Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan dalam bidang farmasi sehingga dibutuhkannya senyawa kimia untuk pembuatan obat, makanan, dan air bersih. Proses pemisahan ini sangat penting dalam bidang farmasi dan industri kimia. Pemisahan senyawa ini diperlukan dengan tujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran dua atau lebih zat ddimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak memiliki susunan yang tepat, artinya masih bisa berubah. Campuran dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat- sifat fisiknya. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari campurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukan suatu sistem yang dapat memisahkan antara zat murni dengan bahan-bahan pencemar atau

description

Laporan Lengkap

Transcript of Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

Page 1: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang

tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur

dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan dalam bidang farmasi

sehingga dibutuhkannya senyawa kimia untuk pembuatan obat, makanan, dan

air bersih. Proses pemisahan ini sangat penting dalam bidang farmasi dan

industri kimia. Pemisahan senyawa ini diperlukan dengan tujuan untuk

mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.

Campuran dua atau lebih zat ddimana dalam penggabungan ini zat-zat

tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak memiliki

susunan yang tepat, artinya masih bisa berubah. Campuran dapat dibedakan

menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisiknya.

Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkannya dari

campurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukan suatu sistem yang

dapat memisahkan antara zat murni dengan bahan-bahan pencemar atau

pencemaran lainnya pada suatu campuran yakni pemisahan dan pemurnian.

Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara

yaitu, penyaringan (filtrasi), dekantasi, sublimasi, kristalisasi, destilasi,

adsorbsi, ekstraksi, dan lain-lain.

Melalui percobaan pemisahan dan pemurnian senyawa kita dapat

memahami secara tepat cara untuk memperoleh produk yang lebih murni dari

campuran zat yang masih tercampur oleh zat lain.

Dalam ilmu kimia, rumus kimia suatu senyawa memiliki peranan yang

sangat penting untuk identifikasi zat. Identifikasi dapat berupa suatu analisis,

di mana analisis ini berperan dalam penentuan komposisi zat, baik itu

komponen penyusun suatu senyawa maupun jenis dan massa komponen

Page 2: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

penyusun senyawa. Rumus kimia ini dapat berupa rumus molekul dan rumus

empiris, di mana rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan dalam

percobaan laboratorium dengan mencari rasio antara jumlah mol unsur dalam

senyawa.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

a. Mengetahui dan memahami metode pemisahan campuran.

b. Mengetahui dan memahami cara penentuan rumus empiris suatu

senyawa.

2. Tujuan Percobaan

a. Pemisahan senyawa dari campuran

1) Untuk menentukan senyawa murni dalam suatu campuran.

2) Untuk menentukan presentase senyawa dalam campuran.

b. Penentuan rumus empiris

1) Untuk menentukan komposisi persen unsur dalam suatu

senyawa.

2) Untuk memeverifikasi rumus empiris tembaga sulfat (CuSO4).

3) Untuk menggambarkan Hukum Komposisi Konstan.

C. Prinsip Percobaan

a. Pemisahan senyawa dari campuran pasir, naftalen, dan NaCl

menggunakan metode pemanasan di mana campuran ini menghasilkan

sublimat (senyawa) kemudian disaring. Residu yang kering ditimbang

dan filtrat yang telah padat ditimbang pula.

b. Penetuan rumus empiris CuSO4 berdasarkan metode pemisahan mol yang

terjadi, hasil reaksi kimia yang terjadi antara CuSO4 dan Fe kemudian

disaring, residu yang diperoleh dikeringkan lalu ditimbang. Residu ini

merupakan perbandingan mol terhadap CuSO4.

Page 3: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu

rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu.

Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu

molekul zat itu. Jadi, rumus molekul karbon dioksida ialah CO2, setiap

molekul karbon dioksida mengandung satu atom karbon dan dua atom

oksigen. Rumus molekul glukosa ialah C6H12O6, setiap molekul glukosa

mengandung 6 atom karbon, 6 oksigen, dan 12 hidrogen. Rumus molekul

dapat ditentukan untuk semua zat berwujud gas dan cairan serta padatan

seperti glukosa dengan submit molekul yang didefinisikan dengan baik.

