LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik....

33
LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Tuban Tuban, 8-10 Oktober 2012 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS

Transcript of LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik....

Page 1: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Tuban

Tuban, 8-10 Oktober 2012

Disusun Oleh :

Tim PDPM-LPPM ITS

Page 2: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

1

1. Latar Belakang

Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran dan pengaruhnya seperti kemiskinan,

merupakan permasalahan sosial yang kita hadapi bersama. Program penciptaan lapangan kerja

produktif, yaitu lapangan kerja yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki dan

dapat berkelanjutan, sangatlah dibutuhkan untuk merespon hal ini. Pemerintah telah melakukan

upaya-upaya untuk membuat program dan memfasilitasi pelaksanaan program ketenagakerjaan.

Namun, program ketenagakerjaan ini sangatlah kompleks. Pengetahuan dan kemampuan

pemerintah untuk merancang, melaksanakan, memonitor serta mengevaluasi program terbatas.

Untuk itu, peran serta para pemangku kepentingan, seperti swasta dan masyarakat sangatlah

penting dalam kegiatan ketenagakerjaan. Langkah kritis utama adalah memahami dan melakukan

diagnosa terhadap kondisi ketenagakerjaan yang ada, serta menyusun program dan prioritas untuk

menyelesaikannya.

Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) adalah sebuah kegiatan untuk

membantu proses perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan mengedepankan berbagi

pengetahuan (knowledge sharing) antara pemangku kepentingan yang terkait dengan isu

ketenagakerjaan di tingkat daerah serta mendorong para pemangku kepentingan untuk ikut

mengambil bagian dari perencanaan dan pelaksanaan program ketenagakerjaan.

Metodologi dalam Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK)ini

diperkenalkan oleh ILO (Badan Perburuhan Internasional) dan terus dikembangkan melalui

kerjasama Pusat Potensi Daerah dan Pemberdayaan masyarakat (PDPM) ITS Indonesia dan

Stockholm School of Economics (SSE) Swedia, dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Bappenas,

dengan bantuan pendanaan dari pemerintah Swedia melalui Swedish International Development

Agency (SIDA).

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan(PBPK) ini adalah agar

pemangku kepentingan permasalahan ketenagakerjaan (Pemerintah, swasta dan masyarakat):

a. Memiliki pemahaman lebih baik tentang permasalahan, tantangan dan peluang dalam

menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan

berkelanjutan.

Page 3: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

2

b. Bersama-sama melakukan analisa ketenagakerjaan sehingga kualitas perencanaan program

ketenagakerjaan dapat lebih baik.

c. Berdialog untuk menciptakan forum diskusi di antara pemangku kepentingan sebagai wadah

identifikasi permasalahan dan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja produktif serta

sarana pemberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan terkait.

d. Memberikan landasan yang kuat bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam

penyusunan kebijakan strategi pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di

Daerah.

e. Bersama-sama berkomitmen untuk memperkuat dialog sosial antara pemerintah dan para

pemangku kepentingan di Daerah.

Sedangkan manfaat / luaran dari Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan

(PBPK) ini adalah:

a. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang arah dan rencana pembangunan di daerah,

termasuk permasalahan dan tantangannya.

b. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang konsep perencanaan bersama program

ketenagakerjaan sebagai upaya penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.

c. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

pengembangan sumber daya produktif (SDM &SDA) serta kemampuannya untuk mendapatkan

kerja dengan kesempatan yang setara di daerah.

d. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi ekonomi, yang mencakup identifikasi

permasalahan, tantangan dan peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif di daerah serta

kesempatan yang adil yang berkelanjutan.

e. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah.

f. Teridentifikasinya potensi sektor unggulan di daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja

produktif yang inklusif dan berkelanjutan.

g. Adanya rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklnajuti peluang dan menjawab

permasalahan dan tantangan penciptaan lapangan kerja di daerah melalui sektor unggulan ini.

h. Adanya rekomendasi studi lanjut untuk mendukung hal-hal tersebut diatas.

Dalam kerangka untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Tuban 2011-2016 yaitu:

“ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tuban Yang Lebih Maju, Religius, Sejahtera dan

Bermartabat dalam Tata Pemerintahan yang Kreatif dan Bersih “.

Page 4: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

3

3. Definisi

Seperti tertulis dimuka, tujuan lokakarya ini adalah menyusun masukan alternatif arahan kebijakan

dan program penciptaan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut definisi

dari terminologi diatas:

Lapangan kerja produktif: lapangan kerja yang mampu memberikan kesempatan kerja dengan

penghasilan yang layak bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, serta

keluar dari garis kemiskinan. Untuk itu, lapangan kerja produktif erat kaitannya dengan pengurangan

pengangguran dan pekerja miskin.

Inklusif: seluruh warga masyarakat, baik pria maupun wanita, baik di kota maupun di desa memiliki

kesempatan yang samadalam memperoleh lapangan kerja produktif. Hal ini terkait erat dengan

kesetaraan.

Berkelanjutan: lapangan kerja produktif yang memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dapat

tersedia tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.

4. Metodologi

Untuk mencapai tujuan diatas, kegiatan Lokakarya Perencanaan Bersama Program

Ketenagakerjaan (PBPK)ini terdiri dari dua tahapan:

- Pra Lokakarya, sebagai tahapan persiapan, untuk mengetahui APA karakteristik

ketenagakerjaan dan tantangan yang dihadapi daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh tim ITS

bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik.

- Lokakarya, dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

melakukan konfirmasi temuan awal, serta mencari tahu MENGAPA permasalahan

ketenagakerjaan dan kemiskinan dapat terjadi dan mencari masukan BAGAIMANA tantangan

tersebut dapat diatasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama, yang difasilitasi oleh

Bappeda setempat, dengan dukungan narasumber dan fasilitator dari ITS.

Kerangka berpikir dari tahapan analisa diagnostik mengacu pada diagram ketenagakerjaan (lihat

Gambar 4.1). Gambar 4.1 Diagram ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lapangan kerja produktif

yang inklusif dan berkelanjutan mengakar pada 4 faktor pembangunan yaitu:

- Tersedianya sumber daya produktif (Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam)

- Adanya dukungan faktor penggerak ekonomi

- Yang dilaksanakan dengan mengedepankan aspek kesetaraan

Page 5: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

4

- Dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan

Gambar 4.1. Diagram Ketenagakerjaan

Kerangka diagnosa ketenagakerjaan menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja berdasarkan

pada dua sumber daya produktif, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Keduanya

perlu diberdayakan dalam kerangka ekonomi produktif, yang ekonomi yang mempertimbangkan

kesetaraan dan keberlanjutan, dengan melibatkan 3 unsur pembangunan, yaitu pemerintah, swasta

dan masyarakat. Jika hal ini dijalankan maka pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan

diharapkan dapat mengatasi defisit kesempatan kerja produktif serta kemiskinan.

Untuk itu, tahapan perencanaan menjadi tahapan awal yang kritis, dan Lokakarya Perencanaan

Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) ini ditujukan sebagai sarana perencanaan bersama dan

diskusi dengan mengacu kepada konsep diatas.

