LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP...

69
i LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN 2018 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN 2018

Transcript of LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP...

Page 1: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

i

LAPORAN KINERJA

BALAI PENGKAJIAN

TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN

2018

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN LITBANG PERTANIAN

2018

Page 2: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

i

KATA PENGANTAR

Dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih,

transparan, dan akuntabel, maka pelaksanaan kegiatan

pengkajian dan diseminasi inovasi teknologi pertanian,

serta tata kelola manajemen dan sistem akuntabilitas

kinerja harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh

tanggung jawab sesuai tugas dan fungsi BPTP.

Sejalan dengan Perpres RI No. 29 Tahun 2014 dan Permenpan-RB No. 53

Tahun 2014, maka hasil capaian kinerja setiap unit kerja sepatutnya

dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada publik melalui Laporan Kinerja

(LAKIN). Laporan Kinerja BPTP Banten tahun 2018 ini merupakan cerminan

akuntabilitas kinerja dalam rangka pencapaian sasaran yang dilaksanakan dalam

bentuk kegiatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) BPTP Banten

menyajikan informasi mengenai hasil-hasil pengkajian dan diseminasi teknologi

pertanian yang dilakukan pada tahun 2018. Laporan ini merupakan perwujudan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengkajian (Litkaji),

Diseminasi dan Manajemen pada Renstra 2015-2019 dan DIPA 2018.

Kami berharap LAKIN 2018 memberikan manfaat bagi pemangku

kepentingan bidang pertanian baik Kementrian Pertanian, Pemda, petani dan

masyarakat Provinsi Banten. Saya sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada

seluruh penanggungjawab dan semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam

penyusunan hingga terbitnya LAKIP 2018 ini.

Serang, Desember 2018

Kepala Balai

Dr. Ir. Sudi Mardianto.M.Si NIP. 196803161997031002

Page 3: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten sebagai salah satu UPT

Badan Litbang Pertanian memiliki tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diatur

berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 633/Kpts/OT.140/12/2003, tanggal 30

Desember 2003. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut, tujuan pengkajian

dan diseminasi BPTP Banten dalam tahun 2015-2019 adalah : (1) mengidentifikasi

potensi sumberdaya pertanian wilayah dalam upaya pengembangan agribisnis, (2)

merakit komponen dan paket teknologi komersial, merancang model

pengembangan usahatani serta mengembangkan dan merekayasa kelembagaan

pertanian spesifik lokasi, (3) mendorong percepatan alih teknologi pertanian melalui

pengembangan metode dan media diseminasi, (4) meningkatkan partisipasi,

kapasitas dan kompetensi dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan pertanian wilayah, (5) menyusun rekomendasi alternatif kebijakan

yang bersifat antisipatif dan responsif, dan (6) meningkatkan sarana dan prasarana

litkaji.

Dalam tahun anggaran 2018, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

melaksanakan satu program yaitu Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul

Berdaya Saing dengan Sub-Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi

Teknologi Pertanian. Sasaran utama dari subprogram tersebut adalah : (1)

tersedianya inovasi pertanian spesifik lokasi, (2) meningkatnya penyebarluasan

teknologi pertanian (diseminasi), (3) meningkatnya kerjasama nasional/internsional

dibidang pertanian, (4) meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian, dan (5) meningkatnya manajemen pengkajian

dan pengembangan inovasi pertanian. Pengukuran tingkat capaian kinerja utama

dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan capaian/realisasi.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran litkaji, BPTP Banten menyusun

strategi berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi pencapaian sasaran, antara lain : jumlah dan kualitas SDM,

ketersediaan fasilitas dan dana, serta teknologi yang dihasilkan dan adopsinya.

Selanjutnya faktor eksternal meliputi : tersedianya lahan pertanian, kepemilikan

lahan yang sempit, kesenjangan produktivitas antara petani dengan hasil litkaji,

serta belum optimalnya kelembagaan penyuluhan dan petani. Berdasarkan hal

Page 4: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

iii

tersebut diatas, strategi utama yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan

sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan inovasi

teknologi bagi terwujudnya pertanian industrial, (2) meningkatkan diseminasi

teknologi yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bagi terwujudnya

pembangunan pertanian wilayah, (3) memacu adopsi teknologi baru yang berdaya

guna bagi pembangunan pertanian dan kesejahteraan petani, (4) meingkatkan

profesionalisme, etos kerja, produktivitas dan kualitas SDM, serta manajemen yang

kondusif, dan (5) mendorong tumbuh dan berkembangnya pola kemitraan yang

saling menguntungkan antara pelaku dan pengguna hasil litkaji.

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, BPTP Banten pada tahun

2014 mendapat alokasi anggaran APBN sebesar Rp. 9.334.212.000,- yang terbagi

dalam 11 keluaran/output, yaitu : (1) Laporan Pengelolaan Satker, (2) Laporan

Kerjasama, Pengkajian, Pengembangan dan Pemanfaatan Hasil Litbang, (3) Laporan

Koordinasi dan Sinkronisasi Satker, (4) Teknologi Spesifik Lokasi, (5) Rekomendasi

Kebijakan Pembangunan Pertanian, (6) Pengelolaan Instalasi Pengkajian, (7)

Teknologi yang Terdiseminasi ke Pengguna, (8) Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Pendampingan Program Strategis Nasional, (9) Produksi Benih, (10) Layan

Perkantoran, dan (11) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran.

Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja utama

selama tahun 2014 secara umum baik, hal tersebut terlihat dari tingkat capaian

kinerja dibandingkan dengan sasaran/target yang telah ditetapkan. Misalnya pada

pendampingan program SL-PTT padi dan kedelai dalam bentuk display VUB dan

gelar teknologi memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan teknologi petani. Dalam

rangka mendukung program SL-PTT dan percepatan penggunaan VUB, telah

diproduksi benih padi berbagai kelas (FS, SS dan ES) sebanyak 13.217 kg dan benih

kedelai kelas FS sebanyak 738 kg. Selanjutnya hasil pengkajian telah diperoleh 5

teknologi spesifik lokasi, yaitu : Teknologi Budidaya/Pembesaran Ayam KUB,

Teknologi Penggemukan Sapi Potong, Teknologi Penggemukan Domba, Teknologi

Invigorasi Kedelai, dan Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Lebak. Selain

itu, dalam upaya mempercepat diseminasi teknologi kepada pengguna, juga

disediakan berbagai materi informasi tercetak dalam bentuk folder, leaflet, poster,

kalender, banner, buku dan CD, serta koran Sinar Tani dan koran lokal (Radar

Banten), sedangkan penyebaran informasi melalui media elektronik dilakukan

Page 5: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

iv

melalui siaran radio serta televisi lokal dan nasional (Baraya TV, AnTV dan Metro

TV).

Walaupun capaian kinerja secara keseluruhan baik, namun masih terdapat

sejumlah kendala dan permasalahan, terutama dalam produksi benih padi dan

kedelai, serta adopsi dan pengembangan teknologi spesifik lokasi Permasalahan

yang dihadapi diantaranya : kekeringan, banjir dan serangan OPT (dampak

perubahan iklim), rendahnya respon petani/pengguna terhadap teknologi yang

dihasilkan, terbatasnya benih unggul dan tidak tepat waktu, kelangkaan pupuk

pada sejumlah daerah/lokasi, dan lainnya. Berbagai permasalahan tersebut perlu

upaya pemecahannya, diantaranya : peningkatan sinergitas dengan dinas/instansi

terkait, peningkatan pembinaan dan pendampingan, penguatan kelembagaan

penyuluh dan petani, penyediaan benih bermutu dan tepat waktu dll.

Page 6: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………. i

IKHTISAR EKSEKUTIF ……………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tugas, Fungsi dan Organisasi ............................................................. 1

II. PERENCANAAN KINERJA …………………………………………………………………… 4

2.1. Visi dan Misi ………………………………………………………………………………. 4

2.2. Tujuan dan Sasaran ……………………………………………………………………. 4

2.3. Kegiatan …………………………………………………………………………………… 5

2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 …………………………………………………….. 7

III. AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………………………………………… 9

3.1. Capaian Kinerja ………………………………………………………………………….. 9

3.1.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2018 ……………………………….. 9

3.1.2. Analisis capaian Kinerja dan Efisiensi ……………………………………… 53

3.1.3. Keberhasilan, Kendala dan Langkah Antisipasi ………………………… 55

3.1.4. Capaian Kinerja lainnya …………………………………………………………. 55

3.2. Akuntabilitas Keuangan ………………………………………………………………. 59

3.2.1. Realisasi Keuangan ………………………………………………………………. 59

3.2.2. Pengelolaan PNBP ………………………………………………………………… 60

3.2.3. Hibah langsung Luar Negeri …………………………………………………… 60

IV. PENUTUP ………………………………………………………………………………………… 61

Page 7: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

vi

DAFTAR TABEL Tabel 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 BPTP Banten ………………………………. 8

Tabel 2. Capaian Ouput per output Kegiatan Tahun 2018 ……………………….. 10

Tabel 3. Target/Sasaran Kinerja Kegiatan BPTP Banten Tahun 2018 ............ 11

Tabel 4. Nilai Efesiensi indikator kinerja BPTP Banten Tahun 2018 …………… 54

Tabel 5. Rekomendasi Teknologi Pertanian BPTP Banten ........................... 57

Page 8: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Banten Tahun 2018 ………………………… 3

Gambar 2. Diseminasi Teknologi Budidaya Itik ………………………………………. 13

Gambar 3. Pelatihan dan Pengamatan demplot …………………………………..... 15

Gambar 4. Seminar Bersama Fakultas Pertanian Untirta dengan BPTP

Banten ………………………………………………………………………………..

16

Gambar 5. Kegiatan Pelatihan Hama dan Penyakit …………………………………. 18

Gambar 6. Survey kelompok sasaran pendampingan ……………………………… 21

Gambar 7. Pendampingan Lokasi Kawasan Cabai Di Kabupaten Serang Dan

Bawang Tangerang ………………………………………………………………

22

Gambar 8. Pelatihan dan Penyerahan Benih sayuran kepada KWT ……… 24

Gambar 9. Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan UPSUS ………………………….. 25

Gambar 10. Sosialiasi SIWAB dan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak ………. 26

Gambar 11. Kandang Plasma di Kecamatan Tiga Raksa ……………………………. 28

Gambar 12. Distribusi DOC dan Pengadukan pakan di Strata 3 …………………. 29

Gambar 13. Kegiatan Model Bioindustri Padi di Kabupaten Tangerang .......... 33

Gambar 14. Panen dan Pasca panen Kegiatan Bioindustri Ubi Kayu ……………. 36

Gambar 15. Produksi Benih Sumber Padi/UPBS ………………………………………… 38

Gambar 16. Karakteristik in situ , FGD dan Penandatanganan Dokumen oleh Bupati Pandeglang ……………………………………………………………….

40

Gambar 17. Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi,

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian …………………………………

44

Gambar 18. Pelaksanaan Kegiatan Produksi Benih Sebar Padi di Provinsi Banten ………………………………………………………………………………..

47

Gambar 19. Performas Penetasan Pada Mesin Tetas Otomatis …………………… 48

Gambar 20. Koordinasi dan Distribusi Benih Petai …………………………………….. 50

Gambar 21. Pemeliharaan dan Distribusi Benih Jengkol …………………………….. 51

Gambar 22. Kegiatan Lapang Produksi Benih Sebar Manggis ………………… 53

Gambar 23. Buku Rekomendasi Teknologi Pertanian Spesifik LOkasi Banten .. 58

Gambar 24. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara BPTP Banten dengan Fakultas Pertanian UNTIRTA …………………………..

59

Page 9: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sasaran utama pembangunan nasional RPJMN 2015-2019 diarahkan

untuk dapat menjamin ketahanan pangan dan energi untuk mendukung

ketahanan nasional. Arah kebijakan pembangunan pertanian lima tahun ke

depat, antara lain : (1) meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan

produktivitas dan perluasan areal tanam, (2) meningkatkan daya saing dan nilai

tambah komoditas pertanian, (3) meningkatkan produksi dan diversifikasi

sumberdaya pertanian, (4) pengolahan dan pemanfaatan keaneka-ragaman

hayati, dan (5) memperkuat kapasitas mitigasi dan adptasi perubahan iklim.

Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan pertanian

dan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kebijakan, program dan

kegiatan, maka diperlukan sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang

tepat, akurat, efektif dan efisien. Pelaporan adalah bentuk penyampaian

informasi mengenai hasil pelaksanaan kegiatan kepada pemangku kepentingan

atau pimpinan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai kondisi yang terjadi

serta penentuan kebijakan yang relevan. Salah satu bentuk laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan

sumberdaya oleh instansi pemerintah adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIN). Penyusunan LAKIN dilakukan melalui proses

penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT),

serta Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran

(PPS).

1.2. Tugas Fungsi dan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor

16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP Banten mempunyai

Tugas yakni melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, BPTP Banten menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

Page 10: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

2

1. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian

tepat guna spesifik lokasi.

2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat

guna spesifik lokasi

3. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian

serta perakitan materi penyuluhan.

4. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan

pendayagunaan hasil litkaji, perakitan dan pengembangan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi.

5. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan

pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.

Selaras dengan tugas dan fungsi tersebut, BPTP Banten ke depan akan

terus memperkuat jaringan litkaji dengan Puslit/Balit lingkup Badan Litbang

Pertanian dan dinas/instansi terkait yang ada di daerah guna menghasilkan

inovasi teknologi spesifik lokasi yang siap dikembangkan dan di adopsi oleh

pengguna, serta meningkatkan kapasitas institusi melalui penambahan sarana

litkaji dan optimalisasi kegiatan (informasi, komunikasi dan diseminasi) hasil-

hasil litkaji ke pemerintah daerah kabupaten/kota.

Disamping peran fungsional dan operasional, BPTP juga berperan secara

struktural yaitu : (1) membantu pemerintah daerah terutama dinas terkait dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pemecahan masalah pembangunan pertanian, (2)

pelopor dan intermediasi program Kementerian Pertanian, (3) menyusun peta

dan roadmap pengembangan komoditas unggulan, dan (4) menyusun kebijakan

teknis operasional dan implementasi teknologi. Selanjutnya tugas khusus dalam

program strategis (Upsus, GP-PTT padi, GP-PTT kedelai, PSDS/K, PKAH,

Bioindustri) adalah sebagai pendamping teknologi, identifikasi lokasi dan

kebutuhan teknologi, mendukung penyediaan benih serta sekretariat Unit

Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor

16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja BPTP. Secara organisatoris, BPTP Banten berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian (BB P2TP) Bogor. Dalam tindak

Page 11: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

3

operasionalisasinya, Kepala BPTP Banten dibantu oleh 2 (dua) struktural yakni

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSKPP), dan Kepala Sub

Bagian Tata Usaha (Kasubag TU). Sub Bagian Tata Usaha dibantu 3 (tiga) urusan

yang menangani kepegawaian, rumah tangga-perlengkapan dan urusan

keuangan. Kepala BPTP Banten didukung oleh Koordinator Program, kelompok

fungsional peneliti dan penyuluh, yang tergabung dalam 4 (empat) kelompok

pengkaji (Kelji) yaitu Kelji Budidaya, Kelji Sumberdaya, Kelji Mekanisasi dan

Teknologi Pengolahan Hasil serta Kelji Sosial Ekonomi. BPTP Banten memiliki 1

satu) Kebun Percobaan (KP) yaitu KP. Singamerta di kecamatan Ciruas

Kabupaten Serang . Struktur Organisasi sesuai SK Ka BPTP Banten dapat dilihat

pada Gambar 1 berikut ini.

KASI. KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN

KASUBAG. TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN

Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Banten

Struktur organisasi BPTP Banten terdiri dari Kepala Balai, yang

membawahi Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi Kerjasama dan Pelayanan

Pengkajian. Sebagai pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi balai, disetiap

BPTP terdapat koordinator Program dan Evaluasi serta 2 kelompok pengkaji

(kelji) yaitu : 1) Budidaya Pertanian, 2) Pasca Panen, Sumberdaya, dan Sosial

ekonomi Pertanian.

