LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · 2018. 8. 31. · pengembangan bidang jembatan dan bangunan...
Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · 2018. 8. 31. · pengembangan bidang jembatan dan bangunan...
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
JALAN DAN JEMBATAN
TA 2015
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
(LKIP)
TAHUN ANGGARAN 2015
ii
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pusat Litbang
Jalan dan Jembatan TA. 2015 ini, dilaksanakan sesuai dengan Permen
PU No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum. Di dalam Permen tersebut dinyatakan merupakan
kewajiban setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya, serta kewenangan dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya.
Laporan ini juga menjadi sarana komunikasi bagi instansi pemerintah kepada masyarakat
sebagai perwujudan pemerintahan yang baik.
LKIP ini disusun dengan merujuk kepada pencapaian Rencana Strategis (Renstra) Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan 2015 – 2019. LAKIP menggambarkan capaian kinerja input,
output, maupun outcome pada tiap kegiatan yang dibiayai dari DIPA TA 2015. Dengan
perhitungan atas capaian target kinerja, serta keterkaitannya dengan pencapaian sasaran,
tujuan, dan visi, maka akuntabilitas Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dapat disampaikan
kepada pihak yang berkepentingan.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung pencapaian kinerja
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan serta kepada seluruh tim penyusun LKIP 2015 di
Lingkungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. Semoga laporan ini dapat memberikan
gambaran lengkap kinerja Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dalam melaksanakan tugas
pokoknya.
Bandung, Januari 2016
Kepala
Ir. Herry Vaza, M. Eng, Sc
NIP. 19620204 198703 1 002
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 UMUM .................................................................................................................................................................... 4
1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI ................................................................ 4
1.2.1 Tugas dan Fungsi ................................................................................................................................ 4
1.2.2 Struktur Organisasi ............................................................................................................................ 8
1.2.3 Sumber daya Manusia (SDM) ...................................................................................................... 9
1.3 KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN ..................................................................... 12
1.4 PERAN STRATEGIS ................................................................................................................................... 17
1.5 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAKIP .......................................................................................... 18
PERENCANAAN KINERJA ....................................................................................... 19
2.1 RENCANA STRATEGIS ............................................................................................................................ 19
2.1.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis .......................................................................... 19
2.1.2. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pusat Litbang ....................................................... 21
2.2 RENCANA KINERJA TAHUNAN ........................................................................................................ 22
2.3 PERJANJIAN KINERJA ........................................................................................................................... 27
AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................... 29
3.1 CAPAIAN KINERJA PUSLITBANG JALAN JEMBATAN ................................................... 29
3.1.1. Capaian Outcome dan Output Tahun 2015 ..................................................................... 30
3.1.2. Capaian Outcome Teknologi Tahun 2015 ........................................................................ 32
3.1.3. Capaian Output Teknologi Tahun 2015 .............................................................................. 41
3.1.4. Capaian Kinerja Triwulan ............................................................................................................. 47
3.1.5. Permasalahan dan Tindak Lanjut Pertriwulan .............................................................. 50
3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA .................................................................. 51
3.2.1. Perbandingan Pencapaian Data Kinerja ............................................................................ 51
3.2.2. Pelayanan Kepada Stakeholders ............................................................................................ 52
3.2.3. Penggalangan Kerjasama ............................................................................................................ 54
3.3 REALISASI ANGGARAN ......................................................................................................................... 59
PENUTUP ................................................................................................................ 61
Lampiran ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
4
1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi Kementerian berupa uraian
singkat mandat yang dibebankan, kondisi dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta
Renstra Kementerian.
1.1 UMUM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan implementasi Instruksi
Presiden (Inpres) No. 7 tahun 1999, merupakan tolok ukur untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi (TUSI) suatu instansi pemerintah. LAKIP Pusat Litbang
Jalan dan Jembatan menggambarkan pelaksanaan TUSI dengan mengacu pada target
kinerja Renstra Kementerian Pekerjaan Umum. Kebijakan dan sasaran menjadi acuan bagi
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang kemudian dirumuskan ke dalam Penetapan
Kinerja, serta Rencana Kinerja Tahunan. LAKIP menjadi dokumen untuk mengukur dan
mengevaluasi indikator kinerja serta tolok ukur bagi organisasi dalam menjawab tantangan
pembangunan bidang jalan.
1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
1.2.1 TUGAS DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Umum dan Perumahan
Rakyat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang jalan dan jembatan (Pasal 1162).
Terkait dengan pelaksanaan tugas yang disebutkan di dalam Pasal tersebut, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan kebijakan teknis, rencana, program dan anggaran penelitian dan
pengembangan di bidang jalan dan jembatan;
b) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pelayanan uji laboratorium dan lapangan,
sertifikasi, inspeksi, kalibrasi dan advis teknis di bidang jalan dan jembatan;
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian dan pengembangan di bidang jalan
dan jembatan;
d) Pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan
pengembangan di bidang jalan dan jembatan;
5
e) Pelaksanaan pengelolaan sarana kelitbangan;
f) Pelaksanaan urusan keuangan, ketatausahaan, dan umum;
g) Penyiapan penyusunan standar dan pedoman;
h) Pelaksanaan diseminasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang jalan
dan jembatan; dan
i) Penyelenggaraan pangkalan data dan pengembangan konsep sistem data teknis jalan
dan jembatan.
Sebagai pelaksana dari fungsi tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan terdiri atas sub unit kerja dan Kelompok Jabatan Fungsional. Keempat sub unit
kerja tersebut adalah:
a) Bagian Keuangan dan Umum;
b) Bidang Program dan Evaluasi;
c) Bidang Sumber Daya Kelitbangan; dan
d) Bidang Standarisasi dan Kerja Sama.
Uraian atas tugas dan fungsi masing – masing sub unit kerja tersebut dapat disimak pada
tabel berikut.
Tabel 1.1 Tugas dan Fungsi Sub Unit Kerja
di Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
NO. SUB UNIT KERJA TUGAS DAN FUNGSI
1 Bagian Keuangan dan Umum
Tugas: Melaksanakan urusan keuangan, ketatausahaan, dan umum di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan
dan Jembatan.
Fungsi: 1) Pelaksanaan urusan keuangan, perbendaharaan,
fasilitasi PNBP, dan laporan keuangan; dan
2) Pelaksanaan urusan ketatausahaan, arsip, dokumentasi, kerumahtanggaan, dan penatausahaan
barang milik negara.
2 Bidang Program dan Evaluasi
Tugas: Melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
program, anggaran, serta evaluasi dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang jalan dan jembatan.
Fungsi: 1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program dan
anggaran tahunan, dan 2) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan penelitian dan pengembangan.
6
NO. SUB UNIT KERJA TUGAS DAN FUNGSI
3 Bidang Sumber Daya
Kelitbangan
Tugas:
Melaksanakan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan sarana penelitian dan
pengembangan di bidang jalan dan jembatan. Fungsi:
1) Pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan pengembangan di bidang jalan dan jembatan; dan
2) Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan di bidang jalan dan jembatan.
4 Bidang Standarisasi dan Kerja Sama
Tugas: Melaksanakan penyiapan penyusunan standar dan pedoman, diseminasi, kerja sama penelitian dan
pengembangan di bidang jalan dan jembatan. Fungsi:
1) Penyiapan penyusunan standar dan pedoman penelitian dan pengembangan di bidang jalan dan
jembatan; dan 2) Penyiapan diseminasi, kerja sama penelitian dan
pengembangan di bidang jalan dan jembatan.
Disamping Sub Unit Kerja yang ada, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 34/PRT/M/2015. UPT adalah organisasi yang
bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis
penunjang tertentu dari organisasi induknya. Tugas Balai – balai tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Balai Teknik Lalu-Lintas dan Lingkungan Jalan;
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan di bidang teknik lalu lintas dan
lingkungan jalan (Peraturan Menteri PU No.
34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum). Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan melaksanakan fungsi :
Penyusunan program;
Pelaksanaan penelitian;
Pelaksanaan pengembangan;
Pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi;
7
Pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian;
Pelaksanaan alih teknologi;
Penyiapan Standar, Pedoman dan Manual;
Penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi; dan
Evaluasi dan pelaporan.
b) Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan;
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan bidang jembatan dan bangunan
pelengkap jalan (Peraturan Menteri PU No. 34/
PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat). Dalam
melaksanakan tugas, sebagaimana pada pasal 240
Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan menyelenggarakan fungsi:
Penyusunan program;
Pelaksanaan penelitian;
Pelaksanaan pengembangan;
Pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi;
Pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian;
Pelaksanaan alih teknologi;
Penyiapan Standar, Pedoman dan Manual;
Penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi; dan
Evaluasi dan pelaporan.
c) Balai Geoteknik Jalan;
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang geoteknik jalan
(Peraturan Menteri PU No. 34/ PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Fungsi dari
Balai Geoteknik Jalan yaitu:
Penyusunan program;
Pelaksanaan penelitian;
Pelaksanaan pengembangan;
Pelaksanaan penerapan meliputi
perekayasaan dan difusi teknologi;
Pelaksanaan pelayanan teknis meliputi
pengujian dan pengkajian;
8
Pelaksanaan alih teknologi;
Penyiapan Standar, Pedoman dan Manual;
Penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi; dan
Evaluasi dan pelaporan.
d) Balai Bahan dan Perkerasan Jalan;
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan bidang bahan dan perkerasan
jalan (Peraturan Menteri PU No. 34/ PRT/M/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat). Fungsi dari balai
ini adalah :
Penyusunan program;
Pelaksanaan penelitian;
Pelaksanaan pengembangan;
Pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi;
Pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian;
Pelaksanaan alih teknologi;
Penyiapan Standar, Pedoman dan Manual;
Penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi; dan
Evaluasi dan pelaporan.
1.2.2 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan sebagaimana disajikan dalam Gambar
1.1. Gambar memperlihatkan bahwa sebagai pimpinan puncak organisasi adalah Kepala
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. Pengelolaan tiap Unit Eselon III dilakukan oleh Kepala
Bidang, Kepala Bagian, dan Kepala Balai yang langsung bertanggung jawab kepada Kepala
Pusat. Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan secara langsung membawahi Kelompok
Jabatan Fungsional (KJF), yang dalam hal ini adalah Peneliti, Perekayasa, Arsiparis,
Pustakawan, Perencana, dan lain-lain.
9
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Sumber: Permen PU No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dan Peraturan Menteri PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1.2.3 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Total jumlah pegawai Pusat Litbang Jalan dan Jembatan yang tercatat sampai dengan bulan
Desember 2015 sebanyak 310 orang, yang terdiri dari 268 orang berstatus PNS dan 42 orang
berstatus CPNS. PNS tersebut memiliki tingkat pendidikan yang beragam, baik dilihat dari
segi jenjang maupun jenis pendidikannya (teknik maupun nonteknik).
Salah satu indikator kualitas SDM Puslitbang dapat dilihat dari tingkat pendidikan pegawainya.
Sampai dengan Tahun 2015, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan memiliki 7 orang
berpendidikan S3 (Doktor), 51 orang berpendidikan S2 (Master), 123 orang berpendidikan
S1/D4, dan 36 orang berpendidikan D3. Jumlah pegawai yang berpendidikan SLTA ke bawah
adalah sebanyak 51.
SUBBIDANG PROGRAM
SUBBIDANG PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
SUBBIDANG STANDARDISASI
SUBBIDANG DESIMINASI DAN
KERJA SAMA
SUBBIDANG SUMBER DAYA
MANUSIA SUBBIDANG
SARANA KELITBANGAN
KELOMPOK JABATAN
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIDANG PROGRAM DAN
EVALUASI
BAGIAN KEUANGAN DAN
UMUM
BIDANG STANDARDISASI
DAN KERJA
BIDANG SUMBER DAYA KELITBANGAN
SUBBAGIAN UMUM
SUBBAGIAN KEUANGAN
UPT/BALAI
10
Gambar 1.2 Komposisi Pegawai Pusat Litbang jalan dan Jembatan Menurut Jenjang
Pendidikan
Jumlah pegawai Pusat Litbang Jalan dan Jembatan yang bergelar S3 (Doktor) dan S2
(Master) mengalami penurunan di tahun 2015 bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Hal
ini dikarenakan adanya beberapa pegawai Pusat Litbang Jalan dan Jembatan yang memasuki
masa pensiun. Untuk meningkatkan kompetensi SDM, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
menjalankan kebijakan dengan mendorong pegawainya untuk mendapatkan pendidikan pada
jenjang akademik yang lebih tinggi. Selain itu disiapkan pula kebijakan untuk menambah
jumlah S3 (Doktor) melalui kerjasama riset gabungan dengan perguruan tinggi, baik dalam
maupun luar negeri. Data pegawai yang sedang melaksanakan tugas belajar dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
yang Sedang Melanjutkan Studi S2 dan S3 Tahun 2015
No. Pendidikan Dalam Negeri Luar Negeri
1 S3 1
2 S2 21
Jumlah 22 orang
Sekitar 80 orang merupakan pegawai pejabat fungsional (peneliti, perekayasa, teklitkayasa,
perencana, humas, pustakawan dan arsiparis). Sebagian besar pejabat fungsional yang
2011 2012 2013 2014 2015
S3 11 10 8 8 7
S2 49 39 47 67 51
D4/S1 117 126 125 111 123
D3 53 46 34 36 36
SLTA kebawah 80 70 56 57 51
0
50
100
150
200
250
300
350
Jum
lah
Peg
awai
11
berada di Pusat Litbang Jalan dan Jembatan merupakan peneliti sebanyak 53 orang
(66,25%), jumlah ini masih dapat bertambah sebanyak 11 orang yang sedang menunggu
proses penerbitan SK. Jafung selanjutnya adalah perekayasa 10 orang (12,50%). Sisanya
merupakan fungsional teklitkayasa, perencana, humas, pustakawan dan arsiparis. Banyaknya
jumlah pejabat fungsional peneliti dan perekayasa di Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
dikarenakan karakteristik kegiatan instansi ini yang menitikberatkan pada penelitian,
pengembangan dan penerapan teknologi jalan jembatan. Gambar dan tabel berikut
memaparkan proporsi pejabat fungsional di lingkungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.
