LAPORAN KKN-PPM PENGEMBANGAN AGROWISATA … · i laporan kkn-ppm pengembangan agrowisata subak di...

32
i LAPORAN KKN-PPM PENGEMBANGAN AGROWISATA SUBAK DI DESA MENGESTA, KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN Oleh: Ir. Ni Gusti Ketut Roni, M.Si NIDN. 0025077003 Ir. Ni Wayan Siti, MSi NIDN 0004056204 I Putu Sudana, SSTpar, M.Par NIDN. 0006037204 DIBIAYAI DARI DITJEN DIKTI, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, NOMOR: 424/SP2H/KPM/DITLITABMAS/VI/2013 TANGGAL 27 JUNI 2013 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA 2013

Transcript of LAPORAN KKN-PPM PENGEMBANGAN AGROWISATA … · i laporan kkn-ppm pengembangan agrowisata subak di...

i

LAPORAN KKN-PPM

PENGEMBANGAN AGROWISATA SUBAK

DI DESA MENGESTA, KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

Oleh:

Ir. Ni Gusti Ketut Roni, M.Si

NIDN. 0025077003

Ir. Ni Wayan Siti, MSi

NIDN 0004056204

I Putu Sudana, SSTpar, M.Par

NIDN. 0006037204

DIBIAYAI DARI DITJEN DIKTI, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, NOMOR: 424/SP2H/KPM/DITLITABMAS/VI/2013

TANGGAL 27 JUNI 2013

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

2013

ii

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

berkat rahmat-Nya Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM di Desa Mengesta

Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, dapat diselesaiakan pada waktunya.

Program KKN PPM tersebut merupakan kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, dan Pemda

Tabanan

Laporan Akhir ini meliputi 4 bagian yang terdiri dari : 1. Pendahuluan, terdiri dari

Latar Belakang, Perumusan Masalah dan Tujuan KKN PPM; Bab 2 Pelaksanaan

Kegiatan teridiri dari Program Kegiatan, Ruang Lingkup, hasil Kegiatan dan

Operasional kegiatan; bab 3 Hasil Kegiatan teridiri dari Persiapan, Pelaksanaan

Program, Kendala dan Upaya Pensolusian, Keberlanjutan Program dan Evaluasi, dan

bab 4 Penutup terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran

Dalam pelaksanaan kegiatan hingga tersusunnya laporan ini, Tim Pelaksana KKN

PPM telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih

disampaikan khususnya kepada yang terhormat DP2M Dikti, Bupati Tabanan, Ketua

LPPM Unud, Kepala Bappeda Kabupaten Tabanan, Kepala Bappeda Kabupaten

Tabanan, serta masyarakat dan pimpinan Desa Mengesta, Kecamatan Penebel

Kabupaten Tabanan.

Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat sebagai pertanggungjawaban

pelaksanaan program dan kegiatan KKN PPM bermanfaat bagi masyarakat.

Bukit Jimbaran, Oktober 2013

Ketua Pelaksana

ttd

Ir. Ni Gusti Ketut Roni, M.Si

NIDN. 0025077003

iv

DAFTAR ISI

teks Halaman

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Kata Penghantar iii

Daftar Isi iv

I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Tujuan Program KKN-PPM 3

II PELAKSANAAN KEGIATAN 5

2.1. Program Kegiatan 5

2.2. Hasil yang Diharapkan 5

2.2.1. Produk Kegiatan KKN-PPM 5

2.2.2. Hasil Tema KKN-PPM (oleh LP/LPM/LPPM dari

Perguruan Tinggi ybs.)

6

2.3. Lingkup Program KKN-PPM 6

2.3.1. Kelompok Sasaran 6

2.3.2. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Partisipatif KKN-

PPM

6

2.4. Operasionalisasi Program KKN-PPM 8

2.4.1. Persiapan 8

2.4.2. Pelaksanaan 9

III HASIL KEGIATAN 12

3.1. Persiapan 12

3.2. Pelaksanaan Program 13

3.3. Kendala dan Upaya Pensolusian 15

3.4. Keberlanjutan Program dan Evaluasi 15

IV PENUTUP 17

4.1. Kesimpulan 17

4.2. Saran-saran 18

LAMPIRAN 19

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Potensi Unggulan atau Masalah di Masyarakat

Desa Mengesta termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Penebel Kabupaten

Tabanan, berada pada ketinggian antara 450 – 750 m dpl dengan luas wilayah 1760,384

ha. Penggunaan lahan di wilayah ini utamanya untuk lahan persawahan 1266,692 ha

(71,96%), diikuti lahan tegal/kebun 422,232 ha (23,99 %), pekarangan 51,8 ha (2,94 %),

dan lain-lain 19,66 ha (1,12 %). Lahan persawahan di wilayah ini diteras mengikuti

lereng bukit membentang luas menyajikan panorama yang sangat mengagumkan dan

telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Keindahan

lahan persawahan didukung oleh budaya, aktivitas, tradisi kehidupan agraris masyarakat

yang terorganisir dalam Subak serta suhu udara sejuk telah menarik wisatawan untuk

berkunjung ke wilayah ini.

