LAPORAN NERACA PEMBAYARAN...

64
LAPO NERA INDO Realisa ORA ACA ONES si Triwu N PEM SIA ulan III 2 MBAY 008 YARA AN Edisi P Novem Publikasi mber 2008 1

Transcript of LAPORAN NERACA PEMBAYARAN...

Page 1: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

LAPONERAINDO

Realisa

ORAACA ONES

si Triwu

N PEM

SIA

ulan III 2

MBAY

008

YARAAN

Edisi PNovem

Publikasi mber 2008

1

Page 2: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

2

Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail : [email protected] Website : www.bi.go.id

Page 3: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

3

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan III 2008

Edisi Publikasi November 2008

Page 4: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

4

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 5: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

5

RINGKASAN …………………………………………………………… 1

PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN III 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

…………………………………………………………… 3

TRANSAKSI BERJALAN …………………………………………………………… 7

1. Neraca Perdagangan Nonmigas …………………………………………………………… 7

1.1. Ekspor Nonmigas …………………………………………………………… 7

1.2. Impor Nonmigas …………………………………………………………… 13

2. Neraca Perdagangan Migas …………………………………………………………… 16

2.1. Minyak …………………………………………………………… 16

2.2. Gas …………………………………………………………… 18

3. Neraca Jasa …………………………………………………………… 19

4. Neraca Pendapatan …………………………………………………………… 21

5. Transfer Berjalan …………………………………………………………… 22

TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL …………………………………………………………… 25

1. Transaksi Modal …………………………………………………………… 25

2. Transaksi Finansial …………………………………………………………… 25

2.1. Sektor Publik …………………………………………………………… 26

2.2. Sektor Swasta …………………………………………………………… 30

CADANGAN DEVISA …………………………………………………………… 35

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL …………………………………………………………… 37

BOKS :

Fenomena Defisit Transaksi Berjalan …………………………………………………………… 41

LAMPIRAN …………………………………………………………… 43

DAFTAR ISI

Page 6: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

6

DAFTAR TABEL Hal

Hal

Tabel.1 Perkembangan NPI & Beberapa Indikator Ekonomi

Pada Triwulan III 2008

5 Tabel.14 Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama

15

Tabel.2 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

8 Tabel.15 Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal

Utama

15

Tabel.3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

9 Tabel.16 Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari

Beberapa Negara Asal Utama

15

Tabel.4 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara

Tujuan Utama

9 Tabel.17 Nilai Impor Hydrocarbon dari Beberapa Negara

Asal Utama

16

Tabel.5 Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara

Tujuan Utama

10 Tabel.18 Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa

Negara Asal Utama

16

Tabel.6 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

10 Tabel.19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak 16

Tabel.7 Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

11 Tabel.20 Demand dan Supply Minyak Dunia 17

Tabel.8 Nilai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara

Tujuan Utama

12 Tabel.21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas 18

Tabel.9 Nilai Ekspor Timah ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

12 Tabel.22 Cadangan Gas Indonesia 19

Tabel.10 Nilai Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

12 Tabel.23 Implied Yield/Interest Rate 22

Tabel.11 Share Impor yang Dipengaruhi Komponen

Permintaan Akhir

14 Tabel.24 Perkembangan Hibah Non Investasi

23

Tabel.12 Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa

Negara Asal Utama

14 Tabel.25 Perkembangan HIbah Investasi

25

Tabel.13 Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal

Utama

15 Tabel.26 Indikator Sustainabilitas Eksternal 37

DAFTAR GRAFIK Hal

Hal

Grafik.1 Transaksi Berjalan 7 Grafik.10 Volume Ekspor Karet ke Beberapa Negara

Tujuan Utama

11

Grafik.2 Neraca Perdagangan Nonmigas 7 Grafik.11 Harga Udang Dunia 12

Grafik.3 Nilai Ekspor Nonmigas 8 Grafik.12 Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara

Tujuan Utama

13

Grafik.4 Harga CPO Dunia 8 Grafik.13 Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal 13

Grafik.5 Volume Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

9 Grafik.14 Perkembangan Nilai Impor Nonmigas 13

Grafik.6 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

9 Grafik.15 Perkembangan Harga Minyak 18

Grafik.7 Harga Batubara Dunia 10 Grafik.16 Produksi Minyak dan Konsumsi BBM 18

Grafik.8 Volume Ekspor batubara ke beberapa Negara

Tujuan Utama

10 Grafik.17 Perkembangan Neraca Jasa 19

Grafik. 9 Harga Karet Dunia 11 Grafik. 18 Perkembangan Jasa Travel 20

Page 7: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

7

Grafik.19 Perkembangan Neraca Pendapatan 21 Grafik.30 Perkembangan Posisi Pinjaman per Negara

Kreditor Utama

29

Grafik.20 Perkembangan Worker’s Remittances 23 Grafik.31 Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis

Valuta Utama

29

Grafik.21 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per

Jenis Investasi

25 Grafik.32 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri

Pemerintah

30

Grafik.22 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per

Sektor

26 Grafik.33 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor

Swasta

30

Grafik.23 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik 26 Grafik.34 Perkembangan Direct Investment di Indonesia 30

Grafik.24 BI Rate dan Fed Rate 27 Grafik.35 Arus Masuk FDI Migas 30

Grafik.25 Perkembangan Kepemilikan SUN dan SBI oleh

Asing

27 Grafik.36 Penyertaan Modal 31

Grafik.26 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran

Pinjaman Pemerintah

27 Grafik.37 Perkembangan Transaksi Saham oleh Asing di

BEI dan IHSG

32

Grafik.27 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program 28 Grafik.38 Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta 32

Grafik.28 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek 28 Grafik.39 Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta 33

Grafik.29 Perkembangan Posisi ULN Berdasarkan Jenis

Pinjaman

29 Grafik.40 Perkembangan Cadangan Devisa 35

Page 8: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

8

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 9: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

1

Kinerja transaksi berjalan pada triwulan III 2008 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Perbaikan ini tercermin pada mengecilnya defisit transaksi berjalan, yaitu dari sekitar USD1,2 miliar pada triwulan II

2008 menjadi sekitar USD0,6 miliar pada triwulan III 2008. Defisit pada transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi

oleh surplus pada transaksi modal dan keuangan yang mencapai USD0,5 miliar sehingga secara keseluruhan Neraca

Pembayaran Indonesia (NPI) hanya mengalami defisit kurang dari USD0,1 miliar atau tepatnya USD89 juta. Sejalan

dengan defisit NPI, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan III 2008 turun menjadi USD57,1 miliar. Meskipun

demikian, jumlah cadangan devisa tersebut masih berada pada posisi yang relatif aman, yaitu setara dengan

kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,4 bulan.

Di antara komponen-komponen utama transaksi berjalan, perbaikan yang paling signifikan terjadi pada

neraca perdagangan minyak dan gas serta neraca pendapatan. Neraca perdagangan gas mencatat kenaikan surplus,

karena didukung oleh kenaikan volume ekspor gas yang signifikan. Sementara itu, defisit neraca perdagangan

minyak mengecil karena, sesuai dengan status Indonesia sebagai net oil importer, dampak penurunan harga minyak

terhadap penurunan nilai ekspor minyak lebih kecil daripada dampaknya terhadap penurunan nilai impor minyak.

Selain itu, penurunan harga minyak juga menjadi salah satu faktor yang memperkecil defisit neraca pendapatan

melalui dampaknya terhadap penurunan keuntungan yang dibayarkan kepada kontraktor migas asing.

Di tengah krisis keuangan global, transaksi modal dan keuangan pada triwulan III 2008 masih mampu

mencatat surplus sekitar USD0,5 miliar, meskipun tidak sebesar surplus pada triwulan sebelumnya. Memburuknya

kondisi pasar keuangan global telah mendorong arus keluar modal portofolio dalam bentuk pelepasan SBI, SUN,

dan saham oleh investor asing. Namun, perkembangan tersebut tidak sampai membuat transaksi modal dan

keuangan menjadi defisit karena dalam periode yang sama terjadi kenaikan penarikan utang luar negeri swasta dan

penurunan pembayaran pokok utang luar negeri pemerintah dalam jumlah yang signifikan. Kenaikan penarikan

utang luar negeri swasta itu diperkirakan tidak terlepas dari masih kuatnya kinerja perekonomian domestik pada

triwulan III 2008.

RINGKASAN

Page 10: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

2

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 11: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

3

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2008 mencatat defisit sekitar USD89 juta. Defisit

tersebut dipengaruhi oleh transaksi berjalan yang mencatat defisit sekitar USD0,6 miliar, lebih besar daripada

surplus transaksi modal dan keuangan yang mencapai sekitar USD0,5 miliar. Meskipun transaksi berjalan pada

triwulan laporan mencatat defisit, namun dibandingkan triwulan II 2008, defisit tersebut mengalami penurunan.

Perbaikan kinerja dimaksud terutama bersumber dari meningkatnya surplus neraca perdagangan migas dan

menurunnya defisit transaksi pendapatan. Kenaikan surplus neraca perdagangan migas tersebut dapat

mengimbangi penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas. Berbeda dengan kinerja pada transaksi berjalan,

transaksi modal dan finansial mencatat penurunan surplus bila dibandingkan triwulan sebelumnya (USD2,6 miliar).

Penurunan surplus tersebut terutama disebabkan oleh arus keluar modal portofolio asing dalam bentuk penjualan

SBI, SUN, dan saham terkait dengan kondisi pasar keuangan global yang memburuk. Sejalan dengan

perkembangan di atas, jumlah cadangan devisa pada akhir periode turun menjadi USD57,1 miliar1) atau setara

kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,4 bulan.

Perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama triwulan III 2008 tidak lepas dari beberapa faktor

fundamental baik dalam dan luar negeri. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan

tersebut antara lain:

Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura,

bahkan Cina pada Tw. III-2008 mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya sejalan dengan dampak

krisis global yang terjadi. Di tengah pelemahan ekonomi di negara-negara maju, tekanan inflasi masih

mengancam ekonomi negara tersebut meskipun sudah mulai menunjukkan kecenderungan yang mereda.

Dengan perkembangan tersebut, beberapa bank sentral sudah mulai menurunkan suku bunganya guna

menahan laju perlambatan ekonomi akibat krisis.

Harga-harga beberapa komoditas ekspor nonmigas, seperti CPO, batubara, dan tembaga, di pasar dunia mulai

mengalami penurunan sejak bulan September yang didorong oleh melemahnya permintaan dunia khususnya

dari negara-negara maju terkait krisis keuangan global. Pergerakan harga CPO dan batubara cenderung

mengikuti pergerakan harga minyak dunia yang terus menurun.

Setelah harga minyak meningkat tajam dan bertahan selama satu semester, pada Tw. III-2008, rata-rata harga

minyak OPEC sedikit turun menjadi USD113,4/bl dari USD117,6/bl pada triwulan sebelumnya. Penurunan harga

mulai terjadi pada akhir bulan Juli dan terus menurun secara tajam di bulan September hingga berada di bawah

USD100/bl. Turunnya harga minyak tersebut disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penurunan permintaan

minyak akibat krisis global yang terjadi saat ini yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di

negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selain itu, pengaruh nilai tukar USD terhadap

mata uang utama dunia turut mempengaruhi pergerakan harga minyak karena terkait pada preferensi investor

1 Posisi cadangan devisa per 28 November 2008 adalah USD50,2 miliar.

PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN III 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Page 12: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

4

dalam menginvestasikan dananya. Berbeda dengan harga minyak yang cenderung mengalami penurunan,

harga gas (LNG) justru mengalami kenaikan yaitu dari USD13,7/MBTU di triwulan II menjadi USD14,3/MBTU

pada periode laporan. Perbedaan arah pergerakan harga minyak dan gas tersebut ditengarai sebagai akibat dari

kontrak pengiriman gas yang sudah disepakati pada periode sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan selama Tw. III-2008 atau tumbuh 6,1%, lebih rendah

dari 6,4% pada triwulan II. Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi pada level tersebut masih cukup tinggi

di saat ekonomi dunia mengalami pelemahan lebih dalam. Pertumbuhan ekonomi triwulan III didukung oleh

pertumbuhan konsumsi 6,7% (pangsa 64,1%) terutama sektor pemerintah tumbuh 16,9%, investasi 10,1%

(pangsa 24,4%), dan masih tingginya kinerja ekspor neto 25,9% (pangsa 9,6%).

Laju inflasi Indonesia pada periode laporan tercatat sebesar 12,1%, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya (11,0%). Kendati harga minyak dunia sudah mengalami penurunan, dampaknya belum terlalu

signifikan terhadap inflasi Indonesia. Selain itu, masih relatif tingginya harga barang impor (imported inflation)

turut mempengaruhi laju inflasi selama periode laporan. Di sisi nilai tukar, Rupiah bergerak pada kisaran yang

stabil di level Rp9.219 per USD dari sebelumnya Rp 9.264. Walaupun demikian, demi menjaga tekanan inflasi ke

depan, Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI Rate sebanyak 3 kali (sebesar 75bps) dari akhir Tw.II-2008

sebesar 8,5% menjadi 9,25%. Pada gilirannya, perkembangan suku bunga tersebut mempengaruhi selisih suku

bunga domestik tetap tinggi dibandingkan suku bunga internasional yang sudah mulai menurun.

Produksi minyak Indonesia selama Tw. III-2008 mencapai 0,982 juta barel per hari (bph), relatif sama

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,981 juta bph. Sementara itu, konsumsi BBM di Tw.III-2008

mencapai 100,8 juta barel, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 99,0 juta barel. Kebutuhan BBM yang

meningkat ditengarai terkait dengan kebutuhan lebaran yang jatuh pada awal bulan Oktober. Pada periode

laporan, volume ekspor gas (LNG) mengalami kenaikan dari 252,6MBTU di triwulan II menjadi 259,3MBTU pada

triwulan III. Demikian juga volume ekspor natural gas meningkat dari 77,6MBTU menjadi 83,6MBTU pada

triwulan laporan.

Page 13: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

5

Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan III 2008

2008 2008 2008

Tw.I Tw.II Tw.III

- Amerika Serikat 2.0 1.0 2.8 -0.5

- Jepang 1.9 1.4 0.7 -0.5

- Uni Eropa 2.1 2.1 1.4 0.6

- Singapura 7.0 6.9 2.3 -0.6

- Cina 11.9 10.6 10.4 9.9

- Minyak Mentah OPEC (USD/barel) 69 93 118 113 - Batu bara (USD/metric ton) 66 114 139 163 - Tembaga (USD/metric ton) 7,118 7,796 8,443 7,680 - CPO (USD/ton) 780 1,156 1,198 928 - Karet (cent USD/kg) 248 293 312 329

- Amerika Serikat (Fed Fund Rate) 5.0 2.9 2.0 2.0 - Jepang (Uncollateral Call Rate) 0.5 0.5 0.5 0.5 - Uni Eropa (MRO) 3.9 4.0 4.0 4.3

- Singapura (Interbank rate, 3 bulan) 2.7 1.5 1.3 1.4

- Cina 6.8 7.5 7.5 7.4

- Amerika Serikat 4.1 4.0 4.9 4.9

- Jepang 0.7 1.2 2.0 2.1

- Uni Eropa 3.1 3.6 4.0 3.6

- Singapura 4.4 6.7 7.5 6.7

- Cina 4.8 8.3 7.1 4.6

PDB (y.o.y, %) 6.3 6.3 6.4 6.1

Inflasi IHK (y.o.y, %) 6.6 7.1 11.0 12.1 Nilai tukar 1) (Rp/USD) 9,136 9,260 9,264 9,219

Harga rata-rata ekspor minyak mentah (US$/bbl) 70.1 93.4 119.3 113.4

Produksi Minyak (juta barel per hari) 0.952 0.977 0.981 0.982

Konsumsi BBM (juta barel) 382.8 95.4 99.0 100.8 Ekspor gas (LNG) (mbtu) 1,079.8 283.6 252.6 259.3 Harga rata-rata ekspor gas (LNG) (US$/mbtu) 9.0 11.6 13.7 14.3 BI Rate 1) (%) 8.60 8.00 8.25 9.00

(juta USD)

- Transaksi Berjalan 10,347 2,601 -1,241 -564 - Transaksi Modal & Finansial 3,466 -1,623 2,599 509 - Total 13,814 978 1,359 -55 - Net Errors & Omissions -1,099 54 -35 -34 - Overall Balance 12,715 1,032 1,324 -89 - Cadangan Devisa 56,920 58,987 59,453 57,108

Sumber: CEIC, IMF, dan Bank Indonesia1) rata-rata

KOMPONEN 2007

INDIKATOR EKONOMI DUNIA

Pertumbuhan Ekonomi (%)

Harga Komoditi Dunia

Suku Bunga Internasional (%)

Inflasi (%)

INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Page 14: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

6

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 15: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

7

Transaksi berjalan pada Tw. III-2008 relatif

membaik dibandingkan periode triwulan sebelumnya.

Perbaikan tersebut disumbangkan oleh perbaikan

neraca perdagangan migas yang dapat menutupi

pelemahan neraca perdagangan nonmigas dan

mengecilnya defisit neraca pendapatan. Meningkatnya

ekspor LNG dan menurunnya impor minyak telah

menyebabkan neraca perdagangan migas membaik.

Sementara tingginya permintaan impor nonmigas yang

melebihi pertumbuhan ekspor nonmigas telah

menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas

menurun. Di sisi lain, penurunan defisit neraca

pendapatan terkait dengan menurunnya bagian

keuntungan kontraktor migas seiring dengan

menurunnya harga minyak. Sementara itu, meskipun

tidak signifikan, neraca jasa mengalami penurunan

defisit, sedangkan neraca transfer berjalan mengalami

kenaikan surplus.

1. Neraca Perdagangan Nonmigas

Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. III-2008

mencatat surplus sebesar USD3,8 miliar, lebih rendah

dari surplus periode sebelumnya sebesar USD4,1 miliar.

Penurunan surplus tersebut disebabkan oleh masih

kuatnya permintaan domestik yang telah mendorong

akselerasi pertumbuhan impor nonmigas sehingga

tumbuh dua kali lebih cepat (44,6% y.o.y) dibanding

pertumbuhan ekspor nonmigas (22,4% y.o.y).

1.1 Ekspor Nonmigas

Di tengah krisis global yang tengah melanda

hampir seluruh negara, pertumbuhan tahunan ekspor

nonmigas masih belum terpengaruh dan masih cukup

tinggi (22,4%) dibandingkan triwulan sebelumnya

(18,9%). Pertumbuhan ini ditopang oleh harga produk

ekspor (unit price) yang masih meningkat sebesar

22,8%, sedangkan secara volume menurun sebesar

0,3%. Kenaikan pertumbuhan harga tersebut terutama

didorong oleh kenaikan harga komoditas pertanian

sebesar 26,5% (pangsa 15%) dan produk manufaktur

sebesar 40,7% (pangsa 61,4%).

Beberapa komoditas ekspor utama yang harganya

mengalami kenaikan tajam antara lain Crude Palm Oil

(CPO), TPT, produk elektronik, produk kimia

(sektor manufaktur); batubara (sektor

pertambangan) dan karet (sektor pertanian).

Kendati demikian, indikasi penurunan harga sudah

-5,000

-3,000

-1,000

1,000

3,000

5,000

7,000

9,000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007* 2008

juta USDGrafik 1

Transaksi Berjalan

Services IncomeTrade Balance Current Trans.Current Account

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

3,000

8,000

13,000

18,000

23,000

28,000

33,000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007* 2008

juta USDjuta USD Grafik 2Neraca Perdagangan Nonmigas

EksporImporNeraca Perdagangan Nonmigas

TRANSAKSI BERJALAN

Page 16: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

8

mulai terlihat pada September 2008 tetapi belum

berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor pada

triwulan III 2008.

Crude Palm Oil (CPO)

Ekspor CPO pada Tw. III-2008 sebesar USD2,2

miliar atau tumbuh 36,8% (y.o.y), lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya (87%). Tingginya

harga CPO di triwulan ini yang mencapai USD928/Mton

mampu menutupi penurunan volume ekspor yang

mencapai 10,6%.

Penurunan volume ekspor CPO terkait dengan

besarnya pajak ekspor (PE) yang ditetapkan oleh

pemerintah. Pada bulan Juli 2008, PE CPO ditetapkan

sebesar 20% sehingga eksportir mengurangi kegiatan

ekspor meskipun harga CPO pada waktu itu tinggi.

Namun ketika PE CPO kembali turun menjadi 10% di

bulan Agustus dan 7,5% di bulan September, eksportir

kembali memperbanyak volume ekspor meskipun harga

CPO sudah turun.

Tabel 2 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Selain tingginya angka pajak ekspor yang

ditetapkan pemerintah, penurunan ekspor CPO juga

disebabkan oleh turunnya ekspor CPO ke Uni Eropa

akibat pembeli di Eropa menerapkan sertifikasi

Rountable Sustainable For Palm Oil (RSPO) sejak bulan

Januari 2008. Sebagai dampaknya, para importir dari

Eropa hanya akan membeli CPO yang mempunyai

sertifikat RSPO. Sebagai informasi, RSPO adalah

sertifikat yang membuktikan bahwa pengusaha sawit

mengelola kebun secara ramah lingkungan. Hal ini

membuat eksportir Indonesia sulit untuk menembus

pasar Eropa karena syarat penjualan semakin ketat

sementara pengusaha sawit di Indonesia sebagian besar

belum menerapkan metode produksi yang sesuai

dengan standar dalam RSPO.

1000

3000

5000

7000

9000

11000

13000

15000

17000

19000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007* 2008

Grafik 3Nilai Ekspor Non Migas

PertanianPertambanganIndustri

Juta USD

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

USD/MTon Grafik 4Harga CPO Dunia

Periode

Negara Tujuan Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

India 481 29.3 897 39.9

Uni Eropa 217 13.2 261 11.6

Afrika 137 8.4 230 10.2

Cina 226 13.8 143 6.4

Lainnya 578 35.3 717 31.9

Total 1,639 100 2,248 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

0

200

400

600

800

1,000

1,200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

ribu Ton

Grafik 5Volume Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama

India Uni Eropa

Page 17: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

9

Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

Ekspor TPT pada Tw.III-2008 sebesar USD2,9 miliar

atau tumbuh 7,1% (y.o.y), lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya (6,8%). Ekspor TPT terbesar masih

ditujukan ke negara Amerika Serikat yang mencapai

USD1,1 miliar (pangsa 37,5%).