Tabel 1.3 Jumlah Pejabat Fungsional Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Tahun 2011 - 2015
NO NAMA JAFUNG TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
1 Peneliti 42 44 46 53 53
2 Perekayasa 15 19 21 24 10
3 Perencana 2 2 1 1 1
4 Pengendali Dampak Lingkungan 3 3 2 2 2
5 Pranata Humas 2 2 2 2 2
6 Pustakawan 2 2 2 2 1
7 Teknisi Litkayasa 8 8 8 8 9
8 Arsiparis 2 2 2 2 2
Gambar 1.3 Jumlah Pejabat Fungsional Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
53
10
9
1 22
1
2
PENELITI PEREKAYASA TEKLITKAYASA PERENCANA
PEDAL HUMAS PUSTAKAWAN ARSIPARIS
12
1.3 KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN
Pada periode 2015-2019 yang akan datang, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dituntut untuk
meningkatkan kinerja dari lima tahun sebelumnya. Hal tersebut berarti bahwa karya-karya
yang dihasilkan, baik dari segi kuantitas, maupun kualitas, harus lebih baik dari sebelumnya.
Untuk mendukung pencapaian target tersebut dibutuhkan peningkatan kualitas kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan manajemen sumber daya litbang untuk acuan perencanaan strategis
kedepan. Dalam rangka mendukung terciptanya mutu penyelenggaraan infrastruktur
pekerjaan umum dan permukiman yang andal, Pusat Litbang jalan dan Jembatan telah
diarahkan untuk berperan sebagai the technostructure atau scientific backbone, yaitu
memberikan saran dan masukan maupun pertimbangan ilmiah dalam perumusan kebijakan-
kebijakan Kementerian.
Beberapa kegiatan litbang yang menonjol meliputi layanan konsultasi pada kasus-kasus
strategis dan kegiatan advis teknis yang dilakukan kepada pemerintah daerah maupun
kepada direktorat jenderal terkait. Kegiatan prioritas lainnya adalah melakukan pembinaan
aparat pelaksana di daerah terkait dengan standar yang diperlukan, baik melalui TOT,
maupun upaya pemenuhan permintaan advis teknis, dan pendampingan teknis yang semakin
bertambah. Sebagai pelopor di bidang penelitian dan pengembangan teknologi, Pusat Litbang
Jalan dan Jembatan berperan dalam mencari terobosan-terobosan baru dalam
pengembangan teknologi untuk diaplikasikan dalam pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan.
Pusat Litbang secara tidak langsung berperan dalam mengedukasi masyarakat agar mampu
menjaga infrastruktur terbangun dengan cara, antara lain melakukan pelatihan kepada
masyarakat dalam mencari modul pembangunan partisipatif, pelatihan terhadap tenaga-
tenaga laboran di laboratorium daerah, dan perkuatan SDM ke-litbang-an. Tersedianya pilihan
IPTEK siap pakai, peningkatan akses pemangku kepentingan terhadap keberadaannya, serta
layanan administrasi dan manajemen untuk meningkatkan kualitas layanan publik merupakan
faktor-faktor penentu keberhasilan pemberian dukungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
terhadap penyediaan infrastruktur berkualitas. Ketidakmerataan atau disparitas ketersediaan
infrastruktur kawasan/wilayah, penurunan kualitas lingkungan permukiman,
kekuranghandalan jaringan infrastruktur, dan faktor kesiapan masyarakat untuk menerima
dan mengelola infrastruktur PUPR, menjadi tantangan pengembangan inovasi IPTEK PUPR
di masa datang.
13
Tantangan penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Litbangrap IPTEK) bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke depan berhubungan
dengan aspek-aspek berikut ini:
1. Kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan permukiman, dan
pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim);
Prosedur/tahapan penataan ruang, kriteria atau persyaratan aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan belum terdefinisikan secara baik. Hingga saat ini, akses masyarakat
terhadap informasi RTRW belum mudah. Akses ini terkait dengan partisipasi dan disiplin
masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang pemanfaatan ruang.
Faktor-faktor tersebut diyakini merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas
penataan ruang yang pada gilirannya berpengaruh terhadap upaya-upaya mitigasi dan
adaptasi bencana. Selain itu, indikasi program utama yang tertera dalam RTRWN belum
dapat digunakan sebagai acuan untuk mengintegrasikan program-program
pembangunan infrastruktur PU dan permukiman. Fungsi RTRWN sebagai integrator
program, juga belum tampak pada penyusunan RPJM Nasional maupun RPJM
Kementerian PUPR. Tantangan strategis lainnya adalah masih langkanya data dan
informasi tentang keberadaan infrastruktur PU dan permukiman yang berpotensi merusak
lingkungan, maupun yang mampu menyelamatkan lingkungan. Terkait dengan adaptasi
dan mitigasi terhadap perubahan iklim, Kementerian Pekerjaan Umum perlu dengan
segera mengidentifikasi infrastruktur yang diperkirakan terkena dampak perubahan iklim,
mempersiapkan rencana penanganan, dan melakukan mitigasi. Selain itu, untuk
mengurangi kontribusi terhadap perubahan iklim global perlu dilakukan pemetaan
terhadap sumber-sumber emisi potensial dari proses konstruksi maupun operasionalnya.
Diperlukan teknologi yang rendah emisi dan rendah energi.
2. Keandalan sistem (jaringan) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan, dan daya saing;
Keandalan sistem jaringan infrastruktur diyakini dapat mempengaruhi ketahanan pangan,
pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur bidang PU dan
permukiman yang berhubungan langsung dengan sektor perekonomian adalah jaringan
sumber daya air dan jaringan jalan. Oleh karena itu, ketersediaan dan kualitas pelayanan
infrastruktur jalan dan jembatan serta SDA masih menjadi isu strategis infrastruktur PU
dan permukiman ke depan. Tersedianya infrastruktur yang memanfaatkan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) untuk meningkatkan efesiensi penggunaan, keamanan, dan
keselamatan pengguna infrastruktur sudah menjadi kebutuhan mendesak. Sistem
jaringan infrastruktur yang berdaya saing akan membutuhkan penggunaan teknologi
14
paling mutakhir dan kompleks, termasuk memahami karakteristik dan perilaku teknologi
tersebut.
3. Kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur
pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Lingkungan yang bersih dan sehat semakin dirasakan kebutuhannya oleh masyarakat.
Kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan dasar menjadi bagian dari tolok
ukur kesejahteraan masyarakat. Masyarakat perlu secara aktif ikut mempersiapkan
prasarana jalan lingkungan yang dapat menghubungkan lokasi aktivitas dengan jalan
umum yang disediakan oleh pemerintah, dengan menggunakan teknologi yang mudah
diaplikasikan, memanfaatkan bahan lokal, dan terjangkau. Untuk ini dibutuhkan teknologi
jalan/jembatan sederhana yang dapat dikerjakan oleh masyarakat.
4. Pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan perbatasan, dan
penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar
wilayah;
Di dalam RTRWN 2008, terdapat 76 kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan
Strategis Nasional (KSN) yang penataan ruangnya diprioritaskan. KSN dinilai mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap (i) kedaulatan negara, (ii) pertahanan
dan keamanan negara, (iii) ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
Wilayah tertinggal adalah wilayah yang belum ada sarana kesehatan, belum ada pasar
permanen, dan belum ada listrik. Di wilayah Indonesia, terdapat 32.379 desa (45,86 %)
termasuk desa tertinggal. Dari jumlah tersebut, 29.934 desa (41,97 %) masuk kategori
daerah tertinggal dan sisanya 2.745 desa (3,89 %) termasuk kategori sangat tertinggal.
Jumlah tersebut hampir sebanding dengan banyaknya desa yang sudah masuk kategori
desa maju, yaitu mencapai 38.232 desa atau (54,14 %).
Disparitas antara desa maju dan yang tertinggal antara lain disebabkan oleh masih
dominannya pendekatan sektoral. Spesifikasi infrastruktur PU dan permukiman yang
ditawarkan masih merupakan spesifikasi standar yang tidak dapat memberikan ruang
gerak yang cukup bagi kemajuan daerah untuk membangun infrastruktur secara
memadai dengan berbasis tenaga lokal.
Selain itu, kebijakan pembangunan infrastruktur berbiaya murah dengan aplikasi
teknologi belum disepakati untuk dilaksanakan dengan alasan teknologi yang tersedia
belum tepat. Beberapa daerah menjadi tertinggal karena kondisinya memerlukan
infrastruktur dengan teknologi tinggi dan kompleks. Pada kasus semacam ini, terobosan
teknologi dan kebijakan untuk dapat menghadirkan infrastruktur yang memadai sangat
15
dibutuhkan, misalnya jembatan pejalan kaki dengan bentang khusus, penyediaan air
minum, dll.
Disparitas wilayah, urbanisasi dengan laju pertumbuhan antara 1% hingga 1,5% per
tahun, otonomi yang belum optimal, kemiskinan absolut sebesar 15,4% dari total
penduduk, dan pengangguran terbuka sebesar 8,5% dari total jumlah usia produktif,
menjadi bagian yang juga harus ditangani oleh IPTEK. Sekitar 75% wilayah Indonesia
berada di daerah risiko bencana alam. Sementara itu, instrumen dan/atau teknologi untuk
mengurangi risiko bencana baik penanganan secara preventif, penyelenggaraan tanggap
darurat, maupun mitigasi terhadap infrastruktur wilayah yang terkena dampak bencana
masih sangat terbatas.
5. Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan
administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas
dan efesiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.
Berlakunya undang-undang baru di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
pada dasarnya harus diikuti dengan penyesuaian organisasi dan tata laksana serta
pengembangan sistem manajemen SDM.
Penyesuaian tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan peran dan akuntabilitas kinerja
aparatur. Peningkatan peran diarahkan terhadap aspek-aspek koordinasi, sistem
informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi. Akuntabilitas kinerja aparatur
diarahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Berdasarkan aspek aspek litbang tersebut, maka tantangan tantangan dan isu-isu strategis
pelaksanaan kegiatan Litbangrap IPTEK lima tahun kedepan adalah sebagai berikut:
Tantangan bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan (Litbangrap) IPTEK
Menyediakan IPTEK siap pakai untuk (i) meningkatkan akses masyarakat terhadap
upaya upaya pengendalian pemanfaatan ruang termasuk mitigasi dan adaptasi terhadap
bencana, (ii) meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendayagunaan air irigasi, (iii)
mengurangi kelangkaan air baku, (iv) memperbaiki kualitas air baku, (v) menurunkan
Biaya Operasi Kendaraan (Aplikasi UU Jalan), (vii) meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman, (viii) meningkatkan cakupan pelayanan prasarana dasar (aplikasi UU
Permukiman, UU Sampah). (ix) pemanfaatan bahan lokal dan potensi wilayah;
Mempercepat proses standardisasi untuk menambah jumlah SNI maupun pedoman di
bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil yang dapat mengantisipasi
semakin meningkatnya proteksi produk dan standar oleh negara lain.
16
Memperluas simpul pemasyarakatan IPTEK PU, Standar bahan konstruksi bangunan
dan rekayasa sipil termasuk memperluas kontribusi perguruan tinggi, assosiasi, dan
media informasi dalam proses pelaksanaannya.
Memanfaatkan peluang riset insentif untuk meningkatkan pengalaman dan keahlian para
calon peneliti dan perekayasa sehingga dapat mengurangi kesenjangan keahlian akibat
kebijakan zero growth.
Melakukan kerjasama dengan lembaga lembaga litbang internasional dalam rangka
meningkatkan kompetensi lembaga maupun SDM litbang dalam mengantisipasi dampak
pemanasan dan perubahan iklim global, khususnya terhadap penyediaan dan kualitas
pelayanan infrastruktur bidang PU dan permukiman.
Memenuhi tuntutan Reformasi Birokrasi penyelenggaraan Litbangrap IPTEK yang
meliputi (i) perbaikan struktur organisasi agar tepat fungsi dan tepat ukuran, (ii) perbaikan
proses kerja untuk meningkatkan kinerja Litbangrap IPTEK (termasuk SOP verifikasi
kualitas teknologi bidang PU dan Permukiman), dan (iii) memperbaiki sistem manajemen
SDM untuk meningkatkan kompetensi peneliti dan perekayasa Bidang PU dan
permukiman. (iv) keseimbangan antara beban, tanggungjawab, dan insentif masih perlu
diperbaiki. (v) pelaksanaan pengarusutamaan gender.
