Laporan Mandiri Fix

75
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral pembangunan nasional, artinya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi tidak boleh ditinggalkan. Upaya di bidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian untuk menunjang kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga dalam pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004). Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (caries dentin).Hal ini karena prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.Tingginya prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin 1

description

ikgm

Transcript of Laporan Mandiri Fix

Page 1: Laporan Mandiri Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut

akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Pembangunan di bidang

kesehatan gigi merupakan bagian integral pembangunan nasional, artinya dalam

melaksanakan pembangunan kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi

tidak boleh ditinggalkan. Upaya di bidang kesehatan gigi perlu mendapat

perhatian untuk menunjang kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan

dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan

masyarakat dan keluarga dalam pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit

serta pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di

negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah

penyakit jaringan keras gigi (caries dentin).Hal ini karena prevalensi karies di

Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil

yang nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.Tingginya

prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin

dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor

perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat

Indonesia. (Magdarina, 2005)

Salah satu sarana yang digunakan untuk melaksanakan upaya pelayanan

kesehatan adalah rumah sakit dan puskesmas. Rumah sakit adalah salah satu

sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan

memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan

kesehatan yang baik. Sedangkan Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis (UPT)

dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

1

Page 2: Laporan Mandiri Fix

Berdasarkan kegiatan PKL IKGM/IKGP IV yang telah penulis ikuti

selama 6 minggu (26 Agustus 2015 – 03 Oktober 2015) di 3 tempat (RSUD

Balung, Puskesmas Ambulu, dan Puskesmas Kencong) terdapat berbagai macam

kasus penyakit gigi dan mulut yang ditemukan. Kasus-kasus tersebut antara lain

gangren pulpa, persistensi, hiperemi pulpa, pulpitis, gangren radiks, gingivitis dan

periodontitis. Berdasarkan kasus yang ditemukan di lapangan, terapi untuk

masing-masing kasus gigi dan mulut diberikan kepada pasien di setiap pelayanan

kesehatan, baik di Puskesmas dan Rumah Sakit.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan belajar mengenai sistem manajemen pelayanan

kesehatan secara terintegrasi di puskesmas dan rumah sakit.

2. Untuk mengetahui kasus penyakit gigi dan mulut berdasarkan prevalensi

tertinggi menurut umur, jenis kelamin selama 6 minggu (26 Agustus –

03 Oktober 2015) kegiatan PKL IKGM/IKGP IV di (RSUD Balung,

Puskesmas Ambulu dan Puskesmas Kencong).

3. Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap kasus tersebut selama 6

minggu (26 Agustus – 03 Oktober 2015) kegiatan PKL IKGM/IKGP IV

di (RSUD Balung, Puskesmas Ambulu dan Puskesmas Kencong).

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen pelayanan kesehatan di

rumah sakit dan puskesmas.

2. Untuk mendapatkan informasi jumlah kasus penyakit gigi dan mulut

serta perawatannya pada RSUD Balung, Puskesmas Ambulu dan

Puskesmas Kencong

3. Untuk mengetahui kasus penyakit gigi dan mulut tertinggi dan

penatalaksanaan terhadap kasus yang terjadi di tempat kegiatan PKL

IKGM/IKGP IV di RSUD Balung, Puskesmas Ambulu dan Puskesmas

Kencong yang nantinya dapat dijadikan dasar pedoman untuk

perhitungan keperluan alat dan bahan pelayanan kesehatan gigi di

masing-masing poli pelayanan kesehatan.

2

Page 3: Laporan Mandiri Fix

BAB II

HASIL KEGIATAN

Dalam pelaksanaan PKL IKGM IV, saya ditempatkan di RSUD Balung,

Puskesmas Ambulu, dan Puskesmas Kencong. Waktu pelaksanaan kegiatan di

RSUD Balung dimulai pada tanggal 26 Agustus - 05 September 2015, di

Puskesmas Ambulu dimulai pada tanggal 07 September - 19 September 2015 dan

di Puskesmas Kencong dimulai pada tanggal 21 September – 03 Oktober 2015.

Adapun hasil kegiatan yang saya lakukan di ketiga tempat tersebut adalah sebagai

berikut:

II.1 RSUD Balung

II.1.1 Profil RSUD Balung

Peningkatan pelayanan bagi masyarakat Kabupaten Jember bagian selatan

dan barat, diwujudkan dengan dirubahnya status Puskesmas Perawatan Balung

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balung kelas C dengan pelayanan

kesehatan spesialistik berdasarkan SK Bupati Jember No. 188.45/388/012/2001

tahun 2001, dan SK Bupati No. 9 tahun 2010, serta Keputusan Menteri Kesehatan

RI No. 931/Menkes/SK/VI/ 2003 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Balung

Kabupaten Jember. Sejak tahun 2008 RSUD Balung berubah status menjadi

Rumah Sakit Daerah Balung berdasarkan Peraturan Bupati No. 71 tahun 2009

tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi RSD Balung Kabupaten Jember.

RSUD Balung terletak di kecamatan Balung dengan jarak kurang lebih 30

km dari pusat kota Jember kearah barat-selatan, tepatnya di jalan Rambipuji No.

19 Balung Kabupaten Jember. Berdiri di atas lahan seluas 2,19 Ha, 45%

diantaranya berupa bangunan, baik medis, penunjang medis maupun non medis.

Tugas pokok dan fungsi RSD Balung berdasarkan Peraturan Bupati

Jember No. 71 Tahun 2009 adalah:

A. Tugas

Rumah Sakit Umum Daerah Balung mempunyai tugas melaksanakan

upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

3

Page 4: Laporan Mandiri Fix

upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu

dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya dan tugas

lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit

Kelas C.

B. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana mestinya dimaksud pada ayat (1)

RSD Balung mempunyai fungsi meliputi :

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan penunjang medis dan non medis

3. Pelayanan dan asuhan keperawatan

4. Pelayanan rujukan

5. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan

6. Penelitian dan pengembangan

7. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan

C. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Balung yang modern,

professional dan prima dibanding pelayanan kesehatan.

D. Misi

Misi dari Rumah Sakit Daerah Balung adalah :

1. Mencukupi sarana prasarana secara bertahap sesuai skala prioritas dan

perkembangan teknologi

2. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan

3. Mengembangkan sistem dan prosedur pelayanan yang sederhana, jelas,

aman, efisien, tepat waktu, berkeadilan, ekonomi dan transparan

4. Menerapkan sistem informasi manajemen Rumah Sakit secara

sistematis

4

Page 5: Laporan Mandiri Fix

E. Tujuan

Rumah Sakit Daerah Balung memiliki tujuan :

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif,

efektif, efisien dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek

sosial

b. Menyelenggarakan pelayanan rujukan di wilayahnya yang berfungsi

sebagai pusat rujukan antara dengan menggunakan teknologi modern

c. Membangun sumber daya manusia Rumah Sakit yang profesional,

akuntabel, yang berorientasi pada pelanggan serta mempunyai

integritas tinggi dalam memberikan pelayanan

d. Melaksanakan proses pembelajaran yang menunjang pelayanan

kesehatan prima berdasarkan standar nasional dan internasional

e. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan

teknologi di bidang kedokteran dan pelayanan perumahan sakitan

f. Menerapkan sistem informasi manajemen Rumah Sakit dalam rangka

memberi pelayanan yang menyenangkan pelanggan

II.1.2 Kegiatan Orientasi di RSUD Balung

A. Orientasi Poli Anak (27 Agustus 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh Mbak Ristin. Jam buka pelayanan

adalah tiap hari senin – sabtu jam 07.00 – 14.00. Pelayanan yang dilakukan

meliputi pelayanan anak sakit, imunisasi, tindik. Imunisasi yang dilayani semua

jenis namun tidak semua vaksin tersedia. Vaksin yang tersedia hanya vaksin dari

program pemerintah. Dan imunisasi yang terjadwal, yaitu BCG dan campak, tiap

dua minggu sekali dilaksanakan pada hari Rabu. Untuk imunisasi yang bukan

program pemerintah maka harus konsultasi dengan apotek mengenai jenis vaksin.

B. Orientasi Poli THT (28 Agustus 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh Mas Ervan. Jam buka pelayanan

adalah tiap hari senin – sabtu jam 07.00 – 14.00. Pelayanan yang dilakukan

meliputi pelayanan pemeriksaan bagian telinga, hidung ataupun tenggorokan.

Adapun pengobatan yang dilakukan di tempat meliputi pengobatan seperti obat

5

Page 6: Laporan Mandiri Fix

tetes maupun salep alergen. Apabila dibutuhkan obat minum, maka pasien dapat

menebusnya di bagian apotek rumah sakit.

C. Orientasi Poli Penyakit Dalam (29 Agustus 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh Mas Sam. Jam buka pelayanannya

adalah tiap hari senin sampai sabtu jam 07.00 – 14.00. Di bagian poli penyakit

dalam ini, tenaga medis meliputi 1 orang dokter spesialis dan 2 perawat. Adapun

kegiatan yang dilakukan pada poli ini meliputi pemeriksaan dan rehab medik

D. Orientasi di Bagian IGD (29 Agustus 2015)

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang

harus dapat memberikan playanan darurat kepada masyarakat yang menderita

penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.

IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua

pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi

pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit

itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur

pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-

kondisi yang sifatnya tidak gawat. IGD juga menyediakan sarana penerimaan

untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian

dari perannya di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah.

Ruang IGD, selain sebagai area klinis, IGD juga memerlukan fasilitas

yang dapat menunjang beberapa fungsi-fungsi penting sebagai berikut: kegiatan

ajar mengajar, penelitian/riset, administrasi, dan kenyamanan staff. Adapun area-

area yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi pasien di IGD adalah :

a) Area administratif,

b) Reception/Triage/Waiting area,

c) Resuscitation area,

d) Area Perawatan Akut (pasien yang tidak menggunakan ambulan),

e) Area Konsultasi (untuk pasien yang menggunakan ambulan),

f) Staff work stations,

6

Page 7: Laporan Mandiri Fix

g) Area Khusus, misalnya: Ruang wawancara untuk keluarga pasien,

Ruang Prosedur, Plaster room, Apotik, Opthalmology/ENT, Psikiatri,

Ruang Isolasi, Ruang Dekontaminasi, Area ajar mengajar.

h) Pelayanan Penunjang, misalnya: Gudang atau Tempat Penyimpanan,

Perlengkapan bersih dan kotor, Kamar mandi, Ruang Staff, Tempat

Troli Linen,

i) Tempat peralatan yang bersifat mobile Mobile X-Ray equipment bay,

j) Ruang alat kebersihan

k) Area tempat makanan dan minuman,

l) Kantor dan Area Administrasi,

m) Area diagnostic misalnya medis imaging area laboratorium,

n) Departemen keadaan darurat untuk sementara/ bangsal observasi

jangka pendek/ singkat (opsional),

o) Ruang Sirkulasi.

E. Orientasi Pelayanan Administrasi Terpadu (PAT) (29 Agustus 2015)

Pelayanan Administrasi Terpadu merupakan bagian pertama kali yang

melaksanakan fungsi pelayanan di rumah sakit daerah Balung. Pada bagian ini

pasien didata identitas dan keperluan kunjungannya ke Rumah Sakit, bagian

menjadi acuan data pasien untuk proses-proses berikutnya, apabila proses di

bagian pendaftaran salah, maka proses data pasien di bagian lain juga otomatis

akan salah.

