Laporan KP

84
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa dua pertiga bagian dunia adalah lautan, begitu pula dengan wilayah Indonesia terdiri dari 62% ( ± 3,1 juta km2) berupa laut dan daerah pesisir. Karena negara Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa, mempunyai karakteristik yang unik karena di wilayah perairan tersebut sering terjadi interaksi antara massa air yang datang dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pertemuan massa air dari kedua samudera tersebut terdapat pada daerah-daerah wilayah perairan laut Indonesia. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia menghadapi beberapa kendala, contohnya antara lain kondisi masyarakat pesisir, khususnya nelayan yang belum menjadi tuan di dalam negaranya sendiri, adanya gejala overfishing di beberapa wilayah perairan, atau adanya pencurian ikan oleh armada nelayan asing. Hal inilah yang mengakibatkan pemanfaatan sumberdaya perikanan di indonesia kalah dengan negara tetangga yang memiliki luas lautan yang jauh lebih kecil dibanding indonesia. Salah satu penyebabnya adalah, Ketidaktahuan nelayan atas informasi keberadaan ikan, nelayan nelayan yang seperti ini biasanya adalah nelayan nelayan tradisional. Informasi ini seharusnya dilakukan secara berkelanjutan mengingat ikan tidak selalu ada di tempat yang sama. Dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh atau remote sensing, saat ini kita telah dapat melakukan penglihatan pada cakupan wilayah yang sangat luas tanpa menyentuh benda tersebut dan dilakukan dengan waktu yang sangat singkat. Teknologi inilah yang dapat digunakan untuk menentukan posisi daerah potensi ikan. Dengan cara mencari ciri ciri adanya

description

Laporan KP mengenai PPDPI

Transcript of Laporan KP

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sebagaimanadiketahuibahwaduapertigabagiandunia adalahlautan,begitupuladenganwilayahIndonesiaterdiridari 62%(3,1jutakm2)berupalautdandaerahpesisir.Karena negaraIndonesiadilaluiolehgariskhatulistiwa,mempunyai karakteristik yang unik karena di wilayah perairan tersebut sering terjadiinteraksiantaramassaairyangdatangdariSamudera HindiadanSamuderaPasifik.Pertemuanmassaairdarikedua samuderatersebutterdapatpadadaerah-daerahwilayahperairan laut Indonesia. Pengelolaandanpemanfaatansumberdayaperikanandi Indonesiamenghadapibeberapakendala,contohnyaantaralain kondisimasyarakatpesisir,khususnyanelayanyangbelum menjadituandidalamnegaranyasendiri,adanyagejala overfishingdibeberapawilayahperairan,atauadanyapencurian ikanoleharmadanelayanasing.Halinilahyangmengakibatkan pemanfaatansumberdayaperikanandiindonesiakalahdengan negaratetanggayangmemilikiluaslautanyangjauhlebihkecil dibandingindonesia.Salahsatupenyebabnyaadalah, Ketidaktahuan nelayan atas informasi keberadaan ikan, nelayan nelayanyangsepertiinibiasanyaadalahnelayannelayan tradisional.Informasiiniseharusnyadilakukansecara berkelanjutanmengingatikantidakselaluadaditempatyang sama. Denganmenggunakanteknologipenginderaanjauhatau remotesensing,saatinikitatelahdapatmelakukanpenglihatan padacakupanwilayahyangsangatluastanpamenyentuhbenda tersebutdandilakukandenganwaktuyangsangatsingkat. Teknologiinilahyangdapatdigunakanuntukmenentukanposisi daerahpotensiikan.Dengancaramencariciriciriadanya 2 kehidupan yaitu adanya rantai makanan. Dalam hal ini parameter yangdapatdigunakanadalahklorofil-adansuhu.Parameter parametertersebutdapatdijadikanpatokanadanyasuaturantai makananyangsalahsatudarirantaimakanantersebutadalah ikan.Sehinggakitadapatmengetahuidaerahpotensi penangkapanikanyangselanjutnyadiberikankepadanelayan posisi dari daerah tersebut untuk meningkatkan produktifitas dari nelayan. 1.2Manfaat ManfaatyangdidapatkandarikerjapraktikdiBalai Penelitian dan Observasi Laut ini antara lain adalah : a.Bagi mahasiswa i.Sebagai persiapan diri untuk memahami dunia kerja. ii.Dapatmengaplikasikanilmuyangtelahdidapatdi bangkukuliahkedalamduniakerjaterutamadi bidang pengindraan jauh. iii.Sebagaibekaldanpengalamanbagimahasiswa dimanakerjatimsangatdiperlukanuntuk meningkatkankemampuandankompetensidalam bidang tersebut. b.Bagi instansi dimana mahasiswa melakukan kerja praktiki.SebagaiwujudperansertaBadanPenelitiandan Observasiuntukikutmemajukanpendidikan nasional. ii.Dapat terjalinnya kerjasama yang baik antara instansi dan perguruan tinggi negeri. 1.3Tujuan Adapun tujuan pelaksanaan kerja Praktik adalah:a.MemenuhimatakuliahKerjaPraktek(KP)diJurusan Teknik Geomatika ITS dengan bobot 3 SKS b.Mengaplikasikanilmupenginderaanjauhdalamproses pembuatan peta perkiraan daerah penangkapan ikan c.Mengetahuidanmemahamiareayangmenjadiciri-ciri 3 fishing ground melalui beberapa parameter oseanografi. 4 Halaman ini sengaja dikosongkan 5 BAB II MANAJEMEN PEKERJAAN 2.1Waktu pelaksanaan dan Volume Pekerjaan 2.1.1 Waktu Pelaksanaan WaktuPelaksanaanKerjaPraktekdiBalai PenelitiandanObservasiLaut(BPOL)Baliberlangsung mulai tanggal23 Juni 2014 hingga 16 Juli 2014.2.1.2. Volume Pekerjaan AdapunvolumepekerjaankerjapraktekdiBalai PenelitiandanObservasiLautBaliyaituberupacitra AquaMODISyangdiolahdandianalisamenurutnilai SST(SeaSurfaceTemperature)dannilaiklorofilyang sesuaibagihabitatikanpelagisdanpembuatanpeta sebagai produk akhir kerja praktek ini. 2.2Lingkup Pekerjaan LingkupPekerjaanpadaKerjaPraktekinimeliputi pengambilan data berupa Citra Satelit Aqua modis dan data datapendukungsepertidataanginBMKGdandatavektor petaindonesia.Selanjutnyadatadatatersebutdigunakan untukmembuatpetaperkiraandaerahpenangkapanikan pada wilayah perairan utara Pulau Bawean. 2.3Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan 1.Presentasi Awal PadaHaripertama,awalmulamasukdilakukan presentasiawaluntukmenjelaskanapayangakan dikerjakan di BPOL selama Kerja Praktek 2.Pengenalan Modul Pada hari kedua kami melakukan pembelajaran terhadap modulpembuatanpetaperkiraandaerahpenangkapan ikan yang didapat dari perpustakaan BPOL Bali. 6 3.Pengerjaan Modul Selama 2 minggu digunakan untuk mengambil data dan mengolahdatatersebutmenjadipetayangsiap digunakan.DatayangdiambilantaralainCitraSatelit Modis,DataAnginBMKG,dandatavektorrupabumi indonesia. 