laporan las.doc
-
Upload
denis-ardianto -
Category
Documents
-
view
223 -
download
6
Transcript of laporan las.doc
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui peralatan dan
perlengkapan las busur listrik.
2. Melatih ketrampilan praktikan
dibidang las busur listrik.
3. Mahasiswa mampu mengerjakan
penyambungan/penempelan logam besi
dengan las busur listrik.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan
adalah sebagai berikut:
Alat :
1.
Palu
7. Topeng las
2. Mistar
siku 8.
Tang
3. Ragum
9. Meja las
4.
Kikir
10. Elektroda
5. Sikat
kawat 11.
Mesin las
6. Penitik nomor
Bahan :
1. Dua buah besi strip
1 inchi x 9 mm x 20
mm.
Gambar bahan
Dasar Teori
Las busur listrik adalah termasuk
suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tanaga listrik
sebagai sumber panas. Jenis sambungan
las dengan las busur listrik ini adalah
merupakan sambungan tetap/
permanen. Ada dua macam mesin las,
yaitu mesin las DC (direct current -
mesin las arus searah) dan mesin las AC
(alternating current - mesin las arus
bolak-balik). Disini mesin yang akan
dipergunakan adalah mesin las AC.
Mesin las listrik dapat mengalirkan arus
listrik yang cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman yaitu kurang dari
45 volt, jadi tidak terlalu berpengarung
besar/fatal jika kita tersetrum.
Perlengkapan las yang terutama
untuk melakukan pengerjaan
pengelasan adalah sebagai berikut :
1. Pembangkit listrik
Pada praktikum ini arus yang
digunakan adalah arus AC. Pesawat
arus bolak-balik pada dasarnya
merupakan suatu transformator “step-
down” yang dapat mengubah tegangan
arus listrik misalnya listrik permulaan
(120 atau 220 Volt) menjadi tegangan
kecil yang menghasilkan arus besar
yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.
2. Pemegang elektroda
Perlengkapan ini berfungsi untuk
menjepit atau memegang elektroda. Alat
ini harus memenuhi syarat diantaranya
tidak mudah panas, ringan, dan isolator
cukup aman bagi sipemakai.
3. Penjepit masa
Bagian logam yang akan di las
berfungsi sebagai kutub negatif (masa).
Alat ini dapat langsung dijepitkan pada
logam yang akan dikerjakan atau dapat
juga dijepitkan pada meja kerja (meja
besi). Kontak dengan masa ini harus
baik agar diperoleh hasil pekerjaan
yang baik pula. Kontak yang tidak baik
akan menimbulkan panas yang berarti
penggunaan tanaga untuk menghasilkan
bunga api yang sesuai.
4. Topeng las
Seperti telah dikemukakan bahwa
bunga api las menghasilkan jenis-jenis
sinar berbahaya terutama mata dan
kulit. Oleh karena itu diperlukan alat
pelindung khusus yang berupa kaca
mata hitam yang terpasang pada helm/
topeng muka.
5. Elektroda
Elektroda atau kawat las tersedia
dalam ukuran standar, baik dimensi
ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya
jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las
beberapa macam elektroda untuk
penggunaan khusus misalnya untuk
lapisan permukaan, las tembaga dan
paduan tembaga, alumunium, besi
tuang, mangan, paduan nikel dan baja
nikel – mangan. Dalam mengelas posisi
elektroda harus tegak lurus dan miring
70 0 -80 0 untuk menghasilkan alur lasan
yang baik.
6. Meja las
Meja las sebagai tempat penjepit
masa dan tempat benda kerja yang
akan dilas untuk lebih memudahkan
dalam posisi mengelas.
7. Lain-lain
Perlengkapan tambahan yang
diperlukan ialah palu las, alat ini
berguna untuk melepaskan kerak pada
permukaan yang di las. Tang, untuk
memegang benda kerja setelah dilas.
Sikat kawat, utuk membersihkan sisa
terak.
Prosedur Keselamatan Kerja
Untuk menghindari kecelakaan kerja
prosedur keselamatan kerja perlu
dilaksanakan antara lain sebagai
berikut ;
1. Gunakan sepatu saat pelaksanaan
praktikum.
2. Gunakan topeng las saat mengelas.
3. Hindari kontak/hubungan singkat
antara kabel terminal mesin las dalam
jangka waktu yg cukup lama.
