Laporan Nemathelminthes

download Laporan Nemathelminthes

If you can't read please download the document

description

laporan

Transcript of Laporan Nemathelminthes

LAPORAN PRAKTIKUMZOOLOGI INVERTEBRATATopik :NEMATHELMINTHESOleh :Kelompok 8Susi Munawaroh108341409786Anis Samrotul Lathifah108341409789Nur Indah Malita Putri108341409799FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIUNIVERSITAS NEGERI MALANGMARET 2009TUJUANPraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2009. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:Untuk mengetahui habitat dari Nemathelminthes.Untuk mengetahui dan memahami dari masing-masing kelas Nemathelminthes.Untuk mengetahui dan memahami morfologi serta anatomi Nemathelminthes.DASAR TEORINemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.Adapun ciri-ciri tubuhnya yaitu sebagai berikut:Ukuran tubuh umunya mikroskopis, ada yang panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang, silinder atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing, tidak beruas-ruas, tidak berapendiks, dan tidak memiliki probosis.Tubuh simetri bilateral triploblastik yang tertutup kutikula yang elastis dan tersusun oleh protein. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.Epidermisnya tipis tetapi membentuk empat tali longitudinal. Dibawah epidermis terdapat satu lapis serabut otot yang terbentang secara longitudinal dan dibagi oleh tali-tali menjadi 4 kuadrans (Kastawi, 2005).Saluran pencernaan makanannya lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Diantara dinding tubuh dan saluran pencernaan terdapat ruangan atau rongga yang disebut pseudosoel. Nemathelminthes tidak memiliki organ sirkulasi. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada pseudosoel. Tidak memiliki organ respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ ekskresinya sederhana. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin saraf tersebut berhubungan dengan enam saraf anterior dan beberapa saraf posterior. Alat kelaminnya terpisah, hewan jantan lebih kecil daripada yang betina. Gonad berbentuk pembuluh dan berlanjut dengan saluran-salurannya. Alat kelamin betina umumnya berpasangan dan bermuara pada vulva. Alat kelamin jantan biasanya tunggal dan bermuara pada kloaka. Pembelahan dan diferensiasi sel-sel embrio tampak jelas (Kastawi, 2005). Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut. Sampai saat ini masih banyak pendapat tentang kedudukan Nemathelminthes (Ne-matoda) dalam taksonomi. Ada yang mendudukkan sebagai filum dan ada yang sebagai kelas. Sebagai kelas, kelompok ini ternaung dalam filum Ascelminthes bersama dengan kelas-kelas Rotifera, Gastrotricha, dan Nematomorpha (Kastawi, 2005). Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora (Anonim, 2008).ALAT DAN BAHANAlat-alat yang diperlukan:MikroskopKaca bendaKaca penutupSeperangkat alat bedah2 buah cawan petriBahan-bahan yang diperlukan:Usus ayam kampung yang sudah rusak untuk diambil cacing gilig di dalam usus tersebut.Spesimen basah Nemathelminthes yang diambil dari lemari spesimen.Preparat Nemathelminthes yaitu penampang melintang Ascaris cs dan anterior Ascaris csCARA KERJAMembagi tugas kerja untuk tiap-tiap anggota kelompok (kelompok kami terdiri dari 3 orang) yaitu membedah usus ayam kampung untuk diambil cacingnya, mengamati preparat Nemathelminthes di bawah mikroskop dan mengamati awetan basah Nemathelminthes.Membedah usus ayam kampungMengambil usus ayam kampung dengan menggunakan pinset pada alat bedah.Mengeluarkan isi atau kotoran usus ayam kampung. Mengusahakan jangan sampai memotong-motong usus agar cacing tidak ikut terpotong.Membuka usus ayam kampung yang sudah bersih tersebut dengan menggunakan gunting dan mengamati apakah di dalamnya ada cacing gilig atau tidak. Menurut asisten dosen, cacing gilig tersebut berwarna putih bening seperti mie bihun.Mengamati preparat Nemathelminthes yaitu mengamati anatomi tubuh Nemathelminthes (Ascaris cs)Mengamati spesimen basah Nemathelminthes yaitu mengamati morfologi tubuhnyaHASIL PENGAMATANPEMBAHASANPada praktikum yang kami lakukan kali ini, kami tidak menemukan adanya cacing gilig pada usus ayam kampung. Jadi dapat diindikasikan bahwa usus ayam kampung tersebut tidak rusak oleh cacing gilig. Sehingga pada pembahasan ini, kami hanya membahas hasil pengamatan yang berupa awetan