Laporan Kinerja - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/LAKIP 2017_060118-min.pdf ·...

78

Transcript of Laporan Kinerja - bpkp.go.idbpkp.go.id/public/upload/unit/jateng/files/LAKIP 2017_060118-min.pdf ·...

Laporan KinerjaTahun 2017Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

Laporan Kinerja 20174

Kata Pengantar 5

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah merupakan media

penyampaian akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi serta anggaran Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam menjalankan peran pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan dan pembangunan, pembinaan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, dan pembinaan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) dan fungsi dukungan. Laporan dimaksud menyajikan kinerja mencakup hasil-

hasil yang telah dicapai serta analisis pencapaian output dan outcome dikaitkan

dengan pencapaian target Rencana Strategis (Renstra) BPKP Tahun 2015-2019.

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah disusun

sebagai bentuk pertanggungjawaban atas capaian kinerja dan keuangan. Laporan

Kinerja menggambarkan capaian atas sasaran program dan kegiatan yang dilakukan

dengan mengukur realisasi dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja (Perkin) dan pembandingan lainnya.

Laporan Kinerja ini merupakan Laporan Kinerja tahun ketiga dari periode Rencana

Strategis Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja Tahun 2017 tidak seluruhnya dapat

dibandingkan dengan Laporan Kinerja Tahun 2016 karena terdapat beberapa

perbedaan cara perhitungan antara lain perhitungan output dan outcome.

Mengingat Laporan Kinerja Tahun 2017 merupakan Laporan Kinerja tahun ketiga,

maka masih banyak yang perlu ditingkatkan dalam mencapai target akhir dari

Rencana Strategis BPKP Tahun 2019. Oleh karena itu, kami terus melakukan

perbaikan baik secara internal maupun dalam menjalin hubungan dengan para

stakeholders. Komitmen bersama semua pihak yang telah terbangun akan semakin

menguatkan sistem akuntabilitas kinerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Tengah guna mengawal reformasi birokrasi di lingkungan instansi pemerintah

yang sedang berjalan.

Kata Pengantar

SamonoKepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

Laporan Kinerja 20176

Daftar Isi 7

Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I - PENDAHULUAN

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Aspek Strategis Organisasi

Kegiatan dan Produk Organisasi

Struktur Organisasi

Sistematika Penyajian

BAB II - PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019

Perjanjian Kinerja 2015

BAB III - AKUNTABILITAS KINERJA

Capaian Kinerja

Realisasi Anggaran

BAB IV - PENUTUP

Laporan Kinerja 20178

Daftar lampiran 9

Daftar Lampiran

Lampiran 1 - Kinerja Sasaran Program dan Analisis Efisiensi Penggunaan Dana/SDM

(OH) Tahun 2017

Lampiran 2 - Capaian Kinerja Output Tahun 2017

Lampiran 3 - Perbandingan Kinerja Sasaran Program Tahun 2017 dengan Tahun 2016

Lampiran 4 - Perbandingan Capaian Output Tahun 2017 dengan Tahun 2016

Lampiran 5 - Register Output dan Outcome Tahun 2017

Lampiran 6 - Penyelenggaraan SPIP Tahun 2017

Lampiran 7 - Kapabilitas APIP Tahun 2017

Lampiran 8 - Opini dan Nilai Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tahun 2016

Lampiran 9 - Nilai Kinerja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Tahun 2016

Laporan Kinerja 201710

Keberhasilan capaian kinerja tahun 2017 merupakan indikasi bahwa

sistem akuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

telah berjalan pada jalur yang benar“

Ringkasan Eksekutif 11

RingkasanEksekutif

Laporan Kinerja 201712

Sebagai auditor intern Pemerintah, BPKP berperan membantu pemerintah pusat/daerah dalam

meningkatkan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mewujudkan tata kelola pemerintahan

yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, sebagaimana yang

diamanatkan dalam RPJM 2015-2019.

Untuk melaksanakan peran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan

enam Program Teknis dan satu Program Generik. Program-program tersebut dilaksanakan melalui

kegiatan pengawasan BPKP, baik yang bersifat assurance maupun consulting.

Laporan kinerja ini menyajikan realisasi kinerja Perwakilan BPKP tahun 2017 dengan target Perjanjian

Kinerja Tahun 2017 antara Kepala BPKP dengan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

Capaian kinerja (IKU) tahun 2017 sebagai berikut:

Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional.

% 55,00 50,00 90,91

Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi

% 55,00 63,64 115,70

Meningkatknya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

% 40,00 38,81 97,01

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70,00 100,00 142,86

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60,00 100,00 166,67

Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 - -

Ringkasan Eksekutif 13

Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

% 50,00 100,00 200,00

Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

Persentase K/L/P/K anggota komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

% 60,00 100,00 166,67

Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)

% 100,00 100,00 100,00

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)

% 45,00 45,00 100,00

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2)

% 21,,00 13,79 65,68

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1)

% 34,00 41,38 78,30

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 87,10 161,29

Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 50,00 83,33

Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (level 3)

% 100,00 100,00 100,00

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)

% 38,00 41,38 108,89

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2)

% 28,00 55,17 100,00

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1)

% 34,00 3,45 10,14

Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan Tata Usaha

Persepsi kepuasan layanan Tata Usaha

Skala likert

1-10

7,00 7,53 107,58

Keberhasilan capaian kinerja tahun 2017 merupakan indikasi bahwa sistem akuntabilitas kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah berjalan pada jalur yang benar.

Capaian Sasaran Program tersebut dibiayai dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Tahun

2017 sebesar Rp42.872.991.227,00 dan dari dana mitra kerja sebesar Rp3.862.180.805,00

Laporan Kinerja 201714

Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu

pendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu

pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis

dan terpercaya.

BAB I - Pendahuluan 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

B. Aspek Strategis Organisasi

C. Kegiatan dan Produk Organisasi

D. Struktur Organisasi

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja 201716

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu unit kerja dari BPKP,

mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang sebagaimana dinyatakan dalam

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/

daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP

menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang

bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan

penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan

kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya

terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas

penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/

daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau

sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi

termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan

keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah

Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;

3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset

negara/daerah;

4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern,

dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/

kebijakan pemerintah yang strategis;

5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan

yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian

harga, audit klaim, audit investigasi terhadap kasus kasus penyimpangan yang

berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian

keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan

korupsi;

6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-

sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

A. Tugas, Fungsi,

dan Wewenang

Organisasi

BAB I - Pendahuluan 17

8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem

pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan

lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; pelaksanaan kegiatan

pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-

undangan;

9. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan

fungsional auditor;

10. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang

pengawasan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

11. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil

pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara;

12. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP;

dan;

13. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,

ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Selain itu BPKP berperan sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden

seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP

tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan

keuangan negara melalui fungsi :

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu

yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan kebendaharaan umum

negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara (BUN).

2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

Keuangan kepada Presiden.

4. Pengawasan ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil

pengawasan BPKP dan APIP lainnya).

Secara khusus kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah merupakan instansi

vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Kinerja 201718

Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung

terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Hakikat pengawasan

intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata

kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan sistem pengendalian intern.

Dengan demikian, pembangunan tata kelola pemerintahan tidak dapat lepas dari

pengawasan intern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran

berupa :

a) terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya;

b) terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah;

c) penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan

dalam penerapan pengawasan intern yang independen; dan

d) profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja

pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci, sebagai berikut :

a. Peningkatan kapabilitas APIP melalui pendekatan Internal Audit Capabiity

Model (IA-CM) yang mampu mendorong pemantapan penerapan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah pada kementerian, lembaga, pemerintah

daerah dan korporasi (KLPK) serta mampu bersinergi dengan APIP lain dalam

membangun tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dan dalam

melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan

nasional;

b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan sinergis

bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan

korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang

bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019;

c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan

penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/

daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah;

pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan

terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer);

d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking

dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

B. Aspek Strategis

Organisasi

BAB I - Pendahuluan 19

2. Strategi Pengawasan BPKP

Sebagai salah satu unit kerja di Lingkungan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

mempunyai strategi pengawasan sebagaimana strategi BPKP Pusat terdiri atas strategi

eksekutif maupun strategi operasional. Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan

terutama bagi pimpinan BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan

dan jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional. Strategi operasional

mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program teknis pengawasan BPKP

yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan

Nasional serta Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan pada peningkatan

kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan

kapabilitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP.

Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui program-

program induktif, sebagaimana terlihat pada gambar berikut :

Laporan Kinerja 201720

C. Kegiatan dan

Produk Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah merupakan unit Eselon

II berkewajiban melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis yang

telah ditetapkan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan

(PKPT) dan Program Kerja Administrasi Umum (PKAU) 2017,

kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan telah dilaksanakan,

yaitu:

1. Pengawasan untuk meningkatkan pengamanan aset

negara/daerah;

2. Monitoring prioritas pembangunan nasional sinergi dengan

KSP;

3. Pengawasan lintas sektoral;

4. Pengawasan atas prioritas pembangunan nasional;

5. Pengawasan untuk meningkatkan tata kelola K/L/P/K;

6. Pengawasan atas kinerja penyerapan anggaran;

7. Pengawasan untuk meningkatkan penerimaan dan

efisiensi pengeluaran negara/daerah;

8. Pengawasan keinvestigasian atas pengelolaan keuangan

negara/daerah;

9. Pengawasan untuk meningkatkan tingkat maturitas/

efektivitas sistem pengendalian intern;

10. Pengawasan untuk meningkatkan kapabilitas aparat

pengawasan intern pemerintah;

BAB I - Pendahuluan 21

Keluaran dari kegiatan-kegiatan teknis, adalah sebagai berikut :

1. Laporan Hasil Reviu atas Tata Kelola Proyek Strategis Nasional;

2. Laporan Hasil Audit atas Laporan Keuangan Bantuan Luar

Negeri;

3. Laporan Hasil Audit Investigasi;

4. Laporan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;

5. Laporan Eskalasi;

6. Laporan Kegiatan Pendampingan;

7. Laporan Kegiatan Bimtek, Sosialisasi, dan Asistensi;

8. Laporan Hasil Penjaminan Kualitas/Quality Assurance;

9. Laporan Hasil Verifikasi;

10. Laporan Hasil Reviu;

11. Laporan Hasil Monitoring; dan

12. Laporan Hasil Evaluasi.

Laporan Kinerja 201722

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur,

dan Provinsi Sulawesi Selatan dan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-

428/K/SU/2016 tentang Jumlah Koordinator Pengawasan Pada Perwakilan

BPKP, struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah disajikan dalam

Gambar 1.1.

