Laporan Mikpang

40
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada ilmu mikrobiologi ini kita mempelajari banyak tentang jasad-jasad renik yang disebut juga dengan microba atau protista, di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, penggunaan dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa di antaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penicillin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah. Pertumbuhan mikroorganisme dapat dipengaruhi oleh zat antimikroba. Anti mikroba adalah suatu zat kimia atau

Transcript of Laporan Mikpang

Page 1: Laporan Mikpang

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada ilmu mikrobiologi ini kita mempelajari banyak tentang jasad-jasad renik

yang disebut juga dengan microba atau protista, di mana adanya, ciri-cirinya,

kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya,

penggunaan dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita.

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa di antaranya

bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni dalam

tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain

terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya pembuatan anggur, keju,

yogurt, produksi penicillin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan

pembuangan limbah.

Pertumbuhan mikroorganisme dapat dipengaruhi oleh zat antimikroba. Anti

mikroba adalah suatu zat kimia atau campuran zat kimia yang dipakai untuk

mengurangi gejala penyakit atau untuk menyembuhkan penyaktit. Zat antimikroba

tersebut kebanyakan tidak spesifik dan dapat menimbulkan strain mikroba baru yang

lebih resisten terhadap anti mikroba dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Kelangsungan hidup dari suatu mikroba sangat dipengaruhi oleh zat-zat kimia yang

berpengaruh terhadap siklus hidup dari mikroba tersebut dan kemampuan bakteri

dalam mempertahankan hidupnya dari penggaruh bahan-bahan tersebut.

Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan

produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

Page 2: Laporan Mikpang

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada

konsentrasi yang rendah.

Metode uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan

mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta

mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri

pada konsentrasi yang rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk

menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antimikroba dan untuk

mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antimikroba.

B. Tujuan

- Untuk mengetahui pengaruh antimikroba terhadap aktivitas bakteri gram positif

dan gram negatif

- Mengetahui pengaruh antagonisme dan sinergisme antar antimikoba terhadap

bakteri gram posotif dan gram negatif

Page 3: Laporan Mikpang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang

mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya

(Singleton.2006). Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop

oleh Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,

dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat

menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. (Skou, dan

Sogaard Jensen. 2007)

Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk

bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hamper di semua tempat di permukaan

bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga

lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan

peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba

menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005).

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa

antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya

atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan

berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer

dan sebagainya (Lutfi 2004). Bahan pengawet atau disebut juga senyawa antimikroba

pada pangan dibedakan atas tiga golongan berdasarkan sumbernya, yaitu:

Page 4: Laporan Mikpang

1. Senyawa antimikroba yang terdapat secara alami di dalam bahan pangan, misalnya

asam pada buah-buahan, dan beberapa senyawa pada rempah-rempah.

2. Bahan pengawet yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam pangan atau pangan

olahan, misalnya: Nitrit untuk menghambat bakteri pada kornet sapi dan sosis,

Garam natrium klorida untuk menghambat mikroba pada ikan asin, Asam benzoat

untuk menghambat kapang dan kamir pada selai dan sari buah, Asam cuka (asam

asetat) untuk menghambat mikroba pada asinan, Asam propionat untuk

menghambat kapang pada roti dan keju, Sulfit untuk menghambat kapang dan

kamir pada buah-buahan kering dan anggur. 

3. Senyawa antimikroba yang terbentuk oleh mikroba selama proses fermentasi

pangan. Asam laktat, hidrogen peroksida (H202), dan bakteriosin adalah senyawa

antimikroba yang dibentuk oleh bakteri asam laktat selama pembuatan

produkproduk susu fermentasi seperti yogurt, yakult, susu asidofilus, dan lain-lain,

serta dalam pembuatan pikel dari sayur-sayuran seperti sayur asin.

Antimikroba digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya

infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai

zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh

sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh

penggunaan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk membasni mikroba

penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya

antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes.

Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia

Page 5: Laporan Mikpang

misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik

dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif

relatif tinggi (Ganiswarna, 1995).

Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada kemampuan

antibiotik tersebut untuk menembus dinding sel bakteri. Antibiotik lebih banyak yang

efektif bekerja terhadap bakteri Gram positif karena permeabilitas dinding selnya

lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram negatif. Jadi suatu antibiotik dikatakan

mempunyai spektrum sempit apabila mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Gram positif, sedangkan antibiotik berspektrum luas jika pertumbuhan bakteri Gram

positif dan bakteri Gram negatif dapat dihambat oleh antibiotik tersebut (Sumadio,

dkk. 1994).

Berdasarkan sasaran tindakan antibiotik terhadap mikroba maka antibiotik

dapat dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu antibiotik penghambat sintesis

dinding sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah penisilin,

sefalosporin, basitrasin, dan vankomisin. Yang kedua yaitu antibiotik penghambat

sintesis protein sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah golongan

aminoglikosida, makrolida, kloramfenikol, linkomisin dan tetrasilin. Yang ketiga

yaitu antibiotik penghambat sintesis asam nukleat sel mikroba, antibiotik yang

termasuk kelompok ini ialah rifampisin dan golongan kuinolon. Keempat yaitu

antibiotik pengganggu fungsi membran sel mikroba, antibiotik yang termasuk

kelompok ini ialah golongan polien. Dan yang kelima yaitu antibiotik penghambat

Page 6: Laporan Mikpang

metabolisme mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah sulfonamida,

trimetoprin dan asam p-amino salisilat (Ganiswarna, 1995).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan kimia sebagai

senyawa antimikroba adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan untuk mematikan mikroorganisme dalam konsentrasi

rendah pada spectrum luas, sehingga dapat membunuh berbagai mikroorganisme.

2. Bisa larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yang diperlukan secara efektif.

3. Memiliki stabilitas tinggi, jika dibiarkan dalam waktu relatif lama tidak kehilangan

sifat antimikrobanya.

4. Bersifat letal bagi mikroorganisme, tetapi aman bagi manusia maupun hewan.

5. Bersifat homogen, sehingga komposisi selalu sama untuk setiap aplikasi dosis

takaran.

6. Senyawa tersedia dalam jumlah besar dengan harga yang pantas.

7. Sifat bahan harus serasi.

8. Dapat menentukan tipe mikroorganisme yang akan dibasmi.

9. Aman terhadap lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja antimikroba adalah sebagai berikut :

1. Konsentrasi bahan, setiap mikroorganisme memerlukan konsentrasi yang berbeda

untuk senyawa antimikroba yang sama dalam menghambat atau membunuh.

2. Waktu, setiap mikroorganisme memerlukan waktu yang berbeda-beda ketika

dipaparkan terhadap suatu senyawa antimikroba untuk dapat menghambatatau

mematikan.

Page 7: Laporan Mikpang

3. pH. Konsentrasi ion hydrogen mempengaruhi peranan bakterisida dengan cara

mempengaruhi organisme dan bahan kimia dalam bakterisida tersebut.

4. Temperatur. Pembunuhan bakteri oleh bahan kimia akan meningkat dengan suatu

peningkatan temperature.

5. Sifat organisme. Kemampuan suatu bahan tertentu bergantung pada komponen

organisme yang diuji dengan bahan tersebut.

6. Usia mikroorganisme. Tingkat kerentanan mikroorganisme sangat ditentukan oleh

umur biakan mikroorganisme.

7. Bahan ekstra. Adanya bahan organic seperti serum, darah atau nanah

mempengaruhi aktivitas beberapa senyawa antimikroba.

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat pertumbuhannya

akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat

pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya:

tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang

memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri

secara luas (Pelczar, 1986).

Logam berat terbagi atas 2 kelompok yaitu logam berat yang bersifat

sangat beracun (toksik) seperti: Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Cadmium

(Cd) danChromium (Cr) dan logam esensial yang juga dapat menjadi racun

apabila dikonsumsi secara berlebihan, antara lain: Tembaga (Cu), Besi (Fe), Zink

(Zn) dan Selenium (Se) (Suhendrayatma, 2001).