Tabel 3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Meskipun sedang mengalami resesi, ekspor TPT ke

Amerika Serikat pada triwulan laporan masih

mengalami pertumbuhan, baik secara nilai maupun

volume. Meskipun ke depan diperkirakan akan tumbuh

stagnan, ekspor TPT masih memiliki peluang yang

cukup baik mengingat komoditas TPT merupakan salah

satu kebutuhan primer sehingga masih tetap

dibutuhkan. Selain itu, komoditas TPT Indonesia

memiliki keunggulan kualitas dibandingkan dengan

komoditas dari Cina. Pesaing utama komoditas TPT

Indonesia lainnya adalah India yang juga merupakan

salah satu produsen TPT.

Elektronik

Ekspor elektronik pada Tw. III-2008 sebesar USD2,5

miliar atau tumbuh 14,9% (y.o.y), lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya (13,6%). Ekspor elektronik

terbesar ditujukan ke Singapura yang mencapai

USD748 juta (pangsa 30,3%), diikuti oleh Jepang

sebesar USD341 juta (13,8%). Produk-produk yang

banyak diekspor antara lain alat elektronik untuk bisnis

dan industri, media penyimpan elektronik selain hard

disk, printer dan monitor. Tumbuhnya ekspor

elektronik Indonesia didukung oleh tingginya harga

barang-barang elektronik di pasar internasional,

sedangkan dari sisi volume, ekspor produk elektronik

mengalami penurunan sebesar 3,1%. Tidak adanya

pengembangan teknologi baru yang memberikan nilai

tambah yang lebih tinggi terhadap industri elektronik

Indonesia ditengarai mengakibatkan menurunnya

volume ekspor produk elektronik Indonesia.

Tabel 4 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

Terkait dengan krisis global yang terjadi saat ini,

Gabungan Elektronika Indonesia (Gabel)

memperkirakan bahwa dampak krisis finansial di

Amerika Serikat belum terlihat pengaruhnya terhadap

ekspor elektronika pada triwulan III 2008, karena nilai

ekspor produk elektronik Indonesia ke AS tidak terlalu

besar. Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama

ekspor elektronik ketiga setelah Singapura dan Jepang.

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Amerika Serikat 996 37.4 1,071 37.5

Uni Eropa 469 17.6 505 17.7

Jepang 130 4.9 142 5.0

Lainnya 1,067 40.1 1,140 39.9

Total 2,662 100 2,858 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

0

20

40

60

80

100

120

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

ribu TonGrafik 6

Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Amerika Uni Eropa Jepang

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Singapura 664 30.9 748 30.2

Jepang 313 14.6 341 13.8

Amerika Serikat 210 9.8 288 11.6

Uni Eropa 218 10.1 248 10.0

Lainnya 744 34.6 850 34.3

Total 2,149 100 2,475 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Page 18: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

10

Produk Kimia

Ekspor produk kimia pada Tw. III-2008 sebesar

USD2,0 miliar atau tumbuh 15,1%, lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya (12,6%). Pertumbuhan ini

didukung oleh relatif tingginya harga produk kimia di

pasar internasional, sementara dari sisi volume

mengalami penurunan ekspor yang cukup besar

mencapai 45,1% karena menurunnya permintaan.

Penurunan permintaan impor produk kimia terbesar

berasal dari Jepang dan Malaysia yang turun masing-

masing sebesar 32,1% dan 11,2%. Meskipun

permintaan dari Malaysia turun, namun pangsa ekspor

ke negara tersebut masih menjadi yang terbesar (9,9%)

dengan nilai ekspor mencapai USD193 juta, diikuti oleh

Uni Eropa (9%) dengan nilai sebesar USD175 juta.

Tabel 5 Nilai Ekspor Kimia ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Batubara

Ekspor batubara pada Tw.III-2008 sebesar USD2,9

miliar atau tumbuh 66,8% (y.o.y) lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya (55,6%). Pertumbuhan ini

ditopang oleh harga batubara di pasar internasional

yang mencapai USD162,8/Mton lebih tinggi dari

periode sebelumnya (USD138,7/Mton).

Tingginya harga batubara di pasar internasional

didorong oleh besarnya permintaan dari Cina untuk

memenuhi kebutuhan industri baja dan pembangkit

listrik yang cukup besar di negara tersebut. Meskipun

sekitar 13% cadangan batubara dunia berada di Cina,

namun besarnya kebutuhan batubara dari sektor

industri dan pembangkit menyebabkan Cina harus

melakukan impor.

Tabel 6 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan

Utama

Sementara dari sisi volume, ekspor batubara

Indonesia mengalami penurunan tipis, sebesar 1,2%,

akibat turunnya permintaan batubara dari Jepang dan

Korea Selatan. Di samping turunnya permintaan

batubara dari negara tujuan utama ekspor, adanya

penghentian sementara ekspor batubara terhadap 6

produsen batubara pada bulan Juli 2008 turut

mengurangi volume ekspor batubara. Penghentian

sementara kegiatan ekspor tersebut yang dilakukan

oleh pemerintah terkait dengan harga ekspor yang

dianggap terlalu murah.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

USD/MTon

Grafik 7Harga Batubara Dunia

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Jepang 377 21.6 616 21.1

Taiwan 246 14.1 462 15.8

Korea Selatan 250 14.3 339 11.6

India 148 8.5 311 10.6

China 125 7.2 256 8.8

Lainnya 602 34.4 938 32.1

Total 1,748 100 2,922 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

ribu Ton

Grafik 8Volume Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Jepang Korea Selatan Taiwan India

Page 19: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

11

Produsen batubara yang mengalami penghentian

ekspor antara lain Perusahaan Daerah Baramarta

dengan kapasitas ekspor per tahun sebesar 4 juta ton,

Tanjung Alam Jaya (1,6 juta ton), Antang Gunung

Meratus (1,5 juta ton), Sumber Kurnia Buana (1,5 juta

ton), PT. Kadya Caraka Mulia (0,5 juta ton) dan PT.

Bangun Buana Persada (0,4 juta ton).

Karet

Ekspor karet pada Tw. III-2008 sebesar USD1,9

miliar atau tumbuh 42%, lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya (29,2%). Pertumbuhan yang cukup tinggi

ini lebih disebabkan oleh tingginya harga karet dunia,

sedangkan dari sisi volume ekspor pertumbuhannya

hanya sebesar 1,4%.

Tabel 7 Nilai Ekspor Karet Ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Harga karet di pasar internasional mencapai

USD329,1cent/kg, naik dari periode sebelumnya sebesar

USD311,7cent/kg. Dalam perkembangannya, harga

karet mencapai puncaknya di triwulan laporan pada

bulan Juli 2008 dengan harga harian komposit/daily

composite price (DCP) mencapai USD325,74 cent/kg.

Tingginya harga karet dipicu oleh terbatasnya pasokan

karet dari negara produsen dan tingginya permintaan

karet dari Cina. Sementara itu, pasokan karet dari

Indonesia juga menurun pada bulan Juli 2008 akibat

musim gugur daun yang terjadi di daerah selatan

katulistiwa yang pada gilirannya menyebabkan pohon

sulit untuk menghasilkan getah karet.

Di sisi permintaan, kebutuhan karet dari Cina

tumbuh sebesar 10,7% melebihi pertumbuhan

permintaan dari AS (6,4%). Dengan demikian, Cina

berpotensi menjadi negara tujuan utama ekspor karet

Indonesia menggantikan AS yang memiliki pangsa

ekspor terbesar (23,6%). Lebih lanjut, nilai ekspor karet

ke Cina pada triwulan ini sebesar USD335 juta sedikit di

bawah nilai ekspor ke AS yang mencapai USD442 juta.

Di samping beberapa komoditas yang didorong

oleh kenaikan harga, terdapat beberapa komoditas

yang secara volume meningkat tajam, antara lain mesin

& mekanik (sektor manufaktur); timah (sektor

pertambangan) dan udang (sektor pertanian).

Ketiga komoditas tersebut tidak terpengaruh oleh krisis

finansial global yang terjadi, sehingga masih dapat

mendukung nilai ekspor nonmigas pada Tw. III-2008.

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Amerika Serikat 280 21.2 442 23.5

Cina 199 15.1 335 17.8

Jepang 223 16.9 329 17.5

Uni Eropa 124 9.4 147 7.8

Singapura 152 11.5 109 5.8

Lainnya 341 25.9 515 27.4

Total 1,319 100 1,877 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

0

50

100

150

200

250

300

350

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

c/kg Grafik 9Harga Karet Dunia

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

ribu Ton

Grafik 10Volume Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Amerika Serikat Jepang China

Page 20: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

12

Mesin & mekanik

Ekspor mesin & mekanik pada Tw. III-2008 sebesar

USD2,5 miliar atau tumbuh 49,7%, lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya (26,8%). Pertumbuhan ekspor

tersebut didukung oleh tingginya permintaan dari

negara Singapura dan Malaysia yang permintaannya

masing-masing tumbuh sebesar 66% dan 50,5%.

Mesin-mesin yang banyak diekspor ke negara-negara

tersebut mencakup kendaraan bermotor, mesin khusus

untuk industri tertentu, dan peralatan transportasi

lainnya. Permintaan mesin & mekanik dari Singapura

yang merupakan negara dengan pangsa ekspor

terbesar (23,8%) sejalan dengan semakin

berkembangnya industri di negara tersebut. Nilai ekspor

ke negara itu mencapai USD597 juta, dikuti kemudian

oleh Jepang dan Malaysia masing-masing sebesar

USD286 juta dan USD258 juta.

Tabel 8 NIlai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara

Tujuan Utama

Timah

Ekspor timah pada Tw. III-2008 sebesar USD791

juta atau tumbuh sebesar 67,2%, lebih rendah dari

triwulan sebelumnya (158,8%). Perlambatan ekspor

timah terkait dengan penurunan harga komoditas

timah yang pada triwulan ini turun menjadi

USD2.051cent/kg dari periode sebelumnya sebesar

USD2.265cent/kg.

Tabel 9 Nilai Ekspor Timah ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Sementara dari sisi volume, pertumbuhan

permintaan yang tinggi mencapai 108,9% terutama

berasal dari Taiwan (tumbuh 350%), sedangkan pangsa

ekspor terbesar ditujukan ke Singapura (86,8%) dengan

nilai ekspor mencapai USD684 juta.

Udang

Ekspor udang pada Tw. III-2008 sebesar USD224

juta atau tumbuh 6%, lebih rendah dari triwulan

sebelumnya (11,3%). Melambatnya ekspor udang

disebabkan oleh harga udang yang turun menjadi

USD1.048 cent/kg dari USD1.109 cent/kg pada triwulan

sebelumnya, sementara volume ekspor mengalami

peningkatan sekitar 3,8%.

Tabel 10 NIlai Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Singapura 307 18.3 597 23.7

Jepang 203 12.1 286 11.4

Malaysia 123 7.3 258 10.3

Thailand 140 8.4 219 8.7

Uni Eropa 177 10.6 193 7.7

Lainnya 725 43.3 961 38.2

Total 1,675 100 2,514 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Singapura 407 86.2 684 86.5

Malaysia 18 3.8 51 6.4

Taiwan 2 0.4 13 1.6

Jepang 12 2.5 11 1.4

Lainnya 33 7.0 32 4.0

Total 472 100 791 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Amerika Serikat 83 39.3 96 42.9

Jepang 75 35.5 78 34.8

Uni Eropa 37 17.5 32 14.3

Cina 1 0.5 4 1.8

Hongkong 4 1.9 2 0.9

Lainnya 11 5.2 12 5.4

Total 211 100 224 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

850

900

950

1,000

1,050

1,100

1,150

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

c/kg Grafik 11Harga Udang Dunia

Page 21: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

13

Di sisi permintaan, volume ekspor ke negara tujuan

utama ekspor, AS dan Jepang, masih tumbuh positif,

masing–masing sebesar 19,9% dan 4,6%. Selain

didorong oleh naiknya permintaan, ekspor udang ke

Jepang juga dipicu oleh adanya pembebasan bea masuk

bagi 51 produk perikanan Indonesia yang dimulai pada

awal Juli 2008. Beberapa produk perikanan yang

mendapat pembebasan bea masuk, antara lain udang,

lobster, kaki kodok, mutiara dan ikan hias. Di samping

pembebasan bea masuk produk perikanan oleh Jepang,

hambatan ekspor produk perikanan yang dilakukan

oleh Uni Eropa juga telah dicabut sejak Juli 2008. Uni

Eropa sendiri merupakan negara tujuan utama ekspor

udang setelah AS dan Jepang dengan pangsa sebesar

14,3%.

1.2 Impor Nonmigas

Pertumbuhan impor nonmigas pada Tw.III-2008

yang masih tinggi (44,6%) terkait dengan pertumbuhan

ekonomi domestik yang masih cukup tinggi dan

meningkatnya permintaan impor bahan baku untuk

kebutuhan ekspor. Kenaikan impor tertinggi terutama

berasal dari Cina (73,6%) sehingga menempatkan Cina

sebagai negara asal impor utama di Indonesia (pangsa

16,5%), menggeser Jepang dengan pangsa 13%.

Meskipun demikian, impor dari Jepang masih tumbuh

cukup signifikan (46,3%).

Pertumbuhan impor yang tinggi terutama terjadi

pada barang modal (66,8%), diikuti oleh bahan baku

(40,4%) dan barang konsumsi (34,8%). Tingginya

impor barang modal dan bahan baku sejalan dengan

besarnya kebutuhan industri untuk memenuhi konsumsi

domestik ataupun ekspor.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

ribu TonGrafik 12

Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama

Amerika Serikat Jepang

0

5

10

15

20

25

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

2006 2007 2008

Grafik 13Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal

Sg Jpn RRC USA Tha Kor

(%)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

0

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

24,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

Juta USDjuta USD Grafik 14Nilai Impor Nonmigas

Bahan Baku Barang Konsums (RHS) Barang Modal (RHS)

Page 22: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

14

Tabel 11 Pangsa Impor dalam Memenuhi Permintaan Akhir Berdasarkan Jenis Industri

Berdasarkan analisis input-output tahun 2005,

sebagian besar dari impor tersebut digunakan oleh

berbagai industri untuk memproduksi barang-barang

untuk keperluan konsumsi rumah tangga (44%) dan

pembentukan modal tetap bruto (31%).2

Di sisi lain, impor barang konsumsi terbesar adalah

barang-barang konsumsi semi-durable serta kendaraan

bermotor. Barang-barang konsumsi tersebut terutama

berasal dari Cina dan Thailand. Hal ini sesuai dengan

kondisi di pasar domestik dimana banyak barang-

barang konsumsi impor dari Cina dengan harga yang

relatif murah meskipun kualitas dan pelayanan pasca

pembelian masih kurang memadai.

Tabel 12 Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa Negara Asal

Utama

2 Catatan Riset Direktorat Riset dan Kebijakan Moneter, dalam rangka Rakor NPI Tw.III-2008.

Sementara itu, impor kendaraan bermotor roda

empat banyak berasal dari Thailand sejalan dengan

mulai dijadikannya negara ini sebagai basis produksi

kendaraan oleh para produsen mobil, seperti Honda

dan Toyota.

Komoditas impor yang terkait dengan tingginya

permintaan domestik, baik untuk konsumsi maupun

sebagai bahan baku produksi, adalah pupuk (HS31) dan

baja (HS72). Impor pupuk pada Tw. III-2008 mencapai

USD715 juta atau tumbuh 263,8% terutama berasal

dari negara Kanada, Afrika dan Rusia. Tingginya angka

impor tersebut merupakan dampak dari pembebasan

impor pupuk yang diberikan pemerintah kepada para

pengusaha untuk mengimpor sesuai dengan

kebutuhan. Hal ini didorong oleh masih tingginya

ketergantungan pasar domestik terhadap pupuk impor

dan masih adanya kendala dalam distribusi yang

menimbulkan kelangkaan pupuk di berbagai daerah.

Menurut Asosiasi Niaga Pupuk Indonesia (ANPI), setiap

tahun 80% kebutuhan pupuk di Indonesia, kecuali

 No. Sektor

Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga (%)

Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah (%)

Pembentukan Modal Tetap

Bruto (%)

Perubahan Inventori (%)

Ekspor Barang dan Jasa (%)

1 Industri Pengilangan minyak bumi 12.21 14.73 5.67 2.73 7.522 Industri kimia 10.62 12.88 5.95 19.60 19.073 Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 9.70 5.04 32.12 29.08 13.494 Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 9.05 5.39 11.19 4.99 5.135 Industri pengolahan dan pengawetan makanan 2.97 0.13 0.01 0.80 0.066 Industri tekstil, pakaian dan kulit 2.79 0.21 0.16 1.16 0.607 Industri gula 2.65 0.15 0.02 0.54 0.158 Industri kertas, barang dari kertas dan karton 2.49 4.14 0.51 4.05 2.629 Industri makanan lainnya 1.99 0.37 0.03 0.13 0.17

10 Industri barang karet dan plastik 1.85 0.87 0.98 1.45 0.8511 Industri minyak dan lemak 1.58 0.01 0.00 0.32 0.0412 Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 1.42 1.37 1.08 1.39 0.9513 Industri pupuk dan pestisida 1.36 0.39 0.03 0.24 0.3914 Industri dasar besi dan baja 1.34 2.13 12.42 7.31 2.7515 Industri barang dari logam 1.17 1.22 7.95 3.37 1.02

44.2 5.5 30.7 2.1 17.5Share terhadap Total Kebutuhan Impor

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Cina 456 21.6 892 32.8

Thailand 346 16.4 463 17.0

Singapura 148 7.0 166 6.1

Korea Selatan 106 5.0 166 6.1

Lainnya 1,052 49.9 1,033 38.0

Total 2,108 100 2,720 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Page 23: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

15

urea, diimpor dari negara lain baik berupa bahan baku

maupun produk jadi. Jenis pupuk yang diimpor antara

lain Kalium Chlorida (KCL), Ammonia Sulfat (ZA) dan

SP3.

Tabel 13 Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal Utama

Impor baja pada Tw. III-2008 sebesar USD2,3 miliar

atau tumbuh 91,4%. Tingginya impor baja disebabkan

oleh kenaikan konsumsi di sektor otomotif, elektronik,

konstruksi dan galangan kapal yang membutuhkan baja

sekitar 7,5 juta ton per tahun, sementara industri

domestik hanya mampu berproduksi sebesar 4-4,5 juta

ton. Baja yang diimpor terutama berasal dari Jepang

(pangsa 18%), Cina (14,5%) dan Australia (7,5%).

Tabel 14 Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama

Salah satu Komoditas impor yang terkait dengan

pemenuhan kebutuhan untuk ekspor adalah impor

kapas (HS52) yang merupakan bahan baku bagi industri

tekstil domestik. Impor kapas pada Tw. III-2008 sebesar

USD455 juta atau tumbuh 5,2%, jauh lebih rendah dari

triwulan sebelumnya (40,7%). Melambatnya impor

kapas ini sejalan dengan penurunan volume ekspor TPT

akibat terjadinya krisis finansial global. Impor kapas

terutama berasal dari AS (pangsa 28,5%) dan Cina

(14,3%), sementara pasokan kapas dalam negeri hanya

dapat memenuhi 0,5% dari total kebutuhan kapas.

Terbatasnya pasokan antara lain akibat dari

produktivitas kapas yang rendah (500 kg/ha).

Tabel 15 Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal Utama

Impor alat-alat telekomunikasi (SITC 764) pada

triwulan III 2008 tumbuh sebesar 97,0% mencapai

USD2,2miliar. Peningkatan impor peralatan

telekomunikasi ini sejalan dengan kenaikan kebutuhan

investasi dalam rangka pengembangan jaringan

telekomunikasi, diantaranya adalah program

pembangunan 1000 tower (BTS). Selain itu, pesatnya

perkembangan industri telekomunikasi turut

menyumbang tingginya permintaan alat-alat tersebut.

Peralatan telekomunikasi yang diimpor antara lain

berupa peralatan transmisi, peralatan lainnya untuk

Digital Line System, peralatan penerima, sambungan

telepon & peralatan terkait, kabel komunikasi dan

peralatan telekomunikasi lainnya. Sebagian besar

peralatan ini diimpor dari Cina, Singapura dan

Hongkong.

Tabel 16 Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari Beberapa

Negara Asal Utama

Impor Hydrocabon (SITC 511) pada triwulan III

sebesar USD829 juta atau tumbuh 75,8%. Tingginya

impor bahan kimia ini terkait dengan ketergantungan

industri kimia terhadap pasokan bahan baku dari luar

negeri. Industri yang menggunakan hydrocarbon

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Kanada 26 13.3 191 26.7

Afrika 7 3.6 125 17.5

Rusia 31 15.8 108 15.1

Lainnya 132 67.3 291 40.7

Total 196 100.0 715 100.0

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Jepang 205 17.2 411 18.0

Cina 209 17.5 331 14.5

Australia 50 4.2 171 7.5

Lainnya 729 61.1 1,370 60.0

Total 1,193 100.0 2,283 100.0

Lainnya -73 -146.0 -1,290 -754.4

Total 2,108 100 2,865 100

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Periode

Negara Tujuan Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Amerika Serikat 121 28.0 129 28.4

Cina 66 15.3 65 14.3

Afrika 51 11.8 54 11.9

Lainnya 194 44.9 207 45.5

Total 432 100.0 455 100.0

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

China 218 19.4 741 33.6

Singapura 263 23.5 265 12.0

Hongkong 103 9.2 207 9.4

Lainnya 537 47.9 993 45.0

Total 1,120 100.0 2,206 100.0

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Page 24: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

16

sebagai bahan baku antara lain industri pupuk, industri

cat dan industri kimia lainnya. Bahan baku kimia ini

banyak diimpor dari India, Malaysia dan Thailand.

Tabel 17 Nilai Impor Hydrocabon dari Beberapa Negara Asal

Utama

Impor flat rolled product not clad (SITC 673) yang

merupakan bahan baku bagi industri baja pada Tw. III-

2008 sebesar USD659 juta atau tumbuh 189,6%.

Pertumbuhan impor bahan baku baja ini untuk

memenuhi tingginya permintaan baja yang berasal dari

sektor transportasi (kendaraan bermotor),

telekomunikasi (proyek pembangunan 1000 tower),

dan properti. Selain itu, program konversi minyak tanah

ke gas elpiji yang membutuhkan tabung baja juga

memicu peningkatan permintaan komoditas tersebut di

dalam negeri.