Page 12: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

4

II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Visi dan Misi

Visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten tahun 2018 adalah

“Menjadi Lembaga Pengkajian Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Terdepan dalam

Pelayanan Informasi Teknologi Pertanian” dengan motto “Inovasi Tepat

Kesejahteraan Meningkat”. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi BPTP

Banten adalah : (1) Menghasilkan dan mendiseminasikan inovasi pertanian

spesifik lokasi sesuai kebutuhan pengguna, (2) Mengembangkan jejaring

kerjasama regional dan nasional dalam rangka peningkatan kapasitas pengkajian

dan diseminasi inovasi pertanian, (3) Memberikan pelayanan berstandar

nasional/internasional, dan (4) Mengembangkan sumberdaya manusia yang

bermoral dan professional.

Selanjutnya untuk mewujudkan visi dan pelaksanaan misi, maka nilai –

nilai dasar yang harus dimiliki oleh jajaran BPTP Banten adalah : (1) Taat

melaksanakan dan mengamalkan ajaran agama masing – masing, (2) Selalu

berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan demi kemajuan sektor pertanian, (3) Mengutamakan kerjasama

dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan kinerja

yang terbaik, (4) Bekerja secara profesional yang berkompetisi dalam bidang

tugasnya, dan (5) Memberikan yang terbaik secara ikhlas, baik bagi BPTP

maupun stakeholder sebagai perwujudan pengabdian

2.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan BPTP Banten adalah :

1. Meningkatkan ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.

3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.

Page 13: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

5

Sasaran Yang Ingin Dicapai BPTP Banten :

1. Tersedianya inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi pertanian spesifik

lokasi.

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang

pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian).

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian.

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian.

2.3. Kegiatan

Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan pertanian

yang telah dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2015 – 2019,

maka BPTP Banten menetapkan kegiatan pengkajian dan pengembangan

teknologi pertanian sebagai berikut:

1. Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan

pengembangan berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan

pada potensi sumberdaya wilayah

2. Meningkatkan kuantitas/kualitas iinformasi, media dan lembaga

diseminasi inovasi pertanian.

3. Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk

memperluas jejaring kerjasama.

4. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian.

5. Meningkatkan efektivitas manajemen institusi.

Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan capaian kinerja

kegiatan yang dilakukan BPTP Banten adalah : masukan (input), keluaran

(output), dan hasil (outcome). Masukan merupakan segala sesuatu yang

dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam

rangka menghasilkan output. Masukan yang digunakan dalam kegiatan BPTP

Banten adalah dana dan sumber daya manusia (SDM) atau peneliti/penyuluh

yang melaksanakan kegiatan serta inovasi teknologi yang digunakan dalam

Page 14: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

6

pelaksanaan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian. Keluaran adalah

produk yang merupakan hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan atau

program. Keluaran yang dihasilkan oleh BPTP Banten umumnya berupa

program/rencana, informasi/bahan diseminasi, database, rumusan, paket

teknologi maupun rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan ke stakeholder

(Badan Litbang Pertanian, BPTP/PTP dan petani). Hasil merupakan segala

sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka

menengah. Setiap kegiatan yang akan dilakukan jika diharapkan menghasilkan

sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Hasil yang diharapkan

dari masing-masing kegiatan BPTP Banten bergantung dari tujuan yang ingin

dicapai oleh masing-masing kegiatan tersebut. Hasil kegiatan dan pengkajian

BPTP Banten umumnya dirasakan langsung oleh pengambil kebijakan maupun

BPTP.

Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, program BPTP Banten

yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2015 – 2018 dengan satu program yaitu:

“Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian”.

Untuk mengimplementasikan mandatnya, selanjutnya program tersebut

dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama dan indikator, yaitu :

1. Pengkajian teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi, dengan indikator

utama jumlah teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan.

2. Penyediaan dan penyebarluasan inovasi pertanian, dengan indikator utama

jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna.

3. Pendampingan model spectrum diseminasi multi chanel (SDMC) dan

program strategis nasional/daerah, dengan indikator utama jumlah

laporan kegiatan pendampingan model spectrum diseminasi multi chanel

dan program strategis nasional/daerah.

4. Advokasi teknis dan kebijakan operasional pembangunan pertanian

wilayah, regional dan nasional, dengan indikator utama jumlah

rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung empat sukses

Kementerian Pertanian.

5. Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian

dan pendayagunaan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah

laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi

pertanian.

Page 15: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

7

6. Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah sinergi operasional

pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

7. Penyediaan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah

juklak/juknis.

8. Penguatan manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta

adminstrasi institusi, dengan indikator utama jumlah dokumen

perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan,

kepegawaian dan sarana prasarana.

9. Peningkatan kualitas manajemen institusi, dengan indikator utama jumlah

dokumen penerapan ISO 9001 : :2008.

10. Pengembangan kapasitas dan kompetensi SDM, dengan indikator utama

jumlah SDM yang meningkat kompetensinya.

11. Peningkatan pengelolaan laboratorium, dengan indikator utama jumlah

laboratorium yang operasional dan produktif.

12. Peningkatan pengelolaan kebun percobaan (KP), dengan indikator utama

jumlah kebun percobaan yang produktif.

13. Peningkatan pengelolaan website dan database, dengan indikator utama

jumlah website dan database yang ter-update secara berkelanjutan.

2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja

Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2018 yaitu sebesar

Rp. 14.543.285.000,-. BPTP Banten telah mengimplementasikan Program

Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio Industri Berkelanjutan

dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian melalui beberapa

kegiatan utama yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2018

seperti terlihat pada Tabel 1 berikut. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun

2018 adalah : (1) Dimanfaatkannya hasil kajiandan pengembangan teknologi

pertanian spesifik lokasi (2) Dimanfaatkannya hasil kajian dan pengembangan

teknologi pertanian spesifik lokasi, dan (3) Meningkatnya akualitas layanan publik

BPTP Banten, dengan indikator kinerjanya adalah : 1) Jumlah paket teknologi

Page 16: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

8

spesifik lokasi yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir), dan Rasio paket

teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan terhadap pengkajian teknologi pertanian

spesifik lokasi yang dilakukan pada tahun berjalan (%), 2) Jumlah rekomendasi

kebijakan yang dihasilkan, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten.

Tabel 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

No Sasaran IndikatorKinerja Target

1 Dimanfaatkannya hasil

kajian dan Pengembangan teknologi pertanian

spesifik lokasi

1. Jumlah paket

teknologi spesifik lokasi yang dimanfaatkan

(akumulasi 5 tahun terakhir)

11 paket teknologi

2. Rasio paket teknologi

spesifik lokasi yang dihasilkan terhadap pengkajian teknologi

pertanian spesifik lokasi yang dilakukan

pada tahun berjalan (%)

100 %

2 Dimanfaatkannya hasil kajian dan

pengembangan teknologi pertanian

spesifik lokasi

Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan

1 rekomendasi kebijakan

3 Meningkatny akualitas

layanan publik BPTP Banten

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas

layanan public Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten

3 Nilai IKM

Page 17: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

9

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam tahun anggaran 2018, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Banten melaksanakan Program Percepatan teknologi dan Inovasi Pertanian

Bio-industri Berkelanjutan dengan Sub program Pengkajian dan Percepatan

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan 5 (lima) sasaran utama, yang

selanjutnya ditetapkan melalui Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dengan beberapa

target. Capaian sasaran semua kegiatan sampai akhir tahun 2018 menunjukkan

hasil baik, karena semua target yang direncanakan sudah tercapai .

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2018

Indikator pencapaian kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

adalah penekanan kepada indikator keluaran (output) dan hasil (outcome) dari

setiap program/kegiatan. Pengukuran tingkat capaian kinerja Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Banten tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan

antara target dengan capaian atau realisasinya.

3.1.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2018

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran selama

tahun 2018 disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3

Keberhasilan pencapaian sasaran program dan kegiatan tahun 2018 BPTP

Banten ditetapkan berdasarkan penilaian melalui skoring yang mengacu pada

kriteria ukuran Kementerian Pertanian dan Badan Litbang Pertanian, yaitu : (1)

sangat baik dengan capaian > 100 %, (2) baik dengan capaian 80-100 %, (3)

cukup dengan capaian 60-80 %, dan (4) kurang dengan capaian < 60 %

terhadap sasaran yang telah ditetapkan.

Kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten tahun 2018 dilihat

dari target dan capaian masuk dalam kategori baik.

Keberhasilan pencapaian kinerja tersebut didukung oleh berbagai faktor,

diantaranya : komitmen yang kuat dari pimpinan dan semua staf BPTP Banten

dalam mendukung pelaksanaan kegiatan. Sumberdaya manusia yang berkualitas

juga turut menopang keberhasilan pelaksanaan program. Selain itu sumberdaya

sarana dan prasarana pengkajian dan diseminasi serta sumberdaya anggaran

juga menjadi factor penentu tercapainya target kinerja BPTP Banten. .

Page 18: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

10

Tabel 2. Capaian output per output kegiatan Tahun Anggaran 2018

(Rp.000,-)

Kode Nama Output

Anggaran output

pagu Realisasi Target fisik

Realisasi Capaian

201 Teknologi Spesifik Lokasi

420.000 410.542 3 3 100

202 Teknologi yang

terdiseminasikan ke pengguna

1.634.542 1.617.561 5 5 100

203 Rekomendasi Kebijakan pembangunan Pertanian

45.000 44.715 1 1 100

204 Model Pengembangan Inovasi Pertanian

Bioindustri Spesifik Lokasi

171.300 145.023 2 2 100

206 Benih Sumber padi 88.250 88.147 5 5 100

209 Sumberdaya Genetik yang terkonservasi dan terdokumentasi

70.050 69.803 5 5 100

211 Dukungan Inovasi Untuk

peningkatan IP kawasan Pertanian

137.600 101.512 1 1 100

212 Transfer Inovasi Teknologi

655.259 652.248 1 1 100

213 Inovasi Perbenihan dan Perbibitan

390.100 377.095 39.01 39.01 100

216 Unit Perbenihan

Unggulan komoditas pertanian strategis

2.407.525 2.175.818 1 1 100

217 Inovasi Perbenihan dan Perbibitan komoditas unggul non strategis

142.500 141.881 3.500 3.500 100

303 Produksi Benih Sayuran

Lainnya

50.000 48.116 20.000 20.000 100

305 Produksi benih buah tropika dan sub stropika

39.030 39.027 1.500 1.500 100

951 Layanan Internal 1.912.317 1.718.561 1 1 100

994 Layanan Perkantoran 6.381.522 6.113.502 12 12 100

Page 19: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

11

Tabel 3. Target/Sasaran Kinerja Kegiatan BPTP Banten Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

2018

Target Capaian

Tersedianya teknologi pertanian

unggulan spesifik lokasi

Jumlah teknologi spesifik lokasi 3 Tek 3 Tek

Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi)

Teknologi pertanian

Jumlah teknologi yg di diseminasikan ke pengguna

Jumlah kegiatan pendampingan model SDMC

5 Tek

2 Lap

5 Tek

2 Lap

Meningkatnya

kerjasama nasional dan internasional di bidang pengkajian, diseminasi

dan pendayagunaan inovasi pertanian

Jumlah laporan kerjasama

pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian

1 Dok 1 Dok

Meningkatnya sinergi

operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah sinergi operasional

pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah juklak/juknis

1 Dok

3 Judul

1 Dok

3 Judul

Meningkatnya

managemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Jumlah dokumen perencanaan

dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sapras.

Jumlah dokumen penerapan ISO 9001 : 2008

Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya

Jumlah lab. yang berfungsi secara aktif

Jumlah KP yang berfungsi

secara produktif Jumlah usaha penangkaran

benih sumber Jumlah website yang ter-update

secara berkelanjutan

6 Dok.

1 Satker

62 Orang

1 Unit

1 Unit

1 Unit

1 Unit

6 Dok.

1 Satker

62

Orang

1 Unit

1 Unit

1 Unit

1 Unit

Page 20: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

12

Adapun uraian capaian kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2018

adalah sebagai berikut :

I. TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

A. Kajian Budidaya Ternak Lokal di Provinsi Banten

Kegiatan "Kajian Budidaya Ternak Lokal di Provinsi Banten" dilaksanakan

dalam rangka mendukung pengembangan itik Damiaking dan kambing Kosta.

Selain itu, kegiatan ini terkait pula dengan tugas dan fungsi BPTP dalam

mendiseminasikan teknologi Badan Litbang Pertanian. Pada kegiatan pengkajian

budidaya itik Damiaking, digunakan salah satu teknologi keluaran Badan Litbang

Pertanian untuk meningkatkan kinerja itik. Selanjutnya, pada komoditas kambing

Kostadianalisis potensi wilayah untuk menggali potensi dan tantangan

pengembangan kambing Kosta yang dibutuhkan dalam merumuskan model

pengembangan kambing Kosta berbasis sumberdaya lokal. Pada kegiatan

pengkajian budidaya itik Damiaking, didapatkan bobot DOD itik Damiaking

berkisar antara 38 - 43 gram/ekor. Pada pemeliharaan itik periode umur DOD - 3

minggu, didapatkan mortalitas ≤ 5% dengan pertambahan bobot badan berkisar

200 gram/ekor. Selanjutnya, pada aplikasi pakan basal dengan perlakuan herbal

didapatkan bahwa pemberian herbal dengan dosis 5-10 gram/kg pakan basal

dapat meningkatkan bobot badan itik dibandingkan tanpa pemberian herbal.

Lebih lanjut, pemberian dosis herbal 5 gram/kg pakan basal menghasilkan bobot

badan itik yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis herbal 10 gram/kg pakan

basal. Pada komoditas kambing Kosta, hal yang dapat memperkuat

pengembangan kambing Kosta antara lain memiliki sifat prolifik dan daya

adaptasi yang cukup luas terhadap cekaman lingkungan. Peluang pengembangan

kambing Kosta masih cukup besar mengingat kambing Kosta mudah dipelihara,

dapat digunakan sebagai saving dan sudah memiliki pasar tersendiri. Terkait

dengan pengembangannya, perlu juga diperhatikan aspek yang berpotensi

menjadi penghambat pengembangan kambing Kosta, antara lain tingginya

persilangan antar bangsa yang dapat menurunkan kemurnian kambing Kosta dan

belum adanya program pengembangan kambing Kosta yang berkelanjutan yang

didukung oleh Pemda terkait.

Page 21: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

13

Gambar 2. Diseminasi Teknologi Budidaya Itik

B. Identifikasi dan Pemetaan Biotipe WBC serta Kajian Pergiliran Varietas Tahan WBC di Provinsi Banten

Wereng batang coklat (WBC) merupakan hama penting tanaman padi

yang dapat menimbulkan kerugian dalam usaha tani padi. Salah satu upaya

pengendalian WBC adalah menggunakan varietas tahan seperti Ciherang, Inpari

1, Inpari 3, Inpari 6, Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 23, Inpari 31 dan

Inpari 33. Keunggulan penggunaan varietas tahan diantaranya adalah efektif,

efisien, mudah dalam aplikasinya dan murah. Namun demikian, ketahanan suatu

varietas terhadap hama bersifat spesifik sehingga keberhasilan penggunaan

varietas tahan ini karena adanya kesesuaian antara ketahanan yang dimiliki

tanaman dengan jenis atau biotipe WBC. Di Indonesia, telah teridentifikasi 4

jenis biotipe WBC yaitu biotipe 1, 2, 3 dan 4. Adapun hasil identifikasi dan

pemetaan terhadap biotipe WBC pada tahun 2016, di Provinsi Banten didominasi

oleh biotipe 2 dan 3. Sebaran WBC biotipe 2 terdapat di kecamatan Warung

Gunung dan Rangkas Bitung (Kabupaten Lebak), Kecamatan Menes (Kabupaten

Pandeglang), Kecamatan Pontang (Kabupaten Serang) dan Kecamatan Kasemen

(Kota Serang). Selanjutnya, WBC biotipe 3 terdapat di Kecamatan Panggarangan

Page 22: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

14

(Kabupaten Lebak), Kecamatan Sindang Resmi (Kabupaten Pandeglang) dan

Kecamatan Sukadiri (Kabupaten Tangerang). WBC biotipe 4 teridentifikasi di

Kecamatan Banjarsari (Kabupaten Lebak) dan Kecamatan Petir (Kabupaten

Serang). Hasil kajian tahun 2017 berkatan dengan pola pergiliran varetas tahan

WBC untuk Biotipe 2 dan Biotipe 3. Varietas yang terpilih untuk lokasi biotipe 2

musih kemarau (MK) adalah Mekongga, Inpari 23 dan Inpari 33.Musim hujan

(MH) varietas yang terpilih adalah Inpari 3 dan Inpari 33.Pola pergiliran varietas

tahan WBC biotipe 3, varietas yang terpilih pada MK adalah Ciherang dan Inpari

33, sedangkan di MH adalah Inpari 10 dan Inpari 22. Tahun 2018 telah

dilakukan kajian rakitan teknologi pengendalian WBC spesifik lokasi didaerah

endemis WBC di Kabupaten Serang (Biotipe 2) dan Kabupaten Lebak (Biotipe 3).

