LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA - digilib.uns.ac.id/Proses...LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PROSES PRODUKSI...

74
LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PROSES PRODUKSI ACARA SUPERMAMA SELEB CONCERT YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Sebutan Profesional Ahli Madya Dalam Bidang Penyiaran Komunikasi Terapan Disusun oleh : Desmanita Saputri NIM : D1405017 PROGRAM DIII KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

Transcript of LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA - digilib.uns.ac.id/Proses...LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PROSES PRODUKSI...

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA

PROSES PRODUKSI ACARA

SUPERMAMA SELEB CONCERT

YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Sebutan Profesional Ahli Madya Dalam Bidang Penyiaran Komunikasi Terapan

Disusun oleh :

Desmanita Saputri

NIM : D1405017

PROGRAM DIII KOMUNIKASI TERAPAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2008

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

PROSES PRODUKSI ACARA

SUPERMAMA SELEB CONCERT

YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR

Karya :

Nama : DESMANITA SAPUTRI

NIM : D1405017

Konsentrasi :

PENYIARAN

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir

Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta,………………..

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Drs. Aryanto Budhi S, M.Si

NIP. 131 633 897

PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah Diujikan dan Disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir

Program Diploma III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : ……………………..

Tanggal : ……………………..

Panitia Ujian Tugas Akhir :

Ketua

Drs. Surisno Satriyo U, M.Si NIP. 131 471 448

Anggota

Drs. Aryanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 130 936 616

MOTTO

· “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat

menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

(Pengkotbah 3:11)

· Hadapi semua tanpa menyerah, namun berserahlah kepada-Nya,

karena masa depan yang cerah ada di tangan-Nya.

(Penulis)

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan karya ini kepada :

· Mama dan Papa yang selalu mendoakan serta

memberikan semangat dan kasih sayang

· Kakak yang selalu menyayangiku

· Teman terdekatku yang selalu ada saat aku

membutuhkan

· Sahabat-sahabatku yang selalu men-support-ku

· Teman-teman Broadcast ’05 dan PMK Fisip

· Semua orang yang telah baik kepada ku.

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena

penulis dapat menyelesaikan masa Kuliah Kerja Media (KKM) selama 1

bulan. Berkat tuntunan-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan laporan

kegiatan ini di Divisi Produksi Acara “Supermama Seleb Concert” sebagai

tim kreatif. Penulis merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan

yang sangat berharga ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses pelaksanaan

kegiatan ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih secara khusus

kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Aryanto Budhi S, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan kemudahan dalam melaksanakan KKM ini.

3. Bapak Dody Jufipriyanto selaku Manager Produksi non drama PT.

Indosiar Visual Mandiri dan merangkap sebagai Eksekutif

Produser acara “Supermama Seleb Concert”, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan

kegiatan KKM di Indosiar.

4. Ibu Sri dari HRD Indosiar, yang telah memberikan penulis

kemudahan dalam bekerja.

5. Bapak Bapak Farry Yusbiakto selaku Produser acara “Supermama

Seleb Concert”, yang telah memberikan pengarahan selama KKM.

6. Mbak Putu, Mbak Risna, Lina, dan Ono, selaku tim kreatif dan

pengarah acara tim “Supermama Seleb Concert” yang telah

membantu penulis dalam memberikan informasi yang penulis

butuhkan.

7. Vidi, Pak Joko dan seluruh tim EFP Indosiar yang telah

memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis.

8. Parno, Pak Gerry, Pak Bujok, Pak Arnold dan para kru lainnya

yang telah mengajari penulis banyak hal.

9. Mama, Papa dan Kakak yang telah memberikan banyak dukungan

serta semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini dengan baik.

10. Yoga, teman terdekatku yang selalu mengasihiku dan

mendampingiku.

11. Vania, Dian Pethek, Bim2, B’jah, Etha, Ina dan semua sahabat-

sahabatku PMK D3 & S1 Fisip yang selalu mendoakan dan

memberi dukungan.

12. Ganis, Nana, Devina Tunk2, Tika, dan teman-teman Broadcast

2005 untuk dukungannya.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas

dukungan moril dan materiilnya.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara akan mendapatkan

balasan-Nya dan semoga juga pengalaman penulis selama mengikuti

kegiatan ini dapat bermanfaat sebagai bekal berharga untuk persiapan

terjun ke dunia kerja nantinya.

Surakarta, Juli 2008

Desmanita Saputri

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL……………………………………………………………………... i

PERSETUJUAN…………………………………………………………… ii

PENGESAHAN……………………………………………………………. iii

MOTTO……………………………………………………………………. iv

PERSEMBAHAN………………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR……………………………………………………... vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………….. 1

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan……………………….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi………………………………… 6

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa……………………………. 6

C. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa…………………. 7

D. Prinsip-prinsip Televisi………………………………… 8

E. Kelebihan dan Kelemahan Televisi……………………. 9

F. Format Station………………………………………….. 11

G. Tahap Pelaksanaan Acara……………………………….13

H. Proses Penyiaran Acara……………………………...….16

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Profil Perusahaan………………………………………. 20

B. Sejarah Indosiar………………………………................20

C. ID Indosiar………………………………………………23

D. Target Indosiar…………………………………………. 24

E. Misi dan Visi Indosiar………………………………….. 25

F. Keunggulan Indosiar…………………………………… 25

G. Struktur Umum Perusahaan…………………….……….27

H. Umum…………………………………………………...29

BAB IV DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG

A. Gambaran Acara……………………………………….. 34

B. Hambatan dan Kendala…………………………………45

C. Hasil Magang…………………………………………... 46

D. Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert..........50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………... 61

B. Saran…………………………………………………….. 63

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………65

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan informasi manusia yang semakin meningkat berjalan

seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Sehingga dalam

berkomunikasi kita dapat lebih canggih, cepat, aktual dan faktual dalam

mendapatkan informasi. Hal ini memicu para industri media massa untuk

semakin bersaing dalam menyajikan kebutuhan informasi yang modern

saat ini.

Salah satu media penyiaran yaitu televisi telah mampu mengubah

dunia dalam mengembangkan pola pikir setiap individu. Televisi memiliki

keunggulan dibandingkan media cetak yaitu mampu menyampaikan pesan

yang relatif cepat serta menyiarkan suatu perisitiwa yang tengah

berlangsung melalui siaran reportase. Selain itu televisi memiliki

keunggulan dalam waktu siarannya yaitu 24 jam tiap harinya. Dalam hal

ini diharapkan adanya output siaran yang berkualitas dan berbobot di

dalamnya. Program-program acaranya wajib mengandung informasi,

pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas,

watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, serta mengamalkan nilai-nilai

agama dan budaya Indonesia.

Kuatnya dampak yang ditimbulkan dari siaran televisi, maka

dibutuhkan perencanaan siaran yang matang. Sehingga setiap mata acara

yang akan diproduksi dan disiarkan akan menghasilkan siaran yang

sempurna. Diperlukan juga kerja sama yang solid antara manusia yang

mengelola siaran, teknik serta administrasi dalam suatu perencanaan yang

efektif dan efisien. Sehingga akan tercipta mata acara siaran yang menarik

bagi khalayak yang akhirnya khalayak mendapatkan manfaat dari mata

acara tersebut. Diantaranya yaitu dapat meningkatkan martabat manusia

serta menempatkan diri sebagai makhluk individu, sosial dan ciptaan

Tuhan.

Banyaknya jenis mata acara siaran, menggubah para instansi media

pertelevisian, untuk selalu menyajikan mata acara yang variatif. Adapun

jenis mata acara siaran televisi seperti variety show, kuis, news, sinetron,

musik, dan lain-lain. Setiap mata acara disajikan secara live (langsung) dan

recorded (tidak langsung / rekaman). Dalam menyiarkan acara ada yang di

dalam Studio dan di luar Studio (Outside Broadcasting). Hal ini

tergantung dari keputusan Produser dimana acara tersebut akan

diselenggarakan. Dengan menyiarkan mata acara siaran selama 24 jam

sehari, maka kebutuhan manusia akan informasi dan hiburan akan

terpenuhi. Sifat dan durasi setiap mata acara juga telah dirancang oleh

instansi televisi yang bersangkutan. Sehingga prosentase mata acara dapat

terbagi rata sesuai kebutuhan.

Waktu penayangan mata acara juga menjadi pertimbangan yang

penting dalam menyiarkan suatu acara. Karena hal tersebut merupakan

salah satu faktor kesuksesan suatu mata acara. Hal ini sangat

mempengaruhi banyaknya audience karena waktu penayangan yang tepat.

Ketertarikan audience akan suatu acara, tentunya akan mempengaruhi

rating acara tersebut. Sehingga dapat dinilai apakah program acara tersebut

akan berhasil atau tidak.

Sehubungan dengan tersebut, maka salah satu stasiun televisi

swasta di Indonesia yaitu PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar),

memiliki program-program acara yang dikemas semenarik mungkin.

Ketatnya persaingan antar stasiun televisi swasta dalam menarik minat

audience, Indosiar memilih program acara hiburan untuk menjadi program

andalannya. Terbukti berhasil setelah Indosiar menayangkan program

variety show yang mencari bakat baru dalam bidang menyanyi yaitu

program acara Akademi Fantasi Indonesia (AFI). Setelah acara tersebut,

Indosiar kembali mengembangkan program-program acara serupa yaitu

AFI Junior, KondangIn, StarDut, dan MamaMia. Terakhir dengan suguhan

acara yang cukup fresh diterima khalayak yaitu adanya program

MamaMia.

Dengan kesuksesan acara MamaMia dan memanfaatkan peluang

yang ada, maka Indosiar kembali mengadakan acara yang hampir serupa

yaitu SuperMama Seleb Concert. Adanya acara tersebut yang cukup

maksimal, variatif dan efisien akan budget, dapat mencapai perolehan

rating yang memuaskan sehingga memberikan kepercayaan kepada para

pemasang iklan. Semua hal tersebut, merupakan latar belakang pihak

Indosiar menyiarkan acara SuperMama Seleb Concert yang dapat menjadi

program andalan yang dimiliki divisi non drama.

Maka dengan ini penulis ingin memberikan laporan tentang proses

produksi acara live Supermama Seleb Concert yang ditayangkan oleh

Indosiar sehingga menghasilkan sajian acara yang dapat menarik minat

audience selama ± 6 jam dari sebuah kompetisi bernyanyi para selebritis.

Dengan adanya acara tersebut pula, menambah deretan program variety

show yang disiarkan secara live dan dapat mendongkrak rating stasiun

televisi Indosiar. Hal ini terbukti dari minat khalayak yang sangat antusias

akan tayangan ini. Oleh karena itu, penulis ingin menelusuri dan

melaporkan kegiatan magang yang penulis lakukan di PT. Indosiar Visual

Mandiri mengenai “Bagaimana Proses Produksi Acara Supermama Seleb

Concert Yang Ditayangkan Secara Live Oleh Indosiar?”.

C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tujuan utama yang ingin dicapai penulis adalah :

1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan

kuliah dan mendapat sebutan Ahli Madya (A.Md) jurusan

Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret.

2. Agar penulis dapat mengaplikasikan teori-teori selama

perkuliahan khususnya bidang produksi acara televisi.

