Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

25
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT.MIROTA KSM (Ditunjukan untuk memenuhi tugas Keahlian Bidang Akuntansi ) Disusun Oleh : Dhea Restaviani (201300092) Dina Nurfaidah (201300094) Elsa Rani (201300095) Erni (201300096) Frisca Addella (201300098) Lusita Sari (201300100) XI Akuntansi 3 1

Transcript of Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

Page 1: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

LAPORANKUNJUNGAN INDUSTRI PT.MIROTA KSM

(Ditunjukan untuk memenuhi tugas Keahlian Bidang Akuntansi )

Disusun Oleh :

Dhea Restaviani (201300092)

Dina Nurfaidah (201300094)

Elsa Rani (201300095)

Erni (201300096)

Frisca Addella (201300098)

Lusita Sari (201300100)

XI Akuntansi 3

SMK NEGERI 1 KOTA TASIKMALAYA

Jalan Mancogeh No. 26 Telp./Fax. 0265331359 Tasikmalaya 46123Web Site : www.smkn1kotatasik.sch.id E-mail : [email protected]

NSS : 40.32.77.76.001 NIS : 400022

1

Page 2: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kunjungan industri PT.Mirota KSM.Inc ini telah di setujui dan di sahkan pada Hari/ Tanggal : Senin, 27 April 2014, oleh :

Wali Kelas XI Akuntansi 3 Kepala Kompetensi Keahlian AkuntansiDrs. Jaja Aria Wiguna Hj.Ida Widianingsih, S.Pd M.Pd

NIP.19580507 198603 1011 NIP. 19730825 200312 2004

MengetahuiKepala Sekolah SMKN 1 Tasikmalaya

Didah S.Sukanda,S.Pd. M.Pd

NIP.1962208 198803 2 005

2

Page 3: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri ke PT MIROTA KSM.Inc Yogyakarta ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. adapun penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, dan juga sumber sumber yang mendukung dari internet. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Didah S.Sukanda,S.Pd.Mpd selaku kepala sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kunjungan Industri.

2. Ibu Hj. Ida Widianingsih, S.Pd M.Pd selaku kepala kompetensi keahlian akuntansi 3. Bapak Jaja Aria Wiguna selaku wali kelas XI – Akuntansi 34. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan , terima kasih atas bantuan dan do’a restu

yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.

          Akhirnya, penulis menyadari bhwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan kunjungan Industri ini. Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tasikmalaya, 27 April 2015

Penulis

3

Page 4: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Laporan 1

1.2. Tujuan Penyusunan Laporan 1

1.3. Manfaat Kunjungan indusri 2

1.4. Metode Penyusunan Lapora 2

1.5. Lokasi / Pelaksanaan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat PT.Mirota KSM 3

2.2. Stuktur Organisasi 4

2.3. Proses Produksi susu KSM 4

2.4. Sistem akuntansi harga pokok proses produksi 10

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 11

3.2. Saran 11

Lampiran 12

4

Page 5: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN LAPORAN

Seiring pesatnya perkembangan teknologi,dunia pendidikan dituntut untuk lebih menyongsong era globalisasi. Ilmu yang di dapat dalam bangku sekolah dirasakan masih sangat kurang sehingga di perlukan sebuah kunjungan ke perusahaan / industri yang bisa membantu kami dan bisa kami jadikan perbandingan ketika kami menerima pelajaran di sekolah.Selain itu juga dengan berlakunya kurikulum yang baru siswa dituntut untuk melakukan kunjungn industri ke salah satu perusahaan.Untuk itu kami siswa-siswi SMKN 1 Tasikmalaya, XI akuntansi melakukan kunjungan industri ke PT.Mirota KSM.IncKunjungan industri dipilih untuk memperkenalkan siswa ke dunia kerja. Siswa dituntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan dalam dunia kerja. Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja , mesin – mesin industri yang lebih memadai dan siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi, tapi menganggap kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri tersebut.