(Widayanti, 2008:24)

Cara-cara pemisahan komponen campuran yaitu (Thamrin, 2004:12-13) :

1. Filtrasi

Filtrasi adalah cara memisahkan zat dari cairan melalui saringan

(filtrat) yang berpori. Cairan hasil penyaringan disebut filtrat.

2. Sublimasi

Sublimasi adalah cara pemisahan komponen campuran berdasarkan

peruibahan wujud zat dari padat menjadi gas tanpa melalui fase cairan.

3. Kristalisasi

Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam

cairan. Ada dua kristalisasi yang dapat dilakukan yaitu cara penguapan

dan cara pendinginan.

4. Ekstraksi

Ekstraksi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya dengan

melarutkan zat itu pada pelarut yang sesuai.

Page 4: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

5. Adsorbsi

Adsorbsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat lain secara kuat

sehingga menempel pada permukaannya. Zat menyerap yang digunakan

misalnya zat karbon aktik (arang murni) yang mampu menyerap gas, zat

warna, bahkan mikroorganisme.

6. Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan

kecepatan zat-zat terlarut yang bergerak bersamaan dengan pelarutnya

pada permukaan satu benda penyerap.

Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam

penggabungan ini, zat-zat Tersebut mempertahankan identitasnya masing-

masing. Beberapa contoh di antaranya adalah udara, minuman ringan, susu,

dan semen. Campuran tidak memiliki susunan yang tetap atau sifat dan

komposisi yang tetap. Berdasarkan sifatnya, campuran dikelompokkan

menjadi 2 macam yaitu (Barnasconi, 1995:2-3) :

1. Campuran homogen

Campuran homogen merupakan campuran yang tidak bisa dibedakan

antara zat-zat yang bercampur di dalamnya.

Contoh :

a. Teh,

b. Campuran gula,

c. Air, dan

d. Udara.

2. Campuran heterogen

Merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat

bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga dapat

dikenali perbedaan sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut.

Contoh:

a. Tepung yang bercampur dengan air,

b. Air dengan pasir, dan

c. Beras bercampur dengan pasir.

Page 5: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa-peristiwa fisika atau kimia.

Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan sedangkan

pemisahan secara kimia satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain

sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung

pada jenis, wujud, dan sifat komponen berwujud padat dan cair misalnya

pasir dan air dipisahkan dengan dekantasi.

Campuran heterogen dapat dibagi menjadi dua yaitu (Oxtoby, 2003:178):

1. Suspensi

Suspensi adalah campuran heterogen yang kasar dan tidak kontinu

dengan ukuran partikel > 100 m. Di mana zat-zat terlarut cukup besar,

sehingga dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Hal ini akan

terjadi karena adanya gravitasi. Contohnya: campuran kapur air dapat

dipisahkan melalui penyaringan.

2. Koloid

Koloid adalah suatu campuran di mana keadaannya antara suatu

larutan dan suatu suspensi. Secara mikroskopis, koloid tampak homogen.

Tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen.

Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan

bila temperaturnya dinaikkan. Untuk zat padat yang tidak larut dalam air,

pemisahan dan pemurniaannya dapat dilakukan dengan cara (Bussett,

1994:472-473) :

1. Dekantasi

Salah satu jenis reaksi umumnya berlangsung dalam larutan berair

adalah reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk

yang tidak larut, yang terpisah dari larutan.

2. Filtrasi (Penyaringan)

Penyaringan adalah cara pemisahan campuran berdasarkan ukuran

partikel komponen campuran. Filtrasi dapat menggunakan kertas saring.

Page 6: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

Untuk zat padat yang larut dalam air, pemisahannya dapat dilakukan

dengan cara:

1. Penguapan

Penguapan adalah proses di mana larutan dipanaskan sehingga

pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut berupa kristal padat.