Orientasi pada bagian PAT dijelaskan oleh Pak Seno. Pak Seno

menjelaskan bagian pendaftaran atau registrasi ini mencatat informasi tentang data

pribadi pasien dan data lain yang diperlukan seperti penanggung pasien, asuransi,

pekerjaan, alamat darurat dan lain sebagainya, di samping itu juga mencatat data

kunjungan pasien atau pasien hendak berkunjung kemana, poliklinik spesialis,

laboratorium, IRD dan lain sebagainya. Berikut ini alur pasien di RSD Balung:

7

Page 8: Laporan Mandiri Fix

Gb. Alur Pasien RSD Balung

Pencatatan dilakukan seakurat mungkin untuk mempermudah proses

selanjutnya. Sebagai contoh untuk pendaftaran pasien rawat inap dicatat juga

pasien krieria pasien (pasien asuransi dan BPJS) dan keinginan pasien masuk

kriteria kelas bangsal. Hal ini penting karena beberapa komponen biaya di rumah

sakit akan mengacu kepada data pasien tersebut, jika hal ini tidak di antisipasi

maka kerugian akan diterima oleh rumah sakit.

F. Orientasi Rekam Medik (29 Agustus 2015)

Pendaftaran atau Registrasi pasien merupakan bagian terdepan dari

pelayanan Rumah Sakit, di sini pasien didata identitas dan keperluan

kunjungannya ke Rumah Sakit. Bagian pendaftaran ini sangat penting karena

menjadi acuan data pasien untuk proses-proses berikutnya, apabila proses di

bagian pendaftaran salah, maka proses data pasien di bagian lain juga otomatis

akan salah.

8

Pasien Datang

BPJSMembawa:

-Surat rujukan- Foto copy kartu BPJS

UmumMembawa:

-Kartu Identitas

PAT (Pelayanan Administrasi Terpadu)

Poli yang dituju

Konsul/Tindakan

RadiologiLaboratorium

ApotikRawat JalanRujuk

Rawat Inap

Page 9: Laporan Mandiri Fix

Bagian pendaftaran atau registrasi ini mencatat informasi tentang data

pribadi pasien dan data lain yang diperlukan seperti penanggung pasien, asuransi,

pekerjaan, alamat darurat dan lain sebagainya, di samping itu juga mencatat data

kunjungan pasien atau pasien hendak berkunjung kemana, poliklinik spesialis,

laboratorium, IGD dan lain sebagainya.

Untuk pendaftaran Rawat Inap, dicatat pula pasien masuk ke bangsal apa,

kelas berapa. Hal ini penting karena beberapa komponen biaya di rumah sakit

akan mengacu kepada data pasien tersebut, oleh karena itu pencatat data yang

benar diawal akan sangat menentukan keakuratan data proses berikutnya.

G. Orientasi Poli Mata (31 Agustus 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh Mas Febrian. Jam buka pelayanan

adalah tiap hari senin – sabtu jam 07.00 – 14.00. Pelayanan yang dilakukan

meliputi pelayanan pemeriksaan bagian mata. Adapun pengobatan yang dilakukan

di tempat meliputi pengobatan seperti obat tetes. Apabila dibutuhkan obat minum,

maka pasien dapat menebusnya di bagian apotek rumah sakit.

H. Orientasi Poli Syaraf (31 Agustus 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh Mas Eko. Jam buka pelayanan

adalah tiap hari senin – sabtu jam 07.00 – 14.00. Pelayanan yang dilakukan

meliputi pelayanan pemeriksaan umum dan bagian syaraf. Adapun pengobatan

yang dilakukan yaitu obat minum, maka pasien dapat menebusnya di bagian

apotek rumah sakit.

I. Orientasi Laboratorium (02 September 2015)

Instalasi laboratorium tugasnya menyediakan semua fasilitas dan

kebutuhan untuk penyelenggaraan kegiatan pemeriksaan dan transfusi darah.

Laboratorium rumah sakit menyelenggarakan pelayanan laboratorium patologi

maupun laboratorium medis lainnya secara profesional dan bermutu sesuai dengan

kebutuhan pasien. Tugas unit laboratorium adalah melaksanakan berbagai macam

pemeriksaan untuk meunjang diagnosa pasti dari penderita. Pemeriksaan yang

dilakukan meliputi hematologi (darah), urinalisa (urine), golongan darah, faal hati,

9

Page 10: Laporan Mandiri Fix

elektrolit, bakteri, cairan tubuh, serologi (serum), tinja, parasit, lemak, faal ginjal,

dan endokrin (hormon).

Jam pelayanan bagian laboratorium RSD Balung adalah setiap hari selama

24 jam. Terdapat 2 shift dalam 1 hari, yaitu pagi dan malam. Dalam melaksanakan

tugasnya, petugas menggunakan sarung tangan dan masker untuk proteksi diri.

J. Orientasi Instalasi Gizi (02 September 2015)

Masalah pada gizi yang sering terjadi adalah kekurangan energy dan

protein pada balita, gangguan akibat kekurangan iodium, anemia (kekurangan zat

besi) dan defisiensi vitamin A. Kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan gizi

melalui pelayanan dan pemantauan status gizi antara lain program

Penanggulangan KEP (Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk) dan Program

penanggulangan GAKI. Kajian monitoring program beriodium berupa program

penanggulangan kekurangan vitamin A. dan penanggulangan anemia (kekurangn

zat besi). Ibu hamil diberikan tablet tambah darah 90 hari.

K. Orientasi Poli Bedah (02 September 2015)

L. Orientasi Instalasi Farmasi (03 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh mbak Sofiati. Pelayanan farmasi

adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem pelayanan pasien, penyediaan

obat bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tugas pokok dari

unit farmasi adalah menyediakan, mengelola yang dilakukan apotik melalui

perencanaan, penerimaan, perhimpunan, pendistribusian dan pelayanan obat-

obatan yang dibuat oleh dokter dan tenaga kesehatan lain untuk pasien. Selain

obat-obatan, apotik juga melaksanakan permintaan alat-alat kesehatan melalui

resep.

Terdapat 3 bagian yaitu depo rawat inap (mbak Sofiati), depo rawat jalan

(mbak novi) dan gudang farmasi (mbak Sri). Perencanaan obat yang dibutuhkan

(order obat tiap minggu sekali) langsung ke distributor. Terdapat 2 macam obat

yaitu obat regular dan BPJS. Bagian gudang berfungsi untuk order obat (obat, alat

kesehatan dan bahan kedokteran gigi). Distribusi obat ke tiap-tiap poli dilakukan

10

Page 11: Laporan Mandiri Fix

tiap hari senin dan kamis. Penyimpanan obat di gudang khusus untuk obat oral

saja, sedangkan penyimpanan obat di rawat inap untuk jenis obat injeksi, dan alat

kesehatan. Penyimpanan obat yang dilakukan ada 3 metode yaitu berdasarkan

stabilitas suhu (di kulkas atau suhu kamar), berdasarkan alfabetis, dan berdasarkan

sediaan obat. Untuk obat-obat yang lebih cepat kadaluarsa, obat tersebut dijual

lebih dulu. Dan untuk obat jenis psikotropika, tempat penyimpanannya di ruangan

khusus yang memiliki double door.

M. Orientasi Radiologi (03 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh mas Yudi. Tujuan orientasi di

bagian radiologi adalah agar mengetahui tugas-tugas di bagian radiologi, macam

pelayanan, serta proses pembuatan foto rontgen. Pelayanan di bagian radiologi di

RSD Balung buka setiap hari.

Unit radiologi di rumah sakit memberikan pelayanan diagnostik.

Pelayanan radiologi pelayanan kesehatan yang menggunakan energi pengion dan

energi non pengion baik dalam bidang diagnostik dan terapi. Unit radiologi

merupakan pelayanan berupa pemeriksaan sebagai penunjang dalam menentukan

diagnosa pasti setelah dilakukan pemeriksaan klinis yaitu berupa foto rontgen.

Pelayanan foto rontgen dilakukan oleh petugas sesuai dengan permintaan dokter

yang menangani pasien kemudian hasilnya dibaca oleh dokter spesialis radiologi

yang bertugas melakukan interpretasi hasil foto maupun diagnosa sementara .

Proteksi yang digunakan pada saat melakukan pengambilan gambar atau

foto yaitu apron, selding, dan tembok PB. Instalasi radiologi melayani rujukan

dari puskesmas dan dari praktek pribadi.

II.1.3 Diskusi

Diskusi dilakukan dengan dokter pembimbing lapangan, di Poli Gigi

RSUD Balung terdapat 2 dokter pembimbing lapangan yaitu drg. Gandhi Rijanto,

Sp. Orto dan drg. Ella Fajar Asih. Diskusi bersama drg. Gandhi Rijanto, Sp. Orto

dengan topik Biomekanika Pergerakan Gigi dengan Alat Orto, Perkembangan;

Komposisi; Aplikasi Etsa Asam, dan Perbedaan Space Maintainer dengan Space

Regainer. Sedangkan diskusi bersama drg. Ella Fajar Asih dengan topik Anatomi

11

Page 12: Laporan Mandiri Fix

Gigi, Karies Gigi, Kriteria Diagnosa Gigi berdasarkan SOP, dan Patogenesis

Infeksi Gigi.

II.2 Puskesmas Ambulu

II.2.1 Profil Puskesmas Ambulu

Puskesmas Ambulu terletak di Jl. A. Yani no. 60 Ambulu, Jember.

Wilayah kerja Puskesmas Ambulu terletak di sebelah selatan Kabupaten Jember

dengan jarak kurang lebih 30 km dari pusat kota Jember, dengan waktu tempuh

kurang lebih 45 menit. Luas wilayah kerja Puskesmas Ambulu: 1850,99 km2.

Wilayah bagian selatan, berbatasan dengan wilayah pantai watu ulo yang

merupakan tempat kunjungan wisata.

Wilayah kerja puskesmas ambulu, meliputi 3 desa, yaitu:

1. Desa Ambulu, terdiri dari 3 dusun (Krajan, Sumberan dan Ambulu)

2. Desa karanganyar, terdiri dari 4 dusun (Sentong, Krajan, Manggarejo,

dan Sumberan)

3. Desa Tegalsari, terdiri dari 3 dusun (Tutul, tegalsari, dan Bedengan)

Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas ambulu,sbb:

- Sebelah utara : desa Kertonegoro kecamatan Jenggawah

- Sebelah selatan : desa Ambulu kecamatan Ambulu

- Sebelah timur : desa Andongsari kecamatan Ambulu

- Sebelah barat : desa Kesilir kecamatan Wuluhan

II.2.2 Kegiatan Orientasi di Puskesmas Ambulu

A. Orientasi Balai Pengobatan Umum (09 September 2015)

Orientasi di bagian ini di bimbing oleh Mas Hadi, merupakan program

pokok Puskesmas. Program ini bertujuan untuk melayani pemeriksaan dan

pengobatan pasien, dilakukan di Balai Pengobatan Umum yang buka tiap hari

Senin – Sabtu. Upaya yang dilakukan yaitu pemeriksaan pasien meliputi

pemeriksaan kesehatan umum dan tekanan darah, menegakan diagnose,

memberikan pengobatan sesuai standar, merujuk pasien yang membutuhkan

rujukan. Apabila penderita yang dating memerlukan pengobatan yang lebih

12

Page 13: Laporan Mandiri Fix

intensif dapat diperintahkan ke unit rawat inap, apabila terdapat kasus yang tidak

bisa ditangani di Puskesmas, maka dirujuk ke Rumah Sakit.

