Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

30

description

hiperkes

Transcript of Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

Page 1: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover
Page 2: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan

menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi lingkungan kerja yang terintegrasi dalam

rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya akibat

kerja yang aman, efisien, dan produktif. Salah satu caranya adalah menciptakan perusahaan

yang higienis agar lingkungan kerja menjadi aman, nyaman dan sehat.

Menurut Sumakmur (1999), higiene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu

higiene beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab

penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui

pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan

tersebut serta bila diperlukan berupa tindakan pencegahan, agar pekerja dan masyarakat

sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta diharapkan dapat mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

Untuk itu setiap perusahaan diharapkan untuk mampu menerapkan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaannya masing-

masing. Sistem manajemen tersebut diharapkan menjadi siklus yang tidak terputus dan

berkesinambungan. Dimulai dengan penerapan K3, evaluasi dan peninjauan ulang dan pada

akhirnya peningkatan berkelanjutan.

Salah satu tahapan yang paling penting dari siklus tersebut adalah penentuan hazard

(potensi bahaya) yang terdapat pada perusahaan dan dapat menjadi faktor risiko bagi tenaga

kerja, baik itu dari faktor fisik, kimia dan biologi. Faktor yang juga tidak kalah pentingnya

adalah penilaian upaya-upaya pencegahan kecelakaan kerja yang telah dilakukan salah

satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

1

Page 3: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

B. Tujuan Kunjungan

Pada hari Kamis, 5 Juli 2012 telah dilakukan kunjungan ke pabrik yang terletak di

daerah Jakarta Timur yaitu PT. Bintang Toedjoe.

Dari kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam industri hygiene. Dari

data-data yang ditemukan, akan dilakukan analisis masalah dan selanjutnya akan diupayakan

alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan oleh pihak terkait. Diharapkan alternatif

pemecahan masalah yang ditawarkan dalam proses tersebut dapat diterapkan kepada seluruh

karyawan yang terlibat sehingga dapat mengurangi potensi adanya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja guna memaksimalkan kinerja para karyawan.

C. Profil Perusahaan:

Nama Perusahaan : PT. Bintang Toedjoe

Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani nomor 2, Pulo Mas, Jakarta

Timur

Jumlah Karyawan : 809 orang

Asuransi : Jamsostek

Jenis Usaha : Manufacturing

2

Page 4: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

BAB IITINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Yang dimaksud dengan hygiene perusahaan adalah merupakan spesialisasi

kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap

faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang bersifat medis.

Higiene perusahaan ini lebih mengarah pada :

a. Ditujukan terhadap masyarakat tenaga kerja yang lebih mudah didekati dan

diperiksa kesehatannya secara periodic dari pada masyarakat umum.

b. Khusus memperhatikan lingkungan kerja.

c. Bersasaran meningkatkan produktifitas.

d. Didukung oleh undang-undang dalam ruang lingkup ketenaga kerjaan.

Penerapan hygiene perusahaan ini hanya dapat dilaksanakan secara tepat jika

semua keaktifan dalam suatu perusahaan dikenal dengan jelas, termasuk pemakaian

macam-macam mesin dan alat-alat, perkakas dan sebagainya. Atas dasar ini dapat

dibuat dugaan tentang bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada pekerja dan

masyarakat luas. Dugaan sekedarnya ini harus dibuktikan ketepatannya dengan

pengukuran-pengukuran yang sesuai. Dengan demikian diperoleh penilaian

lingkungan kerja yang obyektif.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA

1. FAKTOR FISIK

a. Bising

Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya

yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang

menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup.

Tipe-tipe Kebisingan:

Kebisingan spesifik : Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang

dapat dengan jelas dibedakan untuk alasan-

alasan akustik. Seringkali sumber kebisingan

dapat diidentifikasikan

3

Page 5: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

Kebisingan residual: Kebisingan yang tertinggal sesudahpenghapusan

seluruh kebisingan spesifik dari jumlah

kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu

waktu tertentu

Kebisingan latar belakang: Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan

perhatian pada suatu kebisingan tertentu.

