LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan...

102
LLAPORAN KINERJA 2017 BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Transcript of LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan...

Page 1: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

LLAPORAN KINERJA 2017BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Badan Standardisasi Nasional

Gedung BPPT I Lt 9 - 14Jl. MH. Thamrin No.8,

Kebon Sirih, Jakarta PusatTelp +62 21 - 3927422 Fax +62 21 3927527

bsn_sni www.bsn.go.id Badan Standardisasi Nasional

Page 2: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

i

LAPORAN KINERJA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

TAHUN 2017

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

2018

Page 3: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

i

Daftar Isi ii

Nilai-Nilai BSN iv

Kata Pengantar v

Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii

Ringkasan Eksekutif viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 2

B. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 3

C. Mandat dan Peran Strategis 7

D. Sistematika Laporan 9

BAB II STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN

A. Kondisi Umum 11

B. Tujuan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian 14

C. Arah Kebijakan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian 15

D. Arah Kebijakan Nasional 17

BAB III PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis 19

B. Rencana Kerja dan Anggaran 25

C. Perjanjian Kinerja 26

Page 4: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

iii

D. Pengukuran Kinerja 27

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Indikator Kinerja Utama 34

B. Realisasi Anggaran 82

BAB V PENUTUP

Penutup 86

Lampiran:

1) Perjanjian Kinerja

Page 5: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

iv

NILAI-NILAI BSN

1. INTEGRITAS

Kemampuan untuk mewujudkan hal

yang telah disanggupi karena SDM

BSN menyadari bahwa kelangsungan

hidup jangka panjang BSN

ditentukan oleh kemampuan

personelnya dalam

mewujudkan apa saja

yang mereka

sanggupi bagi

berbagai

pemangku

kepentingan.

2. KEJUJURAN

Kemampuan untuk

mengatakan sesuatu

sebagaimana

adanya karena

kejujuran merupakan

fondasi dalam

menjalankan bisnis di bidang

penyediaan informasi (trustworthy

healing information) pada era

teknologi informasi ini.

3. KECEPATAN

Kemampuan untuk merespon dengan

cepat setiap perubahan karena

kecepatan menjadi faktor penentu

kelangsungan hidup dan

pertumbuhan institusi.

4. KETERBUKAAN

Kemampuan untuk menerima hal baru

dan/atau yang berbeda karena

lingkungan kompetitif menuntut

personel BSN untuk melakukan

improvement berkelanjutan

terhadap proses yang

digunakan untuk

menyediakan

layanan bagi

customer.

Keterbukaan

atas hal yang

baru merupakan

prasyarat untuk

melakukan

improvement

berkelanjutan.

5. TEAMWORK

Kemampuan untuk

mencapai tujuan bersama melalui

kerjasama karena masing-masing SDM

BSN menyadari sebagai makhluk sosial

akan mampu mewujudkan karya-

karya besar melalui kerjasama.

Page 6: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

v

KATA PENGANTAR

Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya M.Sc

Kepala Badan Standardisasi Nasional

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan

Kinerja Badan Standardisasi Nasional Tahun 2017 dapat disusun dengan baik.

Laporan Kinerja ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

pencapaian visi dan misi BSN pada Tahun Anggaran 2017.

Laporan Kinerja BSN Tahun 2017 ini merupakan laporan akuntabilitas

tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2015-2019 yang menggambarkan sejumlah capaian kinerja

tahun 2017 dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan tahun

2017 beserta analisisnya. Berbagai kebijakan dan upaya diambil sebagai

langkah demi mewujudkan visi BSN yaitu “Terwujudnya infrastruktur mutu

nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup

bangsa” terutama untuk melindungi pasar domestik, memperkuat penetrasi

produk nasional terhadap pasar di luar negeri, serta mampu menjamin

keselamatan, keamanan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan.

Penyusunan Laporan Kinerja BSN mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan

Page 7: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

vi

Page 8: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

vii

Page 9: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2017

menjabarkan capaian 7 (tujuh) Sasaran Strategis (SS) yang diukur dengan 21

(dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU).

Pada tahun 2017, secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja BSN

sebesar 99,63% dari 21 (dua puluh satu) IKU. Sebanyak 13 (tiga belas) IKU

capaiannya telah mencapai target dan 8 (delapan) IKU lainnya masih di

bawah target. Delapan IKU yang belum mencapai target tersebut adalah

Persentase pertumbuhan ekspor Produk Unggulan Nasional yang telah ber-SNI;

Persentase pertumbuhan industri/organisasi yang menerapkan SNI; Persentase

produk bertanda SNI yang sesuai dengan persyaratan SNI; Tingkat persepsi

masyarakat terhadap produk ber-SNI; Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi;

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN; Nilai kepatuhan layanan publik; dan

Jumlah peraturan perundang-undangan di bidang SPK.

Dari delapan IKU yang belum mencapai target tersebut, terdapat 3

(tiga) IKU yang sampai Laporan Kinerja ini disusun belum dapat dinilai

ketercapaiannya pada tahun 2017 dikarenaka nilai dari KemenPANRB dan

Ombudsman belum keluar. Capaian yang dilaporkan untuk ketiga IKU ini

adalah capaian tahun 2016. Ketiga IKU tersebut yaitu Tingkat pelaksanaan

Reformasi Birokrasi; Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN; dan Nilai

kepatuhan layanan publik.

Berikut disajikan tabel capaian IKU BSN tahun 2017 menurut Sasaran

Strategis:

No. Sasaran Strategis

IKU Target Realisasi % Capaian

Stakeholder Perspective

1. Terwujudnya daya saing produk berstandar

Persentase pertumbuhan ekspor Produk Unggulan Nasional yang telah ber-SNI

5% 2% 40%

Persentase pertumbuhan penjualan produk ber-SNI di pasar retail dalam negeri

5% 5,2% 104%

Rata-rata capaian SS 1 72%

Page 10: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

ix

No. Sasaran Strategis

IKU Target Realisasi % Capaian

Customer Perspective

2. Meningkatnya penerapan SNI oleh pemangku kepentingan

Persentase pertumbuhan Produk Unggulan Nasional yang telah ber-SNI

10% 13,6% 136% (toleransi 120%)

Persentase produk ber-SNI di pasar retail

3% 25% 833,3%

(toleransi 120%)

Persentase pertumbuhan industri/organisasi yang menerapkan SNI

5% 2,56% 51,2%

Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh edukasi (pembinaan) penerapan SNI

1000 industri

1315 Industri

131,5% (toleransi 120%)

Rata-rata capaian SS 2

102,8%

Internal Process Perspective

3. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pengembangan SNI

Persentase SNI yang dimanfaatkan

20% 35% 175% (toleransi 120%)

Jumlah SNI yang ditetapkan 500 SNI 539 SNI 107,8%

Rata-rata capaian SS 3 113,9%

4. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem penerapan standar dan penilaian kesesuaian

Persentase ketersediaan ruang lingkup Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terakreditasi untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan

10% 13,9% 139% (toleransi 120%)

Jumlah LPK diakreditasi 1652 LPK 1823 LPK 110,4%

Persentase skema akreditasi Komite Akreditasi nasional (KAN) yang diakui di tingkat internasional (MRA/MLA)

45% 55% 122,2% (toleransi 120%)

Persentase produk bertanda SNI yang sesuai dengan persyaratan SNI

65% 61% 93,9%

Rata-rata capaian SS 4 111,05%

5. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem ketertelusuran pengukuran

Jumlah kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang tertelusur dan diakui secara Internasional

90 Kemampuan pengukuran

94 Kemampuan pengukuran

104,4%

Rata-rata capaian SS 5 104,4%

6. Meningkatnya budaya mutu

Tingkat persepsi masyarakat terhadap produk ber-SNI 80 skor 79,3 skor 99,13%

Rata-rata capaian SS 6 99,13%

Page 11: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

x

No. Sasaran Strategis

IKU Target Realisasi % Capaian

Learning and Growth Perspective

7. Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan anggaran, sumber daya manusia, tata kelola dan organisasi yang profesional

Opini BPK atas laporan keuangan

WTP (opini)

WTP (opini)

100%

Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi *) hasil penilaian dari KemenPANRB untuk tahun 2017 belum keluar

80 (nilai) 71,79 (nilai)

(th 2016) 89,74%

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN *) hasil penilaian dari KemenPANRB untuk tahun 2017 belum keluar

73 (BB) nilai

64,87 BB (th 2016)

88,86%

Indeks kompetensi dan integritas SDM

> 95% 99% 104%

Nilai kepatuhan layanan publik *) tahun 2017 BSN tidak dilakukan penilaian oleh Ombudsman karena sudah dalam zona hijau

105 (nilai) 104 (nilai) (th 2016)

99%

Persentase ketersediaan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tugas BSN sesuai dengan UU 20 tahun 2017

100% 100% 100%

Jumlah peraturan perundang-undangan di bidang SPK

3 Dokumen

3 Dokumen

77%

Rata-rata capaian SS 7 94,12%

Rata-rata Capaian BSN Tahun 2017 99,63%

Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh BSN dalam upaya

memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan kedepan, antara lain:

a) Meningkatkan sosialisasi di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian

terutama dalam hal sertifikasi SNI kepada masyarakat melalui berbagai

media publikasi, terutama yang berbasis Information Technology (IT).

b) Meningkatkan bimbingan untuk industri khususnya UMK di bidang

standardisasi dan penilaian kesesuaian dengan melibatkan pemerintah

daerah terkait dalam mendukung penyusunan SNI sesuai

potensi/kebutuhan daerah dan dapat mendukung penerapan SNI di UMK.

c) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara BSN dengan pihak-pihak

terkait dan sinergi dalam kegiatan penyusunan, penerapan, dan

pengawasan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia

Page 12: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

1

Pada tahun 2017, realisasi anggaran Badan Standardisasi Nasional

adalah sebesar Rp.156.444.731.851,‐ atau 94,53% dari pagu

Rp.165.504.554.000,‐.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 13: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu alasan penting ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian adalah adanya

keyakinan bahwa standardisasi dan penilaian kesesuaian menjadi pilar yang

strategis untuk meningkatkan daya saing terutama dalam melindungi pasar

domestik, memperkuat penetrasi produk nasional terhadap pasar luar negeri,

turut serta memberikan jaminan kepada masyarakat dalam hal keselamatan,

keamanan, kesehatan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Sejalan dengan hal tersebut, Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-

2019, sebagai upaya untuk mewujudkan kemandirian dalam bidang ekonomi,

Presiden berkomitmen untuk mengembangkan kapasitas perdagangan

nasional yang dilakukan antara lain melalui implementasi dan pengembangan

Standar Nasional Indonesia (SNI) secara konsisten untuk mendorong daya

saing produk nasional dalam rangka penguasaan pasar domestik dan

penetrasi pasar internasional serta melindungi pasar domestik dari barang-

barang berstandar rendah.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) memiliki tanggung jawab besar untuk melaksanakan

amanah tersebut. Maka dari itu melalui Rencana Strategis BSN Tahun 2015-

2019, BSN telah berkomitmen untuk mewujudkan infrastruktur mutu nasional

yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup bangsa.

Dalam mengupayakan komitmen tersebut, BSN melaksanakan prinsip-prinsip

good governance sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

28 Tahun 1999, dimana salah satunya adalah azas akuntabilitas, yaitu setiap

kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk

penyusunan Laporan Kinerja (LKj).

Laporan Kinerja disusun sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban BSN dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama

Tahun 2017 dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai visi BSN, serta

Page 14: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 3

sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit kerja di

lingkungan BSN, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan

bagi pemangku kepentingan demi perbaikan kinerja BSN. Dasar penyusunan

LKj BSN Tahun 2017 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi

Nasional;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan

Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Kepala BSN Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah di Lingkungan Badan Standardisasi

Nasional.

B. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Badan Standardisasi Nasional dibentuk dengan Keputusan Presiden

Nomor 13 Tahun 1997 yang diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 166

Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen, dengan

tugas pokok BSN adalah mengembangkan dan membina kegiatan

standardisasi di Indonesia. Kemudian Keputusan Presiden tersebut diubah

dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001, terakhir diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedelapan atas

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Page 15: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 4

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Kementerian.

Badan Standardisasi Nasional melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang standardisasi, akreditasi dan penilaian kesesuaian sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk menjalankan tugas

pokok tersebut, BSN menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standardisasi

nasional;

b. Pengkoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;

c. Pelancaran dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di

bidang standardisasi nasional;

d. Penyelenggaraan kegiatan kerjasama dalam negeri dan internasional di

bidang standardisasi;

e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah

tangga.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi yang telah

ditetapkan, dilakukan pembagian tugas dan kewenangan sesuai dengan

Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 965/BSN-

1/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BSN Nomor 4 Tahun

2013 tentang perubahan kedua atas Keputusan Kepala BSN Nomor

965/BSN/HL.35/05/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi

Nasional, struktur organisasi BSN seperti pada Gambar pada Lampiran 1.

Badan Standardisasi Nasional dipimpin oleh Kepala. Dalam

menjalankan tugasnya, Kepala BSN dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris Utama dan

3 (tiga) Deputi, yaitu : Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi,

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi, dan Deputi Bidang Informasi

dan Pemasyarakatan Standardisasi.

1. Sekretariat Utama; mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,

pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan

BSN

2. Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi; mempunyai tugas

melaksanakan perumusan kebijakan di bidang pengembangan standar,

penelitian dan pengembangan standardisasi, dan kerjasama

standardisasi.

Page 16: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 5

3. Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi; bertugas mempunyai

tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang penerapan

standar dan akreditasi.

4. Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi; mempunyai

tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang informasi dan

dokumentasi serta pendidikan dan pemasyarakatan standardisasi.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi BSN Tahun 2017

Sampai dengan 31 Desember 2017 BSN memiliki personel sebanyak 391

(tiga ratus sembilan puluh satu) orang. Gambaran mengenai komposisi

pegawai BSN sebagaimana ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

Page 17: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 6

Tabel 1.1 Komposisi Pegawai BSN 2017

Gambar 1.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Unit Kerja Eselon I

Gambar 1.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Unit Kerja Jenjang Pendidikan Jumlah

Orang < S1 S1 S2 S3

1. Kepala BSN - - - 1 1

2. Sekretariat Utama 37 61 17 1 116

3. Kedeputian PKS 3 64 23 - 90

4. Kedeputian PSA 6 83 18 1 108

5. Kedeputian IPS 13 48 15 1 77

Jumlah 59 256 73 4 391

Page 18: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 7

C. Mandat dan Peran Strategis

Dalam menghadapi era globalisasi, beberapa negara sepakat untuk

membentuk organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization, WTO).

Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Pembentukan WTO melalui Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The

World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan

Dunia). Untuk mengurangi hambatan teknis dalam perdagangan, WTO

mengatur penurunan tarif secara bertahap dan instrumen non-tarif. Adapun

instrumen non-tarif ini diatur antara lain melalui perjanjian Hambatan Teknis

dalam Perdagangan (Technical Barriers to Trade, TBT) dan perjanjian Sanitary

and Phytosanitary (SPS). Perjanjian TBT disusun untuk menjamin agar standar,

regulasi teknis, dan prosedur penilaian kesesuaian tidak menimbulkan

hambatan teknis yang tidak perlu dalam perdagangan. Perjanjian SPS disusun

untuk mengatur perlindungan terhadap kehidupan dan kesehatan manusia,

hewan, dan tanaman.

Implikasi dari pelaksanaan UU tersebut di atas, Indonesia tentunya harus

siap dengan keadaan dimana tidak ada lagi pembatasan lalu lintas

perdagangan antar negara melalui tarif. Pemberlakuan standar merupakan

salah satu instrumen yang memungkinkan pembatasan tersebut. Tahun 2015

merupakan momentum awal mulai diberlakukannnya mekanisme tersebut

dalam lingkup regional ASEAN dengan diimplementasikannya ASEAN

Economic Community (AEC) atau lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA). ASEAN sebagai masyarakat ekonomi dengan basis produksi dan

pasar tunggal semestinya menjadi langkah strategis utama bagi Indonesia,

untuk melangkah dan merebut pasar global yang lebih luas.

Ketentuan Umum Standar dan Kesesuaian (Common Rules of Standards

and Conformance), sebagai salah satu pilar utama yang diperlukan untuk

dapat mewujudkan aliran barang secara bebas di pasar ASEAN, harus

digunakan sebagai basis pengembangan Infrastruktur Mutu Nasional. Dengan

ketersediaan infrastruktur mutu yang memadai, Indonesia akan mampu

memenuhi kewajibannya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara

serta mendorong daya saing nasional di kancah AEC dan aliansi ekonomi

regional dan internasional lainnya.

Kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian juga diharapkan

mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk nasional di

pasar domestik. Kepercayaan masyarakat dibangun dengan memberikan

keyakinan bahwa hanya produk yang telah memenuhi SNI yang mampu

memberikan jaminan mutu yang sesuai, mampu melindungi keselamatan,

keamanan, kesehatan serta menjamin fungsi lingkungan hidup. Kepercayaan

Page 19: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 8

masyarakat tersebut dibuktikan melalui kesadaran atau keinginan masyarakat

untuk membeli produk bertanda SNI. Masyarakat sadar bahwa produk yang

memenuhi persyaratan SNI memiliki nilai tambah dibandingkan dengan

produk yang tidak memenuhi persyaratan SNI.

Beberapa kendala yang masih dihadapi dalam kaitannya dengan

implementasi standardisasi dan penilaian kesesuaian, antara lain:

1. Kurangnya kesadaran pelaku usaha terhadap standar. Hal ini tampak dari

sebagian besar SNI diterapkan oleh pelaku usaha sebagai respon dari

pemberlakuan regulasi SNI secara wajib.