Namun demikian, terdapat beberapa tantangan/permasalahan, diantaranya adanya tuntutan
penyediaan IPTEK siap pakai untuk:
Meningkatkan akses masyarakat terhadap upaya pengendalian pemanfaatan ruang
termasuk mitigasi dan adaptasi terhadap bencana;
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendayagunaan sumber daya air;
Mengurangi kelangkaan air baku;
Memperbaiki kualitas air baku;
Menurunkan biaya operasional Kendaran (Aplikasi UU Jalan);
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman;
Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana dasar (aplikasi UU Permukiman, UU
Sampah);
Pemanfaatan bahan lokal dan potensi wilayah;
Perlunya mempercepat proses standarisasi untuk menambah jumlah SNI maupun
pedoman di bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, untuk mengantisipasi
semakin meningkatnya proteksi produk dan standar oleh negara lain;
Perlunya memperluas simpul-simpul pemasyarakatan IPTEK PU dan Perumahan
Rakyat, standar bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, termasuk memperluas
kontribusi perguruan tinggi, asosiasi dan media informasi;
17
Perlunya memanfaatkan peluang riset insentif (kegiatan riset yang didanai oleh
Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi) untuk meningkatkan pengalaman dan keahlian
para calon peneliti dan perekayasa, sehingga dapat mengurangi kesenjangan keahlian
akibat zero growth;
Tuntutan untuk melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga litbang internasional
dalam rangka meningkatkan kompetensi lembaga maupun sumber daya manusia litbang
dalam mengantisipasi dampak pemanasan dan perubahan iklim global, khususnya
terhadap penyediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat;
Tuntutan Reformasi Birokrasi penyelenggaraan Litbangrap IPTEK;
Percepatan pembangunan sejuta rumah (rumah tapak dan rumah susun) dan
Jaminan mutu penyelenggaraan infrastruktur PUPR.
1.4 PERAN STRATEGIS
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, peran strategis merupakan langkah
awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan
lingkungannya sesuai tugas dan fungsi yang diembannya, serta memiliki peran yang sangat
penting untuk menuntun Instansi Pemerintah dalam memberikan kontribusi bagi upaya
mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Rencana strategis memberikan gambaran sasaran
dan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka 5 (lima) tahun untuk mencapai visi dan misi yang
tertuang dalam RENSTRA, serta dijabarkan dalam Perencanaan Kinerja yang meliputi
Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Badan Litbang PU.
Program penelitian dan pengembangan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan diarahkan untuk
mendukung pencapaian sasaran RPJMN 3 dan perwujudan visi misi pemerintah, nawa cita,
kebijakan dari kementerian serta balitbang PUPR. Terkait dengan cita-cita untuk mewujudkan
sasaran RPJMN ke-3, visi dan misi pemeritahan serta kebijakan kementerian dan balitbang
maka fokus litbang Puslitbang jalan dan jembatan dikelompokan sebagai berikut :
Tabel 1.4
Kegiatan Prioritas Badan Litbang PUPR
18
RENCANA KEGIATAN PRIORITAS
NO KEGIATAN UNIT KERJA
NASIONAL 1 Pengembangan Teknologi Asbuton dan Pemanfaatan
bahan low spec & limbah utk bahan Jalan PUSJATAN
KEMENTERIAN 2
Penyusunan Konsep Sistem Jaringan dan Teknologi Jalan
Pengembangan Prototipe Sistem Penilaian iRAP
Pengembangan Teknologi Fondasi Jalan Penanganan
Gempa, Teknologi Inovatif Lalu-Lintas dan Jembatan,
serta Teknologi Inovatif Bahan, Perkerasan, dan
Geoteknik Jalan
PUSJATAN
1.5 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAKIP
Dokumen LKIP 2015 terdiri dari empat bab. Penjelasan ringkas dari tiap bab adalah sebagai
berikut :
a) Bab 1 Pendahuluan
Bab ini terdiri atas Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Kondisi dan Tantangan
Pembangunan, dan Rencana Strategis. Pada akhir bab ini, dituliskan secara ringkas
mengenai sistematika penyusunan LKIP 2015
b) Bab 2 Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja
Di dalam bab ini disajikan penjelasan secara singkat mengenai beberapa hal penting dalam
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK) / dokumen Perjanjian Kinerja.
Dipaparkan juga perbandingan antara RKT dan PK untuk mendapatkan gambaran
kesesuaian antara rencana di tahun berjalan dengan target yang akan dicapai.
c) Bab 3 Akuntabilitas Kinerja
Bab ini terdiri atas Evaluasi dan Analisis Kinerja, Evaluasi dan Analisis Anggaran, Hal-hal
yang Memerlukan Perhatian Untuk Peningkatan Kinerja. Di bab ini juga diuraikan penilaian
kinerja yang dilaksanakan secara periodik yaitu setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan mengacu
pada Penetapan Kinerja yang telah disepakati. Dari sub-bab penilaian kinerja dapat diperoleh
gambaran tentang keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran di akhir
kegiatan.
d) Bab 4 Penutup
Bab penutup mencakup beberapa hal seperti keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan
kendala yang dihadapi selama proses kegiatan berlangsung, strategi pemecahan masalah
dan harapan yang yang akan dicapai di tahun mendatang
19
2 PERENCANAAN KINERJA
Di dalam bab ini disampaikan mengenai Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian
Kinerja. Di dalam Rencana Kinerja Tahunan disampaikan mengenai sasaran strategis,
indikator kinerja dan target kinerja. Sementara itu, di dalam Perjanjian Kinerja 2015
disampaikan mengenai perjanjian kinerja Tahun 2015 yang telah disepakati antara Kepala
Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Kepala Badan Litbang Kementerian PU.
2.1 RENCANA STRATEGIS
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global. Keluaran dari
perencanaan strategis adalah rencana kinerja yang terukur dan dapat dilaporkan secara
berkala. Rencana Strategis Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, yang disampaikan dalam
laporan ini bersumber dari RENSTRA Eselon II Pusat Litbang jalan dan Jembatan 2015-2019.
2.1.1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1.1.1 Visi
Rumusan visi Puslitbang Jalan dan Jembatan mengikuti visi Badan Litbang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Visi Badan Litbang Kementerian PUPR adalah:
‘’Termanfaatkannya teknologi dan kebijakan dalam mewujudkan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum pada tahun 2019, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman
yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan
teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan
masyarakat.
Mengacu pada visi Eselon I tersebut maka visi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan merupakan
turunan dari visi Eselon I yang sudah ditetapkan. Visi Puslitbang Jalan dan Jembatan adalah
:
20
‘’Termanfaatkannya teknologi bidang jalan dan jembatan dalam mewujudkan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
2.1.1.2 Misi
Untuk mewujudkan visi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan memiliki misi yang merupakan
turunan dari misi Balitbang sebagai berikut:
“Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan : IPTEK, norma,
standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur bidang Jalan
dan Jembatan”
2.1.1.3 Tujuan
Tujuan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan kemudian ditetapkan berdasarkan misi Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan dengan tetap mengacu kepada tujuan Balitbang. Uraian tujuan
adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan ilmu pengetahuan dan teknologi siap pakai masa depan bidang jalan
dan jembatan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan dan sasaran Badan Litbang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2) Meningkatkan akses stakeholder jalan dan jembatan terhadap pilihan pilihan
teknologi siap pakai untuk mengantisipasi permasalahan yang terkait dengan
pengembangan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman;
3) Meningkatkan kualitas pembinaan dan dukungan administrasi serta manajemen
litbang jalan dan jembatan untuk mengantisipasi tuntutan reformasi birokrasi
dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2.1.1.4 Sasaran Strategis
Sasaran strategis Balitbang PU berada pada tingkat kinerja hasil (Outcome). Sasaran
strategis Balitbang PU
a) Bertambahnya pilihan IPTEK bidang jalan dan jembatan siap pakai dalam rangka
menunjang pencapaian tujuan dan sasaran Badan Litbang Kementerian PUPR;
b) Meningkatnya dukungan IPTEK bidang jalan dan jembatan siap pakai untuk
pengembangan infrastruktur PUPR yang berwawasan lingkungan;
c) Bertambahnya SPM(K) untuk meningkatkan kualitas infrastruktur bidang jalan dan
jembatan;
d) Meningkatnya penyelenggaraan pelayanan teknis untuk mengurangi permasalahan
kualitas infrastruktur jalan dan jembatan;
21
e) Tercapainya layanan administrasi dan manajemen untuk menunjang kegiatan
operasional kelitbangan
2.1.2. KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN PUSAT LITBANG
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang
berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan
ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam
perwujudan, sasaran, tujuan, serta visi dan misi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.
Kontribusi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan terhadap pembangunan tidak serta merta
dirasakan masyarakat. Bentuk kontribusi Pusat Litbang jalan dan Jembatan melalui media
teknologi yang dihasilkan dan dikemas kedalam buku buku NSPM, maupun model- model
fisik maupun sistem.
Program yang dilaksanakan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan diturunkan berdasarkan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Pusjatan. Berikut program dan indikator yang
digunakan :
1) Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders;
Jumlah Teknologi yang termanfaatkan (unit);
2) Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholders;
Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan advis teknis;
Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan sertifikasi;
Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium.
Program tersebut diarahkan untuk menunjang teknologi terhadap pencapaian program-
program Nasional seperti RPJMN Tahap 3, Nawacita, Pengembangan Ekonomi Kreatif,
penanganan perbatasan, dll. Dari program yang telah disebutkan diatas kemudian diturunkan
kembali menjadi kegiatan unggulan pusat litbang yang merupakan fokus di tahun 2015-2019,
sebagai berikut :
a. Teknologi Material dan Manajemen Jalan dan Jembatan
b. Teknologi Asbuton dan Bahan Lokal
c. Teknologi Jalan Perkotaan
d. Teknologi Jalan Ramah Lingkungan
e. Teknologi Jalan dan Jembatan untuk Perdesaan dan Kawasan Pesisir
f. Teknologi Geoteknik Jalan dan Manajemen Lereng
22
2.2 RENCANA KINERJA TAHUNAN
Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) mengikuti ketentuan dalam Formulir Rencana
Kinerja Tahunan Unit Kerja Eselon II/ Unit Kerja Mandiri di dalam Peraturan Menteri PU No.
17/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut
ketentuan tersebut, RKT berisikan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target. Indikator
Kinerja berisikan indikator kinerja kegiatan (output) dan indikator kinerja program (outcome).
Pengisian atas target meliputi target output dan target outcome. Target yang dicantumkan
dalam RKT merupakan target yang diambildari target yang tercantum dalam dokumen
RENSTRA.
Terdapat dua outcome yang diacu oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. Outcome ini
merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat. Indikator ini digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan
pencapaian sasaran, yang nilainya dinyatakan dalam bentuk persentase. Indikator outcome
yang ditetapkan untuk Badan Litbang PUPR sesuai dengan Renstra Kementerian PU 2015-
2019 dan Renstra Badan Litbang Kementerian PU 2015-2019.
Outcome pertama adalah “meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh para pemangku
kepentingan”. Sasaran ini mempunyai output yang meliputi naskah Ilmiah, dan berbagai
konsep teknologi seperti model fisik, model sistem, prototype, kriteria disain, dll. Dikatakan
siap pakai apabila temuan penelitian, telah berkembang menjadi konsep-konsep teknologi.
Artinya, output naskah ilmiah telah berfungsi menjadi acuan untuk mengembangkan konsep
konsep teknologi yang diperlukan oleh pembangunan dan masyarakat penggunanya
(outcome).
Outcome terakhir yaitu “diterimanya rekomendasi IPTEK oleh stakeholder”. Sasaran
output kegiatan ini adalah buku penyelenggaraan pameran TTG tingkat kementerian maupun
tingkat nasional. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja sasaran ke-2 ini adalah
persen TTG yang digunakan stakeholder. Pameran TTG, pada dasarnya merupakan realisasi
Misi Balitbang ke-2 (diseminasi, sosialisasi, dan Alih Teknologi atau TOT).
23
Tabel 2.1
Outcome, Indikator Outcome, Output dan Indikator Output Pusat Litbang Jalan dan Jembatan 2015-2019
NO OUTCOME INDIKATOR OUTCOME OUTPUT INDIKATOR OUTPUT SATUAN
1. Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh para pemangku kepentingan. Dengan indikator kinerja program sebagai berikut
Jumlah teknologi yang dimanfaatkan (Unit)
1. Hasil Riset dan Pengembangan
Jumlah Komponen Teknologi (Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
Komponen Teknologi
Jumlah Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Prosiding DSP
Jumlah rekomendasi kebijakan yang termanfaatkan (Naskah)
2. Rekomendasi dan Masukan Kebijakan
Jumlah Naskah Kebijakan Naskah
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis Dokumen
Jumlah R-3 Naskah
Jumlah Laporan Layanan Pengujian Laboratorium
Laporan
3. Perencanaan, Monev, Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Dokumen
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
Dokumen
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
Unit
Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev Dokumen
Jumlah Laporan Kerjasama Dokumen
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala Dokumen
24
NO OUTCOME INDIKATOR OUTCOME OUTPUT INDIKATOR OUTPUT SATUAN
Jumlah Laporan Penyelenggaraan Sarana Kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Dokumen
Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Bulan
2. Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada pemangku kepentingan. Dengan indikator kinerja program
Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan Advis Teknis (%)
4. Layanan PNBP Jumlah penerimaan PNBP Rupiah
Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan Sertifikasi (%)
Indeks kepuasan pelanggal terhadap Layanan Uji laboratorium (%)
25
Tabel 2.2
Rangkuman Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Puslitbang Jalan dan Jembatan
Tahun Anggaran 2015-2019
NO OUTPUT INDIKATOR OUTPUT JUMLAH
PUSJATAN SATUAN
1. Teknologi Jumlah komponen teknologi 117 Komponen teknologi
2. Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT)
5 Prosiding
DSP
3. Naskah Kebijakan Jumlah naskah kebijakan 4 Naskah
4. Dokumen Rekomendasi Teknis
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis
45 Dokumen
5. R-3 Jumlah R-3 125 Naskah
6. Layanan Uji Laboratorium*) Jumlah laporan layanan pengujian laboratorium
25 Laporan
7.
Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
50 Dokumen
8.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
25 Dokumen
9. Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
90 Unit
10. Laporan Perencanaan dan Monev
Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev
70 Dokumen
11. Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kerjasama 45 Dokumen
12. Laporan Kepegawaian dan Ortala
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala
25 Dokumen
13.
Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Jumlah Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
30 Dokumen
14.
Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
10 Dokumen
15. Layanan PNBP (sertifikasi / uji laboratorium)
Jumlah penerimaan PNBP 39.554.000.000 Rupiah
26
Tabel 2.3
RKT Puslitbang Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2015
NO OUTPUT INDIKATOR OUTPUT JUMLAH
PUSJATAN SATUAN
1. Teknologi Jumlah komponen teknologi 40 Komponen teknologi
2. Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT)
1 Prosiding
DSP
3. Naskah Kebijakan Jumlah naskah kebijakan 2 Naskah
4. Dokumen Rekomendasi Teknis
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis
9 Dokumen
5. R-3 Jumlah R-3 25 Naskah
6. Layanan Uji Laboratorium*) Jumlah laporan layanan pengujian laboratorium
5 Laporan
7.
Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
10 Dokumen
8.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
5 Dokumen
9. Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
18 Unit
10. Laporan Perencanaan dan Monev
Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev
14 Dokumen
11. Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kerjasama 9 Dokumen
12. Laporan Kepegawaian dan Ortala
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala
5 Dokumen
13.
Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Jumlah Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
6 Dokumen
14.
Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
2 Dokumen
15. Layanan PNBP (sertifikasi / uji laboratorium)
Jumlah penerimaan PNBP 6.370.000.000 Rupiah
27
2.3 PERJANJIAN KINERJA
Penyusunan Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan ketentuan dalam Format Dokumen PK
Unit Organisasi Eselon I/Unit Kerja Eselon II dan Unit Kerja Mandiri di dalam Peraturan
Menteri PU No. 17/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
Untuk target Perjanjian Kinerja diperoleh dari target output yang tercantum dalam dokumen
DIPA yang telah disahkan.
Tabel 2.4
Perjanjian Kinerja (PK) Tahun Anggaran 2015
NO OUTPUT INDIKATOR OUTPUT JUMLAH
PUSJATAN SATUAN
1. Teknologi Jumlah komponen teknologi 46 Komponen teknologi
2. Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT)
18 Prosiding
DSP
3. Naskah Kebijakan Jumlah naskah kebijakan 2 Naskah
4. Dokumen Rekomendasi Teknis
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis
19 Dokumen
5. R-3 Jumlah R-3 25 Naskah
6. Layanan Uji Laboratorium*) Jumlah laporan layanan pengujian laboratorium
5 Laporan
7.
Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
6 Dokumen
8.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
9 Dokumen
9. Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
6 Unit
10. Laporan Perencanaan dan Monev
Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev
16 Dokumen
11. Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kerjasama 9 Dokumen
12. Laporan Kepegawaian dan Ortala
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala
5 Dokumen
13.
Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Jumlah Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
5 Dokumen
28
NO OUTPUT INDIKATOR OUTPUT JUMLAH
PUSJATAN SATUAN
14.
Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
12 Dokumen
15. Layanan PNBP (sertifikasi / uji laboratorium)
Jumlah penerimaan PNBP 6.370.000.000 Rupiah
*) Penjelasan lebih lanjut
Dalam dokumen PK 2015, output “Layanan Uji Laboratorium” tidak dicantumkan. Pada
tataran pelaksanaan di TA 2015 output tersebut dijalankan. Sebagai tindak lanjutnya, Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan tetap meneruskan kegiatan yang termasuk Layanan Uji
Laboratorium di TA 2015. Untuk pencantuman dalam tabel target PK 2015, dituliskan angka
yang sesuai dengan RKA-KL yaitu sebanyak 5 laporan. Perhitungan kinerja tetap dilakukan
dalam dokumen triwulanan.
29
3 AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Puslitbang Jalan dan Jembatan PUPR adalah perwujudan kewajiban
organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
Puslitbang Jalan dan Jembatan PUPR dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Sistem yang dimaksud ini
adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang pada dasarnya adalah
instrumen yang digunakan oleh setiap instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri
dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis,
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.
3.1 CAPAIAN KINERJA PUSLITBANG JALAN JEMBATAN
Kinerja output diukur dengan membandingkan antara realisasi output dengan target
kinerjanya yang dinyatakan dalam persentase. Sebagai catatan, pengukuran terhadap tingkat
capaian tiap indikator kinerja output dilakukan dengan membandingkan realisasi
sebagaimana dilaporkan dalam monitoring rutin (Laporan e-Monitoring) serta sistem
pelaporan berkala (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Draft Laporan Akhir, dan Laporan
Akhir) yang disampaikan kepada Kepala Pusat sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
yang telah sesuai dengan Prosedur Operasional Pelaporan Kegiatan Litbang (No. DSIP/PO-
03-4-15).
Kriteria penilaian capaian ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang
keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran di akhir kegiatan. Kriteria
penilaian capaian tersebut dapat dilihat di dalam tabel capaian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian
No. Kategori Rentang Nilai Interpretasi Kode
1 AA >85 Memuaskan Biru
2 A >75-85 Sangat baik Biru Muda
3 B .65-75 Baik, perlu sedikit perbaikan Hijau
4 CC >50-65 Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar
Ungu
30
No. Kategori Rentang Nilai Interpretasi Kode
5 C >30-50 Kurang, perlu banyak perbaikan,
termasuk perbaikan yang mendasar
Kuning
6 D <30 Sangat kurang, perlu banyak sekali perbaikan & perubahan
yang sangat mendasar Merah
3.1.1. CAPAIAN OUTCOME DAN OUTPUT TAHUN 2015
Tabel 3.2. Capaian Outcome Puslitbang Jalan dan Jembatan Tahun 2015
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Outcome 2015 Capaian
Outcome 2015
Program
Penelitian dan Pengembangan PUPR
1 Sasaran Program-1
Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh Stokeholder
Jumlah Teknologi yang termanfaatkan
Unit 15 15
2 Sasaran Program-2
Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stokeholder
Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan advis teknis
% 72 72
Indeks kepuasan pelanggan terhadap
proses sertifikasi yang diterbitkan
% 72 Tidak ada yang
mengajukan
Indeks kepuasan pelanggan terhadap
layanan uji laboratorium
% 72 72
Tabel 3.3. Capaian Output Puslitbang Jalan dan Jembatan Tahun 2015
NO OUTPUT INDIKATOR OUTPUT TARGET
RESNTRA CAPAIAN TA 2015
SATUAN
1. Teknologi Jumlah komponen teknologi
40 46 Komponen teknologi
2. Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT)
1 18 Prosiding
DSP
3. Naskah Kebijakan Jumlah naskah kebijakan 2 2 Naskah
31
NO OUTPUT INDIKATOR OUTPUT TARGET
RESNTRA CAPAIAN TA 2015
SATUAN
4. Dokumen Rekomendasi Teknis
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis
9 19 Dokumen
5. R-3 Jumlah R-3 25 25 Naskah
6. Layanan Uji Laboratorium*)
Jumlah laporan layanan pengujian laboratorium
5 5 Laporan
7.
Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
10 6 Dokumen
8.
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
5 9 Dokumen
9.
Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
18 6 Unit
10. Laporan Perencanaan dan Monev
Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev
14 16 Dokumen
11. Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kerjasama
9 9 Dokumen
12. Laporan Kepegawaian dan Ortala
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala
5 5 Dokumen
13.
Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Jumlah Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
6 5 Dokumen
14.
Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
2 12 Dokumen
15. Layanan PNBP (sertifikasi / uji laboratorium)
Jumlah penerimaan PNBP
6.370.000.000 6.368.000.000 Rupiah
32
3.1.2. CAPAIAN OUTCOME TEKNOLOGI TAHUN 2015
OUTCOME TEKNOLOGI YANG TERMANFAATKAN
PENCAPAIAN KINERJA
(%) KEBERMANFAATAN KEBERFUNGSIAN KEBERLANJUTAN
TEKNOLOGI 1 Hotmix Lawele
Granular Asbuton (HLGA)
100 Subtitusi aspal minyak untuk jalan berlalulintas sedang sampai berat
Wakatobi, Bau-Bau, Bombana, Makassar, Kota Kendari, Konawe Selatan (Ranomeetoo, arah ke Bandara Haluoleo), Kolaka.
Dilakukan monitoring dan evaluasi berkala di tahun selanjutnya
2 Cold Pave Hot Mix Asbuton (CPHMA)
100 Subtitusi aspal minyak untuk jalan berlalulintas rendah sampai sedang
Kabupaten Buton, Muna, Kolaka, Konawe, dan Wakatobi.
Dilakukan monitoring dan evaluasi berkala di tahun selanjutnya
3 Teknologi Material Lokal : Batu kapur
100 Mengurangi ketergantungan pada agregat standar yang sulit didapatkan
Cocok untuk daerah dengan batu kapur melimpah
Sumba Barat Dilakukan monitoring dan evaluasi berkala di tahun selanjutnya
4 Lapis Pondasi Pasir Aspal
100 Mengurangi ketergantungan pada agregat standar yang sulit didapatkan
Cocok untuk daerah dengan pasir melimpah.
Bangka Belitung, Pangkalan Bun, Palangkaraya
Dilakukan monitoring dan evaluasi berkala di tahun selanjutnya
5 Tambalan Cepat Mantap
100 Penambalan lebih cepat, mudah , murah berkualitas
Dapat disimpan hingga 1 tahun (bergantung kekedapan kemasan)
Penanganan segera Order kecil dapat
dilayani
Tol Tangerang-Jakarta, Tol Jagorawi, Jayapura, Tol Cawang - Tomang - Cengkareng
Dilanjutkan di tempat lain di TA 2016
6 Alat Pengukur Kekuatan Jalan (FWD & LWD)
100 Lebih murah jika dibandingkan alat impor sejenis
Mudah dioperasikan Mampu memberikan
data perkerasan yang lebih handal
Palangkaraya, Sukamara, Labuan Bajo
Dilakukan monitoring dan evaluasi berkala di tahun selanjutnya
7 Butur Seal 100 Berfungsi sebagai lapis permukaan yang bersifat non struktural
Digunakan untuk lalulintas rendah dengan
Buton Utara, Buton
33
OUTCOME TEKNOLOGI YANG TERMANFAATKAN
PENCAPAIAN KINERJA
(%) KEBERMANFAATAN KEBERFUNGSIAN KEBERLANJUTAN
LHR maksimum 500 kendaraan / hari
Merupakan lapis kedap air sehingga dapat melindungi lapisan konstruksi di bawahnya
Memanfaatkan material lokal
8 Timbunan Ringan
100 Meminimumkan masalah penurunan timbunan
Mengatasi masalah stabilitas timbunan
Tidak dibutuhan dinding penahan tanah timbunan
Tidak dibutuhkan pemadatan / Self Compacted
Penghematan biaya konstruksi hingga 60 %
Kepulauan Riau, Sumatera Selatan
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
9 Jembatan Untuk Desa Asimetris (Judesa)
100 material pre pabrikasi yang dapat disiapkan untuk dikirim ke lokasi
mudah dibangun dengan swadaya masyarakat.
metode konstruksi satu arah/dari satu sisi sungai
mengurangi biaya material struktur jembatan.
Jawa Barat dan Jawa Tengah
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
10 Structural Health Monitoring System (SIMBAGAS)
100 Memudahkan proses monitoring jembatan
Mengurangi biaya pelaksanaan monitoring
Sidoarjo, Lamongan, Brebes, Pemalang, Banyumas
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
11 Ruang Henti Khusus (RHK)
100 Memperbaiki kinerja persimpangan dengan biaya rendah
Mengurangi konflik sepeda motor dengan kendaraan lain
Mempercepat aliran persimpangan
Medan, Denpasar, Bandung
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
12 Jalan Hijau 100 Sebagai perangkat pendukung implementasi konstruksi berkelanjutan pada bidang jalan.
Memberikan informasi atas taraf
Proyek Pembangunan Fly Over Bukittinggi, Proyek Pembangunan Jalan Kelok Sembilan, Proyek
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
34
OUTCOME TEKNOLOGI YANG TERMANFAATKAN
PENCAPAIAN KINERJA
(%) KEBERMANFAATAN KEBERFUNGSIAN KEBERLANJUTAN
keberkelanjutan (sustainability) suatu proyek jalan.
Mendorong praktek - praktek teknik dalan pembangunan jalan yang memperhatikan dimensi ekologi, sosial dan eknomi.
Pembangunan Jalan Tol Bali – Madura, Proyek Pembangunan Underpass Dewa Ruci.
13 Sistem Informasi Dini Lalu Lintas (Sindila)
100 Pemasangan yang sangat mudah dan cepat
Keandalan dan akurasi hasil pada berbagai situasi
- Menghitung 5 kelas berdasarkan panjang kendaraan
Informasi tersedia real-time
Informasi disajikan melalui berbagai media (rambu elektronik & aplikasi ponsel cerdas)
Sidoarjo, Lamongan, Brebes, Pemalang, Banyumas
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
14 Alat Pemberi Isyarat lalu Lintas (APILL) Portable
100 Sistem nirkabel, sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi dan situasi jalan
Tiang utama memiliki catu daya mandiri dari panel surya
Sensor vehicle loop detector berbasis optik (kamera) sehingga sensor dapat dimodifikasi dengan mudah
Praktis dan pemasangan mudah
Kabupaten Bandung Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
15 Remote Cunstruction Monitoring System (RCMS)
100 Dapat memantau proyek di beberapa lokasi Efisiensi waktu dan biaya
Underpass Dewa Ruci, Denpasar; Jembatan Petuk, BPJN VIII , Bali
Dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala
di tahun selanjutnya
Berikut ini uraian singkat mengenai outcome teknologi untuk tahun anggaran 2015 :
1) Hotmix Lawele Granular Asbuton (HLGA)
HLGA merupakan aspal alam Pulau Buton tepatnya dari daerah Lawele yang memiliki
kandungan bitumen sekitar 30% nilai penetrasi bitumen, namun setelah minyak ringan
diuapkan maka nilai penetrasi bitumen Asbuton Lawele dapat menghasilkan asbuton butir tipe
50/30. Asbuton butir tipe 50/30 ini sangat potensial digunakan sebagai bahan substitusi aspal
35
pen 60 karena sifat bitumennya relatif sementara. Lokasi Penerapan Teknologi HLGA 2015
antara lain: Wakatobi, Bau-Bau, Bombana, Makassar, Kota Kendari, Konawe Selatan
(Ranomeetoo, arah ke Bandara Haluoleo), Kolaka.
