Laporan Modul C - Rolling

download Laporan Modul C - Rolling

of 23

Transcript of Laporan Modul C - Rolling

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    1/23

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    2/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Proses pengerolan seringkali dilakukan untuk memproduksi logam

    berbentuk batang atau pelat. Logam berbentuk batang atau pelat ini pada

    umumnya akan digunakan sebagai bahan dasar untuk pemrosesan lebih lanjut

    hingga pada akhirnya menjadi produk. Oleh karenanya, pelat atau batang hasil

    pengerolan ini harus dikontrol kualitasnya agar produk yang dibuat dari

    batang atau pelat ini juga terjaga kualitasnya.Gaya-gaya pengerolan akan amat berpengaruh terhadap hasil pengerolan.

    Untuk mengontrol kualitas pengerolan maka pemahaman terhadap faktor-

    faktor yang mempengaruhi gaya pengerolan amatlah penting. Selain faktor-

    faktor tersebut, pemahaman terhadap cacat yang dapat terjadi pada pengerolan

    dan penyebab dari cacat tersebut juga tidak kalah penting karena suatu produk

    hasil buatan manusia tidak akan pernah sempurna. Maka dari itu

    dibutuhkanlah suatu percobaan yang dirancang untuk memahami proses

    pengerolan.

    1.2.Tujuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum ini antara lain:

    1.

    Memahami gaya-gaya yang bekerja pada proses pengerolan

    2.

    Memahami parameter proses pengerolan

    3.

    Memahami asumsi-asumsi yang digunakan dalam menurunkan persamaan

    gaya pengerolan

    4.

    Memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada proses pengerolan

    5.

    Memahami tahapan-tahapan dalam proses pengerolan

    6.

    Memahami perubahan sifat mekanik yang terjadi akibat proses pengerolan

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    3/23

    BAB II

    DASAR TEORI

    Proses pengerolan adalah proses deformasi plastis pada logam dengan cara

    melewatkan logam tersebut di antara roll. Proses ini banyak digunakan dalam

    pengerjaan suatu logam karena dapat memproduksi dalam jumlah banyak dalam

    waktu singkat. Proses pengerolan dilakukan oleh suatu sistem yang disebut rolling

    mills. Rolling mills terdiri dari roll, bantalan, rumah, dan penggerak untuk

    menggerakkan dan memberi gaya pada roll-nya. Rolling mills dapat

    diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan susunan dari roll yang digunakan.

    Berikut contoh-contoh klasifikasi rolling mills:

    Gambar 1 - Klasifikasi rolling mills

    (http://img.alibaba.com/img/news/10/00/70/68/1256624124480_us_backyard1_839.jpg)

    http://img.alibaba.com/img/news/10/00/70/68/1256624124480_us_backyard1_839.jpghttp://img.alibaba.com/img/news/10/00/70/68/1256624124480_us_backyard1_839.jpghttp://img.alibaba.com/img/news/10/00/70/68/1256624124480_us_backyard1_839.jpghttp://img.alibaba.com/img/news/10/00/70/68/1256624124480_us_backyard1_839.jpg
  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    4/23

    Proses pengerolan seringkali dibagi menjadi dua kategori berdasarkan

    temperatur saat pengerolan dilakukan yaitu cold rolling dan hot rolling. Cold

    rolling yaitu proses pengerolan yang dilakukan di bawah temperatur rekistralisasi

    suatu logam sedangkan hot rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan

    di atas temperatur rekistralisasi logam yang diroll. Keunggulan cold rolling

    dibanding hot rolling yaitu dimensi produk akan lebih akurat, permukaan produk

    akan lebih halus, dan kekuatan serta kekerasan produk akan

    meningkat.Kekurangan dari cold rolling yaitu keuletan produk akan berkurang

    dan reduksi maksimum yang dapat dicapai pada cold rolling akan lebih rendah

    dibanding dengan hot rolling. Untuk mengatasi hal ini maka dapat dilakukan

    annealingpada logam hasil pengerolan tersebut.

    Annealing yaitu proses heat treatment pada benda kerja agar sifat

    mekaniknya berubah kembali menjadi ulet. Ada 3 tahapan pada proses annealing

    yaitu proses rekoveri, rekistralisasi, dan pertumbuhan butir. Rekoveri yaitu

    pengembalian sifat mekanis material tanpa perubahan pada struktur mikronya.

