laporan korupsi

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri , dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Penyakit yang sangat menakutkan di badan Negara adalah korupsi. Karena korupsi dapat mengakibatkan penegakan hukum dan layanan masyarakat menjadi amburadul. Misalnya dalam pengurusan SIM sampai sidang kasus tilang, tidak ada lagi yang berjalan sebagaimana mestinya. Pasti ujung-ujungnya uang dan kekuasaan yang bicara. 1

Transcript of laporan korupsi

Page 1: laporan korupsi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik

politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal

memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan

menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Sedangkan dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan

resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan

korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan

dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima

pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik

ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para

pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Penyakit yang sangat menakutkan di badan Negara adalah korupsi. Karena

korupsi dapat mengakibatkan penegakan hukum dan layanan masyarakat menjadi

amburadul. Misalnya dalam pengurusan SIM sampai sidang kasus tilang, tidak ada

lagi yang berjalan sebagaimana mestinya. Pasti ujung-ujungnya uang dan kekuasaan

yang bicara.

Pembangunan fisik jadi terbengkalai. Seperti jalanan berlubang atau

gedung sekolah yang gampang roboh. Kerena banyak yang mengorbankan kualitas

bahan bangunan supaya uangnya bisa ditilep, sampai bikin proyek yang sebenarnya

tidak ada.

Prestasi yang tidak beraarti. Seharusnya, orang bias mendududki jabatana

tertentu karena dia memang berprestasi dan kompeten. Tapi kenyataan bicara lain:

siapa saja bisa menduduki posisi apa saja. Syaratnya adalah punya uang atau

kekuasaan. Hansilnya pun banyak sekali posisi penting yang diduduki oleh orang

yang nggak becus.

Demokrasi jadi tidak jalan. Pemilihan wakil daerah bisa jadi contoh yang

menarik. Setelah repot-repot dipilih, sebagian tetep saja lebih mengutamakan

1

Page 2: laporan korupsi

kepentingan mereka yang punya uang ketimbang mereka yang memilih. Melihat

situasi ini, jangan heran rakyat bisa jadi tidak percaya pada demokrasi.

Ekonomi jadi hancur. Ada dua kuncinya: tidak efesien. Jika ingin

membangun pabrik, musti menyogok sana-sini. Jika ingin membuka usaha dengan

modal kecil, kalah dengan perusahaan-perusahaan bermodal besar yang dekat oleh

pemegang kekuasaan. Tidak heran orang asing mulai merasa malas berinvestasi di

Indonesia. Yang berujung kita jadi sengsara. Mencari pekerjaan pun menjadi susah,

bertahan hidup apa lagi.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang yang dimaksud dengan korupsi?

2. Apa saja jenis-jenis korupsi?

3. Apa saja Faktor pendorong seseorang melakukan Korupsi?

4. Apa saja dampak dari korupsi?

5. Apa saja bentuk-bentuk penyalahgunaan?

6. Bagaimana hukum yang berlaku dalam menanggulagi korupsi di Indonesia

khususnya di kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui korupsi

2. Untuk mengetahui jenis-jenis korupsi

3. Untuk mengetahui Faktor pendorong seseorang melakukan Korupsi

4. Untuk mengetahui dampak dari korupsi

5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyalahgunaan

6. Untuk mengetahui hukum yang berlaku dalam menanggulagi korupsi di

Indonesia khususnya di kota Bandung

2

Page 3: laporan korupsi

1.4 Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kami melakukan obsevasi secara langsung di RUTAN Negara kelas I

Bandung

2. Cara Pengambilan data

Pengambilan data kami lakukan secara dengan metode wawancara secara

langsung. Kami pun menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan cara

mengumpulkan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan hasil

observasi, sebagai bahan referensi observasi kami.

1.5 Manfaat

Dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan pengetahuan

kepada kita tentang bahaya korupsi dan mengetahui hukum yang menanggulangi

korupsi khususnya didaerah kota bandung .