Sementara itu, Gabungan Industri Pengerjaan

Mesin dan Logam (Gamma) menyatakan bahwa

lonjakan impor baja terkait dengan realisasi

kesepakatan kerja sama ekonomi (economic partnership

agreement/EPA) antara Indonesia dan Jepang yang

mulai diberlakukan pada 1 Juli 2008. Dalam

kesepakatan tersebut, produk baja Jepang yang masuk

ke Indonesia tidak dikenakan bea masuk (BM). Selain

Jepang, impor baja berasal dari Cina dan Korea Selatan.

Tabel 18 Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa Negara Asal

Utama

2. Neraca Perdagangan Migas

Selama periode laporan, neraca minyak dan gas

mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, lebih tinggi

dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada periode

Tw.II-2008 (USD1,3 miliar). Peningkatan surplus

tersebut bersumber dari menurunnya defisit neraca

perdagangan minyak dan meningkatnya surplus neraca

gas. Di sisi neraca perdagangan minyak, turunnya harga

minyak menjadi faktor utama yang menyebabkan defisit

neraca perdagangan minyak lebih rendah daripada

periode sebelumnya. Sementara di sisi gas, peningkatan

volume ekspor gas mampu mendorong peningkatan

surplus neraca perdagangan gas.

2.1 Minyak

Neraca perdagangan minyak pada Tw.III-2008

mengalami defisit sebesar USD2,8 miliar, lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya (defisit USD3,1 miliar).

Menurunnya harga minyak, setelah sempat mencapai

level tertinggi pada bulan Juli, menjadi faktor penyebab

lebih rendahnya defisit neraca perdagangan minyak

tersebut, karena dampak penurunan harga terhadap

penurunan nilai impor minyak lebih besar daripada

dampaknya terhadap penurunan ekspor minyak.

Tabel 19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak

Sumber: PT. Pertamina & BP. Migas, data diolah

Dari sisi ekspor, selama triwulan laporan tercatat

ekspor minyak sebesar USD4,4 miliar atau menurun

sebesar 11,5% dibandingkan triwulan sebelumnya

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

China 50 10.6 139 16.8

Singapura 14 3.0 75 9.0

Hongkong 38 8.1 61 7.4

Lainnya 370 78.4 554 66.8

Total 472 100.0 829 100.0

Tw. III-2007 Tw. III-2008

Periode

Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%)

Jepang 98 33.1 215 32.6

Cina 54 18.2 130 19.7

Korea Selatan 37 12.5 96 14.6

Lainnya 107 36.1 218 33.1

Total 296 100.0 659 100.0

Tw. III-2007 Tw. III-2008

RincianVolume Nilai Harga Volume Nilai Harga(mbbl) (jt USD) (USD/bbl) (mbbl) (jt USD) (USD/bbl)

Ekspor (fob) 41.9 4,999 37.8 4,422

Minyak Mentah 32.1 3,821 119.3 28.0 3,160 113.4

Produk Kilang 9.8 1,178 108.8 9.8 1,262 4.0

Impor (c&f) 64.9 8,798 60.8 7,745

Minyak Mentah 25.8 3,134 113.8 22.9 2,763 107.5

Produk Kilang 39.1 5,664 129.9 37.9 4,982 120.3

Neraca Perdagangan Minyak -3,799 -3,323

TW.II TW.III2008

Page 25: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

17

(USD5,0 miliar). Penurunan tersebut bersumber dari

menurunnya nilai ekspor minyak mentah, sementara

nilai ekspor produk (non BBM) masih meningkat.

Volume ekspor selama periode laporan yang lebih

rendah dibandingkan periode sebelumnya menjadi

salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan nilai

ekspor minyak mentah. Di samping itu, penurunan

harga minyak di pasar internasional juga berdampak

pada lebih turunnya nilai ekspor minyak.

Ekspor minyak mentah Indonesia terutama ditujukan

ke negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Cina

dan Australia. Dari sekitar 42 jenis minyak mentah

domestik yang di ekspor, volume terbesar adalah jenis

minyak SLC, Duri, Senipah dan Belanak. Sementara itu,

ekspor produk kilang (non BBM), terutama dalam

bentuk LSWR, NAPTHA, PTA, Green coke, Slack Wax,

ditujukan terutama ke negara Jepang, Singapura dan

Korea Selatan.

Dari sisi impor, nilai impor minyak pada Tw.III-2008

mencapai USD7,2 miliar, juga lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai

USD8,1 miliar. Penurunan nilai impor tersebut antara

lain dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia

setelah sempat mencapai level tertinggi pada bulan Juli

(USD139,9/barrel). Secara rata-rata, harga minyak

selama periode laporan sebesar USD113/barrel atau

lebih rendah dibandingkan harga pada triwulan

sebelumnya yang tercatat USD119/barrel.

Volume impor minyak mentah selama Tw.III-2008

mengalami penurunan sebesar 11,4% menjadi 22,9

juta barel dibandingkan periode sebelumnya sebesar

25,8 juta barel. Penurunan impor dimaksud terkait

dengan meningkatnya intake minyak mentah produksi

domestik ke kilang sehingga berdampak pada

penurunan ekspor minyak mentah yang terjadi pada

periode yang sama.

Lebih lanjut, impor minyak mentah Indonesia

terutama berasal dari Saudi Arabia dengan jenis minyak

ALC (Arab Light Crude). Jenis minyak tersebut

digunakan untuk kebutuhan kilang Cilacap yang

memproduksi sekitar 30% dari total produksi BBM

dalam negeri.

Sementara itu, impor produk BBM juga mengalami

penurunan dari sebelumnya sebesar 39,1 juta barel

menjadi sebesar 37,9 juta barel (turun 3,2%). Lebih

rendahnya impor produk BBM di tengah kebutuhan

konsumsi BBM yang meningkat, ditengarai terkait

dengan meningkatkan optimalisasi kinerja kilang. Impor

BBM yang digunakan untuk mendukung kebutuhan

konsumsi dalam negeri tersebut, terutama berasal dari

Singapura, seperti gasoline, avtur, fuel oil dan kerosene.

Turunnya harga ekspor minyak mentah Indonesia

selama triwulan laporan sejalan dengan perkembangan

rata-rata harga minyak mentah basket OPEC dan WTI

yang masing-masing sebesar USD113,5 dan USD112,0

per barel. Pergerakan harga minyak yang berbeda arah

dibandingkan triwulan sebelumnya tersebut, antara lain

dipengaruhi oleh krisis global yang diperkirakan

menyebabkan melemahnya permintaan dunia. Selain

itu, OPEC sebagai organisasi negara pengekspor minyak

belum merencanakan untuk menurunkan kapasitas

produksinya.

Tabel 20 Demand dan Supply Minyak Dunia

QI QII Q III

North America 25.5 24.8 24.5 24.0

China 7.6 8.0 8.2 8.1

Western Europe 15.3 15.2 14.9 15.3

Others 37.5 38.8 37.8 37.985.9 86.7 85.4 85.3

Oil Supply

Non OPEC 53.6 54.2 54.4 53.5

OPEC 31.0 32.1 32.1 32.4

84.6 86.3 86.5 85.9

Sumber : OPEC Monthly Oil Market Report (edisi November 2008)

Total Supply

-1.3 -0.4 1.1 0.6BALANCE

Total Demand

Oil Demand

20082007

Page 26: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

18

Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia

selama Tw III-2008 relatif sama dengan rata-rata

produksi pada Tw.II-2008. Pada periode laporan, rata-

rata produksi minyak mencapai 0,982 juta barel per hari

(bph), sementara rata-rata produksi periode sebelumnya

sebesar 0,981 juta bph. Produksi minyak tersebut

didukung oleh adanya produksi dari beberapa lapangan

yang dikelola oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina

(Jatim), PT. Chevron (Riau), Conoco Philips (Grisik,

Sumsel), PT. Medco (Sumsel), PT. Vico (Kaltim), PT.

Petrochina (Jambi), PT. Conoco (South Natuna), BP

West Java (Block A) dan PT. Chevron (Kaltim). Produksi

yang dapat dipertahankan pada level yang relatif sama

tersebut mencerminkan adanya kenaikan produksi, baik

dari sumur baru maupun optimalisasi sumur lama yang

dapat mengimbangi natural declining sumur-sumur tua.

Konsumsi BBM selama laporan sedikit mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan konsumsi

periode sebelumnya. Peningkatan volume konsumsi

BBM di triwulan III sebesar 101 juta barel (triwulan

sebelumnya sebesar 99 juta barel) tidak dikuti oleh

peningkatan volume impor produk (BBM). Hal ini

ditengarai oleh adanya penambahan produksi BBM hasil

kilang seperti yang tercermin dari penurunan volume

ekspor minyak mentah pada periode yang sama.

2.2. Gas

Neraca perdagangan gas selama Tw. III-2008

mencatat kenaikan surplus menjadi USD4,8 miliar dari

periode Tw II-2008 yang mencapai USD4,4 miliar. Lebih

besarnya surplus selama kurun Juli – September 2008

dimaksud, lebih didorong oleh bertambahnya volume

ekspor gas (terutama LNG). Selain didorong oleh

volume ekspor, peningkatan ekspor gas juga

dipengaruhi oleh naiknya harga gas.

Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas

Sumber: BP. Migas, data diolah

Peningkatan volume ekspor gas pada Tw.III-2008

disumbang oleh naiknya ekspor LNG dan gas alam yang

masing-masing meningkat sebesar 7 MBTU dan 6

MBTU menjadi 259 MBTU dan 84 MBTU. Lebih

tingginya volume ekspor dimaksud, antara lain

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

04 05 06 0708* J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S

2007 2008

USD/bblGrafik 15

Perkembangan Harga Minyak

SLCHarga EksporWTIOPEC

Sumber: OPEC, Ditjen Migas, Bank Indonesia

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

0.800

0.900

1.000

1.100

1.200

Jan Jun Dec Jun Dec Jun J F MAM J J A S

2005 2006 2007 2008

juta barel/blnJuta bphGrafik 16

Produksi Minyak dan Konsumsi BBM

Oil Production Konsumsi (RHS) Tw. II Tw. IIILNGVolume (mmbtu) 253 259

Nilai ( juta USD) 3,462 3,699

Harga (USD/mmbtu) 13.7 14.3LPGVolume (000 metric ton) 35 -

Nilai ( juta USD) 28 -

Harga (USD/MTon) 802 -

Natural GasVolume (mmbtu) 78 84

Nilai ( juta USD) 978 1,164

Harga (USD/mmbtu) 12.6 13.9

Neraca Perdagangan GasEkspor (juta USD) 4,468 4,863

Impor (juta USD) 34 82

Net (juta USD) 4,434 4,781

Ekspor Gas 2008

Page 27: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

19

dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama kurun

waktu laporan guna menutupi kekurangan pengiriman

periode sebelumnya. Berdasarkan nilai kontrak yang

telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam terutama

ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan dan

Taiwan.

Kenaikan volume ekspor gas turut mempengaruhi

nilai ekspor sehingga menambah surplus neraca

perdagangan gas. Nilai ekspor gas mengalami

peningkatan dari periode sebelumnya sebesar USD396

juta menjadi USD4,9 miliar yang ditopang oleh naiknya

nilai ekspor LNG sebesar 6,9% (setara USD237 juta) dan

gas alam sebesar 19,1% (setara USD 186 juta).

Sementara itu, pada periode laporan tidak terdapat

ekspor LPG terkait dengan kebijakan pemerintah untuk

menghentikan ekspor LPG guna pemenuhan kebutuhan

domestik dalam rangka konversi energi dari minyak

tanah ke LPG.

Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di

Indonesia sekitar 170,1 TSCF (triliun standar cubic feet)

dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan

terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila

dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007,

cadangan gas bumi di tahun 2008 mengalami

peningkatan.

Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia

(billion cubic feet)

Sumber: Ditjen Migas Neraca Jasa

Defisit neraca jasa pada Tw. III-2008 mencapai

USD3,6 miliar, relatif masih sama dengan angka pada

periode triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar

defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi.

Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat

kenaikan penerimaan devisa yang lebih besar daripada

triwulan sebelumnya.

Jasa transportasi pada triwulan III mencatat defisit

yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu

sekitar USD3,0 miliar. Angka defisit tersebut terutama

berasal dari jasa angkutan barang (freight), khususnya

nonmigas, yang sedikit naik dari USD2,1 miliar menjadi

USD2,2 miliar seiring dengan meningkatnya volume

impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan

barang migas menurun dari USD0,7 miliar menjadi

USD0,6 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor

minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut

terkait dengan dominasi armada asing dalam

pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri

pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan

internasional melalui kewajiban semua pengiriman

komoditas nasional dengan menggunakan armada

domestik masih sulit untuk diterapkan.

Di sektor pariwisata, selama Tw. III-2008 mencatat

surplus sebesar USD0,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan

periode sebelumnya (USD0,3 miliar). Surplus tersebut

disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisman yang

berkunjung ke Indonesia (inbound) dari 1,6 juta orang

menjadi 1,7 juta orang, atau tumbuh sekitar 11,4%

(q.t.q). Peningkatan kunjungan wisman tersebut

mendorong penerimaan devisa jasa travel dari USD1,5

miliar menjadi USD1,6 miliar.

Negara asal wisman yang datang ke Indonesia

masih didominasi oleh Singapura (pangsa 16%),

Tahun

Cadangan

Terbukti 91 91 97 94 106 113

Potensial 87 98 89 93 59 58

Total 178 188 186 187 165 170

2006 200820072003 2004 2005

-4000

-3500

-3000

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008

Grafik 17Perkembangan Neraca Jasa

Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net

Juta USD

Page 28: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

20

Malaysia (11%), Jepang (10%), Australia (8%), Cina

(5%) dan Korea Selatan (4%. Jepang dan Australia

termasuk negara utama asal wisman yang tumbuh

cukup tinggi, masing-masing sekitar 29% dan 25%

(q.t.q). Sementara wisman dari Arab Saudi, meskipun

pangsanya masih relatif rendah, tumbuh signifikan

hingga mencapai 80% (q.t.q).

Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia

adalah Bali dengan pangsa 41%, diikuti Jakarta (28%)

dan Batam (18%). Dengan adanya beberapa kegiatan

terkait Visit Indonesian Year 2008, pariwisata Bali

sepanjang triwulan ketiga tumbuh sekitar 15% (q.t.q).

Negara asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali

adalah Jepang (pangsa 19%), Australia (17%), Taiwan

(6%), dan Cina (5%). Jepang dan Australia kembali

menjadi dua negara utama asal wisman ke Bali yang

pertumbuhannya meningkat cukup signifikan, yaitu

masing-masing 39% dan 30% (q.t.q). Dampak

pencabutan travel warning dari AS pada triwulan II

2008 masih memberikan persepsi positif pada

kunjungan wisman dari negara lain, khususnya Eropa.

Wisman Eropa yang berkunjung ke Bali terutama

berasal dari Inggris, Perancis, Belanda dan Rusia dengan

rata-rata pertumbuhan sekitar 34% (q.t.q). Dampak

positif lain seperti windfall profit kenaikan harga minyak

pada negara-negara Timur Tengah juga terlihat dari

kenaikan kunjungan wisman asal Arab Saudi dan

Bahrain ke Bali yang meningkat lebih dari dua kali lipat

dibandingkan periode triwulan II 2008.

Secara kumulatif (Januari-September), jumlah

wisman telah mencapai 4,6 juta orang atau meningkat

12,2% (y.o.y) dibanding jumlah wisman pada periode

yang sama tahun 2007 sebanyak 4,1 juta orang.

Berarti setelah tiga triwulan berlalu, baru 2/3 dari target

kunjungan wisman 2008 sebanyak 7 juta orang yang

berhasil dicapai. Kendala utama yang menghadang

program tahun kunjungan wisata 2008 menurut

Pemerintah antara lain transportasi, promosi dan

masalah travel warning ke Indonesia yang masih

diterapkan oleh beberapa negara. Maskapai

penerbangan dalam negeri belum sepenuhnya mampu

menjangkau kebutuhan angkutan ke daerah-daerah

tujuan wisata. Sementara promosi masih dilakukan

secara terbatas meskipun sudah ada peningkatan

anggaran pariwisata. Partisipasi pemerintah daerah

dinilai masih belum optimal dalam berpromosi dan

mengelola obyek wisata daerah. Untuk mengejar

peningkatan wisman sampai akhir tahun, pemerintah

telah menerapkan injury time strategy seperti fokus

pada promosi di pasar Singapura, Malaysia, Tiongkok

dan Australia. Sementara untuk menyiasati dampak

krisis keuangan global, Pemerintah sedang menggenjot

kunjungan wisman dari wilayah perbatasan di Riau,

Entikong, Papua, berupa 411 paket wisata bersama

Garuda Indonesia di empat destinasi tersebut.

Berbeda dengan kunjungan wisman yang masih

tumbuh cukup tinggi, selama triwulan III, jumlah WNI

pergi ke luar negeri mencapai 1,4 juta orang, atau

hanya tumbuh sekitar 2,0% dari triwulan sebelumnya.

Sementara pengeluaran devisa terkait dengan

perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai

USD1,2 miliar relatif masih sama dengan triwulan

sebelumnya. Negara tetangga di ASEAN masih

menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan nusantara

(wisnus), yaitu Singapura (pangsa 44%), Malaysia

(25%) dan Thailand (4%). Sedangkan Australia (6%)

dan Amerika (4%) adalah negara tujuan utama

kunjungan wisnus di luar ASEAN.

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

-600

-500

-400

-300

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S

2006 2007 2008

juta USDGrafik 18Perkembangan Jasa Travel

Jumlah Inbound (ribu orang) Jumlah Outbound (ribu orang) Travel Balance (ribu orang) Devisa Inflows (juta USD) RHSTravel Balance (juta USD) RHS Devisa Outflows (juta USD) RHS

ribu orang

Page 29: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

21

Jasa bisnis lainnya pada Tw. III-2008 mencatat defisit

USD0,4 miliar relatif sama dengan triwulan sebelumnya.

Jasa bisnis lainnya terdiri dari jasa perdagangan

(merchanting), jasa sewa (operational leasing) dan

berbagai jasa keahlian (profesional) seperti jasa

konsultan hukum, jasa akuntansi, jasa arsitektur,

rekayasa dan teknik, jasa riset dan pengembangan, dan

lainnya. Negara berkembang, termasuk Indonesia,

pada umumnya lebih banyak menggunakan jasa

tersebut dari bukan penduduk (non resident) sehingga

nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa

lain (konstruksi, asuransi, keuangan, komputer &

informasi, royalti & lisensi, serta personal, budaya &

rekreasi) semuanya mencatat defisit. Sebagian besar

jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang relatif menurun

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang

mengalami perlambatan sehingga mengurangi impor

jasa selama triwulan III.

Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan

jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini

transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa

telekomunikasi dan pos & kurir masih lebih besar

daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan,

jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD76

juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya (USD115

juta). Demikian juga, penerimaan devisa dari

pembelanjaan kedutaan/perwakilan negara asing

berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan

belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan

pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar

negeri. Selama periode laporan jasa pemerintah

mencapai neto surplus USD61 juta, relatif sama dengan

angka pada triwulan sebelumnya (USD65 juta).

4. Neraca Pendapatan

Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. III-

2008 mencatat USD4,2 miliar, lebih rendah dari defisit

USD4,5 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca

pendapatan mencerminkan bahwa kewajiban

penduduk kepada bukan penduduk lebih besar

daripada tagihan/aset penduduk kepada bukan

penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari

berkurangnya pendapatan investasi langsung (Direct

Investment) terutama profit transfer perusahaan migas

yang menurun dari USD2,1 miliar menjadi USD1,9

miliar. Turunnya harga minyak telah mengurangi bagian

dari keuntungan penjualan migas yang menjadi hak

kontraktor asing.

Selain itu penurunan defisit neraca pendapatan

juga disumbangkan oleh menurunnya repatriasi hasil

keuntungan perusahaan PMA nonmigas ke luar negeri

mencapai USD0,9 miliar, sedikit lebih rendah dari

periode sebelumnya (USD10,0 miliar). Krisis keuangan

global ditengarai turut memberi dampak pada

penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya

mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian

pemegang saham asing.

-5,000

-4,000

-3,000

-2,000

-1,000

0

1,000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008

Grafik 19 Perkembangan Neraca Pendapatan

Investment Income Direct Investment Income

Portfolio Investment Income Other Investment Income

juta USD

Page 30: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

22

Secara keseluruhan, penurunan pendapatan

investasi langsung (Direct Investment) juga tercermin

dari profitabilitas perusahaan PMA di Indonesia (Foreign

Direct Investment) yang sedikit menurun menjadi

18,3% dari 18,7% pada triwulan sebelumnya.

Tabel 23 Implied Yield/Interest Rate

Di sisi lain, defisit pendapatan neto dari investasi

portofolio meningkat menjadi USD0,9 miliar dari

triwulan sebelumnya (defisit USD0,3 miliar).

Peningkatan defisit tersebut terkait dengan

meningkatnya pembayaran deviden atas surat berharga

saham yang dimiliki asing menjadi USD0,7 miliar dari

sebelumnya USD0,3 miliar. Sementara itu, pendapatan

neto investasi dari surat berharga utang mencapai

defisit USD0,3 miliar, sedikit meningkat dari periode

sebelumnya (defisit USD0,1 miliar). Peningkatan defisit

pendapatan investasi portofolio tersebut seiring dengan

kenaikan persentase imbal hasil investasi surat berharga

penduduk milik asing di dalam negeri dari 5,1%

menjadi 5,6%, lebih tinggi daripada kenaikan imbal

hasil investasi surat berharga asing milik penduduk di

luar negeri dari 3,3% menjadi 3,6%.

Sementara itu, pendapatan investasi lainnya

mencatat defisit USD0,3 miliar, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD0,9

miliar). Hal itu terutama akibat meningkatnya

pembayaran bunga utang luar negeri khususnya sektor

swasta akibat kenaikan posisi utang luar negeri

meskipun rata-rata bunga utang sedikit menurun

menjadi 3,0% dari 3,1% pada triwulan sebelumnya.

