LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS...
Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS...
i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018
DINAS KESEHATANKABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2019
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
IKHTISAR EKSEKUTIF........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN1.1. Gambaran Umum ………………………………………………………... 1
1.1.1. Dasar Hukum Organisasi ………….…………………………… 11.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi …….……….………………………… 11.1.3. Struktur Organisasi ……..……………….……………………… 3
1.2. Penentuan Isu-isu Strategis ……………………...……………………… 41.3. Sistematika Penyajian LKJIP .............................................................. 4
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA2.1 Perencanaan …………………………....………………………………… 52.2 Perjanjian Kinerja ………………….……………………………………… 5
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA3.1 Capaian Kinerja Organisasi …….……………………………………….. 93.2 Akuntabilitas Keuangan ………………………………………………….. 73
BAB IV PENUTUP4.1 Simpulan ….……………………………………………………………….. 774.2 Saran ………………............................................................................. 78
DAFTAR LAMPIRANA. Penetapan KinerjaB. Pengukuran Kinerja 2018
iv
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
Bagan 1 Stuktur Organisasi Dinas Kesehatan ....................................................... 3Grafik 3.1 Temuan Terduga TBC Tahun 2018 ....................................................... 30Grafik 3.2 Distribusi Kasus DBD.............................................................................. 33
HalamanTabel 2.1 Perjanjian Kinerja ............................................................................ 7Tabel 3.1. Evaluasi Kinerja Sasaran 1.............................................................. 10Tabel 3.1.1 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi dan Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal)......................................................................................................... 17
Tabel 3.1.2 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Pelayanan KesehatanBalita, Anak Sekolah Dan Remaja ................................................... 20
Tabel 3.1.3 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Pelayanan KesehatanLansia .............................................................................................. 21
Tabel 3.1.4 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Pelayanan GiziMasyarakat ...................................................................................... 26
Tabel 3.1.5 Jumlah Pasien Kusta 2017 .............................................................. 28Tabel 3.1.6 Jumlah Pasien Kusta 2018 .............................................................. 28Tabel 3.1.7 Realisasi Anggaran Kegiatan Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyakit Menular Langsung ............................................................ 31Tabel 3.1.8 Hasil Surveilens Pes Tahun 2018 .................................................... 34Tabel 3.1.9 Hasil Kegiatan Pes Tahun 2018....................................................... 34Tabel 3.1.10 Realisasi Anggaran Kegiatan Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyakit Menular Langsung ............................................................ 35Tabel 3.1.11 Target dan Capaian Pelayanan DM................................................. 36Tabel 3.1.12 Target dan Capaian Hipertensi ........................................................ 38Tabel 3.1.13 Data ODGJ 2018 ............................................................................ 39Tabel 3.1.14 Realisasi Anggaran Kegiatan Pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular Termasuk gangguan jiwa ............................ 40Tabel 3.1.15 Data KLB Tahun 2018 ..................................................................... 40Tabel 3.1.16 Realisasi Anggaran Kegiatan Surveillance epidemiologi dan
penaggulangan KLB ........................................................................ 42Tabel 3.1.17 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Imunisasi Dan
Vaksinasi ......................................................................................... 43Tabel 3.1.18 Realisasi Anggaran Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan ..... 44Tabel 3.1.19 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengawasan dan pengendalian
keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga .. 45Tabel 3.2 Evaluasi Kinerja Sasaran 2.............................................................. 45Tabel 3.2.1 Realisasi Anggaran Kegiatan Pelayanan dan Pendukung
Pelayanan Kesehatan...................................................................... 47Tabel 3.2.2 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ....................................... 48Tabel 3.2.3 Realisasi Anggaran Kegiatan Akreditasi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar………………………………………………............. 49
v
Tabel 3.2.4 Realisasi Anggaran Kegiatan Pelayanan dan PendukungPelayanan pada BLUD .................................................................... 50
Tabel 3.2.5 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengadaaan Obat dan PerbekalanKesehatan........................................................................................ 51
Tabel 3.2.6 Realisasi Anggaran Kegiatan Pembinaan dan pengawasanbidang kefarmasian.......................................................................... 52
Tabel 3.2.7 Realisasi Anggaran Kegiatan Penyediaan Pembiayaan JaminanKesehatan Masyarakat .................................................................. 53
Tabel 3.2.8 Realisasi Anggaran Kegiatan Penyediaan Biaya Operasioal danPemeliharaan (Jasa Pelayanan ) Labkesda .................................... 54
Tabel 3.2.9 Realisasi Anggaran Kegiatan Pembangunan Puskesmas ............. 55Tabel 3.3 Evaluasi Kinerja Sasaran 3.............................................................. 55Tabel 3.3.1 Realisasi Anggaran Kegiatan Pemberdayaan dan Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat dan Institusi ................................................ 59Tabel 3.3.2 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Media Promosi Dan
Informasi Sadar Hidup Sehat ........................................................... 61Tabel 3.3.3 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Desa STBM............ 65Tabel 3.3.4 Realisasi Anggaran Kegiatan Penyediaan / Pengawasan Sarana
Air Bersih, Jamban, dan SPAL......................................................... 67Tabel 3.4 Evaluasi Kinerja Sasaran 4.............................................................. 69Tabel 3.4.1 Realisasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Kapasitas Dan Kualitas
Dokter Dan Tenaga Kesehatan........................................................ 69Tabel 3.5 Evaluasi Kinerja Sasaran 5.............................................................. 69Tabel 3.5.1 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Data Dan Informasi
Kesehatan........................................................................................ 70Tabel 3.6. Akuntabiltias Keuangan ................................................................... 73
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 v
IKHTISAR EKSEKUTIF
A. Pendahuluan
Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebihberdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasikepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerjainstansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut,perlu adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yangmerupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerjainstansi pemerintah. Dengan telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2018.
Dasar Hukum Penyusunan LKjIP yaitu Inpres No. 7 tahun 1999 tentangAkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah, Permenpan No. 09/M.PAN/05/2007tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama, Permenpan No. 29 Tahun2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan PelaporanAkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Permenpan Nomor 53 Tahun 2014tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Instansi Pemerintah wajib menyusunLKjIP.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 1 Tahun 2019tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2016, tentangPembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali maka DinasKesehatan Kabupaten Boyolali ditetapkan menjadi dinas dengan Tipe A.
Dengan ditetapkannya peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2018, pada Bab II,Bagian Kelima, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan, Dinas KesehatanKabupaten Boyolali terdiri dari 1 Sekretariat, membawahi 3 Subbag, dan 4 Bidangdengan masing-masing terdiri dari 3 seksi, Kelompok Jabatan Fungsional dan UPT.
B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mengikuti visi Bupati Boyolali 2016 -2021 yaitu: "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera"
Rumusan misi SKPD membantu lebih jelas penggambaran visi SKPD yangingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD.Penjabaran Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk mendukung pencapaiandan pelaksanaan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang dalam RPJMDKabupaten Boyolali tahun 2016-2021 yaitu misi 4 yang berbunyi “Boyolali Sehat,Produktif dan Berdaya Saing”.
Misi ini untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas. Fokussasaran strategisnya adalah meningkatnya derajat kesehatan, tingkat pendidikanmasyarakat, dan tingkat produktivitas warga antara lain melalui upaya fasilitasipemerintah berupa modal, keterampilan sumber daya pelaku usaha,pengorganisasian kelompok usaha dan koperasi. Masyarakat yang sehat menjadisalah satu prasyarat utama terbentuknya masyarakat yang produktif dan berdayasaing, sehingga hal ini menjadi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 vi
Dalam rangka mewujudkan visi, misi Bupati Wakil Bupati, maka tujuan dansasaran yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam tahun2016 – 2021, tertuang dalam 5 sasaran sebagai berikut:
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatanmutu pelayanan dan keselamatan pasien.
2. Melaksanakan Pelayanan Publik yang lebih bermutu dengan berbasisteknologi informasi.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yangberdaya saing.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalampembangunan kesehatan.
5. Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, padasemua kontinum siklus kehidupan (lifecycle):
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2018 Dinas KesehatanKabupaten Boyolali melaksanakan dalam 17 program dan 54 kegiatan, dengananggaran sebesar Rp. 96.201.270.000,- (Sembilan puluh enam milyar dua ratus satujuta, dua ratus tujuh puluh rupiah) termasuk in out untuk UPT Labkesda Rp.194.750.000,- (serratus Sembilan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)dan BLUD Puskesmas Rp. 45. 413.077.000,- (empat puluh lima milyar empat ratustiga belas tujuh puluh tujuh ribu rupiah), sedangkan realisasi anggaran DinasKesehatan sebesar Rp. 83.951.484.677,- (delapan puluh tiga milyar, sembilan ratuslima puluh satu juta, empat ratus empat ribu, enam ratus tujuh puluh tujuh rupiah)atau 87,27%. Realisasi anggaran UPT Labkesda Rp. 193.173.536,- (seratussembilan puluh tiga juta serratus tujuh puluh tiga ribu lima ratus tiga puluh enamrupiah) atau 99,19% dan UPT Puskesmas sebesar Rp. 39.145.052.152 (tiga puluhsembilan milyar seratus empat puluh lima juta lima puluh ribu seratus lima puluh duarupiah) atau 86,20%.
C. Akuntabiltas KinerjaBerdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan
Rencana Kinerja Tahun 2018, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari5 sasaran yang telah ditetapkan adalah 113,35% atau sangat baik. Keberhasilan inidisumbangkan oleh 4 (empat) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja lebih dari100% sehingga dikategorikan sangat baik, dan 1 (satu) Sasaran yang berhasilmencapai nilai kinerja 76-100% sehingga dikategorikan baik.
Berikut Capaian Kinerja per Sasaran:
NO SASARAN NILAI CAPAIANKINERJA
1 Melaksanakan program promotif, preventif, kuratif danrehabilitatif pada semua kontinum siklus kehidupan (lifecycle)
128,77
2 Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasipada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatanpasien
118,40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 vii
NO SASARAN NILAI CAPAIANKINERJA
3 Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektorswasta dalam pembangunan kesehatan 113,48
4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber dayamanusia kesehatan yang berdaya saing 109,9
5 Melaksanakan pelayanan publik yang lebih bermutudengan berbasis teknologi informasi
96,15
RATA - RATA CAPAIAN 113,35
C. Simpulan dan SaranSecara keseluruhan capaian kinerja tahun 2018 sebesar 113,35% (kategori
sangat baik) dan mengalami penurunan dibanding capaian kinerja tahun 2017sebesar 114,74%.
Sedangkan untuk penyerapan anggaran tahun 2018 sebesar 87,27%, biladibandingkan dengan tahun 2017 mengalami peningkatan yang realisasikeuangannya sebesar 84,40%, atau meningkat 2,87%.
Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja DinasKesehatan Kabupaten Boyolali maka telah menerapkan agar program kegiatanselalu mengacu pada dokumen perencanaan yang telah ditetapkan, serta mematuhijadwal waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan targetnya.
n Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 20181 |
BAB IPENDAHULUAN
1.1 GAMBARAN UMUM1.1.1 Dasar Hukum Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan TugasPokok Dinas Daerah Kabupaten Boyolali maka Dinas Kesehatan yangsebelumnya disebut Dinas Kesehatan dan Sosial Kabupaten Boyolali berubahnama menjadi Dinas Kesehatan.
Berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 1 Tahun 2019tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2016, tentangPembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali makaDinas Kesehatan Kabupaten Boyolali ditetapkan menjadi dinas dengan Tipe A.
Dengan ditetapkannya peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2018, padaBab II, Bagian Kelima, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan,Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali terdiri dari 1 Sekretariat, membawahi 3Subbag, dan 4 Bidang dengan masing-masing terdiri dari 3 seksi, KelompokJabatan Fungsional dan UPT.
1.1.2 Tugas Pokok Dan FungsiBerdasarkan Peraturan Bupati peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2018
tentang tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta TataKerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, Susunan Organisasi DinasKesehatan sebagai berikut:
a. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi1) Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah di bidang Kesehatan.2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SekretarisDaerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupatimelaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan baerahdan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada daerah di bidangkesehatan.
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud menyelenggarakan fungsi:a. perumusan kebijakan bidang kesehatan sesuai dengan lingkup
tugasnya;b. pelaksanaan kebijakan bidang kesehatan sesuai dengan lingkup
tugasnya;c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan sesuai
dengan lingkup tugasnya;d. pelaksanaan administrasi dinas bidang kesehatan sesuai dengan
lingkup tugasnya; dane. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati dan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan fungsinya.
n Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 20182 |
b. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:1. Kepala Dinas Kesehatan2. Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari:
a. Subbagian Perencanaan Program, Pelaporan, dan InformasiKesehatan;
b. Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset; danc. Subbagian Hukum, Kepegawaian, dan Umum.
3. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari:a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;b. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; danc. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olah Raga.
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari:a. Seksi Surveilans dan Imunisasi;b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; danc. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa.5. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; danc. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Kesehatan Khusus.
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan;a. Seksi Kefarmasian, Makanan, dan Minuman;b. Seksi Perbekalan Kesehatan, Pembiayaan, Sarana, dan
Prasarana; danc. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional; dan8. UPT.
1.1.3 STRUKTUR ORGANISASI(Perbup Nomor 25 Tahun 2018)
n Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 20183 |
n Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 20184 |
1.2 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGISBerdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali tahun 2016 – 2021 yang menjadi isu strategis adalah sebagai berikut :1. Pencapaian universal coverage untuk kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional tahun 2019.2. Pelaksanaan Program Nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)3. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan sesuai
dengan Permenkes 43 Tahun 2016.4. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga total coverage
tahun 2019.5. Pencapaian total coverage untuk Desa STBM di tahun 2019.6. Standarisasi Puskesmas sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014
dalam pemenuhan sumber daya manusia maupun dalam sarana fisik.7. Program Nasional kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) untuk merubah pola pikir masyarakat agar lebihmengutamakan promotif dan preventif.
8. Program kesehatan menjadi tanggung jawab bersama dengan lintassector serta pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yangdidukung dengan Alokasi Dana Desa dalam bidang Kesehatan sebesar10% dari total anggaran.
1.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN LKjIP :Kata PengantarDaftar IsiIkhtisar EksekutifBAB I PENDAHULAN
1.1. Gambaran Umum1.1.1.Dasar Hukum Organisasi1.1.2.Tugas Pokok dan Fungsi1.1.3.Struktur Organisasi
1.2. Penentuan Isu-isu Strategis1.3. Sistematika Penyajian LKjIP
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA2.1 Perencanaan2.2 Perjanjian Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA3.1 Capaian Kinerja Organisasi3.2 Akuntabilitas Keuangan
BAB IV PENUTUP4.1 Simpulan4.2 Saran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 5
BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. PERENCANAAN2.1.1 Visi dan Misi OPD
Visi OPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depanyang ingin dicapai OPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurunwaktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Tahun 2018 adalah masa tahun ke 3(tiga) dalam pelaksanaan RPJMD tahun 2016-2021.
a. Visi
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mengikuti visi Bupati Boyolali2016 - 2021 yaitu: "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju danLebih Sejahtera"
Visi Dinas Kesehatan adalah mendukung Visi misi Bupati Boyolali, dalambidang kesehatan tertuang dalam visi ke empat yaitu Boyolali sehat,Produktif dan berdaya saing. Dengan tujuan dan sasaran yaituMeningkatkan kualitas pembangunan manusia mendukung produktivitas dandaya saing daerah. Sasaran tersebut adalah :1. Meningkatnya kemampuan produktivitas dan daya saing masyarakat;2. Meningkatnya derajat kesehatan3. Meningkatnya tingkat pendidikan penduduk4. Meningkatnya daya saing industri5. Meningkatnya daya saing perdagangan
b. Misi
Rumusan misi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membantu lebihjelas penggambaran visi OPD yang ingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Penjabaran MisiDinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk mendukung pencapaian danpelaksanaan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang dalam RPJMDKabupaten Boyolali tahun 2016-2021 yaitu misi 4 yang berbunyi BoyolaliSehat, Produktif dan Berdaya Saing.
Misi ini untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas.Fokus sasaran strategisnya adalah meningkatnya derajat kesehatan, tingkatpendidikan masyarakat, dan tingkat produktivitas warga antara lain melaluiupaya fasilitasi pemerintah berupa modal, keterampilan sumber daya pelakuusaha, pengorganisasian kelompok usaha dan koperasi.
Masyarakat yang sehat menjadi salah satu prasyarat utama terbentuknyamasyarakat yang produktif dan berdaya saing, sehingga hal ini sebagaibentuk misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam mendukung misiBupati Boyolali.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 6
c. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
Tujuan adalah penjabaran visi dan misi, tujuan merupakan hal yangakan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi atau menunjukkan kondisiyang ingin dicapai dimasa mendatang.
Sesuai dengan Visi dan Misi, tujuan umum pembangunan kesehatanadalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Sedangkan tujuan yang akan dicapai oleh Dinas KesehatanKabupaten Boyolali secara khusus adalah menciptakan Dinas Kesehatanyang berkompeten serta inovatif dalam mewujudkan masyarakat Boyolaliyang lebih sehat didukung oleh sumberdaya manusia yang kompeten,professional dan berintegritas serta memiliki kemampuan dalam teknologiinformasi.
Dalam rangka mewujudkan visi, misi Bupati Wakil Bupati, maka tujuandan sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolalidalam tahun 2016 – 2021, tertuang dalam 5 sasaran sebagai berikut:
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi padapeningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
2. Melaksanakan Pelayanan Publik yang lebih bermutu dengan berbasisteknologi informasi.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatanyang berdaya saing.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalampembangunan kesehatan.
5. Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, padasemua kontinum siklus kehidupan (lifecycle):
2.2. PERJANJIAN KINERJA
Tahun 2018 adalah masa tahun ke 3 (tiga) dalam pelaksanaan perencanaanpembangunan dan pemerintahan seperti tertuang dalam RPJMD tahun 2016 - 2021.Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan 2016-2021, DokumenPelaksanaan Anggaran (DPA) 2018 dan mengacu pada RPJMD 2016 – 2021,maka pada tahun 2018 ditetapkan sasaran serta jumlah indikator sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan mutupelayanan dan keselamatan pasien, dengan jumlah indikator 12 (dua belas)indikator kinerja.
2. Melaksanakan Pelayanan Publik yang lebih bermutu dengan berbasis teknologiinformasi dengan jumlah indikator 1 (satu) indikator kinerja.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yangberdaya saing dengan jumlah indicator 5 (lima) indikator kinerja.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalam pembangunankesehatan dengan jumlah indicator 19 (sembilan belas) indikator kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 7
5. Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, pada semuakontinum siklus kehidupan (lifecycle) dengan jumlah indicator 54 (lima puluhempat) indikator kinerja.
Perjanjian Kinerja merupakan dokumen pelaksanaan dari sasaran danindikator yang tertuang dalam RPJMD, Renstra OPD, ditindaklanjuti dengan RKT(Rencana Kinerja Tahunan), dibiayai dengan Anggaran yang tertuang dalam DPASKPD. Sehingga dokumen Perjanjian Kinerja adalah dokumen rencana KinerjaTahunan yang telah tertuang dalam DPA OPD.
Berikut Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2018sebagaimana tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja (perubahan) DinasKesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2018 :
Tabel. 2.1Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan 2018
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 41 Melaksanakan program promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatifpada semua kontinum sikluskehidupan (life cycle)
Penurunan AKB 1 8,5 per 1000kh
Penurunan AKI 2 20 Kasus
Cakupan kunjungan bayi 3 85 %
Cakupan pelayanan anakbalita 4
93 %
Penurunan Kematian Balita 5 11,2 per 1000kh
Prosentase puskesmasmelaksanakan pelayananLansia
6100 %
% Balita kurus yang mendapatmakanan tambahan 7
90 %
Prosentase orang dilakukantest HIV dan menerima hasildari kelompok resiko
820 %
Angka keberhasilanpengobatan TB paru ygterkonfirmasi
9>85 %
Angka kesakitan DBD (Insidenrate/IR)
10
49,5 per100,000
Angka Kematian DBD (CFR) 11
1,8 % dr jmlpenderita
Persentase desa/kel. Yangmelaksanakan kegiatanPosbindu PTM
12
30 %
Cakupan Desa UCI 13
100 %
Cakupan SPM di Puskesmas(upaya kesehatanmasyarakat)
14
100 %
2 Melaksanakan pelayanankesehatan yang berorientasi
Cakupan rawat jalan (pusk) 15
15 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 8
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
pada peningkatan mutupelayanan dan keselamatanpasien
Cakupan Rawat inap (pusk) 16
1,5 %
Cakupan respon aduankegawatdaruratan kesehatanyang ditangani
17
90 %
Jumlah puskesmasterakreditasi
18
4 Pusk
Cakupan SPM di Puskesmas(Upaya kesehatanperorangan)
19
100 %
Prosentase Ketersediaan Obatdan perbekalan kesehatan
20
94 %
Proporsi Pembinaan danPengawasan PelayananKefarmasian
21
35 %
Proporsi Pembinaan danPengawasan Produksi,Makanan, dan Minuman
22
35 %
Cakupan kepesertaanjaminan kesehatan nasionalbagi masyarakat /pendudukmiskin
23
38,9 %
Jumlah Puskesmas MemenuhiStandar Permenkes
24
3(10,3)
Pusk%
3 Meningkatkan peran sertamasyarakat dan sektor swastadalam pembangunan kesehatan
Cakupan Desa /KelurahanSiaga Aktif Mandiri
25
80 Desa
Proporsi Rumah TanggaSehat
26
72 %
Cakupan Desa STBM 27
150 Desa
4Meningkatkan kualitas dankuantitas sumber daya manusiakesehatan yang berdaya saing
rasio dokter 28
15,6 per100.000
pendudukrasio dokter gigi 2
9
4,8 per100.000
pendudukrasio perawat 3
0
92,4 per100.000
pendudukrasio bidan 3
1
57,0 pr100.000
penduduk5 Melaksanakan pelayanan publik
yang lebih bermutu denganberbasis teknologi informasi
Prosentase puskesmasmelaksanakan simpusterintegrasi 3
2
40 %
Sumber data : dokumen Tapkin Perubahan Dinkes 2018
Pada bab III selanjutnya akan dilakukan pengukuran kinerja, dengan dasar PerjanjianKinerja yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan seperti tersebut diatas serta sesuaidengan Indikator Renstra Dinas Kesehatan yang dilaksanakan melalui DPA tahun 2018.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 9
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan merupakan wujud kewajiban DinasKesehatan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dalam pelaksanaan tugaspokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja DinasKesehatan Tahun 2018 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yangdilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yangditetapkan.
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASIMengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output)
dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahunsebelumnya (tahun 2018). Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome)yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumenPerjanjian Kinerja (tahun 2018). Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimalmeliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Kesehatan dapatberupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan KinerjaDinas Kesehatan Tahun 2018.
a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisikdan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatukegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.
b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinyakeluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapajauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan harapan masyarakatdan peningkatan investasi derajat kesehatan.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkanantara realisasi dengan target pada Dokumen Perjanjian Kinerja. Pada tahunanggaran 2018, Dinas Kesehatan telah melaksanakan berbagai program/kegiatanuntuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus :1. Data Positif apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin
tinginya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakinrendahnya kinerja menggunakan rumus :
2. Data Negatif apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakinrendahnya kinerja (semakin jeleknya suatu kondisi) atau semakin rendahrealisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakanrumus :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 10
Penilaian capaian kinerja menggunakan menjadi 4 (empat) skalapengukuran dengan kategori sebagai berikut :
a. Lebih dari 100 % = Sangat Baikb. 76% sampai 100% = Baikc. 56% sampai 75 % = Cukupd. Kurang dari 55 % = Kurang
Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2018 tercermin dalam pencapaian sasaran-sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan. Dalam usahamencapai sasaran tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menjabarkandalam 17 program dan 54 kegiatan, dengan 5 sasaran dengan 91 indikator, sesuaidengan indikator program kegiatan yang dilaksanakan, serta indikator 8 lain yangdilaksanakan karena adanya kebijakan vertikal.
