Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

download Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

of 22

Transcript of Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    1/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.

    Peningkatan kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan

    kemakmuran, namun bersamaan dengan itu juga menimbulkan masalah dalam

    usaha penyediaannya. Pemakaian energi surya di Indonesia mempunyai prospek

    yang sangat baik, mengingat bahwa secara geografis sebagai negara tropis,

    melintang garis khatulistiwa berpotensi energi surya yang cukup baik.

    Pemanfaatan Tenaga Surya melalui konversi Photovoltaic telah banyak

    diterapkan antara lain, penerapan sistem individu dan sistem hybrid yaitu

    sistem penggabungan antara sumber energi konvensional dengan sumber energi

    terbarukan. Pada kondisi beban rendah sistem bekerja dengan sistem inverter dan

    baterai. Jika beban terus bertambah hingga mencapai kapasitas yang terdapat pada

    inverter atau tegangan baterai semakin rendah, maka sistem kontrol akan segera

    mengoperasikan genset, maka genset akan berfungsi sebagai AC/DC konverter

    untuk pengisian baterai, dan dapat beroperasi secara paralel untuk memenuhi

    kebutuhan beban tersebut. Guna meneliti energi terbarukan itu lebih lanjut maka

    kami berinisiatif Membuat Laporan yang berjudul Pembangkit Listrik Tenaga

    Surya Bangli di Provinsi Bali

    1.2 Tujuan dan Manfaat

    Adapun Tujuan dibuatnya laporan ini adalah sebagai berikut :

    1. Agar Bisa Mengetahui Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    Bangli.

    2. Agar Bisa Mengetahui Cara Kerja Pada Sel Surya (Fotovoltaik).

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    2/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    2

    Adapun manfaat dibuatnya laporan ini adalah sebagai berikut :1.

    Bagi mahasiswa teknik listrik dapat membuat atau setidaknya merancang

    Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

    2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan PLTS jika digunakan di

    Indonesia.

    1.3 Rumusan Masalah

    Dalam Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, permasalahan masalah yang

    dibahas adalah pada Komponen - Komponen yang diperlukan untuk

    membangkitkan listrik dengan menggunakan Pembangkit listrik Tenaga Surya

    dan Bagaimana Komponen tersebut dapat membangkitkan listrik Pada PLTS

    Bangli di Provinsi Bali

    1.4 Metode Kuliah Kerja Lapangan

    Metode yang dilaksanakan selama melaksanakan kuliah kerja lapangan

    hingga penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

    1. Metode Observasi

    Metode ini pelaksanaanya melalui tinjauan langsung ke lapangan

    dan tanya jawab dengan orang orang yang berkompeten dibidangnya.

    Pencarian data dilakukan dengan melihat secara langsung mengenai

    peralatan ataupun instrumen yang dipakai dalam pemenuhan kebutuhan

    listrik di kabupaten bangli beserta semua peralatan penunjang PLTS

    tersebut.

    2.

    Metode Studi Pustaka

    Metode ini dilaksanakan dengan adanya pengetahuan yang didapat

    selama mengikuti perkuliahan dan mencari referensi yang menunjang

    dengan pokok bahasan laporan ini sesuai dengan di lapangan.

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    3/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    3

    1.5

    Sistematika PenulisanDalam penulisan laporan ini penulis membuat suatu sistematika penulisan

    yang terdiri dari beberapa bab, dimana pada masing masing bab terdapat uraian

    sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan,rumusan masalah,

    metode kuliah kerja lapangan, serta sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN UMUM

    Berisikan tentang sejarah singkat mengenai Pembangkit Listrik Tenaga

    Surya di dunia Kelistrikan maupun di Kabupaten Bangli dan

    perkembangannya, serta Ruang lingkup PLTS Bangli.

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA

    Berisikan tentang teori-teori yang memuat komponen yang meliputi

    pembahasan masing-masing komponen yang digunakan untuk menunjang

    laporan ini.

    BAB IV PEMBAHASAN

    Pada bab ini membahas Mengenai komponen yang digunakan pada PLTS

    bangli dan cara kerja dari Sel Surya.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisikan tentang kesimpulan dan saran berdasarkan analisa penulis.

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    4/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    4

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    2.1 Sejarah PLTS dan PLTS Bangli

    Sejarah PLTS tidak terlepas dari penemuan teknologi sel surya berbasis

    silikon pada tahun 1941. Ketika itu Russell Ohl dari Bell Laboratory mengamati

    silikon polikristalin akan membentuk buit in junction, karena adanya efek

    segregasi pengotor yang terdapat pada leburan silikon. Jika berkas foton mengenaisalah satu sisi junction, maka akan terbentuk beda potensial di antara junction,

    dimana elektron dapat mengalir bebas. Sejak itu penelitian untuk meningkatkan

    efisiensi konversi energi foton menjadi energi listrik semakin intensif dilakukan.