Hasil pengkajian di lokasi endemis WBC biotipe 2 (Kec. Pontang) pada MK adalah

paket teknologi pengendalian WBC tanpa Beauveria/kimia terkontrol merupakan

paket terpilih yang paling diminati petani (40,76%) yang mampu memberikan

hasil produksi terbaik sebesar 5,6 t/ha GKG dengan varietas terbaik adalah Inpari

33.

Sedangkan di Kecamatan Malingping (Biotipe 3), paket teknologi di lokasi

endemis WBC biotipe 3 yang terpilih dan diminati oleh petani (34,03%) pada MK

adalah paket teknologi pengendalian WBC denganBeauveria dengan varietas

Inpari 33. Paket ini mampu memberikan hasil produksi terbaik (5,23 t/ha GKG)

dan meningkatkan 12-23% lebih tinggi dibandingkan dengan plot perlakuan

yang lainnya. Terpilihnya suatu teknologi didasarkan pada aspek kemudahan

aplikasi dan kemudahan mendapatkan bahan/pestisida.

Rekomendasi teknologi budidaya di wilayah endemis WBC harus diikuti

dengan teknologi budidaya lainnya yaitu : 1) Pergiliran varietas antar musim; 2)

Budidaya tanaman sehat (sanitasi lahan sebelum semai, penggunaan pupuk

organik, cara tanam legowo 2:1, pemupukan sesuai rekomendasi, pengaturan

air, pengendalian gulma dan OPT lainnya); 3) pengamatan rutin; serta 4)

Penggunaan entomopatogen Beauveria bassiana serta penanaman tanaman

refugia.

Page 23: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

15

Gambar 3. Pelatihan dan Pengamatan demplot

II. TEKNOLOGI YANG TERDISEMINASIKAN KE PENGGUNA

A. Percepatan Pendayagunaan dan Ekspose Hasil Pengkajian

Dalam rangka penyebarluasan, advokasi dan fasilitasi agar inovasi

pertanian hasil Badan Litbang Pertanian diadopsi secara cepat, tepat guna, tepat

sasaran dengan jangkauan pengguna yang luas diperlukan strategi pendekatan

yang sesuai dengan dinamika dan tantangan yang ada. Pengembangan inovasi

pertanian secara partisipatif perlu dikembangkan dengan melibatkan berbagai

pihak yang berkepentingan (stakeholders) melalui media yang sesuai sebagai

channel-nya.Pihak yang kepentingan tersebut meliputi Petani/Poktan/ Gapoktan,

Penyuluh, Pengusaha/Industri, Akademisi, Pengambil Keputusan, dan

Peneliti/Ilmuan baik di pusat maupun di daerah.Kegiatan diseminasi merupakan

upaya BPTP untuk menjembatani inovasi teknologi pertanian yang dihasilkan

dengan daya manfaat teknologi tersebut terhadap stakeholder.Melalui

diseminasi, inovasi teknologi pertanian pada akhirnya akan memberikan dampak

Page 24: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

16

pada kehidupan yang mencerdaskan dan memberdayakan pengguna, serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1. Ekspose Hasil-Hasil Pengkajian dilakukan melalui :

a. Seminar Rutin I

Seminar pada Semester I telah dilaksanakan melalui kerjasama dengan

Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tanggal 13

April 2018 di Auditorium Gedung B Universitas Sultan Ageng Tirtayasa –

Serang.Seminar tersebut mengangkat tema "Membangun Generasi Muda

Petani Untuk Kedaulatan Pangan Bangsa” yang dihadiri oleh 100 orang

Gambar: 4. Seminar Bersama Fakultas Pertanian Untirta dengan BPTP Banten

b. Seminar Rutin II

Seminar Rutin II dilaksanakan pada Hari Selasa, 27 November 2018 di

Aula BPTP Banten dengan tema “Model Pertanian Bio Industri dan

Prospek Pengembangannya di Provinsi Banten”

c. Pameran

Pameran yang diikuti oleh BPTP Banten tahun 2018 mengikuti jadwal

yang diagendakan oleh Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah

Daerah, yaitu pameran pada Banten Expo dan Pameran di Gelar

Teknologi Tepat Guna XIV Provinsi Banten

d. Ekspose/Pameran di Pesta Patok Kab. Tangerang

Dalam upaya peningkatan produksi ternak, tanggal 6 Agustus 2018 Dinas

Pertanian Kab.Tangerang menyelenggarakan Kontes Ternak yang

berlangsung di lapangan Bubulak Kelurahan Mekarbakti Kecamatan

Panongan Kabupaten Tangerang.

Page 25: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

17

e. Ekspose/Pameran di Panen Pedet/Eneng Kab. Pandeglang

Sebagai wujud pelaksanaan IB (Inseminasi Buatan) sekaligus

menunjukkan keberhasilan Produksi Pedet (anak sapi/Eneng (anak

kerbau) hasil IB di wilayah ini, Dinas Pertanian Kab.Pandeglang

menggelar Gebyar Panen Pedet/Eneng pada Hari Rabu tanggal 5

September 2018 dengan tema "Keberhasilan Teknik IB dalam Upaya

Mendorong Peningkatan Populasi Pada Ternak Sapi dan Kerbau".

B. Pendampingan Kawasan Pangan (Padi, Jagung) Mendukung Program Strategis Kementan

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No.

830/Kpts/RC.040/12/2016, lokasi pengembangan kawasan padi di Provinsi

Banten meliputi Kab. Pandeglang, Lebak, Serang dan Tangerang, Kawasan

jagung : Kab. Pandeglang, Lebak, dan Serang, Kawasan kedelai : Kab.

Pandeglang. Dalam upaya mendukung pengembangan kawasan tanaman

pangan, BPTP melaksanakan pendampingan dalam bentuk (a).percontohan

inovasi teknologi berupa demfarm padi sawah, (b) demplot jagung, (c) demplot

tumpangsari jagung-kedelai, (d). Pelatihan, (e) monitoring dan supervisi

teknolog. Tujuan kegiatan pendampingan kawasan adalah : (a) meningkatkan

sinergitas, koordinasi dan sinkronisasi pendampingan kawasan pangan pajale

dengan Dinas/Instansi terkait, (b) meningkatkan respon/minat petani terhadap

inovasi teknologi melalui percontohan inovasi, (c) meningkatkan pengetahuan

petani dan petugas lapang melalui pelatihan, dan (d) mengidentifikasi penerapan

teknologi melalui monitoring dan supervisi lapangan.

Diseminasi teknologi berupa VUB dan pemupukan pada kegiatan

pendampingan tersebut direnspon dan diminati oleh petani. Kegiatan

percontohan inovasi berupa denfarm padi sawah dilakukan di Kabupaten Lebak

(Desa Sukaraja dan desa Cempaka, Kec. Warunggunung seluas 12 ha), demplot

tumpangsari jagung-kedelai di Kabupaten Pandeglang (Desa Panies, Kec.

Keroncong seluas 0,5 ha), dan demplot jagung di Kab. Serang (Desa Mekarbaru,

Kec. Petir, Desa Cimaung, Kec. Cikeusal seluas 4 ha).

Pada denfarm padi di desa Cempaka Kec. Warungunung menggunakan

VUB Inpari-30 petani memperoleh produktivitas rata-rata 5,890 t/ha dengan

Page 26: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

18

keuntungan sebesar Rp. 13.083.000 dan nilai R/C rasio 2,32. Selanjutnya petani

menggunakan varietas Ciherang memperoleh produktivitas rata-rata 4.120 t/ha

dengan keuntungan sebesar Rp. 5.982.000 dan rasio R/C sebesar 1,69.

Penggunaan VUB Inpari-30 dibandingkan Ciherang dapat meningkat

produktivitas padi sebesar 1.23 t/ha dan menambah pendapatan sebesar Rp.

7.101.

Bentuk pendampingan teknologi jagung dilakukan dalam bentuk demplot

jagung di Kabupaten Serang, di Kec. Petir desa Mekarbaru dan di Kec. Cikeusal

desa Cimaung dengan luas 4 ha. Komponen hasil jagung komposit varietas

Lamuru dan Bisma meliputi : panjang tongkol 16,4 cm dan 15,6 cm; Diameter

tongkol atas 14 cm dan 13,8 cm; diameter tongkol bawah 16,24 cm; jumlah

baris 14 dan 16, bobot 100 butir jagung 20,94 dan 20,83 gram, produktivitas

jagung komposit Bisma 4,9 t/ha dan dan Lamuru sebesar 5,0 t/ha. Sedangkan

komponen hasil jagung hibrida NK 272 meliputi panjang tongkol 14,86 cm;

Diameter tongkol atas 14,04 cm, diameter tongkol bawah 16,24 cm; jumlah baris

16, bobot 100 butir jagung 21,17, produktivitas jagung hibrida 4,6 t/ha.

Gambar 5. Kegiatan Pelatihan Hama dan Penyakit

Page 27: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

19

Bentuk pendampingan teknologi tumpangsari berupa demplot yang

dilaksanakan di poktan Panies Jaya, desa Panies, Kec. Keroncong Kab.

Pandeglang seluas 0,5 ha. Poktan Panies Jaya merupakan CPCL penerima

bantuan program tumpangsari dinas pertanian pandeglang seluas 5 ha. Demplot

BPTP berada sehamparan dengan denfarm tumpangsari Dinas. BPTP

mengitroduksikan benih kedelai varietas Dena yang sesuai untuk budidaya

tumpangsari jagung dan kedelai. Demplot ini diharapkan wadah pembelajaran

bagi petani dan petani dapat melihat keragaan tanaman kedelai varietas Dena

dibandingkan dengan varietas Anjasmoro

Dalam Peningkatan pengetahuan petani dan petugas lapang dilakukan

pelatihan teknis usahatani padi sawah sebanyak 1 kali (40 orang peserta tediri

dari petani, penyuluh, POPT). Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk pengamatan

lapang OPT tanaman padi dan pengendalian tikus di lahan sawah serta metode

aplikasi pengendalian dengan pestida baik cara, jenis, dosis, waktu dan

frekuensi.

Selain pendampingan dalam bentuk denfarm dan demplot, BPTP juga

memberikan pendampingan teknologi pada kegiatan pengembangan pajale

Dinas, yaitu : (a) pendampingan pada denfarm jagung kanan-kiri tol di

Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang seluas 55 ha dengan

melibatkan 11 poktan, (b).pendampingan pada kegiatan kawasan Pilot Projet

Jagung berbasis koorporasi (c). pendampingan pada kegiatan tumpangsari

jagung-kedelai di Kabupaten Pandeglang.

Sistem tumpangsari antar komoditas pangan telah banyak dipraktekkan

petani, namun hasilnya rendah karena jarak tanam tidak diatur, kombinasi

tanaman tidak tepat dan waktu tanam komoditas yang kurang tepat sehingga

tananaman menutupi tanaman lainnya dan tanaman yang tertutup tidak

berkembang. Dalam upaya pengembangan sistim tumpangsari di lahan kering

perlu percotohan denfarm tumpangsari pangan yaitu padi gogo dan jagung atau

jagung dan kedelai. Pemilihan kombinasi tanaman pangan yang tepat agar hasil

dari kombinasi tanaman per satuan luas lebih tinggi dari sistim monokultur.

Page 28: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

20

C. Pendampingan Kawasan Peternakan (Sapi/Kerbau) Mendukung

Program Strategis Kementan

Adapun kegatan pendampingan kawasan secara penuh mendukung

keberhasilan UPSUS SIWAB. Konsep pengembangan kawasan pertanian

khususnya bidang peternakan mengacu pada target Direktorat Jendral

Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pengembangan kawasan peternakan 2015-

2019 menggunakan pendekatan kawasan nasional, provinsi, kabupaten/kota

dengan rangkaian kegiatan meliput pemenuhan sarana prasana dari hulu hingga

hilir dan kegiatan on farm. Tahapan kegiatan meliputi: 1)

pembentukan/penentuan model pengembangan sentra komoditas (mpsk), 2)

pembetukan model pengembangan kawasan yang terdiri atas gabungan model

pengembangan sentra komoditas.Banten termasuk salah satu provinsi wilayah

pengembangan kawasan peternakan. Pengembangan komoditas ternak sapi

potong di Kabupaten Tangerang dan pengembangan komoditas ternak di kerbau

di tiga kabupaten (Pandeglang, Lebak dan Serang) dan satu kota (Serang).

Koordinasi dan sinergitas program dengan instansi yang terkait

pembangunan peternakan di Provinsi Banten. Tim pendamping kegiatan

pengembangan kawasan peternakan BPTP Banten telah berkoordinasi dengan

tim pusat dan daerah.

Percontohan Pemberian Pakan Tambahan Pada Sapi Induk Betina,

Pemberian pakan tambahan pada sapi dengan status dewasa, siap kawin, dan

bunting. Fungsi pemberian pakan tambahan disesuaikan dengan status

ternaknya. Dari hasil wawancara dengan peternak bahwa ternak sapi yang

diberikan perlakuan pakan menunjukan anak yang laihir memiliki bobot badan

yang lebih tinggi dan anakan menjadi lebih sehat.

Percontohan sistem integrasi tanaman ternak hanya dilaksanakan di

Kelompok Ternak Bina Karya Kampung Barahat Desa Cileles Kecamatan

Tigaraksa Kabupaten Tangerangseluas 300 m2.Benih sayuran sudah ditanam di

lahan kelompok ternak Bina Karya dengan luas 300 m2.Pupuk kandang yang

dberikan berasal dari kotoran ternak sapi di kandang milik kelompok ternak Bina

Karya. Hasil sayuran dijual ke pasar terdekat.

Monitoring dan Evaluasi Adopsi Teknologidilakukan di Kabupaten Lebak

dan Tangerang yang merupakan lokasi UPSUS SIWAB. Parameter monev yaitu

adopsi teknologi budidaya ruminansia besar (sapi dan kerbau).

Page 29: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

21

Gambar 6. Survey Kelompok Sasaran Pendampingan Kawasan Ternak

D. Pendampingan Kawasan Hortikultura (Cabai dan Bawang)

Mendukung Program Strategis Kementan

Kegiatan pendampingan di tahun 2018 ini adalah melaksanakan

pendampingan pada lokasi kawasan di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Serang. Kegiatan yang dilakukan dalam

pendampingan ini adalah mendiseminasikan varietas Kencana (Varietas Badan

Litbang) dan penggunaan feromon exi pada bawang merah, melakukan pelatihan

kepada petani dan penyuluh, dan melakukan pendampingan kepada kelompok

tani yang mendapatkan alokasi kegiatan pengembangan cabai dari Dinas

Pertanian Provinsi Banten anggaran APBN dan APBD.

Ruang lingkup kegiatan pendampingan kawasan hortikultura ini adalah

melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan dinas terkait, identifikasi

karakteristik usahatani cabai merah dan bawang merah, diseminasi varietas

Kencana dan penggunaan feromon exi, pendampingan dan supervisi penerapan

teknologi, dan pelatihan petani. Diseminasi cabai varietas Kencana dilaksanakan

di Kabupaten Tangerang dan penggunaan feromon exi di Kabupaten Serang.

Page 30: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

22

Hasil dari pendampingan ini adalah telah dilaksanakannya koordinasi

dengan dinas terkait terutama mengenai CPCL penerima bantuan pengembangan

kawasan yang akan dilakukan pendampingan, diseminasi varietas Kencana untuk

cabai telah terlaksanan untuk luasan 25 ha dan penggunaan feromon exi pada

bawang pada luasan 2 h, hasil monitoring dan supervisi pada lokasi

pengembangan kawasan cabai dan bawang pada akhir tahun 2018 masih banyak

yang belum terlaksana penanamannya, pelatihan telah dilaksanakan untuk

komoditas cabai sebanyak 75 orang dan komoditas bawang sebanyak 40 orang,

pengetahuan peserta pelatihan komoditas bawang telah meningkat sebesar

50,91%.