Penting untuk membedakan antara kebisingan

residual dengan kebisingan latar belakang

Akibat Kebisingan

Tipe Uraian

Akibat lahiriah Kehilangan

pendengaran

Perubahan ambang batas sementara akibat

kebisingan, perubahan ambang batas permanen

akibat kebisingan

Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan

darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering

Akibat

psikologis

Gangguan emosional Kejengkelan, kebingungan

Gangguan

gaya hidup

Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi

waktu bekerja, membaca dan sebagainya.

Gangguan

pendengaran

Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio,

percakapan, telpon dan sebagainya.

Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa mengakibatkan

penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak

melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker

No.51 Tahun 1999, KepMenKes No.1405 Tahun 2002). Agar kebisingan tidak

mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan seperti

penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan, pemindahan,

pemeliharaan, penanaman pohon, pembuatan bukit buatan ataupun  pengaturan

tata letak ruang dan penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak

mengganggu kesehatan atau membahayakan. 

4

Page 6: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

b. Getaran

Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau

media dengan arah bolak±balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi

saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat

mekanis.

Jenis Getaran:

- Getaran karena gerakan udara, pengaruhnya terutama pada akustik . Getaran

udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan melalui udara

sehingga akan mencapai telinga.

- Getaran karena getaran mekanis, mengakibatkan resonansi atau

turut bergetarnya alat-alat tubuh. Terdapat dua bentuk yaitu getaran seluruh

badan dan getaran pada lengan dan tangan.

Getaran Seluruh Tu buh

Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration)

yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk

atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran.

Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz.

Getaran Tangan Lengan

Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan

akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasnya antara

20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128Hz,

karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran

ini berbahaya pada pekerjaan seperti :1.Operator gergaji rantai 2.

Tukang semprot, potong rumput 3. Gerinda, 4. Penempa palu

c. Iklim dan Suhu

Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan produktif

bila lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi orang indonesia

adalah 24°C – 26°C. Bila iklim kerja panas dapat menimbulkan

ketidaknyamanan dalam bekerja dan gangguan kesehatan.

5

Page 7: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain:

1. Mereduksi panas konveksi

2. Memperbaiki sistem ventilasi

3. Mereduksi panas radiasi

4. Mengatur warna yang cerah pada ruangan

Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain:

1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja

2. Pakaian dengan bahan mudah menyerap keringat dan berwarna cerah

3. Seleksi pekerja yang bekerja di lingkungan kerja panas : tidak terlalu

gemuk dan tidak mempunyai penyakit kardiovaskuler

d. Pencahayaan

Sifat-sifat pencahayaan yang baik :

1. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan

2. Pencegahan kesilauan

3. Arah sinar

4. Warna

5. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan

Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan :

1. Iritasi, mata berair dan mata merah

2. Penglihatan rangkap

3. Sakit kepala

4. Ketajaman penglihatan menurun, begitu juga sensitifitas terhadap kontras

warna juga kecepatan pandangan

5. Akomodasi dan konvergensi menurun

6

Page 8: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

Intensitas cahaya di ruang kerja adalah sebagai berikut :

Jenis KegiatanTingkat pencahayaan

minimal (Lux)Keterangan

Pekerjaan kasar & tidak

terus-menerus100

Ruang penimpanan dan ruang

peralatan/instalasi yang

memerlukan pekerjaan yang

kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus-

menerus200

Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300

Pekerjaan kantor/administrasi,

ruang kontrol dan pekerjaan

mesin dan perakitan atau

penyusun

Pekerjaan agak halus 500

Pembuatan gambar atau bekerja

dengan mesin kantor pekerja

pemeriksaan atau pekerjaan

dengan mesin

Pekerjaan halus 1000

Pemilihan warna, pemrosesan,

tekstil, pekerjaan mesin halus

dan perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500

(tidak menimbulkan

bayangan)

Mengukir dengan tangan,

pekerjaan mesin dan perakitan

yang sangat halus

Pekerjaan detail

3000

(tidak menimbulkan

bayangan)

Pemeriksaan pekerjaan,

perakitan sangat halus

Beberapa hal yang dapat menurunkan intensitas penerangan :

1. Adanya debu atau kotoran pada bola lampu

2. Bola lampu yang sudah lama

3. Kotornya kaca jendela, untuk penerangan alami

4. Perubahan letak barang-barang

7

Page 9: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

2. FAKTOR BIOLOGIS

Dasar hukum faktor biologis yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah

Kepres No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja (point)

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat

dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminan khusus.

Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan atau mahkluk hidup dan

produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Faktor

biologis dapat dikategorikan menjadi:

- Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, fungi, dan produknya)

- Arthopoda (crustacea, arachmid, insect)

- Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis, asma)

- Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern) dan

hewan invertebrata (protozoa, ascaris)

Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara:

- Inhalasi/ pernafasan (udara terhirup)

- Ingesti/ saluran pencernaan

- Kontak dengan kulit

- Kontak dengan mata, hidung, mulut

3. FAKTOR KIMIA

a. Klasifikasi:

Berdasarkan Bentuknya:

- Partikulat:

yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi diudara

yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan

jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi diudara. Perlu

diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa suspensi.

Partikel dapat diklasifikasikan:

Debu diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda padat

diudara . Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan

dengan gerinda, pemboran dan penghancuran pada proses

pemecahan bahan-bahan padat.

8

Page 10: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut

biasanya dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana cairanh

tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih yang sangat

kecil.

Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi 

bahan-bahan dari bentuk uap. Asap juga ditemui pada sisa

pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung

karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,5 m 

(micron)

- Non Partikulat

Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida

dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah

bentuknya hanya dengan kombinasi penurunan suhu dan

penambahan tekanan.

Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan

tekanan ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung

dari kemampuan  penguapannya. Bahan-bahan yang memiliki titik

didih yang rendah lebih mudah menguap dari pada yang memiliki

titik didih yang tinggi.

b. Pengaruh Bahan Kimia

- Iritasi

adalah diartikan  suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila

tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya

kulit, mata dan saluran pernapasan.

Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia

tertentu dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang

berfungsi sebagai pelindung. Keadaan ini disebut dermatitis

(peradangan kulit).

Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia

dengan mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang ringan

sampai kerusakan permanen.

Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia berupa

bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar

9

Page 11: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

apabila terkena pada daerah saluran pernapasan bagian atas (hidung

dan Kerongkongan).

- Asfiksia

Adalah istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses oksigensi

dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis: Simple asphyxiantion dan

chemical asphyxiantion

Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena ini

berhubungan dengan kadar oksigen di udara yang digantikan dan

didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon dioksida, ethane,

hydrogen  atau helium yang kadar tertentu mempengaruhi

kelangsungan hidup.

Chemical  asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan kimia).

Pada situasi ini, bahan-bahan kimia langsung dapat mempengaruhi

dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengangkut dan

menggunakan zat asam, sebagai contoh adalah karbon monoksida.

- Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap konsentrasi yang

relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol

(alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton (aliphatic keton), acetylene

hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan syaraf

pusat.

- Keracunan  Tubuh

Manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika

dihubungkan dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari tubuh

terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan dan dapat

menyebar keseluruh tubuh.

- Kanker

Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan sel-

sel yang tidak terkendali, menimbulkan tumor (benjolan-benjolan) yang

bersifat karsinogen. Tumor tersebut mungkin baru muncul setelah

beberapa tahun bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia

seperti arsenic, asbestos, chromium, nikel dapat menyebabkan kanker

paru-paru.

10

Page 12: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

- Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan

oleh mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas

dalam paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan paru.. Contoh  bahan-

bahan yang menyebabkan  pneumoconiosis adalah crystalline silica,

asbestos, talc, batubara dan beryllium.