2. Kurangnya kesadaran dan kepercayaan konsumen tentang pentingnya

standar untuk melindungi kepentingannya. Konsumen kalangan menengah

keatas akan memilih barang karena merek (telah lolos uji standar tertentu,

baik SNI maupun non SNI), sedangkan bagi kalangan bawah dengan

kemampuan finansial terbatas akan memilih barang karena pertimbangan

harga yang murah);

3. Kurang tepatnya kebijakan dalam penerapan standar. Hal ini tampak dari

titik berat program penerapan standar dilakukan melalui pemberlakuan SNI

secara wajib dan belum mencakup pemberian informasi dan insentif

kepada pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan pasar yang lebih besar,

padahal SNI hanya dapat diberlakukan secara wajib dengan alasan

perlindungan kepentingan publik dan lingkungan, serta hanya berlaku di

wilayah teritorial Republik Indonesia;

4. Masih perlunya koordinasi antar intansi K/L dalam program pembinaan

untuk mendorong penerapan standar bagi pelaku usaha, terutama UMK

untuk mendorong produk UKM yang telah ber-SNI di desa masuk ke pasar

retail modern dan mendorong produk UKM yang telah memenuhi SNI dapat

memperluas distribusinya ke luar negeri.

5. Masih perlunya koordinasi antar instansi pemerintahan dalam rangka

penerapan produk - produk ber-SNI terutama SNI Wajib.

6. Masih lemahnya penegakan hukum bagi pelaku usaha yang melanggar

ketentuan praktek penerapan standar, sehingga dapat merugikan pelaku

usaha yang sungguh-sungguh telah menerapkan standar;

7. Kurangnya infrastruktur mutu baik lembaga sertifikasi produk, laboratorium

penguji dan laboratorium kalibrasi yang terdistribusi secara merata di

wilayah Indonesia, sehingga menyulitkan pelaku usaha dalam proses

pengujian dan sertifikasi dan berdampak biaya tinggi.

Page 20: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 9

D. Sistematika Laporan

Sistematika penyajian Laporan Kinerja BSN Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Ringkasan Eksekutif

Bagian ini menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang akan

dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam

mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta langkah

antisipatifnya.

2. Bab I Pendahuluan

Bagian ini menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, peran

strategis BSN, dan sistematika laporan.

3. Bab II Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

Bagian ini menguraikan tentang kondisi umum, tujuan dan arah kebijakan.

4. Bab III Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Bagian ini menguraikan tentang rencana strategis dan penetapan/perjanjian

kinerja BSN Tahun 2017.

5. Bab IV Akuntabilitas Kinerja

Bagian ini menguraikan tentang pengukuran, sasaran dan akuntabilitas

pencapaian kinerja serta realisasi anggaran BSN Tahun 2017.

6. Bab V Penutup

Bagian ini menguraikan tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi

pemecahannya untuk tahun mendatang.

Page 21: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 10

BAB II

STANDARDISASI DAN

PENILAIAN KESESUAIAN

Page 22: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 11

BAB II

STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN

A. Kondisi Umum

Infrastruktur mutu nasional, yang diatur dalam Undang – Undang Nomor

20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian meliputi

Standardisasi, Akreditasi, dan Penilaian Kesesuian. BSN sebagai lembaga yang

bertanggung jawab dalam kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian di

Indonesia perlu memastikan bahwa pelaksanaan perencanaan SNI, perumusan

SNI, penetapan SNI, penerapan dan pemberlakuan SNI, pemeliharaan SNI,

pengujian, inspeksi, sertifikasi, akreditasi, pengelolaan standar nasional satuan

ukuran, pengendalian tanda SNI, dan sistem informasi standardisasi dan

penilaian kesesuaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BSN menetapkan SNI, berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga

pemerintah lainnya, mengkoordinasikan fungsi dan kegiatan perumusan SNI

dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan bidang standardisasi dan

penilaian kesesuaian, dengan prinsip-prinsip perumusan SNI sebagaimana yang

diatur dalam Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 01:2015 yaitu prinsip

transparansi dan keterbukaan, konsensus dan tidak memihak, efektif dan

relevan, koheren dan dimensi pengembangan. Perumusan SNI juga harus

harmonis dengan kaidah-kaidah yang berlaku di badan standar tingkat

Internasional, seperti ISO, IEC, dan Codex Alimentarius. BSN diberikan amanah

oleh UU Nomor 20 tahun 2014 untuk mengelola seluruh Komite Teknis ke BSN

yang berjumlah 146 Komtek dari 20 K/L terkait.

Indonesia saat ini telah menetapkan 11.670 SNI dengan rincian 9.791 SNI

aktif dan 1.191 telah diabolisi/tidak berlaku yang mencakup berbagai standar

produk, sistem, proses, maupun metode pengujian. Diantara 9.791 SNI yang

masih aktif, sebanyak 205 SNI diantaranya diberlakukan secara wajib.

Penerapan SNI dilakukan oleh pelaku usaha/industri/personel dengan 12.501

Pelaku industri/organisasi pemegang SPPT SNI. Sertifikat diberikan apabila telah

dinyatakan memenuhi SNI oleh lembaga sertifikasi. Sampai saat ini lebih dari

63.000 penerap yang meliputi produk, sistem manajemen, HACCP, ekolabel,

personel, legalitas kayu, dan pangan organik. Selain itu BSN juga ditugaskan

untuk membina role model UKM bersertifikasi SNI sebanyak 10.000 UKM hingga

tahun 2025 untuk mendorong daya saing 52 juta UKM Indonesia, hingga saat ini

BSN telah membina 464 role model UKM.

Page 23: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 12

Sesuai Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 2001 tentang Komite

Akreditasi Nasional, untuk melaksanakan tugas BSN di bidang akreditasi,

pemerintah membentuk Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN bertanggung

jawab melakukan akreditasi terhadap lembaga penilaian kesesuaian (LPK),

antara lain laboratorium, lembaga sertifikasi produk, lembaga sertifikasi sistem

manajemen, lembaga sertifikasi personel (termasuk profesi), lembaga inspeksi,

serta lembaga penilaian kesesuaian lainnya yang terkait dengan kegiatan

kerjasama akreditasi internasional dalam lingkup International Laboratory

Accreditation Cooperation (ILAC) dan International Accreditation Forum (IAF).

LPK dapat berupa lembaga pemerintah maupun lembaga non-pemerintah

dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi tersebut

harus harmonis dengan persyaratan internasional (dalam forum ILAC dan IAF).

KAN dapat mengembangkan sistem akreditasi LPK yang diperlukan dan

mengupayakan pengakuan internasional melalui ILAC dan IAF. Untuk

mendukung fungsi akreditasi KAN, BSN telah berhasil membuat 49 skema

akreditasi.

Penerapan SNI didukung oleh sekitar 1.823 LPK dengan rincian 1.474

laboratorium, 13 penyelenggara uji profisiensi, 80 lembaga inspeksi, dan 256

lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasonal. Hasil

uji, kalibrasi, dan sertifikasi oleh lembaga penilaian kesesuaian yang diakreditasi

oleh KAN tersebut, pada saat ini telah diakui di tingkat regional maupun

internasional melalui perjanjian saling pengakuan antara KAN dengan badan-

badan akreditasi negara lain, anggota Asia Pacific Laboratory Accreditation

Cooperation (APLAC), Pacific Accreditation Cooperation (PAC), International

Laboratory Accrediitation Cooperation (ILAC), dan International Accreditation

Forum (IAF).

Dalam pengembangan standar nasional, Indonesia telah menjadi

anggota the International Organization for Standardization (ISO), International

Electrotechnical Committee (IEC), CODEX Alimentarius Commission (CAC), dan

International Telecommunication Union (ITU). Keanggotaan Indonesia di dalam

organisasi pengembangan standar internasional tersebut, tentunya harus dapat

dimanfaatkan sebagai basis pengembangan SNI dan basis untuk memperoleh

informasi tentang pengembangan standardisasi di negara-negara lain.

Partisipasi dalam organisasi standardisasi internasional tersebut dapat

memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam mendukung ekonomi nasional.

Dalam pengelolaan standar nasional satuan ukuran (SNSU), BSN

berkoordinasi dengan lembaga yang berada di dalam koordinasi Kementrian

Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, antara lain Pusat Penelitian Metrologi LIPI

dan Pusat Teknologi Kedokteran dan Metrologi Radiasi BATAN, yang baru

mencakup besaran fisik, sedangkan untuk pengukuran kimia baru pada tahap

Page 24: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 13

pengembangan oleh Pusat Penelitian Kimia LIPI dan belum memulai proses

untuk memperoleh pengakuan internasional. Kebutuhan acuan pengukuran

selalu berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan proses

produksi. Ke depan, pengelolaan SNSU perlu memperluas cakupan untuk

pengukuran mikrobiologi, alat kesehatan, biomedis, in-vitro diagnostik,

laboratorium obat, pengukuran nano, dan berbagai pengukuran lain yang

dibutuhkan sesuai perkembangan teknologi. Mikrobiologi dan alat kesehatan

akan dikembangkan oleh BSN berdasarkan amanat dalam RPJMN 2015-2019

Di dalam pengelolaan teknis ilmiah Standar Nasional Satuan Ukuran

(SNSU), Indonesia telah menjadi anggota Convention du Metre, telah

berpartisipasi dalam Committe Interational des Poids et Mesures (CIPM)

Multilateral Recognition Arrangement, dan telah memperoleh pengakuan

terhadap 362 kemampuan teknis pengelolaan dan diseminasi SNSU yang diakui

di seluruh dunia serta dipublikasikan di dalam basis data acuan pengukuran

dunia, Appendix C of CIPM MRA (www.bipm.org/kcdb/apendixC). Namun, saat

ini jumlah kemampuan kalibrasi dan pengukuran Indonesia berada sangat jauh

di bawah China, Korea, dan bahkan di bawah negara-negara yang baru

menjadi anggota Konvensi Meter pada decade 1990–2000an. Untuk itu sedang

dilakukan penataan kelembagaan melalui re-organisasi BSN untuk

mengintegrasikan pengelolaan Standardisasi, Akreditasi dan SNSU

Pada prinsipnya penerapan SNI bersifat sukarela, namun untuk

kepentingan keselamatan, kesehatan, keamanan dan perlindungan fungsi

lingkungan hidup, instansi Pemerintah (regulator) yang berwenang dapat

memberlakukan SNI secara wajib. Dalam pemberlakuan SNI wajib, masih

terdapat kelemahan dalam pengawasan dan penegakan hukum sehingga di

pasar masih banyak dijumpai produk-produk domestik maupun produk impor

yang tidak memenuhi persyaratan tersebut. Pemerintah diharapkan dapat

mengimplementasikan Good Regulatory Practices (GRP) secara efektif untuk

memastikan pemenuhan minimal yang ditetapkan di dalam regulasi teknis

berbasis SNI. Untuk penyiapan pelaku usaha dalam menerapkan SNI, diperlukan

pembinaan melalui bimbingan penerapan SNI dan pemberian insentif sertifikasi

pada pelaku usaha terutama UKM.

Peran serta masyarakat dalam standardisasi dan penilaian kesesuaian

tidak hanya sebagai konsumen yang pasif, namun bisa dimulai dari proses

perencanaan standar sampai dengan penerapan dan pengawasan. Peran

tersebut dapat ditingkatkan melalui upaya pemasyarakatan pada seluruh

pemangku kepentingan melalui berbagai media, termasuk penggunaan

teknologi informasi dan didukung dengan dokumentasi standar yang memadai.

Peningkatkan budaya standar diperlukan untuk pencapaian tujuan dan sasaran

pengembangan standardisasi nasional yang sangat bergantung pada

Page 25: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 14

kesadaran seluruh pihak. Lebih lanjut pola hubungan/keterkaitan antar aktivitas

standardisasi dan penilaian kesesuaian dan kelembagaan yang mendukungnya

baik di tingkat nasional maupun internasional yang tercakup dalam Sistem

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sesuai Undang-undang Nomor 20 tahun

2014 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Pola Hubungan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

B. Tujuan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian di Indonesia diatur dalam

Undang–Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian yang mencakup Metrologi Teknik, Standar, Pengujian, dan Mutu.

Konsep tersebut mengacu pada konsep internasional tentang Measurement,

Standard, Testing and Quality Management (MSTQ) Infrastructure, yang

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga

kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan,

kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2. Membantu kelancaran perdagangan;

3. Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.

Standardisasi dan penilaian kesesuaian merupakan salah satu instrumen

yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing nasional. Hal ini menjadi

salah satu alasan ditetapkannya UU Nomor 20 Tahun 2014 tersebut. Dalam

Page 26: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 15

konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, peningkatan daya saing

nasional dilakukan melalui upaya :

1. Peningkatan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional,

persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan,

kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan inovasi

teknologi;

2. Peningkatan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja,

dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan,

keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

3. Peningkatan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan

barang dan/atau jasa di dalam negeri dan luar negeri meningkatkan

perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan

masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan

maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup.

C. Arah Kebijakan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

Sejalan dengan dasar hukum penetapan standardisasi nasional serta

tantangan yang dihadapi serta mempertimbangkan rencana pembangunan

jangka panjang nasional 2015-2025 yang menjadi basis pembangunan ekonomi

Indonesia sampai dengan tahun 2025, tujuan Standardisasi Nasional 2015-2025

adalah “mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan daya

saing dan kualitas hidup bangsa”.

Sebagai ukuran tercapainya tujuan standardisasi nasional dalam kurun

waktu 10 tahun mendatang, pengembangan standardisasi nasional 2015-2025

diarahkan untuk mencapai sasaran pokok untuk masing-masing tujuan sebagai

berikut:

1. Terwujudnya sistem standardisasi nasional untuk melindungi keselamatan,

keamanan, dan kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup;

2. Terwujudnya sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan kepercayaan

terhadap produk nasional di pasar domestik;

3. Terwujudnya sistem standarisasi nasional untuk membuka akses produk

nasional ke pasar global;

4. Terwujudnya sistem standardisasi nasional sebagai platform sistem inovasi

nasional;

5. Terwujudnya sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan keunggulan

kompetitif produk nasional.

Page 27: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 16

Gambar 2.2. Tahapan dan Skala Prioritas Pencapaian Strategi Standardisasi

Nasional 2015-2025

Gambar 2.3. Strategi Pengembangan Standardisasi Nasional

Page 28: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 17

D. Arah Kebijakan Nasional

Sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017, BSN bertugas untuk

mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi nasional, terus-menerus

mengupayakan penguatan infrastruktur mutu tersebut dalam rangka

meningkatkan daya saing nasional. Infrastruktur mutu tersebut terdiri dari tiga

pilar yakni: (1) standardisasi; (2) penilaian kesesuaian; dan (3) metrologi untuk

mendukung penerapan SNI.

Prioritas Pembangunan bidang Standardisasi ditujukan untuk mendukung

produk nasional dalam menghadapi proses globalisasi. Standardisasi nasional

diupayakan dapat meningkatkan pengembangan harmonisasi SNI terhadap

standar internasional, sebagai bagian strategi memperlancar perdagangan

produk-produk Indonesia di pasar internasional. Dalam mengembangkan

standar dan penilaian kesesuaian untuk mengurangi hambatan perdagangan

tersebut, Indonesia berperan aktif juga dalam organisasi di tingkat regional

ASEAN, pasifik serta internasional.

Page 29: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 18

BAB III

PERENCANAAN STRATEGIS

DAN PERJANJIAN KINERJA

Page 30: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 19

BAB III

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam upaya untuk memperkuat peran BSN dalam melaksanakan tugas di

bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia, BSN telah

menetapkan visi dan misi sebagaimana tertuang dalam RENSTRA BSN tahun 2015-

2019. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, BSN telah menetapkan kinerja

organisasi dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC), agar

pengelolaan kinerja BSN dapat dilakukan secara terukur dan terstruktur dengan

penekanan pada empat perspektif yang berimbang dan di “cascading”

(diturunkan) dari tingkat organisasi sampai sampai dengan tingkat staf (Sasaran

Kinerja Pegawai, SKP). Hal tersebut dilakukan dalam rangka mendukung

penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi BSN dan pelaksanaan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang lebih baik. Adapun upaya

perbaikan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan memetakan peta

strategi dan indikator kinerja dengan 7 (tujuh) Sasaran Strategis (SS) dan 21

(dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU).

2. Penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2017, yang merupakan

kontrak kinerja yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat Lembaga,

Eselon I dengan Kepala BSN, Eselon II dengan Eselon I, Eselon III dengan Eselon

II, dan Eselon IV dengan Eselon III.

3. Memperkuat sistem monitoring capaian kinerja BSN, termasuk didalamnya

sistem pengumpulan data kinerja berbasis Informasi dan Teknologi (aplikasi

SIPP, http://sipp.bsn.go.id/ )

4. Cascading Sasaran Strategis dan indikator kinerja sampai level staf (SKP,

Sasaran Kinerja Pegawai)

5. Penerapan sistem penilaian kinerja individu/pegawai berbasis Informasi dan

Teknologi (aplikasi SIMPEG, http://simpeg.bsn.go.id/kinerja ).

A. Perencanaan Strategis

Badan Standardisasi Nasional bertanggung jawab dalam menjalankan

sebagian urusan pemerintahan di bidang standardisasi secara nasional. Dalam

kurun waktu 2015-2019 dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai

selama 5 (lima) tahun dan memperhitungkan potensi, peluang, serta kendala

Page 31: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 20

yang ada maupun tantangan yang mungkin terjadi, BSN diharapkan menjadi

lembaga yang terdepan dalam mengupayakan tujuan standardisasi nasional.

Untuk merealisasikan dan mewujudkan tujuan standardisasi nasional

maka Kepala BSN menetapkan visi berikut:

VISI

“Terwujudnya infrastruktur mutu nasional yang handal untuk

meningkatkan daya saing dan kualitas hidup bangsa”

Dalam upaya mewujudkan infrastruktur mutu nasional yang handal, BSN

bertugas mengkoordinasikan elemen infrastruktur mutu yang meliputi standar,

penilaian kesesuaian (pengujian, inspeksi, kalibrasi, dan sertifikasi) dan

metrologi menjadi suatu sistem yang terpadu, harmonis, kompeten, dan diakui

di tingkat internasional dengan memegang teguh kaidah-kaidah sesuai

dengan peraturan yang berlaku dan memperhatikan kebutuhan pihak-pihak

yang berkepentingan (stakeholder).