    Berbagai tipe sel surya dengan beraneka bahan dan konfigurasi geometri pun

    berhasil dibuat. PLTS bangli dibangun pada tahun 2014, karena itulah sejarah dari

    pembangkit ini belum terlalu banyak.

    2.2 Ruang Lingkup PLTS Bangli

    Kabupaten Bangli, mendapat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    (PLTS). Kapasitas PLTS tesebut 1 MW yang terkoneksi dengan jaringan PLN.

    Proyek berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare dengan 100 panel solar cell.

    Adapun nilai investasinya mencapai Rp 26 miliar. Proyek ini diresmikan pada

    tahun 2014.

    Gambar 2.1 Denah PLTS Bangli

    http://www.tempo.co/read/news/2012/11/13/087441540/Tarif-Listrik-Tenaga-Surya-Segera-Ditetapkanhttp://www.tempo.co/read/news/2012/11/13/087441540/Tarif-Listrik-Tenaga-Surya-Segera-Ditetapkanhttp://www.tempo.co/read/news/2012/11/13/087441540/Tarif-Listrik-Tenaga-Surya-Segera-Ditetapkanhttp://www.tempo.co/read/news/2012/11/13/087441540/Tarif-Listrik-Tenaga-Surya-Segera-Ditetapkan
  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    5/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    5

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Sel Surya

    Pada saat ini penggunaan tenaga matahari (solar cell) masih dirasakan

    mahal karena tidak adanya subsidi. Listrik yang kita gunakan saat ini sebenarnya

    adalah listrik bersubsidi. Bayangkan perusahaan/ pertambangan minyak tanah,

    batubara (yang merusak lingkungan), pembuatan pembangkit tenaga listrik uap,distribusi tenaga listrik, yang semuanya dibangun dengan biaya besar, bandingkan

    dengan menggunakan sel surya ini.

    Kelebihan penggunaan listriktenaga surya:

    Energi yang terbarukan / tidak pernah habis

    Bersih, ramah lingkungan

    Umurpanel surya / solar cellpanjang/ investasi jangka panjang

    Praktis, tidak memerlukan perawatan

    Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia

    Panel surya / solar cell sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga

    surya, mendapatkan tenaga listrik pada pagi sampai sore hari sepanjang ada sinar

    matahari. Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah

    menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi - sore

    disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari,

    dimana tanpa adanya sinar matahari.

    http://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/home/tenaga-suryahttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/baterehttp://www.panelsurya.com/index.php/baterehttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/home/tenaga-suryahttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-type
  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    6/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    6

    Karenapembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari,maka perencanaan yang baik sangat diperlukan.

    Perencanaan terdiri dari:

    Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).

    Berapa besar arus yang dihasilkanpanel surya / solar cell (dalam Ampere

    hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya / solar

    cell yang harus dipasang.

    Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan

    pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).

    3.2 Tipe - Tipe Sel Surya

    Ditinjau dari konsep struktur kristal bahannya, terdapat tiga tipe utama sel

    surya, yaitu sel surya berbahan dasar monokristalin, poli (multi) kristalin, dan

    amorf. Ketiga tipe ini telah dikembangkan dengan berbagai macam variasi bahan,

    misalnya silikon, CIGS, dan CdTe.

    Gambar 3.1 Fabrikasi Fotovoltaik

    http://www.panelsurya.com/index.php/home/tenaga-suryahttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/index.php/id/panel-surya-solar-cells/panel-surya-solar-cells-typehttp://www.panelsurya.com/index.php/home/tenaga-surya
  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    7/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    7

    3.2.1

    Monokristal (Mono-crystalline)Merupakan sel surya yang paling efisien, menghasilkan daya listrik

    persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%.

    Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang

    cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca

    berawan.

    3.2.2

    Polikristal (Poly-crystalline)

    Merupakan sel surya yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal

    memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis

    monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat

    menghasilkan listrik pada saat mendung.

