi. Beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit dalam

rangka penyediaan pelayanan yang memuaskan yaitu perkembangan ilmu dan teknologi

kedokteran yang semakin cepat, permintaan masyarakat yang semakin meningkat dan

kompleks, serta dengan semakin meluasnya bidang kegiatan rumah sakit, diperlukan unsur-

unsur penunjang medis yang semakin meluas juga, misalnya masalah administrasi,

pengelolaan keuangan, hubungan masyarakat dan aspek-aspek hukum/legalitas. Ditambah

lagi dengan unsur-unsur penunjang non medis lainnya, misalnya penyediaan sarana

penginapan bagi keluarga pasien. Dengan adanya berbagai tuntutan ini, manajemen rumah

sakit dituntut untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya.

Kesimpulan implementasi praktek kerja

Pemberian tambahan penghasilan merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada

Pegawai Negeri Sipil yang memiliki dasar hukum dan kriteria serta indikator penilaian yang

terukur sehingga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, motivasi, kinerja, dan

kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Pergub Sulsel No.56 Tahun 2013 dengan menggunakan

40

Page 41: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

aplikasi E-TD. Idealnya pembayaran tunjangan daerah di setiap SKPD adalah tanggal 10-15

atau setiap pertengahan bulan, namun seringkali pembayaran tunjangan daerah di RSUD

Labuang Baji dibayarkan pada akhir bulan bahkan terkadang loncat hingga bulan berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama 3 (tiga) bulan pertama

melakukan praktek kerja sebagai CPNS, ada dua hal yang menjadi faktor keterlambatan

pembayaran tunjangan daerah di RSUD Labuang Baji, yaitu jaringan internet yang tidak

stabil dan keterlambatan tiap unit mengumpulkan jadwal shift. Hal tersebut dapat diatasi

dengan pemasangan sistem SIMPEG yang terintegrasi langsung dengan BKD sehingga

proses penginputan dan pengiriman data dari SKPD ke BKD diharapkan lebih cepat. Hal

lainnya yang perlu dilakukan adalah menjalin komunikasi dua arah yang lebih efektif ke

KARU tiap ruangan agar mengumpulkan jadwal shift lebih tepat waktu. Hal ketiga yang

penulis anggap perlu untuk dilaksanakan adalah pelatihan lanjutan aplikasi E-TD bagi staf

operator agar dapat menambah pengetahuan dan skill dalam mengoperasikan aplikasi E-TD.

Diharapkan dengan dilakukannya hal-hal tersebut di atas dapat meningkatkan efektifitas dan

efisiensi kinerja staf sehingga pembayaran TD juga dapat dilakukan tepat waktu.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran penulis, antara lain:

1. Unit organisasi RSUD Labuang Baji terkhusus Manajemen rumah sakit, untuk terus

meningkatkan mutu pelayanannya baik dari segi medis maupun non medis.

2. Sub unit praktek kerja, agar staf operator diberikan pelatihan E-TD dan Sistem SIMPEG

yang berkelanjutan dan berkesinambungan guna menambah pengetahuan dan skill yang

dapat menunjang efektifitas dan efisiensi kinerja.

41

Page 42: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

DAFTAR PUSTAKA

BKD Provinsi Sulawesi Selatan. 2014. Buku Panduan E-TD (Web Base Application, AppServ,

dan AppMobile) Manajemen Absensi dan Tunjangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Harun, A. 2014. Bimtek Penerapan Sistem e-TD Bagi Operator dan Petugas Verifikasi Unit

Kerja Lingkup Pemprov Sulsel. (Online) (http://sulselprov.go.id/berita-bimtek-penerapan-

sistem-etd-bagi-operator--petugas-verifikasi--unit-kerja-lingkup-pemprov-

sulsel.html#ixzz3spZZhLh4).

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Gubernur Sulawesi Selatan No. 56 Tahun 2013 Tentang Tambahan Penghasilan Bagi

Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan.

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 56 Tahun 2013 Tentang Tambahan Penghasilan

Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Lingkup Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan.

RSUD Labuang Baji. 2014. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.

42

Page 43: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

Zivani, C. 2012. Analisis Faktor Personal, Kepuasan Kerja dan Persepsi Sanksi Hukuman

dengan Kehadiran Pegawai Bagian Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

SKRIPSI Diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

43

Page 44: Laporan Orientasi Casn Pemprov Sulsel 2015

44