Laporan Ocean Garden
-
Upload
niswah-layyinah -
Category
Documents
-
view
465 -
download
23
description
Transcript of Laporan Ocean Garden
LAPORAN INDIVIDU OBSERVASI DAN WAWANCARA
RESTORAN OCEAN GARDEN MALANG
BERDASARKAN TEORI PERILAKU ORGANISASI
Oleh :
Niswah Layyinah (0911230022)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
A. Deskripsi Restoran Ocean Garden & Javanese Food
a. Gambaran singkat perusahaan
Seiring berkembangnya zaman, pola hidup masyarakat juga makin berkembang.
Sekarang ini semakin banyak muncul makanan cepat saji yang mulai mempengaruhi
pola hidup. Melihat potensi tersebut, maka Perusahaan Turen Indah menggagas
sebuah konsep restoran dengan pola lingkungan yang lebih asri dan nyaman layaknya
di desa.
Maka restoran yang dibangun di Malang ini memiliki 3 Lokasi, yakni 2 di
Malang dan 1 ada di Kota Batu. 2 Lokasi di Malang adalah Rumah Makan Ocean
Garden Seafood & Javanese yang terletak di tempat strategis yang mudah dijangkau
masyarakat maupun mahasiswa, yaitu di Jl. Raya Soekarno Hatta.
Rumah Makan Ocean Garden & Javanese ini merupakan rumah makan yang
khusu menjual menu-menu seafood. Suasana Ocean Garden & Javanese dibuat
senyaman mungkin agar pelanggan lebih betah menikmati makanan dan minuman
yang tersaji. Salah satunya dengan tersedianya tempat-tempat lesehan selain meja dan
kursi makan. Kemudian penataan restoran yang bergaya pedesaan dengan hiasan
tanaman dan kolam untuk memanjakan mata pengunjung.
b. Visi misi perusahaan
Visi : “Memberikan pelayanan terbaik dan sajian yang memuaskan dengan harga
terjangkau bagi konsumen.”
Misi : “Menjadi restoran yang bisa dikenali dengan ciri khas pelayanan dan sajian
terbaik di seluruh cabang Ocean Garden Group dan bisa menjangkau semua lapisan
masyarakat.”
c. Core business
Perusahaan ini bergerak dibidang bangunan dan restoran, namun dalam hal ini
yang menjadi subjek observasi kami adalah restorannya. Restoran ini ada beberapa
cabang, di Malang, dalam hal ini fokus pengamatan kami yaitu Ocean Garden
Seafood and Javanese Food Restaurant yang berada di jalan Soekarno-Hatta.
Menu Makanan di Ocean Garden
d. Struktur Organisasi Restoran
B. Captain
C. Analisis Hasil Wawancara Ocean Garden & Javanese
a) Teori Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi merupakan sebuah studi yang menyelidiki pengaruh yang
dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi
yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan
keefektifan suatu organisasi.
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, maka perilaku organisasi adalah
sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang
umum. Perilaku organisasi mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam
organisasi meliputi : Individu, Kelompok dan Struktur.
Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Begitu juga
dengan perilaku organisasi. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin
dijelaskan atau diprediksikan dan dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Beberapa
variabel dependen dalam perilaku organisasi meliputi : produktivitas, absensi,
turnover, dan kepuasan kerja. Lalu ditambahkan dua variabel lain yaitu perilaku
Operator Manajer
Chef Kasir Supervisor
CaptainAssistant Chef
Cook Pantry CS Waiters
Steward Pembantu Pantry
menyimpang di tempat kerja dan perilaku kewarganegaraan organisasional
(organizational citizenship behavior).
Variabel Dependent
a) Produktivitas.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan
melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya
serendah mugkin. Menurut Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat
diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan
(input). John Suprihanto (1994:19) mendefinisikan produktivitas sebagai
perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya
yang dipergunakan (input).
Produktivitas juga merupakan ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan
efisiensi. Efektif artinya ketika berhasil memenuhi kebutuhan seseorang. Efisien
tercapai ketika bisa memenuhi kebutuhan seseorang dengan biaya rendah.
b) Mangkir
Absenteeism didefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir
merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi pemberi kerja.