5. Transfer Berjalan

Transfer berjalan pada Tw. III-2008 mencatat

surplus sebesar USD1,4 miliar, relatif tidak berbeda

dibandingkan triwulan sebelumnya. Penerimaan

terbesar masih tetap disumbangkan oleh workers’

remittances (WR)-TKI sebesar USD1,7 miliar, sedikit

lebih rendah daripada periode sebelumnya. Kondisi

pelemahan ekonomi dunia pada akhir triwulan III

diperkirakan mulai memberi dampak pada penerimaan

WR- TKI tersebut khususnya pada akhir triwulan

laporan. Sementara itu, outflows WR-TKA (Tenaga

Kerja Asing) pada periode laporan mencapai USD0,3

miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hal itu ditengarai sebagai dampak mulai

melemahnya pertumbuhan ekonomi domestik.

Penempatan TKI selama triwulan ketiga mencapai

sekitar 162 ribu orang, menurun 3,2% dibandingkan

167 ribu orang pada triwulan kedua. Dengan

penempatan sebesar itu, posisi (stok) TKI yang bekerja

di luar negeri sampai dengan akhir triwulan III mencapai

sekitar 4,3 juta orang. Dari jumlah tersebut sebagian

besar, sekitar 2,1 juta orang bekerja di Malaysia, 1,4

juta orang bekerja di Arab Saudi dan sekitar 0,8 juta

orang bekerja di beberapa negara seperti Taiwan, Korea

Selatan, Hongkong serta Singapura. TKI yang bekerja di

Malaysia sebagian besar TKI formal (70%) yang bekerja

di sektor perkebunan dan properti. Sebaliknya,

penempatan TKI di Arab Saudi hampir seluruhnya TKI

informal (97%) yang bekerja sebagai pembantu rumah

tangga.

Adapun negara penyumbang terbesar WR-TKI

selama triwulan laporan adalah Malaysia USD619 juta

(pangsa 37%), Arab Saudi USD562 juta (34%),

Hongkong USD144 juta (7%), dan Taiwan USD97 juta

(6%). Meskipun Malaysia masih menjadi negara utama

penyumbang Workers’ remittances (pengiriman uang

TKI), namun sejak bulan Agustus 2008 mengalami

ImpliedInterest Rate  (%)* Q.1. Q.2. Q.3.

Inflows:

  Direct Investment 15,1 9,0 6,1  Portfolio Investment 3,4 3,3 3,6  Other Investment 3,5 3,1 2,8

Outflows:

  Direct Investment 18,6 18,7 18,3  Portfolio Investment 5,6 5,1 5,6  Other Investment 3,0 3,1 3,0* rasio interest/dividend (annualized) thd posisi investasi

2008

Page 31: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

23

penurunan sejalan dengan menurunnya jumlah TKI

yang bekerja di Malaysia (stok TKI). Penurunan tersebut

terkait dengan kepulangan TKI lebih besar daripada

penempatan baru. Malaysia aktif mendeportasi tenaga

kerja asing di negaranya, sehingga terjadi peningkatan

frekuensi pemulangan atas tenaga kerja. Menurut

pemerintah, jumlah TKI yang dipulangkan mencapai

500-1000 orang tiap minggunya.

Selain keempat negara utama penyumbang WR-

TKI, Korea Selatan memiliki potensi yang cukup besar.

Meskipun pengiriman uang TKI dari Korea Selatan

selama Tw.III hanya mencapai USD 22,6 juta (pangsa

1,4%) namun sampai dengan akhir Juli 2008 sudah

diberangkatkan sebanyak 6000 orang untuk tenaga

formal. Jumlah TKI tersebut masih belum dapat

memenuhi kuota 9000 tenaga kerja sampai dengan

akhir tahun 2008. Menurut pemerintah, kuota tersebut

akan dapat dipenuhi karena pengiriman terus

dilakukan secara bertahap sekitar 1000 – 1500 TKI

berangkat setiap sebulan hingga akhir Desember tahun

ini.

Komponen lain yang menyumbang surplus transfer

berjalan adalah penerimaan hibah non investasi,

bantuan berupa barang habis pakai seperti makanan,

pakaian, dan obat-obatan. Pada Tw. III-2008

penerimaan hibah mencapai USD25,2 juta, lebih tinggi

dari triwulan sebelumnya (USD15,8 juta). Penyaluran

hibah masih didominasi oleh NGO (sekitar 98%), lebih

tinggi dibandingkan yang diterima dan disalurkan

melalui pemerintah. Hibah yang disalurkan melalui NGO

mencapai USD24,2 juta, meningkat dibandingkan

USD13,8 juta pada periode sebelumnya. Sedangkan

hibah yang disalurkan melalui Pemerintah mencapai

USD1 juta, juga lebih rendah dari USD2 juta pada

triwulan sebelumnya.

Pada triwulan III 2008, beberapa program yang

didanai oleh hibah luar negeri antara lain bantuan

pendidikan dari RANTF (Recovery of Aceh-Nias Trust

Fund) pada bulan September 2008 untuk sekolah di

Lamno provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan

bantuan sosial berupa beasiswa pendidikan dasar bagi

anak yatim piatu di Aceh pada bulan Agustus 2008.

Tabel 24 Perkembangan Hibah Non Investasi

-500

0

500

1000

1500

2000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008

Grafik 20 Perkembangan Workers' Remittances

TKI Inflow TKA Outflow worker remittance, net

juta USD

(juta USD)

HIBAH NON INVEST.(Current Transfer) Q.1. Q.2. Q.3 Q.4 Total Q.1. Q.2. Q.3.

Total 116 43 88 143 391 70 16 25

Public (Govt.) 14 8 7 14 44 1 2 1

Private (NGO) 101 35 81 129 346 69 14 24

sumber: BRR & UN

2007 2008*

Page 32: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

24

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 33: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

25

Transaksi modal dan finansial pada Tw. III 2008

mencatat surplus USD0,5 miliar, menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya (surplus USD2,6 miliar).

Penurunan surplus tersebut terutama disebabkan oleh

arus keluar modal portofolio asing dalam bentuk

penjualan SBI, SUN dan saham terkait dengan kondisi

pasar keuangan global yang memburuk. Meskipun

terjadi arus keluar modal portofolio, namun transaksi

modal dan finansial tersebut masih mencatat surplus

yang dapat mengimbangi defisit transaksi berjalan.

1. Transaksi Modal

Transaksi modal pada triwulan III 2008 mencatat

surplus sebesar USD200 juta, sedikit meningkat

dibanding triwulan sebelumnya (USD73 juta). Surplus

tersebut terutama berasal dari bantuan hibah untuk

investasi, seperti pembangunan rumah tinggal,

jembatan, jalan, sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan

hibah tersebut diberikan masih dalam rangka bantuan

korban bencana alam di beberapa tempat di tanah air.

Dari total hibah tersebut, sebagian besar (90%)

merupakan hibah investasi melalui sektor swasta (NGO)

yakni sekitar USD192 juta dan sisanya USD7 juta melalui

sektor publik (pemerintah).

Bentuk hibah investasi antara lain bantuan sosial

dari RANTF berupa pembangunan rumah anak yatim

piatu di kabupaten Aceh Jaya pada bulan Agustus 2008

dan bantuan kesehatan berupa pembangunan

puskesmas pada bulan Juli di kabupaten yang sama.

Tabel 25 Perkembangan Hibah Investasi

2. Transaksi Finansial

Kondisi keuangan global yang memburuk dan

ketatnya likuiditas di pasar keuangan internasional

menyebabkan kinerja transaksi finansial pada triwulan III

2008 hanya mencatat surplus USD0,3 miliar, lebih

rendah dari surplus USD2,5 miliar pada triwulan

sebelumnya. Penurunan surplus terjadi terutama pada

transaksi investasi portofolio akibat kondisi pasar

keuangan global yang memburuk. Arus keluar modal

portofolio asing banyak terjadi dalam bentuk penjualan

SBI, SUN dan saham, terutama sejak September 2008.

Sejalan dengan itu, investasi portofolio (neto)

mengalami defisit USD58 juta. Sementara itu, transaksi

investasi lainnya (other investment) berupa penarikan

utang swasta mengalami kenaikan terkait

meningkatnya kebutuhan pembiayaan valas domestik

sehingga mencatat neto surplus sekitar USD0,3 miliar.

Adapun arus masuk PMA (FDI) pada triwulan III relatif

tetap meskipun harga minyak menurun dan

pertumbuhan ekonomi domestik mulai melambat.

-4000

-3000

-2000

-1000

0

1000

2000

3000

4000

5000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Grafik 21Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial

per Jenis Investasi

Direct Investment Portfolio Investment

Other Investment Cap & Fin Acc.

Juta USD

(juta USD)

HIBAH INVESTASI(Capital Transfer) Q.1. Q.2. Q.3 Q.4 Total Q.1. Q.2. Q.3.

Total 43 127 255 122 546 60 57 67

Public (Govt.) 4 3 29 45 81 4 6 7

Private (NGO) 39 124 226 77 465 56 51 60

sumber: BRR & UN

2007 2008*

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Page 34: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

26

2.1 Sektor Publik

Di sektor publik, selama periode triwulan III 2008,

transaksi investasi portofolio mencatat defisit USD251

juta, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya

(surplus USD3,9 miliar). Meskipun masih terjadi neto

surplus transaksi SUN oleh asing, namun transaksi

investasi portofolio mengalami defisit karena terjadi

arus keluar modal berupa pelepasan kepemilikan SBI

oleh asing yang lebih besar.

Kondisi makro ekonomi domestik yang masih relatif

stabil di tengah gejolak pasar finansial global serta

imbal hasil yang tinggi masih cukup kondusif dalam

mendukung aliran modal asing di pasar SUN. Di

samping itu, nilai tukar yang cukup stabil semakin

menambah daya tarik investor untuk melakukan

pembelian. Dari sisi lain, iklim bisnis di dalam negeri

dalam kondisi baik, sehingga sektor riil yang selama ini

menopang aktivitas perekonomian masyarakat terus

berjalan. Hal ini tercermin dari indeks tendensi bisnis

sepanjang triwulan tersebut yang mencapai 111,12,

cukup stabil dibandingkan periode sebelumnya yang

mencapai 111,72. Meskipun demikian, adanya

penyesuaian minat investor asing serta fenomena flight

to quality akibat gejolak di pasar finansial global

mengakibatkan tekanan di sisi investasi portofolio.

Pada periode Tw.III, investasi portofolio asing

dalam bentuk pembelian SUN pada Tw.III-2008

mencapai USD1,1 miliar (netto), lebih rendah daripada

pembelian SUN oleh asing pada periode sebelumnya

sebesar USD3,6 miliar (netto). Meningkatnya risiko

eksternal terkait meluasnya dampak perlambatan dan

ketidakpastian kondisi sektor keuangan AS mengurangi

minat investor asing untuk membeli surat-surat

berharga di emerging markets. Meskipun demikian,

arus keluar yang lebih besar dapat dihindari berkat

terjaganya kepercayaan asing terhadap pengelolaan

kebijakan makro dan tingginya imbal hasil SUN.

Kinerja SUN yang sempat membaik pada Juli 2008

kembali mengalami tekanan sejak Agustus 2008. Hal ini

sebagai imbas dari meningkatnya risiko domestik dan

eksternal. Dari sisi domestik, kenaikan yield SUN pada

akhir triwulan III 2008 didorong antara lain oleh

likuiditas perbankan yang dipersepsikan ketat,

penyesuaian terhadap inflasi dan tambahan pasokan

SBN domestik yang cukup besar. Sementara itu dari sisi

eksternal, kenaikan risiko global berpotensi

menyebabkan terjadinya flight to quality dengan

menghindari emerging markets. Hal tersebut

menyebabkan rata-rata bulanan yield SUN kembali

mengalami kenaikan 87 bps meski masih lebih rendah

dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II 2008.

Sementara itu, secara triwulanan, rata-rata yield SUN

pada triwulan III-2008 masih mengalami penurunan

sebesar 27 bps.

Di tengah kinerja SUN yang belum membaik,

kepercayaan investor asing pada SUN masih relatif

tinggi. Kepercayaan asing dilandasi oleh masih relatif

-5,000

-4,000

-3,000

-2,000

-1,000

0

1,000

2,000

3,000

4,000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Grafik 22Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial per

Sektor

Sektor Publik Sektor Swasta

Transaksi Modal

Juta USD

-3000

-2000

-1000

0

1000

2000

3000

4000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Grafik 23Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik

Juta USD

Page 35: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

27

terjaganya beberapa faktor diantaranya risiko fiskal

yang lebih minimal sebagai dampak dari kenaikan harga

BBM yang lebih terkendali dibanding 2005. Sentimen

positif yang berasal dari kondisi keuangan pemerintah

pada triwulan III-2008 yang kembali mencatat surplus

sebesar Rp20 triliun (0,5% dari PDB).

Dengan terjadinya neto surplus selama periode

laporan, posisi kepemilikan asing untuk SUN pada

Tw.III-2008 masih mengalami peningkatan menjadi

USD11,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya

(USD10,2).

Berkebalikan dengan transaksi SUN, pada triwulan

III transaksi SBI oleh asing mencatat neto defisit yang

cukup besar (USD1,4 miliar), berlawanan dengan

periode sebelumnya yang justru mencatat neto surplus

sebesar USD326 juta.

Meskipun sempat terjadi pembelian SBI oleh asing

secara besar-besaran pada awal periode laporan,

namun pada pertengahan dan akhir triwulan III justru

terjadi aksi jual. Hal ini antara lain disebabkan oleh

kenaikan BI rate yang masih tidak sesuai dengan

harapan para investor asing, aksi profit taking, dan

kondisi keuangan global yang mulai mengetat.

Dalam kondisi yang masih diselimuti oleh beberapa

permasalahan seperti ekspektasi inflasi yang tinggi,

kuatnya permintaan domestik serta pelemahan rupiah,

Bank Indonesia mengambil kebijakan pengetatan

moneter dengan menaikkan BI rate sampai dengan 75

bps selama triwulan III-2008 serta mengoptimalkan

seluruh kebijakan moneter yang tersedia. Di sisi lain,

selama triwulan III, Fed rate masih tetap

mempertahankan suku bunga di level 2%. Dengan

demikian, rentang antara BI rate dengan Fed Fund rate-

pun menjadi semakin lebar. Namun kondisi ini belum

mampu menarik investor untuk berinvestasi, khususnya

pada SBI.

Dengan perkembangan tersebut, posisi kepemilikan

SBI oleh asing mengalami penurunan menjadi USD2,2

miliar dari USD3,6 miliar pada periode sebelumnya.

Transaksi finansial sektor publik dalam bentuk

investasi lainnya pada Tw.III-2008 mengalami

penurunan defisit menjadi USD191 juta dibanding

periode sebelumnya (defisit USD1,4 miliar).

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

Jan

Feb

Mar

Ap

rM

ayJu

nJu

lA

ug

Sep

Oct

No

vD

ecJa

nFe

bM

arA

pr

May

Jun

Jul

Au

gSe

pO

ctN

ov

Dec

Jan

Feb

Mar

Ap

rM

eiJu

nJu

lA

ug

Sep

Oct

2006 2007 2008

% Grafik 24BI rate dan Fed rate

SBI rate Fed rate

0

2

4

6

8

10

12

14

Jan

Fe

b

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

Jan

Fe

b

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

2007 2008

billion USDGrafik 25

Perkembangan Kepemilikan SUN dan SBI oleh Asing

Kepemilikan SUN Oleh Asing Kepemilikan SBI Oleh Asing

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Juta USDGrafik 26

Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Pemerintah

Drawing

Repayment

Page 36: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

28

Penurunan defisit tersebut, disebabkan oleh

peningkatan penarikan pinjaman menjadi sebesar

USD840 juta dibandingkan periode sebelumnya

(USD655 juta). Di samping itu, pembayaran utang luar

negeri pada periode laporan mengalami penurunan dari

USD2,1 miliar pada periode sebelumnya menjadi

USD1,0 miliar.

Peningkatan penarikan pinjaman terjadi baik pada

pinjaman program maupun pinjaman proyek. Penarikan

pinjaman program pada triwulan III meningkat menjadi

USD295 juta dibandingkan periode sebelumnya

(USD200 juta). Sedangkan penarikan pinjaman proyek

mengalami peningkatan yang hampir sama menjadi

sebesar USD545 juta dibandingkan periode sebelumnya

(USD455 juta).

Penarikan pinjaman program pada Tw.III-2008

sebesar USD295 juta seluruhnya berasal dari Jepang

(JBIC). Penarikan pinjaman program ini digunakan

untuk program reformasi birokrasi, reformasi

infrastruktur dan program bantuan pembangunan

kebijakan. Selain itu, dana ini juga digunakan untuk

membantu departemen terkait dan pemerintah daerah

dalam menyiapkan proyek-proyek infrastruktur,

khususnya proyek yang mampu memberikan pemulihan

biaya (cost recovery) tinggi.

Penarikan pinjaman proyek pada Tw.III-2008 juga

mengalami peningkatan menjadi USD545 juta

dibandingkan periode sebelumnya (USD455 juta).

Pinjaman tersebut terutama berasal dari negara-negara

yang pernah bergabung di CGI (ODA) sebesar USD423

juta. Sama dengan periode sebelumnya, sebagian besar

penarikan berasal dari lembaga multilateral dan sisanya

diperoleh secara bilateral. Di samping pinjaman ODA,

pemerintah juga mendapatkan fasilitas kredit ekspor

sebesar USD122 juta, lebih tinggi daripada yang

diperoleh pada periode sebelumnya (USD105 juta).

Penarikan pinjaman proyek paling banyak digunakan

untuk pembangunan infrastruktur dan sektor

pendidikan.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008*

Juta USD Grafik 27Perkembangan Penarikan Pinjaman Program

ADB IBRD Jepang (JBIC)

0

50

100

150

200

250

300

350

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008*

Juta USDGrafik 28

Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek

Bilateral Multilateral Non CGI

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008*

Juta USD

Grafik 29Perkembangan ULN berdasarkan Jenis Pinjaman

Bilateral Multilateral FKE

Page 37: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

29

Dalam pelaksanaannya proses pencairan pinjaman

luar negeri untuk pendanaan proyek terkendala oleh

beberapa hal antara lain: (1) proses tender atau tender

ulang yang lama; (2) lamanya penerbitan No Objection

Letter; (3) terhambatnya proses penerbitan anggaran

dokumen; (4) masalah manajemen dan koordinasi; (5)

kegiatan fund chanelling hanya sampai tingkat provinsi

dan tidak langsung ke kabupaten (dampak dari PP No.

7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan); (6) terlambatnya proses usulan eskalasi

dan tambahan pekerjaan dalam berbagai proyek; (7)

masalah pelaksanaan pembebasan tanah.

Dengan terjadinya pembayaran utang luar negeri

pemerintah yang lebih besar daripada penarikannya,

posisi ULN pemerintah mengalami penurunan. Posisi

pinjaman bilateral turun menjadi USD29,6 miliar

dibandingkan periode sebelumnya USD29,7 miliar.

Begitu pula dengan posisi pinjaman multilateral

mengalami penurunan menjadi USD18,4 miliar setelah

pada periode sebelumnya mencatat posisi USD18,8

miliar. Sementara itu, posisi pinjaman yang diperoleh

dari negara donor non CGI berupa fasilitas kredit ekspor

juga mengalami penurunan menjadi USD26,9 miliar

dibandingkan posisi pada periode sebelumnya (USD27,6

miliar).

Dari sisi negara donor, Jepang masih tercatat

sebagai negara pemberi pinjaman terbesar untuk

Indonesia (pangsa 35,3% dari total pinjaman

pemerintah). Sementara itu, posisi pinjaman yang

diberikan oleh Jepang mengalami peningkatan menjadi

USD25,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya

(USD25,5 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman yang

diperoleh dari Amerika Serikat dan Jerman (pangsa

17,8% dan 5,0%) justru mengalami penurunan

menjadi USD13,0 miliar dan USD3,6 miliar

dibandingkan periode sebelumnya (USD13,1 miliar dan

USD3,9 miliar).

Menurut jenis mata uang, pinjaman dalam bentuk

USD masih mendominasi keseluruhan pinjaman luar

negeri pemerintah (45,3%). Sedangkan posisi pinjaman

bermata uang Yen dan Euro hanya mencapai 34,7%

dan 13,8%. Posisi pinjaman berdenominasi USD dan

Euro mengalami penurunan menjadi USD33,0 miliar

dan USD10,1 miliar dari periode sebelumnya (USD33,5

miliar dan USD10,9 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman

berdenominasi Yen justru mengalami sedikit

peningkatan menjadi USD25,3 miliar dari periode

sebelumnya sebesar USD25,1 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, posisi utang luar

negeri pemerintah (di luar SUN dan SBI yang dimiliki

asing) mengalami penurunan menjadi USD72,9 miliar

dibanding periode sebelumnya (USD74,3 miliar).

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2006 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2007 2008

Juta USD

Grafik 30Perkembangan Posisi Pinjaman

per Negara Kreditor Utama

Jepang Amerika Jerman

3000

8000

13000

18000

23000

28000

33000

38000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2006 2007 2008

Juta USD

Grafik 31Perkembangan Posisi PinjamanMenurut Jenis Valuta Utama

USD JPY EUR

Page 38: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

30

2.2 Sektor Swasta

Transaksi finansial sektor swasta selama Tw.III-2008

mengalami surplus USD0,8 miliar, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (surplus USD65

juta). Kenaikan surplus tersebut terutama akibat

meningkatnya penarikan utang luar negeri sektor

korporasi sejalan dengan meningkatnya kebutuhan

pembiayaan valas domestik.

Dalam perkembangannya, aliran masuk investasi

langsung (PMA/direct investment in Indonesia) pada

Tw.III-2008 mengalami kenaikan sebesar 7,9%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut

terutama terjadi pada arus modal masuk sektor migas

yang mengalami pertumbuhan 15,1%, sementara

sektor nonmigas hanya meningkat 2,9%. Dengan

memperhitungkan arus keluar PMA, terutama berupa

cost recovery perusahaan migas dan pembayaran ULN

perusahaan PMA sektor nonmigas kepada perusahaan

induknya di luar negeri, aliran modal PMA neto selama

triwulan laporan menjadi surplus USD1,5 miliar, relatif

sama dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu,

dengan menambahkan faktor investasi langsung

penduduk di luar negeri (direct investment abroad) yang

tercatat sebesar USD1,4 miliar, secara keseluruhan

transaksi neto DI (direct investment) mencapai surplus

USD87 juta, relatif tidak berubah daripada triwulan

sebelumnya (surplus USD40 juta).