Pertanian masih menjadi sektor andalan bagi Kabupaten Tabanan, sektor

pertanian memberikan kontribusi lebih dari 42,27% bagi PDRB kabupaten ini pada

tahun 2010. Begitu pula halnya dengan Desa Mengesta Kecamatan Penebel, hampir 87

% mata pencaharian penduduknya berasal dari sektor pertanian (pertanian lahan sawah,

perkebunan, dan peternakan), diikuti oleh perdagangan dan jasa 11 %, serta kerajinan 2

%. Dari angka tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan bidang

srtategis sehingga perlu mendapatkan prioritas. Produk unggulan pada sector pertanian

dari wilayah ini adalah padi local Bali. Padi local Penebel sudah sangat dikenal secara

luas oleh masyarakat Bali dan internasional, bahkan ada pengusaha asal Filipina yang

telah mekekspor beras local Penebal dengan tujuan Jepang. Namun demikian,

kemasuran beras penebel, lahan subak yang eksotis serta tradisi relegius petani melalui

organisasi Subak tidak disertai dengan kesejahteraan yang diterima petani. Pendapatan

petani di daerah ini masih tergolong rendah, yaitu rata-rata sebesar Rp. 750.000 per

bulan.

2

Strategi yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam memacu

pembangunan wilayah Penebel adalah dengan menetapkan Desa Mengesta sebagai

Desa Wisata dengan daya tarik utama agrowisata Subak. Agrowisata merupakan

salah satu jenis wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) menjadi suatu objek

wisata (Sutjipta, 2008). Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya

lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan petani diharapkan dapat ditingkatkan

dan sekaligus melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun

teknologi lokal yang umumnya sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Konsepsi

desa wisata adalah menata dan eksploitasi potensi wilayah desa meliputi keindahan

alam dan kehidupan sosial budaya masyarakat setempat khususnya aktivitas subak

menjadi objek wisata bagi wisatawan. Wisatawan menikmati paket wisata yang

ditawarkan dengan menginap di rumah-rumah penduduk untuk bisa membaur dengan

masyarakat beraktivitas sesuai kehidupan keseharian masyarakat di desa bersangkutan.

Agar program ini berjalan efektif sangat diperlukan adanya regulasi dan pemberdayaan

masyarakat melalui pendampingan Perguruan Tinggi. Fungsi dari pendamping adalah

sebagai: inisiator, motivator, fasilitator, inovator dan komunikator dalam pembangunan

secara luas. Pendampingan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa sebagai agen

utama dibawah kordinasi dosen pembimbing lapangan. Dalam konteks ini, kegiatan

pendampingan akan dilakukan melalui program Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan

Masyarakat (KKN-PPM).

Persoalan yang dijumpai terkait dengan pemberdayaan masyarakat di Desa

Mengesta Kecamtan Penebel Kabupaten Tabanan diantaranya:

1) Lahan subak di Desa Mengesta yang eksotis ditunjang oleh tradisi dan

aktivitas pertanian yang unik belum dikemas menjadi paket wisata dan

dipasarkan secara memadai.

2) Padi lokal Bali sebagai produk unggulan dari sektor pertanian belum

diusahakan secara optimal sehingga belum mampu memberikan pendapatan

yang signifikan bagi masyarakat

3

3) Lembaga Subak belum memiliki kemampuan dalam mengelola paket wisata

mengakibatkan potensi wisata wilayah lebih banyak dinikmati oleh travel

agent dan pengusaha wisata.

4) Hasil pertanian belum diolah menjadi produk olahan yang diminati oleh

wisatawan akibat rendahnya mutu sumberdaya manusia dan terbatasnya

penerapan teknologi tepat guna.