Daya saing berarti bahwa apabila SNI tersebut diimplementasikan oleh

pelaku usaha atau organisasi, akan memberikan nilai yang lebih tinggi. Dalam

skala yang lebih luas, akan memberikan dampak yang lebih baik bagi

perekonomian nasional. Sedangkan kualitas hidup bangsa memiliki makna

bahwa standar dan penilaian kesesuaian akan mampu menjamin keamanan,

keselamatan, dan kesehatan masyarakat serta pelindungan fungsi lingkungan

hidup.

Untuk mewujudkan visi standardisasi dan penilaian kesesuian tersebut,

maka misi yang diemban oleh BSN adalah :

MISI 1. Mengembangkan kebijakan standardisasi dan penilaian

kesesuaian berbasis iptek dan sistem internasional.

2. Meningkatkan penerapan standardisasi dan penilaian

kesesuaian.

3. Meningkatkan budaya standar di masyarakat.

4. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan standardisasi dan penilaian kesesuaian.

Page 32: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 21

Adapun tujuan dan sasaran pembangunan standardisasi dan penilaian

kesesuaian tahun 2015-2019 yang telah beberapa kali disempurnakan adalah

sebagai berikut :

TUJUAN 1. Mewujudkan sistem pengembangan SNI yang efektif dan efisien

mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa.

2. Mewujudkan sistem penerapan standar, penilaian kesesuaian,

dan ketelusuran pengukuran yang efektif dan efisien

mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa.

3. Mewujudkan peningkatan budaya mutu, kompetensi, dan

efektivitas sistem informasi standardisasi dan penilaian

kesesuaian.

4. Mewujudkan tata kelola yang efektif, efisien, dan akuntabel.

SASARAN

STRATEGIS

Stakeholder Perspective

SS 1. Terwujudnya daya saing produk berstandar, dengan IKU:

1. Persentase pertumbuhan ekspor Produk Unggulan

Nasional yang telah ber-SNI

2. Persentase pertumbuhan penjualaan produk ber-SNI di

pasar retail dalam negeri

Customer Perspective

SS 2.Meningkatnya penerapan SNI oleh pemangku kepentingan,

dengan IKU:

3. Persentase pertumbuhan Produk Unggulan Nasional

yang telah ber-SNI

4. Persentase produk ber-SNI di pasar retail

5. Persentase pertumbuhan industri/organisasi yang

menerapkan SNI

6. Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh edukasi

(pembinaan) penerapan SNI

Internal Process Perspective

SS 3. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pengembangan SNI,

dengan IKU:

7. Persentase SNI yang dimanfaatkan

8. Jumlah SNI yang ditetapkan

SS 4. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem penerapan

standar dan penilaian kesesuaian, dengan IKU:

Page 33: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 22

9. Persentase ketersediaan ruang lingkup Lembaga

Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terakreditasi untuk

memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan

10. Jumlah LPK diakreditasi

11. Persentase skema akreeditasi Komite Akreditasi nasional

(KAN) yang diakui di tingkat internasional (MRA/MLA)

12. Persentase produk bertanda SNI yang sesuai dengan

persyaratan SNI

SS 5. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem ketertelusuran

pengukuran, dengan IKU:

13. Jumlah kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang

tertelusur dan diakui secara Internasional

SS 6. Meningkatnya budaya mutu, dengan IKU:

14. Tingkat persepsi masyarakat terhadap produk ber-SNI

Learning and Growth Perspective

SS 7. Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan anggaran,

sumber daya manusia, tata kelola dan organisasi yang

profesional, dengan IKU:

15. Opini BPK atas laporan keuangan

16. Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi

17. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN

18. Indeks kompetensi dan integritas SDM

19. Nilai kepatuhan layanan publik

20. Persentase ketersediaan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN sesuai dengan UU 20 tahun

2017

21. Jumlah peraturan perundangan-undangan di bidang

SPK

Berdasarkan Sasaran Strategis tersebut, BSN menetapkan 4 (empat)

arah kebijakan sebagai berikut:

KEBIJAKAN 1. Meningkatkan kualitas SNI sesuai dengan kebutuhan

pasar.

2. Meningkatkan kualitas sistem dan infrastruktur penerapan

standar dan penilaian kesesuaian.

3. Membangun budaya standar.

4. Memperkuat kelembagaan dan peran BSN.

Page 34: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 23

PETA STRATEGIS

Dalam pendekatan Balanced Scorecard (BSC), BSN telah memetakan 7 (tujuh)

sasaran strategis menjadi 4 (empat) perspective, yaitu :

1. Stakeholder perspective

2. Customer perspective

3. Internal process perspective

4. Learning and growth perspective

Page 35: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 24

Page 36: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 25

B. Rencana Kerja dan Anggaran

Dengan memperhatikan RKP 2017 dan berpedoman pada Renstra BSN

2015-2019, BSN menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan,

program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta kegiatan

pendukung untuk mencapai sasaran program, dan dirinci menurut indikator

keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, prakiraan sasaran tahun

berikutnya, pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya. Dari Renja yang telah

disusun dan pagu anggaran yang telah ditetapkan, BSN menyusun Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA) yang memuat informasi kinerja yang meliputi

program, kegiatan dan sasaran kinerja, serta rincian anggaran. Informasi

pendanaan dalam RKA memuat informasi Rincian Anggaran, antara lain:

output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok belanja.

Pada tahun 2017, BSN mendapatkan total pagu anggaran sebesar

Rp.184.522.097.000,-. Kemudian mengalami beberapa kali perubahan

sehingga anggaran BSN tahun 2017 terakhir menjadi Rp.165.504.554.000, yang

digunakan untuk melaksanakan 2 (dua) program dengan rincian alokasi

anggaran sebagai berikut:

1. Program Pengembangan Standardisasi Nasional sebesar Rp.73.437.329.000,-

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN

sebesar Rp.92.067.225.000,-

Rincian alokasi anggaran berdasarkan program dan kegiatan disajikan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alokasi Anggaran BSN Tahun 2017 Berdasarkan Program dan Kegiatan

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 2017

(Rp)

084 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 165.504.554.000

084.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya BSN

92.067.225.000

3549 Peningkatan Pelayanan Hukum, Organisasi dan

Humas BSN

10.633.570.000

3550 Peningkatan Perencanaan, Keuangan dan Tata

Usaha BSN

80.291.455.000

3551 Peningkatan Penyelenggaraan Pengawasan

Internal BSN

1.142.200.000

084.01.06 Program Pengembangan Standardisasi Nasional 73.437.329.000

3553 Pengembangan Sistem Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian

1.455.053.000

3554 Peningkatan Akreditasi Laboratorium dan

Lembaga Inspeksi

17.761.738.000

Page 37: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 26

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 2017

(Rp)

3555 Peningkatan Akreditasi Lembaga Sertifikasi 6.337.307.000

3556 Peningkatan Informasi dan Dokumentasi

Standardisasi

8.227.943.000

3557 Kerjasama Standardisasi 6.069.666.000

3558 Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi 13.891.424.000

3559 Penelitian dan Pengembangan Standardisasi 3.195.301.000

3560 Perumusan Standar 7.935.048.000

3561 Peningkatan Penerapan Standar 8.563.849.000

C. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja BSN tahun 2017 yang dijabarkan ke dalam IKU BSN

sebagaimana Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Perjanjian Kinerja BSN Tahun 2017

No. Sasaran Strategis IKU Target

Stakeholder Perspective

SS 1 Terwujudnya daya

saing produk

berstandar

1. Persentase pertumbuhan ekspor

Produk Unggulan Nasional yang telah

ber-SNI

5%

2. Persentase pertumbuhan penjualaan

produk ber-SNI di pasar retail dalam

negeri

5%

Customer Perspective

SS 2

Meningkatnya

penerapan SNI

oleh pemangku

kepentingan

3. Persentase pertumbuhan Produk

Unggulan Nasional yang telah ber-SNI

10%

4. Persentase produk ber-SNI di pasar

retail

3%

5. Persentase pertumbuhan industri

/organisasi yang menerapkan SNI

5%

6. Pertumbuhan jumlah industri yang

memperoleh edukasi (pembinaan)

penerapan SNI

1000 Industri

Internal Process Perspective

SS 3 Meningkatnya 7. Persentase SNI yang dimanfaatkan 20%

Page 38: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 27

No. Sasaran Strategis IKU Target

kapasitas dan

kualitas

pengembangan

SNI

8. Jumlah SNI yang ditetapkan 500 SNI

SS 4 Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas sistem

penerapan

standar dan

penilaian

kesesuaian

9. Persentase ketersediaan ruang lingkup

Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)

yang terakreditasi untuk memenuhi

kebutuhan pemangku kepentingan

10%

10. Jumlah LPK diakreditasi 1652 LPK

11. Persentase skema akreeditasi Komite

Akreditasi nasional (KAN) yang diakui

di tingkat internasional (MRA/MLA)

45%

12. Persentase produk bertanda SNI yang

sesuai dengan persyaratan SNI

65%

SS 5 Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas sistem

ketertelusuran

pengukuran

13. Jumlah kemampuan pengukuran dan

kalibrasi yang tertelusur dan diakui

secara Internasional

90

Kemampuan

Pengukuran

SS 6 Meningkatnya

budaya mutu

14. Tingkat persepsi masyarakat terhadap

produk ber-SNI

80 skor

Learning and Growth Perspective

SS 7 Meningkatnya

kinerja sistem

pengelolaan

anggaran, sumber

daya manusia,

tata kelola dan

organisasi yang

profesional

15. Opini BPK atas laporan keuangan WTP (Opini)

16. Tingkat pelaksanaan Reformasi

Birokrasi

80 (Nilai)

17. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja

BSN

73 (BB) Nilai

18. Indeks kompetensi dan integritas SDM > 95%

19. Nilai kepatuhan layanan publik 105 (Nilai)

20. Persentase ketersediaan sarana dan

prasarana untuk pelaksanaan tugas

BSN sesuai dengan UU 20 tahun 2017

100%

21. Jumlah peraturan perundang-

undangan di bidang SPK

3 Dokumen

D. Pengukuran Kinerja

Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja BSN Tahun 2017, BSN

berpedoman kepada Keputusan Kepala BSN Nomor 16A/KEP/BSN/2/2017

Page 39: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 28

tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Kepala Badan Standardisasi

Nasional Nomor 28A/KEP/BSN/2/2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja

Utama di lingkungan Badan Standardisasi Nasional. Pengukuran capaian

Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagaimana

Tabel 3.3 di bawah ini.

Page 40: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 29

Tabel 3.3 Tata Cara Pengukuran IKU BSN

SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN / PERHITUNGAN TARGET

SUMBER DATA 2017 SATUAN

Stakeholder Perspectives

1 Terwujudnya

daya saing

produk

berstandar

1 Persentase pertumbuhan

ekspor Produk Unggulan

Nasional (PUN) yang telah

ber-SNI

Xn = Jumlah nilai (Rp) ekspor PUN ber-SNI

periode/tahun berjalan

Xn-0 = Jumlah nilai (Rp) ekspor PUN ber-SNI

periode/tahun sebelumnya

5 % Laporan hasil survey

atas ekspor PUN yang

ber-SNI.

PJ : Deputi PKS

(Puslitbang)

2 Persentase pertumbuhan

penjualan produk ber-SNI di

pasar retail dalam negeri Xn = Jumlah nilai (Rp) penjualan produk ber-

SNI di pasar retail periode/tahun berjalan

Xn-0 = Jumlah nilai (Rp) penjualan produk

ber-SNI di pasar retail periode/tahun

sebelumnya

5 % Laporan hasil survey

penjualan produk ber-

SNI di pasar retail.

PJ : Deputi PKS

(Puslitbang)

Customer Perspectives

2 Meningkatnya

penerapan SNI

oleh

pemangku

kepentingan

3 Persentase Pertumbuhan

Produk Unggulan Nasional

yang telah ber-SNI Xn = Jumlah Produk Unggulan Nasional yang

ber-SNI periode/tahun berjalan

Xn-0 = Jumlah Produk Unggulan Nasional

yang ber-SNI periode/tahun sebelumnya

10 % Laporan hasil identifikasi

PUN yang telah ber-SNI.

PALS : Data produk Ber-

SNI

PPS dan Pusido: Data

SNI dalam SISNI

Puslitbang : Survey

PJ : Deputi PKS

(Puslitbang)

4 Persentase produk ber-SNI di

pasar retail X = Jumlah jenis produk ber-SNI di pasar

retail

Y = Jumlah jenis produk yang beredar di

3 % Laporan hasil identifikasi

produk ber-SNI di pasar

retail.

PALS: Data produk/

merk ber-SNI

Page 41: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 30

SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN / PERHITUNGAN TARGET

SUMBER DATA 2017 SATUAN

pasar retail Puslitbang : Survey

PJ : Deputi PKS

(Puslitbang)

5 Persentase pertumbuhan

industri/organisasi yang

menerapkan SNI Xn = Jumlah industri/organisasi yang

menerapkan SNI periode/tahun berjalan

Xn-0 = Jumlah industri/organisasi yang

menerapkan SNI periode/tahun sebelumnya

5 % Laporan hasil identifikasi

industri/organisasi yang

telah menerapkan SNI

PJ : Deputi PSA (PSPS)

6 Pertumbuhan jumlah industri

yang memperoleh edukasi

(pembinaan) penerapan SNI

Jumlah industri/organisasi yang

mendapatkan insentif, konsultansi atau

diklat BSN terkait penerapan SNI pada akhir

tahun ke-n

1000 Industri Data dari Pusdikmas

PJ : Dep IPS (Pusdikmas)

Internal Process Perspectives

3 Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas

pengembanga

n SNI

7 Persentase SNI yang

dimanfaatkan

X = Jumlah SNI yang dimanfaatkan

Y = Jumlah SNI yang aktif

20 % Data SNI yang

dimanfaatkan oleh

stakeholder

berdasarkan

permintaan SNI melalui

Pusido, Pusdikmas,

PALLI, PALS

PJ : Deputi PKS

(Puslitbang)

8 Jumlah SNI yang ditetapkan Jumlah SNI yang telah ditetapkan 500 SNI Data dari Komite teknis,

BSN (PPS, HOH, Pusido)

PJ : Deputi PKS (PPS)

4 Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas sistem

penerapan

standar dan

9 Persentase ketersediaan

ruang lingkup Lembaga

Penilaian Kesesuaian (LPK)

yang terakreditasi untuk

memenuhi kebutuhan

X = Jumlah ruang lingkup LPK yang

terakreditasi

Y = Jumlah kebutuhan ruang lingkup LPK

10 % Laporan/data ruang

lingkup Lembaga

Sertifikasi (LS) dan data

SNI yang memerlukan

sertifikasi (PSPS, PALS)

Page 42: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 31

SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN / PERHITUNGAN TARGET

SUMBER DATA 2017 SATUAN

penilaian

kesesuaian

pemangku kepentingan untuk sertifikasi produk PJ : Deputi PSA (PSPS)

10 Jumlah LPK diakreditasi Jumlah Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)

yang diakreditasi oleh KAN pada akhir tahun

anggaran

1652 LPK Data LPK yang telah

diakreditasi oleh KAN

(kumulatif)

PJ : Deputi PSA (PALLI,

PALS)

11 Persentase skema akreditasi

Komite Akreditasi Nasional

(KAN) yang diakui di tingkat

internasional (MRA/MLA)

X = Jumlah skema akreditasi KAN yang

diakui di tingkat Internasional (MLA/MRA)

Y = Jumlah lingkup skema akreditasi yang

tersedia di tingkat Internasional

45 % Data skema akreditasi

KAN yang diakui dalam

MRA dan MLA

PJ : Deputi PSA (PALLI,

PALS)

12 Persentase produk bertanda

SNI yang sesuai dengan

persyaratan SNI

X = Jumlah produk bertanda SNI di pasar

yang dimonitor dan sesuai dengan

persyaratan SNI

Y = Jumlah produk bertanda SNI di pasar

yang dimonitor

65 % Laporan/data uji petik

SNI

PJ : Deputi PSA (PSPS)

5 Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas sistem

ketertelusuran

pengukuran

13 Jumlah kemampuan

pengukuran dan kalibrasi

yang tertelusur dan diakui

secara Internasional

Jumlah kemampuan pengukuran yang

telah diases sesuai dengan skema

International Committee for Weights and

Measures (CIPM) MRA

90 Kemampuan

Pengukuran

Data jumlah CMC

(entry) dari NMI dan DI

yang telah diases oleh

KAN sesuai dengan

skema CIPM MRA

(kumulatif)

PJ : Deputi PSA (PALLI)

6 Meningkatnya

budaya mutu

14 Tingkat persepsi masyarakat

terhadap produk ber-SNI

Indeks persepsi masyarakat terhadap

produk ber-SNI dengan skala likert 1-5

80 Skor Survei oleh lembaga

survei terpercaya.

PJ : Deputi IPS

(Pusdikmas)

Learning and Growth Perspectives

Page 43: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 32

SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN / PERHITUNGAN TARGET

SUMBER DATA 2017 SATUAN

7 Meningkatnya

kinerja sistem

pengelolaan

anggaran,

sumber daya

manusia, tata

kelola dan

organisasi yang

profesional

15 Opini BPK atas laporan

keuangan

Pernyataan pemeriksa dalam hal ini Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) atas hasil

pemeriksaan terhadap laporan keuangan

BSN pada tahun (n-1)

WTP Opini Data dari BPK

16 Tingkat pelaksanaan

Reformasi Birokrasi

Hasil penilaian pelaksanaan Reformasi

Birokrasi BSN yang dilakukan oleh Tim

Evaluator KemenPANRB

80 Nilai Data dari KemenPANRB

17 Tingkat kualitas akuntabilitas

kinerja BSN

Hasil penilaian pelaksanaan akuntabilitas

kinerja BSN yang dilakukan oleh Tim

Evaluator KemenPANRB

73

(BB)

Nilai Data dari KemenPANRB

18 Indeks kompetensi dan

integritas SDM X = Jml ASN dengan nilai prestasi kerja lebih

dari cukup tanpa ada unsur perilaku kerja yg

bernilai cukup

Y = Jml ASN BSN

> 95 % Data HOH

19 Nilai kepatuhan layanan

publik

Penilaian kepatuhan terhadap layanan

publik yang dilakukan oleh Ombudsman RI.

