Laporan KKP Plosokerep Indramayu

download Laporan KKP Plosokerep Indramayu

of 32

description

IPB, KKP, Indramayu

Transcript of Laporan KKP Plosokerep Indramayu

LAPORAN KKP/KKBM

TAHUN 2013 DESA PLOSOKEREPKECAMATAN TERISI KABUPATEN INDRAMAYU

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKALLokasi: Masyarakat Sekitar Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Oleh :Wulan Aprilyani Dwi PA14100007Amanda Sari WidyantiA24100050Siti Nurul BenowatiA34100038Rezza Mien Nugraha A44100001Hernawan PrassetyoI14100073Wida Edwina ArifinI24100016Sari LestariI34100103

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2013

1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA PARTISIPATIF DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

Oleh :Wulan Aprilyani Dwi PA14100007Amanda Sari WidyantiA24100050Siti Nurul BenowatiA34100038Rezza Mien Nugraha A44100001Hernawan PrassetyoI14100073Wida Edwina ArifinI24100016Sari LestariI34100103

Dosen Pembimbing Lapang 1

Dr. Ir. Sugianta, M.SiNIP 19630115 198811 1 002Dosen Pembimbing Lapang 2

Dr. Ivanovich Agusta, SP, M.SiNIP 19700816 199702 1 001

Kepala LPPM IPB

Dr. Ir. Prastowo, M.EngNIP 19580217 198703 1 004

RINGKASAN

Pendidikan, kesehatan dan pertanian merupakan sektor yang penting dan strategis dalam kehidupan. Kualitas SDM tidak hanya ditunjang oleh salah satu sektor saja melainkan dari ketiga sektor tersebut. Pemberdayaan masyarakat merupakan jalan yang dipilih untuk mencapai peningkatan kualitas SDM. Pasalnya, pemberdayaan masyarakat menempatkan masyarakat secara setara dan bertujuan untuk membuat masyarakat lebih berdaya dan dapat meningkatkan kualitas taraf hidup. Pemberdayaan masyarakat menggunakan cara yang patisipatif dalam menjaring aspirasi. Hal ini dilakukan, agar setiap masyarakat merasa memiliki peluang yang sama dan ditempatkan sebagai subjek. Pemberdayaan masyarakat diawali dengan analisis permasalahan dan potensi wilayah. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan pertemuan kelompok dalam suatu wilayah. Dalam pertemuan kelompok semua partisipan bisa dengan leluasa curhat mengenai permasalahan yang menjadi fokus pembicaraan. Hasil analisis masalah di bidang pertanian yang dilakukan di Desa Plosokerep menggambarkan bahwa petani mengeluhkan serangan hama dan penyakit pada tumbuhan padi mereka disusul dengan keadaan irigasi yang tidak maksimal. Upaya yang dilakukan pelaksana program dalam membantu memberikan alternatif jalan keluar dari permasaahan tersebut yakni dengan menawarkan penggunaan pestisida nabati dan PGPR. Selain itu program tambahan yang dianggap menunjang kebutuhan petani yakni dengan melakukan penyuluhan pertanian dan pekarangan yang didalamnya disampaikan materi mengenai pembuatan kompos, manajemen pasca panen, dan pemanfaatan pekarangan. Program dibidang kesehatan yang dilakukan di setiap kegiatan posyandu adalah penyuluhan ayo melek gizi dan tumbuh kembang anak. Penyuluhan ini dilakukan untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi ibu hamil dan ibu rumah tangga. Selain itu sosialisasi pedoman hidup bersih dan sehat (PUGS) dilakukan di SD sekitar desa. Program yang ditawarkan dan dijalankan oleh penyelenggara program mendapat sambutan yang baik dan berjalan lancar.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Akhir Kegiatan Kuliah Kerja Profesi dengan judul pemberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam peningkatan pendidikan kesehatan dan pertanian berbasis sumberdaya lokal. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi ketentuan pelaksanaan Program Kuliah Kerja Profesi. Selain itu, penyusunan laporan akhir ini ditujukan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini semuanya tentu tidak akan berjalan tanpa dukungan berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen pembimbing, Aparat Pemerintahan Plosokerep, seluruh warga Desa Plosokerep dan berbagai pihak yang telah membantu sehingga program ini dapat terlaksana. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Kritik dan saran sangat Penulis harapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Indramayu, 28 Agustus 2012

Tim Penulis

DAFTAR ISI

RINGKASANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivPENDAHULUAN1Latar Belakang1Tujuan Kegiatan2POTENSI WILAYAH DAN PERMASALAHAN3 Kondisi Geografis3Kondisi Demografi3Potensi wilayah3Kondisi Ekonomi4Potensi Pendidikan4PELAKSANAAN DAN EVALUASI PROGRAM6Program Umum63.1.1 Rumah Pintar63.1.2. Lomba 17 Agustus63.1.3 Pemetaan dan Pengecekan Kadar Hara (N, P, dan K) Lahan Sawah7Program Profesi83.2.1 FGD (Focus Group Discussion)83.2.2 Praktek Teknik Penanaman Vertikultur93.2.3 Kegiatan Aku Cinta Pertanian93.2.4. Pembuatan Kebun Bibit Sederhana93.2.5 P3 (Penyuluhan Pertanian dan Pekarangan)103.2.7. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat133.2.8. Ayo Melek Gizi143.2.9 Revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)163.2.10 Pemahaman Tumbuh Kembang Anak173.2.11 Penerapan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter183.2.11 Pengenalan Buah dan Sayur Lokal19 Evaluasi 19KESIMPULAN DAN SARAN 20 Kesimpulan 20 Saran 20LAMPIRAN 21

