LAPORAN KINERJA PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN …setjen.pertanian.go.id/site/upload/common/LAKIN PSEKP...
Transcript of LAPORAN KINERJA PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN …setjen.pertanian.go.id/site/upload/common/LAKIN PSEKP...
LAPORAN KINERJA
PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN
KEBIJAKAN PERTANIAN 2018
PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERTANIAN 2019
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ii
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian (PSEKP) Tahun 2018 disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggara pemerintahan negara,
sebagaimana yang telah diwajibkan melalui Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini
dibuat dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53/2014
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Informasi yang dimuat dalam LAKIN meliputi akuntabilitas kinerja
pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian
yang dibiayai oleh APBN/DIPA, kualitas layanan publik terhadap layanan PSEKP
serta pengelolaan keuangan dan implementasi SAKIP di lingkungan PSEKP pada
TA. 2018. Laporan ini juga mencakup aspek anggaran, uraian permasalahan
yang dihadapi dan langkah-langkah inisiatif perbaikan, selain itu tingkat
pencapaian kinerja hasil dari setiap kegiatan penelitian/pengkajian PSEKP TA.
2018 diukur dari indikator masukan dan keluaran (output) yang merupakan
dasar penentuan keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan juga
dimuat dalam laporan ini.
Disadari bahwa LAKIN PSEKP TA. 2018 ini masih memerlukan perbaikan,
untuk itu diharapkan masukan dan saran untuk penyempurnaan laporan ini.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penyelenggaraan kinerja
instansi dalam mencapai tujuannya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Kepada tim yang telah menyiapkan dan menyusun laporan ini diucapkan
terimakasih.
Bogor, 31 Januari 2019
Kepala Pusat,
Dr. Ir. Abdul Basit, MS NIP. 196109291986031003
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................. 4
A. Rencana Strategis .................................................................... 4
1. Visi ..................................................................................... 4
2. Misi ..................................................................................... 4
3. Tujuan ................................................................................ 5
4. Sasaran .............................................................................. 5
5. Kebijakan ………………………………........................................... 6
6. Strategi …………………………………………………………………………… 9
B. Perjanjian Kinerja .................................................................... 10
III. AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………………................. 12
A. Kriteria Ukuran Keberhasilan ..................................................... 12
B. Pencapaian Kinerja Tahun 2018 ................................................ 13
C. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja ................................................... 15
D. Akuntabilitas Keuangan ........................................................... 34
E. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya ............................... 41
F. Rencana Aksi .......................................................................... 42
IV. PENUTUP ………………………………………………………............................ 44
LAMPIRAN
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian iv
DAFTAR TABEL
Tabel U r a i a n Halaman
1. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
PSEKP 2018 ………………………………………………………………..
5
2. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target PSEKP 2018 ………………………………………………………
11
3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Kegiatan Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018 ...............
14
4. Target dan Realisasi Output Kegiatan pengkajian sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian, Tahun
2018 ............................................................................
16
5. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Kedua Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,
Tahun 2018 ..................................................................
26
6. Interval Hasil Penilaian IKM …......................................... 26
7. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Ketiga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018 ..................................................................
28
8. Perbandingan Keluaran/Output Kegiatan Utama Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2015-2017
33
9. Perkembangan Pelaksanaan DIPA Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian Tahun Anggaran 2018 ...............
36
10. Realisasi Anggaran Per Kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian TA. 2018 ........................................
37
11. Target dan Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian
Menurut Sasaran Kegiatan Pertama Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2018 …………………………………….
38
12. Target dan Realisasi Anggaran Program Utama pada Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018 …….
39
13. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian, 2018..............................................................
40
14. Rencana aksi perbaikan kinerja PSEKP tahun 2018 …………… 43
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian v
DAFTAR GAMBAR
Gambar U r a i a n Halaman
1. Struktur Organisasi Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2018 ...........................................
3
2.
Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2018
Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011 ……………………………….
41
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran U r a i a n Halaman
1. Perjanjian Kinerja PSEKP, Tahun 2018……………………. 45
2. Rekomendasi Kebijakan PSEKP, Tahun 2010-2018…… 48
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tujuan utama penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) adalah untuk melaporkan kinerja PSEKP pada TA. 2018. Kinerja PSEKP ditentukan oleh pencapaian kinerja atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi utama PSEKP yaitu pemanfaatan rekomendasi kebijakan dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan. Selain
itu kinerja PSEKP diukur dari kualitas layanan publik yang dilakukan oleh PSEKP,
serta pengelolaan keuangan dan implementasi SAKIP di lingkungan PSEKP pada TA. 2018. Masukan yang digunakan untuk semua kegiatan tersebut mencakup
dana dan sumber daya manusia (SDM). Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2018 ditetapkan
berdasarkan laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) PSEKP. Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan skoring, yaitu: Sangat berhasil,
jika capaian sasaran >100%, Berhasil, jika capaian sasaran 80-100%, Cukup
berhasil jika capaian sasaran 60-79%, dan Kurang berhasil jika capaian sasaran <60%.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap capaian kinerja PSEKP Tahun 2018, dari 5 indikator yang ada pada Perjanjian Kinerja PSEKP Tahun 2018
terdapat 3 (tiga) indikator yang termasuk dalam kategori sangat berhasil
mencapai target, sedangkan 2 indikator tergolong kategori berhasil atau sesuai target. Tiga indikator yang sangat berhasil melampaui target yaitu Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang, dan Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang. Sedangkan 2 (dua)
indikator yang berhasil dicapai sesuai target yaitu Rasio rekomendasi kebijakan
sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dihasilkan,
dan Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang. Keberhasilan capaian kinerja ini
merupakan hasil dukungan dari sumberdaya yang dimiliki oleh PSEKP berupa
Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana, dan anggaran. Pada Tahun 2018, anggaran PSEKP yang dikelola adalah anggaran yang
berbasis kinerja. Anggaran PSEKP tahun 2018 disusun berdasarkan variabel jenis pengeluaran yang dibedakan atas: (a) Belanja pegawai; (b) Belanja barang; dan
(c) Belanja modal. Total pagu anggaran PSEKP dalam DIPA TA. 2018 adalah
Rp31.827.659.400,- terdiri dari anggaran bersumber dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp31.356.900.000,- dan anggaran bersumber dari hibah luar negeri
sebesar Rp563.252.000,-, anggaran tersebut telah terealisasi Rp31.326.171.958,- (98,42%).
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 1
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek sosial ekonomi dan kebijakan pertanian merupakan salah satu aspek
penting yang dilakukan dalam kajian atau penelitian di bidang pertanian, mengingat
aspek tersebut memiliki posisi yang strategis dalam penentuan kebijakan di sektor
pertanian. Kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dapat
memberikan landasan, arah, dan prioritas penelitian yang dilaksanakan agar sejalan
dengan kebijakan pembangunan yang telah digariskan. Dalam arti luas, analisis dan
pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang mencakup penelitian
kebijakan (policy research) dan analisis kebijakan (policy analysis) pembangunan
pertanian memiliki arti strategis, karena: (1) Memberikan landasan, arah, dan
prioritas penelitian bidang pertanian agar sejalan dengan kebijakan pembangunan
yang telah digariskan, (2) Mengidentifikasi masalah dan unsur-unsur sosial ekonomi
yang memengaruhi adopsi teknologi di tingkat petani, (3) Mengevaluasi
kelembagaan yang efektif dalam mempromosikan pengembangan suatu teknologi
atau sistem usahatani, dan (4) Merumuskan dan mengevaluasi serta
menyempurnakan program dan kebijakan yang diperlukan untuk mengembangkan
agribisnis, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Agar hasil penelitian dapat
terus berkelanjutan dengan kualitas yang semakin meningkat, maka penelitian
aspek sosial ekonomi perlu dilakukan, terutama yang terkait dengan analisis isu
pembangunan pertanian dan parameter sosial ekonomi pertanian.
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) merupakan
sebuah lembaga penelitian/pengkajian eselon II yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal.
Berdirinya lembaga ini berawal dari adanya Proyek Survei Agro Ekonomi (SAE)
yang dibentuk pada Tahun 1974. Seiring dengan dinamika permasalahan
pembangunan pertanian, beberapa kali lembaga ini mengalami perubahan nama.
Pada Tahun 1976, SAE berubah menjadi Pusat Penelitian Agro Ekonomi (PAE),
kemudian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE) pada tahun 1990,
dan selanjutnya menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian (Puslitbangsosek Pertanian). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Pertanian, nama lembaga ini ditetapkan menjadi Pusat Analisis Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Status terakhir (Oktober 2010), berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian ditetapkan menjadi Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Dengan nama yang sama
sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT/010/8/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, PSEKP adalah unsur
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2
pendukung Kementerian Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal Kementerian
Pertanian. Terkait dengan tupoksinya melakukan analisis dan pengkajian sosial
ekonomi dan kebijakan pertanian, maka melalui Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor: 232/Kpts/OT.010/4/2016 tentang Pembinaan teknis penelitian,
pembinaan teknis pejabat fungsional peneliti PSEKP masih tetap berada di bawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian meliputi: penilaian angka kredit,
pendidikan, pelatihan serta peningkatan kapasitas dan kompetensi. Sebagai
institusi lingkup Kementerian Pertanian yang diberi mandat melaksanakan penelitian
sosial ekonomi secara nasional, PSEKP diharapkan menjadi lembaga yang mampu
mengintegrasikan berbagai kegiatan, yaitu penelitian dan pengembangan sosial
ekonomi pertanian (sebagai lembaga ilmiah), analisis kebijakan pembangunan
pertanian (sebagai lembaga pemerintahan), penyuluhan (sebagai elemen
penunjang sistem agribisnis), dan advokasi pembangunan pertanian (sebagai
lembaga kemasyarakatan) guna mewujudkan tujuan pembangunan dengan
pelayanan berkelanjutan.
Berdasarkan Pasal 1225 Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2015
tersebut, PSEKP mempunyai tugas melaksanakan analisis dan pengkajian sosial
ekonomi dan kebijakan pertanian. Sementara Pasal 1226 mengatur fungsi PSEKP
dalam hal: (1) Perumusan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian, (2) Pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian, (3) Pelaksanaan telaah ulang program dan kebijakan pertanian, (4)
Pemberian pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian, (5) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil analisis dan
pengkajian serta konsultansi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian, (6) Evaluasi dan pelaporan analisis dan pengkajian sosial ekonomi
serta kebijakan pertanian, dan (7) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah
tangga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Dalam kurun waktu tiga dasawarsa (1974-2018), PSEKP telah dipimpin
oleh sembilann Kepala Pusat, yaitu Prof. Dr. Syarifudin Baharsyah (1976-1983),
Prof. Dr. Faisal Kasryno (1983-1989), Prof. Dr. Effendi Pasandaran (1989-1995),
Prof. Dr. Achmad Suryana (1995-1998), Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto (1998-2002
dan 2006-2010), Prof. Dr. Pantjar Simatupang (2002-2006), Dr. Handewi Purwati
Saliem (2010-2016), dan Dr. Abdul Basit (2016-sekarang). Struktur organisasi
PSEKP Tahun 2018 (Gambar 1). Berdasarkan SK Kepala Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian Nomor: 368/Kp.330/A.9/03/2009, Kelompok Peneliti
(Kelti) yang ada di PSEKP terdiri dari 3 (tiga) kelompok, yakni: (1) Ekonomi
Makro dan Perdagangan Internasional (EMPI), (2) Ekonomi Pertanian dan
Manajemen Agribisnis (EPMA), dan (3) Sosio Budaya Pedesaan.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 3
Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,
2018
Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
ini disusun untuk melaporkan kinerja kegiatan utama PSEKP dalam pencapaian
tugas pokok dan fungsinya selama TA. 2018. Laporan ini mencakup kegiatan
utama PSEKP, yaitu kegiatan penelitian, baik kegiatan yang sumber
pembiayaannya dari APBN (DIPA) maupun kerjasama penelitian dengan
institusi/lembaga dari dalam negeri dan luar negeri serta penerbitan publikasi
ilmiah (media cetak dan website). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai
target sasaran kegiatan yang sudah disetujui dalam Perjanjian Kinerja. Selain itu,
laporan ini juga memuat kinerja keuangan, kendala/permasalahan yang dihadapi
serta solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dukungan Anggaran
Pagu anggaran awal PSEKP pada Tahun Anggaran 2018 senilai
Rp34.674.408.000,-. Dalam perkembangannya, pagu tersebut mengalami
penurunan menjadi senilai Rp31.827.659.400,- atau berkurang sebesar
Rp2.846.748.600,-. Perubahan jumlah anggaran disebabkan adanya realokasi
anggaran untuk pembayaran kenaikan tunjangan kinerja pegawai dan adanya
luncuran dana hibah kerjasama penelitian dari FAO dan ACIAR senilai
Rp563.252.000,-.
Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Dr. Abdul Basit)
Kabid. Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil (Dr. Erma Suryani)
Kabag. Umum (Ikariyanto Haryadi, SE,
MM)
Kasubbid. Pendayagunaan Hasil
(Ir. Sunarsih, MSi)
Kasubbid. Kerjasama Penelitian
(Frans BM Dabbuke, SP, MSi)
Kasubbid. Program (M. Suryadi, SP, MSi)
Kasubbid. Evaluasi dan Pelaporan
(Dr. Julia F. Sinuraya)
Kelompok Jabatan Fungsional
Kabid. Program dan Evaluasi (Dr. Sumedi)
Kasubbag. Kepegawaian dan Rumahtangga
(Eni Widjajati, SS, MAP)
Kasubbag. Keuangan dan Perlengkapan
(Ina Purwantini, SE)
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 4
BBAABB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis
1. Visi
Berdasarkan visi Kabinet Kerja yaitu: “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka visi
Kementerian Pertanian adalah: “Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan
Kesejahteraan Petani”.
Dengan mengacu kepada Visi Kementerian Pertanian, serta dengan
memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan kondisi yang diharapkan pada tahun 2019, maka visi
Sekretariat Jenderal-Kementerian Pertanian adalah “Kredibel, Akuntabel dan
Profesional dalam Pelayanan Manajemen dan Dukungan Administrasi
Kementerian”.
Mengacu kepada kebijakan strategis pembangunan pertanian nasional,
dan dengan berpedoman pada Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Tahun 2015 – 2019, serta dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis
baik di lingkup global, maupun lingkup nasional, maka Visi PSEKP 2015 – 2019
dirumuskan sebagai berikut: “Menjadi pusat pengkajian yang handal dan
terpercaya dalam menghasilkan invensi dan inovasi di bidang sosial ekonomi dan
kebijakan pertanian untuk kesejahteraan petani dalam rangka mewujudkan
pemerintah yang baik dan bersih“.
Visi tersebut dirumuskan berdasarkan kesadaran bahwa PSEKP
merupakan lembaga pemerintah, sehingga harus berorientasi pada pelayanan
masyarakat melalui partisipasi secara aktif dalam memberikan alternatif
rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang dijadikan sebagai
arahan kegiatan PSEKP adalah:
1. Melakukan penelitian dan pengkajian guna menghasilkan informasi, inovasi
dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi pertanian.
2. Melakukan analisis kebijakan, pengkajian untuk mengolah informasi dan ilmu
pengetahuan hasil analisis, serta mengembangkan hasil inovasi menjadi
rumusan alternatif kebijakan pembangunan pertanian.