3. Mengamati, memahami dan terlibat langsung dalam proses

produksi sebuah acara variety show secara live di televisi

khususnya di Indosiar.

4. Sebagai wahana menambah ilmu tentang produksi televisi,

khususnya menambah pengalaman dan ilmu dari proses

produksi acara non drama di Indosiar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi

Istilah “komunikasi” berasal dari “communicatus” dalam bahasa

latin yang artinya “berbagi” atau menjadi milik bersama”. Sehingga

komunikasi dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang berusaha

untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan

simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah Komunikasi melalui media massa; jelasnya, merupakan singkatan dari Komunikasi Media Massa ( Mass Media Communication ). Sehubungan dengan itu, dalam berbagai literatur sering dijumpai istilah “ Mass Communications “ (pakai s) selain Mass Communication (tanpa s). Arti Mass Comunications (pakai s) sama dengan mass media atau dalam bahasa Indonesiannya media massa. Sedang yang dimaksudkan dengan Mass Communication (tanpa s) adalah Prosesnya, yakni Proses Komunikasi Melalui Media Massa. (Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm 12 Media Massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan

lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya

melembaga atau dalam bahasa asing disebut Institutionalized

Communicator atau Organized Communicator. Berdasarkan kenyataan

tersebut, maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga

Komunikator Kolektif (Collective Communicator). Karena tersebarnya

pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat

kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang terdiri dari

sejumlah kerabat kerja itu mutlak harus mempunyai keterampilan yang

tinggi dalam bidangnya masing-masing.

C. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada

hakekatnya mempunyai tiga fungsi. Yakni Fungsi Penerangan,

Pendidikan, dan Hiburan.

1. Fungsi Penerangan (The Information Function) Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan,

Stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Juga diskusi panel, ceramah, komentar,dll yang kesemuanya realistis. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Hal ini dinamakan Educational Television (ETV), yakni acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum; dengan demikian acara pendidikan seperti itu termasuk pendidikan informal. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi sehingga menjadi sarana pendidikan formal jarak jauh. Televisi siaran jenis ini disebut Instructional Television (ITV).

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Dikebanyakan Negara, terutama yang masyarakatnya bersifat

agraris. Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran, tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa

siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena itu pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan. Dan dapat dinikmati juga di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara. ( Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm.24 )

D. Prinsip-prinsip Televisi

Seperti halnya dengan radio yang sama-sama merupakan media

massa elektronik, televisi siaran yang begitu besar manfaatnya bagi

kehidupan manusia seperti sekarang. Mengalami proses perkembangan

yang panjang. Kemajuan dan perkembangan televisi tidak lepas dari

teleskop (telescope) oleh Galilei pada tahun 1608. Teropong atau alat

penglihat jauh (tele berarti jauh, scopein berarti melihat). Pada waktu itu

dianggap sebagai penemuan yang mempunyai arti penting bagi

komunikasi jarak jauh dengan menggunakan isyarat-isyarat.

Sesudah tahun 1800, yakni ditemukannya elemen-galvanik yang

memungkinkan dibangkitkannya aliran listrik, maka cara-cara baru untuk

berkomunikasi jarak jauh itu lebih dapat dikembangkan. Pada tahun 1835

seorang Amerika bernama S. Morse menemukan telegraph (tele berarti

jauh, graphein berarti menggambar atau menulis) yang memungkinkan

pengiriman dan perekaman isyarat-isyarat dalam jarak jauh.

Setelah ditemukannya sistem komunikasi jarak jauh, para

cendikiawan mempunyai pikiran yang lebih jauh bahwa akan lebih baik

apabila komunikasi jarak jauh itu bukan dengan cara pengiriman dan

penerimaan dalam bentuk titik dan garis, melainkan suara manusia. Pada

waktu itu sudah diketahui bahwa dapat didengarnya suara oleh manusia

adalah dikarenakan getaran-getaran udara. Dan bahwa getaran-getaran

tersebut disebabkan perubahan tekanan halus pada udara.

Dengan terjadinya kemajuan itu, tidak mengherankan kalau

kemudian timbul harapan-harapan yang lebih dari pada itu. Yakni

ditemukannya alat yang memungkinkan dapat terlihatnya sesuatu dari

jarak jauh dengan kemampuan menghilangkannya rintangan-rintangan

yang biasa menutupi penglihatan. Yang diinginkan adalah perkembangan

dari teleskop, yakni televisi (television) yang bebas dari penghalang untuk

melihatnya (tele berarti jauh, vision berarti penglihatan).

Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian

pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi

batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah

digunakannya satelit untuk memancarkan televisi.

(Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Bandung, Remaja Rosdakarya Offset, 2005 hlm 4)

E. Kelebihan dan Kelemahan Televisi

Apa sebenarnya yang menyebabkan televisi mampu menjadi

primadona dalam menayangkan iklan atau menjadi pilihan banyak

perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Karena televisi

memiliki beberapa kelebihan, Yaitu :

1. Kelebihan Televisi

a. Efisiensi Biaya

Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi selain mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, juga dapat menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.

b. Dampak yang Kuat Keunggulan lainnya adalah Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.

c. Pengaruh yang Kuat Akhirnya, televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dimuka televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah Cerminan bonafiditas pengiklan.

(Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1993 hlm 122)

Selain beberapa kelebihan yang dimiliki oleh televisi, televisi juga

memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Diantaranya adalah :

2. Kelemahan Televisi

a. Tidak dapat diulang. b. Isi didengar hanya sekilas. c. Distribusi dilakukan melalui pemancar atau transmisi

memerlukan dana yang tidak sedikit. d. Memerlukan biaya yang absolute yang sangat ekstrim

untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. e. Kecenderungan televisi menempatkan khalayaknya sebagai

objek yang pasif, untuk menerima pesan. f. Khalayak yang tidak selektif.

Televisi tetap sebuah media yang selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah.

g. Terdapat kesulitan teknis.

(Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1993 hlm 122)

F. Format Station

Sebuah televisi komersial mencari uang dengan menargetkan

audience yang ingin disasar. Ini dalam hubungannya dengan pemasang

iklan komersial di televisi. Hal ini dapat dilihat dari produsen yang

memilih format stasiun yang sama dengan calon pembeli produknya.

Dengan kata lain, format yang spesifik akan memudahkan para produsen

memilih media yang akan dia gunakan untuk memasang iklan.

Programming dan penjadwalan pada televisi komersial setidaknya sebagian besar didorong oleh kepentingan iklan. Pengiklan ingin diikutsertakan dalam program-program yang menarik perhatian khalayak dan yang sesuai dengan citra dan tujuan pemasaran mereka. Programer ingin membeli dan memesan program tersebut untuk menjual waktu kepada pengiklan. Penjadwal ingin menyusun program sehingga mereka memperbesar kesempatan jual ini. Ini merupakan syarat-syarat dari kontrak komersial yang berisi kekuatan pasar yang tidak mengekang. (Graeme Burton, Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Kajian Televisi, Yogyakarta & Bandung, Jalasutra, 2007 hlm.139)

Ambisi untuk meraih pemirsa sebanyak-banyaknya memang tidak

salah, bahkan merupakan keharusan. Sebab sebuah program acara sebagus

apa pun jika tidak ditonton apalah artinya. Persoalan yang kemudian

menjadi paradoks, yakni upaya-upaya yang dilakukan dalam menyusun

program seringkali justru menciptakan segmentasi khalayak yang terbelah.

Hal itu disebabkan oleh tingkat kompetisi yang begitu tajam dengan

munculnya banyak stasiun televisi sementara kemampuan inovasinya

sangat terbatas. Dalam situasi kompetitif semacam itu, inovasi menjadi

sangat tidak menarik karena dalam perencanaan membutuhkan waktu yang

cukup banyak, biaya survei yang besar, dan tentu dengan spekulasi yang

mendebarkan pula, namun begitu program tersebut mampu meraup

pemirsa yang banyak. Stasiun televisi lain dengan tanpa merasa berdosa

mengekor.

Banyak program inovatif yang menarik dan mampu menjadi

tayangan yang eksklusif hanya berumur pendek karena banyak ditiru oleh

stasiun televisi lain. Akibatnya, tayangan televisi menjadi cepat jenuh

(overload) dan disusul dengan kegelisahan khalayak mencari tayangan

lain. Sebagai contoh, ketika sebuah stasiun televisi berhasil merebut

pemirsa dengan pertandingan tinju yang disiarkan secara langsung,

beberapa stasiun televisi turut membuat program yang sama dengan nama

program yang berbeda. Ketika sebuah stasiun televisi mencuat karena

program infotainment yang melansir informasi (berita) seputar selebritis,

stasiun lain tidak mau kalah. Demikian pula ketika sebuah stasiun televisi

berhasil membuat program konser musik model festival, tanpa merasa

berdosa dan tanpa merasa malu yang lain mengekor. Realitasnya, belum

tentu yang pertama tampil sebagai “pemenang” dalam merebut pemirsa.

Sebab pengekor biasanya telah mempelajari kelemahan-kelemahan sang

pionir dan menutupinya dengan modifikasi tertentu. Maka, berlakulah

motto: We are not the first but the best!.

Inilah paradoks program acara pada dunia pertelevisian kita, yang

cenderung memproduksi pesan yang sama atau lebih tepatnya kaya dengan

duplikasi. Akibatnya, ragam acara yang seharusnya menjadi tuntutan

publik karena publik berhak memperoleh tayangan sesuai dengan yang

disukai, menjadi tidak terpenuhi. Khalayak berada dalam posisi tawar

yang lemah, kecuali sekadar menjadi objek yang terkondisikan oleh

program-program tersebut.

Persaingan stasiun televisi yang makin ketat menuntut para

pengelolanya harus pandai mencari celah agar dapat bertahan hidup.

Beberapa televisi yang semula bersifat umum dapat mengalihkan

segmentasi pasarnya secara khusus. Begitu pula stasiun-stasiun televisi

yang hadir belakangan ini dengan bendera segmentasi tertentu. Segmentasi

ibarat pisau membelah rentang usia dan gaya hidup pemirsa. Dengan

adanya segmentasi pasar, maka target konsumen yang terkait dengan

pemirsa akan semakin jelas. Konsumen yang jelas inilah yang akan terus

menerus dibidik oleh pemasang iklan dan produsen. Segmentasi pasar

yang telah secara sadar diambil oleh masing-masing televisi akan menjadi

faktor penentu keberhasilannya. Cara mengetahui suatu stasiun televisi

dikatakan berhasil adalah dengan perolehan rating.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan pengetahuan secara konkret, digelarlah penelitian tentang perilaku khalayak televisi (Television Audience Measurement, TAM) oeleh sebuah lembaga riset internasional yang sekarang bernama Nielsen Media Research (NMR). Berbagai data rating yang dikeluarkan oleh NMR ini tentu saja ditindaklanjuti oleh stasiun televisi dengan sejumlah tindakan konkret dan cepat. (Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi, Jakarta, Obor Indonesia, 2006 hlm 21)

G. Tahap Pelaksanaan Acara

Menurut Alal Wurtzel, tahapan-tahapan dalam proses produksi

televisi dibagi menjadi empat tahapan, yaitu Perencanaan produksi (pre

production planning), persiapan dan latihan (setup dan rehearsal),

produksi (production), dan penyesuainan (post production).

(Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997, hlm 72) 1. Perencanaan Produksi (pre production planning)

Merupakan proses awal dari sebuah kegiatan. Tahap ini merupakan

tahap yang sangat penting, sebab apabila tahap ini dapat dilaksanakan

dengan baik maka sebagian yang telah direncanakan sudah selesai. Tahap

ini meliputi :

a) Membuat konsep, pengembangan konsep

b) Menetapkan tujuan dan melakukan pendekatan produksi

c) Penulisan Naskah

d) Melakukan production meeting dengan kerabat kerja inti (key

members)

e) Melakukan casting artis pendukung

f) Menyusun anggaran yang diperlukan

2. Persiapan dan latihan (setup and rehearsal)

Tahapan ini merupakan persiapan-persiapan yang bersifat teknis

dan dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat kerjanya, dan

mempersiapkan peralatan yang akan digunakan sampai mempersiapkan

lokasi untuk setting lampu, audio maupun tata dekorasi. Setelah persiapan-

persiapan selesai dilakukan tahap selanjutnya melakukan latihan baik dari

anggota kerabat kerja sampai artis pendukungnya, mulai dari switcher,

penata lampu, penata suara, floor director, cameraman sampai ke

pengarah acaranya. Latihan ini langsung dipimpin oleh pengarah acara.

3. Produksi (production)

Dimaksud dengan produksi adalah melaksanakan perubahan

bentuk naskah auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yag berlaku

untuk di televisi. Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan

naskahnya, dengan demikian karakter produksi lebih ditentukan oleh

karakter naskahnya.

Karakter produksi dibagi menjadi :

a) Produksi dilaksanakan di dalam atau di luar studio

Jenis produksi ini hasilnya disiarkan secara langsung atau

direkam terlebih dahulu dan dalam menyelesaikan

produksinya dapat melakukan post production atau dapat

sekaligus jadi.

b) Produksi gabungan

Artinya sebagian produksi di luar studio, kemudian

diberikan insert yang bahannya diproduksi di luar studio.

c) Produksi Rekaman

Pelaksanaannya dapat dialksanakan dalam bentuk rekaman

secara utuh (live on tape), rekaman dalam bentuk

pembagian (recording in segment), rekaman dengan

menggunakan kamera jinjing (Single camera single VTR),

rekaman dengan menggunakan beberapa kamera dan

beberapa VTR (multi camera multiple VTR).

4. Penyesuaian (post production)

Merupakan tahap akhir kerja dari bahan yang telah diproduksi baik

dengan satu kamera atau beberapa kamera.

Kegiatan pada tahap ini meliputi :

a) Melaksanakan editing baik dari gambar maupun suara /

dubbing (online dan offline), menggunakan alat linier maupun

non linier

b) Pengisian grafik baik yang berbentuk tulisan maupun bentuk

yang lainnya

c) Pengisian narasi

d) Pengisian ilustrasi musik

e) Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi

H. Proses Penyiaran Acara

1. Proses Penyiaran Acara dari Studio

Acara penyiaran televisi adalah hasil kerja kolektif sejumlah kerabat kerja. Jumlah mereka dan jenis keahliannya tergantung pada acara yang akan digarap. Kesibukan akan tampak terutama di ruang kendali (Control Master) dan di Studio, dimana acara akan disiarkan atau direkam. Di ruang kendali (Control Master) yang biasanya terletak lebih tinggi dari pada Studio, duduk secara berderetan menghadap Studio dan beberapa monitor prapandang (Preview Monitor) para kerabat kerja yang terdiri dari pengarah acara, pengawas cahaya dan pengawas suara. Sedang di Studio sibuk pula pengarah studio, asisten pengarah Studio, para cameraman, para juru gantar, juru doli, juru cahaya dan lain-lain sesuai tugasnya masing-masing. Demikian pula di ruang VTR juga terdpapat kesibukan juru video, juru audio, juru telecine, dan lain sebagainya.

(Darwanto, Produksi Acara Televisi, Jakarta, Gramedia, 1994, hlm 90)

Dalam mengoperasikan semua peralatan ketika acara sedang

berlangsung, maka semua kerabat kerja wajib tunduk kepada pengarah

acara sebagai “komandan”, demikian pula para pengisi acara. Siaran, atau

rekaman dimulai apabila semua peralatan yang menghasilkan gambar,

suara, dan cahaya berfungsi optimal.

Dalam hal ini, geladi (rehearsal) harus benar-benar meyakinkan

pengarah acara sehingga siaran atau rekaman dapat dilaksanakan dan tidak

mengalami kegagalan. Pada umumnya untuk dapat mengudarakan acara

yang memuaskan pemirsa, dilakukan beberapa tahap geladi. Tahap-tahap

itu diantaranya persiapan pengarah acara, pembacaan naskah (script

reading), geladi rangka (dry run), geladi lengkap (walk through), dan

geladi tuntas (final dress rehearsal).

Saat mengudarakan acara secara live atau recorded, pengarah acara

yang ada di ruang panel melalui microphone terus menerus memberikan

komando kepada kerabat kerja. Para kerabat kerja memperhatikan

instruksi tersebut melalui headphone. Termasuk juga mengarahkan para

cameraman, untuk memerintah mereka menentukan angle yang tepat.

Untuk melancarkan jalannya operasi di Studio, pengarah acara

melimpahkan tanggung jawab kepada pengarah Studio (floor director).

Biasanya pengarah Studio akan memberikan aba-aba pada saat acara akan

diudarakan atau direkam. Isyarat non-verbal tersebut berdasarkan instruksi

dari pengarah acara di ruang kendali. Pengarah acara juga didampingi

asisten pengarah acara, yang bertugas mencatat waktu setiap shot, adegan,

dan sequen supaya tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di antara banyaknya acara yang

disiarkan stasiun televisi ada yang mudah dan ada yang rumit unutk

diproduksi. Tetapi apapun acara yang diudarakan dari stasiun televisi

siaran mutlak harus memuaskan seluruh pemirsa.

2. Proses Penyiaran di Luar Studio (Outside Broadcasting)

Siaran dapat dilakukan dimana saja, di dalam studio atau di luar

studio. Di luar studio misalnya di pinggir jalan, suatu tempat kejadian (on

the spot), maupun lokasi yang telah dipilih untuk menyiarkan suatu acara.

Penyajian acara dari luar studio biasanya dinamakan outside broadcasting

atau remote telecast.

Untuk menyajikan acara dari luar studio itu dipergunakan sebuah kendaraan besar dalam bentuk bis yang biasa disebut Outside Broadcast Van yang sering disingkat OB-Van atau TV-Car. Kendaraan siaran luar ini pada hakekatnya adalah kamar kendali dalam bentuk mini, dalam arti kata bahwa di dalamnya terdapat berbagai peralatan untuk memproduksi sebuah acara, sebagai mana biasa terdapat di dalam kamar kendali di stasiun televisi siaran. OB-Van tersebut antara lain dilengkapi :

a) Meja konsol video, alat yag dioperasikan pengarah acara bersama pengarah tehnik dan pemadu gambar;

b) Monitor kendali kamera yang berfungsi sebagai monitor pra-pandang, lengkap dengan monitor induk;

c) Meja konsul audio, khusu bagi juru audio; d) Peralatan interkomunikasi untuk hubungan jarak jauh

antara kerabat kerja di dalam OB-Van, di lapangan, di Studio atau di pemancar;

e) Jam untuk mendapatkan penunjukan waktu yang akurat; f) Piringan gelombang mikro lengkap dengan pemancar kecil,

yang dipancangkan di bagian luar kendaraan; g) Peralatan audio untuk jarak jauh;

h) Peralatan pembangkit listrik; i) Tempat menyimpan peralatan segala keperluan.

(Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm 120)

Dengan demikian, OB-Van sangat mempunyai peranan penting

dalam produksi outside broadcasting. Karena antena parabola OB-Van

yang akan mentransmisikan audio dan visual ke satelit dan akan diolah

sehingga siaran dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Siaran di luar Studio membutuhkan tenaga lebih. Karena peralatan

studio yang dibutuhkan akan dibawa ke lokasi siaran. Sehingga dapat

dikatakan siaran di luar lebih merepotkan daripada di dalam Studio. Akan

tetapi adapun tujuan dari melakukan siaran di luar Studio, yaitu salah

satunya untuk mendapatkan kapasitas space/ruang lebih dari kapasitas

ruang yang terbatas untuk keperluan siaran.

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Profil Perusahaan

Nama : PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI Tbk.

(anak perusahaan dari PT. INDOSIAR KARYA

MEDIA Tbk.)

Alamat : Jl. Damai No. 11 Daan Mogot, Jakarta 11510,

Indonesia

Telp./fax : 021-567 2222, 568 8888 / 021 – 565 5756, 565

5662

Web : http://www.indosiar.com

Izin Operasi : Stasiun Televisi (Media)

Ukuran : Besar

Jumlah SDM : 1.500 orang (bulan Januari 2007)

Terdaftar : 22 Maret 2001, di Jakarta Stock Exchange

dengan nominal Rp 250,- per saham

B. Sejarah Indosiar

PT. Indosiar Visual Mandiri (“Perseroan”) didirikan berdasarkan

Akta Pendirian Nomor 165 tanggal 19 Juli 1991, dibuat di hadapan Benny

Kristianto, S.H, Notaris di Jakarta. Akta tersebut memperoleh pengesahan

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.

C2-6430.HT.01.01.Th 93 tanggal 22 Juli 1993 dan telah didaftarkan pada

Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bawah No.

647/A.PT/HKM/1993/pn.JAK.SEL tanggal 3 Agustus 1993 serta telah

dipublikasikan dalam Berita Republik Indonesia No. 84 tanggal 19

Oktober 1993 Tambahan No. 4916.

Setelah memiliki Izin Siaran Nasional Stasiun Penyiaran Televisi

Swasta (SPTS) yang dikeluarkan oelh Departemen Penerangan Republik

Indonesia tanggal 30 Januari 1993 No. 208/RTV/K/I/1993 maka sejak 11

Januari 1995, Perseroan memulai kegiatan usahanya di bidang penyiaran

televisi. Indosiar resmi masuk di Jakarta Stock Exchange tanggal 22 Maret

2001. Di tahun 2004, Indosiar secara menyeluruh diambil alih oleh PT.

Indosiar Karya Media Tbk, yang mana sejak berdiri telah mempunyai

saham di Indosiar.

Indosiar merupakan salah satu televisi swasta nasional di Indonesia

yang terbilang sukses menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan

berkualitas bersumber pada in-house production, kreatifitas dan sumber

daya manusia yang handal.

Kurang dari 5 tahun, Indosiar mampu melampaui performa dari

stasiun televisi yang lain dalam hal rating dan pendapatan saham

masyarakat. Perseroan senantiasa menyajikan program-program yang

tidak hanya menarik audience namun juga berkualitas. Karena hal ini,

setiap tahun Indosiar memperoleh penghargaan bertaraf nasional maupun

internasional seperti Panasonic Award dan peringkat kedua dari

Broadcaster of The Year in Asia pada 7 Desember 2000 di Singapura.