    Gambar 3.3 Sel Surya Polikristal

    Gambar 3.2Sel Surya Monokristal

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    8/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    8

    3.2.3

    Amorphous Silikon amosphous (a-Si)Merupakan Sel surya yang digunakan sebagai bahan baku panel sel surya

    untuk kalkulator pada waktu tertentu. Meskipun kinerjanya rendah daripada sel

    surya c-Si (crystaline) tradisional, hal ini tidak terlalu penting dalam kalkulator,

    yang menggunakan tenaga yang sangat minim. Saat ini, perkembangan pada

    teknik a-Si membuat mereka menjadi lebih efektif untuk area yang luas yang

    digunakan solar cells panel. Efisiensi tinggi dapat dicapai dengan penyusunan

    beberapa layar sel a-Si yang tipis di bagian atas satu sama lain, setiap rangkaian

    diatur untuk bekerja dengan pada frekuensi cahaya tertentu. Pendekatan ini tidak

    berlaku untuk sel c-Si, dimana sangat tebal sebagai hasil dari teknik pembangunan

    dan buram, menghalangi cahaya pada lapisan di tiap susunan. Keuntungan dasar

    dari a-Si dalam skala produksi yang besar bukan pada efisiensi, tetapi pada biaya.

    Sel a-Si menggunakan sekitar 1% silikon daripada sell c-Si, dan biaya untuk

    silikon adalah faktor terbesar dalam biaya sel.

    Berdasarkan kronologis perkembangannya, sel surya dibedakan menjadi sel

    surya generasi pertama, kedua, dan ketiga. Generasi pertama dicirikan dengan

    pemanfaatan wafer silikon sebagai struktur dasar sel surya; generasi kedua

    memanfaatkan teknologi deposisi bahan untuk menghasilkan lapisan tipis (thin

    film) yang dapat berperilaku sebagai sel surya; dan generasi ketiga dicirikan oleh

    pemanfaatan teknologi bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya

    berefisiensi tinggi dengan konsep tandem atau multiple stackes.

    Gambar 3.4 Sel Surya Amorphous

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    9/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    9

    Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya generasi pertama,yakni sekitar 90% (2008). Di masa depan, generasi kedua akan makin populer,

    dan kelak akan mendapatkan pangsa pasar yang makin besar. European

    Photovoltaic Industry Association(EPIA) memperkirakan pangsa pasar thin film

    akan mencapai 20% pada tahun 2010. Sel surya generasi ketiga hingga saat ini

    masih dalam tahap riset dan pengembangan, belum mampu bersaing dalam skala

    komersial.

    3.3 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    Gambar 3.5 Komponen PLTS

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    10/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    10

    3.3.1

    Panel Surya

    Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari

    panel surya memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik

    untuk berbagai skala kebutuhan.

    Gambar 3.6 Panel Surya

    3.3.2 Controller regulatorBerfungsi mengatur lalu lintas listrik dari Panel Surya ke beban

    Gambar 3.7 Controller Regulator

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    11/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    11

    3.3.3

    Battery ACCUBerfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar

    Panel) sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa

    lampu penerangan atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang

    membutuhkan listrik

    3.3.4 Inverter AC

    Berfungsi merubah arus DC dari battery ACCU 12 volt menjadi arus AC

    bertegangan 220 v,arus yang di hasilkan oleh INVERTER sangatlah stabil,

    sehingga sudah tidak memerlukan alat setabilizer lagi,serta aman dan berprotexion

    tinggi.Sangat flexible dalam penempatan Design Pembangkit Listrik TenagaMatahari Yang Praktis dan Flexible

    Gambar 3.8 Battery ACCU

    Gambar 3.9 Inverter AC

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    12/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    12

    3.3.5

    TransformatorBerguna untuk mengubah taraf suatu teganganAC ke taraf yang lain. Di

    bangli menggunakan trafo step up, untuk menaikkan tegangan.

    Gambar 3.10 Transformator

    3.3.6 Monitoring System

    Untuk memvisualisasikan operasional pembangkit, status pembangkit,

    dan dilengkapi data logger.

    Gambar 3.11 Ruang Monitoring

    http://id.wikipedia.org/wiki/AChttp://id.wikipedia.org/wiki/AC
  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    13/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    13

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 KomponenKomponen PLTS Bangli

    Komponen yang digunakan pada PLTS bangli Antara lain :

    1. Panel Surya

    Type : Len 200 wp-24v

    Output power : 200 wattMax Power Voltage : 37,44 V

    Max Power Current : 5,30 A

    Open Circuit Voltage : 5,50 V

    Weight : 16,5 Kg

    Efficiency : 15%

    2. Controller regulator

    3. Battery ACCU

    4. Inverter AC

    5. Transformator

    6. Monitoring System

    Data yang tersedia pada monitoring system pembangkit meliputi :

    a. DC Current, DC Voltage

    b. AC Current, AC Voltage dan frequency tiap phasa

    c. PV Power , dan AC Power

    d. Total energi dan akumulasi energi(kWh)

    e. Reduksi CO2 , SO2 , dan Nox harian dan total

    f. Solar Radiasi (W/m2)

    g. Ambient temperature

    h. PV module temperature

    Gambar 4.1 Spesifikasi Panel Surya

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    14/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    14

    4.2

    Prinsip Kerja PLTS

    Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu

    junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari

    ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar.

    Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan

    semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur

    atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan

    mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan

    material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk

    mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi

    dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

    Gambar 4.2 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n

    (kelebihan elektron)

    Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga

    elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan

    listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron

    akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub

    positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    15/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    15

    semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentukmedan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini

    maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak

    negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole

    bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan

    pada gambar dibawah.

    Gambar 4.3 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction

    4.3 Perbandingan PLTS dengan Energi Lain

    Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain Energi baru dan

    terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu

    pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. Energi itu dapat

    berubah menjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon yang

    tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan

    tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal

    silindris itu dipotong setebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis

    atau yang disebut juga dengan sel surya fotovoltaik. Sel-sel silikon itu dipasang

    dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau

    baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap

    sambungan sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari

    maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    16/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    16

    itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luaspermukaan sel itu. Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda

    semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek

    fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt

    tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu

    intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke

    permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi

    energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai

    25% maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250

    Watt per m2 . Dari sini terlihat bahwa PLTS itu membutuhkan lahan yang luas.

    Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah

    lagi harga sel surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses

    pembuatannya yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak

    memiliki daerah terpencil sulit dibubungkan dengan jaringan listrik PLN.

    Kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang

    tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Berarti

    prospek penggunaan fotovoltaik di masa mendatang cukup cerah. Untuk itulah

    perlu diusahakan menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara sebagai

    berikut. Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat

    dan Galium Arsenik yang lebih kompetitif. Kedua meningkatkan efisiensi sel

    surya dari 10% menjadi 15%. Energi listrik yang berasal dari energi surya

    pertama kali digunakan untuk penerangan rumah tangga dengan sistem

    desentralisasi yang dikenal dengan Solar Home System (SHS), kemudian untuk

    TV umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu evaluasi program SHS di

    Indonesia pada proyek Desa Sukatani, Bampres, dan listrik masuk desa

    menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan dengan keberhasilan penerapan

    secara komersial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sampai tahun 1994

    jumlah pemakaian sistem fotovoltaik di Indonesia sudah mencapai berkisar 2,5-3

    MWp. Yang pemakaiannya meliputi kesehatan 16%, hibrida 7%, pompa air 5%,

    penerangan pedesaan 13%, Radio dan TV komunikasi 46,6% dan lainnya 12,4%.

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    17/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    17

    Kemudian dari kajian awal BPPT diperoleh proyeksi kebutuhan sistem PLTSdiperkirakan akan mencapai 50 MWp. Sementara itu menurut perkiraan yang lain

    pemakaian fotovoltaik di Indonesia 5-10 tahun mendatang akan mencapai 100

    MW terutama untuk penerangan di pedesaan. Sedangkan permintaan fotovotaik

    diperkirakan sudah mencapai 52 MWp. Komponen utama sistem surya fotovoltaik

    adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk

    membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal

    dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif

    sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.

    Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara

    seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu

    sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di

    dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk

    itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat

    bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor.

    Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal

    ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly

    cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan

    pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan

    pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk

    elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya

    adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah

    dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi

    surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang

    dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas

    baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. Dalam

    penerapannya fotovoltaik dapat digabungkan dengan pembangkit lain seperti

    pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro

    (PLTM). Penggabungan ini dinamakan sistem hibrida yang tujuannya untuk

    mendapatkan daya guna yang optimal. Pada sistem ini PLTS merupakan

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    18/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    18

    komponen utama, sedang pembangkit listrik lainnya digunakan untukmengkompensasi kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi ketidakpastian

    cuaca dan sinar matahari. Pada sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan digunakan

    sebagai "bank up" untuk mengatasi beban maksimal. Pengkajian dan penerapan

    sistem ini sudah dilakukan di Bima (NTB) dengan kapasitas PLTS 13,5 kWp dan

    PLTD 40 kWp. Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek

    yang cerah. Hal ini karena sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit dan

    itu banyak terdapa di desa-desa. Untuk itulah pemerintah Indonesia dengan

    pemerintah Jepang telah merealisasi penerapan sistem model hidro ini di desa

    Taratak (Lombok Tengah) dengan kapasitas PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar 6,3