(skala 1-110 menyesuaikan aturan

ombudsman)

105 Nilai Data dari Ombudsman

20 Persentase ketersediaan

sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN

sesuai dengan UU 20 tahun

2014

X = Jumlah sarana dan prasarana yang

dapat tersedia

Y = Jumlah sarana dan prasarana yang

dibutuhkan

100 % Data dari Biro PKT

PJ : Settama (Biro PKT)

21 Jumlah peraturan

perundang – undangan di

bidang SPK

Peraturan Perundang-Undangan di bidang

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK)

yang ditetapkan

3 Dokumen Data dari Biro HOH

PJ : Settama (Biro HOH)

Page 44: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 33

BAB IV AKUNTABILITAS

KINERJA

Page 45: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 34

BAB IV

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Indikator Kinerja Utama

BSN melakukan reviu capaian penetapan kinerja secara berkala setiap

triwulan. Reviu tersebut merupakan evaluasi/penelaahan terhadap perjanjian

kinerja 2017 pada suatu satuan kerja sebagai langkah untuk segera melakukan

perbaikan bila tidak sesuai target serta perbaikan pengelolaan kinerja di masa

mendatang sesuai dengan kaidah sebagaimana diatur dalam Peraturan

Kepala BSN Nomor 4 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi

serta Pelaporan Kinerja pada Badan Standardisasi Nasional, sehingga

diharapkan pencapaian kinerja dapat disempurnakan dan benar-benar

mampu mendongkrak kinerja serta lebih selaras dengan sasaran strategis BSN.

Evaluasi perjanjian kinerja tersebut dilaksanakan pada semua unit Eselon I dan

unit Eselon II di lingkungan BSN.

Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran

kinerja dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BSN. Pengukuran kinerja

yang dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah disepakati dalam Penetapan Kinerja

BSN tahun 2017. Secara ringkas capaian kinerja BSN tahun 2017 sebagaimana

Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Capaian Kinerja BSN Tahun 2017

No. Sasaran

Strategis IKU Target Realisasi

%

Capaian

Stakeholder Perspective

1 Terwujudnya daya saing produk berstandar

1. Persentase pertumbuhan

ekspor Produk Unggulan

Nasional yang telah ber-SNI

5% 2% 40%

Page 46: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 35

No. Sasaran

Strategis IKU Target Realisasi

%

Capaian

2. Persentase pertumbuhan

penjualan produk ber-SNI di

pasar retail dalam negeri

5% 5,2% 104%

Customer Perspective

2 Meningkatnya penerapan SNI oleh pemangku

kepentingan

3. Persentase pertumbuhan

Produk Unggulan Nasional

yang telah ber-SNI

10% 13,6% 136%

4. Persentase produk ber-SNI di

pasar retail

3% 25% 833%

5. Persentase pertumbuhan

industri/organisasi yang

menerapkan SNI

5% 2,56% 51,2%

6. Pertumbuhan jumlah industri

yang memperoleh edukasi

(pembinaan) penerapan SNI

1000

industri

1315

Industri

131%

Internal Process Perspective

3 Meningkatnya kapasitas dan kualitas

pengembangan SNI

7. Persentase SNI yang

dimanfaatkan

20% 35% 175%

8. Jumlah SNI yang ditetapkan 500 SNI 539 SNI 107,8%

4 Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem

penerapan standar dan penilaian kesesuaian

9. Persentase ketersediaan ruang

lingkup Lembaga Penilaian

Kesesuaian (LPK) yang

terakreditasi untuk memenuhi

kebutuhan pemangku

kepentingan

10% 13,9% 139%

10. Jumlah LPK diakreditasi 1652 LPK 1823 LPK 110%

11. Persentase skema akreeditasi

Komite Akreditasi nasional

(KAN) yang diakui di tingkat

internasional (MRA/MLA)

45% 55% 122%

12. Persentase produk bertanda

SNI yang sesuai dengan

persyaratan SNI

65% 61% 94%

5 Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem

ketertelusuran pengukuran

Page 47: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 36

No. Sasaran

Strategis IKU Target Realisasi

%

Capaian

13. Jumlah kemampuan

pengukuran dan kalibrasi yang

tertelusur dan diakui secara

Internasional

90 Kemampuan

pengukuran

94 Kemampuan

pengukuran

104%

6 Meningkatnya budaya mutu

14. Tingkat persepsi masyarakat

terhadap produk ber-SNI

80 skor 79,3 skor 99,13%

Learning and Growth Perspective

7 Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan

anggaran, sumber daya manusia, tata

kelola dan organisasi yang profesional

15. Opini BPK atas laporan

keuangan

WTP (opini) WTP (opini) 100%

16. Tingkat pelaksanaan Reformasi

Birokrasi

80 (nilai) 71,79 (nilai)

(th 2016)

89,74%

17. Tingkat kualitas akuntabilitas

kinerja BSN

73 (BB) nilai 64,87 BB

(th 2016)

88,86%

18. Indeks kompetensi dan

integritas SDM

> 95% 99% 104%

19. Nilai kepatuhan layanan publik 105 (nilai) 104

(th 2016)

99%

20. Persentase ketersediaan

sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN sesuai

dengan UU 20 tahun 2017

100% 100% 100%

21. Jumlah peraturan perundang-

undangan di bidang SPK

3 Dokumen 3 Dokumen 77%

SASARAN

STRATEGIS

1 Terwujudnya daya saing produk berstandar

Sesuai visi dan misi Presiden RI yang dituangkan dalam Program Nawa

Cita, Presiden berjanji untuk melakukan aksi Berdikari dalam Bidang Ekonomi.

Dalam Program Aksi ke-15 dinyatakan bahwa Presiden berkomitmen untuk

mengembangkan kapasitas perdagangan nasional, pada butir ke-4, melalui

“Implementasi dan pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara

konsisten untuk mendorong daya saing produk nasional dalam rangka

penguasaan pasar domestik dan penetrasi pasar internasional serta melindungi

pasar domestik dari barang-barang berstandar rendah”.

Page 48: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 37

Dari rencana aksi tersebut, diyakini bahwa penerapan SNI akan mampu

meningkatkan daya saing produk nasional agar mampu bersaing di pasar

internasional dan mampu melindungi masyarakat dari produk yang

membahayakan keselamatan, kesehatan, dan keamanan penggunanya, serta

meningkatkan daya saing produk domestik di pasarnya sendiri.

Dengan demikian Sasaran Strategis (SS) terwujudnya daya saing produk

berstandar ini sangat relevan dengan keinginan Pemerintah. Untuk

implementasi ini disusun 2 (dua) indikator untuk mengukur peran standardisasi

dan penilaian kesesuaian (SPK) dalam meningkatkan daya saing produk

nasional, yaitu Persentase pertumbuhan ekspor Produk Unggulan Nasional yang

telah ber-SNI; dan Persentase pertumbuhan penjualan produk ber-SNI di pasar

retail dalam negeri.

Rata-rata capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis ini adalah

sebesar 72%, dikarenakan capaian indikator kinerja persentase pertumbuhan

ekspor Produk Unggulan Nasional yang telah ber-SNI tidak mencapai target.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 1.

Indikator 1. Persentase pertumbuhan ekspor Produk Unggulan

Nasional yang telah ber-SNI

Tabel 4.2 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 1

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

1. Persentase

pertumbuhan

ekspor Produk

Unggulan

Nasional yang

telah ber-SNI

% IKU baru IKU baru 5 2 40% 15 13,33%

Persentase ekspor Produk Unggulan Nasional (PUN) ber SNI dihitung dari

nilai ekspor dan kuantiti ekspor tahun 2015-2016. Pertumbuhan nilai ekspor

sebesar 2% tidak memenuhi target tahun 2017 sebesar 5%, namun pertumbuhan

kuantiti ekspor tumbuh 14%.

Page 49: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 38

Tabel 4.3 Volume dan Nilai Ekspor Produk Unggulan Nasional

Nama Produk Export (value)

2015

Export (value)

2016

Export

(quantity)

2015

Export

(quantity)

2016

Kopi 333,459.00 405,328.00 100,991,830.00 136,197,103.00

Udang - -

Kakao 124,283.00 163,906.00 58,941.00 74,415.00

Karet dan Produk

Karet

2,627,789.00 2,871,517.00 824,883,245.00 941,450,446.00

Tekstil dan Produk

Tekstil

548,847.00 559,510.00 39,131.00 38,112.00

Alas Kaki 2,303,478.00 2,260,270.00 119,371,000.00 118,129,000.00

Elektronik 637,866.00 613,548.00 98,745,833.00 101,464,620.00

Furniture 5,644,682.00 5,532,433.00 5,398,151.00 5,658,552.00

Otomotif 355,663.00 382,037.00 41,865,576.00 49,959,041.00

Total 12,576,067.00 12,788,549.00 1,191,353,707.00 1,352,971,289.00

Pertumbuhan 2% 14%

Adapun 9 Produk Unggulan Nasional yang diukur, yaitu:

1. Kakao

2. Kopi

3. Karet

4. Udang

5. Tekstil

6. Furniture

7. Alas kaki

8. Elektronik

9. Otomotif

Gambar 4.1 Produk Unggulan Nasional yang di Ekspor

Produk sawit tidak masuk dalam hitungan pertumbuhan ekspor karena

adanya faktor tekanan politik dagang dari EU. Penerap SNI sektor PUN sawit

yaitu untuk produk minyak goreng (refined palm oil) dan minyak sawit mentah

(crude palm oil). Perdagangan PUN ber SNI sektor sawit tersebut mempunyai

tren menurun dari tahun 2015 ke tahun 2016 baik dari segi nilai uang (US$)

Page 50: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 39

sebesar -6% maupun nilai kuantitas (kg) sebesar 3%. Pangsa pasar ekspor sawit

Indonesia adalah India, Tiongkok, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Pakistan. Hal

yang menjadi penyebab menurunnya ekspor tersebut adalah terkait dengan

perdagangan ke Uni Eropa. Sedangkan ekspor ke India, Tiongkok, Amerika

Serikat, dan Pakistan, tidak mengalami penurunan yang signifikan, bahkan

ekspor ke Amerika Serikat surplus 9,1 milyar dollar AS (Gapki, 2017/

https://gapki.id/news/3288/minyak-sawit-buat-neraca-perdagangan-ri-makin-

berkilau).

Tabel 4.4 Perdagangan PUN Sawit

SNI Kode HS Judul HSekspor

2015ekspor 2016

Quantity

2015

Quantity

2016

Pembelakukan SNI Minyak Goreng Secara Wajib

SNI 7709:2012 ditujukan untuk tiga pos tarif, yaitu :

HS ex 151.90.92.00, RBD(Refined Bleached

Deodorized) palm olein dalam kemasan berat bersih

tidak melebihi 20 kg

1511909200 Unsolid fractions of

refined palm oil,

940.385 1.008.935 1.324.402.626 1.396.018.718

HS ex 151.90.99.00, RBDpalm olein dalam

kemasan berat bersih melebihi 20 kg dan HS

1516.20.98.00. Hidrogenasi RBDpalm olein dalam

kemasan berat bersih tidk melebihi 20 kg dan

melebihi 20 kg

1511909900 Unsolid fractions of

refined palm oil,

8.391.059 8.642.119 14.330.961.287 13.760.690.885

1516209800 Oth fat & oils of

ground-nuts, palm

oil

7.315 7.090 4.512.107 5.410.497

SNI 01-3741-2002 1511.10.00.00 CPO 4.388.094 3.305.575 7.788.550 5.283.953

13.726.853 12.963.719 15.667.664.570 15.167.404.053

Persentasi Fluktuasi (Tren) Perdagangan -6% -3%

Isu utama yang menjadikan turunnya ekspor sawit Indonesia ke Uni Eropa

adalah terkait dengan rencana penghentian penggunaan biofuel berbahan

dasar kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan pada tahun 2021 yang

disampaikan oleh Parlemen Eropa yang tentunya sangat mempengaruhi

pandangan konsumen di Eropa dan memberikan tekanan politik bagi negara-

negara UE dan berbagai institusi UE dalam pembentukan sikpa terhadap

kelapa sawit sebagai salah satu sumber energi terbarukan.

Page 51: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 40

Tabel 4.5 Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia

Melihat luasnya area lahan kelapa sawit dan potensi ekspornya yang

juga sangat tinggi yang dapat menyumbang devisa negara, perlindungan

terhadap perdagangan kelapa sawit menjadi hal yang perlu dilakukan.

Perlindungan perdagangan dapat dilakukan melalui beberapa hal, yaitu:

1. Memperluas pasar ekspor CPO dan turunannya agar tidak tergantung pada

pasar UE.

2. Memperkuat sertifikasi ISPO, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah

memasukkan skema ISPO dalam skema akreditasi dan sertifikasi KAN untuk

memperluas keberterimaan.

3. Peremajaan tanaman kelapa sawit.

4. Menyelesaikan urusan pertanahan kebun kelapa sawit.

5. Membenahi data transparansi stok yang sangat mempengaruhi harga

minyak sawit dan memperbaiki citra sawit Indonesia di mata dunia.

Indikator 2. Persentase pertumbuhan Produk Unggulan Nasional

yang telah ber-SNI

Tabel 4.6 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 2

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

2. Persentase

pertumbuhan

penjualan produk

ber-SNI di pasar

retail dalam

negeri

% IKU baru IKU baru 5 5,2 104% 15 34,66%

Page 52: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 41

Persentase pertumbuhan produk ber-SNI di pasar retail sebesar 5,2%.

Data produk diambil dari beberapa pasar retail yang menjadi lokus yaitu

Transmart, Hypermart, Alfamart, dan Indomaret diperoleh total sejumlah 1429

produk retail yang beredar pada pasar retail di Indonesia. Produk-produk

tersebut pada umumnya adalah yang dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan

rumah tangga. Dari total 1429 produk yang beredar di pasar retail dibagi

menjadi 29 kategori produk yaitu air mineral, kopi instan, gula, minyak goreng,

tepung bumbu, makanan beku, makanan lainnya, aneka jenis saus, mie/pasta,

biscuit/wafer/crackers, makanan ringan, korek api, baterai, bohlam, popok,

kebutuhan bayi, mainan, alat-alat listrik, elektronika, ATK, detergen, pelembut

pakaian, sabun cuci piring, cairan pel, penolak nyamuk, keperluan toilet,

personal care, perlengkapan kompor dan minuman.

Gambar 4.2. Data Penjualan Produk ber-SNI Tahun 2016 dan 2107

Data penjualan merupakan data yang diambil dari laporan keuangan

ke empat retail tersebut, data total penjualan produk bertanda SNI yaitu pada

tahun 2016 sebesar 1030,75 (dalam milyar) dan pada tahun 2016 sebesar 1084

(dalam milyar), sehingga didapatkan pertumbuhan produk ber SNI di pasar

retail sebesar 5,2%.

Page 53: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 42

Gambar 4.3 Produk-produk Retail yang Bersertifikat SNI

SASARAN

STRATEGIS

2

Meningkatnya penerapan SNI oleh pemangku

kepentingan

Indikator kinerja untuk mengukur Sasaran Strategis (SS) meningkatnya

penerapan SNI oleh pemangku kepentingan terdiri dari 4 (empat) indikator

kinerja yaitu Persentase pertumbuhan Produk Unggulan Nasional yang telah

ber-SNI; Persentase produk ber-SNI di pasar retail; Persentase pertumbuhan

industri/organisasi yang menerapkan SNI; dan Pertumbuhan jumlah industri yang

memperoleh edukasi (pembinaan) penerapan SNI. Rata-rata capaian indikator

kinerja pada Sasaran Strategis ini adalah sebesar 102,8%. Terdapat 1 (satu)

indikator kinerja yang tidak tercapai yaitu indikator kinerja Persentase

pertumbuhan industri/organisasi yang menerapkan SNI, namun indikator kinerja

lain tercapai lebih dari target yang ditetapkan.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 2.

Indikator 3. Persentase pertumbuhan Produk Unggulan Nasional

yang telah ber-SNI

Tabel 4.7 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 3

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

3. Persentase

Pertumbuhan

Produk Unggulan

Nasional yang

telah ber-SNI

% IKU baru IKU baru 10

13,6

136

30 45,33%

Pertumbuhan Produk Unggulan Nasional (PUN) ber SNI diukur dari jumlah

PUN tahun sebelumnya yaitu 537 produk pada tahun 2016 dan pada tahun

Page 54: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 43

2017 sebesar 610 produk, sehingga presentase pertumbuhannya yaitu 13,6%.

Presentase PUN yang mendapatkan sertifikasi SNI melebihi target yang

ditetapkan (5%), hal ini menunjukkan bahwa program standardisasi dan

penilaian SPK yang dilakukan BSN dalam mendukung PUN memberikan hasil

pada peningkatan PUN bersertifikat SNI.

Program mendukung peningkatan PUN yang telah dilakukan yaitu

program pengembangan SNI, dimana SNI yang ditetapkan berdasarkan

kebutuhan regulasi, ekspor produk unggulan nasional, produk retail dalam

negeri, pada tahun 2017 pengembangan SNI tersebut meningkat 107%, SNI PUN

yang ditetapkan tahun 2017 sebanyak 76 SNI. Selain itu program pembinaan

penerapan SNI memberikan dampak bagi meningkatnya penerap SNI terutama

PUN. Berdasarkan IKU 6, pembinaan industri pada tahun 2017 yaitu 1315 industri.

Pertumbuhan jumlah produsen Produk Unggulan Nasional yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) dalam

penerapan SNI sebanyak 237 produsen, dengan capaian terhadap target

118%.

Gambar 4.4 Komposisi PUN Ber-SNI

Data Produk Unggulan Nasional bertanda SNI berdasarkan database

industri yang mendapatkan sertifikasi dari LSPro pada bangbeni.bsn.go.id. Pada

tahun 2017 Industri PUN ber- SNI sebesar 615 produk, dimana didominasi sektor

karet dan produk karet sebesar 48%, diikuti oleh sektor elektronik sebesar 29%.