3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye publik untuk
memobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas dalam
mendukung pembangunan sistem pertanian bioindustri yang mandiri,
berdaulat dan berkelanjutan.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 5
4. Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu mewujudkan
visi dan misinya secara berkelanjutan.
3. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PSEKP selama tahun
2015-2019 adalah:
1. Menghasilkan pengetahuan, data, dan informasi serta analisis yang berkaitan
dengan: (a) Pengelolaan sumberdaya pertanian, penguatan usata pertanian-
bioindustri, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan, (b) Kebijakan
ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional dan bilateral, dan (c)
Sosial budaya, serta penguatan kelembagaan dan SDM pertanian;
2. Mengkaji model kelembagaan penerapan teknologi, sistem inovasi dan sistem
usaha pertanian;
3. Menghasilkan proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian
utama, pengukuran indikator pembangunan pertanian dan pedesaan, serta
analisis dampak kebijakan pertanian;
4. Menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dan program pembangunan
pertanian yang bersifat responsif dan antisipatif;
5. Mengembangkan jaringan kerja sama penelitian dengan lembaga penelitian
(dalam dan luar negeri) dan stakeholder dalam rangka peningkatan kualitas
hasil penelitian, serta efektivitas dan percepatan diseminasi hasil penelitian;
6. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya manusia, kualitas dan
ketersediaan sarana/prasarana, serta budaya kerja inovatif dan profesional;
7. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian sosial ekonomi dan analisis kebijakan
pertanian kepada pengguna.
4. Sasaran
Indikator kinerja utama (IKU) PSEKP ditetapkan berdasarkan Sasaran
Kegiatan (SK) sesuai dengan program yang direncanakan serta tugas dan fungsi
PSEKP. SK PSEKP yang diukur dengan indikator kinerja sasaran kegiatan (IKSK)
adalah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan PSEKP, 2018
No. Sasaran Kegiatan (SK) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK)
1. Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian
Rasio rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dihasilkan
2. Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 6
No. Sasaran Kegiatan (SK) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK)
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai Prmenpan RB 12 tahun 2015)
5. Kebijakan
Mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian dan Sekretariat Jenderal
serta visi, misi, dan tugas dan fungsi PSEKP, maka kebijakan dasar PSEKP
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan yang
mengarah pada ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah, daya
saing produk pertanian, perluasan kesempatan kerja, mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota;
2. Pengembangan kebijakan kelembagaan, perlindungan petani serta usaha
pertanian;
3. Pengembangan kebijakan ekonomi makro dan perdagangan
internasional yang berpihak kepada petani; dan
4. Peningkatan kapasitas institusi yang akuntabel dan good governance.
Program dan Kegiatan Penelitian
Berkaitan dengan sinkronisasi program/kegiatan penelitian dengan
program Unit Kerja lingkup Kementerian Pertanian dan lembaga terkait lainnya,
PSEKP melakukan koordinasi dan sinkronisasi untuk memperoleh umpan balik.
Kegiatan sinkronisasi tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa PSEKP
memiliki mandat yang berbeda dengan mandat lembaga penelitian lain, seperti
LIPI atau lembaga penelitian Perguruan Tinggi. Mandat PSEKP dalam
melaksanakan penelitian/pengkajian adalah lebih menekankan pada problem
solving research untuk menunjang kinerja Kementerian Pertanian, terutama
dalam perumusan kebijakan pembangunan pertanian. Oleh karena itu,
dipandang perlu untuk mengetahui program-program pembangunan pertanian
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal lingkup Kementerian Pertanian,
sehingga dapat dilakukan sinkronisasi antara program Ditjen Teknis terkait
sebagai stakeholders dengan rencana penelitian/pengkajian PSEKP.
Dalam upaya mempertajam arah dan sasaran kegiatan penelitian, PSEKP
membentuk Tim Teknis Perencanaan dan Program Penelitian PSEKP melalui
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 7
Surat Penugasan Kepala Pusat Nomor 25/HK.160/A.11/01/2018 tanggal 8
Januari 2018. Tim Teknis tersebut terdiri dari Profesor Riset, Ketua Kelti dan
beberapa peneliti senior PSEKP yang dipandang mempunyai kapabilitas sebagai
Tim Teknis Penelitian. Tugas pokok Tim Teknis secara umum adalah merancang
rencana penelitian/pengkajian yang akan dilakukan PSEKP sampai tersusunnya
Proposal Operasional Penelitian. Dalam perencanaan program penelitian, Tim
Teknis mempunyai tugas, yakni: (1) Melakukan penjaringan isu-isu utama
pembangunan pertanian dan perdesaan serta merumuskannya sebagai prioritas
kegiatan penelitian PSEKP, serta (2) Melakukan penajaman arah dan program
kegiatan penelitian PSEKP, mulai dari penyusunan rencana kegiatan, Kerangka
Acuan Kerja, sampai penyusunan proposal penelitian.
Selanjutnya dalam rangka mengawal kegiatan penelitian, dibentuk Tim
Pelaksana Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tahun Anggaran 2018, melalui Surat
Keputusan Kepala Pusat Nomor 15/KPTS/KU.010/A.11/01/2018 tanggal 4 Januari
2018 tentang Penunjukkan Tim Pelaksana Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Tugas Tim Pelaksana Monev
adalah: (1) Melakukan pemantauan proses pelaksanaan kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh Tim Peneliti, mulai dari tahap awal hingga akhir, dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan pelaksanaan kegiatan penelitian dari
rencana yang telah ditetapkan dan membantu memberikan solusi jika terjadi
penyimpangan, dan (2) Memberikan penilaian terhadap hasil penelitian menurut
tahapan penelitian sekaligus memberikan saran-saran perbaikan dengan fokus
pada upaya meningkatkan kualitas hasil penelitian dan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
Pengelompokan kegiatan penelitian dilakukan secara terencana dengan
mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan sumberdaya manusia. Kegiatan
utama penelitian PSEKP pada tahun 2018 sumber dananya berasal dari APBN
(DIPA). Kegiatan utama tersebut terdiri atas 12 (dua belas) judul penelitian
sebagai berikut:
1. Kaji Ulang Kebijakan Perbenihan dan Subsidi Benih Padi dan Jagung
2. Desain dan Alternatif Kebijakan Mewujudkan Swasembada Kedelai
3. Desain, Implementasi, dan Respon Stakeholder TTI dalam Pengendalian
Harga Pangan Pokok dan Penting
4. Peningkatan Manfaat Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering
dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
5. Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi
Pertanian dan Pendapatan Petani
6. Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 8
7. Pengoptimalan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Dalam Mendukung
Swasembada Pangan, Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan
Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
8. Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas
Pangan Menuju 2045
9. Kajian dampak dan Kebijakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA
10. Kajian Potensi dampak Perubahan Lingkungan Strategi Global terhadap
Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian
11. Review Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2015-2019
12. Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika Indikator Pembangunan
Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan Kering
Berbasis komoditas Perkebunan
Pada tahun 2018 PSEKP melakukan kegiatan kerja sama penelitian
dengan dua lembaga penelitian internasional yang bersifat multiyears, yaitu Food
Agriculture Organization (FAO), dan the Australian Centre for International
Agriculture Research (ACIAR). Adapun judul kegiatan dimaksud, yakni;
1. “Analysis and Mapping of Impacts under Climate Change for Adaptation and
Food Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC)-Component
2”, merupakan kegiatan penelitian kerja sama dengan FAO
2. “Improving Milk Supply Competitiveness a Livelihoods in Smallholder Dairy
Chains in Indonesia (IndoDairy)”, adalah kegiatan penelitian kerja sama
dengan ACIAR
3. “Agricultural policy research to support natural resource management in
Indonesia’s upland landscapes (IndoGreen)”, kegiatan penelitian kerja sama
dengan ACIAR
4. “Development of area-wide management approaches for fruit flies in mango for Indonesia, Philippines, Australia and the Asia-Pacific region (IndoWAM)”, kegiatan kerjasama penelitian dengan ACIAR
Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian
kinerja kegiatan penelitian yang dilakukan PSEKP adalah masukan, keluaran,
hasil, manfaat, dan dampak. Masukan (Input) merupakan segala sesuatu yang
dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran (output). Masukan yang digunakan dalam kegiatan
penelitian bidang sosial ekonomi pertanian ini adalah dana dan sumber daya
manusia (SDM) atau peneliti yang melaksanakan kegiatan penelitian. Keluaran
(Output) merupakan hasil langsung yang dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan penelitian. Keluaran tersebut dapat berupa produk/jasa fisik dan atau
non fisik, misalnya digunakannya usulan alternatif kebijakan pembangunan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 9
pertanian oleh Kementerian Pertanian atau Kementerian lainnya. Hasil
(Outcome) merupakan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah. Misalnya, dimasukkannya beberapa
usulan alternatif kebijakan dalam keputusan pembuat kebijakan pembangunan
pertanian. Manfaat (benefit) merupakan kegunaan suatu keluaran yang
dirasakan langsung oleh masyarakat, sedangkan dampak (impact) merupakan
ukuran tingkat pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif.
Berbeda dengan penelitian yang bersifat teknis, output yang dihasilkan
dari penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang bersifat tangible
(teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan berupa pengetahuan
rumusan kebijakan atau program dan rumusan rekayasa kelembagaan yang
bersifat intagible. Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasil
penelitian/pengkajian PSEKP umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat
dalam jangka pendek. Manfaat dan dampak penelitian PSEKP baru terlihat
setelah rumusan kebijakan dilaksanakan dan melalui proses penyesuaian di
masyarakat.
Disamping itu, pengukuran manfaat dan dampak PSEKP tidak dapat
berdiri sendiri karena kontribusi lembaga lain dalam pengukuran kedua indikator
ini juga tidak kecil. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengukur manfaat dan
dampak analisis dan pengkajian secara kuantitatif. Kedua indikator tersebut
dapat diukur atas dasar ex ante analisis atau secara potensial. Secara umum,
indikator pencapaian kinerja yang ingin diterapkan oleh PSEKP dalam periode
2015-2019 adalah penekanan kepada indikator keluaran (output) dari kegiatan
analisis. Indikator output tersebut merupakan dasar penentuan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan.
Setiap kegiatan penelitian diharapkan dapat menghasilkan suatu
keluaran yang dapat dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna
secara optimal. Berdasarkan tugas dan fungsinya, maka pengguna utama hasil
penelitian PSEKP adalah: (1) Pejabat pembuat dan pengelola kebijakan
pembangunan pertanian lingkup Kementerian Pertanian dan lembaga negara
lainnya, (2) Praktisi agribisnis, petani dan pengusaha agribisnis, dan (3) Masyarakat
umum. Disamping untuk stakeholder utama, hasil-hasil penelitian tersebut dapat
pula dimanfaatkan oleh pengguna sekunder, seperti: politisi, ilmuwan, masyarakat
peminat pembangunan pertanian, dan para peneliti PSEKP sendiri.
6. Strategi
Lima strategi prioritas untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran bagi
pengembangan PSEKP lima tahun ke depan yang disusun berdasarkan urutan skala
prioritas adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 10
1. Meningkatkan program kerja sama penelitian, pelatihan dan pendidikan
DN dan LN.
2. Pengembangan model pengambilan keputusan berdasarkan analisis
sosek pertanian (DSM).
3. Pemantapan proporsionalitas kepakaran bidang sosek bagi peneliti
pemula (pendidikan S2 dan S3).
4. Penguatan metodologi penelitian dan pengembangan model analisis
dalam rangka peningkatan kinerja hasil penelitian dan publikasi ilmiah.
5. Melakukan peningkatan rekruitmen tenaga dengan bekerja sama dengan
perguruan tinggi terkemuka.
Dari lima strategi prioritas tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan program dan kebijakan pengembangan
kelembagaan PSEKP untuk periode 2015 – 2019 ke depan, yaitu: (1)
Pengembangan SDM peneliti dan non-peneliti, (2) Peningkatan kualitas metodologi
penelitian dan pemutakhiran model analisis, (3) Peningkatan kualitas dan
penyebaran publikasi hasil penelitian, dan (4) Pengembangan networking dengan
lembaga terkait, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki
oleh instansi. Perjanjian Kinerja sudah disepakati antara Kepala Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dengan Sekretaris Jenderal Tahun 2018
berdasarkan sasaran kegiatan dan indikator kinerja sasaran kegiatan dalam
Renstra PSEKP 2015-2019. Dalam Renstra tersebut, Perjanjian Kinerja PSEKP
mengalami perubahan mulai tahun 2018.
Sasaran Kinerja PSEKP tahun 2015-2017 adalah Tersedianya layanan
rekomendasi kebijakan pembengunan pertanian berkelanjutan, dengan
indikator kinerja:
a. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika
pembangunan pertanian berkelanjutan (12 rekomendasi kebijakan).
b. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual
pembangunan pertanian (10 rekomendasi kebijakan).
Adapun Perjanjian Kinerja PSEKP Tahun 2018 meliputi:
1. Sasaran Kegiatan :
Sasaran kegiatan yang ingin dicapai oleh PSEKP, baik yang dijabarkan dalam
sasaran tahunan maupun sasaran akhir rencana strategis adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 11
Sasaran kegiatan 1: Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial
ekonomi pembangunan pertanian
Sasaran kegiatan 2: Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Sasaran kegiatan 3: Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
2. Indikator Kinerja :
Dari tiga sasaran di atas, selanjutnya dapat diuraikan indikator kinerja sasaran
kegiatan (IKSK) yang ingin dicapai sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2. Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dan Target
PSEKP, 2018
No. Sasaran Kegiatan (SK) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK)
Target
1. Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian
Rasio rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dihasilkan
80,00%
2. Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
3,20 skala linkert 1-4
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
1,00 Temuan
Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
0,00 Temuan
Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai Permenpan RB 12 tahun 2015)
1,00 Temuan
Perjanjian Kinerja tersebut telah ditandatangani pada tanggal 5 Januari 2018,
satu bulan setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) disahkan.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 12
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Berdasarkan Rencana Strategis Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian (PSEKP) Tahun 2015-2019, sasaran kegiatan PSEKP ada tiga. Sasaran
kegiatan PSEKP yang berkaitan dengan tugas utama PSEKP dalam melaksanakan
analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yakni
“Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi
pembangunan pertanian”. Selanjutnya, sasaran kegiatan tersebut pada Tahun
2018 dijabarkan dalam indikator kinerja sasaran kegiatan yang akan dicapai dari
program/kegiatan utama yang berkaitan erat dengan tugas utama PSEKP.
Capaian indikator kinerja sasaran kegiatan PSEKP dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan akan diuraikan lebih lanjut pada bab ini.
Keberhasilan pencapaian sasaran berkaitan erat dengan penerapan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkup PSEKP. Mekanisme
monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan penelitian dilakukan melalui rapat
bulanan, monev awal, monev pelaksanaan dan monev laporan akhir. Sementara
itu realisasi keuangan dipantau menggunakan program berbasis web melalui
penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan yang diperbarui melalui
Permenkeu No. 214 tahun 2017.
