laporan kraniofasial

12
STEP 7: PEMBAHASAN 4.1 Embriogenesis Embriogenesis terdiri atas tiga tahap berbeda selama 280 hari pembuahan (10 hari pada siklus menstruasi 28 hari). Hari pertama pasca-pembuahan, zygot berkembang dari satu sel menjadi 16 sel yang disebut morula. Sel ini sendiri tidak lebih besar daripada ovum semula. Blastomer totipotensi awal ini dapat berkembang menjadi jaringan, tetapi nantinya akan berdiferensiasi membentuk 100 sel blastosit yang terisi cairan, sebagai hasil dari penyerapan cairan sel morula yang padat. Bagian luar sel membentuk tropoblast dan massa sel dalam membentuk embrio. Selama periode ini, hasil pembuahan berjalan sepanjang saluran uterus, masuk ke uterus, serta tertanam dalam endometrium uterin, pada hari ketujuh pasca pembuahan. Tropoblast berubah menjadi korion dengan mengeluarkan vili. Penanaman korionik menghasilkan plasenta, organ perpindahan nutrisi dan pembuangan produk sisa fetomaternal(Embriologi Kraniofasial,1991:14-16). 4.2 Neurolasi Cangkram benih embrionik primodial terdiri dari dua lapisan benih primer; ektodermal, yang membentuk dasar rongga amniotik dan endodermal, yang membentuk atap kantung telur. Ini adalah garis batas awal padahari ke-14, dari kutub anterior cakram yang mulanya oval; penebalan endodermal, bidang prakordal muncul pada bakal midsephalik. 1

Transcript of laporan kraniofasial

Page 1: laporan kraniofasial

STEP 7: PEMBAHASAN

4.1 Embriogenesis

Embriogenesis terdiri atas tiga tahap berbeda selama 280 hari pembuahan (10 hari

pada siklus menstruasi 28 hari).

Hari pertama pasca-pembuahan, zygot berkembang dari satu sel menjadi 16 sel

yang disebut morula. Sel ini sendiri tidak lebih besar daripada ovum semula. Blastomer

totipotensi awal ini dapat berkembang menjadi jaringan, tetapi nantinya akan

berdiferensiasi membentuk 100 sel blastosit yang terisi cairan, sebagai hasil dari

penyerapan cairan sel morula yang padat. Bagian luar sel membentuk tropoblast dan

massa sel dalam membentuk embrio. Selama periode ini, hasil pembuahan berjalan

sepanjang saluran uterus, masuk ke uterus, serta tertanam dalam endometrium uterin, pada

hari ketujuh pasca pembuahan. Tropoblast berubah menjadi korion dengan mengeluarkan

vili. Penanaman korionik menghasilkan plasenta, organ perpindahan nutrisi dan

pembuangan produk sisa fetomaternal(Embriologi Kraniofasial,1991:14-16).

4.2 Neurolasi

Cangkram benih embrionik primodial terdiri dari dua lapisan benih primer;

ektodermal, yang membentuk dasar rongga amniotik dan endodermal, yang membentuk

atap kantung telur. Ini adalah garis batas awal padahari ke-14, dari kutub anterior cakram

yang mulanya oval; penebalan endodermal, bidang prakordal muncul pada bakal

midsephalik. Bidang prakordal mendahului perkembangan daerah orofasial, mengeluarkan

lapisan endodermal dari membran orofaringeal; peranan membran ini akan dibicarakan

lebih lanjut dalam hubungannya dengan perkembangan mulut. Lapisan benih primer

ketiga, mesodermal, muncul pada awal minggau ketiga, sebagai hasil proliferasi sel

ektodermal dan diferensiasi pada daerah kaudal cakram embrionik. Tonjolan yang

terbentutk di cakram memiliki groove kraniokaudal, yang disebut garis primitif. Dari garis

primitif terbentuk jaringan yang berproliferasi dengan cepat serta disebut mesensim, yang

membentuk mesodermal intraembrionik, yang bergerak ke segala arah antara ektodermal

dan endodermal, kecuali pada daerah membran orofaringeal di depan dan membran

kloakal di belakang. Munculnya mesodermal akan mengubah cakram bilaminar menjadi

trilaminar. Sumbu garis tengah terlihat dengan pembentukkan notokord dari proliferasi

dan diferensiasi ujung kranial garis primitif. Notokord berakhir di depan pada bidang

prakordal pada bakal kelenjar pituitari. Notokord berfungsi sebagai sumbu rangka embrio,

1

Page 2: laporan kraniofasial

dan merangsang pembentukkan bidang neural pada ektodermal di atasnya (ektodermal

neural) dan mesodermal lateral merangsang perkembangan epidermal (ektodermal

kutaneus). Ketiga lapisan benih primer berfungsi atas dasar diferensiasi jaringan dan organ

serta berasal dari masing-masing lapisan.