D. Struktur Organisasi

Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah Pegawai

Pejabat Struktural 5

Pejabat Fungsional Auditor (PFA)

175

Pejabat Fungsional Arsiparis

3

Pejabat Fungsional Lainnya

36

Sumber Daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah per 31

Desember 2017 sebanyak 219 dengan komposisi SDM berdasarkan jabatan dan

pendidikan sebagai berikut :

Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

Sekolah Dasar 1

Sekolah Menengah Pertama

1

Sekolah Menengah Atas 31

Diploma III 44

Strata 1/Diploma IV 124

Strata 2 18

BAB I - Pendahuluan 23

Gambar 1.1

Struktur Organisasi

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Tengah dipimpin oleh Kepala

Perwakilan, berdasarkan SK Kepala

BPKP Nomor Kep-432/K/SU/2016

Tanggal 8 Desember 2016.

Laporan Kinerja 201724

E. Sistematika

Penyajian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini memberikan penjelasan

mengenai pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

selama tahun 2017. Capaian kinerja tahun 2017 tersebut dibandingkan

dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan

tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap target kinerja

ini akan memungkinkan identifikasi terhadap sejumlah celah kinerja

(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 berpedoman pada

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, aspek strategis, kegiatan dan produk Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah serta struktur organisasi

BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja, menjelaskan secara ringkas rencana strategis 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017

BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dikaitkan dengan sasaran program serta realisasi keuangan

BAB IV Penutup, menjelaskan rangkuman capaian sasaran program dan sasaran kegiatan serta rencana tindak atau langkah yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka perbaikan kinerja pada tahun 2018

Halaman Kosong

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

Laporan Kinerja 201726 Laporan Kinerja 201726

BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional

BAB II - Perencanaan & Perjanjian Kerja 27

BAB II

PERENCANAANDAN PERJANJIAN KERJA

A. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019B. Perjanjian Kinerja 2015

Laporan Kinerja 201728 Laporan Kinerja 201728

Rencana Strategis (Renstra) BPKP tahun 2015-2019 telah ditetapkan dengan Peraturan

Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 Tanggal 2 April 2015. Renstra BPKP Tahun 2015-2019

merupakan dokumen perencanaan pengawasan periode 2015-2019 yang berisi visi

yaitu keadaan umum yang diinginkan pada akhir tahun 2019 atau setelahnya, misi atau

rumusan umum tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi,

strategi atau program-program indikatif untuk mencapai visi dan misi.

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah 2015-2019 ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Perwakilan Nomor KEP-192/PW11/1/2015 tanggal 27 April 2015 telah menetapkan

beberapa sasaran dan program beserta kegiatan-kegiatannya yang mendukung rencana

strategis BPKP Pusat.

1. Pernyataan Visi

Visi (Vision) merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Visi harus

bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta menumbuhkan

motivasi yang kuat bagi pegawai BPKP untuk mewujudkannya.

Visi BPKP:

A. Rencana Strategis

2015-2019

Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia untuk

Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional

Komitmen yang terkandung dalam pernyataaan visi tersebut adalah :

a. Auditor Internal Pemerintah RI

BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam

rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance

terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga dan

pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari

proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias,

dan tidak diintervensi oleh pihak lain.

Terdapat dua hal penting dalam frase auditor internal pemerintah R.I. yaitu audit

intern dan auditor pemerintah R.I.

BAB II - Perencanaan & Perjanjian Kerja 29

1) Audit Intern

Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua sifat aktivitas yaitu

sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa consultancy yang diperoleh dengan

pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Untuk program

atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP menuntut penerapan

pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas

ketiga hal tersebut.

2) Auditor Pemerintah R.I.

Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang

difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan

memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan,

dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas.

BPKP mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu

mendeteksi berbagai potensi kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan

Negara.

b. Auditor Berkelas Dunia

Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas

dunia, yaitu:

1) Aspek SDM

Sumber daya manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care dalam

setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi persyaratan

minimal.

2) Aspek Organisasi

Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan

koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses

yang berlaku di BPKP. BPKP selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam

berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi

masalah dan solusinya serta perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang

pengawasan.

3) Aspek Produk

Bahwa kualitas hasil pengawasan BPKP baik yang berupa assurance maupun

consultancy harus mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam

meningkatkan kinerja pemerintah dan program pembangunan.

Laporan Kinerja 201730 Laporan Kinerja 201730

c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Pengawasan oleh BPKP selaku auditor intern Presiden dilakukan dalam rangka

membangun/mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

melalui penguatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pengawasan

dilakukan menggunakan tools yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60

tahun 2008 yaitu audit, evaluasi, reviu, monitoring, dan pengawasan lainnya.

2. Pernyataan Misi

Misi (Mission) merupakan jalan pilihan untuk menuju masa depan.

Misi BPKP :

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi

yang Bersih dan Efektif

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; dan

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten

Penjelasan dari masing-masing misi adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi

yang Bersih dan Efektif.

Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas

dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan

pembangunan” sedangkan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan

korporasi yang bersih dan efektif.

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif.

Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka

mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan,

dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai

bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang

handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP

tersebut, BPKP diberi mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

c. Mengembangkan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten.

Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap

pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan

pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan

budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya

kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan

intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat

pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjamin tugas dan fungsinya.

BAB II - Perencanaan & Perjanjian Kerja 31

3. Tujuan dan Sasaran Program

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai

atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun

BPKP menetapkan tiga tujuan untuk mengejawantahkan visi dan misi yang telah ditetapkan,

yaitu :

a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

yang Bersih dan Efektif;

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan

c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah

menetapkan sasaran program sebagai bentuk penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur, untuk dapat dilaporkan pencapaiannya dalam kurun

waktu satu tahun. Sasaran Program Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah yang diharapkan

dicapai setiap tahun adalah sebagai berikut:

a. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/

Korporasi

b. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi;

c. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

4. Indikator Kinerja Utama

Setiap program dan kegiatan dalam Renstra kemudian dinyatakan dalam suatu indikator kinerja

yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Indikator kinerja sebaiknya

memenuhi kelima karakterisitik kualitatif tersebut sehingga keberhasilan pencapaian program

dan kegiatan dapat dilakukan. Keberhasilan program diukur dengan indikator hasil (outcome),

sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).

Penetapan indikator program dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan

kegiatan-kegiatan yang mendukung program tersebut.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah ditetapkan sebagai

berikut :

No Sasaran ProgramIndikator Kinerja Program (Outcome)

  Uraian1 Perbaikan Pengelolaan

Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi  

1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi

3 Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum

Laporan Kinerja 201732 Laporan Kinerja 201732

No Sasaran ProgramIndikator Kinerja Program (Outcome)

  Uraian2 Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi     

1 Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3)

2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)

3 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik

4 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

5 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

6 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah     

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

4 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

1 Persepsi Kepuasan Layanan Kesetmaan (Skala Likert 1-10)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah ditetapkan berdasarkan

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah sesuai Keputusan Kepala Perwakilan Nomor

192/PW11/1/2015 tanggal 27 April 2015 berbeda dengan IKU Perwakilan menurut SE-2146/

SU/01/2017 tanggal 21 November 2017 tentang Pokok-pokok Pelaporan Kinerja di Lingkungan

BPKP Tahun 2017, hal tersebut karena tidak ada arahan dari Renwas untuk merevisi Renstra.

5. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran program di atas, Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Tengah telah menyusun program dan kegiatan yang sejalan dengan program dan

kegiatan BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah memiliki dua program utama sebagai

berikut:

a. Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional

serta pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

b. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Lebih rinci Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah juga memiliki kegiatan-kegiatan yang

mendukung program sebagaimana terdapat dalam tabel 2.1

BAB II - Perencanaan & Perjanjian Kerja 33

Tabel 2.1

Program dan Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

No. Program dan Kegiatan PP

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

191

1 Pengawasan Prioritas Pembangunan Nasional Bidang Kemaritiman dan

Kelautan, Bidang Kedaulatan Energi, dan Bidang Kedaulatan Pangan

2 Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional pada Kementerian

Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat

3 Evaluasi Program Ketahanan Energi

4 Kajian atas Peraturan Perundang-undangan, Kajian Proyek Strategis

Nasional Bidang Investasi dan Transportasi, dan Kajian atas Hasil

Pengawasan terhadap Permasalahan Kecukupan Penyediaan Energi

Listrik

5 Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kemaritiman, Bidang

Kesehatan, dan Bidang Pendidikan

6 Audit atas Laporan Keuangan Bantuan Luar Negeri/Loan

7 Monitoring Ketepatan Sasaran Penerima Program Indonesia Pintar (PIP)

8 Monitoring dan Evaluasi Program BOS Kemendikbud dan Guru Non PNSD

9 Pengawasan Pembangunan Proyek Strategis Nasional Sektor Energi

(BUMN AP, PT KAI, dan PSN Sektor Energi asal Sampah)

10 Pengawasan dalam Rangka Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Pembangunan Bendungan

11 Evaluasi Kebijakan Fiskal/Dana Transfer, Penerimaan Negara/Daerah,

Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah atas Pengelolaan dan

Penyelenggaran Kerjasama Daerah, Kinerja Penyelenggaraan Daerah,

serta Evaluasi SAKIP12 Reviu atas Laporan Verifikasi Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah

Setempat, Hibah Air Minum Perdesaan, serta Pengawasan Program Hibah

Air Minum

13 Pengawasan terhadap Kewajiban Pemerintah Pusat/Daerah kepada

Korporasi Badan Usaha Jasa Keuangan

14 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Badan Usaha Jasa

Keuangan dan Manufaktur

15 Pengawasan RSD BLUD, Tata Kelola PSN, GCG BUMD, BUMD, dan PDAM

16 Audit Klaim, Audit Penyesuaian Harga, dan Evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan17 Audit Investigatif