4. ALAT PELINDUNG DIRI

Alat pelindung diri wajib diisediakan bagi tenaga kerja dan bagi setiap orang

yang memasuki tempat kerja disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan

sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970. Undang-Undang No.1 tahun

1970 memiliki tujuan dan sasaran :

- Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dalam

keadaan selamat dan sehat.

- Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.

- Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Hal yang berkaitan dengan alat pelindung diri juga tertuang di Undang-Undang

No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86 dimana dikatakan

bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja.

Macam-macam alat pelindung diri antara lain:

a. Pelindung Mata dan Muka

Pelindung mata dan muka berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari

percikan bahan-bahan korosif, debu-debu yang melayang di udara. Lemparan

benda-benda kecil, panas, pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat

menyebabkan iritasi pada mata, radiasi gelombang elektromagnetik yang

mengion maupun tak mengion, pancaran cahaya, serta benturan/pukulan

benda-benda keras atau tajam. Jenis-jenisnya ialah kacamata (spectacles),

goggles, dan tameng muka (face shield).

11

Page 13: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

b. Pelindung Pendengaran

Pelindung pendengaran berfungsi melindungi telinga dari kebisingan dan

percikan api/logam-logam yang panas. Jenis pelindung pendengaran antara

lain sumbat telinga (ear plug) dan ear muff (tutup telinga). Ear plug

dimasukkan pada telinga sedangkan ear muff ditutupkan pada seluruh daun

telinga. Ear plug terbuat dari karet, plastik, lilin, atau kapas. Ear plug bisa

mereduksi suara frekuensi tinggi (4000 dBA) masuk lubang telinga. Dengan

earplug intensitas kebisingan diterima di tempat kerja dapat berkurang 85

Dba. Ear muff berbentuk cup berisi cairan/busa berfungsi menyerap suara

yang frekuensinya tinggi. Ear muff dapat mereduksi suara frekuensi 2800-

4000 Hz sebesar 35-45 Dba.

c. Pelindung Pernapasan

Pelindung pernapasan (respirator) berfungsi melindungi organ pernapasan

akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume, dan

asap. Jenisnya antara lain respirator yang memurnikan udara (air purifying

respirator) dan respirator yang memasok udara (air supplying respirator).

d. Pelindung Kepala

Pelindung kepala berfungsi melindungi kepala dari kejatuhan benda,

terbentur/terpukul, benda keras/tajam, radiasi panas, api, dan percikan kimia.

Jenis-jenis pelindung kepala antara lain topi pengaman (safety helmet),

tudung kepala (hood), penutup rambut (hair cup). Kegunaan topi pengaman

di lapangan ialah untuk melindungi kepala dari bahaya sengatan arus listrik

tegangan rendah dan tinggi serta terdapat pula topi pengaman untuk pemadam

kebakaran. Tudung kepala ( hood) gunanya melindungi kepala dari kontak

dengan bahan-bahan kimia, api, panas, radiasi. Penutup rambut (hair cup)

berguna untuk melindungi kepala dan rambut dari kotoran serta melindungi

rambut dari bahaya terjerat mesin-mesin yang berputar.

e. Pelindung kaki

Pelindung kaki berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda-benda berat,

objek tajam yang melukai kaki, pemaparan logam yang meleleh, permukaan

basah atau licin. Berdasarkan jenisnya masing-masing terbagi menjadi sepatu

keselamatan untuk pekerjaan peleburan logam, bahaya peledakan, potensi

12

Page 14: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

bahaya listrik, konstruksi bangunan, tempat kerja basah licin, dan kontak

dengan benda-benda kimia.

f. Pelindung Tangan

Pelindung tangan berfungsi melindungi tangan dan jari-jari tangan dari

pajanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, listrik,

dan bahan kimia. Jenisnya antara lain sarung tangan biasa(gloves), darung

tangan dengan ibu jari terpisah sedangkan empat jari lainnya menjadi satu

(mitten), Pelindung tangan yang hanya telapak tangan (handa pad), dan

pelindung pergelangan tangan sampai lengan (sleeve) biasanya digabung

dengan sarung tangan. Pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya

dengan bahan sarung tangan yang dikenakan oleh tenaga kerja.