Keunggulannya adalah :
Mensubstitusi aspal minyak hingga 40%
Dapat digunakan untuk lalu lintas sedang sampai berat
Sudah diuji coba tahun 2008 di Takalar (Sulsel) dengan hasil kondisi jalan masih baik
hingga sekarang
Sudah diimplementasikan BBPJN VI Makassar di Buton pada tahun 2014
2) Cold Pave Hot Mix Asbuton (CPHMA)
CPHMA atau campuran beraspal panas Asbuton
dihampar dingin adalah campuran beraspal yang
mengandung Asbuton dan bahan tambahan lain,
(polimer) jika diperlukan. Pencampuran dilakukan di
pabrik secara panas kemudian dipasarkan dalam
keadaan siap dihampar dan dipadatkan secara dingin
(temperatur udara) sebagai perkerasan jalan beraspal.
Penggunaan teknologi dibatasi untuk jalan dengan lalu
lintas maksimum 1000 kendaraan/hari. Lokasi
Penerapan Teknologi CPHMA 2015 di Wakatobi, Bau-bau, Bombana, Buton Tengah, Buton
Selatan, Buton , Makassar, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Keunggulan dari teknologi ini adalah :
Harga produksi campuran beraspal bisa dihemat hingga 25%
Mensubstitusi aspal minyak 100%
Dikemas dalam karung
Dapat digunakan untuk daerah tepencil yang tidak mempunyai Unit Pencampur Aspal
/ Asphalt Mixing Plant (AMP)
Sudah dapat diproduksi di Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah dan Jawa Timur
Digunakan untuk lalu lintas ringan sampai dengan sedang
3) Teknologi Material Lokal : Batu Kapur
Keunggulan dari teknologi ini adalah :
Harga produksi campuran beraspal dapat dihemat
Dapat digunakan untuk lalu lintas rendah sampai dengan sedang
Pemanfaatan bahan lokal untuk lokasi setempat
36
Mengurangi ketergantungan pada agregat standar yang sulit didapatkan
Cocok untuk daerah dengan batu kapur melimpah
Untuk lokasi penerapan Teknologi Material Lokal : Batu Kapur tahun 2015 dilaksanakan
Kabupaten Sumba Barat
4) Teknologi Material Lokal (Sand Base)
LPPA atau Sand Base Asphalt merupakan teknologi campuran beraspal panas yang
menggunakan agregat lokal berupa pasir sekitar 90% sebagai pengganti agregat standar.
Teknologi ini memiliki keunggulan :
Harga produksi campuran beraspal bisa dihemat hingga 20%
Menggunakan material lokal (Pasir lokal s.d. 80%)
Mengurangi ketergantungan pada agregat standar yang sulit didapatkan
Cocok untuk daerah dengan pasir melimpah, seperti Kalimantan Tengah, P. Bintan,
Bangka, dan Belitung.
5) Tambalan Cepat Mantap
Puslitbang Jalan dan Jembatan telah mengembangkan tambalan cepat mantap dengan
bahan campuran beraspal panas (hot mix asphalt) dan campuran beraspal dingin (cold mix
asphalt) yang telah dicampur dengan aditif dan dikemas secara pabrikasi. Penggunaannya
sangat mudah, setelah kemasan dibuka, langsung dihampar di lapangan dan dipadatkan
dengan pemadat ringan (stamper) atau beban lalu lintas (roda kendaraan). Dengan bahan
tambalan biasa, kerusakan jalan akan kembali terjadi antara satu minggu hingga satu bulan.
Dengan teknologi tambalan cepat mantap yang memiliki tingkat kemudahan kerja yang tinggi
dan memiliki kualitas baik, kondisi perkerasan masih bagus hingga satu tahun walaupun dilalui
lalu lintas berat.
Keunggulan dari teknologi tambalan cepat mantap adalah:
Penambalan lebih cepat, mudah , murah berkualitas
Telah teruji kehandalannya di beberapa ruas jalan tol
Dapat disimpan hingga 1 tahun (bergantung kekedapan kemasan)
Penanganan segera
Order kecil dapat dilayani
6) Teknologi Pemeriksa Kekuatan Jalan ( APKJ)
Alat ini mudah digunakan dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga disebut Light Falling
Weight Deflectometer. Fungsinya untuk melakukan pengumpulan data pada lapisan-lapisan
lepas. Keunggulan dari alat ini adalah harganya yang murah bila dibandingkan produk impor,
memiliki garansi 1 tahun, dapat digunakan untuk menguji kekuatan struktural tanah
37
dasar/granular secara semi otomatis dan mudah memproses data karena software
dikembangkan oleh Pusjatan.
Gambar Alat Light Falling Weight Deflectometer
Dasar pembuatan dari alat ini adalah reaksi dari lapisan perkerasan terhadap beban dinamis
yang bekerja pada lapisan tersebut. Beban dinamis dijatuhkan pada ketinggian tertentu
dimana besaran dari beban ditentukan oleh load cell dan respon dari lapisan yang berupa
gelombang ditangkap oleh geophone.
7) Butur Seal
Pada prinsipnya teknologi Butur Seal sama dengan
Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), namun jika
pada LPMA digunakan agregat pokok pada bagian
bawah dan agregat pengunci pada bagian atas, maka
Butur Seal hanya menggunakan lapisan agregat bagian
atas saja. Keunggulan teknologi ini :
Berfungsi sebagai lapis permukaan yang
bersifat non struktural
Digunakan untuk lalulintas rendah dengan LHR maksimum 500 kendaraan / hari
Merupakan lapis kedap air sehingga dapat melindungi lapisan konstruksi di bawahnya
38
Memanfaatkan material lokal
8) Timbunan Ringan
Teknologi ini memiliki keunggulan :
Cocok digunakan sebagai timbunan pondasi jalan dan oprit jembata di atas tanah
lunak
Meminimumkan masalah penurunan timbunan
Mengatasi masalah stabilitas timbunan
Tidak dibutuhan dinding penahan tanah timbunan
Tidak dibutuhkan pemadatan / Self Compacted
Penghematan biaya konstruksi hingga 60 %
Tidak ada tekanan lateral/horisontal
9) Jembatan untuk desa (Judesa)
Merupakan teknologi terkait jembatan untuk menangani masalah aksessibilitas masyarakat
desa dan penyediaan infrastruktur jembatan sederhana yang terbatas. Memiliki keunggulan
material pre pabrikasi yang dapat disiapkan untuk dikirim ke lokasi. Sistem jembatan modular
untuk kemudahan pembangunan dengan swadaya masyarakat.
39
Gambar Penerapan Judesa di Desa Cihawuk-Desa Cibeureum Bandung - Jawa
Barat
Selain itu metode konstruksi satu arah/dari satu sisi sungai (sesuai untuk membuka jalur
perintis dan mengurai pengangkutan material menyebrangi sungai). Keunggulan lainnya
adalah mengurangi komponen sistem pengaku ikatan angin dengan menggunakan sistem
struktur lantai yang monolit dan cukup kaku terhadap gaya lateral. Dan yang terakhir
penggunaan tiang tunggal yang dapat mengurangi biaya material struktur jembatan.
Penerapan teknologi ini di Desa Cihawuk-Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten
Bandung - Jawa Barat.
10) SIMBAGAS
Merupakan teknologi yang mampu memberikan informasi kondisi jembatan untuk mengetahui
perlu tidaknya suatu jembatan memerlukan tindakan tertentu. Lokasi penerapan teknologi ini
dilakukan di Sidoarjo, Lamongan, Brebes, Pemalang, Banyumas. Keunggulan dari teknologi
ini adalah :
Memudahkan proses monitoring jembatan
Mengurangi biaya pelaksanaan monitoring
11) Ruang Henti Khusus untuk Sepeda Motor (RHK)
40
RHK adalah salah satu cara pengaturan lalu lintas dengan mengatur tempat antrian sepeda
motor dengan kendaraan roda empat atau lebih pada saat berhenti di pendekat simpang
bersinyal selama nyala merah. Teknologi ini mampu memperbaiki kinerja persimpangan jalan
perkotaan dengan biaya rendah, mengurangi konflik lalu-lintas sepeda motor dengan
kendaraan lain dan melancarkan arus lalu-lintas dan mempercepat aliran persimpangan.
Penerapan di tahun 2015 dilaksanakan di Kota Medan – Sumatera Utara.
12) SINDILA
Merupakan teknologi yang memberikan informasi kondisi lalu lintas (volume, kecepatan,
okupansi) kepada pengguna. Keunggulannya :
Pemasangan yang sangat mudah dan cepat
Keandalan dan akurasi hasil pada berbagai situasi
Menghitung 5 kelas berdasarkan panjang kendaraan (pedoman MKJI, untuk tol
berdasarkan Kepmen PU No.370/KPTS/M/2007)
Data yang diperoleh : Volume per kelas per lajur, kecepatan rata-rata per kelas per
lajur, okupansi per lajur, headway per lajur, dan gap per lajur
Dikembangkan dalam negeri dengan local content 40%
Informasi tersedia real-time
Informasi disajikan melalui berbagai media (rambu elektronik & aplikasi ponsel cerdas)
Lokasi penerapan teknologi ini dilakukan di Sidoarjo, Lamongan, Brebes, Pemalang,
Banyumas.
13) Jalan Hijau (Green road)
Jalan hijau adalah jalan yang dirancang dan dibangun dengan memperhatikan persyaratan
dan kriteria jalan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.
Penerapan teknologi jalan hijau mendukung pemahaman dan penerapan praktek praktek
berkelanjutan dalam berbagai aspek (sosial, ekonomi dan lingkungan) mulai dari tahap
perencanaan, pelaksaaan dan operasional. Pelaksanaan di tahun 2015 dilakukan di Jalan Tol
Bali Mandara- Bali, Underpass Dewa Ruci, Jembatan Kelok 9 Padang, Fly Over Bukit tinggi.
41
Kriteria Jalan Hijau
14) APILL Portable
Merupakan alat pengatur lalu lintas yang tidak terkoneksi dengan kabel sehingga memiliki
mobilitas yang tinggi dan mudah digunakan untuk pengaturan lalu lintas pada saat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan atau jembatan (perambuan sementara). Untuk tahun
2015 teknologi ini diterapkan di Kabupaten Bandung.
Keunggulan :
Sistem nirkabel, sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi dan situasi jalan
Tiang utama memiliki catu daya mandiri dari panel surya
Sensor vehicle loop detector berbasis optik (kamera) sehingga sensor dapat
dimodifikasi dengan mudah
Praktis dan pemasangan mudah
15) RCMS
RCMS meruapakan solusi pemantauan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan.
Pemantauan yang dilaksanakan dengan baik merupakan aspek pendukung dalam
mengupayakan efisiensi dan efektifitas proyek jalan yang dihasilkan. Keunggulan teknologi ini
adalah :
Dapat memantau proyek di beberapa lokasi
Efisiensi waktu dan biaya
Pelaksanaanya dilakukan di proyek Underpass Dewa Ruci, Denpasar; Jembatan Petuk, BPJN
VIII , Bali
3.1.3. CAPAIAN OUTPUT TEKNOLOGI TAHUN 2015
42
Jenis Output Pencapaian
Output Manfaat Sasaran Pengguna
Rencana
Pengembangan
1 Teknologi Hydroseeding untuk Penanganan Erosi Lereng Jalan 100
Penanganan erosi di lereng-lereng jalan yang permukaan lerengnya terbuka (tanpa penanganan) dan yamg memiliki kemiringan curam.
Kementerian PU-PR, Dinas Bina Marga di lingkungan Provinsi, Kota/ Kabupaten di seluruh Indonesia, masyarakat profesional, dan akademisi.
Diteruskan hingga tahapan R3
2 Advanced Traffic Management System (ATMS)
100
Mengurangi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas dengan cara memproduktivitaskan infrastruktur jalan yang ada.
Kementerian PU-PR, Kementrian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat), Direktorat Lalu Lintas (POLRI), Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota, Penyedia Jasa Transportasi, Masyarakat Pengguna Jalan, Profesional, dan Akademisi.
Diteruskan
hingga tahapan
R3
3 LED untuk Penerangan Jalan
100
Mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan untuk lampu penerangan jalan
Kementerian PU-PR, Kementrian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat), Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota, masyarakat pengguna jalan, profesional, akademisi, dan industri manufaktur lampu jalan.
Diteruskan
hingga tahapan
R3
4 Sistem Jaringan Jalan Kawasan Wisata dan Fasilitas Pendukung Jalan
100
Mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari pengembangan kawasan wisata terhadap lingkungan sekitar, mendorong dan mengakomodasi ekonomi lokal, mengendalikan tempat pemberhentian di sepanjang jalan wisata
Kementerian PU-PR, Kementrian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat), Direktorat Lalu Lintas (POLRI), Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan UKM, Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota, Penyedia Jasa Transportasi, Masyarakat Pengguna Jalan, Profesional, dan Akademisi
Diteruskan
hingga tahapan
R3
5 Teknologi Perkerasan Jalan Volume Rendah
100
Menyediakan perkerasan kaku untuk kriteria jalan low volume road baik dari segi kekuatan dan material sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan harga yang lebih murah.
Kementerian PU-PR, Dinas
Provinsi/ Kabupaten/ Kota di
seluruh Indonesia,
masyarakat profesional,
akademik, kontraktor,
konsultan, produsen,
distributor bahan.