A. Kriteria Ukuran Keberhasilan
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian Tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara target
indikator kinerja kegiatan dengan realisasi, yakni keluaran (output) kegiatan
yang berkaitan dengan masing-masing sasaran tersebut. Kriteria ukuran
keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2018 ditetapkan berdasarkan dokumen
laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dihitung menggunakan rumus:
Capaian sasaran = Realisasi IKU dibagi Target IKU x 100%
Kriteria penilaian terbagi terbagi 4 (empat) kategori kinerja berdasarkan
skoring, yaitu:
1. Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%
2. Berhasil, jika capaian sasaran 80-100%
3. Cukup berhasil jika capaian sasaran 60-79%, dan
4. Kurang berhasil jika capaian sasaran <60%.
Fokus pengukuran pencapaian kinerja adalah pada pengukuran target
kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan (PK). Hasil
pengukuran kinerja yang diuraikan di bawah ini merupakan hasil pengukuran
yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi yang rutin dan intensif
dengan mekanisme sebagai berikut:
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 13
1. Melaksanakan evaluasi proposal penelitian sejak awal sehingga target output
kegiatan menjadi terukur dan memungkinkan untuk dicapai. Evaluasi
dilakukan oleh Tim Teknis yang terdiri dari Profesor Riset, Peneliti Senior dan
Ketua Kelompok Peneliti.
2. Mewajibkan kepada seluruh penanggungjawab kegiatan untuk menyampaikan
laporan secara berkala melalui laporan tengah tahun dan laporan akhir
kegiatan sehingga dapat diketahui kemajuan setiap kegiatan dalam pecapaian
tujuan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian tujuan. Jika
ditemukan ada permasalahan dalam upaya pencapaian tujuan dapat langsung
dicari upaya penyelesaian agar pencapaian tujuan tidak terganggu.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk memastikan
kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana.
4. Melakukan seminar proposal dan seminar hasil penelitian sehingga terjadi
proses cek dan recek terhadap dokumen perencanaan dan pelaporan.
5. Pemantauan dan evaluasi secara intensif juga dilakukan terhadap realisasi
anggaran secara bulanan melalui PMK 249/2011 diperbarui dengan PMK
214/2017 (memfasilitasi kewajiban laporan kinerja yang diamanatkan PP 39
Tahun 2009).
6. Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dilakukan sebagai suatu sistem
untuk menjamin keyakinan memadai agar penyelenggaraan kegiatan pada
suatu instansi pemerintah dapat tercapai tujuannya secara efektif dan efisien,
melaporkan pengelolaan keuangan negara secara handal, mengamankan
asset negara mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
B. Pencapaian Kinerja Tahun 2018
Berdasarkan kinerja sasaran kegiatan yang berkaitan erat dengan tugas
utama PSEKP Tahun 2018, capaian kinerja yang berkaitan dengan pemanfaatan
rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian, kualitas layanan
publik terhadap layanan PSEKP, serta kinerja pengelolaan keuangan dan
implementasi SAKIP PSEKP ditampilkan pada Tabel 3.
Kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian secara umum
menunjukkan hasil pencapaian sangat berhasil, beberapa capaian sasaran
melebihi target sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2018. Uraian secara
lebih lengkap tentang capaian kinerja masing-masing sasaran tersebut
selanjutnya diuraikan pada Subbab C.
Untuk mencapai sasaran kegiatan dan 5 (lima) indikator kinerja sasaran
kegiatan tersebut, maka PSEKP merencanakan 3 (tiga) kegiatan beserta
anggarannya yang dilakukan pada tahun 2018, yaitu:
1. Kegiatan layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan pembangunan
pertanian, dengan pagu anggaran senilai Rp6.715.149.400,-
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 14
2. Kegiatan layanan internal yang terdiri dari kegiatan manajemen mendukung
kegiatan penelitian/analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, kegiatan
diseminasi hasil penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, dan
kegiatan pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran. Pagu anggaran
kegiatan ini sebesar Rp9.181.102.000,-
3. Kegiatan layanan rutin pegawai dan operasional kantor, dengan pagu
anggaran senilai Rp15.931.408.000,-
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018
No. Sasaran Indikator Kinerja
Kategori Uraian Target Capaian %
1. Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian
1.1. Rasio rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dihasilkan
80,00 % 80,00 % 100 Berhasil
2. Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
2.1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
3,20 skala linkert 1-4
3,22 skala linkert 1-4
100,6 Sangat berhasil
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
3.1. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
1,00 Temuan
0,00 Temuan
0 Sangat berhasil
3.2. Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
0,00 Temuan
0,00 Temuan
100 Berhasil
3.3. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai Permenpan RB 12 tahun 2015)
1,00 Temuan
0,00 Temuan
0 Sangat berhasil
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 15
Secara umum, pencapaian kinerja PSEKP dapat dikatakan baik. Total
pagu anggaran untuk mencapai kinerja tahun 2018 tersebut senilai
Rp31.827.659.400,-. Realisasi anggaran PSEKP tahun 2018 senilai
Rp31.326.171.958,- atau 98,42%. Dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja
PSEKP dapat dicapai dengan serapan anggaran sebesar 98,42%. Jika dilihat
berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK), maka 3 (tiga) dari 5
(lima) IKSK tercapai melebihi target atau “SANGAT BERHASIL”, yaitu Nilai
Kualitas Pelayanan Publik PSEKP (IKM) dengan capaian kinerja 100,6%, Jumlah
temuan BPK atas pengelolaan keuangan PSEKP yang terjadi berulang, dan
Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang. Capaian
kinerja 2 (dua) IKSK masuk kategori “BERHASIL”, yaitu Rasio rekomendasi
kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap
total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang
dihasilkan, dan Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan PSEKP yang
terjadi berulang. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dengan serapan
anggaran sebesar 98,42% tersebut PSEKP telah mampu mencapai target kinerja
untuk 5 (lima) IKSK, yaitu Rasio rekomendasi kebijakan sosial ekonomi
pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap total rekomendasi
kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dihasilkan, Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik PSEKP, Jumlah temuan BPK atas
pengelolaan keuangan PSEKP yang terjadi berulang, Jumlah temuan Itjen atas
pengelolaan keuangan PSEKP yang terjadi berulang, dan Jumlah temuan Itjen
atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang. Detail pencapaian masing-
masing IKSK serta detail serapan anggaran akan dibahas pada sub bab
berikutnya.
C. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Evaluasi akuntabilitas kinerja melihat sejauh mana target kinerja tahun
berjalan dapat direalisasikan melalui pengukuran kinerja dengan
membandingkan realisasi terhadap target kinerja. Analisis capaian kinerja diukur
untuk setiap indikator kinerja sasaran kegiatan, membandingkan kinerja tahun
2018 dengan kinerja tahun 2017 serta beberapa tahun sebelumnya. Analisis dan
evaluasi capaian kinerja PSEKP tahun 2018 menurut penetapan tiga sasaran
sesuai dengan rencana strategis (Renstra 2015-2019). Selain itu, analisis capaian
kinerja juga menganalisis akar permasalahan yang menyebabkan kinerja
menurun, efisiensi penggunaan sumberdaya serta analisis program/kegiatan
yang menunjang keberhasilan atau berkontribusi terhadap penurunan kinerja
PSEKP tahun 2018. Hasil analisis capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja
sasaran kegiatan dapat dijabarkan pada uraian berikut ini.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 16
1. Meningkatnya Pemanfaatan Rekomendasi Kebijakan Sosial Ekonomi Pembangunan Pertanian
Sasaran kinerja kegiatan PSEKP yang pertama adalah meningkatnya
pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian.
Rasio rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang
dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi
pembangunan yang dihasilkan, merepresentasikan pemanfaatan rekomendasi
kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian. Rekomendasi kebijakan sosial
ekonomi pembangunan pertanian merupakan hasil rekomendasi dari penelitian
dan analisis kebijakan yang dilakukan dalam rangka penyusunan kebijakan.
Pemanfaatan rekomendasi kebijakan ditandai dengan diserahkannya nota
pengiriman atas rekomendasi kebijakan (policy brief) sosial ekonomi
pembangunan pertanian.
Indikator kinerja sasaran kegiatan tersebut yang telah ditargetkan dalam
tahun 2018 dapat dicapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian indikator
kinerja yang terealisasikan 100 persen dari target yang ditetapkan. Sasaran
tersebut dicapai melalui dua program/kegiatan, yaitu: (1) Pengkajian sosial
ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian, yang dilaksanakan melalui 12
kegiatan, dan (2) Pengkajian responsif dan antisipatif isu-isu aktual
pembangunan pertanian, yang dilaksanakan melalui 13 kegiatan.
Masukan (input) yang dipakai untuk mendukung keberhasilan
pencapaian hasil kegiatan yang terkait dengan pengkajian tersebut adalah
sumberdaya manusia yakni peneliti dan dukungan dana yang bersumber dari
APBN. Hasil kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut selanjutnya
disampaikan untuk kepentingan dan dimanfaatkan oleh stakeholder utama yakni
pimpinan Kementerian Pertanian. Serapan dana yang bersumber dari APBN
untuk kegiatan pengkajian sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian
mencapai 98,54 persen dari target Rp.5.098.606.400,-. Output kegiatan
pengkajian sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian tersebut
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Target dan Realisasi Output Kegiatan pengkajian sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian, Tahun 2018
No. Kegiatan Target Realisasi (Output)
1. Kaji Ulang Kebijakan Perbenihan dan Subsidi Benih Padi dan Jagung
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan kebijakan perbenihan dan subsidi benih padi dan jagung
2. Desain dan Alternatif Kebijakan Mewujudkan Swasembada Kedelai
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan desain dan alternatif kebijakan mewujudkan swasembada kedelai
3. Desain, Implementasi, dan Respon Stakeholder TTI dalam Pengendalian Harga Pangan Pokok dan Penting
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan desain, implementasi, dan respon stakeholder TTI dalam pengendalian harga pangan pokok dan penting
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 17
No. Kegiatan Target Realisasi (Output)
4. Peningkatan Manfaat Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan peningkatan manfaat infrastruktur air untuk pertanian lahan kering dalam mendukung ketahanan pangan dan pendapatan petani
5. Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan strategi pemanfaatan sumber kapital desa dalam peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani
6. Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan strategi antisipatif pengelolaan surplus produksi padi dan jagung
7. Pengoptimalan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Dalam Mendukung Swasembada Pangan, Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan pengoptimalan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dalam mendukung swasembada pangan, pengembangan model proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pangan menuju 2045
8. Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan pengembangan model proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pangan menuju 2045
9. Kajian dampak dan Kebijakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan dampak dan kebijakan sektor pertanian dalam kerjasama MEA
10. Kajian Potensi dampak Perubahan Lingkungan Strategi Global terhadap Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan potensi dampak perubahan lingkungan strategi global terhadap kinerja perdagangan komoditas pertanian
11. Review Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2015-2019
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan review kinerja program pembangunan pertanian 2015-2019
12. Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan Kering Berbasis komoditas Perkebunan
1 Rekomendasi
Kebijakan
1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Panel Petani Nasional (PATANAS): dinamika indikator pembangunan pertanian dan perdesaan di wilayah agroekosistem lahan kering berbasis komoditas perkebunan
Keluaran (output) yang telah dicapai dari kegiatan pengkajian sosial ekonomi
dan dinamika pembangunan pertanian diuraikan sebagai berikut:
a. Kaji Ulang Kebijakan Perbenihan dan Subsidi Benih Padi dan Jagung
Hasil penelitian memberikan rekomendasi bahwa subsidi benih perlu
mempertimbangkan aspek dinamika pasar benih, aksesibilitas dan kebiasaan
petani dalam penggunaan benih unggul berlabel. Dengan demikian perlu dibuka
alternative subsidi benih yang tidak berlaku secara nasional atau bersifat
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 18
regional. Untuk wilayah Pulau Jawa, subsidi benih nampaknya perlu
dipertimbangkan lagi, untuk dilanjutkan atau tidak. Hal ini karena terdapatnya
distorsi dalam pemasaran benih bagi para penangkar, termasuk Desa Mandiri
Benih (DBM). Sebaliknya untuk wilayah luar Jawa, apalagi pada wilayah jauh,
atau aksesibilitasnya sulit, subsidi benih berdampak positif dalam meningkatkan
atau menciptakan pasar benih bagi penangkar termasuk pada DMB. Untuk
program bantuan benih, implementasinya perlu memperhatikan
kondisi/kemampuan wilayah dalam memproduksi benih, yaitu dengan melihat
indikator perkembangan produsen dan penangkar benih yang eksis. Untuk
mendukung perkembangan DMB, diperlukan penguatan kemampuan permodalan
untuk membeli calon benih dari anggota DMB. Secara umum, keberhasilan DMB
sangat dipengaruhi pengalaman pengurus DMB dalam memasarkan benih. Untuk
itu, peningkatan kapasitas menjaring kerjasama atau fasilitasi peluang kerjasama
pemasaran benih dari DMB dengan berbagai pihak merupakan hal yang penting
untuk meningkatkan perkembangan DMB.
b. Desain dan Alternatif Kebijakan Mewujudkan Swasembada Kedelai
Sudah lebih dari 40 tahun Indonesia belum mampu mencapai target
swasembada kedelai. Pada lain pihak konsumsi kedelai terus bertambah seiring
pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pakan ternak. Banyak program telah
dilakukan, Kementan melaksanakan upaya intensifikasi dan ektensifikasi,
Kementerian Perdagangan menetapkan HPP (harga dasar). Program Kementan
dengan memberikan bantuan benih dan pupuk gratis belum mampu
meningkatkan luas tanam dan luas panen, maupun produksi kedelai secara
signifikan. Termasuk beberapa verietas unggul kedelai sudah dilepas dan
disebarluaskan. Impor masih terus berlangsung mencapai hampir 70 persen dari
kebutuhan nasional. Kebijakan tarif impor rendah, bahkan akhir-akhir ini bebas
tarif, jelas mendukung upaya swasembada kedelai. HPP (Harga Pokok
Pemerintah) untuk petani kedelai sudah berulang kali direvisi dan terakhir tahun
2017 ditetapkan sebesar Rp8.500/kg. HPP tidak efektif karena pada kenyataanya
rata-rata harga jual petani kedelai di bawah HPP, dan tidak tersedia dana khusus
oleh BULOG untuk membeli kedelai petani. Alternatif yang dapat dilakukan
adalah dengan meningkatkan penetapan HPP dari keputusan menteri
perdagangan menjadi keputusan presiden dengan diikut pendanaan khusus
untuk pembelian kedelai petani. Selain itu hal yang lebih mendasar adalah
diperlukan luasan areal budidaya kedelai yang memadahi, ketersediaan benih,
dan petani. Peningkatan produksi kedelai harus didorong melalui peningkatan
luas tanam, karena potensi peningkatan produktivitas kedelai lebih lebih sulit
dilakukan dan lebih rendah kontribusinya. Efektivitas HPP ini diharapkan dapat
menarik petani menanam kedelai, karena selama ini usahatani kedelai tidak
kompetitif dibandingkan dengan usahatani jagung, tebu, bahkan padi.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 19
c. Desain, Implementasi, Respon Stakeholder Toko Tani Indonesia (TTI) dalam Pengendalian Harga Pangan Pokok dan Penting
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) dengan
Pola kemitraan antara LUPM dan took tani Indonesia (TTI) telah membentuk
struktur pasar baru yang memberikan dampak kepada penyediaan pangan pokok
dengan harga yang terjangkau, dan stabiliasi harga sekalipun dalam porsi yang
masih sangat terbatas. Upaya memperpendek mata rantai pasok dalam rangka
menciptakan harga yang wajar di tingkat konsumen sudah menunjukkan pada
capaian jumlah dan marjin yang diperoleh di masing-maisng pelaku menjadi
terstruktur. Sekalipun tidak secara langsung menjadi bagian dari instrumen
stabilisasi harga karena volume pasokan masih terbatas, kegiatan PUPM melalui
TTI telah memerankan fungsinya mempengaruhi psikologi pasar konsumen dan
produsen, sehingga ada pilihan harga sebagai pembanding di pasar konsumen.