    Proses rekistralisasi yaitu penggantian struktur mikro pada benda kerja menjadi

    butiran-butiran yang bebas regangan. Setelah rekistralisasi terjadi maka efek dari

    strain hardening sudah hilang. Apabila benda kerja terus dipanaskan melebihi

    temperatur rekistralisasinya maka akan terjadi pertumbuhan butir (grain growth)

    menjadi butiran-butiran yang lebih besar.

    Suatu logam yang diroll akan mengalami tegangan tekan dari roll dan juga

    akan mengalami tegangan geser permukaan akibat gesekan antara benda kerja

    dengan roll. Gaya geser ini juga berguna untuk menarik benda kerja menuju roll.

    Berikut gambar gaya-gaya yang terjadi saat pengerolan:

    Gambar 2 - Gaya-gaya saat proses pengerolan (Dieter, G. E.,Mechanical Metallurgy,hal.594)

    Keterangan:

    N = neutral point

    Pr = gaya radial

    F = tangential friction

    force

    Lp = panjang proyeksi

    busur kontak

    h0 = tebal benda sebelum

    diroll

    hf = tebal benda setelah

    diroll

    R = radius roll

    = sudut kontak

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    5/23

    Komponen vertical dari Pr disebut beban pengerolan (rolling load) dan sering

    dilambangkan dengan huruf P. Beban pengerolan yaitu gaya penekanan roll

    terhadap benda kerja. Tekanan pengerolan (p) yaitu beban pengerolan dibagi

    dengan luas area kontak. Area kontak antara logam dengan roll sama dengan

    perkalian antara lebar pelat (b) dan panjang proyeksi busur kontak (Lp).

    =0 0 24

    12 0 12Sehingga tekanan pengerolan dapat didefinisikan sebagai

    =

    Distribusi tekanan pengerolan sepanjang busur kontak dapat dilihat pada gambarberikut

    Gambar 3 - Distribusi tekanan pengerolan sepanjang busur kontak

    (Dieter, G. E.,Mechanical Metallurgy,hal.595)

    Tekanan naik hingga tekanan terbesar terjadi pada titik netral (neutral point), N, lalu

    turun. Titik netral (neutal point) atau titik tanpa slip (no-slip point) yaitu suatu titik pada

    benda dan roll pada mana kecepatan permukaan roll sama dengan kecepatan pelat

    sehingga tidak terjadi slip. Tekanan terbesar terjadi pada titik ini karena pada titik ini

    terjadi reduksi ketebalan terbesar di antara titik-titik kontak lainnya.

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    6/23

    Agar pelat dapat masuk di antara roll tanpa bantuan maka komponen gaya

    horizontal dari gaya gesek harus sama dengan atau lebih dari komponen gaya horizontal

    dari gaya normal Pr. Kondisi pembatas agar pelat dapat masuk di antara roll tanpabantuan yaitu

    cos =sin = sincos = tanNamun =Sehingga = tanBenda kerja dapat masuk ke antara roll apabila koefisien gesek roll dan benda kerja

    sama dengan atau lebih dari tangen sudut kontak.

    Untuk suatu kondisi dengan koefisien gesek yang sama maka suatu roll dengan

    diameter lebih besar akan dapat mengeroll pelat yang lebih tebal dibandingkan roll

    dengan diameter yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan meskipun sudut kontaknya sama,

    panjang proyeksi busur kontak nya akan berbeda. Lpdapat ditulis sebagai

    =Pada mana adalah reduksi yang dilakukan dalam proses pengerolan

    tan = 2

    2

    Dari persamaan sebelumnya, tan = Atau =2Faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses pengerolan antara lain:

    1. Diameter roll

    2.

    Ketahanan benda kerja terhadap deformasi

    3. Gesekan antara roll dan benda kerja

    4. Ada atau tidaknyafront tension dan back tension pada bidang pelat

    Beban pengerolan merupakan perkalian dari tekanan pengerolan dan area kontak.