Arus masuk modal PMA di sektor migas naik

menjadi USD2,3 miliar daripada triwulan sebelumnya

(USD2,0 miliar). Kenaikan tersebut disebabkan oleh

masih tingginya kegiatan operasional perusahaan migas

di Indonesia dalam mengoptimalkan produksinya terkait

masih tingginya harga minyak dunia. Pada periode yang

sama, arus keluar modal PMA di sektor migas berupa

pembayaran cost recovery pada perusahaan induknya

mencapai USD2,0 miliar, meningkat dari Tw.II-2008

yang sebesar USD1,8 miliar.

40

50

60

70

80

90

100

50000

55000

60000

65000

70000

75000

80000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2006 2007 2008

%Juta USD

Grafik 32Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah

Posisi ULN PemerintahRatio ULN Pemerintah terhadap PDB

-5000

-4000

-3000

-2000

-1000

0

1000

2000

3000

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Grfaik 33Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Swasta

Direct Investment Portfolio InvestmentOther Investment Financial Account

Juta USD

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Grafik 34Perkembangan Direct Investment di Indonesia

Inflows Oil & Gas Inflows Non Oil & Gas FDI, net

Juta USD

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3

2006 2007 2008*

Grafik 36Arus Masuk FDI Migasjuta USD

Page 39: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

31

Relatif tingginya pembayaran tersebut dipengaruhi

oleh kinerja sektor migas yang masih baik di triwulan

sebelumnya dimana harga minyak masih mengalami

kenaikan secara signifikan. Secara neto, dengan

memperhitungkan arus keluar tersebut, PMA sektor

migas mengalami peningkatan surplus menjadi sebesar

USD0,3 miliar dari USD0,2 miliar pada periode

sebelumnya.

Sementara itu, di sektor nonmigas, arus masuk PMA

hanya mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar

USD3,0 miliar dari USD2,9 miliar pada triwulan

sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya

kegiatan ekonomi yang pada triwulan III-2008

mencatatkan pertumbuhan 6,1%. Arus masuk modal

PMA nonmigas tersebut berupa tambahan modal

ekuitas sebesar USD1,2 miliar dan utang sebesar

USD1,8 miliar dari perusahaan induk di luar negeri.

Sementara itu, pada periode laporan, tidak tercatat

aliran modal masuk PMA melalui privatisasi yang

dilakukan dengan cara strategic sale dan restrukturisasi

perbankan. Tingginya arus masuk PMA tersebut juga

tercermin pada meningkatnya penyertaan modal secara

cash melalui bank yang dipantau melalui Sistem

Monitoring Lalu Lintas Devisa (LLD).

Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di

sektor nonmigas relatif mengalami sedikit peningkatan

menjadi USD1,7 miliar dari USD1,6 miliar pada triwulan

sebelumnya. Peningkatan arus keluar modal berupa

pembayaran utang anak perusahaan kepada induknya

(afiliasi) tersebut ditengarai terkait dengan peningkatan

kemampuan perusahaan PMA di Indonesia. Dengan

peningkatan arus keluar modal tersebut, secara neto,

PMA sektor nonmigas mengalami penurunan surplus

menjadi sebesar USD1,2 miliar dari USD1,3 miliar pada

periode sebelumnya.

Investasi portofolio sektor swasta, sisi liabilities,

selama periode laporan mengalami surplus sebesar

USD268 juta, sedikit lebih rendah dibanding USD346

juta pada triwulan sebelumnya. Masih tingginya risiko

dan ketidakpastian di pasar keuangan global

berdampak pada memburuknya kinerja pasar modal

Indonesia. Di sisi domestik, aktivitas pelaku pasar di

bursa pada akhir Tw.III-2008 terlihat berkurang karena

kekhawatiran akan kemungkinan gejolak pasar saham

global selama libur panjang hari raya Idul Fitri. Di

samping itu, kekhawatiran investor akan

kesinambungan kondisi fiskal di dalam negeri serta

meningkatnya ekspektasi inflasi jangka menengah ikut

memberikan pengaruh terhadap perkembangan pasar

keuangan Indonesia. Sementara itu, investasi portofolio

penduduk di luar negeri dalam bentuk surat berharga

(sisi asset), mencatat peningkatan sebesar USD75 juta,

berbeda dengan triwulan sebelumnya yang mencatat

pelepasan surat berharga asing oleh penduduk sebesar

USD68 juta.

Sumber : Sistem Monitoring Lalu Lintas Devisa

Transaksi saham sepanjang Tw.III-2008 mengalami

net outflows sebesar USD0,1 miliar, lebih rendah

dibandingkan pada triwulan sebelumnya (net inflows

USD0,5 miliar). Selain faktor-faktor yang telah

disebutkan di atas yang mempengaruhi kondisi pasar

keuangan Indonesia, masih berlanjutnya dampak

negatif tekanan ekonomi global akibat kondisi pasar

keuangan yang memburuk dan volatilitas harga minyak

menjadi bahan pertimbangan investor untuk

mengurangi investasi dalam bentuk penyertaan saham.

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008*

Juta USD

Grafik 36Penyertaan Modal

Page 40: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

32

Kuatnya pengaruh sentimen negatif global

menyebabkan IHSG terkoreksi di akhir triwulan ketiga

yang menurun tajam sebesar 22,0% menjadi level

1.833, dibanding posisi IHSG akhir Tw.II-2008.

Walaupun demikian, beberapa saham unggulan masih

menarik minat investor asing yaitu diantaranya saham

sektor perbankan (BCA, BRI, Mandiri), sektor

pertambangan (PGN, Adaro Energy, Bumi Resources),

sektor telekomunikasi (Indosat, Telkom) dan sektor

perkebunan (Astra Agro Lestari). Hal ini didukung oleh

peningkatan profitabilitas perusahaan, khususnya

Return On Equity (ROE), pada periode laporan. Secara

sektoral, perusahaan yang bergerak dibidang pertanian

serta pertambangan mencatat kenaikan tingkat

pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan sektor

ekonomi lainnya.

Dari sisi suplai, pada periode triwulan III 2008

terdapat penawaran saham baru (IPO) oleh 6 emiten

dan right issue sebanyak 10 emiten. Enam emiten baru

tersebut adalah Adaro Energy, Destinasi Tirta

Nusantara, Hotel Mandarine Regency, Kertas Basuki

Rachmat Ind., Bayan Resources, dan Trada Maritime.

Sedangkan 1 emiten tercatat melakukan delisting dari

bursa, yaitu Bahtera Adimina Samudra, Tbk.

Sumber : BEI Sementara itu, transaksi investasi portofolio dalam

bentuk surat utang yang diterbitkan korporasi

domestik, baik di pasar dalam negeri maupun luar

negeri, mencatat net inflows sebesar USD0,4 miliar,

lebih tinggi dibandingkan net outflows USD0,2 miliar

pada triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong

oleh meningkatnya kebutuhan dana untuk keperluan

refinancing.

Transaksi investasi lainnya sektor swasta, sisi

liabilities mencatat surplus sebesar USD2,1 miliar,

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(surplus USD1,1 miliar). Surplus tersebut disebabkan

oleh kenaikan penarikan utang luar negeri terutama

sektor korporasi dari USD2,0 miliar menjadi USD3,3

miliar. Penarikan tersebut lebih besar daripada

pembayaran ULN terutama sektor korporasi yang juga

meningkat menjadi USD2,0 miliar dari USD1,7 miliar

pada triwulan sebelumnya.

Penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta

(perbankan dan korporasi) meningkat dari USD3,0

miliar menjadi USD3,9 miliar. Perkembangan ini sejalan

dengan pertumbuhan investasi riil selama triwulan

ketiga. Dengan perkembangan tersebut, posisi utang

luar negeri sektor swasta pada akhir triwulan ketiga

menjadi USD46,7 miliar. Masing-masing berupa utang

lembaga keuangan (bank dan non bank) sebesar

USD5,4 miliar dan bukan lembaga keuangan sebesar

USD41,3 miliar.

800

1,200

1,600

2,000

2,400

2,800

3,200

-3,000

-1,000

1,000

3,000

5,000

7,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul AugSept

2007 2008

IHSGMiliar Rp

Grafik 37Perkembangan Transaksi Saham oleh Asing

di BEI dan IHSG

Foreign Net Buying IHSG (RHS)

-500

-400

-300

-200

-100

0

100

200

300

400

500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008*

Grafik 38Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta

Diterbitkan di DN Diterbitkan di LN

Juta USD

Page 41: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

33

Di sisi aset, terjadi peningkatan yang signifikan pada

penempatan investasi lainnya oleh penduduk ke luar

negeri menjadi sebesar USD1,6 miliar, lebih tinggi dari

kondisi triwulan sebelumnya yang bertambah USD1,5

miliar. Meningkatnya aset penduduk tersebut terutama

akibat bertambahnya simpanan milik perusahaan

domestik di bank luar negeri (Overseas Current

Account) dalam jumlah yang cukup besar. Sebaliknya,

currency & deposits bank (nostro) mengalami

penurunan terkait dengan meningkatnya kebutuhan

valas di pasar domestik. Dengan memperhitungkan

perkembangan sisi asset dan liabilities tersebut, secara

neto investasi lainnya sektor swasta mengalami

peningkatan dari defisit USD0,4 miliar menjadi surplus

USD0,5 miliar.

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007* 2008**

Juta USD

Grafik 39Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta

Page 42: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

34

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 43: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

35

Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran

Indonesia yang secara keseluruhan mencatat defisit,

cadangan devisa pada akhir Tw. III-2008 menurun

sekitar USD2,4 miliar (4%) menjadi USD57,1 miliar, dari

posisi pada akhir triwulan sebelumnya sebesar USD59,5

miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk

membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri

pemerintah selama 4,4 bulan.

Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities

(surat-surat berharga ) sebesar USD41,0 miliar (72%

dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar

USD13,5 miliar (24%) dan monetary gold sebesar

USD2,1 miliar (4%). Posisi surat-surat berharga dan

monetary gold menurun dari posisi pada akhir triwulan

II tahun 2008, yaitu masing-masing sebesar USD43,9

miliar dan USD2,2 miliar. Sementara itu, posisi currency

& deposits mengalami peningkatan dari USD12,9 pada

akhir triwulan sebelumnya.

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Juta USDBulan Impor

Grafik 40Perkembangan Cadangan Devisa

Cadangan Devisa (RHS) Bulan Impor

CADANGAN DEVISA

Page 44: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

36

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 45: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

37

Pada Tw. III-2008 sektor eksternal masih memberikan

kontribusi negatif terhadap pembentukan PDB. Namun

demikian, kontribusi negatif tersebut tidak sebesar

periode sebelumnya sebagaimana tercermin pada

penurunan rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB

yang mencapai -0,4% dari sebelumnya -0,9%.

Perbaikan tersebut terutama akibat meningkatnya

surplus neraca perdagangan migas dan menurunnya

defisit neraca pendapatan. Adapun rasio ekspor plus

impor terhadap PDB yang mencerminkan derajat

keterbukaan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan

sebagai akibat dari lebih kuatnya kinerja ekspor dan

permintaan impor relatif terhadap pertumbuhan PDB.

Kenaikan derajat keterbukaan ekonomi tersebut

membawa konsekuensi pada ekonomi domestik yang

semakin sensitif terhadap gejolak eksternal. Hal ini

tercermin pada krisis ekonomi global yang langsung

memberi dampak pada pelemahan ekonomi domestik.

Sementara itu, beban pembayaran utang luar

negeri (ULN) yang tercermin pada Debt Service Ratio

(DSR) cenderung menurun dibandingkan periode

triwulan sebelumnya. Lebih rendahnya DSR tersebut

terkait dengan penurunan beban pembayaran pokok

dan bunga ULN pemerintah (debt service payment) dan

meningkatnya kinerja ekspor barang dan jasa pada

periode laporan. Peningkatan outstanding utang luar

negeri yang disertai dengan pertumbuhan ekonomi

yang meskipun melemah tetapi masih tinggi telah

menurunkan beban pembayaran ULN ke depan

sebagaimana tercermin pada rasio eksternal debt

terhadap PDB yang menurun.

Secara umum beberapa indikator eksternal masih

menunjukkan relatif kuatnya ketahanan ekonomi

Indonesia terhadap resiko gejolak eksternal, yang

ditunjukkan oleh menurunnya rasio ULN jangka pendek

terhadap PDB dan rasio ULN jangka pendek terhadap

cadangan devisa dibandingkan periode triwulan

sebelumnya.

Tabel 26 Indikator Sustainabilitas Eksternal

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw.I Tw. II Tw. III

PDB (harga berlaku) (juta USD) 102,712 108,621 113,056 113,940 121,573 133,556 145,749

Transaksi Berjalan/PDB (%) 2.5 2.1 1.9 3.0 2.1 -0.9 -0.4

Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 4.4 4.7 4.2 5.7 3.6 1.4 1.5

Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 53.5 54.6 54.2 56.6 59.0 59.7 55.5

Ekspor Barang dan Jasa (juta USD) 32,025 34,731 35,582 38,287 40,938 43,398 44,288

Debt Service Payments (DSP), juta USD -6,344 -7,430 -5,420 -8,124 -6,691 -7,789 -6,774

- Pemerintah -1,803 -3,265 -1,815 -3,433 -1,827 -3,377 -2,101

- Swasta (termasuk BUMN) -4,542 -4,166 -3,605 -4,691 -4,864 -4,412 -4,674

Debt Service Ratio (DSR) (%) 19.8 21.4 15.2 21.2 16.3 17.9 15.3

Posisi ULN Total (juta USD) 131,283 133,482 136,947 136,640 145,519 146,226 147,070

Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 8,474 10,896 11,355 14,125 16,176 16,757 15,876

Posisi Cadangan Devisa (juta USD) 47,221 50,924 52,875 56,920 58,987 59,453 57,108

PDB (annualized) (juta USD) 386,653 404,854 421,448 438,329 457,190 482,125 514,818

Posisi ULN Total/PDB (%) 34.0 33.0 32.5 31.2 31.8 30.3 28.6

Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%) 2.2 2.7 2.7 3.2 3.5 3.5 3.1

Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 278.0 262.1 259.0 240.1 246.7 246.0 257.5

Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) 17.9 21.4 21.5 24.8 27.4 28.2 27.8

Ket. PDB annualized adalah penjumlahan PDB selama empat kuartal ke belakang

INDIKATOR2007 2008

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

Page 46: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

38

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 47: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

39

Boks FENOMENA DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN ...................... 41 Lampiran Indonesia’s Balance of Payments

Table 1.1 Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD) ...................... 43

Table 1.2 Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD) ...................... 44

Table 1.3 Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD) ...................... 45

Table 1.4 Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account

(millions of USD) ...................... 46

Table 1.5 Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD) ...................... 47

Non Oil and Gas Exports and Imports

Table 2.1 Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD) ...................... 48

Table 2.2 Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons) ...................... 49

Table 2.3 Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD) ...................... 50

Table 2.4 Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons) ...................... 51

Table 2.5 Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD) ...................... 52

Table 2.6 Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (millions of USD) ...................... 53

Travel

Table 3.1 Travel Inflows ...................... 54

Table 3.2 Travel Outflows ...................... 55

Securities

Table 4 Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD) ...................... 56

BOX DAN LAMPIRAN

Page 48: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

40

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 49: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

41

BOKS FENOMENA DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN

1. Defisit Transaksi Berjalan

Transaksi berjalan (current account) adalah salah satu komponen utama neraca pembayaran, selain transaksi modal & finansial, yang mengukur penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang berasal dari transaksi barang (goods), jasa (services), pendapatan (income) dan transfer berjalan (current transfer). Ketidakseimbangan terjadi pada saat transaksi berjalan mengalami surplus atau defisit. Transaksi berjalan defisit dapat berarti bahwa suatu negara mengimpor lebih banyak (barang & jasa) daripada mengekspor. Meskipun transaksi berjalan juga mencakup pendapatan (mis. bunga) dan transfer (mis. hibah), namun biasanya secara rasio relatif kecil. Transaksi berjalan defisit juga dapat merefleksikan rendahnya tabungan masyarakat relatif terhadap tingginya investasi, sehingga muncul kebutuhan pembiayaan dari luar negeri karena pada kondisi tersebut penerimaan hasil ekspor tidak dapat mencukupi kebutuhan pengeluaran untuk impor. Pada kondisi tertentu, pembiayaan tersebut dapat juga berasal dari pundi-pundi negara atau cadangan devisa, sehingga dapat berdampak pada penurunan cadangan devisa. Apabila suatu negara mengalami current account defisit, maka akan muncul kewajiban pada negara lain yang tercermin pada arus masuk modal pada financial account, yang pada gilirannya akan memerlukan pembayaran kembali.

Grafik 1 Transaksi Berjalan Indonesia

Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas

Transaksi berjalan pada triwulan ketiga 2008 masih mengalami defisit, meskipun lebih rendah daripada triwulan sebelumnya. Defisit tersebut terjadi karena nilai impor nonmigas tumbuh dua kali lebih cepat daripada pertumbuhan ekspor. Nilai impor nonmigas (c&f) pada triwulan III telah mencapai USD27,2 miliar atau tumbuh 44,6% (yoy). Angka tersebut mencerminkan kuatnya permintaan agregat domestik yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang meskipun mulai melemah namun masih cukup tinggi (6,1%) sepanjang triwulan III 2008. Di sisi lain, nilai ekspor non migas meskipun mulai mengalami akselerasi dan secara level masih tinggi mencapai USD28,8 miliar (fob) atau tumbuh 22,4%, namun masih lebih rendah daripada pertumbuhan impor. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III tersebut sebagian dibiayai oleh transaksi keuangan yang mencatat surplus USD0,5 miliar dan sebagian lainnya dibiayai oleh penjualan devisa sebesar USD89 juta.

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2005 2006 2007 2008*

Overall Balance

Capital & Financial Account

Current Account

billions of USD

Current Account

-15000

-10000

-5000

0

5000

10000

15000

Jan

-06

Mar-

06

Mei-

06

Jul-

06

Sep

-06

No

p-0

6

Jan

-07

Mar-

07

Mei-

07

Jul-

07

Sep

-07

No

p-0

7

Jan

-08

Mar-

08

Mei-

08

Jul-

08

Sep

-08

X Nonmigas M Nonmigas Net

millions of USD

Page 50: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

42

2. Sustainabilitas Defisit Transaksi Berjalan

Defisit transaksi berjalan menjadi bermasalah apabila disebabkan oleh tingginya impor yang bersifat konsumsi atau investasi yang tidak produktif. Defisit transaksi berjalan juga berbahaya apabila defisit tersebut lebih mencerminkan daya saing ekspor (competitiveness) yang rendah (Ghost, IMF 2008). Apabila modal pinjaman digunakan untuk proyek investasi domestik yang produktif sehingga dapat menghasilkan pendapatan sehingga nantinya mampu membayar kewajiban maka CA defisit akan sustain. Demikian juga, jika daya saing produk ekspor suatu negara cukup tinggi maka penerimaan hasil ekspor akan dapat membawa perbaikan CA defisit negara tersebut.

Selain itu, sustainabilitas CA defisit juga bergantung pada ekspektasi investor dan jenis aset finansial yang digunakan untuk membiayai defisit. Apabila investor asing merasa investasi tidak lagi menguntungkan seperti yang diharapkan maka CA tidak sustain, karena dapat mendorong pembalikan arus modal (capital reversal). Demikian juga, jika komposisi pembiayaan CA defisit lebih banyak berupa pinjaman jangka pendek (investasi portofolio) dibanding arus masuk modal yang lebih stabil seperti FDI, maka dapat membawa pada ketidaksustainan CA defisit. Hal ini karena pendanaan yang sifatnya jangka pendek untuk membiayai investasi yang bersifat jangka panjang.

Grafik 3

Porsi Pembiayaan Defisit Transaksi Berjalan Grafik 4

Defisit Transaksi Berjalan di Beberapa Negara

Pada triwulan III 2008 rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB masih di bawah 1%. Selain itu jumlah cadangan devisa masih berada di atas 4 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah. Dan CA defisit dapat dibiayai oleh financial account surplus. Namun demikian, hal itu tetap harus diwaspadai karena saat ini proporsi pembiayaan Investasi Portofolio cenderung meningkat melebihi Direct Investment (penanaman modal langsung) maupun Other Investment (utang luar negeri). Hal ini dapat menimbulkan masalah apabila terjadi pembalikan modal yang masif dalam waktu yang cepat (suddent reversal).

Sementara itu, permintaan domestik yang cukup kuat telah mendorong pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada ekspor sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi domestik triwulan III cukup tinggi (6,1%) disumbang oleh permintaan domestik (kontribusi 6,6%) yang terdiri dari konsumsi (4,3%) dan investasi (2,4%). Permintaan domestik tersebut didukung oleh peningkatan impor barang modal dan bahan baku yang masing-masing tumbuh sampai dengan triwulan III sekitar 57% dan 42% (ytd). Hal ini dapat membawa perbaikan pada CA defisit karena hasil pengolahan barang impor produktif tersebut sebagian dapat digunakan untuk keperluan ekspor.

Tekanan defisit transaksi berjalan tidak saja dialami Indonesia tetapi juga oleh negara lain di kawasan Asia, seperti Thailand, Korea dan India. Dampak krisis keuangan global yang mempengaruhi penurunan permintaan negara tujuan ekspor di saat impor meningkat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik tetap tinggi diperkirakan menjadi penyebab defisit itu.

