Laporan Lamun

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan . Pada tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masa datang. Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Biomassa padang lamun secara kasar

Transcript of Laporan Lamun

Page 1: Laporan Lamun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari  pada daratan, oleh karena

itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai

biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad– jasad hidup di

dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling

berkesinambungan .

Pada tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan

munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Laut

sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang

mineral, dan energi, media komunikasi maupun  kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena

itu wilayah pesisir dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan

kebutuhan di masa datang.

Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan  adalah

lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah

pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan

merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Biomassa padang lamun

secara kasar berjumlah 700 g bahan kering/m2, sedangkan produktifitasnya adalah 700 g

karbon/m2/hari. Oleh sebab itu padang lamun merupakan  lingkungan laut dengan

produktifitas tinggi.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:

1. Mengetahui jenis-jenis lamun.

2. Mengetahui keadaan ekosistem lamun

3. Mengetahui fungsi ekosistem lamun bagi biota lain.

4. Dapat mengidentifikasi jenis lamun berdasarkan sifat fisiknya.

Page 2: Laporan Lamun

BAB I I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN LAMUN

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu

(monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda

dengan rumput laut (algae). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah

kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7

genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk   ke dalam 2 famili  yaitu : Hydrocharitacea ( 9

marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang membentuk 

komunitas padang lamun tunggal, antara lain : Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides,

Halophila ovalis, Cymodoceae serulata, dan Thallasiadendron ciliatum  Dari beberpa jenis

lamun, Thalasiadendron ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila

spinulosa tercatat di daerah Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan Lombok. Begitu

pula Halophila decipiens baru ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-Moti dan Kepulaun

Aru. (Romimohtarto,2001)

2.2 EKOSISTEM PADANG LAMUN 

          Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae)yang tumbuh dan

berkembang dengan baik di lingkungan laut dangkal, yang dapat membentuk kelompok-

kelompok kecil dari beberapa tegakan tunas sampai berupa hamparan padang lamun yang

sangat luas. Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal yang disusun oleh satu jenis

lamun atau vegetasi campuran yang disusun mulai dari 2 sampai 12 jenis lamun yang

tumbuh bersama pada suatu substrat. Di Indonesia terdapat 12 jenis lamun yang tergolong

dalam tujuh marga, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila decipiens,

H. Ovalis, H. Minor, H. Spinulosa dari suku Hydrocharitaceae, serta Cymodocea serrulata,

C. Rotundata, Halodule uninervis, H. Pinifolia, Syringodium isoetifolium dan

Thalassodendron ciliatum dari suku Potamogetonaceae. Masih ada dua jenis lamun lagi

yang herbariumnya ada di Herbarium Bogoriense-Bogor, yaitu Halophila beccarii dan

Page 3: Laporan Lamun

Ruppia maritima yang diduga berasal dari perairan Indonesia. (Romimohtarto,2001)

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang mempunyai

peranan penting dalam kehidupan berbagai biota laut serta merupakan salah satu ekosistem

bahari yang paling produktif. Ekosistem lamun di daerah tropis dikenal tinggi

produktivitasnya terutama dalam pore water dan sedimen. Indonesia yang memiliki

panjang garis pantai 81.000 km, mempunyai padang lamun yang luas bahkan terluas di

daerah tropika. Luas padang lamun yang terdapat di perairan Indonesia mencapai sekitar

30.000 km2. (Romimohtarto,2001)

Jika dilihat dari pola zonasi lamun secara horisontal, maka dapat dikatakan

ekosistem lamun terletak di antara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistem mangrove

dan ekosistem terumbu karang. Dengan letak yang berdekatan dengan dua ekosistem

pantai tropik tersebut, ekosistem lamun tidak terisolasi atau berdiri sendiri tetapi

berinteraksi dengan kedua ekosistem tersebut. (Dahuri, 2001).

2.3 CIRI – CIRI LAMUN

Tumbuhan lamun memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1. Toleransi terhadap kadar garam lingkungan

2. Tumbuh pada perairan yang selamanya terendam

3. Mampu bertahan dan mengakar pada lahan dari hempasan ombak dan tekanan arus

4. Menghasilkan pollinasi hydrophilous ( benang sari yang tahan terhadap kondisi

perairan )

5. Lamun berbunga, menghasilkan benang sari, berbuah dan menyebarkan biji

sebagaimana tanaman darat.

6. Lamun adalah satu - satunya tanaman berbunga yang akarnya berpembuluh dan

teradaptasi dengan lingkungan laut. (Nontji, 1993).

