LAPORAN MAGANG MEKANISME PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN …
Transcript of LAPORAN MAGANG MEKANISME PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN …
LAPORAN MAGANG
MEKANISME PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR)
PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KOTA JAMBI
OLEH :
RTS MUSDALIFA
NIM.EPS 160726
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap
(QS Al-Insyirah, 6-8)1
1 QS. Al-Insyirah,6-8
ii
ABSTRAK
Mekanisme pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) pada PT.Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi, Laporan Tugas Akhir Program Studi DIII
Perbankan Syariah Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Laporan Magang ini bertujuan untuk
mempelajari dan mengetahui bagaimana mekanisme pembiayaan KPR pada
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi. Kesimpulan yang dapat
diambil dari laporan ini adalah proses untuk mendapatkan pembiayaan
KPR ini sangat mudah dan cepat, terlebih dahulu harus mengisi formulir
dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi sudah terpenuhi. Adapun proses realisasi
pembiayaannya meliputi tahap permohonan,tahap investigasi, tahap
persetujuan, dan tahap pencairan.
iii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung ,
Maha Tinggi, Maha Adil dan Maha Penyayang, atas takdirmu
telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman
dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.
Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku
untuk meraih cita-cita besarku.
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk
Ayahanda RD IBRAHIM dan Ibunda RTS ZUBAIDAH ,
yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,
nasehat
dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga
aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku .
Kepada kakakku Rts Kurniati , Rts Fatmawati , Rts Mahdalena
dan abang RD Faisal amin terima kasih karena selalu
memberikan motivasi dan semangat.
Untuk semua keluarga besarku dan teman-teman seperjuangan terima kasih yang
telah mengajarkanku banyak hal hingga aku bisa sampai pada saat ini.
Dengan hati yang tulus dan ikhlas ini, kupanjatkan doa kepada ALLAH SWT.
Semoga Allah membalas jeri payah mereka dengan pahala yang berlipat ganda.
Aamiin Ya Rabbal’alamin....
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum,Wr.Wb
Puji syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT, yang telah
menganugerahkan rahmat dan petunjuknya, sehingga akhirnya penelitian
ini dapat penulis laksanakan dengan lancar, kemudian tersusun dalam
sebuah karya tulis yang sangat sederhana ini, yang berjudul
“MEKANISME PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR)
PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI DI KOTA JAMBI” Sholawat
serta rangkaian salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa perubahan besar untuk kita
sebagai umatnya dan memberikan ilmu pengatahuan kepada umat
manusia.
Setelah melewati waktu yang panjang, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Magang yang merupakan kewajiban
bagi setiap mahasiswa guna untuk merahi gelar Ahli Madya (A.md) pada
jurusan DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian Laporan Magang ini penulis banyak
mendapatkan arahan dan bimbingan terutama dosen pembimbing untuk itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak DR. H. Hadri Hasan. MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
v
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Ahsan Putra Hafiz S.HI.,M.Ei selaku Ketua Jurusan DIII
Perbankan Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Sucipto S.Ag.,MA selaku dosen pembimbing lapangan yang
telah berkenan mengantar dan menjemput kami ke Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Jambi
5. Bapak Drs. H.Fathuddin Abdi Sm.HK.,M.M selaku dosen pembimbing
laporan magang yang telah membimbing penulis menyelesaikan
laporan akhir.
6. Bapak Fitra Surya Mandara selaku pembimbing di tempat magang dan
semua pihak karyawan dan karyawati Bank Syariah Mandiri Kantor
area Jambi.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas
Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap agar
Laporan Tugas Akhir ini berguna untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jambi, Oktober
Rts Musdalifa
Eps 160726
vi
DAFTRA ISI
JUDUL
MOTTO ............................................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................ ii
PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Masalah Pokok Laporan ..................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Laporan .............................................. 5
1. Tujuan Laporan ............................................................... 5
2. Manfaat Laporan ............................................................ 5
D. Metode Laporan ................................................................... 6
1. Jenis Data ...................................................................... 6
2. Metode Pengumpulan Data ........................................... 6
E. Waktu dan Lokasi Magang .................................................. 8
F. Sistematika Laporan ............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi .............................................................................. 11
1. Bank ........................................................................... 10
2. Bank Syariah ............................................................... 12
B. Pembiayaan ...................................................................... 16
vii
1. Dasar Hukum Pembiayaan .......................................... 16
2. Syarat Sah Pembiayaan ............................................... 17
3. Fungsi Pembiayaan .................................................... 19
4. Analisa Pembiayaan ................................................... 20
C. Akad Murabahah .............................................................. 24
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ...................................... 32
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ............................. 34
C. Struktur Organisasi......................................................... 36
D. Produk Bank Syariah Mandiri ........................................ 37
1. Pendanaan ............................................................... 37
2. Pembiayaan ............................................................. 41
E. KPR BSM....................................................................... 45
F. Mekanisme KPR BSM ................................................... 51
G. Keunggulan KPR BSM .................................................. 54
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 57
B. Saran .............................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya perekonomian negara, semakin meningkat
pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek -
proyek pembangunan. Namun, dana pemerintah yang bersumber dari
APBN sangat terbatas untuk menutup kebutuhan dana diatas, karena
pemerintah menggandeng dan mendorong pihak swasta ikut serta berperan
dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa.2
Pihak swasta pun, secara individual maupun kelembagaan,
kepemilikan dananya juga terbatas untuk memenuhi operasional dan
usahanya. Dengan keterbatasan kemampuan keuangan lembaga negara dan
swasta tersebut, maka perbankan nasional akan memegang peranan
penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan permodalan
pengembangan sektor-sektor produktif.3
Menurut Undang – Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke
masyrakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.4 Dua fungsi pokok bank yaitu
2 Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta:Rajawali Press, 2008), hlm.250 3 Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, ISLAMIC BANKING Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.679 4 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.30
2
penghimpunan dana masyarakat dan penyaluran dana kepada masyarakat,
oleh karena itu disebut Financial Intermediary.
Undang – Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008
menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah menurut jenisnya terdiri
atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS), dan bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS).5
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia,
karena rumah merupakan tempat untuk berteduh, beristirahat, serta
beribadah. Selain sandang dan pangan, rumah sangat berperan penting
dalam mewujudkan sebuah rumah tangga yang harmonis. Karena setiap
keluarga ingin memiliki rumah yang nyaman untuk membahagiakan
keluarganya.
Meskipun begitu, usaha untuk mendapatkan rumah saat ini bukan
hal yang mudah. Jumlah lahan yang makin terbatas membuat harga rumah
menjadi makin mahal, tidak mungkin terjangkau banyak kalangan
masyarakat dengan pendapatan rata-rata pada batas upah minimum
regional atau di bawah upah minimum regional. Karena itu, usaha untuk
mendapatkan rumah saat ini tidak hanya dilakukan secara tunai, tetapi juga
dengan kegiatan pembiayaan. Sehingga permintaan atas pemilikan rumah
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.
5 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2005), hlm 33
3
Dengan semakin meningkatnya permintaan atas pemilikan rumah,
perbankan membuka sebuah layanan pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan
Rumah). KPR merupakan salah satu jenis layanan yang diberikan oleh
bank kepada para nasabah yang berharap mendapatkan pelayanan untuk
mendapatkan pinjaman dalam pembelian rumah secara kredit. Salah satu
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) yang dikeluarkan oleh bank
syariah mandiri adalah KPR Mandiri Syariah.6
Adapun data jumlah peminat nasabah pada KPR yang dikeluarkan
oleh bank syariah mandiri kantor area jambi pada 3 (tiga) tahun terakhir
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Peminat Nasabah
No Nama kantor Jumlah
1 KC Jambi 139
2 KCP Jambi Jelutung 53
3 KCP Jambi Sipin 27
4 KCP Muara Buliyan Jambi 9
5 KCP Muaro Bungo 13
6 KCP Sarolangun 20
7 KCP Kuala Tungkal 20
Total 281
Sumber : PT.Bank Syariah Mandiri kantor area Jambi 2019
6 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2009), hlm. 75
4
Produk KPR yang ada pada perbankan syariah pada dasarnya berbeda
dengan KPR yang ada di perbankan konvensional. Perbedaan ini dapat terjadi
karena terdapat perbedaan prinsip antara perbankan syariah dengan perbankan
konvensional. Dalam perbankan syariah biasa dikenal konsep berbasis bagi
hasil dan juga perdagangan.Sedangkan dalam perbankan konvensional
dikenal sistem yang berbasis bunga.
