laporan mikroteknik.docx

17
BAB I Pendahuluan 1.1 Tujuan Untuk mengamati bentuk Protista pada air rendaman jerami dan air kolam 1.2 Dasar Teori Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam. Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori: 1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contohnya :Alga 2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contohnya: Protozoa 3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur Protista dibagi dalam tiga kelompok yaitu Protista yang menyerupai hewan (Protozoa), Protista yang

description

praktikum mikroteknik

Transcript of laporan mikroteknik.docx

Page 1: laporan mikroteknik.docx

BAB I

Pendahuluan

1.1 Tujuan

Untuk mengamati bentuk Protista pada air rendaman jerami dan air kolam

1.2 Dasar Teori

Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau

berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan

(protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur

lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah

beragam. Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat

digolongkan dalam tiga kategori:

1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu

berfotosintesis. Contohnya :Alga

2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel.

Contohnya: Protozoa

3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap

sari-sari makanannya. Contoh: jamur

Protista dibagi dalam tiga kelompok yaitu Protista yang menyerupai hewan

(Protozoa), Protista yang menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan Protista

yang menyerupai jamur. ( Jati, 2007 ).

Habitat Protista umumnya di air tawar maupun di air laut. Protista merupakan

plankton, yaitu organisme berukuran mikroskopis yang melayang-layang

diperairan. Ada pula yang melekat di daasar laut, danau, dan sungai. Protista

yang dapat berfotosintesis merupakan produsen utama dan penyedia makanan

bagi organisme didalam tanah, serasah dan di tempat-tempat di darat yang

lembap. Protista adapula yang hidup bersimbiosis di dalam organisme inang

(horpes). Beberapa Protista merupakan parasite yang mematikan bagi manusia

dan hewan ( Setyaningsih, 2007).

Klasifikasi Potozoa

Page 2: laporan mikroteknik.docx

Anggota Protista sangat beragam, sehingga untuk mempermudah dalam

mempelajarinya, maka para ahli taksonomi membagi Protista dalam tiga kategori

yaitu:

1. Protista yang menyerupai hewan (Protozoa)

2. Protista yang menyerupai tumbuhan (Protophyta)

3. Protista yang menyerupai jamur

1. Protista yang Menyerupai Hewan (Protozoa)

Protozoa berasal dari bahasa Yunani, proto yang berarti ‘pertama’, dan zoa

yang berarti ‘hewan’. Jadi, Protozoa disebut juga sebagai hewan pertama.

Protozoa merupakan Protista yang menyerupai hewan karena memiliki sifat

heterotrof, mampu bergerak dan menelan makanan.

Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 kelompok,

yaitu:

1.      Rhizopoda (Filum Sarcodina),

2.      Ciliata (Filum Ciliophora/Infusoria),

3.      Flagellata (Filum Mastigophora), dan

4.      Sporozoa (Filum Apicomplexa).

a. Rhizopoda (Filum Sarcodina)

Istilah rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, rhizo yang berarti‘akar’ dan

podos yang berarti‘kaki’. Jadi, rhizopoda berarti kaki yang menyerupai akar.

Anggota Filum ini bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu). Disebut

Page 3: laporan mikroteknik.docx

pseudopodia atau kaki semu karena terbentuk sebagai hasil penjuluran sitoplasma

sel, yang seolah-olah berfungsi sebagai kaki. Selain untuk bergerak, kaki semu

juga berfungsi untuk mencari makanan. Berikut ini beberapa contoh anggota

Rhizopoda dan habitatnya masing-masing:

1. Rhizopoda yang hidup di tempat lembab, contohnya adalah Amoeba

proteus.

2. Rhizopoda yang hidup di laut, contohnya Foraminifera dan Radiolaria.

Foraminifera mempunyai kerangka luar yang berongga dan terbuat dari

kalsium karbonat. Sedangkan Radiolaria memiliki kerangka dalam yang

terbuat dari silika.

3. Rhizopoda yang hidup di air tawar, contohnya antara lain Arcellayang

mempunyai rangka dari zat kitin, Diflugia, dan Heliozoa.d. Rhizopoda

yang hidup parasit dalam tubuh manusia contohnya

4. Entamoeba ginggivalis, Entamoeba hystolitica, dan Entamoeba coli.

b. Ciliata (Filum Ciliophora)

Istilah ciliata berasal dari bahasa Latin cilia yang berarti ‘rambut kecil’.

Salah satu ciri khas ciliata adalah mempunyai silia sebagai alat gerak dan untuk

mencari makan. Ciliata merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler) dengan

bentuk tetap atau tidak berubah.

Page 4: laporan mikroteknik.docx

Ciri lain dari ciliata adalah adanya 2 inti sel, yaitu makronu kleus dan

mikronukleus. Makronukleus merupakan inti sel berukur an besar berfungsi dalam

reproduksi aseksual (vegetatif), sedangkan mikronukleus merupakan inti sel

berukuran kecil diperlukan untuk be reproduksi secara seksual dengan cara

konjugasi. Selain bereproduksi secara seksual, Ciliata juga bereproduksi secara

aseksual dengan cara membelah diri. Salah satu contoh anggota Ciliata yang

terkenal adalah Paramaecium sp.

c. Flagellata (Filum Mastigophora)

Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti ‘bulu cambuk’. Ciri

khas Filum ini adalah memiliki alat gerak berupa bulu cambuk yang disebut

flagella. Flagella juga berfungsi sebagai alat peraba dan alat penangkap makanan.