‐4.000

‐3.000

‐2.000

‐1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

I II III IV I II III IV I II III

2006 2007* 2008**

Direct Investment Portfolio Investment Other Investment

juta USD

15,0

10,0

5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

(6)

(4)

(2)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2004 2005 2006 2007 2008

Indonesia Korea

India  Thailand

CA/GDP(%)

Page 51: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

43

Table 1.1 Indonesia’s Balance Of Payments : Summary

(millions of USD)

Nov, 2008

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

I. Current Account 10,859 2,594 2,243 2,127 3,383 10,347 2,601 -1,241 -564

A. Goods, net (Trade Balance) 29,660 7,712 8,107 7,487 9,448 32,754 7,536 5,443 5,780

1. Exports, fob 1) 103,528 26,626 29,202 30,009 32,177 118,014 34,412 37,345 38,080

2. Import, fob 2) -73,868 -18,914 -21,095 -22,521 -22,729 -85,260 -26,876 -31,902 -32,299

B. Services, net -9,874 -3,165 -2,994 -2,767 -2,925 -11,850 -3,173 -3,564 -3,573

C. Income, net -13,790 -3,163 -4,024 -3,811 -4,527 -15,525 -3,120 -4,463 -4,157

D. Current Transfers, net 4,863 1,210 1,153 1,218 1,387 4,968 1,358 1,343 1,385

II. Capital & Financial Account 3,025 1,778 1,985 -957 660 3,466 -1,623 2,599 509

A. Capital Account 350 43 127 255 122 546 52 73 200

B. Financial Account 2,675 1,736 1,857 -1,212 539 2,920 -1,674 2,526 309

1. Direct investment 2,188 -246 1,426 764 309 2,253 -633 40 87a. Abroad, net -2,726 -1,282 392 -1,427 -2,358 -4,675 -1,729 -1,436 -1,430b. In Indonesia (FDI), net 4,914 1,037 1,034 2,191 2,667 6,928 1,096 1,476 1,517

2. Portfolio investment, net 4,277 2,491 3,769 465 -1,200 5,525 1,923 4,308 -58a. Assets, net -1,830 -497 -1,939 -1,257 -764 -4,457 -823 68 -75b. Liabilities, net 6,107 2,988 5,707 1,722 -437 9,981 2,746 4,240 17

3. Other investment -3,791 -510 -3,337 -2,441 1,430 -4,858 -2,964 -1,822 280a. Assets, net -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645

b. Liabilities, net 3) -2,204 -348 -1,051 -59 1,168 -289 -452 -348 1,925

III. Total (I + II) 13,884 4,372 4,227 1,170 4,043 13,812 978 1,357 -55

IV. Errors & Omissions 625 7 -591 10 -523 -1,097 54 -33 -34

V. Overall Balance (III + IV) 14,510 4,379 3,637 1,179 3,520 12,715 1,032 1,324 -89

VI. Reserves and Related Items 4) -14,510 -4,379 -3,637 -1,179 -3,520 -12,715 -1,032 -1,324 89

a. Reserve Asset Changes -6,902 -4,379 -3,637 -1,179 -3,520 -12,715 -1,032 -1,324 89

b. Use of Fund Credit and Loans -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0Purchases 0 0 0 0 0 0 0 0 0Repurchases -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:Reserve Assets Position 5) 42,586 47,221 50,924 52,875 56,920 56,920 58,987 59,453 57,108(In Months of Imports & Official Debt Repayment) 4.6 4.8 5.2 5.4 5.8 5.8 4.5 4.6 4.4Current Account (% GDP) 2.9 2.5 2.1 1.9 3.0 2.4 2.1 -0.9 -0.4Debt Service Ratio (%) 6) 24.8 19.8 21.4 15.2 21.2 19.4 16.3 17.9 15.3

o/w. Government & Monetary Authority 14.2 5.6 9.4 5.1 9.0 7.3 4.5 7.8 4.7

1) Since May 2004 part of the reporting method of non oil & gas export han been changed into on-line-system

2) Since April 2004 part of the reporting method of non oil & gas import han been changed into on-line-system

3) Excluding the use of Fund credit and loans

4) Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.

5) Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000

6) Ratio of external debt service payments to export of goods and services.

* Provisional figures

I T E M S2006 2007* 2008*

Page 52: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

44

Table 1.2

Indonesia’s Balance Of Payments : Current Account (millions of USD)

Nov, 2008

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

Current Account 10,859 2,594 2,243 2,127 3,383 10,347 2,601 -1,241 -564

A. Goods, net (Trade Balance) 29,660 7,712 8,107 7,487 9,448 32,754 7,536 5,443 5,780- Non Oil and Gas 22,875 6,560 6,994 6,217 7,313 27,084 5,060 4,153 3,760- Oil and Gas 6,785 1,152 1,114 1,270 2,135 5,670 2,476 1,289 2,020

Exports, fob 103,528 26,626 29,202 30,009 32,177 118,014 34,412 37,345 38,080- Non Oil and Gas 1) 80,578 21,682 23,456 23,529 24,475 93,142 26,405 27,879 28,795- Oil and Gas 22,950 4,944 5,746 6,480 7,702 24,872 8,007 9,466 9,285

Imports, fob -73,868 -18,914 -21,095 -22,521 -22,729 -85,260 -26,876 -31,902 -32,299- Non Oil and Gas 2) -57,703 -15,122 -16,463 -17,311 -17,161 -66,058 -21,345 -23,725 -25,035- Oil and Gas -16,165 -3,792 -4,632 -5,210 -5,567 -19,202 -5,531 -8,177 -7,265

B. Services, net -9,874 -3,165 -2,994 -2,767 -2,925 -11,850 -3,173 -3,564 -3,5731. Transportation, net -6,079 -1,640 -1,791 -1,885 -1,978 -7,294 -2,560 -2,962 -3,004

a. Freight, net -5,147 -1,359 -1,520 -1,618 -1,620 -6,118 -1,993 -2,364 -2,428b. Passenger and Other, net -932 -281 -271 -266 -358 -1,177 -567 -598 -576

2. Travel, net 418 -9 238 302 -89 442 214 254 396a. Inflow 4,448 1,180 1,344 1,432 1,390 5,346 1,365 1,454 1,620b. Outflow -4,030 -1,188 -1,106 -1,130 -1,479 -4,904 -1,151 -1,200 -1,224

3. Other services, net -4,213 -1,516 -1,440 -1,184 -858 -4,998 -827 -855 -964

C. Income, net -13,790 -3,163 -4,024 -3,811 -4,527 -15,525 -3,120 -4,463 -4,1571. Compensation of employees -137 -75 -72 -84 -82 -313 -83 -86 -1102. Investment income -13,652 -3,088 -3,951 -3,727 -4,445 -15,212 -3,037 -4,377 -4,047

a. Direct investment -9,521 -2,003 -2,718 -2,769 -3,024 -10,514 -2,457 -3,085 -2,804b. Portfolio investment -1,516 -142 -527 -658 -623 -1,952 -181 -326 -895c. Other investment -2,615 -943 -706 -300 -798 -2,746 -399 -967 -348

o/w Government & Monetary Authority interest payments -2,592 -429 -769 -363 -832 -2,393 -350 -822 -336

D. Current Transfers, net 4,863 1,210 1,153 1,218 1,387 4,968 1,358 1,343 1,3851. Government, net 22 14 8 7 14 44 2 1 12. Other sectors, net 4,841 1,196 1,145 1,210 1,373 4,924 1,356 1,342 1,384

a. Workers' Remittances, net 4,500 1,191 1,166 1,181 1,295 4,833 1,354 1,353 1,380b. Other transfers, net 341 5 -21 29 78 91 2 -11 4

Memorandum:Non Oil and Gas Export Growth, fob (%) 20.7 22.1 19.9 8.8 13.1 15.6 21.8 18.9 22.4Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%) 8.0 11.6 19.2 20.6 7.4 14.5 41.2 44.1 44.6Oil Unit Prices (USD/barrel) 62.5 55.7 67.3 71.9 85.6 70.1 93.4 119.3 113.4Oil Production (millions barrel per day) 1.005 0.966 0.942 0.948 0.951 0.952 0.977 0.981 0.982Tourist Inflows (thousand people) 4,871 1,215 1,384 1,475 1,432 5,506 1,405 1,497 1,668Current Account (% GDP) 2.9 2.5 2.1 1.9 3.0 2.4 2.1 -0.9 -0.4

1) Since May 2004 part of the method of reporting non oil & gas export han been changed into on-line-system

2) Since April 2004 part of the method of reporting non oil & gas import han been changed into on-line-system

* Provisional figures

2006ITEMS

2007* 2008*

Page 53: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

45

Table 1.3

Indonesia’s Balance Of Payments : Capital and Financial Account (millions of USD)

Nov, 2008

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

A. Capital Account 350 43 127 255 122 546 52 73 200

B. Financial Account 2,675 1,736 1,857 -1,212 539 2,920 -1,674 2,526 3091. Direct investment 2,188 -246 1,426 764 309 2,253 -633 40 87

a. Abroad -2,726 -1,282 392 -1,427 -2,358 -4,675 -1,729 -1,436 -1,430- Equity capital & Reinvested earnings -609 -343 111 -277 -489 -997 -605 -282 -245- Other capital -2,117 -940 281 -1,150 -1,869 -3,678 -1,124 -1,155 -1,185

b. In Indonesia (FDI) 4,914 1,037 1,034 2,191 2,667 6,928 1,096 1,476 1,517- Equity capital & Reinvested earnings 4,616 1,350 1,545 1,933 2,721 7,549 1,263 1,084 1,480- Other capital 298 -313 -511 258 -54 -621 -167 392 37

o/w. Loans: - Drawings 3,649 1,276 1,069 1,553 1,562 5,460 1,740 1,976 1,750- Repayments -3,351 -1,589 -1,581 -1,296 -1,616 -6,081 -1,907 -1,585 -1,713

2. Portfolio investment 4,277 2,491 3,769 465 -1,200 5,525 1,923 4,308 -58a. Assets -1,830 -497 -1,939 -1,257 -764 -4,457 -823 68 -75

- Equity securities 10 66 -25 34 -333 -258 -239 -72 54- Debt securities -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129

Bonds and Notes -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Liabilities 6,107 2,988 5,707 1,722 -437 9,981 2,746 4,240 17- Equity securities 1,898 362 1,282 1,262 652 3,559 11 519 -101- Debt securities 4,210 2,626 4,425 460 -1,089 6,422 2,734 3,720 118

Bonds and Notes 3,834 2,456 2,312 172 250 5,190 2,407 3,395 1,486Other 375 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368

3. Other Investment -3,791 -510 -3,337 -2,441 1,430 -4,858 -2,964 -1,822 280a. Assets -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645

- Loans -71 -15 214 39 27 265 -105 -89 -83

- Other 1) -1,516 -147 -2,500 -2,422 235 -4,834 -2,408 -1,385 -1,562

b. Liabilities -2,204 -348 -1,051 -59 1,168 -289 -452 -348 1,925

- Loans 2) -2,882 -271 -1,481 -172 763 -1,161 -117 -481 1,437Drawings 11,109 2,778 2,598 2,523 5,313 13,212 3,065 3,592 4,716Repayments -13,991 -3,050 -4,079 -2,694 -4,550 -14,373 -3,182 -4,073 -3,279

- Other 1) 678 -76 430 113 405 872 -335 133 488

C. Total (A + B) 3,025 1,778 1,985 -957 660 3,466 -1,623 2,599 509

1) Including currency and deposits2) Excluding the use of Fund Credit and Loans* Provisional figures

2006I T E M S

2007* 2008*

Page 54: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

46

Table 1.4

Indonesia’s Balance Of Payments : Government and Monetary Authorities Sector Financial Account

(millions of USD)

Nov,2008

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

I. Government 2,172 1,888 507 -648 -28 1,719 1,890 2,137 962 A. Portfolio investment 4,139 2,382 2,040 -230 -154 4,037 2,238 3,569 1,117

1. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0b. Equity securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0a. Debt securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Liabilities 4,139 2,382 2,040 -230 -154 4,037 2,238 3,569 1,117 b. Equity securities 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a. Debt securities 4,139 2,382 2,040 -230 -154 4,037 2,238 3,569 1,117

B. Other investment -1,967 -493 -1,532 -418 126 -2,318 -348 -1,432 -1561. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Liabilites -1,967 -493 -1,532 -418 126 -2,318 -348 -1,432 -156

a. Loans -1,967 -493 -1,532 -418 126 -2,318 -348 -1,432 -156i. Drawings 3,588 573 524 567 2,340 4,004 636 655 840

- Program Aid 1,501 200 200 0 1,706 2,106 222 200 295ADB 600 0 0 0 900 900 0 0 0IBRD 530 0 0 0 600 600 0 200 0JBIC 99 200 0 0 206 406 222 0 295Others 271 0 200 0 0 200 0 0 0

- Project Aid 2,087 373 324 567 634 1,898 414 455 545CGI 1,402 307 240 334 446 1,327 327 350 423

ODA 1,402 307 240 334 446 1,327 288 311 384Bilateral 797 91 86 234 253 664 137 133 109Multilateral 604 216 154 100 193 663 151 178 275

Non ODA 0 0 0 0 0 0 39 39 39Non CGI 685 66 84 233 188 571 88 105 122

- Reschedulling 0 0 0 0 0 0 0 0 0Principal 0 0 0 0 0 0 0 0 0Interest 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ii. Repayments -5,555 -1,067 -2,057 -985 -2,213 -6,322 -984 -2,086 -996

2. Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0

II. Monetary Authorities -153 156 2,111 261 -1,341 1,187 300 323 -1,404 A. Portfolio investment 375 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368

1. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Liabilities 375 171 2,113 288 -1,339 1,233 328 326 -1,368

B. Other investment -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -361. Assets 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Liabilites -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -36a. Loans 1) -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -36

i Drawings 0 0 0 0 0 0 0 0 0ii. Repayments -528 -14 -2 -27 -2 -45 -28 -2 -36

b. Other … … … … … … … … …

III. Total (I + II) 2,019 2,045 2,618 -387 -1,369 2,907 2,190 2,460 -442

Memorandum:The use of Fund Credit and Loans: -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0

Purchases 0 0 0 0 0 0 0 0 0Repurchases -7,608 0 0 0 0 0 0 0 0

1) Excluding the use of Fund Credit and Loans

* Provisional figures

- Not available

… Data are not available yet

2006I T E M S

2007* 2008*

Page 55: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

47

Table 1.5

Indonesia’s Balance Of Payments : Private Sector Financial Account (millions of USD)

Nov,2008

Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Total Q.1 Q.2 Q.3

A. Direct investment 2,188 -246 1,426 764 309 2,253 -633 40 871. Abroad -2,726 -1,282 392 -1,427 -2,358 -4,675 -1,729 -1,436 -1,430

- Equity capital & Reinvested earnings -609 -343 111 -277 -489 -997 -605 -282 -245- Other capital -2,117 -940 281 -1,150 -1,869 -3,678 -1,124 -1,155 -1,185

2. In Indonesia (FDI) 4,914 1,037 1,034 2,191 2,667 6,928 1,096 1,476 1,517- Equity capital & Reinvested earnings 4,616 1,350 1,545 1,933 2,721 7,549 1,263 1,084 1,480- Other capital 298 -313 -511 258 -54 -621 -167 392 37

o/w. Loans : - Drawings 3,649 1,276 1,069 1,553 1,562 5,460 1,740 1,976 1,750- Repayments -3,351 -1,589 -1,581 -1,296 -1,616 -6,081 -1,907 -1,585 -1,713

B. Portfolio investment -238 -61 -384 407 293 255 -643 413 1931. Assets -1,830 -497 -1,939 -1,257 -764 -4,457 -823 68 -75

- Equity securities 10 66 -25 34 -333 -258 -239 -72 54- Debt securities -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129

Bonds and Notes -1,841 -563 -1,914 -1,291 -431 -4,199 -584 140 -129Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Liabilities 1,593 436 1,554 1,664 1,057 4,711 180 346 268- Equity securities 1,898 362 1,282 1,262 652 3,559 11 519 -101- Debt securities -305 74 272 402 405 1,152 169 -174 369

Bonds and Notes -305 74 272 402 405 1,152 169 -174 369Other 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Others investment -1,295 -3 -1,802 -1,996 1,306 -2,495 -2,588 -388 4711. Assets -1,587 -162 -2,286 -2,383 262 -4,569 -2,512 -1,474 -1,645

- Loans -71 -15 214 39 27 265 -105 -89 -83- Other 1) -1,516 -147 -2,500 -2,422 235 -4,834 -2,408 -1,385 -1,562

2. Liabilities 292 160 484 387 1,043 2,074 -76 1,086 2,116- Loans -387 236 54 274 639 1,202 259 953 1,628

- Drawings 7,521 2,205 2,074 1,956 2,973 9,208 2,429 2,938 3,876- Repayments -7,907 -1,969 -2,020 -1,682 -2,334 -8,005 -2,169 -1,985 -2,248

- Other 1) 678 -76 430 113 405 872 -335 133 488

D. Total (A+B+C) 656 -309 -761 -825 1,908 13 -3,864 65 751

1) Including currency and deposits

* Provisional figures

I T E M S2006 2008*2007*

Page 56: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

48

Table 2.1

Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)

21,682 100 22.1 23,456 100 19.9 23,529 100 8.8 24,475 100 13.1 26,405 100 21.8 27,878 100 18.9 28,796 100 22.4

I. Agriculture 2,476 11.4 7.0 2,846 12.1 12.3 3,206 13.6 7.0 3,176 13.0 34.8 3,336 12.6 34.7 4,023 14.4 41.4 4,331 15.0 35.11. Timber 142 0.7 48.9 152 0.6 17.9 139 0.6 1.7 130 0.5 0.0 142 0.5 0.3 144 0.5 -5.1 138 0.5 -0.92. Rubber 1,032 4.8 9.9 1,277 5.4 19.0 1,322 5.6 -5.2 1,253 5.1 43.2 1,456 5.5 41.1 1,650 5.9 29.2 1,877 6.5 42.03. Coffee 108 0.5 -20.7 116 0.5 21.7 232 1.0 1.9 225 0.9 61.0 201 0.8 86.2 263 0.9 126.4 369 1.3 58.74. Tea 31 0.1 -1.8 33 0.1 -11.7 32 0.1 -13.9 33 0.1 12.9 38 0.1 21.7 43 0.2 31.8 44 0.2 37.65. Pepper 17 0.1 9.1 30 0.1 217.4 36 0.2 36.9 47 0.2 97.3 71 0.3 310.5 46 0.2 56.2 41 0.1 14.46. Tobacco 115 0.5 36.2 95 0.4 10.7 98 0.4 19.3 103 0.4 39.5 112 0.4 -3.3 139 0.5 46.7 126 0.4 28.47. Manioc 4 0.0 203.4 0 0.0 13.9 2 0.0 -56.1 24 0.1 187.5 28 0.1 549.8 1 0.0 448.2 4 0.0 82.38. Animal & Husb Products 516 2.4 2.2 576 2.5 9.2 605 2.6 13.0 580 2.4 18.5 593 2.2 14.9 757 2.7 31.4 762 2.6 26.1

- Shrimps and prawns 177 0.8 -21.2 215 0.9 -10.8 211 0.9 -15.2 186 0.8 -11.0 192 0.7 8.0 239 0.9 11.3 224 0.8 6.09. Hides 41 0.2 36.7 51 0.2 42.7 47 0.2 33.0 49 0.2 19.9 50 0.2 20.9 53 0.2 5.1 45 0.2 -3.2

10. Others 470 2.2 -1.3 518 2.2 -4.5 693 2.9 33.8 733 3.0 34.2 646 2.4 37.6 927 3.3 79.2 925 3.2 33.4

II. Mineral 5,391 24.9 49.8 6,081 25.9 41.1 5,348 22.7 9.9 4,790 19.6 -15.4 5,471 20.7 1.5 5,545 19.9 -8.8 6,452 22.4 20.61. Tin 180 0.8 -21.4 137 0.6 -50.1 473 2.0 86.6 60 0.2 -63.1 698 2.6 288.5 355 1.3 158.8 791 2.7 67.22. Copper 1,893 8.7 50.5 2,284 9.7 61.3 1,684 7.2 -5.6 1,457 6.0 -31.0 1,378 5.2 -27.2 1,407 5.0 -38.4 1,022 3.6 -39.33. Nickel 706 3.3 257.9 1,200 5.1 207.8 679 2.9 66.1 663 2.7 -21.2 779 2.9 10.3 473 1.7 -60.6 620 2.2 -8.64. Aluminium 216 1.0 15.9 244 1.0 21.8 204 0.9 6.1 191 0.8 -10.0 199 0.8 -7.8 210 0.8 -13.7 321 1.1 56.95. Coal 1,836 8.5 38.8 1,602 6.8 4.0 1,752 7.4 4.9 1,809 7.4 8.1 1,812 6.9 -1.3 2,492 8.9 55.6 2,922 10.1 66.86. Others 560 2.6 37.9 615 2.6 25.5 555 2.4 -0.2 611 2.5 -7.4 605 2.3 8.1 609 2.2 -1.0 775 2.7 39.7

III. Manufactured 13,558 62.5 16.3 14,303 61.0 15.2 14,679 62.4 8.0 16,298 66.6 21.2 17,171 65.0 26.6 18,075 64.8 26.4 17,675 61.4 20.41. Textile & Textile Products 2,461 11.4 8.7 2,501 10.7 4.6 2,669 11.3 0.8 2,400 9.8 3.6 2,588 9.8 5.2 2,671 9.6 6.8 2,858 9.9 7.1

- Garments 1,445 6.7 9.3 1,457 6.2 3.1 1,565 6.7 -3.6 1,378 5.6 1.9 1,506 5.7 4.2 1,584 5.7 8.7 1,754 6.1 12.12. Handicraft 20 0.1 -6.9 21 0.1 -4.3 23 0.1 -5.9 24 0.1 30.2 22 0.1 9.6 27 0.1 23.8 26 0.1 12.43. Wood Products 745 3.4 6.5 685 2.9 5.8 633 2.7 -20.6 602 2.5 -20.4 620 2.3 -16.8 644 2.3 -6.0 671 2.3 6.1 - Plywood 219 1.0 -12.1 205 0.9 -4.3 202 0.9 -11.6 170 0.7 -16.1 181 0.7 -17.3 189 0.7 -8.0 186 0.6 -8.14. Rattan Products 70 0.3 27.9 59 0.3 11.6 43 0.2 8.4 47 0.2 13.9 59 0.2 -15.1 45 0.2 -23.0 32 0.1 -25.75. Palm Oils 1,194 5.5 11.9 1,767 7.5 52.8 1,643 7.0 24.1 2,987 12.2 92.5 3,447 13.1 188.7 3,306 11.9 87.0 2,248 7.8 36.86. Copra Cake 5 0.0 16.7 5 0.0 25.4 16 0.1 384.6 7 0.0 105.0 8 0.0 65.0 13 0.0 163.0 6 0.0 -61.67. Chemical Products 1,449 6.7 25.1 1,639 7.0 32.4 1,701 7.2 16.7 1,727 7.1 16.9 1,705 6.5 17.6 1,846 6.6 12.6 1,958 6.8 15.18. Metal Products 244 1.1 34.6 278 1.2 28.3 264 1.1 35.5 304 1.2 43.9 253 1.0 3.7 282 1.0 1.4 344 1.2 30.39. Electrical Appliances 2,292 10.6 8.7 2,038 8.7 -1.8 2,155 9.2 -16.5 2,244 9.2 -8.2 2,112 8.0 -7.9 2,315 8.3 13.6 2,475 8.6 14.9