Tingginya angka ketidakhadiran merugikan perusahaan karena perusahaan tetap
mengeluarkan uang untuk membayar gaji pegawai, tetapi di sisi lain pegawai
tidak memberikan kontribusi apapun pada saat absen. Dengan demikian, semakin
banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai, maka semakin berkurang
produktivitas kerjanya.
Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes adalah :
1) Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan, penekanan terhadap
kelompok, norma kelompok kerja, gaya pemimpin, hubungan antar karyawan,
dan kesempatan untuk maju.
2) Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja
3) Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur, sex dan family
size
4) Kepuasan pada situasi kerja
5) Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem insentif,
norma kelompok kerja, etika kerja personal dan komitmen organisasi.
6) Motivasi kehadiran
7) Kemampuan untuk hadir meliputi sakit dan kecelakaan, tanggung jawab
keluarga, dan problem transportasi.
8) Kehadiran karyawan.
Delapan faktor ini merupakan sebuah model konseptual yang didasarkan pada
104 studi tentang ketidakhadiran (Steers dan Rhodes, 1978; dalam Usmara,
2003:51).
c) Turnover
Perputaran karyawan adalah pengunduran diri secara permanen secara sukarela
maupun tidak sukarela dari suatu organisasi. Menurut Mueller (2003: hal 2-5),
ada beberapa aspek yang bisa dipakai sebagi prediktor dari turnover. Yakni:
1) Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (External alternatives.).
Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk meninggalkan
organisasi di saat mereka memiliki tempat yang menjadi tujuan, maka
literatur lebih menekankan pada persepsi mengenai alternatif eksternal
sebagai prediktor dari turnover organisasional.
2) Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (Internal alternatives).
Menurut Cable dan Turban (2001) dalam Mueller (2003:hal 2-3) bagi banyak
karyawan, minat dan ketertarikan pada pekerjaan tidak hanya semata
didasarkan pada posisi yang tersedia namun juga konteks organisasi secara
keseluruhan. Salah satu konteks organisasional yang penting tersedianya
adalah alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan dan kualitas
pekerjaan yang bisa diacapai dalam organisasi bisa digunakan sebagai indeks
utilitas dari turnover disamping persepsi terhadap alternatif eksternal.
Karyawan tidak akan melakukan turnover dari organisasi jika ia merasa
bahwa ia bisa atau mempunyai kesempatan untuk pindah (internal transfer)
ke pekerjaan lain, di organisasi yang sama yang dianggapnya lebih baik.
3) Harga /nilai dari perubahan kerja ( Cost of job change) Individu
meninggalkan organisasi seringkali dikarenakan tersedianya alternatif-
alternatif yang mendorong mereka untuk keluar dari organisasi. Namun ada
faktor lain yang membuat individu memilih untuk tetap bertahan, yakni
faktor keterikatan (Embeddedness. Individu yang merasa terikat dengan
organisasi cenderung untuk tetap bertahan di organisasi. Keterikatan
menunjukkan pada kesulitan yang dihadap oleh individu untuk berpindah /
mengubah pekerjaan, meski ia mengetahui adanya alternatif yang lebih baik
di luar. Salah satu faktor yang meningkatkan harga dari turnover adalah
asuransi kesehatan dan benefit-benefit yang didapat dari organisasi (misal
pensiun dan bonus-bonus). Hubungan finansial ini juga berkaitan erat dengan
komitmen kontinuans (continuance commitment), yaitu kesadaran karyawan
bahwa turnover membutuhkan biaya (Meyer & Allen, 1997) dalam Mueller
(2003: hal 4-5)
4) Kejadian-kejadian kritis (Critical Events). Menurut Beachs (1990) dalam
Mueller (2003:10-13), kebanyakan orang jarang memutuskan apakah mereka
tetap bertahan di pekerjaan yang ada ataupun tidak, dan tetap
mempertahankan pekerjaan yang sama sebagai fungsi dari suatu pilihan
dibanding suatu kebiasaan. Kejadian-kejadian kritis, memberikan kejutan
yang cukup kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang kembali
situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan nyata. Contoh dari kejadian-
kejadian kritis diantaranya adalah perkawinan, perceraian, sakit atau
kematian dari pasangan, kelahiran anak, kejadian yang berkaitan dengan
pekerjaan seperti diabaikan dalam hal promosi, menerima tawaran yang lebih
menjanjikan atau mendengar tentang kesempatan kerja yang lain. Semua
kejadan-kejadian tersebut bisa meningkatkan atau menurunkan
kecenderungan seseorang untuk turnover, karena setiap kejadian bisa
disikapi secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
d) Kepuasan Kerja (job satisfaction), yaitu suatu perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-
karakteristiknya.karyawan yang merasa puas jauh lebih produktif bila di
bandingkan dengan karyawan yang tidak puas.