4. Gunakan sarung tangan/tang saat
akan mengangkat atau memegang
benda kerja yang baru dilas.
5. Jangan bercanda saat praktikum.
Langkah kerja
Berikut langkah kerja yang harus
dilakukan :
1. Periksa dan persiapkan alat dan
bahan yang akan dipergunakan.
2. Gunakan alat pelindung.
3. Hilangkan bagian pinggir plat
yang tajam dengan cara dijepit di
ragum dan dikikir.
4. Beri penomoran pada benda kerja
dengan penitik nomor di bagian yang
akan menjadi dasar benda kerja.
5. Persiapkan mesin las. Meliputi :
a. Hubungkan mesin las
ke sumber arus.
b. Jepitkan penjepit masa
mesin las pada meja las/
meja kerja, pastikan
jepitan tidak pada bagian
yang terdapat cat atau
bagian yang dapat
menghambat jalanya arus.
c. Atur arus mesin las
sesuai tebal benda kerja
dan diameter elektroda
yang akan digunakan.
Untuk menentukan besar
arus kita sesuaikan
dengan diameter
elektroda dan ketebalan
logam yang akan kita las.
Semakin tebal logam yang
akan dilas, semakin besar
arus yang dibutuhkan
untuk menghasilkan hasil
lasan yang maksimal.
d. Pasang elektroda pada
pemegang elektroda.
6. Lakukan penyalaan elektroda
terlebih dahulu sebelum melakukan
pengelasan.
7. Lakukan pemanasan/latihan
dengan mengelas logam lain terlebih
dahulu sebelum mengelas benda kerja.
8. Jika pemanasan dirasa sudah
cukup, lakukan pengelasan/
penyambungan dua logam pada posisi
logam pertama berada tegak lurus
dengan logam yang kedua (posisi logam
seperti huruf T jika dilihat dari
samping).
9. Setelah selesai dinginkan benda
kerja (bisa didinginkan dengan
dicelupkan ke dalam air atau bisa juga
didinginkan dengan dibiarkan di udara
luar), setelah itu bersihkan terak pada
hasil lasan dengan cara dipukul dengan
palu terak atau alat lain yang efektif.
10. Hasil lasan dapat terlihat setelah
terak dibersihkan.
11. Matikan mesin las.
12. Bereskan alat-alat pengelasan.
Pembahasan
1. Sebelum dilas siku/las T, benda
kerja terlebih dahulu harus dilas pada
kedua sisi samping sebagai penguat
sementara agar mudah saat dilas siku
nantinya.
Gambar terlampir
Hambatan : benda kerja kerap
tergeser dan lepas
jika terjatuh dari
meja kerja, ujung
elektroda tidak
stabil ketika
digunakan mengelas
jika elektroda masih
panjang.
Cara mengatasi : meminta bantuan
orang lain untuk
memegangi benda
kerja supaya tetap
pada tempatnya
saat dilas dan
memakai elektroda
yang sudah lebih
pendek untuk
melakukan
pengelasan ini.
2. Kedua plat dilas siku/las T.
Hambatan : alur las tidak tepat
pada bidang siku benda kerja.
Cara mengatasi : sering berlatih
mengelas siku/las T.
Gambar terlampir
Pada praktikum las ini kegagalan yang
saya alami adalah bentuk alur atau
hasil lasan yang saya kerjakan terlalu
kecil (tidak rata) mungkin ini
disebabkan pergeseran elektroda saat
pengelasan terlalu cepat sehingga
lelehan elektroda tidak merata. Selain
itu alur/hasil lasan berada tidak pada
bidang siku, tetapi pada plat bagian
atas saja (lelehan elektroda tidak pada
kedua persinggungan plat).
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang talah
dilaksanakan dapat saya simpulkan
bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan
hasil lasan yang baik, perlu latihan
dalam jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan
menggeser elektroda sangat
menentukan hasil lasan. Jika terlalu
cepat, tembusan lasnya dangkal oleh
karena kurang waktu pemanasan bahan
dasar dan kurang waktu untuk cairan
elektroda menembus bahan dasar. Bila
terlalu lambat akan menghasilkan alur
lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini
dapat menimbulkan kerusakan sisi las
(pada logam induknya). Oleh karena itu
kecepatan elektroda harus tepat dan
stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang
(masih panjang) maka ada
kemungkinan ujung elektroda tidak
stabil saat digunakan untuk mengelas.
Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika
elektroda sudah setengah dalam
mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda
kerja juga sangat mempengaruhi hasil
lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa
nempel pada benda kerja dan jika
terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan
menumpuk dan jika sangat jauh
elektroda akan mati.
Saran
Saran yang dapat saya sampaikan
setelah praktikum ini adalah :
1. Bagi mahasiswa yang hendak
praktikum di masa mendatang, sebelum
praktikum pengelasan sebaiknya
melakukan latihan beberapa kali untuk
melatih feeling atau insting mengelas
sehingga saat praktikum tidak perlu
pemanasan terlalu lama.
2. Sabaiknya jadwal untuk praktikum
diperbanyak
Laporan Las
PENGERTIAN LAS LISTRIK
Las busur listrik adalah termasuk
suatu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tanaga listrik
sebagai sumber panas. Jenis sambungan
las dengan las busur listrik ini adalah
merupakan sambungan tetap/
permanen.
Las busur listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan
mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan
mencair pada ujungnya dan merambat
terus sampai habis. Logam cair dari
elektroda dan dari sebagian benda yang
akan disambung tercampur dan mengisi
celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat
mengalirkan arus listrik cukup besar
tetapi dengan tegangan yang aman
(kurang dari 45 volt). Busur listrik yang
terjadi akan menimbulkan energi panas
yang cukup tinggi sehingga akan mudah
mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan
memperhatikan ukuran dan type
elektrodanya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
waktu mengelas, adalah:
1. Posisi kemiringan elektroda
terhadap benda kerja (60 0 -70 0 ) dan
arah pengelasan mengikuti arah
kemiringan elektroda.
2. Posisi badan.
3. Posisi kemiringan elektroda
terhadap holder/penjepit elektroda.
4. Gerakan tangan waktu mengelas
benda kerja adalah zig-zag.
Alat dan Bahan yang diperlukan
selama proses pengelasan berlangsung
adalah sebagai berikut :
1. MESIN LAS DAN PERLENGKEPANNYA
Pesawat arus bolak-balik (Mesin Las
AC) pada dasarnya merupakan suatu
transformator “step-down” yang dapat
mengubah tegangan arus listrik
misalnya listrik permulaan (120 atau
220 Volt) menjadi tegangan kecil yang
menghasilkan arus besar yang sesuai
untuk pekerjaan mengelas.
2. HELM
Helm las digunakan untuk
melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra
merah) yang dapat merusak kulit
maupun mata, Helm las ini dilengkapi
dengan kaca khusus yang dapat
mengurangi sinar ultra violet dan ultra
merah tersebut. Ukuran kaca las yang
dipakai, tergantung pada pelaksanaan
pengelasan.
3. GLOVESS
Sarung tangan dibuat dari kain,
kulit, karet dan asbes lunak untuk
memudahkan memegang pemegang
elektroda. Pada waktu mengelas harus
selalu dipakai sepasang sarung tangan
supaya tangan kita tetap aman.
4. APRON / OVERALL/WEARPACK
Apron adalah alat pelindung badan
dari percikan bunga api yang dibuat
dari kulit atau dari asbes. Ketentuan
memakai sebuah apron pelindung,
harus dibiasakan diluar baju kerja.
Apron terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar.
5. SAFETY BOOTS
Sepatu pengaman dipakai untuk
menghindarkan kerusakan kaki dari
tusukan benda tajam atau terbakar oleh
zat kimia. Sepatu ini harus terbuat dari
bahan yang sesuai dengan kebutuhan
kita bekerja. Sepatu pengaman ini, pada
ujungnya selalu dilapisi baja.
6. SMEET TANG
Tang atau penjepit panas digunakan
untuk menjepit benda kerja yang dalam
keadaan masih panas setelah selesai
pengelasan.
7. PALU TERAK
Palu ini digunakan untuk
membuang / mengeluarkan hasil sisa
(terak) pengelasan pada benda kerja.
8. SIKAT LAS
Sikat las biasanya digunakan untuk
membersihkan kotoran sisa las-lassan
yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri
dari kawat yang berdiameter kecil.
9. MEJA LAS
Digunakan untuk meletakkan benda
kerja yang akan di las.