2.4 JENIS – JENIS LAMUN (SEAGRASS)

Di dunia tercatat 50 jenis lamun. Mereka sering dijumpai dalam jumlah besar,

menutupi dasar perairan yang luas, membentuk padang lamun.di Indonesia terdapat 12 jenis

lamun seperti terdaftar dibawah ini.

Page 4: Laporan Lamun

Cymodocea rotundata - lamun berujung bulat

Cymodocea serrrulat - lamun bergigi

Enhalus acoroides - lamun tropic

Halodule pinifolia - lamun serabut

Halodule uninervis - lamun serabut

Halophila decipiens - lamun senduk tak berurat

Halophila minor - lamun senduk kecil

Halophila ovalis - lamun senduk dasar keriting

Halophila spinulosa - lamun senduk dasar keriting

Syringidium isoetifolium - lamun alat suntik

Thalasia hemprichii - lamun dugong

Thalasodendrom ciliatum - lamun kayu

Nama-nama Indonesia yang tercantum di belakang nama ilmiah diterjemahkan dari

nama-nama bahasa inggris yang diberikan oleh M.D.Fortez dalam bukunya yang berjudul

Seagrass;a resource unknown in the Asean region terbitan tahun 1989 untuk mengingat-

ingat sifat, bentuk atau daerah sebaran yang khas dari masing-masing jenis. Tiga marga yang

banyak kita jumpai di perairan pantai adalah Halopphyla, Enhalus, dan Cymodocea

(Romimuhtarto, 2001).

Ada tiga marga yang paling banyak dijumpai di perairan pantai, yaitu Halophila

ovalis, yang terdapat di pantai pasir, di paparan terumbu, dan di dasar perairan lumpuran

dari paras pasut rata-rata pada pasut purnama, memberikan lingkungan yang cocok bagi

pelekatan alga. Di perairan laut mereka membentuk tajuk (canopy). Sedangkan bunganya

berkelamin tunggal dan soliter. (Romimohtarto,2001).

Marga yang kedua adalah Enhalus accoroides, yaitu perdu di bawah air yang

mempunyai perakaran kuat dan diselimuti oleh serabut-serabut hitam yang kaku dan

memanjang. Daun-daunnya berupa pasangan dengan jumlah dua atau tiga dalam pelepah

bonggol (basal sheath). Tumbuh-tumbuhan ini terdapat di bawah air surut rata-rata pada

pasut purnama pada dasar pasir lumpuran. Mereka tumbuh subur di tempat yang terlindung

di pinggir bawah dari mintakat pasut dan di batas atas mintakat bawah litoral. Bunga betina

Page 5: Laporan Lamun

soliter dan lebih besar, sedangkan bunga jantannya berwarna putih dan lebih kecil.

(Romimohtarto,2001)

2.5 FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI EKOSISTEM LAMUN

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan lamun secara umum adalah

kualitas air, substrat dasar perairan. Kualitas air meliputi temperatur, cahaya, salinitas dan

nutrien.

a) Temperatur

Temperatur merupakan salah satu faktor ekologi perairan yang sangat penting,

karena mempengaruhi proses-proses fisiologis lamun, seperti ketersediaan dan penyerapan,

nutrien, respirasi dan siklus protein. Zieman (1982) menyatakan bahwa lamun lebih tahan

terhadap maningkatnya temperatur dibandingkan dengan alga. Mellors dkk, menemukan

keterkaitan antara temperatur dan biomassa lamun, tetapi faktor temperatur ini dapat

berakibat merugikan pada proses fotosintesis dan kehidupan apabila terjadi kombinasi antara

temperatur dan intensitas yang berlebih (Mellors, 1993).

b) Cahaya

Dalam proses fotosintesis, tumbuhan berklorofil sangat membutuhkan cahaya. Pada

umumnya lamun memerlukan intensitas cahaya yang tinggi untuk menunjang kehidupannya.

Cahaya matahari dengan panjang gelombang 400-700 nm digunakan oleh lamun sebagai

sumber radiasi dalam proses fotosintesis (Wood et al. 1969; Zieman dan Wetzel 1980)

dalam Larkum (1989)menyatakan bahwa cahaya merupakan faktor yang menentukan

penyebaran dan kelimpahan lamun. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air

dipengaruhi oleh kecerahan perairan. Semakin bertambah kedalaman suatu perairan berarti

intensitas cahaya menurun maka biomassa lamun semakin menurun (Hilman dkk, 1989).