Untuk potensi bahaya listrik digunakan jenis bahan sarung tangan

karet. Untuk radiasi mengion digunakan karet dan kulit yang dilapisi timbal.

Untuk potensi bahaya benda-benda tajam dan kasar dapat digunakan sarung

tangan berbahan kulit atau PVC ataupun kulit yang dilapisi logam kromium.

Untuk potensi bahaya asam dan alkai yang korosif dapat digunakan jenis

bahan sarung tangan karet. Untuk potensi bahaya benda-benda panas

digunakan sarung tangan kulit atau asbes.

g. Pelindung Jatuh

Pelindung jatuh (tali dan sabuk pengaman) berfungsi untuk mengurangi risiko

bahaya fisik apabila si pemakai jatuh. Jenis-jenisnya antara lain jenis

penggantung dan jenis pelana/harness. Jenis penggantung terdiri atas

penggantung unifilar, penggantung berbentuk u, dan penggantung unifilar

berbentuk u. Jenis pelana terdiri atas penunjang dada (chest harness),

penunjang dada dan punggung (chest waist harness), dan penunjang seluruh

tubuh (full body harness).

h. Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung atau pakaian keselamatan berfungsi melindungi sebagian

atau seluruh tubuh dari bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas

bunga api maupun api. Pakaian pelindung terbagi atas pakaian pelindung

yang menutup sebagian tubuh (mulai dari dada sampai lutut)/apron dan

pakaian pelindung yang menutupi seluruh tubuh.

13

Page 15: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

A. SANITASI INDUSTRI

Prinsip Dasar Sanitasi terdiri dari:

• Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan.

• Sanitasi ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh industri dalam

menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP).

• Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit pada tenaga kerja dan

lingkungan sekitar perusahaan.

• Manfaat yang diperoleh bagi konsumen bila industri pangan adalah,konsumen

terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena keracunan makanan.

• Manfaat yang diperoleh bagi produsen adalah produsen dapat meningkatkan mutu

dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari konsumen.

• mengurangi biaya recall.

• Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengelolaan limbah, dan higiene pekerja

yang terlibat.

Sanitasi industri meliputi:

• Water supply

Suplai air dibagi menjadi 2 berdasarkan penggunaannya yaitu:

- Domestik untuk karyawan, makan, minum, dll

- Proses produksi

• Pembuangan kotoran dan sampah

Sampah dibagi menjadi dua yaitu:

- Domestik berasal dari karyawan, bukan dari proses produksi

- Sampah industri padat, cair

Sampah ini memerlukan manajemen khusus dalam pengelolaannya. Sampah

dapat diolah kembali untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ataupun

sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dan dikembalikan ke alam sebagai bahan

yang tidak berbahaya dan mudah terurai.

• Sanitasi makanan

Sanitasi makanan memegang peranan penting dalam proses produksi. Sanitasi

makanan berhubungan langsung kepada tenaga kerja ataupun proses produksi

dalam industri pangan. Sanitasi makanan merupakan usaha pencegahan

penyakit, dapat menjadi pertimbangan ekonomi dalam penyediaan makanan

14

Page 16: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

dan merupakan pencegahan penyakit yang efektif. Hal –hal yang diperhatikan

dalam sanitasi makanan adalah:

- Kebersihan makanan penyediaan bahan makanan, pengolahan

makanan, pengangkutan bahan makanan dan penyajian makanan

- Kebersihan peralatan

- Kebersihan fasilitas

- Kantin dan ruang makan

- Kercunan makanan

• Pencegahan dan pembasmian vektor dan roden

Vektor adalah binatang yang berperan dalam pemindahan penyakit dari

sumbernya ke manusia. Contoh – contoh vektor seperti tikus, lalat, nyamuk,

kecoa, kutu dan lain – lain. Masing – masing vektor membawa penyakit tertentu

dan dapat mengenai tenaga kerja, sehingga dapat menurunkan produktivitas.