10. BENDA KERJA
Benda kerja yang akan digunakan
sebagai media pengelasan.
11. ELEKTRODE
Elektrode fungsinya untuk
memberikan lelehan cairan yang akan
digunakan untuk pengelasan. Dalam
mengelas posisi elektroda harus tegak
lurus dan miring 60 0 -70 0 untuk
menghasilkan alur las-lasan yang baik.
PRAKTEK PENGELASAN SAMBUNGAN
TUMPUL
POSISI DI BAWAH TANGAN
. ALAT DAN BAHAN
PERALATAN :
1. MESIN LAS DAN
PERLENGKEPANNYA
2. HELM
3. GLOVESS
4. APRON / OVERALL
5. SAFETY BOOTS
6. SMEET TANG
7. PALU TERAK
8. SIKAT LAS
9. MEJA LAS
BAHAN :
1. STRIP PLAT MILD STEEL
100 mm x 20 mm x 3 mm
2. ELEKTRODE NK-68 E6013
B. LANGKAH KERJA
1. Pertama-tama, pakailah
pakaian standar kerja las,
yaitu : helm las, kaca mata
las, wearpack, apron, sepatu
pengaman, dan sarung
tangan.
2. Siapkan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan
seperti smeet tang, palu terak
dan sikat las.
3. Potong strip plat mild steel
dengan ukuran 100 mm x 20
mm x 3 mm menggunakan
mesin pemotong. Potong
sebanyak dua potong.
4. Periksa mesin las dengan
baik dan menyeluruh.
Pastikan semuanya aman.
5. Letakkan kedua potongan
strip plat tersebut diatas meja
las, dengan posisi keduanya
berhimpit, seperti di bawah
ini.
6. Pasangkan elektroda di
holder mesin las. Kemudian,
nyalakan mesin las dan putar
ampere sesuai keinginan
Anda.
7. Lakukanlah tack weld /
penitikan di kedua ujung
yang berhimpit dari kedua
potongan strip plat tersebut,
seperti dI ATAS
8. Periksa kekuatan tack weld
dengan cara membantingnya
ke lantai. Apabila pecah,
lakukanlah penitikan sekali
lagi.
9. Sebelum mengelas,
alangkah baiknya lakukan
latihan terlebih dahulu.
Dalam mengelas yang baik,
gerakan saat mengelas adalah
zig-zag. Serta, jangan terlalu
cepat dan jangan terlalu
pelan dalam mengelas.
10. Setelah Anda siap,
lakukanlah pengelasan pada
benda kerja dengan baik dan
benar.
11. Setelah itu, ambillah hasil
kerja Anda menggunakan
smeet tang. Lalu dinginkan
dengan cara merendamnya di
dalam air.
12. Kemudian, ambil palu terak
dan sikat pembersih.
Bersihkanlah benda kerja
tersebut dari terak-terak sisa
hasil pengelasan.
13. Lihat hasilnya! Apakah
bersih ataukah masih kurang.
Usahakan hasil pengelasan
tidak ada jerawat, bersih, dan
mengkilap.
14. Setelah semua proses
pengelasan selesai,
matikanlah mesin las,
kemudian kembalikan semua
alat pada tempatya dan
bersihkanlah tempat kerja las
yang Anda gunakan.
C. KESELAMATAN KERJA
1. Berdo’a terlebih dahulu.
2. Jangan bercanda saat
praktikum.
3. Gunakan alat sesuai dengan
fungsinya.
4. Hindari bekerja pada lantai yang
basah.
5. Memakai peralatan standar
keselamatan kerja (wearpack,
kacamata las listrik, sepatu,
dan sarung tangan) untuk
melindungi bagian tubuh dari
radiasi cahaya, panas,
kotoran maupun terkena
benda kerja.
6. Sewaktu busur listrik
menyala jangan sekali-kali
melihat dengan mata
telanjang (tanpa kaca mata
las).
7. Hindari kontak/hubungan
singkat antara kabel terminal
mesin las dalam jangka waktu
yg cukup lama.
8. Gunakan sarung tangan/
smeet tang ketika mengangkat
atau memegang benda kerja
yang baru dilas.
9. Jauhkan benda-benda yang
mudah terbakar dari benda
kerja yang akan dilas.
10. Pilih tempat yang lebih
aman dan nyaman dalam
melaksanakan praktek.
SELESAI