Dalam produk yang biasa dikenal dengan nama KPR syariah ini
terdapat beberapa karakteristik yang berbeda, di antaranya adalah tidak
adanya pemberlakuan sistem kredit yang ada pada perbankan konvensional.
Sementara pada perbankan syariah dikenal sistem murabahah yang berbasis
margin, musyarakah mutanaqisah yang memiliki ciri khas partisipasi
kepemilikan7
Sebagian besar kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan
kredit, melalui pemberian kredit nasabah melakukan pembayaran melalui
rekening bertambah sehingga tujuan dari pemberian kredit selain untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari pemberian kredit, juga untuk
meningkatkan pendapatan bank karena dana dalam bank akan bertambah
dengan sendirinya.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang papan, PT
Bank Syariah Mandiri (BSM) mengeluarkan produk pembiayaan perumahan.
Dengan adanya KPR masyarakat diharapakan dapat memiliki rumah sehat
7 Mohamad Heykal, Analisis Tingkat Pemahaman KPR Syariah Pada Bank Syariah di
Indonesia: Studi Pendahuluan,( BINUS University, Jurnal di akses dari http://research)
5
sederhana dengan angsuran rendah sehingga tidak memberatkan masyarakat
dan realisasi pembiayaan yang cepat.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan Laporan Magang
ini penulis tertarik untuk mengangkat judul “Mekanisme Pembiayaan
Kepemilikan Rumah (KPR) Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kota
Jambi”
B. Masalah Pokok Laporan
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka masalah pokok
laporan ini adalah “Bagaimana Prosedur Pembiayaan Kepemilikan Rumah
(KPR) Pada PT. Bank Syariah Mandiri di Kota Jambi?”
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan Laporan Magang
ini adalah untuk mengetahui “Bagaimana Mekanisme Pembiayaan KPR di
PT Bank Syariah Mandiri Kota Jambi”.
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya (A.Md) pada program Diploma III (Tiga) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
b. Bagi masyarakat, Diharapakan penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan menjadi sumbangan informasi bagi pihak-pihak yang
ingin mengajukan pembiayaan KPR pada PT Bank Syariah Mandiri di
Kota Jambi.
6
c. Penelitian ini diharapakan menjadi sumber informasi dan tambahan
referensi untuk penelitan selanjutnya.
D. Metode Penulisan
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah primer dan sekunder,
yang berarti :8
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud
untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
tempat objek penelitian dilakukan.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud
selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat
ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber
data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang
berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut :
a. Observasi
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009,
Cet. Ke 8), hlm. 137
7
Merupakan pengamatan aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis, pengamtan dapat dilakukan dengan secara
terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif. Dalam hal ini penulis
mengamati secara langsung dengan terlibat dalam berbagai aktivitas atau
kegiatan kerja di Kantor Perwakilan Wilayah Bank Mandiri Syariah
Provinsi Jambi selama penulis melakukan kegiatan magang.
b. Wawancara
Metode wawancara juga biasa disebut dengan metode interview,
yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawancarai. Dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara. Inti dan metode wawancara ini bahwa di setiap
penggunaan metode ini selalu muncul beberapa hal, yaitu pewawancara,
responden, materi wawancara dan pedoman wawancara ( yang teraakhir
ini tidak mesti harus ada).9
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat teori, dalil-dalil atau buku-buku lain yang berkenaan
dengan masalah-masalah penyelidikan.
3. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif.
penelitian kualitatif meliputi menetapkan fokus penelitian, memilih
9 M. Burhan Bungin. 2013. METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL DAN EKONOMI : Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen , dan Pemasaran. Jakarta : Prenadamedia Group. Hlm. 133.
8
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuan
penelitiannya.10
Dengan pendekatan kualitatif, peneliti berupaya
membangun argumentasi rasional tentang segala macam hal yang
berkaitan dengan Mekanisme pembiayaan KPR pada PT Bank Syariah
Mandiri di Kota Jambi.
E. Waktu dan Lokasi Magang
a. Waktu
Penulis melaksanakan kegitan magang ini pada saat penulis memasuki
semester ke-6 selama 2 bulan terhitung dari tanggal 09 Juli sampai dengan
31 Agustus 2018 dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut :
Senin – Kamis : Pukul 07 : 50 – 17 : 00
Jum‟at : Pukul 07: 30 – 17 : 00
Jam Istirahat : Pukul 12 : 00 – 13 : 00
Sabtu : Libur
b. Lokasi Magang
Kegiatan magang yang dilaksakan penulis, dilaksanakan di kantor
PT Bank Syariah Mandiri, Area Financing Operation Jambi yang
beralamat di Jl. Dokter Sutomo, Ps. Jambi, Kota Jambi.
10 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia.2010), 183-184.
9
F. Sistematika Penulisan
Tujuan dari sistematika ini adalah untuk memberikan gambaran secara
luas mengenai isi pada laporan magang ini sehingga pembaca dapat melihat
secara jelas hubungan antara BAB yang satu dengan BAB yang lainnya.
Laporan terdiri dari 4 (empat) BAB, dimana masing-masing BAB terdiri dari
beberapa sub BAB dengan rincian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, masalah pokok laporan,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, waktu dan lokasi magang
serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori atau konsep yang
digunakan untuk penulisan laporan mengenai data yang ditemui selama
magang, yang relevan dan berhubungan erat dengan pembahasan
permasalahan yang berkaitan dengan penulisan laporan.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum instansi magang,
yang meliputi : Sejarah, visi misi, tujuan dan kegiatan operasional PT Bank
Syariah Mandiri. Dan pada Bab ini berisi uraian hasil kegiatan magang serta
pembahasan mengenai Mekanisme Pembiayaan KPR pada PT Bank Syariah
Mandiri di Kota Jambi.
10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari bab sebelumnya
yaitu BAB III serta saran yang dapat dijadikan masukan kepada PT Bank
Syariah Mandiri Jambi yang berguna untuk meningkatkan kinerja yang lebih
baik lagi dari sebelumnya.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote.11
Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Defenisi bank menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No 10
Tahun 1998, “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarkat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.12
Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah: Setiap
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya baik
hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-
duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
11 memahami audit intern Bank, pengertian Bank, jenis Bank, Dan aspek kelembagaan. Bank. Slamat, dahlan, 2001. Manajemen lembaga keuangan, Lembaga penerbit FE-UI, Jakarta
12
Selanjutnya pengertian dari perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara proses dalam melaksana kegiatan. Kemudian pengertian bank
menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkat taraf hidup rakyat banyak.
Dengan demikian bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan
masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan utama yaitu:
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana dan
3. Memberikan jasa bank lainnya
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan dia atas.
Pengertian penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpulkan
atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari
masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai
strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan giro,
tabungan, sertifikat deposito berjangka di mana masing-masing jenis
13
simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri, kegitan
penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding.
B. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah sebagaimana dikemukakan oleh karnaer
perwataatanmaja dan Muhammad Syafi‟i Antonio adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Dalam redaksi
lain. Bank syariah adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada
ketentuan-ketentuan al-qur‟an dan hadist.13
Menurut M. Amin Aziz defenisi bank syariah adalah l embaga
perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan syariat
islam. Ini berarti operasi perbanakan syariah mengikuti tata cara berusaha
dan perjanjian berusaha berdasarkan al-qur‟an dan sunnah rasulullah.
Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwa bank syariah adalah
lembaga perbankan sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan,
tetapi dalam kegiatan operasinya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariat Islam. Prinsip tersebut yang paling mendasar antara lain dalam cara
bermuamalah dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung
unsur-unsur riba dan diganti dengan kegiatan investasi atas dasar bagi
hasil dan pembiayaan perdagangan.
a. Ciri-Ciri Bank Islam
13 Karnaen perwataatmaja dan syafi’I Antonio, apa dan bagaimana bank islam, penerbit
dana bhakti wakaf, Yogyakarta, 1992, hlm. 1
14
Bank islam memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan bank
konvensional, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:14
1) Keuntungan (mislanya pada kredit murabahah dan
bai‟bitsamanin ajil) dan beban biaya (misalnya pada pinjaman al-
qardh al-hasan) yang disepakati tidak kaku dan ditentukan
berdasarkan kelayakan tanggungan risiko dan pengorbanan
masing-masing.
2) Beban biaya tersebut hanya dikenakan sampai batas waktu
kontrak, sisa utang selepas kontrak dilakukan dengan membuat
kontrak baru.
3) Penggunaan persentase untuk perhitungan keuntungan dan biaya
administrasi selalu dihindari, karena persentase mengandung
potensi melipat gandakan.
4) Pada bank Islam tidak dikenal keuntungan pasti (fixed return).
Kepastian keuntungan ditentukan setelah keuntungan tersebut
diperoleh, bukan sebelumnya.
5) Uang dari jenis yang sama tidak bisa diperjual-
belikan/disewakan atau dianggap barnag dagangan. Oleh karena
itu, pada dasarnya bank islam tidak memberikan pinjaman berupa
uang tunai, tetapi berupa pembiayaan atau talangan dana untuk
pengadaan barang dan jasa.
b. Produk dan jasa perbankan syariah
14 Jalaluddin As-Sayuthi, Al-Ja,I’ Ash –Shaghir, juz 1. Dar Al-Fikr, t,t., hlm. 61.
15
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
1) Penyaluran dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
- Pembiayaan dengan prinsip jual-beli
- Pembiayaan dengan prinsip sewa
- Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk memiliki
barang, sedangkan yang menggunkan prinsip sewa ditujukan untuk
mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja
sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus,
dalam hal penyaluran dana ini dibagi kedalam tiga kategori:
Dalam kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang
atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini
adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti
murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan
prinsip sewa, yaitu ijarah.
Dalam kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan
oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan
yang termasuk dalam kelompok ini adalah musyarakah dan
mudharabah.
16
2) Produk penghimpunan dana ( Funding)
Produk penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang
dilakukan bank untuk mencari dana pihak deposan yang
nantinya akan dislaurkan kepada pihak kreditur dalam rangka
menjalankan fungsinya sebagai intermediasi antara pihak
deposan dengan pihak kreditur.
3) Produk jasa (Service)
Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa
perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa
sewa atau keuntungan.
C. Pengertian Prosedur
Prosedur berasal dari bahasa inggris „procedure‟ yang bisa
diartikan sebagai cara atau tata cara. Akan tetapi kata procedure lazim
digunakan dalam kosakata bahasa Indonesia yang dikenal dengan kata
prosedur. Dalam kamus manajemen, prosedur berarti tata cara melakukan
pekerjaan yang telah dirumuskan dan diwajibkan, biasanya prosedur
meliputi bagaimana , bila mana dan oleh siapa, tugas harus diselesaikan.
Menurut “Mulyadi” yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan yang
tersusun dan biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian
17
departemen atau lebih, serta disusun untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
Adapun prosedur bank untuk menentukan kelayakan suatu
dokumen atau syarat-syarat yang diajukan oleh nasabah (Alur proses
pembiayaan SOP) Adalah:
a. Area/Branch Financing Risk Assessment unit melakukan detail
data entry, verifikasi dokumen, verifikasi income dan verifikasi
kesesuaian RAC
b. Area/Branch Financing Risk Assessment melakukan otorisasi
dan melakukan setting limit pembiayaan
c. Area/Branch membuat SP3 (surat penawaran pemberian
pembiayaan), dan pemenuhan dokumen persyaratan akad
d. Nasabah menyetujui kondisi dan persyaratan yang diberikan,
nasabah membayar uang muka dan biaya lainnya yang timbul.
D. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata
lain,pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan.15
Pengertian lain dari pembiayaan, berdasarkan Pasal 1 butir 12 UU
No.10 Tahun 1998 jo. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan , adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
15 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta:PT UPP AMP
YKPN,2005, hlm 17
18
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.16
Sehingga dapat didefinisikan, pengertian pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan terhadap bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut dalam waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.17
Dalam pembiayaan KPR pada Bank Syariah Mandiri
menggunakan akad murabahah, prinsip Murabahah adalah akad jual beli
yang digunakan dalam rangka pembiayaan oleh Bank, dimana Bank akan
membeli barang yang diinginkan oleh Nasabah dari pemilik asal dan
membayar harga beli secara tunai kepada pemilik asal, lalu menjual barang
tersebut kepada Nasabah dengan harga jual sebesar harga beli dari pemilik
asal ditambah margin keuntungan bagi Bank yang disepakati oleh para
pihak dalam rangka waktu yang disepakati.
E. Dasar Hukum Pembiayaan
a. Dalam surat an-nisa ayat 29 berbunyi :
ااي ىىاالذيه أ يه ال كمت أكلىال آ م ة إلبالب اطلب يى كمأ مى ار ع هتج اض ت كىن أ نت ز
ل مىكم ابكمك ان الل إنأ وفس كمت قتلىاو حيم (92)ر
Artinya:
16 Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah, jakarta:
sinar grafika,2014,hlm.65 17 Kasmir, S.E., MM. Manajemen Perbankan, Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2003, hlm
73
19
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta
kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan
yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian,
sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian.( Q.S An-
nisa‟:29)18
b. Pembiayaan atau hutang dalam surat Al-Baqarah ayat 280 :
)082( وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى ميسرة وأن تصدقوا خير لكم إن كنتم تعلمون
Artinya:
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, Maka berilah
tenggang waktu sampai Dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui . (QS. Al Baqarah: 280)19
F. Syarat Sahnya Pembiayaan
Sebelum pembiayaan direalisasikan, terlebih dahulu harus dibuat
akad atau perjanjian. Dalam pasal 1320 KUH Perdata. Untuk syahnya
suatu perjanjian terdapat 4 macam syarat, yaitu:20
a. Sepakat mereka yang mengikat diri (sighat al-aqd). Yang
dimaksud dengan sepakat mereka yang mengikat diri adalah
bahwa apa yang dikendaki oleh pihak yang satu disetujui atau
disepakati oleh pihak yang lainnya. Tidak ada kesepakatan apabila
18 Al Quran surat An – nisa 29 19 Al Quran surat Al – Baqarah 280 20 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama,
2010,hlm.154-159
20
suatu perjanjian muncul karena ada paksaan (dwang/ikrah),
kekhilafan (dwaling/ghalath) atau penipuan (bedrog/taghrirtadlis).
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Dijelaskan dalam
pasal KUH Perdata, pada dasarnya setiap orang adalah cakap
untuk membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh undang-undang
tidak dinyatakan tak cakap.
c. Suatu hal tertentu (mahal Al-aqd/ Al-ma‟qudalaih). Suatu hal
tertentu maksudnya mengenai hak-hak dan kewajiban para pihak
yang harus dapat ditentukan secara jelas dalam perjanjian yang
bersangkutan, misalnya: dalam perjanjian pembiayaan harus
dicantumkan secara jelas mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Maksimum pembiayaan yang diberikan (plafon pembiayaan).
2) Tujuan pemberian pembiayaan.
3) Tanggal jatuh tempo pembiayaan.