5. Agenda dan Peserta

Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 08-10 Oktober 2012, dengan hasil diskusi pada satu sesi

dijadikan masukan bagi sesi berikutnya, yaitu:

Page 6: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

5

Hari 1: (a) Paparan visi dan misi pemerintah kab. Tuban; (b) Penjelasan metodologi; (c)

Gambaran ketenagakerjaan dikab. Tuban; (d) Dinamika ketenagakerjaan kab. Tuban

serta (e) Analisis diagnosa sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya.

Hari 2: (a)Analisis diagnosa ekonomi; (b) Ke(tidak)setaraan

Hari 3: (a) Keberlanjutan dan diskusi ; (b) Masukan kebijakan

Jadwal lengkap lokakarya ini dapat dilihat pada lampiran A.

Kerangka lokakarya dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1.Kerangka Lokakarya

Lokakarya ini diikuti oleh 34 peserta, terdiri dari 15 pemerintah, 3 swasta dan 16 masyarakat, serta

82,35% ( 28 orang) laki laki dan 17,65% (16 orang) perempuan. Daftar peserta lokakarya dapat

dilihat pada lampiran B.

6. Hasil Lokakarya

Laporan ini disusun dengan sesuai proses lokakarya, dan terdiri dari 4 bagian, yaitu: gambaran

tentang kabupaten Tuban, dilanjutkan dengan analisa diagnostik 1 tentang sumber daya manusia

Page 7: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

6

dan sumber daya produktif lainnya, analisa diagnostik 2 tentang aspek ekonomi, analisa diagnostik 3

tentang aspek kesetaraan dan analisa diagnostik 4 tentang aspek keberlanjutan dan diakhir dengan

masukan kebijakan dan program.

6.1. Struktur Demografi

6.1.1. Jumlah dan sebaran penduduk

Kabupaten Tuban memiliki luas daratan 1.893,94

km2 dan luas lautan 226.080 km2. Kabupaten ini

terdiri dari 20 kecamatan, 328 desa/kelurahan.

Jumlah penduduk kabupaten Tuban di tahun 2011

adalah sebanyak 1.258.816 juta jiwa dengan

kepadatan penduduk sebesar 684 orang/km2, yang

tersebar 77% di desa dan 23% di kota.

Sumber: Susenas Kab. Tuban, 2011

Gambar 6.1 Distribusi Penduduk Desa/Kota di Kabupaten Tuban

6.1.2. Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.2. Penduduk

kabupaten Tuban terdiri dari 50,59% perempuan dan 49,41% laki-laki. Sebagian besar pendudukusia

paska produktif yaitu diatas 65 tahunadalah wanita. Jumlah penduduk laki-laki usia produktif

terutama pada usia 15-29 tahun lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan.

Sumber: SensusPenduduk 2010

Gambar 6.2.Piramida Penduduk KabupatenTuban

6,0 4,0 2,0 0,0 2,0 4,0 6,0

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65+

Female

Male

24,09

75,91

22,86

77,14

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

Kota Desa

Laki-laki

Perempuan

Page 8: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

7

6.2. Dinamika Ketenagakerjaan

6.2.1. Penduduk Angkatan Kerja

Berdasarkan tingkatan pendidikan, profil angkatan kerja kabupaten Tuban masih berpendidikan

rendah, yaitu 27,8% tidak menyelesaikan SD, 38,2% berpendidikan SD dan 19,2% berpendidikan SLTP

(total berpendidikan SLTP ke bawah adalah sebesar 85,2%).

Sumber: Susenas 2011

a) Berdasarkan pendidikan b) Berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin Gambar 6.3. Penduduk Angkatan Kerja berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Komposisi pencapaian pendidikanpun tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja laki-laki selalu lebih

banyak dari perempuan hampir di seluruh tingkatan pendidikan, kecuali di tingkat pendidikan tinggi,

(D3, D4 dan S1), sebanyak 83% dari mereka adalah perempuan.

6.2.2. Partisipasi Angkatan Kerja dan Defisit Tenaga Kerja Produktif

Tingkat partisipasi kerja secara umum masih belum merata. Hal tersebut diukur dari tingkat

kegiatan, yaitu perbandingan penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Tingkat

kegiatan penduduk usia kerja di Kab. Tuban adalah 70,9%, artinya terdapat 29,1% penduduk yang

tdak bekerja karena menganggur atau memang tidak aktif bekerja (ibu rumah tangga, sekolah dsb).

Jika dilihat lebih jauh, ternyata, tingkatan kegiatan laki-laki mencapai hampir 87% sedangkan

perempuan hanya 56%. Sedangkan tingkat bekerja di kabupaten Tuban, yaitu perbandingan

penduduk yang bekerja dibandingkan penduduk usia kerja adalah sebesar 68% (lihat Tabel 6.1).

27,8%

38,2%

19,2%

12,5%

0,3% 2,1%

Tidak punya ijazah SD SD/Sederajat

SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat

D3/D4/S1 S2/S3

0% 25% 50% 75% 100%

Tidak punya ijazah SD

SD/Sederajat

SLTP/Sederajat

SLTA/Sederajat

D3/D4/S1

S2/S3

51,8%

53,1%

49,8%

59,5%

16,7%

59,2%

48,2%

46,9%

50,2%

40,5%

83,3%

40,8%

Laki-laki Perempuan

Page 9: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

8

Tabel 6.1. Prediksi Tingkat aktifitas Penduduk, Pekerja dan Pengangguran

Distribusipendudukdalamusiakerjaberdasarkanjeniskelamin - 2010

Laki-laki Perempuan Total

1 Populasi* 552.593 565.871 1.118.464

2 Pendudukusiakerja 15+* 416.506 437.602 854.108

3 Dalamangkatankerja** 361.907 243.719 605.626

4 Bekerja 349.727 230.781 580.508

5 Pengangguran 10.848 10.463 21.311

6 Tidakaktif 57.318 197.796 255.114

7 Rasioketergantungan, aktual 0,58 1,45 0,93

8 Rasioketergantungan, berdasarkanusia 0,33 0,29 0,31

9 Activity rate (%) = [3]/[2]*100 86,9% 55,7% 70,9%

10 Employment rate (%) = [4]/[2]*100 84,0% 52,7% 68,0%

11 Unemployment rate (%) = [5]/[3]*100 3,0% 4,3% 3,5%

Sumber: * Sensus Penduduk, 2010, ** Pusdatinaker, 2010

Jumlah angkatan kerja sebanyak 605.626 jiwa, 580.580 jiwa diantaranya adalah penduduk yang

bekerja, sehingga pengangguran terbuka sebesar 21.311 jiwa (tingkat pengangguran sebesar 3,5%).

Meskipun tingkat pengangguran di Kabupaten Tuban relatif lebih rendah dari pada rata-rata Jawa

Timur, namun tingkat kemiskinan di Kabupaten Tuban masih tinggi. Artinya, tingkat pengangguran

tidak dapat dijadikan indikator tunggal dalam defisit lapangan kerja produktif di Kabupaten Tuban.