B. Orientasi Loket (09 September 2015)

Puskesmas Ambulu memiliki Unit Loket, pada 6 hari masa kerja loket

buka 07.30-12.00 wib pada hari senin sampai kamis, 07.30-10.00 wib pada hari

jumat dan 07.30-11.30 wib. pada hari Sabtu. Terdapat 3 tenaga pelaksana

pelayanan loket yang memiliki tanggung jawab dan tugas yang berbeda-beda

antara lain:

- Pemanggilan pasien, menyiapkan serta mengembalikan rekam medis

- Memasukkan data pasien ke komputer dan melakukan back-up dengan

menulis data di buku registrasi

- Memasukkan serta crosscheck data pasien khusus pasien peserta BPJS.

Sistem pelayanannya yaitu  pasien datang menuju loket pendaftaran

untuk mengambil nomer urutan pendaftaran. Setelah itu, pasien ditanya apakah

sudah pernah berkunjung atau tidak. Semua pasien harus terregistrasi ke bagian

loket sebelum mendapatkan pelayanan di puskesmas ambulu. Alur pendaftaran di

loket adalah sebagai berikut:

Gb 3. Alur Pasien di Puskesmas Ambulu

Orientasi pada bagian loket dijelaskan oleh mas Bekti. Mas Bekti

menjelaskan bahwa loket di puskesmas Ambulu menggunakan sistem

pengambilan nomer urutan datang. Pengambilan nomor urutan dimulai pada pukul

07.00 wib. Pemanggilan pasien untuk mendaftar disesuaikan dengan urutan

13

Baru

Pasien datang

Lama

Pendafaran Registrasi dan

Pembuatan Rekam Medik

Pencarian Rekam Medik

Menuju BP Umum/ BP Gigi/ Bagian KIA

Page 14: Laporan Mandiri Fix

mengambil nomer. Pada kasus-kasus kegawatdaruratan pasien langsung menuju

UGD tanpa perlu mendaftar di loket, pendaftaran bisa dilakukan setelah pelayanan

kesehatan telah dilakukan. Apabila terdapat pasien pada saat loket tutup maka

untuk segala administrasi di lakukan di loket UGD, oleh bagian UGD data pasien

tersebut di laporkan ke Loket untuk kemudian dilakukan pencatatan pada rekam

medis.

Loket memiliki peran penting utamanya dalam memilah-milah pelayanan

kesehatan apa yang diperlukan oleh pasien serta memilah asal daerah pasien

apakah masuk dalam wilayah kerja puskesmas. Hal ini terlihat sepele namun akan

berakibat fatal pada kasus kasus yang membutuhkan rujukan maupun pasien-

pasien pengguna BPJS.

C. Orientasi Laboratorium (09 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh mbk. Farida, selaku petugas

laboratorium. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan sederhana.

Pemeriksaan laboratorium dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada bagian laboratorium puskesmas ambulu

diantaranya: pemeriksaan urin, darah dan sputum.

Kendala yang sering dihadapi adalah sumber daya manusia yang rendah,

kondisi sosial masyarakat yang rendah, dan terbatasnya sarana dan prasarana.

D. Orientasi Tata Usaha (09 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh pak Soedibyo, selaku kepala T.U

puskesmas ambulu. Bagian T.U puskesmas ambulu bertanggung jawab atas 3 hal,

yaitu kepegawaian, keuangan dan SP2TP. Bagian ini merupakan “tangan kanan”

dari kepala puskesmas, karena semua bagian di puskemas melapor ke bagian T.U.

Dalam hal kepegawaian, T.U bertugas untuk membuat struktur organisasi, daftar

kepangkatan pegawai, absensi pegawai, pengangkatan pegawai, dan sebagainya.

Dalam hal SP2TP, T.U bertugas untuk membuat serta mencatat laporan bulanan

maupun tahunan kegiatan puskesmas yang selanjutnya akan dilaporkan ke Dinkes

Jember.

14

Page 15: Laporan Mandiri Fix

E. Orientasi Keluarga Berencana (KB) (11 September 2015)

Bagian ini memberikan pelayanan pemeriksaan Keluarga Berencana (KB)

dan memberikan alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran guna menuju keluarga

kecil bahagia dan sejahtera. Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif

adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru.

Program KB dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam

gedung antara lain KB suntik, Pil , IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan

kegiatan luar gedung dilakukan pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan

adalah KB suntik, Pil, dan Kondom. Adapun tugas petugas KB adalah :

a. Membina unit KB dalam pelaksanaan Quality Assurance

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan

non medis KB

c. Melaksanakan pelayanan KB

d. Membantu pencatatan dan pelaporan KB

e. Membantu penataan/kebersihan ruangan KB

Bagian IMS khusus menangani pemeriksaan pasien yang infeksi menular

seksual. Pemeriksaan di bagian ini meliputi pemeriksaan laboratorium, VCT

(voluntery conseling and testing), dan PITC (provider inisiative testing and

conseling). Sebelum dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu pasien diberi

konseling, begitu pula setelah pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan pada bagian ini

untuk menegakkan diagnose adanya penyakit IMS pada pasien dan mencegah

terjadinya penularan. Adapun beberapa gejala penderita IMS adalah : stomatitis >

1 bulan, berat badan turun 10%, diare lama, dermatitis, batuk > 2minggu, dan

panas > 2 minggu.

F. Orientasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) (11 September 2015)

SP2TP kepanjangan dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

merupakan bentuk laporan pengelolaan puskesmas baik keadaan fisik bangunan,

sarana, prasarana, dan laporan hasil kegiatan pokok serta pengembangan yang

dilakukan oleh puskesmas. Kegiatan yang dilakukan bagian ini adalah membuat

laporan hasil kegiatan puskesmas yang diambil dari tiap-tiap bagian pelayanan

15

Page 16: Laporan Mandiri Fix

serta membuat laporan rutin kemudian melaporkannya kepada dinas kesehatan.

Pustu dan Polindes yang termasuk wilayah kerja puskesmas Kencong juga

melaporkan seluruh kegiatannya ke bagian SP2TP.

Pelaporannya setiap bulan dan 3 bulan sekali ada evaluasi dari dinas

kesehatan serta 1 tahun sekali bersamaan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas)

yang nantinya dijadikan POA (laporan perencanaan tahunan ke depan).

Setiap akhir tahun para pemegang program memenuhi panggilan dinkes

untuk menilai hasil pencapaian masing-masing program di puskesmas Kencong

selama setahun. Seluruh nilai masing-masing item diakumulasi kemudian dibagi

per item, sehingga diketahui nilai akhir puskesmas. Apabila nilai akhitr tidak

sesuai target, maka bagian kepala puskesmas berhak untuk mengevaluasi. Bagian

ini juga merupakan tempat penyimpanan data dan juga bertanggung jawaab

terhadap sistem informasi kesehatan puskesmas.

G. Orientasi Apotek dan Gudang Obat (11 September 2015)

Unit apotek dan gudang obat merupakan unit yang ada di Puskesmas

Ambulu di bagian urusan program farmasi. Unit ini bertugas untuk menyediakan

obat secara gratis bagi pasien yang memerlukan obat. Pengobatan gratis diberikan

kepada seluruh  pasien mulai tahun 2006 sesuai Peraturan Daerah Kabupaten

Jember. Petugas dalam unit ini 2 orang di bagian Apotek dan 1 orang di bagian

Gudang. Semua obat yang disediakan adalah obat generik yang di peroleh dari

gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.

Obat-obatan psikotropika disimpan dengan menggunakan kotak ganda

dengan gembok di tiap kotaknya. Pemesanan obat psikotropika juga terdapat

blanko khusus. Seluruh obat-obatan yang mendekati kadaluarsa dikembalikan ke

gudang farmasi. Untuk jumlah pemesanan obat berikutnya akan dikurangi jumlah

obat yang dkembalikan.

Orientasi pada bagian farmasi dan gudang obat dijelaskan oleh ibu Anawafi. Ibu

Anawafi menjelaskan bahwa alur pengadaan obat berawal dari laporan

penggunaaan obat puskesmas. Jumlah obat pada periode tersebut berpengaruh

pada pengadaan obat pada periode sesudahnya.

16

Page 17: Laporan Mandiri Fix

H. Orientasi Juru Imunisasi (Jurim) (12 September 2015)

Bagian imunisasi bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan

penyediaan vaksin. Imunisasi terdiri atas imunisasi dasar lengkap pada bayi usia

0-11 bulan yaitu HbO pada usia 0-7 hari, BCG pada usia 0-2 bulan. selain itu ada

pula imunisasi DPTHB kombo I s.d IV yang diberikan sebanyak 4x dengan

interval pemberian 28 hari, pada imunisasi ini sering timbul reaksi panas,

penanggulangannya dengan pemberian parasetamol 100 mg. Imunisasi polio juga

diberikan sebanyak 4x tetapi secara per oral. Imunisasi campak pada usia 9-11

bulan secara intramuscular/subkutan. Pada balita usia 18 bulan diberikan

imunisasi boster berupa pentavalen. Setelah itu imunisasi DPT, HB kombo dan

HB campak diberikan lagi ada usia 2-3 tahun.

I. Orientasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) (12 September

2015)

Bagian ini menangani tiga masalah utama, yaitu :

1. Pemberantasan penyakit TB, pemeriksaannya antara lain BTA (+), Ro (+)

Penyakit Tubercolosis dibagi menjadi 5 kategori:

a. Kategori I merupakan fase aktif. Penegakan diagnosa berdasarkan

kultur dahak dan Ro. Penderita baru saja mengalami gejala penyakit

TB, kuman masih aktif, dan obat diberikan secara per oral. Obat yang

diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid

dan Etambuton (RHZE) selama 6 bulan.

b. Kategori II merupakan penderita TB yang putus obat atau kambuhan.

Obat yang diberikan pada kategori ini adalah adalah Rifampisin,

Ishoniazid, Pirazenamid, Etambuton dan Spiromycin (RHZES) Obat

diberikan secara injeksi selama 9 bulan

c. Kategori III merupakan TB Ex Paru. Obat yang diberikan pada

kategori ini adalah adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid dan

Etambuton (RHZE) selama 6 bulan

d. Kategori IV adalah kategori TB anak. Penegakan diagnosa berdasarkan

foto Ro. Obat yang diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin,

Ishoniazid, Pirazenamid (RHZ) selama 6 bulan.

17

Page 18: Laporan Mandiri Fix

e. Kategori V adalah TB MDR (Multi Drug Resisten). Pasien kategori ini

memerlukan pemeriksaan tes alergi obat yang akan menunjukkan obat

mana yang menunjukkan resisten obat. Pengobatannya selama 18-24

bulan.