1.2. Usulan penyelesaian permasalahan, dan cara pemberdayaan masyarakat

Berbagai persoalan yang telah teridentifikasi seperti tersebut di atas selanjutnya

dirumuskan pensolusiannya sebagai berikut:

1. Permasalahan belum dikemasnya keindahan alam dan keunikan tradisi subak

menjadi paket wisata disolusikan dengan:

a. pengembangan paket wisata tracking yang memadukan keindahan lahan

persawahan dengan berbagai aktivitas seperti menanam padi, membajak

sawah dengan sapi, mengikuti ritual pemujaan dewi Seri dll.

b. Melakukan promosi paket agrowisata subak melalui brosur dan media on

line serta membangun kerjasama pemasaran dengan biro perjalanan usaha

2. Permasalahan usaha tani padi lokal Bali yang belum diusahakan secara optimal

disolusikan dengan:

a. mengembangkan padi lokal organik

b. Menjalin kemitraan pemasaran beras lokal organik dengan eksportir atau

pengusaha restoran

3. Permasalahan rendahnya kemampuan lembaga Subak dalam mengelola objek

wisata disolusikan melalui :

a. Revitalisasi lembaga tradisional Subak menjadi lembaga pengelola paket

agrowisata Subak

b. Pembentukan kelompok sadar wisata

c. Pelatihan guide lokal

4. Permasalahan hasil pertanian belum diolah menjadi produk olahan yang diminati

4

oleh wisatawan disolusikan dengan pengembangan teh herbal padi merah

sebagai oleh-oleh khas Mengesta

.

1.3. Teknologi yang Digunakan untuk Mengatasi Permasalahan

Teknologi yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan kelompok

sasaran adalah teknologi budidaya tanaman padi lokal, meliputi (1) teknologi sistem

informasi geografis untuk memetakan jalur trakking, (2) teknologi pertanian padi

organic dan penanganan pasca panen bagi keperluan ekspor ; (3) teknologi pengolahan

padi merah menjadi teh herbal, dan (4) pemanfaatan teknologi Informasi dalam

pemasaran paket wisata

1.4. Lembaga yang Menjadi Mitra Program KKN PPM

Dalam rangka menjamin keberhasilan serta keberlanjutan program, maka KKN

PPM menggandeng beberapa pihak terkait dalam pengembangan Desa Wisata berbasis

agrowisata Subak diantaranya Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten

Tabanan, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), dan asosiasi perjalanan wisata

(ASITA) daerah Bali. Melalui sinergisme dari staeholder pariwisata ini dalam

menggarap paket desa wisata diharapkan pendampingan/pemberdayaan masyarakat

dapat dilakukan secara holistik dan berkesinambungan sesuai dengan kopetensi dari

masing-masing stakeholder bersangkutan. Dengan demikian, pengembangan desa

wisata dapat berjalan sesuai standar yang berlaku sehingga program dapat berjalan

dengan efektif dan produktif.

Profil singkat Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut, Kabupaten Tabanan

merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kota yang terdapat di propinsi Bali, meliputi 10

kecamatan dan 133. Kabupaten Tabanan memiliki luas 83,933 Ha yang terdiri dari

lahan sawah 22.842 Ha dan lahan kering 60,799 Ha. Dari lahan kering tersebut terdiri

dari tegalan/kebun seluas 13.572 Ha dan 13.572.

5

Jumlah penduduk sebanyak 121 826 kepala keluarga atau 217 779 jiwa dengan

rincian 219 900 laki-laki dan 437 679 wanita dengan kepadatan penduduk 521 per

kilometer persegi.

Pemerintah Kabupaten Tabanan memberikan perhatian bagi pengembangan

agrowisata subak karena akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang

berimplikasi terhadap upaya pelestarian dari lahan subak tersebut. Untuk mendukung

kegiatan ini Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Bappeda Kabupaten Tabanan siap

berkontribusi dana yang ditunjukkan dengan Surat Kesediaan Kontribusi Dana untuk

kegiatan KKN PPM yang tercantum pada Lampiran3.

1.5. Profil Singkat Kelompok Sasaran

Desa Mengesta berada pada ketinggian antara 450 – 750 m dpl dengan luas

wilayah 1760,384 ha. Penggunaan lahan di wilayah ini utamanya untuk lahan

persawahan 1266,692 ha (71,96%), diikuti lahan tegal/kebun 422,232 ha (23,99 %),

pekarangan 51,8 ha (2,94 %), dan lain-lain 19,66 ha (1,12 %). Mata pencaharian

penduduk hampir 87 % berasal dari sektor pertanian (pertanian lahan sawah,

perkebunan, dan peternakan), diikuti oleh perdagangan dan jasa 11 %, serta kerajinan 2

%. Kelembagaan tradisional petani yaitu subak masih sangat efektif, begitu pula

ketersediaan lahan pertanian masih sangat luas.