3

Page 4: laporan korupsi

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian(astriani)

1. Asal kata Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin Corruption atau corruptus. Corruption berasal

dari kata corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah

turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption, corrupt; Perancis

yaitu corruption; dan Belanda yaitu corruptive, korruptie. Dari bahasa Belanda

inilah kata itu turun ke bahasa Indonesia yaitu korupsi. (Andi Hanzah, 2005:4)

2. Arti kata korupsi

a. Korup: busuk; palsu; suap (kamus Bahasa Indonesia, 1991)

b. buruk; rusak; suka menerima uang sogok; menyelewengkan uang/barang

milik perusahaan atau Negara; menerima uang dengan menggunakan

jabatannya untuk kepentingan pribadi (kamus Hukum, 2002)

c. korupsi: kebejatan; ketidak jujuran; tidak bermoral; penyimpangan dari

kesucian (The Lexicon Webster Dictionary, 1978)

d. penyuapan; pemalsuan (kamus Bahasa Indonesia, 1991)

e. penyelewengan atau penggelapan uang Negara atau perusahaan sebagai

tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain (kamus

Hukum, 2002)

f. menurut transparency Internasional

korupsi adalah perilaku pejabat public, mau politikus atau pegawai negeri,

yang secara nggak wajar dan nggak legal memeperkaya diri atau

memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara

menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada mereka.

4

Page 5: laporan korupsi

g. Berdasarkan pemahaman pasal 2 UU no. 31 tahun 1999 sebagaimana yang

diubah dengan UU no.20 tahun 2001, korupsi adalah perbuatan secara

melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain

(perseorangan atau korporasi) yang dapat merugikan keunagan/

perekonomian negara.

5

Page 6: laporan korupsi

BAB II

PEMBAHASAN

(EVITA) Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik

politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal

memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan

menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Sedangkan dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah

penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk

pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi

berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan

dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi

berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi,

yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura

bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele

atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan

kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu

sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan

membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan

kriminalitas|kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang

dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang

legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

6

Page 7: laporan korupsi

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup

unsur-unsur sebagai berikut :

a. Perbuatan melawan hukum

b. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana

c. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi

d. Merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara

3.1 Jenis-jenis korupsi antara lain : (ASTRI)

1. Korupsi waktu

Yaitu korupsi yang berkaitan dengan penyalahgunaan waktu, korupsi waktu

ini lebih biasa dikenal dalam bahasa awam jam karet. Jenis korupsi waktu

ini mrupakan suatu bentuk korupsi yang menyebabkan minimnya efisiensi

dan kurangnya hasil yang dicapai dalam suatu pekerjaan, misalnya saja

suatu pekerjaan yang seharusnya dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul

14.00, ternyata dilakukan dengan dimulai pada pukul 09.00 dan diakhiri

pukul 12.00. Hal ini tentu saja mengakibatkan ketidakefektifan dan akan

mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bagi instansi bersangkutan

dimana korupsi waktu terjadi.

2. Korupsi ilmu pengetahuan

Yaitu korupsi dimana seseorang meminta supaya penemuan/pendapatnya

dibenarkan dari sudut pandang suatu ilmu pengetahuan tertentu, padahal

sebenarnya pendapat itu salah. Korupsi ilmu pengetahuan ini dalam suatu

bidang pemerintahan terjadi ketika seorang pejabat administrasi negara

melakukan tindakan pembenaran atas nama ilmu pngetahuan atas

tindakannya yang salah, misalnya dengan doktrin hukum mengenai asas

diskresi, pejabat administrasi meminta pembenaran atas tindakannya yang

sewenang-wenang.

7

Page 8: laporan korupsi

3. Korupsi Politik

Yaitu korupsi yang dilakukan dalam bidang politik, misalnya adalah money

politik dalam kerangka pemilu, intimidasi dalam suatu proses politik.

