Laporan Kp Sinjai Yong

62
Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan tuntutan perkuliahan dan kurikulum pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah, sekaligus penunjang kearah bidang profesi maka peranan kuliah kerja praktek sangat dirasakan manfaatnya bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, dimana hal ini merupakan langkah awal sebelum terjun kemasyarakat. 1.1. LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK Melihat laju perkembangan pembangunan di Indonesia khususnya diwilayah timur Indonesia yang terus meningkat dewasa ini dengan sendirinya membutuhkan tenaga-tenaga ahli khususnya di bidang teknik Sipil. Menyadari teori- teori yang telah didapat dibangku kuliah tanpa ditunjang kerja praktek di lapangan akan terasa hampa. Selain itu, kerja praktek merupakan persyaratan dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK Maksud diadakannya Kerja Praktek adalah untuk menambah wawasan dan pengembangan berfikir secara liner dan nondisipliner mahasiswa, melalui proses sosialisasi kepribadian/akademis dan proses menemukenali masalah dan konsep pemecahan masalah dengan mengaplikasikan ilmu yang Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I. Sampago 1

Transcript of Laporan Kp Sinjai Yong

BAB I

PAGE Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

BAB I

PENDAHULUAN

Sesuai dengan tuntutan perkuliahan dan kurikulum pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah, sekaligus penunjang kearah bidang profesi maka peranan kuliah kerja praktek sangat dirasakan manfaatnya bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, dimana hal ini merupakan langkah awal sebelum terjun kemasyarakat.

1.1. LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK

Melihat laju perkembangan pembangunan di Indonesia khususnya diwilayah timur Indonesia yang terus meningkat dewasa ini dengan sendirinya membutuhkan tenaga-tenaga ahli khususnya di bidang teknik Sipil. Menyadari teori-teori yang telah didapat dibangku kuliah tanpa ditunjang kerja praktek di lapangan akan terasa hampa. Selain itu, kerja praktek merupakan persyaratan dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah.

1.2.MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK

Maksud diadakannya Kerja Praktek adalah untuk menambah wawasan dan pengembangan berfikir secara liner dan nondisipliner mahasiswa, melalui proses sosialisasi kepribadian/akademis dan proses menemukenali masalah dan konsep pemecahan masalah dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kondisi dan situasi nyata yang dialami dan ditemui pada kelompok sasaran.

Adapun tujuan dari diadakannya Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperdalam pengertian dan pemahaman terhadap materi perkuliahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu.2. Untuk belajar dan memahami mengenai prosedur pelaksanaan suatu proyek.3. Membantu pemerintah atau industri dalam mempercepat gerak pembangunan dan mempersiapkan kader-kader pembangunan khususnya teknik sipil.4. Sebagai media transfer knowledge teoritis dan praktis dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam rangka peningkatan relevansi pendidikan tinggi teknik.

1.3.METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, metode pelaksanaan yang dipakai adalah sistem pengamatan langsung dilapangan, peninjauan dan pengumpulan data proyek baik yang bersifat teknis maupun yang bersifat administratif. Sehubungan dengan itu untuk data-data lainnya yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini kami melakukan pendekatan dan wawancara dengan berbagai pihak yang berkompeten dalam pelaksanaan Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah sektor Irigasi,Peningkatan jaringan D.I Sampago yang berlokasi di Desa Era Baru, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Propinsi Sulawesi Selatan.

1.4.TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah sektor Irigasi,Peningkatan jaringan D.I Sampago yang berlokasi di Desa Era Baru, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Propinsi Sulawesi Selatan.

1.5.WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Pelaksanaan kerja praktek terhitung dari tanggal 05 Desember 2011 sampai dengan 09 Maret 2012.

1.6.SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN KERJA PRAKTEKPenulisan laporan ini disesuaikan dengan metode penulisan ilmiah yang benar dan efektif yang susunannya dapat dijelaskan secara singkat seperti berikut ini :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan Latar Belakang penulisan laporan, Maksud dan Tujuan, Metode, Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek, Metode Penulisan dan bagaimana Sistematika Penulisannya.

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK

Gambaran umum proyek dijelaskan secara singkat dalam bab ini. Hal tersebut mencakup maksud dan tujuan Pelaksanaan Proyek, Lingkup Pekerjaan, Lokasi Proyek, Biaya Pekerjaan, Type Kontrak dan Metode Pelelangan yang digunakan oleh Proyek.

BAB III METODE PENGENDALIAN PROYEK

Dalam bab ini dapat kita lihat paparan oleh Proyek mengenai Pengelolaan Proyek yang mencakup Struktur Organisasi Owner, Organisasi Konsultan, Organisasi Pelaksana (Kontraktor) dan Hubungan antara Owner, Konsultan dan Kontraktor, serta mengenai Pengendalian Proyek yang terdiri atas Pengendalian Waktu, Biaya, Tenaga Kerja, Peralatan serta Material dan Mutu.

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS

Dalam bab ini dijelaskan mengenai Spesifikasi Teknis dan beberapa item pekerjaan yang sempat diikuti dan diamati selama pelaksanaan Kerja Praktek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan umum tentang pelaksanaan dan pengendalian proyek ditulis dalam bab ini. Demikian pula dengan saran-saran yang sangat relevan dengan pengembangan dan perbaikan hal-hal tersebut diuraikan pula dalam bab ini.

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1.LATAR BELAKANG PROYEKProyek kegiatan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah sektor irigasi merupakan program khusus yang dilaksanakan di kabupaten Sinjai untuk pekerjaan peningkatan jaringan irigasi.

D.I. Sampago merupakan salah satu daerah irigasi yang sangat membutuhkan perencanaan peningkatan jaringan irigasi akibat tidak adanya jaringan irigasi, maka pembagian air di persawahan tidak terpenuhi atau tidak merata.

2.2.MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK

Maksud dari proyek dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah sektor irigasi, peningkatan jaringan irigasi D.I Sampago adalah merencanakan jaringan irigasi agar masyarakat khususnya di desa Era Baru, ketersedian airnya dapat terpenuhi dan terbagi ke persawahan masyarakat guna memulihkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khusunya di desa Era Baru, kecamatan Tellu limpoe,aten Sinjai, propinsi Sulawesi Selatan.

2.3.Lingkup Pekerjaan ProyekPada proyek dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah sektor irigasi, Peningkatan jaringan D.I Sampago, dilakukan item-item pekerjaan yang antara lain :

a. Pekerjaan persiapan meliputi :

Papan proyek

: 1 Bh

Mutual check (MC) 0 % dan 100%

: 2 Ls

Administrasi, laporan dan dokumentasi

: 1 Ls

b. Pekerjaan fisik meliputi :

Pekerjaan bendung

: 1 Bh

Pekerjaan saluran pas. dan proteksi

: HM.2 HM.4 Pek. Saluran pipa besi, pilar dan bangunan

: 2 Bh

2.4. Lokasi Proyek

Proyek dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (DPPID) sektor irigasi, peningkatan jaringan irigasi D.I. Sampago, berlokasi di desa Era Baru, kecamatan Tellulimpoe, kabupaten Sinjai, propinsi Sulawesi Selatan.