e) Perilaku menyimpang ditempat kerja (deviant workplace behavior),
diartika sebagai perilaku sukarela yang melanggar norma-norma organisasi
yang signifikan dan dengan demikian, mengancam kesejahteraan anggota-
anggotanya. Norma-norma tersebut adalah kebijaksanaan perusahaan yang
melarang perilaku-perilaku tertentu, seperti mencuri dll.
f) Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational citizenship behavior),
adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja
formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi
tersebut secara efektif.
Variabel Indepent berupa :
1) Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada
sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik
biografi, kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi,
motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan.
2) Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti
komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur
kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan
kelompok.
3) Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir
sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan
sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang antara lain : (a)
Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan,
pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan
sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material,
lingkungan kerja, metode kerja.
Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model perilaku organisasi yang
menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan
manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:
1. Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan dengan orientasi manajerial
otoritas. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap ketaatan dan
ketergantungan pada bos. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah
subsisten. Hasil kinerja minimal.
2. Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber daya ekonomi dengan
orientasi manajerial uang. Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada
keamanan dan manfaat dan ketergantungan pada organisasi. Kebutuhan
karyawan yang terpenuhi adalah keamanan. Hasil kinerja adalah kerjasama
pasif.
3. Mendukung – Dasar dari model ini adalah kepemimpinan dengan orientasi
manajerial dukungan. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap
prestasi kerja dan partisipasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah
status dan pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.
4. Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan dengan orientasi manajerial
kerja sama tim. Para karyawan pada gilirannya berorientasi ke arah perilaku
yang bertanggung jawab dan disiplin diri. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi
adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah antusiasme moderat.
b) Perilaku Organisasi di Ocean Garden & Javanese
Berdasarkan hasil wawancara dan penjelasan teori di atas, maka analisis
dari perilaku organisasi Ocean Garden akan dijelaskan berikut ini.
Variabel Dependen dari perilaku organisasi meliputi beberapa hal. Pertama
produktivitas. Di Ocean Garden sendiri, sumber daya manusia merupakan salah
satu penentu efektivitas dan efesiensi produktivitas. Dengan struktur kerja yang
tersusun sedemikian rupa, maka hal tersebut sudah mencakup pembagian kerja
sehingga tiap individu mengerti pekerjaan apa yang harus dilakukannya.
Selain itu, dengan dipasangnya jabatan seperti manajer, supervisor dan
kapten maka pengawasan produktivitas dapat dijalankan dengan efektif.
Pimpinan tertinggi, yaitu operator manajer tidak harus terus turun tangan
mengawasi kinerja karyawannya. Ia tinggal mendengar laporannya dari manajer.
Libur yang ditetapkan bagi karyawan pun hanya satu hari dan tidak harus
hari minggu. Jadi dengan libur yang menyesuaikan dengan kebutuhan karyawan
maka dapat menjaga produktivitas Ocean Garden dengan baik dan
menghindarkan dari mangkir/absen.
Ocean Garden sendiri memiliki cabang lain di Malang. Hal ini akan
meningkatkan produktivitas karena menyesuaikan kebutuhan karyawannya
berdasarkan jarak yang ia tempuh antara rumah dan tempat kerja. Karyawan bisa
memilih mendaftar di cabang Ocean Garden yang terdekat dengan tempat
tinggalnya.
Kedua adalah mangkir/absen. Ketidakhadiran karyawan merupakan salah satu
analisis dari perilaku organisasi. Begitu juga dengan di Ocean Garden,
ketidakhadiran karyawan pasti ada dan memiliki sebab yang bermacam-macam.
Mungkin karena sakit atau ada keperluan mendadak. Namun ketidakhadiran
tersebut harus dengan ijin yang jelas. Berdasarkan wawancara dengan manajer
Ocean Garden maka bila karyawan absen tanpa ijin yang jelas maka akan diberi
surat peringatan dan dipindah ke restoran Ocean Garden di cabang lain untuk
menimbulkan efek jera. Sedangkan bila hal tersebut tidak merubah perilaku
karyawan maka Ocean Garden akan memberhentikan karyawan tersebut.