4) Kewajiban nasabah penerima fasilitas untuk melunasi utang
pokok, imbalan, dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan
pembiayaan yang diberikan bank ataupun koperasi.
d. Suatu sebab yang halal (maudhu‟ al-aqd) Suatu sebab yang halal
maksudnya apa yang menjadi tujuan bersama atau apa yang
dikerjakan para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut bukan
hal yang dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, dan tidak melanggar kesusilaan.
21
G. Fungsi Pembiayaan
Dalam pembiayaan,memiliki beberapa fungsi yang sangat
beragam,karena keberadaan Bank syariah yang menjalankan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan
meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :
1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan
sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional
karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank
konvensional.
3.Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh
rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang
dilakukan. Selain fungsi-fungsi di atas, terdapat fungsi lainnya yang
berhubungan dengan suatu pembiayaan, di antaranya :21
1. Meningkatkan daya guna uang
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro,
tabungan, dan deposito.Uang tersebut dalam persentase tertentu
ditingkatkan kegunaanya oleh bank guna suatu usaha peningkatan
produktivitas.
2. Meningkatkan daya guna barang
Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat mengubah bahan mentah
menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
21 Rivai Veithzal, dan Arfian Arifin. op.cit. hlm 683.
22
3. Meningkatkan peredaan uang
Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening Koran
pengusah menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan
sejenisnya seperti cek,bilyet giro, wesel, dan sebagainya. Melalui
pembiayaan peredaran uang kartal dan giral akan lebih berkembang
karena pembiayaan meningtakan suatu kegairahan berusaha sehingga
penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara
kuantitatif.
H. Analisa Pembiayaan
Analisa atau Penilaian pembiayaan oleh bank dapat dilakukan dengan
berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentangn nasabahnya.
Prinsip pemberian pembiayaan dengan analisis 5C dapat dijelaskan
sebagai berikut:22
1. Character
Sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya
adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak
dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat
dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah,
baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan
keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran
untuk menilai “kemauan” nasabah membayar hutangna. Orang yang
memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar hutangnya
22 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta :Rajawali Pers, 2012, hlm.101
23
dengan berbagai cara.
2. Capacity (Capability)
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar hutang
yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan hutang yang disalurkan.
Semakin banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar
kemampuannya untuk membayar hutang.
3. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha
100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan pembiayaan harus
pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri
dengan kata lain, capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber
pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai
oleh bank.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah hutang
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga
jika terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai
pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition
24
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor
masingmasing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil,
sebaiknya pemberian pembiayaan untuk sektor tertentu jangan
diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga
dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang
I. Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah akad jual beli yang digunakan dalam
rangka pembiayaan oleh Bank, dimana Bank akan membeli barang yang
diinginkan oleh Nasabah dari pemilik asal dan membayar harga beli secara
tunai kepada pemilik asal lalu menjual barang tersebut kepada Nasabah
dengan harga jual sebesar harga beli dari pemilik asal ditambah margin
keuntungan bagi Bank yang disepakati oleh para pihak dalam rangka
waktu yang disepakati.23
a. Landasan hukum Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah mendapatkan pengaturan dalam pasal 1
angka 13 undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
undang-undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan. Disamping itu,
pembiayaan murabahah juga telah diatur dalam Fatwa DSN No.
04/DSN-MUI/IV/2000 intinya menyatakan bahwa dalam rangka
membantu masyarakat guna melangsungkan dan meningkatkan
kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syariah perlu memiliki
fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, yaitu menjual suatu
23 Wawancara dengan bapak Fitra Surya Mandara selaku Consumer administration Staff
di BSM area jambi pada tanggal 17 september 2019 pukul 16 : 20 WIB
25
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembayarannya
dengan harga yang lebih sebagai laba.24
1. Ketentuan umum murabahah :
a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang
bebas riba
b. Barang yang diperjualkan tidak diharamkan oleh syariat islam
c. Bank membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati kualifikasinya
d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang
f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus
keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu
secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya
yang diperlukan
g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut
pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati
h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan
akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
dengan nasabah
24 Wahyu Wiryono, 2006, akad pembiayaan murabahah, di sampaikan pada pelatihan
Nasional pembuatan kontrak dalam praktik perbankan syariah tanggal 20 mei 2006, BASYARNAS, Yogyakarta, hlm. 3
26
i. Jika bank hendak mewakilkan kepada naasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus
dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank
2. Ketentuan murabahah kepada nasabah :
a. Nasabah mengajukan permohonan tersebut, ia harus membeli
dahulu asset kepada bank
b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli
terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang
c. Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasbah dan
nasabah harus menerima (membelinya) sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut
mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak
jual beli
d. Dalam jual beli ini bank diperolehkan meminta nasabah untuk
membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal
pemesanan
e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya
riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut
f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus
ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa
kerugiannya kepada nasabah
27
g. Jaminan dalam murabahah diperolehkan, agar nasabah serius
dengan pesanannya. Di sisi lain bank meminta nasabah untuk
menyediakan jaminan yang dapat dipegang
3. Aplikasi akad murabahah dalam segmen produk pembiayaan
a. Consumer, berbasis barang/asset
b. Modal kerja yang berbasis barnag, antara lain: raw material,
inventori, dan factor produksi lain
c. Investasi, berbasis berbasis barang/asset
b. Uang muka
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa untuk menunjukkan kesungguhan nasabah dalam permintaan
pembiayaan murabahah dari lembaga keuangan syariah (LKS), LKS
dapat meminta uang muka.
2. Bahwa agar dalam pelaksanaan akad murabahah dengan memakai
uang muka tidak ada pihak yang dirugikan, sesuai dengan prinsip ajaran
islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang uang muka
dalam murabahah untuk menjadikan pedoman oleh LKS.
c. Diskon
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa salah satu prinsip dasar dalam murabahah adalah penjualan
suatu barang kepada pembeli dengan harga (tsaman) pembelian
28
dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan
kesepakatan.
2. Bahwa penjual (lembaga keuangan syariah, LKS) terkadang
memperoleh potongan harga (diskon) dari penjual pertama
(supplier).
3. Bahwa dengan adanya diskon timbul permasalahan. Apakah
diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS) sehingga harga
penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga sebelum
diskon, ataukah merupakan hak pembeli (nasabah) sehingga harga
penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga setelah
diskon.
4. Bahwa untuk mendapat kepastian hukum, sesuai dengan prinsip
syariah Islam, tentang status diskon dalam transaksi murabahah
tersebut, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang
potongan harga (diskon) dalam murabahah untuk dijadikan
pedoman oleh LKS.
d. Denda
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa masyarakat banyak memerlukan pembiayaan dari
lembaga keuangan syariah (LKS) berdasarkan pada prinsip
jual-beli maupun akad lain yang pembayarannya kepada LKS
dilakukan secara angsuran.
29
2. Bahwa nasabah mampu terkadang menunda-nunda kewajiban
pembayaran, baik dalam akad jual-beli maupun akad yang lain,
pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan di
antara kedua belah pihak.
3. Bahwa masyarakat, dalam hal ini pihak LKS, meminta fatwa
kepada DSN tentang tindakan atau sanksi apakah yang dapat
dilakukan terhadap nasabah mampu yang menunda-nunda
pembayaran tersebut menurut syariat Islam.
4. Bahwa oleh karena itu, DSN perlu menetapkan fatwa tentang
sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran
menurut prinsip syariah Islam, untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
e. Potongan pelunasan
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada lembaga
keuangan syariah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan
dalam kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan
nasabah.
2. Bahwa dalam hal nasabah melakukan pelunasan pembayaran tepat
waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS
sering meminta nasabah untuk memberikan potongan dari total
kewajiban pembayaran tersebut.