10. Cement 69 0.3 25.7 84 0.4 42.7 62 0.3 -11.4 65 0.3 -18.4 54 0.2 -21.5 57 0.2 -32.3 66 0.2 4.911. Papers 1,001 4.6 17.8 1,095 4.7 14.5 1,071 4.5 -3.5 1,214 5.0 25.7 1,277 4.8 27.5 1,398 5.0 27.6 1,502 5.2 40.312. Rubber Products 277 1.3 16.3 291 1.2 10.4 306 1.3 22.7 283 1.2 17.0 310 1.2 11.8 328 1.2 12.6 344 1.2 12.513. Glass & Glassware 98 0.5 3.7 104 0.4 -2.8 102 0.4 2.8 120 0.5 39.9 120 0.5 22.1 109 0.4 4.6 108 0.4 5.714. Footwear 408 1.9 2.6 442 1.9 1.6 404 1.7 1.7 411 1.7 10.7 450 1.7 10.4 516 1.9 16.8 468 1.6 15.915. Plastic Products 101 0.5 7.6 103 0.4 8.6 119 0.5 8.1 123 0.5 20.4 123 0.5 21.6 127 0.5 24.1 143 0.5 20.416. Machinery & Mechanic 1,730 8.0 58.6 1,662 7.1 13.8 1,679 7.1 44.7 1,787 7.3 25.2 1,882 7.1 8.8 2,107 7.6 26.8 2,514 8.7 49.717. Others 1,394 6.4 9.0 1,529 6.5 24.1 1,788 7.6 34.5 1,953 8.0 44.2 2,141 8.1 53.6 2,284 8.2 49.4 1,911 6.6 6.9

IV. Others (Non-Mon. Gold) 192 0.9 39.2 156 0.7 -8.7 210 0.9 77.6 143 0.6 29.0 281 1.1 46.4 119 0.4 -23.6 230 0.8 9.6

V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers 65 0.3 54.8 71 0.3 -45.8 87 0.4 97.7 68 0.3 -2.9 145 0.5 123.1 116 0.4 63.4 108 0.4 24.4

Growth (%)

ValueShare (%)

Growth (%)

Q2 Q3

ValueShare (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

2008Q1

Commodities

Total

Q2 Q3 Q4Growth

(%)Share (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

ValueShare (%)

Growth (%)

Value ValueShare (%)

Growth(%)

2007Q1

Page 57: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

49

Table 2.2

Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands of Tons)

78,993 100 29.0 74,622 100 3.8 75,628 100 -1.8 78,604 100 0.7 73,244 100 -7.3 83,408 100 11.8 75,394 100 -0.3

I. Agriculture 1,945 2.5 -10.8 2,035 2.7 5.3 2,184 2.9 -2.5 2,277 2.9 9.7 2,017 2.8 3.7 2,294 2.7 12.7 2,333 3.1 6.81. Timber 318 0.4 13.2 349 0.5 16.5 235 0.3 -7.8 273 0.3 -19.7 196 0.3 -38.5 215 0.3 -38.4 191 0.3 -18.72. Rubber 581 0.7 2.2 623 0.8 8.7 614 0.8 -7.2 586 0.7 20.8 598 0.8 2.9 616 0.7 -1.1 623 0.8 1.43. Coffee 50 0.1 -51.7 53 0.1 -8.0 120 0.2 -26.5 109 0.1 32.5 90 0.1 78.7 114 0.1 113.3 171 0.2 42.84. Tea 20 0.0 -24.5 21 0.0 -20.9 22 0.0 -10.1 23 0.0 23.3 25 0.0 27.1 26 0.0 25.6 25 0.0 15.55. Pepper 5 0.0 -47.3 9 0.0 85.9 9 0.0 -21.3 14 0.0 63.5 20 0.0 270.2 13 0.0 40.6 11 0.0 16.56. Tobacco 27 0.0 2.7 23 0.0 -13.2 21 0.0 -12.3 22 0.0 24.2 25 0.0 -7.4 30 0.0 31.0 29 0.0 37.37. Manioc 36 0.0 177.4 0 0.0 -79.2 14 0.0 -64.0 159 0.2 106.5 41 0.1 12.8 3 0.0 1797.4 20 0.0 38.38. Animal & Husb Products 240 0.3 11.2 247 0.3 9.2 278 0.4 43.6 205 0.3 16.6 211 0.3 -12.1 284 0.3 15.2 231 0.3 -17.0

- Shrimps and prawns 25 0.0 -26.5 30 0.0 -11.8 29 0.0 -14.4 26 0.0 -6.3 27 0.0 8.0 85 0.1 182.4 30 0.0 3.89. Hides 2 0.0 -15.4 3 0.0 3.1 3 0.0 27.2 3 0.0 1.4 3 0.0 12.3 3 0.0 -3.3 2 0.0 -12.8

10. Others 666 0.8 -28.7 708 0.9 -1.0 867 1.1 0.5 883 1.1 1.8 809 1.1 21.5 990 1.2 39.9 1,030 1.4 18.8

II. Mineral 64,551 81.7 37.0 59,284 79.4 3.5 60,015 79.4 -1.5 60,813 77.4 -1.3 57,228 78.1 -11.3 67,539 81.0 13.9 61,568 81.7 2.61. Tin 22 0.0 -53.9 20 0.0 -58.6 57 0.1 32.2 14 0.0 -58.9 52 0.1 135.5 32 0.0 62.6 118 0.2 108.92. Copper 662 0.8 31.0 596 0.8 7.2 461 0.6 -25.9 407 0.5 -51.8 428 0.6 -35.4 358 0.4 -40.0 226 0.3 -50.93. Nickel 2,347 3.0 247.1 2,473 3.3 112.6 2,021 2.7 128.3 2,442 3.1 33.3 4,090 5.6 74.3 3,464 4.2 40.1 1,425 1.9 -29.54. Aluminium 1,631 2.1 28.0 4,561 6.1 137.8 3,586 4.7 82.6 2,051 2.6 3.0 3,008 4.1 84.5 3,779 4.5 -17.1 5,920 7.9 65.15. Coal 56,004 70.9 41.9 48,660 65.2 1.2 50,171 66.3 -3.2 51,177 65.1 -0.7 45,099 61.6 -19.5 54,131 64.9 11.2 49,589 65.8 -1.26. Others 3,886 4.9 -24.5 2,974 4.0 -46.2 3,720 4.9 -33.3 4,722 6.0 -12.0 4,551 6.2 17.1 5,775 6.9 94.2 4,289 5.7 15.3

III. Manufactured 12,496 15.8 4.8 13,303 17.8 5.2 13,429 17.8 -3.3 15,513 19.7 8.0 13,999 19.1 12.0 13,575 16.3 2.0 11,494 15.2 -14.41. Textile & Textile Products 477 0.6 0.5 483 0.6 -1.6 494 0.7 -2.8 445 0.6 -3.4 474 0.6 -0.5 473 0.6 -2.0 487 0.6 -1.4

- Garments 108 0.1 5.7 113 0.2 2.9 123 0.2 -5.6 107 0.1 2.3 123 0.2 13.8 119 0.1 5.3 133 0.2 7.82. Handicraft 9 0.0 -11.5 9 0.0 6.6 9 0.0 -3.7 9 0.0 19.2 8 0.0 -8.7 10 0.0 7.1 9 0.0 -1.03. Wood Products 718 0.9 -17.4 656 0.9 -11.4 619 0.8 -26.6 618 0.8 -16.0 615 0.8 -14.3 620 0.7 -5.6 604 0.8 -2.3 - Plywood 145 0.2 -34.4 115 0.2 -34.3 111 0.1 -38.3 93 0.1 -37.3 89 0.1 -38.6 98 0.1 -14.8 89 0.1 -20.54. Rattan Products 23 0.0 9.3 21 0.0 9.2 16 0.0 7.9 16 0.0 8.5 18 0.0 -21.8 15 0.0 -29.4 10 0.0 -35.85. Palm Oils 2,356 3.0 -19.0 2,940 3.9 -2.6 2,529 3.3 -22.4 3,785 4.8 5.6 3,634 5.0 54.2 3,154 3.8 7.3 2,261 3.0 -10.66. Copra Cake 43 0.1 -48.3 44 0.1 -33.0 137 0.2 196.3 64 0.1 38.5 68 0.1 60.2 96 0.1 121.3 37 0.0 -72.87. Chemical Products 2,804 3.6 57.4 3,206 4.3 43.2 3,740 4.9 49.4 3,322 4.2 22.6 3,285 4.5 17.1 3,483 4.2 8.6 2,052 2.7 -45.18. Metal Products 212 0.3 101.7 151 0.2 24.6 150 0.2 38.0 182 0.2 52.4 138 0.2 -35.0 121 0.1 -20.0 265 0.4 77.19. Electrical Appliances 163 0.2 -9.4 169 0.2 -5.9 180 0.2 -15.2 162 0.2 -11.7 161 0.2 -1.5 164 0.2 -2.9 174 0.2 -3.1

10. Cement 1,982 2.5 29.7 1,658 2.2 -1.6 1,533 2.0 -24.0 1,667 2.1 -30.5 1,175 1.6 -40.7 1,101 1.3 -33.5 1,302 1.7 -15.011. Papers 1,629 2.1 7.8 1,648 2.2 2.7 1,490 2.0 -21.3 1,711 2.2 9.9 1,689 2.3 3.7 1,604 1.9 -2.7 1,836 2.4 23.212. Rubber Products 98 0.1 6.8 106 0.1 8.8 103 0.1 17.3 100 0.1 16.0 98 0.1 -0.1 101 0.1 -4.8 97 0.1 -6.013. Glass & Glassware 187 0.2 -25.6 199 0.3 -29.0 195 0.3 -21.5 338 0.4 84.8 202 0.3 8.4 192 0.2 -3.5 201 0.3 3.114. Footwear 29 0.0 3.2 31 0.0 2.3 27 0.0 0.7 28 0.0 6.8 32 0.0 9.9 34 0.0 10.0 31 0.0 13.115. Plastic Products 50 0.1 -4.5 49 0.1 -6.8 56 0.1 -8.2 60 0.1 11.8 52 0.1 5.0 50 0.1 1.6 50 0.1 -11.516. Machinery & Mechanic 289 0.4 7.2 352 0.5 21.8 310 0.4 20.6 853 1.1 188.7 349 0.5 20.9 372 0.4 5.5 465 0.6 50.117. Others 1,427 1.8 -18.8 1,581 2.1 -8.6 1,840 2.4 2.4 2,153 2.7 13.4 2,000 2.7 40.1 1,985 2.4 25.6 1,611 2.1 -12.4

IV. Others (Non-monetary Gold) 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00

V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

- Not available

VolShare (%)

Growth (%)

Commodities

Total

2007Q1 Q2 Q3 Q4

VolShare (%)

Growth (%)

Growth (%)

VolShare (%)

Growth (%) Vol

VolShare (%)

Growth (%)

Share (%)

Q2 Q32008

Q1

VolShare (%)

Growth (%) Vol

Share (%)

Growth (%)

Page 58: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

50

Table 2.3

Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)

TOTAL 21,682 100 22.1 23,456 100 19.9 23,529 100 8.8 24,475 100 13.1 26,405 100 21.8 27,878 100 18.9 28,796 100 22.4

AFRICA 541 2.5 30.9 545 2.3 17.1 635 2.7 30.2 745 3.0 18.5 771 2.9 42.7 871 3.1 59.8 859 3.0 35.3

AMERICA 3,202 14.8 6.2 3,397 14.5 6.1 3,666 15.6 2.6 3,421 14.0 10.1 3,630 13.7 13.4 4,118 14.8 21.2 4,336 15.1 18.3U S A 2,658 12.3 4.1 2,750 11.7 4.5 2,968 12.6 1.4 2,800 11.4 11.2 2,960 11.2 11.4 3,281 11.8 19.3 3,431 11.9 15.6Western Hemesphere 317 1.5 23.8 384 1.6 21.3 433 1.8 15.2 379 1.5 3.4 382 1.4 20.6 540 1.9 40.5 531 1.8 22.5Canada 127 0.6 3.0 152 0.6 1.3 141 0.6 -5.7 132 0.5 10.3 145 0.5 13.7 165 0.6 8.6 184 0.6 30.3Others 99 0.5 21.2 111 0.5 7.8 123 0.5 1.2 110 0.4 9.1 143 0.5 44.2 133 0.5 19.7 191 0.7 54.8

ASIA 13,721 63.3 26.5 15,302 65.2 22.6 15,068 64.0 10.3 15,756 64.4 15.0 17,397 65.9 26.8 17,738 63.6 15.9 18,560 64.5 23.2ASEAN 4,472 20.6 14.7 4,817 20.5 11.4 5,418 23.0 24.7 5,325 21.8 29.4 6,036 22.9 35.0 6,123 22.0 27.1 6,769 23.5 24.9 - Brunei Darussalam 11 0.1 22.1 12 0.0 -13.1 11 0.0 40.7 8 0.0 0.7 14 0.1 28.6 14 0.1 22.2 15 0.1 37.4 - Malaysia 909 4.2 -7.5 1,128 4.8 5.3 1,286 5.5 27.4 1,379 5.6 64.7 1,622 6.1 78.5 1,568 5.6 39.0 1,639 5.7 27.4 - Philipina 440 2.0 21.5 442 1.9 31.9 489 2.1 52.1 491 2.0 23.6 422 1.6 -4.0 557 2.0 26.0 511 1.8 4.6 - Singapore 2,146 9.9 19.8 2,095 8.9 2.8 2,502 10.6 20.4 2,169 8.9 8.3 2,636 10.0 22.8 2,577 9.2 23.0 3,068 10.7 22.6 - Thailand 601 2.8 23.6 718 3.1 32.1 716 3.0 21.5 727 3.0 43.5 790 3.0 31.4 847 3.0 18.0 968 3.4 35.2 - Vietnam 266 1.2 25.4 322 1.4 24.4 342 1.5 25.5 425 1.7 50.0 445 1.7 67.3 445 1.6 38.3 457 1.6 33.7 - Myanmar 67 0.3 171.6 66 0.3 91.4 43 0.2 14.3 94 0.4 87.5 66 0.2 -2.1 66 0.2 0.1 61 0.2 41.1 - Cambodia 30 0.1 9.3 33 0.1 24.5 28 0.1 10.0 29 0.1 9.7 40 0.2 31.1 47 0.2 41.2 48 0.2 68.0 - Lao PDR 2 0.0 34.9 1 0.0 -69.1 1 0.0 -7.1 1 0.0 42.1 1 0.0 -56.7 2 0.0 179.0 1 0.0 50.7ASIA EXCL.ASEAN 9,249 42.7 33.1 10,484 44.7 28.5 9,650 41.0 3.6 10,431 42.6 8.8 11,361 43.0 22.8 11,615 41.7 10.8 11,791 40.9 22.2 - Hongkong 418 1.9 5.2 432 1.8 0.9 433 1.8 -11.2 465 1.9 14.3 485 1.8 16.0 463 1.7 7.0 455 1.6 5.0 - India 1,033 4.8 59.0 1,326 5.7 86.9 967 4.1 4.5 1,571 6.4 27.5 1,569 5.9 51.9 1,715 6.2 29.3 1,726 6.0 78.4 - Iraq 0 0.0 -99.3 0 0.0 -98.6 2 0.0 -92.9 10 0.0 268.8 28 0.1 16,743 84 0.3 27,122 69 0.2 4,146 - Japan 3,291 15.2 36.2 3,717 15.8 25.4 3,271 13.9 -1.8 3,087 12.6 -12.8 3,238 12.3 -1.6 3,227 11.6 -13.2 3,708 12.9 13.4 - South Korea 923 4.3 23.6 968 4.1 30.3 1,067 4.5 16.3 857 3.5 -14.4 1,200 4.5 30.0 1,193 4.3 23.3 1,186 4.1 11.1 - Pakistan 176 0.8 -1.1 225 1.0 15.4 143 0.6 -33.5 345 1.4 82.1 311 1.2 77.2 270 1.0 20.1 211 0.7 47.7 - China 1,494 6.9 28.9 1,827 7.8 36.0 1,647 7.0 0.2 1,840 7.5 24.6 2,283 8.6 52.8 2,071 7.4 13.3 1,889 6.6 14.7 - Saudi Arabia 175 0.8 44.4 219 0.9 29.1 288 1.2 52.9 266 1.1 63.8 291 1.1 66.2 309 1.1 41.5 321 1.1 11.6 - Taiwan 615 2.8 35.2 612 2.6 -3.0 598 2.5 -3.5 564 2.3 -6.1 571 2.2 -7.2 733 2.6 19.8 801 2.8 33.9 - Others 1,124 5.2 40.6 1,158 4.9 21.8 1,234 5.2 27.9 1,427 5.8 46.1 1,386 5.2 23.3 1,549 5.6 33.7 1,424 4.9 15.4

0 0.0 0.0 0 0.0 1.0 0 0.0 2.0 0 0.0 2.0 0 0.0 2.0 0 0.0 3.0 0 0.0 4.0AUSTRALIA & OCEANIA 694 3.2 66.7 629 2.7 43.8 581 2.5 14.9 585 2.4 -9.9 550 2.1 -20.7 587 2.1 -6.7 922 3.2 58.7

EUROPE 3,525 16.3 15.1 3,584 15.3 20.5 3,579 15.2 5.6 3,968 16.2 11.5 4,057 15.4 15.1 4,564 16.4 27.3 4,119 14.3 15.1EUROPEAN COMMUNITY 3,323 15.3 14.6 3,330 14.2 19.0 3,302 14.0 3.9 3,593 14.7 9.5 3,547 13.4 6.7 4,147 14.9 24.5 3,764 13.1 14.0 - Belgium 326 1.5 24.4 326 1.4 10.5 326 1.4 7.9 338 1.4 18.4 335 1.3 3.0 370 1.3 13.3 352 1.2 8.2 - France 194 0.9 17.5 207 0.9 16.7 197 0.8 3.4 205 0.8 9.0 232 0.9 19.8 254 0.9 22.2 236 0.8 19.7 - Germany 568 2.6 25.3 584 2.5 28.2 597 2.5 6.3 576 2.4 0.7 606 2.3 6.8 662 2.4 13.4 659 2.3 10.4 - Italy 366 1.7 27.2 328 1.4 13.3 322 1.4 -7.3 385 1.6 33.4 443 1.7 21.1 521 1.9 58.8 490 1.7 52.4 - Netherlands 533 2.5 -9.4 682 2.9 14.7 736 3.1 14.2 881 3.6 9.3 842 3.2 58.1 1,037 3.7 52.1 868 3.0 17.9 - United Kingdom 355 1.6 4.8 374 1.6 4.7 379 1.6 -2.0 357 1.5 -2.0 362 1.4 2.1 396 1.4 5.9 430 1.5 13.4 - Others 983 4.5 21.9 829 3.5 31.6 746 3.2 -0.1 851 3.5 9.6 726 2.7 -26.2 908 3.3 9.5 729 2.5 -2.3Russia 60 0.3 18.6 90 0.4 47.6 89 0.4 52.7 78 0.3 -21.0 93 0.4 55.4 95 0.3 4.6 90 0.3 0.2Others 142 0.7 28.0 163 0.7 44.1 188 0.8 23.7 297 1.2 66.5 416 1.6 192.6 323 1.2 97.7 265 0.9 40.9

2007Q1

ValueShare (%)

Growth (%)

Q2Q1COUNTRY

Share (%)

Growth (%)

ValueValueShare (%)

Growth (%)

Value

Q3 Q4Growth

(%)Share (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

Q2 Q32008

ValueShare (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

Growth (%)

Page 59: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

51

Table 2.4

Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD)

Import Total 16,452 100 11.6 17,912 100 19.2 18,838 100 20.6 18,705 100 7.6 23,225 100 41.2 25,819 100 44.1 27,249 100 44.7

I. Consumption Goods 1,666 10.1 36.1 1,773 9.9 42.4 2,018 10.7 67.2 1,784 9.5 42.1 2,065 8.9 23.9 2,359 9.1 33.1 2,720 10.0 34.8112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 168 1.0 15.0 221 1.2 46.5 220 1.2 37.5 188 1.0 49.0 226 1.0 34.2 229 0.9 3.7 247 0.9 12.4122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 472 2.9 47.1 570 3.2 91.3 550 2.9 57.7 479 2.6 41.6 474 2.0 0.4 533 2.1 -6.4 558 2.0 1.4510 - Passenger Motor Cars 75 0.5 -41.5 71 0.4 -44.6 79 0.4 -19.9 112 0.6 37.4 119 0.5 59.0 145 0.6 105.5 131 0.5 64.3522 - Transport Equipment, non-industrial 64 0.4 -19.0 41 0.2 -1.6 77 0.4 93.2 59 0.3 0.0 142 0.6 121.9 105 0.4 154.6 89 0.3 16.1610 - Durable Consumption Goods 308 1.9 150.4 218 1.2 72.4 292 1.5 118.7 230 1.2 20.6 264 1.1 -14.3 363 1.4 66.4 295 1.1 1.3620 - Semi-durable Consumption Goods 290 1.8 113.1 330 1.8 46.8 445 2.4 138.9 431 2.3 108.2 450 1.9 55.2 608 2.4 84.5 1,024 3.8 130.1630 - Non-durable Consumption Goods 264 1.6 -8.3 287 1.6 11.1 295 1.6 26.9 258 1.4 9.8 356 1.5 34.8 363 1.4 26.7 366 1.3 24.1700 - Goods Not Elsewhere Specified 25 0.2 616.8 35 0.2 104.4 61 0.3 697.1 27 0.1 51.3 34 0.1 34.0 11 0.0 -68.0 10 0.0 -82.8