4.Presentasi Akhir Dihariterakhirdilakukanpresentasiakhirmengenai hasilyangtelahdilakukanselamaKerjaPraktekdi BPOL Bali.. 2.4Struktur Organisasi Gambar 2.1 Struktur Organisasi SesuaidenganPeraturanMenteriKelautandan PerikananNomorPER.34/MEN/2011,strukturorganisasi dan tata kerja BPOL terdiri dari : a.Kepala BalaiMempunyaiTugasmelakukankoordinasidan 7 memberikanarahanseluruhkegiatanrisetdannon risetsertamembinabawahandilingkunganBPOL sesuaitatakerjadanperaturanyangberlakuuntuk kelancaran pelaksanaan tugas. b.Sub Bagian Tata UsahaMempunyaiTugasmelakukanurusankeuangan, persuratan, kearsipan, kepegawaian, dan rumah tangga dan perlengkapan, serta tata laksana. c.Seksi Tata OperasionalMempunyaitugasmelakukanpenyusunanrencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan. d.Seksi Pelayanan TeknisMempunyaitugasmelakukanpelayananteknis,jasa, informasi,komunikasi,diseminasi,publikasi,kerja sama, dan pengelolaan prasarana dan sarana penelitian danobservasi,sertaperpustakaan.KelompokJabatan FungsionalMempunyaitugasmelakukankegiatan sesuaidenganjabatanfungsionalmasing-masing berdasarkanperaturanperundang-undanganyang berlaku) 2.5Tugas dan Fungsi Organisasi 2.5.1Tugas BerdasarkanPeraturanMenteriKelautandan Perikanan Nomor 34/MEN/2011 Tentang Organisasi danTataKerjaBalaiPenelitiandanObservasi Laut, BPOLmempunyaitugasmelaksanakanpenelitian dan observasi sumber daya laut 2.5.2Fungsia.Penyusunanrencanaprogramdananggaran, pemantauan dan evaluasi, serta laporanb.Pelaksanaanpenelitiandanobservasisumber dayalautdibidangfisikadankimiakelautan, daerahpotensialpenangkapanikan,dan 8 perubahaniklim,sertapengkajianteknologi kelautanc.Pelayananteknis,jasa,informasi,komunikasi, dan kerja sama penelitian dan observasid.Pengelolaanprasaranadansaranapenelitiandan observasidanPengelolaanurusantatausahadan rumah tangga Balai 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1Fishing Ground Fishinggroundmerupakanperairantempatmelakukankegiatanpenangkapanikan(SudirmandanAchmarM,2000).Dapatdikatakan,fishingground merupakandaerahatauareayangmemilikikondisiyang mendukungtempatikanpelagisberada.Daerahfishing groundinidipengaruhiolehkondisilingkungan,antaralain temperaturair,salinitas,pH,kandunganklorofil-a,dan kandunganoksigenterlarut.Daerahfishinggroundinijuga dapatmendasiindikasiadanyafenomenaupwellingyang menandakanadanyamassabawahairyangnaikke permukaan, sehingga membawa kandungan unsur yang kaya akanfitoplankton sebagaimakananumum dari ikan pelagis. Akantetapibeberapafaktorlainjugaberpengaruhterhadap area fishing ground ini.Suatuwilayahperairanlautdapatdikatakansebagai daerahpenangkapanikanapabilaterjadiinteraksiantar sumberdayaikanyangmenjaditargetpenangkapanikan denganteknologipenagkapanikan.Danapaniladisuatu tempatdiindikasikanadapotensibanyakikantetapialat penangkapanikantidakdapatdioperasikankarenaberbagai halangan,makadaerahtersebutdikatakanbukanmerupaka daerah fishing ground. Penentuanzonatangkapanikanataufishingground inisalahsatunyadapatdilakukanmenggunakandatadari satelitModis.ModisadalahsensoryangdibawaolehEarth ObservingSystem(EOS)TerrasatellitedansatelitAqua Modis,yangmerupakanbagiandariprogramantariksa AmerikaSerikat,NationalAeronauticsandSpace Administration (NASA). 10 3.2Penginderaan Jauh 3.2.1Pengertian dan Konsep Dasar Penginderaanjauhadalahpraktikmendapatkan informasiyangberisitentanginformasitanahdan permukaanbumidenganmenggunakangambaryang diperolehdarifotoperspektifdiatasbumimenggunakan radiasielektromagnetikdengansatuataulebihspektrum elektromagnetikyangdipancarkanataudipantulkanoleh objekdipermukaanbumi(Campbell,1996)dengankata lain peginderaan jauh adalah teknikmemperoleh informasi tentangpermukaanbumidengangelombang elektromagnetik. Secaraumumpenginderaanjauhadalahilmu untukmemperolehinformasifenomenaalampadaobyek (permukaanbumi)yangdiperolehtanpakontaklangsung denganobyekdipermukaanbumimelaluipengukuran pantulan(reflection)ataupunpancaran(emission)oleh mediagelombangelektromagnetikyangkemudianenergi tersebutdirekamolehsensor.Adatigakelompokutama obyekpermukaanbumiyangdapatdideteksiolehsensor yaitu:air,tanah,danvegetasiyangmasing-masing memancarkanenergielektromagnetikdengankemampuan pemetaancitranyatergantungpadakarakteristikmasing-masingcitrasatelit.Kanaldankarakteristikinilahyang digunakan oleh penginderaan jauh untuk mengenali obyek-obyekatautipe-tipeliputanlahanyangadadipermukaan bumi 11 Gambar 3.1 konsep Penginderaan Jauh (Sutanto, 1994) Penginderaanjauhsangattergantungdari energigelombang elektromagnetik.Gelombang elektromagnetikdapatberasaldaribanyakhal,akantetapigelombangelektromagnetikyang terpentingpadapenginderaanjauhadalahsinarmatahari.Banyaksensormenggunakanenergipantulansinarmataharisebagaisumber gelombangelektromagnetik,sepertiyangdijelaskanpada gambar2.1diatas.Akantetapiadabeberapasensorpenginderaanjauhyangmenggunakanenergiyangdipancarkanolehbumidanyangdipancarkanolehsensoritusendiri.Sensoryangmemanfaatkanenergidaripantulancahayamatahariatauenergibumi dinamakansensorpasif,sedangkanyang memanfaatkanenergidarisensoritusendiri dinamakan sensor aktif. Padadasarnyateknologipenginderaanjauh berteknologisatelitadalahsuatuteknologiyangmerekam interaksiberkascahayayangberasaldarisinarmatahari dan obyek di permukaan bumi. Pantulan sinar matahari dari obyekdipermukaanbumiditangkapolehkameraatau sensor.Tiapbendaatauobyekmemberikannilaipantulan yangberbedasesuaidengansifatnya.Padapenginderaan jauhrekamancitradilakukanmelaluimediapitamagnetik dalam bentuk sinyal-sinyal digital.12 Satelitpenginderaanjauhsumberdayayang banyakdimanfaatkanselamainimerupakansatelityang menggunakansistemoptis.Penginderaan jauh sistem optis inimemanfaatkanspektrumtampakhinggainframerah (Liang,2004).Rentanggelombangelektromagnetikyang lebihluasdalampenginderaanjauhmeliputigelombang pendekmikrohinggaspektrumyanglebihpendekseperti gelombanginframerah,gelombangtampak,dan gelombang ultra violet (Elachi, 2006). 