Kembali lagi penghargaan diberikan sebagai Runner-up Broadcaster of

The Year dari Asian Television Award tahun 2000. Tahun 2001

mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya yaitu Best Sport

Programme untuk program “Gelar Tinju Profesional”, Highly Commended

untuk program “Kuis Siapa Berani”, program musik spesial “Goresan

Tinta Melly Goeslaw” serta penghargaan terkini yang diperoleh Indosiar

adalah Asian Television Award 2005 untuk program “Misa Malam Natal”

dan “The Bells – A Christmast Concert”.

Indosiar mengalami kemajuan pesat dari tahun ke tahun. Sekarang

jaringan siaran Indosiar mencakup 209 kota dan 34 stasiun relay dengan

lebih dari 8,5 jam penyiaran dan 75% program hasil sendiri. Perseroan

juga berhasil menjangkau audience sebanyak 80% dari total penduduk

Indonesia. Serangkaian inovasi di bidang pertelevisian juga telah

dilakukan oleh perusahaan ini, diantaranya sponsor produk yang

disisipkan dalam suatu program (built-in-sponsorship), lalu penggalangan

dana bantuan yang diintegrasi melalui koordinasi telepon, strategi

penayangan program pada hari berurutan (strip-in), acara siaran langsung

atau live stimultan ke dua atau tiga kota sekaligus. Indosiar juga selalu

berusaha menyajikan program-program informasi, pendidikan dan hiburan

yang terbaik bagi masyarakat.

C. ID Indosiar

Untuk mengenal sebuah stasiun televisi, selain logo, juga bisa

dilihat dari ciri khas yang biasa disebut ID (Identity station). ID station

Indosiar yaitu seekor ikan bertubuh besi yang mengembangkan sayap dan

melintasi bola dunia. Dengan ID station inilah Indosiar menginginkan agar

audience mengetahui ciri khas, juga memudahkan audiene mengetahui di

stasiun mana siaran mereka saat itu.

Sementara lambang ikan besi itu sendiri memiliki beragam filosofi.

Ikan itu sendiri digambarkan sebagai ikan besi, maksudnya yaitu mengacu

pada tekhnologi mutakhir yang digunakan Indosiar saat ini, yakni

teknologi digital. Kemudian ikan besi tersebut melintasi bola dunia,

merupakan penggambaran jangkauan siaran Indosiar yang tanpa batas,

melesat ke segala arah dan diterima oleh segala lapisan masyarakat. Untuk

mempopulerkan diri, Indosiar merancang slogan yang berbunyi “Memang

Untuk Anda”. Hal ini merupakan segmentasi yang ingin dicapai Indosiar

untuk semuanya. Artinya siaran Indosiar diperuntukkan untuk segala usia,

juga segala lapisan masyarakat.

D. Target Indosiar

Indosiar yang berperan sebagai stasiun televisi keluarga, berusaha

untuk menyiarkan program acara menarik dan berkualitas yang dapat

dinikmati oleh semua kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial.

Kesuksesan industri pertelevisian yaitu adanya kualitas program

acara siaran yang terbaik. Sehingga dengan adanya program acara siaran

yang berkualitas dapat meningkatkan peringkat yang lebih tinggi. Indosiar

mempunyai usaha sendiri agar dapat meningkatkan program-program

acara terbaiknya. Dalam hal ini, selalu mencoba yang terbaik dalam

memahami keinginan untuk target audience di Indonesia dan selalu

mengevaluasi semua acara dalam setiap peringakat mingguan, bulanan,

maupun harian.

Target audience yang dimiliki Indosiar terbagi menjadi 3 bagian

dari program acaranya, yaitu :

1. Non Local Programme, program acara dengan format budaya barat

untuk film, komedi situasi, dan kartun animasi.

2. Local Programme, yang memiliki 2 bagian seperti :

· Program Drama, seperti sinetron, film serial, komedi, dan

kartun animasi.

· Program Non Drama, seperti budaya, musik, pertunjukkan

campuran, permainan, program majalah, talk show, olahraga,

agama, dan kejadian spesial yang biasanya disiarkan secara live

atau langsung.

3. Program Berita, yang mempunyai informasi tentang berita yang

keras dan berita yang ringan.

E. Misi dan Visi Indosiar

1. Misi Indosiar

Sebagai tekad perseroan untuk memberikan yang terbaik abgi

masyarakat Indonesia, maka misi yang diemban oleh perseroan adalah

terwujud pada kata “fish” atau ikan yang merupakan logo Indosiar itu

sendiri. Adapun kata “fish” merupakan singakatan-singkatan dari :

a. Futuristic : menjadikan orientasi perkembangan dengan

menembus inovasi untuk yang terbaik.

b. Innovative : menjadi pusat perkembangan di Indonesia dengan

ide-ide yang asli (trendsetter).

c. Satisfactory : memprioritaskan kepuasan stakeholders dan

audience.

d. Humanity : memperhatikan dengan baik lingkungan sekitar.

2. Visi Indosiar

Menjadikan sebuah stasiun televisi terkemuka yang memiliki

kualitas terbaik yang bersumber pada produksi in-house, kreatifitas,

dan kemampuan sumber daya manusia yang handal.

F. Keunggulan Indosiar

Selain Indosiar dikenal sebagai stasiun televisi swasta dengan

kemampuan memproduksi program siaran langsung yang popular, Indosiar

juga dikenal sebagai stasiun televisi dengan terobosan baru di bidang

pertelevisian di Indonesia. Misalnya dalam hal strategi penayangan

program pada hari berurutan (strip-in), penulisan lirik lagu (subtitle) unutk

karaoke pemirsa di rumah, pembuatan program sekaligus media promosi

(promotainment), jajak pendapat jarak jauh (telepoling), sponsor produk

dalam sebuah program (built-in sponsorship) serta penggalangan dana

bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM, dan program televisi

(telethon) program musik live/program variasi, terjemahan dari bahasa

asing dalam penayangan, penayangan bersamaan dari 2 atau 3 kota

sekaligus dalam satu program kepada beberapa Negara tetangga direspon

dengan baik oleh masyarakat.

Dalam mempertahankan pemirsa di situasi yang sangat

berkompetisi ini, Indosiar memproduksi semua program acara sendiri di

dalam sebuah production house sebagaimana sebaik program acara yang

dibeli dari luar perusahaan yang berkualitas dan menarik. Dengan

memproduksi sendiri program acara yang popular, Indosiar dapat dengan

cepat memenuhi selera para pemirsa, kemauan dan kebutuhan pemirsa

yang secara terus menerus berubah dari waktu ke waktu, dan

menghasilkan program yang berkualitas dengan penekanan biaya pada saat

yang sama.

Sesuai dengan misi humanity yang dimiliki Indosiar, Indosiar

membuka kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja bagi para penyandang

cacat. Tercatat dari data tahun 2002, ada 45 penyandang cacat yang

bekerja di Indosiar, yang terdiri dari 8 tuna netra, 33 tuna daksa dan 4 tuna

rungu yang tersebar di berbagai departemen sesuai dengan keahlian

masing-masing. Selain itu, Indosiar sangat memperhatikan potensi

sekaligus kesejahteraan karyawannya melalui pelatihan dan penyediaan

fasilitas, mulai dari olahraga hingga rohani, koperasi, tunjangan kesehatan,

hingga program asuransi serta pensiun.

G. Struktur Umum Perusahaan

Board of Commissioners

Board of Directors

Corporate Secretariat Department

Corporate R & D

Department

Information Technology Department

News Directorate

Sales, Marketing & Program Directorate

Finance & Accounting Directorate

General & Technical

Directorate

Non Drama Production Division

INFO- TAINMENT

Magazine

Sumber : Annual Report PT. Indosiar Visual Mandiri 2003 dan Non

Drama Production Working Structure.

Struktur organisasi umum Indosiar berdasarkan Annual Rport 2003

pada posisi tertinggi diduduki Board of Commissioners yang terdiri dari

tujuh orang, yaitu :

1. Eko Santoso Soepardjo, sebagai Komisaris Utama

Perseroan sejak 1996

2. Amir Effendi Siregar

3. Teuku Iskandar Komisaris

4. Benny Setiawan Santoso Independen

5. Mohammad Jusuf Hamka

6. Hartanto Saputrajaya Nyoto Komisioner

7. Andru B. Subowo

Di bawahnya terdapat Board of Directors yang terdiri dari empat orang :

1. Handoko, sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 1992

2. Phiong P. Dharma

3. Harry Pramono Direktur

4. Nurhadi Purwosaputro

Board of Directors ini langsung membawahi sebanyak tujuh divisi,

Corporate Secretariat Departmenr, Corporate R & D Department,

Information Technology Department, General & Technical Directorate,

Finance & Accounting Directorate, Sales, Marketing & Program

Directorate, dan News Directorate.

Sementara Divisi Produksi Non Drama berada di bawah Sales,

Marketing, & Program Directorate bersama Divisi Produksi Drama.

H. Umum

Dalam menayangkan siarannya, Perseroan membedakan menjadi

dua yaitu program asing dan program lokal yang meliputi program drama,

non drama dan berita. Untuk memenuhi kebutuhan jam tayangnya, untuk

produksi lokal yang dibuat sendiri oleh Perseroan membentuk 3 divisi

produksi yaitu Drama, Non Drama dan News. Tercatat dari data tahun

2002, total karyawan PT. Indosiar Visual Mandiri sejumlah 1.648 orang,

718 di antaranya adalah tim produksi beserta tim pendukung lainnya

Indosiar berusaha memahami selera, kemauan, dan kebutuhan

audience, tidak hanya mempelajari pasar Indonesia tapi juga trend dunia.

Trend itu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan program acara

yang sama tapi telah diganti dengan kondisi Indonesia yang ada. Usaha itu

mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat. Sebagai buktinya

yaitu AFI (Akademi Fantasi Indonesia) yang telah sukses mendapatkan

popularitas diantara program televisi lain sepanjang tahun 2004, yang

mengadopsi program reality show dari Mexico. Acara ini sempat

mendominasi urutan teratas program acara televisi pada tahun 2004

berdasarkan survey AGB Nielsen dari 9 kota di Indonesia.

Untuk selalu memenuhi kebutuhan para pemirsa, Indosiar

memproduksi sendiri program acara drama dan berita yang dihadirkan

setiap minggunya. Bahkan hampir 35% tayangannya disiarkan secara

langsung oleh Indosiar.

Berperan sebagai perusahaan yang terjun dalam industri

pertelevisian, Indosiar menyadari pentingnya tujuan dari penggunaan

fasilitas dan teknologi dalam mendukung kesuksesannya. Pemancar pusat

yang digunakan oleh Indosiar di Daan Mogot dapat menjangkau area yang

luas, sehingga berperan penting dalam kesuksesan Indosiar.

Demi mempertahankan sasaran pemirsa, perlu adanya perluasan

jangkauan siaran dan demi memperbaiki kualitas program acara, Indosiar

mempertahankan investasinya dalam stasiun pemancar yang disertai

bangunan stasiun pemancar yang baru atau meningkatkan teknologi

stasiun pemancar yang telah ada. Pada permulaan tahun 2005, Indosiar

mempunyai 26 stasiun pemancar dengan area jangkauan 170 kota di

Indonesia dan populasi Indonesia yang mendekati 160 juta jiwa. Sejak

pertama kali siaran, Indosiar telah mempersiapkan peralatan yang modern

baik digital audio ataupun komputer, yang akhiranya akan memproduksi

gambar yang lebih baik dan suara yang lebih jernih dari sistem analog.