2.5. Biaya Pekerjaan

Nilai kontrak proyek ini adalah Rp 3.619.613.000,00- (Tiga milyar enam ratus sembilan belas juta enam ratus tiga belas ribu rupiah) yang garis besarnya adalah sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.Papan proyekRp.400.000,00

2.Mutual check (MC) 0 % dan 100% asbuilt drawingRp.4.656.400,00

3.Administrasi, laporan dan dokumentasi Rp.4.500.000,00

B. PEKERJAAN FISIK

1.Pekerjaan bendungRp.115.049.589,29

2.Pek. saluran pas. dan proteksiRp.279.570.802,01

3.Pek. sal. pipa besi, pilar dan bangunanRp.30.257.037,38

Rp. 3,290,557,848.17

Rp. 329,055,784.82Rp. 3,619,613,000.00Rp. 3,619,613,000.00

2.6.TYPE KONTRAK

Pada garis besarnya macam - macam kontrak yang biasa digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah :

1. Unit Price Contract

2. Lumpsum Contract

3. Cost Plus Contract

4. Negotiated Contract

2.6.1. Unit Price Contract

Unit price contract adalah kontrak dengan sistem harga satuan. Dalam kontrak jenis ini kontraktor menyetujui melaksanakan pekerjaan dengan harga yang telah disepakati sebelumnya dan sudah memasukkan laba ke dalamnya. Bila volume pekerjaan tidak ditentukan secara pasti atau tidak memungkinkan untuk menetapkan hasil perencanaan dan penggambaran secara pasti, maka pekerjaan dibagi dalam beberapa item yang menggambarkan jenis pekerjaan dan tingkat kerumitannya. Tiap-tiap item pekerjaan ditaksir besar biayanya. Total penawaran diperoleh dengan menjumlahkan seluruh elemen dan biaya. Pembayaran kepada pelaksana didasarkan atas besarnya kuantitas dari tiap item pekerjaan yang telah terlaksana. Jika di dalam pelaksanaan terjadi perubahan volume atau biaya maka harus disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam kontrak, seperti bouwheer dan kontraktor dan diadakan Contract Change Order (CCO), yang di dalamnya dijelaskan pelaksanaan pekerjaan tambah kurang dari tiap pekerjaan. Metode kontrak yang digunakan pada proyek dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (DPPID Jaringan Irigasi D.I. Sampago, adalah Unit Price Contract. 2.6.2. Lumpsum Contract

Lumpsum contract biasa juga disebut type fixed price contract. Artinya, kontrak yang diajukan kontraktor adalah kontrak dengan harga penawaran tetap untuk suatu paket pekerjaan yang sesuai dengan gambar-gambar kontrak. Harga kontrak tidak dapat berubah meskipun terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi kontrak dengan kondisi lapangan. Dengan kata lain, kontraktor yang menanggung resiko atas segala sesuatu yang terjadi di luar syarat kontrak seperti kenaikan upah buruh, kenaikan harga material di pasar, dan lain-lain. Kontraktor akan menerima upah sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen lelang. Tetapi tentu saja dalam pengerjaan proyek, semua akan dihitung ulang untuk mendapatkan biaya yang lebih efisien sehingga akan diperoleh lebih banyak keuntungan.

2.6.3. Cost Plus Contract

Dalam Cost Plus Contract, penawaran dilaksanakan sesuai dengan harga borongan pekerjaan ditambah biaya jaminan dan laba, untuk mengurangi resiko perubahan di lapangan seperti kenaikan harga dan lain-lain. Sehingga dalam sistem ini tidak dikenal adanya Contract Change Order (CCO).

2.6.4. Negotiated Contract

Negotiated Contract menggunakan sistem penunjukan langsung oleh pemilik dengan pelaksana dengan nilai kontrak dinegosiasikan bersama oleh kedua pihak. Kelemahan sistem kontrak ini adalah tidak adanya aturan yang jelas apabila terjadi perubahan dalam kontrak.

2.7.METODE PELELANGAN

Pelelangan atau tender dimaksudkan untuk menentukan kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan suatu proyek secara fisik, dengan cara mengadakan penawaran biaya pekerjaan secara tertulis.

Metode pelelangan dapat dilakukan melalui :

1. Pelelangan Umum

2. Pelelangan Terbatas

3. Penunjukan Langsung

4. Pengadaan Langsung

2.7.1 Pelelangan Umum

Pelelangan Umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka melalui media massa dan pada papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat yang berminat dapat mengikutinya. Metode pelelangan yang digunakan pada Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I Sampago, ini adalah metode pelelangan umum.

2.7.2 Pelelangan Terbatas

Pelelangan Terbatas adalah pelelangan tertentu yang akan diikuti oleh perusahaan atau instansi yang memenuhi syarat pada peraturan yang berlaku.

Syarat ditentukan berdasarkan kualifikasi kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan atau instansi tersebut.

2.7.3 Penunjukan Langsung

Sistem ini tidak melalui proses pelelangan, baik pelelangan umum maupun pelelangan terbatas. Pemilik langsung menunjuk kontraktor/pelaksana yang dianggap mampu melaksanakan proyeknya

2.7.4. Pengadaan Langsung

Pengadaan Langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang atau jasa atau pemborongan yang dilakukan antara perusahaan atau instansi dengan tingkat kualifikasi yang masih rendah tanpa melalui proses pelelangan ataupun penunjukan langsung.

BAB III

METODE PENGENDALIAN PROYEK

Organisasi sebagai suatu pengaturan secara sistimatis dari orang dan teknologi untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis baik susunan maupun hubungan antar para anggotanya dan memiliki keterikatan sepanjang mereka masih berpartisipasi secara relatif teratur.

Dalam organisasi proyek diperlukan adanya pengelolaan dan pengendalian proyek yang mencakup usaha merencanakan, mengawasi dan mengendalikan segala kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, dalam hal ini pengelolaan dan pengendalian Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I Sampago,, yang berlokasi di Desa Era Baru, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Propinsi Sulawesi Selatan.

Pengelolaan proyek yang diawali dengan perencanaan yang sistematis dan logis semua item pekerjaan serta waktu yang dibutuhkan, kemudian direalisasikan dalam pelaksanaan seiring dengan pengawasan dan pengendalian proyek, bertujuan agar diperoleh pencapaian tujuan proyek berdasarkan biaya dan waktu secara optimum

3.1.PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PELAKSANAAN PROYEK

3.1.1. Pemilik ProyekYang dimaksud dengan pemilik proyek adalah suatu badan atau instansi pemerintah maupun swasta, atau perorangan yang menugaskan perencana dan pelaksana untuk merencanakan dan melaksanakan suatu obyek pembangunan.

Pemilik proyek dalam hal ini Dinas Prasarana Daerah kabupaten Sinjai mengangkat seorang Pejabat Pembuat Komitmen yang dianggap mampu mewakili pemilik proyek untuk menjalankan pekerjaan pembangunan Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I Sampago, Kabupaten Sinjai.

Dalam menjalankan tugasnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengangkat seorang bendahara, pengelola administrasi proyek dan pengelola teknik proyek.

Pemilik (PPK) menugaskan kepada konsultan perencana untuk membuat rencana detail meliputi gambar-gambar dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk syarat-syarat dan Spesifikasi Teknis pelaksanaannya. Sedangkan kepada kontraktor pelaksana, pemilik menugaskan utuk melaksanakan realisasi objek bangunan sesuai rencana detail dan pelaksana akan menerima biaya pelaksana dari pemilik.

Suatu penugasan dari pemilik kepada perencana harus disampaikan secara tertulis dan penerimaan oleh perencana harus pula disampaikan secara tertulis. Kepada pelaksana, pemilik akan berhubungan langsung atau melalui PPK yang bertindak sebagai wakil dari pemberi tugas.

Kewajiban pemilik adalah :

1. Menyediakan biaya baik berupa perencana untuk konsultan perencana, biaya pengawasan untuk konsultan pengawas maupun biaya pelaksanaan untuk kontraktor pelaksana tepat pada waktunya.

2. Mengerjakan segala sesuatunya untuk memungkinkan terlaksananya pekerjaan tersebut khusus pada tingkat pelaksana sesuai dengan spesifikasi teknik dan lampiran-lampiran, maka pemilik bersama wakilnya (konsultan pengawas) mengadakan penelitian kemajuan pekerjaan dilapangan, kemudian membuat berita acara prestasi kemajuan yang disetujui oleh konsultan pengawas, Pengelola Teknis Proyek, kontraktor pelaksana dan pemilik proyek (PPK).

3.1.2. Konsultan Perencana (Designer)Unsur-unsur perencana dapat berupa perorangan, suatu badan swasta ataupun instansi pemerintah yang mempunyai keahlian di bidang perancangan dan perencana (designer and planner) serta pengawasan (supervisor). Konsultan perencana untuk Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I Sampago, Kabupaten Sinjai adalah CV.NUANSA UTAMA KONSULTAN

Tugas perencana setelah menerima pekerjaan dari pemilik adalah sebagai berikut :

1. Membuat sketsa pemikiran pertama, yaitu sketsa dalam skala kecil yang memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kebutuhan dan pembagian ruangan-ruangan, bentuk bangunan dan kemungkinan pelaksanaannya.

