Laporan Mingguan Termokimia Rani
-
Upload
rizkywirani -
Category
Documents
-
view
276 -
download
7
description
Transcript of Laporan Mingguan Termokimia Rani
LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
TERMOKIMIA
Oleh :Nama : Rizky WiraniNRP : 133020030Kelompok : BMeja : 1 (Satu)Tanggal Percobaan : 12 Desember 2013Asisten : Angkeu Nur Rahmawati
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2013
TERMOKIMIA
Rizky Wirani133020030
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia dengan mengamati perubahan panas. Sistem adalah bagian yang diamati, misalnya suatu reaksi kimia yang sedang terjadi dalam gelas kimia. Lingkungan adalah faktor di luar sistem, misalnya faktor suhu dan dan tekanan. Adanya interaksi antara sistem dengan lingkungan ini akan menimbulkan reaksi. Tujuan percobaan termokimia adalah untuk mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi, perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana, dan reaksi kimia dapat berlangsung secara eksoterm atau endoterm. Prinsip bercobaan termokimia ini adalah berdasarkan Hukum Hess, Hukum Black dan Hukum Lavoisier. Hasil percobaan termokimia ini adalah pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter didapatkan hasil bahwa kalor pada aquadest awal adalah 2352 J, kalor pada aquadest setelah dipanaskan yaitu 3108 J dan selisih kalornya yaitu 756 J. Sehingga didapat tetapan kalorimeter aquadest adalah 27 J/K. Pada percobaan penentuan kalor CuSO4 dan Zn didapatkan kalor pada tetapan kalorimeter yaitu 270J, kalor campurannya adalah 882,81 J, dan kalor totalnya adalah 1152,81 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya yaitu 38427 J/mol. Pada percobaan penentuan kalor etanol dan air didapatkan kalor pada aquadest yaitu 589,68 J, kalor pada etanol yaitu 15,23 J, kalor pada tetapan kalorimeter yaitu 210,6 J, dan kalor totalnya adalah 815,51 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya yaitu 40775,5 J/mol. Pada percobaan penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH didapatkan kalor campurannya yaitu 701,87 J J, kalor pada tetapan kalorimeternya adalah 116,15 J, dan kalor totalnya adalah 818, 03 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya adalah 1168,6 J/mol.Key words : Termokimia, Kalor, Entalpi, Kalorimeter
PENDAHULUAN
Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia dengan mengamati perubahan panas (Sutrisno, 2013).
Sistem adalah bagian yang diamati, misalnya suatu reaksi kimia yang sedang terjadi dalam gelas kimia. Lingkungan adalah faktor di luar sistem, misalnya faktor suhu dan dan tekanan. Adanya interaksi antara sistem dengan lingkungan ini akan menimbulkan reaksi (Sutrisno, 2013).
Tujuan percobaan termokimia adalah untuk mempelajari bahwa setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi, perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana, dan reaksi kimia dapat berlangsung secara eksoterm atau endoterm.
Prinsip bercobaan termokimia ini adalah berdasarkan :
Hukum Hess : “Kalor yang dilepas atau diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir”.
Hukum Black : “Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang dilepas”.
Hukum Lavoisier : “Setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi sama dengan massa produk reaksi”.
METODOLOGI
Bahan dan AlatPada percobaan termokimia ini digunakan
beberapa alat dan bahan. Bahan yang digunakan adalah larutan CuSO4, aquadest, serbuk Zn, larutan etanol, larutan HCl, dan larutan NaOH. Sedangkan alat yang digunakan adalah neraca digital, termos kalorimeter, gelas kimia, termometer, tissue, korek api, bunsen, kaki tiga, kawat kassa, filler, dan pipet ukur.