Beberapa jenis Flagellata merupakan penyebab penyakit pada manusia dan

hewan, contohnya: 

1.      Giardia lamblia merupakan Protozoa usus yang dapat menyebabkan disentri

dan diare, terutama ditemukan dalam usus dua belas jari.

2.      Tricomonas vaginalis menimbulkan peradangan pada vagina, ditandai dengan

keluarnya cairan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal.

3.      Tricomonas foetus menyebabkan abortus spontan pada ternak.

Page 5: laporan mikroteknik.docx

4.      Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia.

d. Sporozoa (Filum Apicompleksa)

Istilah Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spora yang berarti‘benih’ dan zoa

yang berarti ‘hewan’. Sporozoa merupakan salah satu kelompok Protozoa yang

membentuk spora dalam salah satu tahapan silkus hidupnya. Semua anggota

Sporozoa hidup sebagai parasit dalam tubuh organisme lain dan tidak memiliki

alat gerak. Anggota sporozoa yang paling dikenal adalah Plasmodium.

Plasmodium merupakan penyebab penyakit malaria dan menyerang sel darah

merah. Penyakit malaria ditularkan dari manusia satu ke manusia lain melalui

gigitan nyamuk Anopheles. Siklus hidup plasmodium adalah sewbagai berikut:

2. Protista yang Menyerupai Tumbuhan (Algae)

Page 6: laporan mikroteknik.docx

Dalam bahasa ilmiah, ganggang disebut algae (tunggal = alga). Struktur

sel ganggang memiliki dinding sel dan kloroplas. Karakter tersebut dimiliki pula

oleh tumbuhan tingkat tinggi, sehingga dikatakan bahwa ganggang merupakan

Protista yang menyerupai tumbuhan.

Ganggang dapat bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dan secara

generatif (seksual). Secara vegetatif, reproduksi ganggang dilakukan dengan cara

pembelahan biner, fragmentasi, atau pembentukan zoospora. Secara generatif

dengan cara konjugasi dan peleburan antara sel kelamin jantan dan betina.

Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dominan pada tubuhnya, ganggang dapat

dibedakan menjadi 6 Filum, yaitu:

1.      Filum Pyrhophyta (ganggang api),

2.      Filum Phaeophyta (ganggang coklat),

3.      Filum Chrysophyta (ganggang keemasan),

4.      Filum Rhodophyta (ganggang merah), dan

5.      Filum Chlorophyta (ganggang hijau).

a.    Filum Pyrrophyta (Ganggang Api)

Filum ini sering disebut Dinoflagellata karena memiliki flagella yang berjumlah 2

buah. Hampir semua ganggang api bersifat uniseluler, dan mempunyai pigmen

berupa klorofi l a dan c. Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki

fosfor yang mampu memendarkan cahaya pada kondisi yang gelap. Ganggang ini

sebagian besar hidup di air laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar. Beberapa

contoh anggota Filum ini antara lain Noctiluca, Ceratium dan Gonyaulax.

b.    Filum Phaeophyta (Ganggang Coklat)

Anggota Filum Phaeophyta memiliki talus yang selalu bersel banyak, sehingga

dapat dilihat secara makroskopis. Talusnya memiliki alat pelekat untuk

menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang lainnya

mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta seperti Sargassum,

Macrocystis, dan Nereocystis memiliki gelembung udara yang berfungsi untuk

menyimpan gas nitrogen dan untuk mengapung. Ganggang coklat mengandung

pigmen santofi l, klorofi l a dan c. Pigmen santofil jumlahnya melebihi pigmen

yang lain, sehingga menyebabkan warna talusnya coklat.

Page 7: laporan mikroteknik.docx

c.     Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan)

Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang

pirang. Istilah Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti

‘keemasan’. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen

berupa karoten dan santofi l yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan

klorofi l a dan c. Sebagian besar anggota Filum ini hidup sebagai plankton air

tawar dan air laut. Filum Chrysophyta terdiri atas sekitar 5.300 jenis, dan 5.000

diantaranya adalah diatom.

d.    Filum Rhodophyta (Ganggang Merah)

Istilah Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti‘merah’. Jadi,

Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya,

Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota

Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari fi

koeritrin (pigmen merah) dan fi kosianin (pigmen biru). Fikoeritrin merupakan

pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna talus ganggang ini

menjadi merah. Contoh anggota Rhodophyta antara lain Eucheuma spinosum

yang digunakan sebagai bahan agar-agar, Gracilaria, Gellidium, dan Gigartina

mamilosa.

e.     Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)

Ganggang hijau (green algae) diberi nama berdasarkan kloroplasnya yang

berwarna hijau. Warna hijau ini ada karena karena pigmen yang dominan adalah

klorofi l a dan b, di samping jenis pigmen yang lain yaitu karoten dan santofi l.