Perkembangan ektodermal menjadi bagian kutaneus dan saraf dimulai pada hari ke-

20, dengan terbukanya lipatan ektodermal bidang saraf sepanjang garis tengah,

membentuk lipatan neural; membentuk groove neural. Pada hari ke-22, lipatan neural

bergabung pada daerah somit ketiga sampai kelima, daerah bakal osipital. Penutupan awal

meluas ke sephalik dan kaudal, membentuk neural tube, yang terbenam di bawah lapisan

superfisial dari ektodermal kutaneus.

Jaringan ektomesensimal ini disebut neural crest dari daerah asalnya, keluar dari

crest lipatan neural dimana pengaruh netralisasi dan epidermisasi terjadi. Sel-sel neural

crest membentuk jaringan terpisah yang dalam hubungannya dengan lapisan benih primer,

pluripotensial. Ektomesensim neural crest memiiliki daya pergerakkan yang besar,

mengikuti bidang pencungkilan alami antara mesodermal, ektodermal dan endodermal,

serta mengarah intramesodermal. Populasi ini tergeser baik melalui translokasi aktif yang

berasal dari pergeseran jaringan atau perpindahan sel aktif. Translokasi sel neural crest

pada saat mencapai titik akhir yang sudah ditentukan, mengalami sitodeferensiasi menjadi

berbagai tipe sel yang sebagian di antaranya membelah ketika bergerak, membentuk

populasi yang lebih besar pada titik akhir daripada awal. Sel-sel ini membentuk sumber

utama dari komponen jaringan ikat, termasuk tulang rfawan, tulang, dan ligamen daerah

wajah dan mulut, serta ikut berperan membentuk daerah otot dan arteri.

Notochord

(terjadi induksi ektodermal, lalu terjadi poleferasi)

neural plate

(berpoliferasi)

neural fold

2

Page 3: laporan kraniofasial

neural groove

neural tube

pada saat terbentuknya neural tube terjadi pembentikan krista yang dikenal dengan

neural crest. Setelah neural crest terbentuk, neural crest meninggalkan neuroektoderm ke

tempat-tempat tertentu. Setelah sampi ke tempat-tempat yang dituju neural crest

berdiiferensiasi menjadi sel otak,, pigmen, sel schwan, medula adrenal, dan mesensim.

Setelah itu mesenchim akan berdiferensiasi menjadi jaringan ikat sejati, jaringan tulang

dan jaringan gigi(Embriologi kraniofasial,1991:17-29).

4.3 Pertumbuhan dan perkembangan Kraniofasial:

4.4.1 Pembentukan kalvaria

Mesensim yang membentuk vault neokranium, mula-mula tersusun sebagai membran

kapsular disekitar otak yang sedang terbentuk. Membran ini terdiri dari dua lapisan yakni

lapisan dalam (endomenik) yang merupakan tempat asal neural crest dan lapisan luar

(ektomenik) yang merupakan tempat asal mesodermal. Dari lapisan dalam (endomenik)

tersebut terbentuk dua lapisan yang menutupi otak yang disebut dengan piameter dan

arahnoid. Untuk lapisan luar (ektomenik) terjadi deferensiasi yang lalu menjadi bagian dalam

durameter yang juga menutupi otak.

1.1.derivat neorokraniumdari ektomenik embrionik

Gambar 1.2.Lapisan yang menutupi otak

Pada bagian ektomenik ini terjadi peristiwa osteogenesis. Osteogenesis ektomenik

terjadi berupa pembentukan tulang intramembranosis diatas daerah otak yang nantinya

3

Page 4: laporan kraniofasial

membentuk vault tengkorak atau yang disebut calvaria. Selain itu, lapisan luar ini juga

membentuk dasar kondrifikasi otak berupa kondrokranium yang nantinya berosifikasi

endokondral.

Osifikasi tulang calvaria intramembranosis tergantung akan adanya otak. Ada

berbagai pusat osifikasi primer dan sekunder yang terbentuk dari lapisan luar untuk membuat

tulang individual. Lapisan luar (ektomenik) yang berasal dari mesodermal akan membentuk

sebagian besar tulang frontal, parietal, sphenoid, petrosal temporal dan occipital.