Saat ini sistem presentasi On Air juga menggunakan teknologi

digital. Seluruh studio yang dimiliki Indosiar telah dilengkapi dengan

fasilitas-fasilitas modern, seperti Vision Mixer Digital dengan efek video

digital, Still Store and Characters Generator (saluran tunggal dan ganda),

Audio Consol and Digital Recorder, sistem pencahayaan secara

komputerisasi, dan sistem suara Fold Back.

Pada divisi produksi juga dilengkapi fasilitas yang lengkap, antara

lain yaitu Editing, Audio Dubbing, Tape Transfer, Computer Graphic, dan

Tape Library. Guna memenuhi kegiatan acara siaran langsung seperti

halnya rekaman di luar studio dan siaran berita, didukung dengan OB Van,

mobil angkut ke lapangan, Electronic Field Production (EFP) dan juga

Electronic News Gathering (ENG).

Untuk siaran secara cepat, terutama berita – informasi – gambar

bergerak dari daerah yang terisolasi telah diakomodasikan menggunakan

Satelite News Gathering G – Wave Device, yang mampu mengirim

gambar bergerak dari setiap daerah seluruh Indonesia dan juga

menampilkan video streaming langsung. Selain itu Indosiar juga

menggunakan NICAM (Near Instantaneously Companded Audio

Multiplex) Philips 728 Digital Stereo sebagai sistem teknologi suara

digital. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Indosiar meliputi :

1. Studio

Indosiar memiliki empat studio yang berkualitas tinggi dan

dapat digunakan dalam setiap kegiatan seperti berita, kuis,

talkshow, dan sebagainya. Keempat studio tersebut dilengkapi

dengan peralatan yang modern untuk menunjang In House

Production. Setiap studio memiliki peralatan yang berkualitas

tinggi pula seperti camera, lighting dan sound system.

Studio 1 (satu) dan 2 (dua) merupakan studio dengan luas 625

meter persegi dan memiliki kapasitas 200 tempat duduk serta

mempunyai peralatan standar pada sebuah studio, yang

dilengkapi dengan vision mixer dan digital video effect. Studio

juga dilengkapi dengan peralatan still store, sebuah generator

dengan saluran ganda, sistem pencahayaan komputerisasi dan

sistem rekaman digital.

Studio 3 (tiga) dan 4 (empat) merupakan studio dengan luas

450 meter persegi. Studio ini dilengkapi peralatan studio

standar dengan fasilitas vision mixer, still store tools, dan

generator dengan saluran tunggal. Studio ini juga dilengkapi

dengan sistem pencahayaan komputerisasi dan suara dengan

sistem digital yang mempunyai fasilitas mikrofon, radio

mikrofon unutk meminimalisir suara umpan balik.

2. Ruangan Post Production

Fasilitas yang telah disiapkan untuk mendukung kegiatan post

production atau paska produksi seperti fasilitas editing, fasilitas

audio, tape transfer, sub titling, computer graphic, dan tape

library.

3. Outdoor Broadcasting

Siaran yang dilakukan di luar area Indosiar didukung dengan

fasilitas OB Van atau OB Bus. Biasanya program acara yang

disiarkan bersifat live dari luar studio, yang memiliki kualitas

yang sama dengan di dalam studio.

4. Art (dekorasi)

Indosiar juga mempunyai fasilitas-fasilitas lain yang

mendukung kegiatan di dalam membuat program seperti

dekorasi dan mensetting latar belakang dengan mendapatkan

suasana yang memikat.

(www.indosiar.com, www.sinarharapan.com, dan bagian Humas PT. Indosiar Visual Mandiri)

BAB IV

DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG

A. Kegiatan di Indosiar

1. Minggu Pertama

- Jumat, 1 Februari 2008

Penulis mendapatkan pengarahan dari pihak Indosiar dan

kemudian dipilihkan program acara. Setelah melakukan pertimbangan

penulis ditempatkan pada acara Supermama Seleb Concert. Karena

para Produser yang mana akan menjadi pembimbing pada saat Magang

tidak masuk kantor yang dikarenakan terjebak banjir, maka penulis

membantu Koordinator Juri Votelock (Bapak Arnold) untuk

mengumpulkan data calon Juri Votelock. Penulis diberi pengarahan

dalam memilah Fax permohonan menjadi Juri Votelock yang

kemudian didata di komputer, sehingga didapat 100 calon Juri

Votelock, dan 20 cadangan calon Juri Votelock. Nantinya semua calon

Juri Votelock akan dihubungi satu per satu untuk dikonfirmasi

kesediaan dan kepastian mereka hadir ke Studio Indosiar untuk

menjadi Juri Votelock pada program acara Duel Show. Karena hampir

sebagian besar para calon tidak dapat hadir karena banjir, maka penulis

dan teman-teman Magang diikutsertakan menjadi Juri Votelock dalam

acara tersebut.

- Senin, 4 Februari 2008

Penulis bertemu dengan pembimbing selama Magang di Indosiar

yaitu Bapak Farry Yusbiakto selaku Produser acara Supermama Seleb.

Penulis mengikuti Meeting dan diperkenalkan kepada Tim Produksi

acara Supermama Seleb. Di dalam meeting tersebut, penulis

membahas persiapan Grand Final Supermama Seleb yang akan

dilaksanakan pada keesokan harinya yaitu tanggal 5 Februari 2008.

Penulis juga diberi kesempatan untuk menyalurkan ide mengenai artis

pendukung beserta konsep session challenge untuk Grand Final babak

selanjutnya. Selain itu, penulis mencari pencipta lagu yang akan

dibawakan oleh para peserta melalui internet. Kemudian penulis juga

diajarkan untuk membuat rundown. Dalam membuat rundown, penulis

menemukan istilah-istilah asing yang belum penulis dengar

sebelumnya, yaitu seperti hooker dan VT. Akhirnya penulis

menanyakan hal tersbut kepada pembimbing magang penulis.

- Selasa, 5 Februari 2008

Penulis mencetak rundown sebanyak 60 lembar yang nantinya

akan diberikan kepada setiap tim produksi. Penulis dan kru

Supermama berangkat ke lokasi shooting yaitu di TTA, Taman Mini.

Sesampai di sana, penulis mengamati proses rehearsal para peserta dan

band Nidji. Penulis diberi kepercayaan untuk membuat VT (Video

Teaser) yaitu dengan mewawancarai Kiki Farel beserta Mama Dahlia

dan Yadi Sembako beserta Mama Suhana, mengenai perasaan mereka

hingga dapat memasuki babak Grand Final. Hasil wawancara tersebut

dibawa ke ruang editing untuk diedit dan dibawa ke OB-Van dan

segera disiarkan.

- Rabu, 6 Februari 2008

Meeting dan evaluasi dilaksanakan kembali di ruang meeting

Non Drama. Penulis menghadiri meeting tersebut untuk membahas

lebih lanjut persiapan shooting babak selanjutnya. Serta membahas

kekurangan atau kesalahan dari shooting pada hari sebelumnya.

Ditemukan kekurangan dari shooting tersebut yaitu ketidakpuasan tim

produksi kepada Ade Rai sebagai pendukung acara di session

challenge dalam memberikan tantangan kepada para peserta. Dapat

dikatakan suasana pada saat session tersebut terkesan membosankan.

Dalam meeting ini, penulis diberi kesempatan untuk memberikan ide

band pilihan sebagai band pendukung acara Supermama pada tanggal

12 Februari mendatang. Penulis mengusulkan Kerispatih dan Samsons.

Tetapi setelah dihubungi ke manager band tersebut oleh produser,

kedua band tersebut tidak menyanggupi untuk tampil pada tanggal

yang telah ditentukan. Akhirnya setelah melakukan lobby via telefon,

didapat band Radja sebagai band pendukung acara. Penulis ditemani

tim kreatif menemui tim divisi Talent untuk segera membuat Form

Booking Artist.

- Kamis, 7 Februari 2008

Penulis mengamati proses komunikasi via telefon antara produser

dan peserta. Dalam percakapan tersebut produser menanyakan lagu

apa yang akan dibawakan pada concert selanjutnya yaitu tanggal 12

Februari. Karena peserta yang tersisa 4 orang, maka produser

menginginkan para peserta masing-masing membawakan 2 buah lagu.

Setelah mendapat data lagu yang akan dinyanyikan oleh para peserta,

penulis mencari para pencipta lagu tersebut melalui internet.

Kemudian penulis memasukkannya ke dalam file rundown yang

sedang dibuat.

- Jumat, 8 Februari 2008

Penulis tidak melakukan magang karena hari itu merupakan hari

libur bersama.

2. Minggu Kedua

- Senin, 11 Februari 2008

Penulis membantu koordinator Juri Votelock dalam mendata para

calon Juri Votelock. Kemudian penulis kembali diajak meeting untuk

membahas persiapan shooting keesokan harinya. Penulis membuat

rundown dan membantu mematangkan konsep session challenge.

- Selasa, 12 Februari 2008

Kali ini penulis berangkat ke lokasi shooting bersama tim EFP.

Penulis mengamati persiapan tim EFP dalam menyiapkan alat-alat

yang akan dibawa ke lokasi. Sampainya di lokasi, penulis kembali

bertugas mewawancarai peserta ditemani tim yang telah ditentukan

yang terdiri dari seorang cameraman dan seorang lightman. Kali ini

penulis mewawancarai Adly Fairuz beserta Mama Lutfiah dan Randy

Pangalila beserta Mama Dahlia. Sebelum melakukan wawancara,

penulis melakukan koordinasi dengan tim mengenai tempat/lokasi

pengambilan gambar saat wawancara. Penulis dan tim berusaha

membuat hasil wawancara semenarik mungkin. Seolah-olah penulis

berperan menjadi sutradara/director dalam sebuah shooting

taping/recorded. Penulis diajarkan mengisi VTR Cue Sheet yang isinya

berupa VT wawancara peserta yang kemudian dikirim ke OB-Van.

VTR Cue Sheet merupakan timecode hasil VT yang akan disiarkan.

Proses penyutingan gambar dilakukan di ruang VT Editing.

- Rabu, 13 Februari 2008

Penulis mempelajari hal baru yaitu editing offline memakai alat

editing linier. Penulis diajak oleh seorang kru Indosiar ke ruang

Editing Suite yang terletak di depan Studio 1 Indosiar. Di sana penulis

diajarkan editing offline.

- Kamis, 14 Februari 2008

Penulis kembali diikutsertakan dalam meeting membahas

shooting untuk tanggal 19 Februari. Dalam meeting ini membahas

untuk konsep session challenge beserta artis pendukungnya. Tim

kreatif mengusulkan ide cerita dalam session challenge yaitu selebritis

yang akan berperan sebagai seorang ibu dan anak. Belum ditemukan

siapa yang cocok berperan sebagai ibu dan anak tersebut.