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak desa yang memiliki potensi dan berpeluang untuk dikembangkan menjadi wilayah produktif. Potensi yang dapat dikembangkan mencakup sumberdaya alam dan manusia yang ada di dalamnya. Kegiatan pembangunan desa merupakan salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup dan kesehjateraan masyarakat di lingkungan pedesaan. Kegiatan pembangunan desa dapat berupa pembangunan pertanian, kesehatan, pendidikan anak usia dini, dan pengembangan masyarakat.Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang merupakan daerah sentra pertanian, dimana sector pertanian menyumbang 43 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu. Selain itu pertanian juga merupakan sector usaha utama berdasarkan prosentase jumlah penduduk yaitu 8,8%. Kabupaten Indramayu juga dikenal sebagai daerah dengan lumbung padi Jawa Barat. Akan tetapi produksi padi sawah ini seiring waktu banyak mengalami penurunan produksi serta luas lahan, sehingga berdampak kepada penurunan produktivitas. Produksi padi sawah mengalami penurunan dikarenakan terjadi kekeringan yang disebabkan sulitnya mencari sumber air di daerah ini (BAPEDA). Selain padi kabupaten Indramayu juga memiliki komoditas buah-buahan local seperti mangga, jeruk, jambu biji, sawo, pisang, papaya dan semangka. Indramayu juga menghasilkan sayuran local seperti kacang panjang, terong, ketimun, kangkung, cabe merah, bawang merah, dan melinjo. Desa Plosokerep merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai petani dan buruh tani, yang pada umumnya masih memiliki tingkat kesejahteraan relatif rendah. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat ini menjadi salah satu faktor yang menimbulkan berbagai permasalahan di Desa Plosokerep. Secara umum, permasalahan yang terjadi antara lain di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan. Masalah pertanian yang terjadi diantaranya mewabahnya organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya tanaman padi, kurangnya aplikasi1

penggunaan pestisida dan pupuk organik, dan pemanfaatan lahan pekarangan lestari. Masih rendahnya kesadaran mengenai perilaku hidup bersih dan sehat khususnya ibu dan anak. Program Kuliah Kerja Bersama Masyarakat (KKBM) yang dilaksanakan merupakan suatu bentuk kepedulian mahasiswa terhadap upaya penyelesaian masalah-masalah dan isu sentral dalam masyarakat sebagai upaya pendorong Indeks Pembangunan Manusia. Kegiatan ini merupakan langkah awal pengorganisasian komunitas, dimana mahasiswa sebagai community organizer mencoba untuk terlibat bersama di aras komunitas dan menjalin komunikasi serta relasi dengan cara belajar dari kebiasaan sehari-haridarikomunitas. Berbagai program yang menyentuh bidang pertanian, pendidikan, dan kesehatan dengan mengangkat konsep Pemberdayaan Masyarakat Secara Partisipatif Dalam Peningkatan Pendidikan Kesehatan dan Pertanian Berbasis Sumberdaya Lokal yang dibangun dengan pengorganisasian komunitas diharapkan mampu membangkitkan kesadaran dan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap peningkatan kualiatas hidup. Oleh karena itu, Fakultas Pertanian bergabung dengan Fakultas Ekologi Manusia IPB perlu melakukan tindakan nyata sebagai peran serta dalam upaya penanggulangan permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat. Melalui program kuliah kerja bersama masyarakat (KKBM) diharapkan mahasiswa FAPERTA dan FEMA IPB dapat melakukan berbagai upaya berkelanjutan guna menyelesaikan permasalahan yang muncul secara partisipatif dan kolaboratif demi tercapainya pembangunan dan kemandirian desa

Tujuan Kegiatan

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan potensi pertanian dan pengembangan masyarakat berupa kesehatan, pendidikan usia dini dan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada sumberdaya lokal Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

2POTENSI WILAYAH DAN PERMASALAHAN

Kondisi Geografis

Desa Plosokerep merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu. Luas Desa Plosokerep adalah 761 Ha. Terletak disebelah utara Desa Kendayakan, Desa Plosokerep berbatasan langsung juga dengan Desa Jatimulya di sebelah selatan, Desa Kedokan Gabus di sebelah barat, dan Desa Rajasinga di sebelah timur. Desa Plosokerep termasuk kedalam daerah dataran rendah karena ketinggian tanah dari permukaan laut hanya berkisar 13 M/Dpl. Curah hujan rata-rata Desa Plosokerep adalah 893-100 mm/Th. Hampir 85% lahan di Desa Plosokerep digunakan sebagai lahan pesawahan dan sekitar 28 Ha digunakan sebagai lahan perkebunan.

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Plosokerep adalah 5.136 orang atau sekitar 1.725 kepala keluarga. Dengan komposisi penduduk pria sebanyak 2.717 jiwa dan perempuan 2.419 jiwa. Seluruh masyarakat Desa Plosokerep berkewarganegaraan Indonesia dan menganut agama islam. Tabel 1 Jumlah penduduk Desa Plosokerep berdasarkan umurNoUsia (Tahun)Jumlah (jiwa)

10-3440

24-6504

37-12520

413-15109

516-18296

6>193682

Potensi wilayah

Luas area yang termasuk ke dalam wilayah Plosokerep adalah sekitar 761 ha. Secara umum sebagian besar wilayah Desa Plosokerep terdiri dari persawahan, yaitu sekitar seluas 626,5 ha, sedang sisanya terdiri 28 ha pekarangan, 107 ha permukiman, dan sisanya adalah kebun dan ladang. Data struktur tata guna lahan di Desa Plosokerep disajkan pada Tabel. Lahan kering yang terdapat di Desa Plosokerep dimanfaatkan untuk menanam padi pada musim penghujan dan semangka pada musim kemarau. Secara ekologis, berdasarkan kondisi geografis dan karakteristik lahan maupun jenis flora dan fauna yang tumbuh. Desa Plosokerep dapat dikategorikan sebagai daerah pertanian lahan kering. Debit air untuk irigasi tidak konsisten dan cenderung tidak mencukupi kebutuhan, khususnya pada musim kemarau panjang. Tabel 2 Luas Penggunaan Lahan Desa PlosokerepJenis Penggunaan LahanLuas (ha)

Sawah626,5

Empang-

Pekarangan28

Pemukiman 107

Sumber: Profil Desa di Wilayah Kecamatan Plosokerep 2010

Kondisi Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Desa Plosokerep sama seperti desa lainnya di Kecamatan Terisi yaitu bertani. Petani di Desa Plosokerep memiliki 2 pola bertani. Pola yang pertama adalah menanam padi pada musim penghujan atau dua kali tanam seam satu tahun dan pola kedua adalah menanam semangka pada saat musim kemarau. Bertani dilakukan oleh para kaum tua di Desa Plosokerep sedangkan para kaum muda bekerja menjadi buruh di pabrik batu bata. Desa Plosokerep merupakan salah satu desa yang mensuplai kebutuhan batu bata untuk wilayah Indramayu, maka tak heran banyak terdapat banyak lio di Desa Plosokerep.Dilihat secara fisik, kondisi ekonomi masyarakat Desa Plosokerep bisa digolongkan ke golongan mampu. Pasalnya rumah di Desa Plosokerep layak dan tidak jarang juga mewah. Selain itu aset tidak bergerak yang dimiliki oleh Masyakat Plosokerep seperti sawah terbilang luas.