basah dan preparat Nemathelminthes.Pengamatan menggunakan preparatPenampang Melintang Tubuh Ascaris cs JantanBerdasarkan pengamatan yang kami lakukan, organ-organ yang nampak pada preparat spesies ini antara lain :Baris ventralVesika seminalisTestisSaluran dan garis lateralUsusLapisan otot longitudinalKutikulaEpidermisTali saraf ventral dan dorsalOrgan-organ kelamin jantan terletak pada separuh tubuh bagian posterior. Testisnya satu buah, panjang, menggulung dan berlanjut menjadi saluran vas deferens. Vas deferens menggabung dengan vesikula seminalis yang didindingnya berotot dan terletak pada sepertiga tubuh bagian posterior. Vesikula seminalis tersalur dengan saluran ejakulasi yang pendek, sempit dan bermuara di kloaka. Kloaka membuka ke arah luar tubuh oleh apertura kloaka. Di bagian dorsal kloaka terdapat satu pasang kantong muskular yang disebut kantung spikula. Kedua kantung spikula bersatu untuk bergabung dengan kloaka. Kantong-kantong spikula mengandung satu pasang seta pineal/ spikula yang bersifat kutikuler dengan inti sitoplasma. Seta pineal berfungsi untuk kopulasi, yaitu untuk membuka lubang genital betina dan membantu menyalurkan sperma. Penyaluran sperma dibantu oleh suatu lempengan kitin (gubernakulum) yang terletak pada dinding kloaka (Jordan, 1983).Ascaridia galli (perbesaran 10X10)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini nampak berwarna merah kecoklatan, dan pada bagian tengahnya nampak lebih gelap. Tubuhnya tidak terlalu panjang, berbentuk silinder dan runcing pada kedua ujung anterior dan posteriornya. Pada anterior terdapat mulut yang dibatasi oleh tiga lapisan bibir. Di bawah bibir tepatnya di bagian midventral terdapat lubang ekskresi. Pada tubuhnya nampak adanya ruas-ruas semu yang merupakan kutikula yang halus dan elastis yang membentuk garis-garis melintang.Dua tali dermal yang merupakan garis lateral nampak jelas karena garis tersebut tebal. Pada bagian posterior terdapat ekor post anal yang lurus, sehingga disimpulkan cacing ini berjenis kelamin betina. Di dekat ujung posterior terdapat anus dengan bibir yang tebal.Saluran pencernaannya meliputi mulut, dilanjutkan faring/esofagus yang berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esofagus menebal dan dilengkapi katup. Dinding-dinding faring memiliki serabut-serabut otot radial yang dapat melebarkan rongga faring. Faring memiliki tiga sel kelenjar yang bercabang. Kelenjar itu memiliki tiga lekuk longitudinal yang di dalamnya dilapisi oleh kutikula (Kastawi, 2005). Bagian akhir dari saluran pencernaan (proktodaeum) yang merupakan kelanjutan dari intestin adalah rektum. Dan bagian ujung rektum terdapat anus dengan bibir yang tebal.Pengamatan menggunakan awetan basahNemathelminthes 6.1 (Ascaris sp)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini berwarna putih tulang, tubuhnya panjang, berbentuk silinder dan runcing pada kedua ujungnya. Nampak ada ruas-ruas pada tubuhnya, tapi sebenarnya cacing ini tidak beruas. Ruas pada permukaan tubuhnya merupakan kutikula halus dan elastis yang membentuk garis-garis melintang. Tali epidermal dalam tubuh cacing ini tidak nampak dari luar. Mulut pada bagian anterior dibatasi oleh tiga bibir, satu pada bagian dorsal dan dua pada ventrolateral. Menurut referensi, bibir dorsal mempunyai dua pasang papila sensori, masing-masing bibir ventrolateral juga mempunyai dua pasang papila sensori (Kastawi, 2005). Di dekat ujung posterior tubuh terdapat anus dengan bibir yang tebal. Bagian ujung posterior terdapat ekor post-anal yang lurus. Karena pada bagian posterior terdapat ekor post-anal yang lurus, maka cacing ini berjenis kelamin betina. Namun, kemi belum menemukan lubang genital (vulva) pada sisi ventralnya.Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, dimungkinkan spesies Nemathelminthes 6.1 ini adalah Ascaris sp betina.Nemathelminthes 6.2 (Ascaris sp)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, spesies ini tampak sama dengan spesies Nemathelminthes 6.1. Akan tetapi yang membedakannya adalah pada bagian posteriornya. Bagian posterior spesies ini tampak ekor post anal yang melengkung. Selain itu, pada bagian posterior juga terdapat kloaka yang merupakan tempat keluarnya spikula atau seta pineal. Dengan ciri-ciri tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa spesies Nematheminthes 6.2 ini adalah Ascaris sp berjenis kelamin jantan. Menurut referensi, di dekat kloaka terdapat penonjolan kutikula (papila) yang berupa 50 pasang parenial dan 5 pasang post anal. Papila-papila ini berfungsi untuk kopulasi (Kastawi, 2005). Nemathelminthes 12 (Ascaris sp)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, tubuh spesies ini nampak berwarna putih tulang, pada bagian posterior nampak lebih rincing daripada bagian anterior. Tubuhnya panjang berbentuk silindris, nampak adanya ruas yang sebenarnya adalah kutikula halus dan elastis yang membentuk garis-garis melintang yang nampak seperti ruas. Pada bagian anterior terdapat mulut yang dibatasi oleh 3 bibir, satu di bagian dorsal, dan dua di bagian ventrolateral (Kastawi, 2005). Pada bagian posterior terdapat ekor post anal yang tampak melengkung. Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini berjenis kelamin jantan. Namun pada saat pengamatan, tidak nampak adanya seta pineal pada bagian posteriornya.Nemathelminthes 5 (Ascaridia galli)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini berwarna coklat kemerahan disebabkan oleh adanya hemoglobin. Tubuhnya tidak terlalu panjang, ukuran diameter tubuhnya juga relatif kecil, lebih kecil dibandingkan awetan basah cacing yang lain. Bentuk tubuh silinder. Pada bagian anterior nampak adanya mulut dengan tiga bibir. Dengan adanya tiga bibir, menunjukkan bahwa cacing ini termasuk dalam genus Ascaridia.Ruas-ruas semu pada cacing tidak nampak, begitu pula dengan garis lateralnya. Pada bagian posterior terdapat ekor post anal yang lurus, sehingga dapat disimpulakan bahwa cacing ini berjenis kelamin betina. Dari luar juga tidak nampak adanya lubang genital dan lubang ekskresi, dikarenakan ukuran cacing yang kecil. Tapi terdapat anus di dekat ujung bagian posterior (Kastawi, 2003).Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dimungkinkan bahwa cacing ini adalah dari spesies Ascaridia galli.Nemathelminthes 13Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini berwarna coklat, tubuhnya pendek, gilig, bagian anterior dan posteriornya tumpul, dan pada bagian anterior lebih tumpul daripada bagian posteriornya. Pada bagian anterior terdapat mulut, di sepertiga tubuhnya pada bagian ventral terdapat anus. Cacig ini hidup secara parasit dalam tubuh inang. Di bagian dorsal nampak adanya intestin yang panjang dan berakhir pada anus.Nemathelminthes 10.1 (Ascaris lumbricoides) JantanBerdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini memiliki tubuh panjang, berbentuk silinder, dan runcing pada kedua bagian anterior dan posterior, tapi anterior lebih runcing. Di bagian anterior terdapat mulut dengan tiga bibir. Satu di bagian dorsal, dan dua di bagian ventrolateral. Di bawah bibir tepatnya di bagian ventral tubuhnya, terdapt lubang ekskresi yang merupakan muara dari saluran yang keluar dari renette. Nampak ada ruas-ruas pada tubuhnya, tapi sebenarnya cacing ini tidak beruas. Ruas pada permukaan tubuhnya merupakan kutikula halus dan elastis yang membentuk garis-garis melintang.Ujung posterior nampak adanya anus dengan bibir yang tebal dan ekor post anal yang menggulung. Pada bagian di dekat ujung posterior terdapat kloaka yang merupakan jalan keluarnya spikula kitin/seta pineal.Organ kelamin jantan terletak pada separuh tubuh bagian posterior. Testisnya satu buah, panjang, menggulung, dan berlanjut menjadi saluran vas deferens yang memiliki ukuran diameter sama. Vas deferens menggabung dengan vesikula seminalis, yang dindingnya berotot dan terletak pada sepertiga tubuh bagian posterior. Vesikula seminalis tersalur pada saluran ejakulasi yang pendek, sempit dan bermuara di kloaka.Selain itu juga terdapat garis lateral yang tebal. Garis lateral tersebut merupakan bagian dari tali epidermal di bagian longitudinal. Tali epidermal terdiri dari 4 tali, 2 tali merupakan garis lateral yang tebal, dan 2 tali lainnya lebih tipis yang terletak pada bagian dorsal dan ventral (Kastawi, 2005).Nemathelminthes 10.2 (Ascaris lumbricoides) BetinaBerdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini memiliki tubuh panjang, berbentuk silinder, dan runcing pada kedua bagian anterior dan posterior, tapi anterior lebih runcing. Di bagian anterior terdapat mulut dengan tiga bibir. Satu di bagian dorsal, dan dua di bagian ventrolateral. Di bawah bibir