Dengan tingkat kemiskinan 36,84% di tahun 2010, maka perkiraan jumlah pekerja miskin adalah

sebanyak 213.859 jiwa, yang menjadikan Tuban memiliki defisit lapangan kerja produktif

(penciptaan lapangan kerja yang layak, baik bagi penganggur maupun pekerja miskin) sebanyak

235.171 jiwa.

Page 10: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

9

Sumber: * Sensus Penduduk, 2010, ** Pusdatinaker, 2010

Gambar 6.4. Prediksi Defisit Lapangan Kerja Produktif di Kabupaten Tuban

Dari segi usia, pengangguran di kabupaten Tuban ini meliputi pekerja berada pada usia yang sangat

produktif, yaitu kurang dari 40 tahun, dimana mereka berpendidikan rendah, lebih dari 80%

berpendidikan SLTP ke bawah.

Sumber : http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/

Gambar 6.5.DistribusiAngkatanKerjaMenurutUsia di Kabupaten Tuban

23059 49821 66416 76751 81374 66076 60477 63067 38514 54953

7634

5467

2485

5816 2755

0 0 262

0

699

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

15-19 Th 20-24 Th 25-29 Th 30-34 Th 35-39 Th 40-44 Th 45-49 Th 50-54 Th 55-59 Th 60+ Th

Pengangguran

Bekerja

Page 11: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

10

6.2.3. Penyerapan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor Ekonomi

Penyerapan tenaga kerja di kabupaten Tuban masih terfokus pada 3 sektor utama, yaitu pertanian

(dengan jumlah pekerja di sektor ini sebesar 51,3% dari total pekerja), diikuti sektor perdagangan,

hotel dan restaurant (jumlah pekerja sektor ini sebesar 18,8% dari total pekerja), kemudian

pertambangan & jasa (jumlah pekerja sektor ini sebesar 11,6%).

6.2.4. Tantangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Tuban

Secara singkat, Kabupaten Tuban memiliki defisit angkatan kerja produktif sekitar 235.171 orang

yang terdiri dari 21.311 pengangguran dan 213.859 pekerja miskin.

Tantangan ketenaga-kerjaan di Kabupaten Tuban meliputi:

- Rendahnya kualitas pendidikan angkatankerja

- Domisili tenaga kerja sebagian besar di desa,

- Sektor yang mampu menyerap tenaga kerja tersebut adalah sektor pertanian.

- Perempuan masih memiliki tingkat kegiatan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

- Perlunya fokus ke penanganan pekerja miskin di Tuban.

Sedangkan diskusi selama lokakarya menghasilkan temuan bahwa:

- Masyarakat Tuban masih belum berjiwa wirausaha, masih banyak yang ingin menjadi PNS

dan tidak siap untuk meninggalkan daerah asal, namun juga tidak siap untuk

mengembangkan pertanian (kaum muda tidak mau menjadi petani).

- Pembangunan SDM masih belum merespon kebutuhan pasar tenaga kerja (tuntutan industri

yang ada), termasuk di dalamnya minim koordinasi antara pembuat kebijakan pendidikan

dan pelaku

- Minimnya etos kerja dan kemampuan berkompetisi.

- Minimnya kesempatan kerja yang diberikan kepada wanita

- Kesempatan kerja yang ada hanya sesaat, misalnya pada saat konstruksi pembangunan

industri. Belum tersedianyalapangan kerja yang berkelanjutan.

- Masih belum adanya lembaga pelatihan keahlian yang ada di desa serta tingginya biaya

pendidikan tinggi.

Page 12: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

11

6.3. Ketidaksetaraan

Terdapat tiga aspek ketidaksetaraan di Kabupaten Tubanyang perlu diperhatikan, yaitu:

ketidaksetaraan penghasilan - sektor, ketidaksetaraan gender dan ketidaksetaraan desa-kota

6.3.1. Ketidaksetaraan Penghasilan

Sektor penyedia lapangan kerja di Tuban tidak tumbuh secara berimbang. Sektor penambangan dan

penggalian menawarkan tingkat penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor

perdagangan dan pariwisata; pengolahan dan pertanian. Sektor pertanian meruapakan sektor yang

memiliki tingkat penghasilan ter-rendah, sedangkan jasa keuangan, asuransi merupakan sektor

dengan tingkat penghasilan tertinggi. Tingkat penghasilan tinggi di desa juga diberikan oleh sektor

penambangan dan penggalian.

Tabel 6.2.Rata-Rata Upah/Gaji Per Sektor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja.

Lapangan Usaha Daerah (Rp)

Rata-rata (Rp) Perkotaan Pedesaan

1 Pertanian 550.183 541.728 543.698

2 Pertambangan & Penggalian 454.420 1.031.967 975.605

3 Industri Pengolahan 845.645 705.045 729.066

4 Listrik, Gas Dan Air 0 0 0

5 Bangunan 969.880 1.014.884 1.002.63

6 Perdagangan, Hotel & Restaurant 402.126 625.992 549.243

7 Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 986.422 814.640 875.998

8 Keuangan, Asuransi, Real Estate 1.650.000 1.877.491 1.855.019

9 Jasa Kemasyarakatan Lainnya 1.598.897 1.144.473 1.310.550

Sumber: Pusdatinaker, 2011

Hal ini bisa terjadi karenarendahnya tingkat pendidikan pekerja di sektor pertanian dan belum

produktifnya sektor pembangunan non penambangan dan penggalian. Sebagai contoh, penduduk

Tuban sebagian besar berada di desa, namun masih banyak sektor ekonomi berbasis pedesaan

seperti pengolahan hasil pertanian, yang belum dilakukan di desa, yang bisa terjadi karena belum

semua desa memiliki infrastruktur yang memadai. Hal ini pun terlihat dari pergerakan penduduk

desa ke kota pada usia 15-29tahun.

6.3.2. Ketidaksetaraan Gender

Lapangan kerja produktif akan bisa tercapai jika ada kesetaraan kesempatan kerja bagi perempuan

dan laki-laki. Tingkat partisipasi antara perempuan dan laki-laki diukur dari tingkat kegiatan, yaitu

ratio antara jumlah orang yang bekerja dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Tingkat

partisipasi perempuan di Kabupaten Tuban masih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, yaitu:

Page 13: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

12

1) Tingkat kegiatan perempuansebesar 55,7% sedangkan laki-laki yang mencapai lebih dari 86,9%.

2) Tingkat pekerjaan / Employment rate (perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk usia

kerja) untuk laki-laki 84,0% dan perempuan 52,7%. (Lihat Tabel 6.1).

Yang menjadi pertanyaan adalahmengapa perempuan memiliki tingkat kegiatan yang jauh lebih

rendah dibandingkan laki-laki?

Diskusi selama lokakarya menemukan bahwa

- Perempuan sebagian besar menjadi ibu rumah tangga dan sebagian dari mereka membantu

suami, namun pekerjaan membantu suami bukanlah dianggap suatu pekerjaan, sehingga

tidak tercatat.