Disamping untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri juga sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat siswa untuk berpikir ke arah yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat tercipta siswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kunjungan Industri ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia agar nantinya dapat bersaing secara sehat di dunia kerja. Dengan adanya kunjungan industri ke PT. Mirota KSM ini, diharapkan antara Siswa dan perusahaan dapat saling bertukar informasi sehingga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

1.2. TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN

Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata pelajaran Akuntansi Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini kita pelajari di kelas. Sebagai  media  untuk  menambah  wawasan  dan  pengetahuan mengenai

perusahaan di Kota Yogyakarta Sebagai  salah  satu  cara  belajar  yang  feriatif  agar  tidak menimbulkan

kejenuhan  dalam  proses  belajar,  dengan  cara  mencari  dan menganalisis informasi dari berbagai sumber dan mengolahnya untuk dapat dijadikan pengetahuan tambahan.

5

Page 6: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

1.3. MANFAAT KUNJUNGAN INDUTRI

Bagi Siswa Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja. Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah cukup

modern Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah

industri. Dapat mengetahui informasi-informasi tentang dunia kerja. Mengetahui proses pembuatan Susu yang diproduksi PT Mirota

Bagi Sekolah Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan

Bagi Industri Dapat berbagi ilmu dengan siswa Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi siswa maupun guru Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas

1.4. METODE PENYUSUNAN LAPORANDalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan 3 macam metode, yaitu :1. Metode Pengamatan dan Praktek

Dalam metode ini penulis mengambil atau mengumpulkan data dan bahan untuk pembuatan laporan dengan cara mengamati dan Praktek langsung dalam menggunakan fasilitas tersebut.

2. Metode PenjelasanDalam metode ceramah ini seorang pembimbing lokasi kunjungan memberikan penjelasan mengenai segala hal yang berhubungan dengan lokasi kunjungan tersebut.

3. Metode Pengambilan informasi dari internetDalam metode ini penulis mengambil atau mengumpulkan informasi yang belum lengkap dari media internet.

1.5. LOKASI / PELAKSANAANKegiatan kunjungan Industri ke Pt. Mirota di laksanakan pada:Hari                 : JumatTanggal           : 17 April 2015Tempat            : PT Mirota ksm, Jl. Raya Yogya Solo Km. 9 Sambilegi, Maguwoharjo,

Depok, Sleman, Yogyakarta 55282

BAB II

6

Page 7: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH RINGKAS PT.MIROTA KSM

PT MIROTA KSM Inc adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum Naamloz Venootschap (Perseroan Terbatas). Perusahaan ini pada awalnya merupakan perusahaan perseorangan yang didirkan pada tahun 1950 oleh bapak dan ibu  Hendro Sutikno. Usaha pertama perusahaan adalah pembuatan minuman, roti, dan tart dengan merk MIROTA (MINUMAN, ROTI, Dan TAART), yang semula berlokasi di jl. FM Noto 7 Kotabaru Yogyakarta. Disamping usaha tersebut Bapak dan Ibu Sutikno juga menembangkan usahanya dengan membuka toko P & D  yang terletak di jl. Jendral A Yani 75 Yogyakarta pada tahun 1952.

Perkembangan Perusahaan yang sangat pesat menimbulkan perluasaan sehingga pada tahun 1973 perusahaan menambah jenis usahanya yaitu sebagai produsen susu bubuk untuk bayi dengan merk lactona. Perusahaan diberi badan hukum perseroaan komanditer dengan nama CV. MIROTA KSM INC dengan akte notaries R. M. Soerjanto Partaningrat, SH. Selanjutnya Perusahaan diubah badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 15 November 1973. Tanggal ini sekaligus dijadikan sebagai kelahiran PT.Mirota KSM Inc.