Pencapaian kinerja nampak dalam tabel adalah sebagai berikut :
1. Sasaran 1: Melaksanakan program promotif, preventif, kuratif danrehabilitatif pada semua kontinum siklus kehidupan (lifecycle)
Tabel 3.1. Sasaran 1
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2018Ta
rget
Rea
lisas
i
Cap
aian
1 Penurunan AKB Per 1000kelahiranhidup
8,5 8.81 96,35
2 Penurunan AKI Kasus 20 15 1253 Cakupan Kunjungan Bayi % 85 93.73 110,274 Cakupan ibu hamil K4 % 92 92 100,005 Cakupan pertolongan persalinan Nakes % 98 96,9 98,886 Cakupan KN Lengkap % 98 97 98,987 Cakupan Neonatal Komplikasi yang
ditangani% 100 100 100,00
8 Cakupan Pelayanan Nifas % 99 99,9 100,919 Cakupan Peserta KB Aktif % 87 82,8 95,1710 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil % 100 92 9211 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin % 100 100 10012 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir % 100 97 9713 Cakupan penjaringan kesehatan siswa sd
dan sederajat% 100 98,87 98,87
14 Cakupan pelayanan anak balita/ Pelayanankesehatan balita
% 93 93.3 100,32
15 Cakupan deteksi dini anak balita dan prasekolah
% 87 90.08 103,54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 11
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2018
Targ
et
Rea
lisas
i
Cap
aian
16 Penurunan Kematian Balita Per 1000kh
11.2 9.97 101
17 Cakupan pelayanan kesehatan remaja % 76 73 96,0518 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan
dasar% 100 98 98,00
19 Persentase puskesmas melaksanakanpelayanan lansia
% 100 100 100,00
20 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut % 100 81.6 81,6021 Persentase Balita Kurus Mendapatkan
Makanan Tambahan% 90 100 111,11
22 Persentase Ibu Hamil KEK MendapatkanMakanan Tambahan
% 50 100 200,00
23 Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe % 92 91,58 99,5424 Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Mendapatkan ASI Eksklusif% 50 62 124,00
25 Cakupan Bayi Baru Lahir MendapatkanInisiasi Menyusu Dini (IMD)
% 35 65 185,71
26 Cakupan Remaja Puteri Mendapat TTD % 15 89 593,3327 Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan% 100 100 100,00
28 Persentase balita ditimbang berat badannya(D/S)
% 85 82,5 97,06
29 Cakupan rumah tangga mengkonsumsigaram beryodium
% 90 96,1 106,78
30 Cakupan pemberian vit A pada balita (6 -59) bulan
% 95 99.9 105,16
31 Cakupan Ibu nifas mendapatkan Vitamin A % 90 99.9 111,0032 Persentase orang dilakukan test HIV dan
menerima hasil dari kelompok resiko % 20 112.66 563,30
33 Persentase ODHA yang mendapatkan ART % 48 99 206,2534 Persentase Penemuan Penderita TB paru
BTA positif % 30 36,6 122
35 Angka keberhasilan pengobatan TB paru ygterkonfirmasi % >85 95.77 112,67
36 Persentase penderita Kusta diberipengobatan lengkap (RFT) % 86 86 100
37 Pelayanan Kesehatan orang dengan TB % 100 100 100,0038 Pelayanan Kesehatan orang dengan resiko
terinfeksi HIV % 100 112,6 112,60
39 Angka kesakitan DBD (Insiden rate/IR) Per100.000pndduk
49.5 12.7 174,34
40 Angka Kematian DBD (CFR) % darijumlahpasien
1,8 1.5 116,6
41 Angka Bebas Jentik (ABJ) % 96 84 87,50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 12
No Indikator Kinerja Satuan
Tahun 2018
Targ
et
Rea
lisas
i
Cap
aian
42 Penderita DBD ditangani % 100 100 10043 Penemuan kasus pes pada manusia Kasus 0 0 100,0044 Persentase desa/kel. yang melaksanakan
kegiatan Posbindu PTM % 30 41,19 137,30
45 Pelayanan kesehatan penderita DiabetesMelitus % 100 133,78 133,78
46 Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi % 100 60,39 60,39
47 Pelayanan kesehatan orang dengangangguan jiwa berat % 100 100 100,00
48 Cakupan Desa / Kelurahan KLB yangdilakukan penyelidikan Epidemiologi<24 jam % 100 100 100,00
49 Persentase sinyal kewaspadaan dini KLByang direspon % 85 100 117,65
50 Cakupan Penemuan Penderita AFP Per100.000
anakusia<15tahun
2 3,55(8
kasus)
177,50
51 Cakupan Desa UCI % 100 100 10052 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (bayi) % 95 99.2 104,4253 Cakupan SPM di Puskesmas (upaya
kesehatan masyarakat)% 100 100 100,00
54 Proporsi Pembinaan dan PengawasanProduksi dan Distribusi Makanan, Minuman
% 35 35 100,00
RATA-RATA CAPAIAN 128,78
Sumber data : laporan akhir tahun Bidang Kesmas, Bidang P2 dan Bidang Yankes tahun 2018
Sasaran ini dilaksanakan dalam 4 (empat) program, dan 12 (dua belas)kegiatan yaitu: Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga, dengan 5 (lima) kegiatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit dengan 5 (lima) kegiatan, Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 1 (satu) kegiatan, Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 1 (satu kegiatan) danInformasi realisasi kinerja meliputi 54 (lima puluh empat) indikator kinerja yangsecara rinci sebagaimana tabel 3.1 diatas. Capaian kinerja rata-rata 128,78%sehingga tingkat keberhasilan dikategorikan sangat baik;Ada 26 (48,14%) indikator yang kategorinya sangat baik, ada 27 (50%) indikatoryang cakupan kinerja dalam kategori baik, serta 1 indikator dengan capaian cukup(1,86%), yaitu indikator Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 13
Evaluasi per Indikator Kinerja1. Penurunan AKB
a. DeskripsiAngka Kematian Bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematianbayi usia kurang dari satu tahun dari setiap 1.000 kelahiran hidup padatahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggalsebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiranhidup). Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untukmencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayiyang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orangtua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tuasi bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan danpemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercerminsecara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angkakematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upayaintervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
b. HasilTarget kinerja pada indikator ini sebesar 8,5 per 1.000 kelahiran hidup (kh)dengan realisasi 8,8 Per 1.000 kh, sehingga capaian kinerja sebesar 96,4%.Jumlah kasus kematian bayi tahun 2018 terdapat 122 kasus, yang terdiridari kematian neonatal (umur 0- 4 minggu ) sebesar 90 kasus dankematian post neonatal ( umur 4-52 minggu ) sebesar 32 kasus sehinggajumlah keseluruhan 122 bayi. Dari 122 kasus kematian bayi, penyebabkematian bayi didapatkan karena berat badan rendah (BBLR) menempatipenyebab kematian tertinggi yaitu 38 kasus, asfiksia 14 kasus, sepsis 7kasus, kelainan bawaan 11 kasus, pneumonia 8 kasus dan penyebab lain-lain 44 kasus. Dari 38 kasus kematian bayi karena BBLR didapatkansebanyak 35 kasus dengan usia kehamilan di bawah 36 minggu dan 3 kasusdengan usia kehamilan di atas 36 minggu.Hambatan dalam pencapaian target kinerja ini adalah deteksi dini penyakitpenyerta ibu hamil terlambat, serta sarana dan prasarana penanganankegawatdaruratan di fasyankes masih terbatas. Kompleksitas penyebabkematian sangat variatif, sehingga antisipasi pencegahan kematian bayisangat kompleks, dari mulai masa gestasi (kehamilan) kesehatan ibusebelum hamil, masa persalinan, pelayanan pasca persalinan sampaidengan masa nifas, disamping itu masih terdapat kelainan heriditate yangsifatnya bawaan.
Solusi untuk mencegah terjadinya BBLR adalah dengan pencegahan danpenanganan ibu hamil dengan anemia serta perbaikan gizi sebelum danselama kehahamilan, sehingga anemia dan KEK bisa dicegah,serta deteksiibu hamil resiko tinggi dilakukan sedini mungkin. Selain itu juga menambahsarana dan prasarana serta jumlah Rumah Sakit PONEK yang mampumenangani kegawat daruratan ibu bersalin secara paripurna.
2. Penurunan Kasus Kematian Ibua. Deskripsi
Kasus Kematian Ibu adalah kematian wanita pada saat hamil atau kematiandalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandanglamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkankarena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh. Informasi mengenai tingginya AngkaKematian Ibu akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatankesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 14
kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), programpeningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan,penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan,penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yangsemuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu danmeningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
b. HasilPada tahun 2018 ini, ditargetkan maksimal 20 kasus kematian ibu danrealisasi hanya 15 kasus kematian ibu, dengan capaian kinerja 125%.Penyebab Kematian Ibu dari tahun ke tahun masih didominasi olehPreeklampsia-Eklampsia (Hipertensi dalam kehamilan). Jika dibandingkandengan tahun 2017, kematian ibu mengalami penurunan 1 kasus.Hambatan penyebab kematian sangat variatif, sehingga antisipasipencegahan kematian bayi juga sangat kompleks, dari mulai masa gestasi(kehamilan) kesehatan ibu sebelum hamil, masa persalinan, pelayananpasca persalinan sampai dengan masa nifas, disamping itu masih terdapatkelainan heriditate yang sifatnya bawaan.Alternatif pemecahanMenambah sarana dan prasarana serta jumlah Rumah Sakit PONEK yangmampu menangani kegawat daruratan ibu bersalin.
3. Cakupan kunjungan bayia. Deskripsi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan Kunjungan bayi post neonatal(umur 4-52 minggu) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standaroleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatanpaling sedikit 4 kali ( 1 kali pada umur 29 hari -2 bulan , 1 kali pada umur 3-5bulan , 1 kali pada umur 6-8 bulan, 1 kali pada umur 9-11 bulan ) di suatuwilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Yaitu untuk mengetahui deteksitumbuh kembang bayi, pemberian vitamin A 2 x, pemberian immunisasidasar lengkap, dan pemantauan berat badan secara rutin di posyandu ataudi puskesmas.
b. HasilTarget pada indikator kinerja cakupan kunjungan bayi pada tahun 2018adalah 85 % realisasi 93,73 dan capaian 110 % sehingga sudah mencapaitarget.Peran serta masyarakat yang berinisiatif untuk memeriksakan bayi secararutin mempengaruhi keberhasilan indikator ini, dengan didukung olehkeaktifan kegiatan kinerja posyandu di masyarakat.
4. Cakupan Ibu Hami K4a. Deskripsi
Cakupan Ibu Hami K4 adalah setiap ibu hamil mendapatkan pelayananantenatal minimal 4x selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1kali pada triwulan pertama, minimal 1x pada triwulan kedua dan minimal 2xpada triwulan ketiga.
b. HasilTarget pada indikator kinerja ini 92 realisasi 92 dan capaian 100 sehinggasudah memenuhi target.Keberhasilan pada indikator ini dikarenakan pelayanan kesehatan terhadapibu hamil sudah dilakukan sesuai dengan standart .
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 15
5. Cakupan pertolongan Persalinan Nakesa. Deskripsi
Cakupan Pertolongan Persalinan Nakes adalah Cakupan pelayanankesehatan ibu bersalin sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan padasuatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
b. HasilTarget indikator kinerja ini 98 (13.798 ibu bersalin), realisasi 96,9 (13.793ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kopetensi kebidanan) dancapaian 98,8 masih belum mencapai target.
6. Cakupan KN Lengkapa. Deskripsi :
Cakupan neonatus yang telah memperoleh pelayanan kunjunganneonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1kali pada 8-28 hari sesuai standar (menggunakan alogaritma MTBM)disuatu wilayah kerja pada 1 tahun.
b. HasilTarget Indikator Cakupan KN Lengkap 98%,realisasi 97% dan capaian98,9% masih belum mencapai target.Hal ini disebabkan ,ada sebagian ibu hamil mengalami abortus, partusimaturus, partus prematurus, dan sebagian sasaran ibu hamil ditahun 2018belum waktunya untuk mendapatkan pelayanan K4 di tahun 2018.
7. Cakupan Neonatal Komplikasi Yang ditangania. Deskripsi :
Indikator Cakupan Neonatus Komplikasi yang ditangani adalah penangananneonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkankesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi disuatuwilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai denganstandart oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.
b. HasilTarget indikator Cakupan Neonatus Komplikasi yang ditangani 100 %,realisasi 100 % dan cakupan 100 %. Indikator ini sudah mencapai target.Jadi semua neonatal komplikasi sudah mendapatkan pelayanan kesehatansesuai standart.
8. Cakupan Pelayanan Nifasa. Deskripsi :
Cakupan pelayanan nifas adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai dengan standart.Pelayanan kesehatan nifas dilakukan minimal 3x dengan distribusi waktu 6jam -3 hari, 8-14 hari ( 4 -28 hari ) dan 36-42 hari (29-42 hari ) setelahbersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
b. HasilTarget indikator kinerja Cakupan Pelayanan Nifas 99%,realisasi 99,9 dancapaian 100,9%, indikator ini sudah mencapai target.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 16
9. Cakupan KB Aktif.a. Deskripsi :
Cakupan peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate / CPR) adalahcakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih menggunakan alatdan obat kontrasepsi (alakon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usiasubur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
b. Target indikator kinerjaTarget indikator kinerja cakupan pelayanan KB aktif ini 87%, realisasi 82,8%dan capaian 95,1% belum mencapai target kinerja yang ditetapkan.
10. Cakupan Pelayanan kesehatan ibu hamila. Deskripsi :
Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayananantenatal sesuai dengan standar, paling sedikit 4 kali dengan distribusi waktu1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimesterke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
b. HasilTarget Indikator Kinerja ini sama dengan indikator kinerja K4, target 100%realisasi 92 % dan capaian 92 %, belum mencapai target.Hal ini disebabkan ,ada sebagian ibu hamil mengalami abortus, partusimaturus, partus prematurus, dan sebagian sasaran ibu hamil ditahun 2018belum waktunya untuk mendapatkan pelayanan K4 di tahun 2018.
11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalina. Deskripsi :
Pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan pelayanan kesehatanibu bersalin sesuai standar di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalamkurun waktu satu tahun.
b. HasilTarget Kinerja Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100 % realisasi100 % dan cakupan 100 % sudah mencapai target.Keberhasilan indikator ini karena ibu bersalin sejumlah 13.798 mendapatkanpelayanan kesehatan oleh Tenaga Kesehatan.
12. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahira. Deskripsi
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai dari persentase jumlah bayi barulahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahirsesuai standar (tali pusat ; IMD ; vit K ; Tetes mata ; Vaksin Hep B0) diwilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
b. HasilTarget indikator kinerja ini sama dengan indicator Cakupan KN Lengkap.Target indikator Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 100%, realisasi 97%dan capaian 98,9%, masih dibawah target. Hal ini disebabkan karena adabayi lahir hidup meninggal sebelum mendapat pelayanan KN1 dan ada bayiyang belum memasuki jadwal kunjungan KN3.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 17
12 Indikator yang berkaitan dengan Ibu dan Bayi diatas dilaksanakan denganProgram Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga dengan kegiatan :
1. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan Rp101.000.000 terealisasi Rp 99.361.400
2. Peningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal sebesar Rp3.015.202.000 dengan realisasi Rp 1.859.256.057 yang digunakan untuksewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran di 7 wilayah kecamatanyaitu Kecamatan Karanggede, Kecamatan Andong, KecamatanJuwangi, Kecamatan Selo, Kecamatan Simo, Kecamatan Musuk danKec Boyolali.Pembiayaan pelayanan Rujukan dan perawatan ibu hamil, ibu bersalindan Bayi Baru Lahir.
3. Monitoring dan Evaluasi KN-KF sumber dana APBD I sebesar Rp16.653.400 terealisasi Rp 16.653.400.
4. Pengkajian AMP dan Desiminasi Kajian AMP sumber dana APBNsebesar Rp 52.255.000 terealisasi Rp 52.255.000
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat di 26 Puskesmas dari anggaranBantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Tabel 3.1.1Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi danPeningkatan Pelayanan Persalinan (Jampersal)
13. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Sederajata. Deskripsi
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Sederajat adalahpemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dansetingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD danmadrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru dandokter kecil.
b. HasilTarget indikator kinerja ini 100%, realisasi 98,87% dan capaian 98,87%Indikator kinerja ini beium mencapai target.Hambatan dalam pencapaian indicator ini adalah beberapa pemegangprogram UKS di tingkat Puskesmas adalah personil yang baru (rangkapjabatan) Ampel 1, Sambi, Banyudono 1, Wonosegoro, Boyolali 1 dan 2,Mojosongo, Musuk, Teras dan Sawit. sehingga diperlukan pemahamanorientasi UKS, terutama tentang pelaporan hasil pelayananIndikator diatas dilaksanakan dengan Program Upaya KesehatanMasyarakat di 26 Puskesmas dari anggaran Bantuan OperasionalKesehatan (BOK)
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 ProgramPeningkatanPelayananKesehatanKeluarga
Peningkatan pelayanankesehatan ibu dan bayi
101.000.000 99.361.400
Peningkatan PelayananPersalinan (Jampersal)
3.015.202.000 1.859.256.057
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 18
14. Cakupan Pelayanan Anak Balita dan Pelayanan Kesehatan Balitaa. Deskripsi
Cakupan pelayananan anak balita adalah cakupan pelayanan anakbalita ( umur 12- 59 bulan ) yang memperoleh pelayanan sesuai standar,meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauanperkembangan minimal 2 kali setahun dan pemberian vitamin A 2 kalisetahun.
b. HasilTarget indikator Cakupan Pelayanan Anak Balita 93%, realisasi 93,3%dan capaian 100,32 % sudah mencapai targetPeran serta masyarakat yang berinisiatif untuk memeriksakan balitasecara rutin mempengaruhi keberhasilan indikator ini.- Keaktifan kegiatan kinerja posyandu di masyarakat.- Dukungan anggaran yang mencukupi.Dalam pencapaian target terjadi kendala, bahwa untuk balita berkunjungke fasilitas pelayanan kesehatan dan jaringannya sudah mulaiberkurang, karena anggapan bahwa ketika balita sakit baru berkunjung.
15. Cakupan Deteksi Dini Anak Balita dan Pra Sekolah.a. Deskripsi
Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK < 50 % darisasaran Balita dengan pelaksanaan deteksi tumbuh kembang anakbalita dan prasekolah sesuai standart minimal 2x dalam satu tahun.
b. HasilTarget indicator kinerja ini 87%, realisasi 90,08 dan capaian 103,5,indikator ini sudah memenuhi target.Indikator ini dilaksanakan dengan :Melakukan koordinasi dengan pemegang program UKS dan KRR melaluipertemuan terpadu dan monev pemegang program.
16. Penurunan Kematian Balita.a. Deskripsi
Angka Kematian Balita adalah Jumlah kematian anak yang berusia 0-4tahun atau tepatnya umur 0 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu per 1000 anak umuryang sama pada pertengahan tahun itu ( termasuk kematian bayi ) .Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anakdan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anakbertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. AngkaKematian Balita kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomipenduduk.
b. HasilPada tahun 2018 kematian bayi (usia 0-11 bulan) sebanyak 122 kasusdan kematian anak (usia 12-59 bulan) sebanyak 16 kasus, sehinggajumlah kematian balita (usia 0-59 bulan) sebanyak 138 kasus.Penyebab kematian bayi ( usia 0-11 bulan ) dari 122 kasus didapatkankarena berat badan rendah (BBLR) menempati penyebab kematiantertinggi yaitu 38 kasus, asfiksia 14 kasus, sepsis 7 kasus, kelainanbawaan 11 kasus, pneumonia 8 kasus dan penyebab lain-lain 44kasus. Sedangkan penyebab kematian anak usia (12-59 bulan)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 19
sebanyak 16 kasus adalah karena penyakit infeksi 11 kasus, 4 kasuspenyakit bawaan lahir, dan 1 kasus karena kecelakaan (tenggelam).Target indikator Penurunan Kematian Balita 11,2 realisasi 9,97 dancapaian 101%, sehingga masih dibawah target perkiraan angkakematian balita.Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karenatelah dilakukan pemberdayaan masyarakat berupa kelas ibu balita yangdilaksanakan di setiap desa.Jumlah anggaran untuk pelaksanaan kegiatan mencukupi.Hambatan dalam pencapaian target penurunan kematian anak balita inidikarenakan deteksi dini penyakit balita kurang maksimal. Untuk kasusyang menyebabkan kematian, ketika pasien sudah terlambat dibawa kefasilitas kesehatan.Solusi untuk mengatasi masalah ini deteksi dini terhadap penyakit anakbalita harus sedini mungkin sehingga mendapat penanganan yangcepat dan tepat.
17. Cakupan Pelayanan Kesehatan Remajaa. Deskripsi
Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja adalah cakupan penduduk yangberusia 10 tahun hingga 19 tahun 11 bulan 30 hari, menikah ataupun tidakmenikah yang mendapatkan pelayanan kesehatan diwilayah tertentudalam kurun waktu tertentu.
b. Target indikator kinerjaTarget indicator kinerja ini 76% realisasi 73% dan cakupan 97,3%pelayanan kesehatan remaja 75% realisasi 75% dan cakupan 100%.Indikator kinerja ini telah mencapai target. Keberhasilan indikator inidikarenakan adanya pelayanan kesehatan terhadap remaja yaitu denganmemberikan pendidikan kesehatan kepada remaja baik di sekolah–sekolah atau dikelompok remaja dan pemberian tablet zat besi kepadaremaja putri untuk mencegah anemi dan kekurangan gizi.Indikator ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemegangprogram UKS, Petugas Gizi, Petugas Pomkes dan KRR melalui pertemuanterpadu dan monev pemegang program.
18. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasara. Deskripsi
Pelayanan kesehatan pada anak usia pendidikan dasar dinilai dari cakupanpelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar sesuai standar di wilayahkerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
b. Target indikator kinerjaTarget indicator kinerja ini 100%, realisasi 98% dan capaian 98% masihbelum mencapai target.Hambatan dalam pelaksanaan pencapaian indicator ini adalah siswa dantenaga kesehatan tidak sebanding jumlahnya, dalam waktu 6 bulan,petugas dan Tim Pelaksana UKS juga bersamaan melaksanakan programMR Campak pada bulan Agustus dan September. Pada bulan Oktober danNopember melaksanakan BIAS sedangkan Penjaringan tidak bisadilaksanakan secara terpadu oleh karena sasaran Penjaringan mesti
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 20
dilaksanakan secara lintas program sehingga tidak cukup waktu untukmelayani sasaran.Upaya pelayanan kesehatan dan sasaran siswa didik baru SD dan SMPdan setingkat membutuhkan tahapan. Kalender pendidikan tidak samadengan tahun anggaran dimana penjaringan baru bisa dilaksanakansetelah bulan Juni/pertengahan tahun anggaran dan PelayananPenjaringan masih dalam proses setelah evaluasi kinerja akhir tahun padabulan Desember.Solusi yang dapat dilakukan yaitu bekerjasama dengan kader kesehatanremaja di sekolah sesuai kapasitas dokter kecil atau kader kesehatansekolah SMP dan atau setingkat, serta memaksimalkan keterlibatannyadalam penjaringan.
6 (enam) Indikator diatas dilaksanakan dengan Program Peningkatanpelayanan kesehatan keluarga yang didanai dari APBD Kabupaten Boyolali, dalamKegiatan Peningkatan Pelayanan kesehatan Balita, anak sekolah sebesar Rp25.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp 23.886.000,- serta didukung programUpaya Kesehatan Masyarakat di 26 Puskesmas yang didanai dari anggaranBOK APBN.
Tabel 3.1.2Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita, Anak Sekolah Dan Remaja
19. Persentase Puskesmas melaksanakan Pelayanan Lansia.a. Deskripsi
Pelayanan kesehatan Usia Lanjut (> 60 tahun), yaitu pemeriksaankesehatan untuk mengetahui kadar gula darah dan kolesterol dalamdarah bagi masyarakat usia lanjut yang dilaksanakan oleh Puskesmas.Untuk itu semua Puskesmas harus dapat melakukan pelayanantersebut. (Pelayanan yang termasuk dalam SPM bidang kesehatansesuai dengan permenkes 4 Tahun 2019)
b. HasilTarget indicator kinerja ini 100% realisasi 100% dan cakupan 100%`Di Kabupaten Boyolali terdapat 26 Puskesmas dan semua Puskesmastelah dapat melaksanakan pelayanan tes gula darah dan kolesterol bagimasyarakat usia lanjut,Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telahdilaksanakannya sosialisasi kepada posbindu, serta fasilitas kesehatanuntuk memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada semuapengunjung lansia. Regulasi SPM mewajibkan pelayanan kepada lansia.Sedangkan kendala yang dihadapi untuk usia lansia, jika dituntut untuksemuanya aktif memeriksakan diri (kunjungan sehat) sudah terkendalamobilitas bepergian yang terbatas.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 ProgramPeningkatanPelayananKesehatanKeluarga
Peningkatan PelayananKesehatan Balita, AnakSekolah Dan Remaja
25.000.000 23.886.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 21
Solusinya adalah mendekatkan dengan pelayanan Posbindu dibeberapa desa, serta mendorong program prolanis bagi usia lanjutdipuskesmas, sehingga pada saat prolanis sekaligus diperiksa.
20. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut.a. Deskripsi
Pelayanan kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahunkeatas dinilai dari cakupan warga negara berusia 60 tahun ke atas yangmendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayahkerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
b. HasilTarget Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 100% realisasi 81,6% dancapaian 81,6%. Hambatan yang dihadapi dikarenakan sebagian lansiaterkendala dana untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan kadarkolesterol dalam darah. Disamping itu belum semua petugas melakukandeteksi dini gangguan mental emosional dan perilaku termasuk kepikunan.
2 Indikator ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemegangprogram kesehatan lansia melalui pertemuan terpadu dan monev petugas lansiadalam Program Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga dalamkegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia serta dukungan program UpayaKesehatan Masyarakat di 26 Puskesmas yang didanai dari anggaran BOK APBN.
Tabel 3.1.3Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
21. Cakupan Balita Kurus Mendapatkan Makanan Tambahana. Deskripsi
Indikator ini ditujukan untuk mengantisipasi balita kurus agar tidakmenjadi balita gizi buruk, sehingga ketika diketemukan balita kurus (beratbadan dibawah standar) diberikan makanan tambahan diutamakanbahan pangan lokal yang bergizi tinggi.Indikator dilaksanakan melalui Program Peningkatan PelayananKesehatan Keluarga, dengan kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat,
b. HasilTarget indikator ini 90 dari balita kurus, realisasinya 100%, atau semuabalita kurus telah diberikan makanan tambahan, untuk mencegah giziburuk.Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena tersedianya PMTpemulihan dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yanganggarannya tersebar di 26 Puskesmas dan distibusi MP-ASI dari APBNuntuk balita kurang gizi, sehingga balita yang terdeteksi gizi buruk semuamendapatkan PMT.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 ProgramPeningkatanPelayananKesehatanKeluarga
Pelayanan Kesehatan Lansia 15,000,000 12,377,000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 22
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah belum semua petugas gizi RS maupun Puskesmas Perawatanmendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk, petugas gizi puskesmasbelum mendapat pelatihan PMBA, dan belum semua kader terpaparPMBA dan Pemantauan Pertumbuhan.
22. Cakupan Ibu Hamil KEK Mendapatkan Makanan Tambahana. Deskripsi
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) ditandai dengan ukuran LILA <23,5 Cm mendapatkan makanan tambahan.
b. HasilTarget yang ditetapkan sebesar 50%, dapat terealisasi 100% ataudengan capaian 200%.Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena tersedianya PMTdari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang anggarannyatersebar di 26 Puskesmas dan distribusi PMT Ibu Hamil dari APBNuntuk Ibu Hamil KEK, ibu hamil yang KEK dan anemia semuamendapatkan PMT.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah daya terima ibu hamil untuk konsumsi PMT yang berupa biskuitbelum optimal, untuk PMT yang berbahan lokal beberapa ibu hamilmengkonsumsi bersama keluarga.Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalampencapaian target kinerja adalah memberikan pendampingan danpemahaman kepada ibu hamil melalui kelas ibu dan pendidikan gizikepada ibu.
23. Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fea. Deskripsi
Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe adalah Ibu Hamil selamakehamilannya mendapatkan minimal 90 Tablet Tambah Darah (TTD).
b. HasilTarget Indikator 92% realisasi 91.58% capaian 99.5%.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah adanya ibu hamil yang Drop Out (keguguran) pada trimester IIdan terjadinya persalinan sebelum kunjungan ketiga, serta pada tahun2018 stok tablet Fe dari program sangat kurang karena adanyapemberian tablet Fe untuk kelompok remaja puteri, sedangkanpengadaan dari APBD juga sedikit.Alternatif solusi yang dilakukan : untuk menghadapi kendala dalam pemberian konseling dan
penyuluhan pada ibu hamil melalui kelas ibu hamil di desa, KIE padasaat ANC dan penyuluhan melalui buku KIA
Mencukupi kebutuhan stock Tablet Fe berkoordinasi dengan DinasKesehatan Provinsi Jawa TengahIndikator ini tablet Fe nya disuplai dari anggaran pengadaan obat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 23
24. Cakupan ASI Eksklusifa. Deskripsi
Bayi sampai dengan usia 5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja tanpamakanan atau cairan lain.
b. HasilTarget indikator sebesar 50% terealisasi 62% sehingga capaianindikator sebesar 124%. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkankarena pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI saja sampaibayi umur 6 bulan.Hambatan/permasalahan yang dihadapi adalah masih banyaknya ibubekerja dengan masa cuti yang terbatas dan pola asuh keluarga yangkurang memadai.Solusi yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan adalahmengadakan kegiatan penyuluhan ASI ekslusif dan IMD, pelatihankader posyandu dan pelatihan motivator ASI serta terbentuknyakonselor ASI tingkat puskesmas.
25. Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)a. Deskripsi
Bayi baru lahir yg diletakkan di dada atau perut ibu secara tengkurapsegera setelah lahir min. selama 1 jam sehingga kulit bayi melekatpada kulit ibu di satu wilayah pada periode tertentu.
b. HasilTarget indikator sebesar 35% terealisasi 65% sehingga capaianindikator sebesar 185.7%. Keberhasilan capaian indikator inidisebabkan karena pengetahuan ibu tentang manfaat inisiasi menyusuidini semakin meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan semakinbanyaknya ibu yang akan memberikan ASI Eksklusif dalam jangkawaktu lebih lama.Hambatan yang dihadapi masih kurangnya komitmen petugaskesehatan untuk melakukan IMD.Solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaiantarget kinerja adalah mengadakan kegiatan penyuluhan IMD dan ASIekslusif, pelatihan kader posyandu dan pelatihan motivator ASI sertaterbentuknya konselor ASI tingkat puskesmas.
26. Cakupan Remaja puteri Mendapat Tablet Tambah Daraha. Deskripsi
Anak perempuan usia 13 - 18 tahun mendapat dan mengkonsumsitablet tambah darah (TTD).
b. HasilTarget Indikator 15% realisasi 88,8% capaian 593%. Keberhasilancapaian indikator ini disebabkan karena sebagai kegiatan baru targetyang ditetapkan masih rendah.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah pada tahun 2018, stok tablet Fe dari program sangat kurang,masih mengandalkan droping dari Provinsi sedangkan pengadaan dari
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 24
APBD juga sedikit. Selain itu pemahaman remaja puteri tentangpentingnya Fe masih kurang, sehingga daya terimanya juga rendah.Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala adalahmengusulkan pengadaan tablet Fe bagi remaja putri, pemberianpenyuluhan dan pendidikan gizi di sekolah tentang pentingnya Fe bagiremaja puteri/WUS melalui kegiatan UKS.
27. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatana. Deskripsi
Kasus gizi buruk di tandai dengan BB < - 3 SD BB/TB(PB), dan ataudisertai tanda-tanda klinis yang dirawat inap maupun rawat jalan difasilitas kesehatan dan masyarakat
b. HasilTahun 2018 terdapat 11 kasus balita gizi buruk disebabkan karenapenyakit bawaan seperti : CP dan kelainan kongenital serta penyakitpenyerta berupa TB. Keberhasilan capaian indikator ini yaitu 100%balita gizi buruk mendapatkan perawatan disebabkan karena semuapetugas sudah mendapatkan pelatihan pemantauan pertumbuhan, 1RSU rujukan sudah mendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk,tersedianya PMT pemulihan dari dana Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) yang anggarannya tersebar di 26 Puskesmas dan distibusi MP-ASI dari APBN untuk balita kurus, sehingga balita yang terdeteksi giziburuk semua mendapatkan penanganan sesuai standar.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah belum semua petugas RS maupun Puskesmas perawatanmendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk. Solusi yang dilakukanuntuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalahmengusulkan adanya pelatihan tata laksana gizi buruk bagi RS danPuskesmas Perawatan, namun belum terealisasi.
28. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya ( D/S )a. Deskripsi
Jumlah anak usia 0-59 bulan yang ditimbang Berat Badannya.b. Hasil
Target indikator sebesar 85% terealisasi 82.5% sehingga capaianindikator sebesar 97%. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalammencapai target kinerja adalah beberapa kendala seperti jauhnya jarakdari posyandu, karena pengetahuan masyarakat yang kurang akanpentingnya posyandu dan partisipasi masyarakat masih kurang. Solusiyang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian targetkinerja adalah mengadakan kegiatan operasi timbang, sweeping balitadan PMT penyuluhan di Posyandu.
29. Cakupan Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Beryodiuma. Deskripsi
Rumah Tangga (RT) yang mengkonsumsi garam yang bila diuji denganIodina test menghasilkan warna ungu pucat s/d ungu tua/pekat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 25
b. HasilTarget Indikator 90% realisasi 96,1 capaian 106.7%. Keberhasilancapaian indikator ini disebabkan karena sebagian besar garam yangberedar di masyarakat sudah mengandung yodium yang cukup, selainitu kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi garam yodiumjuga sudah cukup tinggiHambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah tidak ada. Kegiatan dalam pencapaian target kinerja adalahkegiatan pemantauan garam yodium tingkat pedagang bekerjasamadengan lintas sektor dan lintas program terkait, pemantauan garamyodium tingkat rumah tangga oleh petugas puskesmas dan penyuluhantentang manfaat garam yodium di masyarakat.
30. Cakupan pemberian Vitamin A pada balita ( 6-59) bulana. Deskripsi
Cakupan pemberian anak Balita umur 6 bln - 59 bln diberi vit. A disuatu wilayah tertentu pada bulan Februari dan atau Agustus
b. HasilTarget kinerja 95% bisa terealisasi 99,9%, capaian nya mencapai105%. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karenatersedianya logistik Vitamin A yang cukup, kinerja kader dan petugaskesehatan dalam mendukung pemberian Vitamin A cukup baik.Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran dari BantuanOperasional Kesehatan (BOK) yang anggarannya tersebar di 26Puskesmas meliputi kegiatan posyandu.
31. Cakupan Ibu Nifas mendapatkan Vitamin Aa. Deskripsi
Jumlah Ibu Nifas mendapat 2 kapsul vit. Ab. Hasil
Target kinerja 90% bisa terealisasi 99,9%, capaian sebesar 111%.Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena tersedianyalogistik Vitamin A yang cukup, kinerja kader dan petugas kesehatandalam mendukung pemberian Vitamin A cukup baik.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjatidak ada.
11 Indikator ini dilaksanakan program Peningkatan pelayanan kesehatankeluarga dalam kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatanPenanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, KurangVitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Kekurangan ZatGizi Mikro lainnya dan dengan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) yang anggarannya tersebar di 26 Puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 26
Tabel 3.1.4Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan Pelayanan Gizi Masyarakat
32. Persentase orang dilakukan test HIV dan menerima hasil darikelompok resikoa. Deskripsi
Persentase orang yang dites HIV atas dasar sukarela dan atas inisiatifpetugas kesehatan di fasyankes di suatu wilayah dalam kurun waktutertentu ditujukan untuk mengetahui penderita HIV dan persebarannyadi kelompok-kelompok berisiko HIV AIDS. Dengan cara pelayananpemeriksaan laboratorium berupa skrining (deteksi dini) HIV, danpelayanan konfirmasi diagnosis rujukan ke layanan pengobatan AntiRetroviral (ARV).
b. HasilTahun 2018 ditargetkan 20% dari 12.932 yaitu sebanyak 2.586 orang,sedangkan realisasi yang diperiksa HIV adalah 14.568 orang (atau112.6%) sehingga capaian sebesar 563,34%.Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan adanyaTim di 14 Puskesmas, Klinik serta 3 Rumah Sakit Pemerintah yangberkolaborasi dengan Tim Dinkes untuk melaksanakan skrining padakelompok risiko HIV AIDS.Dukungan anggaran dari Global Fund untuk mobile VCT serta kegiatanpelatihan VCT bagi Puskesmas serta klinik.Reagen untuk pemeriksaan sudah dicukupi dari Kementrian Kesehatansehingga menghemat anggaran dari daerah.Penyebaran HIV AIDS sangat sulit terdeteksi, karena faktor manusiasebagai pusatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukankerjasama dengan LSM yang bergerak dibidang HIV AIDS seperti:SPEKHAM, KPA dan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS).
33. Persentase ODHA yang mendapatkan ARTa. Deskripsi
Persentase ODHA yang memenuhi syarat untuk mendapatkan terapiARV di fasyankes dalam kurun waktu tertentu.
b. HasilTarget Kinerja adalah 48% dari sebanyak 67 kasus yang ditemukan,sehingga targetnya adalah sebesar 32 Kasus. Realisasinya sebanyak66 (99%) kasus diberikan terapi ARV, sehingga capaiannya 206,25%.Kasus baru penderita HIV AIDS tahun 2018 sebanyak 67 orang, yangmeninggal 3 orang. Dari ketiga orang tersebut 1 pasien belum sempatditerapi ARV kemudian meninggal dan 2 lainnya sudah mulai diterapi
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 ProgramPeningkatanPelayananKesehatanKeluarga
Peningkatan Pelayanan GiziMasyarakat
25.000.000 24.081.575
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 27
ARV kemudian meninggal. Keberhasilan ini disebabkan karenaadanya komitmen dari tim yang sudah dilatih untuk pengobatan ARVyang berada di RSU Pandan Arang, RSU Simo, Puskesmas Boyolali I,Puskesmas Ngemplak, serta ketersediaan ARV yang cukup memadai.
Hambatan dalam pelaksanaannya yaitu penderita yang ditemukan telahpada fase akhir, sehingga belum sempat mendapatkan ARV sudahmeninggal karena Penyakit oportunistik’. Kesadaran pasien untukmemulai pengobatan masih kurang apabila kondisi kesehatannyamasih baik.
34. Persentase Penemuan Penderita TB paru BTA positifIndikator Persentase Penemuan Penderita TB paru BTA positif,ditargetkan sebesar 30% dari prediksi penderita TB kabupaten Boyolalisejumlah 1.150 orang. Target absolute sebanyak 345 orang (30% x1.150). Sedangkan jumlah pasien TB BTA positif yang ditemukan tahun2017 adalah 421 orang, sehingga realisasinya 36.6%. Capaian kinerja122%.
35. Angka keberhasilan pengobatan TB paru yg terkonfirmasia. Deskripsi
Angka yang menunjukkan persentase pasien yang telah menyelesaikanpengobatan secara lengkap dan hasil pemeriksaan apusan dahakulang (follow up) dengan hasil negative pada akhir pengobatan danpada satu pemeriksaan sebelumnya. Data Indikator ini sebagaigambaran jumlah penderita TBC yang berobat dan telah dinyatakansembuh.
b. HasilTarget indikator ini pada tahun 2018 sebesar > 85% terealisasi sebesar95.77% atau dengan capaian sebesar 112.76%.
Keberhasilan target disebabkan :
1) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentangTemukan Obati Sampai Sembuh TBC kepada masyarakat melaluisosialisai tentang penyakit TBC yang dilakukan pada petugaskesehatan melalui pertemuan kader, penyebaran leaflet TBC padamasyarakat langsung.
2) Pemantauan pengobatan penderita TBC selama 6 bulan sampaisembuh/ lengkap dengan pemeriksaan follow up BTA pada akhirbulan 2, bulan ke lima, dan pada akhir pengobatan.
3) Keterlibatan kader sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO) dalampengobatan penderita TBC di masyarakat dan mengirimkan sputumselama pengobatan ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaanseseuai SOP.
4) Adanya dukungan anggaran dari APBD Kabupaten dan GlobalFund untuk kegiatan pencegahan dan pengendalian TBC.
5) Bekerjasama dengan LSM yang bergerak dibidang TBC yaitu SSRAisyiyah Boyolali.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 28
Hambatan dalam pencapaian target kinerja ini adalah:1) Data angka keberhasilan pengobatan TBC menggunakan data
kasus tahun sebelumnya karena pengobatan TBC memerlukanwaktu yang lama antara 6 bulan sampai 9 bulan.
2) Pelaporan pada program TBC masih laporan tri wulan belum bisamaksimal untuk memilah kasus TBC per bulan.
36. Persentase penderita Kusta diberi pengobatan lengkap (RFT)a. Deskripsi
Persentase kasus baru kusta yang menyelesaikan pengobatan tepatwaktu.
b. HasilTotal pasien kusta 2018 sebanyak 18 orang dan semua pasien yangditemukan diobati dengan regimen selama 1 tahun. Jadi persentasependerita kusta diberi pengobatan lengkap (RFT) adalah sebesar100%.
Tabel 3.1.5Pasien Kusta Tahun 2017
No PUSKEMAS JUMLAH TYPE SELESAI TERAPI1 Boyolali 3 1 MB Desember 20172 Ampel 2 1 MB April 20183 Karanggede 1 MB Mei 20184 Cepogo 1 MB Juli 20185 Teras 2 MB Agustus 2018, Agustus
20186 Klego 1 1 MB Juli 20187 Ampel 1 4 MB 3/PB 1 Juli 20188 Nogosari 2 MB April 2018,9 Ngemplak 1 MB Januari 201810 Kemusu 2 1 MB Desember12 Andong 2 MB Agustus 2018, Agustus
2018TOTAL 18
Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Tabel 3.1.6Pasien Kusta Tahun 2018
Sumber
data
:
L
Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
NO PUSKESMAS JUMLAH KET MULAI TERAPI1 Banyudono 1 1 TYPE MB 24 Januari 20182 Teras 3 TYPE MB 23 Pebruari 2018,17
Agustus 2018,18 Des2018
3 Ampel 1 2 TYPE MB 26 Pebruari 2018,9 Mret2018
4 Ngemplak 1 TYPE MB 2 Pebruari 20184 Karanggede 1 TYPE MB 25 April 20185 Simo 3 TYPE MB 9 April 2018,3 Juli 2018,12
Oktober 20186 Wonosegoro 2 1 TYPE MB 20 Desember 2018
TOTAL 12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 29
Keberhasilan pengobatan pasien kusta tahun 2018 akan dievaluasi diTahun 2019 karena belum ada yang selesai pengobatan selama 1tahun.
37. Pelayanan Kesehatan orang dengan TBa. Deskripsi
Pelayanan orang dengan terduga TBC dinilai dari persentase jumlahorang terduga TBC yang mendapatkan pelayanan TBC sesuai standardiwilayah kerjanya dalam kurun waktu 1 tahun.
b. HasilTarget indikator ini pada tahun 2018 sebesar 100% terealisasi sebesar100% atau dengan capaian sebesar 100%, yaitu dari jumlah penderitasebanyak 3.986 semuanya mendapatkan pelayanan kesehatan.Keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada orangdengan terduga TBC meliputi: Komitmen petugas kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian TBC sudah lebih baik menuju TOSS TBC Boyolali. Sosialisasi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
tentang TBC kepada masyarakat yang dilakukan oleh petugaskesehatan melalui pertemuan kader, pertemuan di masyarakat,penyebaran leaflet TBC pada masyarakat langsung.
Penemuan orang terduga TBC dilakukan secara pasif intensif/penemuan pada orang yang berkunjung ke pelayanankesehatan dan penemuan aktif masih berbasis keluarga danmasyarakat (terintegrasi dengan PISPK).
Kegiatan ketuk pintu, investigasi kontak, inovasi dalampeningkatan penemuan orang dengan gejala TBC.
Adanya kerjasama dengan LSM yang bergerak dibidang TBCyaitu SSR Aisyiyah Boyolali.
Adanya dukungan anggaran dari APBD Kabupaten dan GlobalFund untuk kegiatan pertemuan, supervise.
Hambatan yang dihadapi adalah sebagai berikut: Dana untuk mendukung pelatihan TBC bagi petugas puskesmas
dan kader TBC belum optimal. Insentif untuk kader TBC belum ada. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang TB, yang terlihat dari
kecenderungan menganggap remeh persoalan TB sehingga sulitdiedukasi agar memeriksakan dahak jika batuk lama.
SDM TB di Kabupaten Boyolali sangat berperan penting dalamkeberhasilan program penanggulangan TB, namun yang terjadiPengelola Program TB masih rangkap jabatan dengan tugaslainnya.
Selain itu pula untuk kaderisasi pengelola TB di Puskesmasmaupun di Rumah Sakit kurang berjalan dengan baik karenarisiko penularan TB yang tinggi dan tidak diimbangi denganinsentif yang memadai bagi petugas atau pengelola TB.
Belum ada peraturan daerah terkait pengendalian TBC.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 30
Grafik 3.1Temuan Terduga TBC tahun 2018
50 51 18 91 52 70
292
17 49 49 57 53 16103112169111147
64 20114 79 81 64 22 78
918
367
97185
83177
26 21 36 14 360
100200300400500600700800900
1000Pu
skes
mas
Sel
oPu
skes
mas
Am
pel 1
Pusk
esm
as A
mpe
l 2Pu
skes
mas
Cep
ogo
Pusk
esm
as M
usuk
1Pu
skes
mas
Mus
uk 2
Pusk
esm
as B
oyol
ali 1
Pusk
esm
as B
oyol
ali 2
Pusk
esm
as M
ojos
ongo
Pusk
esm
as T
eras
Pusk
esm
as S
awit
Pusk
esm
as…
Pusk
esm
as…
Pusk
esm
as S
ambi
Pusk
esm
as S
imo
Pusk
esm
as N
gem
plak
Pusk
esm
as N
ogos
ari
Pusk
esm
as A
ndon
gPu
skes
mas
Kle
go 1
Pusk
esm
as K
lego
2Pu
skes
mas
Kar
angg
ede
Pusk
esm
as K
emus
u 1
Pusk
esm
as K
emus
u 2
Pusk
esm
as…
Pusk
esm
as…
Pusk
esm
as Ju
wan
giRS
UD
Pan
dan
Aran
gRS
UD
Sim
oRS
UD
War
as W
iris
RS P
KU A
isyi
yah
RS H
iday
ahRS
Asy
Syi
faRS
Ban
yu B
enin
gRS
dr.
Oen
Saw
itRS
Sis
ma
Med
ika
RS U
mi B
arok
ahKl
inik
Sum
ber W
aras
Grafik Temuan Terduga (Suspek) TBC Kab. Boyolali Tahun2018TOTAL
SUSPEK3989
Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
38. Pelayanan Kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIVa. Deskripsi
Pelayanan sesuai standar bagi orang dengan risiko terinfeksi HIVdinilai dari persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV yangmendapatkan pelayanan HIV sesuai standar dalam kurun waktu 1tahun.
b. HasilTarget kinerja indikator ini sebesar 100% atau sebanyak 12.932 orang,dengan realisasi sebanyak 14.568 orang atau 112,6%.Faktor – faktor yang menunjang keberhasilan pemeriksaan HIV padaorang dengan resiko terinfeksi HIV sebagai berikut : Semua Puskesmas sudah dilatih cara pemeriksaan HIV dengan
metode Rapid diagnostic Test (RDT) sehingga memungkinkansemua orang risiko terinfeksi HIV dapat diperiksa denganmudah.
Reagen untuk pemeriksaan HIV tersedia dengan cukup di DinasKesehatan.
Adanya kegiatan mobile VCT oleh tim yang sudah dilatih. Adanya dukungan Anggaran dari Global Fund untuk kegiatan
mobile VCT. Adanya kerjasama dengan LSM Spekham, Kelompok dukungan
sebaya (KPAD), Komisi Penanggulangan HIV AIDS KabupatenBoyolali (KPAD).
Hambatan pemeriksaan pada kelompok risiko terinfeksi HIV adalahsebagai berikut:
Masih ada 12 Puskesmas yang belum dilatih. Masih banyak yang tidak mau periksa status HIV karena stigma
negative.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 31
Kesulitan untuk menjangkau kelompok risiko di tempat karaoke,panti pijat, Rumah Tahanan.
Kesulitan untuk menjangkau kelompok LSL karena harus melaluimedia sosial dan kelompok LSL juga.
Terbatasnya anggaran untuk mobile VCT. Terbatasnya anggaran di Dinkes untuk penjangkauan kelompok
risiko. Masih kurangnya kemampuan petugas untuk menyampaikan
hasil pemeriksaan HIV.