3.2.2Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Fishing Ground Pemanfaatanteknologipenginderaanjauhuntuk kelautansudahbanyakditerapkan.Halinididasarioleh suatukajianmengenaikarakteristikpermukaanlautyang bisadideteksiolehsensordarisatelit.Darisekianbanyak karakteristikyangbisadideteksiolehsatelit,adadua karakteristikyangbisaditangkapolehsensor satelit dalam penginderaanjauhkelautan,yaitu:suhupermukaanlaut, dan persebaran klorofil. Salah satu penerapan teknologi ini dalambidangkelautanadalahuntukpembuatanpeta fishing ground. Prinsipnya penginderaan jauh pada bidang kelautan mengacupadafenomenaalamyangmenunjukanadanya karakteristikobyekdibumiyangsangatspesifikdalam meresponenergimatahari(yangberadapadaspektrum elektromagnetik)(Paulus,2007),yangantaralain ditunjukanpadagambar2.2.Dapatdilihatperanan spektrumtampakmata(visiblespectrum)untuk sumberdayakelautan,yangditunjukanolehkurva reflectancenyapadatubuhair.Spektruminimempunyai panjang gelombang berkisar antara 0.4-0.7 um, yang terdiri darispektrumtampakmatabiru(visibleblue)dengan panjanggelombang0.40.5um,spektrumtampakmata hijau(visiblegreen)denganpanjanggelombang0.50.6 umdanspektrumtampakmatamerah(visiblered)dengan 13 panjanggelombang0.60.7um(Jensen,1986;Lillesand and Kiefer, 1987). Gambar 3.2 panjang gelombang spektrum untuk sumberdaya kelautan sumber : http://www.tropenbos.org Untukpenggunaanteknologiinidalambidang fishingground,dapatdigunakanparametersuhudan klorofil-auntuk mendeteksi nilai suhu yang sesuai dengan habitat ikan pelagis dan nilai klorofil-a yang sesuai dengan nilaitempathidupikanpelagis.Nilaisuhudanklorofil-a tersebutdidapatkandarinilaireflektanyangdidapatkan olehsensorsatelitdaripermukaanairlaut.Sehingga melaluiprosesinterpretasiakandidapatkanareayang diduga sebagai tempat fishing ground. 3.3Klorofil-a Klorofil-amerupakansalahsatupigmenyangpaling dominanterdapatpada fitoplanktondanberperandalamprosesfotosintesis.Ekosistembaharidibumi 14 hampirseluruhnya bergantungpadaaktivitasfotosintesistumbuhanbahari (Nybakken,1992). Kosentrasiklorofil-asuatuperairansangattergantungketersediaannutrient danintensitascahayamatahari.Bilanutrientdanintensitascahayamataharicukuptersedia,makakosentrasiklorofilakantingggidansebaliknya. Sebaranklorofil-adilautbervariasisecara geografismaupunberdasarkankedalamanperairan.Di Laut,sebaranklorofil-alebihtinggikonsentrasinyapada perairanpantaidanpesisir,sertarendahdiperairanlepas pantai. Tingginya sebaran konsentrasi klorofil-a di perairan pantai dan pesisir disebabkan karena adanya suplai nutrien dalam jumlah besar melalui run-off dari daratan, sedangkan rendahnyakonsentrasiklorofil-adiperairanlepaspantai karenatidakadanyasuplainutriendaridaratansecara langsung.Namunpada daerahdaerahtertentudiperairan lepaspantaidijumpaikonsentrasiklorofil-adalamjumlah yangcukuptinggi.Keadaaninidisebabkanolehtingginya konsentrasinutrienyangdihasilkanmelaluiprosesfisik massa air,dimana massa air dalam mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan. Konsentrasinutrienpendukungklorofil-ainidi lapisan permukaan sangat sedikit dan akan meningkat pada lapisantermoklindanlapisandibawahnya.Nutrien memilikikonsentrasirendahdanberubah-ubahpada permukaan laut dan konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnyakedalamansertaakanmencapaikonsentrsi maksimumpadakedalamanantara5001500m. Kandunganklorofil-adapatdigunakansebagaiukuran banyaknyaphytoplanktonpadasuatuperairantertentudan dapatdigunakansebagaipetunjukproduktivitasperairan. (Septiawan, 2006) PadacitraMODISpemisahandaratdanlaut dilakukanmenggunakanformulaAlgorithmTheoritical Basis Document 19 (ATBD 19), selain itu perlu dipisahkan 15 jugabagianawan.Untukmenghasilkancitrakonsentrasi klorofil dari citraMODIS digunakanband 10 danband 12 denganmenggunakanformulaATBD19,yaitu: (Septiawan, 2006) C = 10[0.2818-(2.783*R)+((1.863*R)2)-((2.387*R)3)] (1) R = log(Rrs488/Rrs551)(2) Dimana: C = nilai kandungan klorofil Rrs 551= nilai reflektansi kanal 12 Rrs 488 = nilai reflektansi kanal 10 DenganCdidefinisikansebagainilaikandungan klorofil,Rrs551didefinisikansebagainilaireflektansi permukaanpadapanjanggelombang551nm,padacitra MODISAquanilaireflektansiinidiwakiliolehkanal12, Rrs488didefinisikansebagainilaireflektansipermukaan pada panjang gelombang 488 nm, pada citra satelit MODIS Aqua nilai reflektansi ini diwakili oleh kanal 10. 3.4MODIS MODISadalahsalahsatuinstrumentutamayang dibawaEarthObservingSystem (EOS)Terrasatellite, yang merupakanbagiandariprogramantariksaAmerikaSerikat, NationalAeronauticsandSpaceAdministration(NASA). Programinimerupakanprogramjangkapanjanguntuk mengamati, meneliti dan menganalisa lahan, lautan, atmosfir bumi dan interaksi diantara faktor-faktor ini. SatelitTerraberhasildiluncurkanpadaDesember 1999danakandisempurnakandengansatelitAquapada tahun2002ini.MODISmengorbitbumisecarapolar(arah 16 utara-selatan) pada ketinggian 705 km. Lebar cakupan lahan padapermukaanbumisetiapputarannyasekitar2330km. SensorMODISmenghasilkanresolusiradiometrik16-bit perpiksel ini menghasilkan citra dijital dalam beberapa band: biru(band3),merah(band1),hijau(band4),near-infrared (band2,5,dan16-19),SWIR(band6&7),visible(band8-15),MWIR(band20-26),danTIR(band27-36).Sementara resolusispasialantara250mhingga1000m:band1&2 (250m), band 3-7 (500m), danband 8-36 (1000m). (Prahasta, 2008). Pada Citra Aqua MODIS, terdapat beberapa bagian / levelcitrayang bisadidapat.PadaLevel 0 merupakandata mentahyangbarudidapatdarisatelit.Level1merupakan datamentahyangakandiprosesmenggunakanaloritma untuk memisahkandata data yang terdapat pada Citra Aqua MODIS.Level2merupakandatacitraAquaMODISyang telahterdapatprosesalgoritmanya,padaumumnyaahli-ahli oseonografi menggunakandata ini untuk penelitian yang akan dilakukan.Level3merupakandatacitrayang telah terdapat semuanyasepertialgoritma,koreksi,klasifikasikarenadata hanya menampilkan nilai data yang kita butuhkan. MODISdapatmengamatitempatyangsamadi permukaanbumisetiaphari,untukkawasandiataslintang 30,dansetiap2hari,untukkawasandibawahlintang30, termasuk Indonesia. 