Page 8: Laporan Mikpang

Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis merupakan kelompok bakteri

enterobacteriaceae yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai

penghuni usus (enteron) dan bersifat patogen. Bakteri E. coli dapat menyebabkan

gastroenteritis pada manusia, sedangkan B. subtilis dapat menyebabkan kerusakan

pada makanan kaleng yang juga dapat mengakibatkan gastroenteritis pada manusia

yang mengkonsumsinya. Penyakit infeksi hingga saat ini masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat, penyakit ini merupakan penyebab kematian manusia

sepanjang sejarah. Tumbuhan memiliki metabolit sekunder yang dapat bertanggung

jawab terhadap ketahanan alami dari tumbuhan, mungkin karena alasan ini banyak

tumbuhan yang digunakan untuk terapi infeksi dan penelitian untuk eksplorasi

senyawa yang potensial sebagai anti mikroba. Salah satu diantaranya adalah

pemanfaatan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman Jahe (Zingiber

officinale Roxb.).

Berdasarkan uji fitokimia jahe memiliki kandungan minyak atsiri, fenol yang

larut dalam pelarut etanol, berdasarkan uraian ini dapat diharapkan bahwa ekstrak

dari tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc) dapat menghambat pertumbuhan dari

bakteri Eschercia coli dan Staphylococcus aureus(Mutholib, 2009).

Kunyit mengandung lebih dari satu senyawa yang bersifat bakterisidal. Salah

satu senyawa tersebut adalah senyawa kurkumin yang merupakan senyawa golongan

fenol yang terdiri dari dua cincin fenol simetris dan dihubungkan dengan satu rantai

hiptadiena. Senyawa fenol menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara merusak

Page 9: Laporan Mikpang

membrane sel yang akan menyebabkan denaturasi protein sel dan mengurangi

tekanan permukaan sel (Hidayati, 2002).

Kencur (Kaempferia galanga L.) sudah sejak lama dikenal dan ditanam di

Indonesia. Tanaman kencur mempunyai kegunaan tradisional dan sosial cukup luas

dalam masyarakat Indonesia (Rukmana, 1994: 10). Rimpang tanaman kencur

mempunyai khasiat obat antara lain untuk menyembuhkan batuk dan mengeluarkan

dahak (ekspektoansia), mencuci luka yang bernanah, borok atau kudis (Afriatini,

2001: 14). Khasiat lain dari kencur adalah untuk mengobati diare dan menghilangkan

darah kotor (Ramadoni, 2008).

Page 10: Laporan Mikpang

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat :

- Cawan petri steril

- Pipet mikro

- Jangka sorong

- Kertas saring whatman (cakram)

Bahan :

- Medium NA

- E.coli

- B.subtilis

- Natrium benzoat 0,1%

- Asam sitrat 0,1%

- Kunyit

- Kencur

- Jahe

- Asam asetat 0,1%

- Aquades

Page 11: Laporan Mikpang

B. Prosedur Praktikum

1. Penggunaan single kertas cakram

2. Penggunaan Double kartas cakram

Menyiapkan 2 cawan petri steril, masukkan masing-masing 1 ml starter mikroba

Memasukkan medium ke dalam cawan petri steril dalam keadaan hangat 45oC

Memutar-mutar cawan petri untuk meratakan medium

Mencelupkan kertas cakram 1 ke dalam larutan pengawet A selama 10 menit lalu kering anginkan dan memasukkannya ke dalam cawan petri yang telah diisi medium

Mencelupkan kertas cakram 2 ke dalam larutan pengawet B selama 10 menit lalu kering anginkan dan memasukkannya ke dalam cawan petri yang telah diisi medium

(diletakkan diatas kertas cakram 1)

Menginkubasi medium selama 48 jam pada suhu ruang dengan posisi cawan terbalik

Mengamati zona bening dan melakukan pengukuran penghambatan antimikroba terhadap bakteri. pengamatan dikakukan 2 kali setelah 24 jam dan 48 jam.

Menyiapkan 2 cawan petri steril, masukkan masing-masing 1 ml starter mikroba

memasukkan medium ke dalam cawan petri steril dalam keadaan hangat 45oC

Memutar-mutar cawan petri untuk meratakan medium

mencelupkan kertas cakram ke dalam larutan pengawet selama 10 menit lalu kering anginkan dan memasukkannya ke dalam cawan petri yang telah diisi medium

menginkubasi medium selama 48 jam pada suhu ruang dengan posisi cawan terbalik

Mengamati zona bening dan melakukan pengukuran penghambatan antimikroba terhadap bakteri. pengamatan dikakukan 2 kali setelah 24 jam dan 48 jam.