3. Bahwa untuk kepastian hukum tentang masalah tersebut menurut
ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang
30
potongan pelunasan dalam murabahah sebagai pedoman bagi
LKS dan masyarakat secara umum.
f. Potongan Tagihan
Dewan syariah nasional setelah menimbang :
1. Bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada lembaga
keuangan syariah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan
dalam kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan
nasabah.
2. Bahwa dalam hal nasabah telah melakukan pembayaran cicilan
dengan tepat waktu, maka ia dapat diberi penghargaan, sedangkan
nasabah yang mengalami penurunan kemampuan dalam
pembayaran cicilan dapat diberi keringanan.
3.) tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk Bahwa penghargaan
dan keringanan yang merupakan mufaka‟ah tasyji‟iyah (insentif
potongan dari total kewajiban pembayaran.
g. Penyelesaian piutang bagi nasabah tidak mampu bayar Dewan syariah
nasional setelah menimbang :
1. Bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada lembaga
keuangan syariah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan
dalam kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan
nasabah.
2. Bahwa dalam hal nasabah tidak mampu membayar, maka
diselesaikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
31
3. Bahwa untuk kepastian hukum tentang masalah tersebut
menurut syariah Islam, dewan syariah nasional memandang perlu
menetapkan fatwa dijadikan pedoman.
32
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Krisis Moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan
krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian
nasional. krisis tersebut menyebabkan Pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil kebijakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi Bank
yang ada Indonesia.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah paska krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang
disusul dengan krisis multi dimensi termasuk di panggung politik nasinoal,
telah menimbulkan beragam dampak negative yang sangat hebat terhadap
seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang
didominasi oleh BankBank konvensional mengalami krisis yang luar
biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi
dan merekapitalisasi sebagian Bank-Bank di Indonesia.25
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh yayasan kesejahteraan pegawai PT Bank Dagang Negara dan
PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar
25 Mini Pofile, Menemukan Kembali prinsip Perbankan Modern,(Jakarta, Bank Syraiah
Mandiri), Edisi Juni 2001, hlm. 4.
33
dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut
juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan Perbank
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang member peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dan bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, tim pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan system dan infrastrukturnya,sehingga kegiatan
usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroprasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris : Sutjipto, SH, No.23 tanggal
8 september 1999.
34
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI
menyetujui pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
H atau tanggal 1 November 1999.PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil
dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealism usaha
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
PT. Bank Syariah Mandiri pusat membuka kantor cabang Jambi
dan diresmikan oleh Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin yang dipimpin
Kepala Cabang pada masa itu Ridwan pada tanggal 23 Februari 2003 yang
disaksikan oleh Presiden Direktur Hasibuan.26
B. Visi , Misi dan Nilai – nilai Perusahaan Bank Syariah Mandiri
1. Visi Bank Syariah Mandiri27
Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah “Bank Syariah Terdepan
dan Modern” . Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu
unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada
segmen consumer, micro, SME, commercial, dan corporate. Bank Syariah
Modern: Menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan teknologi
mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
26 sumber: Manual Book PT. Bank Syariah Mandiri 27 Dokumentasi Bank Syariah Mandiri dikutip pada tanggal 12 September 2019
35
2. Misi Bank Syariah Mandiri
Sedangkan misi dari Bank Syariah Mandiri yaitu :
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata
industri yang berkesinambungan.
b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi
yang melampaui harapan nasabah.
c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang
sehat
f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarkat dan lingkungan.28
3. Nilai – nilai Perusahaan
Nilai- nilai Bank Syariah Mandiri (ETHIC) :
Excellence : Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan
yang terpadu dan berkesinambungan.
Teamwork : Mengembangkan lingkungan kerja yang saling
bersinergi.
Humanity : Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
religius.
Dokumentasi Bank Syariah Mandiri dikutip pada tanggal 12 september 2019
36
Integrity : Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku
terpuji.
Customer Focus : Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan
untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang
terpercaya dan menguntungkan.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu struktur yang memberikan
gambaran dalam penetapan pembatasan suatu tugas, tanggung jawab, serta
wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antar unsur-unsur
organisasi yang memungkinkan orang-orang untuk dapat bekerjasama
secara aktif untuk mencapai tujuan suatu lembaga. Hal ini bertujuan agar
setiap orang yang ada dalam suatu organisasi tersebut mengetahui
pekerjaan dan kewajiban yang harus dilakukan serta kepada siapa
bertanggung jawab dan mengetahui siapa atasan dan siapa bawahan.
Hubungan vertikal maupun horizontal harus jelas dan dapat diketahui
sampai dimana batas dan tanggung jawab dari pekerjaannya. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu struktur organisasi dan deskripsi jabatan, maka
pimpinan akan mudah mengawasi pekerjaan bawahannya.
Demikian pula halnya dengan Bank Syariah Mandiri, dalam
pelaksanaannya secara formal diatur oleh organisasi manajemen yang jelas
guna mencapai tujuan operasional yang maksimal. Struktur organisasi
Bank Syariah Mandiri Area Jambi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
37
D. Produk Bank Syariah Mandiri
1. Pendanaan
a. Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad
mudharabah mutlaqah yang penarikannya sesuai syarat
tertentu yang disepakati.
b. Tabungan Berencana
Tabungan berjangka dengna nisbah bagi hasil berjenjang
serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk
memperoleh dananya sesuai target waktu dan dengan
perlindungan asuransi gratis.
c. Tabungan simpatik
Tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip
wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.
d. Tabungan Mabrur
Tabungan untuk membantu masyarakat untuk
merencanakan ibadah haji dan umroh.
e. Tabungan Dollar
Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan
dengan menggunakan slip penarikan.
f. Tabungan investasi cendikia (ITC)
Tabungan berjangka yang diperuntukan bagi masyarakat
38
dalam melakukan perencanaan keuangan, khususnya
pendidikan bagi putra atau putri.
g. Tabungan perusahaan
Tabungan yang hanya berfungsi untuk menampung
kelebihan dana rekening giro yang memiliki institusi atau
peruahaan berbadan hukum dengan menggunakan fasilitas
autosave.
a. Deposito
1) Deposito BSM
Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang
penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu
tertentu sesuai kesepakatan.
Manfaat:
a) Sarana investasi terarah sesuai syariah
b) Pilihan jangka waktu : 1,2,6, dan 12 bulan
c) Aman dan terjamin
d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
e) Bagi hasil kompetitif, fasilitas :
a. Automatic Roll Over (ARO)
b. Bagi hasil dapat ditambahkan kenilai pokok deposito,
transfer atau pemindah bukuan
Akad : Akad yang digunakan adalah akad mudharabah
muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara
pihak pemilik modal (shohibul maal) dengan pengelola
39
(mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang
disepakati. Dalam hal ini, mudharib ( bank) diberikan
kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau
menentukan arah investasi.
2) Deposito BSM Valas
Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka
yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka
waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta
asing.
Manfaat:
a) Sarana investasi terarah sesuai syariah
b) Pilihan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan
c) Aman dan terjamin
d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
e) Bagi hasil kompetitif Fasilitas:
a. Automatic Roll Over (ARO)
b. Bagi hasil dapat ditambahkan ke nilai pokok deposito,
transfer atau pemindah bukuan
Akad: Akad yang digunakan adalah akad mudharabah
mutlaqah, mudharabah mutlaqah adalah akad antara
pihak pemilik modal (shohibul maal) dengan pengelola
(mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang
kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati.
Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan
40
penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah
investasi
b. Giro BSM
Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan bayar lainya dengan prinsip wadiah yad adh-
dhamanah.
Manfaat:
1) Aman dan terjamin
2) Kemudahan bertransaksi financial, cocok bagi para
pengusaha
3) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan Fasilitas:
1) Buku cek dan atau bilyet giro
2) Layanan standing order
3) Fasilitas ATM (khusus perorangan) Akad:
Akad yang digunakan adalah akad wadi‟ah yad adh- dhamanah.