Gambar 7. Pendampingan di lokasi kawasan cabai di Kabupaten Serang dan

bawang di Kabupaten Tangerang

E. Taman Agro Inovasi Pertanian/Pendampingan KRPL

Pengembangan inovasi pertanian secara partisipatif menjadi suatu

keharusan dalam rangka penyebarluasan, advokasi dan fasilitasi inovasi

pertanian hasil Badan Litbang Pertanian sehingga inovasi tersebut dapat diadopsi

Page 31: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

23

secara cepat, tepat guna, dan tepat sasaran dengan jangkauan pengguna yang

luas.Pihak pengguna dapat berupa Petani/Poktan/ Gapoktan, Penyuluh,

Pengusaha/Industri, Akademisi, Pengambil Keputusan, dan Peneliti/Ilmuan baik

di pusat maupun di daerah.

Hasil inovasi pertanian produk Badan Litbang Pertanian sangat

berpeluang untuk dikembangkan menjadi suatu entitas bisnis yang mandiri

karena pengembangan entitas bisnis kegiatan penelitian dan pengembangan

bukan suatu yang tabu untuk dilakukan. Pengembangan ini akan memicu

diseminasi hasil inovasi tersebut. Idealnya, hasil penelitian dapat memicu spin

off, pembentukan entitas baru yang lebih besar yang merupakan pengembangan

dari entitas yang telah ada. Untuk itu, konsep Taman Agroinovasi Mart

(Tagrimart) sebagai suatu pengembangan dari konsep Taman Agroinovasi

menjadi diseminasi yang mandiri/entitas bisnis yang mandiri (bukan cost

center), perlu dirintis oleh BPTP.

Tahun 2018 ini merupakan langkah awal dari konsep Tagrimart BPTP

Banten, dengan tujuan kegiatan adalah membuat Taman Agro Inovasi, membuat

Kebun Bibit Inti (KBI), menyediakan bibit tanaman sayuran dalam rangka

mendukung program KRPL, membuat Agrimart yang mendisplay hasil teknologi

pertanian dan Melakukan pendampingan program KRPL Badan Ketahanan

Pangan di Provinsi Banten dalam bentuk pelatihan. Kegiatan yang telah dilakukan

sampai juni 2018 antara lain adalah koordinasi dilakukan dengan Dinas

Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten. Dalam koordinasi ini

diperoleh CPCL penerima manfaat program KRPL BKP TA 2018 dari Provinsi

Banten berjumlah 40 kelompok yang tersebar di 8 kabupaten/kota yaitu

Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten

Pandeglang, Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan dan Kota

Cilegon dan dihasilkan kesepakatan antara Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

Banten, dan BPTP Banten, yaitu pendampingan teknologi pada program KRPL

BKP TA 2018 akan dilakukan oleh BPTP Banten. Sebagai bentuk pendampingan

teknologi BPTP Banten telah melaksanakan pelatihan dan menjadi narasumber

pelatihan yang diselenggarakan instansi terkait sebanyak 5 kali. BPTP Banten

selain melakukan pendampingan teknologi juga mensuplai bibit tanaman sayuran

sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan KRPL melalui Kebun Bibit Inti.

Sebagai sarana display teknologi budidaya sayuran telah dibentuk taman

Page 32: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

24

agroinovasi yang menampilkan demplot demplot tanaman baik ditanam dilahan

maupun secara hidroponi dan kolam ikan. Tanaman yang dibudidayakan pada

taman agroinovasi antara lain tanaman obat dan tanaman sayuran yang terdiri

dari : pokcoy, bunga kol, kembang kol, kol bulat, bayam, kangkung, selada,

seisim dan lainnya. Display teknologi juga dilakukan dalam bentuk Agro Inovasi

Mart yang menampilkan hasil olahan berbahan baku local diantaranya tepung

mocaf, mie mocaf, ringgining ampas kedelai, gula semut aren rasa jahe, tepung

talas beneng dan tepung kimpul.

Gambar 8. Pelatihan dan Penyerahan bantuan Bibit Sayuran kepada KWT

F. Upaya-upaya Khusus PAJALE

Pelaksanaan program UPSUS dalam waktu 4 tahun terakhir telah

memberikan kontribusi yang cukup baik dalam peningkatan produksi padi,

jagung, dan kedelai di Banten.Produksi padi, jagung, dan kedelai dari tahun

2014-2018menunjukkan trend meningkat.Untuk komoditas padi, BPS mulai

menggunakan metode KSA untuk menghitung data produksi dan produktivitas

padi. Produksi padi Banten pada Tahun 2018 melalui metode KSA mencapai 1.6

juta ton.

Page 33: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

25

Kegiatan UPSUS Pajale BPTP Banten melakukan peningkatan koordinasi

dengan stakeholder untuk mendukung pencapaian target LTT Padi, Jagung dan

Kedelai, serap gabah, dan optimalisasi alat mesin pertanian melalui rapat

koordinasi secara intens dan berkala. Capaian LTT Padi Banten periode Tahun

2018 mencapai 447,5 ribu hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode

Tahun 2017 sebesar 417,2 ribu hektar.

BPTP Banten telah melaksanakan pendampingan dan berbagai advokasi

kegiatan usahatani pajale dan komoditas strategis kementan melalui bimbingan

dan diseminasi teknologi pertanian berupa Demfarm Pajale seluas 38 hektar dan

pelatihan/bimbingan teknis kepada stakeholder di kabupaten sentra produksi

pajale.

Gambar 9. Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan UPSUS

Page 34: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

26

G. UPSUS SIWAB (Sapi Wajib Bunting)

Kegiatan pendampingan dan supervisi UPSUS SIWAB Provinsi Banten

dilaksanakan dengan tujuan untuk melaksanakan supervisi dan pendampingan

intensif kegiatan UPSUS SIWAB di Kabupaten Lebak dan Tangerang melalui

kegiatan sosialisasi dan demfarm. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan

nilai tambah bagi peternak berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan

peternak dalam melaksanakan tatalaksana pemeliharaan sapi/kerbau yang sesuai

dengan kebutuhan ternak. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat

mempercepat pencapaian target populasi sapi/kerbau provinsi Banten melalui

keberhasilan kebuntingan IB 70%, penurunan penyakit gangguan reproduksi

60% dan penurunan pemotongan sapi betina produktif 20% dalam rangka

mendukung pemenuhan populasi sapi/kerbau nasional untuk pencapaian target

swasembada sapi tahun 2026.

Gambar 10. Sosialisasi Siwab dan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak

Pada tahun 2018 ini, capaian UPSUS SIWAB Provinsi Banten sampai

dengan Desember 2018 adalah IB 110,60%, Kebuntingan 125,07 %, Kelahiran

Page 35: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

27

151,08%. Capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan. Selanjutnya, untuk

pelaksanaan denfarm SIWAB dilaksanakan di Kab.Lebak, yaitu pada kelompok

ternak Basisir Sukajadi, Desa Sukajadi, Kec. Panggarangan, Kab. Lebak.

Pelaksanaan denfarm SIWAB sampai dengan Desember 2018 berupa pelatihan

teknologi pakan dalam rangka peningkatan performance reproduksi ternak dan

menjawab permasalahan pakan yang dihadapi oleh kelompok, pengenalan dan

penanaman hijauan pakan ternak unggul berupa rumput gajah, lamtoro taramba

dan indigofera, serta pengenalan bahan pakan additif berupa minoxvit dan

bioplus pedet. Dilaksanakan pula penyebarluasan informasi teknologi reproduksi

berupa kegiatan sosialisasi dan pelatihan yaitu sosialisasi teknologi reproduksi

pada ternak kerbau dan pelatihan teknologi pakan untuk perbaikan performance

indukan.

H. Penyediaan Bibit Ayam KUB dan Sensi Sebagai Intiplasma

Peningkatan produktivitas peternakan salah satunya disebabkan

digunakannya bibit unggul dalam sistem budidaya yang efisien, sehingga mampu

meningkatkan pendapatan peternak. Pengembangan peternakan khususnya

ayam kampung dengan memanfaatkan inovasi teknologi unggul utamanya bibit

ternak unggul Badan Litbang Pertanian dilakukan dengan menggerakkan

peternak sebagai rumah tangga peternak untuk melakukan agribisnis ternak

ayam kampung unggul Badan Litbang Pertanian didukung dengan jaringan

kerjasama dengan stakeholder terkait.

Dalam mengembangkan pembibitan ternak, perlu adanya kerja sama dan

interaksi yang kuat antara pemerintah dan kelompok masyarakat. Hal ini

dikarenakan individu masyarakat mempunyai pola pikir yang berbeda-beda,

sehingga perlu kesadaran untuk mendukung terlaksananya suatu kegiatan. Salah

satu langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan bibit ternak adalah dengan

membentuk, membina dan mengembangkan pembibitan ternak rakyat (Village

Breeding Centre atau VBC). Dengan adanya pembibitan ternak rakyat ini

diharapkan mampu mengembangkan peternakan secara berkelanjutan, terutama

dalam menyediakan bibit ternak.

Pengembangan kegiatan usaha ayam kampung di masyarakat dapat

diupayakan melalui kegiatan penyediaan bibit ayam KUB dan Sensi berbasis inti

Page 36: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

28

dan plasma. Adapun peran peternak inti sebagai penyedia/sumber bibit ayam

sebar (DOC) bagi peternak plasma dan peternak plasma berperan sebagai

peternak yang berusaha ternak pembesaran ayam.Dengan demikian, melalui

kegiatan penyediaan bibit ayam KUB dan Sensi berbasis inti plasma diharapkan

pengembangan ayam kampung unggul di masyarakat dapat berkembang dengan

baik.

Gambar 11. Kandang Plasma di Kecamatan Tiga Raksa

I. Pengembangan Ayam KUB Berbasis Rumah Tangga

Kegiatan disseminasi inovasi teknologi peternakan dibiayai dari DIPA

BPTP Banten Tahun Anggaran 2018. Dengan tujuan untuk mengembangkan

ayam KUB berbasis Rumah tangga (strata 3) yang berdampingan saling

mendukung dan sinergis dengan strata 1 dan 2 yaitu Pembibitan ayam KUB dan

pengembangan Inti dan plasma ayam KUB. Pelaksanaan kegiatan dimulai pada

semester kedua karena sesuai rapat koordinasi perbibitan menekankan bahwa

kegiatan strata 3 setelah terbentuknya strata 1 dan 2.Sehingga diharapkan

adanya model sinergis antara strata 1, 2 dan 3.Dalam hal ini, sehingga Strata 3

dilakukan mulai bulan juni, dengan pelaksanaan awal survey calon petani dan

Page 37: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

29

calon lokasi yang berdampingan dengan rumah tangga miskin di kabupaten

Serang, Kabupaten Pandeglang dan kabupaten Lebak.

Pendampingan kegiatan dilakukan dengan cara pemberian pelatihan

pemeliharaan ayam KUB dan monitoring progress kegiatan dan evaluasi pada

masing-masing tahap kegiatan. Dari hasil kegiatan ini diperoleh beberapa

informasi antara lain : penerapan pengembangan ayam KUB berbasis rumah

tangga sesuai dengan kemampuan rumah tangga yang memproduksi sampah

rumah tangga, sehingga suplai pakan dari sisa rumah tangga ini bisa

termanfaatkan. Adanya kegiatan ini memberikan dampak penambahan

kecukupan gizi rumah tangga dan pengurangan pengeluaran rumah tangga

untuk membeli protein hewani.Sehingga hampir seluruh petani kooperator

berharap bisa lestari dalam mengembangkan ayam KUB berbasis rumah tangga

dengan pendampingan berlanjut dari BPTP Banten.

Gambar 12. Distribusi DOC dan Pengadukan pakan di Strata 3

Page 38: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

30

III. REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

(ANJAK)

Kajian ini berjudul “Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi

Banten dengan Kegiatan “Kajian Effektiftas Penggunaan Alsintan Berbantuan

dan Kelembagaan UPJA Dalam Peningkatan Produksi padi di Provinsi Banten”.

Kajian dilakukan di empat kabupaten produsen padi yakni Kabupaten (Kab.)

Serang, Tangerang, Lebak dan Pandeglang.Tujuan kajian ini adalah: 1)

Mengetahui pemanfaatan alsintan berbantuan di Provinsi Banten, 2)

Menganalisis pola kinerja dan kelompok UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan)

di Provinsi Banten, 3) Mengetahui dampak pemanfaatan alsintan berbantuan.

Metodologi menggunakan metode survei dan FGD, dimana untuk

pemilihan lokasi contoh mengggunakan multistage random sampling (acak

berlapis) sedangkan di tingkat pengelola/pemilik alsintan petani menggunakan

purposive sampling (pengambilan sampel secara sengaja). Metode survei

menggunakan questioner untuk pengambilan data primer (wawancara), dimana

jumlah responden pengelola/pemilik alsintan yang sekaligus petani padi

berjumlah 120 petani yang terdiri dari 30 responden per kabupaten (Kab.

Pandeglang, Lebak, Serang, dan Tangerang. Metode sampling untuk UPJA

secara purposive (sengaja). Data dianalisis dengan analisis tabulasi deskriptif dan

statistik.

Lokasi contoh untuk masing-masing kabupaten dipilih berdasarkan jumlah

dominan alsintan berbantuan dan non bantuan dan hasil konsultasi dengan

dinas pertanian setempat. Lokasi contoh untuk Serang dipilih Kecamatan

Kramawatwatu dan Tanara , lokasi contoh untuk Kabupaten Tangerang dipilih

Kecamatan Mauk dan Kemirii, lokasi contoh untuk Kabupaten Pandeglang dipilih

Kecamatan Sukanegara, dan Labuhan. Lokasi contoh untuk Kabupaten Lebak

dipilih Kecamatan Wanasalam dan Malimping.Responden petani pengelola

alsintan dipilih dari desa-desa penerima bantuan alsintan dan petani yang

memiliki alsintan.

Dari hasil enumerasi, diketahui bahwa umumnya hand traktor bermerk

Kubota dan Boxer dan Yanmar dengan kekuatan mesin 6,5 - 8,5 PK. Sebagian

besar adalah milik sendiri dan bantuan. Nilai beli berkisar Rp 20 -25

juta/unit.Pembelian bervariasi mulai tahun 2012 – sampai tahun 2018. Umur

pakai umumnya 5 – 10 tahun tergantung perawatan mesin dan body.

Page 39: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

31

Kapasitas potensi layanan per musim tanam (MT) berkisar 10 – 25 ha.

Sedangkan riil (aktual layanan 4,5 – 17 ha/MT. Hal ini karena jumlah hand

traktor di desa relatif banyak yaitu 26 unit. Upah sewa traktor untuk anggota

Rp 600.000/ha dan non anggota Rp 0,9 – 1,1 juta/ha. Dari kedua upah tersebut

upah operator Rp 300.000/ha, biaya solar 12 liter/ha @Rp 6.500/liter dan oli 2,5

liter @Rp 17.000/ 3 bulan, di Kec. Tanara upah sewa operator adalah 1/3 dari

upah sewa.Service mesin Rp 500.000/MT.

Disamping sebagai pengelola hand traktor responden juga sebagai

petani padi sawah garapan dengan luas garapan 0,5 – 2,0 ha. Produktivitas

berkisar 4,5 – 7 ton gkp/ha pada MH 2017/2018 dan pada MK 2017 berkisar 4,0

– 6,0 gkp/ha. Varitas padi umumnya Inpari-33 dan Mekongga. Penggunaan

benih 100% bersertifikat karena wilayah studi adalah daerah petani penangkar

benih padi. Harga gabah pada MH 2017/2018 Rp 4.700 – 4.800/kg sedangkan

pada MK 2017 berkisar 3.500 – 3.800/kg. Permasalahan pada usahatani padi

adalah kekurangan debit air terutama pada MK 2018 yang mulai tanam pada

bulan Mei. Untuk traktor roda-4 seluruhnya adalah bantuan,diperoleh tahun

2016 – 2017 dengan nilai pembelian sekitar Rp 350 juta/unit. Kapasitas potensi

kemampuan layanan adalah 300 ha/MT dan kapasitas rielnya 100 ha/MT. Upah

pengolahan lahan (bajak saja) Rp 700.00/ha sedangkan untuk garu dilanjutkan

dengan hand traktor Rp 500.000/ha. Kemudian TR-4 merk Iseki berasal dari

bantuan APBN 2016 di Kab.Lebak dengan kondisi layak dan bagus, sudah

digunakan 2 MT dengan kapasitas kerja 1 – 1,5 ha/hari. Kapasitas luas kerja

adalah 18 ha/MT. Jika dipakai oleh anggota maka upahnya adalah Rp 725.000/ha

yaitu Rp 500.000 upah operator dan bensin 25 liter (Rp 225.000) . Jika bukan

anggota maka upahnya Rp 1 juta /ha.