- Tingkat pendidikan yang tinggi, seperti diploma dan sarjana sebagian besar dimiliki oleh

perempuan.

- Budaya masih menekankan untuk tetap tinggal di daerah asal, tidak meninggalkan daerah

untuk bekerja diluar daerah. Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan ekonomi di desa.

6.3.3. Ketidaksetaraan Desa Kota

Diskusi diatas menemukan bahwa ketidaksetaraan penghasilan maupun gender karena adanya

ketidaksetaraan pembangunan antara desa kota meliputi beberapa hal, yaitu:

- Terbatasnya kesempatan kerja sektor non pertanian di desa.

- Terbatasnya kesempatan kerja bagi perempuan di desa.

- Masih minimnya wirausaha di desa, khususnya bagi perempuan.

6.4. Sektor Ekonomi dan Pemilihan Sektor Unggulan

Tingkat pertumbuhan ekonomi Tuban adalah sebesar 6,22% di tahun 2010, yang terus berada di

kisaran 6% sejak tahun 2006 – 2010. Pemerintah Kabupaten Tuban, dalam perencanaan

strategisnya, telah menetapkan 4 (empat) zona kawasan industri seluas 12.832 Ha, yaitu:

Page 14: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

13

Gambar 6.6.Peta Wilayah Kabupaten Tuban

a. Zona I, berpusat di Kecamatan Bancar dengan luas lahan 1.212 Ha. Potensi pengembangan :

Industri menengah/kecil/ringan, pertambangan, pariwisata dan agroindustri.

b. Zona II, berpusat di Kecamatan Tambakboyo, Jenu, Kerek dan Merakurak dengan luas lahan

8.317 Ha. Potensi pengembangan : Industri berat, pertambangan, agroindustri (pertanian,

perikanan dan peternakan), pariwisata, kehutanan dan industri kecil.

c. Zone III, berpusat di Kecamatan Palang, Semanding, Widang, Plumpang, Rengel dan Soko

dengan luas lahan 3.162 Ha. Potensi pengembangan : Pertambangan mineral dan batuan,

pariwisata, Agroindustri (Perikanan dan Pertanian)

d. Zona IV, berpusat di Kecamatan Bangilan, Jatirogo, Kenduruan, Singgahan, Senori, Parengan,

Montong dan Grabagan dengan luas lahan 141 Ha. Potensi pengembangan : Industri rumah

tangga, rokok, meuble, pertanian, peternakan, batako dan genteng.

Page 15: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

14

Sumber: * RPJM 2010, **Pusdatinaker, 2010

Gambar 6.6.PerbandinganLapanganPekerjaandenganKonstribusi Per Sektordalam PDRB

Gambar di atas menunjukkan perbandingan antara kontribusi sektor terhadap PDRB dan terhadap

penciptaan lapangan kerja. Terlihat bahwa dari sudut ekonomi, sebanyak 28,1% PDRB disumbang

oleh sektor pertanian, dilanjutkan sektor industri pengolahan (22,9%) dan penambangan/penggalian

(21,4%), namun kontribusi sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja belum proporsional dengan

nilai ekonomisnya. Sektor pertanian menyediakan tenaga kerja hingga 51,28% sedangkan industri

pengolahan hanya menyediakan lapangan kerja sebesar 7,6%.

Untuk itu, pemilihan sektor yang dapat terus menyediakan pekerjaan yang layak perlu

dipertimbangkan. Lapangan kerja yang ada di kabupaten Tuban dapat dibagi menjadi dua, yaitu

disediakan oleh industri besar dan industri kecil. Indsutri besar merupakan industri yang padat

modal, dan sebagian besar dilakukan di usaha-usaha penambangan. Pembangunan sektor perlu

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

a. Keterkaitan antara usaha besar dan usaha kecil

b. Tidak terfokus hanya di satu sektor saja, namun sepanjang rantai nilai untuk dapat

menghasilakn nilai tambah yang optimal.

c. Perlunya mempertimbangkan ketersediaan lapangan kerja di desa dan di kota.

d. Sektor tersebut harus terus tumbuh dan berkelanjutan, tidak merusak lingkungan.

e. Mempertimbangkan nilai budaya lokal.

51,28

28,12

7,58

22,9

6,11

0,46

18,75

15,42

0,59

9,69

11,55 21,4

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Lapangan Pekerjaan Utama PDRB

Pertambangan dan penggalian

Keuangan dan jasa-jasa

Angkutan, pergudangan dan komunikasi

Pedagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel

Bangunan

Industri pengolahan

Pertanian, kehutanan, perikanan

Page 16: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

15

Untuk itu, sektor industri penambangan dan penggalian tidak termasuk dalaam sektor penyedia

lapangan kerja yang berkelanjutan bagi masyarakat Tuban, karena baik bahan baku maupun energi

yang digunakannya berbasis Sumber daya alam tak terbarukan.

Gambar 6.7.DefisitLapanganKerjaProduktifMenurutSektor

Peserta diminta untuk menelaah ulang, bahwa kabupaten Tuban memiliki defisit lapangan kerja

produktif (di sisi kanan), yang terdiri dari pengangguran dan pekerja miskin. Di sisi lain (kiri), kondisi

SDM masih berpendidikan rendah serta belum adanya peluang yang sama bagi pria dan wanita.

Untuk itu, sektor yang dapat menyediakan lapangan kerja bagi mereka yang berpendidikan rendah

dan dapat menciptakan juga kesempatan bagi wanita, yang berada di desa, adalah dengan

mengedepankan industri pertanian, industri kecil dan perdagangan, hotel dan restaurant.

Diskusi tentang pemahaman sektor dilakukan untuk mengidentifikasi input, peluangan dan

tantangan sektor tersebut (lihat Tabel 6.3) pada baris pertama hingga ketiga. Diskusi ini dilanjutkan

dengan mencari solusi bagaimana mengatasi permasalah yang ada.

5

PASAR WISATA & AGROPaket wisata

PERTANIAN

BATIK

PERIKANAN

OLAHAN HASIL

PERTANIAN / PERIKANAN

Pariwisata (DOMESTIK)

SDM Pendidikan

rendah, sulit

meninggalkan tempattinggal saatini, pilih2 kerjaan

Lokasi Desa

Banyak di sektorUKM,

Partisipasiwanitamasih

rendahdalam

angkatankerja

Defisitlapangan kerja

produktifsebesar235 171

= pengangguran

(21 311)

+Pekerja miskin

(213 859)

Pekerja miskin

pertanian

= 109 673

Pekerja miskin perdagangan & jasa = 41 360

Pekerja miskin industri

= 40 912

Page 17: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

16

Peserta lokakarya sepakat untuk mengembangkan sektor yang ada dengan membuat program yang

terintegrasi, dengan memanfaatkan pariwisata sebagai sektor pengikat mengingat kabupaten Tuban

memiliki potensi wisata pertanian, perikanan (pantai), alam (gua) maupun religi (Islam makam sunan

Bonang dan Klenteng).

