LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program...

35
LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM ITS

Transcript of LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program...

Page 1: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

LAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah

Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013

Disusun Oleh :

Tim PDPM-LPPM ITS

Page 2: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

1

1. Latar Belakang

Permasalahan ketenagakerjaan, seperti pengangguran dan dampaknya berupa kemiskinan,

merupakan permasalahan sosial yang kita hadapi bersama. Program penciptaan lapangan kerja

produktif, yaitu lapangan kerja yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki dan

dapat berkelanjutan, sangatlah dibutuhkan untuk merespon hal ini. Pemerintah telah melakukan

upaya-upaya untuk membuat program dan memfasilitasi pelaksanaan program ketenagakerjaan.

Namun, program ketenagakerjaan ini sangatlah kompleks. Pengetahuan dan kemampuan

pemerintah untuk merancang, melaksanakan, memonitor serta mengevaluasi program terbatas.

Untuk itu, peran serta para pemangku kepentingan, seperti swasta dan masyarakat sangatlah

penting dalam kegiatan ketenagakerjaan. Langkah kritis utama adalah memahami dan melakukan

diagnosa terhadap masalah ketenagakerjaan yang ada, serta menyusun program dan prioritas untuk

mengatasinya.

Lokakarya Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan (PBPK) adalah sebuah kegiatan untuk

membantu proses perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan mengedepankan prinsip

berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara pemangku kepentingan yang terkait dengan isu

ketenagakerjaan di tingkat daerah serta mendorong para pemangku kepentingan untuk ikut

mengambil bagian dari perencanaan dan pelaksanaan program ketenagakerjaan.

Metodologi dalam Lokakarya PBPK ini diperkenalkan oleh ILO (Badan Perburuhan Internasional)

dan terus dikembangkan melalui kerjasama Pusat Potensi Daerah dan Pemberdayaan masyarakat

(PDPM) ITS Indonesia dan Stockholm School of Economics (SSE) Swedia, dan pelaksanaannya

dikoordinasikan oleh Bappenas, dengan bantuan pendanaan dari pemerintah Swedia melalui

Swedish International Development Agency (SIDA).

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Lokakarya PBPK ini adalah agar pemangku kepentingan permasalahan ketenagakerjaan

(pemerintah, swasta, dan masyarakat):

a. Memiliki pemahaman lebih baik tentang permasalahan, tantangan dan peluang dalam

menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan

berkelanjutan.

b. Bersama-sama melakukan analisa ketenagakerjaan sehingga kualitas perencanaan program

ketenagakerjaan dapat lebih baik.

Page 3: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

2

c. Berdialog untuk menciptakan forum diskusi di antara pemangku kepentingan sebagai wadah

identifikasi permasalahan dan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja produktif serta

sarana pemberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan terkait.

d. Memberikan landasan yang kuat bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan dalam

penyusunan kebijakan strategi pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di

Daerah.

e. Bersama-sama berkomitmen untuk memperkuat dialog sosial antara pemerintah dan para

pemangku kepentingan di Daerah.

Sedangkan manfaat / luaran dari Lokakarya PBPK ini adalah:

a. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang arah dan rencana pembangunan di daerah,

termasuk permasalahan dan tantangannya.

b. Adanya pemahaman yang lebih baik tentang konsep perencanaan bersama program

ketenagakerjaan sebagai upaya penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.

c. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

pengembangan sumber daya produktif (SDM &SDA) serta kemampuanSDM untuk mendapatkan

kerja dengan kesempatan yang setara di daerah.

d. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi ekonomi, yang mencakup identifikasi

permasalahan, tantangan dan peluang pertumbuhan ekonomi yang kondusif di daerah serta

kesempatan yang adil yang berkelanjutan.

e. Adanya pemahaman gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

kesetaraan dan keberlanjutan pembangunan sosial ekonomi di daerah.

f. Teridentifikasinya potensi sektor unggulan di daerah yang dapat menciptakan lapangan kerja

produktif yang inklusif dan berkelanjutan.

g. Adanya rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklanjuti peluang dan menjawab

permasalahan dan tantangan penciptaan lapangan kerja di daerah melalui sektor unggulan ini.

h. Adanya rekomendasi studi lanjut untuk mendukung hal-hal tersebut diatas.

Dalam kerangka untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Bangka Tengah 2010-2015 yaitu:

“Terwujudnya Negeri Selawang Segantang yang sejahtera melalui pemerintahan yang amanah,

bersih, berwibawa, berbasis IPTEK dan IMTAQ, berorientasi ekonomi masyarakat serta

berwawasan lingkungan“.

Page 4: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

3

3. Definisi

Seperti tertulis dimuka, tujuan lokakarya ini adalah menyusun masukan alternatif arahan kebijakan

dan program penciptaan lapangan kerja produktif yang inklusif dan berkelanjutan. Berikut definisi

dari terminologi diatas:

Lapangan kerja produktif: lapangan kerja yang mampu memberikan kesempatan kerja dengan

penghasilan yang layak bagi seseorang untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, serta

keluar dari garis kemiskinan. Untuk itu, lapangan kerja produktif erat kaitannya dengan pengurangan

pengangguran dan pekerja miskin.

Inklusif: seluruh warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, baik di kota maupun di desa,

memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh lapangan kerja produktif. Hal ini terkait erat

dengan kesetaraan.

Berkelanjutan: lapangan kerja produktif yang memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga dapat

tersedia tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.

4. Metodologi

Untuk mencapai tujuan diatas, kegiatan Lokakarya PBPK ini terdiri dari dua tahapan:

- Pra Lokakarya, sebagai tahapan persiapan, untuk mengetahui APA karakteristik

ketenagakerjaan dan tantangan yang dihadapi daerah. Kegiatan ini dilakukan oleh tim ITS

bersama dengan SSE dengan cara melakukan eksplorasi data statistik.

- Lokakarya, dengan tujuan mempresentasikan data ketenagerjaan dan tantangannya,

melakukan konfirmasi temuan awal, serta mencari tahu MENGAPA permasalahan

ketenagakerjaan dan kemiskinan dapat terjadi dan mencari masukan BAGAIMANA tantangan

tersebut dapat diatasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama, yang difasilitasi oleh

Bappeda setempat, dengan dukungan narasumber dan fasilitator dari ITS.

Kerangka berpikir dari tahapan analisa diagnostik mengacu pada diagram ketenagakerjaan (lihat

Gambar 4.1). Gambar 4.1 Kerangka Diagnosa Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa lapangan kerja

produktif yang inklusif dan berkelanjutan mengakar pada 4 faktor pembangunan yaitu:

- Tersedianya sumber daya produktif (Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam)

- Adanya dukungan faktor penggerak ekonomi

- Yang dilaksanakan dengan mengedepankan aspek kesetaraan

- Dijalankan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan

Page 5: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

4

Gambar 4.1. Kerangka Diagnosa Ketenagakerjaan

Kerangka Diagnosa Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja berdasarkan

pada dua sumber daya produktif, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya alam. Keduanya

perlu diberdayakan dalam kerangka ekonomi produktif, yang mempertimbangkan kesetaraan dan

keberlanjutan, dengan melibatkan 3 unsur pembangunan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.

Jika hal ini dijalankan maka pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan diharapkan dapat

mengatasi defisit kesempatan kerja produktif serta kemiskinan.

Untuk itu, tahapan perencanaan menjadi tahapan awal yang kritis, dan Lokakarya PBPK ini ditujukan

sebagai sarana perencanaan bersama dan diskusi dengan mengacu kepada konsep diatas.

5. Agenda dan Peserta

Lokakarya ini dilaksanakan pada tanggal 08-09 Maret 2013, dengan hasil diskusi pada satu sesi

dijadikan masukan bagi sesi berikutnya, yaitu:

Hari 1: (a) Paparan visi dan misi pemerintah Kab. Bangka Tengah; (b) Penjelasan metodologi;

(c) Dinamika ketenagakerjaan Kab. Bangka Tengah serta (d) Analisa diagnosa

ekonomi dan keberlanjutan

Hari 2: (e) Analisis diagnosa sumber daya manusia dan sumber daya produktif lainnya,

dilanjutkan dengan diskusi (f) Ke(tidak)setaraan dan rangkuman rekomendasi bagi

pemerintah daerah.

Page 6: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

5

Jadwal lengkap lokakarya ini dapat dilihat pada Lampiran A.