2. Membuat perencanaan sementara (perencana) terdiri dari gambar-gambar sketsa dalam skala kecil, yaitu : site plan, denah, tampak dan potongan yang terpenting dari bangunan dengan atau tanpa gambar situasi perspektif, serta perkiraan biaya. Gambar tersebut dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pembicaraan dengan pemberi tugas untuk perbaikan-perbaikan rencana sementara dan sebagainya.

3. Membuat rencana pelaksana, yaitu uraian lanjutan perencana dan berbagai gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar, diperinci sedemikian rupa sehingga dengan dasar itulah dapat digambarkan detail lengkap uraian dan syarat-syarat serta anggaran biaya yang diperlukan untuk memperoleh izin bangunan dan dibicarakan dengan instansi berwenang.

4. Membuat gambar detail lengkap, yaitu gambar detail dengan skala yang cukup besar untuk menggambarkan lebih jelas seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk pelelangan pekerjaan.

5. Uraian dan syarat-syarat, yaitu uraian dari pekerjaan dan pelaksanaannya yang disusun dengan sejelas-jelasnya, juga anggaran biaya diperhitungkan, banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan serta upah dan biaya lain yang berhubungan dengan pelaksana pekerjaan.

6. Pelelangan, meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti penyediaan gambar-gambar detail yang diperlukan, uraian dan syarat-syarat lampirannya, yang semuanya tercantum dalam Dokumen Pelelangan, serta memenuhi permintaan panitia pelelangan untuk memberikan penjelasan kepada calon rekanan dalam proses pelelangan (tender) proyek.

3.1.3. Kontraktor PelaksanaPelaksana atau kontraktor adalah perusahaan-perusahaan yang bersifat perorangan atau lebih berbadan hukum dan bergerak dalam bidang pelaksana bangunan. Pelaksana dapat merupakan perusahaan swasta (BUMN). Pelaksana Proyek Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I Sampago, Kabupaten Sinjai adalah PT. HASRUNI PUTRA..

Tugas kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pekerjaan sejak diterbitkannya Surat perintah kerja (SPK) yang tercantum dalam kontrak (perjanjian pekerjaan), yang telah ditandatangani oleh kontraktor dan PPK, dimana dalam kontrak tersebut dimuat uraian gambar-gambar dan detail-detailnya serta spesifikasi teknik, serta waktu penyelesaian pekerjaan yang jelas.

2. Setelah pekerjaan mencapai 100 %, kontraktor jarus menyerahkan pekerjaan tersebut kepada owner (pemilik) yang disebut penyerahan pertama.

3. Selama interval-interval waktu yang ditetapkan sebelumnya, setelah penyerahan pertama, pelaksana masih berkewajiban memelihara/memperbaiki kerusakan yang mungkin timbul selama pekerjaan sepenuhnya diserahkan kepada pemilik proyek.

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, kontraktor-kontraktor harus memiliki tenaga pelaksana yang mempunyai keahlian dibidangnya sebagai pelaksana.

3.1.4. Konsultan PengawasPada dasarnya seorang pemilik menginginkan agar hasil yang diperoleh dapat mencapai standar yang sebaik-baiknya yang tentunya akan memberi kepuasan baginya, sedangkan kontraktor pelaksana adalah suatu badan komersil yang bekerja dengan harapan dapat mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya, dalam hal ini pelaksanaannya tentu tidak akan lepas dari kekurangan baik sifatnya disengaja maupun yang tidak disengaja, semuanya akan mempengaruhi mutu suatu pekerjaan. Untuk itu maka sangatlah penting dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus diawasi oleh konsultan pengawas agar bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi kesalahan, dapat dengan mudah segera ditegur sekaligus diarahkan kepada hasil pekerjaan yang benar. Konsultan pengawas adalah wakil dari pemilik dan segala hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Konsultan pengawas pada proyek ini adalah CV. Cipta Marga.

Yang Harus dimiliki oleh konsultan pengawas adalah :

Ahli dalam bidang pekerjaan tersebut

Jujur

Tegas

Disiplin

Harus memiliki pengalaman kerja

Tugas dari konsultan pengawas adalah :

1. Mengawasi jalannya pekerjaan, menjaga kualitas dan kuantitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknik dan memperhatikan jangka waktu pelaksanaan dan anggaran biaya sesuai kontrak.

2. Mengawasi dan meneliti bahan bangunan sesuai spesifikasi serta penyesuaian yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

3. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan

4. Mengawasi dan mencatat pekerjaan yang kurang atau pekerjaan tambahan dilapangan.

5. Memberi petunjuk kepada pelaksana dalam teknis pelaksanaan agar tidak menyimpang dari ketentuan spesifikasi teknik/berita acara aanwijzing.

Kewajiban konsultan pengawas adalah :

1. Memberi bimbingan dan mengadakan pengawasan terutama dalam pelaksanaan pekerjaan

2. Menyelenggarakan surat-surat yang bersangkutan dengan pelaksanaan bangunan, mengatur pembayaran anggaran biaya pekerjaan

3. Meninjau perkembangan dan memeriksa tanda-tanda pembayaran dari pekerjaan

4. Membuat gambar-gambar tambahan yang masih diperlukan untuk menjelaskan apa yang sudah dinyatakan dalam gambar-gambar detail

5. Memeriksa dan kalau perlu memperbaiki gambar kerja yang dibuat oleh perencana dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan

6. Mencatat dan membuat laporan harian/mingguan/bulanan dimana di dalamnya dicatat pekerjaan-pekerjaan tambahanatau kurang dalam menyelesaikan keuangan yang timbul karenanya.

7. Menguji pekerjan yang diserahkan dan menyediakan gambar-gambar yang mungkin dipelukan.

8. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan.

3.2.HUBUNGAN KERJASecara umum hubungan pemilik, pelaksana dan konsultan pengawas serta perencana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(b)

Untuk gambar (a), antara PPK, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas dapat berhubungan satu dengan yang lainnya, sedangkan pada gambar (b), bentuk hubungan dengan PPK, kontraktor pelaksana harus melalui konsultan pengawas. Sedangkan pihak perencana tidak turut serta dalam hubungan kerja ini, karena kontrak yang dilakukannya dengan prihal pemilik hanya sebatas merancang dan tidak ikut serta dalam pelaksanaan.

Untuk lebih jelasnya hubungan antara pihak-pihak yang terkait dalam suatu proyek dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :

A. Hubungan Antara Pemilik Dengan Perencana

Dalam rangka kerja sama keduanya maka pemberi tugas menerima jasa perencanaan dan perencana menerima biaya perencanaan. Masing-masing pihak terikat pada kewajiban dan tanggung jawab terhadap pihak lainnya berdasar pada kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua bekah pihak. Sesuai dengan penugasan yang diterima oleh masing-masing pihak keduanya mempunyai tanggung jawab dan kewajibannya masing-masing.

Kewajiban dan tanggung jawab perencana terhadap pemilik adalah :

Merencanakan sesuai dengan keinginan dan syarat-syarat serta seluruh rencana yang diajukan oleh pemberi tugas. Apabila syarat-syarat yang ditentukan oleh pemberi tugas tidak dapat dilaksanakan oleh perencana, maka perencana harus memberitahukan kepada pemberi tugas saat pembuatan perencanaannya.

Perencana harus bertanggung jawab atas kerugian akibat kesalahan perencanaannya

Kewajiban dan tanggung jawab pemilik terhadap perencana adalah :

Pemberi tugas membayar biaya perencanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tercantum dalam kontrak antara Pimbagpro dengan konsultan perencana setelah pekerjaan perencana selesai.

B. Hubungan Antara Pemilik Dengan Pelaksana

Hubungan kedua pihak ini adalah hubungan pekerjaan yang terikat oleh perjanjian borongan an diatur oleh suatu kontrak. Dalam Perjanjian ini dijelaskan kewajiban dan tanggung jawab kedua unsur agar dilaksanakan dan dipatuhi. Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan mengikat diri pada pemberi tugas, dengan menerima suatu harga/upah yang telah ditetapkan .