Laporan Kinerja 201734 Laporan Kinerja 201734

No. Program dan Kegiatan PP

18 Audit dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

19 Fraud Control Plan (FCP) dan Evaluasi Efektivitas Fraud Control Plan pada

BUMN/BUMD

20 Pemberian Keterangan Ahli

21 Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPak)

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi 38

1 Asistensi/Bimtek Penilaian Maturitas SPIP, Peningkatan Maturitas SPIP

Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Menuju Level 32 Peningkatan Tata Kelola BLUD, BUMD, BUM Des, dan PDAM

3 Peningkatan Sistem Pengendalian Intern BUMD serta Peningkatan

Implementasi SIA BLUD

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah 19

1 Asistensi/Bimtek Penilaian dan Peningkatan Kapabilitas APIP Kementerian

Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Menuju Level 3

2 Quality Assurance (QA) Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP)

BAB II - Perencanaan & Perjanjian Kerja 35

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel

serta berorientasi pada hasil, telah ditandatangani Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2017 yang

merupakan bentuk perjanjian dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah kepada

Kepala BPKP Nomor S-86/PW11/6/2017 pada tanggal 16 Januari 2017. Perkin tersebut berisi

kesanggupan untuk mewujudkan target kinerja tahunan dan mempertanggungjawabkan

atas keberhasilan maupun kegagalannya. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, selama

tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah selain memenuhi target Perkin juga

melaksanakan berbagai kegiatan di luar Perkin serta kegiatan dukungan yang merupakan

penugasan khusus dari BPKP dan tugas pendampingan dari stakeholders (Pemerintah

Daerah dan Instansi Vertikal di daerah) yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2017, sebagai berikut :

B. Perjanjian

Kinerja 2017

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

A Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target

1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

1.1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional

55%

    1.2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi

55%

2. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

2.1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

40%

    2.2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

70%

    2.3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

60%

    2.4 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

70%

    2.5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

70%

Laporan Kinerja 201736 Laporan Kinerja 201736

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

3. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi

3.1 Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

50%

4. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

60%

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi     

5.1 Maturitas SPIP Pemerintah Propinsi (level 3)

100%

  5.2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3)

45%

  5.3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2)

21%

  5.4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 1)

34%

  5.5 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

54%

  5.6 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

60%

6. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

6.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

100%

    6.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

38%

    6.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

28%

    6.4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

34%

  Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target

1. Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah

1.1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

191 Lap

2. Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab 

2.1 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan

38 Lap

  2.2 Surat kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota

38 Surat

BAB II - Perencanaan & Perjanjian Kerja 37

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

3. Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab

3.1 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

19 Lap

    3.2 Surat kepala perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota

19 Surat

B. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target

1. Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama

1.1 Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala Likert 1-10)

7

  Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan

1. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

1.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

12 Lap

Laporan Kinerja 201738 Laporan Kinerja 201738 Laporan Kinerja 201738

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian

setiap indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung

keberhasilan dan kendala pencapaian kinerja“

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 39

BAB III

AKUNTABILITASKINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

B. Realisasi Keungan

Laporan Kinerja 201740 Laporan Kinerja 201740 Laporan Kinerja 201740

Pengukuran capaian kinerja tahun 2017 merupakan bagian dari penyelenggaraan

akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah. Pengukuran

capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target kinerja

yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja Tahun 2017. Khusus terkait

target kinerja maturitas SPIP dan kapabilitas APIP, disajikan capaian kumulatif

terhadap target RPJMN tahun 2019. Capaian kinerja diukur dengan capaian

indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi

capaian sasaran program.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator

kinerja untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dan

kendala pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang

menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan

pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Dalam evaluasi kinerja

juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara realisasi kinerja dengan

target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu

dan pembandingan lain yang diperlukan. Dalam evaluasi kinerja dilakukan pula

analisis efisiensi dengan cara membandingkan proporsi capaian kinerja dengan

proporsi penggunaan sumber daya baik dana dan sumber daya manusia, yang

dalam hal ini direpresentasikan dengan Orang/Hari (OH). Efisiensi sumber daya

terjadi manakala capaian kinerja lebih tinggi dari pada capaian penggunaan

sumber daya, baik dana maupun OH.

Analisis efisiensi dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan dan sumber

daya manusia.

Capaian IKU dan capaian output disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2 sebagai

berikut :

A. Capaian

Kinerja

Organisasi

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 41

Tabel 3.1

Capaian Indikator Utama

Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional.

% 55,00 50,00 90,91

Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi

% 55,00 63,64 115,70

Meningkatknya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

% 40,00 38,81 97,01

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70,00 100,00 142,86

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60,00 100,00 166,67

Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 - -

Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

% 50,00 100,00 200,00

Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

Persentase K/L/P/K anggota komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

% 60,00 100,00 166,67

Laporan Kinerja 201742 Laporan Kinerja 201742 Laporan Kinerja 201742

Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)

% 100,00 100,00 100,00

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)

% 45,00 45,00 100,00

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2)

% 21,00 13,79 65,68

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1)

% 34,00 41,38 78,30

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 87,10 161,29

Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 50,00 83,33

Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (level 3)

% 100,00 100,00 100,00

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)

% 38,00 41,38 108,89

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2)

% 28,00 55,17 100,00

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1)

% 34,00 3,45 10,14

Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan Tata Usaha

Persepsi kepuasan layanan Tata Usaha

Skala likert

1-10

7,00 7,53 107,58

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 43

Tabel 3.2

Capaian Output

No SASARAN KEGIATAN/INDIKATOR Satuan Target RealisasiCapaian

%

1 Tersedianya Monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah

Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

Laporan 191 187 97,91

2 Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan

Laporan 38 38 100

Surat Kepala Perwakilan BPKP Kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/kabupaten

Surat 38 38 100

3 Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

Laporan 19 19 100

Surat Kepala Perwakilan BPKP Kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/kabupaten

Surat 19 19 100

4 Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Fungsi Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Laporan 12 12 100

Sedangkan penyerapan dana baik yang berasal dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2017 dan biaya pihak ketiga/dana mitra disajikan sebagai berikut:

Laporan Kinerja 201744 Laporan Kinerja 201744 Laporan Kinerja 201744

Tabel 3.3

Realisasi Penyerapan Dana

No. Indikator Kinerja Utama DIPA Dana Mitra Jumlah

1. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional.

2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi

3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

531.025.438 230.925.134 761.950.572

4. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

5. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

6. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

7. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

8. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

9. Persentase K/L/P/K anggota komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan system pengaduan masyarakat

10. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)

173.233.280 - 173.233.280

11. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)

12. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2)

13. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1)

14. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

15.565.000 - 15.565.000

15. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

1.122.482.963 3.073.067.737 4.195.550.700

476.800.873 431.557.250 908.358.123

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 45

No. Indikator Kinerja Utama DIPA Dana Mitra Jumlah

16. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (level 3)

17. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3)

18. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2)

19. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1)

20. Persepsi kepuasan layanan Tata Usaha

40.451.819.011 - 40.451.819.011

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif.

Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi diukur menggunakan dua Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu :

IKU 1 Sasaran Program 1

Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program

Nasional

Pencapaian sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan

Negara/Korporasi dengan IKU “Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian

Intern Pengelolaan Program Nasional” diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut

terhadap rekomendasi berupa perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

yang telah disampaikan dalam laporan hasil pengawasan.

Realisasi IKU Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan

program nasional tahun 2017 adalah sebesar 50% atau 90,91% dari target tahun 2017 sebesar

55%.

Perhitungan persentase dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 25 tindak

lanjut dari 76 rekomendasi pada 90 laporan, dengan rincian sebagai berikut:

102.064.662 126.630.684 222.695.346

Jumlah 42.872.991.227 3.862.180.805 46.735.172.032

Sasaran Program 1

Laporan Kinerja 201746 Laporan Kinerja 201746 Laporan Kinerja 201746

Bidang Output Rekomendasi Tindak Lanjut

IPP 43 40 17

APD 47 36 21

Jumlah 90 76 38

Tidak tercapainya target yang telah ditetapkan tersebut, disebabkan:

- Kurangnya koordinasi dengan mitra kerja dalam percepatan tindak lanjut atas rekomendasi

yang telah disampaikan terutama pada penugasan assurance non loan. Pada bidang IPP,

penugasan assurance loan lebih tinggi realisasi tindak lanjutnya dibandingkan penugasan

assurance non loan. Terlihat dari total jumlah realisasi tindak lanjut sebanyak 17 buah, yaitu

penugasan assurance loan mencapai 14 tindak lanjut, sedangkan penugasan assurance

non loan sebanyak 3 tindak lanjut.

- Dalam hal penyusunan Berita Acara Pembahasan/Kesepakatan Tindak Lanjut ataupun

Berita Acara Exit Meeting belum dinyatakan secara jelas batas waktu penyampaian tindak

lanjut ke perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

- Kurangnya pemantauan terhadap rekomendasi terpilih yang terkait dengan Perkin.

Namun demikian Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan perannya telah

mampu memberikan perbaikan dalam Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian

Intern pengelolaan pembangunan nasional yang disampaikan dan ditindaklanjuti pada tahun

2017, yaitu:

(1) Tata kelola keuangan mitra kerja dilaksanakan dengan lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan

dengan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan disajikan secara wajar

serta sesuai ketentuan yang berlaku.

(2) Adanya perbaikan tata kelola kelembagaan mitra kerja, antara lain dengan terbentuknya

tim satgas untuk penyelesaian suatu tugas tertentu.

(3) Penyelamatan keuangan negara melalui pengembalian ke Kas Negara disertai perbaikan

administratif.

(4) Pemutakhiran database Penerima Bantuan Iuran APBN secara periodik yang merupakan

salah satu penerapan manajemen risiko, dalam kaitannya meminimalisasi terjadinya

penyimpangan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

(5) Tindak lanjut perbaikan tata kelola yang dilaksanakan atas kegiatan asistensi yang

dilaksanakan segera atau pada saat asistensi dilaksanakan.