Kerangka lokakarya dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1.Kerangka Lokakarya

Lokakarya ini diikuti oleh 27 peserta, terdiri dari 18 orang dari kalangan pemerintah, 7 pengusaha

swasta, dan 2 anggota masyarakat dari berbagai latar belakang. Dari jumlah tersebut, 14 orang (52%)

adalah laki laki dan 13 orang (48%) adalah perempuan. Daftar peserta lokakarya dapat dilihat pada

Lampiran B.

6. Hasil Lokakarya

Laporan ini disusun sesuai proses lokakarya, dan terdiri dari 4 bagian, yaitu: gambaran tentang

Kabupaten Bangka Tengah, dilanjutkan dengan Analisa Diagnostik 1 tentang sumber daya manusia

dan sumber daya produktif lainnya, Analisa Diagnostik 2 tentang aspek ekonomi, Analisa Diagnostik

3 tentang aspek kesetaraan dan Analisa Diagnostik 4 tentang aspek keberlanjutan. Laporan diakhiri

dengan masukan kebijakan dan program.

Sesi 1. Metodologi Perencanaan Bersama Program Ketenagakerjaan

Sesi 2. StrategiPembangunan

Sesi 3.Fakta pembangunan

Ekonomi di daerah

Sesi 4.Fakta ketenagakerjaan di

daerah

Sesi 5.Fakta kesetaraaan & keberlanjutan

Tanya jawab : Pemahaman tentang Dinamika Ketenagakerjaan

Sesi 6.Paparan & Diskusi A

Sumber DayaProduktif (SDM &

SDA)

Sesi 7.Paparan & Diskusi B

Mencapai TujuanPembangunan dg

Kesetaraan

Sesi 8.Paparan & Diskusi C

Mencapai TujuanPembangunan yang

berkelanjutan

Sesi 9.Paparan & Diskusi D

Pemilihan sektorunggulan u/ lap kerja

yg inklusif & berkelanjutan

Sesi 10: Diskusi ERekomendasi Kebijakan.

Telaah ulang hasil diskusi A-D & menyusun rekomendasi kebijakan & RKA

Sesi 11: Diskusi FMasukan & studi lanjut

Page 7: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

6

6.1. Struktur Demografi

6.1.1. Jumlah dan sebaran penduduk

Kabupaten Bangka Tengah memiliki

luas wilayah 2.126,36 km2.

Kabupaten ini terdiri dari 6

kecamatan dan 57 desa/kelurahan.

Jumlah penduduk Kabupaten Bangka

Tengah di tahun 2011 adalah

sebanyak 166.294 jiwa dengan

kepadatan penduduk sebesar 78

orang/km2, yang tersebar 75,63% di

kota dan 24,37% di kota.

Sumber: Susenas Kab. Bangka Tengah, 2011

Gambar6.1 Distribusi Penduduk Desa/Kota di Kabupaten Bangka Tengah

6.1.2. Struktur penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.2. Penduduk

Kabupaten Bangka Tengah terdiri dari 47,64% perempuan dan 52,36% laki-laki. Sebagian besar

penduduk usia paska produktif yaitu diatas 65 tahun adalah perempuan. Jumlah penduduk laki-laki

usia produktif terutama pada usia 15-29 tahun lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

Sumber: Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka, 2012

Gambar 6.2.Piramida Penduduk Kabupaten Bangka Tengah

15 10 5 5 10

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75 +

Ribuan

Perempuan

Laki-laki

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pedesaan Perkotaan

24,16

75,84

24,58

75,42

Per

sen

tase

Laki-laki

Perempuan

Page 8: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

7

6.2. Dinamika Ketenagakerjaan

6.2.1. Penduduk Angkatan Kerja

Berdasarkan tingkatan pendidikan, profil angkatan kerja Kabupaten Bangka Tengah masih

berpendidikan rendah, yaitu 64,67% berpendidikan ≤ SD dan 11,72% berpendidikan SLTP. Jumlah

total yang berpendidikan SLTA ke bawah adalah sebesar 86,39%.

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

a) Berdasarkan pendidikan b) Berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin Gambar 6.3. Penduduk Angkatan Kerja berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Komposisi pencapaian pendidikanpun tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja laki-laki selalu lebih

banyak dari perempuan hampir di seluruh tingkatan pendidikan, kecuali di tingkat pendidikan tinggi,

(D3, D4 dan S1). Sebanyak 56,79% angkatan kerja yang berpendidikan perguruan tinggi adalah

angkatan kerja berjenis kelamin perempuan.

6.2.2. Partisipasi Angkatan Kerja dan Defisit Tenaga Kerja Produktif

Tabel 6.1. Prediksi Tingkat aktifitas Penduduk, Pekerja dan Pengangguran

Distribusipendudukdalamusiakerjaberdasarkanjeniskelamin - 2011

Laki-laki Perempuan Total

1 Populasi* 87.077 79.217 166.294

2 Pendudukusiakerja 15+* 60.597 54.261 114.858

3 Dalamangkatankerja** 53.836 27.282 81.118

4 Bekerja 52.528 25.986 78.514

5 Pengangguran 1.308 1.296 2.604

6 Tidakaktif 33.740

7 Rasio ketergantungan, berdasarkanusia 49,71% 53,71% 51,59%

8 Activity rate (%) = [3]/[2]*100 88,84% 50,28% 70,62%

9 Employment rate (%) = [4]/[2]*100 86,68% 47,89% 68,36%

64,67% 11,72%

10,55%

8,11% 1,70% 3,26%

≤ SD SMTP

SMTA Umum SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi Universitas 0 20 40 60

≤ SD

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

Ribuan

Laki-laki

Perempuan

Page 9: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

8

10 Unemployment rate (%) = [5]/[3]*100 2,43% 4,75% 3,21%

Sumber: Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Tingkat partisipasi kerja secara umum masih belum merata. Hal tersebut diukur dari tingkat

kegiatan, yaitu perbandingan penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Tingkat

kegiatan penduduk usia kerja di Kab. Bangka Tengah adalah 70,62%, artinya terdapat 29,38%

penduduk yang tdak bekerja karena menganggur atau memang tidak aktif bekerja (ibu rumah

tangga, sekolah dsb). Jika dilihat lebih jauh, ternyata, tingkatan kegiatan laki-laki mencapai hampir

88,84% sedangkan perempuan hanya 50,28%. Sedangkan tingkat bekerja di Kabupaten Bangka

Tengah, yaitu perbandingan penduduk yang bekerja dibandingkan penduduk usia kerja adalah

sebesar 68,36% (lihat Tabel 6.1).

Jumlah angkatan kerja sebanyak 81.118 jiwa, 78.514 jiwa diantaranya adalah penduduk yang

bekerja, sehingga pengangguran terbuka sebesar 2.604 jiwa (tingkat pengangguran sebesar 3,21%).

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah sedikit lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan

Provinsi Bangka Belitung. Tingkat pengangguran tidak dapat dijadikan indikator tunggal dalam defisit

lapangan kerja produktif di Kabupaten Bangka Tengah. Dengan tingkat kemiskinan 6,42% di tahun

2011, maka perkiraan jumlah pekerja miskin adalah sebanyak 5.041 jiwa, yang menjadikan Bangka

Tengah memiliki defisit lapangan kerja produktif (kekurangan lapangan kerja yang layak, baik bagi

penganggur maupun pekerja miskin) sebanyak 7.645 jiwa.

Populasi166.294

Penduduk UsiaKerja (15+)

11.4858

Non PUK (<15)51.436

Angkatan Kerja81.118

Tidak Aktif33.740

Bekerja78.514

(96,79%)

Pengangguran2.604

(3,21%)

Pekerja Produktif± 73.473

Pekerja Miskin± 5.041

Penganggurantidak miskin

PengangguranMiskin

PERKIRAAN DEFISIT LAPANGAN KERJA PRODUKTIF7.645

Page 10: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

9

Sumber: * Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka, 2012, ** BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.4. Prediksi Defisit Lapangan Kerja Produktif di Kabupaten Bangka Tengah

Dari segi usia, pengangguran di Kabupaten Bangka Tengah ini meliputi pekerja yang berada pada

usia yang sangat produktif, yaitu 15 hingga 30 tahun, dimana 31,91% berpendidikan SMP dan

50,84% berpendidikan SMA baik itu SMA Umum maupun Kejuruan.