7 Indikator ini dilaksanakan program Pencegahan dan penanggulanganpenyakit dengan kegiatan Pencegahan dan penanggulangan penyakit menularlangsung dengan dukungan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) yang anggarannya tersebar di 26 Puskesmas.
Tabel 3.1.7Realisasi Anggaran Kegiatan
Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular Langsung
39. Angka kesakitan DBD (Insiden Rate/IR) target 49.5 per 100.000penduduk
a. DeskripsiIndikator ini adalah angka yang menunjukkan jumlah penderita DBDbaru yang ditemukan dan tercatat di Kabupaten Boyolali dalam 100.000penduduk. Untuk menggambarkan jumlah penderita penyakit DemamBerdarah Dengue.
b. HasilAngka kesakitan DBD (Insiden Rate/IR) target 49,5 per 100.000penduduk dan kasus DBD sebanyak 130 kasus, mengalamipeningkatan dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah 100 kasus.Target 49,5 tercapai 12,7 realisasinya sehingga meski mengalamipeningkatan jumlah kasus dibandingkan dengan tahun 2017, namunmasih dibawah angka perkiraan estimasi. Keberhasilan indicator inidisebabkan dalam penanggulangan DBD, yaitu secara alamiah bukanmerupakan siklus 5 tahunan.
Hambatan dalam indikator kegiatan ini adalah: Curah hujan yang meningkat di akhir tahun sehingga jentik yang
meningkat. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tidak rutin
dilaksanakan, hanya ketika disinyalir adanya nyamuk demamberdarah.
Masih adanya anggapan bahwa satu-satunya cara untuk mencegahDBD adalah fogging/ pengasapan.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit
Pencegahan danpenanggulangan penyakitmenular langsung
30.000.000 29.063.464
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 32
Solusi yang ditempuh dengan meningkatkan upaya promosi kesehatanlingkungan kepada masyarakat dari Puskesmas serta Pemerintah Desadan Kecamatan.Memberikan penyuluhan bahwa fogging bukan satu-satunya cara untukmencegah demam berdarah, cara yang paling murah dan mudahadalah dengan memotivasi seluruh warga melakukan PSN rutin danberkelanjutan.Target kinerja dapat terpenuhi, namun secara umum masih diperlukanupaya berkelanjutan untuk melaksanakan dan memotivasi masyarakatuntuk pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.
40. Angka kematian DBD (CFR).a. Deskripsi
Angka kematian akibat DBD menunjukkan kasus DBD yang berakibatkematian pasien penderita DBD.
b. HasilTarget yang ditetapkan yaitu 1,8 % dengan realisasi 1,8%, jumlahpasien DBD tahun 2018 sebanyak 130 orang, dan yang meninggal 2orang. Keberhasilan target indikator ini disebabkan sebagianmasyarakat sudah lebih aktif, segera memeriksakan ke fasilitaspelayanan kesehatan ketika mengalami demam, sehingga sebagianbesar penderita cepat tertolong dan sembuh.Memberikan penyuluhan bahwa fogging bukan satu-satunya carauntuk mencegah demam berdarah, cara yang paling murah danmudah adalah dengan memotivasi seluruh warga melakukan PSNrutin dan berkelanjutan.Realisasi dari indikator ini masih dibawah Target angka maksimalkematian yang diakibatkan oleh penyakit DBD.Kegiatan Penemuan kasus secara dini/ epidemiologi, sosialisasi danpenyuluhan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,serta mapping masalah telah dilakukan oleh Puskesmas.
41. Angka Bebas Jentik (ABJ)a. Deskripsi
Angka yang menunjukkan persentase rumah/ bangunan yang tidakditemukan jentik menular DBD di suatu wilayah kerja pada kurun waktutertentu terhadap jumlah rumah/ bangunan yang diperiksa pada tempatdan kurun waktu yang sama (menggambarkan penyebaran nyamuk disuatu wilayah).
b. HasilAngka Bebas Jentik (ABJ), target 96 % dan terealisasi 84 %, dengancapaian 87,50% Dari seluruh jumlah rumah yang ada, yakni sebanyak262.896 rumah. Diperoleh hasil sebanyak 85.341 rumah bebas jentikatau sekitar 84% dari 101.523 rumah yang diperiksa jentiknya.Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk melaksanakanPSN yang berkurang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 33
Solusinya antara lain: Meningkatkan upaya promosi kesehatan lingkungan kepada
masyarakat dari Puskesmas serta Pemerintah Desa danKecamatan.
Melaksanakan kegiatan yang melibatkan lintas program dan lintassektor untuk memotivasi seluruh warga melakukan PSN rutin danberkelanjutan.
Mengaktifkan Pokjanal DBD di tiap kecamatan. Melakukan abatesasi ditempat tempat yang sulit untuk dikuras.
42. Penderita DBD ditangania. Deskripsi
Persentase penderita demam tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari,disertai manifestasi perdarahan (antara lain uji tourniquet positif,petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan ataumelena dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000/mm3) danhemokonsentrasi (peningkatan hematocrit ≥20%) yang mendapatkanpelayanan kesehatan sesuai standar pada fasyankes.
b. HasilPenderita DBD 130 pasien dan 130 pasien tertangani sesuai standar,sehingga capaian 100%. Meskipun ada dua pasien yang meninggaldunia karena keterlambatan datang ke fasilitas pelayanan kesehatandan dipengaruhi oleh penyakit kronis yang lain.
Grafik 3.2 Distribusi Kasus DBD
Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 34
43. Penemuan kasus pes pada manusiaa. Deskripsi
Angka absolut penemuan penderita Pes Tidak ditemukan kasus Pes diKecamatan Selo dan Cepogo.
b. HasilPenemuan kasus pes pada manusia, target tidak ada lagi kasus pespada manusia dan telah dilakukan kegiatan surveilans aktif pada tikusdan manusia setiap bulan di desa dan terancam pada Kecamatan Selomaupun Cepogo dan tidak ditemukan kuman Yersinia Pestis maupunreaksi antigen antibody yang positif pada tikus dan manusia.
Tabel 3.1.8Hasil Surveilans PES Kab. Boyolali Tahun 2018
Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Tabel 3.1.9Hasil Kegiatan Surveilans Pes Tahun 2018
NO INDIKATOR KEC.SELO
KEC.CEPOGO JML JML
DIPERIKSA HASIL
1 Jumlah tikusditangkap 1.196 1.192 2.388 2.388 negatif
2 Jumlah pinjaldiperiksa 12 12 24 24 negatif
3 Jumlah serummanusia 26 6 32 14 negatif
Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Kegiatan surveilans Pes di Selo dan Cepogo bisa terlaksana baikkarena adanya dukungan dana dari Kementerian Kesehatan, Dinkes
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 35
Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan danPengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta dan Dinas KesehatanKabupaten Boyolali.
5 Indikator ini dilaksanakan program Pencegahan dan penanggulangan penyakitdengan kegiatan Pencegahan dan penanggulangan penyakit tular vektor danzoonotik dan dengan dukungan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) yang anggarannya tersebar di 26 Puskesmas.
Tabel 3.1.10Realisasi Anggaran Kegiatan
Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular Langsung
44. Persentase desa/kel. yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTMa. Deskripsi
Persentase Desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan PosbinduPTM yaitu deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM secara rutinminimal pada 10% penduduk usia ≥ 15 tahun di wilayah tersebut.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 30%, dengan realisasi 41.19% atau capaian137.3%. Pembentukan Posbindu telah dilakukan di 110 desa, dengantarget yang ditetapkan pada tahun 2018 sebanyak 80 desa, sehinggaindikator ini berhasil memenuhi target. Keberhasilan capaian targetindikator kinerja ini karena adanya komitmen dari Petugas pengelola PTMPuskesmas untuk membentuk Posbindu, dukungan dari masyarakatdan Pemerintah Desa, dan dengan adanya dukungan operasionalnyadana dari anggaran BOK.
Hambatan yang dihadapi dalam deteksi dini penyakit tidak menulardengan membentuk Posbindu memerlukan penambahan Posbindu Kit,yang saat ini jumlahnya masih terbatas. Pembentukan Posbindu baruharus disertai dengan alat, sedangkan anggaran untuk penyediaan alatdiakses melalui dana DAK.
Solusi pemecahanUntuk pemenuhan alat posbindu, setiap tahun selalu mengusulkanmelalui dana DAK, namun tidak setiap tahun disetujui oleh pemerintahPusat (DAK).
Deteksi dini membentuk Posbindu (pos pembinaan terpadu) di desa-desa untuk mendekatkan layanan di desa-desa. Indikator inikegiatannya berupa Penyuluhan dan sosialisasi penyakit tidak menularkepada masyarakat dan pemangku kepentingan, Pengukuran danpemeriksaan faktor risiko penyakit tidak menular di posbindu PTM.Surveilans penyakit tidak menular di masyarakat dilakukan olehPuskesmas dan jaringannya untuk deteksi dini. Faktor-faktor risiko
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit
Pencegahan danpenanggulangan penyakit tularvektor dan zoonotik
110.000.000 100.768.630
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 36
penyakit tidak menular, penyakit metabolik seperti Hipertensi, PenyakitJantung, Diabetes Mellitus dan penyakit tidak menular lainnya yangmerupakan target SPM bidang kesehatan.
45. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitusa. Deskripsi
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam memberikanpelayanan kesehatan sesuai standar bagi penyandang DM dinilai daripersentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan sesuaistandar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu 1 tahun.
Standar pemeriksaan DM antara lain: Edukasi gaya hidup sehat, edukasi aktifitas fisik, edukasi nutrisi
medis, edukasi kepatuhan minum obat. Pelayanan kesehatan penderita DM yang sesuai standar diberikan di
FKTP oleh tenaga kesehatan yang berkompeten dan tenagakesehatan lainnya yang terlatih.
Pemeriksaan penderita DM dilakukan minimal 1x sebulan olehtenaga medis di FKTP.
b. HasilTarget sebesar 100 % dapat terealisasi 133,78 %, dengan perhitunganjumlah penderita yang dilayani sebanyak 23.336 orang. Angkaprevalensi sebanyak 17.442 (1.7% X jml penduduk 1.026.034).
Tabel 3.1.11Target dan Capaian Pelayanan DM
NONAMA
PUSKESMAS TARGET CAPAIAN PROSENTASI %
1 SELO 735 170 23,12 CEPOGO 1469 1854 126,23 BOYOLALI I 902 3022 3354 BOYOLALI II 760 605 79,65 MUSUK I 1082 553 51,16 MUSUK II 772 474 61,47 MOJOSONGO 1422 1165 81,98 TEREAS 1454 1163 809 SAWIT 889 631 71
10 AMPEL I 1442 1151 8011 AMPEL II 667 161 24,112 BANYUDONO I 713 815 114,313 BANYUDONO II 507 811 16014 SAMBI 1430 768 53,715 SIMO 1356 685 50,516 ANDONG 1961 1254 63,917 NOGOSARI 1690 1371 81,118 NGEMPLAK 2006 1535 76,519 KLEGO I 751 683 90,920 KLEGO II 826 1055 127,721 KARANG GEDE 1536 1292 84,122 KEMUSU I 508 280 55,123 KEMUSU II 756 390 51,6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 37
24 WONOSEGORO I 928 623 67,125 WONOSEGORO II 667 706 105,826 JUWANGI 1008 119 11,8
JUMLAH 28237 23336 82,7Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Hal-hal yang mendukung pencapaian target pelayanan kasus DM semakinmeningkat antara lain:
- Penyuluhan tentang penyakit DM sering dilakukan.- Sudah banyak sarana kesehatan yang melayani pemeriksaan gula
darah.- Sebagian masyarakat sudah sadar untuk memeriksakan gula
darahnya.- Pelayanan prolanis bagi penderita DM sudah berjalan dengan baik
di FKTP yang bekerjasama dengan BPJS.- Semakin banyaknya masyarakat yang mengikuti program JKN
sehingga deteksi dini dan pelayanan bagi penderita DM menjadimeningkat.
46. Pelayanan kesehatan penderita Hipertensia. Deskripsi
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam memberikanpelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita hipertensi, dinilaidari persentase jumlah penderita hipertensi usia 15 tahun keatas yangmendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanyadalam kurun waktu 1 tahun.Standar pemeriksaan hipertensi antara lain: Pemeriksaan dan monitoring tekanan darah. Edukasi untuk perubahan gaya hidup sehat (diet seimbang, istirahat
yang cukup, aktifitas fisik, dan kelola stress). Edukasi kepatuhan minum obat.
b. HasilJumlah penderita hipertensi yang rutin berobat 137.796 orang denganestimasi penderita 28,5% (prevalensi) 228.156 orang dari jumlahpenduduk, sehingga capaian sebesar 60,39%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 38
Tabel 3.1.12Target dan Capaian Hipertensi
NO NAMA PUSKESMAS TARGET CAPAIAN PROSENTASI1 SELO 5.648 4.066 69,52%2 CEPOGO 10.346 11.169 107,95%3 BOYOLALI I 6.893 3.157 45,80%4 BOYOLALI II 5.896 3.058 51,87%5 MUSUK I 9.124 4.255 46,64%6 MUSUK II 7.242 3.246 44,82%7 MOJOSONGO 9.005 4.357 48,38%8 TEREAS 10.250 4.493 43,83%9 SAWIT 7.408 5.743 77,52%
10 AMPEL I 11.930 3.929 32,93%11 AMPEL II 5.580 2.947 52,81%12 BANYUDONO I 5.928 5.156 86,98%13 BANYUDONO II 4.277 3.196 74,73%14 SAMBI 11.519 8.514 73,91%15 SIMO 11.502 7.948 69,10%16 ANDONG 14.215 11.053 77,76%17 NOGOSARI 14.713 4.771 32,43%18 NGEMPLAK 13.233 7.735 58,45%19 KLEGO I 5.628 8.610 152,99%20 KLEGO II 6.935 3.831 55,24%21 KARANG GEDE 9.568 10.381 108,50%22 KEMUSU I 3.339 1.831 54,84%23 KEMUSU II 6.000 4.496 74,93%24 WONOSEGORO I 7.677 3.314 43,17%25 WONOSEGORO II 5.579 3.450 61,84%26 JUWANGI 9.565 3.090 32,31%
JUMLAH 219.000 137.796 62,92%Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Jumlah kasus hipertensi semakin meningkat dari waktu kewaktu.Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi masalah kesehatan lain dandapat menyebabkan kematian. Perubahan gaya hidup dan pola makanmenjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus hipertensi. Hal yangmempengaruhi belum terdeteksinya kasus penyakit hipertensimsyarakat yaitu:- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi.- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan tekanan
darahnya.- Kurangnya penyuluhan tentang penyakit hipertensi.- Tidak semua penyakit hipertensi merasa pusing.- Belum semua desa terlaksana kegiatan Posbindu.
Sedangkan upaya untuk mencegah penyakit hipertensi perlu dilakukanupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui :- Penyuluhan penyuluhan tentang penyakit hipertensi.- Melakukan pemeriksaan tekanan darah di Posbindu.- Melakukan pengukuran tekadan darah melalui pendataan PisPk.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 39
- Melakukan pengukuran tekanan darah pada semua klien yangusianya > 15 tahun yang periksa di sarana kesehatan.
47. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berata. Deskripsi
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam memberikanpelayanan kesehatan bagi ODGJ berat dinilai dengan proporsi ODGJberat di wilayah kerjanya yang mendapat pelayanan kesehatan jiwasesuai standar dalam kurun waktu 1 tahun. Proporsi tersebut dihitungberdasarkan dua parameter: 1) Jumlah ODGJ berat yang mendapatkanpelayanan sesuai standar 2) Jumlah ODGJ berat riil yang ditemukan diKab/ Kota.
b. HasilTarget yang ditetapkan 100% ODGJ, yang ditemukan dapat dilayanisesuai standar tercapai 100%, dengan jumlah absolut sebanyak 1.854orang semuanya terlayani sesuai standar.
Tabel 3.1.13Data ODGJ Januari S/D Desember 2018
NO NAMA PUSK SCIZOFRENIA ODGJ
1 SELO 21 28
2 AMPEL 1 31 61
3 AMPEL 2 2 36
4 CEPOGO 51 57
5 MUSUK 1 18 29
6 MUSUK 2 13 66
7 BOYOLALI 1 13 40
8 BOYOLALI 2 5 15
9 MOJOSONGO 10 31
10 TERAS 0 32
11 SAWIT 8 68
12 BANYUDONO 1 50 65
13 BANYUDONO 2 36 65
14 SAMBI 45 78
15 NGEMPLAK 35 76
16 NOGOSARI 25 58
17 SIMO 12 89
18 KARANGGEDE 34 53
19 KLEGO 1 5 48
20 KLEGO 2 21 26
21 ANDONG 105 121
22 KEMUSU 1 5 8
23 KEMUSU 2 15 26
24 WONOSEGORO 1 5 55
25 WONOSEGORO 2 2 34
26 JUWANGI 4 18
JUMLAH 571 1283Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 40
4 (empat) Indikator ini dilaksanakan program Pencegahan danpenanggulangan penyakit dengan kegiatan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit tidak menular termasuk gangguan jiwa dan dengan dukungananggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang anggarannyatersebar di 26 Puskesmas.
Tabel 3.1.14Realisasi Anggaran Kegiatan
Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menularTermasuk gangguan jiwa
48. Cakupan Desa / Kelurahan KLB yang dilakukan penyelidikanEpidemiologi<24 jam
a. DeskripsiJumlah Desa/ Kelurahan yang mengalami KLB yang dilakukanpenyelidikan epidemiologi kurang dari 24 jam sejak laporan diterima
Tabel 3.1.14KLB 2018 Kabupaten Boyolali
NO Lokasi Tempat Tanggal Kejadian Jenis KLBJml
Penderita1 Andong Desa Sempu 31 Januari 2018 Keracuan makanan 242 Andong Desa Pranggong 22 Januari 2018 Leptospirosis 13 Banyudono Desa Banyudono 30 Januari 2018 Leptospirosis 14 Sambi Desa Jambon 08 Januari 2018 Diare 15 Boyolali Desa mudal 19 Februari 2018 Leptospirosis 16 Karangede Desa Pengkol 15 Februari 2018 Kermak 507 Ngemplak Desa Pandean 23 Februari 2018 Diare 18 Ngemplak Desa Perum Ngemplak 07 Februari 2018 DSS 19 Ngemplak Desa Perum Ngemplak 13 Februari 2018 DSS 1
10 Ampel Desa Candi 13 Mei 2018 Difteri 211 Mojosongo Desa Brajan 07 Juni 2018 DSS 112 Musuk Desa Kebongulo 30 Juli 2018 Keracuan makanan 4113 Andong Desa Kadipaten 17 September 2018 Keracuan makanan 3514 MTSN 12 Desa Klumpit 18 Oktober 2018 Keracuan makanan 6
15 Bank BPRBoyolali Desa Siswodipuran 06 Desember 2018 Keracuan makanan 30
16 PerumahanBSI Desa Karanggeneng 05 Desember 2018 Keracuan makanan 32
JUMLAH 228Sumber data : Laporan akhir bidang P2 tahun 2018
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit
Kegiatan Pencegahan danpenanggulangan penyakittidak menular termasukgangguan jiwa
40.000.000 38.806.940
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 41
b. Hasil
Cakupan Desa/ Kelurahan KLB yang dilakukan PenyelidikanEpidemiologi (PE) < 24 jam, target tercapai 100%, keberhasilanpencapaian didukung oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia(SDM) petugas surveilans serta koordinasi lintas program dan lintassektor yang terjalin baik.
49. Persentase sinyal kewaspadaan dini KLB yang direspona. Deskripsi
Persentase sinyal kewaspadaan dini KLB yang direspon adalah sinyalkewaspadaan dini KLB yang direspon dapat dilihat web SKDRKemenkes.
b. HasilIndikator ini ditargetkan 85% kewaspadaan dini KLB dapat terespon,hasilnya tercapai 100 %, sehingga capaian 117,6%.Keberhasilan indikator ini berkat sinergi antara petugas surveilanskabupaten dan petugas surveilans puskesmas yang selaluberkomunikasi aktif terutama apabila diindikasikan adanya sinyalkewaspadaaan dini agar dapat segera di konfirmasi. Dimana petugassurveilans kabupaten melakukan konfirmasi pada petugas surveilanspuskesmas sehingga bisa segera di verifikasi alert/ sinyal KLB sedinimungkin dalam SKDR.
50. Cakupan Penemuan Penderita AFPa. Deskripsi
Cakupan Penemuan Penderita AFP adalah jumlah kasus AFP yangditemukan pada anak usia kurang dari 15 tahun, dalam waktu tertentu,per 100.000 penduduk usia kurang dari 15 tahun.
b. HasilCakupan Penemuan Penderita AFP, target 2 per 100.000 anak usiakurang dari 15 tahun dari jumlah penduduk < 15 tahun 226.893 jiwayaitu sebanyak 4,5 atau 5 anak dan ditemukan 8 anak, sehingga targetyang diketemukan 5, berhasil diketemukan sebanyak 8 kasus, sehinggacapaian 160%.
Keberhasilan dikarenakan: Adanya kerjasama yang baik antar petugas surveilans
Kabupaten, Puskesmas dan Klinik Swasta. Pemberian informasi/ umpan balik antar petugas yang terjalin
baik. Adanya kegiatan surveilans aktif dari petugas surveilans.
Kesimpulannya adalah untuk penemuan kasus merupakan hal yang baikkarena sudah melebihi target tetapi kalau dilihat dari sisi kesehatan masyarakatmasih kurang maksimal sebab target yang diharapkan 5 ternyata ditemukan 8kasus. Oleh karena itu penting sekali digerakkan untuk imunisasi lengkap dandilakukan sosialisasi tentang AFP.
3 Indikator ini dilaksanakan program Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit dengan kegiatan Surveillance epidemiologi dan penanggulanganKLB dan dengan dukungan anggaran dari Bantuan OperasionalKesehatan (BOK) yang anggarannya tersebar di 26 Puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 42
Tabel 3.1.16Realisasi Anggaran Kegiatan
Surveillance epidemiologi dan penaggulangan KLB
51. Cakupan Desa UCIa. Deskripsi
Jumlah Desa/ kel yang seluruh Bayi (0-11) bulan yang mendapatkanimunisasi dasar lengkap yang meliputi imunisasi HB0, BCG, Pentabio3x, Polio 4x dan Campak, dengan imunisasi dasar lengkap untukseluruh bayi diharapkan penyakit-penyakit yang bisa dicegah denganimunisasi dapat ditekan.
Kegiatannya adalah dengan malaksanakan imunisasi dasar, imunisasidasar lengkap termasuk introduksi vaksin baru, imunisasi lanjutan, danpelaksanaan imunisasi dengan melakukan Validasi data hasil cakupanimunisasi, Surveilans KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), Advokasi/ sosialisasi / lokakarya dengan lintas program dan lintas sektor terkaitprogram imunisasi. Distribusi sarana dan prasarana pelayananimunisasi (vaksin, ADS dan safety box), KIE Media KIE sederhana,pencetakan leaflet, poster, flyer, spanduk, banner.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 100%, dengan realisasi 100% atau capaian100%.
Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan meningkatnyakesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi sebagai salah satucara pencegahan penyakit, terutama penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi serta sistem monitoring dan evaluasi sehingga jikaditemukan anak yang belum diimunisasi sesuai jadwal dapat segeradiketahui dan segera dilakukan sweeping oleh bidan desa. Sosialisasisecara terus menerus dan dukungan anggaran dari anggaran BOK diPuskesmas.
Hambatan pencapaian indikator ini masih adanya penolakan akanimunisasi karena suatu kepercayaan akan bahan imunisasi.Solusi yang ditempuh dengan melakukan pendekatan dan penjelasankepada mereka yang menolak imunisasi.
52. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (bayi)a. Deskripsi
Jumlah bayi (0-11) bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkapyang meliputi imunisasi HB0, BCG, Pentabio 3x, Polio 4x, dan Campakdalam kurun waktu 1 tahun.
b. HasilDari jumlah bayi sebanyak 14.890 orang, tercapai 14.771, atau denganrealisasi sebesar 99%.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit
Surveillance epidemiologidan penaggulangan KLB
45.000.000 43.647.775
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 43
Keberhasilan program dikarenakan : Komitmen petugas pengelola imunisasi. Kolaborasi dengan SDM yang kompeten. Ketersediaan logistik yang cukup memadai. Adanya dukungan anggaran dari program. Kesadaran masyarakat tentang manfaat imunisasi. Adanya monitoring dan evaluasi dari pengelola program di
Dinkes. Sistem pencatatan dan pelaporan yang baik.