Beberapa aktivitas yang meningkatkan muatan sedimentasi pada badan air juga berakibat

pada tingginya turbiditas residu sehingga berpotensi untuk mengurangi penetrasi cahaya dan

hal ini akan mengganggu produktivitas primer dari ekosistem lamun (Dahuri dkk, 2001).

Tiap spesies lamun memiliki intensitas cahaya minimum dan maksimum yang dibutuhkan

sebagai syarat keluluskehidupan dan faktor pertumbuhan yang optimal (Dahuri, 2001).

Page 6: Laporan Lamun

c) Salinitas

Aktivitas tumbuhan dalam berfotosintesis dipengaruhi oleh salinitas air. Laju

fotosintesis berkurang hingga mendekati nol pada air destilasi dan air dengan salinitas dua

kali salinitas air laut. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat salinitas di wilayah estuari

adalah suplai air tawar dari muara-muara sungai. Peter H.et al.dalam Bortone A., (2000)

menyatakan bahwa pengaruh salinitas bersifat positif bagi pertumbuhan daun lamun muda

dimana pertambahan panjang daun meningkat seiring meningkatnya salinitas. Padang lamun

di Cairns Harbour Australia dapat hidup pada kisaran salinitas 20‰-50‰ (Dahuri, 2001).

d) Nutrien

Untuk dapat melakukan proses-proses pertumbuhan dan perkembangan lamun

memerlukan nutrien (zat hara) baik yang diserap dari kolom air maupun sedimen dan proses

ini dilakukan oleh akar dan daun. Zieman (1982) menyebutkan bahwa pertumbuhan lamun

akan dipacu dengan ketersediaan nutrien yang cukup.

Senyawa organik yang penting bagi lamun diantaranya tersusun oleh unsur-unsur

karbon, nitrogen, fosfor. Sumber utama karbon bagi lamun berasal dari sedimen yang

diserap oleh akar. Dua puluh lima persen dari karbon yang diserap oleh akar ditransfer ke

daun sedangkan sisanya tetap berada di perakaran lamun. Nitrogen merupakan salah satu

faktor pembatas pertumbuhan lamun, diperoleh melalui akar setelah mengalami fiksasi oleh

bakteri. Nitrogen yang dihasilkan dari akar mampu mensuplai 20-50 % nitrogen yang

dibutuhkan suatu padang lamun. Fosfor dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di wilayah

perakaran lamun dibandingkan dengan di substrat pada kedalaman yang lebih dalam

maupun substrat yang tidak ditumbuhi lamun ( Mellors, 1993 ).

e) Substrat dasar

Substrat dasar perairan merupakan lapisan lepas yang terkonsentrasi dalam suatu

massa air yang berbentuk bahan organik dan non organik. Lamun memiliki akar sejati yang

bergantung pada karakteristik sedimen di habitatnya. Karakteristik ini meliputi jenis substrat

dan kandungan nutrien dalam sedimen. Di padang lamun terdapat interaksi antara lamun

dengan sedimen dan air, dimana tumbuhan ini berpengaruh terhadap karakteristik kimia

serta mikrobiologi sedimen dari produksi detritus, aliran oksigen dari akar dan rimpangnya

(Moriaty,1989).

Page 7: Laporan Lamun

2.6 KEBERADAAN DAN FUNGSI LAMUN

membentuk lingkungan padang lamun yang menjadi salah satu ekosistem terkaya

dan paling produktif.

dapat menjaga dan memelihara stabilitas pantai pesisir dan lingkungan ekosistem

estuaria.

merupakan sumber makanan bagi banyak hewan laut seperti duyung, penyu, ikan,

dan bulu babi.

merupakan tempat tinggal dan tempat berlindung banyak jenis hewan dan tumbuhan

dari hewan pemangsa.

merupakan komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan dasar keranjang,

pengisi kasur, atap rumbia, pupuk, penyaring limbah, bahan kertas dan pakan ternak.

(Nontji, 1993).

2.7 MORFOLOGI LAMUN

Secara morfologis lamun terdiri dari akar, daun dan rhizoma. Akar pada lamun tumbuh

pada buku-buku rhizoma. Rhizoma adalah batang yang terbenam dan merayap secara

mendatar (Nonjti,1993). Ditambahkan lagi oleh Nybakken (1992), kebanyakan spesies

lamun secara morfologis hampir serupa yaitu, mempunyai daun-daun panjang yang tipis dan

mempunyai saluran air (kutikula).

a. Akar

Akarnya muncul dari permukaan yang lebih rendah daripada rhizoma dan menunjukkan

sejumlah adaptasi tertentu pada lingkungan perairan (Tomascik et al. 1997). Struktur

perakarannya memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Pada beberapa spesies memiliki

akar yang lemah, berambut dan memiliki struktur diameter yang kecil. Sedangkan pada

spesies lainnya akarnya ada yang kuat dan berkayu.