Untuk Combine harvester besar (CHB) perolehan bantuan tahun

2016/2017 dengan nilai Rp 406 juta. Merk CHB Domfeng (Tani Kaya) dengan

kapasitas potensi layana 60 ha/MT atau 2 ha/hari. Kapasitas riil layana adalah

60 ha/MT. Lama pakai 4 – 5 tahun. Upah operator adalah bagi hasil 1/3 dari total

upah.Upah panen Rp 50 - 70.000/kw.

Alsintan combine harvester sedang secara umum upah sewa CHS

sebagian besar sepaket dengan panen bawon yaitu 5: 1, sebagian lagi dengan

sistim tunai yaitu Rp 70.000/kw.

Page 40: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

32

Sebagian petani mengatakan bahwa sesudah adanya alsintan berbantuan

luas tanam bertambah seperti di Kec. Tanara Kab. Serang luas tanam sebelum

ada alsintan berbantuan 478 ha menjadi 528 ha. Juga petani di Kab.Lebak yakni

Kec. Wanasalam mengatakan bahwa sebelum adanya alsintan berbantuan luas

panen di Desa Wanasalam 80 ha meningkat menjadi 160 ha.MT. Upah

pengolahan lahan sebelum adanya hand traktor berbantuan adalah sama Rp

1,0 – 1,2 juta/ha turun menjadi Rp 1 juta/ha sesudah adanya hand traktor

berbantuan.

IV. MODEL PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN BIO INDUSTRI SPESIFIK LOKASI

A. Pengembangan Kawasan Bio industri Padi di Kab. Tangerang

Indonesia secara bertahap juga mengikuti tren perubahan paradigma

pembangunan global tersebut. Salah satu diantaranya adalah mengarahkan

pembangunan sektor pertanian kearah bioindustri berkelanjutan, sebagaimana

tertuang dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) tahun 2013-2045

(Biro Perencanaan. 2013). Menurut SIPP, visi pembangunan pertanian Indonesia

hingga tahun 2045 adalah : “terwujudnya sistem pertanian bioindustri

berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai

tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika”.

Implementasi SIPP dibagi kedalam 7 periode. Sasaran periode pertama (2013-

2014: RPJM2-RPJPN1) adalah terbangunnya fondasi sistem pertanian-bioindustri

berkelanjutan sebagai sistem pertanian terpadu yang berdaya saing, ketahanan

pangan dan kesejahteraan petani. Sementara itu sasaran SIPP pada periode

kedua (2015-2019 :PJM4-RPJPN1) adalah kokohnya fondasi sistem pertanian-

bioindustri berkelanjutan menuju tercapainya keunggulan daya saing pertanian

terpadu berbasis sumber daya alam berkelanjutan, sumber daya insansi

berkualitas dan berkemampuan IPTEK bioindustri untuk meningkatkan ketahanan

pangan dan kesejahteraan petani.

Beberapa prinsip dasar dari bioindustri berkelanjutan menurut SIPP

meliputi adalah pembangunan pertanian berkelanjutan berbasis masyarakat,

lingkungan alam, pelaku agribisnis, berorientasi pengembangan usaha pertanian

rakyat, serta berbasis sumberdaya lokal (Biro Perencanaan. 2013).

Page 41: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

33

Kegiatan Bioindustri berbasis padi sawah Provinsi Banten dilakukan di

Kelompok Sabana Mandiri terletak di Kampung Cambay Desa Sukatani

Kecamatan Rajeg.Struktur kepengurusan kelompok terdiri atas ketua (Madrodi),

sekretatis (Daong) dan bendahara (Ajim).Anggota kelompok sebanyak 34

orang.Usaha utama kelompok yaitu di bidang tanaman pangan dan

hortikultura.Pola tanam dalam satu tahun yaitu padi – padi – timun. Luas lahan

yang dikelola anggota kelompok yaitu seluas 20 Ha.

Gambar 13. Kegiatan Model Bio Industri Padi di Kabupaten Tangerang

Hasil kegiatan meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Pendampingan

budidaya padi sawah seluas 20 ha; 2) Pemeliharaan sapi potong tahun sebanyak

18 ekor; 3) Produksi jamur merang sebanyak 115 kg (1 kumbung); Usahatani

hortikultura dengan tingkat keuntungan berdasarkan B/C ratio adalah 0,8

(kacang panjang), 0,75 (oyong), 1,14 (Paria) dan 0,58 (timun); 4) Konsep zero-

waste sudah mulai diaplikasikan oleh para anggota Poktan Sabana Mandiri

melalui pemanfaatan kotoran ternak sapi untuk diolah menjadi biogas (2 rumah

tangga) dan pupuk organik yang diaplikasikan pada pertanaman padi dan

sayuran.; 5) Komersialisasi produk olahan berbasis padi dan jamur merang

berupa pembuatan produk kerupuk beras dan nugget jamur yang masih

dikembangkan oleh kelompok wanita tani setempat jika ada pesanan; 6)

pelatihan pengolahan makanan hortikultura (manisan terung); serta 7)

Page 42: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

34

Pembangunan sarana penunjang berupa pembuatan gapura, pembuatan gudang

pakan serta perbaikan rumah jamur dan instalasi biogas.

B. Pengembangan Kawasan Bioindustri Ubi Kayu di Kab. Lebak

Pertanian bioindustri adalah sistem pertanian yang pada prinsipnya

mengelola dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati

termasuk biomasa dan/atau limbah pertanian bagi kesejahteraan masyarakat

dalam suatu ekosistem secara harmonis. Prinsip dasar proses produksi dalam

sistem pertanian bioindustri berkelanjutan adalah : mengurangi input dalam

meningkatkan produksi (reduce); pemanfaatan hasil samping dan limbah

(reuse); dan mendaur ulang produk akhir dan/atau bekas pakai produk akhir

(recycle).

Model pengembangan bioindustri dapat berupa percontohan lapangan

(display/demplot) atau keragaan model pertanian bioindustri, dimana teknologi

yang ditampilkan harus memiliki keunggulan. Dengan kata lain, pertanian

bioindustri dirancang dari hulu sanpai hilir (budidaya ”on farm”, industri hulu

”saprodi”, pengolahan ”agroindustri” dan pemasaran ”off farm”). Salah satu

pendekatan pertanian bioindustri adalah berbasis komoditas yang sesuai dengan

karakteristik biofisik lokasi, kesesuaian lahan dan preferensi masyarakat, serta

prospek pemasarannya.

Model pertanian bioindustri dilaksanakan di Desa Sukarame, Kecamatan

Sajira – Kab. Lebak dengan tujuan umum/ahkir adalah ” Membangun kawasan

bio-industri ubi kayu terpadu yang menghasilkan produk lebih efisien dan bernilai

tambah untuk kesejahteraan petani dan ketahanan pangan”, sedangkan tujuan

tahun 2018 meliputi : (1) meningkatkan usaha budidaya ubi kayu dalam

mendukung penyediaan bahan baku pengolahan, (2) meningkatkan kapasitas

produksi olahan ubi kayu menjadi keripik dan tepung mocaf, (3) meningkatkan

pemanfaatan limbah dan hasil samping dalam usaha ternak dimba, dan (4)

melaksanakan advokasi, promosi dan temu usaha tentang bioindustri berbasis

ubi kayu.

Model pertanian bioindustri di poktan ”Sri Rejeki” Desa Sukarame,

Kecamatan Sajira, Kab. Lebak dilaksanakan melalui pola integrasi ubi kayu-ternak

domba yang dimulai sejak tahun 2015. Implementasi model dilaksanakan melalui

Page 43: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

35

percontohan inovasi dalam bentuk demplot/demfarm serta dilakukan dengan

pendekatan sistem agribisnis secara utuh, yaitu keterkaitan antara aspek hulu,

aspek usahatani, dan aspek hilir. Percontohan inovasi yang dilakukan melaiputi :

teknologi budidaya dan pengolahan ubi kayu (keripik, gaplek, mocaf), teknologi

budidaya ternak domba, teknologi pembuatan pupuk kandang, serta teknologi

pengolahan dan pemanfaatan limbah/hasil samping.

Model pertanian bioindustri ubi kayu sangat direspon petani/masyarakat

di poktan ”Sri Rejeki” Desa Sukarame, Kec. Sajira. Hal ini terlihat dari

perkembangan usaha budidaya yang sebelumnya hanya 15-20 ha (25-30 orang)

menjadi 40-65 ha dengan jumlah petani sebanyak 80 orang. Dalam hal budidaya,

penggunaan pupuk kandang, Urea, SP-36 dan NPK Phonska mampu

meningkatkan produktivitas dari 18-20 ton/ha menjadi 25-60 ton/ha, dan bahkan

dapat mencapai 60-90 ton/ha pada umur 12 bulan (varietas Manggu, UJ-2 dan

Prelek). Selain budidaya, usaha lain yang dikembangkan adalah pengolahan ubi

kayu menjadi gaplek, keripik dan tepung mocaf. Produksi tepung mocaf

dilakukan dalam skala kelompok, dimana pada tahun 2017 telah diproduksi

sebanyak 850 kg dari bahan baku ubi segar sebanyak 2.500 kg. Harga tepung

mocaf di pasar lokal Banten berkisar antara Rp. 7.500-8.000,-/kg.

Hasil panen dan penjualan ubi kayu dari poktan ”Sri Rejeki” Desa

Sukarame, Kec. Sajira sebagian besar digunakan untuk bahan baku pembuatan

tepung casava, pembuatan keripik, pembuatan gaplek, dan kebutuhan

masyarakat sekitarnya. Hasil panen dan penjualan ubi kayu (sekitar 1.000 ton)

secara ekonomi dapat meingkatkan pendapatan petani dan ekonomi wilayah,

dimana secara keseluruhan mencapai Rp. 723.000.000,-. Nilai tersebut belum

termasuk upah panen yang diperoleh petani/masyarakat, yang diperkirakan

sebesar Rp. 200.000.000,- (upah panen Rp. 200,-/kg).

Usaha lain yang dikembangkan di pokta ”Sri Rejeki” Desa Sukarame, Kec.

Sajira adalah budidaya ternak domba, yang pada awlanya sebanyak 55 ekor

induk (betina 50 ekor dan jantan 5 ekor), dimana selama 2,5 tahun

berkembangn menjadi 187 ekor (betina 112 ekor dan jantan 75 ekor). Selain

rumput alam dan hijauan yang tersedia di lokasi kegiatan, pakan lain yang

dberikan selama pemeliharaan adalah limbah dan hasil samping ubi kayu, serta

konsentrat. Usaha ternak domba sangat membantu ekonomi petani dan

Page 44: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

36

pengembangan usaha budidaya ubi kayu, karena kotorannya dimanfaatkan

sebagai pupuk kandang (pukan).

Implementasi model pertanian bioindustri di poktan ”Sri Rejeki” Desa

Sukarame, Kec. Sajira sangat berdampak terhadap pembangunan dan

pengembangan usaha pertanian serta ekonomi perdesaan. Dampak langsung

adalah penyerapan tenaga kerja untuk pengolahan lahan, penanaman,

penyiangan dan penggembruran, serta pemupukan dan panen. Selanjutnya

dampak ekonomi meliputi tambahan pendapatan dari upah tenaga kerja dan

penjualan hasil panen. Dampak lain adalah peningkatan usaha budidaya ubi

kayu, optimalisasi pemanfaatan lahan, pengembangan usaha ternak domba, dan

aktivitas poktan/petani.

Usahtani ubi kayu di poktan ”Sri Rejeki” Desa Sukarme, Kecamatan

Sajira memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, namun sangat rentan

terhadap penurunan harga jual dan produktivitas. Oleh karena itu, usahatani ubi

kayu perlu diarahkan pada peningkatan efisiensi, peningkatan produktivitas, dan

diversifikasi pemanfataannya. Selain itu perlu mendorong pengembangan

agroindustri, pengembangan kemitraan usaha antara kelompok dengan

kelembagaan agribisnis, serta pelayanan informasi pasar. Selanjutnya dalam

upaya pengembangan usaha terak domba perlu perguliran anak betina kepada

anggota lainnya, sedangkan pengadaan induk awal perlu regenerasi (penjualan

dan pembelian yang baru).

Gambar 14. Panen dan Pasca Panen Kegiatan Bioindustri Ubi Kayu

Page 45: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

37

V. PRODUKSI BENIH SUMBER PADI/UPBS

Pemerintah Jokowi-JK memiliki agenda prioritas kabinet kerja

(NAWACITA) yang memprioritaskan agenda pembangunan pertanian kedepan

untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Indonesia sebagai bangsa dapat

mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat.

Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal :

(1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur

kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan mensejahterakan

petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan (Kementan 2015).

Implementasi program yang menunjang kedaulatan pangan salah satunya

dengan menggulirkan berbagai program berbasis pangan pokok (padi, jagung

dan kedelai). Program swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai

ditempuh dengan berbagai pencanangan program salah satunya melalui

penyediaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai dengan

agroekosistem dan preferensi konsumen.

Dalam suatu sistem produksi pertanian baik ditujukan untuk memenuhi

konsumsi sendiri maupun yang berorientasi komersial diperlukan adanya

ketersediaan benih dengan varietas yang berdaya hasil tinggi dan mutu yang

baik. Daya hasil yang tinggi serta mutu yang terjamin pada umumnya terdapat

pada varietas unggul. Namun manfaat dari suatu varietas akan dirasakan oleh

petani atau konsumen lainnya apabila benihnya tersedia dalam jumlah yang

cukup dengan harga yang sesuai, serta waktu yang tepat. Oleh karena itu

regulasi produksi benih harus dilakukan terkait penyediaan benih yang harus

mengacu pada prinsip 6 tepat (varietas, jumlah, mutu, waktu, harga dan

tempat).

Produksi benih tahun 2018 dilaksanakan dalam 1 (satu) musim tanam di

KT Sukabungah, Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak

dengan luas 4 ha. Produksi benih meliputi kelas FS dan SS terdiri atas 3 Varietas

yaitu Inpari 32 (SS), dan Inpari 33 (FS) dan Inpago 8 (FS). Capaian produksi

melebihi target yaitu sebesar 3500 kg SS Inpari 32, 2000 kg FS Inpari 33 dan

3000 kg FS Inpago 8. Capaian benih kelas SS mencapai 116% dan FS mencapai

250%. Koordinasi dengan stake holders dilakukan dengan beberapa lembaga

seperti BB-PADI, BPSB-TPH, Asosiasi Benih Banten (Asbenten), Balai Benih Induk

(BBI) provinsi Banten, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian kabupaten/kota,

Page 46: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

38

SHS, Pertani, serta badan Penyuluhan. Salah satu kesepakatan kerjasama adalah

para pengguna akan memanfaatkan benih VUB Inpari 32 dan Inpari 33 untuk

mendukung kedaulatan pangan berdasarkan agroekosistem di Banten.

Sedangkan pelatihan petani terselenggara di 3 kelompok tani di Kabupaten Lebak

( 2 Kelompok) dan Kota Serang (1 kelompok) dengan jumlah peserta mencapai

150 orang.

Gambar 15. Kegiatan Produksi Benih Sumber Padi/UPBS

VI. SDG YANG TERKONSERVASI DAN TERDOKUMENTASI

Plasma nutfah lokal hortikultura Banten yang cukup populer salah satunya

adalah durian. Durian merupakan komoditas hortikultura yang sangat populer di

Provinsi Banten. Secara umum durian memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan

memiliki aroma yang khas dan rasa yang lezat. Banten sebagai salah satu

Provinsi yang memiliki keanekaragaman jenis durian yang cukup banyak.

Sehingga upaya pelestarian jenis durian lokal merupakan target setiap tahunnya

dari pemerintah daerah. Selama ini yang menjadi upaya Pemda adalah dengan

melakukan kontes durian agar teridentifikasi jenis-jenis durian yang tersedia di

Provinsi Banten. Namun pelestariannya belum dilakukan secara intensif, untuk itu

perlu dilakukan upaya penyelamatan jenis-jenis durian atau pohon induk yang

Page 47: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

39

tersebar agar dapat diidentifiikasi dan selanjutnya didaftarkan yang suatu saat

akan dapat dilepas sebagai varietas lokal milik Banten. BPTP Balitbangtan Banten

sejak tahun 2015 telah melakukan identifikasi dan karakterisasi terkait dengan

durian lokal. Sehingga target untuk dapat didaftarkan perlu dilakukan agar dapat

mengamankan plasma nutfah Banten.