Page 12: Laporan Mikpang
Page 13: Laporan Mikpang

IV. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Tabel hasil pengamatan diameter zona bening antimikroba single cakram

(Diameter kertas cakram = 5,5 mm)

Waktu

pengamatanBakteri Antimikroba

Pengukuran zona jernih (mm)

I II III Rata-rata

24 jam

E.coli

Kunyit 6,1 8,3 7,2 7,2

As.Benzoat 12,4 10,3 12,7 11,8

aquades 4,2 5,2 4,5 4,63

B.subtilis

Kunyit 5,2 7,2 8,1 6,83

As.Benzoat 5,1 7,2 6,2 6,17

aquades 6,8 8,1 7,9 7,6

48 jam

E.coli Kunyit 6,8 6,9 6,7 6,8

As.Benzoat 7,3 5,9 5,9 6,37

aquades 4,7 5,7 4,3 4,9

B.subtilis Kunyit 8,0 7,9 6,9 7,6

As.Benzoat 7,0 6,9 6,8 6,9

aquades 8,7 6,6 7,1 7,47

Page 14: Laporan Mikpang

Tabel 2. Tabel hasil pengamatan diameter zona bening antimikroba double cakram

(Diameter kertas cakram = 5,5 mm)

Waktu

pengamatanBakteri

Antimikrob

a

Pengukuran zona jernih (mm)

I II III Rata-rata

24 jam

E.coliKunyit +

As.Benzoat7,4 8,6 9,7 8,56

B.subtilisKunyit +

As.Benzoat7,1 7,4 8,2 7,56

48 jam

E.coliKunyit +

As.Benzoat7,8 6,6 6,6 7,0

B.subtilisKunyit +

As.Benzoat8,1 8,5 8,7 8,43

Page 15: Laporan Mikpang

V. PEMBAHASAN

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa

antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya

atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan

berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer

dan sebagainya (Lutfi 2004).

Antibiotika/antimikroba adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau

diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara

sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam

kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi

dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari

tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995).

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat pertumbuhannya

akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat

pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya:

tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang

memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri

secara luas (Pelczar, 1986).

Pada praktikum ini, dilakukan uji pengaruh antimikroba dalam menghambat

pertumbuhan mikroba. Dalam praktikum ini menggunakan mikroba E.coli dan

B.subtilis dimana E.coli adalah bakteri gram negatif sedangkan B.subtilis adalah

Page 16: Laporan Mikpang

bakteri gram positif. Dan untuk mengetahui pengaruh antimikroba terhadap

pertumbuhan E.coli dan B. subtilis.dilakukan percobaan dengan menggunakan kertas

cakram.

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu biakan E.coli dan B. subtilis sebanyak

1 ml dimasukkan kedalam cawan petri steril kemudian ditambahkan dengan medium

NA dalam keadaan hangat suhu 45oC sebagai sumber nutrien dan media tumbuh

bakteri. Kemudian cawan diputar-putar untuk meratakan medium NA dan dibiarkan

hingga medium memadat. Setelah itu, kertas cakram dicelupkan ke dalam larutan

pengawet selama 10 menit kemudian dikeringanginkan dan dimasukkan kedalam

cawan petri yang berisi medium. Kertas cakram digunakan karena kertas cakram

berfungsi untuk mengukur sensitivitas senyawa antimikroba terhadap aktivitas

mikroba. Senyawa antimikroba atau pengawet yang digunakan pada praktikum ini

adalah kunyit dan asam benzoat 0,1% serta digunakan pula akuades sebagai kontrol.