Pemisahan tersebut terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih lebih

tinggi dari pelarutnya. Contohnya: pembuatan garam dari air laut.

2. Kristalisasi

Kristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutan dengan cara

menguapkan pelarutnya sehingga campuran menjadi jenuh dan terbentuk

kristal. Kristalisasi dilarutkan atas dasar perbedaan titik uap dan titik

didih. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.

Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih kecil kadarnya, tidak

ikut mengkristal.

Untuk zat padat, pemisahannya dilakukan dengan cara

(Keenan,1991:180-184) :

1. Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan

Di mana zat padat yang akan dipisahkan dilarutkan dulu sehingga

kedua padatan larut. Setelah itu padatan yang telah larut disaring

sehingga partikel padatan akan mengendap pada kertas saring jika

ukurannya besar dan untuk padatan yang berukuran kecil maka akan

mengendap di bawah wadah penyaringan atau dengan kata lain padatan

yang lebih kecil akan lolos dari penyaringan.

2. Sublimasi (penyubliman)

Penyubliman adalah teknik pemisahan campuran di mana komponen

yang dapat menyublim atau tidak dapat menyublim. Penyubliman ini

menyebabkan zat yang menyublim tersebut berubah dari fase padat ke

fase gas. Jadi pada saat dipanaskan, zat yang dapat menyublim berubah

menjadi uap. Contohnya: pemisahan campuran antara C10H8 (naftalen)

dan garam dengan cara dipanaskan sehingga naftalen menguap.

Page 7: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

3. Kristalisasi bertingkat

Teknik pemisahan campuran di mana campuran sudah berbentuk

kristal ketika masih panas, kemudian disiram atau ditambahkan aquadest.

Maka campuran itu akan mencair kembali setelah dibiarkan menguap dan

akan berbentuk kristal lagi. Hal ini berdasarkan titik beku.

Untuk pemisahan zat cair dapat digunakan cara (Keenan,1991:180-184) :

1. Ekstraksi

Penyaringan (ekstraksi) biasa digunakan untuk memisahkan senyawa

berdasarkan kepolaran dan massa jenisnya. Contohnya: untuk

memisahkan campuran yang tidak saling melarutkan yang dapat

dipisahkan dengan corong pisah.

2. Destilasi

Destilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti dengan

pengembunan. Dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dan

campurannya. Hal ini merupakan pemisahan campuran berdasarkan titik

didih dua cairan atau lebih.

Penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan

experimen, dengan menentukan presentase jumlah unsur-unsur yang terdapat

dalam zat itu, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Bersamaan dengan

air maka rumus empiris dapat ditentukan dengan suatu perhitungan yang

sederhana.

Jika rumus empiris suatu senyawa diketahui, dapat ditarik beberapa

kesimpulan tentang sifat fisika dan kimia zat itu, yaitu (Svehla, 1994:3-5) :

1. Dari rumus empiris suatu senyawa, dapat kita lihat unsur-unsur apa yang

terkandung dalam zat tersebut. Contohnya: Asam sulfat (H2SO4) terdiri

dari hidrogen belerang dan oksigen, dalam molekulnya ada 2 atom

hidrogen, 1 atom belerang, dan 4 atom oksigen.

2. Dari rumus empiris, dapat kita ketahui massa molekul relatif dengan

menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang membentuk

senyawa itu.

Page 8: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

3. Berdasarkan rumus empiris, kita dapat dengan mudah menghitung

jumlah relatif unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi

presentase zat itu.

4. Akhirnya, jika rumus diketahui tentunya massa molekul relatif tersedia

dan dapat kita hitung volume suatu zat berbentuk gas yang jumlahnya

diketahui pada suhu dan tekanan tertentu.