Sumber : BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Gambar 6.5.DistribusiAngkatanKerja Menurut Usia di Kabupaten Bangka Tengah

6.2.3. Penyerapan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor Ekonomi

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bangka Tengah terfokus pada 4 sektor, yaitu pertambangan

dan penggalian (dengan jumlah pekerja di sektor ini sebesar 35,63%% dari total pekerja), diikuti

sektor pertanian (jumlah pekerja sektor ini sebesar 26,69% dari total pekerja), kemudian sektor

perdagangan, hotel dan restoran (jumlah pekerja sektor ini sebesar 15,30%) dan sektor jasa-jasa

dimana jumlah pekerja di sektor ini sebanyak 12,33% dari total pekerja.

6.2.4. Tantangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bangka Tengah

Secara singkat, Kabupaten Bangka Tengah memiliki defisit angkatan kerja produktif sekitar 7.645

orang yang terdiri dari 2.604 pengangguran dan 5.041 pekerja miskin.

Tantangan ketenaga-kerjaan di Kabupaten Bangka Tengah meliputi:

- Sebanyak lebih dari 75% penduduk Kab. Bangka Tengah hanya lulusan SMP ke bawah

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

≥ 65 Bekerja

Pengangguran

Page 11: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

10

- Pengangguran di pedesaan banyak yang berpendidikan rendah

- Jumlah pekerja miskin lebih banyak dibanding pengangguran

Sedangkan diskusi selama lokakarya menghasilkan temuan bahwa:

- Mangacu pada konsep perhitungan PDRB yang dihitung dari penjumlahan penduduk yang

tinggal di daerah tersebut lebih dari 6 bulan, nilai tambah dari PDRB Kabupaten Bangka

Tengah bisa jadi dirasakan oleh penduduk diluar Kab. Bangka Tengah.

- Terdapat banyak produk unggulan sektor pertanian yang dapat diperdagangkan misalnya

jeruk kunci. Potensi daerah tersebut dapat dipromosikan dimulai dari daerah tersebut.

- Tidak adanya tindaklanjut dari berbagai bentuk pelatihan yang telah dilakukan

Dinsosnakertran. Peserta pelatihan mengharapkan ada tindak lanjut dalam bentuk

pemberian modal.

- Dana yang ada di Dinsosnakertran diperuntukkan untuk penduduk miskin, padahal para

pencari kerja belum tentu miskin.

- Adanya harapan kerjasama dengan pihak perbankan dalam pengadaan modal untuk pencari

kerja yang tidak memiliki kompetensi memadai.

- Dibutuhkan kerjasama antar sektor untuk menyelesaiakan kendala pemasaran dalam

mempromosikan produk unggulan potensi daerah.

- Minimnya feedback serta kontrol dari masyarakat sehingga program yang

diimplementasikan memberikan pengaruh yang kurang signifikan.

- Adanya kompensasi untuk pemilik lahan sehingga adanya koordinasi antara pemerintah,

swasta dan juga masyarakat.

Sumberdaya Manusia dan Alam di Kabupaten Bangka Tengah juga menjadi faktor yang penting

dalam penciptaan lapangan kerja produktif. Hasil diskusi terkait kekuatan, kelemahan, tantangan

dan peluang dari sumberdaya kab. Bangka Tengah disajikan dalam Tabel 6.2

Tabel 6.2. Aspek Sumber Daya untuk Penciptaan Lapangan Kerja Produktif

ASPEK SUMBER DAYA

KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG TANTANGAN

Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah angkatan kerja usia produktif tinggi

Tingkat pendidikan rendah

Kesempatan lapangan kerja masih besar

Persaingan tenaga kerja lokal dan pendatang dalam hal upah kerja (buruh dari luar bersedia dibayar 80rb/ hari sedangkan orang lokal minta 150rb/hari), keterampilan dan

Page 12: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

11

ASPEK SUMBER DAYA

KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG TANTANGAN

etos kerja

Etos kerja rendah. Berdasarkan fakta, untuk pekerja tambang hanya bekerja apabila ada pengawasan (kesadaran masih kurang)

Diversifikasi lapangan pekerjaan tinggi

Adanya pekerja musiman

Rendahnya aksesabilitas teknologi dan informasi

Investor yang mulai melirik untuk mendirikan perusahaan disini

Kesempatan kerja pada lapangan kerja alternatif terbatas

Kompetensi/ keahlian pekerja rendah (untuk pekerja terampil masih rendah dan tergantung dari Jawa)

Sumber Daya Alam (SDA)

Melimpahnya sumber daya alam tambang, pertanian dan kelautan

Tingkat pendidikan: mayoritas SMA atau lebih rendah

Peningkatan pendapatan

Penegakan hukum/ regulasi sumber daya alam terkait dengan kepemilikan lahan perkebunan.

Pertanian holtikultura tersedia

Tingkat keterampilan terbatas

Mengurangi angka kemiskinan dengan terciptanya lapangan kerja

Adanya alih fungsi lahan

Adanya 5 pulau yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pariwisata dengan dibangun resort (Ketawai, Semujur, Busur Asam, Panjang,

Bisa menjadi sumber konflik jika tidak digarap dengan baik

56% Bangka Tengah adalah kawasan hutan yang tidak bisa dimanfaatkan (hutan konservasi) kecuali ada ijin dari dinas terkait

Perikanan : budidaya dan penangkapan, perkebunan dan kehutanan

Sektor unggulan timah semakin menipis

Kepemilikan pulau yang tidak jelas

Kekayaan harta karun: air terjun Sadap Pantai

Tumpang tindih sektor pariwisata dan pertambangan

Tambang beralih ke wilayah laut yang belum dilakukan zonasi

Lahan eks tambang (2400Ha) dapat dikembangkan menjadi budidaya ikan tawar dan

Banyaknya lahan tidak produktif

Bagaimana memanfaatkan SDA untuk menciptakan lapangan kerja

Page 13: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

12

ASPEK SUMBER DAYA

KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG TANTANGAN

pariwisata

Areal terbatas

6.3. Ketidaksetaraan

Terdapat tiga aspek ketidaksetaraan di Kabupaten Bangka Tengah yang perlu diperhatikan, yaitu:

ketidaksetaraan penghasilan - sektor, ketidaksetaraan gender, dan ketidaksetaraan dari segi usia

pekerja yang bekerja.

6.3.1. Ketidaksetaraan Penghasilan

Sektor penyedia lapangan kerja di Bangka Tengah tidak tumbuh secara berimbang. Sektor pertanian

merupakan sektor yang memiliki tingkat penghasilan terendah, sedangkan bangunan merupakan

sektor dengan tingkat penghasilan tertinggi. Tingkat penghasilan tinggi di desa juga diberikan oleh

sektor bangunan.

Tabel 6.3.Rata-Rata Upah/Gaji Per Sektor Berdasarkan Gender.

Lapangan Usaha Daerah (Rp)

Rata-rata (Rp) Perkotaan Pedesaan

1 Pertanian 1.426.680 989.684 1.050.539

2 Pertambangan & Penggalian 3.083.253 1.438.352 1.722.750

3 Industri Pengolahan 1.447.970 785.500 1.138.838

4 Listrik. Gas Dan Air 0 1.000.000 1.000.000

5 Bangunan 1.841.183 2.162.649 1.988.766

6 Perdagangan Hotel & Restaurant 1.077.297 1.198.757 1.097.192

7 Angkutan Pergudangan & Komunikasi 1.184.330 0 1.184.330

8 Keuangan Asuransi Real Estate 1.727.830 0 1.727.830

9 Jasa Kemasyarakatan Lainnya 1.882.627 1.333.331 1.604.183 Sumber: Pusdatinaker. 2011

Hal ini bisa terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan pekerja di sektor pertanian. Juga, terjadi

ketidaksetaraan yang cukup besar antara penghasilan di perkotaan dengan pedesaan pada sektor

pertambangan dan penggalian.

6.3.2. Ketidaksetaraan Gender

Lapangan kerja produktif akan bisa tercapai jika ada kesetaraan kesempatan kerja bagi perempuan

dan laki-laki. Tingkat partisipasi antara perempuan dan laki-laki diukur dari tingkat kegiatan, yaitu

rasio antara jumlah orang yang bekerja dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Tingkat

Page 14: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

13

partisipasi perempuan di Kabupaten Bangka Tengah masih lebih rendah dibandingkan dengan laki-

laki. yaitu:

1) Tingkat kegiatan perempuan sebesar 50,28% sedangkan laki-laki mencapai lebih dari 88%.

2) Tingkat pekerjaan / employment rate (perbandingan penduduk yang bekerja dan penduduk usia

kerja) untuk laki-laki 86,68% dan perempuan 47,89%. (Lihat Tabel 6.1).

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perempuan memiliki tingkat kegiatan yang jauh lebih

rendah dibandingkan laki-laki?