Metode Percobaan
1. Metode Percobaan Penentuan Tetapan Kalorimeter
Gambar 1. Metode Percobaan Penentuan Tetapan Kalorimeter
1.1. Rumusa = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) n (∑x2) – (∑x)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) n (∑x2) – (∑x)2
Yn = a + b Xn
Q1 = m. c. (Tc-Td)Q2 = m. c. (Tp-Tc)Q3 = Q2 – Q1
K = Q3 (Tc - Td)
Keterangan :Berat jenis air dianggap konstan : 1 g/cm3
Kalor jenis air dianggap konstan : 4,2 J/gK
2. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(l)
Gambar 2. Metode Percobaan Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(l)
2.1. Rumus
Keterangan :Berat jenis/ kerapatan larutan ZnSO4 = 1,14 g/cm3
Kalor jenis/kapasitas kalor = 3,52 J/gKAr Zn = 65,4
3. Metode Percobaan Penentuan Kalor Etanol dalam Air
Gambar 3. Metode Percobaan Penentuan Kalor Etanol dalam Air
3.1. Rumus
Keterangan :Caquadest = 4,2 J/gKCetanol = 1,92 J/gKMr etanol = 46
4. Metode Percobaan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Gambar 4. Metode Percobaan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
4.1. Rumus
HASIL DAN PEMBAHASAN
a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) n (∑x2) – (∑x)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) n (∑x2) – (∑x)2
Yn = a + b Xn
∆T1j = Tc-Td Q4 = k . ∆T1j
Q5 = mcamp x ρcamp x ccamp x ∆T1j
Q6 = Q4 + Q5
∆H = Q6
Mol Zn
a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) n (∑x2) – (∑x)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) n (∑x2) – (∑x)2
Yn = a + b Xn
∆T2j = TA - TM
Q7 = maquadest x caquadest x ∆T2j
Q8 = metanol x cetanol x ∆T2j
Q9 = k x ∆T2j
Q10 = Q7 + Q8 + Q9
∆H = Q10
Mol etanol
a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) n (∑x2) – (∑x)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) n (∑x2) – (∑x)2
Yn = a + b Xn
∆T3j = TA - TM
Q11 = mcamp x ccamp x ∆T3j
Q12 = k . ∆T3j
Q13 = Q11 + Q12
∆H = Q13
Mol NaCl
Keterangan :Kerapatan larutan = 1,03 g/cm3
Ccamp = 3,96 J/gKPada percobaan termokimia ini didapatkan hasil
sebagai berikut.Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Tetapan
KalorimeterNo. Percobaan Hasil1. Penentuan Tetapan
Kalorimetera = 325,59b = -0,44Yn = 325,59 – 0,44 Xn
Td = 298KTp = 363KTc = 326KQ1 = 2352 JQ2 = 3108 JQ3 = 756 JK = 27 J/K
(Sumber : Rizky Wirani, 133020030, Meja 01, Kelompok B)
Grafik 1. Hasil Pengamatan Penentuan Tetapan
Kalorimeter
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor CuSO4
dan ZnNo. Percobaan Hasil1. Penentuan Kalor
CuSO4 + Zn
a = 315,75b = 10,3Yn = 315,75 + 10,3 Xn
Td = 298KTc = 308K∆T1j = 10 KQ4 = 270JQ5 = 882,81 JQ6 = 1152,81 J∆H = 38427 J/mol
(Sumber : Rizky Wirani, 133020030, Meja 01, Kelompok B)
Grafik 2. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor CuSO4
dan Zn
Tabel 3. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Etanol dalam Air
No. Percobaan Hasil1. Penentuan Kalor
Etanol + Aira = 304,3b = 0,22Yn = 304,3 + 0,22 Xn
TA = 304,795KTM = 297K∆T2j = 7,8 KQ7 = 589,68 JQ8 = 15,23 JQ9 = 210,6 JQ10 = 815,51 J∆H = 40775,5 J/mol
(Sumber : Rizky Wirani, 133020030, Meja 01, Kelompok B)
Grafik 3. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Etanol dalam Air
Tabel 4. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
No. Percobaan Hasil1. Penentuan Kalor a = 302
Penetralan HCl dan NaOH
b = -0,072Yn = 302- 0,072 Xn
TA = 301,802 KTM = 297,5 K∆T3j = 4,302 KQ11 = 701,87 JQ12 = 116,15 JQ13 = 818, 03 J∆H = 1168,6 J
(Sumber : Rizky Wirani, 133020030, Meja 01, Kelompok B)
Grafik 4. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter didapatkan hasil bahwa kalor pada aquadest awal adalah 2352 J, kalor pada aquadest setelah dipanaskan yaitu 3108 J dan selisih kalornya yaitu 756 J. Sehingga didapat tetapan kalorimeter aquadest adalah 27 J/K. Pada percobaan penentuan kalor CuSO4 dan Zn didapatkan kalor pada tetapan kalorimeter yaitu 270J, kalor campurannya adalah 882,81 J, dan kalor totalnya adalah 1152,81 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya yaitu 38427 J/mol. Pada percobaan penentuan kalor etanol dan air didapatkan kalor pada aquadest yaitu 589,68 J, kalor pada etanol yaitu 15,23 J, kalor pada tetapan kalorimeter yaitu 210,6 J, dan kalor totalnya adalah 815,51 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya yaitu 40775,5 J/mol. Pada percobaan penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH didapatkan kalor campurannya yaitu 701,87 J J, kalor pada tetapan kalorimeternya adalah 116,15 J, dan kalor totalnya adalah 818, 03 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya adalah 1168,6 J/mol.
