Laporan Mengikuti lomba P3A Tingkat Nasional 2014
-
Upload
hamdan-inami -
Category
Government & Nonprofit
-
view
41 -
download
0
Transcript of Laporan Mengikuti lomba P3A Tingkat Nasional 2014
Laporan Mengikuti Lomba P3A tingkat Nasional 2014
I. Pendahuluan
- Latar Belakang
Pengelolaan air irigasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
dalam peningkatan produksi pangan. Permasalahan dalam pengelolaan
air cukup kompleks. Banyaknya pihak yang berkepentingan terhadap air
membuat pengelolaan air rawan terjadi konflik. Pihak-pihak tersebut
misalnya pada sektor perumahan, industri, maupun pertanian. Bahkan
sesama petani pengguna air irigasi pun sering terjadi konflik. Belum lagi
masalah perbedaan debit air yang ekstrim antara musim hujan dan musim
kemarau. Pada saat yang sama, kebutuhan air irigasi harus tersedia
dalam waktu, ruang, jumlah, dan mutu yang tepat. Untuk itu, pengelolaan
air irigasi harus dikelola secara baik oleh suatu lembaga yang kuat dan
mandiri agar dapat menjamin anggotanya mendapatkan air irigasi sesuai
rencana. Inilah peran utama lembaga P3A.
Mendorong P3A agar menjadi lembaga yang kuat dan mandiri merupakan
agenda utama Pemerintah. Lembaga yang kuat dalam artian mempunyai
bargaining position (nilai tawar) sehingga kepentingan lembaganya tidak
dikesampingkan oleh kepentingan lain. Sedangkan lembaga yang mandiri
dalam artian mampu menghidupi lembaganya sendiri, tidak hanya
menggantungkan pada pemerintah. Aset-aset pemerintah berupa jaringan
irigasi ini lah yang harus dipelihara. Aset tersebut nilainya mencapai
milyaran rupiah. Semakin besar nilai aset, semakin besar pula biaya
pemeliharaan yang harus dikeluarkan. Disamping aset irigasi yang harus
dikelola, kemandirian P3A juga bisa ditingkatkan dalam mengelola aset
lembaga untuk meningkatkan produktivitas.
Dalam rangka meningkatkan kinerja P3A di Provinsi NTT maka kegiatan
lomba P3A tingkat nasional ini sangat penting untuk diikuti. Bukan sekedar
untuk mencari kemenangan. Apalagi Dinas Pertanian dan Perkebunan
NTT baru pertama kali mengikuti kegiatan ini yang tentunya belum punya
pengalaman. Namun yang lebih penting adalah wawasan tentang P3A
menjadi lebih luas karena berbagi pengalaman dan bertukar pikiran
dengan semua peserta dari seluruh penjuru nusantara. Demikian juga
dalam forum tersebut dihadiri para pakar dan para pejabat yang
berkompeten untuk meningkatkan kinerja P3A. Pengalaman mengikuti ini
akan sangat berharga, baik bagi P3A yang mewakili NTT dan pendamping
peserta. Harapannya, pengalaman ini bisa ditularkan dan dikomunikasikan
kepada seluruh P3A di Provinsi NTT.
- Maksud dan Tujuan
Maksud
Berpartisipasi dalam kegiatan penilaian kinerja P3A di tingkat Nasional
pada tanggal 26–29 Agustus 2014 di Bandung
Tujuan
Memberikan kesempatan pada P3A yang telah diseleksi di tingkat
Provinsi untuk mengikuti ajang lomba P3A di tingkat Nasional.
Memberikan motivasi sekaligus media pembelajaran agar kinerja
P3A semakin baik untuk masa-masa yang akan datang.
Mendapatkan wawasan, informasi, mengenai pengelolaan P3A
bagi peserta dan mengenai pembinaan P3A bagi pendamping
peserta sehingga dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan
kinerja P3A di daerah.