Page 55: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 44

Indikator 4. Persentase produk ber-SNI di pasar retail

Tabel 4.8 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 4

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

4. Persentase

produk ber-SNI di

pasar retail

% IKU baru IKU baru 3 25 833% 10 284%

Pengukuran ini dilakukan dengan survei dimana lokus survei yaitu

Transmart, Hypermart, Alfamart, dan Indomaret. Pemilihan lokus tersebut

dengan pertimbangan bahwa retail mempunyai banyak gerai di Indonesia.

Hasil survei diperoleh total sejumlah 1429 produk diperdagangkan pada

keempat retail tersebut. Produk-produk tersebut pada umumnya adalah produk

yang dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga. Dari 1429 produk

retail diketahui 360 produk bertanda SNI sehingga presentase produk ber SNI di

pasar retail sebesar 25%. Capaian (25%) tersebut melebihi dari target yang

ditetapkan (3%), hal ini menunjukan bahwa program pengembangan

standardisasi dalam rangka meningkatkan daya saing produk ber SNI di dalam

negeri dapat mendorong pertumbuhan produk ber-SNI di pasar retail.

Berdasarkan data yang ada produk retail yang di sertifikasi pada tahun 2017

mencapai 100 produk.

Program yang telah dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan

produk ber-SNI di pasar retail (consumer goods) yaitu pengembangan SNI

produk terkait consumer goods sebanyak 114 SNI dari target 100 SNI.

Peningkatan produk ber-SNI di pasar retail, juga tidak terlepas dari program

pembinaan terhadap industri dalam menerapkan SNI. Berdasarkan data yang

ada, produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh pembinaan

(pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) dalam penerapan SNI

sebanyak 450 industri/ukm dari target 100 industri/ukm.

Selain itu, telah dilakukan program promosi produk retail dalam negeri

ber-SNI yang dipromosikan kepada masyarakat. Pertumbuhan jumlah produk

retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada masyarakat sebesar

123%, dengan adanya promosi ini dapat meningkatkan keberterimaan produk

ber SNI di masyarakat, dan mendorong masyarakat membeli produk ber SNI di

pasar retail.

Page 56: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 45

Gambar 4.5 Baseline Produk Retail

Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa:

1. Jumlah produk yang bertanda SNI pada pasar retail di Indonesia hanya

mencapai 360 (25%) dari total 1429 produk, sedangkan jumlah produk yang

tidak bertanda SNI pada pasar retail mencapai 1069 (75%) dari total produk.

2. Produk yang bertanda SNI lebih banyak pada produk biscuit/wafer/crackers

sebesar 124 produk, elektronik sebanyak 125 produk, mainan 18 produk, dan

bohlam 17 produk. Sedangkan produk yang tidak bertanda SNI lebih

mendominasi pada produk personal care sebesar 278 produk,

biscuit/wafer/crackers 127 produk dan tepung bumbu 81 produk.

3. Dari 360 (25%) produk yang bertanda SNI pada pasar retail di Indonesia,

terdapat 188 produk (52%) produk tersebut memenuhi SNI wajib dan sisanya

172 produk (48%) memenuhi SNI sukarela. Dari 188 (52.2%) produk yang

memenuhi SNI wajib lebih dominan pada produk elektronika sebanyak 107

produk, mainan sebanyak 18 produk, air mineral 14 produk, dan baterai 14

produk. Sedangkan dari 172 (48%) produk yang memenuhi SNI sukarela

terdapat produk yang lebih mendominasi yakni produk

biscuit/wafer/crackers sebesar 124 produk, elektronika 18 produk, bohlam

sebesar 17 produk, dan mie instan 5 produk.

4. Dari 1429 produk retail yang disurvei, diperoleh bahwa terdapat 1244 (87%)

produk telah tersedia SNI nya dan 185 produk (13%) produk yang beredar di

pasar retail belum tersedia SNI nya. Adapun produk yang telah tersedia SNI

nya lebih dominan pada produk elektronika sebesar 161 produk,

biscuit/wafers/crackers sebanyak 251 produk, personal care (170) produk,

dan tepung bumbu 80 produk. Sedangkan produk yang beredar di pasar

retail yang belum tersedia SNI nya lebih mendominasi pada produk personal

Page 57: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 46

care sebesar 108 produk, makanan beku 14 produk, dan kebutuhan bayi

sebesar 12 produk.

5. Terdapat 116 SNI produk tersebut, dimana 99 SNI yang bersifat sukarela dan

18 SNI yang bersifat wajib. Lebih jauh lagi, dari 116 SNI terdapat 29 (25%) SNI

produk yang telah diterapkan dan ada 90 (75%) SNI produk yang tidak

diterapkan.

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa masih banyak produk retail

yang SNI nya tersedia namun belum banyak diterapkan, maka perlu adanya

peningkatan program sosialisasi dan pembinaan penerapan SNI serta

meningkatkan daya dukung LSPro dan Laboratorium Uji.

Page 58: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 47

Indikator 5. Persentase pertumbuhan industri/organisasi yang

menerapkan SNI

Tabel 4.9 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 5

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

5. Persentase

pertumbuhan

industri/organisasi

yang

menerapkan SNI

% IKU baru IKU baru 5 2,56 51,2% 15 17,06%

Sertifikat kesesuaian merupakan bukti kesesuaian suatu Barang, Jasa,

Sistem, Proses, atau Personal telah memenuhi SNI. Sertifikat kesesuaian diberikan

oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang diakreditasi KAN kepada pelaku

usaha, khususnya industri/organisasi, setelah melalui proses penilaian kesesuaian

terhadap persyaratan SNI. Semakin banyak jumlah sertifikat kesesuaian yang

diberikan oleh LPK menunjukkan bahwa penggunaan SNI oleh pelaku usaha

telah semakin meningkat.

Pada tahun 2017 jumlah industri/organisasi yang menerapkan SNI

sebanyak 10.372 industri/organisasi, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak

10.114 industri/organisasi. Sehingga capaian indikator kinerja persentase

pertumbuhan industri/organisasi yang menerapkan SNI hanya sebesar 2,56%

dari target sebesar 5%.

Tidak tercapainya target kinerja tersebut disebabkan oleh:

1. Pencabutan beberapa akreditasi LPK;

2. Penerapan SNI sangat tergantung komitmen pelaku usaha;

3. Sebagian besar kegiatan fasilitasi UMK/industri oleh BSN belum sampai tahap

sertifikasi.

Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan

industri/organisasi yang menerapkan SNI antara lain dengan memberikan

dorongan kepada pelaku usaha untuk meningkatkan kesadaran memproduksi

produk berdasarkan SNI dan kepada masyarakat untuk meningkatkan

kesadaran menggunakan produk ber-SNI, serta pemberlakuan SNI secara wajib

oleh regulator.

Page 59: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 48

Tabel 4.10 Industri/Organisasi yang Menerapkan SNI

No. Lingkup SNI s.d tahun

2016

tahun

2017

1. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan 438 775

2. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Energi 3 8

3. Lembaga Verfikasi/Validasi Gas Rumah Kaca 3 9

4. Lembaga Sertifikasi Ekolabel 7 7

5. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu 5.990 5691

6. Lembaga Sertifikasi Hazzard Analytical Critical Control Point 91 157

7. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajamen Keamanan Pangan 196 198

8. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajamen Keamanan

Informasi 39 113

9. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Alat Kesehatan 10 11

10. Lembaga Sertifikasi Produk 2.982 3082

11. Lembaga Sertifikasi Organik 355 319

12. Lembaga Sertifikasi Anti Penyuapan - 2

Jumlah 10.114 10.372

Indikator 6. Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh

edukasi (pembinaan) penerapan SNI

Tabel 4.11 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 6

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

6. Pertumbuhan

jumlah industri

yang

memperoleh

edukasi

(pembinaan)

penerapan SNI

% IKU baru IKU baru 1000 1315 131% 2845 46,22%

Standardisasi saat ini menjadi elemen penting dalam perdagangan. SNI

menjadi salah satu acuan industri untuk meningkatkan daya saing produknya.

Untuk itu, menjadi tugas BSN untuk melakukan pembinaan penerapan SNI

kepada pelaku usaha. Pembinaan penerapan SNI ini dilakukan melalui

pemasyarakatan standardisasi, promosi SNI, pendidikan, pelatihan, konsultansi,

dan pembimbingan penerapan SNI. Setiap tahun, BSN menetapkan rata-rata

500 SNI yang harus disosialisasikan kepada pelaku usaha dan masyarakat.

Memahami dan menerapkan SNI tentu tidak mudah bagi pelaku usaha, untuk

itu BSN juga melakukan pembimbingan dalam penerapan SNI terutama

Page 60: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 49

kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Target jumlah industri yang

memperoleh pembinaan penerapan SNI pada tahun 2017 adalah 1000 industri.

Capaian untuk indikator kinerja ini melebihi dari target yaitu 1315 atau 132 %.

Capaian yang tinggi ini tentu karena BSN saat ini sudah ada Kantor

Layanan Teknis (KLT) di 2 wilayah. Sehingga dengan adanya KLT ini pelaku

industri di daerah semakin banyak yang memperoleh pembinaan penerapan

SNI. Disamping itu, saat ini standardisasi menjadi kebutuhan bagi pelaku industri,

sehingga semakin banyak permintaan dari beberapa pemangku kepentingan

untuk melakukan kegiatan sosialisasi, pelatihan, maupun pembimbingan

penerapan SNI. Jangkauan kegiatan pembinaan penerapan SNI kepada

industri ini meliputi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, dan

NTT. Kedepan jangkauan wilayah pembinaan penerapan SNI tidak hanya di

Jawa namun lebih ke luar Jawa, khususnya wilayah Indonesia Timur. Gambar di

bawah ini adalah beberapa contoh kegiatan pembinaan penerapan SNI

kepada industri.

Pembinaan Penerapan SNI kepada Industri

melalui Sosialisasi SNI di Bidang Energi Terbarukan

di Jakarta

Diklat Standardisasi

Pembinaan Penerapan SNI kepada Industri

melalui Sosialisasi SPK dan SNI Award di Jakarta

Pembinaan Penerapan SNI kepada Industri

melalui Konsultansi di Surabaya

Page 61: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 50

Penguatan Daya Saing Industri Lokal dan SDM

SPK melalui Diklat Standardisasi

Pembinaan Penerapan SNI melalui Seminar

kepada Industri Jasa Pariwisata

Gambar 4.6 Kegiatan Pembinaan penerapan SNI kepada Industri melalui Kegiatan

Pendidikan, Pelatihan, Promosi, dan Bimbingan Penerapan SNI

SASARAN

STRATEGIS

3

Meningkatnya kapasitas dan kualitas

pengembangan SNI

Indikator kinerja untuk mengukur Sasaran Strategis (SS) meningkatnya

kapasitas dan kualitas pengembangan SNI terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja

yaitu Persentase SNI yang dimanfaatkan; dan Jumlah SNI yang ditetapkan.

Rata-rata capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis ini adalah sebesar

113,9%.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 3.

Indikator 7. Persentase SNI yang dimanfaatkan

Tabel 4.12 Target, Realisasi dan Capaian IKU 7

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

7. Persentase SNI

yang

dimanfaatkan

% IKU baru IKU baru 20 35 175% 30 116%

Data yang digunakan dalam mengukur IKU ini yaitu SNI yang digunakan

dalam pembinaan UMKM (th 2017); SNI yang diacu dalam Diklat (th 2017);

transaksi SNI meliputi pemerintah, ahli, pelaku usaha, pendidikan

Page 62: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 51

(mahasiswa/dosen, pelajar), lembaga masyarakat bidang standardisasi, dan

lainnya (th 2016 - Nov 2017); dan ruang lingkup LSPro (sampai th 2017).

Gambar 4.7 Permintaan dan Pemanfaatan SNI

Berdasarkan grafik di atas, permintaan SNI secara keseluruhan

mengalami peningkatan sebesar 237% pada tahun 2016-2017. Pemanfaatan SNI

terdiri dari stakeholder yang meminta dokumen SNI, Ruang Lingkup LSPro,

Acuan Diklat dan Pembinaan UMKM. Sedangkan stakeholder dalam hal ini

adalah Pemerintah, Pelaku Usaha, Mahasiswa/Dosen, Pelajar, LSM Bidang

Standardisasi, dan lainnya. Pemanfaatan SN oleh stakeholder meningkat

sebesar 32%.

Pada tahun 2017 jumlah SNI yang dimanfaatkan sebesar 3999 SNI dari

11385 SNI, maka persentase SNI yang dimanfaatkan sebesar 35%. SNI yang

paling banyak dimanfaatkan pada tahun 2017 seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.13 Pemanfaatan SNI secara Keseluruhan Tahun 2016-2017

Sumber: Terolah, 2017

No. Nomor SNI Judul SNI

1. SNI 9001:2015 Manajemen Mutu: Persayaratan

2. SNI ISO 14001:2015 Sistem manajemen lingkungan: Persyaratan dan panduan

penggunaan (ISO 14001:2015, IDT)

3. SNI ISO/IEC

17025:2008

Persyaratan umum untuk kompetensi laboratorium

pengujian dan laboratorium kalibrasi

4. SNI/IEC 17021:2008 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan lembaga audit dan

sertifikasi sistem manajemen

5. SNI ISO 19011:2012 Panduan audit sistem manajemen (ISO 19011:2011, IDT)

Page 63: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 52

Tabel di atas menunjukkan bahwa SNI yang dimanfaatkan merupakan

standar yang bersifat umum dan dapat diterapkan oleh berbagai macam dan

ukuran organisasi. Pemanfaat SNI tersebut adalah pelaku usaha, sedangkan

pemanfaatan SNI yang bersifat sukarela dan merupakan produk dapat

ditunjukkan pada table di bawah. Pengguna manfaat SNI sukarela pada poin

nomor 1 sampai 3 adalah sebagai ruang lingkup LSPro yang kemudian diikuti

oleh pelaku usaha. Sedangkan poin nomor 4 dan 5 pengguna terbesarnya

adalah pelaku usaha yang diikuti oleh ruang lingkup LSPro.

Tabel 4.14 Produk dengan SNI Sukarela dengan Pemanfaatan SNI Tertinggi

No. Nomor SNI Judul SNI

1. SNI 2973:2011 Biskuit

2. SNI IEC 62560:2015 Lampu LED swa-balast untuk layanan pencahayaan umum

dengan tegangan > 50 V: Spesifikasi keselamatan (IEC

62560:2011, IDT)

3. SNI 3551:2012 Mi Instan

4. SNI 3741:2013 Minyak Goreng

5. SNI 2970:2015 Susu Bubuk

Sumber: Terolah, 2017

SNI tersebut banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha karena pada

tahun 2016-2017 menjadi isu nasional. Misalnya, produk biskuit merupakan SNI

sukarela tertinggi untuk dimanfaatkan dikarenakan pada tahun 2015, Menteri

Perindustrian telah memberlakukan SNI biskuit menjadi SNI wajib melalui

Permenperin Nomor 60/M-IND/PER/7/2015 lalu direvisi dengan Permenperin

Nomor 96/M-IND/PER/7/2015 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia

Biskuit Secara Wajib. Tingginya pemanfaatan SNI sebagai ruang lingkup LSPro

merupakan bentuk fasilitasi atas tingginya sertifikasi dan pengujian SNI untuk

produk biskuit.

Indikator 8. Jumlah SNI yang ditetapkan

Tabel 4.15 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 8 Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

8 Jumlah SNI yang

ditetapkan

SNI 500 495 500 539 107,8% 2500 61,36%

Page 64: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 53

Dalam proses perumusan SNI, terdapat beberapa Peraturan Kepala BSN

yang terkait dengan pengembangan SNI, antara lain terdiri dari:

1. Perka BSN Nomor 8 tahun 2015 tentang Pedoman pengembangan Standar

Nasional Indonesia;

2. Perka BSN Nomor 9 tahun 2015 tentang Pedoman penomoran SNI;

3. Perka BSN Nomor 4 tahun 2016 tentang Pedoman penulisan Standar Nasional

Indonesia.

Selain Perka BSN tersebut di atas, masih ada beberapa pedoman yang

telah ditetapkan oleh BSN yang juga menjadi panduan dan acuan dalam

proses perumusan SNI, dan saat ini masih dalam proses revisi untuk

penyempurnaan sesuai ketentuan terbaru. Pedoman tersebut terdiri dari:

a) PSN 02:2007 Pengelolaan Panitia Teknis Perumusan SNI

Menguraikan tentang kelembagaan Manajemen Teknis Pengembangan

Standar (MTPS), pembentukan dan pembubaran Komtek/SubKomtek, tugas

/tanggung jawab dan pengorganisasian Komtek/SubKomtek, dan

pengelolaan sekretariat Komtek/ SubKomtek perumusan SNI.

b) PSN 03.1:2007 Adopsi standar internasional dan publikasi internasional lainnya

Bagian 1: adopsi standar internasional menjadi SNI, Menguraikan tentang

tatacara adopsi standar internasional, apa yang boleh/ tidak boleh berubah

dalam adopsi identik atau modifikasi, klasifikasi standar sebagai

identik/modifikasi/tidak ekivalen (IDT/MOD/NEQ).

c) PSN 03.2:2014 Adopsi standar internasional dan publikasi internasional lainnya

Bagian 2: adopsi non standar internasional menjadi SNI. Menguraikan tentang

tatacara adopsi publikasi internasional non standar, apa yang boleh/ tidak

boleh berubah dalam adopsi identik atau modifikasi, jenis publikasi

internasional non standar yang dapat diadopsi menjadi SNI.

d) PSN 04:2006 Jajak pendapat dan pemungutan suara dalam rangka

perumusan SNI

Menguraikan tentang prosedur, tatacara pelaksanaan jajak pendapat dan

pemungutan suara, cara perhitungan serta sarana pendukung yang

diperlukan.

e) PSN 05:2006 Tenaga ahli standardisasi untuk pengendali mutu perumusan SNI

Menguraikan tentang pengelolaan tenaga ahli pengendali mutu perumusan

SNI (TAS QC) dalam mendukung perumusan SNI yang taat azas dan

ketentuan; kriteria, tugas dan kewajiban TAS-QC.

f) PSN 07:2012 Standardisasi dan kegiatan yang terkait – Istilah umum

Menguraikan istilah di bidang standardisasi dan kegiatan yang terkait agar

terdapat kesamaan pengertian dan konsistensi penggunaan dalam

perumusan SNI.

g) PSN 10:2012 Adopsi standar ASTM menjadi SNI,

Menguraikan tentang tatacara adopsi standar ASTM international, apa yang

boleh/ tidak boleh berubah dalam adopsi identik Standar ASTM.