Faktor kesalahan pada percobaan kali ini adalah kurang bersihnya alat-alat yang dipakai sehingga dapat mempengaruhi hasil akhir. Faktor lainnya adalah masih terjadi kesalahan dalam penggunaan termometer yang masih sering terpegang oleh tangan. Faktor lainnya yaitu ketidaktelitian dalam menghitung hasil pengamatan. Faktor lainnya adalah pengambilan volume atau massa bahan yang berbeda-beda
sehingga masing-masing praktikan mendapat hasil yang berbeda-beda.
Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia dengan mengamati perubahan panas (Sutrisno, 2013).
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang ditandai dengan penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem. Contoh reaksi endoterm adalah fotosintesis. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang ditandai dengan kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem. Contoh reaksi eksoterm adalah api unggun (Sutrisno, 2013).
Perubahan adiabatik adalah bila sistem terisolasi pada lingkungannya sehingga tidak ada panas yang diserap atau dilepas, maka suhu dan tekanan tetap. Contoh perubahan adiabatik adalah mesin diesel. Perubahan isotermik adalah bila sistem tidak terisolasi pada lingkungannya sehingga terjadi pertukaran panas dan terjadi reaksi, maka suhu dapat dibuat tetap. Contoh perubahan isotermik adalah kompresor (Sutrisno, 2013).
Energi ikatan atau energi ikat merupakan energi yang dipergunakan untuk memutuskan ikatan antar atom dari satu mol senyawa dalam bentuk gas dan dihasilkan atom-atom gas (Zulfikar, 2010).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Kalor yang dibutuhkan suatu zat bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) dan perubahan suhu (Anonim, 2008).
Kalori adalah satuan panas untuk menaikkan suhu temperatur air 1 derajat Celsius. Satuan ini sebesar 4,2 joule (Anonim, 2013).
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius (Anonim, 2008).
Kalor jenis adalah adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius (Anonim, 2008).
Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat (Anonim, 2012). Macam-macam kalorimeter adalah sebagai berikut.
1. Kalorimeter Bom, merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.
2. Kalorimeter Sederhana, kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan, misalnya reaksi netralisasi asam – basa, pelarutan dan pengendapan (Novitasari, 2013).
Hukum Kekekalan Energi menyatakan bahwa Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain (Novitasari, 2013).
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Sedangkan perubahan entalpi (∆H) adalah perubahan energi yang terjadi pada suatu reaksi kimia pada tekanan tetap (Utami, 2012).
Macam-macam perubahan entalpi adalah sebagai berikut.
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hfo)
adalah perubahan entalpi yang menyertai reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur – unsurnya. Contohnya : reaksi pembentukan 1 mol CO2 dari unsur C dan O.
2. Perubahan entalpi pembakaran standar (∆Hco)
adalah perubahan entalpi yang menyertai reaksi pembakaran 1 mol senyawa / unsur. Contohnya : reaksi pembakaran 1 mol CH4.
3. Perubahan entalpi penguraian (disosiasi) standar (∆Hd
o) adalah perubahan entalpi yang menyertai reaksi penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur – unsurnya (Anonim, 2013).
Percobaan termokimia ini dapat pula diaplikasikan dalam bidang pangan misalnya pada fermentasi susu menjadi keju, fermentasi ketan menjadi tapai, fermentasi kedelai menjadi oncom dan untuk mengetahui kalor yang terdapat pada lemak, karbohidrat dan protein.