Dalam perkembangannya PT. Mirota KSM Inc, mengkhususkan diri sebagai produsen susu bubuk formulasi. Sedangkan untuk produsenbakery dan ice cream didirikan perusahaan dengan badan hukum sendiri-sendiri Unit industry susu yang semula berlokasi Jl. A Yani 73-75 Yogyakarta dan hanya memperkerjakan 40 orang ini, dipindahkan ke lokasi industry di Jl. Raya Yogya Solo Km 9 Dusun Sambilegi, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Dati II Sleman Yogyakarta Pemindahan lokasi ini adalah memenuhi segala persyaratan tempat dan ruang, serta memungkinkan untuk pengembangan. Pemilihan lokasi perusahaaan tersebut ditetapkan berdasarkan  beberapa pertimbangan seperti letak Yogyakarta yang strategis, sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi yang mudah diperoleh, tersedianya tenaga kerja yang cukup, lingkungan alam yang mendukung dll.

PT Mirota KSM Inc juga dilengkapi dengan Laboratorium Industri Farmasi yang berfungsi sebagai Laboratorium Quality Control.Perusahaan yang termasuk dalam keanggotaan Industri Pengelolaan Susu (IPS), sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Makanan Bayi (APMB), dan Perusahaan Swasta Penanaman  Modal Dalam Negeri (PMDN)  ini secara terus menerus telah melakukan riset dan pengembangan produk sehingga dapat memenuhi  kebutuhan konsumen untuk segala usia. Perkembangan perusahaan juga didukung jaringan pemasaran yang mencakup wilayah P. Jawa, P. Madura, P. Bali, P. Lombok, P. Sumbawa dan P. Sumatera.

Pada tanggal 15 April 1990, PT Mirota KSM, Inc berhasil memperoleh piagam  penghargaan sebagai Perusahaan Terbaik Pembina Tenaga Kerja Wanita,yang kemudiaan disusul dengan diterimanya Piagam Penghargaan sebagai  Pengusaha Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional (SAHWALI AWARD) pada tanggal 15 November 1991. Sebagai produsen susu bubuk formulasi, PT Mirota KSM,Inc telah berhasil memperoleh pengakuan sebagai perusahaan yang berkembang, stabil dan handal sehingga layak untuk menerima penghargaan ini dilengkapi dengan Trophi SIDAKARYA pada tanggal 19 Agustus

7

Page 8: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

1997, karena dinyatakan  sebagai perusahaan yang sehat, serta Trophi  ADHI KARYA NUHRAHA pada tanggal 23 Desember 1997 karena merupakan persahaan yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Pada tanggal 30 Desember 1997, PT MIROTA KSM, Inc mendapatkan  Trophi Perusahaan Pembina Tenaga Kerja Wanita dan untuk ke-2 kalinya mendapatkan Trophi SIDDAKARYA pada tanggal 18 Agustus 1998.

2.2. STUKTUR ORGANISASI

Organisasi perusahaan disusun sesuai dengan falsafah dasar PT. Mirota KSM, Inc yakni bahwa bisnis tidak lain daripada organisasi. Organisasi itu tidak bisa berfungsi tanpa manajemen. Manajemen tidak akan  efektif tanpa unsur manusia yang memiliki kemamapuan dan keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu, sasaran organisasi diformulasikan dalam mission scope  yang berbunyi “PT. Mirota KSM, Inc secara terus menerus akan membangun kemampuan sumber daya manusia , baik menejemen maupun teknik sebagai dasar pokok bagi berhasil dan tumbuhnya organisasi”. Sasaran-sasaran ini diangkat untuk mengembangkan  suatu organisasi yang efektif yang memilki kemampuan untuk bisa mempertahankan organisasi dalam bidang industry dan perdaganagan yang diwarnai oleh kondisi persaingan yang ketat.

Berdasarkan  kajian tersebut maka disusunlah suatu struktur organisasi perusahaan yang mencakup seluruh fungsi yang dapat digolongkan ke dalam bidang-bidang dan bagian-bagian yang senantiasa mengacu kepada efektifitas dan efesiensi setiap kegiatan perusahaan.Struktur Orgnisasi PT. Mirota KSM, Inc berbentuk garis dan staf yang dikendalikan dibawah kepimpinan Dewan Direksi.