2. Pemberantasan Penyakit Kusta

Penyakit kusta menyerang saraf tepi, terutama saraf tangan dan

kaki, telinga, wajah. Oleh karena itu penyakit ini dapat menimbulkan

kelumpuhan. Penularan bakteri ini diantaranya melalui dahak, sekret,

saliva, masa inkubasi 2-5 tahun. Kusta dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. MH MB (Morbus Hansen Multi Basiler) yang memerlukan obat-

obatan selama 12 bulan/12 lembar (diselesaikan 12-18 bulan)

b. MH PB (Morbus Hansen Pousi Basiler) yang memerlukan obat-obatan

selama 6 bulan/6 lembar (diselesaikan 6-9 bulan)

3. SE (Surveilan Epidemiologi)

SE diperlukan untuk mengetahui pola perjalanan penyakit serta

penyebarannya, Sehingga petugas kesehatan dapat mengetahui penyebab

penyakit serta penanganannya agar penyakit tidak menjadi KLB (kejadian

luar biasa). Suatu penyakit dapat dikatakan KLB jika muncul sekurang-

kurangnya 1 penyakit setelah dilakukan imunisasi. Beberapa penyakit

yang termasuk SE yaitu: Diare, DBD, Hepatitis, Typhoid, Malaria,

Diphteri, dll.

P2M kepanjangan dari Pemberantasan Penyakit Menular

mempunyai 5 kegiatan utama, yaitu : promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif, dan evaluatif. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah

memutuskan mata rantai penyakit, mengobati penderita, dan

mensosialisasikan tentang penyebab penyakit menular dan bagaimana

mencegahnya. Sasarannya seluruh lapisan masyarakat Kencong. Penyakit

yang sering terjadi adalah typus, TB, kusta, HIV, dan DBD.

J. Orientasi Unit Gawat Darurat (UGD) (12 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh ibu Maryulin. UGD adalah unit

gawat darurat yang berada di puskesmas ambulu. Buka selama 24 jam tanpa hari

18

Page 19: Laporan Mandiri Fix

libur. Petugas yang berjaga di UGD di bagi dalam 3 shift per hari. Kasus-kasus

yang ditangani di bagian ini meliputi: tindakan medis, kasus kegawat daruratan

kasus yang mengancam jiwa, kasus yang memerlukan tindakan lanjutan; misalnya

untuk pasien typhoid yang berobat di BP. umum dirujuk ke UGD karena pasien

perlu diinfus. Dokter yang bertanggung jawab di bagian ini adalah dr. Swinasis.

Pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit atau pasien dengan trauma yang

memerlukan tindakan pembedahan sederhana harus sepengetahuan dr. Swinasis.

Peralatan medis yang tersedia di bagian

UGD puskesmas Ambulu diantaranya: emergency kit, hecting set,

peralatan kedaruratan (suction,oxygen), peralatan syok anafilaktik, dll.

K. Orientasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (12 September 2015)

Skrining yang dilakukan pada anak sekolah belum memenuhi target

karena ketika dilakukan penjaringan kesehatan ada murid yang tidak masuk.

Kurangnya koordinasi petugas dengan pihak sekolah dan rendahnya frekuensi

pembinaan di sekolah yang dikarenakan kurangnya komitmen dari petugas

menjadi penyebab dari masalah ini.

Untuk bidang surveilons disini tugasnya mensurvey penyakit penyakit

yang ada di masyarakat. dan untuk kesehatan olahraga sudah mulai dilakukan

dilingkungan Puskesmas Ambulu itu sendiri.

Orientasi pada bagian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dijelaskan oleh

Ibu Maryulin. Ibu Maryulin menjelaskan bahwa bagian ini mendata nama-nama

sekolah, karang taruna, maupun klub-klub olahraga yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Ambulu.

Kegiatan pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi:

a. Pendataan jumlah murid baru

b. Screening UKGS, UKS, Lab dokter, gizi (untuk gondok, OA, dan OB)

c. Penyuluhan

d. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk kelas 1 – 3 (OT dan TT kelas

I, II, dan III)

e. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja (KRR)

f. Konseling kesehatan remaja

19

Page 20: Laporan Mandiri Fix

L. Orientasi Kesehatan Olahraga (Kesorga) (12 September 2015)

Skrining yang dilakukan pada anak sekolah belum memenuhi target

karena ketika dilakukan penjaringan kesehatan ada murid yang tidak masuk.

Kurangnya koordinasi petugas dengan pihak sekolah dan rendahnya frekuensi

pembinaan di sekolah yang dikarenakan kurangnya komitmen dari petugas

menjadi penyebab dari masalah ini.

Untuk bidang surveilans disini tugasnya mensurvey penyakit penyakit

yang ada di masyarakat. dan untuk kesehatan olahraga sudah mulai dilakukan

dilingkungan Puskesmas Ambulu itu sendiri.

Orientasi pada bagian UKS, Remaja, dan Olahraga dijelaskan oleh Ibu

Maryulin. Ibu Maryulin menjelaskan bahwa bagian ini mendata nama-nama

sekolah, karang taruna, maupun klub-klub olahraga yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Ambulu.

M. Orientasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) (14 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh bapak M.N. Fauzi, AMKL. SMn,

selaku Kabag Kesling puskesmas ambulu. Sanitasi adalah tata cara/ kegiatan/

sarana yang dapat menciptakan kondisi lingkungan sehat, tidak menjadi mediator

penularan penyakit.

Tugas petugas sanitasi antara lain:

1 Pengadaan air bersih yang cukup

2 Disinfectan air ( pemberian bubuk kaporit)

3 Penjernihan air (Saringan air cepat/lambat, pemberian tawas, kaportohor, dll)

4 Penyediaan sarana dan prasarana :

- Alat pengambil air 10-20 liter per keluarga

- Tempat penyimpanan air minimal 20 liter per keluarga

- MCK yang cukup (idealnya 1 Mandi dan Cuci untuk 40 orang)

- Sabun (kategori disinfectan):

a. Pengadaan Jamban (idealnya 1 jamban untuk 10 orang)

20

Page 21: Laporan Mandiri Fix

b. Pengadaan sarana cuci tangan pakai sabun (idealnya 1 sarana untuk

40 org)

c. Pengendalian sampah :

Sediakan tempat sampah minimal kapasitas 5 liter per

keluarga/tenda/camp

Sediakan TPS (jurang/jublangan)

Reduksi sampah (sanitary landfill sederhana, dibakar)

Sampah medis dikendalikan dengan adanya drum seng (sekaligus

bahan bakar untuk membakar sampah medis)

d. Pengendalian keamanan pangan

SAB/air bersihnya terkendali

Sampah terkendali

SPAL terkendali

Penyimpanan makanan/minuman/bahan makanan dan minuman

terkendali

Penyuluhan penjamah makanan

Sarana cuci tangan pakai sabun terkendali

Makanan jadi harus terkendali atau kontrol ketat sebelum

didistribusikan.

Agar keluarga dan lingkungan sehat diperlukan 5 pilar STBM (Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat) yaitu :

1. Masalah pengendalian pembuangan feses manusia (meningkatkan jamban )

2. Penyediaan dan pengelolaan air minum

3. Sarana cuci tangan pakai sabun

4. Pengelolaan sampah

5. Pengelolaan dan pengendalian limbah rumah tangga

Sasaran kesling adalah tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan

kerja, angkutan umum dan TP2M (Tempat Penjualan dan Pengolahan Makanan

Minuman).

Ciri pokok kegiatan sanitasi adalah :

a. Inspeksi sanitasi

b. Pengambilan sampel parameter lingkungan

21

Page 22: Laporan Mandiri Fix

c. Pemeriksaan sampel parameter lingkungan

d. Membuat diagnosa kesling

e. Menginformasikan/membuat rekomendasi hasil analisis kegiatan di atas

beserta saran/tindakan pencegahan dan perbaikan kepada tingkat pemilik

obyek, tingkat pkm, tingkat dinkes

f. Tindak lanjut

g. Agenda penyuluhan kelompok potensial/komunitas tertentu

h. Bantuan materiil/dana dalam rangka perbaikan kualitas lingkungan

i. Pendekatan/tindak lanjut lainnya.

N. Orientasi Promosi Kesehatan (Promkes) (15 September 2015)

Promosi kesehatan (Promkes) bertugas memberikan penyuluhan (melalui

posyandu dan PKK) dan pembinaan (melalui kader) kepada masyarakat di

wilayah kerja puskesmas Kencong. Ruang lingkup promkes adalah semua

program puskesmas. Tolok ukur keberhasilan program promkes adalah 10

indikator PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) yaitu persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan, member bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah

setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam

rumah. Kendala yang dihadapi bagian promkes adalah sulitnya mengubah

perilaku masyarakat.

O. Orientasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (15 September 2015)

Orientasi di bagian ini dibimbing oleh ibu Hj. Sunarti, Amd. Keb. Tujuan

dari program ini adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Kesehatan ibu

a) Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil sesuai dengan standar untuk

kunjungan lengkap

b) Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan

c) Pelayanan nifas paripurna sesuai standar

22

Page 23: Laporan Mandiri Fix

d) Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi

e) Jumlah kematian maternal yang diaudit

2. Kesehatan bayi

a) Penanganan dan rujukan kesehatan resiko tinggi

b) Cakupan EBLR ditangani

c) Cakupan bayi paripurna

d) Cakupan PM2

3. Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah

a) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita dan apras

(kontak pertama)

b) Jumlah balita dan apras paripurna

P. Orientasi Manajemen Terpadu Bayi Sehat (MTBS) (16 September

2015)

MTBS adalah kepanjangan dari manajemen terpadu balita sehat. Bagian

ini focus terhadap penyakit pada balita usia di bawah 5 tahun. Biasanya penyakit

yang menyerang balita adalah penyakit musiman. Alur dan pelayanan yang

diberikan sama seperti pelayanan di BP Umum hanya berbeda dari segi usia

pasien.

Q. Orientasi Rawat Inap (16 September 2015)

Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan perawatan, pemberian obat,

pembuatan administrasi, membuat laporan jumlah pasien yang dirawat. Ruang

rawat inap terdiri dari beberapa ruangan antara lain ruang anak, ruang pria, ruang

wanita, dan ruang khusus yang disediakan bagi pasien yang menginginkan

perawatan dengan jumlah pasien yang sedikit di setiap ruangannya.

Laporan rawat inap terdiri dari laporan harian (laporan keluhan pasien tiap

harinya,biasanya dilaporkan pada pergantian shift), laporan bulanan(berapa

jumlah pasien, jumlah pemasukan dan pengeluaran, serta pencapaian selama 1

bulan), laporan tahunan (merupakan kumulatif dari laporan harian sampai

bulanan). Untuk pelayanan rawat inap maksimal 3 hari, jika lebih tidak

menunjukkan arah kesembuhan maka dirujuk ke rumah sakit. Terdapat dua

23

Page 24: Laporan Mandiri Fix

ruangan yang berisi 1 tempat tidur, dan delapan ruangan lainnya berisi 2 tempat

tidur pada tiap-tiap ruangannya. Pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis

yaitu visite dokter setiap pagi dan asuhan keperawatan oleh perawat 24 jam sehari.

Orientasi pada bagian rawat inap dijelaskan oleh Ibu Susi. Ibu Susi

menjelaskan bahwa pasien masuk bisa berasal dari balai pengobatan maupun dari

bagian UGD. Pasien keluar kemungkinan karena pulang sembuh, pulang paksa,

maupun rujukan ke rumah sakit.

