Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement.docx
-
Upload
bayu-bastiansyah -
Category
Documents
-
view
243 -
download
2
Transcript of Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement.docx
-
8/10/2019 Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement.docx
1/4
Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement .Tbk pada
hari kamis 13 februari 2014. Pertama berkumpul di pos 1, dengan menggunakan bus kunjungan
dimulai dengan tempat tujuan pertama adalah ke gudang ANFO. Disana kegiatan yang saya lihat
sedang dilakukan pencampuran Amonium Nitrat dengan Fuel Oil dengan perbandingan 95,5 : 4,5.
Bayu BastiansyahMining Raw Material Preparation
Laporan Kunjungan Mining Quarry D
Kamis, 7 Maret 2013
Menurut pengertian pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya
pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualanbahan galian
(mineral,batubara,panas bumi,migas). Menurut UU No.11 Tahun 1967, pertambangan batu
kapur yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa merupakan bahan tambang
yang tergolong dalam golongan C (bahan tidak strategis dan tidak vital), yaitu bahan yang
tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak.
Kegiatan pertambangan limestone di quarry D mempunyai beberapa tahap proses
mulai Land clearing Stripping Losening Drilling Blasting Loading dan Hauling
CrushingConveyingStorage.
Kegiatan pertambangan PT. ITP ini terletak di daerah Citeureup-Bogor dengan
sebutan Quarry D. PT ITP ini memiliki cadangan batu kapur yang sangat banyak, yang
diperkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan semen dalam 75 tahun mendatang.
ITP pula masih mempunyai beberapa lokasi tambang, seperti Quarry A yang sudah habis dan
direklamasi menjadi tempat perindustrian, Quarry D yang sampai saat menjadi tambang yang
aktif ditambang, Quarry C memiliki kandungan mineral yang baik untuk semen putih dan
akan segera dibuka dalam waktu dekat serta Quarry E.
Aktivitas pertambangan ini dilakukan dengan cara diledakan karena mengingat
kekerasan yang dimiliki oleh batu kapur yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dalam aktivitas
penambangan, ITP banyak melibatkan pihak-pihak berwajib seperti polisi, satpam, dan
perwakilan dari dinas pertambangan guna menjaga kejadian yang tidak diingikan. Tidak
semua orang yang berada di daerah mining dapat melakukan blasting (peledakan), namun
hanya orang-orang yang mempunyai KIM (kartu izin meledakkan) yang dapat mengkoordinir
kegiatan tersebut. KIM ini didapatkan oleh seorang juru ledak dengan mengikuti pelatihan
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_galian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batubarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Panas_bumihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Migas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Migas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Panas_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Batubarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_galian&action=edit&redlink=1 -
8/10/2019 Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement.docx
2/4
atau tes yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah (nasional) maupun dari internal yaitu
dari PT. ITP itu sendiri.
Blasting merupakan proses pemisahan batuan dari batu induknya dengan
menggunakan bahan peledak. Komponen yang digunakan kabel, detonator, blasting machine,
dan bahan yang digunakan ANFO (Amonium Nitrat dan Fuel Oil) dan dynamite.
Bahan yang digunakan dalam aktivitas blasting adalah dinamit, ANFO dan detonator.
Gudang bahan yang digunakan dalam proses blasting ditempatkan seraca terpisah atau tidak
disatukan. Kapasitas masing-masing gudang bahan yaitu gudang dinamit dengan kapasitas
kurang lebih 30 ton, gudang ammonium nitrat dengan kapasitas sekitar 240 ton, dan gudang
detonator dengan kapasitas sekitar 16000pc, serta gudang kabel. ANFO adalah bahan peledak
utama yakni campuran dari ammonium nitrat dengan fuel oil yaitu solar. Perbandingan antara
ammonium nitrat dengan solar adalah 94,5% : 5,5%. Bila perbandingan itu terpenuhi dan
proses mixing sempurna, akan dihasilkan ledakan berwarna putih, sedangkan bila gas
berwarna kuning atau hitam, menandakan campuran ANFO tidak sesuai dan gas buang ini
mengandung zat yang berbahaya serta keefektifan ledakanpun berkurang dan dapat
menyebabkan turunnya tonase hasil ledakan serta kerugian. Adapun cara mixing Ammonium
Nitrat dengan solar adalah dengan menggunakan ANFO mixer yang memiliki kapasitas 6
ton/jam. Warna dari ammonium nitrat adalah putih, dan warna dari solar adalah bening,
Dalam aktivitasnya, dalam sebulan ITP dapat menghabiskan 100000 meter kabel, 180 ton
ANFO, 5000pc detonator, dan 2000-2100 kg dinamit (0,2 kg/pc).