2 indikator diatas dilaksanakan program Pencegahan dan penanggulanganpenyakit dengan kegiatan Peningkatan imunisasi dan vaksinasi dan dengandukungan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yanganggarannya tersebar di 26 Puskesmas.
Tabel 3.1.17Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan Imunisasi Dan Vaksinasi
53. Cakupan SPM di Puskesmas (Upaya Kesehatan Masyarakat)a. Deskripsi
Cakupan SPM di puskesmas (UKM) adalah jumlah Puskesmas yangmelaksanakan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, indikator inidigunakan untuk mengukur performa puskesmas dalam melaksanakanUpaya Kesehatan Masyarakat.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 100%, dengan realisasi 100% atau capaian100%.Keberhasilan program ini karena adanya dukungan dana BOK di 26Puskesmas.Pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat tidak ditemukankendala yang berarti. Namun dalam pelaksanaan di lapangan masihterjadinya rangkap tugas, karena keterbatasan sumber daya manusia.Solusi untuk masalah yang dihadapi dengan melakukan kerjasamadengan para kader kesehatan, baik di desa, dan sekolah.Indikator telah dilakukan secara rutin oleh semua puskesmas dandisediakan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan secaraterpadu.
Indikator diatas dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakatkegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp. 12.885.631.000 denganrealisasi Rp. 8.688.661.034.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit
Peningkatan imunisasi danvaksinasi
60.000.000 58.124.289
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 44
Tabel 3.1.18Realisasi Anggaran Kegiatan
Bantuan Operasional Kesehatan
54. Proporsi Pembinaan dan Pengawasan Produksi dan DistribusiMakanan, Minumana. Deskripsi
Makanan yang mengandung bahan tambahan berbahaya akanmenyebabkan gangguan pada tubuh manusia dikemudian hari. Untukitu diperlukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan baikmakanan atau tempat produksi.Pelaksanaan pemantauan dilakukan setiap bulan oleh DFI atau DistricFood Inspektor Kabupaten dan pada saat lebaran dan tahun baruyang dilaksanakan dengan Dinas Ketahanan Pangan.Setiap perijinan untuk Industri Rumah Tangga (IRT) baru akandipantau tempat produksinya dan akan dimonitoring setiap tahun.
b. HasilTarget yang diharapkan adalah 35% dan dapat dicapai 35% sehinggadapat dikatakan berhasil yakni 100%.Keberhasilan indikator ini karena proses pengawasan danpemantauan yang terpadu sehingga meningkatkan efektivitaspengawasan.
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan antara lain:- Monitoring oleh Tim Farmamin terhadap IRTP pada saat
pelaksanaan pembinaan ke lokasi IRTP, maupun pada saatinspeksi pemberian ijin, dengan cara mengambil sampling PanganJajanan Anak Sekolah dan IRTP.
- Inspeksi makanan bersama Tim Pengawasan pangan KabupatenBoyolali pada saat menjelang hari Raya Lebaran dan Hari RayaNatal.
Hambatan yang dihadapi adalah pengetahuan penggunaan BTP,CPPB IRT dan Keamanan Pangan yang masih kurang.Solusi yang dilakukan adalah dengan penyuluhan, pemeriksaan danpembinaan baik kepada produsen dan penjual.
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Pengawasan dan pengendaliankesehatan makanan, dengan 1 kegiatan yaitu Pengawasan dan pengendaliankeamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
Program UpayaKesehatan Masyarakat
Bantuan OperasionalKesehatan
15.159.084.000 12.127.485.805
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 45
Tabel 3.1.19Realisasi Anggaran Kegiatan
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatanmakanan hasil produksi rumah tangga.
2 Sasaran 2 : Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasipada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatanpasien
Tabel 3.2 Sasaran 2
No Indikator kinerja Satuan
Tahun 2018
Targ
et
Rea
lisas
i
Cap
aian
1 Cakupan rawat jalan (Puskesmas) % 15 45,41 302,72 Cakupan rawat inap (Puskesmas) % 1,5 0,97 64,73 Cakupan respon aduan
kegawatdaruratan kesehatan yangditangani
% 90 100 111,11
4 Jumlah puskesmas terakreditasi pusk 4 6 150,005 Cakupan SPM di Puskesmas
(Upaya kesehatan perorangan) % 100 100 100
6 Persentase Ketersediaan obat danperbekalan kesehatan % 94 93 98,98
7 Ketersediaan Obat PuskesmasSesuai Fornas Fasilitas KesehatanTingkat Pertama
% 92 90 97,8
8 Indikator Persentase penggunaanobat rasional di Puskesmas % 50 44 88
9 Proporsi Pembinaan danPengawasan PelayananKefarmasian
% 35 35 100
10 Cakupan kepesertaan jaminankesehatan nasional bagimasyarakat /penduduk miskin
% 38,9 42,98 110,49
11 Persentase sampel laboratoriumyang diperiksa % 100 100 100
12 Jumlah Puskesmas MemenuhiStandar Permenkes pusk 3 3 100
RATA RATA CAPAIAN 118,4
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pengawasan danpengendaliankesehatan makanan
Pengawasan dan pengendaliankeamanan dan kesehatanmakanan hasil produksi rumahtangga
26,500,000 23.299.355
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 46
Sasaran ini dilaksanakan dengan 5 (lima) program dengan 9 (sembilan)kegiatan yaitu :
Program peningkatan pelayanan kesehatan dengan 3 (tiga)kegiatan.
Program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada BLUDdengan 1 (satu) kegiatan.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, dengan 3 (tiga) kegiatan. Program Pembiayaan Kesehatan Masyarakat dengan 1 (satu)
kegiatan. Program pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana prasarana
puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya dengan 1 (satu)kegiatan.
Informasi realisasi kinerja yang meliputi indikator kinerja secara rincisebagaimana tabel diatas, sedangkan capaian kinerja rata-rata 118,4% sehinggatingkat keberhasilan kategori sangat baik.
55. Cakupan Rawat Jalana. Deskripsi
Cakupan kunjungan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalanbaru di sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama baik milikpemerintah maupun swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktutertentu. Sarana kesehatan yang dimaksud meliputi Puskesmas, klinik,praktek bersama dan perseorangan. Sedangkan cakupan totalkunjungan rawat jalan dihitung berdasarkan jumlah seluruh kunjunganbaik lama maupun baru di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Sedangkan cakupan kunjungan total yang terdiri dari kunjungan lamadan kunjungan baru sejumlah 887.873 atau sebesar 92,39%.
b. HasilCakupan rawat jalan di Kabupaten Boyolali selama tahun 2018 tercatatsebanyak 436.428 kunjungan baru, sedangkan jumlah penduduk diKabupaten Boyolali sejumlah 1.026.034 jiwa, sehingga dapat dikatakancakupan visite rate sebesar 45,41% dan target sebesar 15%, dengancapaian 302,7%Kenaikan cakupan rawat jalan disebabkan Puskesmas dari segipelayanan dan bangunan semakin baik, sehingga memberikankepercayan kepada masyarakat untuk datang ke Puskesmas.
Paradigma kunjungan sehat (melakukan cek) saat kondisi sehat belummenjadi kebiasaan. Jika dibandingkan dengan tahun 2017 terjadikenaikan jumlah kunjungan di sarana pelayanan kesehatan sebesar19,97%. Kenaikan ini diharapkan karena kesadaran masyarakat yangsemakin meningkat dan yang lebih diharapkan adalah kunjunganmasyarakat ke layanan kesehatan bukan merupakan kunjungan sakitnamun kunjungan sehat sejalan dengan perubahan paradigma sakitmenjadi paradigma sehat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 47
56. Cakupan Rawat Inapa. Deskripsi
Cakupan kunjungan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inapdi sarana kesehatan tingkat pertama, pemerintah dan swasta di satuwilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
b. HasilPada tahun 2018 jumlah kunjungan baru rawat inap sejumlah 9.295jiwa atau sebesar 0,97% dan target sebesar 1,5%.Keberhasilan indikator ini disebabkan upaya promotif preventif denganpemberdayaan masyarakat melalui kegiatan posyandu balita,Posyandu lansia, Posbindu, Germas, PIS PK dan Prolanis, sertapengakuan melalui akreditasi mendorong Puskesmas dapat lebihmelakukan identifikasi permasalahan kesehatan secara dini, danmelakukan upaya-upaya pencegahan agar masyarakat tidak jatuhsakit yang menyebabkan rawat inap.Hambatan yang dihadapi adalah sarana dan prasarana yangmendukung pelayanan di Puskesmas Rawat Inap dan pemenuhanpeningkatan kompetensi petugas puskesmas belum semua terpenuhi.Solusi yang akan dilakukan yaitu membuat perencanaan yangmenyeluruh dalam administrasi dan manajeman, Upaya KesehatanPerorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat secara terpadu danterintegrasi dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program.
Kedua Indikator tersebut dilakukan oleh Puskesmas dengan pelayananKesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap kepada Masyarakat, dengan anggaranin out BLUD Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD.Anggaran berasal dari pendapatan (in Out BLUD), dengan target pendapatanRp. 45.413.077.000 dan terealisasi sebesar Rp. 39.145.052.152.
Tabel 3.2.1Realisasi Anggaran Kegiatan
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan
57. Cakupan Respon Aduan Kegawatdaruratan yang ditangania. Deskripsi
Indikator ini dilakukan dengan penyelenggaraan PSC 119 melibatkantenaga non PNS yang dalam pelaksanaannya terbagi dalam 3 shiftberjaga selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, yang didukungdengan penyediaan jaringan komunikasi dan informasi.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 90% dengan realisasi 100% atau capaian111%. Dimana jumlah aduan yang masuk sebanyak 349 yang terdiritelepon sebanyak 192, PSC/AVAYA sebanyak 65 dan telepon isengsebanyak 92.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 ProgramPeningkatanKualitas PelayananKesehatan PadaBLUD
Pelayanan dan PendukungPelayanan Kesehatan
45.413.077.000 39.145.052.152.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 48
Selain hal tersebut didapatkan kasus gawat darurat sebanyak 2, kasuskecelakaan lalu lintas sebanyak 38, bencana 3, rujukan ke rumah sakitsebanyak 49, kegiatan P3K 110 kali dan layanan di klinik sebanyak 255.
Keberhasilan indikator ini dikarenakan pembentukan jejaring 119dilengkapi dengan SK pimpinan yang meliputi 26 Puskesmas, 11 RumahSakit, dan 10 Klinik untuk bekerja sama dalam penanganangawatdaruratan dari laporan masyarakat, serta adanya petugas jagaselama 24 jam untuk merespon aduan permohonan/ telepon masukkegawatdaruratan medik ke PSC 119 dan kesiapan pertolongan bagimasyarakat yang menghubungi.Hambatan yang dihadapi masih terbatasnya sarana prasaranaterutama untuk kendaraan ambulan roda 2 (dua) untuk reaksi cepat.Dengan system online untuk mencatat aduan/ permohonan/ teleponmasuk kegawatdaruratan medik ke PSC 119, kondisi ketersediaanruangan/ tempat tidur, dokter jaga, ambulan dari 11 rumah sakit baikpemerintah maupun swasta, ketersediaan darah di PMI Boyolali dansekitarnya.
Indikator diatas dilaksanakan dengan Program Peningkatan PelayananKesehatan, dengan 1 kegiatan yaitu Peningkatan sistem penanggulangangawat darurat terpadu.
Tabel 3.2.2Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
58. Cakupan (jumlah) Puskesmas Terakreditasia. Deskripsi
Kegiatan Akreditasi Puskesmas dengan bentuk kegiatan mulai daripendampingan kepada seluruh karyawan Puskesmas yang akandilakukan akreditasi baik dalam Administrasi Manajemen, PelayananUpaya Kesehatan Perorangan dan Masyarakat, serta fasilitasipenyelenggaraan penilaian akreditasi oleh Tim Surveior Akreditasi.Tujuan dari akreditasi adalah meningkatkan mutu layanan, sertaperbaikan terus menerus baik dari sisi managemen, maupun layanankesehatan.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 4 Puskesmas, dengan realisasi 6Puskesmas, atau capaian 150%.Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena komitmen yangtinggi dari Puskesmas untuk meningkatkan kualitas dan mutupelayanan kepada masyarakat didukung dengan pembimbingan dariTim Pembina Cluster Binaan (TPCB) Dinas Kesehatan KabupatenBoyolali.Anggaran DAK Non Fisik untuk akreditasi Puskesmas dari pemerintahPusat cukup besar, namun tidak dapat digunakan untuk belanja modal.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 PeningkatanPelayananKesehatan
Peningkatan sistempenanggulangan gawat daruratterpadu
155.000.000 153.089.868
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 49
Hambatan yang dihadapi dalam indikator ini yaitu masih terdapatkesulitan memahami instrumen akreditasi yang jumlahnya 716 jeniselemen penilaian, sehingga pembimbingan memerlukan waktu yangsangat panjang, sedangkan dari 26 Puskesmas semua harusterakreditasi.- Tata graha untuk disesuaikan dengan standar akreditasi
memerlukan anggaran yang besar.- Penilaian akreditasi terbatas oleh tim dari Pusat yang bekerja di
seluruh Indonesia.
Pada Tahun 2018 telah dilaksanakan penilaian akreditasi di 6Puskesmas (Puskesmas Boyolali II, Wonosegoro I, Wonosegoro IIJuwangi, Mojosongo, Kemusu II) dan sudah keluar status akreditasinya3 Puskesmas Puskesmas Mojosongo, Wonosegoro II (Madya),Kemusu II (Madya). Berdasarkan lampiran Surat Pemberitahuan nomor: YM.01.01/VI.12/1877/2018, tanggal 17 Desember 2018, 3 Puskesmasyaitu Boyolali 2, Wonosegoro I dan Juwangi, dinyatakan lulus denganstrata madya, sehingga indikator ini berhasil dilaksanakan dengan baik.
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Peningkatan PelayananKesehatan, dengan 1 kegiatan yaitu Akreditasi Fasilitas Pelayanan KesehatanDasar.
Tabel 3.2.3Realisasi Anggaran Kegiatan
Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar
59. Cakupan SPM di Puskesmas (Upaya Kesehatan Perorangan)a. Deskripsi
Cakupan SPM di puskesmas (UKP) adalah puskesmas yang telahmelaksanakan SPM dalam Upaya Kesehatan Perorangan sesuaidengan SPM Puskesmas dan Perbup Nomor 25 Tahun 2016.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 100%, dengan realisasi 100% atau capaian100%.Keberhasilan program ini karena adanya dukungan dana BLUD di 26Puskesmas.Dalam pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, tidakdiketemukan kendala yang berarti. Namun dalam pelaksanaan dilapangan masih terjadinya rangkap tugas.Indikator telah dilakukan secara rutin oleh semua puskesmas dandalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal (Puskesmas) dilaluimelalui tahapan beberapa tahun untuk semakin meningkatkan mutupelayanan dalam Upaya Kesehatan Perorangan. Dengan programPeningkatan kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dengankegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan kesehatan.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 PeningkatanPelayananKesehatan
Akreditasi FasilitasPelayanan KesehatanDasar
1.624.000.000 1.053.235.773
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 50
Tabel 3.2.4Realisasi Anggaran Kegiatan
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan pada BLUD
60. Persentase Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatana. Deskripsi
Indikator ini dilaksanakan dengan bentuk kegiatan berupa pengadaanobat secara elektronik maupun melalui lelang untuk memenuhikebutuhan obat, pelayanan obat dan perbekalan kesehatan di 26Puskesmas.
b. HasilTahun 2018, ditargetkan 94% ketersediaan obat terpenuhi, namunterealisasi sebesar 93%.Keberhasilan indikator ini karena dukungan anggaran yang bersumberdari DAK Fisik bidang Kefarmasian, serta anggaran yang bersumberdari Puskesmas sendiri melalui BLUD.Hambatan yang diketemukan ada obat yang tidak tersedia di satupenyedia, proses pengadaan e-catalog terlalu lama dan pengirimannyaterlambat.Untuk obat yang dibutuhkan oleh Puskesmas namun anggaran dariDAK Kefarmasian tidak mencukupi, dapat dilakukan pengadaan olehPuskesmas.Untuk pengadaan dilaksanakan lebih awal sehingga apabila terjadigagal lelang, maka masih ada kesempatan untuk pengadaan dibulanberikutnya.Kesimpulan Besaran anggaran untuk penyediaan Obat dan BahanPakai Habis yang berasal dari Dana alokasi khusus bidang kesehatansehingga kebutuhan untuk obat belum dapat terpenuhi. Meskipun tidakbisa mencapai target tapi semua kebutuhan obat puskesmas terpenuhikarena ada buffer, droping dari provinsi dan obat non Fornas,ketersediaan obat masih dalam tahap aman terpenuhi.
61. Persentase Ketersediaan obat Puskesmas Sesuai Fornas FasilitasKesehatan Tingkat Pertamaa. Deskripsi
Ketersediaan obat di Puskesmas wajib tersedia sesuai denganFormularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yangbertujuan untuk kendali mutu dan biaya guna mendukung pemberianpelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.
b. HasilTarget kinerja indikator ini adalah 92% dengan realisasi 90% sehinggacapaian indikator ini adalah 98%.Keberhasilan indikator ini karena adanya dukungan anggaran yangbersumber dari DAK Fisik bidang Kefarmasian, serta anggaran yangbersumber dari Puskesmas sendiri melalui BLUD sehinggaketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar dapat terpenuhi.Hambatan yang diketemukan adalah adanya kekosongan obatFORNAS di produsen obat/pabrik obat yang disebabkan karenaadanya kekosongan bahan baku obat, tidak tersedianya obat FORNASdi penyedia obat e-katalog, tidak tersedianya item obat FORNAS dalam
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Peningkatankualitas PelayananKesehatan
Pelayanan dan PendukungPelayanan pada BLUD
45.413.077.000 39.145.052.152
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 51
daftar e-katalog dan adanya kebutuhan obat muultikomponen yyangtidak termasuk dalam Formularium Nasional.Solusi untuk masalah yang dihadapi adalah dengan melakukanpengadaan obat FORNAS melalui metode Pengadaan Langsungmaupun Lelang Sederhana untuk obat FORNAS yang tidak tersediadalam sistem e-katalog serta Penyusunan Formularium Puskesmasuntuk mengakomodir obat-obat yang dibutuhkan tetapi tidak tercantumdalam FORNAS FKTP I dimana pemilihan obatnya disesuaikan denganindikasi medis yang dibutuhkan.
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Obat dan PerbekalanKesehatan dengan 2 kegiatan yaitu Pengadaaan Obat dan PerbekalanKesehatan, Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan.
Tabel 3.2.5Realisasi Anggaran Kegiatan
Pengadaaan Obat dan Perbekalan KesehatanPeningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
62. Indikator Persentase penggunaan obat rasional di Puskesmasa. Deskripsi
Penggunaan obat rasional ditujukan untuk memberikan pengobatan sesuaidengan kebutuhan pasien. Hal ini untuk menghindarkan pasien daripenggunaan obat secara berlebihan.Puskesmas yang melaksanakan penggunaan obat secara rasional melaluipenilaian terhadap penatalaksanaan kasus ISPA non pneumonia, diare nonspesifik dan penggunaan injeksi pada kasus myalgia dan rerata item obatper lembar resep. Iindikator ini dilaksanakan melalui pelaporan PeresepanObat Rasional yang dilakukan oleh Puskesmas ke Dinas KesehatanKabupaten setiap 3 bulan sekali.
b. HasilTarget kinerja indikator ini adalah 50% dengan realisasi 44% sehinggacapaian indikator ini adalah 88%.Hambatan dari indikator ini adalah masih adanya peresepan obat yangkurang dibutuhkan sesuai indikasi medis. Selain itu kuran tepatnyapelaporan yang dilakukan oleh Puskesmas.Solusi untuk mengatasi hambatan indikator ini adalah bimbingan teknispenggunaan obat secara rasional bagi tenaga kesehatan di Puskesmas,sosialisasi standar pengobatan di Puskesmas dan sosialisasi mengenaitata cara dan mekanisme pelaporan POR.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Obat danPerbekalanKesehatan
Pengadaaan Obat danPerbekalan Kesehatan
5.088.311.000
5.054.431.430
Peningkatan pemerataan obatdan perbekalan kesehatan
161.223.000 110.081.253
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 52
63. Proporsi Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan Kefarmasiana. Deskripsi
Pengawasan sarana pelayanan kefarmasian dilaksanakan untukmemberikan rasa aman kepada masyarakat dari obat-obat illegal danberbahaya.
b. HasilTarget kinerja indikator ini adalah 35% dengan realisasi 35% sehinggacapaian indikator ini adalah 100%.Keberhasilan indikator ini karena adanya dukungan anggaran yangbersumber dari APBD Kabupaten Boyolali. dan adanya jadwalpembinaan.
Tabel 3.2.6Realisasi Anggaran Kegiatan
Pembinaan dan pengawasan bidang kefarmasian
64. Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat/PendudukMiskin.a. Deskripsi
Indikator ini ditujukan untuk pembayaran premi Kesehatan bagimasyarakat miskin non PBI, serta pembayaran klaim untuk masyarakatmiskin yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat namun memerlukanperawatan/ pengobatan, sehingga masyarakat miskin dapat diringankanbeban biaya bila memerlukan pengobatan.
b. HasilTarget indikator pada tahun 2018 sebesar 38,90% dapat terealisasi42,98% (sebanyak 427.256 jiwa dari total jumlah penduduk menurut dataBPJS sebanyak 993.927 jiwa) atau capaian kinerja sebesar 110,48 %.Dengan rincian: Peserta KIS/ PBI APBN sebanyak 373.749 KIS Provinsi / PBI APBD I sebanyak 28.199 Jamkesda Kabupaten/ PBI APBD II sebanyak 25.308Keberhasilan indikator ini karena adanya penambahan anggaran dariProvinsi Jawa Tengah pada bulan September 2018 untuk kepesertaansebanyak 21.811 jiwa dan PBI APBD II sebanyak 13.000 jiwa.
Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian targetkinerja adalah belum adanya kebijakan untuk validasi data pendudukmiskin sehingga menghambat proses pengalihan peserta Jamkesdauntuk didaftarkan menjadi peserta PBI APBD. Begitu jugapendistribusian Kartu Indonesia Sehat (KIS) ke masyarakat, tetapi masihada masyarakat yang seharusnya menerima tetapi belum menerima.Solusi yang dilakukan dengan pendistribusian kartu melalui PerangkatDesa, PKH, TKSK dan UPT Puskesmas/ Bidan Desa wilayah setempat.
Indikator ini telah dapat melebihi target yang ditetapkan, karenaketersediaan anggaran untuk membayar premi bagi masyarakat miskinbaik dari Kabupaten Boyolali sendiri maupun dari provinsi Jawa tengahdi Tahun 2018.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi1 Obat dan
PerbekalanKesehatan
Pembinaan dan pengawasanbidang kefarmasian
30,000,000 13,870,490
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 53
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Pembiayaan kesehatanmasyarakat dengan kegiatan Penyediaan Pembiayaan Jaminan KesehatanMasyarakat.
Tabel 3.2.7Realisasi Anggaran Kegiatan
Penyediaan Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
65. Persentase sampel laboratorium yang diperiksaa. Deskripsi
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanyakomitmen dari Labkesda untuk meningkatkan dan mengembangkanlayanannya kepada masyarakat. Disamping itu dukungan DinasKesehatan terhadap Labkesda Boyolali pada kebijakan anggaranpenyediaan reagen dan bahan habis pakai untuk Labkesda danpenambahan SDM khususnya tenaga analis (pranata laboratoriumkesehatan) dan tenaga kesehatan masyarakat juga sangat berperandalam pencapaian indikator ini.
b. HasilUpaya untuk meningkatkan kemampuan layanan Labkesda KabupatenBoyolali adalah dengan mengembangkan Labkesda menjadi LRI(Laboratorium Rujukan Intermediate) TBC dimana mulai tahun 2018Labkesda sudah dapat melakukan pemeriksaan uji silang slide TBCyang dikirimkan oleh puskesmas, rumah sakit dan fasilitas layananmikroskopis lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali. Jumlahslide TBC yang diterima dan diuji silang oleh Labkesda pada tahun2018 sebanyak 806 slide.