Korupsi politik ini tentu saja akan menghasilkan suatu pemerintahan yang

korup karena pemerintahan tersebut didapat dari hasil korupsi politik

sehingga dapat dipastikan pelaksanaan dari pemerintahan tersebut akan

lebih memungkinkan dan menyuburkan korupsi jenis lainnya. Korupsi

politik ini berkembang dan tumbuh subur pada masa orde baru dimana

pemilihan umum selalu diwarnai oleh jualbeli suara, mengakibatkan

pengaburan demokrasi dengan tindakan penyuapan untuk mendapatkan

kekuasaan. Pada masa orde baru, korupsi politik ini tersamar dan tidak

terlihat, dilindungi oleh rezim militer dan kekuasaan otoriter yang ada. Pada

saat ini pun, korupsi politik masih menjadi penyakit yang mempengaruhi

kinerja administrasi publik.

4. Korupsi Materiil

Yaitu Korupsi materiil adalah korupsi yang berhubungan dengan materi atau

keuangan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa jenis korupsi materiil ini yang

sering dilakukan oleh pejabat administrasi negara dan menjadi penyakit

birokrasi yang mengakar dan sulit disembuhkan. Korupsi materiil ini

menjadi sumber utama krisis ekonomi yang melanda Indonesia sebagai buah

dari tindakan-tindakan korupsi para pejabat administrasi negara terhadap

keuangan negara baik di tingkat pejabat atasan sampai level bawahan.

Pejabat atasan melakukan korupsi dengan menggelapkan dana proyek

pembangunan, dan pejabat administrasi baawahan melakukan korupsi dalam

penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat, dengan berdalih sebagai

uang rokok ataupun uang lelah. Korupsi materiil ini tumbuh subur dan

8

Page 9: laporan korupsi

berkembang pesat pada masa orde baru dan bertahan sampai saat ini,

sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua pelayanan dan pelaksanaan

pemerintahan diselimuti oleh tindakan korupsi yang menggerogoti keuangan

negara.

5. Korupsi hati nurani

Yaitu Korupsi yang terjadi apabila seseorang tidak berani mengatakan yang

benar itu benar dan yang salah itu salah.

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di

antaranya : (ILHAM)

a. memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)

b. penggelapan dalam jabatan

c. pemerasan dalam jabatan

d. ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)

e. menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)

3.2 Faktor pendorong seseorang melakukan Korupsi

a. Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung

jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim

yang bukan demokratik.

b. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah

c. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar

dari pendanaan politik yang normal.

d. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

e. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman

lama".

f. Lemahnya ketertiban hukum.

g. Lemahnya profesi hukum.

h. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

9

Page 10: laporan korupsi

i. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

mengenai kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibanding

dengan kebutuhan hidup yang makin hari makin meningkat pernah di kupas

oleh B Soedarsono yang menyatakan antara lain " pada umumnya orang

menghubung-hubungkan tumbuh suburnya korupsi sebab yang paling

gampang dihubungkan adalah kurangnya gaji pejabat-pejabat....." namun B

Soedarsono juga sadar bahwa hal tersebut tidaklah mutlak karena banyaknya

faktor yang bekerja dan saling memengaruhi satu sama lain. Kurangnya gaji

bukanlah faktor yang paling menentukan, orang-orang yang berkecukupan

banyak yang melakukan korupsi. Namun demikian kurangnya gaji dan

pendapatan pegawai negeri memang faktor yang paling menonjol dalam arti

merata dan meluasnya korupsi di Indonesia, hal ini dikemukakan oleh Guy J

Parker dalam tulisannya berjudul "Indonesia 1979: The Record of three

decades (Asia Survey Vol. XX No. 2, 1980 : 123). Begitu pula J.W Schoorl

mengatakan bahwa " di Indonesia di bagian pertama tahun 1960 situasi begitu

merosot sehingga untuk sebagian besar golongan dari pegawai, gaji sebulan

hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapat dipahami bahwa

dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari tambahan dan banyak

diantaranya mereka mendapatkan dengan meminta uang ekstra untuk

pelayanan yang diberikan". ( Sumber buku "Pemberantasan Korupsi karya

Andi Hamzah, 2007)

Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal

memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.

Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau

"sumbangan kampanye".

3.3 Bentuk-bentuk penyalahgunaan Korupsi (MIRA)

Korupsi mencakup penyalahgunaan oleh pejabat pemerintah seperti

penggelapan dan nepotisme, juga penyalahgunaan yang menghubungkan

10

Page 11: laporan korupsi

sektor swasta dan pemerintahan seperti penyogokan, pemerasan, campuran

tangan, dan penipuan.

1) Penyogokan: penyogok dan penerima sogokan

Korupsi memerlukan dua pihak yang korup: pemberi sogokan

(penyogok) dan penerima sogokan. Di beberapa negara, budaya penyogokan

mencakup semua aspek hidup sehari-hari, meniadakan kemungkinan untuk

berniaga tanpa terlibat penyogokan.

Negara-negara yang paling sering memberikan sogokan pada

umumnya tidak sama dengan negara-negara yang paling sering menerima

sogokan. Duabelas negara yang paling kurang korupsinya, menurut survey

persepsi (anggapan ttg korupsi oleh rakyat) oleh Transparansi Internasional di

tahun 2001 adalah sebagai berikut:

Australia

Kanada

Denmark

Finlandia

Islandia

Luxemburg

Belanda

Selandia Baru

Norwegia

Singapura

Swedia

Swiss

Israel

Menurut survei persepsi korupsi , tigabelas negara yang paling korup adalah:

Azerbaijan

11

Page 12: laporan korupsi

Bangladesh

Bolivia

Kamerun

Indonesia

Irak

Kenya

Nigeria

Pakistan

Rusia

Tanzania

Uganda

Ukraina

Namun demikian, nilai dari survei tersebut masih diperdebatkan

karena ini dilakukan berdasarkan persepsi subyektif dari para peserta survei

tersebut, bukan dari penghitungan langsung korupsi yg terjadi (karena survey

semacam itu juga tidak ada)

2) Sumbangan kampanye dan "uang haram"

Di arena politik, sangatlah sulit untuk membuktikan korupsi, namun

lebih sulit lagi untuk membuktikan ketidakadaannya. Maka dari itu, sering

banyak ada gosip menyangkut politisi.

Politisi terjebak di posisi lemah karena keperluan mereka untuk

meminta sumbangan keuangan untuk kampanye mereka. Sering mereka

terlihat untuk bertindak hanya demi keuntungan mereka yang telah

menyumbangkan uang, yang akhirnya menyebabkan munculnya tuduhan

korupsi politis.

3) Tuduhan korupsi sebagai alat politik

12

Page 13: laporan korupsi

Sering terjadi dimana politisi mencari cara untuk mencoreng lawan

mereka dengan tuduhan korupsi. Di Republik Rakyat Cina, fenomena ini

digunakan oleh Zhu Rongji, dan yang terakhir, oleh Hu Jintao untuk

melemahkan lawan-lawan politik mereka.

4) Mengukur korupsi

Mengukur korupsi - dalam artian statistik, untuk membandingkan beberapa

negara, secara alami adalah tidak sederhana, karena para pelakunya pada

umumnya ingin bersembunyi. Transparansi Internasional, LSM terkemuka di

bidang anti korupsi, menyediakan tiga tolak ukur, yang diterbitkan setiap tahun:

Indeks Persepsi Korupsi (berdasarkan dari pendapat para ahli tentang seberapa

korup negara-negara ini); Barometer Korupsi Global (berdasarkan survei

pandangan rakyat terhadap persepsi dan pengalaman mereka dengan korupsi); dan

Survei Pemberi Sogok, yang melihat seberapa rela perusahaan-perusahaan asing

memberikan sogok. Transparansi Internasional juga menerbitkan Laporan Korupsi

Global; edisi tahun 2004 berfokus kepada korupsi politis. Bank Dunia

mengumpulkan sejumlah data tentang korupsi, termasuk sejumlah Indikator

Kepemerintahan

3.4 Dampak Korupsi antara lain : (REGINA)

a. Dampak korupsi yang paling jelas adalah negara mengalami kerugian dan

membuat rakyat semakin miskin. Uang yang seharusnya diperuntukan

bagi kesejahteraan rakyat, malah masuk ke kantonh-kantong pejabat

b. Saat satu tindakan korupsi berhasil dilakukan dan tidak mendapat sangsi

hukum yang sesuai, hal ini akan memicu tindakan korupsi yang lain. Hal

ini bisa menjadikan Indonesia sebagai negara paling korup di dunia karena

menjamur dengan suburnya

Pemilu tidak akan berjalan lancar sebagai mana mestinya. Hal ini

disebabkan masyarakat sudah malas untuk memilih pimpinan.

13

Page 14: laporan korupsi

c. Menurut masyarakat, mengikuti pemilu sama saja memilih koruptor.

Berikutnya, Bila kasus korupsi dibiarkan terus menerus dampak korupsi

yang paling besar adalah perlawanan dari rakyat karena ketidakpuasan

pemerintah. Misalnya tidak ada lagi masyarakat yang mau membayar

pajak, terjadi demo besar-besaran yang memungkinkan bisa

menggulingkan pemerintahan dan keadaan negara akan kacau galau karena

rakyatnya marah.

d. Pemilu tidak akan berjalan lancar sebagai mana mestinya. Hal ini

disebabkan masyarakat sudah malas untuk memilih pimpinan.

.

14

Page 15: laporan korupsi

3.5 RUTAN Negara Kelas I KebonWaru Bandung (RIFKI)

A. Sejarah singkat

Rumah Tahanan Negara kelas 1 Bandung dibangun tahun 1927,

sebelumnya digunakan untuk LAPAS Militer yang diperuntukan bagi

tahanan politik dan militer dari tahun 1960 sampai dengan tahun 1980.

Kemudian dipergunakan untuk LAPAS kelas II A Banceuy, pada tanggal

01 Juli 1990 resmi digunakan untuk RUTAN kelas1 Bandung .

Terletak dijalan Jakarta no.29 Bandung dengan luas areal sekitar

42.650 m, disebelah barat berbatasan dengan Kantor Wilayah

Departement Hukum dan HAM Jawa Barat, sebelah utara dan timur

berbatasan dengan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung, sebelah

selatan berbatasan dengan jalan Jakarta.

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kedudukan : RUTAN Negara Kelas 1 Bandung merupakan unit

pelaksanaan teknik di bidang pelayanan tahanan dalam rangka untuk

kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan sidang di

pengadilan. Kedudukannya dibawah Kanwil Depkumham Jawa Barat,

serta bertanggungjawab pada Direktorat Jendral Pemasyarakatan

Depkumham RI.

2. Tugas pokok : melaksanakan perawatan terhadap tersangka atau

terdakwa sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang

berlaku.

15

Page 16: laporan korupsi

3. Fungsi : melaksanakan pelayanan tahanan, pemeliharaan keamanan

dan tata tertib, pengelolaan dan tata usaha rutan.