Kewajiban dan tanggung jawab pelaksana terhadap pemilik adalah :

1. Melaksanakan pekerjaan yang telah diterimanya sesuai denga dokumen kontrak termasuk spesifikasi dan gambar-gambar detail yang diserahkan kepadanya

2. Menempatkan wakilatau orang yang dipercaya di tempat pelaksanaan pekerjaan dengan menyampaikan secaratertulis kepada pemberi tugas melalui direksi

3. Apabila terjadi kerusakan pekerjaan karena kelalaian pelaksana, sebelum pekerjaan itu diserahkan menjadi tanggung jawab pelaksana.

4. Pelaksana bertanggung jawab atas kenaikan harga/upah kerja dan tidak menuntut biaya tambahan, kecuali kenaikan tersebut diakibatkan peraturan pemerintah.

5. Selama pekerjaan berlangsung, pelaksana bertanggung jawab terhadap perbuatan orang-orang yang dipekerjakannya dan wajib menaati peraturan pemerintah yang berlaku.

6. Pelaksana dapat meminta perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan dalam waktu yang layak sehubungan dengan :

Jika pelaksana harus mengerjakan pekerjaan yang tidak terdapat dalam gambar dan spesifikasi tekniksehingga penyelesaian pekerjaan terlambat.

Jika pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dimulai pada waktunya atau harus dihentikan karena direksi tidak memenuhi kewajibannya.

Tetapi keterlambatan yang diakibatkan oleh levaransir (pemasok), dan pelaksana tidak memenuhi kewajibannya tidak menjadi alasan untuk meminta perpanjangan waktu kecuali dalam keadaan memaksa (force majeur).

Sedangkan Kewajiban dan tanggung jawab pemilik terhadap pelaksana adalah

1. Menyediakan anggaran pelaksanaan menurut kontrak (jumlah yang telah disepakati) tepat pada waktunya.

2. Membebaskan tanah atau lokasi dimana pekerjaan itu dilaksanakan.

3. Menunjuk wakilya dalam pengawasan pekerjaan dan apabila dalam pelaksanaan ada penambahan dan dalam kontrak tidak ditetapkan maka penambahannya akan diberitahukan kemudian kepada pelaksana secara tertulis.

C. Hubungan Antara Perencana Dengan Pelaksana

Sebenarnya, tidak ada hubungan kerja antara perencana dan pelaksana, karena masing-masing memiliki kontrak yang berbeda. Hubungan antara perencana dan pelaksana hanya semata-mata bahwa perencana menetapkan persyaratan-persyaratan untuk pelaksana yang tercantum dalam spesifikasi teknik dan gambar kerja dan pelaksan mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh perencana dan dapat pula menyimpang asal berdasarkan petunjuk tertulis dari pengawas.

D. Hubungan Antara Pemilik Dengan Konsultan Pengawas

Pemberi tugas menerima jasa dari konsultan pengawas dan konsultan pengawas menerima pembayaran atas pelaksanaan yang dilakukannya. Masing-masing pihak terikat pada kewajiban dan tanggung jawab terhadap pihak lainnya berdasarkan kontrak kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Kewajiban dan tanggung jawab konsultan pengawas terhadap pemilik adalah sebagai berikut :

Konsultan pengawas berkewajiban melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuaid dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh kontrak.

Konsultan pengawas bertanggung jawab kepada pemilik akibat kesalahan pekerjaan yang diakibatkan oleh kelalaian pengawas.

Sedangkan kewajiban pemilik terhadap konsultan pengawas adalah untuk melaksanakan pembayaran sesuai dengan kontrak yang relah disepakati.

E. Hubungan Antara Pelaksana Dengan Konsultan Pengawas

Hubungan ini terjadi bila pelaksana sudah menyatakan kesediaan kepada pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan yang dituangkan dalam kontrak kerja.

Konsultan pengawas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh pelaksana. Pengawas berhak untuk menegur pelaksana apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan syarat-syarat dan gambar kerja yang ada.

F. Hubungan Antara Konsultan Perencana Dengan Konsultan Pengawas

Seperti halnya dengan pelaksana, konsultan perencana tidak mempunyai hubungan kerja dengan pengawas. Hanya saja pengawasan berkala dilakukan oleh perencana terhadap konsultan pengawas agar perencana dapat mengetahui apakah dalam pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan perencanaannya.

3.3.PENGENDALIAN PROYEK

3.3.1. Pengendalian WaktuPengendalian waktu dimaksudkan sebagai suatu perencanaan urutan pelaksanaan pekerjaan dan waktu yang ditetapkan untuk menyelesaikan setiap macam pekerjaan tersebut, sehingga akan memberikan gambaran kapan dan berapa lama setiap pekerjaan dapat diselesaikan. Dalam mengendalikan waktu tersebut kontraktor telah berusaha agar pekerjaan dapat dilaksanakan secepatnya dan tidak mendapat kendala.

Pada proyek D.I Sampago sesuai dengan pengamatan kami pada pekerjaan ini tetap saja ada hambatan-hambatan.yang dapat menyebabkan sebuah proyek terlambat antara lain :

a. Kondisi cuaca yang tidak memungkinkan khususnya musim penghujan. Hal ini menyebabkan penundaan pekerjaan sampai akhir musim.

b. Keterlambatan dana yang diperoleh pihak kontraktor dari owner yang menimbulkan pelaksanaan pekerjaan terhambat.

c. Kurangnya sumber daya manusia (tenaga kerja) dikarekanakan penggunaan tenaga kerja di lapangan tidak sesuai dengan spesifikasi dalam hal ini adanya pengurangan jumlah tenaga kerja.

d. Kondisi alam yang kadang-kadang terjadi misalnya gempa, banjir dll, yang dapat merusak bangunan dan tanah disekitar proyek.

3.3.2. Pengendalian Biaya

Dalam mengatur penerimaan dan pengeluaran biaya proyek, maka pihak pelaksana memilih finansial manager yang bertugas mengatur segala macam bentuk yang berurusan dengan hal keuangan. Mengatur pembukuan biaya proyek dari pemilik keperencana berdasarkan jumlah kemajuan pekerjaan yang telah tercapai pihak pelaksana.

Pada proyek D.I Sampago sesuai dengan pengamatan kami Pembayaran kepada tenaga kerja yang dipakai didasarkan atas beberapa cara, yaitu :

Untuk pegawai tetap, gajinya dibayar perbulan

Untuk pegawai yang tidak tetap, seperti tukang, buruh gajinya dibayar perminggu

3.3.3. Pengendalian Tenaga KerjaPengendalian sumber daya/tenaga kerja pada dasarnya adalah bagaimana menentukan jumlah kerja serta kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan, kemudian saat pelaksanaan bagaimana mengerahkan tenaga-tenaga kerja tersebut agar dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ada.

Pada proyek D.I Sampago sesuai dengan pengamatan kami ada beberapa pekerja wanita membantu mengankat pasir dengan menggunakan kereta dorong, kemudian pekerja laki-laki ada yang berprofesi sebagai tukang batu, tukang besi, dan buruh dan mereka bekerja terpisah pisah ada yang mengerjakan saluran ada yang megerjakan galian dan ada yang mengerjakan bendung dengan pintu air..

3.3.4. Pengendalian PeralatanPengendalian peralatan pada dasarnya perencanaan dan pengaturan jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan dalam setiap item pekerjaan, sehingga perlu juga ada seseorang yang ditugaskan khusus menangani mobilisasi peralatan yang digunakan peralatan tersebut.

Pada pelaksanaan pengendalian peralatan disini, kami melihat bahwa pihak kontraktor menggunakan alat berat yaitu excavator yang digunakan sebagai alat untuk menggali di daerah bendung dan meratakan tanah pada daerah yang elevasinya lebih tinggi. Untuk mobolisasi alat berat excavator ini sangat sulit di datangkan kelokasi karena situasi pada daerah tersebut jalanya sempit dan masih tanah.3.3.5. Pengendalian Material dan MutuPengendalian material dan mutu menyangkut perbedaan material setiap saat yang cukup dengan mutu yang tepat dan terjamin. Untuk memenuhi mutu maka material tersebut diperiksa melalui tes laboratorium dibawah pengawasan konsultan pegawai. Material yang dipergunakan diambil dari stock pile yang telah tersedia dibeberapa tempat dan diangkut menuju Base Camp. Dalam pengendalian ini material yang didatangkan diusahakan tiba tepat pada waktunya serta kualitasnya baik. Penerimaan material dilokasi proyek selalu diawasi oleh pihak kontraktor dan konsultan.