R. Orientasi Instalasi Gizi (17 September 2015)

Kegiatan bagian gizi meliputi kegiatan di dalam gedung dan kegiatan di

luar gedung. Kegiatan di dalam gedung adalah menyiapkan siklus menu bagi

pasien rawat inap. Sedangkan kegiatan di luar gedung antara lain pembagian

vitamin A pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi usia 6-11 bulan dan usia

12 bulan ke atas. Ada pula program penanggulangan anemia dengan pembagian

syrup Fe untuk balita, siswa SD, dan WUS (wanita usia subur), dan pembagian

obat cacing. Pada bulan November ada operasi timbang semua balita untuk

mengetahui status gizi, penanggulangan GAKI (gangguan akibat kekurangan

iodium), PMT (pemberian makanan tambahan), dan penanganan bumil KEK

(Kurang energi kronis).

II.2.3 Diskusi

Diskusi dengan drg. Retno Dewi Saptorini dengan topik Perkembangan

Geligi, selain diskusi tentang Perkembangan Geligi juga dilakukan diskusi dengan

topik macam obat untuk sterilisasi Saluran Akar serta Penanganan Abses.

II.2.4 UKGS

Untuk kegiatan UKGS selama PKL IKGM IV periode I dilakukan di 3

tempat yaitu SD Wahidiyah, TK Wahidiyah, dan SDIT AT-TAQWA yang

meliputi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, demo sikat gigi, dan pemeriksaan

kesehatan gigi dan mulut.

Jumlah peserta UKGS di ketiga sekolah tersebut masing-masing di SD

Wahidiyah sebanyak 10 siswa, di TK Wahidiyah sebanyak 16 siswa, da di SDIT

AT-TAQWA sebanyak 28 siswa (kelas 2) serta 32 siswa (kelas 4).

24

Page 25: Laporan Mandiri Fix

II.2.5 UKGMD

UKGMD adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi

pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan

pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes,

ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang

berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut

yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui (Departemen Kesehatan RI,

2014).

Tujuan UKGMD yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan,

dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Program

UKGMD di posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas

dan kader. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang

dipilih oleh masyarakat dan dilatih menangani masalah-masalah kesehatan

perseorangan maupun masyarakat serta bekerja dalam hubungan yang amat dekat

dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kegiatan UKGMD yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan

kesehatan gigi, memberikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut, dan pelatihan kader. Kemampuan pendanaan dari pemerintah terbatas,

karenanya perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari masyarakat untuk

kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat atau bentuk-bentuk

asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya masyarakat

(Departemen Kesehatan RI, 2014).

Kegiatan UKGMD dilakukan di 2 tempat yaitu di Posyandu Nusa Indah

23 A dan di Posyandu Nusa Indah 14, Desa Ambulu dengan sasaran kegiatannya

adalah ibu hamil, balita, masyarakat umum. UKGMD dilaksanakan secara terpadu

bersamaan dengan kegiatan posyandu. Kegiatan yang dilakukan pada saat

UKGMD adalah pemberian penyuluhan secara perorangan tentang kesehatan gigi

dan mulut, pembinaan, serta dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,

sedangkan untuk penanganannya dilakukan di Puskesmas. Jumlah peserta

25

Page 26: Laporan Mandiri Fix

kegiatan UKGMD di Posyandu Nusa Indah 23 A adalah 16 orang dan di

Posyandu Nusa Indah 14 sebannyak 65 orang. Kasus yang banyak dijumpai pada

peserta UKGMD adalah karies gigi, periodontitis, dan gingivitis.

Kendala yang didapatkan adalah sebagian warga tidak mau membuka

mulut. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesimpulan masih banyaknya

masyarakat yang menderita penyakit gigi dan mulut seperti iritasi pulpa, hiperemi

pulpa, gangren radik, dan gingivitis. Hal ini dikarenakan karena kurangnya

masyarakat mempunyai kesadaran dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut

selain itu masyarakat enggan memeriksakan diri ke Puskesmas.

Kegiatan UKGMD bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi

dan mulut masyarakat serta kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan

gigi dan mulutnya.

II.3 Profil Puskesmas Kencong

Gambaran Umum

a. Luas wilayah : 41.88 km2

b. Dataran rendah : 100%

c. Dataran tinggi : 0%

d. Jumlah desa : 2

e. Jumlah dusun : 13

f. Jumlah posyandu : 46

g. Jumlah posyandu lansia : 17

Batas Wilayah

a. Utara : Kecamatan Umbulsari

b. Timur : Kecamatan Gumukmas

c. Selatan : Kecamatan Gumukmas

d. Barat : Kecamatan Jombang

Puskesmas Kencong memiliki luas wilayah 41,88 km2 dengan wilayah

kerja yang meliputi 2 desa Kencong ( yang akan dipecah menjadi 2,yaitu desa

Kencong dan desa Kutoarjo) dan Wonorejo.

Seluruh desa dapat dilalui kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 baik pada

musim hujan maupun kemarau. Jalan utama yang menghubungkan kecamatan

26

Page 27: Laporan Mandiri Fix

Kencong dengan kota Jember dan Lumajang dilalui oleh kendaraan umum jenis

bus, minibus, dan truk. Jarak ibukota kecamatan dengan kota Jember sekitar 50

km, sedang ke kota Lumajang sekitar 25 km.

II.3.1 Kegiatan Orientasi di Puskesmas Kencong

A. Orientasi Laboratorium (22 September 2015)

Bagian ini bertugas melakukan sampling, pemeriksaan spesimen,

pewarnaan preparat yang berguna untuk menunjang diagnosa. Peralatan

laboratorium yang tersedia, di antaranya mikroskop binokuler, auto analizer,

sentrifuse. Bagian ini sangat rentan terhadap penularan penyakit, untuk itu petugas

memproteksi diri dengan masker dan handscoon. Pemeriksaan yang dapat

dilakukan di bagian laboratorium puskesmas Kencong adalah pemeriksaan dasar,

seperti pemeriksaan sputum, hematologi lengkap, pemeriksaan kimia klinik

(kolesterol, SGOT, SGPT, gula darah), pemeriksaan urin dan spesimen, plano test,

VDRL, GO, BUN, bilirubin, pemeriksaan feses. Jumlah staf di bagian ini adalah 2

orang. Bagian ini buka setiap hari senin-sabtu dari jam 07.00-13.00.

B. Orientasi Tata Usaha (22 September 2015)

Bagian TU menaungi 3 bidang yaitu sub bagian umum, sub bagian

kepegawaian dan SP2TP. Sub bagian umum mengurus surat menyurat, baik surat

masuk maupun surat keluar harus diproses oleh bagian ini terlebih dahulu,

kemudian diinput ke dalam computer. Sub bagian kepegawaian memonitoring

tentang kenaikan gaji dan pangkat, hukum perceraian, dan daftar urutan

kepangkatan.

C. Orientasi Apotek (22 September 2015)

Bagian ini bertugas untuk menyediakan pelayanan permintaan obat dari

balai pengobatan umum, gigi, rawat inap, KIA dan lain lain serta melakukan

pencatatan dan pelaporan setiap bulan yang berisi tentang jumlah pengeluaran

obat, sisa obat, dan jumlah obat yang baru distok ke dinas kesehatan. Pelaporan

obat setiap bulan menggunakan sistem LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat). Obat di Puskesmas dipasok dari GFK (Gudang Farmasi

27

Page 28: Laporan Mandiri Fix

Kabupaten) dimana pihak puskesmas yang mengambil kesana setiap bulan. Obat

yang baru datang langsung dihitung dan dimasukkan gudang penyimpanan

kemudian baru didistribusikan ke unit-unit lainnya seperti rawat inap, KIA, UGD,

poli gigi, poli umum dll. Pendistribusian obat dari apotek ke pasien disesuaikan

dengan resep yang diterima pasien. Distribusi obat juga dilakukan ke wilayah

pustu dan bidan desa.

Bagian ini bertugas untuk menyediakan pelayanan permintaan obat dari

balai pengobatan umum, gigi, rawat inap, KIA dan lain lain serta melakukan

pencatatan dan pelaporan setiap bulan yang berisi tentang jumlah pengeluaran

obat, sisa obat, dan jumlah obat yang baru distok ke dinas kesehatan. Pelaporan

obat setiap bulan menggunakan sistem LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat). Obat di Puskesmas dipasok dari GFK (Gudang Farmasi

Kabupaten) dimana pihak puskesmas yang mengambil kesana setiap bulan. Obat

yang baru datang langsung dihitung dan dimasukkan gudang penyimpanan

kemudian baru didistribusikan ke unit-unit lainnya seperti rawat inap, KIA, UGD,

poli gigi, poli umum dll. Pendistribusian obat dari apotek ke pasien disesuaikan

dengan resep yang diterima pasien. Distribusi obat juga dilakukan ke wilayah

pustu dan bidan desa.

D. Orientasi Gudang Obat (22 September 2015)

Bagian ini bertugas untuk menyediakan pelayanan permintaan obat dari

balai pengobatan umum, gigi, rawat inap, KIA dan lain lain serta melakukan

pencatatan dan pelaporan setiap bulan yang berisi tentang jumlah pengeluaran

obat, sisa obat, dan jumlah obat yang baru distok ke dinas kesehatan. Pelaporan

obat setiap bulan menggunakan sistem LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat). Obat di Puskesmas dipasok dari GFK (Gudang Farmasi

Kabupaten) dimana pihak puskesmas yang mengambil kesana setiap bulan. Obat

yang baru datang langsung dihitung dan dimasukkan gudang penyimpanan

kemudian baru didistribusikan ke unit-unit lainnya seperti rawat inap, KIA, UGD,

poli gigi, poli umum dll. Pendistribusian obat dari apotek ke pasien disesuaikan

dengan resep yang diterima pasien. Distribusi obat juga dilakukan ke wilayah

pustu dan bidan desa.

28

Page 29: Laporan Mandiri Fix

E. Orientasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) (23 September

2015)

Bagian ini menangani tiga masalah utama, yaitu :

1. Pemberantasan penyakit TB, pemeriksaannya antara lain BTA (+), Ro (+)

Penyakit Tubercolosis dibagi menjadi 5 kategori:

a. Kategori I merupakan fase aktif. Penegakan diagnosa berdasarkan

kultur dahak dan Ro. Penderita baru saja mengalami gejala penyakit

TB, kuman masih aktif, dan obat diberikan secara per oral. Obat yang

diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid

dan Etambuton (RHZE) selama 6 bulan.

b. Kategori II merupakan penderita TB yang putus obat atau kambuhan.

Obat yang diberikan pada kategori ini adalah adalah Rifampisin,

Ishoniazid, Pirazenamid, Etambuton dan Spiromycin (RHZES) Obat

diberikan secara injeksi selama 9 bulan

c. Kategori III merupakan TB Ex Paru. Obat yang diberikan pada

kategori ini adalah adalah Rifampisin, Ishoniazid, Pirazenamid dan

Etambuton (RHZE) selama 6 bulan

d. Kategori IV adalah kategori TB anak. Penegakan diagnosa berdasarkan

foto Ro. Obat yang diberikan pada kategori ini adalah Rifampisin,

Ishoniazid, Pirazenamid (RHZ) selama 6 bulan.

e. Kategori V adalah TB MDR (Multi Drug Resisten). Pasien kategori ini

memerlukan pemeriksaan tes alergi obat yang akan menunjukkan obat

mana yang menunjukkan resisten obat. Pengobatannya selama 18-24

bulan.