Diteruskan
hingga tahapan
R3
43
Jenis Output Pencapaian
Output Manfaat Sasaran Pengguna
Rencana
Pengembangan
6 Teknologi MCV
100
Menghasilkan alat MCV yang lebih handal dibandingkan alat sejenis
Kementerian PU-PR, Dinas
Provinsi/ Kabupaten/ Kota di
seluruh Indonesia,
masyarakat profesional, dan
akademik.
Diteruskan
hingga tahapan
R3
Uraian berikut merupakan penjabaran output teknologi yang dihasilkan pada tahun 2015 :
A. Teknologi Hydroseeding untuk Penanganan Erosi Lereng Jalan
Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik
disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Erosi merupakan tiga proses yang
berurutan, yaitu pelepasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan
pengendapan (deposition) bahan-bahan tanah oleh penyebab erosi. Degradasi lahan
yang terjadi di Indonesia umumnya disebabkan oleh erosi air hujan. Hal ini sehubungan
dengan tingginya jumlah dan intensitas curah hujan, terutama di Indonesia Bagian Barat.
Bahkan di Indonesia Bagian Timur pun yang tergolong daerah beriklim kering, masih
banyak terjadi proses erosi yang cukup tinggi, yaitu di daerah-daerah yang memiliki hujan
dengan intensitas tinggi, walaupun jumlah hujan tahunan relatif rendah.
Faktor lereng juga merupakan penyebab besarnya potensi bahaya erosi pada usaha-
usaha tanah lahan kering. Kejadian erosi selain terjadi pada lahan pertanian, daerah
aliran sungai, juga banyak terjadi pada lereng atau tebing jalan. Erosi yang terjadi pada
sebagian besar lereng jalan, pada umumnya banyak ditemukan pada lereng-lereng jalan
yang permukaan lerengnya terbuka (tanpa penanganan) dan pada lereng jalan dengan
kemiringan lereng yang relatif curam. Kejadian erosi ini sendiri diperkirakan sebagai
indikator awal terjadinya longsoran dangkal atau longsoran dalam. Oleh karena itu,
apabila erosi yang terjadi pada lereng jalan tidak segera ditangani, maka tidak menutup
kemungkinan pada suatu saat akan menyebabkan terjadinya longsoran yang dapat
menyebabkan kerugian yang lebih besar, baik itu pada infrastruktur jalan maupun pada
keselamatan manusia.
Di Indonesia, upaya-upaya penanganan erosi pada lereng jalan sudah banyak dilakukan
baik itu oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak swasta. Dalam pelaksanaannya pun
menggunakan metode penanganan yang berbeda-beda, seperti secara mekanis, kimia,
vegetasi, ataupun kombinasi dari masing-masing metode. Metode vegetasi adalah salah
satu metode penanganan erosi dengan memanfaatkan tanaman. Metode ini sering juga
disebut dengan metode biologi. Penanganan erosi dengan memanfaatkan tanaman ini
44
dipandang lebih menguntung baik dari pelaksanaan yang lebih mudah dan ekonomis,
serta hasilnya dipandang lebih ramah lingkungan. Hidrosiding adalah proses penanaman
dengan menggunakan adonan antara biji dan mulsa. Adonan tersebut diangkut dalam
tanki, truk atau trailer dan disemprotkan di atas lahan yang telah dipersiapkan dalam
tapak yang seragam.
B. Advanced Traffic Management System (ATMS)
Kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di Indonesia sudah merupakan masalah serius
yang perlu segera ditangani, Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum berkomitmen untuk
segera melakukan penanganan. Kejadian kemacetan lalu lintas bisa terjadi secara
berulang dan tidak berulang, kemacetan berulang umumnya terjadi karena keterbatasan
kapasitas infrastruktur jalan dan pengendalian yang tidak optimal, sebagai contoh terjadi
kemacetan pada persimpangan saat jam sibuk lalu lintas akibat permintaan lalu lintas
komuter, sedang kemacetan dan kecelakaan tidak berulang yang bisa terjadi kapan dan
dimana saja pada kondisi apapun.
Solusi langsung dengan cara konvensional, yaitu dengan menambah kapasitas jalan
(melebarkan atau menambah panjang jalan) selalu terkendala dengan masalah
pengadaan tanah dan logistik lainnya, dan cara tersebut belum tentu bisa memecahkan
masalah sesuai tujuan semula. Studi terdahulu menyimpulkan bahwa kemacetan lalu
lintas dan/atau kecelakaan di Negara-negara berkembang, lebih banyak disebabkan
karena tidak efisiennya dalam mengoperasikan lalu lintas. Teknologi Intelligent
Transportation System (ITS), terbukti berpotensi bisa mengurangi kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas dengan cara memproduktivitaskan infrastruktur jalan yang ada.
C. LED untuk Penerangan Jalan
Terbatasnya sumber energi dan konsumsi energi yang tinggi telah mempengaruhi upaya-
upaya penghematan energi listrik di berbagai negara. Sebagai negara berkembang
Indonesia mengalami peningkatan sumber energi nasional sebesar 7% per tahun. Pada
tahun 2010, total konsumsi mencapai 1.066 Mill sama dengan minyak, 95,2% dipasok
oleh fosil dan kurang dari 5% yang merupakan sumber terbarukan. Kenaikan
tahunan fosil berbasis energi telah meningkat keprihatinan besar karena kemungkinan
tidak signifikan antara permintaan dan pasokan energi di Indonesia di masa depan. Oleh
karena itu, Indonesia berkomitmen untuk mengambil tindakan segera dalam
mengendalikan konsumsi energi, melalui jumlah inisiatif, yang mungkin akan ada
penurunan secara signifikan untuk penggunaan energi. Sejalan dengan Instruksi
45
Presiden No. 13/2011 ditargetkan bahwa penggunaan listrik harus mampu memberikan
kontribusi penghematan energi 20% dari penggunaan listrik tahunan di semua sektor,
termasuk transportasi.
Penerangan jalan telah dianggap kontributor potensial dalam hal ini. Konsumsi energi
dikaitkan dengan penerangan jalan, tercatat oleh Badan Statistik Nasional, mencapai
lebih dari 3.000 GWH, yang berhubungan dengan 2.715.000 ton CO2 pertahun.
Penghematan energi pemerintah terkait penggunaannya termasuk penerangan jalan
dianggap menjadi pilihan yang dapat dilakukan dalam jangka menengah. Penggunaan
LED untuk penerangan jalan berkaitan dengan 57% penghematan dari yang dikonsumsi
oleh tekanan tinggi natrium lampu yang biasanya digunakan di pinggir jalan. Meskipun
inisiatif ini diyakini mampu memberikan kontribusi penghematan yang signifikan dalam
penggunaan listrik, masih ada keraguan luas dalam beralih ke LED untuk penerangan
jalanyang membuat inisiatif ini mencapai hasil yang diharapkan. Sejumlah isu tampaknya
diperlukan untuk ditangani termasuk peraturan, administrasi, dan aspek teknis.
Dari sejumlah peluang pemanfaatan teknologi, LED merupakansalah satu pilihan
teknologi penerangan jalan karena tingkat konsumsi energi yang rendah. Dari 57% dari
konsumsi listrik dapat diperoleh operator jalan dengan menggunakan LED untuk
penerangan jalan dibandingkan dengan sistem sebelumnya, seperti cahaya natrium atau
pencahayaan konvensional lainnya (ALKI, 2013). Dalam prakteknya, pergeseran
pencahayaan menjadi LED dari High Pressure Sodium (SON) untuk penerangan jalan di
sejumlah ruas jalan di Kota Malang, Jawa Timur, mencatat adanya penghematan sebesar
27% dari konsumsi energi listrik semula. Oleh karena itu, LED cukup terbuka sebagai
penerangan jalan yang rendah konsumsi energi.
D. Sistem Jaringan Jalan Kawasan Wisata dan Fasilitas Pendukung Jalan
Berkembangnya industri wisata di tanah air perlu diimbangi dengan penyediaan
infrastruktur yang baik, terutama akses jalan. Penyediaan akses jalan yang baik harus
dibarengi dengan pengaturan-pengaturan tentang perencanaan dan pengelolaan
jaringan jalan pada kawasan wisata. Hal ini diperlukan untuk mengendalikan
perkembangan fasilitas pendukung jalan yang dapat berkembang secara sporadis.
Fenomena yang sering didapati dari jalur wisata adalah menjamurnya warung, toko oleh-
oleh bahkan penginapan yang menimbulkan penurunuan kualitas kawasan wisata yang
berujung kepada kemacetan dan kekumuhan.
46
Untuk itu diperlukan pedoman kriteria jalan wisata yang dapat melayani kebutuhan
kegiatan pariwisata dengan peningkatan akses dan kenyamanan pengguna jalan dan
wisatawan. Selain itu pedoman ini diharapkan mampu mendorong dan mengakomodasi
ekonomi lokal, serta mengendalikan tempat pemberhentian di sepanjang jalan wisata
E. Teknologi Perkerasan Jalan Volume Rendah
Karakteristik jalan perdesaan di Indonesia sebagian besar dilalui oleh lalu lintas
bervolume rendah. Mayoritas ruas jalan ini dalam kondisi yang buruk, seadanya dan
biasanya berupa jalan tanah. Teknologi ini menawarkan perkerasan kaku untuk kriteria
jalan low volume road baik dari segi kekuatan dan material sehingga didapatkan mutu
jalan yang murah dan baik. Pengembangan jalan volume rendah bisa diaplikasikan
dengan ketersediaan material lokal. Tidak harus material standar yang sesuai spesifikasi,
tetapi dapat menggunakan material pasir besi, batu kapur dan karet. Diharapkan dengan
penerapan teknologi ini, tingkat aksesibilitas kawasan perdesaan menjadi meningkat
sehingga dapat menjadi pemicu pemerataan pembangunan.
F. Teknologi MCV
Dalam mendukung program MP3EI yang terbagi menjadi 6 koridor dan juga program
sinergi “Trans Asean Highway”, maka perlu diwujudkan kondisi infrastruktur jalan yang
mantap dan stabil sehingga dapat menunjang distribusi barang dan jasa untuk
pertumbuhan ekonomi yang positif yaitu diatas 6 % pertahun. Kajian yang dilakukan
terhadap “standard guide using MCV test” atau nama pasaran internasionalnya MCA
(Moisture Conditon Apparatus) didasarkan pada hal sebagai berikut:
Telah banyak implementasi yang telah dilakukan di beberapa Negara dan digunakan
sebagai persyaratan nilai untuk persyaratan pemadatan dilapangan seperti Inggris
dan Amerika dan Negara di Eropa lainnya.
Penerapan MCV ini perlu ketelitian terhadap “Human Error” sehingga ditindak lalnjuti
dengan pengembangan pengembangan model fisik modifikasi alat uji MCV yang
pelaksanaannya telah dilakukan di tahun 2012. Pengembangan model fisik
modifikasi alat uji MCV yang telah dikaji tahun 2012 tersebut berdasarkan dalam hal
kemudahan pengoperasionalnya karena alat uji MCV konvensional sangat
dipengaruhi oleh ketidak-telitian saat pengujian.
Hasil kajian terhadap pengembangan pembuatan “model fisik modifikasi alat uji
MCV” ini terhadap kajian kinerjanya yang dirasakan perlu disempurnakan sebelum
digunakan secara penuh dalam hal: a) Untuk diproduksi secara masal dengan
melibatkan produsen atau investor yang berminat untuk bekerja sama dengan
47
Pusjatan; b) Pemanfaatan hasil uji MCV terutama dalam hubungannya untuk
dimasukan sebagai spesifikasi tambahan pada spesifikasi umum Bina Marga divisi
pekerjaan tanah.
Faktor pendukung pemanfaatan hasil pengujian nilai kadar air (MCV) sehingga
dirasa perlu dalam memfinalisasi pemanfaatan alat uji MCV sebagai parameter
pemadatan tanah timbunan untuk subgrade berdasarkan masukan terhadap respon
positif yang disampaikan terhadap kinerja kegunaannya.
3.1.4. CAPAIAN KINERJA TRIWULAN
Tabel 3.1 menampilkan kinerja output pada kegiatan yang dilakukan pada Tahun 2015 secara
triwulan. Secara keseluruhan kinerja output menunjukkan kondisi yang baik, dengan capaian
realisasi fisik pada angka 100% dan realisasi keuangan mendekati 100%.