2.3. PROSES PRODUKSI SUSU KSM

1. Input Bahan

Dalam proses pembuatan susu bubuk, diperlukan input bahan yang pada dasarnya dapat dibedakan dalam 3 kategori, yaitu bahan baku, bahan penolong / bahan tambahan dan bahan pengemas. Bahan-bahan tersebut di peroleh dari dalam negeri maupun luar negeri.

a. Jenis BahanPembuatan susu bubuk yang diproduksi oleh PT Mirota KSM, inc menggunakan

bahan baku susu bubuk full creamdan susu bubuk skim. Kedua bahan baku tersebut diperoleh dengan cara mengimpor langsung dari New Zealand, yaitu sebagai produsen susu terbaik dan terbesar di dunia.Disamping bahan baku diatas, dalam proses pembuatan susu bubuk Lactona ini juga diperlukan adanya bebrapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan penolong. Adapun bahan-bahan tersebut antara lain seoerti gula pasir, aspartame, vitamin dalam bentuk premix, mineral, minyak nabati coklat bubuk9jenis winmolen dan delfie), madu bubuk, lactose, litese, raftilose, caramel, maltrin dan aroma (essence coklat, vanilla dan raspberry). Bahan-bahan

8

Page 9: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

tembahan tersebut sebagian besar di peroleh dari dalam negeri, diantaranya dari Bojonegoro-Serang, Jakarta dan Semarang.Susu bubuk dikemas dengan Alumunium Foil Kotak Karton Lipat(KKL) dan Kotak Karton Gelombang (KKG). Alumunium foil adalah bahan pengemas primer yang langsung bersentuhan dengan produk. KKL adalah bahan pengemas sekunder yang mengemas produk yang sudah terkemas dalam Alumunium Foil. KKG adalah bahan pengemas tersier yang mengemas produk yang sudah terkemas dalam kemasan KKL.

b. Tempat Penyimpanan bahanBahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi, baik bahan baku, bahan

penolong maupun bahan pengemas disimpan dalam 1 ruangan yang disebut dengan Gudang bahan baku. Secara garis besar, gudang bahan baku dibagi menjadi 2 tempat yang hanya dipisahkan oleh sekat berupa tembok. Gudang bahan sebelah barat digunkan untuk menyimpan bahan baku berupa susu bubuk skin dan full cream serta gula pasir, sedangkan gudang bagian timur di gunakan untuk menyimpan bahan pengemas dan bahan bahan untuk sanitasi ruangan.Semua bahan yang disimpan dalam gudang bahan diletakkan di atas palet plstik atau palet kayu. Bahan pengemas Kotak Karton Lipat (KKL) dalam 1 palet maksimal terdiri dari 12 tumpukan, dan untuk bahan skim dan full cream, dalam 1 palet maksimal sekitar 6-8 tumpukan. Penempatan barang diatur supaya tidak menempel pada dinding ruangan, dan diletkkan sesuai dengan kelompok / jenisnya. Selain itu posisi barang yang lain masih terdapat sela / jarak yang cukup sehingga sirkulasi udara lancer dan dapat mempermudah dalam pengontrolan jumlah barang.Gudang bahan baku berdasrkan pengaturan letak barang dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian tempat yaitu gudang susu skim, fill cream dan gulan pasir gudang bahan tambahan makanan, gudang bahan pengemas, gudang bahan sanitasi dan gudang vitamin-mineral. Pada bagiat atas dinding gudang bahan baku dilengkapi dengan baling-baling kipas dan rongga-rongga yang berfungsi sebagai ventilasi udara. Untuk menjaga kebersihan gudang, dilakukan pembersihan gudang setiap har dengan cara disapu / divacum cleaner. Suhu pada gudang bahan baku tidak lebih dari 30°C dengan kelembaban kurang dari 60% pada gudang bahan tambahan disediakan 2 rungan yang berbeda untuk gudang bahan tambhan makanan (raftilose, Coklat bubuk atau madu) dan gudang vitamin-mineral. Ke-2 ruangan tersebut mempunyai suhu ruangan tidak lebih dari 20°C dan kelembaban kurang dari 60% . Selain itu kedua ruangan ini juga di lengkapi dengan lampu ultraviolet dan air conditioner (AC).