Pengendalian vektor dapat dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri ataupun

memakai jasa pengendalian vektor profesional

• Perlengkapan fasilitas sanitasi

Fasilitas kebersihan merupakan hal yang mutlak harus tersedia dalam industri.

Memgang peranan penting dalam proses produksi. Fasilitas kebersihan menjamin

tenaga kerja untuk menjalankan fungsi – fungsi biologis seperti buang air kecil,

buang air besar, makan, tempat ganti pakaian, dan lain – lain.

Hal – hal yang termasuk fasilitas kebersihan yaitu:

- WC (kakus) memenuhi syarat –syarat wc sehat, jumlah wc sebanding

dengan jumlah pekerja

- Tempat cuci

- Tempat mandi membersihkan badan sebelum pulang

- Tempat baju kerja (locker) tempat ganti pakaian sebelum dan sesudah

kerja

- Ruang makan dan kantin memenuhi syarat – syarat rumah makan sehat

atau kantin sehat.

15

Page 17: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

• Ketata rumah tanggaan

Ruang lingkup kerumah tanggaan meliputi:

- Perencanaan yang baiki

- Pelaksanaan yang teratur dan terus menerus

- Pengecekan dan evaluasi

Pada prinsipnya ketata rumah tanggaan adalah usaha yang terus menerus dan

konsisten dalam menjalankan fungsi – fungsi sanitasi.

16

Page 18: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

BAB III

HASIL PENGAMATAN

I. Faktor Fisik

1.1 Bising

Secara umum keadaan bising di lokasi pabrik PT. Bintang Toedjoe

kami anggap dalam batas normal karena proses pengerjaan yang kami lihat

adalah tahap penerimaan bahan baku dasar di gudang yang tidak

menggunakan peralatan yang mengeluarkan bising. Sehingga para pekerja

tidak memerlukan alat perlindungan diri dari bising. Namun, penilaian ini

tidak terlalu valid karena kami tidak masuk ke lokasi produksi secara

langsung.

1.2 Penerangan

Pada siang hari sumber penerangan berasal dari matahari yang masuk

lewat jendela di bagian atas gudang dan ditambah dengan lampu-lampu neon

yang terpasang di langit-langit gudang secara merata.

Sumber listrik yang digunakan berasal dari PLN, sehingga apabila

asupan listrik PLN mati mendadak proses kerja dapat berhenti dan dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja.

1.3 Getaran

Selama melakukan kunjungan ke lokasi pabrik, kami tidak menemukan

adanya getaran yang dirasakan. Hal ini karena tidak adanya penggunaan alat –

alat yang menghasilkan getaran pada gudang yang kami kunjungi.

1.4 Radiasi

Berdasarkan pengamatan kami tidak menemukan adanya radiasi.

Pengamatan yang dilakukan berdasarkan lokasi pabrik, penggunaan bahan

material dan proses pengerjaan yang dilakukan tenaga kerja.

1.5 Suhu

Pada saat di lokasi pabrik, kami tidak memasuki secara langsung lokasi

bagian produksi pabrik tersebut dikarenakan lokasi proyek yang

membutuhkan alat pelindung diri, sedangkan alat pelindung diri tersebut tidak

tersedia untuk kami. Dari penilaian bagian depan gudang, kami mendapati

17

Page 19: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

bahwa suhu udara pada saat kunjungan ke dalam bagian depan gudang cukup

sejuk, namun untuk bagian dalam gudang tidak diketahui karena kami tidak

masuk hingga ke bagian dalam. PT. Bintang Toedjoe telah melakukan

pengukuran suhu menggunakan ISBB (Indeks Suhu Bola Basal) beberapa saat

yang lalu namun hasilnya belum diketahui.

II. Faktor Kimia

Di lokasi proyek ditemukan adanya potensi para pekerja untuk terpapar bahan

– bahan kimia maupun debu melalui udara. Bahan-bahan kimianya merupakan bahan-

bahan dasar pembuatan obat dan minuman berenergi. Kami menemukan tidak adanya

pemakaian alat pelindung diri berupa masker untuk menghalangi masuknya debu

maupun bahan-bahan kimia di dalam gudang pada para pekerja di lapangan. Kondisi

ini dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja yaitu pneumokoniosis.