Potensi Pendidikan

Desa Plosokerep terdapat di ujung barat Kecamatan Terisi dengan jarak relative jauh dari ibukota. Hal ini menyebabkan jumlah fasilitas pendidikan hanya 34

terdapat sekolah dasar yang jumlahnnya tiga unit. Karena letak sekolah menenngah pertama dan sekolah mengengah atas terdapat di pusat keramaian Kecamatan Terisi. Jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir yang dienyam yakni: 693 jiwa lulusan SD, 203 jiwa lulusan SMP, 54 jiwa lulusan SMA, 22 jiwa lulusan D1-D3, dan 15 jiwa lulusan S1.

5PELAKSANAAN DAN EVALUASI PROGRAM

Program Umum

3.1.1 Rumah PintarProgram ini dilakukan sebagai salah satu wadah untuk mendekatkan diri kepada warga sekitar, terutama pada anak-anak usia SD. Rumah Pintar diadakan selama tiga kali dalam satu minggu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kegiatan dilaksanakan selama dua jam dalam satu periode. Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok tergantung tingkatan kelas di sekolah. Penyampaian materi dilakukan secara informal dan menyenangkan. Setelah proses belajar selesai diadakan main-main bersama atau pembacaan dongeng anak. Hambatan yang dirasakan selama kegiatan ini adalah antusiasme anak-anak yang cenderung berlebihan, terutama untuk sesi bermain bersama, sehingga kegiatan menjadi gaduh.

3.1.2. Lomba 17 AgustusProgram ini dapat berlangsung atas dukungan warga dusun Lung Salam desa Plosokerep yang sangat antusias dengan adanya lomba 17 Agustus setelah dua tahun berturut-turut ditiadakan. Oleh karena itu, lomba 17 Agustus dilaksanakan dengan fokus massa pada anak-anak. Lomba-lomba yang diadakan antara lain lomba panjat pinang, lomba kelereng, balap karung, memasukkan pulpen ke botol, makan kerupuk, dan joget balon. Kegiatan dilaksanakan tepat pada tanggal 17 Agustus di dusun Lung Salam desa Plosokerep. Pelaksaan kegiatan diawali dengan sosialisasi lomba sehari sebelum acara dilaksanakan. Sementara pendaftaran dilakukan pada pagi hari sebelum acara. Biaya pendaftaran Rp 2000 untuk dapat mengikuti semua lomba yang diinginkan. Lokasi pendaftaran dilaksanakan di rumah warga. Hambatan yang dirasakan selama mempersiapkan program ini adalah kurangnya waktu untuk persiapan dan kurangnya dana yang didapat, sehingga hadiah untuk pemenang lomba relatif sederhana. Kurangnya waktu persiapan dikarenakan adanya jeda libur lebaran sehingga tim KKP IPB baru dapat menjalankan persiapan dimulai pada tanggal 15 Agustus.

3.1.3 Pemetaan dan Pengecekan Kadar Hara (N, P, dan K) Lahan SawahAktivitas pemetaan lahan sawah ini bertujuan untuk memverifikasi luas dan keberadaan lahan sawah di desa tempat KKP dilaksanakan. Selain itu juga bermanfaat untuk mengetahui produksi aktual dari luasan petakan sawah ketika ditanami padi atau tanaman selain padi. Sawah di desa Plosokerep hanya ditanami padi selama dua musim tanam. Karena permasalahan irigasi yang belum juga teratasi dari tahun ke tahun. Adanya penjadwalan distribusi air ke sawah, membuat petani tak bisa telat di awal musim tanam pertama dan setelah masa tanam pertama, sawah harus siap untuk ditanami kembali dengan jangka waktu yang singkat. Setelah masa panen kedua, air segera dibelokkan ke wilayah lain, sehingga di desa ini tidak dapat menanam padi untuk ketiga kalinya. Untuk mengatasinya, banyak petani yang beralih menjadi petani semangka dengan memanfaatkan air yang berasal dari sumur bor.Pengecekan kadar hara tanah sawah, dilakukan dengan bantuan perangkat uji tanah sawah atau yang biasa disebut dengan PUTS dan kertas pH untuk menguji derajat kemasaman dari tanah yang diuji.Hambatan yang terjadi dikarenakan keterbatasan alat dan pengetahuan dari pengamat membuat praktik uji tanah menjadi kurang optimal. Selain itu juga, sejarah penggunaan lahan dan riwayat dosis pemupukan tidak dapat diakses secara baik, menjadikan sulitnya membuat rekomendasi pemupukan atau pengapuran untuk memperbaiki kualitas kesuburan tanah.

6

7

Program Profesi

3.2.1 FGD (Focus Group Discussion)Pada awal minggu KKP mahasiswa harus dapat mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang ada di desa agar dapat melaksanakan program yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini merupakan sebuah forum diskusi antara mahasiswa dengan aparat, desa dan masyarakat. Pada kegiatan ini mahasiswa berperan sebagai fasilitator yang membahas permasalahan yang ada di desa.Kegiatan ini dilakukan satu kali yaitu pada tanggal 9 Juli 2013. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 15 orang petani. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring masalah yang dialami oleh petani yang ada di Dusun Lung Salam secara khususnya dan Desa Plosokerep secara umumnya.Kegiatan ini menggunakan konsep diskusi dan mahasiswa menerapkan teknik-teknik partisipatoris seperti pengorganisasian masalah Pada awalnya, mahasiswa selaku fasilitator membuka acara dan mengarahkan jalannya acara. Masyarakat di desa saling mengemukakan permasalahan yang ada di desa khususnya di bidang pertanian dan bersama-sama mencari solusi.Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat mengungkapkan permasalahan yang ada di desa dan harapannya untuk kemajuan desa. Masyarakat dan mahasiswa juga dapat berdiskusi bersama untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada. Kendala yang di hadapi dalam kegiatan ini adalah kendala bahasa, banyak masyarakat yang tidak mengerti bahasa Indonesia karena dalam sehari-harinya hanya menggunakan bahasa daerah. Selain itu ditemui juga adanya kendala berupa tidak seluruhnya warga masyarakat mau menyampaikan masalah karena adanya sikap malu atau belum terbiasa menyampaikan pendapat selayaknya budaya desa pada umumnya. Selain itu, waku pelaksanaan yang bertepatan dengan panen raya membuat jumlah warga yang dapat bergabung sedikit. Pasalnya mereka lebih memilih ke sawah dibandingkan untuk mengikuti kegiatan kumpul warga.