- Jumat, 15 Februari 2008

Penulis dan tim kreatif kembali membahas tentang artis

pendukung pada session challenge. Setelah dilakukan pelobbyan

dengan beberapa artis via telefon, akhirnya didapat Mpok Minah yang

berperan sebagai ibu dan Daus “kecil” yang berperan sebagai anak.

Saat pembahasan dalam meeting ini pula, tim membahas mengenai

alur ceritanya. Setelah pembookingan artis via telefon, segera penulis

menuju ke ruang divisi Talent untuk mengkonfirmasi mereka dan

segera membuat Form Booking Artist.

3. Minggu Ketiga

- Senin, 18 Februari 2008

Penulis mengecek semua Form Booking Request di setiap divisi

untuk kesiapan mereka untuk shooting keesokan hari dari Divisi

Talent, Transportasi, Efek Lighting, OB-Van, Studio, Art & Property,

dan divisi lainnya. Selain itu penulis kembali mencari pencipta lagu

dari lagu-lagu yang akan dinyanyikan peserta via Internet. Kemudian

memasukkan nama-nama pencipta lagu tersebut ke dalam rundown.

- Selasa, 19 Februari 2008

Penulis membagikan mencetak dan membagikan rundown ke

setiap tim produksi. Setelah itu mengamati proses persiapan dari ruang

panel, ruang EDP, dan ruang VT Editing. Penulis mewawancarai Indra

L. Bruggman beserta mama dan Adly Fairuz beserta mama. Kaset hasil

penyutingan gambar yang telah penulis lakukan bersama tim, segera

penulis berikan ke ruang Editing. Yang kemudian akan diedit oleh para

editor. Setelah itu hasil VT yang sudah jadi, segera dikirim ke OB-Van

untuk segera ditayangkan. Penulis juga mengamati proses reherasal

para peserta, Maia Band, dan Batavia Dancers dari depan panggung.

Penulis juga membantu tim kreatif dalam mengarahkan Mpok Minah

dan Daus gambaran konsep cerita untuk session challenge.

- Rabu, 20 Februari 2008

Evaluasi dan meeting kembali penulis hadiri dalam kegiatan

Magang di Indosiar. Bertempat di ruangan meeting yang sama, Tim

Produksi dan penulis dihadapkan oleh persoalan pro kontra acara

Supermama Seleb Concert. Produser Supermama mendapat panggilan

dari pihak FPI dan ormas-ormas lainnya. Pergunjingan dan perdebatan

dari ormas-ormas yang mempersoalkan dampak negatif yang

ditimbulkan dari program acara tersebut. Yaitu diantaranya audience,

para peserta dan para pendukung acara disangka tidak menjalankan

Ibadah sholat maghrib. Karena acara ini memang bertepatan pada

berkumandangnya adzan maghrib. Selain alasan tersebut, disebutkan

bahwa acara Supermama Seleb, membawa dampak buruk bagi

masyarakat khususnya anak-anak, dimana anak-anak bersikap menjadi

seorang “banci” layaknya Ivan Gunawan dan Ruben Onsu. Tetapi

Produser dan Tim Produksi Supermama tidak menggubris kontra

tersebut.

- Kamis, 21 Februari 2008

Penulis diperintah untuk mengamati perolehan rating Supermama

oleh Produser. Penulis mencari data tersebut via Internet. Setelah data

tersebut didapat, Penulis dan Tim Produksi membahas perolehan rating

berdasarakan Nielsen Media Research tersebut. Terdapat perolehan

rating acara Supermama adalah peringkat satu dari program-program

acara lainnya di stasiun swasta di Indonesia. Setelah itu, penulis

beserta tiim kreatif membahas serta mempersiapkan untuk babak Final

yang akan dilaksankan pada tanggal 26 Februari 2008.

- Jumat, 22 Februari 2008

Ide yang telah didapat dari meeting sebelumnya, kembali diulas

dalam meeting kali ini. Penulis membantu tim Produksi membantu

dalam persiapan Press Conference Final Supermama Seleb Concert

yang akan diadakan pada tanggal 25 Februari 2008 berlokasi di kantin

Indosiar. Dalam hal ini, penulis membantu memberikan informasi

kepada divisi Humas dimana mereka akan membuat Press Release

untuk para wartawan media cetak maupun media elektronik lainnya.

4. Minggu Keempat

- Senin, 25 Februari 2008

Penulis mendampingi Produser dan Tim Produksi dalam Press

Conference. Setelah press conference berlangsung, penulis dan itm

kembali melakukan meeting. Dalam meeting ini membahas tim

Supermama akan mengundang beberapa selebritis unutk menjadi Juri

Votelock dan audience. Setelah dilakukan pembookingan lewat

telefon, didapat Julia Perez dan Tommy Kurniawan. Untuk selebritis

yang menjadi Juri Votelock, diberikan tarif sebesar Rp. 2.000.000,-.

Dibandingkan dengan masyarakat umum yang menjadi Juri Votelock

sebesar Rp. 100.000,-. Ditentukan pula Dede Yusuf yang saat itu

mencalonkan menjadi wakil rakyat untuk menjadi audience.

- Selasa, 26 Februari 2008

Kali ini konsep VT yang akan ditampilkan bukanlah hasil

wawancara melainkan yel-yel dari para pendukung finalis. Dalam

kesempatan ini, penulis berusaha mengarahkan para supporter untuk

menampilkan kehebohan dan antusias para supporter tiap finalis.

Penulis juga menemai tim kreatif saat memberikan pengarahan konsep

cerita session challenge kepada Golden Girls (Ida Kusumah, Mieke

Wijaya, Conny Sutedja, dan Rina Hasyim). Kemudian penulis diberi

tanggung jawab untuk menyunting gambar performance peserta oleh

editor menggunakan alat editing offline linier. Penulis mencatat

timecode dalam VTR Cue Sheet yang kemudian diberikan ke ruang

panel. Selain itu penulis mencoba proses kerja EDP. Dengan diberi

pengarahan dari seorang Producer Assistant, penulis dapat

mengoperasikan EDP yang berguna memperindah panggung dengan

efek lighting digital. Di akhir acara on-air, penulis mewawancarai

pemenang Supermama Seleb yaitu Adly Fairuz mengenai perasaan dan

reaksinya saat memenangkan Grand Prize sebuah mobil.

- Rabu, 27 Februari 2008

Walaupun sudah didapat siapa pemenang sebuah mobil

Supermama Seleb, tim akan mengadakan Supermama Seleb Reunion

yang akan diadakan pada tanggal 4 Maret 2008. dengan

mengikutsertakan seluruh peserta yang berjumlah 18 pasang, tim

kreatif mengusulkan untuk memilah peserta menjadi beberapa

kelompok. Penulis membantu memasukkan nama-nama peserta ke

dalam beberapa kategori. Penulis mengusulkan jenis kategori tersebut

yaitu kelompok mama pendiam dan kelompok mama terheboh. Dalam

setiap kategori terdapat 3 pasang peserta. Ketika mengkategorikan

dibutuhkan konsentrasi dan siasat yang tepat agar setiap peserta dapat

bersaing dalam kelompoknya masing-masing. Setelah dilakukan

pertimbangan dari Produser didapat kesepakatan untuk pemenang

Supermama Reunion ini, yaitu tiket berlibur ke Singapore.

- Kamis, 28 Februari 2008

Penulis mengamati proses persiapan acara Superstar Show di

Studio 1 Indosiar yang hampir serupa dengan Supermama Seleb.

Selain itu penulis juga mengamati proses on-air program Fokus Siang.

Setelah itu, penulis membantu memilah fax permohonan Juri Votelock

serta mendatanya untuk program Superstar Show.

- Jumat, 29 Februari 2008

Penulis diikutkan kembali untuk meeting persiapan Supermama

Reunion terakhir kalinya bagi penulis. Penulis membantu membuat

rundown dan mencari pencipta lagu via internet. Sebagai ucapan

terima kasih para kru Indosiar atas bantuan penulis dan teman-teman

Magang penulis lainnya, koordinator Juri Votelock memberikan hak

kepada penulis untuk menjadi Juri Votelock pada acara Superstar

Show pada hari itu juga.

B. Hambatan dan Kendala

Dalam melaksanakan magang di Indosiar tepatnya pada acara

Supermama Seleb Concert, penulis mengalami beberapa hambatan dan

kendala. Di anataranya penulis menemukan beberapa istilah asing yang

belum penulis kenal sebelumnya yaitu seperti hooker, VT, EFP, LED dan

EDP. Tetapi penulis kemudian menanyakan istilah-istilah tersebut kepada

pembimbing Magang penulis.

Ketika penulis melakukan wawancara guna membuat Video Teaser

(VT), awalnya penulis merasa gugup dan kaku. Tetapi setelah tim EFP

memberikan saran dan pengarahan yang lebih lanjut, maka lama kelamaan

penulis merasa lebih santai dan tidak gugup lagi. Saat mewawancarai pula,

peserta yang akan diwawancarai bermalas-malasan untuk segera take.

Penulis dan tim akhirnya berusaha merayu mereka unutk segera

melakukan wawancara.

Hambatan juga penulis alami saat penulis diperintah untuk mencari

pencipta lagu via Internet. Karena konektivitas Internet yang sulit dan

lambat, maka penulis tidak dapat mencari daftar pencipta lagu lewat

Internet. Maka penulis berusaha bertanya satu per satu kru Non Drama

Indosiar untuk mendapatkan informasi mengenai pencipta lagu yang

belum penulis dapat.

C. Hasil Magang

1. Sejarah dan Arti Supermama Seleb Concert

Supermama Seleb Concert merupakan sebuah acara gubahan dari

acara sebelumnya yang pernah ditayangkan oleh Indosiar yaitu MamaMia

Show 2007. Keinginan mengulang kembali kesuksesan Indosiar dalam

perolehan rating yang cukup tinggi yang didasarkan tingginya antusias

audience akan program tersebut, maka pihak Indosiar memberikan

suguhan acara yang tidak kalah menarik dengan acara MamaMia.

Supermama Seleb memulai produksinya Sejak awal tahun 2008, tepatnya

pada tanggal 1 Januari 2008.

Arti dari Supermama Seleb sendiri yaitu pasangan selebritis dan

mama yang super atau hebat.

2. Deskripsi dan Kriteria

Supermama Seleb Concert merupakan konser dari sebuah

kompetisi para selebritis yang bukan penyanyi yang ditemani mamanya

yang berperan sebagai seorang manager dan diharapkan sang mama dapat

mendampingi anaknya.

Acara yang bersifat hiburan berupa acara musik ini, menampilkan

18 pasang peserta (selebritis&mamanya), yang kemudian setiap

episodenya mengeliminasi sepasang peserta dengan polling 100 audience

yang mereka sebut dengan istilah Juri Votelock.