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979:96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : air suling

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02 gr/mol

Rumus Bangun : H-O-H

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pelarut

2. Naftalen (Dirjen POM, 1979:139)

Nama Resmi : NAFTALEN

Nama Lain : kapur barus

Rumus Molekul : C10H8

Berat Molekul : 128,17 gr/mol

Pemerian : lempeng prismatik, keping putih, menyublim

pada suhu di atas suhu titik lebur

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunan : sampel pemisahan senyawa dari campuran \

Page 9: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

3. NaCl (Dirjen POM, 1979:403)

Nama Resmi : NATRII CLORIDUM

Nama Lain : garam dapur

Rumus Molekul : NaCl

Berat molekul : 58,44 gr/mol

Rumus Bangun : Na-Cl

Pemerian : tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau, rasa asin

Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air

mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian

gliserol P, sukar larut dalam etanol ( 95 % ) P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sampel pemisahan senyawa dari campuran

4. CuSO4 (Dirjen POM, 1979:731)

Nama Resmi : CUPRII SULFAT

Nama Lain : tembaga II sulfat

Rumus Molekul : CuSO4

Berat Molekul : 249,5 gr/mol

Pemerian : prisma triklinik, atau serbuk hablur biru

Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan gliserol, dan sangat

sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sampel penentuan rumus empiris

5. SiO2 (Dirjen POM, 1979:719)

Nama Resmi : SILIKA GEL

Nama Lain : amorf, silikon oksida

Rumus Molekul : SiO2

Rumus Bangun : O-Si-O

Page 10: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

Pemerian : warna kelabu gelap, hitam kebiru-biruan, padat,

keras

Kegunaan : sampel pemisahan senyawa dari campuran

6. Fe (Dirjen POM, 1979:762)

Nama Resmi : FERROS

Nama Lain : besi

Berat Molekul : 55,84 gr/mol

Rumus Molekul : Fe

Pemerian : metalik mengkilap, abu-abu

Kegunaan : sampel penentuan rumus empiris

C. Prosedur Kerja (Tim Dosen Kimia Dasar, 2011:5-10)

1. Pemisahan Senyawa dari Campuran

a. Timbang dengan hati-hati beker gelas yang bersih dan kering. Catat

beratnya pada lembar laporan anda. Ambil sampel campuran bahan

uji yang tidak diketahui dari instruktur, gerus hingga halus dalam

mortal. Sekitar 2 gram campuran tersebut, masukkan ke dalam beker

gelas, timbang dan hitung berat sampel yang sebenarnya.

b. Tempatkan pinggan penguap di atas beker gelas yang berisi

campuran. Tempatkan gelas dan pinggan penguap pada kawat kasa.

Tempatkan es dalam pinggan penguapan, berhati-hati agar bagian

bawah piring menguapkan atau di dalam gelas tidak terkena air, atur

alat sublimasi.

c. Dengan hati-hati, panaskan beker gelas dengan nyala bunsen,

tingkatkan intensitas nyala sampai nampak uap dalam gelas. Padatan

harus terkumpul pada bagian bawah pinggan penguapan. Setelah 10

menit, pindahkan bunsen dari bawah beker gelas. Dengan hati-hati,

pindahkan pinggan penguapan dari beker gelas dan kumpulkan

padatan dengan menggunakan spatula. Alirkan air dari pinggan

penguapan, bila perlu tambahkan es batu. Aduk isi beker dengan

Page 11: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

batang pengaduk. Kemballikan pinggan penguapan di atas beker

gelas dan panaskan kembali. Lakukan perlakuan di atas berulang-

ulang hingga tidak diperoleh lagi padatan pada bagian bawah

pinggan penguapan. Pindahkan naftalen ke dalam wadah khusus

yang disediakan.

d. Dinginkan beker gelas hingga mencapai suhu kamar. Timbang gelas

yang berisi padatan, hitung berat naftalen yang tersublimasi.

e. Tambahkan 25 ml air suling ke dalam padatan tersebut, panaskan

dan aduk selama 5 menit.

f. Timbang beker gelas 150 ml kedua yang bersih dan kering dengan 2

atau 3 biji batu didih.

g. Pasang aparatus untuk penyaringan gravimetri.

h. Lipat selembar kertas saring.

i. Basahi kertas saring dengan cara melipat kertas saring corong.