II. Pelaksanaan
- Tahap seleksi P3A berprestasi di tingkat Provinsi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2013. Seleksi P3A di
tingkat provinsi dilakukan dengan tahapan, yaitu:
o Sosialisasi
Sosialisasi ke 21 kabupaten/kota di lingkup wilayah provinsi
NTT untuk memberikan rekomendasi beberapa lembaga P3A
yang menonjol di kabupaten yang bersangkutan untuk diikutkan
seleksi P3A berprestasi tingkat provinsi. Jumlah lembaga P3A
yang diajukan oleh kabupaten tidak dibatasi. P3A yang ditunjuk
oleh kabupaten yang bersangkutan untuk mengikuti seleksi P3A
berprestasi tingkat provinsi akan mengisi formulir yang
formatnya telah disusun oleh panitia seleksi di tingkat provinsi
sesuai petunjuk dari pusat.
o Pengambilan Data P3A
Pengambilan data P3A dilakukan setelah mendapatkan
informasi bahwa kabupaten telah menunjuk satu atau lebih
lembaga P3A yang akan mewakili kabupaten untuk mengikuti
seleksi P3A berprestasi tingkat Provinsi. Sesuai dengan maksud
dari kegiatan ini yaitu untuk memberikan motivasi pada P3A,
maka pengambilan data pengambilan data P3A ini kadang
harus ke lokasi. Disamping itu, data yang disampaikan dalam
formulir juga bisa digali lebih banyak atau bisa langsung di
verifikasi.
o Penentuan P3A terpilih
Tim penilai mengadakan rapat untuk menentukan 4 (empat)
lembaga P3A yang terpilih yaitu Juara I, Juara II, Juara III dan
Juara Harapan. Tim penilai terdiri dari unsur pimpinan di Bidang
Sarpras dan juga dari pembina P3A dari Dinas PU Provinsi
NTT. Profil P3A seperti yang telah diuraikan dalam Form
Pengajuan keikutsertaan seleksi P3A berprestasi tingkat
provinsi menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian. P3A
yang terpilih menjadi pemenang dalam seleksi ini kemudian
diverifikasi ke lokasi. Adapun P3A yang terpilih sebagai
nominasi adalah sebagai berikut:
P3A Air Sagu Usaha Bersama Kabupaten Kupang
P3A Handel Kabupaten Manggarai Barat
P3A Kubota Kabupaten Nagekeo
P3A Tabaka Pameruka Kabupaten Sumba Barat Daya
- Tahap persiapan P3A terpilih
P3A yang terpilih dari 4 (empat) nominasi ini adalah P3A
Usaha Bersama Air Sagu. Hasil seleksi di tingkat provinsi ini kemudian
dipersiapkan untuk mengikuti lomba P3A di tingkat nasional. Dalam
mempersiapkan lomba P3A tingkat nasional ini, beberapa pihak terkait
ikut terlibat, yaitu dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT
khususnya Bidang Sarpras, Dinas Pekerjaan Umum khususnya di
bidang pengairan, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Kupang.
Materi yang akan dilombakan sesuai Petunjuk Pelaksanaan
lomba P3A tingkat nasional menjadi bahan diskusi dan terus
dipertajam agar personil yang nanti berangkat sebagai peserta Lomba
P3A dapat menguasai materi dengan baik. Demikian juga bahan
tayangan untuk presentasi juga terus diperbaiki, baik materi maupun
desainnya.
Puncak dari tahapan persiapan ini adalah pada persiapan final
menjelang keberangkatan, diadakan pertemuan yang terdiri dari
semua unsur yang tersebut diatas. Pertemuan diadakan pada tanggal
19 Agustus 2014 di Ruang Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan
Provinsi NTT dihadiri oleh:
Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi
NTT, Bapak Ir. Miqdonth S. Abolla, M.Si
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Bapak Ir. Gede
Adi Wiratma
Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air, Bapak
Vincentius Roga, SP
Pejabat Fungsional Pengairan Widyaiswara Dinas PU
Provinsi NTT (sebelumnya menjadi Pembina P3A),
Bapak Ir. Erol Manu, M.Si
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ibu Amin Juariah,
STP, MM.
Pendamping P3A untuk mengikuti lomba tingkat nasional,
Hamdan In’ami, STP, MPSDA
Agenda pada pertemuan tersebut adalah mendengarkan
presentasi dari Ketua P3A Usaha Bersama Air Sagu untuk dapat
memahami dan bisa memberikan kritik, saran dan masukan. Melalui
pertemuan ini diharapkan personil yang akan berangkat mengikuti
lomba P3A tingkat nasional ini menjadi lebih siap, baik penguasaan
materi maupun mental. Hal ini karena materi yang akan dipresentasi
kan sudah dikritisi oleh para pejabat lintas sektor dan petugas yang
mendalami maupun yang sudah berpengalaman di bidang P3A.