Page 65: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 54

Mengacu pada penetapan kinerja BSN tahun 2017, target penetapan

SNI yang ingin dicapai adalah 500 SNI dan capaian target ini sebesar 539 SNI

atau 107,8%.

Upaya untuk mencapai target penetapan SNI tahun 2017 ini

dilaksanakan dengan melalui tiga kegiatan utama yang terdiri dari:

1. Koordinasi penyelesaian masalah Komtek/Sub-Komtek

BSN memfasilitasi penyelesaian masalah Komtek/Sub-Komtek terkait duplikasi

PNPS, komposisi keanggotaan Komtek/Sub-Komtek, pembagian ruang

lingkup antar Komtek, penetapan SNI dan permasalahan lain sesuai

kebutuhan, termasuk koordinasi tindak lanjut keputusan MTPS yang harus

segera diselesaikan.

2. Pengendalian perumusan SNI

BSN mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa prosedur dan

ketentuan yang terdapat dalam PSN pengembangan SNI diikuti oleh Komite

Teknis/ Sub-Komite Teknis dalam setiap proses perumusan SNI.

3. Pemeliharaan SNI

Komite Teknis/ Sub Komite Teknis berkewajiban memelihara SNI yang

termasuk dalam ruang lingkupnya dengan melalui pelaksanaan kaji ulang

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun setelah ditetapkan.

Kaji ulang ini bertujuan untuk menjaga kesesuaian SNI terhadap kebutuhan

pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga SNI

yang dipublikasikan terjamin kelayakan dan kekiniannya.

Jumlah SNI yang telah ditetapkan telah memenuhi ketentuan Perka BSN

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel.4.16 Jumlah SNI yang Telah Ditetapkan pada Tahun 2017

No. Uraian Jumlah

1..

SNI produk unggulan nasional 92

2 SNI produk yang beredar di pasar retail 87

3 SNI siap diterapkan industri 291

4 SNI lain-lain 69

Jumlah 539

Page 66: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 55

Gambar 4.8 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah SNI yang Telah Ditetapkan

Perbandingan realisasi penetapan SNI antara tahun 2016 dan 2017

dapat digambarkan sebagaimana diagram di bawah ini :

Gambar 4.9 Perbandingan Realisasi Penetapan SNI antara Tahun 2016 dan 2017

SASARAN

STRATEGIS

4

Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem

penerapan standar dan penilaian kesesuaian

Indikator kinerja untuk mengukur Sasaran Strategis (SS) meningkatnya

kapasitas dan kualitas sistem penerapan standar dan penilaian kesesuaian

terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja yaitu Persentase ketersediaan ruang

lingkup Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terakreditasi untuk memenuhi

kebutuhan pemangku kepentingan; Jumlah LPK diakreditasi; Persentase skema

Page 67: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 56

akreditasi Komite Akreditasi nasional (KAN) yang diakui di tingkat internasional

(MRA/MLA); dan Persentase produk bertanda SNI yang sesuai dengan

persyaratan SNI. Rata-rata capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis ini

adalah sebesar 111,05%. Terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang tidak tercapai

yaitu indikator kinerja Persentase produk bertanda SNI yang sesuai dengan

persyaratan SNI yang hanya sebesar 93,85%, namun indikator kinerja lain

tercapai lebih dari target yang ditetapkan.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 4.

Page 68: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 57

Indikator 9. Persentase ketersediaan ruang lingkup Lembaga

Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terakreditasi untuk

memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan

Tabel 4.17 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 9

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

9. Persentase

ketersediaan

ruang lingkup LPK

yang terakreditasi

untuk memenuhi

kebutuhan

pemangku

kepentingan

% IKU baru IKU baru 10 13,93 139% 30 35,3%

Banyak produk yang tidak ada kewajiban untuk disertifikasi ketika

diedarkan dimana konsumen hanya mengandalkan iklan, label, survei, harga,

atau brand saja sebagai referensi. Di lain pihak, banyak pula produk yang

diwajibkan untuk disertifikasi sebelum dapat diedarkan. Hal ini terutama berlaku

pada produk yang sangat berkaitan dengan aspek kesehatan dan

keselamatan.

Kesehatan dan keamanan dan keselamatan masyarakat ketika sedang

mengkonsumsi produk harus dijaga oleh pemerintah. Hal ini hanya mungkin

terjadi jika produk yang dikonsumsi tersebut berkualitas, oleh karenanya

sertifikasi produk dapat diwajibkan oleh pemerintah (regulator) dalam situasi

yang demikian. Sertifikasi produk memberikan fleksibilitas kepada konsumen

untuk memilih produk yang aman dan berkualitas pada harga yang sesuai.

Sertifikasi produk juga mendorong produsen untuk menerapkan sistem produksi

yang efisien dan memenuhi kaidah pengendalian produksi yang baik.

Untuk tujuan sertifikasi tersebut, diperlukan infrastruktur pendukung

berupa ketersediaan standar produk dan kemampuan lembaga penilaian

kesesuaian (LPK) untuk melakukan sertifiakasi terhadap produk tersebut melalui

serangkaian audit dan pengujian. Kemampuan lembaga sertifikasi produk untuk

melakukan kegiatan penilaian kesesuain tersebut dinyatakan dalam ruang

lingkup akreditasi.

Sampai dengan Desember 2017, terdapat 59 lembaga sertifikasi produk

yang diakreditasi. 59 lembaga sertifikasi produk tersebut memiliki 635 ruang

lingkup yang diakreditasi sebagai kemampuan LSPro untuk melayani kebutuhan

Page 69: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 58

sertifikasi produk. Jumlah tersebut melampaui target ruang lingkup (jumlah SNI

yang dimanfaatkan oleh LSPro yang diakreditasi) yaitu sejumlah 600 SNI. Jika

dibandingkan dengan jumlah kebutuhan ruang lingkup LPK untuk sertifikasi

produk

Berdasarkan hasil tersebut, maka target kinerja yang ditetapkan,

yaitu 10% pertumbuhan ketersediaan ruang lingkup LPK yang terakreditasi untuk

memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, telah dapat dilampaui

dengan capaian realisasi 139%.

Pencapaian hasil tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah

dilakukan, antara lain:

1. Fasilitasi peningkatan kompetensi LPK untuk meningkatkan kemampuan LPK

dan calon LPK dalam memahami persyaratan akreditasi. Melalui kegiatan ini

diharapkan jumlah LPK yang memiliki kemampuan untuk diakreditasi atau

diperluas ruang lingkup akreditasinya semakin bertambah dan semakin

merata penyebarluasannya sehingga akan meningkatkan aksesibilitas pelaku

usaha dan organisasi dalam menerapkan SNI.

2. Pengembangan ruang lingkup skema akreditasi sesuai dengan

kebutuhan stakeholder sehingga semakin memudahkan pemangku

kepentingan ketika mereka menginginkan produknya disertifikasi.

Indikator 10. Jumlah LPK diakreditasi

Tabel 4. 18 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 10

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

10. Jumlah LPK

diakreditasi

LPK 1352 1641 1652 1823 110% 2007 90,83%

Untuk memastikan kesesuaian barang, jasa, proses, sistem atau personal

sesuai dengan persyaratan SNI, maka diperlukan kegiatan penilaian kesesuaian.

Kegiatan penilaian kesesuaian dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian

(LPK) yang telah diakreditasi KAN, baik laboratorium penguji, laboratorium

kalibrasi, laboratorium medik, lembaga inspeksi ataupun lembaga sertifikasi.

Oleh karena itu, peranan LPK sangat diperlukan dalam kegiatan penerapan

SNI.

Sampai Desember 2017, jumlah LPK yang diakreditasi KAN adalah 1823

LPK, dengan rincian sebagaimana tabel di bawah. Jumlah tersebut mengalami

Page 70: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 59

peningkatan sebanyak 178 LPK dibandingkan jumlah LPK pada tahun 2016 yaitu

sebesar 1641 LPK. Dengan demikian realisasi jumlah LPK yang diakreditasi

adalah sebesar 1823 LPK.

Berdasarkan hasil tersebut, maka target kinerja yang ditetapkan, yaitu

1652 LPK, telah dapat dilampaui dengan capaian realisasi 111%, dengan rincian

sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4.19 LPK yang Diakreditasi KAN (Desember 2017)

No. Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) Jumlah

(2016)

Jumlah

(2017) Pertumbuhan

1. Laboratorium Penguji 1072 1170 98

2. Laboratorium Kalibrasi 230 249 19

3. Lembaga Inspeksi 53 80 23

4. Laboratorium Medik 49 55 6

5. Penyelenggara Uji Profisiensi 11 13 2

6. Produsen Bahan Acuan 0 0 0

7. Lembaga Sertifikasi Produk 47 59 12

8. Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu 22 25 3

9. Lembaga Sertifikasi Personel 7 11 4

10. Lembaga Sertifikasi Organik 8 8 0

11. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen 36 40 4

12. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Keamanan Pangan 8 8 0

13. Lembaga Sertifikasi HACCP 8 8 0

14. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajamen

Kemanan Informasi 2 4 2

15. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu

Alat Kesehatan 2 2 0

16. Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata 52 49 -3

17. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Keamanan Rantai Pasokan 0 0 0

18. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Anti

Penyuapan 0 2 2

19. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Lingkungan 16 20 4

20. Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari 13 14 1

21. Lembaga Sertifikasi Ekolabel 2 2 0

22. Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah

Kaca 2 3 1

23. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Energi 1 1 0

Jumlah 1641 1823 174

Pencapaian hasil tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah

dilakukan, antara lain:

Fasilitasi peningkatan kompetensi LPK untuk meningkatkan kemampuan LPK

dan calon LPK dalam memahami persyaratan akreditasi.

Page 71: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 60

Pelaksanan layanan akreditasi LPK yang profesional, khususnya terhadap

efisiensi waktu proses layanan akreditasi LPK, serta peningkatan jumlah dan

kompetensi SDM yang terkait dengan pelaksanaan akreditasi LPK.

Pengembangan ruang lingkup skema akreditasi sesuai dengan kebutuhan

stakeholder.

Indikator 11. Persentase skema akreditasi Komite Akreditasi

Nasional (KAN) yang diakui di tingkat internasional

(MRA/MLA)

Tabel 4.20 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 11

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

11. Persentase skema

akreditasi KAN

yang diakui di

tingkat

internasional

(MRA/MLA)

% 36 41 45 55 122,2% 60 91,6%

Peningkatan jumlah LPK yang diakreditasi KAN pada dasarnya sangat

dipengaruhi oleh banyaknya ruang lingkup skema akreditasi yang telah

dioperasikan oleh KAN. Dalam hal ini, akreditasi laboratorium dan lembaga

inspeksi telah mendapatkan pengakuan internasional berupa Mutual

Recognition Arrangement (MRA) dari organisasi Asia Pacific Laboratory

Accreditation Cooperation (APLAC) dan International Laboratory Accreditation

Cooperation (ILAC) bidang akreditasi laboratorium penguji, laboratorium

kalibrasi, laboratorium medik dan lembaga inspeksi dan pengakuan

internasional berupa Mutual Recognition Arrangement (MRA) dari organisasi

Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (APLAC) di bidang

penyelenggara uji profisiensi. Sementara itu akreditasi lembaga sertifikasi juga

telah mendapatkan Multilateral Recognition Arrangement (MLA) dengan

organisasi Pacific Accreditation Cooperation (PAC) dan International

Accreditation Forum (IAF) untuk lingkup lembaga sertifikasi sistem manajemen

mutu, lembaga sertifikasi sistem manajemen lingkungan, lembaga sertifikasi

produk, lembaga sertifikasi sistem manajemen keamanan pangan dan

lembaga sertifikasi personel. Melalui pengakuan MRA dan MLA ini akan

meningkatkan keberterimaan hasil uji, kalibrasi dan inspeksi serta sertifikat

pelaku usaha dalam transaksi internasional untuk mendukung daya saing

produk nasional.

Page 72: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 61

Sampai Desember tahun 2017, telah dilakukan pemeliharaan dan

pengembangan skema akreditasi KAN yang diakui di tingkat internasional

(MRA/MLA), yaitu mencakup 12 skema dari 22 ruang lingkup skema yang

dioperasikan atau 55%. Capaian tersebut telah melampaui target yang telah

ditetapkan yaitu 45%. Capaian tersebut juga mengalami peningkatan

dibandingkan capaian tahun 2016. Pada tahun 2016, jumlah skema akreditasi

KAN yang diakui di tingkat internasional (MRA/MLA) mencakup 9 skema dari

22 ruang lingkup skema yang dioperasikan KAN (41%).

Tabel 4.21 Skema Akreditasi KAN yang Diakui di Tingkat Internasional (MRA/MLA)

No. Skema Akreditasi Pengakuan

MRA dan MLA Keterangan

1. Laboratorium Pengujian (ISO/IEC

17025)

APLAC/ILAC

2. Laboratorium Kalibrasi (ISO/IEC

17025)

APLAC/ILAC

3. Lembaga Inspeksi (ISO/IEC 17020) APLAC/ILAC

4. Laboratorium Medik (ISO 15189) APLAC/ILAC

5. Penyelenggara Uji Profisiensi (ISO/IEC

17043)

APLAC Pengembangan

skema baru

6. Lembaga Sertifikasi Sistem

Manajemen Lingkungan (ISO 14001)

PAC/IAF

7. Lembaga Sertifikasi Sistem

Manajemen Mutu (ISO 9001)

PAC/IAF

8. Lembaga Sertifikasi Produk (ISO/IEC

17065)

PAC/IAF

9. Lembaga Sertifikasi Sistem

Manajamen Keamanan Pangan (ISO

22003)

PAC/IAF

10. Lembaga Sertifikasi Personel (ISO/IEC

17024)

PAC

11. Lembaga Sertifikasi Sistem

Manajemen Energi (ISO 50001)

PAC Pengembangan

skema baru

12. Lembaga Sertifikasi Sistem

Manajemen Keamanan Informasi (ISO

27001)

PAC Pengembangan

skema baru

Ruang lingkup skema di tingkat internasional lainnya, yang masih

dalam persiapan pengembangan skema untuk kepentingan nasional adalah

GHG Validation Verification.

Di samping pengembangan skema akreditasi yang diakui di tingkat

internasional (MRA/MLA), telah dikembangkan pula skema akreditasi untuk

Page 73: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 62

mendukung kepentingan nasional, baik di wilayah regulasi maupun non-

regulasi. Sampai Desember tahun 2017, skema akreditasi KAN yang

dikembangkan untuk mendukung kepentingan nasional, yaitu: (1) Lembaga

Sertifikasi Sistem Manajemen Energi (ISO 50001), (2) Lembaga Verfikasi/Validasi

Gas Rumah Kaca (ISO 14065), (3) Lembaga Sertifikasi Ekolabel (4) Lembaga

Penilaian Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, (5) Lembaga Verfikasi

Legalitas Kayu, (6) Lembaga Sertifikasi Hazzard Analytical Critical Control Point,

(7) Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata, (8) Lembaga Sertifikasi Sistem

Manajemen Keamanan Rantai Pasok, (9) Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Alat Kesehatan, (10) Lembaga Sertifikasi Organik (11) Lembaga Sertifikasi

Halal, (12) Lembaga Sertifikasi Bio-Safety, (13) Lembaga Sertifikasi Produk,

(14) Lembaga SertifikasiPersonel, (15) Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Anti Penyuapan, (16) Laboratorium Penguji, (17) Laboratorium Kalibrasi, (18)

Laboratorium Medik, (19) Lembaga Inspeksi, (20) Penyelenggara Uji Profisiensi,

(21) Produsen Bahan Acuan.

Indikator 12. Persentase produk bertanda SNI yang sesuai

dengan persyaratan SNI

Tabel 4.22 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 12

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

12. Persentase

produk bertanda

SNI yang sesuai

dengan

persyaratan SNI

% IKU Baru IKU Baru 65 61 94% 75 81,3%

Untuk memastikan penggunaan tanda SNI pada barang yang

beredar di pasar, baik yang diberlakukan secara wajib atau sukarela, telah

dilaksanakan sesuai ketentuan akreditasi dan sertifikasi yang berlaku, maka

telah dilakukan kegiatan monitoring integritas tanda SNI atau uji petik

kesesuaian terhadap SNI. Dalam hal ini, integritas tanda SNI pada produk dapat

dipertanggungjawabkan apabila produk yang telah mendapatkan sertifikat

dan atau dibubuhi tanda SNI tersebut terbukti secara konsisten memenuhi

persyaratan SNI.

Pada tahun 2017, kegiatan untuk mengetahui kesesuaian produk

bertanda SNI dengan persyaratan SNI difokuskan pada pengambilan sejumlah

sampel pada 10 kelompok produk yang beredar dan telah menerapkan SNI:

Page 74: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 63

Produk yang SNI-nya telah diberlakukan wajib, yaitu: (1) Gula kristal putih;

(2) Saklar; (3) Pelek kendaraan bermotor kategori L; (4) Selang termoplastik

elastomer untuk kompor gas LPG; dan (5) Ubin keramik.

Produk yang telah menerapkan SNI secara sukarela (telah

mendapatkan sertifikat atau tanda SNI), yaitu: (1) Margarin; (2) Biskuit; (3)

Pemanggang roti; (4) Cairan rem; dan (5) Kertas cetak A.

Pengambilan sejumlah sampel tersebut dilakukan di 20 kota yaitu

Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Solo, Malang, Padang, Pekanbaru, Bandar

Lampung, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Tanjung Selor, Gorontalo,

Palu, Mamuju, Kendari, Bali, Kupang dan Jayapura.