C. Sasaran (SAEPUL)

1. Perawatan dan pembinaan :

a. Kualitas ketaqwaan kepada Tuhan YME.

b. Kualitas intelektual

c. Kualitas sikap dan prilaku

d. Kualitas profesionalisme, keterampilan, serta

e. Kualitas kesehatan jasmani dan rohani

2. Pelaksanaan :

a. Isi lebih rendah dari kafasitas

b. Menurunkan angka pelarian dan gangguan kamtib

c. Meningkatkan secara bertahap jumlah navi yang bebas sebelum

waktunya melalui proses asimilasi dan integrasi

d. Semakin menurunnya angka residivis

e. Prosentase kematian dan sakit sama dengan prosentase yang ada di

masyarakat

f. Biaya perawatan sama dengan kebutuhan minimal manusia pada

umumnya

g. Rutan dalam keadaan bersih dan terpelihara

h. Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang

menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat dan semakin

berkurangnya nilai-nilai sub kultur penjara.

D. Kondisi Bangunan (SAVITRI)

Luas bangunan mencapai 18.000 m. Meliputi ; bangunan utama, sarana

ibadah dan olahraga, halaman depan, halaman dalam, branggang yang

dibatasi oleh tembok keliling.

Bangunan utama terdiri atas ruang perkantoran, ruang serbaguna, ruang

kunjungan, rumah sakit, gudang, pos jaga, kantin, dan kamar-kamar hunian.

16

Page 17: laporan korupsi

Kapasitas kamar hunian mencapai 780 orang terdiri atas lima blok,

yaitu blok A,B,C ,D & E dengan jumlah kamar sebanyak 75 kamar.

Bangunan blok sell dalam proses penyelesaian :

Jumlah lantai = 3 lantai, luas bangunan = 3.231 m

Jumlah Kamar = 36 Kamar, Kapasitas = 720 orang

E. Kegiatan Perawatan dan Pembinaan

1. Penyuluhan

a. Penyuluhan hukum

b. Penyuluhan kesehatan dan kebersihan

c. Penyuluhan wawasan kebangsaan, persatuaan dan kesatuaan

2. Pemberian remisi 17 agustus dan hari raya keagamaan

3. Pemberian cuti menjelang bebas dan pembebasan bersyarat, cuti

bersyarat.

4. Keagamaan

a. Pondok pesantren Daarut Taubah

b. Kegiatan keagamaan nasrani

5. Keterampilan

Keterampilan menjahit, keterampllan potong rambut,

pertukangan/perkayuan, elektronika, jasa setrika, pengolahan sampah,

dan perikanan.

6. Olahraga dan kesenian

a. Senam pagi, tenis meja, bola voli, tenis lapangan

b. Waru band, qosidah

c. Latihan lagu-lagu rohani

7. Pendidikan (YANDRA)

a. Pendidikan anak

b. Perpustakaan

F. Kondisi Penghuni

17

Page 18: laporan korupsi

NO TAHANAN DEWASA PEMUDA ANAK

1 Tahanan A I - - -

2 Tahanan A II 151 6 5

3 Tahanan A III 354 153 6

4 Tahanan A IV 17 - -

5 Tahanan A V 3 - -

6 Tahanan Asing - - -

JUMLAH 525 159 11

NO NARAPIDANA DEWASA PEMUDA ANAK

1 Narapidana BI 236 103 21

2 Narapidana B II A 176 39 12

3 Narapidana B II B - - -

4 Narapidana B III 4 - -

5 Narapidana Asing - - -

JUMLAH 416 142 33

3.6 Wawancara (WINDA)

Nama : Basuki

Usia : 45 th

Asal : Jatim

Anak : 3 (16 th, 12 th, 6 th)

Pekerjaan awal : Wiraswasta

Jabatan : Direktur

Lulusan : SI univ. BRAWIJAYA Malang, Teknik Sipil

18

Page 19: laporan korupsi

Beliau tertangkap karena kesalahan prosedur dalam penyalahgunaan pengaturan

pelelangan pengadaan barang didinas pendidikan kota Bandung, yang dilakukan

oleh beliau sendiri.