Labkesda Boyolali juga telah memberikan layanan Laboratorium Kliniklainnya terhadap 453 pasien meningkat cukup signifikan dibandingkantahun sebelumnya (69 pasien) dengan jumlah parameter pemeriksaansebanyak 1.750 parameter yang terdiri dari gula darah sebanyak 531parameter (30,3%), asam urat sebanyak 304 parameter (17,4 %),kolesterol sebanyak 288 (16,5%), golongan darah sebanyak 271(15,5%), HDL, LDL, kreatin dan lain - lain sebanyak 356 (20,3%).Sedangkan untuk pelayanan pemeriksaan Laboratorium KesehatanMasyarakat pada tahun 2018 Labkesda telah memeriksa 2.216 sampelair meningkat sebesar 19,5% dibandingkan tahun sebelumnya (1.854).Dari 2.216 sampel yang diperiksa terdiri dari 950 sampel air bersih(42,9%), 1.255 sampel air minum (56,6%) dan 11 sampel air limbah(0,5%). Adapun jumlah parameter pemeriksaannya untuk air bersihsebanyak 5.058 parameter, air minum sebanyak 7.676 parameter danair limbah sebanyak 11 parameter. Disamping itu pada tahun 2018Labkesda juga telah memeriksa 436 sampel makanan yang terdiri dari
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pembiayaankesehatanmasyarakat
penyediaan pembiayaanjaminan kesehatanmasyarakat
7.473.932.000 6.786.643.441
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 54
115 sampel (26,4%) diperiksa secara mikrobiologis, 97 sampel (22,7%)diperiksa kandungan boraksnya, 77 sampel (16,7%) diperiksakandungan pewarnanya, 73 sampel (16,7%) diperiksa kandunganformalinnya, 45 sampel (10,3%) diperiksa kandungan sakarinnya serta29 sampel (6,7%) lainnya diperiksa kandungan benzoate, salisilat dansiklamatnya.
Hambatan yang dihadapi :- Labkesda belum terakreditasi.- Belum mempunyai tenaga dokter sebagai penanggung jawab
laboratorium Klinik.- Terbatasnya anggaran operasional Labkesda terutama dalam
mensupport ketersedian reagen dan alat laboratorium.- Belum memiliki ijin operasional (terkendala oleh ketersediaan
beberapa sarana prasarana yang harus dimiliki).- Bangunan laboratorium masih memerlukan renovasi dengan
anggaran yang besar agar memenuhi standar.- Belum memiliki IPAL.
Alternatif solusi dengan mengusulkan kebutuhan-kebutuhan secarakeseluruhan untuk secara bertahap terpenuhi kebutuhannya.
Indikator diatas dilaksanakan dengan Program Upaya Kesehatan Masyarakatdengan kegiatan Penyediaan Biaya Operasioal dan Pemeliharaan (JasaPelayanan ) Labkesda.
Tabel 3.2.8Realisasi Anggaran Kegiatan
Penyediaan Biaya Operasioal dan Pemeliharaan(Jasa Pelayanan ) Labkesda
66. Puskesmas memenuhi standar Permenkes.a. Deskripsi
Pemenuhan Puskesmas memenuhi standar permenkes 75 Tahun 2014meliputi beberapa kriteria ditujukan untuk pemenuhan standar bangunanyang meliputi 14 ruangan untuk Rawat Inap dan 11 untuk rawat jalan.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 3 puskesmas, dengan realisasi 3 puskesmas,meliputi Puskesmas Ampel 1, Puskesmas Juwangi, Puskesmas Ngemplakatau capaian 100%. Keberhasilan indikator ini karena dukungan Anggarandari DAK Fisik untuk pembangunan Puskesmas.Hambatan yang dihadapi dalam Pembangunan Puskesmas memerlukanbiaya yang cukup besar, anggaran sebagian besar menggunakan DAKFisik.Solusi yang dilakukan dengan pengusulan pembangunan Puskesmasmelalui sumber anggaran yang lain (Bangub).
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 UpayaKesehatanMasyarakat
Penyediaan BiayaOperasioal danPemeliharaan (JasaPelayanan ) Labkesda
194.750.000 193.173.536
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 55
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengadaan, peningkatan danperbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya dengan kegiatanpembangunan Puskesmas, dengan bentuk kegiatan melakukan pembangunanBaru Gedung Rawat Inap (gedung lama dirobohkan dan kemudian dibangunlagi) Puskesmas Ampel dan Puskesmas Andong.
Tabel 3.2.9Realisasi Anggaran KegiatanPembangunan Puskesmas
3 Sasaran 3 : Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektorswasta dalam pembangunan kesehatan
Tabel 3.3 Sasaran 3
NO Indikator kinerja SatuanTahun 2018
Targ
et
Rea
lisas
i
Cap
aia
n
1 Cakupan Desa/Kelurahan SiagaAktif Mandiri
Desa 80 94 117,5
2 Proporsi Rumah Tangga Sehat % 72 84,6 117,53 Cakupan Posyandu Purnama % 41 43,2 105,44 Cakupan Posyandu Mandiri % 21 41,90 199,55 Jumlah kampanye kesehatan
melalui media elektronikkali 11 11 100
6 Jumlah Penyuluhan Melalui MediaCetak
kali 11 11 100
7 Jumlah Penyuluhan Luar Ruangan kali 10 10 1008 Jumlah tema pesan dalam
komunikasi, informasi dan edukasikepada masyarakat
kali 9 9 100
9 Cakupan Desa STBM Desa 150 97 64,67
10 Proporsi Rumah Tangga AksesJamban Sehat
% 100 100 100
11 Proporsi Rumah Tangga Akses % 70 100 142,86
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Program Pengadaan,Peningkatan DanPerbaikan Sarana DanPrasaranaPuskesmas/Puskesmas PembantuDan Jaringannya
Pembangunan puskesmas 9.503.489.000 9.400.573.819
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 56
CTPS (Cuci Tangan PakaiSabun)
12 Proporsi Rumah Tanggamengelola air minum danMakanan yang aman
% 80 100 125
13 Cakupan Rumah tanggamengelola sampah rumah tanggayang aman
% 70 74,9 107
14 Cakupan Rumah tanggamengelola limbah cair rumahtangga yang aman
% 70 74,9 107
15 Proporsi jamban sehat % 92,5 87,86 94,98
16 Proporsi Sarana Air Minumdilakukan Pengawasan
% 85 88.76 104,42
17 Proporsi Rumah Tangga memilikiakses air minum berkualitas
% 90 100 111,1
18 Proporsi tempat pengolahanMakanan minuman (TPM) dibina.
% 30 49,45 164,83
19 Proporsi tempat umum , fasililitasumum sehat
% 80 75,6 94,5
Rata- rata capaian 113,48Sumber data : Laporan akhir tahun 2018 Bidang Kesmas
Sasaran ini dilaksanakan dengan 2 program yaitu : Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
dengan 2 (dua) kegiatan. Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan 2 (dua)
kegiatan.Informasi realisasi kinerja yang meliputi indikator kinerja yang secara rincisebagaimana tabel 3.3 diatas, sedangkan capaian kinerja rata-rata 113,48%sehingga tingkat keberhasilan kategori Sangat Baik;
67. Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif Mandiria. Deskripsi kegiatan
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanankesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadilebih partisipatif dan bottom up. Diharapkan dengan forum SMD (SurveyMawas Diri) dan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) masyarakatakan dapat mengidentifikasi permasalahan kesehatan didesa masing-masing. Bentuk dan rincian kegiatan oleh Puskesmas untuk pendataanfaktor resiko atau Survey Mawas Diri (SMD), Musyawarah MasyarakatDesa (MMD) dan pertemuan-pertemuan untuk pembinaan desa siagaaktif mandiri.
b. HasilTarget 80 desa/ kelurahan menjadi desa siaga aktif mandiri, terealisasi94 desa, atau capaian kinerja 117,5%. Proporsi rumah tangga sehatmerupakan indikator yg menunjang keberhasilan strata desa siaga aktifmandiri.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 57
Lomba Desa Siaga Aktif Mandiri yang diikuti oleh 26 desa yang ada di26 Puskesmas. Dari 26 desa tersebut terpilih 6 desa sebagai juaradengan kategori desa siaga aktif mandiri yaitu :- Desa Metuk Kecamatan Mojosongo;- Desa Suroteleng Kecamatan Selo;- Desa Jemowo Kecamatan Musuk;- Desa Manyaran Kecamatan Karanggede;- Catur Kecamatan Sambi;- Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.Adanya Lomba Desa Siaga Aktif ini diharapkan bisa menjadipercontohan bagi desa-desa yang lain di Kabupaten Boyolali untuk bisamewujudkan Desa Siaga Aktif Mandiri.
Keberhasilan indikator ini karena keberadaan bidan desa, petugaspromosi kesehatan, kepala puskesmas, camat, kepala desa, peranForum Kesehatan Desa dan peran kader kesehatan sangat berpengaruhjuga terhadap dukungan desa siaga aktif mandiri.Pendanaan dari desa berupa Dana Desa juga ikut mendukung kegiatan-kegiatan demi tercapainya desa siaga aktif mandiri.Hambatan yang dihadapi yaitu untuk mengubah stigma paradigmamasyarakat memerlukan waktu yang tidak singkat.
68. Proporsi Rumah Tangga Sehata. Deskripsi
Menerapkan indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnyapada tingkatan rumah tangga, memerlukan upaya yangberkesinambungan. Program PHBS mesti dilaksanakan secara terpaduoleh seluruh lapisan masyarakat dengan instansi kesehatan, sebagaisektor pelopor. Jika masyarakat telah berhasil mewujudkan suatu polahidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga sehinggamenjadi rumah tangga sehat, maka banyak manfaat yang akan bisadirasakan pada masa kini dan masa depan, baik di tingkat rumah tanggamaupun di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.Rincian kegiatan untuk indikator ini berupa pendataan PHBS di Desaoleh petugas kesehatan di Puskesmas, Penyegaran/ refreshing,orientasi kader kesehatan dalam upaya kesehatan secara terpadu,Survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa, Penyuluhankelompok, penyuluhan massal tentang program kesehatan, maupunAdvokasi tingkat desa, kecamatan bidang kesehatan.
b. HasilTarget yang ditetapkan untuk proporsi Rumah Tangga sehat adalah 72%(203.944 rumta) dapat terealisasi 84,6% (215.177 rumta). Terdapat254.430 (85,3 %) rumah tangga yang dipantau PHBS nya dari 298.120rumah tangga yang tercatat di Kabupaten Boyolali. Dari jumlah rumahtangga yang dipantau terdapat 215.177 rumah tangga yang memenuhisyarat PHBS atau (84,6%) strata utama dan paripurna.Keberhasilan indikator karena adanya beberapa program yang salingterintegerasi untuk mendukung pencapaian proporsi rumah tangga sehatseperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), KabupatenBoyolali berstatus Open Defecation Free (ODF), Program Sahabat IbuSehati (SATITI), Program Jamkesda dan JKN-KIS dan adanya beberapadasar hukum terkait PHBS di Kabupaten Boyolali.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 58
Dilaksanakannya koordinasi lintas program dan puskesmas, denganmelakukan promosi kesehatan bagi masyarakat dalam event tertentuTahun 2018.Berkaitan dengan program tidak diketemukan kendala yang cukupberarti.Pendataan tidak tepat waktu sehingga menyebabkan pelaporan dariPuskesmas ke Dinas tidak tepat waktu juga.Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program kegiatan antara Dinasdan Puskesmas.
69. Cakupan Posyandu Purnamaa. Deskripsi
Posyandu mandiri adalah posyandu yang telah mencapai skor > 70% <80% dari 35 indikator penghitungan strata posyandu secara kuantitatifberdasarkan Surat Gubernur Jawa Tengah nomor : 411.4/05768 tanggal20 Februari 2007.
b. HasilDi kabupaten Boyolali jumlah Posyandu terdata sebanyak 1.823Posyandu, dengan posyandu yang telah menjadi Strata Purnamasebanyak 788 Posyandu (43,2%).
Keberhasilan capaian indikator ini karena dilaksanakan dengan bekerjasama lintas bidang dan sektoral untuk kegiatan Posyandu di desa,melibatkan kader kesehatan di desa, bidan desa, petugas Promkes &Kepala Puskesmas serta adanya dana BOK untuk pertemuan peningkatanpengetahuan Kader Posyandu di desa untuk penghitungan ulang tentangStrata Posyandu.
Hambatan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja masih banyakposyandu yang belum memenuhi standar penghitungan Strata KuantitatifJawa Tengah yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah tahun 2007.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalampencapaian target kinerja adalah meningkatkan koordinasi lintas sektoraldengan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten serta kembalimenyamakan persepsi tentang penghitungan Standar Strata Posyandumelalui petugas Promkes, bidan koordinator Puskesmas, Kecamatansampai ke Desa.
Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran APBN, melaluiBantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang anggarannya tersebar di 29Puskesmas, serta anggaran untuk koordinasi di Dinas Kesehatan. DinasKesehatan berkewajiban untuk mendorong dan mengkoordinasikankegiatan serta mengevaluasi hasil, sehingga dengan forum komunikasitingkat kecamatan yang diadakan di tingkat kabupaten semakin mendorongpartisipasi instansi lain (selain kesehatan) untuk terlibat dalam masalahkesehatan.Untuk mencapai indikator ini, dilaksanakan upaya yang menunjang berupaPertemuan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten dan evaluasikegiatan Posyandu melalui Puskesmas, Kecamatan dan desa, jugapendataan ulang Strata Posyandu, dengan Program Program PromosiKesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, pada kegiatan PeningkatanPelayanan Terpadu pada UKBM.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 59
70. Cakupan Posyandu Mandiria. Deskripsi
Posyandu mandiri adalah posyandu yang telah mencapai skor > 70% <80% dari 35 indikator penghitungan strata posyandu secara kuantitatifberdasarkan Surat Gubernur Jawa Tengah nomor : 411.4/05768 tanggal20 Februari 2007.
b. HasilTarget indikator ini sebesar 21 % dari jumlah posyandu yang terdata, dikabupaten Boyolali jumlah Posyandu terdata sebanyak 1.823 Posyandu,dengan posyandu yang telah menjadi Strata Mandiri 763 Posyandu(41,9%).Keberhasilan capaian indikator ini karena dilaksanakan dengan bekerjasama lintas bidang dan sektoral untuk kegiatan Posyandu di desa,melibatkan kader kesehatan di desa, bidan desa, petugas Promkes &Kepala Puskesmas serta adanya dana BOK untuk pertemuan peningkatanpengetahuan Kader Posyandu di desa untuk penghitungan ulang tentangStrata Posyandu.
Hambatan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja masih banyakposyandu yang belum memenuhi standar penghitungan Strata KuantitatifJawa Tengah yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah tahun 2007.Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalampencapaian target kinerja adalah meningkatkan koordinasi lintas sektoraldengan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten serta kembalimenyamakan persepsi tentang penghitungan Standar Strata Posyandumelalui petugas Promkes, bidan koordinator Puskesmas, Kecamatansampai ke Desa.Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran APBN, melaluiBantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang anggarannya tersebar di 29Puskesmas, serta anggaran untuk koordinasi di Dinas Kesehatan. DinasKesehatan berkewajiban untuk mendorong dan mengkoordinasikankegiatan serta mengevaluasi hasil, sehingga dengan forum komunikasitingkat kecamatan yang diadakan di tingkat kabupaten semakin mendorongpartisipasi instansi lain (selain kesehatan) untuk terlibat dalam masalahkesehatan.
.Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Promosi kesehatan danpemberdayaan masyarakat dengan kegiatan Pemberdayaan dan Penyuluhankesehatan Masyarakat dan Institusi.
Tabel 3.3.1Realisasi Anggaran Kegiatan
Pemberdayaan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan Institusi
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Promosi kesehatandan pemberdayaanmasyarakat
Pemberdayaan danPenyuluhan KesehatanMasyarakat dan Institusi
105.000.000 104.139.275
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 60
71. Jumlah kampanye kesehatan melalui media elektronika. Deskripsi
Penyuluhan melalui media elektronik adalah komunikasi dua arah atau satuarah, baik langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan mediaelektronik. Media elektronik adalah TV, radio, VCD/DVD atau MP3.
b. HasilTarget sebanyak 11 kali dilakukan kampanye melalui elektronik, tercapai100%.Keberhasilan capaian indikator ini didukung beberapa pelaksanaankampanye kesehatan dengan media elektronik berupa pembuatan film danvideo tentang kesehatan, pemutaran film-film kesehatan, radio spot,talkshow baik melalui radio dan televisi dan pemasangan running teksyang berisi informasi kesehatan kepada masyarakat menuju perilaku hidupsehat dengan kesadaran sendiri.Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran APBD kabupatenBoyolali, digunakan untuk belanja jasa pihak ketiga berupa pembuatan danpenayangan spot radio serta pembuatan running teks LED Display.Sumberdaya lain yang mendukung keberhasilan program yaitu adanyasarana prasarana untuk membuat atau menayangkan kampanyekesehatan diantaranya kamera, LCD dan media untuk penayangan runningteks.Berbagai program dan kegiatan di bidang kesehatan ikut mendukungpencapaian indikator ini. Sebab berbagai program tersebut menjadi bahanutama atau materi dalam kampanye kesehatan melalui media elektronik.
72. Jumlah Penyuluhan Melalui Media Cetaka. Deskripsi
Media cetak adalah poster, leaflet, flyer, stiker, baliho/ billboard, buku saku,lembar balik, selebaran, buku agenda, kalender, banner dan media promosicetak lainnya. Penyuluhan melalui media cetak adalah komunikasi dua arahatau satu arah, baik langsung atau tidak langsung dengan menggunakanmedia cetak.
b. HasilTarget sebanyak 11 kali dilakukan penyuluhan melalui media cetak,tercapai 100%. Keberhasilan capaian indikator ini didukung beberapapelaksanaan kampanye kesehatan dengan media cetak berupa pembuatanMMT, spanduk, baliho, leaflet dan poster.Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran APBD kabupatenBoyolali, dilakukan dengan melakukan pembuatan MMT, greeting korandan baliho.Sumberdaya lain yang mendukung keberhasilan program yaitu adanyainternet dan aplikasi untuk membuat design media cetak.
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilanBerbagai program dan kegiatan di bidang kesehatan ikut mendukungpencapaian indikator ini. Sebab berbagai program tersebut menjadi bahanutama atau materi dalam kampanye kesehatan melalui media elektronik.
73. Jumlah Penyuluhan Luar Ruangana. Deskripsi
Penyuluhan luar ruang adalah komunikasi dua arah secara langsung atautidak langsung, melalui pameran, penyuluhan dengan sasaran tertentu(sekolah, pedagang, masyarakat rawan penyakit dll).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 61
b. HasilTarget sebanyak 10 kali dilakukan penyuluhan luar ruangan, tercapai100%. Keberhasilan capaian indikator ini karena adanya keterkaitankegiatan Promosi Kesehatan dengan pihak lain baik itu Puskesmasmaupun lintas sektor sehingga banyak kegiatan-kegiatan penyuluhansesuai materi dan sasaran yang telah ditentukan.Ditinjau dari sisi sumber daya manusia, seksi Promosi Kesehatan danPemberdayaan Masyarakat sudah memiliki Pejabat Fungsional UmumPenyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit yang fungsi utamanyaadalah melaksanakan penyuluhan baik di dalam gedung maupun luargedung.Sumber daya material berupa media cetak dan media elektronik dapatdigunakan sebagai alat pendukung untuk melakukan penyuluhan di luarruangan.Ditinjau dari sisi sumber daya keuangan terdapat APBD Kabupaten untukkegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat digunakan untukkegiatan-kegiatan penyuluhan pada kegiatan Pembinaan Saka BaktiHusada dan pembinaan dan pertemuan pokjanal desa siaga. Sedangkankegiatan tanpa menggunakan APBD Kabupaten adalah menjadinarasumber untuk kegiatan Puskesmas dan lintas sektoral.
74. Jumlah tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi kepadamasyarakat
a. DeskripsiJumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh DinasKesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media.
b. HasilTarget sebanyak 9 kali dilakukan informasi dan edukasi kepada masyarakattercapai 100%. Keberhasilan capaian indikator ini karena danya issue-issuekesehatan terkini menjadi tema pesan kesehatan yang akan disampaikankepada masyarakat. 9 tema yang telah disebarluaskan tahun 2018 iniadalah GERMAS, Stunting, TOSS TB, Imunisasi, Desa Siaga, STBM,Kesehatan Gigi dan Mulut, Strata Posyandu, PHBS, Krida SBH danKesehatan Keluarga.Sumberdaya yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan indikator iniadalah adanya media cetak dan media elektronik. Dengan media-mediatersebut maka tema pesan kesehtan dapat menjadi sarana untukdisampaikan kepada masyarakat.Program dan kegiatan-kegiatan kesehatan baik itu tentang pencegahanpenyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, dan issue-issuekesehatan lainnya menjadi tema pesan yang akan diinformasikan kemasyarakat.
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program promosi kesehatan danpemberdayaan masyarakat dengan kegiatan pengembangan media promosidan informasi sadar hidup sehat
Tabel 3.3.2Realisasi Anggaran Kegiatan
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Promosi kesehatandan pemberdayaanmasyarakat
Pengembangan media promosidan informasi sadar hidupsehat
105.000.000 104.139.275
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 62
75. Desa STBMSanitasi total adalah kondisi ketika masyarakat :
1. tidak buang air besar (BAB) sembarangan,2. mencuci tangan pakai sabun,3. mengelola air minum dan makanan yang aman,4. mengelola sampah dengan benar,5. mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
a. DeskripsiDesa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah sebuah upayauntuk memicu masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungantempat tinggalnya, sehingga dengan timbulnya kesadaran masyarakat akanmembuat masyarakat dan lingkungan disekitarnya menjadi sehat, sertamengurangi risiko terjangkit penyakit akibat lingkungan yang tidaksehat/bersih. 5 Pilar STBM yaitu Stop BABS, Cuci Tangan Pakai Sabun,Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah RumahTangga, Pengelolaan Limbah Rumah Tangga.
b. HasilPencapaian desa STBM pada tahun 2018 dari target 150 desa telahmenjadi Desa STBM, pencapaian 97 desa, sehingga capaian 64,67%.Faktor pendukungDukungan dari lintas sector yang lain seperti Dinas Pekerjaan Umum terkaitdengan program pamsimas dan pengelolaan limbah rumah tangga. SertaDinas Lingkungan Hidup terkait pengelolaan sampah rumah tangga,sehingga Dinas Kesehatan akan focus pada Kampaye Cuci Tangan PakaiSabun.Faktor penghambatPenerapan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Sampah danPengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga belum menjadi budaya dimasyarakat, sehingga bukan hal yang mudah untuk mengubah paradigma(mindset) masyarakat.Alternatif pemecahan
- Peningkatan upaya sosialisasi dan pemicuan.- Upaya komitmen ditingkat desa / RT / RT;- Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat- Memberikan stimulus lomba desa STBMKesimpulan
Desa STBM yang ditargetkan sebanyak 150 desa, belum tercapai,meskipun akses untuk jamban sehat telah 100%, namun pilar yang palingsulit untuk dicapai adalah pengelolaan limbah rumah tangga. Namundemikian muncul inovasi dari masyarakat dalam pengelolaan sampah,sehingga akan sangat membantu dalam program pengelolaan sampah.
76. Proporsi rumah tangga akses jamban sehata. Deskripsi
Keluarga akses di jamban sehat adalah keluarga yang buang air besar dijamban sehat (JSP/JSSP)Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untukmemutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat ada dua kriteriayaitu Jamban Sehat Permanen (JSP) dan Jamban Sehat SemiPermanen (JSSP). Yang termasuk sarana JSP adalah jamban leherangsa. Sedangkan untuk yang plengsengan dan cemplung jikamenggunakan tutup termasuk JSSP.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 63
b. HasilTarget indikator tahun 2018 sebesar 100 % dapat terealisasi 100 %sehingga indikator ini dapat tercapai (capaian 100%). Jumlah rumahtangga di kabupaten Boyolali 286.190 Rumah Tangga, (sumber dataSTBM SMART). Seluruh rumah tersebut telah memiliki akses terhadapjamban sehat.Tercapainya indikator ini melalui upaya intensif antara lain sosialisasi,pemicuan, pendampingan dan penguatan komitmen di RT/RW/Desa danfasilitasi pendampingan, serta ketersediaan stimulan jamban bagipenduduk miskin yang telah terpicu namun belum mempunyai saranajamban.Kabupaten Boyolali dinyatakan sebagai Kabupaten ODF tahun 2017Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah:- Masih ada masyarakat yang buang air besarnya sharing ke tetangga.