Gambar 1.3. Daerah osifikasi tulang membran tengkorak

Pertumbuhan dari tulang calvaria ini sebenarnya merupakan kombinasi dari peristiwa

pertumbuhan suture, aposisi permukaan dan resorpsi, serta pergeseran kearah luar karena

perluasan otak. Pertumbuhan suture merupakan peristiwa dominant dalam perkembangan

tulang calvaria sampai tahun kehidupan ke 4. Dilanjutkan dengan aposisi permukaan yang

mengikuti menjadi semakin dominan. Untuk peristiwa remodeling dari peristiwa

pertumbuhan tulang calvaria mampu membuat bagian tulang yang melengkung menjadi datar

sebagai tempat daerah permukaan otak yang makin besar karena bertumbuh. Datarnya

lengkung dari tulang calvaria tersebut diperoleh dengan kombinasi erosi endokondral dan

deposisi ektokranial(Embriologi Kraniofasial,1991:91-92).

Gambar 1.4.Asal tulang tengkorak

4.4.2 Pembentukan Suture

Suture adalah salah satu variasi dari sendi tulang yang tidak bergerak (sinartrosis),

yang terbatas pada tengkorak. Letaknya ditentukan secara genetic, tetapi pengaruh

lingkungan juga menentukan bentuknya. Suture berperan penting pada pertumbuhan

tengkorak. Walaupun suture membentuk ikatan yang kuat antar tulang-tulang yang

berdekatan, suture juga memungkinkan adanya sedikit pergerakan dan karena itu, dapat

menyerap stress mekanis. Tulang tengkorak intramembranosis dipisahkan oleh daerah-daerah

jaringan ikat, ligament sutural atau membrane, yang terbentuk dari beberapa lapisan.

Ligament sutural merupakan bagian dari membrane awal tempat osifikasinya tulang-tulang.

Tulang kalvaria terbentuk dalam ektomik dan suturenya terbentuk dari serat-serat sejajar

4

Page 5: laporan kraniofasial

yang berhubungan dengan perikranium dan duramater. Sebaliknya tulang wajah berosifikasi

dalam mesensim yang relative tidak bersrtuktur dan serat-seratnya membentuk sudut tangen

terhadap tulang, tanpa adanya serat yang menghubungkan tulang-tulang yang berdekatan,

sampai ke dekat pertemuan sutural. Tulang rawan sekunder terbentuk dari beberapa suture,

terutama pada suture sagital dan midpalatal.

Suture dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Suture serrate – tepi tulang seperti gergaji atau bergerigi. Contohnya, suture sagital

dan koronal, yang bersama dengan tulang parietal artikulasi dan frontal yang berbentuk

cembung, memungkinkan kranium menahan benturan yang cukup kuat.

2. Suture dentikulat – tonjolan tulang artikulasi yang kecil dan seperti gigi, yang melebar

ke arah ujung bebasnya. Penggabungan ini menghasilkan kunci yang lebih kuat daripada

suture serrate. Contohnya adalah suture lambdoid.

3. Suture squamous atau bevel – salah satu tulang menumpuk pada tulang yang lain,

seperti pada suture squamous antra tulang parietal dan temporal. Tulang artikulasi tampak

memiliki bevel resiprokal, satu di dalam, satu di luar. Permukaan bevel dapat bergerigi atau

berlekuk-lekuk.

4. Suture bidang atau tumpul – permukaan tulang berujung datar biasanya diperkasar

dan tidak teratur. Contohnya adalah suture midpalatal.

Tipe penghunbung fibrosa yang lain pada tengkorak umumnya lebih khusus dan tidak

diklasifikasikan sebagai suture.

1. Schindylesis – tipe artikulasi “tongue in groove’, dimana bidang tulang yang tipis

masuk ke celah tulang yang lain. Contohnya adalah artikulasi bidang tulang etmoid yang

tegak dengan vomer.

2. Gomphosis – tipe artikulasi pig in hole, dimana prosesus konikal dari salah satu tulang

masuk melalui bagian tulang lain seperti soket. Contohnya adalah artikulasi prosesus stiloid

(prefusi) dengan tulang petrosal temporal. Melalui pemanjangan, perlekatan gigi-gigi dengan

alveolus rahang atas dan bawah, juga disebut gomphosis. Suture koronal dan sagital, melalui

5

Page 6: laporan kraniofasial

interdigitasi dari proyeksi tulang frontal dan parietal, membentuk bberapa struktur sendi

gomphosis untuk menahan tekanan mekanis yang mengenainya.

Pertumbuhan pada daerah suture

Suture adalah daerah prolifrasi selular dan pembentukan serat, dimana aposisional

osteogenesis berperan pada pertumbuhan tulang-tulang di sekitarnya. Bukti penelitian

menunjukkan bahwa pertumbuhan tulang sutural merupakan kompensasi dai gaya pemisahan

yang merupakan gaya primer dalam menentukan pertumbuhan tengkorak. Pemisahan tulang

bukan merupakan gerak meluncur saja, tetapi lebih merupakan gerak pemisahan osilatoris,

member respon terhadap matrik fungsional yang bekerja melalui tekanan atau tegangan pada

tulang yng berasal dari pertumbuhan organ atau tarikan otot.