    Mengabaikan gesekan maka tekanannya adalah tegangan luluh dari material dan area

    kontak adalah panjang proyeksi busur kontak dikali dengan lebar pelat logam. Sehingga,

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    7/23

    = =Tegangan luluh pada regangan bidang digunakan ketika tidak ada perubahan pada lebarpelat. Ketika pelebaran terjadi pada pengerolan maka tegangan luluh uniaksial yang

    digunakan.

    Dengan perhitungan di atas dan dengan beberapa asumsi, antara lain:

    1.

    Busur kontak sirkular

    2. Koefisien gesek konstan pada semua titik kontak

    3. Tidak ada pelebaran lateral yang terjadi sehingga pengerolan dapat dianggap

    kasusplane strain

    4.

    Deformasi homogeny5. Kecepatan roll konstan

    6. Deformasi elastis dapat diabaikan jika dibandingkan dengan deformasi

    plastisnya

    7. Kriteria distorsi energi untung yieldingpadaplane strain berlaku.

    Maka gaya pengerolan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

    = 230 1 ( 1)Dengan =/dan adalah ketebalan rata-rata pelat antara masuk dan keluar roll.Faktor

    23muncul karena pengerolan dianggap sebagai kasusplane strainsehingga alirantegangannya merupakan aliran tegangan padaplane strain.

    Gaya pengerolan ini dapat dianggap terkonsentrasi pada suatu titik yang berjarak a dari

    pusat roll, seperti terlihat pada gambar:

    Sehingga akan terjadi torsi sebesar:

    =

    Dengan demikian, untuk satu putaran dengan dua buah

    roll dibutuhkan energi sebesar:

    = (2)2Atau daya yang bekerja sebesar

    = 460000

    ()Gambar 4 - Momen pada proses

    pengerolan (Dieter, G.

    E.,Mechanical Metallurgy,hal.595)

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    8/23

    Pada proses pengerolan akan terjadi beberapa fenomena, antara lain:

    1.

    Roll FlatteningYaitu peristiwa deformasi elastis pada roll yang menyebabkan bentuk roll berubah

    menjadi lebih rata pada bagian yang kontak dengan benda kerja. Hal ini

    menyebabkan radius dari roll akan bertambah besar dan gaya pengerolan pun

    bertambah.

    2. Roll Bending

    Yaitu peristiwa deformasi pelastis pada roll yang menyebabkan roll menjadi bengkok

    dan tidak paralel lagi. Hal ini akan menyababkan cacat pada produk. Biasanya untuk

    mengatasi hal ini maka bentuk roll diberi crownsebaga kompensasi dari deformasi

    yang terjadi. Berikut penggambarannya:

    Gambar 5 - Deformasi pada roll dan cara mengatasinya (Wikipedia.org)

    3. Strain hardening

    Yaitu perubahan struktur pada logam akibat terjadi deformasi plastis sehingga

    kekuatan dan kekerasan pada logam bertambah, namun logam akan menjadi lebih

    getas.

    Fenomena-fenomena tersebut akan menyebabkan kecacatan pada produk. Berikut

    contoh cacat yang terjadi pada produk:

    Gambar 6 - Cacat yang mungkin terjadi pada proses pengerolan

    (Dieter, G. E.,Mechanical Metallurgy,hal.595)

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    9/23

    BAB III

    DATA PRAKTIKUM

    Tanggal : 5 November 2014

    Penguji : Rika, Arnold, Robertus, M. Luthfi, Robert, Syahied

    Asisten : Dyllon Satria

    3.1.Data Uji Tarik

    Material : Tembaga (Cu)

    Lo= 141,456 mm Tanneal = 700-1200F

    A= 64.05 mm2

    P

    (N)

    (mm)

    (N/mm

    2)

    e

    (mm/mm)

    1+e

    (mm/mm)

    (N/mm2)

    (mm/mm)

    15900 3 248.24 0.0212 1.0212 253.51 0.0210

    15940 3.5 248.87 0.0247 1.0247 255.03 0.0244

    16360 4 255.43 0.0282 1.0282 262.65 0.0279

    16420 4.5 256.36 0.0318 1.0318 264.52 0.0313

    3.2.Kurva Uji Tarik

    y = 397.19x0.1171

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05

    Stress(N/mm2)

    Strain (mm/mm)

    Engineering Stress-strain

    True Stress-strain

    Linear (Engineering

    Stress-strain)

    Power (True Stress-strain)