Hal ini dikarenakan mereka belum memiliki sarana jamban sehat yangpermanen. Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalampencapaian target kinerja dengan melakukan advokasi ke lintas sektorterkait seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa untukmengalokasikan Dana Desa digunakan untuk pembangunan bidangkesehatan dan Dinas P2KP untuk memasukkan sarana jamban dalampembangunan Rumah Layak Huni
- Menggandeng BAZNAS dalam penyediaan sarana- Menggandeng TNI/POLRI dalam pembuatan jamban sehat- Pemicuan di masyarakat
77. Proporsi rumah tangga akses Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)a. Deskripsi
Keluarga akses CTPS adalah keluarga mengadopsi cuci tangan dengan airmengalir dan menggunakan sabun.
b. HasilTarget indikator tahun 2018 sebanyak 70% (tujuh Puluh persen) rumahtangga atau sebanyak 200.333 rumah tangga dan terealisasi 100%(seratus persen) atau seluruh rumah tangga telah melakukan akses CTPS,sehingga indikator ini dapat tercapai (capaian 142,86%). Indikator ini dapattercapai melalui upaya antara lain sosialisasi, pemicuan, pendampingandan penguatan komitmen di RT/RW/Desa untuk pelaksanaan 5 (lima) pilardalam STBM.
78. Proporsi rumah tangga mengelola air minum dan makanan yang amana. Deskripsi
Keluarga mengelola air minum dan makanan yang aman adalah keluargayang telah mengelola air untuk minum dan makanan untuk keluarga yangterhindar dari faktor risiko pencemaran
b. HasilTarget indikator tahun 2018 sebesar 80% (delapan puluh persen) darijumlah rumah tangga dapat terealisasi 100% atau sebesar 286.190 kksehingga indikator ini tercapai (capaian 125%). Indikator ini dilaksanakanmelalui upaya antara lain sosialisasi, pemicuan, pendampingan dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 64
penguatan komitmen di RT/RW/Desa untuk pelaksanaan 5 (lima) pilardalam STBM.
79. Cakupan rumah tangga mengelola sampah rumah tangga yang amana. Deskripsi
Keluarga mengelola sampah rumah tangga yang aman adalah keluargayang telah mengelola sampah dalam rumah secara aman dan benar
b. HasilTarget indikator tahun 2018 sebanyak 70% (tujuh puluh persen) danterealisasi 74,9% (Tujuh Puluh Lima persen) atau sejumlah 214.642 KKyang sudah mengelola sampah sehingga indikator ini tercapai (capaian107%). Indikator ini dilaksanakan melalui upaya antara lain sosialisasi,pemicuan, pendampingan dan penguatan komitmen di RT/RW/Desa untukpelaksanaan 5 (lima) pilar dalam STBM.
80. Cakupan rumah tangga mengelola limbah cair rumah tangga yangamana. Deskripsi
Keluarga mengelola limbah cair rumah tangga yang aman adalah keluargayang telah mengelola limbah domestik dari aktifitas dalam keluarga secaraaman
b. HasilTarget indikator tahun 2018 sebanyak 70% (tujuh puluh persen) danterealisasi 74,9% sejumlah 214.642 KK atau sejumlah sehingga indikator initercapai (capaian 107%). Indikator ini dilaksanakan melalui upaya antaralain sosialisasi, pemicuan, pendampingan dan penguatan komitmen diRT/RW/Desa untuk pelaksanaan 5 (lima) pilar dalam STBM.
81. Proporsi jamban sehata. Deskripsi
Jamban sehat adalah fasilitas sanitasi untuk buang air besar yangmemenuhi syarat kesehatan (JSP/JSSP) yang digunakan sendiri ataubersama.
b. HasilTarget indikator tahun 2018 sebanyak 92,5% (sembilan puluh dua komalima persen) dan terealisasi 87,86% (delapan puluh tujuh koma delapanpuluh enam persen) sehingga indikator ini tidak tercapai (capaian94,98%).Jumlah jamban keseluruhan sebanyak 240.614, jumlah jamban sehat211.403 jamban.Indikator ini dilaksanakan melalui upaya antara lain sosialisasi,pemicuan, pendampingan dan penguatan komitmen di RT/RW/Desauntuk pelaksanaan 5 (lima) pilar dalam STBM.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah :
Keterbatasan anggaran yang tersedia. Penerapan jamban sehat yang kurang mengetahui dampak yang
akan ditimbulkan, dan kurangnya pemanfaatan fasilitas.Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaiantarget kinerja :
Peningkatan upaya sosialisasi dan pemicuan jamban sehat. Upaya komitmen ditingkat desa / RT / RT. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat. Dukungan stakeholder
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 65
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program PengembanganLingkungan Sehat dengan 1 kegiatan yaitu Pengembangan Desa STBM,serta dukungan anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yangtersebar di 26 UPT Puskesmas.
Tabel 3.3.3Realisasi Anggaran KegiatanPengembangan Desa STBM
82. Proporsi Sarana Air Minum dilakukan pengawasana. Deskripsi
Sarana Air Minum dilakukan pengawasan adalah sarana air minum yangdilakukan pengawasan berdasarkan inspeksi sanitasi disuatu daerahdalam kurun waktu tertentu
b. HasilTarget indicator tahun 2018 sebanyak 85% dari 177 Sarana dilaksanakanpengawasan dan terealisasi 88,76%(155 Sarana) sehingga indicator inidapat tercapai (capaian 104,42%). Upaya yang nyata Kabupaten Boyolalipengawasan air minum dilakukan oleh petugas sanitarian di puskesmasyang tersebar di seluruh kecamatan menjadi ujung tombak DinasKesehatan untuk memantau secara langsung di lapangan terhadap kualitasair yang dimanfaatkan oleh masyarakat baik dari aspek sarana fisik sumberair maupun dari aspek kualitas air itu sendiri.
83. Proporsi rumah tangga memiliki akses air minum berkualitasa. Deskripsi
Rumah tangga akses air minum berkualitas adalah rumah tangga yangakses air minum yang layak secara berkelanjutan untuk kebutuhan seharihari.
b. HasilTarget indicator tahun 2018 sebanyak 90 % ( 920.273 Jiwa/268.308 KK )dari seluruh jumlah penduduk 1.022.526 Jiwa ( 298.120 KK ) 920273dan terealisasi 100 % (Seratus persen) 1.022.526 Jiwa ( 298.120 KK )sehingga indicator ini dapat tercapai (capaian 111,11%).Jumlah Sarana dalam pemenuhan Kebutuhan air minum diboyolali tahun2018 sebanyak 275 Mata Air, 46,143 Sambungan PDAM, 74.077 SumurGali, 22.925 Sumur Gali Dengan Pompa,3.899 Sumur Bor, 10.541Penampungan Air Hujan,19.707 Sambungan Rumah PamsimasPeningkatan akses air minum yang berkualitas dikarenakan peningkatanpelayanan publik oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali melaluipeningkatan jaringan perpipaan oleh PDAM, BPSPAMS, upayakelompok masyarakat pemakai air, peningkatan jumlah embungdidaerah sulit air dan penyediaan sarana swadaya masyarakat.Peningkatan kualitas air minum dilakukan pengawasan kualitas air baiksecara bakteriologis dan kimiawi.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah: Meningkatnya faktor risiko pencemaran pada sumber air.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 PengembanganLingkungan Sehat
Pengembangan Desa STBM 65.000.000 62.171.452
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 66
Belum meratanya penduduk mendapatkan akses air minum.Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaiantarget kinerja: Mengoptimalkan sumberdaya. Meningkatkan pembinaan pada kelompok pemakai air.Dinas Kesehatan selaku penguji kondisi kesehatan air yang layak minum.
84. Proporsi tempat pengelolaan makanan (TPM) dibinaa. Deskripsi
Tempat pengelolaan makanan minuman yang dibina adalah Usahapengelolaan makanan yang meliputi jasaboga, rumah makan, restoran,depot air minum, kantin dan makanan jajanan yang dilakukanpembinaan
b. HasilTarget indicator tahun 2018 sebesar 30% (558 TPM) dilakukan pembinaandari 1860 TPM yang ada dapat terealisasi 49,45% (917 TPM) sehinggaindicator ini dapat tercapai (capaian164,83%). Tempat PengolahanMakanan (TPM) meliputi rumah makan dan restoran, jasa boga ataucatering, industri makan, kantin, warung dan makanan jajanan dansebagainya. Salah satu syarat kesehatan TPM lokasi dan bangunan, sertapengajuan siup tempat makan.
85. Proporsi tempat dan fasililitas umum sehata. Deskripsi
Yang dimaksud dengan "lingkungan tempat dan fasilitas umum" adalahlokasi, sarana, dan prasarana kegiatan bagi masyarakat umum, antaralain fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, tempat ibadah, hotel, rumahmakan dan usaha lain yang sejenis; sarana olahraga; saranatransportasi darat, laut, udara, dan kereta api; stasiun dan terminal;pasar dan pusat perbelanjaan; pelabuhan, bandar udara, dan pos lintasbatas darat negara; dan tempat dan fasilitas umum lainnya.
b. HasilTarget indicator tahun 2018 sebesar 80 % (946 Sarana) dari 1.182 saranadapat terealisasi 75,6 % 894 Sarana sehingga indicator ini tidak tercapai(capaian 77,83 %). Belum tercapainya indicator ini disebabkan PengelolaTTU Belum memenuhi standar tempat pengolahannya.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerjaadalah : Hasil pembinaan yang dilakukan, belum semua ditindaklanjuti oleh
pengelola TTU. Tergantung partisipasi / komitmen pengelola TTU.Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan LingkunganSehat kegiatan Penyediaan / Pengawasan Sarana Air Bersih, Jamban,dan SPAL yang juga didukung dari OPD terkait lainnya, serta dukungananggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Tabel 3.3.4Realisasi Anggaran Kegiatan
Penyediaan / Pengawasan Sarana Air Bersih, Jamban, dan SPAL
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 PengembanganLingkungan Sehat
Penyediaan / PengawasanSarana Air Bersih, Jamban,dan SPAL
136.000.000 127.876.600
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 67
4. Sasaran 4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber dayamanusia kesehatan yang berdaya saing
Tabel 3.4 Sasaran 4Peningkatan kapasitas dan kualitas dan tenaga kesehatan.
No Indikator kinerja Satuan
Tahun 2018
Targ
et
Rea
lisas
i
Cap
aian
1 Jumlah dokter dan tenagakesehatan dikirim pelatihan
orang 20 26 130%
2 Rasio dokter per100.000pddk
15.6 24.07 154,29%
3 Rasio dokter gigi per100.000pddk
4.8 3.51 73.12 %
4 Rasio perawat per100.000pddk
92.4 93.76 101.47%
5 Rasio bidan per100.000pddk
57 51.75 90.78 %
Rata-rata Capaian 109,9%Sumber data : Laporan akhir tahun 2018 Bidang Sumber Daya Kesehatan
Sasaran ini dilaksanakan dengan 1 (satu) program yaitu ProgramPengembangan sumber daya kesehatan dengan 1 (lima) kegiatan peningkatankapasitas dan kualitas dokter dan tenaga kesehatan dengan 5 indikator.
Informasi realisasi kinerja yang meliputi indikator kinerja yang secara rincisebagaimana tabel diatas, sedangkan capaian kinerja 109,9% sehingga tingkatkeberhasilan kategori sangat baik.
86. Jumlah dokter dan tenaga kesehatan dikirim pelatihanPada indikator ini tahun 2018 target 20 orang (tenaga kesehatan) yangberangkat pelatihan dengan realisasi 26 orang (tenaga Kesehatan) yangberangkat pelatihan atau dalam Persentase 130 %, Persentase tersebut yanglebih besar dari capaian target dikarenakan terjadi efisiensi dalam anggarannamun capain kinerja lebih besar dari target.
87. Rasio dokter per satuan penduduk.a. Deskripsi
Rasio dokter per 100.000 penduduk yaitu jumlah seluruh dokter umumyang memberikan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Boyolali.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 68
b. HasilIndikator jumlah dokter yang ada diwilayah Kabupaten Boyolali pada tahun2018 sebanyak 247 dibanding dengan jumlah penduduk pada saat ini1.026.034 (data dukcapill) dikalikan 100.000, maka dari target 15.6 dapattercapai / terealisasi sebesar 24.07 dalam Persentase capaian sebesar154.29% yang mana rasio dokter tersebut termasuk dokter umum dandokter spesialis.
88. Rasio dokter gigi per satuan penduduk.a. Deskripsi
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk yaitu jumlah seluruh dokter gigiyang memberikan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Boyolali.
b. HasilPada indikator jumlah dokter Gigi yang ada diwilayah Kabupaten BoyolaliSejumlah 36 dibanding dengan jumlah penduduk pada saat ini 1.026.034dikalikan 100.000 maka dari target 4.8 tidak dapat tercapai, terealisasihanya sebesar 3.51 dalam Persentase kira-kira sebesar 73,12%.
89. Rasio perawat per satuan penduduk.a. Deskripsi
Rasio perawat per 100.000 penduduk yaitu jumlah seluruh perawat yangmemberikan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Boyolali.
b. HasilPada indikator jumlah Perawat yang ada diwilayah Kabupaten BoyolaliSejumlah 962 orang dibanding dengan jumlah penduduk 1.026.034dikalikan 100.000 maka dari target 92.4 dapat tercapai / terealisasi sebesar93.76 dalam Persentase sebesar 101,47%.
90. Rasio bidan per satuan penduduk.a. Deskripsi
Rasio bidan per 100.000 penduduk yaitu jumlah seluruh bidan yangmemberikan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Boyolali.
b. HasilIndikator jumlah Bidan yang ada diwilayah Kabupaten Boyolali Sejumlah531 dibanding dengan jumlah penduduk pada saat ini 1.026.034 dikalikan100.000 maka dari target 57 dapat tercapai / terealisasi sebesar 51,75dalam Persentase sebesar 90,78%.
Untuk ke 4 indikator diatas: Kesimpulan
Untuk keempat indikator di atas (Rasio Dokter, Dokter Gigi, Rasio Bidan,Rasio Perawat) merupakan laporan data tanpa penggunaan anggaran,data adalah sebagai gambaran kondisi keberadaan tenaga tenagakesehatan yang dibandingkan dengan jumlah penduduk di KabupatenBoyolali.
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Pengembangan Sumber DayaKesehatan dengan kegiatan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 69
Tabel 3.4.1Realisasi Anggaran Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Dan Kualitas Dokter Dan Tenaga Kesehatan
5. Sasaran 5 Melaksanakan pelayanan publik yang lebih bermutudengan berbasis teknologi informasi
Tabel 3.5 Sasaran 5
No Indikator kinerja Satuan
Tahun 2018
Targ
et
Rea
lisas
i
Cap
aian
1
Persentase puskesmasmelaksanakan simpusterintegrasi
% 40 38,46 96,15
Rata- rata capaian 96,15
Sasaran ini dilaksanakan dengan 1 (satu) program yaitu ProgramManajemen informasi dan regulasi kesehatan, 1 (lima) kegiatan dengan 1indikator.
Informasi realisasi kinerja yang meliputi indikator kinerja yang secara rincisebagaimana tabel diatas, sedangkan capaian kinerja 96.15% sehingga tingkatkeberhasilan kategori baik.
Evaluasi per Indikator Kinerja :
91. Persentase puskesmas melaksanakan simpus terintegrasia. Deskripsi
Indikator ini untuk meningkatkan komunikasi data melalui sistem informasi,sehingga akan mempermudah dalam perekapan dan pencatatan data yangvalid secara online antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Pencatatanpelayanan di Puskesmas agar dapat terintegrasi antara sistem informasiPuskesmas (SIMPUS) dengan P Care milik BPJS, dan pelaporan onlineSIPEDU Dinas Kesehatan.
b. HasilTarget kinerja indikator ini 40%, dengan realisasi 38,46% atau capaian96.15%. Atau dari 12 UPT Puskesmas yang ditargetkan, tercapai di 11UPT Puskesmas.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Pengembangansumber dayakesehatan
peningkatan kapasitas dankualitas dokter dan tenagakesehatan
141,800,000 119.458.450
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 70
Keberhasilan indikator ini didukung Puskesmas yang telah memiliki aksesuntuk internet, dan SIMPUS lokal Puskesmas telah berjalan beberapatahun.Hambatan dalam pelaksanaannya adanya upgrade P-Care yang dilakukanpada tahun 2018, sehingga Simpus yang telah berjalan di seluruhPuskesmas diperlukan pula pembaharuan untuk dapat terintegrasi denganP-Care dan SIPEDU. Demikian pula untuk SIPEDU perlu dilakukanupgrade, sedangkan pelaksanaan Upgrade dari BPJS (P-Care)dilaksanakan pada bulan oktober 2018.Solusi yang telah dilakukan terus menerus melakukan koordinasi denganpihak penyedia untuk dapat segera melakukan upgrade di 26 Puskesmas,namun demikian baru dapat dilaksanakan di 11 Puskesmas, dari targetyang ditetapkan sebanyak 12 Puskesmas.
Indikator diatas, dilaksanakan dengan Program Manajemen informasi dan regulasikesehatan dengan kegiatan yaitu Pengembangan Data dan Informasi Kesehatan.
Tabel 3.5.1Realisasi Anggaran Kegiatan
Pengembangan Data Dan Informasi Kesehatan
Indikator lainSelain indicator yang telah diuraikan diatas, masih ada indicator lain yang dilaksanakanoleh Dinas Kesehatan selaras dengan indicator yang ada di tingkat Nasional yaitu:
1. Persentase Balita StuntingCakupan anak usia baduta (balita) dengan indikator status gizi TB/U samadengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-ratastandar atau keadaan tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak –anak lain seusianya di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentuTarget Indikator 19% realisasi 9% capaian 211%. Keberhasilan capaianindikator ini disebabkan karena sudah terpaparnya petugas gizi dan kaderposyandu tentang pencegahan penanganan stunting sehingga meningkatkanpengetahuan ibu balita.Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalahbelum semua petugas bisa memantau pelaksanaan pengukuranpanjang/tinggi badan dan alat ukur yang baku jumlahnya sedikitAlternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaiantarget kinerja adalah mengusulkan adanya pelatihan tentang cara pengukuranantropometri pada kader posyandu dan pengadaan alat ukur panjang badan.
2. Cakupan PIS-PK pada PuskesmasProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bermanfaat untukmengetahui permasalahan kesehatan di tingkat keluarga. Kegiatan ini dilakukandengan kunjungan keluarga di 26 Puskesmas baik lokus maupun non lokus.
Program Kegiatan Anggaran Realisasi
1 Manajemeninformasi danregulasi kesehatan
Pengembangan data daninformasi kesehatan
120.174.000 102.550.050
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 71
Target indikator Tahun 2018 sebesar 60 % dari jumlah KK (177.160 KK)terealisasi 53,41% (157.689 KK), indikator ini belum dapat tercapai atau capaian89,01 %, dimana sasaran keluarga sejumlah 177.160 KK, dan baru dilakukankunjungan keluarga 157.689 KK. Hambatan permasalahan yang dihadapi olehPuskesmas dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan PendekatanKeluarga yaitu belum semua Puskesmas dilatih PIS-PK, dan pada waktupelaksanaan kunjungan keluarga, sasaran tidak ada di rumah sehingga harusmelakukan kunjungan ulang.Pada Tahun 2018 indikator ini dilaksanakan di 26 Puskesmas baik lokus maupunnon lokus dengan kegiatan kunjungan keluarga dan dilakukan intervensi awal,yang selanjutnya data tersebut akan dipakai sabagai salah satu bahanperencanaan tingkat Puskesmas. Sedangkan untuk Puskesmas yang belummendapatkan pelatihan PIS-PK (Puskesmas Banyudono I, Ampel II, Musuk II,Boyolali II dan Kemusu II) sudah dilakukan orientasi Program Indonesia Sehatdengan Pendekatan Keluarga dan melakukan kegiatan semaksimal mungkin dianggaran tahun 2018.
3. Jumlah Puskesmas yang diberikan rekomendasi PerijinanTarget indikator Tahun 2018 sebesar 2 Puskesmas (Puskesmas Juwangi danWonosegoro I) terealisasi 2 Puskesmas atau capaian 100 % hal tersebutmerupakan wujud komitmen dari Puskesmas Puskesmas untuk mentaati regulasiyang berlaku, sehingga seluruh Puskesmas di Kabupaten Boyolali sudahmemiliki ijin operasional.
4. Cakupan Pelayanan Pemberian perizinan Tenaga Kesehatan Praktik Mandiri.Target indikator Tahun 2018 sebesar 100 % terealisasi sebesar 51,43% indikatorini tidak dapat tercapai atau capaian 51,43 %. Hambatan permasalahan yangdihadapi adalah kurangnya respon pemohon dalam menyelesaikan berkas yangmasih kurang dan kurangnya kepedulian terhadap pentingnya perijinan.Pada Tahun 2018 indikator ini yang mengajukan permohonan ijin praktik bidan20 orang, ijin praktik dokter 13 orang, ijin praktik perawat 2 orang dan ijin praktikperawat gigi 1 orang. Dari 35 pemohon ijin praktik tersebut yang sudah terbit ijinsebanyak 21 orang, berkas yang dikembalikan sebanyak 3 orang. Sedangkanyang 11 orang masih menunggu visitasi, dikarenakan permohonan yang masuksudah terlalu mepet di akhir tahun 2018.
5. Rekomendasi izin klinik pratamaIndikator ini merupakan indikator output berupa pemberian rekomendasi izinmendirikan dan izin operasional klinik pratama. Dari sebanyak 1 rekomendasi izinoperasional klinik dan 2 rekomendasi izin mendirikan klinik yang diajukan,semuanya dapat dikeluarkan rekomendasi izin baik rekomendasi izin mendirikanmaupun izin operasional. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalammencapai target kinerja adalah kurangnya respon cepat terhadap hal-hal yangdirekomendasikan oleh tim, dan masih terdapat klinik yang sudah memiliki izinmendirikan namun belum mengajukan rekomendasi ijin operasional. Solusi yangdilakukan adalah dengan melakukan identifikasi bagi klinik yang ada di Boyolalidan kemudian dilakukan sosialisasi persyaratan penyelenggaraan klinik danpentingnya setiap tenaga kesehatan harus memiliki STR dan SIP.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 72
6. Cakupan Puskesmas yang melakukan Perkesmas.Indikator ini dilaksanakan oleh 26 Puskesmas dengan mengintegrasikan antarakegiatan UKM dan UKP. Dengan adanya kegiatan Perkesmas makapenanganan permasalahan dapat diselesaikan secara tuntas karena pelayanankesehatan dilakukan secara utuh baik upaya kesehatan perseorangan danmasyarakat.
7. Jumlah Puskesmas PONED di Kabupaten BoyolaliIndikator ini dilaksanakan kunjungan lapangan dengan melakukan standarisasiPuskesmas terhadap standar Puskesmas PONED. Dari data PuskesmesPONED yang sudah ada di tahun sebelumnya sebanyak 6 Puskesmas,kemudian setelah dilakukan standarisasi, semua memenuhi standar PuskesmasPONED yang meliputi Puskesmas Selo, Musuk 2, Ampel 1, Ngemplak,Karanggede, dan Cepogo. Hal tersebut terjadi karena keberadaan Tim PONEDyang sudah tidak lengkap dikarenakan pindah tugas. Untuk Puskesmas PONEDdiputuskan dengan Surat Keputusan Bupati Boyolali Nomor 440/522 Tahun 2017tentang Penetapan Pusat Kesehatan Masyarakat Pelaksana Pelayanan Obstetri-Neonatal Emergensi Dasar Di Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017.