Perbaikan pengendalian intern pada mitra kerja berupa perbaikan pada kegiatan pengendalian,

komunikasi pelaporan dan monitoring program.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 47

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 digambarkan

dalam gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1

Perbandingan Realisasi IKU 1 Sasaran Program 1Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 70%, sedangkan realisasi tahun 2017 adalah

sebesar 50%, masih diperlukan upaya keras, terukur, dan sistematis guna mencapai target tahun

2019,

Rencana Tindak guna pencapaian target 2019 antara lain :

a) Melakukan koordinasi dengan mitra kerja untuk percepatan tindak lanjut atas rekomendasi

yang telah disampaikan terutama pada penugasan assurance non loan.

b) Dalam hal penyusunan Berita Acara Pembahasan/Kesepakatan Tindak Lanjut ataupun Berita

Acara Exit Meeting dinyatakan batas waktu penyampaian tindak lanjut kepada Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Tengah agar tindak lanjut atas rekomendasi dapat dimonitor dengan

baik.

c) Pemantauan yang lebih intens terhadap rekomendasi terpilih yang terkait dengan Perkin,

dan

d) Melakukan inventarisasi terhadap rekomendasi yang belum ada tindak lanjutnya.

Realisasi IKU “Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan

program nasional” didukung dengan dana sebesar Rp4.195.550.700,00 (terdiri atas realisasi dana

DIPA sebesar Rp1.122.482.963,00 atau sebesar 98,54% dari anggaran sebesar Rp1.139.168.306,00

dan dana Mitra sebesar Rp3.073.067.737,00) serta SDM sebanyak 9.537 OH atau 132,53% dari

rencana 7.196 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian

intern pengelolaan program nasional” kurang efisien. Kondisi ini diindikasikan dari capaian IKU

sebesar 90,91% lebih rendah dibandingkan dengan capaian peggunaan dana sebesar 98,54%.

Laporan Kinerja 201748 Laporan Kinerja 201748 Laporan Kinerja 201748

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Perbaikan tata kelola, manajemen

risiko dan pengendalian intern pengelolaan program nasional” kurang efisien. Kondisi

ini diindikasikan dari capaian IKU sebesar 90,91% lebih rendah dibandingan capaian OH

sebesar 132,53%.

IKU 2 Sasaran Program 1

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Korporasi

IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Korporasi” mencerminkan upaya BPKP dalam rangka meningkatkan kinerja korporasi baik BUMN/anak perusahaan maupun BUMD serta BLUD.

Pencapaian sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan Negara/korporasi dengan IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengendalian korporasi”, diukur dengan menghitung persentase tindak lanjut terhadap rekomendasi yang telah disampaikan dalam laporan hasil pengawasan.

Realisasi IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” tahun 2017 adalah sebesar 63,64% atau mencapai 115,70% dari target tahun 2017 sebesar 55%.

Realisasi IKU tersebut dapat dicapai melebihi target terutama didukung adanya tindaklanjut dari rekomendasi Proyek Strategis Nasional dan hasil evaluasi kinerja BUMD.

Perhitungan persentase dari tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 28 tindak lanjut dari 44 rekomendasi yang telah disampaikan, dengan rincian sebagai berikut :

Uraian Jumlah

Jumlah Rekomendasi Terpilih 44 rekomendasi

Jumlah Tindak Lanjut 28 rekomendasi

Capaian Kinerja (%) 63,64

Realisasi IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko,

dan pengendalian intern pengelolaan korporasi”tahun 2017 dibandingkan dengan tahun

2016 mengalami penurunan dari 100% di tahun 2016 menjadi 63,64% atau menurun sebesar

36,36%. Hal ini disebabkan belum seluruh rekomendasi yang diberikan dapat ditindaklanjuti,

masih terdapat beberapa rekomendasi yang masih dalam proses tindak lanjut.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

digambarkan dalam gambar 3.2 sebagai berikut:

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 49

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, sedangkan realisasi tahun 2017

sebesar 63,64%, sehingga masih diperlukan upaya keras, terukur dan sistematis guna mencapai

target tahun 2019.

Rencana Tindak guna pencapaian target 2019 antara lain dengan meningkatkan efektivitas

penagihan dengan penyampaian rekomendasi secara tepat waktu.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp908.358.123,00 (yang terdiri atas realisasi dana

DIPA sebesar Rp476.800.873,00 atau sebesar 98,53% dari anggaran sebesar Rp483.894.334,00

dan dana Mitra sebesar Rp431.557.250,00) dan SDM sebanyak 3.710 OH atau 294,44% dari

rencana sebanyak 1.260 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola,

manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” telah efisien. Kondisi

ini terindikasi dari capaian IKU sebesar 115,70% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian

peggunaan dana sebesar 98,53%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi

perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan korporasi”

kurang efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 115,70% lebih rendah dibandingkan

capaian OH sebesar 294,44%.

Gambar 3.2

Perbandingan Realisasi IKU 2 Sasaran Program 1Dengan Target Tahun 2019

Laporan Kinerja 201750 Laporan Kinerja 201750 Laporan Kinerja 201750

Sasaran Program 2

Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan negara/korporasi terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis

tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan

pembangunan nasional yang bersih dan efektif.

Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan Negara/korporasi diukur menggunakan lima Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu

:

IKU 1 Sasaran Program 2

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya pemberantasan korupsi

melalui peningkatan koordinasi dan kerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH)

dalam menangani kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi. Koordinasi dan kerja

sama mencakup APH baik Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah dan Kejaksaan Negeri pada

kabupaten/kota di wilayah Jawa Tengah maupun Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan

Kepolisian Resor/Kota pada kabupaten/kota di wilayah Jawa Tengah.

Kerja sama dan koordinasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dengan APH tersebut

dilakukan dalam bentuk kegiatan pengawasan keinvestigasian berupa pemberian

bantuan audit investigatif, audit penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian

keterangan ahli kepada APH maupun pemberian keterangan ahli pada sidang pengadilan

tindak pidana korupsi.

IKU “Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan”

dihitung berdasarkan Jumlah PKA persidangan tahun berjalan dibandingkan dengan

jumlah Laporan Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan Laporan

Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (LPEBDE) tiga tahun terakhir.

Realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

persidangan” tahun 2017 adalah sebesar 38,81% atau 97,01% dari target tahun 2017 sebesar

40%.

Realisasi sebesar 38,81% tersebut diperoleh dari perhitungan dalam tahun 2017 telah

dilakukan pemberian keterangan ahli di persidangan sebanyak 26 kali, sedang LHPKKN

yang terbit dalam tiga tahun terakhir (2015, 2016, dan 2017) sebanyak 67 laporan dengan

rincian sebagai berikut :

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 51

No. Jenis Rekomendasi Rekomendasi Terpilih

1. Pemberian Keterangan Ahli Tahun Berjalan 26

2. Jumlah LHPKKN tiga tahun terakhir 67

Tahun 2015 30

Tahun 2016 24

Tahun 2017 13

3. Jumlah LPEBDE tiga tahun terakhir 0

Jumlah LHPKKN dan LPEBDE tiga tahun terakhir 67

Capaian Kinerja (%) 38,81%

Pada tahun 2017, selain melaksanakan pemberian keterangan ahli di persidangan yang telah

ditetapkan target dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

sebanyak 26 kali, juga telah dilakukan pemberian keterangan ahli di persidangan di luar target

dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 32 kali atas permintaan dari Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan

Negeri di lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

Capaian LHPKKN yang telah dimanfaatkan oleh APH tahun 2017 sebanyak 13 laporan atau

100% dari target yang ditetapkan dan LHPKKN di luar target dalam Perjanjian Kinerja sebanyak

9 laporan dan telah dimanfaatkan APH.

Realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan”

tahun 2017 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode

2015-2019 karena IKU tersebut baru ada di tahun 2017.

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, penugasan pengawasan bidang keinvestigasian

dimanfaatkan di persidangan mendukung pengamanan aset Negara/Daerah. Jumlah kerugian

keuangan negara/daerah dari kegiatan audit penghitungan kerugian keuangan negara sebesar

Rp25.865.480.112,75..

IKU 2 Sasaran Program 2

Penyerahan hasil pengawasan keinvestigasian kepada aparat penegak hukum

IKU “Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh Aparat Penegak

Hukum” dihitung berdasarkan Jumlah LHAI yang ditindaklanjuti/dimanfaatkan APH tahun

berjalan dibandingkan dengan jumlah LHAI yang Terbit Tahun Berjalan.

Realisasi IKU “Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh Aparat

Penegak Hukum” tahun 2017 adalah sebesar 100% atau 142,86% dari target tahun 2017 sebesar

70%.

Realisasi sebesar 100,00% tersebut diperoleh dari perhitungan dalam tahun 2017 telah

dilakukan audit investigatif 2 kali serta telah diterbitkan laporan hasil audit investigatif. Atas audit

investigatif tersebut telah dilakukan pemberian keterangan ahli kepada penyidik/APH.

Laporan Kinerja 201752 Laporan Kinerja 201752 Laporan Kinerja 201752

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 80%, realisasi tahun 2017 sebesar 100%

telah mengarah pada pencapaian target tahun 2019.

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, penugasan pengawasan bidang keinvestigasian

dimaanfaatkan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum mendukung pengamanan

asset Negara/Daerah. Jumlah kerugian keuangan negara/daerah dari kegiatan audit investigatif

sebesar Rp14.055.838.068,00.

IKU 3 Sasaran Program 2

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

IKU “Presentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” dihitung

berdasarkan jumlah LHP keinvestigasian yang di TL/ dimanfaatkan oleh K/L/P/K tahun 2017

dibandingkan dengan jumlah LHP keinvestigasian yang terbit tahun 2017. LHP keinvestigasian

yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan dari LHAI, LHP dengan Tujuan Tertentu, dan LHP atas

Realisasi IKU “Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh Aparat

Penegak Hukum” tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 (93,75%) terdapat kenaikan.