Dua pilihan untuk mendorong psikologis pasar melalui kegiatan PUPM yang
dilaksanakan oleh LUPM dan TTI sebagai mitra, diantaranya dengan menambah
jumlah LUPM sebanding dengan jumlah TTI di seluruh Indonesia, berdasarkan
kebutuhan pangan (permintaan/konsumsi) masyarakat di masing-masing daerah
atau dengan meningkatkan jumlah dan kinerja pasokan dan sebaran TTI di
beberapa lokasi strategis yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
Pengembangan program PUPM yang diimplementasikan melalui kegiatan LUPM
dan TTI hendaknya tidak hanya mengejar target jumlah LUPM dan TTI semata
tetapi juga diikuti dengan pembenahan mekanisme dan regulasi yang menjadi
acuan pelaksanaan kegiatan ini di tingkat LUPM, TTI maupun pendamping.
d. Peningkatan Manfaat Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
Untuk jangka pendek – menengah, kebijakan dan program peningkatan manfaat
infrastruktur air untuk pertanian lahan kering yang perlu ditempuh adalah
mendorong petani untuk mengubah pola tanam dan produktivitas. Untuk itu
yang sangat dirasakan urgensinya adalah meningkatkan kemudahan petani
memperoleh benih/bibit yang lebih bermutu, perbaikan sistem pemasaran, dan
penyuluhan budidaya yang lebih produktif dan adaptif terhadap kondisi iklim.
Untuk jangka menengah – panjang, perubahan paradigma dalam pengembangan
infrastruktur air untuk pertanian sangat diperlukan. Pertama, konsep
pengembangan infrastruktur air harus diletakkan dalam konteks pemanenan air
dan penggunaan secara hemat berbasis prinsip-prinsip sustainable water
resource management. Terutama pada wilayah lahan kering, konteks
pemanenan air mencakup pula moisture management melalui penerapan
agroforestry, pertanian konservasi, pemeliharaan bahan organik tanah, dan
pemanenan air skala mikro di sekitar rumah/pekarangan dan pertanian organik.
Perlu ditekankan bahwa keberlanjutan manfaat infrastruktur air juga sangat
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 20
dipengaruhi oleh kinerja Daerah Aliran Sungai (Watershed). Terkait dengan itu,
koordinasi lintas sektor makin menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
e. Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani
Penelitian pemanfaatan sumber capital desa, difokuskan pada Dana Desa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mekanisme penyaluran Dana Desa di tingkat
desa sudah mengikuti tahapan-tahapan yang telah ditentukan, dengan mengacu
pada Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Desa. Pengalokasian Dana
Desa masih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur, untuk
pemberdayaan masyarakat (termasuk di dalamnya sektor pertanian) relatif kecil.
Rencahnya pemanfaatan dana desa untuk sektor pertanian disebabkan kekurang
pahaman pihak desa atau pun para pendamping terhadap sektor pertanian.
Selain itu, adanya tumpang tindih kegiatan dan belum ada kesamaan persepsi
antara Kementerian PDTT dan Kementerian Pertanian. Dalam pemanfaatan dana
desa, sektor pertanian belum mendapatkan perhatian walaupun Kementerian
Desa telah menempatkan produk unggulan desa/produk unggulan kawasan
desa, pembuatan embung, dan BUMDes sebagai skala prioritas. Terdapat
kecenderungan Tim Pengelola Kegiatan lebih memilih pembangunan fisik
(terutama infrastruktur jalan) dibandingkan pemberdayaan masyarakat dengan
laporan pertanggungjawaban yang relatif terukur. Peran pendamping desa dan
pendamping lokal desa menjadi penting ketika dihadapkan pada kualitas sumber
daya manusia yang mengelola dana desa relatif rendah. Dana Desa belum
secara khusus memenuhi kebutuhan petani yang mendukung kegiatan usaha
tani (sarana produksi, alsintan, dan permodalan). Untuk itu diperlukan beberapa
strategi, dengan memasukan pembangunan infrastruktur pertanian dan program
mendorong usaha pertanian kedalam agenda atau usulan pemanfaatan dana
desa. Selain itu perlu peningkatan kapasitas pendamping dan local campion
dibidang usaha pertanian tentang potensi pengembangan pertanian di
wilayahnya.
f. Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
Berdasarkan struktur hierarki strategi antisipatif pengelolaan surplus produksi
padi, prioritas tujuan yang ingin dicapai dari strategi tersebut adalah penyerapan
surplus produksi, selain stabilisasi harga dan peningkatan ekonomi industri
pengolahan bahan pangan. Faktor utama yang mempengaruhi tujuan tersebut
adalah kebijakan pemerintah terkait tata niaga/perdagangan pangan. Dalam hal
ini Kementerian Pertanian merupakan aktor (pelaku) utama yang berperan dalam
pencapaian tujuan, bersama-sama dengan Kementerian Perdagangan, Bulog,
Pemerintah Daerah dan Asosiasi Pengusaha. Strategi yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan menurut urutan besaran bobot adalah: (1) mengekspor beras
kualitas khusus, baik beras organik, premium maupun beras varietas lokal yang
memiliki keunggulan tekstur, rasa dan aroma yag digemari oleh negara
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 21
pengimpor; (2) melakukan penetrasi pasar ekspor beras medium; (3)
mengekspor beras medium ke pasar tradisional; (4) mengaktifkan program serap
gabah untuk stok Bulog; (5) mengoptimalkan cadangan pangan Pemda; (6)
mendorong pengembangan industri pengolahan beras; (7) mengoptimalkan
cadangan pangan masyarakat; dan (8) mengoptimalkan program bantuan
pangan luar negeri. Strategi untuk mengoptimalkan cadangan pangan
masyarakat ditempuh melalui: (1) mengoptimalkan lumbung pangan
masyarakat; (2) mengoptimalkan peran produsen padi; (3) mengoptimalkan
peran penggilingan gabah; (4) mengoptimalkan peran pedagang beras; (5)
mengoptimalkan peran Horeka (hotel restaurant catering); dan (6)
mengoptimalkan peran rumah tangga konsumen beras.
g. Pengoptimalan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) Dalam Mendukung Swasembada Pangan, Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
Kebijakan penyediaan lahan oleh pemerintah melalui program reforma agraria
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu peningkatan akses dan peningkatan aset.
Peningkatan akses masyarakat dilaksanakan melalui program Perhutanan Sosial
yang memberi akses pengusahaan hutan seluas 12,7 juta ha. Sedangkan
peningkatan aset dilaksanakan melalui TORA, mencakup legalisasi 4,5 juta ha
lahan yang akan disertifikasi termasuk lahan transmigrasi yang belum
bersertifikat dengan redistribusi 4,5 juta ha lahan dari eks HGU/tanah terlantar
dan tanah pelepasan kawasan hutan. Ketertutupan atau kelangkaan data
tentang status lahan yang pernah dikonsesikan (eks HGU, terlantar dll)
mempersulit proses penetapan lahan layak memenuhi sebagai objek TORA dan
berpotensi menimbulkan konflik baik antara berbagai pihak khususnya eks
pengusaha lahan dengan masyarakat petani. Untuk mengaplikasi Permen ATR
No. 7/2017 (setahun setelah HGU habis dan tidak diperpanjang lahan bisa
diambil oleh negara, dan untuk setiap perpanjangan mengharuskan 20% lahan
diberikan untuk TORA), perlu dilakukan: (1) Identifikasi secara menyeluruh lahan
HGU yang akan habis masa izinnya dan terlantar dengan melibatkan berbagai
pihak secara terbuka; (2) BPN yang ada didaerah diberikan kewenangan penuh
untuk menetapkan lahan-lahan HGU yang tidak digunakan sesuai peruntukan
atau terlantar.
h. Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
Berdasarkan kondisi tahun 2016, seluruh aspek yang diproyeksi menunjukkan
peningkatan kecuali luas panen kedelai dan produktivitas tebu yang menurun
berturut - turut sebesar 14,21% dan 20,10%. Sementara kenaikkan tertinggi
adalah produksi GKG yang mencapai 100% dibandingkan produksi tahun 2016.
Untuk komoditas gula, konsumsi gula melonjak tajam hingga meningkat 221%
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 22
pada tahun 2045 dibandingkan tahun 2016. Proyeksi 2017-2045 menunjukkan
bahwa komoditas padi dan jagung akan mengalami surplus, sedangkan kedelai,
gula dan daging sapi akan defisit. Konsistensi surplus padi dimulai tahun 2020
sementara surplus jagung mulai tahun 2038. Keadaan surplus dan defisit ini
diproyeksi dengan asumsi keadaan standar atau tanpa tindakan atau intervensi
khusus (business as usual). Target produksi komoditas padi pada tahun 2045
adalah sebesar 100,03 juta ton GKG atau setara 61,06 juta ton beras (Sulaiman
et al, 2017). Target ini, berdasarkan prediksi dalam kajian ini, akan terlewati
karena hasil proyeksi menunjukkan produksi GKG pada tahun 2045 sebesar
158,9 juta ton. Target produksi komoditas jagung, kedelai, gula, dan daging sapi
pada tahun 2045 berturut - turut adalah 63,16 juta ton, 7,7 juta ton, 16,19 juta
ton dan 1,1 juta ton (Sulaiman et al, 2017). Target-target tersebut dalam kondisi
business as usual tidak akan tercapai pada tahun 2045. Bahkan target produksi
kedelai dan gula, sangat jauh dari proyeksi produksi.
i. Kajian Dampak dam Kebijakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA dan RCEP
Indonesia berpeluang meningkatkan partisipasinya dalam kerjasama ekonomi
MEA maupun RCEP jika dilakukan pembenahan secara komprehensif dan bersifat
integratif dengan memangkas berbagai kepentingan sub-sektor menjadi
kerjasama yang kuat dengan konektivitas kegiatan ekonomi yang transparan.
Produk pertanian Indonesia diperkirakan mampu menguasai pasar dalam negeri
yang menjadi sasaran pasar pengekspor negara sekawasan ASEAN dan mitra
ASEAN. Namun, perlu kebijakan peningkatan efisiensi dalam proses produksi,
pengolahan, dan pemasaran diperkirakan dapat membantu mempercepat
penguasaan pasar di dalam negeri dan sekaligus mendorong upaya menembus
pasar global karena produk bermutu yang dapat bersaing dan menguntungkan.
Peringatan untuk pembenahan dalam berbagai aspek, khususnya untuk
komoditas pangan dan peternakan, diungkapkan dalam kajian ini. Negara lain
diperkirakan akan merebut pasar di dalam negeri (Indonesia) dan memberikan
manfaat yang lebih besar bagi negara lain tersebut karena kelebihannya dalam
kemampuannya bersaing. Negara lain ini diduga melakukan berbagai perbaikan
atas komoditas/produk andalan mereka secara terus-menerus, sehingga
perdagangan melalui kerjasama MEA dan RCEP dapat dilakukan secara
berkesinambungan. Dengan demikian peningkatan efisiensi, kualitas, dan upaya
lainnya yang mampu meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk harus
terus dilakukan agar produk pertanian Indonesia dapat bersaing baik di pasar
domestik maupun pasar global.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 23
j. Kajian Potensi Dampak Perubahan Lingkungan Strategis Global terhadap Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian
Meningkatnya defisit neraca perdagangan produk tanaman pangan, hortikultura
dan peternakan, serta menurunnya surplus neraca perdagangan produk
perkebunan harus segera diantisipasi jika peningkatkan devisa ekspor ingin
dicapai sebagai sumber pertumbuhan. Sudah saatnya pemerintah, dalam hal ini
Kementan, melakukan langkah konkrit untuk memacu investasi di sektor
pertanian, terutama subsektor hortikultura dan peternakan. Jika kenyataan
selama ini kinerja PMDN di sektor pertanian masih sangat terbatas, meskipun
kebijakan telah lama berpihak kepadanya, maka PMA seharusnya dapat menjadi
alternatif untuk meningkatkan kapasitas produksi, produktivitas dan daya saing
dari sektor ini, terutama diindustri perbenihan dan bidang usaha lain yang sarat
modal dan teknologi. Diperlukan kebijakan, berikut instrument dan insentif, yang
secara berkelanjutan dapat mendorong dan memfasilitasi petani produsen untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, menekan biaya produksi,
serta meningkatkan kualitas dan tampilan produk. Secara umum, kemampuan
untuk memenuhi persyaratan standar dan kualitas ekspor (SPS, TBT,
ketertelusuran) merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan daya
saing dan memenangkan persaingan di pasar ekspor. Sampai saat ini yang
menjadi titik lemah Indonesia dalam memacu ekspor. Jika sektor pertanian
Indonesia memiliki keunggulan diatas, maka perubahan lingkungan strategis
global, apapun arah dan intensitasnya, tidak akan secara negatif mempengaruhi
kinerja ekspor pertanian Indonesia.
k. Review Kinerja Program Pembanguan Pertanian 2015-2019
Beberapa butir kesimpulkan dari kajian ini adalah: (1) isi Renstra Kementan
belum semua tertuang dalam renstra eselon-1; (2) K/L lain berpotensi besar
mendukung pembangunan pertanian dan potensi tersebut dapat dilihat pada
dokumen kegiatan prioritas nasional pemerintah dan Renstra K/L terkait; (3)
kinerja produksi bawang merah dan cabai berhasil sangat baik, padi, jagung dan
daging sapi baik, sedangkan tebu kedepan semakin terancam dan kedelai tidak
mencapai target; dan (4) dampak makro dan mikro pembangunan pertanian
menunjukkan hasil yang bervariasi, sedangkan ditingkat petani sedikit membaik.
Beberapa rekomendasi kebijakan, diantaranya: (1) penyusunan Renstra
Kementan sebaiknya melibatkan berbagai pihak, memperhatikan lingkungan
strategis lima tahun kedepan, dan terbagi habis dengan eselon di bawahnya; (2)
Kementan menggali potensi kerjasama dengan K/L, dan perlu mengefektifkan
penggunaan dana Dekon, TP, DAK dan APBD; (3) tanaman kedelai tidak
dikembangkan di seluruh kawasan, tetapi pada daerah yang mendukung saja;
tanaman tebu perlu perhatian khusus agar keberadaan tidak terancam; untuk
lima komoditas strategis lainnya bisa dikembangkan lebih lanjut; dan (4) Untuk
meningkatkan indek kinerja pembangunan pertanian kebijakan mendorong dan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 24
mempermudah investasi baik PMDN maupun PMLN perlu mendapat perhatian.
Pada tingkat rumah tangga petani, akses petani terhadap lahan sebaiknya dapat
ditingkatkan dengan menerapkan Program LP2B dan pemanfaatan lahan BUMN
Perhutani dan PTPN.
l. Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan Kering Berbasis komoditas Perkebunan
Penelitian Patanas 2018 merupakan resurvei ke-3 untuk di wilayah
agroekosistem Lahan Kering Berbasis Komoditas Perkebunan, sebelumnya telah
dilakukan survei pada agroekosistem yang sama tahun 2009 dan 2012.