3.5Parameter Oseanografi Keberadaanikanpadasuatuperairanberhubungan denganparameter-parameterosenografidiperairanseperti suhu,salinitas,arus,dankelimpahanfitoplanktonatau sumbermakanan.Informasimengenaiparameter-parameter oseanografisangatdibutuhkanuntukpengelolaan sumberdayaikansecaraoptimumdanlestari.Informasiini dapatdiperolehsecarainsitu(pengukurandilapangan). Tetapiadacaralainyanglebihefisienyaitumenggunakan 17 teknologipenginderaanjauh,karenatidakmenghabiskan biayayangbanyak,tenagadantidakmemakanwaktuyang lama untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.3.5.1Suhu Permukaan Laut Suhumerupakanparameteroseanografiyang palingdominandalammenentukanareafishing ground,halinididasaripadabeberapajenisikan pelagismempunyaikecenderunganuntuksenang beradadirentangsuhutertentuuntukhidup.Halini dsebabkankarenapadaumumnyasetiapspesiesikan akan memilih suhu yang sesuai dengan lingkungannya untuk makan, memijah dan aktivitas lainnya. Dipermukaanlaut,suhubervariasisecara horizontal sesuai dengan garis lintang dan juga secra vertika;sesuaidengankedalamanlauttersebut. ( Nontji,1987),menyatakansuhumerupakan parameteroseanografiyangmempunyaipengaruh sangatdominanterhadapkehidupanikankhususnya dansumberdayahayatilautpadaumumnya.Dari datasatelitNOAA,contohjenisikanyanghidup padasuhuoptimum20-30Cadalahjenisikanikan pelagis.Karenakeberadaanbeberapaikanpelagis padasuatuperairansangatdipengaruhiolehfaktor-faktor oseanografi. 3.5.2Pola Arus Permukaan Arusadalahfaktorpentingyang mempengaruhidinamikaoseanografiperairan.Arus berperandalamperubahandanperpindahanaspek fisika,kimiadanbiologiperairan,baiksalinitas,zat hara, fitoplankton, maupun migrasi ikan. Setiap jenis ikanmemillikirespondantoleransiyangberbedabeda terhadap arus. Polaaruspermukaansangatmempengaruhi ikanpelagisdalampenyebarannya.Dimanaarusini 18 sangatberpengaruhsaatikanpelagisbertelurdan mencarimakan.Karenadasarinilahbanyakikan pelagisyangmelakukanmigrasiuntukmenemukan daerahdenganarusyangsesuaidenganhabitatikan pelagis.Migrasiikan-ikandewasadisebabkanarus, sebagaialatorientasiikandansebagaibentukrute alami;tingkahlakuikandapatdisebabkanarus, khususnyaaruspasut,arussecaralangsungdapat mempengaruhidistribusiikan-ikandewasadan secaratidaklangsungakansangatmempengaruhi pengelompokan makanan (Lavastu dan Hayes 1981). Fishinggroundyangpalingbaikbiasanya terletakpadadaerahbatasantaraduaarusataudi daerahupwellingdandivergensi.Batasarus (konvergensidandivergensi)dankondisi oseanografidinamisyanglain(sepertieddies), berfungsitidakhanyasebagaiperbatasandistribusi lingkunganbagiikan,tetapijugamenyebabkan pengumpulanikanpadakondisiini.Pengumpulan ikan-ikanyangpentingsecarakomersilbiasanya beradapadatengah-tengaharuseddies.Akumulasi plankton,telurikanjugaberadaditengah-tengah antisikloneddies.Pengumpulaninibisaberkaitan denganpengumpulanikandewasadalamaruseddi (melalui rantai makanan). (Reddy, 1993). 3.5.3Salinitas Salinitasdidefinisikansebagaijumlahberat garamyangterlarutdalam1literair,biasanya dinyatakandalamsatuan0/00(permil,gram perliter).Diperairansamudera,salinitasberkisar antara 340/00 350/00. Tidak semua organisme laut dapathidupdiairdengankonsentrasigaramyang berbeda. 19 Interaksi antara suhu dan salinitas menentukan variasidensitasairlautakanyangmempengaruhi gerakanvertikalmassaairlaut.Prosesini memberikanpengaruhterhadapproseskimiadan biologi di kolom perairan. Salinitas merupakan salah satuparameterlingkunganyangmempengaruhi prosesbiologidansecaralangsungakan mempengaruhikehidupanorganismeantaralain yaitumempengaruhilajupertumbuhan,jumlah makananyangdikonsumsi,nilaikonversimakanan, dandayakelangsunganhidup.Salinitasmempunyai peranpentingdanmemilikiikataneratdengan kehidupanorganismeperairantermasukikan, dimanasecarafisiologissalinitasberkaitanerat dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut. Persebaransalinitasdilautdipengaruhioleh beberapa faktor menurut (Nontji, 1993) : apola sirkulasi air, bpenguapan, ccurah hujan, dan daliran air sungai. Distribusi salinitas permukaan jugacenderung zonal.Airlautbersalinitaslebihtinggiterdapatdi daerahlintangtengahdimanaevaporasitinggi.Air laut lebih tawar terdapat di dekat ekuator dimana air hujanmentawarkanairasindipermukaanlaut, sedangkanpadadaerahlintangtinggiterdapates yangmencairakanmenawarkansalinitasair permukaannya. 3.5.4Upwelling Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatulapisandalamkelapisanpermukaan.Gerakan naikinimembawasertaairyangsuhunyalebih 20 dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan(Nontji,1993).Padaumumnya,daerah yangmemilikisuhurelatiflebihrendahdaridaerah sekelilingnyadisebutsebagaidaerahupwelling. Fenomenaupwellinginidisebabkanolehadanya anginayangmendorongmassaairdipermukaan, sehinggaterciptaruangkosongpadapermukaanair laut.Ruangkosongtersebutkemudiandiisioleh massaairyangberadadibawahnya.Meningkatnya produksiperikanandisuatuperairandapat disebabkankarenaterjadinyaprosesairnaik (upwelling).Karenagerakanairnaikinimembawa sertaairyangsuhunyalebihdingin,salinitasyang tinggidantakkalahpentingnyazat-zatharayang kayasepertifosfatdannitratnaikke permukaan.(Nontji, 1993). 