Ketiga adalah turnover atau karyawan yang berhenti dari pekerjaannya atau
diberhentikan oleh Ocean Garden. Berdasarkan pernyataan karyawan pada
wawancara maka tampaknya karyawan yang meminta berhenti sendiri dari Ocean
Garden jarang ditemui karena Ocean Garden sendiri menjaga kepuasan kerja
karyawannya.
Sedangkan turnover yang berupa pemberhentian karyawan dari perusahaan
terjadi bila karyawan melanggar tata tertib di Ocean Garden.
Keempat adalah kepuasan kerja. Di Ocean Garden, kepuasan kerja dijaga
dengan baik. Salah satunya dengan yaitu dengan bonus berupa voucher makanan
dan promosi naik jabatan, entah itu menjadi kapten maupun supervisor. Selain itu
suasana kerja dibuat senyaman mungkin dengan sistem kekeluargaan sehingga
antar karyawan dapat akrab layaknya saudara.
Kelima adalah perilaku menyimpang di tempat kerja. Menurut hasil
wawancara, manajer Ocean Garden tidak menjelaskan jenis-jenis pelanggaran
karyawan di Ocean Garden yang dikategorikan perilaku menyimpang. Yang
sempat disebutkan hanya berupa bila karyawan sering tidak masuk kerja tanpa
alasan yang jelas.
Keenam adalah perilaku kewargaan organisasi. Karena sistem kekeluargaan
yang diterapkan di Ocean Garden maka karyawan dapat memiliki sense of
belonging atau rasa kepemilikan kepada Ocean Garden. Dampaknya bukan hanya
terciptanya kerjasama antar karyawan, tapi juga inisiatif karyawan membantu
pekerjaan temannya bila ia membutuhkan. Selain itu bila ada karyawan yang
ulangtahun maka teman-temannya kompak memberi kejutan seperti mengerjai
atau membuat pesta kecil-kecilan. Ini membuat karyawan merasa dihargai
keakraban dalam sistem kekeluargaan Ocean Garden bisa menciptakan
kesolidan dan berdampak bagi produktivitas di Ocean Garden.
Sedangkan Variabel Independent dari perilaku organisasi di Ocean Garden
adalah meliputi faktor :
1. Individu
Karyawan yang direkrut di Ocean Garden adalah setingkat SMA. Menurut
observasi kami, karena restoran ini mengusung konsep masakan Indonesia dan
suasana dibentuk seperti tempat di sebuah pedesaan Indonesia maka karyawan
yang direkrut juga warga Indonesia, khususnya etnis Jawa yang bermukim di
Malang. Karyawan Ocean Garden ini juga masih berada di usia dewasa awal,
yaitu 18-20 tahun.
Spesifikasi tersebut tentunya untuk menyesuaikan antara konsep utama Ocean
Garden dengan kepribadian karyawan yang sopan dan mengerti budaya Jawa
serta berusia muda. Selain itu sebagian besar karyawan juga beragama Islam
sehingga mayoritas karyawan perempuannya memakai jilbab. Karakteristik ini
juga sesuai dengan mayoritas konsumen Ocean Garden yang merupakan
warga Malang etnis Jawa beragama Islam.
2. Kelompok
Faktor kelompok di Ocean Garden seperti bagaimana sikap karyawan kepada
sesama karyawan maupun kepada atasan. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, Ocean Garden memiliki struktur organisasi yang berjenjang.
Maka karyawan waitres harus menghormati atasannya, yaitu kapten,
supervisor dan manajer. Begitu juga dengan atasan, ia juga bertanggungjawab
mengatur anak buahnya dan membuat kebijakan yang bertujuan untuk
mensejahterakan mereka.
Sementara perilaku antar karyawan Ocean Garden yang memiliki jabatan yang
setara yaitu berupa kerjasama menurut job desc masing-masing. Yaitu seperti
hasil wawancara kami, ketika Ocean Garden ramai dan banyak pelanggan,
maka karyawan-karyawan lain harus bekerjasama dan membantu teman-
temannya.