III. Faktor Biologis

III.1 Penyediaan Air (Water Supply)

Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan bahwa perusahaan menyediakan

sumber air minum bagi para pekerjanya di lokasi pabrik sehingga para pekerja

dapat minum air dari sumber air yang bersih.

III.2 Pengadaan makanan atau gizi tenaga kerja

Pihak perusahaan memiliki 3 catering yang melakukan rolling 2 minggu sekali

dan bertanggung jawab menyediakan makanan bagi para pekerja baik pekerja

pabrik maupun office. Yang disediakan di 2 kantin yang berbeda untuk

pekerja pabrik dan office.

Jadwal makan untuk para pekerja pabrik dibagi 3 sesuai dengan pembagian

shiftnya. Untuk shift pagi makan siang pada pukul 11.30 – 12.30. Untuk shift

sore pada pukul 17.30 – 18.30. Dan untuk shift malam pada pukul 00.00 –

01.00. Misalkan ada pekerja shift pagi yang bekerja lembur atau overtime,

pekerja tersebut mendapat tambahan makan bersamaan dengan pekerja shift

sore.

Setiap porsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori selama 8 jam. Dan bagi

pekerja shift malam diberikan tambahan berupa susu dan salah satu tambahan

menu seperti telur.

18

Page 20: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

III.3 Toilet

Dari data yang diperoleh dari pihak perusahaan, jumlah Toilet yang disediakan

di dalam lingkungan proyek berjumlah 50 buah. Jumlah ini sesuai dengan

jumlah pekerja yang berjumlah 809 orang. Dengan jumlah masing-masing 10

WC di setiap lantai.

IV. APD

Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan, para pekerja sudah disediakan APD

sesuai dengan masing-masing lokasi sesuai kebutuhannya. APD yang disediakan

antara lain adalah pelindung kaki/sepatu boot, pelindung kepala/safety helmet, sarung

tangan/glove, serta masker. Tanda-tanda atau peringatan penggunaan APD di lokasi

proyek sudah ada. Kenyataan yang ditemukan di lokasi adalah bahwa seluruh pekerja

sudah menggunakan APD pada masing-masing lokasi sesuai dengan kebutuhannya.

Namun untuk bagian gudang tidak menggunakan masker untuk menghalangi

terhirupnya debu atau bahan-bahan kimia ke dalam paru-paru.

Dikatakan bahwa perusahaan akan memberikan peringatan berupa pengurangan poin

reward tiap departemen yang bertujuan untuk memenangkan PT. Bintang Toedjoe

Award kepada pekerja yang tidak mematuhi peraturan termasuk penggunaan APD.

19

Page 21: Laporan Kunjungan Perusahaan No Cover

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

a. Penilaian higiene pada faktor kimia ditemukan masalah berupa debu dan bahan-

bahan kimia.

b. Penggunaan APD sudah cukup diterapkan oleh tenaga kerja. Rata- rata tenaga

kerja telah menggunakan APD sehingga diharapakan dapat meminimalisir risiko

kecelakaan kerja.

c. Kelengkapan sanitasi untuk para pekerja di perusahaan ini sudah cukup dimana

terdapat 50 toilet yang disediakan untuk ± 809 orang tenaga kerja.

d. Kami menilai bahwa perusahaan ini sudah cukup baik menerakan prinsip-prinsip

hiperkes dan keselamatan kerja bagi tenaga kerjanya.

SARAN

a. Sebaiknya dilakukan pelatihan Hiperkes dan keselamatan kerja bagi para tenaga

kerja guna meningkatkan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja.

b. Penggunaan APD dalam kegiatan ini hendaknya dilengkapi guna meminimalisir

penyakit akibat kerja dan sebaiknya diberikan sanksi kepada tenaga kerja yang

lalai dalam penggunaan APD.

20