Adapun nama-nama peserta Supermama Seleb Concert yaitu :

1) Adly Fairuz & Mama Lutfiah

2) Yadi Sembako & Mama Suhana

3) Indra L. Bruggman & Mama Mimi

4) Randy Pangalila & Mama Agatha

5) Kiki Farrel & Mama Dalia

6) Hengky Kurniawan & Mama Rita

7) Dwi Andhika & Mama Ferry

8) Bedu & Mama Sri

9) Donita & Mama Yeni

10) Dede Hazanah & Mama Diah

11) Asta Ananta & Mama Yunta

12) Irene & Mama Selvi

13) Verlita & Mama Indah

14) Sezha Idris & Mama Shirley

15) Rorencia & Mama Nanny

16) Daus & Mama Dedeh

17) Deny Cagur & Mama Enny

18) Argo Aa Jimmy & Mama Yati

Sebelum memasuki tahap Grand Final, Supermama Seleb Concert

ditayangkan dari Studio 1 Indosiar setiap 3 kali seminggu yaitu setiap hari

Selasa, Rabu dan Kamis. Waktu penayangan acara Supermama dimulai

pada pukul 18.00 WIB sampai dengan sekitar pukul 24.00 WIB.

Memasuki bulan Februari 2008, di saat penulis melakukan kegiatan

Magang, acara ini memasuki tahap Grand Final, dan siaran dilakukan 1

minggu sekali yaitu setiap hari Selasa dengan waktu penayangan yang

sama. Dalam tahap ini ada 6 pasang peserta yang masuk dan bersaing

untuk menjadi yang terbaik, yang nantinya akan mendapatkan hadiah

Grand Prize berupa sebuah mobil.

Siaran yang berlangsung ± 6 jam ini, dilakukan di luar lokasi

Indosiar, yaitu di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah.

Sehingga seluruh peralatan yang diperlukan, dibawa ke lokasi shooting.

Selain melibatkan 100 audience yang berperan sebagai Juri Votelock,

Supermama Seleb Concert menghadirkan 3 Juri Komentator, yang akan

mempengaruhi penilaian para Juri Votelock untuk memberikan suara/vote

kepada setiap peserta yang tampil. Setiap Juri Komentator memiliki

wewenang untuk memberikan masukan kepada tiap peserta mengenai

kualitas suara, penampilan panggung, dan fashion. Tetapi Juri Komentator

tidak dipeerkenankan menjatuhkan peserta karena peserta berasal dari

kalangan artis, sehingga tidak menjatuhkan kredibilitas image mereka. Per

episode, menampilkan Juri Komentator yang berbeda. Tetapi untuk bidang

fashion, Supermama menetapkan Ivan Gunawan untuk menjadi

komentator tetap.

Dengan dipandu 2 pembawa acara (Host) yaitu Ruben Onsu dan

Eko Patrio, acara ini disegarkan dengan humor dan celotehan yang fresh

untuk diterima audience. Tak heran apabila kata-kata baru yang dibuat

oleh para pengisi acara (host), menjadi trendsetter di kalangan masyarakat.

Supermama juga dimeriahkan oleh Batavia Dancer dan Dian HP Band

untuk mengiringi setiap peserta saat menampilkan kemampuan mereka di

atas panggung.

Selain menampilkan perform setiap peserta, acara ini

menghadirkan bintang tamu beberapa band yang sedang digemari oleh

audience. Sebelum Host mempersilahkan para Juri Votelock menekan

tombol vote yang telah disediakan untuk memilih salah satu peserta terbaik

pilihan masing-masing, setiap peserta harus menghadapi session

challenge. Dimana dalam session ini, peserta diuji kekompakannya dengan

mamanya. Setiap episode, tim kreatif harus memberikan challenge yang

berbeda. Untuk lebih menarik perhatian audience, dalam session ini

melibatkan kalangan selebritis untuk menantang dan menguji para peserta.

3. Sasaran Penonton

Acara ini diperuntukkan masyarakat umum, tanpa batas usia dan

lapisan masyarakat.

4. Respon Masyarakat

Supermama Seleb mendapat respon yang cukup antusias dari

seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan para selebritis menyempatkan

unutk menonton Superrama secara langsung dari lokasi, diantaranya

hádala Julia Perez, Shireen Sungkar, Said “Bajuri”dan Tommy

Kurniawan. Tak heran acara Supermama Seleb Concert selalu mendapat

rating teratas selama acara ini ditayangkan.

D. Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert

Dalam pelaksanaan Proses Produksi Acara Supermama Seleb

Concert, melalui beberapa tahap meliputi Pra Produksi, Pelaksanaan

Produksi, dan Pasca Produksi.

1. Tahap Pra Produksi (Pre Production)

Proses Pra Produksi merupakan suatu tahap awal dari keseluruhan

proses produksi, yaitu bagaimana sebuah ide atau desain program yang

pada akhirnya menjadi kemasan audio visual yang siap untuk ditayangkan.

Pada tahap ini tugas dan peran tim kreatiflah yang sangat dominan dalam

membuat sebuah program acara menjadi tayangan yang menarik bagi

penonton. Pra Produksi dalam acara Supermama Seleb Concert di

Indosiar, tempat penulis melakukan praktik kerja lapangan meliputi :

a. Penuangan Ide atau Gagasan

Ide atau gagasan adalah suatu pemikiran imajinatif yang akan

direalisasikan ke dalam sebuah bentuk nyata. Proses ini merupakan tahap

awal dan paling utama yang harus diperhatikan untuk dapat dikembangkan

menjadi perencanaan sebuah produksi sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai. Dalam hal ini, seorang produser yang berperan paling dominan di

samping adanya penambahan-penambahan ide dari tim produksinya.

Ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, maka ia

membuat gambaran garis besar sebuah program acara yang kemudian

diberikan kepada tim produksi Supermama Seleb Concert untuk diulas

lebih lanjut sehingga menjadi sebuah program yang matang dan siap untuk

diproduksi. Hal ini dilakukan pada saat rapat program berlangsung. Ide

dari produser, bahwa acara Supermama Seleb Concert dibuat dengan

konsep yang berbeda dari episode sebelumnya.

b. Meeting Kru Produksi

Meeting dihadiri oleh tim produksi Supermama Seleb Concert.

Materi rapat program mengenai beberapa hal berikut ini seperti :

(a) Membuat Rundown

Rundown dibuat oleh Produser dan Tim kreatif melalui

pertimbangan sebelumnya. Durasi setiap session sangat diperhatikan untuk

memperkirakan waktu selesainya shooting. Rundown Supermama Seleb

terbagi dalam 11 hingga 13 part session setiap tayangnya. Tim Produksi

juga perlu mensiasati urutan performance peserta dan band. Sehingga

audience tidak merasa jenuh dan tetap menonton acara Supermama.

(b) Menghubungi seluruh peserta dan pendukung acara

Kejelasan dari seluruh pihak yang mendukung proses produksi

sehingga dapat menghasilkan acara yang menarik sangat diperlukan. Maka

komunikasi pihak produksi Supermama dan para peserta serta pendukung

acara tersebut harus seimbang. Sehingga tidak terjadi miss communication

antara kedua belah pihak.

(c) Membuat script on-air

Script on-air sangat diperlukan di samping rundown. Karena script

on-air yang akan membantu Host dalam membawakan sebuah acara.

Walaupun nantinya Host akan mengembangkan sendiri tiap kata mereka.

(d) Menetapkan Jadwal Rehearsal dan Shooting

Penjadwalan disini berkaitan dengan waktu rehearsal dan shooting

program yang dilakukan. Agar produksi dapat berjalan lancar, sangat

diperlukan koordinasi yang baik antara produser dengan pihak yang

mengurusi di bagian studio yang akan dijadikan sebagai lokasi shooting

yaitu area Teater Tanah Airku, TMII. Maka setelah melakukan negosiasi,

terjadilah kesepakatan waktu shooting untuk Grand Final Supermama

Seleb Concert dilaksanakan tanggal 5, 12, 19, 26 Februari 2008. Shooting

dimulai dari pukul 18.00-24.00 WIB, dan waktu penayangan ini fleksibel

(dapat berubah sewaktu-waktu). Jadwal Rehearsal dilakukan 3 jam

sebelum waktu live, yaitu dimulai dari pukul 14.00 WIB. Namun para tim

produksi sudah bersiap di lokasi dari pukul 11.00 WIB untuk persiapan.

(e) Menentukan Tim Produksi

Dalam sebuah program sangat diperlukan sumber daya manusia

yang bekerja secara professional dan bertanggung jawab untuk

mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai, yang dikenal dengan istilah Tim Produksi. Tim Produksi yang

solid merupakan sumber kekuatan dalam sebuah program.

Dalam hal ini produserlah yang harus pintar memilih Tim

Produksinya. Untuk produksi acara Supermama Seleb Show Concert , Tim

Produksinya adalah :

- Eksekutif Produser : Dody Jufiprianto, Gerry Gutawa

- Produser : Farry Yusbiakto, Budi Joko

- Pengarah Acara : Razy

- Ass. Pengarah Acara : M. Havis, Lina, Winyono, Suharyono

- Penulis/kretif : Nurisna L, Ni Putu Suci

- Pengarah Lapangan : Fonny Aryadi, Heri Jauhari, Doni Siswandi

- Asst. Administrasi : Dwi Kristiyono, Iwan Aries

- Pengarah Tehnik : Sonny Hasanudin

- VTR Operator : Sukarsa Tasum, Wahyudi, Hazairin

- Penata Kamera : Hadi K, Hermawan, Nashrullah, Endin Z,

Supriyatno, Teguh, Masri, Paudjidinoor

- Penata Suara : Ganda H, Albert MS, Titus S, Jarot S

- Penata Lampu : M. Asmin, Feryanto, Vidi Rizal (EFP)

- Perancang Set : Rino P, Kuryana, Agus, Fahmi

- Perlengakapan Set : Martin, Jajat, Suwarsono, Emen S

- Efek Khusus : Rukmono, Yonni

- Lampu EFek : Nur Ali, Mardianto

- Penata Rias : The Johan Team, Team Make Up Indosiar

- Penata Busana : Sudjino

- Penyunting Gambar : Joko S, Subarkah, Gozali, Sukarno,

Saefuddin, Feriandy (KiSS)

- Perancang Grafis : Renasus K, Rukman S, m. Arief

- Promo : Fini Kania

- VTR On Air : Irfan, Septono, Dadhi, Indra, Rudi

- Operator Genset : Joko, Maruli, Bambang, Sugeng Dendy

- Mekanikal Elekrikal : Agil, M. Taufik

- Facility : Agaptus, M. Yusron

- Pengendali Siaran : Benny, Roy, Reza, Argo

- Pemelihara Set : Agung, Dody

- Information Technology : Cucuk, Buyung, Rio, Saldy, Sugeng, David

- Talent : Anne S, Yose Rizal, Ulva

- Unit Produksi : Ketus M, Eppy M

- Protokoler : Ngatemen, Heroe, Sidik, Nyoman B, Agus

- Photografi : Ibrahim, Yayat

- Transportasi : Madrawi, Mulyadi, Zulkifar, Sodik, Paijan

- Petugas Keamanan : Satgas Tim B

- Pembantu Umum : Tofu Dudi

(f) Menentukan band atau penyanyi yang akan tampil sebagai pendukung

acara

Band/penyanyi yang dipilih merupakan band/peyanyi yang lagunya

sedang laku di pasaran seperti Maia, Once, Radja, Setelah tim kreatif dan

produser menentukan siapa saja yang akan menjadi bintang tamu, tim

segera menghubungi pihak Talent Indosiar untuk segera menghubungi dan

membooking management band/penyanyi yang bersangkutan. Hal ini

sudah dilakukan maksimal 1 bulan sebelum jadwal ditentukan. Sehingga

pihak band/penyanyi dapat mempersiapkan dan mengatur jadwal mereka.