II. Raw Materials & Auxiliary Goods 11,768 71.5 10.1 12,855 71.8 19.8 13,320 70.7 18.3 12,559 67.1 1.2 16,652 71.7 41.5 18,557 71.9 44.4 18,697 68.6 40.4111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 461 2.8 56.2 535 3.0 53.5 547 2.9 38.6 467 2.5 47.7 798 3.4 73.0 955 3.7 78.6 763 2.8 39.5121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 234 1.4 19.9 243 1.4 -3.9 290 1.5 17.9 224 1.2 0.7 258 1.1 10.7 277 1.1 14.0 286 1.0 -1.4210 - Raw Materials (Primary), for Industry 795 4.8 37.3 787 4.4 17.6 786 4.2 0.8 788 4.2 11.0 1,054 4.5 32.6 1,344 5.2 70.8 1,358 5.0 72.8220 - Raw Materials (Processed), for Industry 6,552 39.8 10.4 7,368 41.1 21.7 7,510 39.9 13.5 7,164 38.3 3.3 9,681 41.7 47.8 10,773 41.7 46.2 11,037 40.5 47.0310 - Fuels & Lubricants (Primary) 2 0.0 -49.6 1 0.0 -41.5 4 0.0 0.1 2 0.0 -91.1 5 0.0 145.2 6 0.0 317.0 9 0.0 114.0322 - Fuels & Lubricants (Processed) 46 0.3 -4.6 45 0.3 25.7 50 0.3 21.7 30 0.2 5.9 47 0.2 1.2 56 0.2 22.8 71 0.3 42.8420 - Parts & Accessories for Capital Goods 2,667 16.2 -1.2 2,758 15.4 11.4 3,074 16.3 31.5 2,835 15.2 -9.0 3,271 14.1 22.7 3,538 13.7 28.3 3,617 13.3 17.7530 - Parts & Accessories for Transport Equipment 1,012 6.1 8.1 1,117 6.2 25.8 1,059 5.6 26.8 1,048 5.6 -1.5 1,538 6.6 52.0 1,609 6.2 44.0 1,555 5.7 46.8

III. Capital Goods 2,864 17.4 6.0 3,134 17.5 10.4 3,370 17.9 11.4 4,131 22.1 15.4 4,357 18.8 52.1 4,742 18.4 51.3 5,622 20.6 66.8410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 2,416 14.7 18.9 2,492 13.9 22.9 2,683 14.2 13.0 3,081 16.5 7.9 3,375 14.5 39.7 3,827 14.8 53.5 4,167 15.3 55.3510 - Passenger Motor Cars 75 0.5 -41.5 71 0.4 -44.6 79 0.4 -19.9 112 0.6 37.4 119 0.5 59.0 145 0.6 105.5 131 0.5 64.3521 - Transport Equipment for Industry 374 2.3 -31.2 571 3.2 -16.4 607 3.2 10.2 937 5.0 45.9 863 3.7 131.1 770 3.0 35.0 1,324 4.9 118.0

IV. Others 154 0.9 24.2 151 0.8 -29.8 130 0.7 1.6 231 1.2 60.4 151 0.7 -1.9 161 0.6 6.6 210 0.8 61.5

2008

CommoditiesQ1

ValueShare (%)

Growth (%)

2007Q4Q1 Q2

Share (%)

Growth(%)

ValueShare (%)

ValueShare (%)

Growth(%)

ValueGrowth

(%)Value

Share (%)

Growth(%)

Q3 Q2 Q3

ValueShare (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

Growth (%)

Page 60: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

52

Table 2.5

Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands of Tons)

Import Total 14,715 100 7.0 15,460 100 11.5 15,143 100 4.2 14,072 100 2.9 19,148 100 30.1 17,563 100 13.6 16,692 100 10.2

I. Consumption Goods 1,261 8.6 38.0 1,523 9.8 83.1 1,328 8.8 53.1 1,141 8.1 29.3 1,115 5.8 -11.6 1,064 6.1 -30.1 1,082 6.5 -18.6112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 260 1.8 0.9 347 2.2 34.8 315 2.1 13.8 252 1.8 33.5 375 2.0 44.2 328 1.9 -5.6 375 2.2 19.2122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 786 5.3 61.2 926 6.0 162.2 746 4.9 102.2 676 4.8 43.7 495 2.6 -37.1 454 2.6 -51.0 423 2.5 -43.3510 - Passenger Motor Cars 10 0.1 -30.3 10 0.1 -29.4 9 0.1 -9.3 12 0.1 29.9 12 0.1 16.8 14 0.1 37.8 14 0.1 43.1522 - Transport Equipment, non-industrial 11 0.1 -11.0 11 0.1 -11.1 19 0.1 53.3 13 0.1 5.5 21 0.1 101.7 21 0.1 93.7 19 0.1 -0.5610 - Durable Consumption Goods 52 0.4 27.0 56 0.4 31.0 78 0.5 74.5 47 0.3 16.2 50 0.3 -2.8 74 0.4 31.6 64 0.4 -18.0620 - Semi-durable Consumption Goods 82 0.6 57.3 101 0.7 14.6 93 0.6 3.2 79 0.6 4.5 89 0.5 8.7 101 0.6 -0.4 119 0.7 28.0630 - Non-durable Consumption Goods 59 0.4 21.5 70 0.5 11.5 67 0.4 4.8 61 0.4 -28.2 71 0.4 20.1 72 0.4 4.0 68 0.4 0.7700 - Goods Not Elsewhere Specified 1 0.0 369.3 1 0.0 104.4 1 0.0 158.9 0 0.0 1.1 1 0.0 36.1 1 0.0 -63.9 0 0.0 -60.3

II. Raw Materials & Auxiliary Goods 12,949 88.0 4.6 13,519 87.4 7.4 13,324 88.0 1.4 12,405 88.2 1.8 17,368 90.7 34.1 15,844 90.2 17.2 14,912 89.3 11.9111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 1,543 10.5 13.9 1,697 11.0 4.6 1,706 11.3 1.6 1,314 9.3 -3.9 3,220 16.8 108.6 1,738 9.9 2.4 1,351 8.1 -20.8121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 497 3.4 17.9 409 2.6 -25.2 417 2.8 -17.0 276 2.0 -40.6 343 1.8 -31.0 314 1.8 -23.2 377 2.3 -9.8210 - Raw Materials (Primary), for Industry 3,221 21.9 0.9 3,439 22.2 4.6 3,127 20.6 -13.7 3,087 21.9 -2.0 3,788 19.8 17.6 3,682 21.0 7.1 3,595 21.5 15.0220 - Raw Materials (Processed), for Industry 7,204 49.0 2.7 7,460 48.3 11.1 7,476 49.4 8.6 7,172 51.0 7.1 9,387 49.0 30.3 9,424 53.7 26.3 8,930 53.5 19.4310 - Fuels & Lubricants (Primary) 19 0.1 -28.3 11 0.1 -25.2 28 0.2 -7.2 14 0.1 -75.1 38 0.2 95.3 24 0.1 113.0 39 0.2 38.7322 - Fuels & Lubricants (Processed) 34 0.2 -23.0 47 0.3 23.7 61 0.4 54.4 25 0.2 -2.8 39 0.2 15.3 44 0.3 -5.9 46 0.3 -24.3420 - Parts & Accessories for Capital Goods 266 1.8 36.3 292 1.9 31.5 343 2.3 47.3 288 2.0 32.2 331 1.7 24.6 393 2.2 34.6 318 1.9 -7.3530 - Parts & Accessories for Transport Equipment 165 1.1 21.5 164 1.1 18.5 167 1.1 15.9 228 1.6 10.9 223 1.2 34.9 225 1.3 37.8 257 1.5 54.2

III. Capital Goods 504 3.4 12.0 418 2.7 -5.9 491 3.2 -7.2 526 3.7 -13.3 665 3.5 32.0 654 3.7 56.3 698 4.2 42.4410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 354 2.4 3.5 366 2.4 12.1 405 2.7 26.3 437 3.1 31.2 469 2.4 32.5 467 2.7 27.7 487 2.9 20.1510 - Passenger Motor Cars 10 0.1 -30.3 10 0.1 -29.4 9 0.1 -9.3 12 0.1 29.9 12 0.1 16.8 14 0.1 37.8 14 0.1 43.1521 - Transport Equipment for Industry 139 0.9 49.8 43 0.3 -59.2 76 0.5 -61.5 77 0.5 -71.0 184 1.0 31.9 173 1.0 306.9 198 1.2 160.8

IV. Others 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2

Growth (%)

Share (%)

Growth (%)

Q32008

Q1

Value Share (%)

2007

Growth(%)

Q4Commodities

Q1 Q2Growth

(%)Vol Share

(%)Vol Vol Growth

(%)Value Share

(%)Share (%)

Q2 Q3

Value Share (%)

Growth (%)

Value Share (%)

Growth (%)

Page 61: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

53

Table 2.6

Non Oil and Gas Imports Value by Country of Origin (millions of USD)

TOTAL 16,452 100 11.6 17,912 100 19.2 18,838 100 20.6 18,705 100 13.7 23,225 100 29.7 25,819 100 37.1 27,249 100 45.7

AFRICA 151 0.9 -14.0 164 0.9 6.9 200 1.1 48.7 146 0.8 -3.5 166 0.7 1.2 281 1.1 40.7 360 1.3 146.2

AMERICA 1,726 10.5 15.7 1,929 10.8 10.9 2,144 11.4 14.1 2,347 12.5 36.0 2,757 11.9 43.0 3,284 12.7 53.2 3,372 12.4 43.7U S A 1,188 7.2 14.0 1,354 7.6 14.4 1,348 7.2 0.0 1,579 8.4 33.0 1,721 7.4 27.1 2,127 8.2 57.7 2,243 8.2 42.0Western Hemesphere 289 1.8 6.8 310 1.7 -8.8 486 2.6 60.7 444 2.4 53.9 584 2.5 88.2 545 2.1 12.1 577 2.1 29.9Canada 230 1.4 50.0 247 1.4 27.3 289 1.5 47.7 306 1.6 33.2 424 1.8 72.0 571 2.2 97.5 507 1.9 65.6Others 20 0.1 -23.6 18 0.1 -15.8 20 0.1 -38.6 17 0.1 -12.2 28 0.1 59.3 42 0.2 110.0 45 0.2 161.7

ASIA 11,183 68.0 9.0 12,230 68.3 21.5 12,635 67.1 21.3 12,455 66.6 11.4 16,092 69.3 31.6 17,435 67.5 38.0 18,463 67.8 48.2ASEAN 4,543 27.6 -2.2 4,743 26.5 15.6 4,864 25.8 20.8 4,991 26.7 9.9 5,699 24.5 20.2 6,007 23.3 23.5 6,451 23.7 29.3 - Brunei Darussalam 0 0.0 -80.6 2 0.0 176.7 0 0.0 -98.1 1 0.0 853.7 3 0.0 4.3 6 0.0 15,901.8 0 0.0 -83.7 - Malaysia 701 4.3 33.8 694 3.9 37.2 762 4.0 31.3 745 4.0 6.2 952 4.1 37.2 1,024 4.0 34.2 1,125 4.1 51.0 - Philipina 123 0.7 21.4 127 0.7 25.0 143 0.8 24.5 139 0.7 13.0 182 0.8 43.1 214 0.8 49.6 169 0.6 21.2 - Singapore 2,498 15.2 -18.4 2,609 14.6 4.2 2,646 14.0 12.9 2,757 14.7 10.4 2,893 12.5 10.9 3,011 11.7 13.8 3,215 11.8 16.6 - Thailand 1,041 6.3 16.1 1,109 6.2 17.4 1,158 6.1 23.8 1,175 6.3 12.8 1,525 6.6 37.5 1,591 6.2 37.4 1,749 6.4 48.9 - Vietnam 163 1.0 196.1 188 1.0 373.4 150 0.8 223.3 156 0.8 -4.9 118 0.5 -37.1 134 0.5 -10.5 174 0.6 12.1 - Myanmar 12 0.1 110.7 11 0.1 77.4 4 0.0 -0.3 5 0.0 -56.6 7 0.0 -33.9 12 0.0 186.8 9 0.0 63.1 - Cambodia 1 0.0 806.0 0 0.0 -2.0 1 0.0 22.7 0 0.0 -62.8 0 0.0 34.4 1 0.0 28.5 1 0.0 68.8ASIA EXCL.ASEAN 6,641 40.4 18.8 7,487 41.8 26.1 7,771 41.2 22.1 7,464 39.9 12.4 10,393 44.7 38.8 11,428 44.3 47.1 12,012 44.1 60.9 - Hongkong 447 2.7 34.1 493 2.8 30.8 453 2.4 24.5 524 2.8 17.2 643 2.8 30.4 637 2.5 40.5 609 2.2 16.1 - India 428 2.6 28.6 491 2.7 25.0 364 1.9 6.5 462 2.5 8.0 655 2.8 33.4 712 2.8 95.6 712 2.6 54.2 - Iraq 0 0.0 -95.9 0 0.0 86.1 0 0.0 60,143 0 0.0 1,734 0 0.0 -38 0 0.0 -38 0 0.0 -99 - Japan 2,268 13.8 -3.4 2,275 12.7 5.0 2,412 12.8 10.8 2,420 12.9 6.7 3,538 15.2 55.5 3,578 13.9 48.3 3,532 13.0 45.9 - South Korea 824 5.0 17.9 1,038 5.8 24.3 1,077 5.7 33.7 823 4.4 -0.1 1,121 4.8 8.0 1,354 5.2 25.6 1,320 4.8 60.3 - Pakistan 17 0.1 17.2 23 0.1 6.4 13 0.1 -4.6 12 0.1 -27.0 13 0.1 -46.1 24 0.1 81.3 13 0.0 2.3 - China 1,981 12.0 55.1 2,360 13.2 53.4 2,593 13.8 31.2 2,412 12.9 21.8 3,263 14.1 38.3 3,800 14.7 46.5 4,504 16.5 86.7 - Saudi Arabia 76 0.5 49.3 64 0.4 18.2 113 0.6 54.9 99 0.5 29.5 139 0.6 117.5 160 0.6 41.2 172 0.6 74.0 - Taiwan 456 2.8 4.5 574 3.2 28.8 595 3.2 27.0 547 2.9 20.0 670 2.9 16.8 754 2.9 26.8 706 2.6 29.1 - Others 144 0.9 20.3 170 0.9 26.3 149 0.8 -10.6 165 0.9 14.5 351 1.5 106.4 409 1.6 174.0 445 1.6 170.0

AUSTRALIA & OCEANIA 832 5.1 18.9 944 5.3 10.5 939 5.0 6.2 876 4.7 5.3 1,117 4.8 18.3 1,277 4.9 36.0 1,419 5.2 62.0

EUROPE 2,560 15.6 20.8 2,645 14.8 19.7 2,921 15.5 26.6 2,880 15.4 12.5 3,093 13.3 16.9 3,542 13.7 21.2 3,635 13.3 26.2EUROPEAN COMMUNITY 2,192 13.3 26.4 2,206 12.3 16.3 2,495 13.2 31.4 2,453 13.1 11.9 2,376 10.2 7.7 2,651 10.3 6.3 2,818 10.3 14.8 - Belgium 74 0.5 -30.3 102 0.6 9.1 112 0.6 37.8 95 0.5 28.3 115 0.5 12.7 156 0.6 39.7 200 0.7 110.0 - France 221 1.3 -9.2 437 2.4 40.0 456 2.4 60.2 519 2.8 134.7 364 1.6 -16.7 246 1.0 -46.0 303 1.1 -41.6 - Germany 693 4.2 53.1 608 3.4 19.5 687 3.6 44.1 641 3.4 -7.6 753 3.2 23.8 814 3.2 18.5 925 3.4 44.4 - Italy 148 0.9 24.3 181 1.0 5.6 203 1.1 12.4 224 1.2 51.1 238 1.0 31.6 296 1.1 45.8 265 1.0 18.6 - Netherlands 123 0.7 -44.3 166 0.9 30.2 141 0.7 14.7 189 1.0 53.3 156 0.7 -6.2 160 0.6 13.2 174 0.6 -7.5 - United Kingdom 206 1.3 36.5 181 1.0 -13.3 179 0.9 4.4 220 1.2 6.8 217 0.9 19.7 232 0.9 29.7 280 1.0 27.2 - Others 726 4.4 64.9 531 3.0 11.6 717 3.8 23.3 566 3.0 -22.1 534 2.3 0.5 747 2.9 4.2 669 2.5 18.3Russia 106 0.6 -19.0 150 0.8 38.6 110 0.6 -12.5 77 0.4 -27.0 243 1.0 62.1 383 1.5 248.8 283 1.0 265.8Others 262 1.6 3.3 289 1.6 41.6 317 1.7 12.1 349 1.9 33.5 473 2.0 63.5 507 2.0 60.3 534 2.0 52.9

ValueShare (%)

Growth (%)

2008Q1

Growth (%)

Share (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

Q12007

Q4

ValueShare (%)

Q2 Q3

ValueGrowth

(%)Value

Share (%)

Growth (%)

COUNTRY Q2 Q3

ValueShare (%)

Growth (%)

ValueShare (%)

Growth (%)

Page 62: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

54

Table 3.1

Travel Inflows

% %Period Main Gates Other Gates (y.o.y) (y.t.d)

(number of people) (number of people)

(1) (2) (3) (4) (4) (5) (6)

2004 4,541,165 779,941 5,321,106 4,798 18.8 18.8Q1 1,034,236 177,990 1,212,226 1,093 15.2 15.2Q2 1,099,096 188,656 1,287,752 1,161 44.3 28.6Q3 1,278,022 219,368 1,497,390 1,350 16.3 23.7Q4 1,129,811 193,928 1,323,739 1,194 6.3 18.9

2005 4,074,354 927,747 5,002,101 4,522 -5.8 -5.8Q1 1,003,616 215,625 1,219,241 1,102 0.8 0.8Q2 1,045,871 228,421 1,274,292 1,152 -0.8 0.0Q3 1,183,757 239,116 1,422,873 1,286 -4.7 -1.8Q4 841,110 244,585 1,085,695 981 -17.8 -5.8

2006 3,977,482 893,869 4,871,351 4,448 -1.6 -1.6Q1 871,817 204,589 1,076,406 983 -10.8 -10.8Q2 1,023,099 227,472 1,250,571 1,142 -0.9 -5.7Q3 1,038,857 233,972 1,272,829 1,162 -9.6 -7.2Q4 1,043,709 227,836 1,271,545 1,161 18.3 -1.6

2007 4,541,458 964,301 5,505,759 5,346 20.2 20.2Q1 1,001,697 213,289 1,214,986 1,180 20.0 20.0Q2 1,142,077 242,394 1,384,471 1,344 17.7 18.8Q3 1,215,723 258,803 1,474,526 1,432 23.2 20.3Q4 1,181,961 249,815 1,431,776 1,390 19.7 20.2

2008*Q1 1,190,102 215,317 1,405,419 1,365 15.7 15.7Q2 1,264,023 233,096 1,497,119 1,454 8.1 11.7Q3 1,396,827 271,061 1,667,888 1,620 13.1 12.2

(number of people) (In millions of USD)

BOP BOP(2+3) Value

Page 63: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

55

Table 3.2

Travel Outflows

Hajj BOP Hajj BOP % %Period Main Gates Other Gates Pilgrimage (2+3-4) Pilgrimage Value (y.o.y) (y.t.d)

(number of people) (number of people) (number of people) (number of people) (In millions of USD) (In millions of USD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2004 3,941,381 101,061 204,945 3,837,497 452 3,507 13.8 13.8Q1 942,948 24,178 204,945 762,181 452 1,059 -6.0 -175.1Q2 847,679 21,735 0 869,414 0 692 52.8 10.8Q3 1,022,310 26,213 0 1,048,523 0 835 40.1 18.8Q4 1,128,444 28,934 0 1,157,378 0 922 1.6 13.8

2005 4,106,225 105,288 267,501 3,944,012 511 3,584 2.2 2.2Q1 948,509 24,321 205,382 767,448 394 992 -6.3 -6.3Q2 991,334 25,419 0 1,016,753 0 792 14.5 1.9Q3 1,024,447 26,268 0 1,050,715 0 819 -1.9 0.7Q4 1,141,935 29,280 62,119 1,109,096 117 981 6.5 2.2

2006 4,322,464 705,405 144,945 4,882,924 466 4,030 12.4 12.4Q1 941,626 198,417 144,945 995,098 272 1,026 3.4 3.4Q2 1,081,620 192,710 0 1,274,330 0 954 20.4 11.0Q3 1,082,682 162,702 0 1,245,384 0 932 13.8 11.9Q4 1,216,536 151,576 0 1,368,112 194 1,118 14.0 12.4

2007 4,593,183 563,859 104,660 16,628,620 515 4,903 21.7 21.7Q1 1,055,961 169,520 104,660 1,225,481 195 1,188 15.8 15.8Q2 1,103,889 142,136 0 1,246,025 0 1,106 15.9 15.9Q3 1,146,177 127,774 0 1,273,951 0 1,130 21.2 17.6Q4 1,287,156 124,429 0 12,883,163 320 1,479 32.3 23.7

2008 *)Q1 1,077,171 172,347 41,864 1,207,655 80 1,151 -3.1 -3.1Q2 1,167,747 185,299 0 1,353,046 0.0 1,200 8.5 2.5Q3 1,193,452 186,385 0 1,379,837 0.0 1,224 8.3 4.4

Page 64: LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/NPI_trw0308b.pdf · TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL ... utang luar negeri swasta itu diperkirakan

56

Table 4

Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

A. Private Sector *

1 Bonds 101 180 194 170 192 270 225 351 361 200 185

2 Medium Term Notes 367 295 321 288 285 289 293 267 300 367 361

3 Floating Rate Notes - - - - - - - - - - -

4 Commercial Papers 27 26 16 16 16 16 16 14 15 19 15

5 Promissory Notes 1,182 1,403 1,397 1,472 1,474 1,445 1,538 1,490 1,524 1,488 1,618

Total 1,676 1,903 1,929 1,945 1,966 2,020 2,071 2,123 2,200 2,075 2,180

B. Public Sector

1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN 5,061 5,201 5,953 6,088 6,978 9,033 8,711 8,298 8,760 10,200 11,037

2 Govt. Bond (USD Denomination) 4,945 4,945 4,945 4,945 6,370 6,370 6,370 6,370 8,322 10,450 10,450

3 SBI 2,147 758 894 2,003 2,127 4,201 4,436 4,436 3,330 3,643 2,157

Total 12,153 10,905 11,791 13,037 15,475 19,604 19,517 19,517 20,412 24,293 23,644*Source : Custodian Bank

No Securities2006 2007 2008*