48
Tabel 3.4 Kinerja Output Kegiatan
NO Program/
Kegiatan/Output Target
Pagu (Rp Ribu)
Fisik
TW I TW II TW III TW IV
RN RL Kinerja RN RL Kinerja RN RL Kinerja RN RL Kinerja
A Penelitian dan Pengembangan Subbidang Jalan dan Jembatan
1 Teknologi 46 komponen
teknologi 40.771.525 0,00 0,00 100,00 5,06 7,40 68,43 41,47 65,99 62,84 100 99,28 99,28
2 Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
18 prosiding dsp
7.385.924 0,00 0,00 100,00 17,27 5,50 314,00 53,19 76,15 69,85 100 96,05 96,05
3 Naskah Kebijakan 2 naskah 775.092 0,00 0,00 100,00 10,20 6,03 169,21 30,79 51,76 59,48 100 99,53 99,53
4 Dokumen Rekomendasi Teknis 19 dokumen 9.461.998 0,00 0,00 100,00 8,95 11,31 79,18 35,08 72,59 48,33 100 97,84 97,84
5 R-3 25 naskah 3.558.305 0,00 0,00 100,00 9,36 11,85 79,02 54,43 70,47 77,24 100 99,36 99,36
6 Layanan Uji Laboratorium*) 5 laporan 1.352.777 0,00 0,00 100,00 10,80 11,85 91,10 44,26 70,47 62,81 100 99,30 99,30
7 Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
6 dokumen 2.810.110 0,00 0,00 100,00 22,74 11,85 191,92 61,59 70,47 87,40 100 96,98 96,98
8
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
9 dokumen 1.130.894 0,00 0,00 100,00 0,25 11,85 2,13 32,81 70,47 46,56 100 99,39 99,39
9 Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
6 unit 38.973.220 0,00 0,00 100,00 12,00 10,09 118,95 41,31 61,14 67,57 100 99,50 99,50
10 Laporan Perencanaan dan Monev 16 dokumen 11.182.352 0,00 0,00 100,00 22,06 11,85 186,18 57,54 70,47 81,65 100 99,51 99,51
11 Laporan Kerjasama 9 dokumen 2.031.018 0,00 0,00 100,00 25,77 11,85 217,50 40,02 70,47 56,80 100 99,26 99,26
12 Laporan Kepegawaian dan Ortala 5 dokumen 3.647.433 0,00 0,00 100,00 6,45 11,85 54,40 37,08 70,47 52,61 100 97,96 97,96
49
NO Program/
Kegiatan/Output Target
Pagu (Rp Ribu)
Fisik
TW I TW II TW III TW IV
RN RL Kinerja RN RL Kinerja RN RL Kinerja RN RL Kinerja
13 Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
5 dokumen 1.728.843 0,00 0,00 100,00 1,12 11,85 9,42 44,98 70,47 63,83 100 97,72 97,72
14 Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
12 dokumen 40.320.509 8,35 11,70 71,39 28,07 41,85 67,08 65,54 72,07 90,94 100 96,98 96,98
15 Layanan PNBP (sertifikasi / uji laboratorium)
Rp 6.370.000.000
6.370.000 0,00 0,00 100,00 7,15 7,15 100,00 31,52 71,60 44,03 100 99,98 99,98
50
3.1.5. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT PERTRIWULAN
Secara umum, kinerja output kegiatan Puslitbang Jalan Jembatan cukup baik. Sebagian besar
kinerja kegiatan per triwulan berada di level biru dan hijau (baik dan sangat baik). Hanya saja
ada beberapa output yang masih berada di bawah ambang batas target kinerja. Target kinerja
didapat dari data aplikasi e-Monitoring berdasarkan rencana realisasi tiap-tiap kegiatan.
Berikut ini evaluasi dan analisis kinerja Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dalam lingkup
triwulan.
Tabel 3.5.
Permasalahan dan Tindak Lanjut Per Triwulan
Puslitbang Jalan dan Jembatan Tahun 2015
Triwulan Permasalahan Tindak Lanjut
I
Masih berlangsungnya proses perubahan struktur Kementerian Pekerjaan Umum menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Belum jelasnya satminkal yang ada di Kementerian dan proporsi anggarannya.
Penghentian semua kegiatan di lingkungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan sampai selesainya restrukturisasi
II
Adanya perubahan struktur Kementerian yang mengakibatkan perubahan pada struktur organisasi,struktur anggaran dan kode anggaran;
Himbauan internal Kementerian untuk menunda seluruh kegiatan menunggu struktur yang baru;
Sedang disusunnya RENSTRA yang baru untuk menggantikan dokumen yang lama dikarenakan habis masa berlakunya;
Adanya perubahan output dan outcome kegiatan terkait penyesuaian dengan struktur Kementerian yang baru.
Percepatan pelaksanaan kegiatan dan peningkatan pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
Percepatan kegiatan dan pengajuan administrasi serta percepatan proses SPM;
Percepatan proses kontrak; Mengajukan permintaan agar
penyedia jasa mengambil uang muka.
III
Terhambat pada aplikasi SIDAKEP yang kurang terintegrasi dengan aplikasi lainnya;
Keterlambatan memulainya pengadministrasian (baru dimulai di Bulan Juni 2015);
Detail pekerjaan belum dilaksanakan;
Beberapa kegiatan dilaksanakan pada akhir tahun, pada triwulan ke IV;
Belum ada permintaan dari stakeholders terkait advis teknis;
Belum ada penagihan dari pihak ketiga terkait paket kontraktual;
Menyusun rencana 3 bln kedepan (ROK), memastikan berapa yang mampu diselesaikan;
Segera melakukan koordinasi antara balai dan bagian untuk mengurus daftra layanan publik;
Mempercepatan pelaksanaan kegiatan dan peningkatan pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
Mengkoordinasikan dengan pihak ketiga terkait proses penagihan paket-paket kontraktual.
51
Triwulan Permasalahan Tindak Lanjut
IV - -
3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
3.2.1. PERBANDINGAN PENCAPAIAN DATA KINERJA
Kinerja output diukur dengan membandingkan antara realisasi output dengan target
kinerjanya yang dinyatakan dalam persentase. Sebagai catatan, pengukuran terhadap tingkat
capaian tiap indikator kinerja output dilakukan dengan membandingkan realisasi
sebagaimana dilaporkan dalam monitoring rutin (Laporan e-Monitoring) serta sistem
pelaporan berkala (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Draft Laporan Akhir, dan Laporan
Akhir) yang disampaikan kepada Kepala Pusat sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
yang telah sesuai dengan Prosedur Operasional Pelaporan Kegiatan Litbang (No. DSIP/PO-
03-4-15).
Tabel 3.6 Evaluasi Kinerja Output TA 2015
No Output Penting Indikator Kinerja Satuan Kinerja
% Target Realisasi
1 Teknologi Jumlah komponen teknologi
Komponen teknologi
45 45 100
2 Prosiding Diseminasi, Sosialisasi, Pelatihan (TOT)
Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT)
Prosiding DSP 18 18 100
3 Naskah Kebijakan Jumlah naskah kebijakan
Naskah 2 2 100
4 Dokumen Rekomendasi Teknis
Jumlah Dokumen Rekomendasi Teknis
Dokumen 19 19 100
5 R-3 Jumlah R-3 Naskah 25 25 100
6 Layanan Uji Laboratorium*)
Jumlah laporan layanan pengujian laboratorium
Laporan 5 5 100
7
Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Jumlah Laporan Pengelolaan Keuangan (pembinaan administrasi keuangan, SAI, dan administrasi kesatkeran)
Dokumen 6 6 100
8
Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum (Administrasi umum,
Jumlah Laporan Pengelolaan Administrasi Umum, BMN dan Hukum
Dokumen 9 9 100
52
No Output Penting Indikator Kinerja Satuan Kinerja
% Target Realisasi
kearsipan, kehumasan, dan BMN)
(Administrasi umum, kearsipan, kehumasan, dan BMN)
9
Pengadaan Sarana dan Prasarana (Seluruh kegiatan pengadaan)
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
Unit 6 6 100
10 Laporan Perencanaan dan Monev
Jumlah Laporan Perencanaan dan Monev
Dokumen 16 16 100
11 Laporan Kerjasama Jumlah Laporan Kerjasama
Dokumen 9 9 100
12 Laporan Kepegawaian dan Ortala
Jumlah Laporan Kepegawaian dan Ortala
Dokumen 5 5 100
13
Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Jumlah Laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan (Perpustakaan, Jurnal, SMM dan HAKI )
Dokumen 5 5 100
14
Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Jumlah Laporan Layanan Perkantoran (gaji, tunjangan, operasional, dan pemeliharaan perkantoran)
Dokumen 12 12 100
15 Layanan PNBP (sertifikasi / uji laboratorium)
Jumlah penerimaan PNBP
Rupiah 6.370.000.000 6.368.000.000 99,98
Tabel diatas menampilkan kinerja output pada kegiatan yang dilakukan pada Tahun 2015.
Secara keseluruhan kinerja output menunjukkan kondisi yang baik, dengan capaian seluruh
indikator kinerja output pada tiap output penting mendekati seratus persen.
3.2.2. PELAYANAN KEPADA STAKEHOLDERS
Bentuk pelayanan kepada stakeholders dilakukan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dengan
melakukan advis teknis dan pelayanan uji laboratorium. Berikut data layanan advis teknis
yang diberikan di tahun 2015
Tabel 3.7 pelayanan Advis Teknis 2015
53
No Jenis Advis Teknis Pemohon
1 Permohonan Bantuan Narsumber Dalam Rangka Penyusunan Dokumen Lelang
BBPJN IV
2 Permohonan Narasumber Advis Teknik Penanganan Longsoran BBPJN VI
3 Undangan Rapat BBPJN VII
4 Permohonan Konsultasi dan Pemantapan Spesifikasi Teknis 2010 Revisi 3 Tahun 2015
Dinas Bina Marga UPT Pengujian dan Pengendalian Mutu
5 Penanganan Longsoran Lereng Galian Gesing-Randupitu Sta6+350 - Sta 6+400 di PT. Jasamarga Pandaan Tol (PT JPT)
PT. Jasamarga
6 Permohonan Bantuan Tenaga Ahli Jaland an Jembatan untuk Proses Penyidikan Pada Pekerjaan Pengaspalann Jalan Pal 12 - Jalan 21 Unit 1 dan Pengaspalan Jalan Muara Niro - Muara Tabun di Dinas PU Kab. Tebo
Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR
7 Permohonan Narasumber dan Moderator dalam Seminar Teknologi Peralatan Pengujian Untuk Mendukung Pekerjaan Infrastruktur di Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
8 Permohonan Narasumber pada Kegiatan Bimbingan Teknis Perencanaan Umum Jalan
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Prov. Banten
9 Permohonan Pendampingan Teknis BBPJN V
10 Surat Permohonan Bantuan Tenaga Ahli Dinas Pemakaman dan Pertamanan
11 Permohonan Bantuan Advice Teknik Penanganan Longsoran dan Tanah Bermasalah di Sumatera Utara
BBPJN I, Medan
12 Permohonan Narasumber BPJN VIII, Bali
13 Rekomendasi Penanganan Jembatan Pante Dona Direktur Jenderal Bina Marga
14 Permohonan Menjadi Narasumber pada Seminar Teknologi Peralatan Pembangunan Jalan Beton Slipform Paver dan Teknologi Pengeboran Untuk Menunjang Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
BPKonstruksi
15 Permohonan Narasumber Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman
16 Permohonan Narasumber BBPJN II, Padang
17 Permohonan Narasumber pada Kegiatan Bimbingan Teknis Estimator Jalan
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Prov. Banten
18 Permohonan Pemeriksaan Detai Terhadap Kondisi Jembatan Rangka Cipunegara B (Arah Jakarta)
SNVT PJN I Jawa Barat
19 Permohonan Bantuan Tim Tenaga Teknis SNVT PJN II, Banten
20 Permohonan Narasumber Dinas Bina Marga dan Tata Air Bekasi
21 Advis Teknik Penanganan Longsor di Pulau Flores dan Sumba Satker NTT - BPJN VIII
22 Permohonan Tim Teknis Untuk Inspeksi Jalan di Kawasan Industri Terpadu Indonesia China (KITIC)
PT. KITIC
23 Permohonan Narasumber Pada Penyegaran Perencanaan Teknis Jalan Untuk Prov. SumSel dan Prov. Kep. Bangka Belitung
BBPJN III
24 Bantuan advis teknik longsoran Halilulik - Batas kota Atambua BPJN VIII
25 Pemberitahuan Pekerjaan Pada Sungai Glagah dan Pedes, Daerah Ciregol Kab. Brebes Oleh BBWS Pemali Juana
BBWS Pemali-Juana
54
No Jenis Advis Teknis Pemohon
26 Mohon Petunjuk dan Arahan (mengenai cara perhitungan pembayaran pekerjaan Laston AC-BC)
Dinas PU Kab. Tebo
27 Permohonan Tenaga Narasumber dan Bantuan Pelatihan tentang Kendali Mutu Pekerjaan Konstruksi
Dinas PU Kab. Kapuas
28 Permohonan Quality Control Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan
29 Pengantar Pengujian Skala Laboratorium Teknologi Grouting Slab Metode Uretek
Direktorat Bina Teknik
30 Permohonan Pengujian Galian Satker PJN Wil. II Bengkulu
31 Permohonan Solusi Pekerjaan Lokasi Perbukitan Dinas PU Kab. Kulon Progo
32 Rapat Koordinasi Pemanfaatan Asbuton TA 2015 Direktur Bina Teknik
33 Permohonan Pengujian Galian Cadas Muda Kapusjatan
Jumlah pelayanan uji laboratorium di tahun ini adalah sebanyak 210 permintaan. Permintaan
uji lab terbanyak yaitu pada Balai Jembatan. Pengujian lab yang telah dilaksanakan memiliki
beragam lingkup. Untuk pengujian di Balai Bahan dan Perkerasan Jalan (BBPJ) mayoritas
lebih kepada pengujian aspal, agregat, tanah dan atau campuran. Sebagian besar pengujian
di Balai Geoteknik Jalan (BGTJ) adalah pengujian pengetesan geotekstil woven dan material.
Di Balai Jembatan (BJBJ) permintaan pengujian terbanyak adalah pengujian bahan bantalan
karet untuk jembatan, sedangkan Balai Lalu Lintas (BTLJ) mendapat permintaan pengujian
manajemen lalu lintas sebagai permintaan terbanyak. Berikut rekapitulasi pelayanan
pengujian lab di tahun 2015, sedang untuk data lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 3.8 Pelayanan Uji Lab Tahun 2015
No Pelayanan
Balai Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
1. BBPJ 2 9 4 12 1 4 1 4 - - - - 37
2. BJBJ 10 1 11 4 4 14 4 27 11 - - - 83
3. BTLJ 1 - 1 - 1 1 2 3 1 1 - - 11
4 BGTJ 7 4 7 7 8 7 2 11 21 2 - - 76
Total 15 26 22 28 18 29 9 22 16 24 19 4 232
3.2.3. PENGGALANGAN KERJASAMA
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan juga melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah
dan lembaga dalam maupun luar negeri. Kerjasama dengan pemerintah daerah, lebih
diarahkan pada dukungan infrastruktur jalan jembatan. Dukungan ini berupa aplikasi
teknologi, peningkatan sumber daya manusia lokal dan bimbingan teknologi. Kerjasama
dengan lembaga dalam dan luar negeri difokuskan untuk pengembangan sumber daya
manusia Pusat Litbang jalan dan Jembatan agar dapat bersaing di kancah internasional.