Dalam hal ini pihak Talent juga melakukan negosiasi tentang pembayaran

(tarif) dengan pihak management band/penyanyi. Setealah terjadi

kesepakatan via telepon atau e-mail, pihak Talent membuat Form Booking

Artist yang telah ditandatangani Produser yang akan diberikan kepada

management band/penyanyi tersebut.

(g) Menentukan ide konsep session Challenge beserta artis pendukung

Session challenge merupakan session dimana para peserta dan

mamanya diuji kekompakannya. Dalam session ini tim kreatif harus

menuangkan ide kreatifnya agar acara tidak terasa bosan dan menarik

perhatian audience.

c. Budget Arrangement

Setiap produksi pasti membutuhkan biaya. Dalam hal ini produser

berhubungan langsung dengan pihak administrasi dan marketing untuk

mengatur biaya produksi.

d. Membuat Set Panggung

Set panggung Supermama mengadopsi set panggung dari

MamaMia Show 2007 . Dikarenakan konsep acara Supermama tidak jauh

berbeda dengan konsep MamaMia.

e. Membuat Set Audio

Sama halnya dengan set panggung, set audio pun juga memakai set

audio MamaMia. Theme song “Mamamia” ciptaan Trie Utami & Aditya

juga diterapkan pada acara Supermama Seleb.

f. Membuat Set Lighting

Set lighting juga mengambil konsep set lighting acara MamaMia.

g. Blocking Camera Arrangement

Mengatur Blocking Camera tidak perlu berfikir kembali. Indosiar

sering melakukan shooting live di Teater Tanah Airku. Maka blocking

camera hampir serupa dengan blocking camera acara sebelumnya.

h. Artist Booking

Setelah pembookingan artis lewat telefon oleh produser atau tim

kreatif, tim segera meminta ke pihak divisi Talent untuk segera membuat

Form Booking Artist dan melobby tarif artis bersangkutan.

i. Transportation Booking

Karena lokasi shooting Grand Final berada di luar lokasi gedung

Indosiar, maka transportasi sangat dibutuhkan untuk mengangkut alat

beserta awak tim produksi.

j. Production Support

Yang termasuk dalam production support yaitu property, special

effect, effect lighting (background lighting), multimedia, grafik (cetakan,

video image). Guna dari production support ialah memperindah produksi

dengan sentuhan artistik dan peralatan di dalamnya.

k. Location Survey

Survey lokasi dilakukan setelah ada pertimbangan dari tim

produksi. Dalam tahap Grand Final, tim produksi ingin menyuguhkan

suasana berbeda. Yang dapat memuat penonton lebih banyak yaitu

kapasitas ± 800 orang dan memperluas stage untuk performance peserta,

sehingga didapatkan acara yang spektakuler.

2. Tahap Pelaksanaan Produksi (Production)

Tahap pelaksanaan produksi merupakan ujung tombak dari

persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan persiapan yang

matang maka akan menghasilkan produksi yang nyaris sempurna pula.

Tahap pelaksanaan produksi Supermama Seleb Concert adalah sebagai

berikut :

a. Menyetting set panggung, property, dan artistik

Desain panggung, property dan artistik yang telah dipersiapkan,

direalisasikan di lokasi shooting oleh tim masing-masing. Menyetting

panggung dilakukan mulai 1 hari sebelum hari H.

b. Menyetting lighting

Lighting set-up dilakukan bersamaan saat set-up panggung.

c. Menyetting Audio

Audio control berada di sisi kanan panggung. Hal ini memudahkan

band/vokalis pendukung acara menyetting audio mereka saat perform

karena lokasi berada dekat ruang artis.

d. Studio Set-up

Dalam produksi ini, dibutuhkan 6 kamera Studio dan 1 buah jimmy

jip. Setting dilakukan 1 hari sebelum hari H.

e. Rehearsal

Gladi Bersih / rehearsal bagi peserta, Dian HP Band, Batavia

Dancers, dan Band / vokalis pengisi acara dilakukan pada pukul 14.00

WIB. Reherasal dipimpin langsung oleh pengarah acara dan floor

director.

f. Production Meeting

Meeting produksi dilakukan di lokasi shooting. Produser

mengumpulkan perwakilan dari setiap tim. Biasanya dilakukan 2 jam

sebelum on-air.

g. Shooting

Shooting on-air dimulai pukul 18.00 WIB sesuai rundown yang

telah dibuat. Dan akan berakhir kurang lebih pada pukul 24.00 WIB.

Acara ini berdurasi 6 jam dan terbagi menjadi 11 hingga 13 part session

dan disela commercial break selama 5 menit.

h. Shooting EFP

EFP bertugas membuat VT dalam acara Supermama Seleb.

Shooting dilakukan sebelum on-air (pada saat rehearsal) dan sesudah on-

air berlangsung. Tim EFP terdiri dari 2-3 tim Simple II, yang terdiri dari

cameraman, lightingman, dan audioman.

3. Tahap Paska Produksi (Post Production)

Hal yang membedakan proses produksi acara live dan

recorded/taping adalah proses paska produksinya. Proses finishing suatu

acara live juga dilakukan bersamaan saat acara itu berlangsung. Tahap

Post Production Supermama Seleb yaitu :

a. Music Composing (Theme Song)

Theme Song Supermama yang diambil dari theme song MamaMia

muncul pada saat Opening, ID IN, ID OUT, dan Closing lewat ruang

Panel.

b. Grafik / Compugraphics & Multimedia Graphics

Grafik yang tampil di panggung, berasal dari ruang EDP yang

dihubungkan dengan ruang Panel.

c. Offline Editing

Offline editing dilakukan di ruang VT editing. Di raungan ini para

editor mengedit VT hasil wawancara dan VT perform peserta.

d. Online editing

Online Editing dilakukan di ruang Panel (OB-Van). Yang berperan

dalam online editing adalah switcher dan dipantau oleh Produser.

e. Mixing / Dubbing

Mixing audio dilakukan secara on-air melalui Mixer Control

Audio.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mempersiapkan suatu acara yang disiarkan secara live /

langsung mengalami proses yang cukup rumit. Namun dengan jumlah

personil kru produksi yang cukup banyak, meringankan beban kerumitan

yang dihadapi. Tim produksi dengan job description masing-masing, telah

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar. Sehingga

proses produksi dapat berjalan lancar walaupun menagalami beberapa

kendala.

Koordinasi antar kru juga penting dilakukan agar tidak terjadi miss

communication dan miss understanding. Produser dan tim produksi harus

selalu berhubungan, maka dalam hal ini diadakannya meeting sangatlah

penting. Kerjasama yang solid harus dibangun sehingga setiap proses

diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

Setelah penulis mendapatkan kesempatan praktik kerja lapangan

mengikuti kegiatan sebagai tim kreatif terhadap proses produksi dalam

acara Supermama Seleb Concert di stasiun televisi PT. Indosiar Visual

Mandiri, penulis menyadari betapa pentingnya peran tim kreatif dan tim

produksi inti dalam program tersebut. Peran kreatif pada proses produksi

dalam program Supermama Seleb Concert dapat dikatakan mempunyai

tanggung jawab tersendiri sebagai salah satu bagian dari tim produksi.

Kreatif mempunyai peran, membantu produser lebih kedalam tahap

pra produksi yaitu merencanakan dan mempersiapkan konsep acara.

Seperti menetapkan desain produksi, menentukan ide / tema, membuat

naskah, menentukan pembawa acara, penyanyi, dan lagu-lagu, juga ikut

serta dalam proses produksi seperti mengarahkan pembawa acara dan

penyanyi mengenai apa yang harus mereka lakukan nanti pada saat

program acara akan diproduksi. Saat melaksanakan proses produksi

kuncinya adalah adanya komunikasi yang efektif dan diusahakan jangan

sampai terjadi miss communication dan miss understanding, karena kalau

sampai hal itu terjadi dapat mengakibatkan kefatalan sehingga menjadi

terhambatnya proses shooting.

Untuk menyukseskan sebuah program menjadi tayangan yang

menarik bagi pemirsa sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang

bekerja dalam sebuah tim kerja dimana mereka bekerja sesuai dengan

peran dan tugas yang diembannya secara professional dan bertanggung

jawab, serta memiliki rasa solidaritas dan harus didukung pula dengan

suasana yang menyenangkan.

Proses produksi yang penulis lakukan pada saat magang di

Indosiar, dapat dipahami lebih jauh dan dipraktikan karena penulis telah

menerima teori proses produksi selama masa perkuliahan. Sehingga saat

melakukan praktik kerja lapangan, penulis dapat memahami proses

produksi tersebut. Pengalaman kerja inilah yang merupakan suatu proses

pembelajaran bagi penulis untuk mendapatkan hasil yang optimal dari apa

yang penulis inginkan.

B. Saran

Untuk Indosiar :

· Dengan semakin banyaknya televisi swasta yang bermunculan

di Indonesia, Indosiar hendaknya lebih selektif dalam

menayangkan program acara unggulannya. Yaitu dengan cara

menampilkan acara-acara yang dapat menarik perhatian banyak

pemirsa. Jangan hanya menayangkan program acara yang itu-

itu saja, karena dapat membuat pemirsa yang menyaksikan

menjadi jenuh dan akhirnya bosan.

· Kerabat kerja hendaknya saling melakukan koordinasi yang

sebaik mungkin, antara satu dengan lainnya atas tanggung

jawab terhadap profesi masing-masing.

· Bermunculnya para selebtitis lelaki yang berpenampilan

wanita, dapat menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat

khususnya anak-anak. Mengingat acara-acara Indosiar dalam

hal celotehan menjadi trendsetter bagi masyarakat, sebaiknya

tidak lagi menampilkan para “waria/banci” dalam acara-

acaranya. Agar masyarakat tidak meniru adegan atau celotehan

yang ditimbulkan oleh mereka yang dapat berdampak buruk

bagi perkembangan jiwa anak-anak.

· Lebih dapat mengontrol Host dan pendukung acara saat mereka

mengeluarkan celotehan dan “banyolan”. Memang dapat

menghibur audience, tapi sering sekali celotehan terebut di luar

kendali, bahkan menyimpang dari norma etika yang ada.

· Acara yang berdurasi 6 jam atau lebih, dapat menyita waktu

audience. Selain itu juga membuat audience jenuh. Maka

disarankan agar tidak lagi menayangkan acara-acara berdurasi

6 jam, cukup 2-3 jam waktu penayangannya

Untuk D3 Penyiaran FISIP UNS :

· Perlu lebih ditingkatkan kerjasama dengan instansi-instansi

penyiaran mengenai kegiatan KKM.

· Hendaknya pihak dari fakultas melakukan kunjungan ke

instansi-instansi tempat para mahasiswa dan mahasiswinya

sedang melakukan KKM, agar instansi juga mengetahui dengan

baik anak didik dari universitas mana yang mereka beri

kesempatan untuk melakukan KKM. Selain itu para mahasiswa

dan mahasiswinya juga akan merasa diperhatikan dari pihak

fakultas, tidak hanya diiamkan seperti itu saja.