2. Pemberantasan Penyakit Kusta

Penyakit kusta menyerang saraf tepi, terutama saraf tangan dan

kaki, telinga, wajah. Oleh karena itu penyakit ini dapat menimbulkan

kelumpuhan. Penularan bakteri ini diantaranya melalui dahak, sekret,

saliva, masa inkubasi 2-5 tahun. Kusta dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. MH MB (Morbus Hansen Multi Basiler) yang memerlukan obat-

obatan selama 12 bulan/12 lembar (diselesaikan 12-18 bulan)

29

Page 30: Laporan Mandiri Fix

b. MH PB (Morbus Hansen Pousi Basiler) yang memerlukan obat-

obatan selama 6 bulan/6 lembar (diselesaikan 6-9 bulan)

3. SE (Surveilan Epidemiologi)

SE diperlukan untuk mengetahui pola perjalanan penyakit serta

penyebarannya, Sehingga petugas kesehatan dapat mengetahui penyebab

penyakit serta penanganannya agar penyakit tidak menjadi KLB (kejadian

luar biasa). Suatu penyakit dapat dikatakan KLB jika muncul sekurang-

kurangnya 1 penyakit setelah dilakukan imunisasi. Beberapa penyakit

yang termasuk SE yaitu: Diare, DBD, Hepatitis, Typhoid, Malaria,

Diphteri, dll.

P2M kepanjangan dari Pemberantasan Penyakit Menular

mempunyai 5 kegiatan utama, yaitu : promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif, dan evaluatif. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah

memutuskan mata rantai penyakit, mengobati penderita, dan

mensosialisasikan tentang penyebab penyakit menular dan bagaimana

mencegahnya. Sasarannya seluruh lapisan masyarakat Kencong. Penyakit

yang sering terjadi adalah typus, TB, kusta, HIV, dan DBD.

F. Orientasi Loket (26 September 2015)

Loket merupakan bagian penerima dan pemilah pasien saat pasien baru

datang. Jam buka loket yaitu utnuk hari senin-sabtu mulai pukul 07.00 – 11.00,

kecuali hari jumat pukul 07.30 – 10.00. Bagian loket memiliki tiga tugas utama,

yaitu: (1) mendata pasien datang baru maupun lama dan mengarahkan masuk ke

bagian pelayanan atau ke UGD, (2) mengembalikan folder RM dan

menyimpannya, (3) melaporkan kunjungan pasien setiap bulan ke SP2TP. Data

pasien yang dilaporkan ke SP2TP meliputi pasien umum dan BPJS (ASKES dan

JPS).

Pembagian pelayanan yang harus didaftarkan di bagian loket adalah BP.

Umum MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak), BP. Gigi, UGD, dan VK (Kamar Bersalin). Seaat pasien datang, pasien

wajib mengambil no. antrian, lalu pasien akan dipanggil menurut no. antrian.

Setelah itu pasien harus melakukan registrasi dengan cara pasien baru diwajibkan

30

Page 31: Laporan Mandiri Fix

membawa KTP untuk mengisi data pasien tersebut dan dibuatkan kartu

kunjungan. Sedangkan untuk pasien lama cukup menyerahkan kartu puskesmas

yang dibuatkan loket sebelumnya. Jika kartu tersebut hilang, petugas loket akan

meminta KTP untuk mencari identitas pasien yang terdata di komputer.

Rata-rata pasien yang berkunjung ke puskesmas Kencong setiap harinya ±

80 orang. Pasien yang telah registrasi akan dicari kartu statusnya dan

didistribuskan pada poli / unit tujuan pasien datang. Map biru untuk poli umum,

map merah untuk poli gigi dan mulut, map kuning untuk KIA, dan map hijau

untuk UGD. Pendaftaran pasien di loket yang berdomisili di Kecamatan Kencong

tidak dipungut biaya (gratis). Kendala yang sering dialami bagian lokat adalah

apabila terjadi error pada server karena akan menghambat input data registrasi

pasien. Bagian loket melakukan rekapan data setuap tanggal 1 – 5 tiap bulannya.

G. Orientasi Unit Gawat Darurat (UGD) (26 September 2015)

Pelayanan di instalasi ini ditujukan untuk semua pasien yang

membutuhkan pelayanan medis dengan segera yang sifatnya mengancam jiwa

ataupun tidak. Pelayanan UGD di puskesmas Kencong buka selama 24 jam.

Penanganan di UGD ini meliputi perawatan sederhana yang sifatnya darurat dan

mengancam jiwa hingga pasien yang periksa dan obat jalan saja, apabila pasien

membutuhkan pelayanan yang lebih lanjut maka UGD akan merujuk ke rumah

sakit terdekat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik.

Peralatan medis yang tersedia di bagian UGD puskesmas Kencong di

antaranya: emergency kit, heating set, peralatan kedarutan (suction,oxygen),

peralatan shock anafilaktik dll. Pasien yang datang ke puskesmas di atas jam

11.00 WIB (loket tutup) akan langsung dilayani di UGD.

H. Orientasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (26 September 2015)

Kegiatan pada program UKS meliputi:

a. Pendataan jumlah murid baru

b. Screening UKGS, UKS, Lab dokter, gizi (untuk gondok, OA, dan OB)

c. Penyuluhan

31

Page 32: Laporan Mandiri Fix

d. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk kelas 1 – 3 (OT dan TT

kelas I, II, dan III)

e. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja (KRR)

f. Konseling kesehatan remaja

Dalam 1 tahun ada 7 kali kunjungan sekolah. Wilayah kerja UKS di

Puskesmas mayang adalah 25 SD, 2 MTs, 1 SMU, dan 1 SMP. Kegiatan UKS

meliputi penyuluhan preventif dan pengobatan. Program UKS diharapkan dapat

tetap terlaksana sesuai program kerja dan sesuai jadwal.

I. Orientasi Juru Imunisasi (Jurim) (26 September 2015)

Bagian imunisasi bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan

penyediaan vaksin. Imunisasi terdiri atas imunisasi dasar lengkap pada bayi usia

0-11 bulan yaitu HbO pada usia 0-7 hari, BCG pada usia 0-2 bulan. selain itu ada

pula imunisasi DPTHB kombo I s.d IV yang diberikan sebanyak 4x dengan

interval pemberian 28 hari, pada imunisasi ini sering timbul reaksi panas,

penanggulangannya dengan pemberian parasetamol 100 mg. Imunisasi polio juga

diberikan sebanyak 4x tetapi secara per oral. Imunisasi campak pada usia 9-11

bulan secara intramuscular/subkutan. Pada balita usia 18 bulan diberikan

imunisasi boster berupa pentavalen. Setelah itu imunisasi DPT, HB kombo dan

HB campak diberikan lagi ada usia 2-3 tahun.

J. Orientasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (26 September 2015)

Bagian ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan angka

kesakitan pada ibu serta meningkatkan derajat kesehatan anak. Kegiatan yang

dilakukan antara lain :

a. Kegiatan di dalam gedung

1. Pemeriksaan ibu hamil (control rutin, rujukan BPS dan posyandu

untuk test lab dan USG)

2. Pelayanan persalinan

3. Kontrol ibu nifas (pemeriksaan kondisi umum, tanda-tanda vital,

kondisi rahim, dam luka jahitan)

4. Imunisasi (campak dan BCG)

32

Page 33: Laporan Mandiri Fix

5. Kunjungan neonates (pemeriksaan fisik, berat badan)

6. Pelayanan kesehatan bayi

b. Kegiatan di luar gedung

1. Kelas senam ibu hamil

2. Posyandu

3. Lomba bayi sehat

Pelayanan yang dilakukan di bagian KIA puskesmas Kencong buka setiap

hari senin-sabtu. Khusus hari rabu dilakukan imunisasi. Untuk kasus ibu hamil

resiko tinggi rujukan dilakukan ke RSUD Soebandi atau RSUD Balung.

Puskesmas Kencong merupakan salah satu puskesmas PONED yang langsung di

bawah binaan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, yang tiap bulan sekali

datang berkunjung.

K. Orientasi Kesehatan Lingkungan (Kesling) (28 September 2015)

Tugas-tugas bagian keshatan lingkungan antara lain adalah inspeksi

sanitasi rumah sehat, inspeksi sanitasi tempat umum, inspeksi sanitasi tempat

pengelolaan makanan, inspeksi sanitasi jamban, dan pemeriksaan PSN

(Pemberantasan Sarang Nyamuk). PSN rutin dilakukan tiap Jum’at dengan

bantuan kader per wilayah, dan supervise jika ada kasus.

L. Orientasi Sstem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) (28 September 2015)

SP2TP kepanjangan dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

merupakan bentuk laporan pengelolaan puskesmas baik keadaan fisik bangunan,

sarana, prasarana, dan laporan hasil kegiatan pokok serta pengembangan yang

dilakukan oleh puskesmas. Kegiatan yang dilakukan bagian ini adalah membuat

laporan hasil kegiatan puskesmas yang diambil dari tiap-tiap bagian pelayanan

serta membuat laporan rutin kemudian melaporkannya kepada dinas kesehatan.

Pustu dan Polindes yang termasuk wilayah kerja puskesmas Kencong juga

melaporkan seluruh kegiatannya ke bagian SP2TP.

33

Page 34: Laporan Mandiri Fix

Pelaporannya setiap bulan dan 3 bulan sekali ada evaluasi dari dinas

kesehatan serta 1 tahun sekali bersamaan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas)

yang nantinya dijadikan POA (laporan perencanaan tahunan ke depan).

Setiap akhir tahun para pemegang program memenuhi panggilan dinkes

untuk menilai hasil pencapaian masing-masing program di puskesmas Kencong

selama setahun. Seluruh nilai masing-masing item diakumulasi kemudian dibagi

per item, sehingga diketahui nilai akhir puskesmas. Apabila nilai akhitr tidak

sesuai target, maka bagian kepala puskesmas berhak untuk mengevaluasi. Bagian

ini juga merupakan tempat penyimpanan data dan juga bertanggung jawaab

terhadap sistem informasi kesehatan puskesmas.

M. Orientasi Kesehatan Lanjut Usia (29 September 2015)

Bagian ini menangani pasien jiwa dan lansia. Lansia dibagi menjadi 3

kategori umur. Umur 45-59 tahun disebut pra-lansia, umur 60-70 tahun disebut

lansia, umur ≥70 tahun disebut lansia resiko tinggi. Program kesehatan untuk

lansia, diantaranya :

1. Menegakkan diagnosa dini

2. Bimbingan kerohanian

3. Posyandu lansia

4. Pemeriksaan rutin : BB, TB, tensi

5. Pengobatan dasar

6. Penyuluhan penyakit degeneratif

7. Penyuluhan penyakit DM, osteoporosis, stroke dan hipertensi

8. Olahraga (senam lansia)

9. Siraman rohani

10. Pembinaan ( pijat refleksi,ketrampilan pembuatan jamu)

11. Penjadwalan rekreasi

12. Tiap bulan diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

Perawatan pada kesehatan jiwa meliputi, perawatan preventif, promotif,

pengobatan, rehabilitatif. Kasus-kasus jiwa meliputi penanganan psikosis misal :

status asmatikus gangguan kejiwaan, psikosomatik atau psikoneuritik dimana

pasien tidak ada gejala apa-apa tetapi merasa sakit, psikosa misal : skizofrenia,

34

Page 35: Laporan Mandiri Fix

epilepsi, permasalahan gepeng dan pengemis, pemakai NAPZA atau

penyalahgunaan obat.