Selain menggunakan metode single cakram, digunakan pula metode double

cakram yaitu dengan dua buah kertas cakram. Prosedur yang digunakan pada metode

ini hampir sama dengan metode single cakram, metode double kertas cakram

menggunakan 2 buah kertas cakram berfungsi untuk mengukur sensitivitas senyawa

antimikroba terhadap aktivitas mikroba .Kertas cakram yang pertama dicelupkan ke

dalam larutan kunyi dan kertas cakram yang kedua dicelupkan ke dalam larutan asam

benzoat 0,1% kemudian diletakkan secara menumpuk. Setelah kertas cakram

dimasukkan kedalam cawan petri berisi medium, medium kemudian diinkubasi

selama 48 jam pada suhu ruang dengan posisi cawan terbalik. Pengamatan terhadap

Page 17: Laporan Mikpang

zona bening/zona hambat dilakukan dua kali yaitu setelah 24 jam dan 48 jam.

Pengukuran zona hambat antimikroba terhadap bakteri dilakukan dengan

menggunakan jangka sorong. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang lebih

tinggi dibandingkan dengan penggaris biasa sehingga diharapkan hasil pengukuran

yang didapat bisa lebih akurat.

Dari pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada waktu inkubasi

24 jam, untuk E.coli dengan antimikroba kunyit diameter zona hambatnya yaitu 7,2

mm, antimikroba asam benzoat 0,1% diameter zona hambatnya 11,8 mm,

antimikroba double cakram (kunyit dan asam abenzoat 0,1%) zona hambatnya 8,56

mm dan zona hambat akuades sebagai kontrol yaitu 4,63 mm. Pada inkubasi 24 jam

ternyata zona hambat terbesar adalah pada antimikroba asam benzoat 0,1% yaitu

sebesar 11,8 mm.

Pada waktu inkubasi 48 jam, untuk E.coli dengan antimikroba kunyit diameter

zona hambatnya yaitu 6,8 mm, antimikroba asam benzoat 0,1% diameter zona

hambatnya 6,37 mm, antimikroba double cakram (kencur dan asam benzoat 0,1%)

zona hambatnya 7,0 mm dan zona hambat akuades sebagai kontrol yaitu 4,9 mm.

Pada inkubasi 48 jam zona hambat terbesar adalah dengan menggunakan metode

double cakram (kunyit dan asam benzoat 0,1%). Adanya perbedaan jenis zona

hambat terbesar pada masing-masing inkubasi hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan kandungan senyawa bioaktif pada masing antimikroba.

Pada waktu inkubasi 24 jam, untuk B.subtilis dengan antimikroba kunyit

diameter zona hambatnya yaitu 6,83 mm, antimikroba asam benzoat 0,1% diameter

Page 18: Laporan Mikpang

zona hambatnya 6,17 mm, antimikroba double cakram (kencur dan asam benzoat

0,1%) zona hambatnya 7,56 mm dan zona hambat akuades sebagai kontrol yaitu 7,6

mm. Pada inkubasi 24 jam zona hambat terbesar adalah dengan menggunakan

aquades sebagai kontrol.

Pada waktu inkubasi 48 jam, untuk B.subtilis dengan antimikroba kunyit

diameter zona hambatnya yaitu 7,6 mm, antimikroba asam benzoat 0,1% diameter

zona hambatnya 6,9 mm, antimikroba double cakram (kencur dan asam benzoat

0,1%) zona hambatnya 8,43 mm dan zona hambat akuades sebagai kontrol yaitu 7,47

mm. Pada inkubasi 48 jam zona hambat terbesar adalah dengan menggunakan metode

double cakram (kunyit dan asam benzoat 0,1%). Perbedaan diameter zona hambat ini

disebabkan karena berbeda pula jenis antimikroba dan kandungan yang ada pada

senyawa tersebut.

Dalam praktikum yang kami lakukan didapat kunyit memiliki zona hambat

yang lebih besar dibadingkan dengan asam benzoat 0,1%, hal ini disebabkan karena

kunyit mengandung lebih dari satu senyawa yang bersifat bakterisidal. Salah satu

senyawa tersebut adalah senyawa kurkumin yang merupakan senyawa golongan fenol

yang terdiri dari dua cincin fenol simetris dan dihubungkan dengan satu rantai

hiptadiena. Senyawa fenol menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara merusak

membrane sel yang akan menyebabkan denaturasi protein sel dan mengurangi

tekanan permukaan sel (Hidayati, 2002).