KESIMPULAN
Pada percobaan termokimia ini dapat disimpulkan bahwa pada penentuan tetapan kalorimeter didapatkan kalor pada aquadest awal adalah 2352 J, kalor pada aquadest setelah dipanaskan yaitu 3108 J dan selisih kalornya yaitu 756 J. Sehingga didapat tetapan kalorimeter aquadest adalah 27 J/K. Pada percobaan penentuan kalor CuSO4 dan Zn didapatkan kalor pada tetapan kalorimeter yaitu 270J, kalor campurannya adalah 882,81 J, dan kalor totalnya adalah 1152,81 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya yaitu 38427 J/mol. Pada percobaan penentuan kalor etanol dan air didapatkan kalor pada aquadest yaitu 589,68 J, kalor pada etanol yaitu 15,23 J, kalor pada tetapan kalorimeter yaitu 210,6 J, dan kalor totalnya adalah 815,51 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya yaitu 40775,5 J/mol. Pada percobaan penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH didapatkan kalor campurannya yaitu 701,87 J J, kalor pada tetapan kalorimeternya adalah 116,15 J, dan kalor totalnya
adalah 818, 03 J. Sehingga didapat perubahan entalpinya adalah 1168,6 J/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Kalor. http://alljabbar.wordpress. com/2008/03/23/kalor/. Diakses : 19 Desember 2013
Anonim. 2012. Prinsip Kerja Kalorimeter dan Definisi. http://otakpedot.blogspot.com/2012/12/ prinsip-kerja-kalorimeter-definisi.html. Diakses : 21 Desember 2013
Anonim. 2013. Kalori. http://id.wikipedia.org/ wiki/Kalori. Diakses : 19 Desember 2013
Anonim. 2013. Macam-macam Entalpi. http://irnidesira.blogspot.com/2013/01/materi-macam-macam-entalpi.html. Diakses : 19 Desember 2013
Novitasari, Dian. 2013. Azas Kekekalan Energi. http://diannovitasari.wordpress.com/azas-keke kalan-energi/. Diakses : 19 Desember 2013
Novitasari, Dian. 2013. Jenis-jenis Kalorimeter. http:// diannovitasari.wordpress.com/jenis-jenis-kalori meter/. Diakses : 19 Desember 2013
Sutrisno, Ela Turmala dan Ina Siti Nurminabari. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung
Utami, Budi. 2012. Entalpi dan Perubahan Entalpi. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_ sma1/kelas-2/entalpi-dan-perubahan-entalpi-%CE%B4h/. Diakses : 19 Desember 2013
Zulfikar. 2010. Energi Ikatan. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/kecepatan-reaksi-dan-energi/energi-ikatan/. Diakses : 19 Desember 2013
LAMPIRAN
1. Penentuan Tetapan Kalorimetern x (t) y (T) x2 x.y123456789
10
12345678910
325,5 K325 K324 K
323,5 K323 K323 K
322,5 K322 K
321,5 K321,5 K
149162536496481100
325,5650972129416151938
2257,52576
2893,53215
Total (∑) 55 3231,5 385 17736,6a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) = (3231,5 x 385) – (55 x 17736,6) = 325,59
n (∑x2) – (∑x)2 10 (385) – (55)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) = 10 (17736,6) – (55 x 3231,5) = - 0,44n (∑x2) – (∑x)2 10 (385) – (55)2
Yn = 325,59 – 0,44 Xn
Y1 = 325,59 – 0,44 (1) = 325,15Y2 = 325,59 – 0,44 (2) = 324,71Y3 = 325,59 – 0,44 (3) = 324,27Y4 = 325,59 – 0,44 (4) = 323,83Y5 = 325,59 – 0,44 (5) = 323,39Y6 = 325,59 – 0,44 (6) = 322,95Y7 = 325,59 – 0,44 (7) = 322,51Y8 = 325,59 – 0,44 (8) = 322,07Y9 = 325,59 – 0,44 (9) = 321,63Y10 = 325,59 – 0,44 (10) = 321,19
2. Penentuan Kalor CuSO4 + Znn x (t) y (T) x2 x.y1234
0,51
1,52
320 K327 K332 K
335,5 K
0,251
1,254