Keluaran tahun 2018 kegiatan Sumberdaya Genetik terkonservasi dan

terdokumentasi adalah :1) Karakterisasi dan Koleksi plasma nutfah komoditas

lokal (5 aksesi), 2) Dokumen hasil karakterisasi dan terkonservasi di Banten (5

aksesi terdokumentasi), 3) Pemeliharaan kebun koleksi (2 kebun koleksi), 4)

Terlaksananya FGD pembentukan KOMDA dan 5) Meningkatnya kapasitas SDM

Mellaui KTI (1 makalah)

Karakterisasi sudah dilakukan terhadap komoditas durian (10 jenis), petai

(1 jenis), jengkol (1 jenis), padi lokal (6 jenis) sehingga total komoditas telah

selesai karakterisasi terdapat : 18 aksesi.

Dokumen yang telah tersusun dan didaftarkan ke PPVTPP terdiri dari 10

jenis durian (asal Kab. Pandeglang ada 8 jenis : Baranjang, Grinsing, Ketan jaya,

Si Bintang, Si kampong, Si Kucing, Si pedang dan Top1/emas; asal Kab.Lebak

ada 2 jenis : sangkan wangi 1 dan sangkan wangi 2), 1 jenis petai jolongan-

Pandeglang, 1 jenis jengkol gobang - Pandeglang, komoditas padi terdapat 3

jenis asal Kab.Pandeglang (ketan bahung, ketan jalupang, ketan putri) serta 3

jenis padi lokal asal Kab.Lebak (padi caok, seungkeu dan Beureum batu).

Dokumen yang telah keluar tanda daftarnya /sertifikatnya terdiri dari : 1

jenis petai jolongan, 1 jenis jengkol gobang, 3 jenis durian asal Pandeglang

(baranjang, grinsing dan ketan jaya), 5 jenis padi lokal (asal pandeglang : ketan

bahung dan ketan jalupang; asal Lebak : caok, seungkeu dan beureum batu).

Pemeliharaan kebun koleksi dilakukan dengan memperbanyak bibit durian

dan dikoleksi sebagian di kebun koleksi milik BPTP di KP Singamerta dan milik

petani bpk.Hendi di Kec. Leuwidamar Kab.Lebak. terdapat 100 bibit terkoleksi

terdiri dari jenis durian dan rambutan. Sedangkan padi lokal, dilakukan

rejuvenasi di KP Singamerta.

Berdasarkan hasil FGD tahun 2018 dilakukan diskusi terkait pembentukan

KOMDA SDG Plasma Nutfah dan telah disusun struktur organisasi sementara.

Selanjutnya akan di tindaklanjuti oleh Pemda untuk dapat dibentuk KOMDA

Plasma Nutfah tahun 2018.

Page 48: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

40

Gambar. 16. Karakteristik in situ, FGD dan Penandatanganan Dokumen oleh Bupati Pandeglang

VII. DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN IP KAWASAN PERTANIAN

Provinsi Banten merupakan salah satu wilayah sentra produksi, karena

memiliki lahan sawah seluas 198.100 ha dan bukan sawah 433.454 ha (BPS,

2011). Berdasarkan jenis irigasi, lahan sawah yang bisa ditanami padi tiga kali

seluas 10.361 ha; dua kali 153.891 ha; satu kali 32.934 ha; tidak ditanami 926

ha; dan tidak diusahakan 67 ha.

Y6Penigkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan (padi, jagung

dan kedelai) di Provinsi Banten memiliki peluang cukup besar karena belum

optimalnya penerapan teknologi serta pemanfaatan sumberdaya lahan, air,

tanaman dan organisme (LATO). Strategi pengelolaan LATO yaitu meningkatkan

efektivitas input untuk menaikkan produktivitas tanaman, efisiensi dalam

penggunaan input, serta pemanfaatan limbah dan sumberdaya yang tersedia,

sehingga tercipta sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Page 49: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

41

Keluaran umum/akhir kegiatan adalah “Meningkatnya indeks pertanaman

padi lahan kering dan sawah tadah hujan dalam upaya mendukung peningkatan

produksi dan produktivitas, serta pendapatan petani”.

Ruang Lingkup Kegiatan meliputi, Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

kegiatan Peningkatan IP Pajale Lahan Kering dan Sawah Tadah Hujan antara BB

Pengkajian, BPTP, BB Padi, dan Ditjentan, Dinas. Koordinasi yang intensif dengan

seluruh pemangku kepentingan (pusat, daerah), Identifikasi dan inventarisasi

potensi pemanfaatan lahan kering dan sawah tadah hujan untuk pembangunan

infrastruktur tata kelola air, Identifikasi IP padi jagung kedelai (Pajale) dan pola

tanam, infrastruktur dan tata kelola air, serta kelembagaannya pada lahan kering

dan sawah tadah hujan pada kondisi eksisting;, Pengkajian dukungan inovasi

pertanian dalam peningkatan IP padi jagung kedelai (Pajale) lahan kering dan

sawah tadah hujan.

Pembangunan dan pengelolaan sumberdaya air (SDA) pada tahun 2018 di

Kabupaten Lebak terdiri atas : Pemanfaatan Air Sungai sebanyak 86 unit dengan

sasaran luas 1.316,75 ha; Sumur Dangkal 62 unit (620,39 ha); Long Storage 12

unit (198,89 ha); Dam Parit 22 unit (1.291,69 ha); dan Embung 2 unit (42,29

ha), Kegiatan tersebut tersebar di 3 Kec./50 Desa dengan biaya investasi Rp.

17.592.683.084,-. Di Kabupaten Pandeglang terdiri atas : Pemanfaatan Air

Sungai sebanyak 790 unit dengan sasaran luas 11.943 ha; Sumur Dangkal 70

unit (718.62 ha); Long Storage 73 unit (1135.08 ha); Dam Parit 24 unit (1733.85

ha); dan Embung 15 unit (331.97 ha), Kegiatan tersebut tersebar di 35 Kec./120

Desa dengan biaya investasi Rp. 88.613.864.534.20,- Di kabupaten Serang terdiri

dari : Pemanfaatan Air Sungai sebanyak 883 unit dengan sasaran luas 13.302.36

ha; Sumur Dangkal 51 unit (527.12 ha); Long Storage 14 unit (239 ha); Dam

Parit 2 unit (162.80 ha); dan Embung 5 unit (114.79 ha), Kegiatan tersebut

tersebar di 21 Kec./82 Desa dengan biaya investasi Rp. 84.143.292.424.87,-, Di

kabupaten Tangerang terdiri dari : Pemanfaatan Air Sungai sebanyak 69 unit

dengan sasaran luas 1.021.17 ha; Sumur Dangkal 46 unit (456.22 ha); Long

Storage 0 unit (0 ha); Dam Parit 25 unit (1.712 ha); dan Embung 0 unit (0 ha),

Kegiatan tersebut tersebar di 16 Kec./68 Desa dengan biaya investasi Rp.

16.244.081.972.68,- dan di Kota Cilegon terdiri dari : Pemanfaatan Air Sungai

sebanyak 78 unit dengan sasaran luas 1.187.95 ha; Sumur Dangkal 3 unit (32.13

ha); Long Storage 8 unit (127.74 ha); Dam Parit 0 unit (0 ha); dan Embung 0

Page 50: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

42

unit (0 ha), Kegiatan tersebut tersebar di 8 Kec./37 Desa dengan biaya investasi

Rp. 7.752.751.291.93,- serta Kota Serang Pemanfaatan Air Sungai sebanyak 202

unit dengan sasaran luas 3057.56 ha; Sumur Dangkal 11 unit (113.66 ha); Long

Storage 0 unit (0 ha); Dam Parit 0 unit (0 ha); dan Embung 0 unit (0 ha),

Kegiatan tersebut tersebar di 12 Kec./80 Desa dengan biaya investasi Rp.

18.806.255.062.52,-

Hasil kegiatan dari introduksi dan pendampingan teknologi padi dilahan

tadah hujan berupa denfarm seluas 5 ha diperoleh produktivitas padi pada

masing-masing varietas adalah untuk varietas Inpari 33 sebesar 6.2 t/ha dan

produktivitas varietas Inpari 32 sebesar 5.6 t/ha sedangkan produktivitas padi

pada eksisting petani sebesar 5.4 t/ha (peningkatan 0.80-0,20 t/ha. Pada saat

pemeliharaan di lahan tadah hujan curah hujan sangat minim namun dengan

bantuan pompanisasi dapat meminimalis kegagalan panen dan kekurangan

hasil/produktivitas .

VIII. TRANSFER INOVASI TEKNOLOGI (PENINGKATAN KOMUNIKASI,

KOORDINASI, DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI)

Kegiatan diseminasi merupakan salah satu tupoksi BPTP untuk

mempercepat penyampaian inovasi teknologi pertanian kepada stakeholder.

Melalui diseminasi, inovasi teknologi pertanian diharapkan teknologi yang ada

dapat diterapkan dan memberikan dampak pada peningkatan produksi dan

produktivitas produk-produk pertanian. Upaya diseminasi dapat dilakukan dengan

penyiapan SDM Penyuluh yang tangguh, memiliki kapabilitas dan integritas

dalam melaksanakan tugasnya. Upaya diseminasi teknologi tersebut tidak hanya

melalui penyuluh yang ada di BPTP Banten tetapi juga melalui penyuluh yang

ada dalam binaan Pemerintah Provinsi/Kab./Kota. Untuk itu, peningkatan

kapasitas dilakukan baik terhadap penyuluh di BPTP Banten maupun Penyuluh

Daerah lingkup Provinsi Banten. Selain itu, dalam upaya menyatukan gerak

langkah diseminasi, diperlukan sinkronisasi materi hasil litkaji dan programa

penyuluhan Pusat dan Daerah dalam bentuk Temu Tugas; dan sinergitas inovasi

pertanian antara peneliti dan penyuluh BPTP Banten dan antara penyuluh

dengan petani maju/penyuluh swadaya melalui kegiatan Temu Teknis. Sebagai

rangkaian suatu kegiatan diseminasi, untuk meningkatkan kemampuan petani

Page 51: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

43

dalam memilih paket teknologi usaha tani yang telah direkomendasikan sebelum

didemonstrasikan dan atau dianjurkan, maka perlu dilakukan Kaji Terap

Hasil kegiatan peningkatan kapasistas Penyuluh Pertanian di Daerah yang

dilakukan melalui Bimtek dan pendampingan narasumber cukup efektif dan

mampu meningkatkan kapasitas peserta belajar (Penyuluh Pertanian di daerah),

meliputi aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan. Berdasakan

kondisi tersebut kegiatan pendampingan dan Bimtek terhadap Penyuluh

Pertanian Daerah perlu dilanjutkan agar peningkatan adopsi teknologi oleh

penguna dapat lebih cepat dan berdampak pada peningkatan produktivitas serta

peningkatan kesejahteraan petani.

Telah terwujudnya sinkronisasi materi hasil penelitian dan pengkajian dan

programa penyuluhan pertanian tingkat provinsi Banten yang dilaksanakan

melalui Penyusunan Bersama Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi

Banten antara Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Banten dan Penyuluh

BPTP Banten. Perlu dilakukan sinkronisasi penyusunan programa penyuluhan

pada tingkat kab/kota hingga desa lebih menderaskan arus informasi teknologi

baik ke penyuluh maupun ke petani.

Penetapan materi temu teknis berupa inovasi teknologi partanian telah

sesuai dengan target pengembangan komoditas tingkat provinsi dan kabupaten.

Penilaian kesesuaian didasarkan pada hasil koordinasi terkait keselarasan target

provinsi dan kabupaten serta hasil identifikasi kebutuhan teknologi. Adapun

respon peserta terkait pelaksanaan temu teknis menunjukkan kategori sangat

puas (berturut-turut) terhadap materi, fasilitator, waktu, fasilitas, dan media.

Temu teknis inovasi teknologi pertanian menjadi sarana percepatan diseminasi

yang efektif dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas pesertanya. Indikator

efektivitas yaitu adanya peningkatan pengetahuan, sikap hingga peluang

penerapan teknologi setelah peserta mengikuti temu teknis. Pelaksanaan temu

teknis memberikan wacana penyempurnaan teknologi spesifik lokasi melalui

himpunan proses umpan balik. Rencana penyempurnaan teknologi meliputi

introduksi VUB yang sesuai dengan performa dan preferensi petani, diseminasi

penggunaan pestisida ramah lingkungan berbasis agens hayati, teknologi pakan

ternak murah dan berbahan dasar spesifik lokasi.

Hasil kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh BPTP dan Peserta lainnya

melalui kegiatan Bimbingan Teknis secara efektif mampu meningkatkan

Page 52: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

44

pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta pada materi yang telah

disampaikan.

Teknologi yang didiseminasikan pada lokasi kaji terap di Kabupaten Lebak

dan Kabupaten Tangerang adalah pengendalian WBC dan produksi benih,

sedangkan untuk di Kabupaten Pandeglang mengenai pemanfaatan pekarangan

dengan teknologi yang diterapkan antara lain budidaya cabai dan bawang merah

dengan menerapkan teknologi pemupukan berimbang. Telah diperolehnya paket

rekomendasi teknologi untuk dikembangka pada lokasi pengembangan yang

telah dituangkan dalam Juknis.Meningkatnya pengetahuan petani dan penyuluh

sebanyak 90 orang melalui pembelajaran pada setiap pertemuan.

Gambar 17. Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian di Kab. Pandeglang,

Serang, Tangerang dan Lebak

IX. PRODUKSI BENIH SEBAR PADI

Benih merupakan salah satu input produksi yang mempunyai kontribusi

signifikan terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

Ketersediaan benih bermutu mutlak diperlukan di dalam suatu sistem produksi

pertanian. Benih berperan sebagai delivery mechanish yang menyalurkan

Page 53: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

45

keunggulan teknologi kepada petani dan konsumen lainnya. Penggunaan benih

bermutu dan sehat dapat meningkatkan hasil panen 5-20 %.

Kebutuhan benih padi di Provinsi Banten terus meingkat dari tahun ke

tahun sejalan dengan berbagai program/kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah

Pusat dan Derah tentang penggunaan benih dan varietas unggul, diantaranya

Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), Cadangan Benih Nasional (CBN) dam

Cadangan Benih Daerah (CBD).

Berdasarkan sasaran luas tanam tahun 2018 (seluas 434.658 ha),

kebutuhan benih padi sawah di Provinsi Banten sebanyak 10.886.450 kg.

Kebutuhan terbesar adalah Kabupaten Pandeglang yakni 3.318.475 kg,

selanjutnya Kab.Lebak 2.858.400 kg, Kab.Serang 2.400.075 kg, dan Kab.

Tangerang 1.720.925 kg, sedangkan kebutuhan terkecil adalah Kota Tangsel

yaitu 1.875 kg.

Dalam upaya mempercepat adopsi dan pengembangan varietas unggul

baru (VUB) padi sawah, BPTP Banten melaksanakan kegiatan perbenihan dengan

tujuan : (1) memproduksi dan mengdistribusikan benih padi bermutu sebanyak

39,01 ton pada beberapa Kabupaten/Kota, (2) mempercepat pengembangan dan

penggunaan VUB padi dan benih bermutu oleh poktan/petani, (3) menganalisis

usaha perbenihan VUB padi sawah pada beberapa lokasi, dan (4) meningkatkan

kemampuan poktan/petani penangkar melalui pelatihan dan percontohan usaha.

Produksi benih padi sawah dilaksanakan melalui kerjasama dengan

kelompoktani penangkar dan pemafaatan lahan KP. Singamerta pada lahan

seluas 47 ha.Varietas padi yang digunakan adalah Inpari-30 seluas 16 ha (Desa

Karyasari dan Desa Perdana, Kec. Sukaresmi), Inpari-32 seluas 20 ha (Desa

Cikeusik dan Desa Nanggala, Kec. Cikeusik), Inpari-33 seluas 5 ha (KP.

Singamerta, Kec. Ciruas), dan Mekongga seluas 6 ha (Desa Tambakbaya, Kec.

Cibadak).

Pertumbuhan tanaman padi sawah cukup beragam, baik antar varietas

maupun antar lokasi dan antar petani. Tanaman padi pada beberapa lokasi

mengalami kekeringan (fase vegetatif), dan bahkan pada saat keluar malai dan

pengisian bulir terserang penyakit blas dan hama wereng batang cokelat (WBC)

dengan intensitas cukup tinggi, sehingga berdampak pada hasil panen. Intensitas

serangan penyakit blas (Inpari-30) di Desa Perdana berkisar 40,81-70,48 % dan

Desa Karyasari 35,96-65,23 %.