Diskusi terkait ketidaksetaraan gender di Kabupaten Bangka Tengah dilakukan untuk mengetahui

penyebab, peluang, tantangan serta solusi yang dibutuhkan. Hasil diskusi disajikan pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Ketidaksetaraan Gender dalam Ketenagakerjaan

FAKTA PENYEBAB PELUANG TANTANGAN

Dominasi tenaga kerja laki-laki lebih besar daripada tenaga kerja perempuan (kontribusi perempuan dianggap rendah)

Tenaga kerja perempuan adalah tenaga kerja yang bekerja secara informal

Meningkatkan lapangan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus (tenaga kerja perempuan) misalnya industri pariwisata, komunikasi, dll

Tenaga kerja perempuan cenderung meningkat Pencari kerja perempuan cenderung meningkat seiring makin meningkatnya tingkat pendidkan

Perempuan pekerja timbul karena tuntutan ekonomi

Meskipun tingkat pendidikan laki-laki vs perempuan setara tetapi perempuan bersekolah hanya untuk menambah pengetahuan saja, sedikit untuk keterampilan atau kesejahteraan

Upah kerja tenaga kerja laki-laki lebih besar daripada perempuan (terutama pada sektor-sektor tertentu seperti pertanian dan konstruksi)

Tenaga kerja perempuan dianggap sebagai pencari kerja sampingan

Beberapa sektor memang didominasi oleh laki-laki, jika perempuan yang bekerja dianggap hanya

sebagai sampingan.

6.3.3. Ketidaksetaraan Usia

Hasil diskusi juga menunjukkan adanya ketidaksetaraan pekerja menurut usia. Tabel 6.4 menyajikan

hasil diskusi terkait ketidaksetaraan usia.

Tabel 6.4. Ketidaksetaraan Usia dalam Ketenagakerjaan

Page 15: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

14

FAKTA PENYEBAB PELUANG TANTANGAN

Penduduk usia tua bekerja di kebun, nelayan, maupun pada home industry

Bekerja tidak terikat karena kurangnya pendidikan (sehingga pekerjaannya lebih banyak pada sektor informal)

Pengembangan home industry & UMKM

Sudah terlanjur banyak hutan yang rusak karena tambang ilegal

Ada hutan sebagai peluang produk non kayu (madu, kayu gaharu, jamur)

Hutan semakin berkurang

Ada peta potensi kecamatan

Hasil laut tidak menentu

6.4. Sektor Ekonomi dan Pemilihan Sektor Unggulan

Tingkat pertumbuhan ekonomi Bangka Tengah mengalami kenaikan pada tahun 2011. Di tahun

2011, tingkat pertumbuhan ekonomi Bangka Tengah sebesar 6,23% sedangkan tingkat pertumbuhan

ekonomi tahun 2010 sebesar 5,52%. Tingkat pengangguran mengalami penurunan menjadi 3,21%

pada tahun 2011 dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah lebih rendah dibandingkan

tingkat kemiskinan nasional.

Sumber; BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung 2012; Pusdatinaker 2011

Gambar 6.6. Perbandingan Distribusi PDRB dan Lapangan Pekerjaan Per Sektor

Dari sudut ekonomi, 22,17% PDRB disumbang oleh sektor industri pengolahan, dilanjutkan sektor

keuangan (1,91%), pertambangan dan pengolahan (19,76%) dan pertanian sebesar 13,72%. Namun

kontribusi masing-masing sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja tidak merata. Sektor pertanian

menyediakan tenaga kerja hingga 26,69%; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 35,63%;

sektor keuangan hanya menyediakan lapangan kerja sebesar 15,30% dan sektor industri pengolahan

hanya mampu menyediakan 3,97%. Hal ini berarti terdapat ketimpangan produktivitas antara sektor

yang satu dengan yang lain.

13.72

26.69

19.76

35.6322.17

3.977.75

3.25

21.9115.30

8.111.93

3.8112.33

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Distribusi PDRB Lapangan Pekerjaan

jasa-jasa

keuangan, real estate dan jasa perusahaan

pengangkutan dan komunikasi

perdagangan, hotel dan restoran

konstruksi

listrik, gas dan air bersih

industri pengolahan

pertambangan dan penggalian

pertanian

Page 16: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

15

Untuk itu, pemilihan sektor yang dapat terus menyediakan pekerjaan yang layak perlu dipertimbang-

kan. Pemilihan sektor perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

a. Menyerap tenaga kerja

b. Memberi nilai tambah besar

c. Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)

d. Memberikan peluang kerja yang setara antara desa dan kota serta laki-laki dan perempuan

e. Dijamin keberlanjutannya terkait pasar, sosial dan lingkungan

f. Mudah diimplementasikan

g. Biaya terjangkau

Terdapat 2 sektor potensial sebagai sektor unggulan berdasarkan kriteria diatas serta keunggulan

komparatif wilayah, yaitu: sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Kerangka Donat Sistem Pasar digunakan

untuk memandu hal yang perlu diperbaiki

untuk masing-masing sektor, yaitu dengan

mengeksplorasi:

1) Permasalahan dalam menjaga rantai

nilai di sektor ini;

2) Dukungan regulasi bagi penciptaan

iklim usaha,

3) Ketersediaan fungsi pendukung yang

dapat membuat sektor ini tumbuh.

Tabel 6.5. Pemilihan Sektor Unggulan

SEKTOR ALASAN POTENSI DAYA

SAING PELUANG TANTANGAN

SEKTOR: PERTANIAN SUB SEKTOR: PERKEBUNAN (KARET, LADA DAN SAWIT

Kultur masyarakat petani

Kebijakan/ regulasi pemerintah (pusat sampai daerah) RTRW

Lada khas dan terkenal di dunia

Kondisi alam yang mendukung (Unsur hara cukup) sehingga hasil panen optimal juga potensi lahan terutama sawit dan karet.

Mempunyai cita rasa yang khas

Pasar luas (ekspor ke Eropa dan Amerika).

Meningkatkan devisa negara

Pengembangan komunitas perkebunan

Kemitraan antara petani kebun dan pengusaa (harus ditingkatkan).

Industri pengolahan belum ada

1. RANTAI NILAI SEKTOR

UTAMA

I

N

P

U

T

P

A

S

A

R

2. FUNGSI PENDUKUNG DAN

LAYANAN USAHA

3. PERATURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Gambar 6.7. Kerangka Donat Sistem Pasar

Page 17: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

16

SEKTOR ALASAN POTENSI DAYA

SAING PELUANG TANTANGAN

SEKTOR: PERTANIAN

SUB SEKTOR: PERKEBUNAN (LADA PUTIH, KARET, GAHARU, SAWIT)

Kesesuaian lahan

Pemasaran dari lokal sampai internasional (daya saing)

SDM

(pengalaman) usaha perkebunan

Sudah ada brand market (Muntok white paper)

Permintaan pasar terhadap produk tinggi

Sudah ada Perda RTRW Bangka Tengah 2011-2013

Monopoli kepemilikan lahan

Fluktuasi harga produk

SEKTOR: PERDAGANGAN

SUB SEKTOR: PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

• Kontribusi terhadap perekonomian daerah (PDRB) cukup besar (93% untuk sekor perdagangan)

• Bangka Tengah merupakan gerbang masuk utama propinsi Kep Babel dan berbatasan langsung dengan Kota Pangkal Pinang.

• Potensi per-kembangan pembangunan perekonomian Bateng Besar

Bangka Tengah memiliki lokasi strategis sebagai wilayah transit. Apalagi jika kawasan berikat dapat tumbuh menjadi kawasan pelabuhan samudra, Bangka Tengah berpotensi menjadi kawasan perdagangan, bisnis dan industri baru serta dapat diandalkan di propinsi Babel

• Even-even tingkat nasional banyak diselenggarakan di Bangka Tengah, peluang besar mengenalkan Bangka Tengah di tingkat nasional bahkan internasional

• Produk unggulan hasil industri kecil mempunyai prospek pemasaran bagus di tingkat lokal maupun nasional

• Pelaksanaan FTA sejak 2010 dan menghadapi AEC 2015, daya saing produk dan daya saing tenaga kerja semakin diuji.

• SDA lokal potensial berlimpah tetapi belum terberdayakan secara optimal.