Wadi‟ah yad adh-dhamanah adalah akad penitipan uang antara
pihak yang mempunyai auang dengan tujuan untuk menjaga
keutuhan uang, dimana pihak penerima titipan berhak
memanfaatkan berikut tanggung jawab atas pengemabalian
kepada pihak yang menitipkan.
c. Obligasi
Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah), surat berharga
jangka panjang berdasarkan pinsip syariah yang mewajibkan
emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar pendapat bagi
41
hasil atau kupon dan membayar dana obligasi syariah pada saat
jatuh tempo.
Manfaat:
1) Memperoleh nisbah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
simpanan dana pihak ketiga lainnya
2) Pendapatan yang dibagi hasilkan hanya berdasarkan
pendapatan dari pembiayaan murabahah yang dihitung
secara propesional dengan nisbah 77,5% untuk pemegang
obligasi
3) Jumlah minimal yang dapat diperjual-belikan sebesar 10
juta
4) Bukti kepemilikan Obligasi syariah
2. Pembiayaan
1. Pembiayaan Syariah Mandiri Impian
Pinjaman Syariah Impian adalah produk pembiayaan dari
BSM bagi mereka yang ingin meminjam dalam bentuk
valuta rupiah. Pembiayaan ini diberikan kepada karywan
tetap perusahaan dimana pengajuannya dilakukan secara
berkelompok atau massal.Jenis pembiayaan syariah Mandiri
ini dapat mengakomodir setiap keperluan para karyawan.
Sedangkan akad yang digunakan dalam jenis pembiayaan ini
adalah akad Wakalah Wal Muraabahah untuk pembelian
barang, dan menggunakan akad Wakalah Wal Ijarah untuk
pemanfaatan jasa.
42
2. Pembiayaan Edukasi Bank Syariah Mandiri
Jenis pinjaman Bank Syariah Mandiri yang satu ini fokus
kepada pemberian dana pinjaman untuk biaya pendidikan,
baik itu perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Penggunakan dana ini adala untuk membayar biaya tahun
ajaran baru yang biasanya cukup besar, dan juga untuk
membayar biaya buku. Untuk pembiayaan ini menggunakan
akad Ijarah atau akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu.
3. Pembiayaan Peralatan Kedokteran
Jenis pinjaman Bank Syariah Mandiri ini khusus untuk para
profesional yang bekerja di bidang kesehatan atau
kedokteran. Pembiyaan ini bertujuan untuk memberikan
kemudahan pada para profesional di bidang kesehatan untuk
mendapatkan peralatan yang dibutuhkan.Teknis
pelaksanaannya adalah Bank Syariah Mandiri menyediakan
peralatan tersebut dengan cara membelikannya dari supplier.
Pinjaman ini menggunakan akad murabahah, yaitu akad
menjual kepada nasabah sesuai dengan harga pokok dan
ditambah keuntungan yang disepakati oleh Bank dan
penerima pembiayaan.
4. Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri (BSM)
Jenis pembiayaan syariah ini adalah pinjaman dengan
angsuran jangka pendek, menengah, dan jangka panjang
43
untuk keperluan membeli rumah dari peminjam. Adapun
rumah yang dibeli adalah rumah baru dan rumah bekas yang
berada di lingkungan developer. Pinjaman ini menggunakan
akad murabahah dan sangat cocok bagi mereka yang ingin
mengajukan KPR Bank Syariah Mandiri.
5. Pembiayaan untuk Membeli Kendaraan Bermotor
Jenis pembiayaan Syariah Mandiri ini khusus untuk mereka
yang ingin membeli kendaraan bermotor namun tidak punya
uang cash. Pinjaman ini menggunakan akad murabahah.
6. Pinjaman Untuk Dana Pensiun
Jenis pinjaman Syariah ini diperuntukkan bagi mereka yang
sudah pensiun dan membutuhkan pinjaman untuk keperluan
di hari tua. Pinjaman ini bisa dipakai untuk keperluan
konsumtif dan multiguna bagi para pensiunan. Pembayaran
pinjaman dana pensiun ini dipotong dari dana pensiun setiap
bulannya. Akad yang digunakan adalah akad ijirah dan
murabahah.
7. Pembiayaan Umroh dari BSM
Jenis pinjaman Syariah Mandiri ini diperuntukkan bagi
mereka yang ingin berangkat umroh tapi dana belum
mencukupi. Sedangkan untuk pembayaran pinjaman tersebut
dilakukan dengan cicilan kredit setiap bulan setelah pulan
umroh. Pembiayaan ini menggunakan akad ijirah.
8. Pembiayaan Dana Talangan Haji
44
Jenis pinjaman Syariah Mandiri ini khusus diperuntukkan
bagi mereka yang ingin menutupi dana haji yang belum
lunas dan pada saat pelunasan BPIH. Pembayaran pinjaman
ini bisa dilakukan secara kredit yang besarnya sesuai dengan
perjanjian di awal pengajuan.
9. Pinjaman BSM Cicil Emas
Program pembiayaan ini dapat digunakan oleh mereka yang
ingin membeli emas batangan dengan cara mencicil atau
kredit. Besar pinjaman yang diberikan BSM adalah modal
untuk membeli emas batangan dengan berat minimal 10
gram. Namun, untuk bisa mendapatkan pinjaman ini maka
nasabah harus memberikan jaminan kepada Bank. Barang
yang dijaminkan adalah emas yang menjadi obyek
pembiayaan.
10. Pinjaman Syariah dengan Menggadaikan Emas
Bank Syariah Mandiri juga memberikan pinjaman dengan
menggadaikan emas. Nasabah yang membutuhkan uang
tunai dengan cepat bisa menggadaikan emas miliknya.
Kelebihan pinjaman Bank Syariah Mandiri yang satu ini
adalah pricing yang murah dan jaringannya luas di seluruh
Indonesia. Jenis pinjaman ini menggunakan akad qardh
dalam rangka rahn. Biaya pemeliharaan barang
menggunakan akad ijarah.
11. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
45
Jenis pinjaman Bank Syariah Mandiri ini ditujukan kepada
para nasabah yang ingin membeli rumah sederhana dan
sehat. Rumah tersebut harus mendapat fasilitas subsidi dari
pemerintah. Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah.
12. Pembiayaan Koperasi Karyawan
Jenis pembiyaan ini diberikan kepada karyawan melalui
koperasi. Koperasi karyawan dapat memberikan pinjaman
kepada anggotanya secara kolektif dengan pendanaan dari
Bank Syariah Mandiri.
E. KPR Mandiri Syariah
Kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam
menempatkan pembiayaan sebagai produk jasa bank yang paling banyak
dinikmati. Hal ini dikarenakan pembiayaan sangat membantu masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan maupun papan. Namun
yang lebih penting dan banyak dibutuhkan adalah kebutuhan papan yaitu
kebutuhan rumah atau tempat tinggal untuk berlindung. Sehingga
pengembangan melalui pembiayaan pemilikan rumah dilirik sebagai
alternatif utama pembiayaan perumahan. Banyak bank yang memberikan
kemudahan dan keuntungan dalam pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR).29
Target market :
1. Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Indonesia
2. Jenis Profesi
Wawancara dengan bapak Fitra Surya Mandara selaku Consumer administration Staff di
BSM area jambi pada tanggal 17 september 2019 pukul 16 : 20 WIB
46
a. Golongan berpenghasilan tetap (Golbertap)
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) / Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS)
2) Pegawai Lembaga Pemerintah / Negara
3) Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
4) Pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
5) Pegawai Swasta
b. Non-Golbertap
1) Profesional
2) Wiraswasta
a. Persyaratan KPR Syariah Mandiri (Umum)
Kondisi pengajuan KPR Mandiri
Syariah Mandiri
Persyaratan KPR Syariah
Mandiri
Kewarganegaraan WNI (Warga Negara Inonesia)
Usia minimun 21 tahun
Usia maksimun saat kredit berakhir Dosen = 70 tahun
Profesional = 70 tahun
Guru = 60 tahun
PNS =: 58 tahun
Karyawan Swasta = 55
tahun
47
Pekerjaan Karyawan tetap dengan
minimal sudah 2 tahun
bekerja di perusahaan
tersebut dan perusahaan
minimal sudah berdiri
selama 5 tahun.