j. Posisi gelas kedua di bawah corong.

k. Tuangkan campuran melalui saringan, tampung cairan paa beker

gelas kedua. Dengan hati-hati pindahkan padatan basah, kumpulkan

semua cairan (filtrat) dalam beker gelas kedua.

l. Bilas dengan 5-10 ml aquadest, tuangkan residu ke dalam corong

dan tambahkan cairan ke filtrat, ulangi dengan penambahan 5-10 ml

aquadest.

m. Tempatkan beker gelas kedua dengan isinya di atas kawat kasa,

mulailah pemanasan dengan pembakar bunsen. Atur alat, kontrol

nyala api agar tidak mendidih, bila volume cairan berkurang, padatan

natrium klorida akan muncul. Kurangi nyala api untuk mencegah

letupan dari larutan dan padatan. Bila semua cairan telah habis,

dinginhkan pada suhu kamar. Timbang beker gelas dengan

residunya, hitung berat NaCl yang diperoleh.

n. Dengan hati-hati, timbang beker gelas 150 ml yang ketiga yang

bersih dan kering. Catat beratnya. Masukkan kertas saring dan pasir,

panaskan sampai kering dengan pembakar bunsen atau oven. Setelah

Page 12: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

kering (bila pasir bebas mengalir), dinginkan pada suhu kamar.

Timbang gelas dan pasir, hitung berat pasir yang sebenarnya.

o. Hitunglah

1) Persentase hasil dengan menggunakan rumus,

%= gram padatan yang diperolehbobot awal sampel

×100 %

2) Persentase setiap senyawa dalam campuran dengan rumus:

%= gram padatan yang diperolehbobot awal sampel

×100 %

2. Penentuan Rumus Empiris

a. Timbanglah antara 5 dan 6 gram CuSO4, catat beratnya pada kertas

laporan anda. Jangan menimbang langsung pada piring timbangan,

tetapi pastikan untuk menggunakan wadah atau kertas timbang.

b. Pindahkan CuSO4 ke dalam beker gelas 250 ml. Tambahkan 60 ml

air suling dan aduk dengan batang pengaduk hingga padatan benar-

benar larut.

c. Ambil kawat aluminium dengan panjang 45 cm (sekitar 1,5 gram).

Buatlah pegangan cukup panjang sehingga kawat dapat digantung di

sisi gelas, kumparan harus ditutupi oleh larutan dan harus mencapai

bagian bawah gelas beker.

d. Sebagai hasil reaksi, anda akan melihat serpihan tembaga cokelat

berakumulasi pada kawat. Sekali-kali goyang kawat tembaga untuk

melonggarkan. Hilangnya warna biru ion tembaga II menunjukkan

bahwa reaksi selesai.

e. Lakukan uji untuk melakukan reaksi.

1) Dengan pipet pasteur bersih, tempatkan 10 tetes larutan

supernatan ke dalam tabung reaksi.

2) Tambahkan 3 tetes amonia ke dalam tabung reaksi. Jika larutan

biru tua muncul, berarti ion tembaga II masih ada, dan larutan

harus dipanaskan sampai 600 C selama 15 menit.

Page 13: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

f. Bila supernatan tidak mengandung lagi ion Cu2+, maka reaksi selesai.

Getarkan kawat aluminium sehingga semua tembaga yang menempel

akan jatuh ke dalam larutan. Dengan botol semprot yang berisi air

suling, cuci kawat aluminium untuk menghilangkan sisa-sisa

tembaga. Lepaskan kawat aluminium dari larutan dan buang ke

dalam wadah sampah.

g. Atur alat vakum filtrasi.

h. Timbang kertas saring yang sesuai dan masukkan ke dalam corong

Buchner, catat hasilnya.

i. Basahi kertas saring dengan air suling, aktifkan aspirator air, dan

saring tembaga melalui corong Buchner. Bilas semua tembaga dalam

gelas dengan air dari botol semprot dan pindahkan ke corong

Buchner. Jika filtrat berkabut, saring kembali perlahan-lahan.