SEKTOR: PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

SUB SEKTOR: PARIWISATA

Potensi: wisata bahari, wisata hutan, wisata kuliner

Keindahan alam (pulau-pulau kecil)

Keindahan dan keunikan desa nelayan Kurau

Bangka Tengah heritage

Mendirikan sekolah pariwisata (pengembangan SDM)

Diberi kemudahan dalam perijinan, misalnya bebas pajak di tahun pertama

7. Diskusi Upaya Pencapaian Target Lapangan Kerja Produktif di berbagai

sektor Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah telah menyadari bahwa isu tentang

ketenagakerjaan sangat penting dan merupakan tugas dan kewajiban utama bagi pemerintah

Kabupaten Bangka Tengah dalam mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahannya adalah

Page 18: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

17

bagaimana merencanakan dan melaksanankan penataan tentang ketenagakerjaan (angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja) dengan melibatkan semua stakeholder baik dari unsur swasta,

BUMN dan perusahaan daerah. Tingginya angka pengangguran di Bangka Tengah yang

diakibatkan oleh permasalahan yang ada di kabupaten memang susah untuk langsung

dihilangkan, namun setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah

Kabupaten Bangka Tengah untuk menguranginya yaitu dengan :

1. Mengurangi ketergantungan pada pekerja yang berasal dari luar Bangka Tengah

2. Mengadakan pelatihan kepada generasi muda untuk menjadi wirausaha baru

3. Meningkatkan jumlah pekerjaan yang layak untuk para penduduk

Sesuai dengan diskusi di bab sebelumnya, 2 sektor telah terpilih sebagai sektor

unggulan untuk Kabupaten Bangka Tengah. Awalnya setiap kelompok memilih 3 sektor utama

yang dianggap penting dan memiliki keunggulan di Bangka Tengah, kemudian melalui voting

dipilih 2 sektor yang dianggap sebagai sektor unggulan Bangka Tengah. Setelah dilakukan

diskusi antar kelompok didapatkan total empat sektor yang dianggap sebagai unggulan Bangka

Tengah yaitu sektor pertanian, perdagangan hotel dan restoran, pertambangan dan industri

pengolahan. Dua sektor utama yang terpilih dari hasil voting adalah sektor pertanian dan

perdagangan hotel dan restoran. Untuk itu, sub-bab berikut menggambarkan kondisi saat ini

dari masing-masing sektor, usulan kebijakan dan indikator keberhasilannya.

Kriteria pemilihan dan rekomendasi program:

– Menyerap tenaga kerja

– Memberi nilai tambah besar

– Keterkaitan dengan sektor lain (multiplier effect)

– Memberikan peluang kerja yang setara (desa vs kota, laki-laki/perempuan)

– Dijamin keberlanjutannya (pasar, sosial dan lingkungan)

– Mudah diimplementasikan

– Biaya terjangkau

Berikut adalah usulan program dan indikator keberhasilan program untuk dua sektor usulan:

Tabel 7.1 Usulan dan Rekomendasi Kebijakan Sektor Unggulan

SEKTOR BIDANG RESIKO REKOMENDASI

Pertanian Subsektor: Perkebunan

Sosial • Perubahan perilaku dari produktif ke konsumtif

• Kemauan bersekolah rendah

• Perkembangan penduduk

• Kebijakan Alih status dari hutan produksi ke penggunaan lain

• Regulasi pengaturan

Page 19: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

18

SEKTOR BIDANG RESIKO REKOMENDASI

berbenturan dengan ketersediaan lahan

• Konflik sosial karena pendatang mengambil kesempatan kerja orang lokal

• Perusahaan lebih berminat dengan pekerja dari luar, karena dengan pola BHL (Buruh harian lepas)

kebijakan menggunakan pekerja dari luar

• Ada regulasi pembatasan lahan perekebunan oleh perorangan, diarahkan ke plasma

Ekonomi • Pekerja lokal bertarif lebih mahal, • Melimpahnya produk, excess

supply, harga tidak terkendali

• Fasilitasi kelembagaan masyarakat untuk pemasaran produk pertanian

• Pengolahan pasca panen terutama utk sawit

Lingkungan • Resiko pengolahan limbah (Bau, limbah tidak terolah tidak taat baku mutu, lokasi perkebunan lebih dahulu sebelum masyarakat

• Penataan lingkungan – pemantauan & pemantauan perlu ditingkatkan

Perdagangan, Hotel dan Restoran Subsektor: Perdagangan Besar dan Kecil

Sosial • Perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih suka transaksi murni bisnis (tanpa tawar menawar) – di pedagang besar

• Masuknya pasar modern membunuh pedagang kecil

• Sosialisasi Regulasi mengatur berdirinya toko modern sehingga lingkungan usaha kondusif, termasuk kerjasama (Perda no. 18/2012)

Ekonomi • Ada monopoli produk tertentu

• (B) • Biaya angkut musim ombak mahal

• Ada sinergi yang baik antara pemerintah & masyarakat sekitar

• Ada pelabuhan sendiri untuk Bangka Tengah

• Sosialisasi Regulasi mengatur berdirinya toko modern sehingga lingkungan usaha kondusif, termasuk kerjasama (Perda no. 18/2012)

Lingkungan • Kebersihan pasar tradisional kurang (K)

• Limbah pasar bau, becek, menumpuk

• Pemanfaatan limbah pasar

Perdagangan, Hotel dan Restoran Subsektor: Pariwisata

Sosial • Banyak wisatawan dg berbagai budaya, membuat pergeeseran nilai yang bisa menimbulkan friksi sosial (Namang utk desa wisata agro)

• Hilangnya kearifan lokal, nilai-nilai agama

• Adanya masalah narkoba

• Masyarakat tidak siap dgn pengemb pariwisata (pulau kecil dan agro)

• Mental anak muda belum siap, bisa terjerums ke pergaulan bebas

• Membuat program sadar wisata yang melestarikan budaya lokal

• Razia-razia diperketat • Sosialisasi program-

program pemerintah (event)

• Ada pengawasan untuk anak muda

Ekonomi • Pengelolaan yang tidak bermanfaat bagi masyarakat lokal di sekitar lokasi wisata

• Masyarakat dilibatkan dalam proses, perencanaan,

Page 20: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

19

SEKTOR BIDANG RESIKO REKOMENDASI

• Kuliner dari luar masuk pelaksanaan, monitoring & evaluasinya

• Promosi kuliner lokal

Lingkungan • Sampah menumpuk • Daya dukung & daya tampung

lingkungan bisa berlebih digunakan karena pulau-pulau kecil perlu disiapkan perencanaannya (konservasi, penelitian/pendidikan, wisata, dsb)

• Sadar lingkungan (Pengelolaan sampah, program bank sampah, penambahan pasukan kuning, penalti)

• Peraturan disosialisasikan

7.1 Sektor Perdagangan

Sektor perdagangan dipilih menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Bangka

Tengah karena dipercaya sebagai salah satu sektor yang tidak hanya mampu menyerap

tenaga kerja dalam jumlah yang banyak namun juga didukung oleh pemerintah setempat.

Setiap tahunnya jumlah PDRB dari sektor perdagangan selalu meningkat secara konsisten

hingga saat ini. Perkembangan sektor perdagangan juga dipercaya dapat memberikan

pengaruh yang cukup besar terhadap sektor yang lainnya. Berikut adalah hasil diskusi

mengenai alasan pemilihan sektor perdagangan sebagai sektor unggulan:

Tabel 7.2 Alasan Pemilihan Sektor Perdagangan

APA MENGAPA

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN (17)

kontribusi terhadap PDRB terus meningkat dari tahun ke tahun

Menciptakan kesempatan lapangan kerja produktif yang lebih besar

Terkait dengan banyak sektor/melibatkan dan mendukung banyak sektor untuk berkontribusi lebih besar

Regulasi dan kebijakan yang berpihak

Mendukung kesetaraan peran kota-desa (rural urban linkages)

Potensi wisata yang besar

Tersedianya fasilitas perhotelan yang representatif

Dengan alasan-alasan diatas, maka kedua kelompok setuju bahwa sektor

perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu sektor unggulan di Bangka Tengah.

Namun untuk memaksimalkan sektor unggulan, maka setiap sub sektor di dalam sektor

tersebut harus saling mendukung agar hasilnya lebih baik. Salah satu contoh yang bisa

Page 21: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

20

dilakukan adalah dengan melakukan perdagangan pada hotel maupun restoran yang ada di

Bangka Tengah, misalnya lewat pemasaran produk lokal di hotel-hotel.