21 BAB IV METODOLOGI PEKERJAAN 4.1Alat dan Bahan Alatdanbahanyangdigunakandalamkegitanpekerjaan inimeliputiperalatanyangdigunakanpadakegiatanlapangan maupunpengolahandatadikantor.Rincianalatyangdigunakan sebagai berikut : 4.1.1Alat a.Perangkat Keras (Hardware) i.1 unit Notebook ASUS N43SL ii.Alat tulis b.Perangkat Lunak (Software) i.ENVI 4.4 ii.ArcGIS 10.1iii.Microsoft Office 2007 4.1.2Bahan a.Citra satelit Aqua MODIS level 2, citra yang digunakan adalah pada tanggal 24 Juni 2014 b.Data angin dan gelombang BMKG c.Peta Vektor Indonesia sebagai data tambahan 4.2Spesifikasi alat 4.2.1Hardware a.Laptop Lenovo G470 dengan beberapa spesifikasi: Processor : Intel Core i5 2450M CPU @2.50 GHz Memory : 4.09 GB4.2.2Softwarea.Software ArcGIS 10.1b.Software ENVI 4.4 c.Software Microsoft Excel 2007 22 4.3Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Metodologipenelitianyangdilakukandapatdigambarkan sebagai berikut : Gambar 4.1 Diagram Metodologi Penelitian Berikut adalah penjelasan metodologi : a.Persiapan danpengenalaninstansi digunakanuntuk mengenalkantempatdanparapembimbingyang akan mendampingi selama kerja praktik b.StudiLeteraturyangdigunakanadalahmodul pembuatan peta PDPI BPOL versipelabuhan. c.PengambilanDatadilakaukansecaraindividu denganbantuanpembimbingsesuaidenganmodul yang telah diberikan. Persiapan danPengenalan Instansi Studi Literatur Pengambilan Data Pengolahan Data PenyajianData Pembuatan Laporan 23 d.PengolahanDatadilakukansecaraindividudengan bantuanpembimbingsesuaidenganmodulyang telah diberikan. e.PenyajianDataberupaPetaPrakiraanDaerah Penangkapan Ikan BPOL f.PembuatanlaporandikerjakansetelahmasaKerja Praktek selesai. Adapununtukpengolahandatadapatdilihatpadaflowchart dibawah ini : 24 Gambar 4.2 Diagram Alir Pengolahan Data Berikut adalah penjelasan diagram alir pengolahan data : 25 a.ProsespengolahanCitraAquaMODISlevel2klorofil sertasuhudilakukandenganmenentukandatayang akandiolahsertamemilih produkKlorofilmaupunSea Surface Temperature untuk diunduh dan ditampilkan.b.Kemudianprosesselanjutnyadilakukandengan softwareENVI4.4,yangkemudiandikonversikanke format file .TIFF untuk dibaca di ArcGIS. c.Melakukan overlay pada kedua citra yang telah diproses (Klorofil dan Temperatur) pada ArcGIS 10.1. d.Padasuhupermukaanlautdilakukanklasifikasipada suhu 20 300c e.Padaklorofil-adilakukanklasifikasipadaareayang memiliki konsentrasi 0.2 1 mg/m3 f.Padatahaplayoutingcitrayangtelahdiolah ditamabahkaninformasisepertishapefilevektorrupa bumiindonesiadandataanginBMKG.Selainitu ditambahkaninformasimengenaipetasepertimata angin, legenda dan lain sebagainya. 4.4Jadwal Kegiatan KerjapraktikkamilaksanakandiBalaiPenelitiandan ObservasiLaut(BPOL)BalidalamjangkawaktuTiga minggumulaitanggal23Juni201416Juli2014,dengan rincian kegiatan sebagai berikut : Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek NoKegiatan Minggu Ke 1234 1Pengenalan Instansi 2Studi Literatur 3Pengambilan Data 4Pengolahan Data 26 NoKegiatan Minggu Ke 1234 6Penyajian Data 7Pembuatan laporan 4.5Pelaksana Kegiatan Pelaksana kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut : a. Nama : Zulfahmi Afifi NRP: 3510 100 022 Tempat/Tgl lahir: Gresik, 05Maret 1993 Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat Asal :JalanRayaAmbeng-ambeng11 Gresik Alamat Surabaya: Kejawan gg. IV no 24, keputihHP: 085655133303 E-mail: [email protected] b.Nama : Ridha Rahmawan NRP: 3511 100 059 Tempat/Tgl lahir: Gresik, 31 Desember 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat Asal:Jl.BetonRaya30a,RT03/RW 05,PPI Gresik Alamat Surabaya:JalanKeputihgang3cNo2, SurabayaHP: 085745928424 E-mail: [email protected] 27 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1Seleksi Data SeleksidataadalahprosesmendapatkandatacitraMODIS. Datayangdipilihadalahdatacitralevel2atauyangtelah terkoreksi geometric oleh stasiun bumi. Seleksi data ini dilakukan saatmendapatkancitraMODISdariweb.Seleksidatadapat dilakukansesuaidaerahyangtidaktertutupawan.Berikut langkah untuk mengunduh citra MODIS a.MembukaSitusoceancolor.gsfc.nasa.gov.PilihData Access Level 1 dan 2 Browser Gambar 5.1 tampilan situs oceancolor.gsfc.nasa.gov b.Pilih Wilayah Indonesia, tanggal yang dibutuhkan 24 Juni 2014, dansiang, danmalam 28 Gambar 5.2 pemilihan tanggal citra b.Caricitrayangmencakupwilayahyangdibutuhkan, SelatLombok,danklikbintangyangadadiatascitra. Klik Order Data Gambar 5.3 Pemilihan data tersedia c.Masukkancakupanwilayahpadakolom west,North,East,danSouth,Masukkanemail,klikDo NotExtractMyOrderforme.CentangLevel2(OC), Chlorophyll-a,Level2SST(11)(MODISonly).Klik Review order 29 Gambar 5.4 properties order Gambar 5.5 order data d.Klik Submit Order Gambar 5.6 pengunduhan file data citra e.Unduh2fileyangberformat(._LAC_OCdan _LAC_SST) 30 5.2Cloud Masking Datayangtelahdiperolehmelaluiseleksidataselanjutnya diolahuntukdikoreksicloudmaskingdandikonversikan kedalam.imgdatauntukmempermudahpengolahanpadapiksel datanyadengansoftwareArcGIS. Adapunprosespengolahannya adalah sebagai berikut : a.Buka software ENVI melalui Start ENVI Gambar 5.7 Membuka software ENVI Gambar 5.8 Tampilan muka software ENVI 31 b.Klik Pada Menu File| Open External File| Ocean Color| MODISAqua/Terra|Level2(untukpengolahancitra Klorofil a) Gambar 5.9 Pengolahan data Klorofil-a c.kemudianbukadatacitraklorofilahasildownload, pilihfilebernama (T2014174024000_L2_LAC_SST_georef)untuk membuka file citraklorofil Gambar 5.10 Pemilihan citra satelit Klorofil -a 32 d.Kemudianakanmunculnotifikasi,BrowseFor Folderyangberartiandadiharuskanuntukmencari folderyangdapatdigunakanuntukmenyimpandata hasil pengolahan Gambar 5.11 Pemilihan folder untuk menyimpan hasil pengolahan e.Pilih Output Option pada Reprojected dan OK Gambar 5.12 Output Option f.Tunggu hingga proses selesai 33 Gambar 5.13 Band Processing g.Setelahprosesselesai,makaakanmunculAvailable BandsListdenganinformasicitraklorofilayang telah di reproject oleh ENVI Gambar 5.14 Available Bands List klorofil -a h.KemudianKembalipadaMenuawallagi.Lakukan tahap ke b f. akan tetapi