Program puskesmas untuk kesehatan jiwa dibagi menjadi 2, yaitu program

luar gedung yang bersifat aktif, yaitu penyuluhan yang dilakukan 1x setahun di

balai desa, melakukan kerjasama lintas sektoral, sosialisasi kasus pemasungan,

serta kunjungan rumah yang dilakukan petugas, sebanyak 8x dalam setahun.

Sedangkan program dalam gedung sifatnya pasif, yaitu dengan melakukan

konseling pada pasien datang. Obat yang diberikan berupa tablet : klopromisin

25%, 50%, 100%; antidepresan; diazepam. Untuk suntik : skinoat (provomisin)

yang bersifat long action.

N. Orientasi Kesehatan Jiwa (29 September 2015)

Bagian ini menangani pasien jiwa dan lansia. Lansia dibagi menjadi 3

kategori umur. Umur 45-59 tahun disebut pra-lansia, umur 60-70 tahun disebut

lansia, umur ≥70 tahun disebut lansia resiko tinggi. Program kesehatan untuk

lansia, diantaranya :

1 Menegakkan diagnosa dini

2 Bimbingan kerohanian

3 Posyandu lansia

4 Pemeriksaan rutin : BB, TB, tensi

5 Pengobatan dasar

6 Penyuluhan penyakit degeneratif

7 Penyuluhan penyakit DM, osteoporosis, stroke dan hipertensi

8 Olahraga (senam lansia)

9 Siraman rohani

10 Pembinaan ( pijat refleksi,ketrampilan pembuatan jamu)

11 Penjadwalan rekreasi

12 Tiap bulan diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

Perawatan pada kesehatan jiwa meliputi, perawatan preventif, promotif,

pengobatan, rehabilitatif. Kasus-kasus jiwa meliputi penanganan psikosis misal :

status asmatikus gangguan kejiwaan, psikosomatik atau psikoneuritik dimana

pasien tidak ada gejala apa-apa tetapi merasa sakit, psikosa misal : skizofrenia,

35

Page 36: Laporan Mandiri Fix

epilepsi, permasalahan gepeng dan pengemis, pemakai NAPZA atau

penyalahgunaan obat.

Program puskesmas untuk kesehatan jiwa dibagi menjadi 2, yaitu program

luar gedung yang bersifat aktif, yaitu penyuluhan yang dilakukan 1x setahun di

balai desa, melakukan kerjasama lintas sektoral, sosialisasi kasus pemasungan,

serta kunjungan rumah yang dilakukan petugas, sebanyak 8x dalam setahun.

Sedangkan program dalam gedung sifatnya pasif, yaitu dengan melakukan

konseling pada pasien datang. Obat yang diberikan berupa tablet : klopromisin

25%, 50%, 100%; antidepresan; diazepam. Untuk suntik : skinoat (provomisin)

yang bersifat long action.

O. Orientasi Instalasi Gizi (29 September 2015)

Kegiatan bagian gizi meliputi kegiatan di dalam gedung dan kegiatan di

luar gedung. Kegiatan di dalam gedung adalah menyiapkan siklus menu bagi

pasien rawat inap. Sedangkan kegiatan di luar gedung antara lain pembagian

vitamin A pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi usia 6-11 bulan dan usia

12 bulan ke atas. Ada pula program penanggulangan anemia dengan pembagian

syrup Fe untuk balita, siswa SD, dan WUS (wanita usia subur), dan pembagian

obat cacing. Pada bulan November ada operasi timbang semua balita untuk

mengetahui status gizi, penanggulangan GAKI (gangguan akibat kekurangan

iodium), PMT (pemberian makanan tambahan), dan penanganan bumil KEK

(Kurang energi kronis).

P. Orientasi Rawat Inap (30 September 2015)

Rawat inap di puskesmas Kencong terdiri atas ruangan VIP dengan 2 bed

dalam 1 ruang yaitu Asparaga, Anggrek, Melati, dan Mawar. Ruang non VIP

terdiri atas 6 bed dalam 1 ruang ruang Srikandi (khusus wanita), ruang Arjuna

(khusus laki-laki) terdiri atas 10 bed dalam 1 ruang, dan ruang Flamboyan (ruang

anak). Perbedaan fasilitas selain dari jumlah ruangan juga dari penyajian ruangan.

Q. Orientasi Promosi Kesehatan (Promkes) (30 September 2015)

36

Page 37: Laporan Mandiri Fix

Promosi kesehatan (Promkes) bertugas memberikan penyuluhan (melalui

posyandu dan PKK) dan pembinaan (melalui kader) kepada masyarakat di

wilayah kerja puskesmas Kencong. Ruang lingkup promkes adalah semua

program puskesmas. Tolok ukur keberhasilan program promkes adalah 10

indikator PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) yaitu persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan, member bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah

setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam

rumah. Kendala yang dihadapi bagian promkes adalah sulitnya mengubah

perilaku masyarakat.

R. Orientasi Manajemen Terpadu Bayi Sehat (MTBS) (30 September

2015)

MTBS adalah kepanjangan dari manajemen terpadu balita sehat. Bagian

ini focus terhadap penyakit pada balita usia di bawah 5 tahun. Biasanya penyakit

yang menyerang balita adalah penyakit musiman. Alur dan pelayanan yang

diberikan sama seperti pelayanan di BP Umum hanya berbeda dari segi usia

pasien.

S. Orientasi Balai Pengobatan Umum (01 Oktober 2015)

Orientasi di bagian ini di bombing oleh Mbak Eva, merupakan program

pokok Puskesmas. Program ini bertujuan untuk melayani pemeriksaan dan

pengobatan pasien, dilakukan di Balai Pengobatan Umum yang buka tiap hari

Senin – Sabtu. Upaya yang dilakukan yaitu pemeriksaan pasien meliputi

pemeriksaan kesehatan umum dan tekanan darah, menegakan diagnose,

memberikan pengobatan sesuai standar, merujuk pasien yang membutuhkan

rujukan dan melaksanakan kegiatan Puskesmas Keliling (Pusling). Apabila

terdapat kasus yang tidak bias ditangani di Puskesmas, maka dirujuk ke Rumah

Sakit. Semenjak diterapkan ISO pada tahun 2008, Balai Pengobatan Umum tidak

melayani tindakan langsung ke pasien, semua tindakan yang akan dilakukan pada

37

Page 38: Laporan Mandiri Fix

pasien dirujuk ke bagian UGD. Oleh karena itu, Balai PengobatanUmum banyak

melakukan rujukan internal ke bagian UGD, laborat, maupun rawat inap.

T. Orientasi VK (01 Oktober 2015)

Bagian VK puskesmas kencong telah menganut sistem PONED

(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) yang siap siaga selama 24 jam.

Pelayanannya meliputi persalinan normal, persalinan patologis yang bias lahir

tanpa operasi, post mortem, ibu hamil dengan hiperemesis, dan observasi

perdarahan. Bidan dan perawat berjaga selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift.

Bagi ibu yang tidak ada komplikasi saat melahirkan, pasca 6 jam sesudah

persalinan bisa pulang, sedangkan untuk ibu yang memiliki kasus PEB (post

eclampsi berat), keracunan, HPP, infeksi nifas diperlukan perawatan ≥6 jam di

puskesmas. Hal ini bertujuan untuk memperkeil resiko yang tidak diinginkan.

Semua perawatan yang dilakukan pada bagian ini gratis. Ruang VK puskesmas

Kencong memiliki 2 ruangan, yaitu kamar bersalin (berisi 3 bed) dan ruang nifas

(4 bed).

Prosedur pelayanan bagian USG (ultrasonografi) adalah harus melalui

rujukan dari KIA atau rujukan bidan setempat. Jam pelayanan di bagian ini sesuai

dengan jam pelayanan puskesmas. Fasilitasnya meliputi pemeriksaan USG 3D

maupun 2D. Untuk pemeriksaan janin, bisa dilakukan saat usia kehamilan sedini

mungkin. Petugas di bagian USG terdiri atas 1 bidan dan 1 dokter umum.

U. Orientasi USG (01 Oktober 2015)

Bagian VK puskesmas kencong telah menganut sistem PONED

(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) yang siap siaga selama 24 jam.

Pelayanannya meliputi persalinan normal, persalinan patologis yang bias lahir

tanpa operasi, post mortem, ibu hamil dengan hiperemesis, dan observasi

perdarahan. Bidan dan perawat berjaga selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift.

Bagi ibu yang tidak ada komplikasi saat melahirkan, pasca 6 jam sesudah

persalinan bisa pulang, sedangkan untuk ibu yang memiliki kasus PEB (post

eclampsi berat), keracunan, HPP, infeksi nifas diperlukan perawatan ≥6 jam di

puskesmas. Hal ini bertujuan untuk memperkeil resiko yang tidak diinginkan.

38

Page 39: Laporan Mandiri Fix

Semua perawatan yang dilakukan pada bagian ini gratis. Ruang VK puskesmas

Kencong memiliki 2 ruangan, yaitu kamar bersalin (berisi 3 bed) dan ruang nifas

(4 bed).

Prosedur pelayanan bagian USG (ultrasonografi) adalah harus melalui

rujukan dari KIA atau rujukan bidan setempat. Jam pelayanan di bagian ini sesuai

dengan jam pelayanan puskesmas. Fasilitasnya meliputi pemeriksaan USG 3D

maupun 2D. Untuk pemeriksaan janin, bisa dilakukan saat usia kehamilan sedini

mungkin. Petugas di bagian USG terdiri atas 1 bidan dan 1 dokter umum.

V. Orientasi Keluarga Berencana (KB) (02 Oktober 2015)

Bagian ini memberikan pelayanan pemeriksaan Keluarga Berencana (KB)

dan memberikan alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran guna menuju keluarga

kecil bahagia dan sejahtera. Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif

adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru.

Program KB dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam

gedung antara lain KB suntik, Pil , IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan

kegiatan luar gedung dilakukan pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan

adalah KB suntik, Pil, dan kondom. Adapun tugas petugas KB adalah :

a. Membina unit KB dalam pelaksanaan Quality Assurance

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan

non medis KB

c. Melaksanakan pelayanan KB

d. Membantu pencatatan dan pelaporan KB

e. Membantu penataan/kebersihan ruangan KB

Bagian IMS khusus menangani pemeriksaan pasien yang infeksi menular

seksual. Pemeriksaan di bagian ini meliputi pemeriksaan laboratorium, VCT

(voluntery conseling and testing), dan PITC (provider inisiative testing and

conseling). Sebelum dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu pasien diberi

konseling, begitu pula setelah pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan pada bagian ini

untuk menegakkan diagnose adanya penyakit IMS pada pasien dan mencegah

terjadinya penularan. Adapun beberapa gejala penderita IMS adalah : stomatitis >

39

Page 40: Laporan Mandiri Fix

1 bulan, berat badan turun 10%, diare lama, dermatitis, batuk > 2minggu, dan

panas > 2 minggu.