Komoditas unggulan dari subsektor pertanian tanaman pangan adalah padi lokal,

palawija, ubi jalar dan sayur-sayuran. Produksi padi lokal kawasan ini mencapai 1.891

ton pada tahun 2010. Persoalan yang dijumpai terkait dengan sector pertanian tanaman

pangan diantaranya padi local sebagai komoditas unggulan wilayah belum memberikan

pendapatan yang memadai bagi petani. Inisiasi pengembangan padi lokal organic untuk

keperluan ekspor dan konsumsi wisatawan menjadi peluang mengangkat potensi

unggulan wilayah. Melalui kemitraan pemasaran dengan eksportir dan restoran beras

padi organic dapatdipasarkan dengan mencapai tiga kali lipat harga semula.

6

a. Menjalin kemitraan pemasaran paket Desa Wisata dengan industri pariwisata dan

pemerintah daerah berasaskan mutual benefit (menguntungkan berbagai pihak).

b. Meningkatkan kepedulian dan empati mahasiswa kepada permasalahan masyarakat

ekonomi lemah, sehingga terjadi perubahan perilaku mahasiswa, institusi dan

kelompok sasaran yang dituju untuk dikembangkan oleh program KKN PPM.

7

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Persiapan

a. Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM .

Kegitan KKN PPM dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab ketua

LPPM Universitas Udayana. Tim ini dikordinir oleh seorang ketua pelaksana dibantu

oleh dua anggota dengan kompetensi yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam

operasional, kegiatan ini dikordinir oleh seorang dosen pembimbing lapangan (DPL)

yang memberikan bimbingan teknis kepada mahasiswa pelaksana di lapangan.

Perekrtutan mahasiswa peserta KKN PPM dilakukan oleh tim pelaksana dengan

memperhatikan relevansi keilmuan mahasiswa bersangktan dengan tema kegiatan

Kegiatan KKN PPM dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Koordinasi dengan calon sasaran program KKN PPM yaitu subak di Desa

Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

(2) Koordinasi dengan calon mitra KKN PPM .

(3) Sosialisasi program KKN PPM kepada mahasiswa sebagai calon peserta

(4) Pendaftaran dan seleksi mahasiswa sebagai calon peserta.

(5) Pembekalan KKN PPM kepada mahasiswa

(6) Penerjunan mahasiswa ke lokasi.

(7) Penyusunan program KKN PPM dengan masyarakat dan pemerintah desa.

(8) Pelaksanaan kegiatan KKN PPM.

(9) Monev oleh LPPM Universitas Udayana, Mitra Pemda, dan Ditlitabmas Dikti.

(10) Laporan antara, seminar, dan laporan akhir.

(11) Penutupan KKN PPM dan Ujian KKN.

b. Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM

Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai bahan-bahan dan peralatan

peraga terapan Ipteks yang akan ditransfer kepada masyarakat sasaran pada KKN PPM.

8

Sebelum turun ke desa, mahasiswa diberi pembekalan oleh dosen pembimbing

lapangan, tenaga ahli sesuai tematik KKN PPM, dan mitra. Materi pembekalan adalah

sebagai berikut:

a) Pengenalan Potensi Wilayah

b) Etika pergaulan dan komunikasi dengan masyarakat

c) Pengetahuan teknis terkait tematik kegiatan

(1) Manajemen objek wisata

(2) teknologi hasil pertanian

(3) teknik memandu wisatawan

3.2. Pelaksanaan

a. Langkah-langkah operasional

Langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam kegiatan KKN PPM ini

diantaranya :

(1) Penyuluhan dan koordinasi pada anggota dan pengurus subak Mengesta

(2) Pembentukan kelompok pengelola paket wisata trakking agrowisata subak

(3) Pembuatan peta dan penataan jalur trekking di tengah persawahan akses menikmati

agrowisata subak

(4) Pelatihan dan pembuatan demplot pertanian padi lokal organik

(5) Pembuatan brosur dan website untuk promosi serta kemitraan pemasaran paket

agrowisata subak.