8

3.2.2 Praktek Teknik Penanaman VertikulturKegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2013 di halaman depan rumah warga. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan yang di paving. Vertikultur diharapkan dapat menjadi alternative untuk mengatasi keterbatasan lahan warga. Praktek pembuatan vertikultur dilakukan dengan teknik penanaman menggunakan pipa paralon yang dilubangi dan diberdirikan secara vertical serta dengan memanfaatkan bamboo yang ditata horizontal pada pagar pembatas. Hasil dari kegiatan ini dapat disampaikan pada masyarakat dalam bentuk presentasi. Hambatan yang terjadi saat pelaksaan vertikultur adalah tanaman yang tumbuh kerdil dan layu kemungkinan karena kurangnya pemeliharaan. Hambatan lain adalah sulitnya mengundang warga sekitar untuk turut serta dalam pembuatan vertikultur karena terhalang musim panen padi. 3.2.3 Kegiatan Aku Cinta PertanianKegiatan ini dilaksanakan dalam 3 periode yaitu pada tanggal 20, 27, dan 29 Juli 2013. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan PHBS untuk mengoptimalkan waktu. Kegiatan Aku Cinta Pertanian bertujuan untuk mengenalkan pertanian dalam bentuk sederhana kepada siswa sekolah dasar terutama kelas 4 dan 5. Praktek dilakukan dengan penanaman benih tanaman sayur di gelas air mineral bekas sebagai pot sederhana. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan sampah bekas dan agar tanaman dapat lebih mudah dirawat oleh siswa. Hambatan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan Aku Cinta Pertanian adalah terlalu tingginya minat siswa untuk turut serta menaman sementara alat dan bahan yang dibawa relative terbatas, sehingga kegiatan harus dibagi dalam beberapa kelompok besar. 3.2.4. Pembuatan Kebun Bibit SederhanaKegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung kebutuhan program pemanfaatan pekarangan. Pembibitan sendiri dilakukan pada komoditas cabe dan papaya. Pembibitan cabai dilakukan menggunakan tray semai dengan media arang sekam. Sementara pembibitan papaya dilakukan terpusat di Koordinator Kecamatan.Hambatan yang terjadi saat kegiatan ini adalah tidak tumbuhnya benih-benih yang disemai. Benih cabai yang disemai pertama kali dirusak oleh OPT berupa ayam, sementara yang kedua kemungkinan karena kurangnya perawatan. Sementara benih papaya gagal tumbuh karena kurang perawatan dan ditinggal saat jeda libur lebaran.3.2.5 P3 (Penyuluhan Pertanian dan Pekarangan)3.2.5.1 Pengendalian Hayati Melalui Pestisida Nabati. Pengendalian hayati melalui pestisida nabati dilakukan di Desa Plosokerep melalui kegiatan P3 (Penyuluhan Pertanian dan Pekarangan) yang meliputi pengenalan dan pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), pengendalian hayati melalui pestisida, pembuatan kompos, dan pekarangan. Kegiatan ini terlaksana di Dusun Lung Salam, Dusun Suket Baju, dan Dusun Plosokerep.Hasil survei dan diskusi bersama petani dan masyarakat diketahui bahwa adanya permasalahan mengenai sundep-beluk, smut, blast, tikus, irigasi, distribusi hasil panen, dan pascapanen dimana permasalahan sundep-beluk (hama putih), irigasi, dan pascapanen merupakan yang utama. Langkah selanjutnya identifikasi permasalahan dan mencari solusi yang tepat yang kemudian solusi tersebut di informasikan kepada petani dan masyarakat dalam penyuluhan yang akan dilaksanakan di masing-masing dusun. Serangan OPT hama putih di Desa Plosokerep menyebabkan hampir semua petani munggunakan pestisida secara berlebihan dengan intensitas waktu penyemprotan yang sangat singkat. Kegiatan P3 menjadi salah satu upaya mengajak masyarakat menggunakan bahan-bahan organik untuk mengembalikan fungsi lahan dan mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan pestisida yang berlebihan.Kegiatan P3 di Desa Plosokerep dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 22 Agustus 2013 pukul 14.00 WIB di Dusun Lung Salam, tanggal 24 Agustus 2013 pukul 19.00 WIB di Dusun Suket Baju, dan 9