3. Organisasi
Ocean Garden memiliki sudah memiliki struktur organisasi yang baik dan
efisien menurut job description dan job analysis-nya. Maka struktur ini sangat
mempengaruhi kinerja karyawan serta orang-orang yang menempati jabatan
tertentu seperti manajer dan supervisor. Mereka dengan mudah mengerti tugas
dan tanggungjawab masing-masing sehingga pekerjaan di Ocean Garden
menjadi efisien dan efektif.
Selain struktur, sumber daya manusia yang mengisinya pun tidak boleh
sembarangan. Maka dari itu Ocean Garden mengadakan rekrutmen dan seleksi
bagi para karyawannya. Sedangkan karyawan yang terpilih masih harus
mengikuti training selama 3 bulan sebelum akhirnya menjadi karyawan tetap
di Ocean Garden.
Kebijakan perusahaan juga penting dalam mengatur Ocean Garden. Salah satu
kebijakan ini berupa promosi dan bonus bagi karyawan dengan kinerja baik
sehingga mereka terpacu untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.
Sedangkan dalam model perilaku organisasi, Ocean Garden termasuk dalam
model mendukung. Hal ini karena banyaknya iming-iming bonus atas prestasi kerja
karyawannya sehingga hasil kinerja terbangun drive atau dorongan yang diberikan
oleh pimpinan Ocean Garden.
D. Daftar Pustaka
Mueller, John Dwight Kammeyer. 2003. Turnover Processes in a Temporal Context:It’s
About Time
Rosa E. (2001). Analisis Organisasi dan Kepemimpinan pada Organisasi Instalasi
Penelitian Pengkajian Teknlogi Pertanian Padang. Bogor: Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan Institut Pertanian Bogor.
Davis, Keith., dan John W. Newstrom. (1995). Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh.
Terjemahan. Jakarta : Erlangga.
Thoha, M. (2005). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
LAMPIRAN
I. Lampiran Hasil Wawancara dengan Manager Ocean Garden Seafood and Javanese
Food Restaurant
1. Q: Selamat siang, Bu. Kami dari program studi psikologi Universitas Brawijaya, ingin
menanyakan beberapa hal yang terkait dengan restoran Ocean Garden ini.
A: Selamat siang, baik. Silakan duduk, Mbak.
2. Q: Jumlah karyawan yang bekerja di Ocean Garden Restaurant ini ada berapa orang,
Bu?
A: Total jumlah karyawannya sebanyak 50 orang, terbagi atas 25 orang ditempatkan
di bagian dapur, 3 orang sebagai OB (Office Boy) dan sisanya yaitu 22 orang sebagai
waiter.
3. Q: Mengenai restoran ini sendiri, apakah mempunyai cabang di tempat lain?
A: Ocean Garden Seafood and Restaurant ini sebenarnya merupakan salah satu
cabang, mbak. Jadi kami berpayung pada suatu perusahaan yang bernama Turen
Indah. Turen Indah sendiri merupakan suatu perusahaan yang juga memegaang
kendali sebagai material supplier, ada guesthouse juga, dan resto.
4. Q: Kalau restonya sendiri di Malang ini ada berapa cabang, Bu?
A: Kalau untuk di daerah Malang, kami ada di Soekarno Hatta ini, di Batu, dan
satunya di daerah dekat stasiun kota Malang
5. Q: Mengenai proses recruitment dan seleksinya, kalau disini pelaksanaanya
bagaimana Bu?
A: Oh, kalau mengenai proses rekruitment dan seleksinya disini juga ada Mbak. Di
sini kan kami kan juga terbagi menjadi beberapa divisi. Ada divisi atau bagian
dapurnya, ada bagian OB, ada bagian waiternya juga. Nah, biasanya ya disesuaikan
aja. Jadi misalnya kalau untuk mencari karyawan bagian dapur, ya yang diinginkan
pasti harus bisa masak, menguasai masakan Indonesia, dan beberapa Chinesee food
juga. Sedangkan kalo untuk karyawan di bagian dapur, ya paling kami menginginkan
standar SMA aja. Tetapi untuk job spec nya tidak boleh dituturkan secara detail,
Mbak. Karena kan itu termasuk rahasia perusahaan.
6. Q: Apakah jumlah 50 orang karyawan tersebut akan selalu tetap, Bu? Maksudnya
jumlah yang bekerja konstan terus di perusahaan ini?