Akhirnya cuci tembaga dalam corong dengan 30 ml aseton (untuk

mempercepat proses pengeringan). Biarkan tembaga tetap pada

kertas filter selama 10 menit, dengan air mengalir untuk proses

pengeringan lebih lanjut.

j. Dengan hati-hati, keluarkan kertas saring dari corong Buchner agar

kertas tidak sobek. Timbang kertas saring dan tembaga dan catat.

Hitung berat sampelnya.

k. Dari data percobaan tersebut, tentukan rumus empiris dari tembaga

sulfat, dan tentukan tingkat kesalahan dengan menghitung presentase

tembaganya.

Page 14: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk,

cawan porselin, corong Buchner, gelas arloji, gelas kimia, gelas ukur,

kaki tiga, kawat kasa, kertas timbang, neraca analitik, pembakar spiritus,

pinset, pipet tetes, dan sendok tanduk.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, CuSO4,

Fe, NaCl, naftalen, dan pasir laut.

B. Cara Kerja

1. Pemisahan senyawa dari campuran

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Dicampurkan sampel (pasir, naftalen, dan NaCl) ke dalam gelas

kimia, ditutup dengan cawan porselin yang berisi air.

c. Dipanaskan campuran tersebut selama 20 menit, hingga ada padatan

yang menempel pada cawan porselin, senyawa itu diambil dan

disimpan pada wadah yang lain, dilakukan berulang-ulang sampai

tidak ada lagi padatan yang menempel pada cawan porselin.

d. Ditimbang padatan yang telah didinginkan.

e. Ditambahkan aquadest ke dalam gelas kimia yang telah didinginkan,

lalu disaring.

f. Senyawa yang tertinggal (residu) dan yang lewat saringan (filter),

dipanaskan hingga residu mengering dan panaskan pula filtrat

hingga menjadi padatan.

g. Ditimbang masing-masing hasil residu dan filtrat.

Page 15: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

2. Penentuan rumus empiris

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Ditimbang sampel (CuSO4 sebanyak 1,7 gram dan Fe sebanyak

0,6 gram).

c. Dimasukkan CuSO4 ke dalam gelas kimia dan ditambahkan aquadest

sebanyak 10 ml, lalu diaduk sampai homogen.

d. Dimasukkan sampel (Fe).

e. Diaduk kemudian didiamkan (hingga terdapat butiran cokelat).

f. Disaring lalu timbang massanya (terlebih dahulu dikeringkan).

g. Dicatat hasilnya.

Page 16: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

1. Pemisahan senyawa dari campuran

NO SenyawaBerat (gram)

Sebelum Sesudah

1. C10H8 (naftalen) 2 0,92

2. NaCl (garam dapur) 2,85 1,73

3. SiO2 (pasir laut) 3,5 5,30

2. Penentuan rumus empiris

No. Kelompok Hasil Residu

1. 1 0,63 gram

2. 2 0,47 gram

3. 3 0,87 gram

4. 4 1,12 gram

5. 5 0,80 gram

6. 6 0,96 gram

B. Perhitungan

Berat CuSO4 = 1,7 gram

Berat Cu = 0,96 gram

Berat So4 = berat CuSO4 – berat Cu

Page 17: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

= 1,7 – 0,96

= 0,74 gram

Ar Cu = 63,5 gram/mol

Mr SO4 = 96 gram/mol

Rumus empiris:

mol Cu : mol SO4

0,9663,5

:0,7496

0,015 : 0,008

2 : 1

Cu2(SO4)1 Cu2SO4

% hasil dari campuran awal:

7,958,35

× 100 %=95,21 %

% C10H8 dari campuran awal:

0,928,35

× 100 %=11.02%

% NaCl dari campuran awal:

1,738,35

× 100 %=20,72%

% SiO2 dari campuran awal:

5,38,35

× 100 %=63,47 %

C. Reaksi

CuSO4 + Fe Cu2+ + FeSO4

BAB V

Page 18: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

PEMBAHASAN

Senyawa adalah substansi yang terbentuk dari dua atau lebih unsur yang

bergabung secara kimia membentuk substansi baru dengan sifat-sifat baru.

Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam penggabungan

ini, zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing.

Dalam pemisahan senyawa, ada beberapa cara pemisahan, yaitu:

1. Destilasi,

2. Sublimasi,

3. Ekstraksi,

4. Kristalisasi,

5. Flotasi,

6. Ultrafiltrasi, dan lain-lain.

Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang

lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Beberapa faktor yang

diperhatikan dalam metode pemisahan yaitu:

1. Sifat-sifat khusus dari zat yang diinginkan dari campuran;

2. Standar kemurnian yang diinginkan;

3. Zat tercemar dan campurannya yang mengatasi serta sifatnya nilai guna yang

diinginkan harga dan biaya proses pemisahan;

4. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya apakah kadarnya kecil atau

besar.

Rumus empiris adalah rumus yang menunjukkan suatu molekul dan

perbandingan paling sederhana atom-atom penyusun molekul paling sederhana

dan merupakan bilangan bulat. Contoh molekul benzena adalah C6H6 maka rumus

empirisnya adalah CH.

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cawan porselin, kaki tiga,

kawat kasa, gelas kimia, gelas arloji, pembakar spiritus, kertas saring, pipet tetes,

sendok tanduk, gelas ukur, corong Buchner, neraca Ohaus, dan batang pengaduk.

Bahan yang digunakan adalah naftalen, NaCl, pasir laut, CuSO4, Fe, dan

aquadest.

Page 19: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

Cara kerja dalam percobaan pemisahan senyawa dari campuran yaitu

pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Diambil 3 sampel (naftalen, NaCl, dan

pasir laut) lalu dicampurkan ke dalam gelas kimia. Gelas kimia tadi ditutupi

cawan porselin yang berisikan air. Kemudian dipanaskan campuran tadi di atas

pembakar spiritus. Jika sudah ada padatan yang melengket pada cawan, ambil

cawan tersebut lalu pindahkan padatannya ke gelas arloji. Dilakukan terus-

menerus sampai padatan yang muncul dipastikan sudah habis. Setelah padatan

terkumpul semua, ditimbang massanya. Padatan inilah yang disebut naftalen. Sisa

campuran tersebut tidak lain adalah NaCL dan pasir laut. Sisa campuran tadi

didinginkan dahulu lalu dicampur dengan aquadest kemudian diaduk. Setelah

diaduk, saring campuran tadi dengan menggunakan kertas saring yang sudah

dipasang pada corong Buchner. Di sini diperoleh residu dan filtrat, di mana

residunya adalah pasir laut dan filtratnya adalah NaCl. Pasir laut dan NaCl tadi

dipanaskan secara bergantian agar didapatkan padatan yang sebenarnya lalu

ditimbang massanya.

Pada saat ketiga sampel dicampurkan, maka campuran tersebut dipanaskan.

Alasannya, agar naftalen menyublim dan menempel pada cawan porselin. Ini

disebabkan karena naftalen dapat menyublim (perubahan wujud zat dari padat ke

gas).

Pada mulut gelas kimia, ditutupi dengan cawan porselin yang berisikan air.

ini dilakukan agar naftalen yang nantinya akan menguap akan menempel pada

pantat cawan porselin karena terjadinya proses kondensasi.

Setelah naftalen terpisah dari campurannya, dilakukan penyaringan pada

campuran NaCl dan pasir laut agar kedua zat tersebut terpisahkan satu sama lain.

Setelah itu, NaCl dan pasir laut yang sudah terpisah ini, masing-masing

dipanaskan di atas pembakar spiritus agar molekul-molekul air pada kedua zat

tersebut menguap karena terjadi proses penguapan. Dari proses inilah diperoleh

massa NaCl dan pasir laut.