160327498671
Total (∑) 5 1314,5 7,5 1656a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) = (1314,5 x 7,5) – (5 x 1656) = 315,75
n (∑x2) – (∑x)2 4 (7,5) – (5)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) = 4 (1656) – (5 x 1314,5) = 10,3n (∑x2) – (∑x)2 4 (7,5) – (5)2
Yn = 315,75 + 10,3 Xn
Y1 = 315,75 + 10,3 (0,5) = 320,9Y2 = 315,75 + 10,3 (1) = 326,05Y3 = 315,75 + 10,3 (1,5) = 331,2Y4 = 315,75 + 10,3 (2) = 336,35
Td = 298 KTc = 308 K∆T1j = Tc – Td = 308 – 298
= 10 KQ4 = k . ∆T1j = 27 x 10 = 270 JQ5 = mcamp. ρcamp. ccamp. ∆T1j
= 22 x 1,4 x 3,52 x 10 = 882,81 JQ6 = Q4 + Q5 = 270 + 882,81 = 1152,81 JMol Zn = gram = 2 = 0,03
Ar 65,4∆H = Q6 = 1152,81 = 38427 J/mol
Mol Zn 0,033. Penentuan Kalor Etanol dalam Air
n x (t) y (T) x2 x.y1 0,5 304 0,25 152
Td = 298 KTp = 363 KTc = 326 KQ1 = m. c. (Tc-Td) = 20 . 4,2. (326 – 298) = 2352 JQ2 = m. c. (Tp-Tc) = 20 . 4,2. (363 – 326) = 3108 J
Q3 = Q2 – Q1
= 3108 – 2352 = 756 JK = Q3 = 27 J/K
(Tc - Td)
2345678
11,52
2,53
3,54
304,5305305305305305305
11,25
46,25
912,25
16
304,5457,5610
762,5915
1067,51220
Total (∑) 18 2438,5 51 5489a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) = (2438,5 x 51) – (18 x 5489) = 304,3
n (∑x2) – (∑x)2 8 (51) – (18)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) = 8 (5489) – (18 x 2438,5) = 0,22n (∑x2) – (∑x)2 8 (51) – (18)2
Yn = 304,3 + 0,22 Xn
Y1 = 304,3 + 0,22 (0,5) = 304,41Y2 = 304,3 + 0,22 (1) = 304,52Y3 = 304,3 + 0,22 (1,5) = 304,63Y4 = 304,3 + 0,22 (2) = 304,74Y5 = 304,3 + 0,22 (2,5) = 304,85Y6 = 304,3 + 0,22 (3) = 304,96Y7 = 304,3 + 0,22 (3,5) = 305,07Y8 = 304,3 + 0,22 (4) = 305,18
4. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOHn x (t) y (T) x2 x.y123456789
10
0,51
1,52
2,53
3,54
4,55
301,5 K302 K302 K302 K302 K302 K302 K
301,5 K301,5 K301,5 K
0,251
1,254
6,259
12,2516
20,2525
150,7530245360475590610571206
1356,751507,5
Total (∑) 27,5 3018 96,25 8298a = (∑y. ∑x2) – (∑x. ∑x.y) = (3018 x 96,25) – (27,5 x 8298) = 302
n (∑x2) – (∑x)2 10 (96,25) – (27,5)2
b = n (∑x.y) – (∑x. ∑y) = 10 (8298) – (27,5 x 3018) = - 0,072n (∑x2) – (∑x)2 10 (96,25) – (27,5)2
Yn = 302 – 0,072 Xn
Y1 = 302 – 0,072 (0,5) = 301,964
TA = Y1 + Y8
2 = 304,41 + 305,18
2 = 304,795 K
Taq = 298 KTetanol = 296 KTM = Taq + Tetanol
2 = 298 + 296
2 = 297 K
∆T2j = TA - TM
= 304,795 – 297 = 7,8 K
Q7 = maquadest. caquadest. ∆T2j = 18 x 4,2 x 7,8 = 589,68 J
Q8 = metanol. cetanol. ∆T2j
= 1,01761 x 192 x 7,8 = 15,23 JQ9 = k . ∆T2j = 27 x 7,8 = 210,6 JQ10 = Q7 + Q8 + Q9 = 815,51 JMol etanol = gram = 1,01761
Mr 46= 0,02 mol
∆H = Q10 = 815,51Mol etanol 0,02
= 40795,5 J/mol
TA = Y1 + Y10
2 = 301,964 + 301,64
2 = 301,802 K
THCl = 298 KTNaOH= 297 KTM = THCl + TNaOH
2 = 298 + 297
2 = 297,5 K
∆T3j = TA - TM
= 301,802 – 297,5 = 4,302 K
Mcamp = Vcamp x ρcamp
= 40 ml x 1,03 g/cm3 = 41,2 gQ11 = mcamp. ccamp. ∆T3j
= 41,2 x 3,96 x 4,302 = 701,87 JQ12 = k.∆T3j = 27 x 4,302 = 116,154 JQ13 = Q11 + Q12 = 818, 03 JMol NaCl = gram = 41,2
Mr 58,5= 0,7 mol
∆H = Q13 = 818,03Mol NaCl 0,7
= 1168,6 J/mol
Y2 = 302 – 0,072 (1) = 301,928Y3 = 302 – 0,072 (1,5) = 301,892 Y4 = 302 – 0,072 (2) = 301,856 Y5 = 302 – 0,072 (2,5) = 301,82Y6 = 302 – 0,072 (3) = 301,784Y7 = 302 – 0,072 (3,5) = 301,748Y8 = 302 – 0,072 (4) = 301,712Y9 = 302 – 0,072 (4,5) = 301,676Y10 = 302 – 0,072 (5) = 301,64