Beliau tertangkap di jakarta tepatnya dikediamannya didaerah cibubur. Setelah

tertangkap beliau menjalani 17 kali sidang dalam sidang tersebut hampir dari ke-5

saksi memberatkan beliau sehingga ia dijatuhkan dalam Pasal 2 UU 20 tahun

tahun 21 dengan jenis perbuatan yaitu melawan hukum, memperkaya diri

sendiri/orang lain/korporasi yang dapat merugikan keuangan/perekonomian

Negara.

hukuman yang dijalaninya adalah beliau mendapat: vonis 4 tahun 3 bulan, denda

500 juta.melakukan korupsi sebesar 950 juta. Sudah menjalani hukuman selama 2

tahun. Beliau tidak mau naik banding Karena menurut beliau itu akan menguras

energy dan dana, jadi beliau menerimanya saja dengan lapang dada.

Kegiatan para napi selama di lapas yaitu, apel setiap 2 jam sekali, diatur setiap

blok. Jam 6 pagi para napi keluar dari ruang tahanan, kembali lagi ke ruangan jam

12 siang, kemudian keluar lagi dari tahanan jam 5 sore sampai jam 6 magrib, jam

8 malam para napi dikumpulkan lagi diruang tahanan masing-masing untuk di

check ulang kehadirannya .

Pa Basuki berperan aktif di kepengurusan mesjid lapas. Meskipun ia mualaf

tetapi ia pandai dalam keagamaan yaitu mengajar ngaji bagi para napi yang

belum bisa mengaji, selain itu beliau juga sering dimintai bantuan untuk membuat

skripsi dan tesis para petugas lapas yang sedang melanjutkan pendidikannya.

6 bulan pertama beliau menjalani hukuman, beliau merasa minder tetapi karena

waktu terus berjalan beliaupun sudah dapat menerima dan terbiasa dengan

keadaannya saat ini .

Pesan beliau kepada kita selaku mahasiswa yaitu : “ KITA HARUS LEBIH

MENGKRITISI DARI BERBAGAI SEGI , UNTUK LEBIH BERANI

MENGELUARKAN PENDAPAT “

19

Page 20: laporan korupsi

Pertanyaan

Untuk : nara pidana

1. Nama

2. Usia

3. Alamat

4. Memiliki anak berapa dan usia anak berapa serta jenjang sekolah

5. Jabatan sebelumnya/ pekerjaan sebelumnya

6. Penyebab masuk penjara

7. Vonis yang di berikan, baik hukuman penjara maupun denda

8. Pasal yang dilanggar

9. Berapa lama melakukan korupsi

10. Berkelompok atau sendiri dalam korupsi

11. Jika berkelompok, apakah anggota lain juga tertangkap dan diberikan

sanksi yang sama?

12. Setelah di vonis di pengadilan apakah melakukan banding atau langsung di

jebloskan ke penjara?

13. Sudah berapa lama mendekam di penjara?

14. Sarana di penjara apakah buruk, baik, atau biasa saja?

20

Page 21: laporan korupsi

15. Jika buruk, bagaimana tanggapannya jika melihat kasus artalita di mana ia

sama melakukan korupsi, namun bisa mendapatkan fasilitas yang sangat

nyaman?

16. Kegiatan apa saja yang dilakukan selama di penjara?

17. Apa rencana yang akan dilakukan jika sudah terbebas dari penjara?

18. Apakah ada pesan yang ingin disampaikankepada kami para mahasiswa?

Daftar Pustaka

Meheka, Arya. Mengenali Dan Memberatas Korupsi. Jakarta: KPK republic

Indonesia.

Subandy, Idy dan Yosal Iriantara. 2003. Malawan Korupsi Di Sector

Publik.Bandung: Saresehan Warga Bandung (Sawarung)

http://www.anneahira.com/akibat-korupsi.htm

http://rechtboy.wordpress.com/

http://myblog4famouser.com/2008/12/jenis-jenis-korupsi-sudahkah-anda-tahu/

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Korupsi&action=edit

21

Page 22: laporan korupsi

http://amisiregar.multiply.com/journal/item/36/Anak_Didik_Pemasyarakatan

22