(6) Pelatihan pengolahan teh herbal beras merah bagi wanita petani

(7) Evaluasi secara berkelanjutan terhadap kemajuan yang diperoleh

9

b. Metode

Metode yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat pada kegiatan KKN

PPM adalah sebagai berikut:

(1) Kordinasi dan komunikasi secara partisipasif dengan masyarakat sasaran untuk

merumuskan program mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi

(2) Penyuluhan untuk membangun persepsi dan pemahaman masyarakat mengenai

inovasi atau program yang diterapkan,

(3) Pelatihan dan simulasi mengenai terapan ipeks yang dialihkan bagi masyarakat

(4) Pendampingan yaitu pertemuan secara berkala dan berkelanjutan antara

pendamping dengan masyarakat sasaran hingga ipteks yang dialihkan dapat

dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat.

c. Volume pekerjaan dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM).

Volume total pekerjan adalah n x y JKEM, dimana n adalah jumlah mahasiswa

yang akan diterjunkan dalam KKN PPM dimaksud; y adalah rata-rata jam kerja efektif

mahasiswa.

No Nama pekerjaan Program Volume

(JKEM)

Keterangan

1 pengembangan paket

wisata tracking yang

memadukan keindahan

lahan persawahan

dengan berbagai

aktivitas agraris

Pembuatan peta

dan penataan

jalur trekking di

tengah

persawahan akses

menikmati

agrowisata subak

6 jam x 2 hari

6 jam x 2 hari

Minggu ke 2

Minggu ke 2

2 Melakukan promosi

paket agrowisata subak

melalui

Pembuatan

brosur dan

website

kerjasama

pemasaran

dengan biro

perjalanan usaha

6 jamx 2 hari Minggu ke 2

4 Peningkatan

produktivitas dan

kualitas padi lokal Pembuatan

6 jam x 5 hari

6 jam x 3 hari

Minggu ke 3

Minggu ke 4

10

5 Revitalisasi lembaga

tradisional Subak

menjadi lembaga

pengelola paket

agrowisata Subak

Pembentukan

kelompok sadar

wisata

Pelatihan guide

lokal

6 jam x 3 hari

6 jam x 3 hari

Minggu ke 3

Minggu ke 3

6 Pengolahan hasil

pertanian menjadi

oleh-oleh khas

Mengesta

Pelatihan

bembuatan teh

herbal beras

merah

6 jam x 3 hari

6 jam x 3 hari

Minggu ke 4

Minggu ke 4

7 Minitoring, Suervisi

dan Evaluasi

6 jam x 3 hari

6 jam x 3 hari

Minggu ke 3

Minggu ke 4

Jumlah JKEM 192 JKEM

Total volume kegiatan = n x JKEM = 30 x 192

JKEM (n = jumlah mahasiswa)

5.760 JKEM N = 30

mahasiswa

c. Rencana Keberlanjutan Program dan Evaluasi

Pengembangan sebuah desa wisata hingga menjadi sebuah destinasi wisata

yang memadai tidak cukup dilakukan dalam waktu singkat, melainkan

membutuhkan waktu panjang dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, untuk

menjamin keberlanjutan program ini maka akan dilakukan pendampingan yang

berlanjut baik oleh internal perguruan tinggi maupun melibatkan mitra.

Pendampingan perguruan tinggi direncanakan berlangsung selama 3 tahun melalui

penempatan mahasiswa KKN PPM sebanyak 6 periode, dengan jumlah

mahasiswa pada setiap periode sebanyak 30 orang. Pendampingan diluar

perguruan tinggi dilakukan oleh dunia usaha pariwisata dan Pemda Tabanan.

Alasan ini yang melatar belakangi perlunya komitmen kemitraan menjadi bagian

program KKN PPM pada periode ini. Pihak Pemda melalui Dinas Kebudayaan

dan Kepariwisataan Kabupaten Tabanan telah berkomitmen untuk mengalokasi

pembiayaan bagi pengembangan Desa Wisata Mengesta dalam renja tahun

berikutnya.

11

III. HASIL KEGIATAN

Kegiatan KKN PPM di Desa Mengesta, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan

dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan persiapan dan pelaksanaan

program. Rincian masing-masing kegiatan serta hasil yang dicapai disajikan secara

ringkas dalam bentuk table sebagai berikut :

3.1. Persiapan

No. Jenis Kegiatan Uraian Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

1 Rekrutmen

Mahasiswa

Penetapan sebanyak

40 mahasiswa peserta

KKN PPM

15 – 17 Juni

2013

Direkrut

sebanyak 30

orang

2 Pembekalan Pembekalan selama 2

hari dilakukan oleh

Narasumber dan DPL

20 – 27 Juni

2013

Diikuti

bimbingan

penyusunan

program kerja

3 Sosialisasi kegiatan

bagi staf pemda,

camat, kepala desa,

dan masyarakat

Sosialisasi diikuti 40

orang dari Bappeda,

Dinas Pertanian,

pariwisata, BPMD,

Perindag, Camat,

Kades dan Tim KKN-

PPM UNUD

1 Juli 2013 Bertempat di

kantor

Bappeda Kab.