A: Kalau masalah itu, biasanya kami agak sedikit fleksibel, Mbak. Jadi kalau ada
momentum tertentu seperti di Hari Raya Idul Fitri, kami akan mengadakan rekruitmen
dan seleksi untuk mencari karyawan kontrak atau sementara. Jadi sesuai yang kami
butuhkan lebih tepatnya. Tapi kalau di hari-hari biasa seperti ini biasanya jumlahnya
50 orang.
7. Q: Kalau mengenai training atau pelatihan, di Ocean Garden ini teknisnya bagaimana,
Bu?
A: Kalau training, kami juga ada. Tapi teknis pelaksanannya tidak secara khusus.
Training itu akan diberikan kepada calon karyawan yang telah lulus
pengadministrasiannya. Jadi, kami juga menjadikan training itu sebagai nilai dan juga
penentu apakah ia lolos seleksi atau tidak. Jadi biasanya, ketika sudah lolos
pengadministrasian, kami akan langsung mengadakan training selama 3 bulan kepada
calon karyawan tersebut. Teknik training yang diterapkan disini adalah terjun
langsung, jadi calon karyawan biasanya akan belajar langsung di lapangan. Misalnya,
langsung belajar sambil mengikuti dan melihat kapten atau rekan sejawat lainnya
yang sudah lebih berpengalaman dalam menjalankan tugasnya (melayani pelanggan)
8. Q: Kalau mengenai gaji karyawan disini, seperti apa Bu?
A: Untuk gaji karyawan, disini kami memakai standar UMR untuk gaji pokoknya. Ya,
lalu untuk beberapa jabatan tertentu diikuti dengan tunjangan-tunjangan lainnya.
Seperti ada tunjangan jabatan, dari prestasi, dan lain-lain.
9. Q: Mengenai jam kerja, karyawan disini harus bekerja berapa jam sehari, Bu?
A: Untuk jam kerja, kami menetapkan aturan 8 jam per harinya bagi para karyawan.
Namun untk bagian dapur, bekerja selama 9 jam. Namun, 1 jam nya itu sudah kami
hitung overtime (lembur).
10. Q: Kalau mengenai hari kerja setiap karyawan, pembagiannya biasanya bagimana,
Bu?
A: Oh, kalau masalah itu biasanya tugas kapten, Mbak. Yang jelas, dalam 1 minggu,
setiap karyawan itu harus dapat libur semua. Kemudian dalam 1 hari, juga harus ada
komposisinya, jadi jumlah karyawan laki-laki dan perempuan harus seimbang. Itu
semua sudah menjadi tugas kapten.
11. Q: Oiya, tadi Ibu sempat mengatakan, ada reward bila berprestasi, kalau itu teknisnya
bagaimana, Bu?
A: Oh tentu saja ada. Kalau reward itu biasanya kita macem-macem, Mbak. Biasanya
pertama kali kita nilai dari absensinya. Sering izin atau nggak, sering terlambat atau
nggak. Kami akan mengakumulasi absensi tiap bulan. Nah, dari akumulasi itu
biasanya kami suka memberikan reward berupa voucher makan gratis. Selain itu,
hitungan absensi itu juga bisa mempengaruhi seorang karyawan dalam menduduki
posisi sebagai kapten.
12. Q: Tadi kan ibu sudah menceritakan tentang reward, kalau mengenai punishmentnya
disini bagaimana, Bu?
A: Kalau untuk punishment kami juga akan memberikannya bila seorang karyawan
itu lalai, Mbak. Tetapi biasanya penghitungannya kami kalkulasi setiap bulannya.
Jadi, misalnya kalau dari absen, kita evaluasi apakah sering tidak hadir, izin tanpa
alasan, telat, dan lain sebagainya. Biasanya, pertama, kami akan berikan surat teguran
dulu. Tapi kalau nggak ada perhatian, biasanya kami rolling sebagai punishmentnya.
Jadi kami rekomendasikan untuk dipindahkan ke resto lain, misalnya di Batu, sebagai
efek jera agar memperbaiki kinerjanya. Kalau misalnya nggak ada perubahan dan
nggak mempan juga, ya terpaksa kami berikan surat pemberhentian.