Untuk penentuan rumus empiris, pertama disiapkan CuSO4 1,7 gram lalu

dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu, dimasukkan padatan Fe 0,6 gram

lalu dicampur dengan ditambahkan aquadest 5-10 ml, sampai campuran berwarna

Page 20: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

kecoklatan lalu disaring agar terpisah antara Cu (endapan) dengan FeSO4. Setelah

itu, ditimbang massa Cu lalu ditentukan rumus empirisnya.

Dari percobaan pemisahan campuran ini didapatkan hasil yaitu: massa

naftalen = 0,92 gram yang mana berat awalnya 2 gram, massa NaCl = 1,74 gram

yang mana berat awalnya 2,85 gram, dan massa pasir laut = 5,3 gram yang mana

berat awalnya 3,5 gram. Untuk penentuan rumus empiris, massa Cu diperoleh

0,96 gram.

Dari hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara massa sebelum

pemanasan dan setelah pemenasan. Tetapi massa yang diperoleh tidak berbeda

jauh. Namun ada keganjalan pada sampel pasir laut. Massa sebelum pemanasan

adalah 3,5 gram sedangkan setelah pemanasan malah naik menjadi 5,3 gram. Ini

dikarenakan tidak diukurnya massa pasir laut yang digunakan pada saat praktikum

dilakukan.

1. Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu:

2. Ada sampel yang jatuh atau tumpah ke lantai;

3. Ada naftalen yang tersisa pada cawan porselin;

4. Tidak diukurnya massa pasir laut yang digunakan.

Hubungan pemisahan senyawa dari campuran dan penentuan rumus empiris

dengan dunia farmasi yaitu pada proses penentuan kadar obat untuk proses

ekstraksi tumbuhan yang digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan

memperoleh perbandingin zat-zat yang terkandung dalam obat.

Page 21: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan ini didapatkan hasil, massa C10H8 adalah 0,92 gram,

massa NaCl adalah 1,73 gram, massa pasir laut adalah 5,3 gram, massa Cu

adalah 0,96 gram, persentase hasil adalah 95,21 %, persentase C10H8 adalah

11,02 %, persentase NaCl adalah 20,72%, persentase pasir laut adalah 63,47

%, dan rumus empiris adalah Cu2SO4.

B. Saran

1. Laboratorium

Kebersihan dan kelengkapan alat-alatnya agar diperhatikan.

2. Asisten

Terima kasih untuk bimbingan dan dampingannya semoga tidak bosan-

bosan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada praktikan.

Page 22: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

DAFTAR PUSTAKA

Barnasconi, G. Teknologi Kimia Bagian 2, Bandung: Bumi Aksara, 1995

Busset. Kimia Analisis Kuantitatif, Jakarta: EGC Kedokteran, 1994

Dirjen Pom , Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes: RI, 1979

Keenan. Kimia untuk Universitas, Jakarta: Erlangga, 1991

Oxtoby. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Jakarta: Erlangga, 2003

Svehla, G. Vogel Bagian I: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro

dan Semi-Mikro Edisi V, 1994

Thamrin. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus, Jakarta: Depkes RI, 1979

Widayanti, Tuti. Kimia Dasar, Jakarta: Erlangga, 2001.

Page 23: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

SKEMA KERJA

1. Pemisahan senyawa dari campuran

Diambil 3 sampel (naftalen, NaCl, dan pasir laut)

Dimasukkan ke dalam gelas kimia

Ditutupi cawan porselin berisi air

Dipanaskan 5-20 menit

Digerus padatan di bawah cawan

Didinginkan NaCl dan pasir laut

Dicampur aquadest 5-10 ml

Disaring

Dipanaskan NaCl dan pasir laut

Ditimbang massa NaCl dan pasit laut

Page 24: Laporan Lengkap Pemisahan Senyawa Dari Campuran Dan Penentuan Rumus Empiris

2. Penentuan rumus empiris

Ditimbang 1,7 gram CuSO4

Dilarutkan dalam 10 ml air

Dimasukkan 0,6 gram serbuk Fe

Diamkan dan diamati

Disaring dan dikeringkan residu(Cu)

Ditimbang Cu