Berdasarkan hasil pengamatan kami selama melaksanakan kerja praktek di D.I Sampago setiap material yang digunakan seperti pasir sebelum di gunakan pekerja terlebih dahulu mencuci atau memisahkan dari lumpur, konsultan menempatkan beberapa orang pada di lapangan untuk memberikan petunjuk dan melihat hasil kerja kontraktor. Sedangkan hal-hal yang dapat memberikan hasil yang tidak memuaskan dan gangguan yang dapat merusak mutu adalah kurang telitinya para teknisi yang dapat mempengaruhi kualitas bahan konstruksi yang digunakan.BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS

4.1.PELAKSANAAN KEGIATAN DI LAPANGAN

Jangka waktu melaksanakan kerja praktek pada proyek dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah sektor irigasi, peningkatan jaringan D.I Sampago, kabupaten Sinjai, pelaksanaannya mulai tanggal 05 desember 2011 sampai dengan 09 maret 2012, pekerjaan yang kami ikuti selama kerja praktek adalah :

1. Pekerjaan galian saluran dan bangunan.

Penggalian proteksi saluran induk D.I. Sampago HM.2 - HM.4, sepanjang 183 m, penggalian bendung Sampago serta penggalian saluran suplesi sepanjang 1025.50 m.

2. Pekerjaan Pondasi dan Lantai Saluran.

Pekerjaan pasangan pondasi, lantai dan dinding saluran dengan menggunakan batu kali dengan campuran 1 pc : 4 ps, pada saluran suplesi sepanjang 1025.50 m.

3. Pekerjaan Plasteran dan Siaran.

Pekerjaan plasteran lantai, dinding dan top saluran dan pekerjaan siaran dinding bagian luar proteksi saluran dengan campuran 1 pc : 3 ps, pada saluran induk dan suplesi sepanjang 1025.50 m.

4. Pekerjaan Timbunan.

Pekerjaan timbunan kembali pada samping luar kiri kanan pondasi saluran dengan menggunakan alat sekop (manual).

4.2.PEKERJAAN TANAH

4.2.1. Pembersihan Lokasi PekerjaanPelaksanaan pembersihan lokasi pekerjaan dari pohon-pohon tertentu dan semak-semak harus dikerjakan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Engineer. Apabila dalam pelaksanaan pembersihan ditemukan bahan-bahan yang mudah terbakar maka bahan-bahan tersebut harus dibakar atau dibuang dari lokasi.

4.2.2. Pengupasan Lapisan Tanah PermukaanPengupasan terdiri dari pembongkaran dan pembersihan dari semua bahan organik seperti rumput, lapisan tanah permukaan (humus) dan akar tumbuh-tumbuhan dari lokasi dimana rencana pembuatan dasar tanggul, pada lokasi pekerjaan galian tanah dimana tanah galiannya akan dipergunakan untuk bahan timbunan pada pekerjaan tanggul. Pelaksanaan pekerjaan pengupasan dilakukan pada kedalaman minimum untuk pengupasan adalah 0.20 meter.

4.2.3. Pekerjaan Galian TanahPekerjaan galian tanah harus dilaksanakan sampai mencapai elevasi yang ditunjukkan pada gambar. Pekerjaan galian tanah dibagi dalam klasifikasi sbb :

1. Pekerjaan Galian Tanah Biasa

Galian tanah biasa termasuk galian semua material tanah dan dibagi kedalam tipe-tipe berikut menurut daerah kerja dan jenis-jenis saluran dan drainase. Jenis-jenis saluran irigasi dan saluran pembuang adalah seperti pada gambar.

Galian tanah biasa untuk saluran irigasi.

Jenis galian tanah biasa ini akan digunakan untuk galian tanah saluran irigasi yang tidak akan ditimbun kembali.

Galian Tanah biasa untuk struktur.

Jenis galian tanah biasa ini akan digunakan untuk galian tanah struktur saluran irigasi dan saluran pembuang yang tidak akan ditimbun kembali.

Galian tanah biasa untuk saluran pembuang.

Jenis galian tanah biasa ini akan digunakan untuk galian tanah saluran pembuang yang tidak akan ditimbun kembali.

2. Pekerjaan Galian Tanah untuk Bangunan.

Pekerjaan penggalian tanah untuk bangunan akan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah, pasir, kerikil, dan batu-batuan besar.

Selama pelaksanaan pekerjaan, ada kemungkinan bila perlu untuk mengubah kemiringan (Slope) galian ataupun dimensi galian dari ketentuan yang telah ditetapkan. Setiap penambahan atau pengurangan dari total volume galian sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan diperhitungkan dalam pembayaran.

Dasar dan kemiringan galian harus diselesaikan dengan rapi dan teliti dengan ukuran-ukuran yang tepat seperti yang ditetapkan dalam gambar. Permukaan dasar galian disiapkan sedemikian rupa, dibasahi dan dipadatkan atau digilas dengan alat yang cocok untuk menjamin pondasi kuat.

3. Penimbunan Tanah Galian

Semua tanah galian yang sesuai dari hasil pekerjaan galian saluran-saluran, saluran pembuang dan bangunan lain dapat digunakan sebagai tanah timbunan kembali pada tanggul dan bangunan permanen.

Apabila tanah yang sesuai untuk tanggul harus digali secara terpisah dari bahan atau material yang akan dibuang, maka tanah galian yang akan cocok tersebut langsung ditempatkan pada tempat-tempat sementara untuk selanjutnya ditempatkan di lokasi yang ditunjuk.

Tanah galian yang cocok untuk tanggul, setelah cukup kering, kecuali terlalu basah untuk segera dipadatkan setelah penggalian, harus diletakkan dahulu di tempat penimbunan sementara agar kadar airnya berkurang hingga mencapai batas yang diijinkan untuk tanah timbunan tanggul.

4.2.4. Penyiapan Permukaan Tanah Pada Lokasi Rencana Kerja PematangPermukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan pematang harus dibersihkan sebagaimana yang disebutkan pada penjelasan A dan dikupas sesuai dengan penjelasan B.

4.2.5. Pekerjaan Pembuatan Pematang1. Umum

Pembuatan pematang termasuk semua tanggul untuk saluran, tanggul-tanggul jalan inspeksi, dan penimbunan pada bagian-bagian lain dengan tanah yang cocok yang didapat dari penggalian saluran atau diambil dari borrow area. Tanah timbunan harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk.

Pekerjaan tanggul akan dibagi kedalam beberapa jenis untuk dasar pembayaran didalam rincian volume :

Pekerjaan tanggul dengan menggunakan material galian untuk saluran irigasi. Jenis pekerjaan tanggul ini akan dibangun pada saluran irigasi yang menggunakan material galian.

Pekerjaan tanggul yang menggunakan material dari pengambilan untuk saluran irigasi. Jenis pekerjaan tanggul ini akan dibangun pada saluran irigasi yang menggunakan material dari daerah pengambilan.

Pekerjaan tanggul yang menggunakan material dari pengambilan untuk struktur. Jenis pekerjaan tanggul ini akan digunakan didalam pembangunan bangunan penghubung untuk semua saluran irigasi dan pembuang yang menggunakan material dari daerah pengambilan.

2. Material

Semua material yang diperlukan untuk tanggul, kecuali material dari daerah pengambilan, akan diperoleh dari penggalian saluran, pembuang dan bangunan penghubung seperti spesifikasi dalam pasal 3.1.3. Material yang cocok dan tidak cocok untuk tanggul dari material galian sepanjang saluran dan pembuang akan digolongkan seperti diperlihatkan pada gambar atau ditentukan engineer.

Apabila jumlah material galian tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan tidak cocok untuk timbunan atau bila penggunaan tanah timbunan tersebut tidak praktis, sebagaimana yang ditentukan oleh engineer, kontraktor harus menyediakan tanah timbunan untuk tanggul dari daerah borrow area.

3. Daerah Pengambilan

Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan dan dihilangkan bahan-bahan organik-nya seperti rumput, lapisan tanah permukaan dan akar pohon. Dengan demikian tanah timbunan dari lokasi tersebut tidak akan mengandung semak belukar, akar tumbuh-tumbuhan, rumput, tanah humus, gumpalan-gumpalan tanah dan unsur-unsur lain yang membusuk.

Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga sebelum digali dari lokasi borrow pit, dengan cara memberi/menambah air dengan mengalirkannya bila kurang basah atau dengan menggali saluran atau parit pembuang untuk mengurangi kelebihan air.

Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan tanggul, kontraktor harus mengatur daerah borrow area tersebut dengan sesuatu cara sedemikian rupa agar elevasi permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah borrow area sama tinggi sehingga air hujan tidak tergenang di lokasi tersebut.

4. Pekerjaan Pemadatan Tanah

Percobaan pemadatan tanah pada pekerjaan tanggul.

Sebelum pekerjaan pembuatan tanggul dimulai, kontraktor harus mengadakan percobaan pemadatan tanah dengan disaksikan oleh engineer dan menggunakan peralatan yang sesuai. Paling sedikit 3 (tiga) lapis tanah dihamparkan dimana percobaan pemadatan di lapangan akan dilaksanakan. Dari hasil percobaan pemadatan tersebut, jenis dan jumlah perlengkapan serta peralatan untuk pemadatan, dan ketebalan lapisan tanah yang dihamparkan akan dapat ditentukan.

Pelaksanaan pekerjaan.

Sebelum tanah timbunan untuk lapisan pertama dari suatu pekerjaan pembuatan tanggul dihamparkan, permukaan tanah harus disiapkan sebagaimana ditentukan dalam penjelasan 3.1.4. dan harus diperiksa kadar airnya sebelum dipadatkan dengan cara yang telah ditentukan. Tanah timbunan harus dihamparkan lapis demi lapis secara horizontal dengan ketebalan dari setiap lapisan setelah dipadatkan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) centimeter. Pekerjaan pembuatan tanggul tidak diizinkan dengan cara menuangkan tanah timbunan dari atas.

Bila tanah timbunan yang memenuhi syarat akan dipadatkan dengan peralatan mekanik maka pemadatan dengan peralatan manual (dioperasikan secara manual) tidak akan diijinkan digunakan kecuali ditentukan atau diperintahkan oleh engineer. Penghamparan bahan tanah timbunan harus sedemikian rupa sehingga setelah dipadatkan tanah timbunan tersebut akan menjadi homogen dan benar-benar padat. Kepadatan kering (dry density) tanah hasil pemadatan tidak diijinkan kurang dari 90 % (sembilan puluh persen) dari kepadatan kering maximum (max dry density).

4.2.6. Pekerjaan Timbunan KembaliBahan atau tanah yang digunakan untuk pekerjaan timbunan kembali harus sesuai dengan bahan/tanah untuk tanggul, yang diperoleh dari hasil galian tanah pada bangunan, saluran atau borrow area. Perkerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal 0,20 meter. Lapisan tanah permukaan (top soil) tumbuh-tumbuhan atau bahan-bahan organik lainnya harus disingkirkan dari bahan/tanah timbunan.

Sebelum dimulai penimbunan kembali tempat-tempat tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa perancah beton dan pekerjaan-pekerjaan sementara lainnya. Lapisan tanah timbunan harus dihamparkan atau diletakkan dengan cara sedemikian rupa agar menjamin pada saat dipadatkan tidak merusak bangunan-bangunan tersebut. Pemadatan didekat bangunan harus dilaksanakan dengan peralatan manual yang telah disetujui.

4.2.7. Perkerjaan Perkerasaan Jalan InspeksiJalan inspeksi akan diperkeras atau diperbaiki berdasarkan kontrak dengan sirtu yang dipadatkan setebal 30 cm. Kecuali ditentukan lain, maka lapisan perkerasan jalan inspeksi terdiri dari, batu kerikil alam (diameter 10 s/d 20 mm), batu pecah (diameter 20/50 mm) dan pasir diperoleh dari borrow area yang telah disetujui engineer.

Gradasi pencampuran material seperti berikut:

Sieve Designation (mm)Standard Percentage By

Weight Passing Individual Sieve

63

37,5

19,0

9,5

4,75

2,36

1,18

0,425

0,075

100

67 - 100

40 - 95

25 - 80

16 - 66

10 - 55

6 - 45

3 - 33

0 - 10

Karakteristik material akan dijelaskan berikut :

Abrasi Coarse Aggregate 0 50%

Minimun CBR35

4.3.PEKERJAAN BETON

4.3.1. Bahan1. Semen

Merupakan Portland biasa yang sesuai standard.

Semen harus disimpan ditempat yang kering, tertutup dan berventilasi cukup baik.

Pengujian dilakukan setiap 100 ton semen.

Semen disusun tidak boleh lebih dari 13 kantong dan jumlah akan dibatasi menjadi 7 kantong bila penyimpanan diperkirakan akan lebih lama dari 2 bulan.

Semen yang sudah disimpang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan atau lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kering, tidak boleh digunakan lagi.

Agregat-agregat Beton harus bebas dari tanah, tanah liat, kapur, batu gamping, gambut, lempung, serpihan lempung lunak atau batuan yang terurai, tumbuh-tumbuhan unsur organik dan kotoran-kotoran lainnya, agregat harus keras dan padat.

Agregat-agregat kasar harus terdiri dari kerikil biasa atau batu pecah atau suatu campuran dari kerikil biasa dan batu pecah dimana partikelnya secara umum harus berbentuk bulat atau kubus.

Ukuran atau dimensi maksimum dari agregat kasar adalah 40 mm untuk bangunan beton dan 20 mm untuk konstruksi beton yang tipis lainnya.

Persentase standard berdasarkan berat yang lolos saringan

Saringan

(mm)Ukuran Nominal Dari Agregat Kasar (mm)

80-4040-4040-2020-5

100

80

60

50

40

25

20

10

5

2,5

100

90-100

47-70

-

0-15

-

0-5

-

-

-

-

-

-

100

95-100

-

35-70

10-30

0-5

-

-

-

-

100

90-100

20-55

0-15

0-5

-

-

-

-

-

-

-

100

90-100

20-55

0-10

0-5

Material agregat kasar yang rusak tidak diizinkan melebihi standard dibawah ini :Material% Berdasarkan Berat

Gumpalan lunak

Partikel-partikel lunak

Material-material hilang oleh test cuci

Material-material yang mempunyai BJ < 1,950,25

5,00

1,00

1,00

Agregat-agregat halus : secara umum harus berbentuk bulat atau kubus. Klasifikasi dari agregat halus sebagaimana yang dimasukkan ke dalam pencampuran harus sesuai dan memenuhi syarat-syarat berikut :

Saringan (mm)Persentase Standard Oleh Berat yang Lolos Saringan

10

5

2,5

1,2

0,6

0,3

0,15100

90-100

80-100

50-90

25-65

10-35

2-10

Sebagai tambahan agregat halus harus mempunyai modulus kehalusan menyimpang lebih dari 2,3 atau lebih dari 3,1.

Bahan-bahan yang rusak pada agregat halus tidak diizinkan melebihi batas-batas dalam tabel sbb :BahanPersentase

Gumpalan lempung

Bahan-bahan yang hilang oleh tes cuci :

Beton yang terkikis

Semua beton yang lain

Bahan yang mempunyai BJ < 1,951,0

3,0

5,0

1,0

Penyimpanan agregat harus terpisah dilokasi pekerjaan seperti : untuk jenis agregat, ukuran dan tempat penimbunan dilengkapi dengan fasilitas drainase.

2. Air

Air yang digunakan harus bebas dari sejumlah unsur yang tidak diharapkan seperti lanau (Silt), unsur organik, alkali, garam dan kotoran kotoran lain.

3. Bahan campuran

Tidak diizinkan untuk menggunakan bahan campuran pada beton tanpa petunjuk atau persetujuan dari engineer dan tidak diizinkan sama sekali menggunakan bahan campuran yang menyebabkan karat. Kepadatan bahan campuran pada beton tidak berkurang lebih dari 5 (lima) persen.