10

tanggal 27 Agustus 2013 pukul 19.30 WIB di Dusun Plosokerep. Pengendalian hayati melalui pestisida nabati dan pengenalan PGPR disampaikan melalui kegiatan ini. Pengendalian hayati melalui pestisida nabati dikenalkan kepada masyarakat melalui presentasi penjelasan pestisida kimiawi, kekurangan dan kelebihan pestisida kimiawi, penjelasan pestisida nabati, kekurangan dan kelebihan pestisida nabati, perbedaan pestisida kimiawi dan pestisida nabati, pembagian leaflet bahan-bahan pestisida nabati, cara pembuatan pestisida nabati, praktik pembuatan pestisida nabati, dan tanya jawab. Pada kegiatan ini dijelaskan bahwa penggunaan pestisida nabati tidak dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tidak menyisakan bahan penyemprotan pestisida pada hasil produksi karena sasaran dari pestisida nabati adalah OPT yang terdapat pada tanaman dan sekitar tanaman dan bahan-bahan dari pestisida nabati mudah terurai secara alami. Kegiatan PGPR dilakukan melalui presentasi mengenai PGPR, kegunaan, alat dan bahan, cara pembuatan, praktik langsung pembuatan, pembagian leaflet, dan tanya jawab. Bahan untuk pembuatan PGPR dapat menggunakan bahan lokal yang mudah ditemukan di sekitar masyarakat, diantaranya perakaran bambu, alang-alang, puteri malu, kacang-kacangan, humus hutan, dan bonggol pisang dengan media biakan terdiri dari air cucian beras, air kelapa, dan larutan gula bisa juga ditambah dengan ampas tahu.Kegiatan pembuatan PGPR secara langsung dilakukan dengan bahan dan alat yang sudah disiapkan sebelumnya kemudian masyarakat dan petani yang melakukan pembuatannya. Larutan PGPR dapat digunakan setelah 10-15 hari atau saat larutan sudah tercium bau seperti tape. Sebanyak 1.5 liter larutan tersebut dapat ditambahkan 15 liter air saat akan digunakan untuk penyemprotan di lahan. Larutan ini juga dapat digunakan saat merendam benih sebelum tanam, merendam akar bibit persemaian selama 4-6 jam sebelum di pindahkan ke lahan, dan penyiraman bibit di minggu ketiga dan kelima. Aplikasi larutan ini dapat dicampur dengan bahan organik lainnya seperti kompos dan pupuk 11organik. Selang waktu penggunaan larutan PGPR dengan penyemprotan pestisida adalah satu minggu setelah pengguanaan larutan PGPR.Masyarakan dan petani yang hadir terlihat antusias dengan adanya kegiatan ini dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Namun, pelaksanaan kegiatan ini mengalami sedikit kendala dimana sulit mengumpulkan para petani saat kegiatan dilakukan sebelum hari raya. Hal ini dikarenakan bertepatan dengan masa panen padi sehingga hampir semua petani yang ada di desa berada di lahannya dan sulit diadakan perkumpulan, sedangkan pada malam harinya bertepatan dengan sholat terawih.3.2.5.2 Penyuluhan PekaranganPenyuluhan pekarangan adalah salah satu kegiatan Kuliah Kerja Profesi Institut pertanian Bogor di daerah Indramayu, Desa Plosokerep. Hal ini dilakukan, karena dirasakan masyarakat di desa tidak terlalu memperhatikan pekarangan contoh yang kita buat di salah satu rumah warga desa. Vertikultur terbuat dari pipa paralon dan bambu. Pipa paralon dan bambu dipotong sepanjang 50 cm. Untuk pipa paralon di seluruh sisinya di lubangi dengan ukuran diameter 8 cm, dan untuk bambu dilubangi salah satu sisinya dengan panjang 40 cm dan lebarnya 10 cm. Pipa paralon ditanami tanaman kangkung, dan bambu ditanami tanaman bayam. Sayangnya, untuk bambu tanamannya tidak dapat tumbuh dengan baik karena cuaca di Indramayu yang setiap hari selalu panas, dan sempat tidak terurus karena tidak ada perawatan saat libur lebaran. Berdasarkan kondisi tersebut, akhirnya diputuskan untuk melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat sekitar untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pekarangan. Terkait alat dan bahan untuk menyampaikan penyuluhan semua tersedia. Namun untuk waktu penyuluhan yang menjadi permasalahan. Awalnya penyuluhan dijadwalkan di minggu sebelum lebaran, tapi karena warga Indramayu melaksanakan panen raya, sehingga kegiatan ditunda setelah lebaran untuk melaksanakan penyuluhan. Namun, timbul permasalahan lain setelah lebaran. Masyarakat Indramayu banyak yang melaksanakan hajatan setelah panen raya, sehingga kegiatan penyuluhan harus mencocokkan 12jadwal di setiap blok desa, karena kekhawatiran tidak ada yang datang pada saat penyuluhan. Warga desa merespon dengan baik penyuluhan pekarangan, sesuai dengan interaksi mereka yang diberikan pada saat kita melaksanakan penyuluhan.3.2.5.3. Penyuluhan Pembuatan KomposPemanfaatan sampah-sampah organik dari pertanian, seperti jerami dan pupuk kandang masih sangat minim di kalangan petani. Sebagian besar dari mereka membakar jeraminya setelah masa panen, dengan alasan kotor dan tidak dapat dijadikan pupuk yang langsung tersedia. Aplikasi langsung jerami pada tanah sawah, juga mengakibatkan suhu tanah menjadi naik.Penyuluhan pembuatan kompos ini dilaksnakan bukan karena petani belum memahami teknik pembuatan kampos. Akan tetapi lebih kepada penyadaran bagi para petani akan manfaat dari kompos bagi pertanian.Hambatan yang terjadi dikarenakan penyuluhan pembuatan kompos ini tidak disertai dengan praktik langsung. Sehingga membuat petani masih ragu dan bingung dalam menerapkannya.3.2.7. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan SehatKegiatan ini dilakukan dengan mengadakan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan memberikan praktik langsung kepada siswa-siswi SDN Plosokerep. materi penyuluhan yang disampaikan berupa beberapa kegiatan, yaitu kegiatan bersama menggalakan kebiasaan gosok gigi, cuci tangan, penerapan gizi seimbang, dan membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20, 27, dan 29 Juli 2013 pukul 08.00-10.00 WIB di SDN 1, 2, dan 3 Desa Plosokerep dengan total peserta sejumlah 190 siswa dari kelas 4 dan 5. Penanaman kesadaran mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini diharapkan dapat menunjang kelancaran siswa dalam menggapai prestasi. Selain melakukan penyuluhan, juga dilakukan praktik mencuci tangan dengan sabun secara baik dan benar kepada seluruh para siswa-13siswa SD tersebut. Sebagai sumbangsih mahasiswa KKBM IPB kepada Sekolah SDN 1, 2, dan 3 Desa Plosokerep dilakukan penempelan poster PHBS agar siswa selalu mengingat cara untuk hidup yang bersih. Selain itu bagi siswa yang beruntung dan dapat menjawab pertanyaan akan diberikan hadiah, dengan tujuan agar dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ini.Adannya gangguan dari siswa SD diluar kelas 4 dan 5 yang membuat acara ini sedikit terganggu. Tidak adanya guru yang mendampingi kegiatan ini serta anak-anak kelas lain yang belum belajar secara effektif menyebabkan banyaknya gangguan dari luar. Jumlah siswa yang terlalu banyak dan jumlah panitia yang terlampau sedikit dibutuhkan kekompakkan agar acara ini berjalan dengan baik. Pancuran yang ada di sekolah sangat membantu dalam melakukan praktik langsung cuci tangan pakai sabun.Mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) diharapkan dapat menjadi kegiatan rutin sekolah untuk menanamkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sekolah dapat bekerjasama dengan Poskesdes sebagai pemateri untuk memberikan pelayanan kesehatan ataupun sekolah memberikan hari khusus atau waktu tambahan setiap minggunya untuk melaksanakan kegiatan ini, dikarenakan masih banyaknya materi dan praktik dari PHBS ini belum terlaksana seperti menggosok gigi dengan rutin dan benar.3.2.8. Ayo Melek GiziMasalah pengetahuan dan cara pemenuhan zat gizi bagi masyarakat masih menjadi salah satu tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia. Sari Husada yang mengemban misi Nutrisi untuk Bangsa bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat-Institut Pertanian Bogor mengadakan Program Ayo Melek Gizi dalam rangka turut mengatasi permasalahan gizi tersebut. Program ini dikembangkan dengan tujuan untuk membangun dan mengembangkan potensi masyarakat untuk menghadapi situasi pangan yang tidak menentu secara tepat serta memberikan pendidikan gizi bagi ibu untuk memahami lebih jauh 14mengenai pentingnya gizi sehingga tercapai status gizi masyarakat yang lebih baik. Kegiatan sosialisasi ayo melek gizi ini diberikan kepada Ibu Kader Posyandu dan Ibu peserta Posyandu Cempaka berupa materi ayo melek gizi dan ASI eksklusif. Materi berupa flip chart tentang seputar gizi, pembagian leaflet, tanya jawab dan pertanyaan pretest dan posttest dan diakhiri dengan pembagian hadiah serta penyerahan kenang-kenangan. Materi tersebut berisikan tentang zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, manfaat zat gizi, contoh makanan bergizi, cara menyiapkan makanan yang benar, perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu dilakukan penimbangan terhadap bayi dan balita sebanyak 2 kali agar dapat mengetahui status gizinya. Tujuan dari diadakannya sosialisasi ayo melek gizi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan meminimalisir adanya permasalahan gizi kurang dan gizi buruk yang ada di Desa Plosokerep sehingga warga Desa Plosokerep terutama Ibu peserta Posyandu / warga dan Kader Posyandunya lebih memahami dan melek akan gizi anak-anak bayi dan balitanya.Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15, 20, 22 juli 2013 bertempat di posyandu cempaka 1, 2 dan cempaka 4 Blok Plosokerep, dan Blok Lungsalam desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Indramayu. Selama pelaksanaan kegiatan ini warga terutama ibu-ibu peserta posyandu sangat antusias mengikuti penyuluhan ini. Penyuluhan ini juga dilaksanakan dengan adanya bantuan dari ibu bidan desa yang membantu mengarahkan warga. Akan tetapi seiring berjalannya penyuluhan ada beberapa warga yang keluar masuk forum dengan bebasnya, sehingga sedikit membuat kegaduhan dalam menjalankan penyuluhan ini. Belum adanya ruangan posyandu yang tetap sehingga penyuluhan ini dilakukan diluar ruangan atau dihalaman rumah warga yang dijadikan posyandu. Dalam pengisian pretest dan posttest ada beberapa yang terkendala dengan baca tulis dikarenakan ada yang buta huruf, jadi perlu diberikan pendampingan khusus. Pengetahuan ibu-ibu tentang kesehatan dan gizi masih sangat 15kurang dapat dilihat dari hasil pemeriksaan pretest dan post test mereka. Selain itu kesadaran warga untuk mengisi pretest dan posttest tersebut serta ada warga yang keluar forum sewaktu acara berlangsung membuat pengisisan pretest dan posttest ini kurang maksimal atau hanya mengisi salah satu saja. Kegiatan ini hendaknya dapat dilangsungkan secara rutin atau setiap pelaksanaan posyandu, oleh pihak puskesmas dan bidan desa sebagai pemateri. Materi yang diberikan hendaknya berbeda-beda tiap waktunya agar pengetahuan warga dapat bertambah. Hal ini dimaksudkan karena kurangnya kesadaran warga dalam membaca. Leflet yang dibagikan hanya sekedar disimpan atau bukan untuk dibaca oleh mereka. Selain itu perlu adanya gedung posyandu yang tetap agar hasil posyandu dapat berjalan semaksimal mungkin. Adanya sound system sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini.3.2.9 Revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)Revitalisasi posyandu di Desa Plosokerep perlu dilakukan karena sistem Lima Meja Posyandu. Di desa ini sistem lima meja sudah berjalan, akan tetapi hanya sistemnya saja yang berjalan. Akan tetapi sewaktu pelaksanaan posyandu masih kurang tertata dengan baik. Meja yang ada hanya berjumlah 3 meja, kurangnya bantuan dari pemerintah setempat sehingga meja yang ada ditiap posyandu belum berjumlah 5. Meja pendaftaran, meja penimbangan, meja pencatatan, meja penyuluhan, serta meja pelayanan kesehatan dan KB. hal tersebut meskipun dianggap tidak penting bagi sebagian orang, namun sebenarnya memiliki peran besar bagi perubahan pendekatan perbaikan gizi keluarga terutama meja konseling. Pada meja konseling ini peserta posyandu yaitu ibu dari balita dapat bertanya seputar masalah gizi dari anaknya dan perkembangan berat badan