55
Berikut daftar kerjasama yang telah dilakukan oleh Pusat Litbang Jalan dan jembatan pada
tahun 2015.
Tabel 3.9 Kerjasama Dalam Negeri Tahun 2015
Jenis Kerjasama Mitra Kerja
Kesepakatan Bersama (MoU)
1. Kesepakatan Bersama (MoU) antara Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dengan The Indonesian Iron and Steel Industy Association (IISIA) tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Standar dan Metode Kontruksi Berbasis Slag Besi dan Slag Baja.
2. Kesepakatan Bersama (MoU) antara Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Buton mengenai pinjam pakai pemanfaatan tanah untuk Balai Litbang Teknologi Asbuton.
Perjanjian Kerjasama (PKS)
1. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 01/PKS/I/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi Kota Bima – NTB tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Bidang Jalan dan Jembatan. Kerjasama selama 3 (tiga) tahun ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan litbang terhadap permasalahan pada jalan dan jembatan di Kota Bima – NTB termasuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dari Puslitbang Jalan dan Jembatan.
2. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 02/PKS/I/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dewan Pengurus Daerah Himpunan Pengembangan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Provinsi Jawa Barat tentang Kerjasama Ilmiah. Kerjasama selama 5 (lima) tahun ini bertujuan untuk membangun kemitraan yang strategis dengan landasan saling memperkuat, mendukung, percaya dan terbuka sehinggaa dapat tercipta kerjasama yang bermafaat bagi para pihak.
3. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 02A/PKS/II/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara – Kalimantan Tengah tentang Pembangunan Jalan di Kabupaten Sukamara. Kerjasama selama 1 (satu) tahun ini bertujuan untuk menerapkan hasil penelitian dan pengembangan Puslitbang Jalan dan Jembatan di Kabupaten Sukamara.
4. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 03/PKS/II/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Surveyor Indonesia tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangunan. Kerjasama selama 2 (dua) tahun ini dalam rangka pengembangan dan penelitian pelaksanaan kegiatan bersama dalam rangka perolehan dan pelaksanaan dari pemberi kerja baik instansi pemerintah maupun swasta untuk mendukung pengembangan infrastruktur ke pekerjaan jalan dan jembatan yang handal di Indonesia.
5. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 04/PKS/II/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT.Bukaka Teknik Utama tentang
56
Jenis Kerjasama Mitra Kerja
Kerjasama Litbang Komersialisasi Teknologi Alat Pemeriksa Jembatan dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
6. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 04A/PKS/II/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Amarta Karya tentang Kerjasama Implementasi dan Komersialisasi Teknologi Jembatan untuk Desa (JUDESA) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
7. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 05/PKS/II/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung – Bali tentang Kerjasama Penerapan Hasil Penelitian dan Pengembangan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia. Kerjasama yang berlangsung selama 5 (lima) tahun ini bertujuan untuk menerapkan hasil litbang Puslitbang Jalan dan Jembatan.
8. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 05A/PKS/II/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Prajna Marga Solusi tentang Komersialisasi Teknologi Remote Construction Monitoring System (RCMS) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
9. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 06/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT.Panairsan Pratama tentang Produksi dan Komersialisasi Falling Weight Deflectometer (FWD) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
10. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 06A/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Performa Alam Lestari tentang Litbang Aspal Modifikasi dengan Kualitas Unggul Kemasan Siap Pakai dengan jangka waktu 1 (satu) tahun.
11. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 07/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton – Provinsi Sulawesi Tenggara tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan. Kerjasama dengan jangka waktu selama 4 (empat) tahun ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan penanganan yang tepat terhadap permasalahan yang terjadi pada jalan dan jembatan di Kabupaten Buton - Provinsi Sulawesi Tenggara , termasuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.
12. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 08/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Universitas Dayanu Ikhsanuddin tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penelitian dan Pendidikan. Kerjasama dengan jangka waktu selama 5 (lima) tahun ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pendidikan bagi kedua belah pihak dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
13. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 09/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan. Kerjasama dengan jangka waktu 4 (empat) tahun ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan penanganan yang tepat terhadap
57
Jenis Kerjasama Mitra Kerja
permasalahan yang terjadi pada jalan dan jembatan di Kota Bau Bau - Provinsi Sulawesi Tenggara , termasuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.
14. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 10/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi Kabupaten Sumba Barat – Nusa Tenggara Timur tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Bidang Jalan dan Jembatan. Kerjasama dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun ini bertujuan untuk untuk mengembangkan Kerjasama Penelitian dan Pengembangan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki PARA PIHAK.
15. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 11/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton Selatan – Provinsi Sulawesi Tenggara tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan. Kerjasama ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan penanganan yang tepat terhadap permasalahan yang terjadi pada jalan dan jembatan di Kabupaten Buton Selatan - Provinsi Sulawesi Tenggara , termasuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan dengan jangka waktu 4 (empat) tahun.
16. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 12/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang Kerjasama Penelitian dan Pengembangan. Tujuan dari Perjanjian Kerjasama yang berlangsung selama 1 (satu) tahun ini adalah untuk penanggulangan kegagalan korosi material di pesisir pantai Jawa, Madura, Bali dan mengembangkan Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Infrastruktur ke PU-an bidang Jalan dan Jembatan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak dalam rangka penelitian dan pengembangan.
17. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 13/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) tentang Kerjasama Komersialisasi Hasil Litbang terkait Variable Message Sign (VMS) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
18. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 14/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) tentang Kerjasama Komersialisasi Hasil Litbang terkait Penghitung dan Pencatatan Volume Lalu Lintas Otomatis (PLATO) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
19. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 15/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) tentang Kerjasama Komersialisasi Hasil Litbang terkait Structure Health Monitoring System (SHMS) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
20. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 16/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muna
58
Jenis Kerjasama Mitra Kerja
Barat – Provinsi Sulawesi Tenggara. Kerjasama dengan jangka waktu 4 (tahun) ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan penanganan yang tepat terhadap permasalahan yang terjadi pada jalan dan jembatan di Kabupaten Muna Barat - Provinsi Sulawesi Tenggara , termasuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.
21. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 17/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan. Kerjasama dengan jangka waktu 5 (lima) tahun ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pendidikan bagi Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dan Universitas Hasanuddin dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
22. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 17A/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) tentang Penyusunan dan/atau Penyempurnaan Standar serta Pedoman Pemanfaatan Slag Besi dan Slag Baja untuk Diimplementasikan di Kegiatan Kontruksi Bidang Jalan dan Jembatan secara Nasional.
PKS yang berlaku selama 2 (dua) tahun ini bertujuan untuk menyusun dan/atau menyempurnakan standar serta pedoman pemanfaatan slag besi dan slag baja, by product dari proses produksi baja, produk-produk baja lainnya sehingga menjadi selaras dengan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur penanganan dan penggunaanya, yang dapat diimplementasikan di kegiatan konstruksi di bidang jalan dan jembatan secara Nasional.
23. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 18/PKS/III/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata – Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang Pembangunan Jalan di Kabupaten. Tujuan dari Perjanjian Kerjasama ini untuk menerapkan teknologi hasil dari Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak dengan jangka waktu 1 (satu) tahun.
24. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 19/PKS/X/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang – Provinsi Banten tentang Kerjasama Litbang Jalan dan Jembatan. Kerjasama ini bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian dan penanganan yang tepat terhadap permasalahan yang terjadi pada jalan dan jembatan di Kabupaten Tangerang - Provinsi Banten, termasuk pemanfaatan dan pengembangan teknologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan dengan jangka waktu 1 (satu) tahun.
25. Perjanjian Kerjasama (PKS) No. 20/PKS/X/LJ/2015 antara Puslitbang Jalan dan Jembatan dengan PT. Muin Bangun Persada tentang Komersialisasi Invensi terkait Zat Aditif untuk Warm Mix dengan jangka waktu 5 (lima) tahun.
59
Untuk kerjasama luar negeri, berikut daftar pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 :
1. Joint Planning Session on Tunnel Technology dengan PWRI – Jepang;
2. Sharing Knowledge dengan Prof. Andrew Whittle dari MIT terkait Teknologi Geoteknik
Jalan;
3. One Day Seminar “Innovation Stimulation for Effective Business Process for
Infrastructure Provision” dengan pembicara Prof. Michael Schrage dari ILP MIT terkait
Inovasi dalam penyelenggaraan litbang;
4. Workshop on Road and Bridge diselenggarakan terkait road safety research program
kerjasama antara Japan International Cooperation Agency (JICA) – Puslitbang Jalan dan
Jembatan dan Ditjen Bina Marga;
5. Training on Road Safety Measurement Based on Near Miss Accident Data sebagai
sarana untuk memperkenalkan teknologi keselamatan jalan dan penanganan blackspots
yang merupakan teknologi yang dikembangkan oleh NTT Data dan Katahira
Engineerings International (KEI) bekerjasama dengan Japan International Cooperation
Agency (JICA).
3.3 REALISASI ANGGARAN
Kinerja realisasi anggaran pada tahun 2015 adalah sebesar 98,72%. Angka ini mengalami
kenaikan yang signifikan bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Dari pengamatan
kinerja input terlihat adanya trend kenaikan dari data empat tahun sebelumnya yang secara
berturut – turut adalah 93,34% (2014), 97,59% (2013), 96,75% (2012), dan 96,22% (2011).
Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Pagu Anggaran dengan Realisasi TA 2011-2015
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
Pagu Anggaran 139.446.55 123.106.25 147.057.32 160.645.72 171.500.00
Realisasi (Rp. 000) 134.177.35 119.105.30 143.508.43 149.946.77 169.305.66
Prosentase Realisasi 96,22% 96,75% 97,59% 93,34% 98,72%
60
Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
Renc (e-Mon) (%) 0,78% 1,81% 2,72% 5,28% 7,25% 16,74% 24,17% 37,99% 58,22% 75,45% 95,01% 100,00%
Real TA. 2014 1,37% 2,23% 5,00% 8,23% 13,20% 25,07% 30,95% 32,21% 58,71% 66,67% 73,82% 93,34%
Real TA. 2015 1,44% 2,24% 3,41% 5,80% 7,75% 15,73% 25,03% 33,55% 44,15% 60,06% 81,80% 98,72%
Status Tgl 30 29 30 30 31 30 31 30 30 30 30 31
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
%
Kinerja 2015 merupakan capaian terbaik dalam kurun waktu lima tahun pelaksanaan
anggaran (2011-2015). Jika merunut dari pelaksanaan anggaran tahun 2015, hasil ini dapat
dikatakan sebagai prestasi. Hal ini dikarenakan penggunaan anggaran baru bisa
dilaksanakan pada bulan April-Mei dikarenakan adanya perubahan struktur Kementerian yang
berimbas pada proporsi dan akun anggaran. Secara teknis lapangan, pelaksanaan anggaran
tahun 2015 hanya sekitar 7-8 bulan saja. Dengan capaian angka tersebut maka wajar jika
hasil ini merupakan prestasi bagi Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.
Berikut grafik bulanan pencapaian anggaran tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013.
Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Pagu Anggaran dengan Realisasi TA 2011-2015
61
4
PENUTUP
Secara umum kinerja Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dalam melaksanakan kegiatan T.A.
2015 menunjukan peningkatan kinerja bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan analisis dan evaluasi pada Bab 3, dapat dipetakan keberhasilan dan
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
pada TA 2015. Hasil evaluasi kinerja kegiatan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
menunjukkan capaian kinerja yang cukup baik. Tingkat capaian indikator kinerja Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan pada TA 2015 dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
1) Kinerja Anggaran
Kinerja anggaran Pusat Litbang Jalan dan Jembatan merupakan yang terbaik bila
dibandingkan dengan Pusat Litbang lain di lingkungan Balitbang kementerian PUPR.
Secara historis bulanan, tingkat kinerja Pusat Litbang jalan dan Jembatan mulai
menurun pada bulan Agustus. Kekurangan ini mampu diselesaikan di akhir triwulan
keempat dengan cukup baik.
2) Kinerja Output
Kinerja output pada Tahun 2015 menunjukan prestasi yang tidak jauh berbeda pada
tahun sebelumnya, dengan capaian kinerja output mencapai sebesar 100%.
Ada beberapa hal yang patut diantisipasi dalam TA 2016, yaitu :
a) Koordinasi dengan Direktorat Jendral Teknis terkait dalam hal penyiapan infrastruktur
bidang pekerjaan umum dan perumahan. Pelaksanaan kegiatan litbang tidak bersifat
parsial, hanya dilaksanakan dalam satu tahun dan setelah itu terhenti. Pelaksanaan
kegiatan litbang mestinya dilaksanakan secara multiyears. Dalam rangka mendukung
hal tersebut maka pelaksanaan kegiatan litbang harus berkesinambungan dalam
suatu tahapan / siklus litbang sehingga output yang dihasilkan juga akan saling terkait
sehingga pada saatnya nanti akan dihasilkan suatu teknologi litbang yang dapat
direplikasi dan dimanfaatkan oleh stake holder;
b) Adanya kebijakan lelang dini untuk mempercepat dukungan litbang dalam infrastruktur
Kementerian PUPR;
c) Penyeragaman database evaluasi yang sudah dirintis pada tahun 2015 dan
pengaplikasiannya di tahun 2016.