Laporan Kerja Tanggal 2 - 8 Oktober 2016 1. PENDAHULUAN · Untuk mendukung peningkatan hubungan...
Transcript of Laporan Kerja Tanggal 2 - 8 Oktober 2016 1. PENDAHULUAN · Untuk mendukung peningkatan hubungan...
1
Laporan Kerja
Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Ekuador
Ke Quito
Tanggal 2 - 8 Oktober 2016
1. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Pengiriman Delegasi
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen adalah Alat Kelengkapan DPR RI (AKD)
yang memiliki tugas dalam lingkup diplomasi parlemen. Hal ini tertuang dalam Pasal 116
ayat (1) UU No 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) yang menetapkan tugas
BKSAP antara lain: ”membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan
persahabatan dan kerja sama antara DPR dan parlemen negara lain, baik secara bilateral
maupun multilateral termasuk organisasi internasional yang menghimpun parlemen
dan/atau anggota parlemen negara lain.”
Dalam pelaksanaan tugasnya, BKSAP membagi wilayah kerjanya menjadi tiga:
pelaksanaan tugas secara multilateral melalui organisasi internasional dan organisasi
regional, serta dalam hal pelaksanaan tugas secara bilateral melalui peningkatan
hubungan persahabatan dan kerja sama antarparlemen. Dalam konteks pelaksanaan tugas
secara bilateral, BKSAP dapat melakukan membentuk Grup Kerja Sama Bilateral
(GKSB) sebagaimana diatur dalam Pasal 76 ayat 1 (e) Peraturan DPR No 1/2014 tentang
Tata Tertib. Per September 2015, DPR RI telah memiliki 49 GKSB dengan Parlemen
negara sahabat salah satunya adalah GKSB DPR RI dengan Parlemen Ekuador (National
Assembly or Asamblea Nacional).
2
Untuk mendukung peningkatan hubungan bilateral, GKSB melakukan berbagai
kegiatan dalam kerangka bilateral termasuk dengan mengunjungi negara terkait. Pada
tanggal 3-6 Oktober 2016 GKSB Ekuador telah melakukan kunjungan kerja ke Republik
Ekuador.
Adapun dasar hukum pengiriman delegasi adalah Surat Keputusan Pimpinan
DPR RI Nomor: 131/PIMP/I/2016-2017 tanggal 26 September Perihal Penugasan
Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Kunjungan Grup Kerja
Sama Bilateral (GKSB) DPR RI – Parlemen Ekuador.
1.2. Susunan Delegasi
NO. N A M A KOMISI FRAKSI JABATAN
1. MASINTON PASARIBU, SH III PDIP
KETUA
DELEGASI
2. Drs. H. BISRI ROMLY, MM VIII PKB WAKIL KETUA
3. Ir. KETUT SUSTIAWAN XI PDI P ANGGOTA
4. BETTI SHADIQ PASADIGOE,
SE, Ak, MM IX PG
ANGGOTA
5. Hj. ENDANG MARIA ASTUTI,
S.Ag, SH.MH VIII PG
ANGGOTA
6. ELNINO M. HUSEIN MOHI, ST, M.Si I P. GERINDRA ANGGOTA
7. H. ANDI IWAN DARMAWAN
ARAS, SE V P. GERINDRA
ANGGOTA
8. KRESNA DEWANATA
PHROSAKH X P. NASDEM
ANGGOTA
Delegasi didampingi oleh:
1. N.A.A. Titie Budi S. (Sekretaris Delegasi)
2. Niswan (Sekretaris Delegasi)
3. Mochamad Ilyas (Tenaga Ahli BKSAP)
3
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan khusus kunjungan Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Ekuador
adalah:
1. Untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara Parlemen
Indonesia dengan Parlemen Ekuador, terutama untuk ikut berkontribusi dalam
mempromosikan hubungan kerjasama pemerintah kedua negara.
2. Menunjukkan komitmen penuh dukungan Parlemen Indonesia terkait kerjasama
bilateral antara kedua negara khususnya pada bidang kerjasama sosial dan budaya serta
pariwisata.
3. Untuk bertukar pandangan (sharing best practices) dengan Parlemen Ekuador terkait
tugas-tugas keparlemenan (legislasi, anggaran, dan pengawasan serta diplomasi
parlemen) dan isu-isu regional dan internasional terkini.