tepatnya di bagian ventral tubuhnya, terdapt lubang ekskresi yang merupakan muara dari saluran yang keluar dari renette. Nampak ada ruas-ruas pada tubuhnya, tapi sebenarnya cacing ini tidak beruas. Ruas pada permukaan tubuhnya merupakan kutikula halus dan elastis yang membentuk garis-garis melintang.Ujung posterior nampak adanya anus dengan bibir yang tebal dan ekor post anal yang lurus. Organ kelamin betina bersifat didelfik yang artinya jumlahnya ada dua. Organ ini terletak pada duapertiga bagian tubuh dari arah posterior. Ovariumnya berjumlah dua dan berbentuk benang yang menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih lebar dari ovari. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot. Uterus memiliki satu lapisan dalam yang tebal dan tersusun oleh otot sirkular. Sedangkan lapisan luarnya yang tipis tersusun atas otot obliq/serong. Bagian ujung sebagai reseptarium seminalis yang berfungsi untuk tmpat terjadinya fertilisasi. Bagian berikutnya dari uterus berfungsi untuk menyimpan telur yang telah dibuahi, dinding-dindingnya dapat memproduksi kuning telur dan bahan-bahan penyusun cangkang telur. Kedua uterus bergabung dan bermuara pada lubang vagina/gonopor/vulva (Kastawi, 2005).Selain itu juga terdapat garis lateral yang tebal. Garis lateral tersebut merupakan bagian dari tali epidermal di bagian longitudinal. Tali epidermal terdiri dari 4 tali, 2 tali merupakan garis lateral yang tebal, dan 2 tali lainnya lebih tipis yang terletak pada bagian dorsal dan ventral (Kastawi, 2005).Cacing betina diameter tubuhnya lebih besar dari cacing jantan, namun lebih pendek.Ascaris sp (di cawan)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, tubuh cacing berwarna putih tulang, terdapat di dalam usus ayam. Anterior dan posteriornya runcing, tubuhnya gilig, panjang ukuran diameter kecil, ruas tidak nampak. Anus tidak tampak dalam pengamatan. Pada bagian anterior terdapat mulut, dan pada posterior terdapat ekor post-anal yang lurus, berarti dapat kami simpulkan bahwa spesies ini adalah berjenis kelamin betina. Cacing ini bernafas dengan cara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemah yang disekresikan melalui kutikula (Kastawi, 2003).Nemathelminthes 14 (Ascaris lumbricoides)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini memiliki struktur luar yang mirip dengan Nemathelminthes 10 (Ascaris lumbricoides). Namun bedanya, tubuh cacing ni nampak keriput. Keriputnya tubuh cacing mungkin disebabkan oleh sisa-sisa pembedahan. Untuk bagian-bagian reproduksinya, nampak sama dengan Nemathelminthes 10 (Ascaris lumbricoides), baik yang jantan maupun betina. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cacing ini adalah Ascaris lumbricoides. Nemathelminthes 11 (Ascaris lumbricoides)Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, cacing ini memiliki ciri luar yang mirip dengan cacing-cacing sebelumnya (Nemathelminthes 10 dan Nemathelminthes 14(Ascaris lumbricoides)). Bedanya adalah terletak pada ruas-ruas semu di tubuhnya. Ruas-ruas semu pada cacing ini nampak lebih jelas. Ukuran tubuhnya nampak lebih besar daripada dua cacing sebelumnya, dan tubuhnya masih utuh tanpa adanya keriput. KESIMPULANDalam praktikum kali ini, adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah :Sebagian besar cacing Nemathelminthes yang kami amati hidup secara parasit pada tubuh organisme lain.Seluruh cacing Nemathelminthes yang kami amati adalah dari genus Ascaris.Ciri-ciri umum dari cacing Nemathelminthes yang dapat kami ketahui melalui pengamatan yang kami lakukan adalah :Pada bagian anterior terdapat mulut dengan tiga bibir. Satu di bagian dorsal dan dua di bagian ventrolateral.Pada bagian posterior terdapat ekor post-anal lurus (betina) dan melengkung (jantan). Untuk ekor post-anal jantan terdapat spikula/seta pineal.Terdapat ruas-ruas semu pada tubuhnya yang sebenarnya merupakan kutikula halus dan elastis yang membentuk garis-garis melintang.DAFTAR RUJUKANJordan, E.L dan Verma, P.S. 1983. Invertebrate Zoology. New Delhi:S. Chand & Company, Ltd.Kastawi, Yusuf. dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang: UM PressKastawi, Yusuf. dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UM PressAnonim, (Online), (gurungeblog.com/Mengenal" www.gurungeblog.com/Mengenal Phylum Nemathelminthes , diakses pada tanggal 25 Maret 2009).