- Tahap pelaksanaan kegiatan Lomba
Pihak panitia penyelenggara Lomba P3A/GP3A Tingkat Nasional
memberikan alokasi jumlah personil 3 orang untuk tiap peserta Lomba
P3A/GP3A, yang terdiri dari 2 (dua) orang pengurus lembaga (Ketua
dan wakil/sekretaris) dan 1 (satu) orang pendamping dari Pemerintah
Daerah. Meskipun ada dua kategori yang dilombakan, yaitu P3A dan
GP3A, namun sesuai alokasi, Pemerintah Provinsi NTT hanya
menyiapkan diri untuk mengikuti Lomba P3A saja.
Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal PSP, Bapak
Sumarjo Gatot Irianto dalam kata sambutan pembukaan kegiatan,
bahwa tujuan kegiatan ini bukanlah sekedar ajang
persaingan/kompetisi mencari juara, tetapi yang lebih utama adalah
bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran petani. Untuk itu,
disebutkan bahw pada nomenklatur kegiatan adalah “Penilaian Kinerja
P3A/GP3A Tingkat Nasional 2014”. Namun mengingat sejak awal
sudah diprogramkan untuk mengikuti “kegiatan lomba P3A”, maka
untuk mempermudah pembahasan tetap menggunakan istilah “Lomba
P3A.
Setelah acara pembukaan, pihak panitia memisahkan ruangan antara
kegiatan lomba P3A dan penilaian GP3A. Secara bergiliran peserta
lomba P3A utusan dari 25 Provinsi memberikan presentasi tentang
profil lembaga dan program kegiatan di lembaga masing-masing.
Mekanisme giliran dengan cara diundi oleh peserta sebelumnya.
Adapun peserta pertama diundi oleh moderator.
Presentasi diberikan waktu 20 menit untuk masing-masing peserta,
setelah itu sesi tanya jawab diberikan waktu 25 menit. Waktu 25 menit
sesi tanya jawab tersebut terdiri dari 10 menit pertanyaan dari Tim
Penilai dan 15 menit untuk pertanyaan dari seluruh peserta lainnya.
Usai sesi pertanyaan, selanjutnya peserta mengambil undian untuk
menentukan peserta selanjutnya yang akan memberikan presentasi.
Adapun lembar penilaian yang telah diisi oleh tim juri (penilai)
kemudian diambil panitia kemudian dimasukkan ke kotak penilaian.
Pada akhirnya nanti, seluruh penilaian akan dihitung oleh panitia
didepan forum dengan 3 orang saksi dari peserta. Hal ini untuk
menunjukkan pada seluruh peserta dan hadirin bahwa proses
penilaian dilakukan secara jujur, transparan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Selama proses presentasi dan tanya jawab dari 25 peserta secara
bergiliran ini, disamping tim juri dapat memberikan penilaian terhadap
P3A yang bersangkutan, seluruh peserta juga memanfaatkan kegiatan
ini sebagai momen tukar fikiran dan informasi. Untuk menjaga agar
peserta yang sudah memberikan presentasi tidak meninggalkan forum,
maka panitia memberikan aturan bahwa peserta yang meninggalkan
forum akan dikenakan sanki berupa pengurangan nilai. Untuk itu, jika
terlihat ada kursi peserta yang kosong, maka panitia meminta break
untuk melakukan absensi.
Peserta dari Provinsi NTT secara kebetulan mendapatkan urutan di
bagian akhir, yaitu urutan ke 24 dari 25 peserta. Namun ditengah para
peserta yang telah kelelahan di hari yang ketiga tersebut, materi yang
dibawakan oleh Bapak Octory Gasperz, ketua P3A Usaha Bersama-Air
Sagu ini untungnya masih mendapatkan sambutan yang baik dari tim
juri maupun peserta. Disamping Bapak Octory Gasperz bisa
memberikan materi dengan penuh semangat, beberapa hal baru juga
menjadi perbincangan pada forum tersebut.
Pada akhir proses penilaian seluruh peserta dan hasil penghitungan
skor yang dihitung secara terbuka, P3A Usaha Bersama-Air Sagu
mendapatkan urutan ke 18 dari 25 peserta. Urutan yang kurang
menggembirakan namun pengalaman mengikuti lomba P3A di tingkat
nasional sekaligus informasi dan pengetahuan selama proses kegiatan
merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat.