13. Q: Kalau pemilihan kapten itu teknisnya bagaimana, Bu?
A: Seperti yang telah saya utarakan sebelumnya, biasanya kita melihat dari akumulasi
absensi, kemudian juga kinerjanya. Untuk kapten, pasti akan terpilih kalau kinerjanya
baik juga. Setiap bulan, pasti kan ada evaluasi kerja. Darisana bisa terlihat bagaimana
kinerja masing-masing karyawan. Pada dasarnya, semua karyawan memiliki
kesempatan yang sama untuk bisa menjadi kapten, tetapi masalah waktu aja. Nanti
kan bergilir.
14. Q: Kalau acara tour bersama atau refreshing bagi karyawan itu ada nggak, Bu?
A: Kalau untuk refreshing karyawan, kami juga ada, Mbak. 1 tahun biasanya kami
adakan 2 kali, saat momentum hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru. Mengenai
anggarannya ya dari resto sendiri, pelaksanaannya ya disesuaikan dengan teknis aja.
15. Q: Apakah ada hukuman bagi yang melakukan kesalahan kerja ? misalnya terlambat
atau bolos kerja ?
A: iya ada. bagi mereka yang absen kerjanya tidak sesuai maka, akan dipotong honor,
dan apabila pelanggaran yang dilakukan berat maka dipindahkan sementar di resto
yang lain.
16. Q:ooh jadi hukuman yang diberikan maksimalnya itu dipindahkan sementara ya Bu ?
A: ada juga yang pernah saya keluarkan karena memang pelanggarannya berat.
17. Q:Bagaimana dengan pengikutsertaan karyawan ke dalam seminar-seminar motivasi
atau ada training – training yang berhubungan dengan etos kerja mereka ?
A: biasanya yang diutus hanya manager sebagai perwakilan kemudian di training
secara langsung oleh saya.
18. Q : bagaimana dengan rolling jabatan, maksudnya karena beberapa resto berada di
satu payung yang sama, mungkinkah saling tukar karyawan ? tapi bukan dalam artian
sebagai hukuman.
A: tidak, dalam kebijakan kami tidak ada, karena karyawan yang bekerja juga sesuai
dengan tempat tinggal mereka bisa menjangkau yang mana. Jadi apabila harus
dirolling lagi, akan susah untuk urusan mereka pribadi.
19. Q : gini Bu, kami mau nanya juga, kan disini pastinya setiap karyawan sudah
memiliki tugas sesuai dengan bagiannya, apakah pernah terjadi kerancuan dalam
pembagian tugas ? misalnya pekerjaannya menjadi tidak sesuai dengan tugas yang
seharusnya ?
A : Alhamdulillah, disini karyawannya tidak seperti itu. Jadi mereka sudah
professional dalam bekerja. Tergantung apabila banyak pekerjaan misalnya restoran
dalam keadaan yang sangat ramai, maka yang lainnya ikut turun tangan dalam
membantu yang lainnya. Tapi semua ini conditional, tidak selamanya akan seperti
itu .
20. Q : Berarti koordinasi pusat semuanya harus dari Turen Indah dulu, baru bisa
dilaksanakan ?
A : iya, jadi kami tidak bisa langsung, karena harus berdasarkan kebijakan dari
payung pusatnya. Kami selaku manajaer dari setiap resto hanya bisa menyampaikan
permintaan berdasarkan kondisi resto yang ada dan menyampaikan ke pusat, apabilia
dsietujui baru bisa dilaksanakan, begitu juga kalau terjadi apa – apa semuanya harus
dikembalikan ke pusat dulu baru kami bisa ambil tindakan.
II. Lampiran Hasil Wawancara dengan Kapten Ocean Garden Seafood and
Javanese Food Restaurant
1. Q : Apakah tiap dapur memiliki urusan menu sendiri-sendiri?
A: Iya. Dibagi-dibagi. Chinese sendiri, Java sendiri. Goreng sendiri, rebus sendiri,
dll. Jadi mereka yang diterima kerja disini yang memang sudah mempersiapkan
keahliannya.
2. Q : Misal masakan Cina, kokinya dari Cina langsung atau terserah?
A : Enggak. Kokinya dari sini, kewarganegaraan Indonesia. Disini orang
Indonesia semua .