anak dari hasil penimbangan. Kader yang ada didesa ini hanya berjumlah 2 orang, kurangnya jumlah kader sehingga membuat para petugas kesehatan juga ikut dalam mencatat dan menyuluh ibu-ibu yang ada. Masih belum terampilnya kader dalam penyuluhan serta kurangnya pengetahuan kader maka diberikan penyuluhan khusus kepada kader posyandu dan diberikan buku berupa materi seputar gizi keluarga.16Kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang ke posyandu menjadi masalah utama dalam melakukan kegiatan ini. Sebelum melakukan kegiatan posyandu harus diberikan pengumuman terlebih dahulu di masjid-masjid. Serta kurangnya jumlah kader posyandu, sehingga perlu adanya tambahan kader lagi yang dapat bekerja secara ikhlas dan sukarela. Selain itu perlunya tambahan meja lagi dari pihak terkait agar sistem 5 meja tersebut dapat terlaksana dengan baik.3.2.10 Pemahaman Tumbuh Kembang AnakMasa balita adalah masa dimana semua perkembangan anak terjadi dengan pesat. Setiap tahapan perkembangan memiliki tugas perkembangan masing-masing yang harus dilalui oleh anak. Jika anak tidak dapat melewati tugas perkembangannya, maka akan terjadi gangguan pada tahap perkembangan selanjutnya. Namun, banyak orang tua yang masih belum paham atau menganggap bahwa perkembangan anak adalah sesuatu yang tidak penting. Orang tua di desa pada umumnya beranggapan bahwa anak akan mampu melewati tahapan perkembangan dengan sendirinya. Padahal, peran orang tua sebagai pengasuh utama sangat penting dalam membantu anak melewati tugas perkembangannya. Disini orang tua berperan untuk memberikan stimulasi kepada anak-anaknya, mengenalkan lingkungan kepada anak, dan mencegah hal negatif mempengaruhi anak. Hal-hal kecil yang luput dari perhatian orang tua, seperti membiarkan anak bermain sendiri, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan anak terhambat pada masa selanjutnya.Penyuluhan dilakukan ketika posyandu berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar para orang tua dapat berdiskusi langsung dengan orang tua yang lain mengenai anaknya. Selain itu juga adanya pendampingan dari bidan dan kader setempat yang membantu meyakini orang tua mengenai pentingnya tumbuh kembang anak. Materi yang diberikan mengenai tumbuh kembang anak dari masa kehamilan hingga balita, karena anggota posyandu adalah ibu hamil, bayi dan balita.Penyuluhan mengenai tumbuh kembang anak ini mendapat respon positif dari para orang tua, karena ini adalah sesuatu yang baru bagi 17mereka. Mereka jadi lebih memahami mengenai tumbuh kembang anaknya dan pentingnya peran mereka sebagai orang tua untuk memberikan stimulasi. Namun, beberapa orang tua ada yang menganggap bahwa hal tersebut biasa saja karena pasti terjadi pada setiap anak. Disini terlihat perlu adanya pendampingan yang berkelanjutan agar pemahaman mereka bisa lebih baik lagi. 3.2.11 Penerapan Pendidikan Holistik Berbasis KarakterKeberadaan TK dan PAUD sebagai jenjang awal seorang anak memasuki dunia pendidikan tentulah sangat penting. TK dan PAUD berfungsi untuk mengenalkan kepada anak mengenai lingkungan sekitarnya, berinteraksi dengan teman sebaya dan mendapatkan pengalaman baru. Pembelajaran yang dilakukan tentu saja harus berdasarkan kurikulum yang sesuai. Sebagian besar TK dan PAUD yang ada hanya memberikan pelajaran yang lebih mengarah kepada kemampuan kognitif. Pendidikan holistik berbasis karakter ini bertujuan agar siswa tidak hanya belajar dari sisi kognitif, melainkan afektif, psikomotor dan moralnya tersentuh. Selain itu, guru dituntut untuk kreatif dalam mengajar agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan.TK dan PAUD yang berada di Desa Plosokerep bukan merupakan sekolah formal, melainkan berbentuk BKB Kemas. Tantangan pada BKB Kemas ini adalah mereka tidak memiliki panduan kurikulum untuk mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar mengalir begitu saja. pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton dan lebih mengarah kepada kemampuan kognitif anak. Guru lebih aktif dan siswa cenderung pastif. BKB Kemas memiliki jadwal empat hari dalam seminggu dimana pembelajaran yang dilakukan adalah menulis, berhitung, membaca Iqra, dan olahraga. Selain itu, tenaga pengajar yang ada hanya terdiri dari dua orang guru yang tidak memiliki basic seorang pengajar dan sekolah ini tidak memiliki bangunan sendiri. Sehingga, pendampingan kepada guru harus dilakukan secara rutin agar mereka mengerti tentang pendidikan holistik. Selain itu, tidak mudah merubah jadwal atau kebiasaan pembelajaran yang sudah ada. Kendala lainnya adalah keberadaan orang 18tua yang ikut masuk kedalam kelas. Hal ini sebenarnya dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung dan siswa menjadi tidak mandiri.3.2.11 Pengenalan Buah dan Sayur LokalKegiatan ini adalah salah satu bentuk kegiatan tambahan yang difokuskan pada anak sekolah dasar terumata kelas 4 dan 5 SD. Buah dan sayur impor saat ini banyak dijual dipasar. Rasa dan warnanya yang menarik membuat konsumen Indonesia beralih mengkonsumsi produk tersebut. Hal ini menyebabkan produk lokal tidak laku dipasaran dan dapat membuat petani Indonesia rugi. Banyak orang yang masih belum mengerti mengenai keunggulan produk lokal dibanding produk impor. buah dan sayur lokal yang ada di daerah sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pilihan pangan keluarga, sehingga komoditas buah dan sayur lokal tidak tersisihkan.Anak-anak yang diminta untuk memilih antara produk lokal dengan produk impor, ternyata sebagian besar masih memilih produk impor. Alasannya karena warnanya yang menarik dan sudah familiar dimata mereka. Namun, setelah dijelaskan mengenai keunggulan produk lokal dan melakukan praktek langsung mengenai berkebun sederhana, mereka menjadi paham dan tertarik kepada produk lokal. Penyuluhan kepada ibu-ibu dilakukan bersamaan dengan penyuluhan pemanfaatan pekarangan. Namun, dari semua warga yang hadir, hanya sebagian kecil yang terdiri dari ibu-ibu.