Bentuk kloroplas pada ganggang hijau bermacam-macam, ada yang seperti

mangkuk (misalnya pada Chlamidomonas), berbentuk spiral (misalnya pada

Spirogyra), dan berbentuk seperti bintang. Beberapa contoh ganggang hijau antara

lain, Spirogyra, Volvox globator, Chlamydomonas, Ulva, dan Chlorella (Nita,

2012)

Page 8: laporan mikroteknik.docx

BAB II

Metode Kerja

2.1 Alat dan Bahan

No Alat Fungsi Bahan Fungsi1 Mikroskop Untuk

mengamati makhluk hidup berukuran mikro

Vaseline

2 Kaca Preparat Meletakkan spesimen

Air Rendaman Jerami

Tempat hidup protozoa

3 Kaca Penutup Menutup specimen pada kaca objek

Air kolam Tempat hidup protophyta

4. Pembakar spirtus Pemanas? pembakaran

5. Spidol Memberikan label

2.2 Cara Kerja

BAB III

kaca objek disediakandiberi label dengan spidoldiolesi vaseline yang telah dipanaskan mengikuti labelditetesi air jerami / air kolam

ditutup dengan cover glassdiamati dibawah mikroskop

Hasil

Page 9: laporan mikroteknik.docx

Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Pengamatan

No Gambar pribadi Gambar Literature1.

2.

3.2 Pembahasan

Protista adalah organisme eukariotik yang bukan hewan dan bukan pula

tumbuhan. Klasifikasi Protista meliputi Protista mirip hewan, Protista mirip

tumbuhan, dan Protista mirip jamur. Namun, dalam praktikum yang kami lakukan

Protista yang mirip hewan dan Protista mirip tumbuhan saja yang di amati.

Protista mirip hewan atau biasa disebut protozoa dapat kami amati pada specimen

air rendaman jerami yang telah disimpan selama satu minggu, pergerakan yang

dilakukan protozoa ini membuat kami sedikit kerepotan saat akan mengambil

gambar, namun dengan larutan fiksasi akhirnya protozoa pun dapat berhenti

karena penambahan larutan fiksasi ini akan mematikan atau mengawetkan

specimen yang sulit diamati karena bergerak. Larutan fiksasi ini sendiri dibuat

dengan campuran 1 % formalin atau dalam perbandingan 1 cc formalin40 % : 99

cc aquades. Kadar penambahan larutan fiksasi pada specimen protozoa ini harus

Page 10: laporan mikroteknik.docx

diperhatikan, karena seandainya campuran ini terlalu keras maka akan

menyebabkan protozoa menjadi pecah dan hasilnya tidak dapat diamati. Dalam

pengamatan selanjutnya ialah specimen air kolam yang telah menghijau.

Pengamatan yang kami lakukan sama dengan pengamatan sebelumnya pada

protozoa, karena kedua specimen yang kami amati adalah kelompok dari Protista.

Protozoa yang didapatkan pada praktikum ini adalah paramecium caudatum yang

merupakan protozoa pada filum ciliata. Menurut (Setyaningsih, 2007) Ciliata

adalah Protista bersel satu yang permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut getar atau

silia. Dengan mikrosakom cahaya, silia tersebut sulit diamati. Ciliate memiliki

bentuk tubuh yang tetap dan biasanya oval. Hidupnya ditempat yang berair,

seperti sawah, rawa dan tanah becek yang banyak mengandung bahan organic.

Daftar Pustaka

Page 11: laporan mikroteknik.docx

Jati, Wijaya, 2007. Aktif Biologi, Ganeca:Jakarta

Nita, 2012. Klasifikasi Protista, available at http://www.biologi.lipi.go.id diakses pada 18 Maret 2013 pukul 8.16

Setyaningsih, Eko. 2007. Biologi 1. Sinar Grafika: Jakarta

Kutu

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21650/4/Chapter%20II.pdf

Kartasapoetra, 2002. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan . Bumi Aksara, Jakarta

Anonim, 1987. Budidaya Tanaman Padi, Palawija, dan Hortikultura. Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan Bagian Proyek Pengadaan Buku,

Jakarta

Eni Lestari, 2002. Pengantar Penyakit Tanaman.IPB. Bogor

Kusnaedi, 1999. Budidaya Tanaman Hortikultura. Penebar Swadaya, Jakarta

Subiyakto, 1987. Pengendalian Hama. CV Rajawali. Jakarta

Suhardiyono, 1992. Hama dan Penyakit. Universitas Brawijaya. Malang

Sumartono, 1983. Bercocok Tanam Padi. CV. Yasaguna, Jakarta

Aryulina, Diah. 2004. Biologi. Erlangga : Jakarta

Purnomo, Hari. 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. CV Andi : Yogyakarta

Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya : Jakarta

Rahayu, Tuti.2004. Sistematika Hewan Invertebrata. Surakarta: UMS Press.

Setford, Steve. 2005. Hewan Merayap. Erlangga : Jakarta

Page 12: laporan mikroteknik.docx

Sultoni, achmad. 2004. Kunci Determinassi Serangga. Kanisius : Yogyakarta