Fungsi akar lamun adalah untuk mengabsorbsi nutrien dari kolom air dan bertindak

sebagai penyimpanan untuk fotosintesa (Tomascik, 1997)

Page 8: Laporan Lamun

b. Rhizoma dan batang

Struktur rhizoma dan batangnya sangat bervariasi di antara jenis-jenis lamun, sebagai

susunan ikatan pembuluh pada stele (Den Hartog, 1970). Rhizoma bersama-sama dengan

akar, menancapkan lamun pada substrat. Rhizoma biasanya terkubur di bawah sedimen dan

membentuk jaringan luar (Tomascik, 1997)

c. Daun

Seperti pada monokotil lainnya, daun-daunnya diproduksi dari meristem dasar yang

terletak di bagian atas rhizoma dan pada rantingnya. Hal yang unik pada daun lamun adalah

dengan tidak adanya stomata dan terlihatnya kutikula yang tipis. Kutikula berfungsi untuk

menyerap zat hara, walaupun jumlahnya lebih sedikit dari yang diserap oleh akar dan

batangnya (Tomascik,1997).

2.8. REFRAKTOMETER

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar salnitas air. Satuan

dari refraktometer adalah 0/00. Berikut gambar dari refraktometer:

penggunaan refraktometer yaitu dengan meneteskan sampel air pada

dinding kaca kemudian diarahkan pada sumber cahaya. Maka akan tampil gambar seperti

berikut:

(wikipedia Indonesia)

Page 9: Laporan Lamun

BAB III

MATERI METODE

3.1 ALAT

1. Nampan, untuk meletakkan sampel lamun supaya terlihat dengan jelas bagian daun,

rimpang dan akarnya.

2. Akuarium, untuk membuat ekosistem lamun dalam skala kecil.

3. Aerator, untuk mensuply oksigen ke dalam akuarium.

4. Termometer, untuk mengetahui suhu air dalam akuarium

5. pH meter, untuk mengetahui kadar keasaman air dalam akuarium.

6. Refraktometer, untuk mengetahui kadar salinitas air dalam akuarium.

7. Sedgewick nafter, untuk mengetahui kelimpahan zooplankton dalam akuarium.

8. Mikroskop, untuk melihat Sedgwick nafter.

9. Alat tulis dan gambar, untuk menggambar dan mencatat hasil praktikum.

3.2 BAHAN

1. Air laut sebagai media ekosistem lamun

2. Sampel Lamun

3. Ikan Laut yang masih hidup

3.3 CARA KERJA

a. Pengamatan komunitas biotik dalam dua akuarium A dan B setiap 6 jam sekali

selama 24 jam.

b. Pengamatan yang dilakukan antara lain, jumlah ikan, jumlah lamun, suhu, salinitas

dan kelimpahan zooplankton.

c. Membuat table pengamatan.

d. Menggambar bagian-bagian lamun dan mengidentifikasinya.

Page 10: Laporan Lamun

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

1. Ekosistem

Page 11: Laporan Lamun

2. Identifikasi Lamun

a. Cymodocea rotundata

Akar

Taksonomi :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Helobiae

Famili : Cymodoceaceae

Genus : Cymodocea

Spesies : rotundata

b. Enhalus acoroides

Daun

Rambut-rambut kaku

Rimpang/rhizoma

Akar

Taksonomi :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Daun

Rimpang/Rizhoma

Page 12: Laporan Lamun

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Enhalus

Spesies : acoroides

c. Halodule uninervis

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Helobiae

Famili : Cymodoceaceae

Genus : Halodule

Spesies : uninervis

4.2 PEMBAHASAN

1. Ekosistem

Daun

Rimpang/ Rhizoma

Akar

Page 13: Laporan Lamun

2. Identifikasi Lamun

a. Cymodocea rotundata

Cymodoceae rotundata merupakan jenis lamun

dengan bentuk daun seperti pita tipis yang panjang.

Akar tumbuh pada bagian rhizoma yang menjalar

mendatar dan memanjang, batang berwarna coklat.