Page 54: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

46

Produktivitas Inpari-30 di Desa Karyasari berkisar 2,40-3,70 t/ha (rataan

3,34 t/ha) dan Desa Perdana 0,8-3,4 t/ha (rataan 1,65 t/ha); produktivitas

Inpari-32 di Desa Cikeusik berkisar 4,28-5,65 t/ha (rataan 5,22 t/ha) dan Desa

Nanggala 4,25-5,75 t/ha (rataan 4,99 t/ha). Selanjutnya produktivitas varietas

Inpari-33 berkisar 2,37-4,07 t/ha (rataan 2,81 t/ha), sedangkan varietas

Mekongga 3,50-5,84 t/ha (rataan 4,66 t/ha).

Hasil panen yang diperoleh pada poktan “Bukit Lestari” Desa Cikeusik

sebanyak 12.935 kg (100 % dari target 12.935 kg); poktan “Sukajaya Berkah”

Desa Nanggala 5.355 kg (81,07 % dari target 6.605 kg); poktan “Karya Sadar”

Desa Karyasari 6.250 kg (53,6 % dari target 11.668 kg); poktan “Sri Mukti I”

Desa Perdana 1.198 kg (20,3 % dari target 5.903 kg); gapoktan “Suka Bungah”

Desa Tambakbaya 3.806 kg (84,2 % dari target 4.518 kg); sedangkan di KP.

Singamerta sebanyak 14.050 kg (GKP) atau 10.550 kg dalam bentuk benih.

Produksi benih padi yang diperoleh dari semua lokasi dan varietas

sebanyak 39.065 kg (100,14 % dari target 39.010 kg). Produksi benih padi

varietas Inpari-30 (ES) sebanyak 880 kg; Inpari-32 (ES) 13.410 kg; Inpari-32

(SS) 9.895 kg; Inpari-33 (ES) 10.550 kg, dan Mekongga (ES) 4.330 kg. Benih

yang sudah terdistribusi sampai akhir Desember 2018 sebanyak 17.340 kg yang

meliputi : Kabupaten Pandeglang 5.400 kg; Kab. Lebak 1.440 kg; Kab.

Tangerang 4.375 kg, Kab. Serang 4.075 kg, dan Kota Serang 2.050 kg.

Biaya produksi benih padi sawah berdasarkan biaya langsung sebesar Rp.

7.800,-/kg. Nilai penjualan benih berdasarkan harga pasar/kios (Rp. 9.000-

10.000,-/kg) sebesar Rp. 352.585.000-390.650.000,- dengan R/C Ratio 1,15-

1,28. Khusus di KP. Singamerta, penerimaan usaha perbeniahan padi Inpari-33

sebesar Rp. 79.125.000,- dengan tingkat keuntungan Rp. 10.833.650,- (R/C

Ratio 1,16).

Dalam upaya peningkatan pengetahuan petani penangkar, petugas

lapang dan stakeholder lainnya dilakukan melalui bimbingan teknis (bimtek), baik

secara mandiri maupun kerjasama dengan dinas/instansi terkait lainnya. Materi

yang disampaikan pada bimtek meliputi : deskripsi beberapa VUB padi,

penyemaian dan seleksi benih, sistem tanam, jenis dan dosis pupuk,

pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, isolasi dan rouging,

panen dan pascapanen, kelas benih dan standar mutu, serta sertifikasi, packing

dan distribusi. Sosialisasi dan bimtek dihadiri oleh Ketua Poktan dan Anggota,

Page 55: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

47

Kepala Desa, Babinsa, Kepala UPT Pertanian, Penyuluh Lapangan, POPT, Dinas

Kabupaten, BPSP Provinsi, Komisi VII DPR-RI, Kemenrinstekdikti, BPTP dan

lainnya (200 orang).

Gambar 18. Pelaksanaan Kegiatan Produksi Benih Sebar di Provinsi Banten

X. PENGEMBANGAN MODEL PEMBIBITAN AYAM KUB DAN SENSI

Untuk mempercepat proses diseminasi teknologi dan produk pertanian

secara langsung kepada petani dan masyarakat Kementerian Pertanian, melalui

Badan Litbang Pertanian telah menetapkan untuk kegiatan penyebaran bibit

unggul ternak dan tanaman pakan ternak asal Balitnak dengan jumlah target

yang besar pada tahun 2018. Prioritas jenis produk yang akan disebarkan yakni

ayam KUB/ SenSi.

BPTP Banten tahun 2018 menerima 720 ekor bibit ayam unggul dari

Balitnak dengan target produksi sebanyak 3.500 DOC. Hasil DOC di BPTP

tersebut akan disebarkan ke peternak-peternak terpilih sesuai kewenangan BPTP

Banten. Untuk penyediakan bibit pullet PS ayam dari Balitnak melakukan

pengirisam dalam 3 tahap yaitu dengan jumlah jantan 120 ekor dan betina 600

ekor. Umur pullet pertama kali dikirim berkisar 11 – 12 minggu dengan 3

tahapan pengiriman yaitu : Tahap 1 tanggal 29 Juni 2018 (8 eor jantan dan 37

ekor betina), Tahap 2 tanggal 6 September 2018 ( 40 ekor jantan dan 200 ekor

Page 56: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

48

betina) dan Tahap 3 tanggal 13 Oktober 2018 ( 72 ekor jantan dan 363 ekor

betina).

Gambar 19. Performa penetasan pada mesin tetas otomatis

Daya tetas/ haching rate dari indukan ayam yang dipelihara berkisar antara

60 – 70% hal ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah : factor

internal indukan masih muda, sehingga telur yang dihasilkan belum sempurna

untuk dijadikan tetasan sedangkan untuk factor eksternal mesin listriknya kurang

stabil untuk kelembaban dan suhu ruangan sehingga perlu dikalibrasi. Untuk

Fertilitas sudah mencapai 80 – 90% hal ini menunjukkan bahwa perkawinan

alami yang terjadi cukup baik dan perbandingan jantan dan betina sudah

memadai untuk menghasilkan telur tetasan yang fertile. Perbandingan yang di

pakai adalah 1 : 6

CPCL penerima DOC dari BPTP Banten terdiri dari Kelompok Wanita Tani (KWT)

Kelompok Tani dan Dinas terkait. Selain itu DOC yang dihasilkan juga

dipersiapkan untuk peremajaan indukan

Page 57: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

49

XI. PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA

A. Produksi Benih Petai

Dalam rangka mencapai swasembada pangan dan mandiri benih

hortikultura yang salah satunya adalah komoditas petai maka diperlukan

perbayakan benih petai yang bermutu.Perbanyakan dilakukan dengan cara

vegetatif dengan menggunakan pohon indukan yang bersertifikat. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten sebagai unit kerja di bawah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, berusaha mendukung

pengembangan benih hortikultura dengan melakukan penyediaan benih yang

terjamin kualitasnya. Komoditas petai memiliki nilai ekonomis cukup tinggi,

karena masyarakat secara umum menyukai komoditas tersebut sebagai sumber

pangan favorit. Harga petai cukup stabil, namun pada hari-hari tertentu harga

petai cukup tinggi.Potensi ekonomis komoditas petai cukup menjajikan, sehingga

tanaman petai layak dikembangkan di Provinsi Banten. Kondisi saat ini

keberadaan tanaman petai semakin berkurang, akibat penuaan tanaman dan

banyak ditebang dijadikan sebagai bahan baku bangunan. Pengembangan

tanaman petai perlu segera dilakukan, dengan menambah jumlah pohon dan

produksi petai melalui pemanfaatan pekarangan dan potensi lahan kering yang

ada di Provinsi Banten.

Tujuan dari kegiatan dukungan perbenihan komoditas petai pada tahun

2018 adalah : 1) memproduksi benih petai sebanyak 10.000 batang dan 2)

mendistribusikan benih petai sebanyak 20.000 batang.

Kegiatan produksi benih petai dilakukan di Kelompok Tani Sukatani,

Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang dan Gabungan

Kelompoktani Karya Mandiri, Desa Gunung Kuning, Kecamatan Sindang,

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan dari mulai persiapan

hingga pelaporan adalah dari bulan Januari hingga Desember 2018. Tahapan

kegiatan produksi benih petai adalah: koordinasi dan konsultasi, survey,

pelaksanaan produksi benih, pemeliharaan, sertifikasi benih dan distribusi benih.

Tahapan kegiatan produksi benih petai tahun 2018 yang telah dilaksanakan

baru pada tahap koordinasi dan konsultasi, survei, persiapan batang bawah dan

distribusi benih produksi tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh kebijakan

refocusing anggaran pemerintah yang berakibat kepada dihentikannya kegiatan,

sehingga target produksi benih petai sebanyak 10.000 batang pada tahun 2018

Page 58: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

50

tidak dapat terpenuhi.Distribusi benih hasil produksi tahun 2017 yang telah

dilakukan sebanyak 10.000 batang.Target distribusi benih sebanyak 20.000

batang tidak bisa dilakukan, karena produksi benih petai tahun 2018 tidak

terpenuhi.

Gambar 20. Koordinasi dan Distribusi Bibit Petai

B. Produksi Benih Jengkol

Penyediaan benih unggul bermutu dan berkualitas menjadi target

Kementerian Pertanian pada tahun 2018 dalam upaya meningkatkan produksi

komoditas serta peningkatan kesejahteraan petani. Penyediaan benih dan unggul

bermutu tidak hanya difokuskan pada komoditas strategis nasional, namun

dilakukan pula pada komoditas unggulan lokal yang memiliki potensi pasar besar

dan memiliki fluktuasi harga yang tinggi seperti jengkol.Penyediaan benih unggul

dan bermutu tanaman jengkol menjadi sarana diseminasi teknologi perbenihan

jengkol kepada para petani dalam upaya peningkatan produksi dan peningkatan

kesejahteraan petani. Tingginya permintaan masyarakat akan biji jengkol sebagai

bahan konsumsi pangan mengakibatkan ketersediaanya di pasar sangat terbatas.

Pada saat-saat tertentu seperti Hari Raya Keagamaan, harga jengkol dapat

Page 59: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

51

melambung tinggi mencapai Rp. 60.000,- per kg. Hal ini membuktikan bahwa

komoditas ini mempunyai nilai tambah yang tinggi. Keterbatasan ketersediaan

biji jengkol di pasaran disebabkan karena belum adanya penanaman jengkol

berskala kebun. Sangat dimungkinkan tidak tersedianya benih unggul bermutu

menjadi kendala dalam berbudidaya jengkol. Tujuan umum dari kegiatan ini

adalah untuk mendukung penyediaan benih unggul lokal jengkol di daerah sentra

di Provinsi Banten. Adapun tujuan secara spesifik dari kegiatan produksi benih

jengkol tahun pada tahun 2018 adalah : 1) memproduksi benih jengkol sebanyak

10.000 batang dan memelihara benih sebanyak 20.000 batang, dan 2)

mendistribusikan benih jengkol sebanyak 20.000 batang.

Kegiatan produksi benih jengkol dilakukan di Kelompoktani Sukatani,

Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang dan Gabungan

Kelompoktani Karya Mandiri, Desa Gunung Kuning, Kecamatan Sindang,

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan dari mulai persiapan

hingga pelaporan adalah dari bulan Januari hingga Desember 2018. Tahapan

kegiatan produksi benih jengkol adalah: persiapan media tanam dan pembibitan,

persiapan biji calon benih, penanaman, dan pemeliharaan, dan distribusi.

Gambar 21. Pemeliharaan dan Distribusi Bibit Jengkol

Page 60: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

52

Tahapan kegiatan produksi benih jengkol tahun 2018 yang telah

dilaksanakan baru pada tahap penyediaan bahan persiapan media tanam dan

pembibitan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan refocusing anggaran pemerintah

yang berakibat kepada dihentikannya kegiatan, sehingga target produksi benih

jengkol sebanyak 10.000 batang pada tahun 2018 tidak dapat terpenuhi.

Telah dilakukan distribusi benih hasil produksi tahun 2017 sebanyak

10.000 batang. Target distribusi benih sebanyak 20.000 batang tidak bisa

dilakukan, karena produksi benih jengkol untuk tahun 2018 tidak terpenuhi.

XII. PRODUKSI BUAH TROPIKA DAN SUB TROPIKA

A. PRODUKSI BENIH BUAH MANGGIS

Ketersediaan benih buah-buahan bermutu di tingkat masyarakat masih

sangat terbatas termasuk benih manggis. Ketersediaan dan kualitas benih sebar

manggis serta harga yang terjangkau masih mengalami kendala di tingkat petani.

Keterbatasan produksi benih dan penyebaran tanaman manggis bermutu di

Provinsi Banten menjadi penghambat dalam mengembangan sentra produksi

buah manggis. Upaya dalam pengembangan sentra produksi buah manggis yang

memiliki potensi strategis di Provinsi Banten perlu ditingkatkan. Langkah nyata

yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyediaan benih sebar

manggis secara massal yang berkualitas dan pendistribusiannya sampai ditingkat

petani.

Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1). Memelihara benih sebar manggis 2).

Memproduksi benih sebar manggis sebanyak 1500 batang 3). Mendistribusikan

benih sebar manggis. Keluaran yang daharapkan yaitu: 1). Terpeliharanya benih

sebar manggis 2). Tersedia benih sebar manggis sebanyak 1500 batang 3).

Terdistribusikannya benih sebar manggis.

Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak. Ruang

lingkup kegiatan meliputi Kegiatan meliputi: koordinasi, pemilihan pohon induk,

penyediaan media, prosesing biji, penyemaian benih, transplanting semaian dari

persemaian ke media tanam dalam polybag, pemeliharaan, sertifikasi dan

distribusi. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi : penyediaan media tanam,

prosesing biji dan penyemaian, transplanting semaian dan pemeliharaan,

pemeliharaan benih, sertifikasi dan distribusi benih manggis.

Page 61: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

53

Hasil yang dicapai pada tahun 2017 yaitu identifikasi pohon induk dan

produksi calon benih sebar manggis sebanyak 500 batang varietas Bogor Raya

dan 1000 batang varietas Kaligesing.

Pada tahun 2018 dilakukan pemeliharaan benih manggis produksi tahun

2017 sebanyak 1500 batang sampai memenuhi persyaratan untuk

didistribusikan. Distribusi benih manggis produksi TA 2017 sebanyak 1500 batang

telah dilakukan ke 3 kelompok tani yaitu : 1) Kelompok Tani Hegar Jaya

Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak sebanyak 500 batang varietas Bogor Raya,

2) Kelompok Tani Cikomara Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak

sebanyak 500 batang varietas Kaligesing, 3) Kelompok Tani Muda Berkarya

Kecamatan Cisata Kabupaten Pandeglang sebanyak 500 batang varietas

Kaligesing. Produksi benih manggis pada tahun 2018 sebanyak 1500 batang,

saat ini masih berupa calon benih karena belum memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan label dari BPSB TPH Provinsi Banten.Tinggi benih ± 25 cm.

Gambar 22. Kegiatan Lapangan Produksi Benih Sebar Manggis

Page 62: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

54

3.1.2. Analisis capaian Kinerja dan Efisiensi

Bila dibandingkan antara sumber dana yang dialokasikan dengan hasil

(output) kinerja yang dicapai, maka BPTP Banten dapat dikategorikan berhasil

dalam menjalankan efisiensi dalam mencapai kinerjanya. Hal ini didasari dari

pengertian mengenai efisiensi, yaitu efisiensi merupakan suatu ukuran

keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil

dari kegiatan yang dijalankan. Atau dengan kata lain, efisiensi dapat

diterjemahkan sebagai perbandingan output terhadap input. Berdasarkan rumus

perhitungan efisiensi dari aplikasi SMART PMK 249/2011, BPTP Banten telah

melakukan efisiensi sebesar 49.16 atau nilai efisiensi sebesar 172.90 persen.