Pembahasan hasil penelitian akan mencakup dinamika pada 3 titik penelitian
tersebut. Penelitian mencakup 8 aspek yaitu (1) struktur dan distribusi
penguasaan lahan rumah tangga, (2) struktur tenaga kerja rumah tangga,
kesempatan kerja, pengangguran, produktivitas tenaga kerja, dan migrasi, (3)
tingkat penerapan teknologi dan profitabilitas usaha tani, (4) struktur dan
distribusi pendapatan rumah tangga, (5) struktur pengeluaran dan konsumsi
rumah tangga petani, (6) nilai tukar pendapatan rumah tangga petani, (7)
tingkat kemiskinan rumah tangga, dan (8) kelembagaan pertanian.
Dinamika struktur penguasaan lahan bervarisi antar lokasi Patanas: (a) Desa
berbasis karet terpusat pada klas lahan luas dan cenderung menguat; (b) Pada
desa berbasis kakao menunjukkan distribusinya terpusat ke klas lahan sedang;
(c) Desa berbasis kelapa sawit struktur penguasaan lahan lebih terdistribusi
karena telah terjadi pola pewarisan; dan (d) Desa berbasis tebu terpusat pada
klas lahan kecil dan sedang, terutama dipicu oleh pola pewarisan, konsolidasi
lahan melalui sistem sewa-menyewa lahan. Kondisi kemerataan dan
ketimpangan penguasaan lahan: (a) ketimpangan rendah terjadi di desa berbasis
karet, kakao, dan kelapa sawit; (b) ketimpangan sedang ditemukan di desa
berbasis kelapa sawit dan tebu dan bergeser ke tanaman sengon; dan (c)
ketimpangan tinggi di desa berbasis kelapa sawit dan tebu. Kinerja adopsi
teknologi pada komoditas perkebunan berbeda antar komoditas: (a) adopsi
teknologi pada komoditas karet relatif rendah, namun terjadi peningkatan pada
tanaman karet unggul; (b) adopsi teknologi pada komoditas kakao rendah
hingga moderat, namun terjadi penurunan sejak terserang OPT terutama PBK;
(c) adopsi teknologi pada komoditas kelapa sawit moderat hingga tinggi, namun
terjadi penurunan sejak tanaman semakin tua, petani kecil terancam tidak
mampu melakukan replanting kembali; dan (d) adopsi teknologi pada komoditas
tebu moderat hingga tinggi, namun petani enggan melakukan bongkar ratoon,
sehingga ke depan dapat menyebabkan penurunan produktivitas tebu secara
nasional. Tidak ditemukan kemiskinan di desa basis kelapa sawit, rendah untuk
desa karet, sedang di basis tebu, dan tinggi desa basis kakao. Secara umum
tingkat kemiskinan menurun pada periode (2009-2012) dan meningkat pada
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 25
periode (2012-2018). Demikian juga secara umum terjadi penurunan kedalaman
kemiskinan dan keparahan kemiskinan pada periode (2009-2012) dan
peningkatan pada periode (2012-2018).
Pengkajian responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan
pertanian, dicapai melalui 13 kegiatan analisis kebijakan (Anjak). Kegiatan Anjak
yang target awalnya adalah menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan yang terkait
dengan isu-isu kebijakan aktual, hingga akhir tahun 2018 menghasilkan 13
rekomendasi kebijakan lebih besar dari target yang ditetapkan, dengan topik
sebagai berikut:
1. Rancang Bangun Program Bedah Kemiskinan Sejahtera Berbasis Pertanian
2. Kajian Rendemen dan Rantai Pasok Komoditas Beras 3. Penetapan Prioritas Substitusi Impor dan Sasaran Pengembangan
Komoditas Pertanian 2019-2023
4. Analisis Tingkat Tarif Beberapa Komoditas Pertanian Strategis 5. Reviu Kebijakan Harga Pangan (Murah) dan Dampaknya terhadap
Produksi dan Ketersediaan Pangan 6. Kajian Kebijakan HPP dan Harga Eceran Tertinggi Gabah dan Beras
7. Reviu Regulasi yang Menghambat Investasi dan Ekspor Pertanian
8. Model Asuransi Usahatani Kedelai 9. Evaluasi Kebijakan Wajib Tanam Lima Persen Bagi Impor Bawang Putih
10. Optimalisasi Pemanfaatan Bantuan Alat Mesin Pertanian dan Dampaknya terhadap Peningkatan Produksi
11. Reviu Fluktuasi Harga Telur dan Daging Ayam di Tengah Surplus Produksi
12. Peluang-peluang Positif dalam Rangka Kerjasama RCEP
13. Kajian Efektivitas Kelembagaan Fungsional Peneliti Penyuluh dalam Mendukung Program Akselerasi Inovasi Pertanian.
Pelaksanaan kegiatan Anjak tersebut bersifat khusus, yakni penugasan
penelitiannya secara ad-hoc melalui penunjukan oleh Kepala Pusat sesuai
dengan isu-isu aktual di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang
berkembang selama tahun 2018. Peneliti yang ditugaskan dalam kegiatan Anjak
tersebut disesuaikan kapabilitasnya dengan topik penelitian yang dilakukan.
Realisasi dana yang terserap untuk kegiatan ini adalah 98,29% dari target Pagu
Rp1.616.543.000,-.
2. Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Sasaran Kegiatan Kedua, yakni “Meningkatnya kualitas layanan publik
terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian”, yang diukur
dengan indikator kinerja sasaran kegiatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 26
atas layanan publik PSEKP. Pencapaian target sasaran kegiatan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Kedua Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Target Realisasi %
2.1. Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
3,20 skala linkert 1-4
3,22 skala linkert 1-4
100,6
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman
Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, Survei
Kepuasan Masyarakat adalah pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggara
pelayanan publik.
Untuk melihat bagaimana kualitas layanan publik yang diberikan,
Kementerian Pertanian melakukan survei masyarakat untuk melihat penilaian
masyarakat terhadap layanan publik yang diterima (perceived benefit) dari
PSEKP. Indikator kinerja nilai kualitas pelayanan publik yang diukur melalui
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan indikator yang mengukur tingkat
kepuasan masyarakat atas layanan yang diberikan PSEKP. IKM diukur melalui
survei yang dilakukan secara sistematis minimal 1 (satu) tahun sekali.
Pengukuran IKM Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dilakukan
dengan menggunakan kuesioner instrumen bantu pengumpulan data kepuasan
masyarakat penerima layanan. Jawaban pertanyaan dalam kuesioner
menggunakan skala likert (1 – 4), sehingga jawaban pertanyaan akan
mencerminkan tingkat mutu layanan dari tidak baik sampai dengan sangat baik.
Penetapan responden ditentukan secara acak. Interval hasil penilaian IKM dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Interval Hasil Penilaian IKM
Nilai
Persepsi Nilai Interval IKM
Nilai Interval
Konversi IKM Mutu Pelayanan
1 1,00 - 1,75 25,00 - 43,75 D Tidak Baik
2 1,76 - 2,50 43,76 - 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik
4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat Baik
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 27
Target indikator kinerja IKM PSEKP tahun 2018 adalah sebesar 3,2
dengan realisasi sebesar 3,22, hal ini berarti capaian kinerja IKM sebesar
100,63% atau melebihi IKM yang ditargetkan pada tahun 2018, sehingga masuk
kategori sangat berhasil. Tercapainya target IKM tentunya tidak lepas dari
komitmen pimpinan dan seluruh unit kerja terkait untuk terus meningkatkan
kualitas layanan publik secara konsisten dan berkesinambungan. Keberhasilan
pencapaian target ini juga dikarenakan beberapa program layanan publik yang
diberikan PSEKP telah berjalan secara efektif dan efisien.
Pelaksanaan pengukuran indeks kepuasan masyarakat PSEKP dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78 Tahun 2013. Unsur -unsur
pengukuran IKM tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kesesuaian persyaratan dalam pengurusan pelayanan;
2) Prosedur pelayanan;
3) Ketepatan waktu pelayanan);
4) Kewajaran biaya pelayanan;
5) Hasil pelayanan;
6) Kemampuan petugas dalam pemberian pelayanan;
7) Kesopanan dan keramahan petugas;
8) Pelaksanaan maklumat pelayanan;
9) Tindak lanjut pengaduan;
Pengukuran IKM dilakukan terhadap 5 (lima) jenis layanan publik PSEKP tahun
2018, yaitu:
1) Layanan informasi dan hasil-hasil penelitian
2) Layanan data hasil penelitian dan pengolahannya
3) Layanan perpustakaan
4) Layanan kerja sama penelitian/kajian
5) Layanan Bimbingan penelitian, magang dan PKL pelajar dan mahasiswa
Kegiatan-kegiatan yang mendukung keberhasilan dalam pencapaian kinerja
indikator Indeks Kualitas Pelayanan Publik (IKM) PSEKP terhadap 5 (lima) jenis
layanan publik PSEKP tahun 2018, antara lain:
1) Petugas layanan memberi kemudahan persyaratan pada pengguna
layanan ketika akan memanfaatkan layanan.
2) Petugas layanan tidak menerapkan prosedur yang berbelit.
3) Petugas layanan selalu berupaya memenuhi permintaan pengguna
layanan tepat waktu.
4) Petugas layanan berupaya membantu pengguna layanan semaksimal
mungkin sesuai kemampuannya.
5) Petugas layanan selalu bersikap santun pada pengguna layanan.
6) Petugas layanan menerapkan SOP dalam memberikan layanan.
7) Sebagai penyelenggara layanan, pihak manajemen terbuka menerima
kritik dan masukan untuk perbaikan.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 28
8) Manajemen selalu merespon ketika pengguna layanan melakukan
pengaduan.
3. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Untuk mencapai Sasaran kegiatan ketiga yaitu meningkatnya
akuntabilitas kinerja di lingkungan PSEKP diukur dengan tiga indikator sasaran
kegiatan :
a. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
b. Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
c. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5
aspek SAKIP sesuai Permenpan RB 12 tahun 2015)
Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja pada Sasaran-3 tersebut
dipaparkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Ketiga Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018
Indikator Kinerja Target Realisasi %
3.1. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
1,00 Temuan 0,00 Temuan 0
3.2. Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
0,00 Temuan
0,00 Temuan
100
3.3. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai Permenpan RB 12 tahun 2015)
1,00 Temuan 0,00 Temuan
0
Target indikator jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan PSEKP
yang terjadi berulang tahun 2018 sebanyak 1 temuan, sedangkan target
indikator jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan PSEKP yang terjadi
berulang tahun 2018 adalah nol atau tidak ada temuan yang berulang. Temuan
BPK/Itjen yang dimaksud adalah temuan BPK/Itjen terkait pengelolaan keuangan
yang seperti diamanatkan pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara. Sementara itu yang dimaksud kategori temuan yang berulang adalah
kelompok temuan BPK/Itjen yang menjadi temuan berulang selama 2 (dua)
tahun berturut – turut (contoh: Temuan dengan kelompok temuan pelaporan
keuangan yang berulang dan temuan dengan kelompok temuan belanja dan
pengadaan yang berulang). Selama tahun 2018 tidak dijumpai baik temuan BPK
maupun Itjen tahun 2017 yang berulang pada tahun 2018. Sepanjang tahun
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 29
2018 telah dilakukan strategi-strategi dalam rangka tidak terjadi temuan
BPK/Itjen yang berulang selama dua tahun berturut-turut, sebagai berikut: a. Penguatan etika dan integritas aparatur;
b. Peningkatan kepatuhan terhadap aturan perundang-undangan;
c. Peningkatan kapasitas operator, verifikator, dan Tim Reviu melalui sosialisasi,
dan bimtek;
d. Mengoptimalkan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian sesuai
kewenangannya melakukan reviu Laporan Keuangan tahun 2018;
e. Pemanfaatan aplikasi Sistem Aplikasi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) untuk
pengolahan data penyusunan laporan keuangan;
f. Pemanfaatan aplikasi e-rekon dan LK untuk monitoring permasalahan yang
muncul di e-rekon dan LK untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya;
g. Penyediaan dana yang cukup untuk penyelesaian permasalahan laporan
keuangan dan aset;
h. Monitoring tindak lanjut rekomendasi BPK RI secara kontinu;
i. Melakukan inventarisasi permasalahan menyeluruh menghindari temuan
berulang;
j. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai pembina SPI lingkup
Kementan;
k. Mengoptimalkan peran verifikasi Laporan Keuangan oleh penyusun Laporan
Keuangan untuk meyakini keandalan Laporan Keuangan yang disusunnya
sesuai dengan Panduan Verifikasi Laporan Keuangan Lingkup Kementerian
Pertanian;
Target indikator jumlah temuan Itjen atas implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang terjadi berulang tahun
2018 sebanyak 1 (satu) temuan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 12 Tahun
2015, imlementasi SAKIP tersebut dilakukan terhadap 5 (lima) aspek; yaitu
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan
pencapaian sasaran/kinerja organisasi. Selama tahun 2018 tidak terjadi temuan
Itjen atas implementasi 5 aspek Sakip yang berulang.
Pada tahun 2018 kegiatan yang diupayakan untuk mendukung
implementasi SAKIP PSEKP antara lain:
a. Koordinasi Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018;
Perjanjian Kinerja merupakan wujud nyata komitmen antara penerima dan
pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja aparatur; menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi
kinerja aparatur; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 30
sanksi; sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima
amanah; dan sebagai dasar penetapan sasaran kinerja pegawai.
Penyusunan PK lingkup PSEKP dilakukan mulai dari level eselon II hingga
level eselon IV. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, PK disusun satu bulan
setelah anggaran diterbitkan dan dapat direvisi atau disesuaikan apabila:
terjadi pergantian atau mutasi pejabat; perubahan dalam strategi yang
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran (perubahan program,
kegiatan, dan alokasi anggaran); dan perubahan prioritas atau asumsi yang
berakibat secara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran.
b. Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja PSEKP;
Pada tahun 2018 pengisian capaian indikator kinerja dilakukan setiap bulan
secara elektronik melalui web eSAKIP Kementerian Pertanian.
c. Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) lingkup PSEKP tahun 2018 berdasarkan
PK yang sudah disusun sebelumnya.
Berdasarkan uraian kinerja di atas bahwa realisasi sasaran kegiatan yang
dicapai PSEKP sampai akhir tahun 2018 secara umum seluruh sasaran yang
ditetapkan oleh PSEKP telah dapat dicapai dengan baik. Keberhasilan pencapaian
sasaran ini disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan penelitian untuk mencapai
sasaran kegiatan pertama dilengkapi dengan materi penelitian, seperti
proposal operasional, juklak (petunjuk pelaksanaan penelitian), outline
penelitian, serta kuesioner untuk pengumpulan data primer maupun daftar data
sekunder yang dibutuhkan untuk menjawab tujuan penelitian. Tercapainya
sasaran kegiatan kedua tidak lepas dari komitmen pimpinan dan seluruh unit
kerja terkait untuk terus meningkatkan kualitas layanan publik secara konsisten
dan berkesinambungan. Keberhasilan pencapaian target ini juga dikarenakan
beberapa program layanan publik yang diberikan PSEKP telah berjalan secara
efektif dan efisien. Tercapainya sasaran kegiatan ketiga karena kepatuhan
terhadap aturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan dan
implementasi SAKIP sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun demikian, dalam
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan capaian kinerja tidak terlepas dari berbagai
pengaruh faktor lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal.