8. Jumlah Puskesmas yag dilakukan pendampingan akreditasiKegiatan ini indikator outcome adalah Puskesmas yang menjalankan standarmutu dan keselamatan pasien. Untuk target pelaksanaan pendampingan teknisakreditasi sebanyak 3 Puskesmas, terealisasi 3 Puskesmas yaitu PuskesmasBoyolali II, Wonosegoro I dan Juwangi sehingga capaian kegiatan 100 %.Indikator ini untuk menunjang saat pelaksanaan penilaian akreditasi sehinggapendanaan menjadi satu kegiatan dengan akreditasi Puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 73
3.2. AKUNTABILITAS KEUANGANAkuntabilitas keuangan menggambarkan besarnya alokasi dan
realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai target kinerja DinasKesehatan. Berikut akuntabilitas keuangan Dinas Kesehatan tahun 2017:
Tabel 3.6Akuntabilitas Keuangan
SASARAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %Melaksanakanprogrampromotif,preventif,kuratif danrehabilitatifpada semuakontinumsikluskehidupan(life cycle)
A Peningkatan pelayanankesehatan keluarga
1 Peningkatan PelayananKesehatan Ibu Dan Bayi
101.000.000 99.361.400 98,3
2 Peningkatan PelayananPersalinan (Jampersal)
3.015.202.000 1.859.256.057 61,6
3 Peningkatan PelayananKesehatan Balita, AnakSekolah Dan Remaja
25.000.000 23.886.000 95,5
4 Pelayanan Kesehatan Lansia 15.000.000 12.377.800 82,55 Peningkatan Pelayanan Gizi
Masyarakat25.000.000 24.081.575 96,3
B Pencegahan danpenanggulangan penyakit
6 Pencegahan danpenanggulangan penyakitmenular langsung
30.000.000 29.063.464 96,88
7 Pencegahan danpenanggulangan penyakittular vektor dan zoonotik
110.000.000 100.768.630 91,61
8 Pencegahan danpenanggulangan penyakittidak menular termasukgangguan jiwa
40.000.000 38.806.940 97,02
9 Surveillance epidemiologi danpenaggulangan KLB
45.000.000 43.647.775 97,00
10 Peningkatan imunisasi danvaksinasi
60.000.000 58.124.289 96,87
C Upaya KesehatanMasyarakat
11 Penyediaan BantuanOperasional Kesehatan(BOK)
15.159.084.000 12.127.485.805 80,00
Penyediaan BiayaOperasional Kesehatan(dinas Kesehatan)
43.281.700 42.777.200 98,83
12 Pembinaan Upaya kesehatanKerja dan Olahraga (dinkes)
65.000.000 56.509.425 86,94
13 Penyediaan Biaya Operasioaldan Pemeliharaan (JasaPelayanan ) Labkesda
194.750.000 193.173.536 99,19
D Pengawasan danpengendalian kesehatanmakanan
14 Pengawasan danpengendalian keamanan dankesehatan makanan hasil
26.500.000 23.299.355 87,92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 74
SASARAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %produksi rumah tangga
Melaksanakanpelayanankesehatanyangberorientasipadapeningkatanmutupelayanandankeselamatanpasien
E program pengadaan,peningkatan dan perbaikansarana dan prasaranapuskesmas/puskesmaspembantu dan jaringannya
15 Pembangunan puskesmas 9.503.489.000 9.400.573.819 98,92
F Peningkatan KualitasPelayanan Kesehatan padaBLUD
16 Pelayanan dan PendukungPelayanan Kesehatan
45.413.077.000 39.145.052.152 86,20
G Obat dan PerbekalanKesehatan
17 Pengadaaan Obat danPerbekalan Kesehatan
5.088.311.000 5.054.431.430 99,33
18 Peningkatan pemerataanobat dan perbekalankesehatan
161.223.000 110.081.253 68,28
19 Pengadaan alat kesehatan 1.614.990.000 1.598.594.523 98,9820 Pembinaan dan pengawasan
bidang kefarmasian28.000.000 24.985.445 89,23
H Peningkatan PelayananKesehatan
21 peningkatan pelayanankesehatan dasar
44.500.000 34.612.575 77,78
22 Akreditasi fasilitas pelayanankesehatan dasar
1.624.000.000 1.053.235.773 64,85
23 Peningkatan pelayanankesehatan rujukan
33.200.000 30.705.502 92,49
24 Peningkatan sistempenanggulangan gawatdarurat terpadu
155.000.000 153.089.868 98,77
25 Pembinaan KesehatanTradisional danKomplementer
25.000.000 23.917.175 95,67
I Pembiayaan kesehatanmasyarakat
26 penyediaan pembiayaanjaminan kesehatanmasyarakat
7.473.932.000 6.786.643.441 90,80
meningkatkanperan sertamasyarakatdan sektorswasta dalampembangunankesehatan
J Promosi kesehatan danpemberdayaan masyarakat
27 Pengembangan mediapromosi dan informasi sadarhidup sehat
105.000.000 104.139.275 99,18
28 Pemberdayaan danPenyuluhan KesehatanMasyarakat dan Institusi
262.352.300 261.212.355 99,57
K PengembanganLingkungan Sehat
29 Pengembangan Desa STBM 65.000.000 62.171.452 95,6530 Penyediaan / Pengawasan 136.000.000 127.876.600 94,03
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 75
SASARAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %Sarana Air Bersih, Jamban,dan SPAL
meningkatkankualitas dankuantitassumber dayamanusiakesehatanyang berdayasaing
L Pengembangan sumberdaya kesehatan
31 peningkatan kapasitas dankualitas dokter dan tenagakesehatan
141.800.000 119.458.450 84,24
Melaksanakanpelayananpublik yanglebih bermutudenganberbasisteknologiinformasi
M Program pelayananadministrasi perkantoran
32 Penyediaan jasa surat menyurat
5.000.000 4.795.000 95,90
33 Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik
200.478.000 160.953.767 80,29
34 Penyediaan jasapemeliharaan dan perizinankendaraan dinas/operasional
63.400.000 58.824.555 92,78
35 Penyediaan jasa kebersihankantor
56.520.100 48.901.225 86,52
36 Penyediaan jasa perbaikanperalatan kerja
42.000.000 41.859.000 99,66
37 Penyediaan alat tulis kantor 32.000.000 28.546.225 89,21
38 Penyediaan barang cetakandan penggandaan
25.000.000 25.000.000 100,00
39 Penyediaan komponeninstalasi listrik/peneranganbangunan kantor
10.000.000 9.970.000 99,70
40 Penyediaan peralatan danperlengkapan kantor
270.000.000 268.650.000 99,50
41 Penyediaan Bahan LogistikKantor
78.278.500 75.834.659 96,88
42 Penyediaan bahan bacaandan peraturan perundang-undangan
3.000.000 2.894.400 96,48
43 Penyediaan makanan danminuman
73.184.000 59.314.000 81,05
44 Rapat-rapat koordinasi dankonsultasi ke luar daerah
187.293.500 155.125.231 82,82
45 Penyediaan JasaAdministrasi Perkantoran(PTT)
355.905.900 329.790.836 92.66
N program peningkatan saranaprasarana aparatur
46 Pemeliharaan rutin/berkalagedung kantor
3.193.469.000 3.156.566.825 98,84
47 Pengadaan mebelair 200.000.000 194.106.000 97,0548 Pengadaan tanah 81.275.000 81.275.000 100O program peningkatan
kapasitas sumber daya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2018 76
SASARAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %aparatur
49 Sosialisasi peraturanperundang-undangan
124.000.000 108.350.000 87,38
50 Bimbingan teknisimplementasi peraturanperundang-undangan
115.000.000 110.835.000 96,38
P program peningkatanpengembangan sistempelaporan capaian kinerjadan keuangan
51 Penyusunan laporan capaiankinerja dan ikhtisar realisasikinerja SKPD
74.000.000 61.103.065 82,57
52 Penyusunan pelaporankeuangan akhir tahun
61.600.000 42.839.500 69,54
R Manajemen informasi danregulasi kesehatan
53 Pengembangan data daninformasi kesehatan
120.174.000 102.550.050 85,33
RATA RATA CAPAIAN KEUANGAN 96.201.270.000 83.951.484.677 87,27Sumber data : SIMDA Dinas Kesehatan 2018
Pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai target kinerjatahun 2018 menggunakan anggaran yang lebih besar dibanding tahun 2017,hal ini juga diikuti dengan perkembangan dan kebijakan dari Instansi vertikalKementrian Kesehatan, dimana ada progam atau kegiatan yang bersifatmendesak untuk dilaksanakan sesuai dengan aturan perundangan yangditetapkan, maupun program kegiatan yang ditujukan terutama untukpeningkatan pelayanan masyarakat. Jumlah anggaran APBN untuk alokasiDAK Fisik dan Nonfisik meningkat dibandingkan dengan tahun 2017, untukAnggaran BOK, meningkat daripada tahun 2018, namun untuk DAKPengadaaan Obat dan Perbekalan kesehatan mengalami penurunan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 201877 |
BAB IVPENUTUP
4.1 SIMPULANBerdasarkan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja
diperoleh simpulan sebagai berikut :a. Capaian Kinerja
Dari 5 (lima) sasaran dengan 91 (Sembilan puluh satu) indikator kinerja (termasukdidalamnya 32 Indikator RPJMD) yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan KabupatenBoyolali Tahun 2018, menunjukkan tingkat keberhasilan capaian kinerja sebagaiberikut :1) Capaian lebih dari 100 % (sangat Baik) : 66 (lima puluh tujuh) indikator
(72,52%)2) Capaian 76% sampai 100% (Baik) : 21 (empat belas) indikator
(23,07%)3) Capaian 56% sampai 75 % (Cukup) : 4 (tiga) indikator (4,39 %)
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja 121,8 % (kategori sangat baik).
Pada tahun 2018 anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan KabupatenBoyolali sebesar Rp. 96.201.270.000,- (Sembilan puluh enam milyar dua ratus satujuta, dua ratus tujuh puluh rupiah) termasuk in out untuk UPT Labkesda Rp.194.750.000,- (serratus Sembilan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh riburupiah) dan BLUD Puskesmas Rp. 45. 413.077.000,- (empat puluh lima milyarempat ratus tiga belas tujuh puluh tujuh ribu rupiah) Sedangkan realisasi anggaranDinas Kesehatan sebesar Rp. 83.951.484.677,- (delapan puluh tiga milyar,Sembilan ratus lima puluh satu juta, empat ratus empat ribu, enam ratus tujuh puluhtujuh rupiah) atau 87,27%. Realisasi anggaran UPT Labkesda Rp. 193.173.536,-(serratus Sembilan puluh tiga juta serratus tujuh puluh tiga ribu lima ratus tiga puluhenam rupiah) atau 99,19% dan UPT Puskesmas sebesar Rp. 39.145.052.152 (tigapuluh Sembilan milyar serratus empat puluh lima juta lima puluh ribu seratus limapuluh dua rupiah) atau 86,20%.
Serapan anggaran ini jika dibandingkan dengan tahun 2017, mengalamipenurunan.
b. Kendala dan PermasalahanSecara umum pelaksanaan tugas pokok Dinas Kesehatan melaksanakan
urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan otonomi dan tugas pembantuan di bidangkesehatan telah dapat berjalan cukup baik. Namun ada beberapa kendala/permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target kinerja antara lain :
1) Adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang sangat cepat di tingkatnasional, dampaknya di tingkat daerah perlu menyesuaikan pelaksanaan kegiatandengan peraturan di atasnya.
TargetKinerja Realisasi Capaian KET
1 2 7 8 9 101 1 Penurunan AKB 1 per 1000
kh 8,5 8,81 96,4
2 Penurunan AKI 2KASUS 20 15 125 RPJMD
3 Cakupan kunjungan bayi 3% 85 93,73 110,27 RPJMD
4 Cakupan Ibu Hamil K4 4 % 92 92 1005 Cakupan pertolongan persalinan
Nakes5
% 98 96,9 98,88
6 Cakupan KN Lengkap 6 % 98 97 98,987 Cakupan Neonatal komplikasi yang
ditangani7
% 100 100 100,00
8 Cakupan Pelayanan Nifas 8 % 99 99,9 100,919 Cakupan peserta KB Aktif 9 % 87 82,8 95,1710 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil # % 100 92 92,00 SPM 201611 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin #
% 100 100 100,00 SPM 2016
12 Pelayanan Kesehatan Bayi BaruLahir
#% 100 97 97,00 SPM 2016
1 Cakupan penjaringan kesehatansiswa sd dan setingkat
#% 100 98,87 98,87
2 Cakupan pelayanan anak balita # % 93 93,3 100,32 RPJMD4 Cakupan deteksi dini anak balita
dan pra sekolah#
% 87 90,08 103,54
5 Penurunan Kematian Balita # per 1000kh 11,2 9,97 101,00 RPJMD
6 Cakupan pelayanan kesehatanremaja
#% 76 73 96,05
7 Pelayanan Kesehatan pada usiapendidikan dasar
#% 100 98 98,00 SPM 2016
3 4 5 6Melaksanakan programpromotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif pada semuakontinum siklus kehidupan(life cycle).
1 Peningkatan pelayanankesehatan keluarga
1 Peningkatan PelayananKesehatan Ibu DanBayi
2 Peningkatan PelayananKesehatan Balita, AnakSekolah Dan Remaja
SASARAN STRATEGIS, PROGRAM KEGIATAN,INDIKATOR SASARAN, TARGET REALISASI DAN CAPAIANBERDASARKAN RENSTRA 2016-2021
TAHUN 2018
No SASARAN STRATEGIS(RENSTRA 2016-2021)
Program Indikator Sasaran Satuan2018
Kegiatan
TargetKinerja Realisasi Capaian KETNo SASARAN STRATEGIS
(RENSTRA 2016-2021)Program Indikator Sasaran Satuan
2018Kegiatan
3 Pelayanan KesehatanLansia
1 Prosentase puskesmasmelaksanakan pelayanan Lansia
#
% 100 100 100,00 RPJMD
2 Pelayanan Kesehatan pada usiaLanjut
#% 100 81,6 81,60 SPM 2016
1 % Balita kurus yang mendapatmakanan tambahan
#% 90 100 111,11 RPJMD
2 Ibu hamil KEK yang mendapatmakanan tambahan
#% 50 100 200,00
3 Ibu hamil yang mendapat TabletTambah Darah (TTD) 90 tabletselama masa kehamilan
#% 92 91,58 99,54
4 Bayi usia kurang dari 6 bulan yangmendapat ASI eksklusif
#% 50 62 124,00
5 Bayi baru lahir mendapat InisiasiMenyusu Dini (IMD)
#% 35 65 185,71
6 Anak remaja puteri yang mendapatTablet Tambah Darah (TTD)
#% 15 89 593,33
7 Kasus anak balita gizi buruk yangmendapat perawatan
#% 100 100 100,00
8 Anak balita yang ditimbang beratbadannya
#% 85 82,5 97,06
9 Rumah tangga mengonsumsi garamberiodium
#% 90 96,1 106,78
10 Anak balita usia 6-59 bulanmendapat kapsul vitamin A
#% 95 99,9 105,16
11 Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A #% 90 99,9 111,00
1 Prosentase orang dilakukan test HIVdan menerima hasil dari kelompokresiko
#% 20 112,66 563,30 RPJMD
2 Prosentase ODHA yangmendapatkan ART
#% 48 99 206,25
3 Prosentase Penemuan PenderitaTB paru BTA positif
#% 30 36,6 122,00
4 Angka keberhasilan pengobatan TBparu yg terkonfirmasi > 85%
#% 85 95,77 112,67 RPJMD
Pencegahan danpenanggulanganpenyakit menularlangsung
Melaksanakan programpromotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif pada semuakontinum siklus kehidupan(life cycle).
1 Peningkatan pelayanankesehatan keluarga
4 Peningkatan PelayananGizi Masyarakat
2 Pencegahan danpenanggulangan penyakit
5
TargetKinerja Realisasi Capaian KETNo SASARAN STRATEGIS
(RENSTRA 2016-2021)Program Indikator Sasaran Satuan
2018Kegiatan
5 Prosentase penderita kusta diberipengobatan lengkap (RFT)
#% 86 86 100,00
6 Pelayanan Kesehatan orang denganTB
#100 100 100,00 SPM 2016
7 Pelayanan Kesehatan orang denganresiko terinfeksi HIV
#100 112,6 112,60 SPM 2016
1 Angka kesakitan DBD (Insidenrate/IR)
# per100,000 49,5 12,7 174,34 RPJMD
2 Angka Kematian DBD (CFR) # % dr jmlpenderita 1,8 1,5 116,60 RPJMD
3 Angka Bebas Jentik (ABJ) # % 96 84 87,504 Penderita DBD ditangani # % 100 100 100,005 Penemuan kasus pes pada manusia #
orang 0 0 100,00
1 Persentase desa/kel. Yangmelaksanakan kegiatan PosbinduPTM
#% 30 41,19 137,30 RPJMD
2 Pelayanan kesehatan penderitaDiabetes Melitus
#% 100 133,78 133,78 SPM 2016
3 Pelayanan kesehatan penderitaHipertensi
#% 100 60,39 60,39 SPM 2016
4 Pelayanan kesehatan orang dengangangguan jiwa berat
#% 100 100 100 SPM 2016
1 Cakupan Desa / Kelurahan KLByang dilakukan penyelidikanEpidemiologi<24 jam
#% 100 100 100
2 Prosentase sinyal kewaspadaan diniKLB yang direspon
#% 85 100 117,65
3 Cakupan Penemuan Penderita AFP # per 100.000penduduk
kurang dari15 thn
2 3,55 177,50
1 Cakupan Desa UCI # % 100 100 100,0 RPJMD2 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
(bayi)#
% 95 99,2 104,42
3 Upaya Kesehatan Masyarakat 10 Penyediaan BantuanOperasional Kesehatan(BOK)
1 Cakupan SPM di Puskesmas(upaya kesehatan masyarakat)
#% 100 100 100,0 RPJMD
Pencegahan danpenanggulanganpenyakit menularlangsung
6 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit tular vektor danzoonotik
7 Pencegahan danpenanggulanganpenyakit tidak menulartermasuk gangguan jiwa
8 Surveillanceepidemiologi danpenaggulangan KLB
9 Peningkatan imunisasidan vaksinasi
Melaksanakan programpromotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif pada semuakontinum siklus kehidupan(life cycle).
2 Pencegahan danpenanggulangan penyakit
5
TargetKinerja Realisasi Capaian KETNo SASARAN STRATEGIS
(RENSTRA 2016-2021)Program Indikator Sasaran Satuan
2018Kegiatan
Pengawasan danpengendalian kesehatanmakanan
23 Pengawasan danpengendalian keamanandan kesehatan makananhasil produksi rumahtangga
1 Proporsi Pembinaan danPengawasan Produksi, Makanan,dan Minuman
#
% 35 35 100,0 RPJMD
2 4 1 Cakupan rawat jalan (pusk) # % 15 45,41 302,7 RPJMD
2 Cakupan Rawat inap (pusk) # % 1,5 0,97 64,7 RPJMD
16 Peningkatan sistempenanggulangan gawatdarurat terpadu
1 cakupan respon aduankegawatdaruratan kesehatan yangditangani
#% 90 100 111,11 RPJMD
17 Akreditasi fasilitaspelayanan kesehatandasar
1 jumlah puskesmas terakreditasi #Pusk 4 6 150 RPJMD
5 Peningkatan KualitasPelayanan Kesehatan padaBLUD
18 Pelayanan danPendukung PelayananKesehatan
1 Cakupan SPM di Puskesmas(Upaya kesehatan perorangan)
#
% 100 100 100 RPJMD
6 1 Prosentase Ketersediaan Obat danperbekalan kesehatan
#% 94 93 98,9 RPJMD
2 Prosentase kesesuaian obat diRumah Sakit dengan Fornas dalamJaminan Kesehatan Nasional
#
% 92 90 97,8
20 Peningkatanpemerataan obat danperbekalan kesehatan
1 Prosentase penggunaan obatrasional di Puskesmas
#% 50 44 88,0
1 Proporsi Pembinaan danPengawasan PelayananKefarmasian
#% 35 35 100 RPJMD
7
19 Pengadaaan Obat danPerbekalan Kesehatan
22 Pembinaan danpengawasan bidangkefarmasian
Melaksanakan pelayanankesehatan yangberorientaswi padapeningkatan mutupelayanan dan keselamatanpasien
Peningkatan PelayananKesehatan
13 peningkatan pelayanankesehatan dasar
Obat dan PerbekalanKesehatan
Melaksanakan programpromotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif pada semuakontinum siklus kehidupan(life cycle).
TargetKinerja Realisasi Capaian KETNo SASARAN STRATEGIS
(RENSTRA 2016-2021)Program Indikator Sasaran Satuan
2018Kegiatan
8 Pembiayaan kesehatanmasyarakat
24 penyediaan pembiayaanjaminan kesehatanmasyarakat
1 Cakupan kepesertaan jaminankesehatan nasional bagimasyarakat/penduduk miskin
#
% 38,9 42,98 110,49 RPJMD
9 25 Pembangunanpuskesmas
1 Jumlah Puskesmas MemenuhiStandar Permenkes
#pusk 3 3 100,0 RPJMD
26 pengadaan pusling
Penyediaan BiayaOperasioal danPemeliharaan (Jasa
1 Prosentase sampel laboratoriumyang diperiksa
#% 100 100 100
3 10 27 pemberdayaan danPenyuluhan kesehatanmasyarakat dan institusi
1 Cakupan Desa /Kelurahan SiagaAktif Mandiri
#Desa 80 94 117,5 RPJMD
1 Proporsi Rumah Tangga Sehat # % 72 84,6 117,5 RPJMD2 Cakupan Posyandu Purnama # % 41 43,2 105,43 Cakupan Posyandu Mandiri # % 21 41,9 199,54 Jumlah kampanye kesehatan
melalui media elektronik#
kali 11 11 100,0
5 Jumlah Penyuluhan Melalui MediaCetak
#kali 11 11 100
6 Jumlah Penyuluhan Luar Ruangan # kali 10 10 1007 Jumlah tema pesan dalam
komunikasi, informasi dan edukasikepada masyarakat
#kali 9 9 100
11 1 Cakupan Desa STBM # Desa 150 97 64,7 RPJMD2 Proporsi Rumah Tangga Akses
Jamban Sehat#
% 100 100 100,0
3 Proporsi Rumah Tangga AksesCTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)
#% 70 100 142,86
4 Proporsi Rumah Tangga mengelolaair minum dan Makanan yang aman
#% 80 100 125
29 Pengembangan mediapromosi dan informasisadar hidup sehat
Pengembangan LingkunganSehat
30 Pengembangan DesaSTBM
Meningkatkan peran sertamasyarakat dan sektorswasta dalam pembangunankesehatan
Promosi kesehatan danpemberdayaan masyarakat
Pengadaan, peningkatan danperbaikan sarana danprasarana puskesmas/puskemas pembantu danjaringannya
Melaksanakan pelayanankesehatan yangberorientaswi padapeningkatan mutupelayanan dan keselamatanpasien
TargetKinerja Realisasi Capaian KETNo SASARAN STRATEGIS
(RENSTRA 2016-2021)Program Indikator Sasaran Satuan
2018Kegiatan
5 Cakupan Rumah tangga mengelolasampah rumah tangga yang aman
#% 70 74,9 107
6 Cakupan Rumah tangga mengelolalimbah cair rumah tangga yangaman
#% 70 74,9 107
1 Proporsi Sarana Air Minumdilakukan Pengawasan
#% 85 88,76 104,42
2 Proporsi Rumah Tangga memilikiakses air minum berkualitas
#% 90 100 111,1
3 Proporsi Jamban Sehat # % 92,5 87,86 94,981 Proporsi tempat pengolahan
Makanan minuman (TPM) dibina.#
% 30 49,45 164,8
2 Proporsi tempat umum , fasililitasumum sehat
#% 80 75,6 94,5
4 Meningkatkan kualitas dankuantitas sumber dayamanusia kesehatan yangberdaya saing
1 jumlah dokter dan tenaga kesehatandikirim pelatihan
#
orang 20 26 130,0 RPJMD
2 rasio dokter # per100.000pendudu
k
15,6 24,07 154,3 RPJMD
3 rasio dokter gigi # per100.000pendudu
k
4,8 3,51 73,1 RPJMD
4 rasio perawat #per
100.000pendudu
k
92,4 93,76 101,47 RPJMD
5 rasio bidan # pr100.000pendudu
57 51,75 90,79 RPJMD
12 Pengembangan sumber dayakesehatan
34 peningkatan kapasitasdan kualitas dokter dantenaga kesehatan
Pengembangan LingkunganSehat
30 Pengembangan DesaSTBM
31 Penyediaan /Pengawasan Sarana AirBersih, Jamban, danSPAL
33 pengawasan hygienedan sanitasi TTU danTPM
Meningkatkan peran sertamasyarakat dan sektorswasta dalam pembangunankesehatan
TargetKinerja Realisasi Capaian KETNo SASARAN STRATEGIS
(RENSTRA 2016-2021)Program Indikator Sasaran Satuan
2018Kegiatan
5 Melaksanakan pelayananpublik yang lebih bermutudengan berbasis teknologiinformasi
13 Manajemen informasi danregulasi kesehatan
35 Pengembangan datadan informasi kesehatan
1 prosentase puskesmasmelaksanakan simpus terintegrasi
#
% 40 38,46 96,15 RPJMD