Secara rinci nilai efisiensi indikator kinerja dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4, Nilai Efesiensi indikator kinerja BPTP Banten Tahun 2018

Output Pagu

(,000) Realisasi TVK RVK

Harga satuan

(pagu)

Harga Total

Seharusnya

teknologi speklok 420,000 410,642,900 3 3 140,000,000 420,000,000

model bioindustri 171,300 145,023,221 2 2 2,595,455 171,300,000

teknologi diseminasi

1,634,542 1,617,561,505 5 5 326,908,400 1,634,542,000

rekomendasi 45,000,000 44,715,600 1 1 45,000,000 45,000,000

benih sumber 86,250,000 86,147,200 5 5 17,250,000 86,250,000

layanan 1,912,517 1,718,551,339 12 12 159,376,417 1,912,517,000

aksesi 70,050 69,803,118 5 5 14,010,000 70,050,000

Transfer inovasi tek.

655,259 652,248,750 1 1 655,259,000 655,259,000

Inovasi Tekno 137,800 101,512,300 1 1 137,800,000 137,800,000

Inovasi

perbenihan

390,100 377,095,375 39.01 40

10,000,000 400,000,000

Unit perbenihan 2,407,525 2,175,818,050 1 1 2,407,525,000 2,407,525,000

Perbenihan non strategis

142,500 141,881,500 3500 3500 40,714 142,500,000

Produksi Benih sayuran

50,090 48,116,500 20000 20000 2,505 50,090,000

Produksi Benih buah tropika

39,030 39,027,750 1500 1500 26,020 39,030,000

Layanan Perkantoran

6,381,522 6,113,502,825 12 12 531,793,500 6,381,522,000

Total 14,543,485 13,741,647,933 14,553,385,000

49.16

172.90

Page 63: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

55

3.1.3. Keberhasilan, Kendala dan Langkah Antisipasi

Secara umum, capaian kinerja BPTP Banten tahun anggaran 2018 dapat

tercapai dengan berhasil, baik atas dukungan faktor internal maupun eksternal.

Secara eksternal, keberhasilan pencapaian kinerja didukung oleh adanya

koordinasi dengan berbagai stakeholder yang memadai, sehingga terjalin

berbagai kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan, baik dengan institusi

pemerintah, masyarakat petani maupun akademisi wilayah Banten. Sedangkan

faktor internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian target

kinerja antara lain dukungan sumber daya manusia BPTP Banten yang mumpuni,

dukungan sarana prasarana serta anggaran yang memadai, dan penerapan

sistem monitoring evaluasi secara periodik sehingga fungsi kontrol kegiatan

dapat berjalan dengan baik.

Namun demikian, beberapa kendala ditemui dalam pelaksanaan kegiatan,

terutama terkait kondisi alam yang mengalami musim kemarau panjang dan

musim hujan dengan kapasitas air yang cukup banyak yang mengakibatkan

banjir dimana-mana

Beberapa solusi yang diambil untuk mengatasi berbagai kendala tersebut

antara lain dengan menerapkan sistem pertanian yang sesuai dengan kondisi

alam dengan mengatur pola tanam yang sesuai dan melalui inovasi teknologi

penyediaan embung untuk pertanian di musim kemarau.

3.1.4. Capaian Kinerja lainnya

a. Persiapan Pembentukan Komisi Teknologi Pertanian dan Tim

Teknis Pertanian Provinsi Banten

Dalam rangka menunjang program Pemerintah Daerah Provinsi Banten

sebagai wilayah produsen pangan dan sebagai wilayah penyangga pangan

ibukota, diperlukan dukungan teknologi agar percepatan pencapaian tujuan

program dapat terlaksana. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya

program pengkajian dan penelitian teknologi pertanian spesifik lokasi yang

terencana dan terpadu di wilayah Banten. Untuk itu, diperlukan pembentukan

Komisi Teknologi Pertanian dan Tim Teknis Teknologi Pertanian Banten yang

ditetapkan melalui SK Gubernur.

Komisi Teknologi Pertanian diharapkan akan melaksanakan tugas sebagai

berikut: 1) merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan strategis dan

Page 64: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

56

target penelitian dan pengkajian (Litkaji) dalam rangka percepatan pencapaian

sasaran dan tujuan program dari Provinsi Banten menjadikan Provinsi Produsen

Pangan dan sebagai wilayah Penyangga Pangan Ibukota; 2) memberikan

panduan dan saran-saran kepada BPTP dalam pelaksanaan Litkaji dan Diseminasi

hasil penelitian dan pengkajian sesuai dengan program strategi Kementerian

Pertanian maupun Program Pemerintah Provinsi Banten; 3) memfasilitasi dan

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengkajian dalam

keterkaitannya dengan kebutuhan masyarakat petani dan sektor swasta sebagai

pengguna teknologi pertanian; dan 4) menetapkan Paket Rekomendasi Teknologi

Pertanian Spesifik lokasi. Komisi Teknis Teknologi Pertanian akan melakukan

tugas: 1) mempersiapkan bahan rekomendasi paket teknologi pertanian spesifik

lokasi; 2) mempersiapkan panduan teknis untuk dibahas oleh Komisi Teknologi

Pertanian dalam hubungannya dengan kegiatan penelitian dan pengkajian; 3)

mempersiapkan panduan mengenai perencanaan Litkaji, penentuan prioritas

alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi; 4) melaksanakan monitoring dan

evaluasi rencana kerja rinci termasuk anggaran tahunan BPTP serta memberikan

hasil evaluasi kepada Komisi Teknologi Pertanian; dan 5) memberikan panduan

atau arahan kepada BPTP dalam pelaksanaan program penelitian dan

pengembangan di provinsi; serta 6) mengawasi pelaksanaan koordinasi

penelitian dan pengkajian dan pengembangan di tingkat provinsi selama

implementasi kegiatan.

Koordinasi sebagai bentuk persiapan untuk Pembentukan Komisi

Teknologi dan Komisi Teknis telah dilakukan ke Dinas Pertanian Provinsi dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). BPTP Banten telah

menyusun Draft SK Pembentukan Komisi Teknologi Pertanian dan Tim Teknis,

dan telah disampaikan ke Pihak Dinas Pertanian selaku pihak yang mewakili

instansi daerah (draft SK terlampir). Dalam draft SK tersebut, diharapkan Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menjadi Ketua Komisi Teknologi

Pertanian dengan Wakil Ketua adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten.

BPTP Banten bertugas sebagai Sekretaris Komisi. Anggota terdiri dari Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) serta stakeholder lainnya seperti Kamar Dagang dan

Industri Prov.Banten, Direktur LSM, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Prov.

Banten, Produsen Benih Komoditi Pertanian, Petani andalan tanaman Pangan,

Petani andalan Peternakan, Nelayan Andalan, Pengusaha Pertanian, dan Manager

Page 65: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

57

BMD, serta Ketua Gapoktan terpilih. Untuk keanggotaan Tim Teknis, BPTP

Banten diharapkan menduduki posisi Ketua karena akan mempersiapkan hal-hal

bersifat teknis seperti bahan rekomendasi teknologi, panduan rencana litkaji, dan

lain-lain. Sekretaris Tim Teknis adalah Kepala Seksi Kerja Sama dan Pelayanan

Pengkajian BPTP Banten, dan anggota adalah Para Eselon 3 dinas lingkup

pertanian Kab/Kota Provinsi Banten, Koordinator Program, para Ketua Kelji, dan

Koordinator Penyuluh Provinsi Banten.

Pihak Dinas Pertanian telah menindaklanjuti dengan melaporkan rencana

pembentukan Komisi Teknologi Pertanian dan Tim Teknis tersebut dengan

menyampaikan laporan ke Gubernur Provinsi Banten. Namun sejauh ini, belum

ada respon positif dari pimpinan daerah sehingga koordinasi masih terus

dilakukan sebagai upaya meyakinkan Pihak Daerah tentang pentingnya

keberadaan komisi tersebut.

Dalam rangka persiapan penetapan paket Rekomendasi Teknologi

Pertanian, BPTP Banten telah menyusun 7 paket teknologi spesifik lokasi yang

siap untuk diaplikasikan secara luas di Provinsi Banten. Ketujuh paket teknologi

tersebut tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekomendasi Teknologi Pertanian BPTP Banten

1 Paket Teknologi Produksi Benih VUB Padi

Spesifik Banten

Pepi NS dan Zuraida

Yursak

2 Usahatani Padi Model PTT di Lahan Sawah

Irigasi

Mayunar

3 Teknologi Pemupukan Pada Budidaya Cabai Merah

Silvia Yuniarti

4 Pemanfaatan Feromon Exi Sebagai Pengendali Dan Pemantau Hama Ulat Bawang, Spodoptera Exigua

Resmayeti Purba

5 Teknologi Penyusunan Ransum Itik Pedaging Berbasis Bahan Pakan Lokal

Maureen C. Hadiatry dan Dewi Haryani

6 Teknologi Pengolahan Mocaf dan Mie Mocaf Sri Lestari

7 Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Provinsi Banten

Tian Mulyaqin dan Hijriah Mutmainah

Page 66: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

58

Gambar: 23. Buku Rekomendasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Banten

b. Perjanjian Kerjasama Antara BPTP Banten dengan Fakultas Pertanian Untirta

Perjanjian Kerjasama antara BPTP Banten dengan Fakultas Pertanian

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dilakukan pada bidang Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat, Seminar/Publikasi, dan KKP. Koordinasi diawali

dengan melakukan rintisan kerjasama dengan melakukan pertemuan dengan

Dekan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Dalam pertemuan tersebut, disepakati

bahwa lingkup kerjasama dilakukan pada 3 hal, yaitu kegiatan penelitian dan

pengabdian masyarakat, kegiatan seminar/publikasi bersama, dan kegiatan

Kuliah Kerja Profesi (KKP).

Selanjutnya, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan di

kantor BPTP Banten (PKS terlampir) pada tanggal 23 Maret 2018. Dari Pihak

Fak. Pertanian UNTIRTA hadir sejumlah pejabat, yaitu Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Nurmayulis, Ir, M.P, Wakil Dekan 1, Wakil Dekan 3, Ketua Jurusan

Agroekoteknologi, Ketua Jurusan Ilmu Perikanan, Ketua Prodi Pasca Sarjana,

Ketua Gugus Penjamin Mutu, Kabag TU dan Kasubag Umum, serta sejumlah

Pejabat lainnya di Fakultas Pertanian. Dari Pihak BPTP Banten hadir Kepala BPTP

Banten, Ir. Amirudin Pohan, M.Si didampingi Kepala Seksi Kerjasama dan

Pelayanan Pengkajian (KSPP), ST. Rukmini SP, M.Si, Kasubag TU, Ano

Wirantono, A.Md, dan peneliti & penyuluh, serta staf fungsional umum di KSPP

dan TU.

Page 67: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

59

Gambar: 24. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BPTP Banten

dengan Fakultas Pertanian Untirta

Dalam acara penandatanganan tersebut, Kepala BPTP Banten

mengharapkan agar kegiatan yang dikerjasamakan dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, dan mengharapkan adanya rutinitas kerjasama yang bersifat

tahunan. Dekan Fakultas Pertanian UNTIRTA menyampaikan bahwa pihaknya

menyambut baik kerjasama ini, dan kegiatan ini sejalan dengan Tri Dharma

Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat.

3.2. Akuntabilitas Keuangan

3.2.1. Realisasi Keuangan

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, alokasi anggaran yang

diperoleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten setiap tahunnya

terus meningkat. Selama periode 5 tahun terakhir (2014-2018), BPTP Banten

mendapat anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 9.334.212.000,- (88,82 %). tahun

2015, sebesar Rp. 13.641.063.000,- ( 92,36%) tahun 2016 sebesar Rp.

17.513.415.000,- (94,78 %). tahun 2017 mendapat anggaran sebesar Rp.

11.981.500.000,- (95.29%) sedangkan pada tahun 2018 sebesar Rp.

14.543.285.000,- (94.49%)

Alokasi anggaran BPTP Banten pada tahun 2017 11.981.500.000,- terdiri

atas Belanja Pegawai Rp. 4.425.018.474,- Belanja Barang Rp. 4.453.355.509,-

dan Belanja Modal Rp. 2.496.945.700,-. Sedangkan pada tahun 2018 sebesar Rp.

14.543.285.0000,- yang terdiri atas Belanja Pegawai Rp. 4.815.822.000,-

Belanja Barang Rp. 6.218.349.000,- dan Belanja Modal Rp. 3.509.114.000,-.

Page 68: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

60

Selain itu juga mendapat dana pinjaman(LOAN) sebesar Rp. 940.000.000,-

Berdasarkan data tersebut diatas, capaian kinerja keuangan tahun 2018 sedikit

menurun dibandingkan tahun 2017. Realisasi belanja dilakukan dengan

mempertimbangkan prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin

terlaksananya program/kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Tidak

tercapainya realisasi anggaran 100% diakibatkan adanya dana APBN-P yang

keluar di bulan oktober akhir sehingga dalam pelaksanaannya tidak optimal

terbatasnya waktu, hal ini terlihat dari sisa anggaran dari belanja modal dari

dana APBN cukup tinggi.

3.2.2. Pengelolaan PNBP

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang dibebankan kepada Satker

BPTP Banten periode 2014-2018 secara berurutan adalah sebagai berikut : tahun

2014 sebesar Rp. 102.184.000,- realisasi Rp. 122.397.500,- tahun 2015 sebesar

Rp. 54.975. realisasi Rp. 388.347.541,- tahun 2016 sebesar Rp. 96.600.000,-

realisasi Rp. 155.051.608,- tahun 2017 sebesar Rp. 128.500.000,- dengan

realisasi Rp. 145.507.293,-. Dan Tahun 2018 Rp. 106.172.000,- dengan realisasi

Rp. 105.097.000,- . Pencapaian PNBP Satker BPTP Banten periode 2014-2018

jauh melebih dari sasaran/target yang ditetapkan. Namun pada tahun 2018 tidak

mencapai target. Hal tersebut disebabkan karena anggaran untuk UPBS padi

berkurang demikian juga dengan target yang pada tahun sebelumnya mencapai

30 ton sedangkan pada tahun 2018 hanya 5 ton. Dari hasil PNBP tersebut

dikembalikan lagi ke BPTP sebanyak Rp. 112.824.000,- yang selanjutnya

digunakan untuk belanja modal peralatan dan mesin ( laptop 1 unit) dan Belanja

Modal Irigasi .

3.2.3. Hibah langsung Luar Negeri

Pada tahun anggaran 2018, BPTP Banten memperoleh hibah dari sumber

bank Dunia melalui dana smart-d, dalam bentuk bangunan untuk revitalisasi KP.

Singamerta. Jumlah anggaran yang doialokasikan dari dana Smartd tersebut

berjumlah Rp. 970.000.000,- dengan capaian realisasi nya adalah Rp.

810.174.527,-

Page 69: LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI …bptp-banten.ppid.pertanian.go.id/doc/44/LAKIN BPTP Banten 2018.pdf · sasaran adalah : (1) meningkatkan peran unit kerja dalam menghasilkan

61

IV. PENUTUP

Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja Satker BPTP Banten secara

umum cukup baik, namun hasil beberapa kegiatan belum optimal. Hal ini ditunjukkan

oleh capaian indikator kinerja kegiatan manajemen, serta kegiatan pengkajian dan

diseminasi inovasi pertanian terutama indikator masukan (input) dan keluaran (output),

yang pada umumnya telah terealisasi sesuai target/sasaran yang ditetapkan

sebelumnya. Dengan kata lain, kegiatan yang dilaksanakan sudah seuai rencana atau

metode/prosedur yang ditetapkan. Selanjutnya evaluasi dan analisis terhadap indikator

hasil, secara umum menunjukkan bahwa kegiatan yang dilksanakan BPTP Banten dapat

memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan mutu produk serta

peningkatan pengetahuan petugas/petani, sedangkan secara ekonomi dapat

meningkatkan pendapatan usahatani.

Meskipun demikian, ke depan masih diperlukan upaya peningkatan kinerja.

Perbaikan kinerja dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan kualitas sumber

daya manusia serta kerjasama yang baik dengan instansi terkait lainnya, sehingga

kualitas kegiatan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna,

baik bagi pengambil kebijakan maupun petani, sebagai pengguna akhir paket teknologi

yang dihasilkan selama ini.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, BPTP Banten juga menghadapi berbagai

hambatan dan kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hambatan

internal yang dihadapi oleh BPTP Banten terutama berkaitan dengan terbatasnya

jumlah dan kualitas SDM yang dimiliki, baik dari sisi kualifikasi maupun bidang keahlian.

Untuk itu perlu peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, magang, dan pembinaan

secara berkala. Sedangkan hambatan/kendala eksternal yang dihadapi BPTP Banten

berkaitan dengan kondisi iklim dan cuaca yang tidak mendukung kegiatan budidaya

tanaman.