Tabanan dan

Desa Mengesta

4 Mobilisasi

Mahasiswa ke Desa

5 Juli 2013 Diikuti

penyerahan

kepada kepala

desa

3.2. Pelaksanaan Program

No. Jenis Kegiatan Uraian Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

1 identifikasi dan

pemetaan potensi

kepariwisataan

Pembuatan brosur

wahana promosi paket

wisata desa

15 Juli 2013 Dihasilkan

brosur

12

untuk menyusun

brosur informasi

paket wisata

”Mengesta”

2 mewujudkan daya

tarik wisata (DTW)

jalur tracking di

tengah lahan

persawahan untuk

menunjang paket

wisata alam

pedesaan.

Survei, pengukuran,

pembuatan peta jalur

lintasan trakking bagi

wisatawan

19 Juli 2013 Gambar Peta

jalur trakking

3 Penguatan lembaga

tradisional (desa

adat dan Subak)

menjadi lembaga

pengelola objek

wisata pedesaan

profesional.

Pembentukan dan

penguatan kelompok

pengelola desa wisata

dan pelatihan guide

lokal

18 Juli 2013 Terbentuknya

kelompok

sadar wisata

4 Pebentukan dan

penguatan

kelompok usaha

rumah tangga

jajanan khas

masyarakat

setempat.

Pelatihan perbaikan

proses teh beras merah

sebagai hidangan khas

Mengesta

29 Juli 2013 Teh beras

merah

5 mengembangkan

padi lokal organik

Penyulhan dan

pembuatan demplot

padi lokal organik

24 Juli 2013 Di subak Piling

6 Supervisi, Pemantauan lapangan 14, 28 juli, 4, Dilakukan

13

Monitoring dan

evaluasi

melibatkan LPPM

UNUD, PEMDA

Tabanan

11 agustus

2013

secara berkala

3.3. Hasil Kegiatan

1) Terbentuknya paket wisata trekking di subak mengesta

2) Petani telah memahami pentingnya pertanian padi organik dan aplikasinya di

lapangan

3) Petani telah mampu membuat pupuk organik dari kotoran sapi, biopestisida dan

pestisida hayati

4) Terlaksananya demplot pertanian padi organik

5) Terbentuknya irt pengolahan makanan khas mengesta untuk hidangan

wisatawan.

6) Tersedianya sarana promosi paket agrowisata mengesta dalam bentuk brosur,

baliho, dan website

3.4. Kendala dan Upaya Pensolusian

No Hambatan Pensolusian

1 Terlambatnya pencairan dana dari

DIKTI

Mengoptimalkan pemanfan anggaran

PEMDA Tabanan dan meminjam dari

LPPM

2 Lemahnya jiwa kewirausahaan

masyarakat mengakibatkan kendala

dalam proses pemasaran

Melakukan pendampingan dan

pengenalan teknik pemasaran yang

lebih instensif

14

3.4. Keberlanjutan Program dan Evaluasi

Pengembangan sebuah daya tarik wisata hingga menjadi sebuah destinasi

wisata yang memadai tidak cukup dilakukan dalam waktu singkat, melainkan

membutuhkan waktu panjang dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, untuk menjamin

keberlanjutan program ini maka dilakukan pendampingan yang berlanjut baik oleh

internal perguruan tinggi maupun melibatkan mitra. Pendampingan perguruan tinggi

direncanakan berlangsung selama 3 tahun melalui penempatan mahasiswa KKN PPM

sebanyak 6 periode, dengan jumlah mahasiswa pada setiap periode sebanyak 30 orang.

Pendampingan diluar perguruan tinggi dilakukan oleh dunia usaha pariwisata dan

Pemda Tabanan. Alasan ini yang melatar belakangi perlunya komitmen kemitraan

menjadi bagian program KKN PPM pada periode ini. Pihak Pemda melalui Bappeda

Kabupaten Tabanan telah berkomitmen untuk mengalokasi pembiayaan bagi

pengembangan Desa Wisata Mengesta dalam renja tahun berikutnya.