2. Alur ProsesProses pembuatan produk susu bubuk Lactona pada prinsipnya meliputi 3 tahapan,

diantaranya yaitu tahap persiapan, pencampuran dan pengemasan. Diagram alir Proses Produksi dapat dilihat pada Gambar 1.

9

Page 10: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

Keterangan1. Pengawasan mutu Fisika, Kimia dan Mikrobiologi.2. Pengawasan mutu Fisika Kimia.

a. Tahap PersiapanTahap persiapan ini diawali dengan mengambil sejumlah sampel bahan baku susu

skim dan full cream untuk dilakukan pemeriksaan baik secara fisika, kimia maupun mikrobiologi. Untuk persiapan bahan baku ini disediakan 2 ruangan yaitu ruang bongkar sak susu dan transit. Bahan baku yang sudah dinyatakan release dari uji fisika, kimia dan mikrobiologi tersebut diambil dalam jumlah tertentu untuk kemudian diangkut menuju ke ruang bongkar. Dalam ruang bongkar ini, susu skim dan full cream yang telah dikeluarkan dari sak pembungkusnya diletakan diatas meja stainless stell berbentuk persegi panjang untuk diperiksa kembali ada / tidaknya kebocoran pada kemasan plastic susu yang selanjutnya, yang akan di uji secara mikrobiologi. Hasil pemeriksaan yang baik menunjukan bahwa bahan baku tersebut masih bisa digunakan untuk proses produksi.

10

Page 11: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

Bahan baku susu skim dan full cream yang akan digunakan dalam proses produksi diletakkan dalam ruang transit untuk diatur dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya (full cream/skim). Bahan baku juga akan disterilisasi dengan menggunakan lampu ultraviolet (UV) selama 10 menit untuk mensterilkan permukaan luar dari plastic pembungkus susu.Kondisi pada ruang bongkar rak susu umunya memiliki suhu kurang dari 27◦C dengan kelembaban tidak lebih dari 60%  serta lantai yang kedap air. Kondisi ini pada dasarnya sama dengan kondisi pada ruang transit karena letak kedua ruangan teresbut yang bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh pintu kaca. Karyawan yang bekerja pada ruang persiapan ini diharuskan menggunakan jas kerja, masker, penutup muka, sarung tangan, penutup kepala, dan sepatu khusus (sepatu bots).

Sama halnya dengan susu bubuk, gula pasir yang akan digunakan dalam proses produksi juga dilakukan pemeriksaan secara fisika dan kimia. Pemeriksaan secara fisik yang menunjukan adanya gula basah, kotor, menggumpal atau berbau busuk menandakan bahwa gula tidak dapat digunakan untuk proses produksi.Aktivitas peracikan, lantai dan dinding ruangan dibersihkan dengan alkohol 70%  dan disinari dengan sinarultraviolet untuk mensterilkan ruangan.

Dalam proses pembuatan susu bubuk, PT mirota KSM,  menggunakan minyak nabati RBDFB 21, yang merupakan campuran antara minyak kacang dan minyak kelapa. Sebelum digunakan, minyak nabati telah diperiksa secara fisika, kimia/mikrobiologi. Minyak nabati yang lolos uji selanjutnya dipompa untuk disimpan dalam tanki penampung minyak dan siap digunaan dalam proses produksi dengan cara dialirkan melalui pipa minyak  nabati kedalam ruang proses.