Wiraswasta
Profesional
Pekerja di luar negeri bisa
mengajukan KPR dengan
syarat ada kantor cabang
di Indonesia
Staff legal di kantor
hukum bisa mengajukan
KPR
Pekerjaan yang tidak bisa untuk
mengajukan KPR
Freelancer
Pengusaha kos-kosan
Karyawan kontrak
Gaji / Penghasilan Minimal Rp 5.000.000 /bulan (sudah
termasuk gaji gabungan suami -
istri)
48
Metode pembayaran cicilan KPR
Mandiri Syariah
Auto-debit dari rekening tabungan
Mandiri Syariah
b. Persyaratan KPR Syariah Mandiri (Penghasilan Bulanan)
Salah satu syarat wajib pengaju KPR BSM adalah memiliki
penghasilan bulanan minimum Rp 5 juta, namun banyak hal
lainnya yang perlu diperhatikan mengenai kriteria
penghasilan bulanan untuk ajukan KPR Mandiri Syariah :
Rp 5.000.000 /bulan (sudah termasuk joint
income suami-istri) Tunjangan guru bisa
diperhitungkan jika cair per bulan.
Tunjangan yang cair tiap 3/6 bulan tidak dapat
diperhitungkan.
Gaji tunai tidak diperhitungkan.
Penghasilan dari bunga deposito tidak
diperhitungkan
Setelah mempertimbangkan penghasilan bulanan Anda,
Analis BSM akan membandingkan penghasilan tersebut
dengan pengeluaran rutin Anda + cicilan bulanan KPR
Mandiri yang ingin diajukan supaya analis BSM bisa
menentukan risiko gagal bayar apakah kecil atau besar.
Untuk memperkirakan hasil analisis Mandiri Syariah, Anda
bisa menggunakan DBR (Debt Burden Ratio), yaitu rasio
49
antara angsuran KPR Mandiri Syariah dibagi gaji bulanan
(joint income). Syarat ini berbentuk persentase maksimum:
Jika gaji < Rp 4.5 juta, max cicilan = 45%
x gaji
Jika gaji Rp 4.5 juta - Rp 10 juta, max
cicilan = 50% x gaji
Jika gaji Rp 10 juta - Rp 20 juta, max
cicilan = 55% x gaji
Jika gaji > Rp 20 juta, max cicilan= 60%
x gaji
Untuk mengecek apakah penghasilan bulanan memenuhi
syarat DBR, Anda bisa melakukan perhitungan KPR
Mandiri Syariah menggunakan skenario tenor terpanjang
Mandiri Syariah KPR yaitu 20 tahun, yang cicilan
bulanannya tentu lebih kecil dari tenor 4 tahun, sehingga
tidak terlalu memberatkan Anda.
c. Syarat KPR Syariah Mandiri (Dokumen)
No Jenis dokumen
Dokumen fotocopy setelah dicek dengan aslinya harus
diberi stempel sesuai asli oleh sales/CBRM di cabang. Peg
awai
Pro
fesi
on
al
Wir
asw
sta
A.Dokumen Pribadi
1 Asli aplikasi diisi lengkap dan benar V v V
2 Fotocopy KTP calon nasabah dan suami/isteri
V v V
50
3 Fotocopy Kartu Keluarga
V v V
4 Fotocopy Surat Nikah V v V
5 Fotocopy NPWP Pribadi/SPT Pribadi V v V
B. Dokumen Penghasilan
6 Asli slip gaji 1 bulan terakhir / surat keterangan
penghasilan dan asli surat keterangan jabatan
V - -
7 Fotocopy Rekening Tabungan/Giro (R/K) Pribadi 3
bulan
Terakhir
V - -
8 Fotocopy Rekening Tabungan/Giro (R/K) Pribadi 6
bulan
terakhir
- v V
9 Fotocopy NPWP/SPT Perusahaan - - V
10 Laporan Keuangan perusahaan (Neraca dan L/R)
dan/atau Fotocopy Bukti/Catatan transaksi bisnis
- v V
11 Fotocopy Ijin-ijin praktek profesi - v -
12 Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan beserta
perubahan
dan Ijin-ijin usaha SIUP, TDP/NIB dan SKDU/SITU
- - V
c. Dokumen Agunan
13 Fotocopy Sertifikat tanah obyek agunan dan
IMB/IPMB/Ijin Pendahuluan mendirikan
V v V
51
Bangunan/Surat ijin sejenis dari instansi setempat yang
berwenang dan PBB thn terakhir
F. HASIL KEGIATAN MAGANG
1. Mekanisme Kepemilikan Rumah ( KPR)
Mekanisme untuk memperoleh pembiayaan KPR pada Bank Syariah
Mandiri adalah :30
1. Tahap permohonan
Pada tahap ini calon nasabah melengkapi data berupa
identitas diri, jika calon nasabah adalah calon pegawai maka harus
melengkapi syarat yang telah ditentukan pada prosedur
pembiayaan yang tidak diketahui sebelumnya olehcalon nasabah.
setelah data tersebut dilengakapi maka pihak consumer banking
relationship manager (CBRM) membutuhkan paraf dan tanggal
tanda terima meneliti kelengkapan lampiran. Apabila telah
lengkap, surat permohonan dicatat pada buku administrasi “surat
permohonan pembiayaan” dan memarafnya pada buku administrasi
tersbut. Selanjutnya pihak bank menindaklanjuti surat permohonan
pembiayaan dengan melakukan proses investigasi, tahap ini berupa
mengisi formulir untuk permohonan yang mana sebagai contoh
telah dilampirkan pada halaman berikutnya.
Wawancara dengan bapak Fitra Surya Mandara selaku Consumer administration Staff di
BSM area jambi pada tanggal 17 september 2019 pukul 16 : 20 WIB
52
2. Tahap investigasi
Tahap investigasi ini dilakukan oleh CBRM bertujuan
untuk meneliti kelayakan calon nasabah, CBRM melakukan
pemeriksaan kebenaran / validasi surat permohonan pembiayaan
dan lampiran apabila telah sesuai atau benar, CBRM
membubuhkan paraf dan tanggal pemeriksaan pada tiap dokumen
tersebut, kemudian melakukan perintah informasi intern yang
tersedia di BSM terkait dengan performance selama menjadi
nasabah BSM, CBRM membuat kesimpulan hasil pemeriksaan
informasi intern. Setelah melakukan wawancara calon nasabah
untuk menyakini kebenaran / kelayakan data lampiran surat
permohonan pembiayaan. Hasil wawancara dituangkan diberita
wawancara. Kemudian CBRM membuat memo kepada branch
financing operational (BFO) untuk melakukan BI Checking, untuk
memastikan kondisi nasabah apakah ada terkait hutang di bank
lainnya atau pernah mengalami kemacetan saat membayar
angsuran. Tahap ini sangatlah rahasia untuk melihat/menganalisa
nasabah melalui BI Checking yang bisa menentukan kelayakan
bisa atau tidaknya nasabah untuk melakukan pembiayaan
tersebutnya, CBRM memberikan data nasabah ke bagian risk untuk
di verifikasi terhadap kebenaran dan resiko.
3. Tahap analisa
Tahap ini masih dilakukan oleh pihak CBRM, CBRM
melakukan analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah,
53
tahapan analisa meliputi (character, capacity, capital, condition,
collateral). Menganalisa kemampuan nasabah dalam melakukan
pembayaran kembali agar terhindar dari resiko yang tidak
diinginkan serta pengunaan terhadap setiap pembiayaan yang
diberikan termasuk pengamanan dari legalitas diri pemohon, tahap
ini dilakukan oleh bagian AFO (Area Financing Operation) sebagai
support untuk bank syariah mandiri.