Kerangka donat sistem pasar digunakan

untuk memandu hal yang perlu diperbaiki

untuk masing-masing sektor, yaitu dengan

mengeksplorasi:

(a) Efisiensi rantai nilai;

(b) Dukungan regulasi bagi penciptaan

iklim usaha,

(c) Ketersediaan fungsi pendukung.

Tabel 6.3.Peta Pemahaman Sektor Pencipta Lapangan Kerja di Tuban

Sektor Pertanian Industri Kecil Perdagagangan,

Hotel & Restaurant

Input rantai

nilai

Lahan bertani, irigasi, dan tingkat

ketrampilan petani

Bahan baku local

(batik dari produk

local), ketrampilan

turun temurun, motif

khas

Peraturan kebijakan

usaha, modal

investasi, sumber

daya yang memadai

Peluang rantai

nilai

Adanya pasar yang terus menerus, dan

kesadaran masryakat untuk

mengkonsumsi produk local, dan daya beli

yang meningkat karena Tuban menjadi

daerah industri dan banyak pendatang

Batik disuarakan

menjadi produk

unggulan, yang

mampu menyerap

tenaga kerja di desa

Tuban sebagai kota

industry dan wisata,

banyak investor yang

dapat membuka

usaha dan menyerap

tenaga kerja

Tantangan

rantai nilai

Belum adanya pengelolaan yang

professional, rantai distribusi yang

panjang, sarana dan prasarana masih

minim, kualitas produk masih jelek, belum

adanya dukungan lembaga keuangan –

khususnya di perikanan

Industri masih

tradisional,

pemasaran masih

terbatas, regenerasi

tenaga kerja belum

direncanakan dengan

baik

Perlunya jaminan

keamanan,

kemudahan dan

kenyamanan, SDM

local masih belum

berkualitas

Fungsi

pendukung

yang

dibutuhkan

Adanya sosialisasi yang efektif melalui

temu PKK dan pertemuan masyrakat

lainnya. Adanya lokasi pasar agro dan los

grosir produk pertanian, dengan lembaga

penjamin produk dan pasar yang terkait

Adanya hubungan

yang lebih erat

antara perbankan

dan industri kecil,

melalui sosialisasi

Adanya jaringan

kerjasama dan

asosiasi pengusaha

local restarant &

perdagangan untuk

1. RANTAI NILAI SEKTOR

UTAMA

I

N

P

U

T

P

A

S

A

R

2. FUNGSI PENDUKUNG DAN

LAYANAN USAHA

3. PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Gambar 6.8.Kerangka Donat Sistem Pasar

Page 18: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

17

Sektor Pertanian Industri Kecil Perdagagangan,

Hotel & Restaurant

dengan lembaga keuangan.

Adanya system magang untuk

mempromosikan sector ini

rutin pinjaman lunak.

Industri kecil, serta

fasiltiasi

pembentukan

kelompok dan

system bapak angkat.

Industri kecil juga

diperkenalkan

dengan IPAL dan

dilakukan pembinaan

rutin,

melakukan promosi

pariwisata bersama

serta kerjasama

dengan lembaga-

lembaga lain.

Regulasi yang

dibutuhkan

Perlunya penyederhanan prosedur dan

secara berkala dilakukan inspeksi

Adanya sosialisasi ijin

usaha, dan

klasfisikasi pajak

berdasarkan kelas

usaha. Adanya

standard upah sector

informal

Adanya kemudahan

ijin usaha pariwsata

dan perdagangan,

kejelasan biaya dan

administrasi serta

pembinaan usaha.

7. Diskusi Upaya Pencapaian Target Lapangan Kerja Produktif di

Berbagai Sektor

Diskusi sektor telah mengidentifikasi penyebab permasalahan dan rekomendasi program maupun

kebijakan. Sub bab ini ditujukan untuk dapat membantu merancang target pencapaian penciptaan

lapangan kerja dan mengukur keberhasilannya.

Kriteria pemilihan dan rekomendasi program:

– Menyerap tenaga kerja

– Memberi nilai tambah besar

– Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)

– Dijamin keberlanjutannya (pasar)

– Memberikan peluang kerja yang setara

– Mudah diimplementasikan

– Biaya terjangkau

Berikut adalah usulan program dan indikator keberhasilan program untuk tiga sektor usulan:

Page 19: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

18

Tabel 6.4.Usulan Program Dan Indikator Keberhasilan Program

Sektor Temuan Usulan Program /

Kebijakan Indikator

Pertanian Lahan yang terbatas, biaya

hidup tidak cukup dipenuhi

oleh sector ini saja

Wisata agro

Dan pengolahan produk

pertanian

Jumlah kelompok tani

yang dibina untuk

menjadi kelompok wisata

agro

Jumlah usaha wisata agro

Banyaknya kerjasama

kelompok tani dengan

pengolah hasil tani

Penggunaan lahan belum

optimal karena pemahaman

komoditi terbatas

Mengefektifkan

monitoring penggunaan

lahan

Sosialisasi potensi lahan

Jumlah izin usaha yang

sesuai dengan tata ruang

dan tata wilayah

Jumlah studi potensi

lahan yang

disosialisasikan

Industri kecil Kualitas produk masih rendah Pelatihan peningkatan

kualitas produk

Jumlah pelatihan yang

ditindaklanjuti dengan

pendampingan akses

pasar

Pengenalan IPAL di

industri kecil

Jumlah industri kecil

dengan pengolaahn

limbah

Pemasaran dan

pengembangan produk

terbatas

Perlombaan inovasi

produk baru

Jumlah lomba inovasi

produk yang diadakan

Pelatihan dan

pendampingan akses

pasar

Jumlah fasilitasi

pertemuan dagang yang

dilaksanakan

Fasilitasi pembentukan

anak angkat – bapak

angkat

Jumlah kerjasama industri

kecil – industri besar yang

terlaksana

Usaha masih informal dan

bantuan tidak terkoordinir

Fasilitasi ijin usaha Formalisasi sektor

informal ke formal

regenerasi tenaga kerja belum

direncanakan dengan baik

Standarisasi upah di

sektor informal &

pelatihan manajemen

SDM

Jumlah pertemuan untuk

penentuan standard upah

Jumlah pelatihan SDM

Koordinasi kegiatan

dukungan usaha

Jumlah pertemuan

koordinasi lintas

Page 20: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

19

Tabel 6.4.(lanjutan)

Sektor Temuan Usulan Program /

Kebijakan Indikator

Perdagangan, hotel

dan restaurant

Perlunya jaminan keamanan,

kemudahan dan kenyamanan,

SDM lokal masih belum

berkualitas

Promosi layanan polisi

untuk wisatawan

Adanya call center polisi

dan wisata

Promosi wisata melalui

pusat informasi wisata

Berdirinya pusat

informasi wisata

Pembuatan paket wisata

dan kerjasama dengan

travel agent

Jumlah paket wisata yang

bisa dilakukan oleh

masyarakat

Page 21: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

20

LAMPIRAN

Lampiran A. Agenda lokakarya WAKTU SESI

Hari 1,

Tujuan hari 1: Memahami arahan strategis, kondisi pembangunan ekonomi di daerah, serta

mengidentikasi sector unggulan serta strategi nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan

08:00 – 08:30 Pendaftaran

08:30 - 09:00 Pembukaan

Ucapan Selamat Datang

Ketua Panitia Lokakarya

Pidato dan Pembukaan Resmi

Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban

Sesi Foto

09:00 – 09:15 Rehat Kopi 1

09:15 – 09:45 Perkenalan

Fasilitator Utama – Tim ITS (Lantip Trisunarno, MT)

09.45 – 10.00 Sesi 1. Pengenalan Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan

Narasumber: Dr Janti Gunawan

10:00 – 11:00 Sesi 2. Strategi Pembangunan Daerah Tuban

Narasumber : Ketua Bappeda Kab. Tuban

11:00 – 12:00

Sesi 3. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas

Pembangunan Ekonomi – pemahaman fakta pembangunan ekonomi di Tuban

Nara Sumber: Dr. Janti Gunawan

12:00 – 13:00 Rehat Makan Siang

13:00 – 13:15 Energizer

Sesi 4. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas

Pembangunan Ekonomi (lanjutan) – memahami sector unggulan

Fasilitator kelompok

14:30 – 15:00 Rehat Kopi

15:00 – 16:30

Sesi 5. Meningkatkan Kesempatan Kerja – Fokus Pada Tingkat dan Kualitas

Pembangunan Ekonomi (lanjutan) – rantai nilai dan nilai tambah

Fasilitator

Page 22: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

21

Hari 2

Tujuan hari 2: Memahami kondisi sumber daya produktif dan tantangan pembangunan berbasis

sumber daya (manusia dan alam) serta bagaimana implikasinya

Meninjau kembali kebijakan dan langkah yang ada, bagaimana pembangunan lebih adil dan

berkelanjutan – menyusun masukan kebijakan dan rencana aksi

08:30 – 08:45

Pembukaan Hari 2

Rangkuman Hari 1, Pengenalan Kegiatan Hari 2 dan Ice Breaking

Fasilitator utama

08:45 – 09:45

Sesi 7. Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Kab Tuban

Presentasi dan tanya jawab mengenai kondisi, dinamika dan karakteristik yang unik dari

ketenagekarjaan, ekonomi dan bursa tenaga kerja Daerah.

Narasumber: Dr.Agnes Tuti

09:45 – 10:00 Rehat Kopi

10:00 – 12:00

Sesi 8. Diskusi tantangan aspek sumber daya produktif di Tuban

Tujuan: Memperoleh prioritas tantangan pembangunan sumber daya produktif di

Tuban

Diskusi kelompok

12:00 – 13:00 Rehat Makan Siang

13:00 – 13:15 Energizer

13:15 – 15:15 Sesi 9. Mencapai Tujuan Pembangunan dengan Kesetaraan

Nara sumber: Dr. Eddy Soedjono

15:15 – 15:45 Rehat Kopi

15:45 – 16:45

Sesi 10: Rangkuman dan Kesimpulan serta Implikasi Kebijakan dan Studi Lanjutan

Diskusi dan presentasi kelompok untuk mengajukan rekomendasi kebijakan dan studi

lanjutan – jika diperlukan – untuk menindaklanjuti diskusi di Hari 1,2 dan 3 dengan cara

mengulas kembali permasalahan, tantangan dan peluang yang telah diidentifikasi.

Fasilitator:Dr Janti Gunawan

16:45 – 16:55 Evaluasi

16:55 – 17:00 Penutupan Lokakarya

Page 23: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

22

Lampiran B. Daftar peserta lokakarya

Perusahaan ( Swasta)

No. Nama JK Instansi No. HP

1 IQBAL L BANK JATIM 8123247252

2 DARMAJI L PHRI 81335880000

3 SUPRAPTO L BRI 8123436740

Pemerintah

No. Nama Instansi No. HP

4 YP. Puspita P BLKI 81332002945

5 Teguh Yuwono L 81332002945

6 Bambang S.uprayitno L Dinas Pertanian

7 M. Amena H. L Dinas Perikanan 81335739554

8 Nurjanah P Dinas Sosnaker 8123103513

9 Bambang Indarto L BPS Kab. Tuban 85230011576

10 Rahmawati T. Y. P BLH Kab. Tuban 81553159747

11 Amik Faldhori L Bapemas 81259847688

12 Danang Setyanawan F. L Bappeda 81231334877

13 Moch. Syarief L Dinas Pendidikan 83832006645

14 Christiawan L Dinas Perekonomian dan Pariwisata 85648757227

15 Harsono Tri Asworo L Dinas Sosnaker

16 Hymawan Zaldy L Disnaker

17 IR. M. AMENAH, MT. L Perikanan

19 M. Musha L DPRD

MASYARAKAT

No. Nama Instansi No. HP

20 H. Ahmad Rahmat SH L PCNU

21 Kusmen, S.pd L SPN Tuban 81330438951

22 IR. H. Asmajid L KTNA 8122664257

23 Yayuk P PKK 81390168800

24 Dwi S. Budiarti P PKK 81332475442

25 Khoirul L RPS 8121705721

26 Achmad Chairul Mizan L SMK TJP 85235048558

27 Sholihin L SMKN 1 Tuban 85850304227

28 Basuki L SMKN 1 Tuban 81359822044

29 Abdul Wahab L SMKN 2 Tuban 81330778243

30 Bambang K. L SMK TJP 8133193177

31 Nashirul Umam L KNPI 81357698999

32 Syaiful L KNPI

33 Darkun L Muh/ PDM 81554716081

34 Nimiek P SMK 2 Tuban 8123441249

34 Edy Sukarno L SMK TJP Tuban 8121752997

Page 24: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

23

Lampiran C. Harapan, Kekhawatiran & Kontribusi lokakarya Sebelum lokakarya dimulai, peserta diminta untuk menuliskan harapannya, kekhawatiran dan

kontribusi yang akan diberikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya kesepamahaman

harapan demi efektifnya lokakarya, dan mempertimbangkan ketidak efektifan lokakarya di masa

lampau (jika ada) untuk menjadi lebih baik, serta mengajak peserta sebagai pelaku pembangunan

untuk dapat berperan aktif sejak tahapan perencanaan pembangunan. Rangkuman harapan peserta

dapat dilihat tabel berikut:

Harapan Kekhawatiran Kontribusi

Selama lokakarya (output)

Memiliki pemahaman yang sama tentang arah pembangunan

Mengerti konsep ketena-gakerjaan dan lapangan kerja produktif dari berbagam sudut pandang pemangku kepentingan

Gambaran terkini tentang permasalahan tantangan dan peluang terkait dengan SDM, Ketenaga-kerjaan,Kesempatanker-ja di daerah

Memahami pertumbuhan ekonomi yg kondusif

Menyuarakan kesetaraan gender dalam peluang memperoleh kesempatan kerja

Membantu pemerintah daerah Tuban untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ketenaga-kerjaannya

Metode lokakarya dilaku-kan dengan cara diskusi dan lebih partisipatif.