Kenaikan tersebut disebabkan terdapat perbedaan cara pengukuran IKU “Persentase Hasil

Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh Aparat Penegak Hukum” tahun 2016 yang

dihitung berdasarkan jumlah laporan yang diserahkan ke APH/ Pemerintah Daerah/Korporasi

dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 digambarkan

dalam gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3

Perbandingan IKU 2 Sasaran Program 2

Dengan Target Tahun 2019

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 53

kajian Proyek Strategis Nasional. Realisasi IKU “Presentase hasil pengawasan keinvestigasian

yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun 2017 adalah sebesar 100% atau 166,67% dari target

tahun 2017 sebesar 60%.

Realisasi sebesar 100,00% tersebut diperoleh dari perhitungan dalam tahun 2017 telah

dimanfaatkannya 1 (satu) laporan pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/

P/K yaitu Laporan Hasil Audit dengan Tujuan Tertentu atas Tambahan Dana Penyertaan Modal

Negara (PMN) pada PT Perkebunan Nusantara IX Tahun 2015.

Realisasi IKU “Presentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K”

tahun 2017 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode

2015-2019 karena IKU tersebut baru ditetapkan dalam Perkin tahun 2017.

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K mendukung pengawalan dan pengamanan aset negara/daerah.

IKU 4 Sasaran Program 2

Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

IKU “Presentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” diperoleh dari

perhitungan jumlah LHA penyesuaian harga yang ditindaklanjuti tahun berjalan dibandingkan

dengan jumlah LHA penyesuaian harga pada tahun berjalan.

Realisasi IKU “Presentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun

2017 adalah sebesar 100% atau 142,86% dari target tahun 2017 sebesar 70%.

Pada tahun 2017 terdapat 1 (satu) LHA penyesuaian harga yang telah ditindaklajuti yaitu Laporan

Hasil Audit Penyesuaian Harga atas Kontrak No HK.02.03-BS.07/2011-047 tanggal 25 Juli 2011,

Pekerjaan Jabung Ring Dike (PT Hutama Brantas, JO) Paket J-2(1) Sumber Dana Loan JBIC No IP

522 pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Realisasi IKU “Presentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun

2017 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode 2015-

2019 karena IKU tersebut baru ditetapkan dalam Perkin tahun 2017.

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K mendorong peningkatan ruang fiskal. Jumlah penghematan belanja atau efisiensi

pengeluaran keuangan negara/daerah dari kegiatan pengawasan audit penyesuaian harga

sebesar Rp1.819.173.488,60. Penghematan pengeluaran negara diperoleh dari hasil koreksi

atas kekurangcermatan perhitungan dari segi indeks harga, koefisien komponen harga, dan

jadwal pelaksanaan pekerjaan atas Paket Pekerjaan Pembangunan Bendung Gerak Sembayat

SB-1 (Pekerjaan Sipil) Kontrak No. HK.02.03-BS.07/2011-057 tanggal 15 Desember 2011

untuk Periode Desember 2014 – Februari 2016 (Periode V-VII) pada SNVT Pelaksanaan

Jaringan Sumber Air Bengawan Solo, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Direktorat

Jendral Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kontrak

Laporan Kinerja 201754 Laporan Kinerja 201754 Laporan Kinerja 201754

No HK.02.03-BS.07/2011-047 tanggal 25 Juli 2011, Pekerjaan Jabung Ring Dike (PT Hutama

Brantas, JO) Paket J-2(1) Sumber Dana Loan JBIC No IP 522 pada Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo.

IKU 5 Sasaran Program 2

Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Realisasi IKU “Presentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun 2017

adalah sebesar 0% dari target tahun 2017 sebesar 70%. Realisasi IKU “Presentase hasil audit

penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun 2017 tidak dapat dibandingkan

dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 karena IKU tersebut

baru ditetapkan dalam Perkin tahun 2017.

Tidak tercapainya kinerja ini disebabkan tidak ada instansi yang mengajukan permintaan

audit klaim. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah melalui Bidang Investigasi telah

melakukan koordinasi dengan beberapa satker yang berpotensi memenuhi persyaratan

untuk dilakukan audit klaim, namun belum ada dari satker tersebut yang memenuhi kriteria

untuk dilakukan audit klaim.

Sasaran Program 3

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan

Korupsi

Sasaran program meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam

pencegahan korupsi terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis

tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan

pembangunan nasional yang bersih dan efektif.

Sasaran program meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam

pencegahan korupsi diukur menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:

IKU 1 Sasaran Program 3

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)

IKU “Presentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP” diperoleh dari perhitungan

jumlah K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP/FRA tahun berjalan dibandingkan

dengan jumlah penugasan FCP/FRA yang telah dilakukan pada tahun berjalan.

Realisasi IKU “Presentase K/L/P/K yang mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP)”

tahun 2017 adalah sebesar 100% atau 200% dari target tahun 2017 sebesar 50%.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 55

Pada tahun 2017 terdapat 8 (delapan) K/L/P/K yang mengimplementasikan Fraud Control

Plan (FCP) yaitu:

1) Sosialisasi FCP pada PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) di Semarang.

2) Sosialisasi FCP pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Semarang di Semarang.

3) Sosialisasi FCP pada PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.

4) Kegiatan Penilaian Risiko Kecurangan/Fraud Risk Assessment (FRA) dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah pada Provinsi Jawa Tengah.

5) Penilaian Resiko Kecurangan (Fraud Risk Assessment) Proyek Strategis Nasional (PSN)

Bidang Transportasi pada Jalan Tol Semarang-Demak.

6) Kajian Risiko Fraud dan Hambatan Kelancaran dalam Pembangunan Infrastruktur

Ketenagalistrikan oleh PT PLN (Persero) di PT PLN Regional Jawa Bagian Tengah

untuk proyek pembangunan GITET 500 KV Batang Extension dan SUTET 500 KV

Tanjung Jati b - Tx (Ungaran-Pedan).

7) Evaluasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Bidang Perijinan dan

Penanaman Modal pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 dan 2017.

8) Evaluasi FCP pada RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Realisasi IKU “Presentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP” tahun 2017 tidak

dapat dibandingkan dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019

karena IKU tersebut baru ditetapkan dalam Perkin tahun 2017.

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, hasil FCP dan FRA mendorong Pengawalan

dan pengamanan aset negara/daerah serta pengawasan proses pembangunan nasional.

Sasaran Program 4

Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat dalam pencegahan korupsi

Sasaran program meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu

peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional

yang bersih dan efektif.

Sasaran program meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

diukur menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:

Laporan Kinerja 201756 Laporan Kinerja 201756 Laporan Kinerja 201756

IKU 1 Sasaran Program 4

Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

IKU “Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” diperoleh dari perhitungan jumlah

K/L/P/K atau unit kerja yang memenuhi 3 unsur kriteria dibandingkan dengan jumlah K/L/

P/K atau unit kerja yang telah menjadi anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi.

Realisasi IKU “Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)

yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” tahun 2017 sebesar 100% atau

166,67% dari target tahun 2017 sebesar 60%.

Pada tahun 2017 terdapat 1 (satu) unit kerja yang memenuhi 3 unsur kriteria memiliki

pengetahuan tentang risiko dan kejadian fraud dari hasil pembelajaran komunitas pembelajar

anti korupsi (KPAK), memiliki kebijakan dan praktik fraud yang dibahas dengan anggota

KPAK, kesediaan untuk dilakukan bimtek pengembangan sistem pengaduan masyarakat/

whistleblowing system) sebagai Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi yang bersedia

untuk dilakukan bimtek sistem pengaduan masyarakat yaitu Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang setelah dilakukannya kegiatan pengembangan

Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi dalam Pengelolaan Dana Desa di Kabupaten Semarang,

yang dilaksanakan pada tanggal 21 November 2017.

Dikaitkan dengan fokus pengawasan BPKP, IKU ini mendorong Pengawalan dan pengamanan

aset negara/daerah.

Realisasi tujuh IKU dari tiga sasaran program bidang keinvestigasian didukung dengan dana

sebesar Rp761.950.572,00 (yang terdiri atas realisasi dana DIPA sebesar Rp531.025.438,00 atau

98,54% dari anggaran sebesar Rp538.918.960,00 dan dana Mitra sebesar Rp230.925.134,00)

serta SDM sebanyak 3.573 OH atau 201,18% dari rencana sebanyak 1.776 OH.

Dari sisi penggunaan dana, dari tujuh IKU bidang keinvestigasian yang diukur lima IKU telah

efisien sedangkan dua IKU yang lainnya belum efisien.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), capaian dari tujuh IKU bidang keinvestigasian

belum efisien. Kondisi ini terindikasi dari capaian IKU yang lebih rendah dibandingkan capaian

OH sebesar 201,18%.

Sasaran Program 5

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemda/Korporasi

Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi terkait dengan

tujuan kedua BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas

efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 57

Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/Korporasi diukur

menggunakan empat Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:

IKU 1 Sasaran Program 5

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

Indikator “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3” diukur dengan menghitung jumlah

Pemerintah Provinsi yang berada pada maturitas SPIP level 3 dibandingkan Jumlah Pemerintah

Provinsi.

Berdasarkan hasil evaluasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mencapai Maturitas SPIP

level 3. Dengan demikian, target Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3 pada tahun 2017

telah terpenuhi atau 100% dari target sebesar 100%.

Realisasi IKU program “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level 3” tahun 2017 tidak dapat

dibandingkan dengan tahun 2016 karena IKU tersebut baru ditetapkan dalam Perkin tahun

2017.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 disajikan

dalam gambar 3.4 sebagai berikut:

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, capaian kinerja sudah tercapai

pada tahun 2017.

Gambar 3.4

Perbandingan IKU 1 Sasaran Program 5 Dengan Target Tahun 2019

IKU 2 Sasaran Program 5

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3

IKU “Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Level 3” mencerminkan kualitas Maturitas SPIP Kabupaten/

Kota diharapkan berada pada Level 3.

Laporan Kinerja 201758 Laporan Kinerja 201758 Laporan Kinerja 201758

Maturitas SPIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan

kualitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 3 yang semakin baik. Tingkat maturitas

SPIP disimpulkan dari hasil penilaian maturitas SPIP yang dilaksanakan oleh BPKP dan atau

dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda dengan quality assurance dari BPKP menggunakan

pedoman penilaian maturitas SPIP yang dikembangkan oleh BPKP.