Berdasarkan hasil pengujian sampel produk tersebut di laboratorium uji

yang diakreditasi KAN, menunjukkan bahwa 61% sampel produk memenuhi

persyaratan SNI. Capaian tersebut belum dapat mencapai target yang telah

ditetapkan yaitu 65%. Hal tersebut mengingat, pemenuhan produk

terhadap persyaratan SNI sangat tergantung kepada banyak faktor, yang

tidak hanya dikendalikan oleh BSN, namun tergantung kepada pemangku

kepentingan lain. Dalam hal ini, pemenuhan produk terhadap persyaratan SNI

sangat diperngaruhi oleh konsistensi pelaku usaha untuk menghasilkan

produk yang memenuhi SNI, serta sistem, proses dan SDM pelaksana sertifikasi

oleh Lembaga Sertifikasi Produk. Untuk itu, melalui kegiatan monitoring integritas

tanda SNI, telah dihasilkan beberapa rekomendasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk meningkatkan

integritas tanda SNI, untuk memperbaiki sistem sertifikasi dan memperkuat

kapasitas dan kualitas penerapan standar dan penilaian kesesuaian oleh

pemangku kepentingan. Namun demikian, capaian tersebut menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan capaian dibanding tahun 2016. Pada tahun 2016,

hasil pengujian sampel produk di laboratorium uji yang diakreditasi KAN

menunjukkan bahwa hanya 47% sampel produk memenuhi persyaratan SNI.

SASARAN

STRATEGIS

5

Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem

ketertelusuran pengukuran

Indikator kinerja untuk mengukur Sasaran Strategis (SS) meningkatnya

kapasitas dan kualitas sistem ketertelusuran pengukuran adalah Jumlah

kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang tertelusur dan diakui secara

internasional. Capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis ini adalah

sebesar 104%.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 5.

Page 75: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 64

Indikator 13. Jumlah kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang

tertelusur dan diakui secara internasional

Tabel 4.23 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 13

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

13. Jumlah

kemampuan

pengukuran dan

kalibrasi yang

tertelusur dan

diakui secara

internasional

Kemampuan

Pengukuran

IKU baru IKU baru 90 94 104% 96 100%

Kegiatan penerapan standar dan akreditasi harus didukung dengan

pengukuran dan kalibrasi yang tepat. Para pengguna jasa kalibrasi dan

pengujian harus memiliki keyakinan bahwa standar-standar nasional

pengukuran yang menjadi acuan di negara- negara yang terlibat kesepakatan

itu ekivalen dan terkait satu sama lain. Oleh karena itu diperlukan adanya

pengakuan terhadap kemampuan pengukuran metrologi nasional yang

secara spesifik dinyatakan sebagai kemampuan kalibrasi dan pengukuran

(calibration and measurement capability, CMC) yang dimiliki oleh lembaga

metrologi nasional (national metrology institute, NMI). Pengakuan

internasional terhadap CMC NMI dinyatakan dalam kesepakatan saling

pengakuan yang dikelola oleh Panitia Internasional Timbangan dan Ukuran

(CIPM), yang selanjutnya disingkat CIPM MRA.

Pengakuan CMC tersebut di atas diperoleh melalui tahapan peer review

kompetensi (mencakup penerapan sistem manajemen mutu laboratorium

dan hasil uji banding) Pusat Penelitian Metrologi – LIPI selaku NMI oleh

reviewers atau technical peers yang disetujui oleh Asia Pacific Metrology

Programme (APMP). Pada tahun 2017, BSN mengkoordinasikan peer review

Pusat Penelitian Metrologi-LIPI untuk bidang Kelistrikan dan panjang oleh

reviewers yang telah disetujui oleh APMP, yaitu:

Kelistrikan: DC voltage source - single values, DC voltage meters, DC

current sources: DC current meters oleh Dr. Nobu-hisa Kaneko (NMIJ

Jepang)

Panjang: End standards, Line standards, Diameter standards, Angle

artefacts, Roundness standards, Surface texture standards, Angle by circle-

dividers oleh Peter Cox (NMI Australia)

Page 76: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 65

Sampai dengan akhir tahun 2017, masih dilakukan tahapan proses

tindakan perbaikan hasil review oleh Pusat Penelitian Metrologi – LIPI. Setelah

disetujui oleh reviewers, seluruh CMC tersebut kemudian akan diajukan ke CIPM

MRA pada tahun 2018. Sementara untuk hasil peer review (tahun 2015 dan

2016) jumlah kemampuan pengukuran dan kalibrasi yang tertelusur dan telah

diakui secara internasional pada tahun 2017 adalah 94 kemampuan

pengukuran dari 90 kemampuan pengukuran yang ditargetkan, atau capaian

realisasinya 104%.

SASARAN

STRATEGIS

6 Meningkatnya budaya mutu

Indikator kinerja untuk mengukur Sasaran Strategis (SS) meningkatnya

budaya mutu adalah tingkat persepsi masyarakat terhadap produk ber-SNI.

Capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis ini adalah sebesar 99,13%.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 6.

Indikator 14. Tingkat persepsi masyarakat terhadap produk ber-

SNI

Tabel 4.24 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 14

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

14. Tingkat persepsi

masyarakat

terhadap produk

ber-SNI

Nilai

(skor)

- 80,3 80 79.33 99.2% 85 93%

Indikator kinerja dalam mendukung terwujudnya sasaran

Meningkatnya budaya mutu memiliki indikator kinerja yaitu Tingkat Persepsi

Masyarakat terhadap produk ber-SNI. Capaian kinerja untuk indikator kinerja

tersebut seluruhnya sebesar 79,3 skor dari 80 skor yang ditargetkan (99,2%).

Angka ini turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 80,3 skor. Tingkat persepsi

ini diperoleh dengan melakukan survei melalui penyebaran kuesioner di 11 kota

dengan melibatkan 4400 responden oleh surveyor yang berasal dari mahasiswa

partner MoU BSN. Berdasarkan nilai tersebut secara garis besar, masyarakat

sudah mempunyai persepsi yang positif bahwa produk berSNI berarti aman dan

berkualitas. Masyarakat juga sudah mempunyai persepsi yang positif bahwa

produk bertanda SNI mempunyai daya saing tinggi.

Page 77: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 66

Namun pertimbangan masyarakat dalam memilih produk bertanda SNI

hanya menjadi urutan ketiga setelah harga dan brand/merk. Masyarakat kita

harga masih menjadi pertimbangan utama dalam memilih produk belum ke

mutu. Sedangkan terkait pengawasan produk berSNI, tingkat persepsinya

mempunyai nilai angka yang paling rendah dibandingkan dengan

pertanyaannya lainnya. Hal ini berarti, masyarakat masih beranggapan bahwa

pengawasan produk barang berSNI masih belum seperti yang diharapkan.

Berdasarkan gambar di bawah ini, tingkat persepsi untuk Polri, TNI ,

Dosen dan instansi pemerintah termasuk pelaku industri besar

mempunyai ni lai yang cukup tinggi, sedangkan nilai persepsi rendah

ada pada stakeholder karyawan industri kecil/UMKM dan konsumen

lainnya seperti ibu rumah tangga, dll. Sedangkan untuk pemil ik

UMKM, angka persepsi masyarakatnya lebih besar dibandingkan

dengan karyawannya. Hal ini berarti persepsi yang rendah bisa jadi

dikarenakan pemahaman yang kurang mengenai SNI dan produk

ber-SNI.

4.11

3.96 3.95

3.82

4.14

4.22

4.15

4.10

3.80

3.50

3.60

3.70

3.80

3.90

4.00

4.10

4.20

4.30

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Indeks Persepsi Masyarakat terhadap

Produk ber-SNI per Unsur Stakeholder (dalam skala 5)

Gambar di bawah ini merupakan beberapa kegiatan pendidikan,

pelat ihan, di seminas i , sosialisasi, dan pemasyarakatan standardisasi

untuk meningkatkan persepsi masyarakat terhadap produk ber-SNI.

Page 78: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 67

Gambar 4.11 Edukasi SNI kepada Publik melalui Fun Bike

Gambar 4.12 Edukasi SNI kepada Publik melalui Penayangan Iklan SNI kepada

Konsumen di Commuter Line

Page 79: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 68

Gambar 4.13 Edukasi SNI kepada Publik melalui Media Sosial

Page 80: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 69

Gambar 4.14 Edukasi SNI kepada Publik melalui Edugames

Selain itu, dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya SPK dan manfaat produk ber-SNI, BSN juga melakukan edukasi

publik melalui media sosial yang juga digunakan sebagai sarana untuk

mempromosikan kegiatan yang dilakukan BSN. Media sosial yang digunakan

yaitu facebook, instagram, youtube dan twitter. Jumlah follower dari media

tersebut selalu dipantau perkembangannya guna mengevaluasi progress dan

pengetahuan masyarakat. Jumlah follower twitter tahun ini meningkat dari

3654 menjadi 6222 followers yaitu sekitar 81.2%. Sedangkan likes facebook

hanya mengalami peningkatan sebesar 14.8% yaitu dari 5309 menjadi 6095

page likes. Seluruh media sosial tersebut juga dijadikan sarana komunikasi

terkait layanan publik BSN.

Beberapa kegiatan yang ikut mendukung peningkatan tingkat persepi

masyarakat diantaranya adalah penyediaan paket informasi standardisasi

dan PK, melalui pembuatan poster, leaflet, buletin SNI Baru, Upgrading SNI

Corner, Updating konten informasi SNI Corner, flipbook full text SNI, majalah

SNI valuasi, SNI channel dan keikutsertaan dalam pameran.

Page 81: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 70

Gambar 4.15 Paket Informasi berupa Publikasi

SASARAN

STRATEGIS

7

Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan

anggaran, sumber daya manusia, tata kelola dan

organisasi yang profesional

Indikator kinerja untuk mengukur Sasaran Strategis (SS) meningkatnya

kinerja sistem penglolaan anggaran, sumber daya manusia, tata kelola dan

organisasi yang profesional terdiri dari 7 (tujuh) indikator kinerja Opini BPK atas

laporan keuangan; Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi; Tingkat kualitas

akuntabilitas kinerja BSN; Indeks kompetensi dan integritas SDM; Nilai kepatuhan

layanan publik; Persentase ketersediaan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN sesuai dengan UU 20 tahun 2017; dan Jumlah peraturan

perundang-undangan di bidang SPK. Rata-rata capaian indikator kinerja pada

Sasaran Strategis ini adalah sebesar 94,12%. Terdapat 3 (tiga) indikator kinerja

yang mencapai target yaitu Opini BPK atas laporan keuangan; Indeks

Page 82: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 71

kompetensi dan integritas SDM; dan Persentase ketersediaan sarana dan

prasarana untuk pelaksanaan tugas BSN sesuai dengan UU 20 tahun 2017.

Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 7.

SASARAN

STRATEGIS

7

Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan anggaran,

sumber daya manusia, tata kelola dan organisasi

yang profesional

Indikator 15. Opini BPK atas laporan keuangan

Indikator ini adalah indikator yang ditetapkan untuk mendukung

pencapaian reformasi birokrasi di lingkungan Sekretariat Utama BSN. Laporan

Keuangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan laporan yang

mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Satker Sekretariat Utama

BSN. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu

serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari

pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan

pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Badan Standardisasi

Nasional.

Pemeriksaan Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan

(BPK) bertujuan untuk memberikan kejelasan yang memadai bahwa laporan

keuangan telah disajikan dengan wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.

Pemeriksaan tersebut dapat menghasilkan opini yaitu Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP, Nilai capaian 100%), Wajar Dengan Pengecualian (WDP,

Nilai capaian 75%), Tidak Wajar (TW, Nilai Capaian 50%), Tidak Memberikan

Pendapat (TMP/Disclaimer, Nilai Capaian 25%).

BSN menetapkan target mendapatkan opini WTP untuk Laporan

Keuangan BSN tahun 2016 karena telah mendapatkan opini WTP atas Laporan

Keuangan sebanyak 7 (tujuh) kali secara berturut-turut sejak tahun 2009, yaitu

untuk Laporan Keuangan BSN tahun 2008 sampai dengan tahun 2015.

Laporan Keuangan BSN Tahun 2016 disusun berdasarkan data/laporan

keuangan satuan kerja BSN. Laporan Keuangan BSN tahun 2016 yang dinilai

pada tahun 2017 oleh auditor BPK mendapat opini WTP. Hal ini merupakan

peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu opini WDP pada tahun 2016.

Page 83: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 72

Tabel 4.25 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 15

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

15. Opini BPK atas

laporan

keuangan

Opini WTP WDP WTP WTP 100% WTP 100%

Tabel 4.26 Capaian Kinerja Pengelolaan Keuangan BSN tahun 2008-2017

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Opini BPK

atas

laporan

keuangan

WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WDP WTP

Gambar 4.16 Penghargaan WTP dari Menteri Keuangan

Indikator 16. Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada tahun 2017 ditargetkan

mendapat nilai 80 dari Kemenpan RB. Tapi sampai dengan laporan ini dibuat

nilai pelaksanaan RB tahun 2017 dari KemenPANRB belum dikeluarkan.

Page 84: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 73

Tabel 4.27 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 16

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

16. Tingkat

pelaksanaan

reformasi birokrasi

Nilai 68,29 71,79 80 71,79

(th 2016)

89,74% 90 79%

Apabila tingkat pelaksanaan RB dinilai dengan penilaian mandiri oleh

auditor yang dikoordinatori Inspektorat BSN, maka tingkat pelaksanaan RB 2017

sudah melampaui target dengan persentase capaian 103%, tetapi apabila

tingkat pelaksanaan RB tersebut dibandingkan dengan nilai pelaksanaan RB

oleh KemenPANRB pada tahun yang lalu maka nilainya tidak mencapai target

yaitu hanya mendapatkan nilai 71,79 atau dengan persentase capaian hanya

sebesar 89,74%.

Dibandingkan dengan capaian tahun 2016, maka tingkat pelaksanaan

RB pada tahun 2017 baik menggunakan PMPRB ataupun menggunakan nilai

pelaksanaan RB tahun yang lalu, maka terdapat peningkatan.

Page 85: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 74

B BB

CC

Tabel 4.28 Tingkat Pelaksanaan RB BSN Tahun 2017

No. Komponen Penilaian Nilai

Maksimal

2014 2015 2016

A Pengungkit

1. Manajemen Perubahan 5 70.78% 73.18% 73.00%

2. Penataan Peraturan

Perundangan

5 54.25% 54.25% 54.20%

3. Penataan dan Penguatan

Organisasi

6 64.06% 66.83% 64.00%

4. Penataan Tatalaksana 5 69.35% 75.20% 82.60%

5. Penataan Sistem Manaj SDM 15 49.44% 70.49% 88.33%

6. Penguatan Akuntabilitas 6 44.20% 64.91% 56.67%

7. Penguatan Pengawasan 12 42.55% 60.23% 44.92%

8. Peningkatan Pelayanan Publik 6 57.38% 58.76% 79.67%

Sub Total Komponen Pengungkit 60 53.63% 65.60% 68.55%

B Hasil

1. Kapasitas Dan Akuntabilitas

Kinerja Organisasi

20 63.44% 67.11% 65.20%

2. Pemerintah yang Bersih dan

Bebas KKN

10 30.00% 87.03% 90.00%

3. Kualitas Pelayanan Publik 10 63.50% 67.98% 77.30%

Sub Total Komponen Hasil 40 55.10% 72.31% 76.65%

Indeks Reformasi Birokrasi 100 54.22% 68.29% 71.79%

CC B BB

Gambar 4.17 Peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi 2014 - 2016

Page 86: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 75

Indikator 17. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN

Laporan Kinerja dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas,

transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang kinerja suatu instansi

pemerintah. Hasilnya dapat membantu pimpinan dan seluruh jajaran dalam

mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam menyusun

rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun

mendatang dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan

dapat dipertanggungjawabkan.

Tabel 4.29 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 17

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

17. Tingkat

akuntabilitas

kinerja BSN

Nilai 64,20 64,87

73 64,87

(th 2016)

88,86% 80 81,09%

Pada tahun 2017, BSN telah menyusun 1 (satu) dokumen Laporan Kinerja

BSN tahun 2016, 4 (empat) dokumen Laporan Kinerja unit Eselon I tahun 2016, 11

(sebelas) dokumen Laporan Kinerja unit Eselon II tahun 2016, dan 27 (dua puluh

tujuh) dokumen Laporan Kinerja unit Eselon III tahun 2016. Penyusunan Laporan

Kinerja unit Eselon III baru dilakukan pada tahun 2017.

Sampai Laporan Kinerja ini selesai disusun hasil evaluasi AKIP BSN Tahun

2017 belum keluar dari KemenPANRB, sehingga belum dapat dihitung capaian

indikator kinerja pada tahun 2017 dan belum dapat dibandingkan apakah

terjadi peningkatan/penurunan penerapan akuntabilitas kinerja dari tahun 2016

yang telah mendapatkan predikat “B” (skor 64,87).

Perkembangan hasil evaluasi AKIP BSN Tahun 2010-2016 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.30 Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP BSN Tahun 2010 – 2016

No. Komponen yang

Dinilai Bobot

Nilai Nilai

2010 2011 2012 2013 2014 Bobot 2015 2016

a. Perencanaan

Kinerja

35 18,65 19,75 19,69 23,04 24,18 30 19,92 21,37

b. Pengukuran Kinerja 20 10,33 10,50 10,50 11,35 11,25 25 15,80 16,13

c. Pelaporan Kinerja 15 9,25 8,88 9,36 9,63 9,78 15 10,28 10,36

Page 87: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 76

d. Evaluasi Kinerja 10 5,00 5,40 5,42 6,14 6,26 10 5,85 5,89

e. Capaian Kinerja 20 11,08 9,97 13,25 12,79 13,34 20 12,35 11,12

Nilai Hasil Evaluasi 100 54,31 54,50 58,21 62,95 63,81 100 64,20 64,87

Tingkat Akuntabilitas

Kinerja

CC CC CC CC CC B B

Gambar 4.18. Grafik Perkembangan Hasil Evaluasi AKIP BSN

Sebagai upaya perbaikan penerapan Akuntabilitas Kinerja pada Tahun

2018 akan terus dilakukan penyempurnaan terhadap Aplikasi Sistem Informasi

Perencanaan dan Pelaporan (SIPP) sebagai salah satu pendukung

pelaksanaan akuntabilitas kinerja BSN. Sedangkan untuk melihat sejauhmana

Laporan Kinerja Eselon I dan II telah mengungkapkan capaian kinerja yang

telah dihasilkan selama tahun 2017 akan dilakukan reviu Laporan Kinerja Eselon I

dan II oleh Inspektorat BSN secara bertahap.