4. Untuk menjajaki lebih lanjut secara konkret peluang penguatan dan peningkatan
kerjasama di berbagai bidang dengan negara Ekuador, termasuk dalam bidang
ekonomi, perdagangan, investasi, pariwista hingga kerjasama pendidikan dan
kebudayaan
5. Untuk mempererat tali persahabatan serta mendorong upaya peningkatan hubungan
kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara secara lebih luas yakni
antar-parlemen, antar-pemerintah, antar-bisnis, dan antar-masyarakat.
1.4. Misi Delegasi
Misi delegasi GKSB DPR RI -Parlemen Ekuador ke Ekuador adalah:
1. Diperolehnya informasi mengenai langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan
kerjasama parlemen antar kedua negara
2. Dipahaminya perkembangan kondisi terkini dari situasi politik, ekonomi, dan sosial
budaya negara Ekuador yang akan menjadi bahan referensi bagi Indonesia dalam
meningkatkan kerjasama dengan negara Ekuador
4
3. Dicapainya kesepahaman antara kedua parlemen mengenai upaya pemanfaatan
bersama dari potensi dan peluang kerjasama kedua negara.
1.5. Persiapan Pelaksanaan Tugas/Kunjungan
1. Sebelum melakukan kunjungan kerja ke Ekuador, GKSB DPR RI –Parlemen Ekuador
telah melakukan rapat internal GKSB beberapa kali untuk merumuskan maksud dan
tujuan kunjungan, serta menentukan pihak-pihak yang akan ditemui selama delegasi
berada di Ekuador.
2. GKSB DPR RI - Parlemen Ekuador juga telah melakukan pertemuan dan
berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia
di Quito, Kedutaaan Besar Republik Ekuador di Jakarta untuk memperoleh masukan
teknis dan substantif agar kunjungan ke Ekuador berjalan lancar dan sesuai dengan
maksud/tujuan kunjungan.
5
II. ISI LAPORAN
Selama di Ekuador, Delegasi GKSB DPR RI mengadakan pertemuan bilateral dengan
sejumlah pemangku kepentingan di Ekuador yaitu: Pimpinan Secretary of Risks and Natural
Disasters, Dr. Mario Ruiz; Direktur Investasi, Kerjasama Nasional dan Internasional
Kementerian Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Sharian Lopez Cox; Penasehat Kantor
Kementerian Ministry of Hydrocarbons, Rocio Pesantes Moreira; Ketua Komisi
Pembangunan Ekonomi, Produksi dan Usaha Mikro Parlemen Ekuador, Ibu Ing. Soledad
Buendia; Ketua Komisi Kedaulatan, Integrasi, Hubungan Internasional dan Keamanan
Komprehensif Parlemen Ekuador, María Calle; Pertemuan dengan Duta Besar RI untuk
Republik Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono.
2.1. Pertemuan dengan Pimpinan Secretary of Risks and Natural Disasters,
Dr. Mario Ruiz, tanggal 4 Oktober 2016
Dalam pertemuan ini Dr. Mario Ruiz menyampaikan beberapa hal penting
antara lain:
• Memandang penting Indonesia sebagai negara yang berpengalaman dalam
penanangan bencana seperti tsunami dan banjir. Ekuador berkeinginan berlajar dari
Indonesia terkait evakuasi masyarakat yang tinggal di area rawan bencana dan
terkait penanganan lahar akibat bencana gunung bearapi.
• Ekuador memandang penting sosilisasi perihal bencana kepada masyarakat,
terutama terkait pengenalan mendalam masyarakat terhadap alam. Ekuador selalu
memonitor gejala-gejala bencana alam terutama gempa bumi. Sampai saat ini
gempa-gempa berskala kecil masih sering terjadi di Ekuador. Tercatat beberapa kali
gempa bumi dalam skala besar menimpa Ekuador di antaranya gempa bumi
Esmeraldas tahun 1906 dengan kekuatan 8,8 SR menewaskan sebanyak 1.000
orang. Pasalnya, seperti di Indonesia, Ekuador merupakan negara yang sedikitnya
masih memiliki sembilan gunung berapi yang masih aktif.