Peserta dianggap lebih memahami kondisi lokal wilayah Tuban dan fasili-tator hanya membantu

Waktu dan langkah2 akan diatur sedemikian rupa untuk membuat work-shop menjadi lebih me-nyenangkan dalam waktu 3 hari ke depan

Data di laporan tidak sesuai dengan lapangan. Data-data terlalu indah, padahal pada kenyataan nya pengangguran lebih banyak. Ada pengang-guran yg tidak nampak.

Lokakarya ini tidak menghasilkan sesuatu sesuai harapan

Tidak terakomodir dalam penentuan kebijakan dan tidak terealisasi dlm kegiatan

Tidak memiliki pengaruh bisnis secara langsung, karena implementasinya masih lama.

Lokakarya tidak ada follow up, pada tatanan teori, tanpa implementasi

Peserta bergantian sehingga lokakarya tidak efektif

Sebatas teori sulit ditindaklanjuti terkait kedalaman pengalaman

Tidak dapat mengikuti penuh karena adanya tugas kantor

Kawatir tidak dpt mengikuti sema sesi sehingga kontribusi tdk maksimal

Permaslahan naker tidak terselesaikan karena tidak dapat merespon perubahan jaman dan keinginan masyarakat

Membantu pemikiran penyelesaian permasalahan ketenagakerjaan di Tuban

Memberikan informasi bisnis mikro

Memberikan informasi ketenagakerjaan, khususnya di desa

Memberikan data yang aktual

Menyuarakan perlunya tenaga kerja di bidang lingkungan hidup yang belum tergali potensinya

Berbagi pengalaman

Menginformasikan peluang usaha pertanian dan peternakan di Tuban. Sosialisasi program dinas pertanian

• Dapat memberikan informasi bahwa : UPT PK Tuban dapat mengisi kekuranagan tenaga kerja sebelum masuk dunia kerja melalui pelatihan

• Ikut aktif dalam pembahasan permasalahan ketenagakerjaan

• Menyiapkan usaha yang dapat menampung tenaga kerja yang ada di tuban

• Menginformasikan permasalahan tentangketenaga kerjaan, khususnya pemuda

• Memberikan informasi pada pemangku kepentingan terkait peran sebagai staf pemerintah agar dapat

Page 25: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

24

Harapan Kekhawatiran Kontribusi

Realita permasalahan & solusi ketenaga kerjaan dapat diketahui

Mengetahui masalah yang ada di Tuban, mencari pemecahan masalah yang mendasar dan mendesak

Adanya tindaklanjut dari lokakarya ini, seperti kebijakan pemda Tuban

Ada rumusan konsep perluasan dan penciptaan lapangan kerja, yang menguntungkan semua pihak (pemerintah, peng-usaha, tenaga kerja)

Bisa memberikan solusi dan keyakinan para petani dan pelaku usaha bidang pertanian bahwa pertani-an berprospek baik dan sebagai penyangga eko-nomi

Mengetahui permasa-lahan ketenagakerjaan sekaligus dapat mencarisolusi/jalan keluar terbaik dari permasalahan.

Mampu membuat meru-muskan kebijakan yang menguntungkan bagi te-naga kerja, pengusaha dan pemerintah daerah

Memahami problem na-ker, mencari solusi yang sesuai problem

Adanya solusi penem-patan naker lokal dalam keterlibatan bekerja di perusahaan

Mengetahui tingkat per-kembangan tenaga kerja di kab Tuban dan permasalahan

Mendapat solusi masalah naker di kab tuban

Tersusunnya rancangan utuh/berkelanjutan untuk tenaga kerja di Tuban

Hasil lokakarya tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata

Kekompakan peserta kurang karaena kesibukan masing-masing

Tidak terbahas habis permasalahan ketenagakerjaan karena waktu lokakarya yang terbatas sedang permasalahan kompleks.

mengatasi masalah di lapangan

Page 26: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

25

Harapan Kekhawatiran Kontribusi

Mengetahui masalah, po-tensi, dan solusi ketena-gakerjaan khusus di kab. Tuban yang dapat diguna-kan untuk perencanaan ketenagakerjaan

Warga Tuban lulusan sekolah menengah dapat bekerja pada perusahaan di Tuban sehingga mampu mengurangi pengangguran dan mengantas kemiskinan

Pasca lokakarya (outcome)

Bisa membantu pereko-nomian di kab. Tuban

Page 27: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

26

Lampiran D. Evaluasi lokakarya

Peta Pemahaman Peserta

25.0%

33.3%

25.0%

14.3%

25.0%

15.4%

7.7%

18.8%

5.3%

68.8%

5.3%

66.7%

62.5%

100.0%

75.0%

71.4%

66.7% 76.9% 84.6%

68.8%

21.1%

6.3%

26.3%

21.1%

12.5%

22.2% 20.0%

25.0%

5.3%

14.3%

11.1%

8.3% 7.7%

15.8%

7.7%

5.3%

12.5%

73.7%68.4%

78.9% 77.8% 80.0%

94.7%88.9%

100.0%

84.2%

94.7%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10

75% - 100% 50% - 75% 25% - 50% 0 - 25%

M1 Strategi Pembangunan Daerah Tuban

M2 Kondisi Ketenagakerjaan di Tuban

M3 Tantangan Pembangunan Sumber Daya

M4 Pemahaman Fakta Pembangunan

M5 Pemahaman penyebab permasalahan

M6 Bagaimana mengatasinya?

M7 Tantangan pembangunanekonomi

M8 Kesetaraan

M9 Keberlanjutan

M10 Implikasi Kebijakan

Hasil evaluasi pelaksanaan lokakarya:

1) Metodologi

Uraian Rata-rata penilaian*

Metodologi ini bermanfaat untuk membuat keputusan yang terkait dengan kebijakan.

4.26

Metodologi ini sangat membantu dalam menyusun analisa tentang pekerjaan.

4.21

Saya dapat menggunakan metodologi ini sendiri. 3.17

Saya akan menggunakan metodologi ini di masa mendatang

3.58

Rata-rata penilaian mengenai metodologi 3.80

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Peserta ingin menggunakan metodologi ini lagi dalam konteks:

- Digunakan dalam rapat, khususnya pada waktu menentukan pemecahan masalah tentang

tenaga kerja, perencanaan pengembangan ketenagakerjaan serta dalam menentukan

prioritas pengembangan, juga dalam penyusunan perencanaan dinas selanjutnya .