IKU “Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Level 3” diukur dengan menghitung jumlah Kabupaten/

Kota yang telah memperoleh capaian maturitas SPIP level 3 dibandingkan jumlah Kabupaten/

Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 29 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2017, Pemerintah Kabupaten/Kota yang mencapai tingkat maturitas SPIP level 3

sebanyak 13 (tiga belas).

Realisasi IKU “maturitas SPIP PemerintahKabupaten/Kota level 3” sebanyak 13 kabupaten/kota

atau sebesar 45% atau 100% dari target tahun 2017 sebesar45%.

Target tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1) Bimtek Peningkatan Penyelenggaraan SPIP sebanyak 25 Kabupaten/Kota yang belum

mencapai level 3. Kegiatan ini menghasilkan action plan menuju ke level 3;

2) Mendorong Pemerintah Daerah untuk menindaklanjuti dengan melakukan re-assessment

dan meminta BPKP untuk melakukan Quality Assurance (QA);

3) Mendorong Pemerintah Daerah untuk menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP)

dengan melakukan Bimtek Penyusunan RTP.

Dibandingkan dengan realisasi IKU tahun 2016, realisasi tahun 2017 menunjukkan kenaikan

sebesar 31,03 %. Keberhasilan tersebut terjadi karena pemerintah daerah mempunyai komitmen

terhadap peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP dan didukung dengan bimbingan teknis

dari Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah serta tersedianya anggaran dalam merealisasikan

kegiataan.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 digambarkan

dalam gambar 3.5 sebagai berikut:

Gambar 3.5

Perbandingan IKU 2 Sasaran Program 5

Dengan Target Tahun 2019

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 59

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, sedangkan realisasi tahun 2017

sebesar 45%, sehingga masih diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target tahun

2019.

Rencana tindak guna pencapaian target tahun 2019 antara lain:

1) Mengirimkan surat Atensi Maturitas SPIP;

2) Melakukan Bimbingan Teknis Peningkatan Maturitas SPIP menuju Level 3;

3) Mendorong Inspektorat Kabupaten/kota untuk melakukan penilaian mandiri maturitas SPIP;

4) Melakukan QA terhadap penilaian mandiri yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.

IKU 3 Sasaran Program 5

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2

Indikator Kinerja Utama “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2” diukur dengan

menghitung jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai maturitas SPIP level 2

dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 29

Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2017, dari 29 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, sebanyak empat Kabupaten/

Kota berada pada maturitas SPIP level 2. Dengan demikian, realisasi maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota level 2 adalah 13,79 % atau mencapai 65,68% dari target tahun 2017 sebesar

21%.

Capaian kinerja sebesar 65,68% tersebut disebabkan kegiatan maturitas SPIP pada level 2 dan

level 1 belum dilakukan Quality Assurance terhadap self assassment (SA) atas 11 kabupaten/

kota yang berpotensi menjadi level 3, sedangkan 14 kabupaten/kota yang berada di level 2 dan

1 telah dilakukan Bimtek, namun belum dilakukan Quality Assurance atas Re-Assessment yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah, sehingga nilai maturitas SPIP pada di level diatasnya belum

dapat dihasilkan.

Realisasi IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2” tahun 2017 tidak dapat

dibandingkan dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 karena IKU

tersebut baru ditetapkan dalam Perkin tahun 2017.

IKU 4 Sasaran Program 5

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

Level 1

Indikator Kinerja Utama “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1” diukur dengan

menghitung jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada tingkat maturitas SPIP level

1 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP.

Pada tahun 2017, dari 29 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, ada 12 (duabelas)

Kabupaten/Kota yang masih berada pada tingkat kapabilitas APIP level 1. Dengan demikian,

Laporan Kinerja 201760 Laporan Kinerja 201760 Laporan Kinerja 201760

realisasi maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 1 adalah sebesar 41,38% atau 78,30%

dari target tahun 2017 sebesar 34%.

Capaian kinerja 78,30% disebabkan belum dilakukan Re-Assessement terhadap nilai maturitas

yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah sehigga belum bisa menghasilkan nilai maturitas

yang mutakhir.

Realisasi IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2” tahun 2017 tidak dapat

dibandingkan dengan tahun 2016 dan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 karena IKU

tersebut baru ditetapkan dalam Perkin tahun 2017.

Realisasi empat IKU dari sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/

Korporasi didukung dengan dana sebesar Rp173.233.280,00 atau 97,11% dari anggaran sebesar

Rp178.394.000,00 dan SDM sebanyak 1.694 OH atau 47,06% dari rencana sebanyak 3.600 OH.

Dari sisi penggunaan dana, dari empat IKU Maturitas SPIP Pemerintah Daerah yang diukur tiga

IKU telah efisien sedangkan IKU Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2 belum

efisien.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), empat IKU Maturitas SPIP Pemerintah

Daerah yang diukur tiga IKU telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU yang lebih tinggi

dibandingkan capaian OH sebesar 47,06%.

IKU 5 Sasaran Program 5

Persentase BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik dari BUMD yang Dibina

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah melakukan pengawasan terhadap BUMD dalam rangka

meningkatkan kinerja agar BUMD berperan optimal sebagai salah satu pemicu kesejahteraan

masyarakat di daerah. Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam

meningkatkan kinerja dan pengelolaan BUMD, BPKP juga perlu mendorong BUMD untuk

menerapkan GCG.

IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina” diukur

dengan menghitung jumlah BUMD yang kinerjanya berpredikat minimal baik dibandingkan

jumlah BUMD yang dibina BPKP.

Realisasi IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang

dibina” tahun 2017 adalah sebesar 87,10% atau 161,29% dari target tahun 2017 sebesar 54%.

Keberhasilan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan kinerja BUMD terutama

didukung oleh kegiatan pendampingan kepada BUMD dalam rangka penyelenggaraan korporasi

yang baik. Hasil pendampingan tersebut antara lain sebagian PDAM telah menggunakan

aplikasi SIA PDAM, penyusunan draft Corporate Plan, penyusunan infrastruktur GCG dan Revisi

Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa. Bahkan pada tahun 2017, terhadap enam BUMD telah

dilakukan Piloting Penerapan GCG di BUMD untuk mengetahui tingkat penerapan GCG pada

BUMD.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 61

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 digambarkan

dalam gambar 3.6.

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 56%, dan realisasi tahun 2017 telah

mencapai 87,10%, menunjukkan bahwa kinerja tahun 2017 telah mengarah pada pencapaian

target tahun 2019.

Rencana Tindak guna pencapaian target 2019 selain meningkatkan kinerja BUMD yang dibina

juga melakukan pengawalan terhadap penerapan GCG di BUMD.

IKU 6 Sasaran Program 5

Persentase BLUD yang Kinerjanya Minimal Baik dari BLUD yang dibina

BLUD dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan

mencari keuntungan, namun tetap memperhatikan efisiensi dan produktivitas sehingga wajib

menerapkan praktik bisnis yang sehat. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, mengamanatkan Rumah Sakit yang didirikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus

berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, dengan

pengelolaan berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Untuk itu, BPKP melakukan pengawasan terhadap BLUD

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD.

Realisasi IKU persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 mengalami peningkatan dari 76,67% pada tahun

2016 menjadi 87,10% pada tahun 2017 atau mengalami peningkatan sebesar 10,43%.

Perhitungan persentase dari BUMD yang berkinerja baik sebanyak 87,10% diperoleh dari 27 BUMD

yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari 31 BUMD yang dibina pada tahun 2017. Peningkatan

kinerja BUMD ini didukung oleh upaya dari BUMD untuk menindaklanjuti semua rekomendasi

yang telah diberikan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah terutama untuk meningkatkan

dan memperbaiki kinerja BUMD.

Gambar 3.6

Perbandingan IKU 2 Sasaran Program 5 Dengan Target Tahun 2019

Laporan Kinerja 201762 Laporan Kinerja 201762 Laporan Kinerja 201762

IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina” diukur dengan

menghitung jumlah BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat “Baik” dibandingkan dengan

jumlah BLUD yang dibina oleh BPKP.

Realisasi IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina” sampai

dengan tahun 2017 adalah sebesar 50% atau 83,33% dari target tahun 2017 sebesar 60%.

Perhitungan persentase dari BLUD yang berkinerja baik sebanyak 50% diperoleh dari 3 BLUD

yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari 6 BLUD yang dibina pada tahun 2017.

Realisasi IKU tahun 2017 ini dibandingkan dengan tahun 2016 mengalami penurunan di tahun

2016 sebesar 100% menjadi 50% di tahun 2017 atau menurun sebesar 50%. Hal ini disebabkan

karena dalam tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah melakukan evaluasi kinerja

BLUD kepada 6 rumah sakit BLUD yang belum pernah dilakukan penilaian kecuali untuk

RSUD Lukmonohadi Kudus. Kondisi ini berpengaruh kepada upaya perbaikan kinerja yang

direkomendasikan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah sehingga peningkatan kinerja

belum dapat memberikan hasil yang baik.

Untuk memperbaiki kinerja ini, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah berupaya

memberikan pendampingan dan rekomendasi kepada rumah sakit BLUD dalam bentuk asistensi

tata kelola BLUD maupun pendampingan SIA BLUD.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 digambarkan

dalam gambar 3.7 sebagai berikut:

Gambar 3.7

Perbandingan IKU 6 Sasaran Program 5

Dengan Target Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 62%, sedangkan realisasi tahun 2017

sebesar 50%, sehingga masih diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target tahun

2019

Rencana Tindak guna pencapaian target 2019 diantaranya memperbaiki kinerja BLUD tidak hanya

rumah sakit, tetapi juga Puskesmas-puskesmas di wilayah Jawa Tengah dengan memberikan

pendampingan dalam tata kelola.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 63

Realisasi IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikatbaikdari BUMD yang

dibina” dan IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina” didukung

dengan dana sebesar Rp15.565.000,00 atau 99,36% dari anggaran sebesar Rp15.790.000,00 dan

SDM sebanyak 162 OH atau 270% dari rencana sebanyak 60 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik

dari BUMD yang dibina” telah efisien sedangkan IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal

baik dari BLUD yang dibina” belum efisien.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya

minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina” dan IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya

minimal baik dari BLUD yang dibina” belum efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar

161,29% dan 83,33% lebih rendah dibandingan capaian OH sebesar 270%.