    kW. Pada sistem hibrida antara fotovoltaik dengan Fuel Cell (sel bahan bakar),

    selisih antara kebutuhan listrik pada beban dan listrik yang dihasilkan oleh

    fotovoltaik akan dipenuhi oleh fuel cell. Controller berfungsi untuk mengatur fuel

    cell agar listrik yang keluar sesuai dengan keperluan. Arus DC yang dihasilkan

    fuel cell dan arus fotovoltaik digabungkan pada tegangan DC yang sama

    kemudian diteruskan ke power conditioning subsystem (PCS) yang berfungsi

    untuk mengubah arus DC menjadi arus AC. Keuntungan sistem ini adalah

    efisiensinya tinggi sehingga dapat menghemat bahan bakar, dan kehilangan daya

    listrik dapat diperkecil dengan menempatkan fuel cell dekat pusat beban.

    4.4 Sistem PLTS

    PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan

    secara terpusat dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan

    distribusi. Sistem ini cocok dan ekonomis pada daerah dengan kerapatan

    penduduk yang tinggi. Contohnya PLTS di Desa Kentang Gunung Kidul

    mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200 volt dan beban berupa

    penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan sistem

    individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya

    sebesar 50 Wp per rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

    penerangan, informasi (TV dan Radio) dan komunikasi (Radio komunikasi). Dan

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    19/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    19

    sampai tahun 1995 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000 unit yang tersebar diseluruh perdesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi pemeliharaan dan

    pembayaran dilaksanakan oleh KUD. Melihat trend harga sel surya yang semakin

    menurun dan dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah

    lingkungan, pemanfaatan PLTS dengan sistem individu semakin ditingkatkan.

    Pada tahap pertama direncanakan akan dipasang 36.000 unit SHS selama tiga

    tahun dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur Indonesia. Paling tidak ada 5

    keuntungan pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama energi yang digunakan

    adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma. Kedua perawatannya mudah dan

    sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang bergerak, sehingga tidak perlu

    penggantian suku cadang dan penyetelan pada pelumasan. Keempat peralatan

    bekerja tanpa suara dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima

    dapat bekerja secara otomatis.

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    20/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    20

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1. Berdasarkan Hasil Pembahasan laporan dan kunjungan kerja lapangan

    di PLTS Bangli Provinsi Bali, kami telah mengetahui

    komponen-komponen yang digunakan dalam sistem PLTS tersebut,

    diantaranya adalah :

    a. Panel Surya

    b. Controller Regulator

    c. Battery ACCU

    d.

    Inverter AC

    e.

    Transformator

    f. Monitoring System

    2. Berdasarkan hasil analisa yang kami lakukan terhadap prinsip kerja

    panel surya yang menggunakan sistem p-n junction, bahwa proses

    pengubahan cahaya matahari menjadi energi listrik dibantu dengan

    mendoping material menggunakan atom dopant, diantaranya adalah

    atom boran dan atom fosfor.

    5.2 Saran

    Penggunaan energi surya sangat efektif untuk menghemat energi baikdidunia industri maupun rumah tangga, diIndonesia sangat potensial sekali untuk

    menerapkan sistem PLTS untuk sumber energi karena hanya memiliki 2 musim

    tidak seperti didaerah Jepang, Amerika dan Negara-Negara lainnya, tapi sebelum

    praktek/pengaplikasiannya terjun ke masyarakat secara luas tentunya haruslah

    diberi pengarahan dulu kepada masyarakat baik itu lewat media cetak ,social dll.

    Dengan adanya pengarahan diharapkan hal-hal yang tidak kita inginkan tidak

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    21/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    21

    terjadi, dan mengurungkan niat mereka untuk mengenal teknologi dalamperkembangan dizaman modern ini. Dengan demikian secara perlahan dengan

    sudah taunya keuntungan dan penghematan yang dirasakan secara perlahan

    mereka akan pindah ke-energi terbarukan PLTS.

  • 7/21/2019 Laporan KKL Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    22/22

    Politeknik Negeri Sriwijaya

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    Hamdy,http://solare-energia.blogspot.com/p/sejarah-plts.html,13 Januari

    2015

    J. Hendra Riko,

    http://www.academia.edu/9106342/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Surya_PLTS

    _Energi_Terbarukan, 14 Januari 2015

    Data-data Kunjungan Ke PLTS Bangli

    http://solare-energia.blogspot.com/p/sejarah-plts.htmlhttp://solare-energia.blogspot.com/p/sejarah-plts.htmlhttp://solare-energia.blogspot.com/p/sejarah-plts.htmlhttp://solare-energia.blogspot.com/p/sejarah-plts.html