Hambatan, kendala, dan beberapa permasalahan yang dihadapi terutama pada
saat dilakukannya penelitian dapat mempengaruhi kinerja PSEKP tahun 2018.
Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu penentu tercapainya sasaran
kegiatan PSEKP yaitu pemanfaatan rekomendasi kebijakan pembangunan
pertanian.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 31
Faktor Pendukung Keberhasilan
Beberapa faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan
tersebut adalah:
a) Adanya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir, termasuk diseminasi hasil
penelitian sehingga ada kontrol/pengawasan dalam setiap tahapan kegiatan
penelitian. Dengan demikian bila terjadi permasalahan-permasalahan, baik di
lapang maupun dalam proses pengolahan data, dapat segera dilakukan
antisipasi penanggulangannya.
b) Dukungan dan koordinasi manajemen penelitian, baik aspek pelayanan
keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.
Sarana kegiatan penelitian yang telah tersedia dengan baik dalam mendukung
kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, seperti: fasilitas
komputer, jaringan internet, ruangan ber-AC, perpustakaan, sarana kendaraan,
dan lain-lain.
c) Dukungan dan koordinasi manajemen dalam peningkatan pelayanan publik,
pengelolaan laporan keuangan, dan implementasi SAKIP di lingkup PSEKP
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan
terutama kegiatan penelitian antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan
koordinasi antara PSEKP dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian
Pertanian seperti: Direktorat Jenderal, maupun instansi di luar Kementerian
Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Asosiasi
berbagai komoditas, Perguruan Tinggi, bahkan dengan instansi luar negeri seperti
IDRC. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Hambatan dan Kendala
Beberapa hambatan dan kendala terkait pelaksanaan kegiatan penelitian
tahun 2018, antara lain: (1) Penumpukan kegiatan pengolahan data penelitian pada
waktu bersamaan, baik penelitian yang sumber dananya dari APBN/DIPA dan
penelitian kerjasama lainnya, sementara SDM entri data dan pengolahan data relatif
terbatas; (2) Adanya revisi anggaran yang berulang-ulang menyebabkan kegiatan
penelitian menjadi terhambat dan perlu penyesuaian terhadap perubahan anggaran
tersebut; (3) Adanya keterlambatan peneliti dalam menyerahkan kuesioner
penelitian setelah kembali dari lapang; dan (4) Tingkat validasi data kuesioner yang
bervariasi, baik kurang akurat dalam pengisian kuesionernya atau kesalahan entri
data (human error).
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 32
Hal tersebut di atas menjadi faktor penghambat penulisan pelaporan akhir
dan mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyelesaikan tahapanan penelitian.
Selain itu, penyerapan anggaran di seluruh kegiatan penelitian PSEKP tidak dapat
terserap secara optimal.
Permasalahan
Pada tingkat organisasi, permasalahan yang masih ditemui dalam
pelaksanaan kegiatan di PSEKP adalah masih adanya kesenjangan kapasitas
peneliti junior dengan senior karena jenjang pendidikan formal maupun
pengalaman dalam kegiatan penelitian. Kesenjangan terutama mencakup
kapasitas dalam membuat proposal penelitian yang baik, penguasaan metodologi
penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis hasil
pengolahan data terutama dalam merumuskan rekomendasi kebijakan pertanian.
Pada tingkat penelusuran data di lapang, permasalahan yang kerapkali
ditemui dalam pelaksanaan kegiatan PSEKP adalah validitas dan kelengkapan data
serta informasi di daerah kurang baik seiring dengan adanya era otonomi daerah
dan pemekaran wilayah. Padahal penelitian sosial ekonomi pertanian disamping
menggunakan data primer juga mengandalkan data sekunder. Beberapa
permasalahan yang ditemui di lapang antara lain adalah sebagian responden
(misalnya produsen benih, pengusaha di bidang pertanian) tidak bersedia untuk
mengisi kuesioner yang disiapkan, data sekunder tingkat kecamatan yang
dibutuhkan sulit diperoleh, dokumen dan informasi serta data pendukung yang
dibutuhkan di lapang tidak lengkap atau bahkan tidak tersedia di lapang. Di sisi
lain, beberapa tim juga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
memperoleh database yang valid dan akurat.
Langkah-Langkah Inisiatif Yang Diambil
Untuk mengantisipasi permasalahan kesenjangan kapabilitas peneliti, maka
upaya yang dilakukan adalah memperkuat kelompok peneliti (Kelti) sehingga
keberadaan Kelti PSEKP dapat meningkatkan kinerja PSEKP sebagai lembaga
penelitian. Selain itu, juga perlu dilakukan pelatihan yang rutin dalam
peningkatan kemampuan peneliti di bidang pengembangan instrumen
penelitian/metodologi, analisis data, dan pembuatan proposal penelitian yang
baik.
Untuk mengatasi permasalahan akurasi data dan informasi di tingkat
lapangan, baik data primer maupun sekunder, tim peneliti umumnya melakukan
pencarian data dari berbagai sumber/instansi lain yang terkait. Validitas dan akurasi
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 33
data dan informasi sangat penting dan memengaruhi kualitas hasil kegiatan
penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Kegiatan analisis dan
pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dalam lima tahun ke depan
diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi, pertimbangan dan advokasi
kebijakan dan program pembangunan pertanian bagi pengambil kebijakan
lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain, pelaku agribisnis, dan petani
yang lebih akurat, dengan didukung data kuantitatif di tingkat petani, yang
paling mutakhir.
Upaya-upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi kendala, hambatan, dan
permasalahan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: (a) Terkait dengan penumpukan kegiatan pengolahan data pada bulan-bulan tertentu, maka
proses input data dan pengolahan data menggunakan sistem FIFO (First In First Out) sehingga tercipta kelancaran dalam kegiatan pelayanan penelitian, dan (b) Meningkatkan akurasi dan kualitas entri data yang lebih akurat.
Capaian Kinerja Utama PSEKP
Selama periode Renstra PSEKP 2015-2019, indikator kinerja utama
PSEKP mengalami perubahan. Kinerja Utama PSEKP periode dan 2015-2017,
diukur dari tersedianya jumlah rekomendasi kebijakan bagi stakeholder dalam
rangka pembangunan pertanian, mengingat hal tersebut merupakan Indikator
yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu program atau kegiatan. Periode
tahun 2018-2019, dilakukan penyempurnaan terhadap indikator kinerja utama
tersebut. Mengingat adanya perbedaan indikator kinerja utama dalam dua
periode tersebut, maka capaian kinerja PSEKP tahun 2018 tidak dapat
dibandingkan dengan capaian kinerja periode 2015-2017. Capaian kinerja utama
PSEKP pada periode 2015-2017 menunjukkan jumlah rekomendasi yang
dihasilkan telah mencapai target pada Perjanjian Kinerja yang di tetapkan setiap
tahun (Tabel 8).
Tabel 8. Perbandingan Keluaran/Output Kegiatan Utama Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2015-2017
Uraian Rekomendasi Kebijakan
2015 2016 2017
Target 22 22 22
Capaian 33 26 25
Tingkat capaian (%) 150 118 114
Target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 adalah 110
rekomendasi kebijakan atau target per tahun sebanyak 22 rekomendasi
kebijakan, terdiri dari 12 rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 34
reguler yang sudah ditentukan dan 10 rekomendasi kebijakan terkait evaluasi
dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual. Realisasi kinerja kegiatan selama
tahun 2015 adalah 33 rekomendasi (150%). Pada tahun 2016, realisasi kegiatan
adalah 26 rekomendasi (118%). Realisasi kegiatan pada tahun 2017 adalah 25
rekomendasi (114%). Realisasi yang lebih tinggi dari target ini disebabkan oleh
adanya capaian target output tentang jumlah rekomendasi kebijakan terkait
dengan isu-isu kebijakan sosial ekonomi pertanian yang semula ditargetkan 10
rekomendasi kebijakan, tapi selama tahun berjalan terealisasi hingga 21
rekomendasi kebijakan pada tahun 2015, 14 rekomendasi kebijakan pada tahun
2016, dan 13 rekomendasi kebijakan pada tahun 2017. Sampai dengan tahun
ketiga periode renstra 2015-2019, capaian realisasi kinerja sebesar 84
rekomendasi kebijakan (76%) dari 110 rekomendasi kebijakan yang ditargetkan.
Namun demikian, terlepas dari capaian target yang diperoleh, yang lebih penting
adalah upaya untuk meningkatkan kualitas rekomendasi yang dihasilkan perlu
terus dilakukan agar pemanfaatannya oleh stakeholder meningkat.
Semua kegiatan penelitian tidak terlepas dari adanya monitoring dan
evaluasi yang dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir,
termasuk diseminasi hasil penelitian sehingga ada kontrol atau pengawasan dalam
setiap tahapan kegiatan penelitian. Dengan demikian bila terjadi permasalahan-
permasalahan, baik di lapang maupun dalam proses pengolahan data, dapat segera
dilakukan antisipasi penanggulangannya. Selain itu, juga adanya dukungan dan
koordinasi manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan
data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian terhadap kegiatan
penelitian.
Kegiatan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian
ke depan diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi, pertimbangan dan
advokasi kebijakan dan program pembangunan pertanian bagi pengambil
kebijakan lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain, pelaku agribisnis dan
petani yang lebih akurat, dengan didukung data kuantitatif maupun kualitatif di
tingkat petani yang paling mutakhir.
D. Akuntabilitas Keuangan
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian secara umum berhasil dalam mencapai sasaran dengan
baik. Anggaran PSEKP tahun 2018 disusun berdasarkan variabel jenis
pengeluaran dan variabel kegiatan. Variabel jenis pengeluaran dibedakan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 35
menurut belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Sementara itu
variabel kegiatan dibedakan menurut jenis kegiatan, yakni: Kegiatan utama
mencakup Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, serta kegiatan
Penunjang yang mencakup: (a) Pengelolaan gaji, honorarium, dan tunjangan;
(b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran; (c) Pelayanan
publik atau birokrasi, dan (d) Perawatan sarana.
Total pagu anggaran PSEKP dalam DIPA TA. 2018 adalah
Rp31.827.659.400,- yang terdiri dari (1) Belanja Pegawai Rp12.175.816.000,-;
(2) Belanja Barang Rp16.868.993.400,- dan (3) Belanja Modal Rp2.782.850.000,.
DIPA PSEKP 2018 mengalami revisi karena penambahan anggaran hibah dalam
bentuk uang berupa belanja barang bersumber dari ACIAR dan FAO sebesar
Rp563.252.000,-. Perkembangan pelaksanaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian TA. 2018 periode 31 Desember 2018 menunjukkan
bahwa, realisasi capaian keuangan secara total mencapai Rp31.326.171.958,-
(98,42%), terdiri dari belanja pegawai yang sudah direalisasikan
Rp11.875.822.667,- (97,54%), sementara untuk belanja barang yang sudah
direalisasikan Rp16.668.183.791,- (98,81%), dan realisasi untuk belanja modal
Rp2.782.165.500,- (99,98%). Dengan demikian sisa anggaran per 31 Desember
2018 adalah Rp501.487.442,- (1,58%).
Perkembangan Pelaksanaan kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian TA. 2018 per 31 Desember 2018 menunjukkan bahwa
capaian fisik mencapai 100%, demikian pula dengan capaian serapan keuangan
mencapai 98,42% (Tabel 9 dan 10). Sementara untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan bidang sosial ekonomi, capaian kegiatannya terserap
Rp6.613.115.219,- (98,48%) dari pagu anggaran yang direncanakan sebesar
Rp6.715.149.400,-. Kendala utama capaian serapan tersebut karena
keterbatasan waktu pelaksanaan dan adanya revisi anggaran sebanyak empat
kali. Selanjutnya rincian keuangan menurut sasaran dan program pada Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 11.
Anggaran keuangan pada Tabel 10 tersebut merupakan anggaran yang
digunakan untuk kegiatan utama penelitian dalam mencapai sasaran yang terkait
dengan pemanfaatan rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam
rangka pembangunan pertanian. Total anggaran yang terkait dengan program
utama yang diselenggarakan di PSEKP, yakni: Tersedianya rekomendasi
kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam rangka pembangunan pertanian,
terwujudnya jalinan kerjasama penelitian (dalam dan luar negeri) dan
terpublikasinya hasil analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dalam
mendukung program pembangunan pertanian dapat dilihat secara lengkap pada
Tabel 12.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 36
Tabel 9. Perkembangan Pelaksanaan DIPA Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun Anggaran 2018
Kode Jenis Pengeluaran Pagu (Rp) Realisasi Sisa Anggaran
Rp % Rp %
51 Belanja Pegawai 12.175.816.000 11.875.822.667 97,54 299.993.333 2,46
52 Belanja Barang 16.868.993.400 16.668.183.791 98.81 200.809.609 1,19
53 Belanja Modal 2.782.850.000 2.782.165.500 99,98 684.500 0,02
Jumlah 31.827.659.400 31.326.171.958 98.42 501.487.442 1,58
Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan PSEKP (2018)
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 37
Tabel 10. Realisasi Anggaran per Kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA 2018
KODE PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT PAGU (Rp)
TARGET (Rp)
REALISASI SALDO ANGGARAN
Rp % Rp %
4992 Penelitian Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
31.827.659.400
31.827.659.400
31.326.171.958 98,42 501.487.442 1,58
4992.001 Layanan Rekomendasi Kebijakan Sosial Ekonomi dan Pembangunan Pertanian
6.715.149.400
6.715.149.400
6.613.115.219
98,48
102.034.181
1,52
051. Layanan Rekomendasi Kebijakan Sosial Ekonomi dan Dinamika Pembangunan Pertanian
5.098.606.400
5.098.606.400
5.024.172.693
98,54
74.433.707
1,46
052. Layanan Rekomendasi Kebijakan Responsif dan Antisipatif Isu-isu Aktual Pembangunan Pertanian
1.616.543.000
1.616.543.000
1.588.942.526
98,29
27.600.474
1,71
4992.951 Layanan Internal 9.181.102.000 9.181.102.000 9.125.179.608 99,39 55.922.392 0,61
4992.994 Layanan Perkantoran 15.931.408.000 15.931.408.000 15.587.877.131 97,84 343.530.869 2,16
001. Gaji dan Tunjangan
12.175.816.000
12.175.816.000
11.875.822.667
97,54
299.993.333
2,46
002. Operasional dan Pemeliharaan Kantor
3.755.592.000
3.755.592.000
3.712.054.464
98,84
43.537.536
1,16
Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan PSEKP (2018)
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 38
Tabel 11. Target dan Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian menurut Sasaran Kegiatan Pertama Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2018
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA SASARAN KEGIATAN
KEGIATAN TARGET REALISASI
Rupiah % Rupiah %
Tersedianya layanan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan
Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan
1. Kaji Ulang Kebijakan Perbenihan dan Subsidi Benih Padi dan Jagung
369.960.000
100,00 365.193.858
98,71
2. Desain dan Alternatif Kebijakan Mewujudkan Swasembada Kedelai
356.540.000
100,00 355.736.749
99,77
3. Desain, Implementasi dan Respon Stakeholder TTI dalam Pengendalian Harga Pangan Pokok dan Penting
358.960.000
100,00 356.685.754
99,37
4. Peningkatan Manfaat Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
357.100.000
100,00 348.370.950
97,56
5. Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi Petanian dan Pendapatan Petani
355.340.000
100,00 353.492.304
99,48
6. Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
347.160.000
100,00 343.772.142
99,08
7. Kebijakan Penyediaan Lahan Pertanian Melalui TORA dlm Mendukung Pemb Pertanian Berkelanjutan
350.660.000 100,00 350.104.254
99,84
8. Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
364.490.000
100,00 353.996.225
97,12
9. Kajian Dampak dan Kebiajakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA dan RCEP
346.120.000
100,00 340.027.599
98,24
10 Kajian Potensi Dampak Perubahan Lingkungan Strategis Global terhadap Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian
342.250.000
100,00 333.844.550
97,54
11. Review Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2015-2019 346.590.000
100,00 332.893.175
96,05
12. Panel Petani Nasional (PATANAS) : Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di Agro Lahan Karing Berbasis Komoditas Perkebunan
640.185.000
100,00 626.803.733
97,91
Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian
Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual 1.616.543.000
100.00 1.588.942.526
98.29
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 39
Tabel 12. Target dan Realisasi Anggaran Program Utama pada Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2018
Kode Program
Program Utama
Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi (Rp) Persentase
(%)
001 Tersedianya layanan
rekomendasi kebijakan
pembangunan
pertanian berkelanjutan
6.715.149.400
6.613.115.219
98,48
951 Terwujudnya
jalinan kerjasama penelitian (dalam
dan luar negeri)
282.300.000
281.613.750
99,76
994 Terpublikasinya
hasil analisis
sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian dalam mendukung
progran
pembangunan pertanian
1.398.781.000
1.387.067.362
96,71
Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2018 hanya diperoleh dari penerimaan
umum yakni Rp38.293.961,- sedangkan PNBP dari penerimaan fungsional
tidak ada (Tabel 13). Hal ini disebabkan keluaran kegiatan penelitian PSEKP
tidak bersifat teknis, namun berupa rekomendasi kebijakan yang bersifat
intangible dan ditujukan bagi stakeholder/pemangku kepentingan utama, yakni
pimpinan Kementerian Pertanian. Selain itu, aset PSEKP yang dapat menjadi
sumber penerimaan PNBP juga terbatas. Dalam hal akuntabilitas keuangan,
LAKIN ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan
belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumberdaya. Hal ini
karena adanya kendala sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum
sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur
efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 40
Tabel 13. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2018
KODE MAK
URAIAN MAK
PERKIRAAN TARGET
PENERIMAAN (Rp.)