7.1.1 Peluang & Tantangan Sektor Perdagangan

Setelah menentukan alasan mengapa sektor perdagangan menjadi salah sektor

unggulan, maka dilakukan identifikasi potensi daya saing, peluang serta tantangan terhadap

sektor perdagangan. Berikut adalah hasil diskusi mengapa dan potensi daya saing dari kedua

kelompok:

Tabel 7.3 Hasil Diskusi Alasan & Potensi Daya Sektor Perdagangan

APA MENGAPA POTENSI DAYA SAING

SEKTOR: PERDAGANGAN

SUB SEKTOR: PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

• Kontribusi terhadap perekonomian daerah (PDRB) cukup besar (93% untuk sekor perdagangan)

• Bangka Tengah merupakan gerbang masuk utama propinsi Kep Babel dan berbatasan langsung dengan Kota Pangkal Pinang.

• Potensi perkembangan pembangunan perekonomian Bateng Besar

Bangka Tengah memiliki lokasi strategis sebagai wilayah transit. Apalagi jika kawasan berikat dapat tumbuh menjadi kawasan pelabuhan samudra, Bangka Tengah berpotensi menjadi kawasan perdagangan, bisnis dan industri baru serta dapat diandalkan di propinsi Babel

Sedangkan berikut adalah peluang dan tantangannya :

Tabel 7.4 Peluang & Tantangan Sektor Perdagangan

PELUANG TANTANGAN

• Even-even tingkat nasional banyak diselenggarakan di Bangka Tengah, peluang besar mengenalkan Bangka Tengah di tingkat nasional bahkan internasional

• Produk unggulan hasil industri kecil mempunyai prospek pemasaran bagus di tingkat lokal maupun nasional

• Pelaksanaan FTA sejak 2010 dan menghadapi AEC 2015, daya saing produk dan daya saing tenaga kerja semakin diuji.

• SDA lokal potensial berlimpah tetapi belum terberdayakan secara optimal.

7.1.2 Resiko dan Rekomendasi Sektor Perdagangan

Sektor perdagangan tidak hanya memberikan efek yang positif saja, namun juga bisa timbul

resiko dari aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan dari sektor perdagangan. Resiko yang dibahas

Page 22: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

21

dalam bagian ini berasal dari sektor perdagangan besar (B) dan eceran/kecil (K) Berikut adalah

resiko-resiko yang dapat muncul dari sektor perdagangan :

Tabel 7.5 Resiko Sektor Perdagangan

SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN

Perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih suka transaksi murni bisnis (tanpa tawar menawar) – di pedagang besar

Ada monopoli produk tertentu (B)

Kebersihan pasar tradisional kurang

(k)

Masuknya pasar modern membunuh pedagang kecil

Biaya angkut musim ombak mahal

Limbah pasar bau, becek, menumpuk

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas, maka diusulkan beberapa rekomendasi berikut:

Tabel 7.6 Rekomendasi Sektor Perdagangan

Sosial Ekonomi Lingkungan

Sosialisasi Regulasi mengatur berdirinya toko modern sehingga lingkungan usaha kondusif, termasuk kerjasama (Perda no. 18/2012)

Ada sinergi yang baik antara pemerintah & masyarakat sekitar

Pemanfaatan limbah pasar

Ada pelabuhan sendiri untuk Bangka Tengah

Sosialisasi Regulasi mengatur berdirinya toko modern sehingga lingkungan usaha kondusif, termasuk kerjasama (Perda no. 18/2012)

7.2 Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor berikutnya yang dipilih sebagai sektor unggulan di

Kabupaten Bangka Tengah. Sektor ini dipilih karena adanya lahan yang sangat luas, tersedianya

tenaga kerja baik dari usia muda hingga yang tua. Berikut adalah hasil diskusi mengenai alasan

pemilihan sektor pertanian :

Tabel 7.7 Alasan Pemilihan Sektor Pertanian

APA MENGAPA

PERTANIAN

SDM dan SDA melimpah

Kebijakan mendukung (permodalan, sarana prasarana)

Sustainable (berkelanjutan)

Perlu peningkatan mutu dan kualitas

Diversifikasi hasil

Page 23: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

22

Ketersediaan bahan baku/ hasil pertanian

Menyerap tenaga kerja dari yang tua hingga yang muda

7.2.1 Peluang & Tantangan Sektor Pertanian

Setelah menentukan alasan mengapa sektor pertanian menjadi salah sektor unggulan, maka

dilakukan identifikasi potensi daya saing, peluang serta tantangan terhadap sektor pertanian. Berikut

adalah hasil diskusi mengapa dan potensi daya saing dari kedua kelompok:

Tabel 7.8 Alasan dan Potensi Daya Saing Sektor Pertanian

APA MENGAPA POTENSI DAYA SAING

SEKTOR: PERTANIAN

SUB SEKTOR: PERKEBUNAN (KARET, LADA DAN SAWIT

• Kultur masyarakat petani • Kebijakan/ regulasi

pemerintah (pusat sampai daerah) RTRW

• Lada khas dan terkenal di dunia

• Kondisi alam yang mendukung (Unsur hara cukup) sehingga hasil panen optimal juga potensi lahan terutama sawit dan karet.

• Mempunyai cita rasa yang khas

Sedangkan berikut adalah peluang dan tantangannya :

Tabel 7.9 Peluang & Tantangan Sektor Pertanian

PELUANG TANTANGAN

• Pasar luas (ekspor ke Eropa dan Amerika). • Meningkatkan devisa negara • Pengembangan komunitas perkebunan

• Kemitraan antara petani kebun dan pengusaa (harus ditingkatkan).

• Industri pengolahan belum ada

Sektor pertanian dipilih menjadi salah satu sektor unggulan di Bangka Tengah, namun juga terdapat

beberapa tantangan dan masalah dari kebudayaan Bangka Tengah yang tidak sesuai. Di Kabupaten

Bangka Tengah memang terdapat banyak lahan untuk pertanian namun tidak langsung dapat

digunakan. Hal ini menjadi kebiasaan masyarakat di Bangka Tengah sehingga harus diubah pola

pikirnya.

7.2.2 Resiko dan Rekomendasi Sektor Pertanian

Sektor pertanian tidak hanya memberikan efek yang positif saja, namun juga bisa timbul

resiko dari aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan dari sektor pertanian. Resiko yang dibahas

dalam bagian ini berasal dari sub sektor pertanian yaitu perkebunan (lada, karet dan sawit). Berikut

adalah resiko-resiko yang dapat muncul dari sektor pertanian :

Page 24: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

23

Tabel 7.10 Resiko Sektor Pertanian

SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN

Perubahan perilaku dari produktif ke konsumtif

Pekerja lokal bertarif lebih mahal,

Resiko pengolahan limbah (Bau, limbah tidak terolah tidak taat baku mutu, lokasi perkebunan lebih dahulu sebelum masyarakat

Kemauan bersekolah rendah Melimpahnya produk, excess supply, harga tidak terkendali

Perkembangan penduduk berbenturan dengan ketersediaan lahan

Konflik sosial karena pendatang mengambil kesempatan kerja orang lokal

Perusahaan lebih berminat dengan pekerja dari luar, karena dengan pola BHL (Buruh harian lepas)

Untuk mengatasi resiko-resiko diatas, maka diusulkan beberapa rekomendasi berikut:

Tabel 7.11 Rekomendasi untuk Sektor Pertanian

SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN

Kebijakan Alih status dari hutan produksi ke penggunaan lain

Fasilitasi kelembagaan masyarakat untuk pemasaran produk pertanian

Penataan lingkungan – pemantauan & pemantauan perlu ditingkatkan

Regulasi pengaturan kebijakan menggunakan pekerja dari luar

Pengolahan pasca panen terutama utk sawit

Ada regulasi pembatasan lahan

perekebunan oleh perorangan,

diarahkan ke plasma

Page 25: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

24

LAMPIRAN

Lampiran A. Tujuan & Agenda lokakarya

HARI KE-1

Waktu Sesi Topik Materi Workshop Tujuan

(*)

Metodologi ( nara

sumber)

08:00 –

08:30

Pendaftaran Peserta

08:30 –

09:00

Pembukaan

09:15 –

09:45

Pengenalan Lokakarya

No. Hasil yang Diharapkan

1. Pemahaman tentang arah dan rencana pembangunan di Daerah, termasuk

permasalahan dan tantangan yang terkait.

2. Pengertian tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan Perencanaan Bersama

Program Ketenagakerjaan dan lapangan kerja produktif.

3. Gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang)

pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan ketrampilan serta kemampuan

mendapat kerja di Daerah.

4. Gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) pertumbuhan

ekonomi yang kondusif di Daerah.

5. Gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) kesetaraan

pada pembangunan sosial-ekonomi di Daerah.