pilihanLevel 2 SST untuk pengolahan SST nya 34 i.Setelahprosesselesai,makaakanmunculAviable BandsListdenganinformasicitraSSTyangtelahdi reproject oleh ENVI j.Selanjutnyaadalahmelakukancloudmaskingdengan cara pilih Menu Basic Tools| Band Math Gambar 5.15 Proses Cloud Masking k.Tuliskan ekspresi,(FINITE(B2)AND!Values.F_NaNOR1)*B1 (tanpatandakutip)padaEnteranExpression, kemudian OK 35 Gambar 5.16 Mengisi Algoritma untuk Cloud Masking l.AkanmunculVariablestoBandsPairingsdanpilih Variables used in expression : i.B1[undefined]untukGeoref[SeaSurface Temperature] ii.B2[undefined]untukGeoref[QualityLevels; Sea Surface Temperature] Gambar 5.17 Memilih variable band untuk cloud masking 36 m. PilihOutputResulttoFilekemudianklikChoosepada Enter Output Filename masukkan nama output file baru untukpenyimpananhasilBandMath(pilihnamacitra SSTyangtelahkitareproject(tahapi) dantambahkan informasi,CM_didepandatatersebut(Contoh: CM_T2011220020000_L2_LAC_SST_georef.img). Kemudian Open dan OK Gambar 5.18 Hasil Band setelah Cloud Masking n.Setelahselesai,hasildapatdilihatpadainformasi Available Bands List o.Untuk melihat citra yang telah kita olah dapat dilakukan dengancaraklikpadasalahsatuinformasidatapada kotak Aviable Bands List kemudian Load Band 37 Gambar 5.19 Membuka band hasil Cloud Masking Gambar 5.20 Tampilan Band setelah Cloud Masking p.Untuk Melihat informasi data pada pixel base nya, dapat dilakukandengancaraklikMenupadacitrayangkita buka dan masuk ke Tools| Cursor Location/Value.... 38 Gambar 5.21 Membuka nilai piksel q.InformasipixelbasedapatdilihatpadakotakCursor Location/Value Gambar 5.22 Informasi Pikselr.Untukpengecekanulang,pastikanterdapatinformasi citra pada folder penyimpanan anda dengan nama: i.CM_T2011220020000_L2_LAC_SST_georef.img (Contoh) 39 ii.T2011220020000_L2_LAC_SST_georef.img (Contoh) iii.T2011220020000_L2_LAC_OC_georef (Contoh) Gambar 5.23 File Hasil Proses Cloud Masking s.Apabilasudahlengkap,kemudiansemuacitratersebut akandiolahdenganmenggunakansoftwareArcGIS untuk proses overlay 5.3Pengkelasan Klorofil Pengkelasanklorofildigunakanuntukmengkelaskanklorofi pada rentang nilai 0,2 1 mg/m3. Untuk pengkelasan klorofil dan SSTdigunakansoftwareArcGIS10.1.Adapunlangkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a.Buka Software ArcGIS 10.1 melalui Start| ArcGIS 40 Gambar 5.24 Membuka ArcGIS 10.1 Gambar 5.25 Tampilan Awal ArcGIS 10.1 b.MasukkancitraMODISyangsudahdiolahdengan ENVI ke dalam ArcGIS melalui menu File| Add Data... 41 Gambar 5.26 Membuka data hasil olahan dari ENVI c.Adddatadenganmencarilokasicitratersebut(ambil citrayangbertuliskan ............._L2_LAC_OC_georef.img) Gambar 5.27 Memilih citra Klorofil -a d.MakaakanmunculnotifikasipadaArcGISdengan tulisan,CreatePyramidsfor ............._L2_LAC_OC_georef.img. pilih Yes 42 Gambar 5.28 Create Pyramid untuk citra Klorofil-a e.Dibawah ini merupakan tampilan citra yang telah diolah di software ENVI Gambar 5.29 Tampilan Citra Klorofil-a f.Setelahmunculcitranya,klikKananpadalayer ............._L2_LAC_OC_georef.img pilih Properties.. 43 Gambar 5.30 Properties pada layer g.Langkah berikutnya adalah melakukan pengaturan pada citratersebutuntukmempermudahdalampengolahan dengan aturan pada layer properties sebagai berikut: i.Symbology Show: Stretched Stretch Type:MinimumMaximum (Statistic............ : Yes) Value: Edit High/ Low Value (check) Masukkan angka 2 untuk High label dan angka 0 untuk low label Color Ramp: Optional 44 Gambar 5.31 PengaturanSymbology Gambar 5.32 PengaturanSymbology 45 Gambar 5.33 Hasil Untuk Klorofil a h.Kemudianlakukanpengelompokanpixelpadacitra klorofilayangmemilikinilai0,21mg/m3dengan menggunakanRaster Calculator.....diSpasialAnalyst Tools Gambar 5.34 Membuka ArcToolbox 46 Gambar 5.35 Membuka Raster Calculator i.DoubleklikpadaLayeryangmemilikiinformasi klorofil a dan tuliskan pada kotak calculatornya seperti pada gambar dibawah. Gambar 5.36 Pengelompokan nilai Klorofil a j.MakaakanMuncullayercalculationdenganinformasi 0untukdatayangtidaktermasukrange0,21mg/m3 dan informasi 1 untuk data yang telah diseleksi 47 Gambar 5.37 Hasil untuk Pengkelasan Klorofil-a5.4Pengkelasan SST (Sea Surface Temperature) UntukpengkelasanSSTinicaranyasamadengan pengkelasan Klorofil. Masukkan citra MODIS yang sudah diolah dengan ENVI ke dalam ArcMap melalui menu File| Add Data... Gambar 5.38 Memilih citra SST a.Add data dengan mencari lokasi citra tersebut (ambil citra yang bertuliskan : CM_....................._L2_LAC_SST_georef.img) 48 Gambar 5.39 Tampilan Citra SST b.Langkah berikutnya adalah melakukan pengaturan pada citratersebutuntukmempermudahdalampengolahan dengan aturan pada layer properties sebagai berikut: i.Symbology Show: Stretched Stretch Type:MinimumMaximum (Statistic............ : Yes) Value: Edit High/ Low Value (check) Masukkan angka 35 untuk High label dan angka 20 untuk low label Color Ramp: Optional 49 Gambar 5.40 PengaturanSymbology Gambar 5.41 Hasil Untuk SST f.Kemudianlakukanpengelompokanpixelpadacitra klorofilayangmemilikinilai20-30Cdengan menggunakanRaster Calculator.....diSpasialAnalyst Tools. Double klik pada Layer yang memiliki informasi SSTdantuliskanpadakotakcalculatornyaseperti pada gambar dibawah. 