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    10/23

    3.3.Kurva Uji Tarik Cu Bahan Roll

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 0.02 0.04 0.06 0.08

    Stress(N/mm2)

    Strain (mm/mm)

    Engineering

    "True"

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    11/23

    3.4.Kurva Kalibrasi Load Cell

    Dari kurva didapat hubungan:

    () = 0.0004 + 0.00463.5.Data Kekerasan Mikro

    Reduksi RHE1 RHE2

    0 71 74

    1 (25%) 74 80

    2 (50%) 85 86

    3 (75%) 87 90

    y = 0.0004x + 0.0046

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0 500 1000

    Load(N)

    Volt (mV)

    Kurva Voltase dan Gaya

    Pengerolan

    Volt-load

    Linear (Volt-

    load)

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    12/23

    3.6.Pengukuran dan Perhitungan Parameter Pengerolan Pelat

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    13/23

    3.7.Kurva Hubungan Voltase dan Gaya Pengerolan

    3.8.Kurva Hubungan Tahap Reduksi dan Energi yang Dibutuhkan

    y = 0.0004x + 0.0046

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    0.4

    0.45

    0 200 400 600 800 1000

    Load(N)

    Volt (mV)

    Kurva Voltase dan Gaya Pengerolan

    Volt-load

    Linear (Volt-load)

    0.0000

    20.0000

    40.0000

    60.0000

    80.0000

    100.0000

    120.0000

    0% 20% 40% 60% 80%

    Energi(J)

    Tahap Reduksi

    Kurva Tahap Reduksi dan Energi

    Pengukuran

    Perhitungan

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    14/23

    3.9.Kurva Kekerasan Mikro Terhadap Regangan

    3.10. Foto-foto proses

    Gambar 7 -Foto Proses Pengerolan

    3.11. Gambar Struktur Mikro

    Gambar 8 - Struktur Mikro Produk Pengerolan. Dari kiri ke kanan, reduksi 25%, 50%, 75%, dan

    setelah proses annealing

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    0 0.5 1 1.5

    Kekerasan(HRE)

    Regangan

    Kurva Hubungan Kekerasan danRegangan

    Regangan

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    15/23

    3.12. Foto-foto hasil proses

    Gambar 9 - Foto Hasil Pengerolan. Dari atas ke bawah, reduksi 25%, 50%, dan 75%

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    16/23

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    Dari kurva uji tarik pada bagian 3.2 dapat didapatkan hubungan antara true

    stress dan true strain. Caranya adalah dengan melakukan curve fitting

    menggunakan persamaan pangkat (memenuhi persamaan =) . Didapatlahpersamaan:

    = 397.19

    0.1171

    Sehingga harga K=397.19 dan n=0.1171. Harga K dan n dari literatur (Dieter)

    yaitu K=320 dan n=0.54. Harga yang didapat ini cukup berbeda jauh apalagi pada

    harga n. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh material tembaga yang diuji

    tidaklah sama dengan tembaga yang digunakan pada literatur. Hal lain yang

    memungkinkan hal ini yaitu pada literatur tembaga yang digunakan sudah

    mengalami annelingsedangkan tembaga yang digunakan pada uji tarik mungkin

    tidak mengalami annealing sehingga pada material tersebut sudah mengalami

    strain hardening.

    Gaya hasil perhitungan dan pengukuran jauh berbeda (rata-rata 2 kalilipat). Hal ini dikarenaka yang ditunjukkan pada adalah gaya yang dibutuhkan

    untuk deformasi total karena pada proses pengerolan sebelum terjadi deformasi

    plastis akan terlebih dahulu terjadi deformasi elastis yang juga membutuhkan

    gaya. Pada pengukuran hanya diperhitungkan gaya yang dibutuhkan untuk

    melakukan deformasi plastis saja. Selain hal ini, pada perhitungan tidak

    diperhitungkan adanya back tension danfront tensionsedangkan pada praktiknya

    kedua gaya ini ada pada proses pengerolan.

    Kekerasan benda kerja terus bertambah seiring pertambahan reduksi. Hal

    ini dikarenakan peristiwa strain hardening yang menyebabkan kekerasan dankekuatannya bertambah. Pada beberapa pengukuran didapat harga yang lebih

    rendah daripada sebelum pengerolan. Hal ini dikarenakan kesalahan penyetelan

    alat uji dan titik uji yang tidak baik.