6. Teridentifikasi Potensi Sektor Unggulan Kabupaten/Kota

7. Gambaran terkini tentang kondisi (permasalahan, tantangan dan peluang) Rantai Nilai

dan Nilai Tambah Sektor Unggulan

8. Rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menindaklanjuti peluang dan

menjawab permasalahan dan tantangan di atas.

9. Rekomendasi studi lebih lanjut yang diperlukan untuk mendukung rekomendasi

kebijakan di atas.

Page 26: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

25

09:45 –

10:00

1 Pengenalan Metodologi Perencanaan

Bersama Program Ketenagaakerjaan

2

10:00 –

10:20

2 Strategi Pembangunan Daerah

Kabupaten/Kota (20 menit)

1,3,4,5 Diskusi panel diikuti

dengan tanya jawab

dengan moderator

Nara sumber: Bapedda,

Ahli ekonomi, Ahli

Ketenagakerjaan.

Moderator: Ahli

Pembangunan

Berkelanjutan &

Pemberdayaan

Masyarakat

10:20 –

10:40

3 Fakta Pembangunan Ekonomi Di

Kabupaten/Kota ( 20 menit)

4,5

10:40 –

11:00

4 Fakta Ketenagakerjaan Di Daerah ( 20

menit)

2,3

5 Fakta Kesetaraan & Keberlanjutan

11.00 - 12.00 Tanya Jawab

13:15 - 15:00 6 Tantangan Aspek Sumber Daya

Produktif (Sumber Daya Alam dan

Sumber Daya Manusia) Di Kabupaten /

Kota.

Diskusi A dibagi menjadi 4 kelompok,

2 membahas mengenai SDA dan 2

SDM.

3,4,5

Presentasi : Ahli

Ketenagakerjaan &

pemberdayaan masyrakat.

Diikuti diskusi kelompok

15:15 –

17:00

7 Lapangan Kerja Inklusif 5

17:00 Penutupan Hari ke-1

HARI KE-2

Waktu Sesi Topik Materi Workshop Tujuan Metodologi dan nara

sumber

08:30 -

08:40

Merangkum Lokakarya hari 1;

Pengenalan kegiatan hari ke-2 & ice

breaking

08:45 -

10:00

8 Mencapai tujuan pembangunan

keberlanjutan

Diskusi C dibagi menjadi 4 kelompok :

desa, kota, pesisir, pegunungan.

08:45 - 9 Memahami Sektor Unggulan 6 Presentasi oleh ahli

ekonomi dilanjutkan

Page 27: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

26

10:00 Diskusi D : permasalahan, peluang dan

tantangan

dengan diskusi kelompok

10:15 -

12:00

10 Lapangan kerja produktif yang inklusif

& berkelanjutan

7 Presentasi oleh ahli

pembangunan

berkalnjutan dilanjutkand

engan diskusi kelompok

13:15 -

15:15

11 Rekomendasi kebijakan, rencana kerja,

masukan dan studi lanjut

8,9 Diskusi kelompok yang

dirangkum Ahli

pembangunan

berkelanjutan dan

pemberdayaan masyarakat

16:45 -

16:55

12 Evaluasi

16:55 -

17:00

13 Penutupan Lokakarya

Page 28: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

27

Lampiran B. Daftar peserta lokakarya

Perusahaan ( Swasta)

No. Nama JK Instansi

1 P. Stanislaus Bani L Gereja Katolik Koba

2 Yumarsiah P PKK Kab

3 Refiardi L HNSI Bateng

4 Syahrudin L HKTI

5 Hadi Azhari L PT. Timah

6 Casa K. L Dewantara Comp.

7 Reza A L Bank Sumselbabel

Pemerintah

No. Nama JK Instansi

8 Fitri Amelia P KLH

9 Ridho Ilahi L BPS

10 drh. Rahmawati P DPP

11 Etty Hartati P Dinsosnakertrans

12 Riri Rianza P Dinsosnakertrans

13 Catur Yudena L Dinsosnakertrans

14 Afrizal P Dindik

15 Syahrizal P Dinsosnakertrans

16 Heru Irianto P kepala dinas perikanan dan kelautan

17 Roy Hendrawan P Dinsosnakertrans

18 Tria Sagita P Dinsosnakertrans

19 Emat A. Aziz L Dinsosnakertrans

20 Riri Selvia P DPP

21 Nur Hidayat M. L Dinsosnakertrans

22 Jhon Faizal L Dinsosnakertrans

23 Dian Akbarini P Bappeda-SPM

24 Auzi'a Husni Santoso L Dinsosnakertrans

25 Elis Suryana P The Ilalang Institute

MASYARAKAT

No. Nama Instansi

26 M. Ikhsan L BPMPD

27 Yoke L IWAPI

Page 29: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

28

Lampiran C. Harapan. Kekhawatiran & Kontribusi lokakarya Sebelum lokakarya dimulai, peserta diminta untuk menuliskan harapan, kekhawatiran, dan

kontribusi yang akan diberikan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan adanya kesepahaman

harapan demi efektifnya lokakarya, dan mempertimbangkan ketidak efektifan lokakarya di masa

lampau (jika ada) untuk menjadi lebih baik. Sesi ini juga mengajak peserta sebagai pelaku

pembangunan untuk dapat berperan aktif sejak tahapan perencanaan pembangunan. Rangkuman

harapan peserta dapat dilihat tabel berikut:

Harapan Kekhawatiran Kontribusi

Mampu memahami teori yang disampaikan

Adanya informasi baru, terutama tentang ketenagakerjaan Bangka Tengah dapat bermanfaat

Ada penambahan wawasan

Proses lokakarya produktif dan solutif dan rekomendasi dapat dilaksanakan pemerintah daerah.

Mendapatkan masukan bagi pengembangan UKM Kab. Bangka Tengah yang lebih terarah dan sesuai aspirasi masyarakat

Perlu undangan yang lain (praktisi tenaga kerja: buruh, pekerja tambang, SPSI)

Peserta tidak kontinyu/ tidak mampu mengikuti kegiatan sampai selesai (misalnya ada instruksi mendadak dari atasan)

Alasan/hambatan operasional : listrik mati, ruangan panas, sound tidak berfungsi

Materi tidak terserap dengan baik

Aplikasi/kebelanjutan kegiatan tidak berjalan dengan baik. Selain itu, program tidak dapa diimplementasikan

Tidak ada tindak lanjut

Kurang mengetahui perkembangan tenaga kerja Bangka Tengah

Tidak mampu berbuat apa-apa karena tidak ada sarana penunjang pekerjaan

Ikut aktif dalam membuat perencanaan yang mampu membuka lapangan kerja

Memberi pelatihan/magang yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Menjadi fasilitator kegiatan di daerah sendiri, turut menciptakan lapangan kerja

Menyediakan data yang memadai untuk keperluan pemerintah dan masyarakat untuk membuat kebijakan tentang ketenagakerjaan

Memberi akses informasi lapangan kerja pada pencari kerja

• Mengusulkan hapus sistem kontrak kerja, memberi UMR yang layak kepada tenaga kerja

• Meningkatkan pengawasan ketenagakerjaan sehingga perlindungan terhadap tenaga kerja dapat maksimal sehingga tercipta hubungan harmonis antara tenaga kerja, pengusaha dan pemerintah.

Page 30: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

29

Lampiran D. Evaluasi lokakarya Pada saat awal Lokakarya dirancang dan dikomunikasikan dengan Pemda Bangka Tengah, ada kesan

bahwa Lokakarya akan diarahkan kepada penanganan perselisihan ketenaga kerjaan yang sudah ada

(antara perusahaan dan pekerja). Bahkan Dinas Tenaga Kerja Bangka Tengah dalam mempersiapkan

undangan sampai mempersiapkan materi yang akan disampaikan, lebih fokus kepada penanganan

ketenaga kerjaan yang berkaitan dengan pekerja dan majikan, sehingga yang dipaparkan justru

jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja, perselisihan yang terjadi, jumlah pelamar, dan kemampuan

SDM serta anggaran Dinas Tenaga Kerja setempat.

Setelah Lokakarya diselenggarakan, terjadi perubahan persepsi yang signifikan bahwa yang ingin

digali dari Lokakarya adalah bagaimana pemanfaatan SDA yang ada dikaitkan dengan daya tampung

tnaga kerja yang sejahtera.

Oleh karena itu, secara umum disimpulkan bahwa Lokakarya ini sangat baik dilaksanakan di semua

Tingkat II seluruh daerah di Indonesia, agar paradigma penanganan ketenaga kerjaan mampu di

rubah dari sekedar aktif menanganai yang existing menjadi pro aktif merencanakan yang akan

datang.