Perkembangan sutura

Setiap sutura berfungsi sebagai daerah pertemuan tidak hanya antara dua atau

beberapa tulang, tetapi juga antara capsula periosteal fibrocellular yang menyelubungi tulang-

tulang sedang berkembang. Oleh karena itulah, selama pertumbuhan, setiap sutura akan

menunjukkan adanya lima lapisan jaringan di antara setiap elemen tulang. Lapisan jaringan

tersebut adalah jaringan cellular osteogenik (lapisan cambial) pada ujung setiap tulang yang

sedang bertumbuh, lapisan capsula fibrosa dan zone intermediet (tengah) di antara lapisan-

lapisan capsula yang merupakan daerah penggabungan antara elemen-elemen sutura, juga

mengandung sejumlah besar pembuluh darah. Oleh karena itulah, pada sutura biasanya

terdapat dua pusat pertumbuhan, satu untuk setiap elemen tulang, dimana kecepatan dan luas

pertumbuhan cenderung bervariasi pada setiap pusat pertumbuhan tersebut. Sebagian besar

sifat pertumbuhan tulang tulang pada sutura ini umumnya kompensatoris, yaitu menyediakan

tempat bagi otak yang sedang membesar.

Penggabungan suture

Penutupan atau penggabungan suture, melalui osifikasi intramembranosis, akan

erubah sindesmosis menjadi sinostosis. Penggabungan seperti ini akan menutup potensi

pertumbuhan pada daerah suture. Suture mulai bergabung baik pada meja luar maupun

dalam, dengan lambat, lebih bervariasi dan kurang sempurna(Embriologi

Kraniofsial,1991:164-169).

6

Page 7: laporan kraniofasial

4.4.3 Pembentukan dasar cranial

Daerah sentral dasar cranial terdiri dari bagian prekordral dan kordal yang saling

bertemu pada sudut di fosa hipofisial. Sudut bawah, terbentuk dari garis nasion ke sela, ke

basion pada bidang sagital.

Yang mulanya sangat tumpul, kira-kira 150 derajat pada embrio berumur 4 minggu (tahap pre

kartilage).

Membengkok menjadi 130 derajat, pada embrio 7-8 minggu.

Akan menjadi lebih runcing pada umur 10 minggu (tahap pra ossifikasi), seluruh

bagian kepala naik karena perluasan leher, mengangkat wajah dari otak. Antara 10-12

minggu dasar kranial membentuk sudut yang melebar, antara 125 -130derajat dan

mempertahankan angulasi ini postnatal. Pendataran kranial mungkin karena pertumbuhan

otak yang cepat selama fetus(Embriologi kraniofasial,1991:101).

Antara minggu 10-40, bagian depan dasar cranial bertambah besar dan lebar tujuh kali

lipat, sedangkan bagian belakang tumbuh lima kali lipat. Pertumbuhan batang otak dan tubuh

tulang spenoid serta basisosipital, lambat, menghasilkan dasar yang stabil(Embriologi

kraniofasial,1991:101-112).

4.4.4 Pembentukan rangka wajah

Pembentukan fasial

Rangka dan jaringan ikat pada muka (kecuali kulit dan otak)

7

Page 8: laporan kraniofasial

berasal dari neural crest di kranial

Sel ini memberi pola pertumbuhan dan perkembangan pada muka

Pertumbuhan fasial mulai sejak penuupan neuropore minggu ke 4 masa kehamilan

migrasi, adhesi, proliferasi sel-sel neural crest

Pusat Pertumbuhan Fasial

Terdapat 3 pusat pertumbuhan fasial, yaitu :

1. Sentra prosensefalik,

Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan lobus frontal otak, tulang

frontal, dorsum nasal dan bagian tengah bibir atas, premaksiladan septum nasal (

regiofronto-nasal ).

2. Rombensefalik

Membentuk bagian posterior kepala, lateral muka dan sepertiga muka bagian bawah (

regio latero-posterior ). Ada bagian-bagian yang mengalami tumpang tindih ( overlap

) akibat impuls-impuls pertumbuhan yang terjadi, disebut diacephalic borders

3. Diasefalik.

Diacephalic borders pertama yaitu sela tursika, orbitadan ala nasi, selanjutnya ke arah

filtrum; dan filtrum merupakan pertanda ( landmark ) satu-satunya dari diacephalic

borders yang bertahan seumur hidup. Diacephalic borders kedua adalah regio spino-

kaudal dan leher.

4.4.5 pembentukan palatum

8