Setelah kami melakukan pengukuran zona hambat dari bakteri E. coli dan B.

substilis baik single cakram maupun double cakram yaitu didapatkan rata-rata hasil

Page 19: Laporan Mikpang

pengukuran terbesar yaitu zona hambat yang dihasilkan oleh bakteri B. substilis

dengan single cakram maupun double cakram yang diinkubasikan selama 24 jam dan

48 jam.

Pada beberapa penelitian meyebutkan bahwa efek penghambatan

senyawa antimikroba lebih efektif terhadap bakteri Gram positif daripada dengan

bakteri Gram negatif.  Hal ini disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel

kedua kelompok bakteri tersebut. Pada bakteri Gram posiitif 90 persen dinding selnya

terdiri atas lapisan peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri

Gram negatif komponen dinding selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan,

selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein. Namun dalam

praktikum ini justru penghambatan senyawa antimikroba lebih efektif terhadap

bakteri Gram Negatif.

Hal ini disebabkan karena mikroorganisme E. coli merupakan

mikroorganisme yang resisten terhadap zat antimikroba atau antibiotik. Sehingga

antibiotik yang digunakan harus memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi. Hanya

dari golongan antibiotik tertentu saja yang bisa membunuh E. coli. Konsentrasi

antimikroba yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit juga mempengaruhi pengaruh

antimikroba terhadap bakteri.

Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Page 20: Laporan Mikpang

1. Menggangu pembentukan dinding sel

Mekanisme ini disebabkan karena adanya akumulasi komponen lipofilat yang

terdapat pada dinding atau membran sel sehingga menyebabkan perubahan komposisi

penyusun dinding sel.  Terjadinya akumulasi senyawa antimikroba dipengaruhi oleh

bentuk tak terdisosiasi. Pada konsentrasi rendah molekul-molekul phenol yang

terdapat pada minyak thyme kebanyakan berbentuk tak terdisosiasi, lebih hidrofobik,

dapat mengikat daerah hidrofobik membran protein, dan dapat melarut baik pada fase

lipid dari membran bakteri.

Beberapa laporan juga meyebutkan bahwa efek penghambatan senyawa

antimikroba lebih efektif terhadap bakteri Gram positif daripada dengan bakteri Gram

negatif.  Hal ini disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel kedua

kelompok bakteri tersebut. Pada bakteri Gram posiitif 90 persen dinding selnya

terdiri atas lapisan peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri

Gram negatif komponen dinding selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan,

selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein.

2. Bereaksi dengan membran sel

Komponen bioaktif dapat mengganggu dan mempengaruhi integritas

membran sitoplasma, yang dapat mengakibatkan kebocoran materi intraseluler,

seperti senyawa phenol dapat mengakibatkan lisis sel dan meyebabkan denaturasi

protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat, dan

menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.

Page 21: Laporan Mikpang

3. Menginaktivasi enzim

Mekanisme yang terjadi menunjukkan bahwa kerja enzim akan terganggu

dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba, sehingga mengakibatkan

enzim akan memerlukan energi dalam jumlah besar untuk mempertahankan

kelangsungan aktivitasnya. Akibatknya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

menjadi berkurang sehingga aktivitas mikroba menjadi terhambat atau jika kondisi ini

berlangsung lama akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhenti (inaktif).

Efek senyawa antimikroba dapat menghambat kerja enzim jika mempunyai

spesifitas yang sama antara ikatan komplek yang menyusun struktur enzim dengan

komponen senyawa antimikroba. Gugus hidroksil (-OH) dan gugus aldehid (-CHO)

yang terdapat pada komponen aktif rempah, menunjukan aktivitas antimikroba yang

kuat. Mekanisme penghambatannya yaitu Gugus hidroksil membentuk ikatan

hidrogen dengan sisi aktif enzim sehingga menyebabkan deaktivasi enzim.

4. Menginaktivasi fungsi material genetik

Komponen bioaktif dapat mengganggu pembentukan asam nukleat (RNA dan

DNA), menyebabkan terganggunya transfer informasi genetik yang selanjutnya akan

menginaktivasi atau merusak materi genetik sehingga terganggunya proses

pembelahan sel untuk pembiakan (Dwidjoseputro, 2003).