4. Tahap persetujuan
Tahap ini nasabah akan menandatangani SP3
(suratpermohonan permintaan pembiayaan) diatas materai
kemudian mengembalikan SP3 kepada marketing disertai
dokumen yang dipersyaratkan termasuk bukti pemilikan jaminan
utama. Setelah itu pihak CBRM menerima SP3 yang telah
ditandatangani nasabah diatas materai dan dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan SP3. Membuat check list penerimaan
dokumen untuk membuat akad pembiayaan. Kemudian pihak
pemimpin kantor area jambi akan meriview kembali, apakah telah
lengkap dan sesuai maka pimpinan menandatangani bersama
nasabah setelah itu menyerahkan akad pembiayaan beserta surat
sanggup diserahkan kembali ke nasabah untuk segera melengkapi
kembali.
5. Tahap pencairan
Tahap ini akan mengajukan surat permohonan pencairan
pembiayaan dan kemudian pihak CBRM menerima surat
54
permohonan tersebut dan melakukan pengecekan antara lain, akad
pembiayaan, surat sanggup, jaminan, biaya jaminan dan biaya
pengikatan jaminan telah dibayar nasabah, pengamanan sumber
pelunasan pembiayaan telah dilakukan oleh pihak bank, serta
persyaratan lain, hasil pengecekan tersebut ditungkan dalam daftar
pengecekan realisasi pembiayaan dan diparaf oleh CBRM.
Kemudian pihak BFO menerima daftar pengecekan realisasi
pembiayaan tersebut dan meneruskan ke administrasi pembiayaan
untuk dilakukan pengecekan, pihak administrasi akan melakukan
pengecekan kelengkapan dan kebenaran dokumen sesuai yang
dipersyaratkan dalam akad pembiayaan, jika tidak lengkap maka
pihak administrasi akan membuat catatan atas ketidak kelengkapan
dokumen tersebut. Kemudian mengisi daftar pengecekan realisasi
pembiayaan lembar 3 dan membubuhkan paraf, serta menyerahkan
kembali dokumen tersebut ke BFO, setelah menerima dokumen
tersebut diserahkan ke pimpinan untuk di cek kembali dan
diputuskan apakah pembiayaan dicairkan atau di tunda.
2. Keunggulan Produk KPR Mandiri Syariah
1. Besaran margin yang ditetapkan tetap, tidak fluktuatif seperti bank
konvensional sehingga besaran cicilan juga, jadi tetap mulai dari
awal pembayaran hingga akhir pelunasan.
2. Jangka waktu/tenor KPR terdiri dari 3 macam: jangka pendek,
menengah dan jangka panjang.
55
3. Jangka waktu terlama (maksimal) 15 tahun sehingga tidak
memberatkan nasabah.
4. Dapat meng-cover pembiayaan properti baru maupun second.
5. Syarat serta proses pengajuannya cepat dan mudah.
6. Plafon atau limit KPR fleksibel sampai 5 milyar.
7. Sistem angsuran bisa dengan auto-debet melalui rekening nasabah
8. Bank Syariah Mandiri ada program griya hijrah untuk nasabah yang
take over dari bank konvensional maka margin bisa di kurangkan
1% dari bank asal dengan syarat perform loan lancar.
Selain kelebihan yang sudah disebutkan di atas, ada kelebihan lain
dari KPR Mandiri Syariah yang tak kalah menarik. Bagi Anda yang
hendak melunasi angsuran KPR sebelum jatuh tempo masa pelunasan,
maka Anda tidak akan dikenakan biaya pinalti. Hal inilah yang juga
membedakan KPR Mandiri Syariah dibandingkan KPR konvensional
lainnya. Sehingga bagi nasabah yang sudah memiliki cukup uang untuk
melunasi semua cicilan, tidak perlu menunggu lebih lama lagi untuk
membayar angsuran.31
Dalam pemberian pinjaman jika nanti nasabah ada macet dalam
pembayaran tiap bulannya maka pihak bank akan melihat
kolektabilitasnya, jika tergolong macet itu berarti sudah masuk 3 (tiga)
bulan lewat maka pihak bank akan memberi SP 1-3 pada nasabah. Bank
masih memberikan kesempatan untuk nasabah membayar. Namun jika
Wawancara dengan bapak Fitra Surya Mandara selaku Consumer administration Staff di
BSM area jambi pada tanggal 17 september 2019 pukul 16 : 20 WIB
56
nasabah menyatakan tidak mampu membayar berarti jaminan nasabah
yang ada kemungkian untuk dijual sukarela oleh nasabah sendiri.
Namun dalam jangka waktu yang telah ditentukan jaminan tersebut
tidak mampu dijual atau belum laku maka bank baru mengambil alih
untuk melakukan jual sukarela sampai ke proses lelang. Biaya – biaya
akan langsung di potong ke proses lelang dan kelebihan dari penjualan
aset jaminan dikurangi dengan OS tunggakan nasabah akan
dikembalikan ke nasabah. Namun jika nasabah hanya telat atau lewat
tanggalnya dalam pembayaran perbulan maka nasabah akan dikenakan
denda tetapi bisa dihapuskan jika nasabah melaporkan dan memberikan
alasan kenapa nasabah telat membayar, bank syariah mandiri wellcome
kepada nasabah untuk masalah keterlambatan dan sebagiannya. Dengan
keunggulan-keunggulan dari KPR Bank Syariah Mandiri tersebut,
nasabah diharapkan lebih mudah untuk mewujudkan impian mereka
untuk menepati rumah yang mereka inginkan.
57
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penjabaran pembahasan diatas dapat di ambil kesimpulan :
1. Adapun prosedur/mekanisme pembiayaan kepemilikan rumah (KPR)
di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi yaitu pengajuan
berkas-berkas, mengisi formulir yang dilampirkan dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh pihak bank, dokumen nasabah yang
dilengkapi biasanya bersifat biodata. Kemudian pihak Accounting
Office mengevaluasi berkas yang telah di serahkan oleh nasabah.
2. Proses realisasi pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Jambi meliputi tahap permohonan, tahap investigasi, tahap
persetujuan dan tahap pencairan.
B. Saran
1. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jambi harus tetap meningkatkan
pelayanan terhadap nasabah , melakukan evaluasi bertahap terhadap
prosedur pembiayaan yang ditetapkan oleh bank yang dinilai oleh nasabah
sangat menyulitkan.
2. Bank Syariah Mandiri harus lebih meningkatkan promosi kepada
masyarakat luas agar masyarakat lebih mengenal produk-produk yang ada
di bank tersebut.
58
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an surat An – nisa :29
Al-Qur‟an surat Al Baqarah: 280
Kasmir, Pemasaran Bank ,Jakarta:Rajawali Press,( 2008)
Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, ISLAMIC BANKING Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Mini Pofile, Menemukan Kembali prinsip Perbankan Modern,(Jakarta,
Bank Syraiah Mandiri), Edisi Juni (2001)
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari‟ah (Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, (2005)
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, (2009),
Kasmir, S.E., MM. Manajemen Perbankan, Jakarta:PT Rajagrafindo
Persada,(2003)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, (2009)
Mini Pofile, Menemukan Kembali prinsip Perbankan Modern,(Jakarta,
Bank Syraiah Mandiri), Edisi Juni (2001)
Wahyu Wiryono, akad pembiayaan murabahah, Yogyakarta, (2006)
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah, jakarta: sinar grafika,(2014)
Mohamad Heykal, Analisis Tingkat Pemahaman KPR Syariah Pada Bank
Syariah di Indonesia: Studi Pendahuluan,( BINUS University, Jurnal di akses dari
http://research
https://www.sikatabis.com/kpr/bank/mandiri_syariah
59
LAMPIRAN
Memeriksa kelengkapan data nasabah
Scan agunan
60
Kegiatan acara 17 agustus di AFO
Makan bersama
61
Pemberian kenangan dari AFO
Foto bersama seluruh pegawai AFO
62