PENERIMAAN (Rp.)
PENYETORAN (Rp.)
SISA TARGET PENERIMAAN
(Rp.)
TARGET
%
Penerimaan Umum 425131 Pendapatan Sewa Tanah. Gedung dan
Bangunan 7.110.000 2.959.400 2.959.400 4.150.600 41,62
425912 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yg diderita Negara
0 18.734.561 18.734.561 0 0
425129
Penerimaan Kembali Belanja 0 15.500.000 15.500.000 0 0
425911 Pegawai TAYL 0 1.100.000 1.100.000 0 0
Jumlah Penerimaan Umum 7.110.000 38.293.961 38.293.961 -31.183.961 538,59
Penerimaan Fungsional
423216 Pendapatan Jasa Tenaga. Pekerjaan. Informasi. Pelatihan. Teknologi. Pendapatan BPN. Pendapatan DJBC
0 0 0 0 0,00
Jumlah Penerimaan Fungsional 0 0 0 0 0,00
Jumlah Umum + Fungsional
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 41
E. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya
Dalam hal ini penggunaan sumberdaya yang dapat dihitung tingkat
efisiensinya adalah penggunaan sumberdaya anggaran. Selain jumlah Sumber
Daya Manusia yang berada dalam unit kerja, sumberdaya anggaran merupakan
hal penting yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendukung
tugas dan fungsi unit kerja. Capaian realisasi anggaran PSEKP pada tahun 2018
sebesar 98,42%, jika dikaitkan dengan analisis efisiensi sumberdaya anggaran,
yang mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2017
Tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (PMK 214/2017), Capaian Kinerja
Pelaksanaan Anggaran PSEKP tahun 2018 dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.
Gambar 2. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian Tahun 2018 Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 214/2017
Berdasarkan Gambar 2 di atas, capaian kinerja PSEKP pada tahun 2018
adalah sebesar 81,16 atau termasuk kedalam kategori baik. Persentase capaian
kinerja anggaran PSEKP tahun 2018 berdasarkan aplikasi monev kinerja
anggaran PMK 214/2017 di atas, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase capaian kinerja dalam hal penyerapan anggaran adalah
98,32%.
2. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan
Dana (RPD) Awal adalah 69,37%.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 42
3. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan
Dana (RPD) akhir adalah 99,73%.
4. Persentase capaian kinerja dalam hal pencapaian keluaran adalah 100%.
5. Persentase capaian kinerja dalam hal efisiensi adalah 1,68%.
Selanjutnya untuk analisis efisiensi sumberdaya anggaran berdasarkan PMK
214/2017 maka dilakukan penghitungan nilai efisiensi anggaran dengan
menggunakan rumus penghitungan sebagaimana berikut :
NE = 50% + (E/20 x 50)
Dimana :
NE = Nilai Efisiensi
E = Efisiensi
Persentase capaian kinerja PSEKP tahun 2018 dalam hal efisiensi adalah
mencapai 20%. Maka penghitungan koefisien Nilai Efisiensinya adalah:
NE = 50% + (1,68%/20 x 50)
= 0,5 + (0,084/100 x 50)
= 0,5 + 0,042
= 0,542 atau 54,2%
Berdasarkan penghitungan tersebut, koefisien nilai efisiensi sumberdaya
anggaran PSEKP pada tahun 2018 adalah 54,2% atau cukup efisien.
F. Rencana Aksi
Pencapaian kinerja tahun 2018 tidak terlepas dari upaya dan komitmen yang
dilakukan berpedoman dari hasil evaluasi kinerja tahun 2017, untuk itu guna
memperbaiki kinerja tahun 2019 maka diperlukan upaya perbaikan dari
permasalahan yang ditemukan dalam pengelolaan kinerja tahun 2018.
Rekomendasi perbaikan disusun agar permasalahan yang sama tidak terjadi pada
tahun yang akan datang. Rekomendasi ini digambarkan dalam bentuk rencana aksi
seperti pada Tabel 14 berikut ini.
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 43
Tabel 14. Rencana aksi perbaikan kinerja PSEKP tahun 2018
No. Indikator Kinerja Deskripsi Rencana Aksi % Pagu Waktu pelaksanaan
1. Rasio rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan yang dihasilkan
a. Rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian
100
Jan s.d Des
b. Rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian
100
Des
c. Perencanaan program dan anggaran, perawatan buku perpustakaan, UPSUS
44
Jan, Jun, Des
d. Komunikasi, seminar, publikasi hasil penelitian, dan kerja sama penelitian
100 Jun & Des
2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
a. Pembangunan Gedung B dan perpustakaan
100
Mei s.d Jun
b. Pengadaan peralatan fasilitas kantor seperti mesin penghitung uang, loker 4 pintu, kursi tamu, mesin potong rumput dan buku perpustakaan
50 Apr s.d Mei
c. Penerapan manajemen mutu dan layanan publik, pengembangan kapasitas SDM
14 Jun
3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
a. Kebutuhan sehari-hari perkantoran, internet, langganan daya dan jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran operasional perkantoran
50
Jan s.d Des
b. Pengelolaan satker dan sistem akutansi instansi dan perlengkapan
27 Des
4. Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang
a. Kebutuhan sehari-hari perkantoran, internet, langganan daya dan jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran operasional perkantoran
50
Jan s.d Des
b. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai
100 Jan s.d Des
c. Pengadaan peralatan fasilitas kantor seperti mesin penghitung uang, loker 4 pintu, kursi tamu, mesin potong rumput dan buku perpustakaan
50
Apr s.d Mei
d. Pengadaan alat pengolah data dan software, pengadaan alat studio dan komunikasi
100
Mei s.d Jun
e. Pengadaan kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2
100
Feb s.d Maret
f. Pembinaan dan evaluasi hasil-hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
1 Des
5. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai Permenpan RB 12 tahun 2015)
Monev dan SPI, seminar hasil penelitian, pengembangan database
14 Jun dan Des
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 44
BAB IV
PENUTUP
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian/analisis sosial ekonomi
dan kebijakan pertanian, PSEKP telah menetapkan tiga sasaran kegiatan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Adapun sasaran kegiatan tersebut
adalah: 1) Meningkatnya pemanfaatan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi
pembangunan pertanian, dengan indikator kinerja sasaran kegiatan yaitu Rasio
rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang
dimanfaatkan terhadap total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi
pembangunan pertanian yang dihasilkan; 2) Meningkatnya kualitas layanan
publik terhadap layanan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, dengan
indikator sasaran kegiatan yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan
publik Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; 3) Meningkatnya
akuntabilitas kinerja di lingkungan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian, dengan tiga indikator sasaran kegiatan yaitu Jumlah temuan BPK atas
pengelolaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang
terjadi berulang, Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang, dan Jumlah temuan
Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap capaian kinerja PSEKP Tahun
2018, dari 5 indikator yang ada pada Perjanjian Kinerja PSEKP Tahun 2018
terdapat 3 (tiga) indikator yang berhasil melampaui target, sedangkan 2 (dua)
indikator berhasil dicapai sesuai target. Tiga indikator yang berhasil melampaui
target yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jumlah temuan BPK atas pengelolaan
keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang,
dan Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang.
Sedangkan 2 (dua) indikator yang dicapai sesuai target yaitu Rasio rekomendasi
kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang dimanfaatkan terhadap
total rekomendasi kebijakan sosial ekonomi pembangunan pertanian yang
dihasilkan, dan Jumlah temuan Itjen atas pengelolaan keuangan Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang terjadi berulang. Keberhasilan capaian
kinerja ini merupakan hasil dukungan dari sumberdaya yang dimiliki oleh PSEKP
berupa Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana, dan anggaran. Total
anggaran PSEKP tahun 2018 sebesar Rp31.827.659.400 dengan serapan
anggaran senilai Rp31.326.171.958 (98,42%).
LAMPIRAN 1 PERJANJIAN KINERJA TA. 2018
LAMPIRAN 2 REKOMENDASI PSEKP TA. 2010-2018
Rekomendasi Kebijakan PSEKP, Tahun 2010-2014 dan Tahun 2015-2018
Tahun 2010 (12 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan di sektor pertanian
2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan mekanisme subsidi pupuk
langsung ke petani
3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan optimalisasi
sumberdaya pertanian di lahan kering
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja investasi pertanian
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan pemda untuk mengakselerasi pembangunan pertanian
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan inovasi teknologi
pengolahan hasil dan alsintan
7. Rekomendasi penetapan desa lokasi puap 2010 dan evaluasi kinerja
program puap
8. Rekomendasi kebijakan terkait dengan konsepsi subsidi pupuk langsung
ke petani
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan
10. Rekomendasi kebijakan perberasan
11. Rekomendasi kebijakan terkait dengan penurunan kualitas gabah-beras di
luar kualitas: jawa dan luar jawa
12. Rekomendasi kebijakan terkait dengan analisis penawaran dan
permintaan jagung untuk pakan di indonesia
Tahun 2011 (24 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan pengembangan
pupuk organik di indonesia
2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan upaya peningkatan daya
saing produk hortikultura untuk meningkatkan pasar ekspor indonesia
3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan upaya akselerasi program swasembada daging sapi
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan akses petani terhadap permodalan di daerah sub optimal
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan perencanaan investasi pembangunan sektorpertanian
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pemetaan sosial ekonomi
rumah tangga di wilayah M-KRPL
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan usaha
diversifikasi pangan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 50
8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rumahtangga dan pengembangan ekonomi di wilayah program M-KRPL
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan revitalisasi penyuluhan untuk
mempercepat proses adopsi inovasi di perdesaan
10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak perubahan iklim
terhadap kerawanan pangan temporer/musiman
11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penetapan desa lokasi puap
dan evaluasi kinerja program PUAP (evaluasi terhadap program PUAP dan evaluasi kinerja pelaksanaan program PUAP)
12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan
pertanian dan perdesaan, terutama di agroekosistem lahan kering
13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dukungan legislasi untuk
mengakselerasipembangunan pertanian
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis usahatani dan
kesejahteraan petani padi, jagung dan kedele
15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan perkembangan dan prediksi beberapa komoditas pangan utama
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI)
17. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan penyusunan bahan laporan OECD 2011
18. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
agricultural policies review in Indonesia
19. Rekomendasi kebijakan yang terkait denganisu-isu aktual yang terkait
dengan kegiatan The International Food Policy Research Institute (IFPRI) di Indonesia
20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan manajemen rantai pasok
mangga: mengoptimalkan kinerja ekspor
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan perspektif ekonomi global
kedelai dan ubikayu mendukung swasembada
22. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan review dan
penajaman arah pembangunan pertanian provinsi bengkulu
23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja penyaluran dan pemanfaatan Kredit Program Pertanian (KKPE) di Provinsi Bali
24. Penyusunan buku hasil-hasil penelitian PSEKP dan sumbangannya bagi perbaikan teori, metodologi dan kebijakan pembangunan pertanian
periode 2000 – 2010
Tahun 2012 (28 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan akselerasi
pertumbuhan produksi padi di luar pulau jawa
2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan program SLPTT menunjang
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 51
peningkatan produksi padi nasional
3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan konsolidasi usahatani sebagai
basis pengembangan kawasan pertanian
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan komoditas strategis berbasis kawasan
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Program M-KRPL
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kapasitas adaptasi petani
tanaman pangan terhadap perubahan iklim untuk mendukung keberlanjutan ketahanan pangan
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek pengembangan
pembibitan ternak sapi potong skala menengah dan upaya mendukung swasembada daging nasional
8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan antisipasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang hortikultura terhadap
struktur pasar industri benih hortikultura
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan insentif ekonomi dan aspek kelembagaan untuk mendukung implementasi undang-undang
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan
10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi lahan dan air
di sektor pertanian mendukung swasembada pangan
11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi sarana
produksi pertanian mendukung swasembada pangan
12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi penyuluhan pertanian mendukung swasembada pangan
13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi perdagangan di bidang pertanian mendukung swasembada pangan
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi produksi,
konsumsi, dan perdagangan daging dan ternak sapi mendukung swasembada pangan
15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan alternatif skema pembiayaan apbn untuk mendukung swasembada beras
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan alternatif model bantuan
benih dan pupuk untuk peningkatan produksi pangan
17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak kebijakan pajak
pertanian terhadap produksi, perdagangan dan kesejahteraan rumah tangga petani perkebunan
18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan teknologi pasca panen: analisis kebutuhan, evaluasi program, dan dampak penerapan teknologi
pasca panen
19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan, terutama di agroekosistem lahan kering berbasis
perkebunan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 52
20. Penyusunan outlook komoditas pertanian 2012-2016
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga
daging sapi dan implikasinya terhadap kebijakan percepatan pencapaian
target sukses kementerian pertanian
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak kebijakan pajak
pertanian terhadap produksi perdagangan dan kesejahteraan rumah tangga petani perkebunan
23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan produksi, perdagangan dan harga bawang merah
24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan mengapa harga gula
domestik jauh di atas harga internasional?