Pada beberapa penelitian meyebutkan bahwa efek penghambatan

senyawa antimikroba lebih efektif terhadap bakteri Gram positif daripada dengan

bakteri Gram negatif.  Hal ini disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel

kedua kelompok bakteri tersebut. Pada bakteri Gram posiitif 90 persen dinding selnya

Page 22: Laporan Mikpang

terdiri atas lapisan peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri

Gram negatif komponen dinding selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan,

selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein. Namun dalam

praktikum ini justru penghambatan senyawa antimikroba lebih efektif terhadap

bakteri Gram Negatif.

Pada percobaan ini perlakuan yaitu single cakram dan double cakram. Perlakuan

single cakram adalah untuk mengetahui kemampuan masing-masing antimikroba

dalam menghambat pertumbuhan mikroba, sedangkan perlakuan double cakram

adalah untuk mengetahui reaksi antimikroba jika digunakan secara bersamaan. Reaksi

yang ditimbulkan bisa reaksi antagonisme ataupun sinergisme.

Pada perlakuan menggunakan double kertas cakram kelompok kami

mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa penggabungan senyawa antimikroba

asam benzoat dan kunyit memberikan reaksi yang antagonis pada penghambatan

pertumbuhan bakteri E. coli (bakteri Gram -) sedangkan pada bakteri Bacillus

substilis (bakteri Gram +) menunjukan reaksi yang sinergis.

Terjadinya reaksi yang sinergis disebabkan oleh penggunaan senyawa

antimikroba yang bersamaan yang dapat meningkatkan efektifitas penghambatan

mikroba. Pada hasil pengamatan diatas bisa dicontohkan bahwa adanya senyawa

bioaktif dengan penambahan senyawa asam asetat menjadi reaksi yang sinergis.

Sedangkan reaksi yang antagonis disebabkan karena adanya dua jenis senyawa

antinmikroba yang memiliki daya hambat satu sama lain sehingga kedua jenis

senyawa tersebut sulit menyatu

Page 23: Laporan Mikpang

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Zona hambat terbesar yaitu zona hambat yang dihasilkan oleh antimikroba

asam benzoat pada bakteri E. coli yang memiliki diameter sebesar 11,8 mm

Zona hambat terkecil yaitu zona hambat yang dihasilkan oleh aquades pada

bakteri E. coli yang memiliki diameter sebesar 4,63 mm

Zona hambat yang dihasilkan oleh bakteri B. substilis dengan single cakram

maupun double cakram yang diinkubasikan selama 24 jam dan 48 jam

memiliki rata-rata yang terbesar.

Penggabungan senyawa antimikroba asam benzoat dan kunyit pada perlakuan

double cakram memberikan reaksi yang antagonis pada penghambatan

pertumbuhan bakteri E. coli (bakteri Gram -) sedangkan pada bakteri Bacillus

substilis (bakteri Gram +) menunjukan reaksi yang sinergis.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum pengujian antimikroba terhadap pertumbuhan

mikroba, harus diperhatikan kesterilan alat yang digunakan dalam praktikum,

prosedur kerja serta dalam pengukuran zona hambat harus dilakukan secara teliti

agar didapatkan hasil yang akurat.

Page 24: Laporan Mikpang

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto Eddy. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta : Penerbit

Kanisius.

Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

Dwidjoseputro, D.1998,  Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B., 1992, Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan,

Nutrisi, dan Mikrobiologi, Edisi Kedua, Yogyakarta, UGM – Press.

Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Jati Wijaya. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta : Ganeca Exact.

Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi

Kesehatan, Jakarta, EGC.

Lutfi Ahmad. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Pelczar, Michael J, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta.

Suhendrayatna, 2001, Bioremoval logam berat dengan menggunakan

mikroorganisme,Disampaikan pada seminar on-Air Bioteknologi untuk

Indonesia Abad 21. 1-14 Februari 2001, Sinergy Forum-PPI Tokyo Institute

of Technology.

Sumadio, H., dan Harahap, 1994, Biokimia dan Farmakologi Antibiotika, USU Press,

Medan.

Suwandi U. 1999. Peran Media Untuk Identifikasi Mikroba Patogen Cermin Dunia

Kedokteran. Jakarta : Grup Kalbe Farma.