W. Orientasi Infeksi Menular Seks (IMS) (02 Oktober 2015)

Bagian ini memberikan pelayanan pemeriksaan Keluarga Berencana (KB)

dan memberikan alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran guna menuju keluarga

kecil bahagia dan sejahtera. Program KB meliputi dua hal, yaitu Akseptor aktif

adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang melakukan KB aktif dan KB baru.

Program KB dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung. Tindakan dalam

gedung antara lain KB suntik, Pil , IUD/spiral, susuk KB, kondom. Sedangkan

kegiatan luar gedung dilakukan pada saat posyandu, KB yang dapat dilakukan

adalah KB suntik, Pil, dan kondom. Adapun tugas petugas KB adalah :

a. Membina unit KB dalam pelaksanaan Quality Assurance

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan

non medis KB

c. Melaksanakan pelayanan KB

d. Membantu pencatatan dan pelaporan KB

e. Membantu penataan/kebersihan ruangan KB

Bagian IMS khusus menangani pemeriksaan pasien yang infeksi menular

seksual. Pemeriksaan di bagian ini meliputi pemeriksaan laboratorium, VCT

(voluntery conseling and testing), dan PITC (provider inisiative testing and

conseling). Sebelum dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu pasien diberi

konseling, begitu pula setelah pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan pada bagian ini

untuk menegakkan diagnose adanya penyakit IMS pada pasien dan mencegah

terjadinya penularan. Adapun beberapa gejala penderita IMS adalah : stomatitis >

1 bulan, berat badan turun 10%, diare lama, dermatitis, batuk >2 minggu, dan

panas >2 minggu.

II.3.3 Diskusi

Diskusi dilakukan dengan dokter pembimbing lapangan yaitu drg. Salem

MB dengan topik:

a. SOP Pencabutan Gigi Permanen dan Gigi Sulung

40

Page 41: Laporan Mandiri Fix

b. SOP Sterilisasi Alat

c. SOP Scalling

d. SOP Tumpatan Komposit

e. SOP Insisi Abses

f. SOP Open Boor

g. SOP Penatalaksanaan Gigi dengan Nekrose Pulpa

h. Waktu Pemberian Antibiotik, dan

i. Waktu Pemberian Analgesik

II.3.4 Kegiatan UKGS

UKGS merupakan suatu upaya dalam bidang usaha kesehatan gigi dan

mulut yang ditujukan pada anak usia sekolah di dalam lingkungan sekolah dimana

pelayanannya meliputi promotif dan preventif. Pelaksanaan UKGS dilakukan

pada hari Senin, 21 September 2015 di SDN Wonorejo 04 sebanyak 17 siswa;

pada hari Selasa, 22 September 2015 di MIAS II sebanyak 27 siswa; pada hari

Selasa, 22 September 2015 di MIAS I sebanyak 27 siswa. UKGS dilaksanakan

kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, demo sikat gigi dan pemeriksaan

kesehatan gigi dan mulut. Dari ketiga sekolah tersebut hampir semua siswa

terdapat karies pada gigi.

Tahapan UKGS yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut, demo sikat gigi, dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan

yang diberikan berupa materi tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan

mulut, cara menggosok gigi yang benar, makanan yang baik dan tidak baik untuk

kesehatan gigi dan mulut, dan akibat yang ditimbulkan bila tidak membersihkan

gigi dan mulut.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan masih banyak siswa

yang giginya karies. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi orangtua kepada

anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, anak-anak cenderung

mengkonsumsi makanan yang bersifat kariogenik tetapi tidak dibiasakan

menggosok gigi setelahnya. UKGS yang dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Kencong adalah UKGS tahap I.

Tiga tahap UKGS adalah :

41

Page 42: Laporan Mandiri Fix

1. UKGS Tahap I (paket minimal UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi:

a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru). 

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yaitu sikat gigi

masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta

gigiyang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.Untuk siswa

SLTP/SLTA disesuaikan dengan program UKS daerah masing-masing.

2. UKGS tahap II (paket standar UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Paket standar UKS yaitu 

UKGS tahap II meliputi seluruh paket minimal UKS atau UKGS tahap I

ditambah dengan:

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi

(terintegrasi)

b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti

dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal

c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit

d. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai dengan

kelas VI (care on demand )

e. Rujukan bagi yang memerlukan

3. UKGS tahap III (paket optimal UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai. UKGS tahap III

memakai sistem inkremental dengan pemeriksaan ulang setiap 2 tahun

untuk gigi tetap. Paket optimal UKS yaitu UKGS Tahap III meliputi seluruh

paket standar UKS atau UKGS Tahap II ditambah dengan pelayanan medik

gigi dasar  pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment need ).

Kegiatan UKGS ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi

dan mulut anak sekolah serta kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan

gigi dan mulutnya.

42

Page 43: Laporan Mandiri Fix

II.3.5 Kegiatan UKGMD

UKGMD adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi

pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan

pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes,

ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGMD yaitu semua masyarakat

yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi

mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui (Departemen Kesehatan

RI, 2014).

Tujuan UKGMD yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan,

dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Program

UKGMD di posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas

dan kader. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang

dipilih oleh masyarakat dan dilatih menangani masalah-masalah kesehatan

perseorangan maupun masyarakat serta bekerja dalam hubungan yang amat dekat

dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kegiatan UKGMD yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan

kesehatan gigi, memberikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut, dan pelatihan kader. Kemampuan pendanaan dari pemerintah terbatas,

karenanya perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari masyarakat untuk

kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat atau bentuk-bentuk

asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya masyarakat

(Departemen Kesehatan RI, 2014).

Kegiatan UKGMD dilakukan di Posyandu Lansia Teratai 32 dan di

Posyandu Lansia Teratai 31 di Desa Kencong dengan sasaran kegiatannya adalah

bapak dan ibu lanjut usia. UKGMD dilaksanakan secara terpadu bersamaan

dengan kegiatan posyandu. Kegiatan yang dilakukan pada saat UKGMD adalah

pemberian penyuluhan secara perorangan tentang kesehatan gigi dan mulut,

pembinaan, serta dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, sedangkan

untuk penanganannya dilakukan di Puskesmas. Jumlah peserta kegiatan UKGMD

di Posyandu Lansia Teratai 32 adalah 43 orang dan di Posyandu Lansia Teratai 31

43

Page 44: Laporan Mandiri Fix

25 orang. Kasus yang banyak dijumpai pada peserta UKGMD adalah karies gigi,

periodontitis, dan gingivitis.

Kendala yang didapatkan adalah sebagian warga tidak mau membuka

mulut. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesimpulan masih banyaknya

masyarakat yang menderita penyakit gigi dan mulut seperti iritasi pulpa, hiperemi

pulpa, gangren radik, dan gingivitis. Hal ini dikarenakan karena kurangnya

masyarakat mempunyai kesadaran dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut

selain itu masyarakat enggan memeriksakan diri ke Puskesmas.

Kegiatan UKGMD bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi

dan mulut masyarakat serta kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan

gigi dan mulutnya.

44

Page 45: Laporan Mandiri Fix

BAB III

KESIMPULAN

1. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas adalah suatu

kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok.

2. Tingkat kesadaran kesehatan masyarakat masih rendah. Hal ini terbukti

dengan kurangnya pemahaman masyarakat dalam kegiatan mencegah

timbulnya suatu penyakit. Banyak masyarakat yang datang ke puskesmas

ataupun rumah sakit sudah dalam keadaan yang lumayan hingga parah

tingkat penyakitnya.

3. Berdasarkan Jumlah Kasus terbanyak pertama yang terdapat di Puskesmas

Balung, Puskesmas Ambulu dan Rumah Sakit Daerah Balung adalah

Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal atau dengan kode diagnosa K04.

Kemudian penyakit terbanyak kedua adalah Karies gigi atau dengan kode

diagnosa K02. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya masyarakat

khususnya di dua wilayah tersebut akan kesadaran menjaga kesehatan Gigi

dan Mulut nya. Karies gigi merupakan awal dari penyakit pulpitis pada

gigi yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis pada pulpa gigi.

4. Berdasarkan Jumlah Kasus terbanyak pertama yang didapat saat UKGMD

dan UKGS adalah Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal atau dengan

kode diagnosa K04. Kemudian penyakit terbanyak kedua adalah Karies

gigi atau dengan kode diagnosa K02. Oleh karena itu dibutuhkan

pengertian sejak dini tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan

mulut.

45

Page 46: Laporan Mandiri Fix

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. Y. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakata: Universitas

Indonesia Press

Amjad, M. 2010. Denture Hygiene Habits In Complete Denture Weares at Armed

Forces Institute of Dentistry. Pakistan Armed Forces Med. J: 4.

Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi 3, Jakarta: Binarupa

Aksara

BPS Jember. 2013. Proyeksi Penduduk Kabupaten Jember Per Kecamatan

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011-2013 [serial on-line].

http://jemberkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=58 . [18 Desember

2014]

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman usaha kesehatan gigi masyarakat.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2004.

Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.128/Menkes/SK/II/2009 tentang kebijaksanaan dasar pusat kesehatan

masyarakat, Jakarta : Pedoman Pelayanan Kesehatan Puskesmas Depkes RI

2009.

Depkes RI. 2009. Keputusan Menkes RI No.

1197/MENKES/SK/X/2009. tentang Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di

Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2007.

Depkes RI. 2009. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang

Undang-Undang tentang Rumah Sakit. Jakarta.

Dinkes Kabupaten Jember. 2013. Profil Puskesmas Balung. Jember: Dinas

Kesehatan Kabupaten Jember

Dinkes Kabupaten Jember. 2013. Profil Puskesmas Ambulu. Jember: Dinas

Kesehatan Kabupaten Jember

Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2010. Profil Rumah Sakit Daerah Balung. Jember:

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

46

Page 47: Laporan Mandiri Fix

Indirawati. 2010. Angka Koreksi Caries Experience di Kabupaten Ketapang

Propinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No.

36 Tahun2009 Tentang Kesehatan.

Lesmana RA. 2011. Faktor-faktor periodontal dengan gigitiruan cekat. Jurnal

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Maupome, G. 2010. Prosthodontic Profiles Relating to Economic Status, Social

Network, and Social Support in An Elderly Population Living

Independently in Canada. J. Prosthetic Dent.: 598-604.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat. Nomor 75 tahun 2014.

Prasetyo, R. 2007. Diktat Dokter Sebagai Manajer Puskesmas.Jember : FK

UNEJ.

Siregar C. 2006. Farmasi Rumah Sakit Teori Dan Terapan. Jakarta :

Penerbit: Buku Kedokteran EGC.

Syaffrudin,dkk.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat.jakarta:buku kesehatan.

Syah, A. 2006. Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau. Jakarta: Agro Media

Pustaka.

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV

Sagung Seto.

Wijono.2010. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori Strategi dan

Aplikasi.Surabaya : UAF.

47