    Dapat dilihat juga bahwa semakin besar reduksi maka energi yang

    dibutuhkan untuk melakukan pengerolan makin tinggi. Hal ini dikarenakan

    material semakin keras sehingga untuk reduksi yang sama akan dibutuhkan gaya

    dan energi yang lebih besar . Dari kurva hubungan antara tahap reduksi dan energi

    yang dibutuhkan dapat dilihat juga bahwa akan terdapat batas atas pada mana

    energi yang dibutuhkan untuk suatu reduksi tidak akan bertambah lagi. Hal ini

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    17/23

    dikarenakan pada benda kerja sudah terjadi strain hardeningmaksimal dan benda

    tidak dapat menjadi lebih keras dan kuat lagi.

    Dari gambar struktur mikro benda kerja dapat dilihat dengan jelas

    peristiwa strain hardening yang terjadi pada proses pengerolan. Struktur mikro

    benda kerja semakin pipih. Hal ini menyebabkan kekuatan dan kekerasan benda

    meningkat tetapi keuletannya menurun. Setelah dilakukan proses annealingdapat

    dilihat struktur mikro benda kembali ke asalnya. Hal ini menyebabkan efek-efek

    dari strain hardeninghilang.

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    18/23

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Simpulan

    Dari praktikum ini dapat disimpulkan:

    1. Gaya-gaya yang bekerja pada proses pengerolan dapat dilihat pada bab II.

    2. Parameter proses pengerolan antara lain:

    a. Diameter roll

    b.

    Ada atau tidaknya back tension dan front tensionc. Gesekan antara benda kerja dan roll

    d. Ketahanan benda kerja terhadap deformasi

    3. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menurunkan persamaan gaya

    pengerolan dapat dilihat pada bab II

    4. Fenomena-fenomena yang terjadi pada proses pengerolan dapat dilihat

    pada bab II

    5. Tahapan proses pengerolan antara lain:

    a. Menyiapkan benda kerja

    b.

    Menentukan reduksi yang ingin dilakukan

    6. Perubahan sifat mekanik yang terjadi akibat proses pengerolan yaitu benda

    kaan semakin keras dan kuat namun semakin getas. Hal ini dikarenakan

    peristiwa strain hardening.

    5.2.Saran

    1. Mohon divariasikan kecepatan roll dan hasil pengerolan.

    2. Mohon data yang diberikan pada uji tarik lebih lengkap lagi.

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    19/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Dieter G.E.Mechanical Metalurgy. SI Metric Edition. Edisi ke-4

    Callister, William D.Materials Science And Engineering An Introduction, Edisi

    ke-6, John Willey & Son Inc.

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    20/23

    LAMPIRAN

    Tugas Setelah Praktikum

    1. Jelaskan mengapa plat hasil pengerolan sering tidak lurus dan tebalnya tidak

    seragam!

    Karena tidak mungkin suatu material bersifat homogeny sehingga perubahan panjang

    atau elongasinya pun akan sulit untuk seragam. Hal lain yang menyebabkan hal ini

    yaitu pasti akan terjadi deformasi pada roll yang menyebabkan deformasi pada benda

    kerja juga berubah. Yang menyebabkan tebal pelat tidak seragam adalah deformasi

    roll dan ketidak sejajaran roll.

    2.

    Jelaskan prinsip pengukuran gaya pengerolan pada praktikum ini. Gambarkan skemaalat, tunjukkan pula kemungkinan-kemungkinan keslahan pengukuran dengan alat

    ini!

    Gaya diukur dengan load cell pada roll yang memberi keluaran mV. Keluaran ini

    dikalibrasi dengan beban tertentu.

    Transducer -> Amplifier -> Recorder

    Kesalahan yang mungkin terjadi yaitu apabila penempatan load cell tidak baik maka

    gaya yang diukur bukanlah gaya sebenaranya. Kesalahan lainnya yaitu apabila

    sensitivitas dari masing-masing alat tidak baik maka hasil yang terukur tidak akan

    benar.

    3. Pada table IV.3 ditunjukkan bahwa beban pengerolan P harganya dua kali beban

    terukur R. Jelaskan mengapa demikian dan asumsi apa yang digunakan!