Sasaran Program 6

Meningkatnya Kapabilitas Aparat Pengawasan

Intern Pemda

Sasaran program meningkatnya Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemda (PK-APIP)

terkait dengan tujuan ketiga BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu Peningkatan

Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Pemerintah melalui

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah menargetkan

kapabilitas APIP di Tahun 2019 berada pada Level 3 dari skor Level 1-5. Sementara itu, kondisi

tingkat kapabilitas APIP saat ini sebagian besar (85,23%) masih berada pada Level 1.

Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan

Intern Pemerintah, Presiden Republik Indonesia menginstruksikan kepada Kepala BPKP dapat

memperbaiki kondisi APIP menjadi 85% di Level 3 dan 1% di Level 1.

Sasaran program meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda diukur menggunakan

empat Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:

IKU 1 Sasaran Program 6

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 3

Indikator “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 3” diukur dengan menghitung jumlah APIP

Pemerintah Provinsi yang berada pada kapabilitas Level 3 dibandingkan Jumlah APIP Pemerintah

Provinsi.

Berdasarkan hasil evaluasi, Inspektorat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mencapai

kapabilitas APIP Level 3. Dengan demikian, target kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 3

pada tahun 2017 telah terpenuhi atau 100% dari target sebesar 100%.

Tercapainya target tersebut setelah Inspektorat Provinsi Jawa Tengah mengikuti kegiatan

workshop peningkatan Kapabilitas APIP dan melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis

Laporan Kinerja 201764 Laporan Kinerja 201764 Laporan Kinerja 201764

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 100%, maka realisasi tahun 2017 telah

mencapai 100%.

IKU 2 Sasaran Program 6

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level

IKU “Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Level 3” mencerminkan kualitas kapabilitas APIP

Kabupaten/Kota diharapkan berada pada Level 3.

Kapabilitas APIP diukur menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai kapabilitas APIP menunjukkan

kualitas APIP yang semakin baik dalam menjalankan perannya sebagai auditor intern. Tingkat

kapabilitas APIP disimpulkan dari hasil penilaian tingkat kapabilitas yang dilaksanakan oleh BPKP

dan atau dilaksanakan sendiri oleh APIP K/L/Pemda dengan quality assurance oleh Perwakilan

BPKP menggunakan pedoman penilaian kapabilitas APIP yang dikembangkan oleh BPKP.

IKU “Kapabilitas APIP Kabupaten/Kota Level 3” diukur dengan menghitung jumlah APIP

Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah

APIP Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak 29 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2017, APIP Provinsi/Kabupaten/Kota yang mencapai tingkat kapabilitas APIP level 3

sesuai hasil QA oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah adalah sebanyak 12, yaitu:

Peningkatan Kapabilitas APIP secara intensif dengan diasistensi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Tengah.

Realisasi IKU program “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Level 3” tahun 2017 tidak dapat

dibandingkan dengan tahun 2016 karena IKU tersebut baru menjadi target di tahun 2017.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 disajikan dalam

gambar 3.8 sebagai berikut :

Gambar 3.8

Perbandingan IKU 1 Sasaran Program 6Dengan Target Tahun 2019

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 65

NO PEMERINTAH DAERAH LEVEL APIP

1 Kabupaten Banyumas 3 Dengan Catatan

2 Kabupaten Boyolali 3 Dengan Catatan

3 Kabupaten Wonogiri 3 Dengan Catatan

4 Kabupaten Karanganyar 3 Dengan Catatan

5 Kabupaten Grobogan 3 Dengan Catatan

6 Kabupaten Blora 3 Dengan Catatan

7 Kabupaten Pati 3 Dengan Catatan

8 Kabupaten Kudus 3 Dengan Catatan

9 Kabupaten Jepara 3 Dengan Catatan

10 Kabupaten Temanggung 3 Dengan Catatan

11 Kabupaten Pekalongan 3 Dengan Catatan

12 Kota Surakarta 3 Dengan Catatan

Realisasi IKU “kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 3” sebanyak 12 kabupaten/

kota sebesar 41,38% atau 108,89% dari target tahun 2017 sebesar 38%.

Tercapainya target tersebut setelah Inspektorat Kabupaten/Kota mengikuti kegiatan workshop

peningkatan Kapabilitas APIP dan melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan

Kapabilitas APIP secara intensif dengan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

Dibandingkan dengan realisasi capaian IKU tahun 2016, realisasi tahun 2017 menunjukkan

kenaikan sebesar 34,38%, dari realisasi tahun 2016 sebesar 7% menjadi 41,38% di tahun 2017.

Kenaikan yang cukup signifikan tersebut dikarenakan adanya dukungan Kepala Daerah dan

komitmen jajaran inspektorat kabupaten/kota dalam meningkatkan kapabilitas APIP.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 digambarkan

dalam gambar 3.9 sebagai berikut:

Gambar 3.9

Perbandingan IKU 2 Sasaran Program 6

Dengan Target Tahun 2019

Laporan Kinerja 201766 Laporan Kinerja 201766 Laporan Kinerja 201766

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 85%, sedangkan realisasi tahun 2017

sebesar 41,38%, sehingga masih diperlukan upaya keras dan terukur guna mencapai target

tahun 2019.

Rencana Tindak guna pencapaian target 2019 antara lain:

1) Mendorong pelaksanaan self assessment kapabilitas APIP oleh masing-masing Inspektorat

Kabupaten/Kota;

2) Mendorong penyusunan infrastruktur kapabilitas APIP oleh Inspektorat Kabupaten/

Kota secara bersama-sama/workshop dengan “SEmangat GOtong ROyong (SEGORO)”

mengacu pada hasil self assessment oleh masing-masing Inspektorat Kabupaten/Kota

dengan pendekatan ‘ATM (amati, tiru, dan modifikasi)”;

3) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan teknis substansi dengan pola PNBP di wilayah

kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah;

4) Melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai kebutuhan melalui saluran komunikasi

yang ada;

5) Menyelenggarakan kegiatan workshop peningkatan kapabilitas APIP selain materi terkait

peningkatan kapabilitas APIP juga disampaikan materi terkait substansi;

6) Membentuk kelompok APIP yaitu wilayah timur dan wilayah barat sesuai existing leveling

kapabilitas APIP;

7) Melakukan pemantauan pada saat dan sebelum pelaksanaan workshop berikutnya yang

merupakan kelanjutan dari workshop sebelumnya.

IKU 3 Sasaran Program 6

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota Level 2

Indikator Kinerja Utama “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 2” diukur dengan

menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mencapai kapabilitas level

2 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP sebanyak

29 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pada tahun 2017, dari 29 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, sebanyak 16 APIP

Kabupaten/Kota berada pada tingkat kapabilitas APIP level 2. Dengan demikian, realisasi

kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 2 adalah 55,17 % atau mencapai 100 % dari

target tahun 2017 sebesar 28%.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 67

NO PEMERINTAH DAERAH LEVEL APIP

1 Kabupaten Purbalingga 2 Dengan Catatan

2 Kabupaten Banjarnegara 2

3 Kabupaten Wonosobo 2

4 Kabupaten Sukoharjo 2

5 Kabupaten Sragen 2

6 Kabupaten Rembang 2

7 Kabupaten Demak 2 Dengan Catatan

8 Kabupaten Semarang 2

9 Kabupaten Kendal 2 Dengan Catatan

10 Kabupaten Batang 2

11 Kabupaten Pemalang 2 Dengan Catatan

12 Kabupaten Tegal 2

13 Kabupaten Brebes 2 Dengan Catatan

14 Kota Salatiga 2

15 Kota Semarang 2

16 Kota Tegal 2

Capaian kapabilitas APIP tahun 2017 sebanyak 16 Kabupaten/Kota, sebanyak 13 Kabupaten/

Kota merupakan peningkatan dari Level 1. 1 Kabupaten peningkatan dari Level 2 Dengan Catatan

menjadi Level 2 Penuh, sedangkan 2 Kabupaten masih tetap, belum ada peningkatan.

Peningkatan capaian level 2 tersebut merupakan hasil dari kegiatan workshop, bimbingan teknis,

dan konsultansi yang intensif dengan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

Dibandingkan dengan realisasi IKU tahun 2016, realisasi tahun 2017 menunjukkan kenaikan

sebesar 20,77%, dari tahun 2016 sebesar 34,40% menjadi 55,17% pada tahun 2017.

Kenaikan yang cukup signifikan tersebut dikarenakan adanya komitmen jajaran inspektorat

kabupaten/kota meningkatkan kapabilitas APIP dan dukungan kepala daerah kepada APIP.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode 2015-2019 disajikan dalam

gambar 3.10 sebagai berikut:

Laporan Kinerja 201768 Laporan Kinerja 201768 Laporan Kinerja 201768

Realisasi tahun 2017 sebesar 55,17% jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 10%,

menunjukkan bahwa kinerja tahun 2017 telah mengarah pada pencapaian target tahun 2019.

IKU 4 Sasaran Program 6

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota Level 1

Indikator Kinerja Utama “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota Level 1” diukur dengan

menghitung jumlah APIP Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada pada tingkat kapabilitas

level 1 dibandingkan jumlah Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja BPKP.

Pada tahun 2017, dari 29 Kabupaten/Kota yang menjadi mitra BPKP, masih terdapat satu APIP

Kota Pekalongan yang masih berada pada tingkat kapabilitas APIP level 1. Dengan demikian,

realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 1 adalah sebesar 3,45% atau 189,86%

(dari target tahun 2017 sebesar 34%).

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” tahun 2017 dibandingkan

dengan tahun 2016 secara prosentase capaian mengalami penurunan dari realisasi tahun 2016

sebesar 58,60 menjadi 3,45% di tahun 2017, Hal tesebut menunjukkan kinerja yang baik yaitu

meningkatnya level kapabilitas APIP dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016

sebanyak 17 Inspektorat daerah berada pada level 1, sedangkan pada akhir tahun 2017 turun

menjadi 1 Inspektorat daerah.