Berdasarkan evaluasi pasca kegiatan, ada beberapa item/ aspek
penilaian yang tidak dipersiapkan oleh peserta dari Provinsi NTT
karena adanya persepsi yang berbeda. Disamping itu, adanya
perubahan petunjuk pelaksaan mengikuti kegiatan ini yang
informasinya terlambat diterima. Sejak awal P3A Usaha Bersama – Air
Sagu hanya membatasi pada lingkup pengelolaan irigasi. Adapun
masalah budidaya dan pemasaran hasil pertanian merupakan urusan
masing-masing sub blok, yang sekaligus melembaga menjadi
kelompok tani. Terdapat 5 sub blok pada P3A Usaha Bersama-Air
Sagu yang masing-masing ketuanya sekaligus menjadi ketua
kelompok tani. Pada perubahan petunjuk pelaksanaan ditekankan
bahwa aspek teknis tidak hanya teknis irigasi namun juga teknis
budidaya hingga pemasaran. Perbedaan persepsi ini besar
kemungkinan membuat urutan P3A Usaha Bersama – Air Sagu ini
hanya dapat meraih posisi ke 18 dari 25 peserta.
III. Usul dan Saran
- Pelaksanaan Seleksi P3A Berprestasi Tingkat Provinsi
Meskipun sosialisasi seleksi P3A berprestasi tingkat Provinsi sudah
dilakukan sejak awal tahun 2013, namun ternyata kabupaten yang
mengirimkan wakilnya untuk mengikuti seleksi P3A di tingkat provinsi
sangat kecil dan masih jauh dari harapan. Dari 21 Kabupaten/kota
hanya 5 (lima) kabupaten yang mengirimkan peserta untuk mewakili
kabupaten yang bersangkutan. Lima kabupaten tersebut yaitu:
o Kabupaten Sumba Barat Daya, 3 P3A, yaitu P3A Tabaka
Pameruka, P3A Bina Usaha, dan P3A Mata Liku
o Kabupaten Nagekeo, 2 P3A, yaitu P3A Kubota dan P3A KM III1
kiri
o Kabupaten Sumba Barat, 1 P3A yaitu P3A Maida Ole
o Kabupaten Manggarai Barat, 2 P3A, yaitu P3A Handel dan P3A
Wae Rena
o Kabupaten Kupang, 1 P3A yaitu P3A Usaha Bersama Air Sagu.
Sedikitnya kabupaten yang berpartisipasi pada kegiatan ini mungkin
dikarenakan sebagian kabupaten belum mengenal lembaga P3A dan
arti pentingnya. Hal ini bisa dipahami, mengingat kewenangan
pembinaan P3A sebelumnya berada di Dinas PU.
Sesuai dengan visi Pemerintah pada periode ini yang lebih
mengedepankan pengembangan jaringan irigasi, diharapkan
komunikasi informasi dan edukasi mengenai kelembagaan petani lebih
ditekankan kepada masyarakat petani dan ditingkatkan koordinasinya
di tingkat pemerintah daerah.
- Pelaksanaan dalam mengikuti lomba P3A tingkat nasional
Persiapan dalam mengikuti lomba P3A tingkat nasional sudah cukup
matang. Hal ini dilihat dari waktu memulai persiapan selama 6 bulan
dan juga pihak-pihak yang terlibat cukup kompeten di bidang P3A.
Namun akan lebih baik lagi apabila pendamping P3A ditetapkan lebih
awal. Pendamping peserta bertugas untuk mencari informasi tentang
pelaksanaan lomba dan memfasilitasi personil yang akan berangkat
mengikuti lomba. Untuk itu pendamping peserta harus selalu
berkomunikasi dengan panitia lomba. Seperti yang terjadi pada
pelaksanaan lomba P3A tingkat nasional tahun 2014 ini, adanya
beberapa perubahan dalam pelaksanaan lomba cukup mengganggu
kesiapan peserta. Hal ini karena informasi terlambat diterima.
IV. Kesimpulan
- Keikutsertaan Provinsi NTT dalam lomba P3A Tingkat Nasional sudah
dilaksanakan dengan baik. Tahapan demi tahapan sudah dilalui secara
optimal, mulai dari tahap seleksi di tingkat provinsi, pembinaan dalam
persiapan, hingga tahap akhir yaitu pemantapan kesiapan.
- Meskipun secara nomor urut, Provinsi NTT berada pada urutan nomor
18 dari 25 peserta, namun presentasi sambutan dari forum lomba
cukup meriah. Perlu diketahui bahwa keikutsertaan Dinas Pertanian
dan Perkebunan Provinsi NTT dalam mengikuti lomba tingkat nasional
merupakan kali yang pertama, namun mampu memberikan wacana
dan informasi baru yang cukup menarik.
V. Penutup
Demikian laporan mengikuti kegiatan Lomba P3A Tingkat Nasional di
Bandung, kiranya dapat bermanfaat bagi semua yang pada akhirnya
dapat berkontribusi mendorong peningkatan produksi pangan.