6
• Ekuador mendorong penyelesaian draf MoU terkait bencana antara kedua negara
yang masih menunggu counter draft dari pihak terkait di Indonesia yaitu Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam draf tersebut Ekuador
menekankan pentingnya kerjasama antarpakar dan tenaga ahli bidang bencana
antara kedua negara. Pada sisi lain, Ekuador mengusulkan agar kerjasama terkait
bencana tidak sebatas antarpemerintah pusat tetapi juga antarpemerintah daerah
dari kedua negara.
Ketua Delegasi GKSB Bapak Masinton Pasaribu menyampaikan beberapa
hal yaitu:
• Menyampaikan simpati dan duka masyarakat Indonesia kepada korban bencana
gempa yang menimpa Ekuador pada April 2016. Indonesia meyakini Bangsa
Ekuador dapat kembali bangkit dan menatap masa depan yang cerah.
• Menjelaskan bahwa Delegasi GKSB Parlemen Indonesia-Ekuador yang dibentuk
pada September 2015 sebagai bagian dari 49 GKSB dengan parlemen-parlemen
dari berbagai negara. Delegasi kami berasal dari pelbagai fraksi dan komisi, berasal
dari 34 provinsi.
• Menjelaskan bahwa GKSB dibentuk untuk mempromosikan hubungan
persahabatan dan kerja sama antar-parlemen kedua negara, demikian juga secara
luas untuk memperkuat hubungan bilateral kedua Negara pada semua bidang/sektor
(politik, ekonomi, sosial dan budaya dan lainnya). Delegasi GKSB mengharapkan
kunjungan ini dapat memperkuat dan memajukan hubungan baik kedua negara yang
secara formal sudah berlangsung sejak tahun 1980.
• Menggarisbawahi bahwa kedua negara merupakan negara yang termasuk ke dalam
area cincin api (ring of fire) Pasifik. Kedua negara memiliki potensi besar ancaman
bencana. Sebagai contoh bencana tsunami pada tahun 2004. Oleh sebab itu, DPR
RI dengan segala kewenangan yang dimilikinya, siap mendorong dan mendukung
pemerintah kedua negara untuk segera merealisasikan kerjasama bidang
pencegahan dan penanganan bencana. Diharapkan kerjasama tersebut dapat
berkesinambungan.
7
Selain itu, anggota Delegasi berperan aktif berdialog dalam pertemuan
tersebut dan menyampaikan beberapa hal yaitu:
• Delegasi menyepakati untuk mendorong pihak BNPB agar segera menuntaskan
draf MoU dengan Ekuador terkait penanganan bencana.
• Mendukung keinginan Ekuador untuk belajar dari Indonesia terkait penanganan
lahar. Secara singkat dijelaskan secara singkat bahwa Indonesia telah menerapkan
kanalisasi lahar sehingga tidak membahayakan.
Gambar1. Diskusi antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Dr. Mario Ruiz
8
Gambar 2. Pertukaran cinderamata antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Dr. Mario Ruiz
2.2. Pertemuan dengan Direktur Investasi, Kerjasama Nasional dan Internasional
Kementerian Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Ms. Sharian Lopez Cox,
tanggal 4 Oktober 2016
Dalam pertemuan ini Ketua Delegasi GKSB Bapak Masinton menyampaikan
beberapa hal yaitu:
• Menjelaskan bahwa Delegasi GKSB Parlemen Indonesia-Ekuador yang dibentuk
pada September 2015 sebagai bagian dari 49 GKSB dengan parlemen-parlemen
dari berbagai negara. Disampaikan juga bahwa GKSB dibentuk untuk
mempromosikan hubungan persahabatan dan kerjasama antar-parlemen kedua
negara serta secara luas untuk memperkuat hubungan bilateral kedua Negara
termasuk kerjasama sektor pertanian.
• Menekankan sektor pertanian yang harus dijadikan perhatian kedua negara yaitu:
budidaya bunga mawar, pisang, kakao dan kopi. Lebih jauh, kedua negara
diharapkan menjalin kerjasama yang meliputi perdagangan produk pertanian dan
9
penelitian, pertukaran ahli dan packaging produk pertanian sebagai bagian dari
implementasi (transfer teknologi). Ditekankan pula pentingnya ketahanan pangan.