    Karena pada pengerolan menggunakan 2 buah roll. Asumsinya gaya pada ke-2 roll

    tersebut sama besar.

    4. Tunjukkan dan jelaskan perbedaan struktur mikro dan sifat mekanik antara plat awal,

    plat yang telah mengalami proses cold rolling dan plat yang telah mengalami proses

    annealing!

    Dari gambar struktur mikro benda kerja (kiri-kanan : 25%, 50%, 75%,

    annealing) dapat dilihat dengan jelas peristiwa strain hardening yang terjadi

    pada proses pengerolan. Struktur mikro benda kerja semakin pipih. Hal ini

    menyebabkan kekuatan dan kekerasan benda meningkat tetapi keuletannya

    menurun. Setelah dilakukan proses annealing dapat dilihat struktur mikro

    benda kembali ke asalnya. Hal ini menyebabkan efek-efek dari strain

    hardeninghilang.

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    21/23

    5. Menurut perkiraan saudara, adakah pengaruh kecepatan pengerolan terhadap daya

    dan gaya pada proses cold rolling? Bagaimana halnya dengan hot rolling?

    Tidak ada pengaruhnya pada gaya. Namun dengan kecepatan yang tinggi maka dayaakan semakin tinggi pula. Sama saja antara cold rolling dan hot rolling.

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    22/23

    Rangkuman Praktikum

    Proses pengerolan adalah proses deformasi plastis pada logam dengan cara

    melewatkan logam tersebut di antara roll. Proses ini banyak digunakan dalam

    pengerjaan suatu logam karena dapat memproduksi dalam jumlah banyak dalam

    waktu singkat.

    Proses pengerolan seringkali dibagi menjadi dua kategori berdasarkan

    temperatur saat pengerolan dilakukan yaitu cold rolling dan hot rolling. Cold

    rolling yaitu proses pengerolan yang dilakukan di bawah temperatur rekistralisasi

    suatu logam sedangkan hot rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan

    di atas temperatur rekistralisasi logam yang diroll. Keunggulan cold rolling

    dibanding hot rolling yaitu dimensi produk akan lebih akurat, permukaan produk

    akan lebih halus, dan kekuatan serta kekerasan produk akan

    meningkat.Kekurangan dari cold rolling yaitu keuletan produk akan berkurang

    dan reduksi maksimum yang dapat dicapai pada cold rolling akan lebih rendah

    dibanding dengan hot rolling. Untuk mengatasi hal ini maka dapat dilakukan

    annealingpada logam hasil pengerolan tersebut.

    Annealing yaitu proses heat treatment pada benda kerja agar sifat

    mekaniknya berubah kembali menjadi ulet. Ada 3 tahapan pada proses annealing

    yaitu proses rekoveri, rekistralisasi, dan pertumbuhan butir. Rekoveri yaitupengembalian sifat mekanis material tanpa perubahan pada struktur mikronya.

    Proses rekistralisasi yaitu penggantian struktur mikro pada benda kerja menjadi

    butiran-butiran yang bebas regangan. Setelah rekistralisasi terjadi maka efek dari

    strain hardening sudah hilang. Apabila benda kerja terus dipanaskan melebihi

    temperatur rekistralisasinya maka akan terjadi pertumbuhan butir (grain growth)

    menjadi butiran-butiran yang lebih besar.

    Suatu logam yang diroll akan mengalami tegangan tekan dari roll dan juga

    akan mengalami tegangan geser permukaan akibat gesekan antara benda kerja

    dengan roll. Gaya geser ini juga berguna untuk menarik benda kerja menuju roll.Berikut gambar gaya-gaya yang terjadi saat pengerolan:

  • 8/10/2019 Laporan Modul C - Rolling

    23/23

    Faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses pengerolan antara lain:

    1. Diameter roll

    2. Ketahanan benda kerja terhadap deformasi

    3. Gesekan antara roll dan benda kerja

    4.

    Ada atau tidaknyafront tension dan back tension pada bidang pelat

    Keterangan:

    N = neutral point

    Pr = gaya radialF = tangential friction

    force

    Lp = panjang proyeksi

    busur kontak

    h0 = tebal benda sebelum

    diroll

    hf = tebal benda setelah

    diroll

    R = radius roll

    = sudut kontak