Tmbuh-tumbuhan ini terdapat tepat di bawah air surut

rata-rata pada pasang surut purnama pada pantai pasir

dan pantai lumpuran.(Nybakken,1992).

Ciri – ciri morfologi dari Cymodocea rotundata adalah :

1. Tepi daun halus atau licin, tidak bergerigi.

2. Akar pada tiap nodus terdiri dari 2 – 3 helai.

3. Akar tidak bercabang dan tidak mempunyai rambut akar.

4. Tulang daun sejajar.

5. Jumlah tulang daun pada selembar daun adalah + 9 – 15 buah.

6. Lebar daun dari samping ke samping + 4 mm.

7. Jarak antar nodus + 1 cm.

8. Tiap nodus hanya ada satu tegakan.

9. Tiap tegakan terdiri dari 3 – 4 helai daun.(Nybakken, 1992).

b. Enhalus acoroides

Jenis lamun ini disebut juga dengan lamun tropika. Jenis lamun ini memiliki

akar yang kuat dan diselimuti oleh benang-

benang hitam yang kaku. Daun mempunyai

tulang daun, dan terdapat dalam pasangan

pelepah bonggol. Pada bagian rhizoma terdapat

semacam rambut yang merupakan akar dan akar

lainnya yang menjulur ke bawah berwarna putih dan kaku. Tumbuhan ini terdapat

di bawah air surut rata-rata pada pasang surut purnama pada dasar pasir lumpuran.

(Moriaty,1989).

Ciri – ciri morfologi dari Enhalus acoroides adalah :

Page 14: Laporan Lamun

1. Bentuk fisiknya paling besar dibanding spesies lamun yang lain.

2. Daun berwarna hijau pekat.

3. Daunnya panjang dan kebar seperti sabuk.

4. Lebar daun + 3 cm.

5. Panjang daun berkisar antara + 30 – 150 cm.

6. Rimpangnya berdiameter lebih dari 1 cm.(Moriaty, 1989).

c. Halodule uninervis

Ciri – ciri morfologi dari Halodule uninervis adalah :

1. Tiap nodus hanya terdiri dari satu tegakan.

2. Tiap tangkai daun terdiri dari 1 sampai 2 helai daun.

3. Tiap nodus berakar tunggal dan banyak. Tidak bercabang.

4. Rimpangnya berbuku – buku.

5. Jarak antar nodus + 2 cm.

6. Ujung daun merbentuk gelombang menyerupai huruf W.(Nontji, 1993)

Page 15: Laporan Lamun

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Ekosistem lamun sangat berguna bagi kelangsungan hidup biota lain antaranya

yaitu ikan-ikan kecil dan plankton.

2. Morfologi umum dari tumbuhan lamun adalah Daun, Rimpang / Rhizoma, Akar

3. Jenis – jenis lamun yang diidentifikasi adalah Cymodocea rotundata, Enhalus

acoroides,dan Halodule uninervis.

5.2. SARAN

1. Para Praktikan hendaknya memperhatikan penjelasan asisten pada pelaksanaan

praktikum.

2. Diharapkan kepada semua mahasiswa ( praktikan ) agar benar – benar serius, dan

memperhatikan prosedur praktukum yang telah dibuat, agar praktikum dapat

berjalan lancar sesuai dengan apa yang diinginkan.

3. Hendaknya praktikan tidak bercanda saat praktikum berlangsung.

4. Asisten hendaknya membantu Praktikan dalam memberi penjelasan tentang

klasifikasi, identifikasi dan membedakan ciri – ciri dari tumbuhan lamun tersebut.

Page 16: Laporan Lamun

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, Rokhim, Dr. Ir. H. M.S, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan

Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT.Pradnya Pramita.

Mellor J. E., HMrsh, and R. G 1993. Intra-annual Changes in Seagrass standing Crops

Grenn Island Northern Quensland, Sidney : J. Mar Freshwater. 44 pp.

Moriaty, D. J W. and P. I. Boon. 1989. Interactive of Seagrasses with Sediment and Water in

Larkum. A W. D, A. J McComb and S. A. Sepherd (eds). Biologi of Seagrasses.

Elsevier. Amsterdam p500-535.

Nontji,A.1993. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.

Nybakken,J.W.1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Romimohtarto,K dan Juwana,Sri.2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut.

Jakarta : Djambatan.

Tomascik,et.al.1997. The Ecology of the Indonesian Sea part 2. Singapore : Peripilus

Edition.

Wikipedia Indonesia