50 Gambar 5.42 Pengelompokan nilai SST g.MakaakanMuncullayercalculationdenganinformasi 0untukdatayangtidaktermasukrange20-30Cdan informasi 1 untuk data yang telah diseleksi Gambar 5.43 Hasil untuk Pengkelasan SST 5.5Pembuatan dan Penentuan Grid Daerah Fishing Ground Pembuatangrid ini bertujuanuntukmenyeleksidaerah yang diprediksimempunyaikeadaandengantingkatklorofil-adan tingkat SST yang sesuai bagi habitat ikan pelagis 51 a.PertamaMasukkanshapefilekepulauanindonesia sebagai informasi daratan melalui AddData Gambar 5.44 Menambahkan Shapefile Peta Kepulauan Indonesia Gambar 5.45 Memilih Shapefile Peta Kepulauan Indonesia b.KemudianakanmunculpetaIndonesiasepertigambar dibawah ini. 52 Gambar 5.46 Tampilan Shapefile Peta Kepulauan Indonesia c.PerbandinganhasilpengkelasanklorofildanSST dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 5.47 Perbandingan Pengkelasan Klorofil-a dan SST 53 d.Kemudian masukkan shape file grid melalui add data Gambar 5.48 Menambahkan Layer Grid Wilayah Prakiraan Gambar 5.49 Pemilihan Grid h.makaakanmunculgriddiwilayahutarapulaubawean seperti gambar dibawah ini 54 Gambar 5.50 Tampilan Grid i.AturLayerPropertiesnyadenganketentuansebagai berikut: i.Symbology Features|SingleSymbol:Aturwarnasymbol pada category Hollow ii.Display Transparent: 70 % Gambar 5.51 Pengaturan untuk Grid 55 Gambar 5.52 Grid Properties Gambar 5.53 Tampilan Hasil Grid Properties b.Setelahituuncheckpadalayercalculationkemudian fokuskanpadalayeruntukSST,gunakanSelect FeaturesuntukmenandailokasiPendugaanUpwelling (Diindikasikanadanyasuhurendahdisekelilingsuhu tinggi dengan nilai fluktuasi 0,50 C) 56 Gambar 5.54 Select Freatures c.Gunakan I dentify untuk melihat informasi pixel nya GunakanShiftpadakeyboarduntukseleksilebihdari satu area upwelling Gambar 5.55 Identify d.Lakukanseleksiuntukidentifikasiklorofiladengan melihat nilai 1 pada layer Calculation e. 57 Gambar 5.56 Informasi Nilai Piksel f.Kemudianpilihdaerahyangmemilikifluktuasisuhu 0,5C untuk identifikasi SST Gambar 5.57 Menandai Grid Fishing Ground 58 Gambar 5.58 Hasil Pemilihan Grid Fishing Ground Gambar 5.59 Export file Grid Fishing Ground g.Kemudian, setelahmelakukanidentifikasi PFG, simpan shapefilegridyangterseleksidengancaraklikkanan pada Layer Grid Properties| Data| Export Data| Export: SelectedFeaturespilihoutputdatapenyimpanannya (letakkanpadaFolderyangberbedadenganmembuat folder baru 59 Gambar 5.60 Hasil Export Grid Fishing Ground Gambar 5.61 Tampilan Grid Fishing Ground 5.6Pengolahan Data Angin dan Gelombang Data angin dan gelombang yang didapatkan merupakan hasil perhitungan dari BMKG a.BukasoftwareMicrosoftExcel(selanjutnyaakan dituliskan sebagai MS Excel) 60 Gambar 5.62 Membuka File Angin b.PilihOfficeButton|Opendanubahfiletypenya menjadi All Files Gambar 5.63 Memilih Data Angin c.Carifiledataangindangelombangyangditerimadari BMKG yang memiliki ekstensi *.WF1 (contoh tampilan datanya adalah: R10.110808.00.WF1) dan Open 61 Gambar 5.64 Membuka Data Angin File *.WF1 d.Kemudian akan muncul Text Import Wizard Step 1 of 3.PadaOriginaldatatypepilihDelimetedsetelahitu Next Gambar 5.65 Text Import Wizard Step 1 of 3 e.AkanmuncullagiTextImportWizardStep2of3. PadaDelimeternyapilihTabdanCommasetelahitu Next 62 Gambar 5.66 Text Import Wizard Step 2 of 3 f.Tahap terakhir adalah Text Import Wizard Step 3 of 3. PadaColumndataformatpilihGeneraldankemudian Finish Gambar 5.67 Text Import Wizard Step 3 of 3 g.Data akan muncul sebagai berikut: 63 Gambar 5.68 Hasil dari Text Import Wizard h.Kemudian simpan data tersebut sebagai informasi angin dangelombangpadafolderdimanadataangindan gelombang tersebut diambil, dan beri nama data tersebut kedalam format *.xls Gambar 5.69 Menyimpan Data Olahan Angin i.LangkahselanjutnyaadalahbukaArcgisbaru. Kemudian masukan semua data dibawah ini 64 Tabel 5.1 Data untuk Layouting KeteranganBentuk Shape file Kepulauan IndonesiaPolygon Shape file hasil PFGPolygon Shape file AnginPoint Shape file gelombangPolyline j.Untuk data gelombang, data yang dimasukan adalah data berbentuk shapefile Gambar 5.70 Tampilan Data Gelombang k.KemudianklikkananpadalayeranginData|Export untuk melakukan export data angin dari excel ke bentuk point 65 Gambar 5.71 Export Data Angin h.Maka akan muncul jendela Export Data, kemudian pilih AllrecordsuntukpilihanExportdanpilihtempat penyimpanan file layer angin, kemudian klik OK Gambar 5.72 Pemilihan Output File i.Setelah itu Untuk data angin prosesnya sebagai berikut: i.Klik dua kali pada layer angin ii.AturSymbologykedalamQuantities|Graduated symbolsdanmasukkanuntukFieldsValue: WINDSPD_KN 66 Gambar 5.73 Layer Properties Angin j.KlikkotakTemplate|Properties...dankemudianakan munculSymbolSelectordankemudianpilihEdit Symbol k.Atur Properties:Type: Character Marker Symbol Font: Esri Cartography unicode: 176 Kemudian klik Ok Gambar 5.74 Symbol property editor 67 l.KemudianpadaSymbolselectorubahAnglepada Option menjadi 180 dan kemudian Ok Gambar 5.75 Symbol Selector m. KembalikeLayerPropertiespadaQuantities| GraduatedsymbolsubahClassificationmenjadi NaturalBreak(J enks)danClassesmenjadi7 kemudian klik Ok Gambar 5.76 Classification 68 n.UbahRange angkapadasymbolmenjadi:0,999999;2; 6; 10; 15; 20 dan biarkan untuk range ke 7 nya Gambar 5.77 Mengubah range o.SetelahituklikpadaAdvanced|Rotationdanubah RotationPointsbyangleinthisfieldnyamenjadi WI NDDI R_TNdanpilihRotationStylemenjadi Geographic dan klik Ok p.Klik Ok pada Layer Properties 69 Gambar 5.78 Mengubah Rotation q.Maka data angin akan berubah menjadi seperti gambar dibawah ini Gambar 5.79 Hasil Pengaturan Angin r.Untukdatagelombangprosestambahannyasebagai berikut MasukpadaLayerProperties|Labelsaturlabelnya sebagai berikut: Label Field : Countour 70 PlacementProperties:Position|Straightandcentered On the line LabelStyle:properties,symbolproperties,,edit symbol, Mask| Style| Hallo : 1 Gambar 5.80 Layer Properties Gelombang Gambar 5.81 Placement Properties 71 Gambar 5.82 Editor s.PadaArcGI SklikTools|Customize|Toolbarscheck pada Labeling Check pada Labeling Gambar 5.83 Labeling t.KemudianpilihLabelWeightRangkingdanisikan 1000padaFeatureWeightdilayerIndonesiadan Potential Fishing Ground (PFG) 72 oGambar 5.84 Label Weight Ranking Gambar 5.85 Weight Ranking u.Kemudiansebelummenginjakkeproseslayouting, Save terlebih dahulu project anda melalui File|Save dan simpan pada folder yang telah ditentukan sebelumnya 5.7Penyajian Peta Penyajian peta ini dilakukan untuk membuat tampilan peta supayabisalebihmudahdipergunakanolehmasyarakatyang membutuhkaninformasipetaini.adapunprosespenyajianini adalah proses layouting peta, berikut langkah-langkahnya :