Perbandingan realisasi IKU dengan target akhir Renstra BPKP periode2015-2019 disajikan dalam

gambar 3.11 sebagai berikut:

Gambar 3.10

Perbandingan IKU 3 Sasaran Program 6

Dengan Target Tahun 2019

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 69

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 5%, sedangkan realisasi tahun 2017 adalah

sebesar 3,45%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2017 telah sesuai dengan pencapaian

target tahun 2019.

Realisasi empat IKU dari sasaran program meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

didukung dengan dana sebesar Rp228.695.346,00 (yang terdiri atas realisasi dana DIPA sebesar

Rp102.064.662,00 atau sebesar 99,36% dari anggaran sebesar Rp102.726.000,00 dan dana Mitra

sebesar Rp126.630.684,00) serta SDM sebanyak 1.161 OH atau 65,01% dari rencana 1.786 OH.

Dari sisi penggunaan dana dan penggunaan sumber daya manusia (OH), keempat IKU sasaran

program meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda telah efisien. Efisiensi tersebut

disebabkan pola pembinaan PK APIP yang telah dilaksanakana dengan pendekatan workshop

yang melibatkan seluruh Inspektorat daerah. DIPA senilai di atas digunakan untuk membiayai

pembinaan sebanyak 19 Pemda tetapi dapat digunakan untuk pembinaan setara 90 kali (30 APIP

x 3 kali workshop).

Sasaran Program 7

Meningkatnya Kualitas Layanan

Dukungan Teknis Pengawasan

Target outcome di tahun 2017 adalah sebesar 7,00 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja outcome

ini menunjukkan tingkat kepuasan atas pelayanan ketatausahaan. IKU ini diukur dari tingkat

kepuasan terhadap layanan dukungan teknis pengawasan yang diberikan dari ketatausahaan.

Persepsi kepuasan terhadap suatu layanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika

keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan tersebut dapat terpenuhi. Pernyataan

Gambar 3.11

Perbandingan IKU 4 Sasaran Program 6

Dengan Target Tahun 2019

Laporan Kinerja 201770 Laporan Kinerja 201770 Laporan Kinerja 201770

kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan dengan

metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian Ketatausahaan

dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para pegawai di

unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.

Dari survei atas persepsi penerima layanan tahun 2017, capaian IKU atas layanan dukungan

teknis pengawasan sebesar 7,53 dari skala Likert 1-10 atau mencapai 107,58% dari target sebesar

7.

Faktor-faktor pendukung pencapaian target tersebut adalah kesiapan sistem informasi, kesiapan

sarana prasarana, kesiapan SDM Pelaksana dan peningkatan kompetensi SDM pengelola secara

berkesinambungan.

Persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian Ketatausahaan, meliputi:

a) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Kepegawaian

b) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Keuangan

c) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Umum

Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp40.451.819.011,00 atau 99,04% dari anggaran sebesar

Rp40.844.172.000,00 dan SDM sebanyak 6.259 OH atau 151,59% dari rencana sebanyak 4.129 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU meningkatnya kualitas layanan dukungan teknis pengawasan

telah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 107,58% lebih tinggi dibandingkan

dengan capaian pegguna dana sebesar 99,04%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU meningkatnya kualitas layanan dukungan

teknis pengawasan belum efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 107,58% lebih

rendah dibandingan capaian OH sebesar 151,59%.

Untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kualitas layanan dukungan teknis pengawasan

di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah menghasilkan output berupa laporan dukungan

manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2017 sebanyak 12 laporan

atau 100% dari target sebanyak 12 laporan.

BAB III - Akuntabilitas Kinerja 71

Anggaran Perwakilan BPKP Jawa Tengah tahun 2017 sebesar Rp43.303.064.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp42.872.991.227,00 atau 99,01%. Rincian per program dan per jenis belanja

dapat dilihat pada Tabel 3.4 .

Tabel 3.4

Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program

No Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)Capaian

%

1 Program Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

2.458.892.000,00 2.421.172.216,00 98,47

2 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

40.844.172.000,00 40.451.819.011,00 99,04

Jumlah 42.872.991.227,00 99,01

Dari tabel 3.4 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Dukungan Manajemen

dan Pelaksana Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp40.451.819.011,00 dari rencana sebesar

Rp40.844.172.000,00, dan program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

sebesar Rp2.421.172.216,00 dari rencana sebesar Rp2.458.892.000,00.

Tabel 3.5

Angaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)Capaian

%

1 Belanja Pegawai 37.421.400.000,00 37.107.885.148,00 99,16

2 Belanja Barang 5.881.664.000,00 5.756.106.079,00 97,87

Jumlah 42.872.991.227,00 99,01

Tabel 3.5 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp37.107.885.148,00 dari rencana

sebesar Rp37.421.400.000,00 dan realisasi barang sebesar Rp5.756.106.079,00 dari rencana

sebesar Rp5.881.664.000,00.

B. Realisasi

Keuangan

Laporan Kinerja 201772 Laporan Kinerja 201772 Laporan Kinerja 201772 Laporan Kinerja 201772

BAB IV - Penutup 73

BAB IVPENUTUP

Laporan Kinerja 201774 Laporan Kinerja 201774 Laporan Kinerja 201774

Realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 tercermin dari pencapaian

sasaran Program sebagai berikut:

Tabel 4.1

Capaian Sasaran Program Tahun 2017

No. Sasaran Program Capaian (%)

1. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi

1.1 IKU 1 90,91

1.2 IKU 2 115,70

2. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

2.1 IKU 1 97,01

2.2 IKU 2 142,86

2.3 IKU 3 166,67

2.4 IKU 4 142,86

2.5 IKU 5 -

3. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi

3.1 IKU 1 200,00

4. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

4.1 IKU 1 166,67

5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi

5.1 IKU 1 100,00

5.2 IKU 2 100,00

5.3 IKU 3 65,68

5.4 IKU 4 78,30

5.5 IKU 5 161,29

5.6 IKU 6 83,33

6. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda

6.1 IKU 1 100,00

6.2 IKU 2 108,89

6.3 IKU 3 100,00

6.4 IKU 4 10,14

7. Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan Tata Usaha

7.1 IKU 1 107,58

Uraian ringkas hasil pengukuran 20 IKU tersebut pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan negara/korporasi diukur berdasarkan 2 IKU, sebagai berikut :

a. “Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan

program nasional” terealisasi sebesar 50% atau 90,91% dari target sebesar 55%.

b. “Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola manajemen risiko dan pengendalian

intern pengelolaan korporasi” terealisasi sebesar 63,64% atau 115,70% dari target

sebesar 55%.

BAB IV - Penutup 75

2. Sasaran Program meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian diukur

berdasarkan 5 IKU, sebagai berikut:

a. “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan”

terealisasi sebesar 38,81% atau 97,01% dari target sebesar 40%.

b. “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH” terealisasi

sebesar 100% atau 142,86% dari target sebesar 70%.

c. “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/P/L/K”

terealisasi sebesar 100% atau 166,67% dari target sebesar 60%.

d. “Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/P/L/K” terealisasi

sebesar 100% atau 142,86% dari target sebesar 70%.

e. “Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/P/L/K” tidak terealisasi.

3. Sasaran Program meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam

pencegahan korupsi dikur dengan IKU “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan

FCP (termasuk FRA)” terealisasi sebesar 100 % atau 200% dari target sebesar 50%.

4. Sasaran Program meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

diukur dengan IKU “Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

(KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” terealisasi sebesar

100% atau 166,67% dari target sebesar 60%.

5. Sasaran Program meningkatnya kualitas penerapan SPI Pemda/Korporasi diukur

berdasarkan 5 IKU, sebagai berikut

a. “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” terealisasi sebesar 100%% atau 100% dari

target sebesar 10,00%.

b. “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar 45% atau

100% dari target sebesar 45%

c. “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” terealisasi sebesar 13,79%

atau 65,68% dari target sebesar 21%.

d. “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” terealisasi sebesar 41,38% atau

78,30% dari target 34%.

e. “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina”

terealisasi sebesar 87,10% atau 161,29% dari target sebesar 54%.

f. “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina” terealisasi

sebesar 50% atau 83,33% dari target sebesar 60%.

Laporan Kinerja 201776 Laporan Kinerja 201776 Laporan Kinerja 201776 Laporan Kinerja 201776

6. Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Intern Pemda diukur berdasarkan 4 IKU sebagai

berikut :

a. “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” terealisasi sebesar 100% atau 100% dari

target sebesar 100%.

b. “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar 41,38% atau

108,89% dari target sebesar 38%.

c. “Kapabiitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” terealisasi sebesar 55,17% atau

100% dari target sebesar 28%.

d. “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” terealisasi sebesar 3,45% atau

10,14% dari target sebesar 34%.

7. Sasaran Program Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan diukur berdasarkan

“Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan” dengan menggunakan skala Likert 1 -10,

dengan realisasi pada skala 7,5 atau 107,53% dari target pada skala 7.

Kendala pencapaian sasaran program dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnya koordinasi dengan mitra kerja dalam percepatan tindak lanjut atas rekomendasi

yang telah disampaikan;

2. Belum dinyatakan secara jelas batas waktu penyampaian tindak lanjut ke Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Tengah

3. Kurangnya pemantauan terhadap rekomendasi terpilih yang terkait dengan perkin.

4. Belum dapat dilakukan re-assessment terhadap nilai maturitas yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Daerah

Langkah-langkah yang direncanakan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja antara lain:

1. Melakukan pengawalan terhadap penerapan GCG di BUMD;

2. Melakukan Bimbingan Teknis Peningkatan Maturitas SPIP menuju Level 3 penuh;

3. Mendorong Inspektorat Kabupaten/kota untuk melakukan penilaian mandiri maturitas

SPIP;

4. Melakukan QA terhadap penilaian mandiri yang telah dilakukan oleh Inspektorat Daerah;

5. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan teknis substansi dengan pola PNBP di wilayah

kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah;

6. Melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai kebutuhan melalui saluran komunikasi

yang ada.

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

Jalan Raya Semarang - Kendal KM 12,Semarang 50186Telepon (024) 8662203 (Hunting), Faksimile(024) 8662201

E-mail:[email protected]