Indikator 18. Indeks kompetensi dan integritas SDM

Tabel 4.31 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 18

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

18. Indeks

kompetensi dan

integritas SDM

Nilai - 97

>95 99 104,21% 97 102%

Penilaian indeks kompetensi dan integritas SDM menjadi sangat penting,

mengingat kualitas SDM yang direpresentasikan dari kompetensi dan

integritasnya sangat berperan penting dalam mencapai keberhasilan

Page 88: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 77

organisasi. Indeks kompetensi dan integritas SDM ini dinilai dari jumlah ASN BSN

yang memiliki nilai prestasi kerja lebih dari cukup tanpa ada unsur perilaku kerja

yg bernilai cukup. Nilai prestasi kerja dinilai berdasarkan penilaian SKP (Sasaran

Kinerja Pegawai) melalui aplikasi SIMPEG (http://simpeg.bsn.go.id/ ).

Dari total pegawai BSN yang nilai prestasi kerjanyanya ada unsur perilaku

yang dinilai cukup hanya terdapat 2 (dua) PNS. Jadi total capaian indeks

kompetensi dan integritas adalah 99% dari target 95%. Dengan demikian

capaian kinerja indikator ini tercapai 104,21% dari target, bahkan dibandingkan

target kinerja tahun 2019, realisasi ini telah dapat dipenuhi. Untuk perbaikan

kinerja indikator ini, perlu dievaluasi untuk mendapatkan indikator yang lebih

tajam sehingga didapatkan indikator yang lebih memberikan dampak/impact

yang lebih baik lagi bagi organisasi

Indikator 19. Nilai kepatuhan layanan publik

Tabel 4.32 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 19

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

19. Nilai kepatuhan

layanan publik

Nilai

(0-110)

64,25 104 105 104

(th 2016)

99% 106 98,11%

Ombusman pada tahun 2017 tidak melakukan penilaian kepatuhan

layanan publik pada K/L yang berada di zona hijau/baik berdasarkan hasil

penilaian nilai kepatuhan layanan publik pada tahun sebelumnya.

Sebagaimana hasil penilaian nilai kepatuhan layanan publik pada tahun

2016, BSN memperoleh nilai 104 BSN dinilai telah mematuhi ketentuan

Ombudsman RI sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Kepala

Ombudsman RI No 22 Tahun 2016 Tentang Penilaian Kepatuhan terhadap

Standar Pelayanan Publik.

Nilai Tingkat

Zona kepatuhan

0 - 55 rendah Merah

56 - 88 sedang Kuning

88-110 tinggi Hijau

Gambar 4.19 Zona Kepatuhan Layanan Publik

Page 89: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 78

Sesuai dengan surat Ombudsman RI Nomor 1540/ORI-SRT/XI/2016 perihal

Hasil Penilaian Kepatuhan Standar Pelayanan Publik dan Kompetnsi

Penyelenggaraan sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik. Ombudsman RI merekomendasikan agar BSN melakukan

1. Memberikan apresiasi (award) kepada pimpinan unit pelayanan publik yang

produk layananannya mendapatkan Zona Hijau dengan predikat Kepatuhan

Tinggi.

2. Menyelenggarakan program secara sistematis dan mandiri untuk

mempercepat implementasi standar pelayanan publik sesuai UU No. 25 Tahun

2009.

3. Memantau konsistensi dan peningkatan kepatuhan dalam pemenuhan

standar pelayanan publik. Setiap unit pelayanan wajib menyusun,

menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan publik sesuai UU No. 25

Tahun 2009.

4. Memerintahkan unit pelayanan publik terkait untuk meningkatkan

pemenuhan dan pelaksanaan standar pelayanan publik sesuai UU No. 25

Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Publik.

Dalam upaya meningkatkan nilai kepatuhan sesuai rekomendasi

tersebut, Inspektorat BSN tahun 2017 telah melakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

Koordinasi antar layanan untuk bersama-sama membuat informasi

yang dituangkan dalam sebuah banner dan mencantum

persyaratan layanan pada setiap layanan dan dipasang di LITE.

Memberikan apresiasi (award) kepada pimpinan unit pelayanan publik

yang produk layananannya mendapatkan Zona Hijau dengan predikat

Kepatuhan Tinggi.

Untuk meningkatkan/mempertahankan nilai kepatuhan layanan publik

di BSN, ke depan akan dilakukan pemantauan Berdasarkan kebijakan

Ombudsman RI terhadap K/L yang telah memenuhi kriteria nilai kepatuhan

tinggi (hijau), Inspektorat akan mengevaluasi IKU ini apakah akan tetap

dipertahankan atau direvisi.

Page 90: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 79

Gambar 4.20 Banner Unit Layanan Publik dan Penghargaan Unit Layanan Publik dengan Kepatuhan Tinggi

Gambar 4.21 Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Tinggi dari Ombudsman

Gambar 4.22 Hasil penilaian kepatuhan tahun 2016 oleh Ombudsman RI

Page 91: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 80

Indikator 20. Persentase ketersediaan sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan tugas BSN

Tabel 4.33 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 20

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

20. Persentase

ketersediaan

sarana prasarana

untuk

pelaksanaan

tugas BSN

% - 100 100 100 100% 100 100%

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya BSN sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014, sangat diperlukannya dukungan sarana

dan prasarana dalam kualitas dan kuantitas yang baik. Pada tahun 2017, BSN

telah mengalokasi anggaran sebesar Rp. 3.325.900.000 dengan target layanan

peralatan dan fasilitas kantor. Pencapaian realisasi anggaran penyediaan

sarana dan prasarana sebesar 99,79% dengan mengacu pada rencana

kebutuhan di tahun 2017 persentase ketersediaan sarana dan prasarana

sebesar 100% yang terdiri dari:

1. Kendaraan dinas Kepala BSN

2. Perangkat pengolahan data dan informasi diantaranya lisensi Ms. Office,

laptop dan mesin presensi.

3. Peralatan dan fasilitas perkantoran untuk kantor BSN maupun kantor layanan

teknis di Palembang dan Makassar diantaranya berupa sofa, meja, lemari,

kursi rapat, AC, TV, kulkas, dispenser, vacuum cleaner, credenza, workstation,

white board, wireless, printer, notebook, infocus, UPS, stabilizer dan switch

hub.

4. Fasilitas rumah dinas meliputi gorden, wallpaper, dapur dan aksesoris rumah

dinas.

Dari anggaran tersebut target penyediaan sarana dan prasarana

perkantoran sesuai kebutuhan telah mencapai realisasi sebanyak 423 unit atau

dengan pencapaian 100% meliputi 1 unit kendaraan dinas roda empat, 203 unit

perangkat pengolahan data dan informasi dan 223 unit peralatan fasilitas

perkantoran.

Page 92: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 81

Gambar 4.23 Sarana Prasarana Kantor Utama BSN dan KLT BSN

Indikator 21. Jumlah peraturan perundangan – undangan di

bidang SPK

Tabel 4.34 Target, Realisasi, dan Capaian IKU 21

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Capaian 2017 Rencana s.d 2019

2015 2016 Target Realisasi % Target % Capaian

21. Jumlah peraturan

perundangan –

undangan di

bidang SPK

dokumen 2 4 3 3 77% 25 36%

Tahun 2017 pencapaian sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas

produk hukum ada 1 (satu) indikator kinerja yang ditetapkan. Dan disatu

indikator tersebut ada 3 (tiga) target capaian yaitu ditetapkannya RPP tentang

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Rperpres tentang Organisasi dan Tata

Laksana Badan Standardisasi Nasional, Rpermenristekdikti tentang Kebijakan

Nasional Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Ketiga target capaian tersebut seharusnya menghasilkan PP tentang

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, Perpres tentang Organisasi dan Tata

Laksana Badan Standardisasi Nasional, dan selesainya Rancangan

Permenristekdikti tentang Kebijakan Nasional Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian.

Target tersebut tidak tercapai karena:

1. RPP tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian masih dalam proses

pemarafan di Menteri Koordinator bidang Perekonomian.

2. RPerpres tentang Badan Standardisasi Nasional masih dalam proses

penetapan Presiden

3. Rancangan Rpermen Ristek Dikti masih dibahas secara intensif di internal BSN.

Page 93: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 82

Target capaian 3 (tiga) dokumen sampai akhir tahun 2017 tiga dokumen

tersebut telah dapat disusun, namun masih terus dalam pembahasan dengan

kementerian PAN dan RB serta kementerian terkait. Secara dokumen, target

sudah dapat tercapai, namun secara kualitas belum tercapai 100% karena

masih dalam penyempurnaan.

Kendala dari pencapaian kualitas capaian ini dibandingkan Tahun 2016

sebelumnya capaian ini mengalami peningkatan. Oleh karena itu langkah

tindak lanjut yang akan dilakukan pada Tahun 2017 Bagian Hukum akan terus

berupaya:

a. Untuk percepatan terbitnya PP SSPKN , Bagian Hukum melakukan koordinasi

dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian terkait proses paraf RPP tentang Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian.

b. Untuk percepatan terbitnya Permen Ristekdikti, Bagian Hukum mengajukan

permohonan Lanjutan Rancangan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Tahun 2017 untuk dimasukan lagi dalam Program

Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi Tahun 2018.

c. Pembahasan di internal BSN untuk memperoleh kesepahaman substansi

Rpermen ristekdikti tentang Kebijakan Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian.

B. Realisasi Anggaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

881/MK.02/2016, BSN mendapatkan total pagu anggaran sebesar

Rp.184.522.097.000,-. Kemudian mengalami beberapa kali perubahan sehingga

anggaran BSN tahun 2017 terakhir menjadi Rp.165.504.554.000 ,- Penggunaan

anggaran tersebut untuk melaksanakan 2 program dengan rincian alokasi

anggaran sebagai berikut:

(1) Program Pengembangan Standardisasi Nasional sebesar Rp.73.437.329.000,-;

(2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN

sebesar Rp.92.067.225.000,-

Kedua program tersebut terbagi dalam 12 (dua belas) kegiatan dengan

pagu alokasi anggaran per kegiatan sebagaimana dirinci dalam tabel di

bawah. Realisasi Belanja Badan Standardisasi Nasional pada Tahun Anggaran

2017 adalah sebesar Rp.156.444.731.851,‐ atau 94,53% dari pagu anggaran

Badan Standardisasi Nasional sebesar Rp.165.504.554.000,‐. Rincian penyerapan

anggaran berdasarkan program dan kegiatan ditampilkan dalam Tabel 4.33.

Page 94: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 83

Tabel 4.35 Pagu dan Realisasi Anggaran BSN pada Tahun 2017

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 2017 REALISASI 2017

Rp %

084.01 Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN 92.067.225.000 84.946.338.429 92,97

3549 Peningkatan Pelayanan Hukum,

Organisasi dan Humas BSN 10.633.570.000 10.076.740.725 94,76

3550 Peningkatan Perencanaan, Keuangan

dan Tata Usaha BSN 80.291.455.000 73.886.426.614 92,02

3551 Peningkatan Penyelenggaraan

Pengawasan Internal BSN 1.142.200.000 983.171.090 86,08

084.06 Program Pengembangan Standardisasi

Nasional 73.437.329.000 71.498.393.422

97,36

3553 Pengembangan sistem standardisasi

dan penilaian kesesuaian 1.455.053.000 1.400.936.626 96,28

3554 Peningkatan Akreditasi Laboratorium

dan Lembaga Inspeksi 17.761.738.000 17.416.933.256 98.06

3555 Peningkatan Akreditasi Lembaga

Sertifikasi 6.337.307.000 6.201.032.140 97.85

3556 Peningkatan Informasi dan Dokumentasi

Standardisasi 8.227.943.000 7.847.375.953 95,37

3557 Kerjasama Standardisasi 6.069.666.000 5.971.478.615 98.38

3558 Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi 13.891.424.000 13.481.726.909 97,05

3559 Penelitian dan Pengembangan

Standardisasi 3.195.301.000 3.088.433.164 96.66

3560 Perumusan Standar 7.935.048.000 7.698.059.393 97,01

3561 Peningkatan Penerapan Standar 8.563.849.000 8.392.417.366 98.00

JUMLAH 165.504.554.000 156.444.731.851 94,53

Page 95: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 84

Gambar 4.24 Penghargaan Pelaksanaan Anggaran Terbaik 2017

Penyerapan kinerja BSN tahun 2017 berhasil mendapatkan penghargaan

peringkat ke-3 terbaik pelaksanaan anggaran untuk kategori pagu kecil (<2,5

M). Namun demikian, diharapkan kinerja penyerapan anggaran untuk tahun

yang akan datang dapat ditingkatkan menjadi lebih baik. Upaya-upaya yang

perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja penyerapan anggaran antara lain:

1. Pengembangan sistem aplikasi yang mendukung perencanaan keuangan

dan kegiatan, pengelolaan keuangan, dan monitoring pelaksanaan

kegiatan. Aplikasi tersebut yaitu SIPP (Sistem Informasi Penganggaran dan

Pelaporan) dan SIPAKAR (Sistem Informasi Pelaksanaan Kegiatan dan

Anggaran) yang diharapkan dapat mempermudah proses perencanaan,

pelaksanaan anggaran, pengelolaan keuangan, dan monitoring dan

evaluasi kinerja dan anggaran,

2. Peningkatan kompetensi SDM pengelola anggaran melalui pelatihan dan

workshop serta sosialisasi peraturan-peraturan tentang pengelolaan

keuangan dan anggaran,

3. Pengembangan SOP (standard operational procedures) di bidang

pengelolaan anggaran sebagai acuan bagi para pengelola anggaran

dalam melaksanakan kegiatan dan membelanjakan anggaran,

4. Peningkatan pengawasan internal yang dilakukan oleh APIP, untuk

memperkuat sistem pengendalian internal.

Page 96: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 85

BAB V

PENUTUP

Page 97: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 86

BAB V

PENUTUP

Laporan Kinerja BSN ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas

pencapaian pelaksanaan visi dan misi BSN menuju good governance dengan

mengacu pada Rencana Strategis tahun 2015-2019. Penyusunan Laporan

Kinerja BSN mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), dan Instruksi

Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Laporan Kinerja ini merupakan Laporan Kinerja BSN tahun ketiga pelaksanaan

RPJMN tahun 2015-2019.

Tantangan globalisasi menuntut daya saing yang tinggi agar mampu

memenangi persaingan tersebut. Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

diyakini dapat meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang

diharapkan mampu melindungi konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan

masyarakat lainnya untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun

pelestarian fungsi lingkungan hidup; membantu kelancaran perdagangan; dan

mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.

Sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung dalam

mengkoordinasikan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian di

Indonesia, BSN telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik. BSN telah

berhasil mengatasi tantangan tersebut, sehingga tugas yang diemban dapat

diselesaikan sesuai dengan harapan. Hal ini tampak pada pencapaian IKU

pada tahun 2017 secara umum sudah sesuai dengan target yang ditetapkan.

Pada tahun 2017, secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja BSN sebesar

99,63% dari 21 IKU. Sebanyak 13 IKU capaiannya telah melampaui target dan 8

IKU lainnya masih di bawah target. Delapan IKU yang belum mencapai target

tersebut adalah Persentase pertumbuhan ekspor Produk Unggulan Nasional

yang telah ber-SNI; Persentase pertumbuhan industri/organisasi yang

menerapkan SNI; Persentase produk bertanda SNI yang sesuai dengan

persyaratan SNI; Tingkat persepsi masyarakat terhadap produk ber-SNI; Tingkat

pelaksanaan Reformasi Birokrasi; Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN; Nilai

kepatuhan layanan publik; dan Jumlah peraturan perundang-undangan di

bidang SPK.

Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh BSN dalam upaya

memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan kedepan, antara lain:

Page 98: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 87

a) Meningkatkan sosialisasi di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian

terutama dalam hal sertifikasi SNI kepada masyarakat melalui berbagai

media publikasi, terutama yang berbasis Information Technology (IT).

b) Meningkatkan bimbingan untuk industri khususnya UMK di bidang

standardisasi dan penilaian kesesuaian dengan melibatkan pemerintah

daerah terkait dalam mendukung penyusunan SNI sesuai potensi/kebutuhan

daerah dan dapat mendukung penerapan SNI di UMK.

c) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara BSN dengan pihak-pihak

terkait dan sinergi dalam kegiatan penyusunan, penerapan, dan

pengawasan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia.

Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat

memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait

mengenai tugas fungsi BSN, sehingga dapat memberikan umpan balik guna

peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal Laporan Kinerja

ini harus memotivasi untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi dengan

memperhatikan perkembangan kebutuhan pemangku kepentingan, sehingga

BSN dapat semakin dirasakan keberadaannya oleh masyarakat dengan

pelayanan yang profesional.

Page 99: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 88

LAMPIRAN

Page 100: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 89

Page 101: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

Laporan Kinerja BSN tahun 2017 90

Page 102: LAPORAN KINERJA 2017 - BSN · Pernyataan Hasil Reviu Laporan Kinerja BSN 2017 vii Ringkasan Eksekutif viii BAB I ... Opini BPK atas laporan keuangan WTP (opini) WTP (opini) 100% Tingkat

LLAPORAN KINERJA 2017BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Badan Standardisasi Nasional

Gedung BPPT I Lt 9 - 14Jl. MH. Thamrin No.8,

Kebon Sirih, Jakarta PusatTelp +62 21 - 3927422 Fax +62 21 3927527

bsn_sni www.bsn.go.id Badan Standardisasi Nasional