Dalam proses pembuatan susu bubuk formulasi ini juga digunakan pewarna dan aroma yang diijinkan Departemen Kesehatan (DEPKES). Pewarna dan aroma dipersiapkan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan , dan akan diproses dalam ruangan proses bersama bahan-bahan lainnya.

b.   Tahap pencampuranBahan –baku ang telah disiapkan untuk proses produksi, diletakkan dalam ruangan

proses untuk kemudian dicampur bersama bahan-bahan tambahan lainnya sehingga dapat menjadi suatu komponen bahan yang homogen. Proses pencampuran dalam produksi susu bubuk Lactona adalah proses pencampuran kering (dry mixing), yang dikombinasikan dengan penyemprotan minyak nabati. Penyemprotan ini dilakukan secara pengabutan dengan alat khusus sehingga minyak dapat bercampur homogen dengan bahan lain.

Proses pencampuran dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal dilakukan pencampuran semua bahan tambahan makanan  (vitamin dan mineral) yang terdapat dalam jumlah kecil dengan sebagian bahan baku (full cream / skim) dalam alat drum mixer selama 6 menit untuk menjamin tingkat homogenitas. Pada tahap berikutnya dilakukan pencampuran semua komposisi bahan yang telah dipersiapkan untuk masing- masing produk selama 30-35 menit dalam mesinGardner. Proses pencampuran semua komposisi bahan akan menghasilkan 250 kg. Susu bubuk untuk tiap 1 mesin garnerdan akan dikirim melalui ban berjalan ke dalam ruangan karantina.

Ruangan karantina merupakan tempat penyimpanan produk setengah jadi yaitu produk hasil produksi yang belum mengalami proses pengemasan. Ruang karantina

11

Page 12: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

mempunyai suhu kurang dari 25º C dan kelembaban tidak lebih dari 60%. Produk susu dalam ruang karantina akan ditematkan dalam 1troli untuk 1 mesin dan akan mendapatkan penyinaran sinarultraviolet. Pada produk setengah jadi juga akan dilakukan pemeriksaan secara fisika, kimia/mikobiologi dengan cara mengambil sejumlah sampel pada tiap batchnya.

c. Tahap pengemasanPengemasan merupakan tahap akhir dari setiap proses produksi. Produk setengah jadi

yang dinyatakan lolos uji fisika, kimia dan mikrobiologi adalah produk yang siap untuk dikemas. Pengemasan produk bertujuan untuk mendapatkan produk yang lebih higenis dan aman untuk dikomsumsi konsumen. Proses pengemasan pada intinya dibagi menjadi 3 tahapan yaitu produk dikemas dalam kemasan alumunium foil, produk dalam kemasan alumunium foil dikemas dalam kemasan kotak karton lipat (KKL) dan produk dalam kemasan KKL dikemsa dalam kotak karton gelombang (KKG).

Proses pengemasan produk dalam kemasan alumunium foil 400g, 300g, 200g dan 90g dilakukan dengan menggunakan 2 unit mesin filler(mesin pengemmas) yang terdapat dalam ruangan rovena. Mesin filler ini mempunyai 4 fungsi diantaranya adalah mengosongkan oksigen dari alam kemasan, memasukan produk jadi dalam kemasan, memasukan gas nitrogen ke dalam kemasan serta menutup kemasan dengan rapat.

Proses pengemasan diawali dengan mengirimkan sejumlah produk setengah jadi dan ruang karantina ke dalam ruang silo sesuai dengan permintaan dari bagian rovema. Produk-produk tersebut kemudian akan dimasukkan kedalam ‘’mulut’’ dari mesin filler yang ada dalam ruang silo. Produk-produk yang telah keluar dari mesin filler akan melewati mesinwiller sehingga secara otomatis akan tercetak tulisan willeryang meliputi kode produksi yang menunjukkan tahun dan tanggal pembuatan produk serta tinggal kadaluarsa produk-produk.