15

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Mengacu kepada tujuan dan hasil kegiatan seperti diuraikan di atas maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Kegiatan yang dilaksana pada kegiatan KKN PPM pengembangan desa wisata di

Desa Mengesta, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan meliputi 3 tahapan yaitu

(1) persiapan terdiri dari : Rekrutmen Mahasiswa, Pembekalan, Sosialisasi kegiatan

bagi staf pemda, camat, kepala desa, dan masyarakat, dan Mobilisasi Mahasiswa ke

Desa; (2) Pelaksanaan terdiri dari : Penyuluhan dan koordinasi pada anggota dan

pengurus subak Mengesta; Pembentukan kelompok pengelola paket wisata trakking

agrowisata subak; Pembuatan peta dan penataan jalur trekking di tengah persawahan

akses menikmati agrowisata subak; Pelatihan dan pembuatan demplot pertanian

padi lokal organik; Pembuatan brosur dan website untuk promosi serta kemitraan

pemasaran paket agrowisata subak; Pelatihan pengolahan teh herbal beras merah

bagi wanita petani; Evaluasi secara berkelanjutan terhadap kemajuan yang

diperoleh; (3) Evaluasi dan Tindak lanjut

b. Program yang dilaksanakan telah mencapai keberhasilan ditunjukkan oleh

tercapainya indicator keberhasilan program yang ditetapkan.

c. Program yang dikembangkan telah mendapatkan respon yang positif dari

masyarakat karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

d. Keberlanjutan program dapat dicapai melalui pendampingan yang berlnjut oleh

mahasiswa KKN PPM selama 6 periode dan jalinan kemitraan dengan pihak agen

perjalanan wisata dan pemerintah daerah.

16

4.3. Saran-saran

a. Pemberdayaan masyarakat melalui program KKN PPM ternyata mendapat

respon yang positif dari masyarakat sehingga perlu dilanjutkan dan dalam

jangkauan yang lebih luas.

b. Pelaksanaan KKN melalui pola KKN PPM mampu memberikan pengalaman

belajar pemberdayaan masyarakat sehingga sangat tepat untuk mempersiapkan

masiswa sebelum terjun kemasyarakat.

17

Lampiran 1. Peta Lokasi KKN PPM

Gambar 1. Lokasi Kegiatan KKN PPM Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten

Tabanan

LOKASI

KEGIATAN

UNIVERSITAS

UDAYANA

18

Lampiran 3. Nama-nama Mahasiswa Peserta KKN PPM di Desa Mengesta,

Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan

No Nama No. Mahasiswa

1 Ni Putu Veny Narlianti 1001105012

2 Ni Putu Rizky Indayani 1001305008

3 Agus Edy Putrawan 1001305052

4 Ni Putu Adelia Kesumaningsari 1002205006

5 Ariesta Handoko Pratama 1002205050

6 I G A Intan Trinawangsih 1003005008

7 Amelia Febrina Merry Bogia 1003005042

8 Ida Gede Krisna Permadi Budha 1003005140

9 Anton Gunawan 1003005159

10 Putu Rick Anjasmara 1003005202

11 I Gst Ngr Nym Arya Putra 1004105032

12 Wayan Aryanata Meiyana 1004405077

13 I Gede Wira Yudha Lesmana 1004505019

14 Ni Luh Wahyu Sutarini 1005105007

15 Putu Dyah Endriastuti S 1005315061

16 I Putu Agung Satria Permana 1005315096

17 Kadek Ivan Wiradinata 1006105021

18 I Dewa Ayu Mas Dewi Trisnayani 1006205072

19 Ni Muni Pracista 1006205074

20 Ni Luh Putu Kristayani 1006305010

21 Antonia Putri S.N Yolanda 1008105008

22 Bagus Nyoman Sugiastana 1008505057

23 Ni Wayan Erawati 1008505083

24 Gede Andri 1011305006

25 I Agus Yudi Pardiana 1012015016

26 I Made Adi Artana 1021205002

27 De Vd Suryani Dewi 1021205021

19

Lampiran 3. Rincian Penggunaan Biaya

No Uraian/Jenis Pengeluaran Jumlah Pengeluaran

DIKTI PEMDA MAHASISWA

I Honor

Ketua ( 1 x 2 OB) 1000000

anggota (2 x 2 OB) 3000000

sub total 4000000 0 0

II Persiapan 1 Rekruitmen mahasiswa 300000

2 Konsumsi sosialisasi bagi aparat pemda, camat, kades 40 @Rp. 25000 1000000

3 perjalanan bagi tim sosialisasi 3 OP @Rp. 150000 450000

4

Konsumsi pembekalan bagi mahasiswa 30 x 2 @Rp. 25000 1500000

5 pengadaan materi 30@Rp. 10000 300000 6 Instruktur 8 OJ @Rp. 250000 2000000

sub total 5550000 0 0

III Pelaksanaan Program

1 Pengembangan daya tarik wisata pedesaaan

Perjalanan Kordinasi dengan istansi terkait 3 or @Rp. 150000 450000

konsumsi pembentukan badan pengelola paket trakking 20 x 3 @Rp. 25000 1500000

pembuatan peta jalur trakking (tng survei dan pemandu) 3x4@Rp. 250000 3000000

digitasi dan pencetakan peta 5000000

layout dan pencetakan brosur 2000@Rp. 1000 2000000

pembelian bibit tanaman upakara untuk jalur trakking 1000 @ 30000

30000000

honor penyuluh dan pelatih 2 x 3 OJ @Rp. 250000 1500000

2 Pelatihan pemandu lokal

konsumsi 10x10@Rp. 25000 2500000

pengadaan materi 10@Rp. 25000 250000

3 Perbaikan mutu tanaman buah-buahan

konsumsi pelatihan 40@Rp. 25000 1000000

insentif bagi petani bibit wani tanpa biji 100 @Rp. 150000

15000000

20

No Uraian/Jenis Pengeluaran Jumlah Pengeluaran

DIKTI PEMDA MAHASISWA

pengadaan pupuk 100 @ 20000 2000000

4 pelatihan alih teknologi fermentasi untuk pembuatan pupuk organik

konsumsi pelatihan 40@Rp. 25000 1000000

material pelatihan (molasis, fermentor, dedak, sekam)

3500000

peralatan penunjang (terpal, profil tang, ember)

1000000

honor instruktur 2 x 2 OJ @ Rp. 250.000 1000000

5 Pengembangan IRT jajanan dan minuman teh herbal khas Mengesta

konsumsi pelatihan teh herbal dan ketela juruh 20 or x2 @RP. 25000 1,000,000

bahan-bahan praktek pelatihan the herbal dan ketela juruh 1,000,000

honor tenaga pelatih 2 x 2 OJ @ Rp. 250.000 1,000,000

konsumsi pelatihan pembuatan jajanan khas lokal (dodol labu siam, ketela juruh, dan kripik keladi) 20 or x2 @RP. 25000 1,000,000

bahan-bahan praktek pelatihan jajanan khas lokal (dodol labu siam, ketela juruh, dan kripik keladi) 2,500,000

honor tenaga pelatih 2 x 2 OJ @ Rp. 250.000 1,000,000

Konsumsi pelatihan makanan untuk lunch (entil, sayur urab, dan alam kalas) 10 or x2 @RP. 25000 500,000

material pelatihan pengolahan makanan untuk luch 1,500,000

honor tenaga pelatih 2 x 2 OJ @ Rp. 250.000 1,000,000

6 Uji coba paket wisata

sewa bus 1,800,000

konsumsi 20 or @RP. 100000 2,000,000

insentif bagi guide lokal dan pengelola objek wisata 2,500,000

7 Perjalanan DPL 10 OP @ Rp. 300000 3,000,000 8 Konsumsi dan mobilisasi peserta KKN

12,000,000

subtotal 60,500,000 30,000,000 12,000,000

21

No Uraian/Jenis Pengeluaran Jumlah Pengeluaran

DIKTI PEMDA MAHASISWA

IV Peralatan

slaiser pengiris ubi tenaga listrik 4,000,000

peralatan pembuatan jajan dan lunch 3,000,000

sub total 7,000,000

V Lain-lain

Monitoring, supervisi, dan evaluasi 10 OP @Rp. 150000 1,500,000

Pelaporan 1,000,000

Dokumentasi 450,000

sub total 2,950,000

22

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Kegiatan Penelusuran Jalur Trekking

Peta jalur Trakking

Survei lapangan untuk

pemetaan jalur trekking

23

2. Tampilan Layar Website Agrowisata Mengesta

3. Menu Makanan dan Minuman pada Paket Agrowisata Mengesta

24

5. Tampilan Brosur Agrowisata Mengesta

25

6. Tampilan Baliho Agrowisata Mengesta

26

7. Penyuluhan Pelatihan Pembuatan Biopestisida dan Pengolahan Pertanian

8. Demplot padi organic

DEMPLOT PERTANIAN

ORGANIK

27

9. Penguatan Lembaga Subak sebagai pengelola Desa wisatas

Pelatihan Sanitasi higienis

pangan tradisional

Pelatihan Pengolahan teh

Beras Merah

28