4.3.2. Campuran BetonPerbandingan Campuran

Klasifikasi beton berdasarkan kuat tekan 28 hari :

Tipe BetonKekuatan Tekan Pada Umur 28 Hari (Kg/cm2)Ukuran Max. Aggregat (mm)

A

B

C

D

225

175

125

100

40 (20)

40

80

20

Tipe BetonMax. Perbandingan Air/Semen (%)Kadar Semen

(Kg/m3)

A

B

C

D

50

50

55

60

330 (350)

300

250

200

Perbandingan campuran masing-masing kelas beton akan ditentukan oleh Engineer.

4.3.3. Persiapan Lantai Kerja.Sebelum pengecoran beton dilakukan, kontraktor harus membersihkan dan menyingkirkan semua permukaan yang akan dicor dari minyak, lapisan-lapisan yang tidak berguna, pecahan-pecahan, lumpur tanah, kikisan, dan genangan air.

4.3.4. Pelaksanaan pengecoran

Pengecoran tidak diizinkan ditempat terbuka selama angin ribut atau hujan deras. Semua bahan-bahan beton dan perlengkapannya harus dilindungi dengan cukup baik.

Semua beton dan adukan harus dicor dan dipadatkan dalam waktu 30 (tiga puluh) menit sejak pencampuran.

Beton tidak boleh dituangkan pada lapisan beton yang sudah dicor lebih dahulu dan sudah mengendap lebih dari 30 (tiga puluh) menit.

Pengecoran beton tidak diizinkan dijatuhkan langsung dengan ketinggian lebih dari 1.50 meter dihitung dari ujung talang pengecoran atau dari gerobak dorong.

Temperatur beton pada saat pengecoran/dituangkan tidak diizinkan melebihi 320 C. Jika pada saat pengecoran temperatur beton melebihi 320 C, maka kontraktor harus menggunakan alat-alat yang efektif guna mendinginkan agregat-agregat dan air campurannya atau melaksanakan pengecoran pada malam hari.

4.3.5. Pemadatan dan Perawatan Beton1. Alat penggetar beton (vibrator).

Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan menggunakan alat penggetar beton dari jenis dan ukuran yang disetujui engineer. Lama penggetaran dibatasi sampai yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsolidasi yang baik tanpa menyebabkan pemisahan aggregat-agregatnya. Penggetaran harus dilakukan sampai air atau gelembung-gelembung air (bila ada) muncul ke permukaan.

2. Perawatan dan Perlindungan beton.

Untuk hal ini, beton ditutupi dengan kain goni atau alat yang senantiasa lembab paling sedikit 3 (tiga ) hari setelah pengecoran. Setelah tutup kain goni dibuka dan disingkirkan beton harus disemprotkan dengan air selama paling sedikit 7 (tujuh) hari.

4.3.6. Pekerjaan Cetakan beton (bekisting)

Bekisting beton harus terbuat dari kayu, baja atau material lain yang sesuai serta harus cukup kuat. Bekisting harus ditopang dan ditunjang untuk menahan tekanan pada saat pengecoran dan pemadatan beton dengan alat vibrator, beban-beban konstruksi, angin dan gaya-gaya lain tanpa terjadi perubahan bentuk yang berarti.

4.3.7. Adukan/Spesi

Adukan harus terdiri dari perbandingan semen dan air dan bahan agregat halus. Perbandingan air/semen dari adukan baru harus kira-kira 0.55.

Adukan harus dicampur dengan baik selama tidak kurang dari 1.5 menit, material yang sudah dicampur dan telah didiamkan lebih lama dari 1 (satu) jam harus dibuang.

4.4.PEKERJAAN BATU

4.4.1. UmumBatu untuk pasangan harus bebas dari kerapuhan dan cacat lain diambil dari tempat tertentu, sungai atau quarry batu yang kuantitasnya telah disetujui, bebas dari semua dan material batuan harus bersih dari tanah, lumpur dan adukan pada permukaan batu. Batu harus mempunyai berat jenis yang tidak kurang dari 2,5. Semua batu untuk pasangan ditimbun dan disimpan di lokasi pekerjaan dan harus dijaga sedemikian rupa sehingga batu-batu tersebut akan menjadi agak lembab pada saat digunakan. Batu yang digunakan pada pekerjaan atau suatu bagian pekerjaan harus berukuran seragam. Ukuran maximum batu pasangan harus 2/3 dari dinding tebal.

4.4.2. Adukan Untuk SambunganPasangan batu dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu jenis A dan jenis B menurut adukan semen yang digunakan untuk sambungan.

Pasangan batu jenis A : 1 bagian Semen + 3 bagian Pasir.

Pasangan batu jenis B : 1 bagian Semen + 4 bagian Pasir

Jenis A digunakan untuk perlindungan tebing sungai terhadap abrasi. Jenis B digunakan untuk semua konstruksi pasangan batu seperti talang, pilar, transisi pada saluran.

Adukan yang digunakan untuk pasangan batu, harus sesuai ketentuan.

4.4.3. PemasanganSebelum dipasang batu harus bersih dan dibasahi. Batu harus dipasang dengan tangan sehingga tiap-tiap batu diselimuti dengan adukan. Batu harus diletakkan dengan cara yang sedemikan rupa sehingga adukan saling berhubungan satu sama lain pada seluruh sambungan. Batu harus dipukul dan disatukan/dikonsolidasikan dengan menggunakan palu baja, sedangkan batu yang pecah harus diambil dan dibersihkan dan dipergunakan lagi dengan adukan baru.

4.4.4. Meratakan Permukaan dan PerapihanPermukaan akhir pekerjaan pasangan batu harus ditutup dengan pasangan batu muka persegi enam rata. Lebar hubungan antar batu muka tidak melebihi 3 (tiga) cm. Hubungan antara seluruh pasangan batu muka yang tampak harus diselesaikan dengan rapih. Adukan pada sambungan pasangan batu muka harus ditoreh dan dibersihkan sedalam 3 (tiga) cm. Sambungan tersebut harus dibersihkan dengan sikat kawat dari semua material-material yang dapat lepas dan diisi adukan dengan perbandingan campuran 1 : 2.

4.4.5. Plesteran

Bagian luar konstruksi pasangan batu seperti dinding, pilar jembatan , adukan harus dengan perbandingan volume campuran 1 pc & 2 psr. Sebelum diplester, adukan pada sambungan pasangan batu harus dihilangkan atau dikerok sedalam 3 (tiga) cm.

4.4.6. Bangunan proteksi dengan pasangan batu kosong

Kontraktor harus menyediakan dan memasang bangunan proteksi dengan pasangan batu kosong hingga mencapai garis elevasi dan ketebalan yang ditetapkan dalam gambar.Batu yang dipakai harus keras, padat dan tahan lama. Baik batu hasil galian maupun batu kali keduanya dapat digunakan untuk pasangan batu kosong. Ukuran batu harus lebih dari 20 (dua puluh) centimeter, tetapi tidak boleh lebih dari 30 (tiga puluh) centimeter.

Sebelum pekerjaan batu kosong dilaksanakan permukaan sebagai alas/dasar pasangan batu kosong tersebut harus diberi timbunan pasir dengan ketebalan yang rata. Lapisan dasar yang terdiri dari timbunan pasir selanjutnya dipadatkan dengan mempergunakan alat untuk pemadatan (mechanical tampers). Kemudian baru-batu dipasang/ditempatkan diatas lapisan dasar pasir tersebut.

IV.5.KAPASITAS ALAT BERAT

Alat berat dapat dibagi menurut dua kategori: berdasarkan penggerak utamanya, dan Berdasarkan fungsinya.

A. Pembagian Berdasarkan Penggerak Utama

Pembagian alat berat berdasarkan penggerak utamanya, dapat digolongkan menjadi dua yakni traktor roda kelabang (Crawler Tractor) dan traktor yang menggunakan roda ban (wheel tractor).

1. Traktor Roda Kelabang (Crawler Tractor)

Crawler Tractor dibutuhkan jika antara roda dan permukaan tanah dikehendaki gesekan yang besar, serta mendapatkan tenaga maksimum pada waktu kerja, sebab Crawler Tractor tidak bisa selip, tetapi kecepatannya sangat rendah, kecepatan maksimum Crawler Tractor hanya sekitar 4,5 km/ jam. Umumnya Crawler Tractor digunakan untuk menggusur tanah, contoh Crawler Tractor terdapat pada Gambar: 1.1Kegunaan Crawler Tractor terutama sebagai:

- Tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya: Buldoser, Loader.