Setiap produk jadi yang akan dikemas dalam kemasan KKL ditimbang untuk mengecek kesesuaian antara berat produk dengan standard yang telah ditetapkan. Selain itu juga dilakukan test kebocoran kemasan dengan cara mengambil 3 sampel produk yang keluar tiap 10 menitnya . Pengujian kebocoran dilakukan dengan merendam produk dalam air, dan timbulnya gelembang udara pada produk menandakan adanya indikasi kebocoran. Produk –produk yang mengalami kebocoran kemasan maupun produk yang mempunyai berat tidak sesuai dengan standard penimbangan akan dipisahkan, disimpan kembali dalam ruang karantina dan dilakukan pemeriksaan ulang secara miKrobiologi.

Pengemasan produk dalam kemasan KKL 400g, 300g dan 90g dilakukan secara manual. Pengemasan produk dengan netto 200g lilakukan dengan mesin cartooner yang berfungsi untuk membentuk kotak dari lembaran lembaran karton lipat, memasukkan produk kedalam kotak serta menutup kotak secara otomatis. Pada produk lactona 1, lactona 2 dan prosteo ditambahkan sendok takar plastik dalam setiap kemasan KKL.

Pada tahap akhir dilakukan pengemasan produk-produk yang telah dikemas dalam KKL kedalam kemasan KKG (kotak karton gelombang). Pengisian produk dalam kemasan KKG dibedakan berdasarkan netto produk. Produk dengan netto 400g dan 300g , berjumlah 24 KKL dalam 1 kemasan KKG sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g, berjumlah masing-masing 48 KKL dan 72 KKL dalam 1 kemasan kkg. Pengemasan produk KKL dalam

12

Page 13: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

KKG dilakukan secara manual bagian ata dan bawah kemasan KKG ditutup/disegel dengan adhesive tape.

Setiap produk jadi dalam kemasan KKG akan dilakukan pemeriksaan berat kemasan, jumlah isi dalam kemasan maupun kondisi penyegelan kemasan. Klasifikasi  berat minimum dan maksimum berat kemasan KKG untuk tiap-tiap produk dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Standard berat produk dalam kemasan KKGNama produk Netto (gr) Jumlah kemasan

KKLBerat kemasan KKG (kg)

Lactone 1 90200400

724824

8,38 – 8,4711,56 – 11,6411,32 – 11,44

Lactone 2 90200400

484824

7,24 – 7,3511,59 – 11,7511,29 –11,45

Lactone 3 vanila 200400

4824

11,41 – 11,2911,23 – 11,31

Lactone 3 madu 200400

4824

11,40 – 11,4811,34 – 11,40

Lactone 3 coklat 200400

4824

11,49 – 11,61-

Lactone ibucoklat 200 48 11,49  - 11,57Lactone ibuvanila 200 48 11,10 – 11,52Lactone ibustarwbery 200 48 11,37 – 11,45

Lactone skim 200 48 11,28 – 11,56Prosteo 300 24 8,88 – 9,22Prolansiaaspartam 200 48 11,58 – 11,64Prolansiagula 200 48 11,62 – 11,74

(sumber : PT Mirota, KSM,Inc)

Produk-produk yang telah sesua idengan aturan penimbangan diletakkan pada palet plastic dan siap untuk dikirim kegudang produk jadi jumlah kardus produk jadi untuk tiap palet dapat dibedakan berdasarkan berat netto produk. Produk dengan netto 400g dan 300g diletakkan pada palets ebanyak 66 kardus sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g. diletakkan pada palet masing-masing sebanyak 56 kardus dan 60 kardus.

13

Page 14: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

2.4. SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PROSES PRODUKSI

PT.Mirota KSM dalam menentukan haraga pokok proses produksi menggunakan sistem akuntansi konvensional.Yaitu perusahaan menggunakan sistem biaya tradisional untuk menghitung biaya overhead pabrik yang diasumsikan berbanding secara proporsional dengan volume, seperti banyaknya unit produk, jam kerja langsung. Sistem biaya Konvensional (tradisional) hanya membebankan biaya produk sebesar biaya produksinya. Oleh karena itu, dalam sistem Konvensional  biaya produk terdiri atas 3 ( Tiga ) elemen, yaitu: Biaya Bahan Baku / BBB, Biaya Tenaga Kerja Langsung / BTKL, dan Biaya Overhead Pabrik / BOP.

a. Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Konvensional ( Tradisional )

Kalkulasi biaya produksi dalam metode tradisional ini menggunakan driver-driver aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk, yang menggunakan asumsi bahwa biaya overhead pabrik yang dikonsumsi oleh suatu produk mempunyai kolerasi yang sangat tinggi dengan jumlah unit yang diproduksinya. Contoh driver-driver berlevel unit, misalnya: (1) Unit Yang Diproduksi, (2) Persentase Biaya Bahan Baku, (3) Persentase Biaya Tenaga Kerja Langsung, (4) Jam Kerja Langsung, dan (5) Jam Mesin.Biaya Overhead dibebankan terhadap produk berdasarkan tarif yang ditentukan oleh perusahaan ;

Jumlah Kuantitas Yang Diproduksi

Dalam perhitungan harga pokok produksi perunit dengan menggunakan metode Konvensional dan ABC adalah sama, hanya berbeda pada saat pengalokasian biaya overhead pabrik ;

HPP Perunit   = BBB    +     BTKL     +     Total  BOP

Jumlah Kuantitas Yang Diproduksi

14

Tarif  BOP  = Jumlah  BOP

BOP  Yang Dibebankan    =    Tarif  BOP   X    Kuantitas Pembebanan

Page 15: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

BAB IIIPENUTUP

3.1. KESIMPULAN

PT.Mirota KSM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam memproduksi susu bubuk,yang merupakan salah satu perusahaan industri karena mengolah produknya dari bahan mentah sampai siap untuk dipasarkan. Produk susu ini bernama Lactona,dengan varian usia, dan rasa yang berbeda.Produk ini hadir ditengah- tengah maraknya produk susu yang kini begitu banyak tersebar di masyarakat, tetapi meskipun begitu produk ini memiliki beberapa keunggulan yang dimiliki, salah satunya yaitu semua modal saham yang dimiliki perusahaan ini seluruhnya berasal dari dalam negeri, selain itu juga kandungan gizi yang terdapat dalam susu i ni tidak kalah saing dengan produk susu yang lain.

Dengan melakukan kunjungan Industri ke PT.Mirota KSM ini kami mendapat pengalaman baru tentang industri, lebih mengerti dunia kerja industri,dapat membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan dunia kerja industri.Selain itu juga kami dengan melakukan kunjungan indusrti ini selain pihak kami yang mendapat informasi tentang perusahaan tersebut,tetapi juga kedua belah pihak dapat saling bertukar informasi sehingga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

3.2. SARAN

Setelah kami melakukan kunjungan ke PT.Mirota KSM , kami memiliki beberpa saran yang dapat diajukan yaitu dalam pemberian informasi kami mengharapkam penyampaiannya lebih efektif dan efisien agar tidak banyak waktu terbuang,selain itu juga pihak perusahaan tidak memberikan gambaran dari proses produksinya tersebut,sehingga untuk mendapatkan informasi mengenai proses produksinya harus mencari informasi dari internet.

Selain itu juga saran untuk pihak sekolah dalam memilih tempat kunjungan dirasa tidak sesuai dengan bidang keahlian yang kami pelajari, karena di PT.Mirota KSM ini kami tidak mengetahui secara lebih mendetail tentang sistem akuntansi yang digunakan didalam perusahan tersebut.Dan saran yng terakhir yaitu supaya kegiatan kunjungan insustri semacam ini setiap tahunnya harus diadakan supaya siswa dapat menambah pengetahuan tentang duniakerja yang di kemudian hari dapat direalisasikan.

15

Page 16: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

LAMPIRAN

16

Penerus Generasi Kedua PT

Mirota KSM

Penerus Generasi Ketiga PT

Mirota KSM

Page 17: Laporan kunjungan industri pt.mirota ksm

17