Evaluasi

Berdasarkan keseluruhan program yang dijalankan, dapat dilihat bahwa masyarakat sangat menerima masukan-masukan yang diberikan mahasiswa, baik dari segi pertanian maupun sosial. Antusiasme warga desa Plosokerep terbilang cukup tinggi. Sayangnya karena waktu yang relative singkat, beberapa program masih belum memperlihatkan hasil maksimal.

19KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan KKP di Desa Plosokerep Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu menghasilkan kesimpulan bahwa permasalahan utama warga desa yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani adalah masalah hama penyakit dan saluran irigasi yang kurang maksimal. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keselamatan kerja penggunaan pestisida kimia juga masih sangat kurang sehingga perlu diberikan pengetahuan lebih lanjut. Sementara dari bidang pendidikan dan kesehatan permasalahan utamanya adalah masih banyak balita yang gizinya kurang seimbang. Kegiatan posyandu sudah dilaksanakan dengan relative baik dan terjadwal di setiap dusun. Namun untuk sarana pendidikan terutama anak usia dini atau PAUD masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Permasalahan dan kebutuhan desa sudah dapat diidentifikasi namun karena kurangnya sarana-prasarana, tenaga, waktu dan biaya masalah-masalah tersebut masih banyak yang belum teratasi sepenuhnya.

Saran

Waktu yang terbatas dan terpotong libur lebaran menyebabkan kerja tim untuk menyelesaikan permasalah desa masih kurang maksimal. Selain itu, harapannya seluruh lembaga pemerintahan dalam lingkup kabupaten dan kecamatan dapat mengikuti proses berjalannya lokakarya agar dapat mengetahui potensi wilayah dan permasalahan yang telat diindentifikasi sehingga keberlanjutan program dapat berjalan optimal. .20LAMPIRAN

Jurnal Harian KKP IPB 2013

Desa: PlosokerepKecamatan: Terisi Kabupaten: Indramayu

No.TanggalJamUraian KegiatanTanda Tangan

11 Juli 201317.00-selesaiTiba di tempat tinggal selama kegiatan KKP.Membereskan barang-barang.

22 Juli 201313.00-15.00Berkunjung dan diskusi ke rumah ketua RT, RW, dan Kadus

15.00-16.30Survei sawah terdekat

33 Juli 201309.00-14.00Kunjungan ke balai desa untuk mencari data monograf, kepemilikan lahan sawah.

14.00-16.30Kunjungan ke rumah raksabumi untuk mengetahui lebih jauh tentang Gapoktan

20.00-20.30Rapat kelompok

44 Juli 201307.00-08.00Kunjungan ke kadus untuk mengadakan sosialisasi manajemen pasca p

08.00-10.00Penyemaian cabai

17.00-18.00Kunjungan ke ketua pengajian ibu-ibu

55 Juli 201313.00-15.30Pengajian ibu-ibu

16.00-17.30Pemetaan lahan sawah

66 Juli 201318.30-19.00Mengajar ngaji anak-anak

77 Juli 201309.00-11.00Penyuluhan pasca panen dan kumpul warga

11.00-12.00Pemetaan lahan sawah

12.30-19.00Mengajar ngaji anak-anak

88 Juli 201309.00-13.00Panen perdana di Balai Desa Plosokerep

13.30-16.30Pawai sambut ramadhan

99 Juli 201308.00-12.00Pemetaan sawah

1012 Juli 201313.00-15.30Lokakarya 1

1113 Juli 201310.00-15.00Membuat desain pekarangan

1214 Juli 201313.00-15.00Menanam beberapa tanaman

1315 Juli 201308.00-09.30Pendampingan Posyandu di Dusun Plosokerep

1418 Juli 201309.00-11.00Pendamp ingan Posyandu di Dusun Lung Salam 1

1520 Juli 201308.00-10.00Penyuluhan PHBS di SD Plosokerep 3 (Siswa kelas 4,5 SD)

1622 Juli 201308.00-10.00Pendamingan Posyandu di Dusun Lung Salam 1

11.00-14.00Kunjungan ke BPP Kecamatan Terisi

1727 Juli 201308.00-12.00Penyuluhan PHBS di SD Plosokerep 2 (Siswa kelas 4,5 SD)

1829 Juli 201308.00-12.00Penyuluhan PHBS di SD Plosokerep 1 (Siswa kelas 4,5 SD)

1920 Juli -14 Agustus 2013Libur lebaran

2015 Agustus 201307.00-09.30Pemetaan sawah

09.00-12.00Silaturahim ke rumah kadus dan kades

2116 Agustus 201307.00-12.00Pemetaan sawah dan uji tanah sawah

14.00-21.00Persiapan perayaan 17 Agustus

2217 Agustus 201307.30-10.00Pemetaan sawah

14.00-17.00Perlombaan 17 Agustus

21

2318 Agustus 201308.30-selesaiPemetaan sawah dan uji tanah

2421 Agustus 201309.00-11.00Kunjungan ke BPP

13.00-14.30Supervisi oleh dekan Faperta

2522 Agustus 201308.00-10.00Membantu pelaksanaan posyandu di Blok Lungsalam 1

14.30-16.30 Penyuluhan pekarangan dan pertanian di Dusun Lung Salam

2623 Agustus 201314.00-16.00Pemetaan sawah

2924 Agustus 201317.30-21.00Penyuluhan pekarangan dan pertanian di Dusun Suket Baju

3025 Agustus 201310.00-16.00Jalan-jalan dengan pemilik rumah

3126 Agustus 201309.00-10.00Pendampingan Posyandu di Dusun Lung Salam 1

3227 Agustus 201318.00-21.00 Penyuluhan pekarangan dan pertanian di Dusun Plosokerep

3328 Agustus 201310.00-selesaiPersiapan lokakarya dan menghadiri acara pernikahan

3429 Agustus 201308.00-08.30Menuju tempat lokakarya

17.00-24.00Perjalanan dari Indramayu menuju Bogor

Keterangan :Tanda tangan dari pihak bersangkutan terlampir dalam Surat Pernyataan

23

24Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Rumah Pintar Gambar 2. Lomba1 17Agustus

Gambar 3. Pemetaan dan Uji Kadar HaraGambar 4. FGD dengan masyarakat

Gambar 5. Praktik pembuatan vertikulturGambar 6. Aku Cinta Pertanian

25

Gambar 7. Penyuluhan Posyandu Gambar 8. Penyuluhan Pertanian

Gambar 8. Pendidikan Holistik di PAUDGambar 9. PHBS dan PUGS di SD

Gambar 10. Proses Pembuatan PGPRGambar 11. Ayo Melek Gizi26