- Tenaga penggerak untuk penarik, misalnya: Scrapper, Sheep foot roller.- Tenaga penggerak alat angkut, misalnya: truck.

- Tempat duduknya alat-alat berat lain, misalnya: Crane

Gambar: 1.1. Traktor Roda Kelabang (Crawler Tractor)2. Traktor Roda Ban (Wheel Tractor)

Wheel Tractor menggunakan ban karet yang dipompa (Gambar: 1.2), dan penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar dari Crawler Tractor, tetapi Wheel Tractor memiliki daya tarik yang lebih kecil dari Crawler Tractor.

Gambar: 1.2. Traktor Roda Ban (Wheel Tractor) Tipe Wheel Tractor ada dua yaitu, Wheel Tractor roda dua dan Wheel Tractor roda empat. Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel Tractor roda dua mempunyak kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel Tractor roda dua memiliki kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel Tractor dengan roda dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih sedikit, tetapi karena rodanya lebih sedikit itulah maka Wheel Tractor mempunyai ketahanan gelinding yang lebih kecil.

Wheel Tractor roda empat lebih nyaman dikemudikan, pada kondisi kerja jalan yang sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.Tabel I.1 Perbedaan Crawler Tractor dan wheel tractor.

B. Pembagian Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, traktor dapat dibedakan menjadi: (1) Peralatan pekerjaan

tanah, (2) Peralatan pengangkut, (3) Peralatan pondasi, (4) Peralatan Stone Crusher, (5) Peralatan Pengaspalan, dan (6) Peralatan lain-lain.Yang akan dibahas di sini hanya poin pertama yaitu (1) Peralatan pekerjan tanah. Peralatan Pekerjaan Tanah.Peralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: (a) alat penggusur tanah, (b) alat penggali tanah, (c) alat pengangkut tanah, (d) alat perata tanah, dan (e) alat pemadat tanah.

a. Alat Penggusur Tanah

Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bulldozer

(Buldoser) dan scarapper.

Buldoser.

Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer), Bentuk ke dua Buldoser tersebut seperti pada Gambar: 1.3 Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.

a. Bulldozer Roda Kelabang (CrawlerTractor Dozer)

Gambar: 1.3. Bulldozer Roda Karet (Wheel Tractor Dozer)Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.(Gambar: 1. 4)

Gambar: 1.4 Swamp Buldozer

Tabel I.2. Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer

Scrapper

Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebarkan dan diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm pula.

Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada: (1) kedalaman tanah yang digali, (2) kondisi mesin, dan (3) operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers).

Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja dengan ditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi yang kecil, sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan jarak angkut yang ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang sedang (+ 5 km) efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi beaya tiap ton (m3) maupun kecepatannya; bentuk Self Propelled Scrappers terdapat pada Gambar: 1.5.

Gambar: 1.5 Self Propelled Scrappersb. Alat Penggali Tanah (Excavator)

Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator). Bentuk kedua jenis Excavator ini terdapat pada Gambar 1.6.Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain:

- Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)

- Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)

- Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.

a. Wheel Excavator b. Crawler Excavator

Gambar: 1.6 Excavator

Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck) seperti ditunjukkan pada Gambar: 1.7

a. Truck Crawler

b. Truck Mounted

Gambar: 1.7. Bagian Bawah Excavatorc. Alat Pengangkut (Loader)

Loader adalah alat pemuat hasil galian/gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). Contoh jenis Loader terdapat pada Gambar: 1.13.

a. Crawler Loader

b. Wheel Loader

Gambar: 1.13. Jenis Loader

Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan

adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader.d. Alat Perata Tanah (Grader)

Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis, disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Bentuk Grader sepeti pada Gambar: 1.14, beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:

- Perataan tanah (Spreading).

- Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada pekerjaan tanah.

- Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing).- Pembuatan parit (Crowning Ditching)

- Pemberian butiran tanah (scarifying)

Penggunaan untuk finishing pekerjaan tanah, diperlukan kondisi tanah yang sudah dalam kondisi mampat semaksimal mungkin.

Gambar: 1.14. Gradere. Alat Pemadat Tanah (Compactor)

Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna, agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.

Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller), klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah:

- Berdasarkan cara geraknya, ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor.

- Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).

- Dilihat dari bentuk permukaan roda, ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya.

- Dilihat dari susunan roda gilasnya, ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller.- Alat pemadat yang menggunakan penggetar (viberator).

Gambar: 1.15. Salah satu alat pemadat (Three Wheel Roller)BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KESIMPULAN

Berdasarkan pengalaman yang kami peroleh selama pelaksanaan kerja praktek selama kurang lebih 3 bulan terhitung sejak tanggal 05 Desember 2011 sampai dengan tanggal 09 Maret 2012 pada Proyek Dana Percepatan pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi, Peningkatan Jaringan D.I Sampago yang berlokasi di Desa Era baru, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Terdapat beberapa hal yang dapat kami ambil sebagai poin penting, terkait dengan proyek dan pelaksanaan kerja praktek, sebagai berikut:

1. Pengetahuan teori ketekniksipilan yang diperoleh di bangku kuliah sangat berguna dalam pelaksanaan suatu proyek di lapangan, dan begitu pula sebaliknya.

2. Parameter keberhasilan suatu proyek adalah ketepatan mutu, biaya dan waktu pelaksanaan berdasarkan syarat-syarat adiminstrasi dan teknis yang disepakati dalam kontrak proyek.

3. Pencapaian mutu, biaya, dan waktu sebagai parameter keberhasilan proyek dapat diperoleh dengan memiliki standar pelaksanaan pekerjaan yang baik dalam pengelolaannya diikuti dengan sistem pengendalian yang terpadu antara semua pihak yang terkait dengan proyek berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing secara profesional.

4. Pencapaian mutu, biaya dan waktu rencana tergantung pada aspek penyediaan material, operasional peralatan, tenaga kerja dan semua komponen yang berhubungan dengan proyek berada dalam keadaan baik dan terorganisir dalam suatu sistem pengelolaan dan pengendalian proyek.

5. Komunikasi yang baik antara semua pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek adalah kunci penyelesaian setiap permasalahan yang timbul bagi keberhasilan sebuah proyek.

5.2.SARAN-SARAN

Selama penyusunan melaksanakan kerja praktek, menurut pengamatan kami ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian agar dalam pelaksanaan diperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Untuk kami memberikan saran sebagai berikut :A. Untuk Proyek

Sebelum memulai suatu pekerjaan sebaiknya pelaksana lapangan meminta jadwal pelaksanaan pada Contract Enginer atau kepada Konsultan Pengawas, apalagi bila pekerjaan yang kurang jelas bersifat struktural. Hal ini untuk mencegah terjadinya pemborosan tenaga, material dan waktu yang kesemuanya dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.

Perlu ditetapkan suku cadang dari perlatan utama yang sering mengalami kerusakan, sehingga sewaktu-waktu apabila alat tersebut rusak bisa langsung dapat diperbaiki. Dengan demikian kelengkapan pekerjaan dapat terjamin.

B. Untuk Fakultas

Untuk memperlancar mahasiswa yang mengambil masa Kuliah Kerja Praktek khususnya mahasiswa teknik sipil maka kami sarankan :

1. Karena mata kuliah kerja praktek adalah mata kuliah wajib dan mengantar mahasiswa pada pengenalan profesi dan membuktikan apa yang pernah didapat dibangku kuliah, maka sepatutnya diberi perhatian besar dan bimbingan persiapan sebelum terjun kelapangan.

2. Untuk memperlancar kepengurusan administrasi maka sebaiknya kedudukan dan tanggung jawab mahasiswa kerja praktek dalam struktur organisasi diperjelas. Ini disebabkan sistem administrasi perusahaan-perusahaan yang ditempati kerja praktek berbeda-beda.

Jumlah

PPN 10%

Jumlah Total

Dibulatkan

PAGE 37Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Sektor Irigasi,Peningkatan Jaringan D.I. Sampago

_1360569667.vsdPPK

KonsultanPengawas

Kontraktor Pelaksana

PPK

KontraktorPelaksana

KonsultanPengawas

(a)