a.Pada ArcMap klik View|Layout View 73 Gambar 5.86 Membuka Layout View b.KlikKanandiluarframelayoutkemudianpilihPage and Print Setup Gambar 5.87 Membuka Page and Print Setup c.UncheckUsePrinterPaperSettingsdangunakan ukuranA4denganOrientationLandscapekemudian Ok d.BuatMargin,denganmenekanangkayangberadadi sebelah atas dan kanan di dalam Layout View kemudian sesuaikan seperti pada gambar berikut 74 Gambar 5.88 Membuat Margin e.BuatframekotakmelaluiI nsert|Neatlinedengantipe placementadalah:Placearoundselectedelement(s) kemudian check pada Create separate neatline element dan Ok Gambar 5.89 Neatline f.PergunakanNeatlinetersebutuntukmembuatbingkai Peta,denganmenempatkanpadamarginyangtelah dibuat.Untukmenggandakanneatline,cukup menggunakanCtrl+CuntukCopydanCtrl+Vuntuk Paste 75 Gambar 5.90 Hasil bingkai dengan neatline g.Berikankoordinatpadaviewlayertersebutmelakukan klikkananpadaview layerkemudianpilihProperties| Grids| New Grid AkanmunculGridsandGraticulesWizardpilih optional Graticule:..... yang paling atas dan kemudian Next Gambar 5.91 Pemilihan pada grids and graticules wizard 76 h.Setelah itu muncul Create a Graticule pilih Appearance keGraticuleandLabelsdenganIntervaladalahsatu (1)untukkolomDegselainitupergunakanangka0 kemudian Next Gambar 5.92 Pemberian interval Koordinat i.KemudianuntukAxesandLabelsbiarkanseperti gambar berikut. Kemudian Next Gambar 5.93 Axes and Labels j.PadastepCreateaGraticuleuntukGraticuleborder pilih option paling atas Place a simple.. dan Finish 77 Gambar 5.94 Pemilihan Create graticule k.Kemudian lakukan Properties pada grid koordinat yang kita buat untuk mempercantik tampilannnya. Klik kanan pada layout Grid dan pilih Properties. Kemudian, Labels:Label Orientation|Vertical Labelscheckpada Left dan Right Gambar 5.95 Reference System Properties m.Hasildari pengaturangrid diatas adalahsepertigambar sebagai berikut : 78 Gambar 5.96 Tampilan Hasil Pengaturan Grid n.Berikan Judul Peta melalui I nsert| Title Berikan Legenda melalui Insert| Legend... Berikan Skala Bar melalui I nsert| Scale Bar... Berikan North Arrow melalui I nsert| North Arrow.. Berikan Informasi Instansi pembuat peta beserta sumber peta melalui I nsert| Title BerikangambarKKPdanSeacormsertaLambangITS Melalui I nsert| Picture.. Gambar 5.97 Tampilan Akhir Hasil Layouting 79 o.Setelah semua selesai, hasil layout sudah dapat di export untuk dijadikan informasi peta melalui File| Export Map Gambar 5.98 Export Map p.Kemudian pilih tempat folder penyimpanan dan gunakan format *PDF serta pilih resolusi sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 5.99 Menyimpan File 80 Halaman ini sengaja dikosongkan 81 BAB VI PENUTUP 6.1Kesimpulan DarihasilkerjaPraktekdiBalaiPenelitiandanObservasi Laut Bali didapatkan kesimpulan: a.Denganpenggunaanteknologiremotesensingatau penginderaanjauhyangdalamhalinimenggunakan data citraMODIS, dapat dipakai untukmengamati beberapafenomenaoseanografiyangdapatdipakaisebagaiindikatordaerahpenangkapanpotensialikan. b.PadapengolahancitrauntukdaerahPerairanUtara PulauBaweanterdapatbeberapatitikspotyang diperkirakanmenjadifishinggroundberdasarkan parameter suhu dan klorofil-a c.PadapengolahancitrauntukdaerahPerairanUtara PulauBaweanterdapatbeberapatitikspotyang diperkirakanmenjadifishinggroundberdasarkan parameter suhu dan klorofil-a 6.2Saran Dari hasil kerja Praktek di Balai Penelitian dan Observasi Laut Bali ini penulis member saran : a.DalampengembanganpetaPDPIinisebaiknya perludilakukanperhitunganestimasibiayadalam mencapaidaerahtersebutsehinggaparanelayan dapat mengestimasi keuntungan yang bisa didapat bilamelakukanpenangkapanikanpadaareayang telah ditentukan.b.Adanya produk yang sama dengan PPDPI pada instansi laindidalamkementrianyangsamasebaiknya 82 dihilangkanuntukmemudahkanpenggunadalam menentukan peta yang akan digunakan. 83 DAFTAR PUSTAKA Anonymous.undate.PrinsipDasarPenginderaanJauh http://tropenbos.org (Diakses tanggalNovember 4, 2014) Campbell,J.B.,1996.IntroductiontoRemoteSensing.Second edition. London: Taylor & Francis Ltd Elachi,C,JakobvanZyl.2006. IntroductiontothePhysicsand TechniquesofRemoteSensing,JohnWiley&Sons,New Jersey. Handani, L. 2008. Studi Perbandingan Suhu Permukaan Laut dari DataCitra Modisdengan DataArgo Float di Selatan Jawa Bali. Surabaya : Teknik Geomatika FTSP ITS Jensen,J.R.IntroductoryDigtalImageProcessingaRemoteSensingPerspective.SecondEdition.London: Prentice Hall. 1996. Laevastu, T. dan Hayes, M.L. 1981. Fisheries Oceanography and Ecology. New York: Fishering News Book Ltd. Liang,S.2004. QuantitativeRemoteSensingofLandSurface. John Willey & Sons Inc.. New Jersey.Lillesand,T.M.,danKiefer,R.W.1994.RemoteSensingand Image Interpretation. New York.: John Wiley&Son, Inc,.Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta Nybakken,J.W.BiologiLaut:SuatuPendekatanEkologis. Jakarta : PT. Gramedia. 1992. PaulusChaterinaAgusta2007.TeknologiPenginderaanJauh Kelautan:ProduktivitasPerikananProgramIlmu KelautanSekolahPascaSarjanaIPBPaperTeknologi Eksplorasi Kelautan ITK 502Prahasta,2008.RemoteSensing:PraktisPenginderaan Jauh&PengolahanCitraDijitalDenganPerangkatLunakERMapper.InformatikaBandung, Bandung.Reddy,M.P.M.1993.InfluenceoftheVariousOceanographicParametersontheAbundanceofFish 84 Catch.ProceedingofInternationalworkshoponApllicationofSatelliteRemoteSensingfor IdentifyingandForecastingPotentialFishingZonesinDevelopingCountries,India,7-11December 1993. Septiawan,A.W.2006.PemetaanPersebaranKlorofilWilayahPerairanSelatBaliMenggunakanTeknologiPenginderaanJauh.Surabaya:TeknikGeodesiFTSP-ITS. Sudirman dan Achmar mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta.Sutanto.PenginderaanJauhJilidI,cetakan1.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1994