- Digunakan dalam penelitian dengan metode partisipatori. Instruksi

Page 28: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

27

Uraian Rata-rata penilaian

Metodologi ini sampaikan dengan sangat baik. 4.16

Presenternya memiliki pengetahuan yang luas. 4.47

Presentasinya sangat menarik dan praktis 4.33

Diskusi kelompok dan interaksi sangat bermanfaat. 4.65

Rata-rata penilaian mengenai instruksi 4.40

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Komentar tentang mutu instruksi:

o Penyampaian materi terlalu cepat, sehingga di beberapa hal masih kurang detail dan

membingungkan.

o Dapat dipahami dengan baik, dan metode penyampaian juga baik tetapi tetap perlu

ditingkatkan.

o Mengetahui pentingnya pengetahuan dalam pelaksanaan program

2) Materi

Uraian Rata-rata penilaian

Materi yang diberikan sangat bermanfaat. 4.58

Materi yang diberikan sangat luas. 4.42

Rata-rata penilaian mengenai materi 4.50

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Materi atau informasi lain yang mungkin bermanfaat bagi peserta:

o Cara penyampaian materi serta penyampaian data

o Bisa tidaknya suatu kebijakan diterapkan secara real

o Informasi ketenagakerjaan tentang Tuban, regulasi pemerintah Kabupaten Tuban,

UU Ketenagakerjaan

o Bisa dibuat memperdalam analisis program/kegiatan

o Perlunya peningkatan skill tenaga kerja

3) Jangka Waktu

Uraian Rata-rata penilaian

Jangka waktu lokakarya ini cukup memadai. 3.39

Beban kerjanya tidak terlalu padat 3.44

Waktu yang disediakan untuk diskusi cukup memadai. 3.44

Rata-rata penilaian mengenai jangka waktu 3.43

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Hal-hal mengenai jangka waktu yang kurang memuaskan menurut peserta:

o Waktunya terlalu singkat sehingga eksplorasi pemahaman kasus menjadi terburu-

buru.

o Tempat kurang luas

Page 29: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

28

4) Pengaturan

Uraian Rata-rata penilaian

Lokakarya ini diumumkan dengan baik dan tepat waktu. 3.89

Perjalanan dan tempat tinggal kami memuaskan. 3.59

Pengaturan selama lokakarya sangat memuaskan. 3.84

Rata-rata penilaian mengenai pengaturan 3.77

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

5) Terjemahan

Uraian Rata-rata penilaian

Tidak ada informasi yang hilang selama interpretasi yang dilaksanakan secara langsung.

4.41

Tidak ada informasi yang hilang dalam terjemahan teks. 4.35

Rata-rata penilaian mengenai terjemahan 4.38

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

6) Keseluruhan

Uraian Rata-rata penilaian

Bagaimana pendapat Anda tentang mutu lokakarya ini secara keseluruhan?

4.42

Lokakarya ini akan membantu saya dalam bekerja. 4.42

Pelatihan dalam analisa pekerjaan sangat bermanfaat. 4.37

Setelah lokakarya ini, saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan pekerjaan di Tuban.

4.41

Setelah lokakarya ini, ada pemahaman bersama tentang masalah yang ada serta kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan produktif di Tuban.

4.53

Rata-rata penilaian mengenai terjemahan 4.43

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Tujuan dan harapan peserta mengikuti lokakarya:

- Memahami akar masalah tentang ketenagakerjaan sehingga dapat ikut menyumbang saran/

ide dalam menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran.

- Ada tindak lanjut dari hasil yang direkomendasikan dalam lokakarya.

- Ada bantuan pemerintah untuk masyarakat

- Bisa mengetahui program kerja Tuban tentang tenaga kerja, serta strategi dan realisasinya

- Ada desain perancangan detail ketenagakerjaan per bidang

- Mempelajari metodologi riset partisipatori.

- Memahami proses perencanaan yang efektif sehingga mungkin bisa diterapkan dalam

perencanaan ke depan

Page 30: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

29

Seberapa jauh harapan-harapan tersebut sudah tercapai:

- Hasil lokakarya masih memerlukan pembahasan menyeluruh dengan melibatkan

pemerintah, masyarakat dan swasta karena hasil lokakarya ini masih dalam tahap wacana/

perencanaan.

- Dalam proses tindak lanjutnya membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah,

swasta dan masyarakat

- Perlu dilakukan evaluasi terhadap hasil perencanaan.

Materi apa yang ingin ditambahkan peserta dalam lokakarya ini:

- Waktu yang cukup dan ruangan yang memadai

- Motivasi untuk menghadapi tantangan ke depan

- Adanya pemisahan sub sector untuk memperdalam pemahaman sehingga dapat dihitung

peluang tenaga kerja per sub sector

- Khususnya kebijakan pengentasan kemisikanan dan pengangguran

- Materi yang berkaitan kebijakan publik dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan

- Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah

- Metode aplikasi dari perencanaan yang telah disusun

Jenis bantuan apa yang diinginkan peserta setelah lokakarya ini:

- Kebijakan secara nyata sehingga dapat menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dengan

memetakan tenaga kerja sesuai dengan bidangnya/ kualifikasinya.

- Perumusan program-program mendatang di Kabupaten Tuban supaya dapat ditindaklanjuti

oleh pemerintah.

- Pengawasan bersama program tenaga kerja

- Rencana aksi dari SIDA untuk membantu ketenagakerjaan di Kabupaten Tuban

- Bantuan program CSR

- Regulasi dan dana stimulan untuk pengembangan UKM dan ekonomi produktif

- Pelatihan dan modal bagi pengembangan wirausaha

Aspek terbaik dari lokakarya:

1) Metodologi lokakarya: diskusi yang sistematik, baik dari instrumen maupun aplikasinya

2) Materi, karena menyentuh pada persoalan ketenagakerjaan sehingga diharapkan dapat

mengatasi kesenjangan tenaga kerja dan kemiskinan.

3) Pemateri yang sangat menguasai materi

Hal-hal yang seharusnya lebih baik:

- Komunikasi yang baik antar satuan kerja di pemerintah daerah

- Tindak lanjut hasil lokakarya

- Sarana dan tempat lokakarya

- Waktu lokakarya tidak terlalu lama tetapi tetap cukup memadai dalam menyelesaikan

diskusi

Page 31: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

30

Komentar lain:

- Lokakarya yang bagus dan sangat penting, dapat dijadikan metode dalam menyusun

perencanaan pembangunan di Kabupaten Tuban.

- Dapat dilakukan lokakarya lagi dengan materi yang lebih luas lagi.

- Diharapkan tindak lanjut lokakarya segera terealisasi

- Lokakarya ini bermanfaat sebagai fungsi control dalam implementasi kebijakan

- Perlu juga dilakukan evaluasi yang berkelanutan terhadap hasil lokakarya apakah dapat

diaplikasikan dalam menjawab permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Tuban.

Page 32: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

31

Lampiran E. Dokumentasi Lokakarya

Pembukaan Lokakarya

Proses Penyampaian Materi dan Diskusi

Page 33: LAPORAN LOKAKARYA - ilo.org · bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik. - Lokakarya , dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

32

Proses Penyampaian Materi dan Diskusi

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:

Pusat Studi PDPM LPPM-ITS

Kampus ITS Sukolilo-Surabaya

Telp. 031-5962271