Berikut adalah hasil evaluasi pelaksanaan lokakarya:

1) Metodologi

Uraian Rata-rata penilaian*

Metodologi ini bermanfaat untuk membuat keputusan yang terkait dengan kebijakan.

4,39

Metodologi ini sangat membantu dalam menyusun analisa tentang pekerjaan.

4,39

Saya dapat menggunakan metodologi ini sendiri. 3,89

Saya akan menggunakan metodologi ini di masa mendatang

4,56

Rata-rata penilaian mengenai metodologi 4,31

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Peserta ingin menggunakan metodologi ini lagi dalam konteks:

- Digunakan dalam pelatihan, perencanaan program dan pendidikan

- Merencanakan pembangunan daerah

- Pengambilan keputusan dan menyelesaikan masalah

- Sosialisasi peraturan ketenagakerjaan

- Pengembangan pemahaman umat akan nilai lingkungan hidup sebagai faktor penting dalam

pembangunan ekonomi

- Mengembangkan sektor pertanian dan peternakan

2) Instruksi

Uraian Rata-rata penilaian

Metodologi ini sampaikan dengan sangat baik. 4,39

Presenternya memiliki pengetahuan yang luas. 4,39

Page 31: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

30

Presentasinya sangat menarik dan praktis 4,39

Diskusi kelompok dan interaksi sangat bermanfaat. 4,56

Rata-rata penilaian mengenai instruksi 4,43

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Komentar tentang mutu instruksi:

o Penyampaian materi jelas, mudah dipahami dan implementatif

o Penyampaian instruksi seharusnya lebih lugas

o Perlu adanya materi diskusi tertulis

o Adanya narasumber yang kurang memahami situasi dan tidak jelas memberikan

gambaran tentang situasi ketenagakerjaan

2) Materi

Uraian Rata-rata penilaian

Materi yang diberikan sangat bermanfaat. 4,61

Materi yang diberikan sangat luas. 4,61

Rata-rata penilaian mengenai materi 4,61

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Materi atau informasi lain yang mungkin bermanfaat bagi peserta:

o Pemilihan sektor unggulan

o Pemahaman mengenai sustainability

o Perencanaan program dan ketenagakerjaan

o Lebih diselingi dengan video, agar tidak bosan dan mengantuk

o Informasi mengenai daerah/provinsi yang telah melakukan metode ini dan berhasil

(sejauh mana keberhasilannya)

o Penyelesaian permasalahan pokok melalui metode yang ditawarkan

3) Jangka Waktu

Uraian Rata-rata penilaian

Jangka waktu lokakarya ini cukup memadai. 3,56

Beban kerjanya tidak terlalu padat 3,83

Waktu yang disediakan untuk diskusi cukup memadai. 3,56

Rata-rata penilaian mengenai jangka waktu 3,648

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Hal-hal mengenai jangka waktu yang kurang memuaskan menurut peserta:

o Waktunya terlalu singkat, belum ada jawaban yang fokus dan menggembirakan atas

masalah yang ada

o Waktu pelaksanaan molor, kurang disiplin

o Tempat kurang luas dan tidak sesuai dengan standar

4) Pengaturan

Uraian Rata-rata penilaian

Lokakarya ini diumumkan dengan baik dan tepat waktu. 3,56

Perjalanan dan tempat tinggal kami memuaskan. 3,5

Pengaturan selama lokakarya sangat memuaskan. 3,78

Page 32: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

31

Rata-rata penilaian mengenai pengaturan 3,61

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

5) Keseluruhan

Uraian Rata-rata penilaian

Bagaimana pendapat Anda tentang mutu lokakarya ini secara keseluruhan?

4

Lokakarya ini akan membantu saya dalam bekerja. 4,44

Pelatihan dalam analisa pekerjaan sangat bermanfaat. 4,33

Setelah lokakarya ini, saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan pekerjaan di Tuban.

4,56

Setelah lokakarya ini, ada pemahaman bersamatentang masalah yang ada serta kebijakan-kebijakan yang

dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan produktif di Tuban.

4,06

Rata-rata penilaian mengenai terjemahan 4.43

*Penilaian: 1 (sangat rendah) 5 (sangat tinggi)

Tujuan dan harapan peserta mengikuti lokakarya:

- Pengembangan wawasan dan pengetahuan

- Tidak mengerti karena diperintah kepala dinas secara mendadak, tetapi harapannya dapat

meningkatkan kemampuan analitik

- Mengetahui bahwa sebenarnya ketenagakerjaan membutuhkan perencanaan

- Memahami fakta dan solusi yang tepat sesuai dengan potensi daerah Bangka Tengah

- Agar dapat bekerja sesuai dengan program dan mencapai sasaran

- Memiliki pemahaman tentang prospek ekonomi dan apa yang mesti dibuat oleh PEMDA

Bangka Tengah

Seberapa jauh harapan-harapan tersebut sudah tercapai:

- Memiliki gambaran tentang metode yang lebih menarik dalam membuat perencanaan

- Sudah cukup baik, sesuai dengan harapan dan ekspektasi

Materi apa yang ingin ditambahkan peserta dalam lokakarya ini:

- Tentang tegaknya regulasi agar di masa mendatang tidak ada lagi program-program yang

bagus, namun karena pemimpin daerahnya berganti ikut hilang

- Contoh kabupaten yang berhasil, agar lebih termotivasi

- Analisa SWOT dalam perencanaan ketenagakerjaan

- Simulasi lapangan kerja dan keahlian apa yang dibutuhkan serta tersedia

- Materi debat antar kelompok

- Adanya pelatihan kader untuk meningkatkan SDM

- Manajemen perdagangan

- Teknologi terapan yang bermanfaat bagi penciptaan lapangan kerja yang baru

- Paparan oleh pakar yang berasal dari daerah Bangka Belitung

- Metode penelitian dan analisa sosial

Page 33: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

32

Jenis bantuan apa yang diinginkan peserta setelah lokakarya ini:

- Pendampingan saat menyusun perencanaan di tempat kerja

- Pembinaan secara berkelanjutan

- Penegasan agar usulan-usulan terlaksana sepenuhnya

- Bantuan keuangan dari lembaga terkait baik lokal maupun nasional

- Peralatan dan pantauan dari instansi terkait

- Permodalan usahan kecil menengah

- Bantuan berupa sumbangan konsep perancangan pembangunan ketenagakerjaan, misal

teknologi pengolahan limbah

Aspek terbaik dari lokakarya:

1) Metodologi lokakarya: dialog interaktif dan suasana diskusi yang baik

2) Tidak ada jarak antara masyarakat dan pemerintah, kekeluargaan

3) Diskusi yang terarah dan bisa menggali akar permasalahan ketenagakerjaan di Bangka

Tengah

4) Penyampaian materi yang baik dan diskusi partisipatif serta antusiasme peserta

5) Narasumber yang profesional dan mengayomi

6) Materi yang menambah wawasan sehingga membangkitkan kesadaran untuk lebih maju

7) Teknik pemecahan / identifikasi masalah dan pemecahan masalahnya

Hal-hal yang seharusnya lebih baik:

- Sarana dan tempat pelaksanaan lokakarya

- Waktu lokakarya tidak terlalu lama tetapi tetap cukup memadai dalam menyelesaikan

diskusi

- Pembagian bahan materi lokakarya

- Adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, pengusaha dan stakeholder lainnya

untuk melakukan pembangunan

- Antusiasme peserta

- Informasi dari narasumber untuk perbandingan dengan wilayah di luar Bangka Belitung yang

berkembang

Komentar lain:

- Kegiatan seperti ini seharusnya diadakan dan diperbanyak staff SKPD sebagai peserta

lokakarya

- Penataan tempat harusnya lebih baik lagi, dan peserta harusnya lebih fokus

Page 34: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

33

Lampiran E. Dokumentasi Lokakarya Pembukaan Lokakarya

Proses Penyampaian Materi dan Diskusi

Page 35: LAPORAN LOKAKARYA - ilo. · PDF fileLAPORAN LOKAKARYA PerencanaanBersama Program Ketenagakerjaan di Kab. Bangka Tengah Bangka Tengah, 15-16 Maret 2013 Disusun Oleh : Tim PDPM-LPPM

34

Proses Penyampaian Materi dan Diskusi

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:

Pusat Studi PDPM LPPM-ITS

Kampus ITS Sukolilo-Surabaya

Telp. 031-5962271