25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga
cabai merah dan implikasinya untuk perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan
26. revisi dan finalisasi naskah renstra jangka panjang 2013-2035
27. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis kebijakan kinerja produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk
perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan: komoditas beras
28. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk perumusan
kebijakan percepatan target sukses kementan : komoditas jagung
Tahun 2013 (22 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan efisiensi moda
transportasi ternak dan daging sapi dalam mendukung program swasembada daging sapi
2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan struktur-perilaku-kinerja
pemasaran sayuran bernilai ekonomi tinggi
3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan struktur-perilaku-kinerja
pasar buah-buahan
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan manajemen rantai pasok
(supply chain management) komoditas unggas lokal
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan irigasi berbasis investasi masyarakat pada agroekosistem lahan kering
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan akselerasi pertumbuhan produksi padi di luar pulau jawa (tahun ke-2)
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi lahan dan air di sektor pertanian mendukung swasembada pangan (tahun ke-2)
8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peran penyuluh swadaya
dalam implementasi undang-undang sistem penyuluhan petanian
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kebijakan dan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 53
peraturan perundangan industri gula untuk mendukung swasembada gula
10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengaruh kebijakan
perdagangan negara-negara mitra terhadap kinerja dan daya saing
eksport komoditas pertanian indonesia
11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak makro perubahan
iklim pada subsektor pangan indonesia
12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek kesepakatan
Indonesia-India FTA terhadap sektor pertanian Di Indonesia
13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek pertumbuhan
produksi pangan dalam konteks Program MP3EI
14. Penyusunan outlook komoditas pertanian 2013-2016
15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga
daging sapi dan implikasinya terhadap kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementerian pertanian
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak kebijakan pajak
pertanian terhadap produksi perdagangan dan kesejahteraan rumah tangga petani perkebunan
17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan produksi, perdagangan dan harga bawang merah
18. Rekomendasi kebijakan yang terkait denganpenyebab mengapa harga gula domestik jauh di atas harga internasional
19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga
cabai merah dan implikasinya untuk perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan
20. Revisi dan finalisasi naskah renstra jangka panjang 2013-2035
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis kebijakan kinerja
produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk
perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan: komoditas beras
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk perumusan
kebijakan percepatan target sukses kementan : komoditas jagung
Tahun 2014 (26 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kesiapan indonesia
dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN 2016
2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian pengembangan sistem
pertanian terintegrasi tanaman ternak
3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan evaluasi kebijakan
pengembangan bioenergi di sektor pertanian
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian peran organisasi petani dalam mendukung pembangunan pertanian
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 54
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kebijakan dan implementasi diseminasi inovasi pertanian
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis peran modal sosial
dalam mendukung pembangunan pertanian di kawasan perbatasan
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kontribusi sektor pertanian
dalam pencapaian target MDG’S dan implikasinya pada SDG’s
8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kebijakan
pengendalian impor produk hortikultura
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dinamika sosial ekonomi
pertanian dan perdesaan (analisis data PATANAS)
10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Pertanian 2016–2019
11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan rencana strategis pusat sosial ekonomi dan kebijakan pertanian tahun 2016-2019
12. Rekomendasi kebijakan yang terkait stabilisasi harga padi, jagung dan
kedelai
13. Rekomendasi kebijakan yang terkait stabilisasi harga cabe merah dan
bawang merah
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan stabilitas harga daging sapi
15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak perbuahan harga BBM terhadap sektor pertanian
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan elastisitas harga pupuk
terhadap produktivitas padi
17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penyesuaian HET pupuk
bersubsidi pada usahatani padi dan dampaknya bagi pendapatan petani
18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan impor beras:
memahami kasus impor beras Vietnam
19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan daya saing komoditas padi, jagung, kedelai nasional dalam konteks pencapaian swasembada pangan
20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penetapan target indikator makro dalam rangka penyusunan renstra Kementerian Pertanian 2016-
2019
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan identifikasi petani dan rumah tangga tani skala kecil
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan awal penumbuhan dan pengembagan Agro Techno Park (ATP)
23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dukungan terhadap gerakan perepan pengelolaan tanaman terpadu berdasarkan kajian kritis
pelaksanaan SLPTT
24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan potensi dan permasalahan pemanfaatan sumber daya pertanian di Provinsi Maluku dalam
mendukung swasembada pangan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 55
25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kendala dan peluang penyebarluasan sistem resi gudang di Indonesia.
26. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek penerapan jarwo
transplanter.
Tahun 2015 (33 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pengaruh Urbanisasi Terhadap Suksesi Sistem Pengelolaan Usahatani dan Implikasinya
terhadap Keberlanjutan Swasembada Pangan 2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan Peningkatan
Produksi Padi pada Lahan Pertanian Bukan Sawah 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Kebijakan
Pengembangan Bioenergi di Sektor Pertanian (Lanjutan)
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Pengembangan Industri Peternakan Mendukung Peningkatan Produksi Daging
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Sistem Komunikasi dalam Pemanfaatan Varietas Unggul Baru Padi Toleran Rendaman dalam
Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Genetik Pertanian Indonesia: Studi Kasus Padi
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Kebijakan Akselerasi Pembangunan Pertanian Wilayah Tertinggal Melalui Peningkatan Kapasitas
Petani 8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Studi Penyusunan Strategi
Pemberdayaan Petani Memperkuat Kedaulatan Pangan Sebagai
Implementasi UU No. 18 Tahun 2012 9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Ketahanan Pangan
Nasional Dalam Perspektif Perdagangan Bebas Regional dan Global 10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dinamika Sosial Ekonomi
Perdesaan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada Berbagai
Agroekosistem 2007-2016 11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Daya Saing
Pertanian Indonesia 12. Rekomendasi kebijakan yang terkait Penguatan Kelembagaan Penangkar
Benih untuk Mendukung Kemandirian Benih Padi dan Kedelai 13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Persiapan Pelaksanaan
Upaya Khusus mendukung Swasembada Pangan di Jawa Tengah
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Producer Support Estimates (PSE) dan Relevansinya dengan Kebijakan Pembangunan
Pertanian 15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Identifikasi Potensi Wilayah
Lokasi Agro Techno Park, Agro Science Park, dan Laboratorium Lapang
Inovasi Pertanian 16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Harmonisasi Data Produksi
dan Konsumsi Beras dalam Kaitan dengan Luas Lahan dan Produktivitas 17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Perubahan Tahun Dasar PDB
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 56
dan Implikasinya terhadap Analisis Pembangunan Pertanian 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peran Komponen Teknologi
dalam Percepatan Swasembada Pangan
19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Mekanisasi Pertanian dari Perspektif Ekonomi dan Kesejahteraan Petani
20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Melambungnya Harga Beras dan Solusi Penyelesaiannya
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peluang dan Tantangan Mewujudkan Kedaulatan Pangan Memasuki Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Sintesis Naskah Analisis Kebijakan
23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Telaah Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Pangan di Kawasan Timur Indonesia
24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Kebijakan
Perpupukan Menunjang Ketahanan Pangan Nasional 25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Transformasi Lembaga
Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Menjadi Lembaga Keuangan Mandiri Perdesaan
26. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Prospek Pengembangan Pertanian Modern melalui Penggunaan Teknologi Mekanisasi Pertanian
pada Lahan Padi Sawah
27. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Rekomendasi Kebijakan Penyempurnaan Pelaksanaan Program UPSUS Pajale ke Depan: FGD
Evaluasi UPSUS Pajale 2016 28. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Dampak Ekonomi
terhadap Usulan Revisi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014
29. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan
30. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Komoditas Strategis Sektor Pertanian
31. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Indikator Makro
Sektor Pertanian 32. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Mendorong Petani Kecil untuk
Move Up atau Move Out dari Sektor Pertanian 33. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Evaluasi Kinerja Taman
Teknologi Pertanian (Agro Techno Park) Kota Pagar Alam, Sumatera
Selatan.
Tahun 2016 (26 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Panel Petani Nasional (PATANAS): Analisis Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan
pada Agroekosistem Lahan Sawah 2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dinamika Karakteristik
Pertanian dan Ekonomi Perdesaan 2003-2013 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Daya Tahan Sektor Pertanian
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 57
terhadap Gangguan Faktor Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan 4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Sumber-Sumber
Pertumbuhan Produksi Jagung dan Kedelai
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Kinerja dan Potensi Sistem Resi Gudang untuk Sumber Pembiayaan, Stabilisasi Harga dan
Peningkatan Pendapatan Petani Jagung dan Kedelai 6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Studi Kebijakan Sistem
Pengelolaan Irigasi Mendukung Pencapaian dan Keberlanjutan Swasembada Pangan
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Evaluasi Rancangan,
Implementasi dan Dampak Bantuan Mekanisasi Terhadap Percepatan Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dinamika Pola Konsumsi Pangan dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Komoditas Pertanian
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Sistem dan Kebijakan
Standarisasi dan Sertifikasi Mutu Komoditas Pertanian Strategis 10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Daya Saing
Pertanian Indonesia 11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Kinerja
Perdagangan antar Pulau dalam Mendukung Pengembangan Komoditas Pertanian
12. Rekomendasi kebijakan yang terkait Pengkajian Pola Pembibitan Ternak
Mendukung Implementasi Legislasi Pengembangan Wilayah Sumber Bibit Sapi Potong
13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Dukungan (Support) Pemerintah terhadap Sektor Pertanian: 1995-2025
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak Teknologi Gerakan
Penerapan-Pengelolaan tanaman Terpadu (GP-PTT) terhadap Peningkatan Produksi dan pendapatan Petani
15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Situasi Pasar Komoditas Broiler: Akar Permasalahan dan Prospek Pengembangannya
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak Paket Kebijakan X
terhadap Industri Hortikultura 17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Upaya Peningkatan Produksi
Berkelanjutan Komoditas Perkebunan Utama: Gula, Tebu dan Kakao 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Konsumsi Pangan Hewani
dalam Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Kota dan Desa di Indonesia 19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis pada Trans Pacific
Partnership (TPP) Agreement 20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Komoditas Pangan
Strategis Tahun 2015-2019
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Reposisi Kelembagaan dan Tupoksi Kementerian Pertanian dalam Mempercepat Terwujudnya
Kedaulatan Pangan
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Model Pengembangan Agribisnis Padi: Analisis Ekonomi dan Kelembagaan Pemanfaatan Alsintan
23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Review dan Perumusan
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 58
Indikator Kesejahteraan Petani 24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Kebijakan Tataniaga
Beras, Bawang Merah, dan Daging Sapi Mendukung Kedaulatan Pangan
25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Evaluasi dan Penyesuaian Arah Kebijakan Dalam Undang-Undang Pertanian untuk Mempercepat
Terwujudkan Kedaulatan Pangan 26. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Produksi Wilayah
Perbatasan untuk Mendukung Ekspor
Tahun 2017 (25 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agro
Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija 2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Daya Tahan Sektor Pertanian
terhadap Gangguan Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung
Ketahanan Pangan Berkemandirian 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pengembangan Model
Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Tanaman Pangan
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga,
Distribusi, dan Dampaknya terhadap Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Tipologi dan Penguatan
Kelembagaan Petani Kecil dalam Rangka Transformasi Menuju Petani Komersial
8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi
Sistem Komoditas Pertanian sebagai Strategi Peningkatan Ekspor 10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Efisiensi Rantai Pasok dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah 11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Akses Petani
terhadap Pasar Komoditas Pertanian 12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Efisiensi Rantai Pasok Komoditas
Ayam Ras Pedaging dan Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan
Kesejahteraan Peternak. 13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Keberadaan Surplus dan
Kebutuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Beras untuk Menjaga Stabilitas Harga di Tingkat Konsumen
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Konsepsi dan Strategi
Implementasi UPSUS SIWAB 15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Konsepsi, Implementasi
dan Arah Pengembangan Asuransi Pertanian
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 59
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Model pengembangan Produksi Pangan di daerah Perbatasan
17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Indikator Makro Sektor
Pertanian 2017-2019: PDB Sektor Pertanian 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak Kebijakan Pajak
Penambahan Nilai dan HET Gula terhadap Profitabilitas Usahatani Tebu dan Harga Lelang Bagian Petani
19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Domestik Support dan Tarif yang layak sebagai unsure proteksi dan promosi ekspor
20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemanfaatan Food Sustainability
Indeks (FSI) dan Global Food Security (GFSI) untuk Kebijakan Pembangunan Pertanian Indonesia
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Kebijakan dan Program Menuju Swasembada Kedelai Berkelanjutan
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kinerja Investasi dan Dampak
Pengetatan Investasi Asing di Sektor Pertanian 23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Review UU Pertanian dan yang
dibutuhkan Untuk Mendukung Program Pembangunan Pertanian 24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pelaksanaan Program
Peningkatan Produksi Pangan Pokok 25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Sintesis Kebijakan Pembangunan
Pertanian
Tahun 2018 (25 Rekomendasi Kebijakan)
1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kaji Ulang Kebijakan Perbenihan dan Subsidi Benih Padi dan Jagung
2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Desain dan Alternatif Kebijakan
Mewujudkan Swasembada Kedelai 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Desain, Implementasi, dan
Respon Stakeholder TTI dalam Pengendalian Harga Pangan Pokok dan Penting
4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Manfaat
Infrastruktur Air untuk Pertanian Lahan Kering dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pendapatan Petani
5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Strategi Pemanfaatan Sumber Kapital Desa dalam Peningkatan Produksi Pertanian dan Pendapatan Petani
6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Strategi Antisipatif Pengelolaan Surplus Produksi Padi dan Jagung
7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pengoptimalan Tanah Objek
Reforma Agraria (TORA) Dalam Mendukung Swasembada Pangan, Pengembangan Model Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas
Pangan Menuju 2045 8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pengembangan Model Proyeksi
Permintaan dan Penawaran Komoditas Pangan Menuju 2045
9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak dan Kebijakan Sektor Pertanian dalam Kerjasama MEA
Laporan Kinerja PSEKP 2018
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 60
10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Potensi dampak Perubahan Lingkungan Strategi Global terhadap Kinerja Perdagangan Komoditas
Pertanian
11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Review Kinerja Program Pembangunan Pertanian 2015-2019
12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di
Wilayah Agroekosistem Lahan Kering Berbasis komoditas Perkebunan 13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Rancang Bangun Program Bedah
Kemiskinan Sejahtera Berbasis Pertanian
14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Rendemen dan Rantai Pasok Komoditas Beras
15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Penetapan Prioritas Substitusi Impor dan Sasaran Pengembangan Komoditas Pertanian 2019-2023
16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Tingkat Tarif Beberapa
Komoditas Pertanian Strategis 17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Reviu Kebijakan Harga Pangan
(Murah) dan Dampaknya terhadap Produksi dan Ketersediaan Pangan 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan HPP dan Harga Eceran
Tertinggi Gabah dan Beras 19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Reviu Regulasi yang
Menghambat Investasi dan Ekspor Pertanian
20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Model Asuransi Usahatani Kedelai
21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Evaluasi Kebijakan Wajib Tanam Lima Persen Bagi Impor Bawang Putih
22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Optimalisasi Pemanfaatan
Bantuan Alat Mesin Pertanian dan Dampaknya terhadap Peningkatan Produksi 23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Reviu Fluktuasi Harga Telur dan
Daging Ayam di Tengah Surplus Produksi 24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peluang-peluang Positif dalam
Rangka Kerjasama RCEP
25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Efektivitas Kelembagaan Fungsional Peneliti Penyuluh dalam Mendukung Program Akselerasi Inovasi
Pertanian.