Dalam satu lubang dengan diameter 4, dibutuhkan sekitar 6 kg ANFO setiap satu
meter drilling, dan untuk diameter 5,5 dibutuhkan sekitar 14 kg ANFO. Sedangkan dari
seluruh kebutuhan bahan peledak, penggunaan dinamit hanya sekitar 1-2% karena dinamit
memiliki daya ledak (tekanan) yang tinggi yaitu sekitar 200MPa dan harganya relative
mahal. Kegiatan blasting ini dimulai dengan memancing peledakan dinamit oleh detonator
yang mempunyai arus yang kemudian meledakkan ANFO. Dalam mengoptimalkan
keefektifan bahan peledak ini, dibutuhkan suatu parameter yaitu blasting rasio (BR) yang
merupakan perbandingan bahan peledak yang dibutuhkan (kg) untuk meledakkan 1 ton
batuan. Biasanya blasting rasio ini berkisar antara 0,165 0,2 kg/ton, namun semua ini
tergantung dari kekerasan material yang akan diledakkan. Semakin keras material yang akan
diledakkan maka harus semakin tinggi blasting rasio yang diterapkan agar hasil tonase
peledakan bisa sesuai target. Makin tinggi blasting rasio juga akan memberikan keuntungan
-
8/10/2019 Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement.docx
3/4
seperti framentasi kecil sehingga meringankan beban pada proses loding dan hauling serta
crusher. Namun BR yang tinggi pula akan menyebabkan flying rock akan terlempar sangat
jauh karena menerima tekanan yang begitu besar.
Dalam kunjungan yang dilakukan di PT. ITP pada hari kamis 7 Maret 2013,
didapatkan satu sample dimana sedang dilakukan pengisian bahan peledak kedalam 21
lubang core drilling yang target tonasenya adalah sekitar 9970 ton dengan kandungan CaO
47,81 dan MgO 2,79. Salah satu dari lubang-lubang tersebut memiliki diameter 5,25; dengan
ketinggian bench 13 meter, maka kedalaman core drilling adalah lebih panjang 1 meter dari
ketinggian bench yakni 14 meter guna mencegah terbentuknya toe yang bisa menghambat
kerja proses loading-hauling; 6pc dimanit; 125kg ANFO; dan 2pc detonator. Bila terbentuk
toe, harus dilakukan secondary blasting untuk menghancurkan toe tersebut. Dan kegiatan
secondary blasting karena toe ini merupakan suatu kerugian karena harus menggunakan
bahan peledak lebih untuk mendapatkan tonase yang sama. Core drilling yang dibuat
ditembakkan dengan kemiringan (sudut) tertentu dengan tujuan agar tidak terjadi back break
pada pembentukan bench setelahnya.
Dalam proses pertambangan ini, mulai dari membuat core drilling sampai
pengangkutan, alat berat merupakan komponen paling penting dalam proses penambangan.
Alat utama yang digunakan di ITP adalah loader dan dump truk, sedangkan bulldozer dan
excavator merupakan alat bantu yang memudahkan kerja kedua alat berat utama. Loader
digunakan pada proses loading, sedangkan dump truk digunakan untuk proses hauling. Dump
truk ini memiliki kapasitas sebesar 60 ton. Sekitar 40-50% biaya di mining itu dialokasikan
untuk alat berat, baik itu dari maintenance maupun bahan bakar solar yang bisa
menghabiskan 435000 liter dalam setahun dan Rp. 12 M per tahun untuk pelumas.
Alat berat membawa hasil blasting ke crusher untuk mereduce ukuran bongkahan batu
kapur sehingga menjadi sebesar 60 mm. Proses selanjutnya adalah conveying yang
membawa material hasil crushing menuju storage intermediate (sementara) maupun
storaging/filling ke masing-masing plan. Material batu kapur tidak bisa semena-mena masuk
kedalam crusher mana saja, karena setiap crusher ini tersambung ke beberapa lokasi storage.
Pengontrolan kerja crusher ini dilakukan dalam ruang panel yang menggantikan
system dumping man yang mencatat semua kegiatan kedatangan material. Sebagai contoh
yaitu ruang panel yang ada di P7 yang dilengkapi oleh monitor untuk mengawasi semuakeadaan yang terjadi dengan bantuan sensor-sensor yang dipasang dibeberapa titik sehingga
-
8/10/2019 Laporan kunjungan di Mining quarry D pertambangan limestone di PT Indocement.docx
4/4
mudah dilakukan control. Pada P7 ini, mekanisme yang bekerja di crusher adalah impact.
Bila kecepatan impact melebihi batas normal akan menyebabkan temperature motor naik dan
dapat menyebabkan efek trip pada mesin yang otomatis akan mengurangi efisiensi kerja
crusher.
Aktivitas pertambangan ini sangat memiliki risiko yang tinggi baik terhadap
lingkungan maupun K3 karyawan. Oleh karena itu, banyak sekali regulasi dan peraturan yang
ditetapkan dalam kegiatan ini. Manajemen risiko juga bisa sangat membantu sebagai
pengendali risiko yang ada. Aplikasi manajemen risiko ini bisa dilihat dari kelengkapan APD
(alat pelinding diri) yang digunakan oleh pekerja tambang. Namun, penerapan APD masih
susah direalisasikan karena banyaknya pekerja yang melanggar. Dan pengendalian risiko
pada saat pengisian bahan peledak, salah satunya dipasangi bendera berwarna. Sedangkan
bendera hijau menandakan sedang terjadinya proses peledakan, dan warna kuning
mengindikasikan terjadinya masalah. Selain itu, PT ITP juga banyak menerapkan berbagai
standar seperti OSHAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan personilnya, ISO 14000 adalah standar internasional tentang
sistem manejemen lingkungan, dan ISO 9000 yaitu suatu standar internasional untuk sistem
manajemen mutu.