3. Q : Kalo pengen jadi Kapten seperti Anda, harus dari bawah dulu atau langsung
diangkat jadi kapten? Atau dilihat dari prestasi?
A : Iya, dari bawah dulu, dilihat kinerjanya. Dilihat bagaimana kesehariannya,
pengambilan keputusannya, bagaimana berkomunikasi dll.
4. Q : Kriteria jadi kapten gmna?
A : Saya kurang tau. Tapi kurang lebihnya ya seperti yang saya katakan tadi. Itu
dipilih langsung sama manajer. Tiba-tiba diangkat, tapi yang lainnya sudah
mengerti.
5. Q : Anda mungkin bisa mengira-ngira, kenapa kok bisa sampai dipilih? Ada apa
gitu?
A : Iya. Dulu kan ada perpindahan juga. Soalnya ada pembukaan resto baru, jadi
harus ada yang diangkat. Dilihat dari kinerjanya. Mungkin kinerja saya bagus, jadi
saya dipilih, hehe.
6. Q : Apakah anda merasa bahwa terpilihnya Anda sebagai Kapten anda lebih
termotivasi untuk bekerja dsisini ?
A : iya saya cukup bangga dengan terpilihnya sebagai kapten, berarti saya selama
ini telah bekerja dengan baik, dan kalau masih bisa memberikan yang terbaik saya
akan tetap berusaha . Tapi disisi lain saya juga harus tetap bisa bertanggung jawab
lebih, karena apabila saya melakukan yang terbaik akan membawa perusahaan ini
ke arah yang lebih baik juga.
7. Q : Dulu awal kerja disini Anda jadi apa?
A : Jadi resto ini udah buka 8 bulan, saya baru masuk sini. Awalnya jadi waiters
dulu, kemudian dalam waktu 6 bulan saya diangkat jadi kapten. Kaget juga, tapi
yaa saya tetap harus bertanggung jawab dengan tugas saya.
8. Q : Kalo ada apa-apa, Anda koordinasi langsung sama manajernya nggak?
A : Sama atasan saya dulu, supervisor. Setelah itu dari supervisor baru ke manajer.
9. Q : gimana dengan motivasi Anda kerja disini ?
A : ya itu karena saya emang lagi butuh kerja mas. Lagian disini teman-temannya
baik dan managernya baik pula jadi saya senang dan betah.
10. Q: Gimana kalau misalnya ada complain dari pelanggan baik itu secara langsung
atau pelanggannnya lapor ke Manager ?
A : sebagai karyawan, kami harus menerima complain dengan wajah yang ramah,
walaupun pelanggannya marah-marah. Itu juga sebagai salah satu resiko yang
harus kami terima. Sering juga biasanya pelanggan yang datang dengan wajah
yang yaaa agak kurang menyenangkan, tapi kami tetap harus memberikan yang
terbaik.
III. Lampiran Hasil Wawancara dengan Karyawan Ocean Garden Seafood and
Javanese Food Restaurant
Q: Motivasi Anda tetap bekerja disini apa ?
A: motivasi saya bekerja disini ya saya senang – senang saja . orang-oranya baik-baik
kok, manajernya juga pengertian. Kadang- kadang saling membantu.
Q : Apakah Anda tidak terdorong untuk mendapatkan penghargaan dari hadiah-hadiah
yang ditawarkan Bu Manager. Kami dengar, bahwa biasanya sering ada penghargaaan
yang diberikan karena absen dan etos kerja.
A : tidak terpikir lagi untuk itu, kalau menurut saya yang dapat ya sudah rejekinya.
Intinya saya bekerja sebaik mungkin, semampu yang bisa saya berikan pada perusahaan
ini. Karena saya rasa imbalan yang saya dapat dari bekerja disini sudah cukup,
kalaupun ada hadiah tambahan lagi ya berarti itu rejeki saya.
Q :Anda sama sekali tidak ingin berusaha untuk menjadi kapten seperti rekan Anda
yang lain ?
A : kalau untuk terpilih sebagai kapten saya siap-siap saja, karena menurut saya kalau
saya terpilih berarti saya dirasa mampu. Tapi sejauh ini saya bekerja sebaik yang saya
bisa. Kalau memang terpilih ya Alhamdulillah, kalau tidak saya juga biasa-biasa saja.
Karena tanggung jawabnya juga akan bertambah.