• DPR RI mendukung adanya MoU antara Kementerian Pertanian RI dengan
Kementerian Pertanian Ekuador. DPR RI dengan segala kewenangan yang
dimilikinya terus mendorong dan mendukung pemerintah, pelaku usaha dan
institusi terkait, untuk terus meningkatkan kerjasama bidang pertanian dengan
pihak Ekuador
Selain itu, anggota delegasi yaitu Bapak Elnino M. Husein menggarisbawahi
bahwa pasar Indonesia yang sangat prospektif dengan sekitar 250 juta jiwa. Elnino
mengajak Ekuador sebagai mitra strategis Indonesia dalam mewujudkan kerjasama
Selatan-Selatan. Elnino juga mengharapkan kunjungan Menteri Pertanian Ekuador ke
Indonesia.
Sementara itu, Anggota delegasi yaitu Ibu Endang Maria menyinggung
bidang-bidang kerjasama apa yang diinginkan Ekuador dengan Indonesia. Terungkap
dalam diskusi tersebut bahwa Ekuador sangat berminat mempelajari sektor pertanian
kelapa sawit, manggis dan sertifikasi halal yang telah dilaksanakan di Indonesia.
Menanggapi pernyataan delegasi, Ms. Sharian Lopez Cox menyampaikan
beberapa hal penting, yaitu:
• Menekankan peminatan Ekuador dalam pertanian bidang kelapa sawit, manggis
dan sertifikasi halal karena keinginan Ekuador untuk mengekspor daging sapi ke
Indonesia. Sebagai catatan, Meksiko akan mengekspor sekitar 4.00.000 sapi ke
Indonesia.
• Menyambut baik keinginan Indonesia untuk bertukar pengetahun pada sektor
pertanian budidaya udang, pisang, bunga mawar dan buah naga putih Ekuador yang
memiliki zat antioksidan yang sangat tinggi dan lebih manis dibanding buah naga
merah yang ada di Indonesia.
• Ekuador melihat Indonesia memiliki keunggulan dalam pertanian bidang padi.
Ekuador mengajak Indonesia untuk menjadikan padi Ekuador lebih produktif dan
efektif.
10
Gambar 3. Diskusi antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Ms. Sharian L.C
Gambar 4. Pertukaran cinderamata antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Ms. Sharian L.C
11
2.3. Pertemuan dengan Penasehat Kantor Kementerian Ministry of Hydrocarbons,
Mr. Rocio Pesantes Moreira, tanggal 4 Oktober 2016
Adapun poin-poin penting dalam pertemuan tersebut, yaitu:
• DPR RI mendukung penuh kerjasama antara kedua negara dalam bidang energi.
Dalam kaitan tersebut, Bapak Elnino M. Husein menggarisbawahi bahwa Indonesia
sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia berkomitmen menjalin
kerjasama dengan negara manapun, termasuk dengan negara-negara sosialis di
Amerika Selatan.
• Kunjungan DPR ke Ekuador bertujuan untuk meyakinkan Ekuador terkait
kesungguhan dukungan penuh Parlemen Indonesia atas kerjasama Indonesia-
Ekuador. Merespon hal tersebut, Ekuador secara terbuka menyambut baik
kesungguhan tersebut. Rocio berjanji akan terus menjalin hubungan dengan Duta
Besar Republik Indonesia di Quito terkait detil kerjasama.
• Ekuador mengharapkan kunjungan Parlemen Indonesia dapat memotivasi pihak
Ekuador untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan Indonesia terutama pada
sektor energi. Diakui bahwa kerjasama sektor energi antara kedua negara belum
terealisasi.
• Pada pertemuan tersebut disampaikan pula bahwa Ekuador tidak mengelola sendiri
minyak mentahnya. Sebagian besar minyak mentah Ekuador diekspor ke Cina. Hal
lain lagi bahwa kedua negara diminta menuntaskan MoU dengan LEMIGAS terkait
penelitian bidang gas. Disampaikan juga kepada pihak Ekuador bahwa beberapa
badan penelitian Indonesia bidang minyak dan gas telah memiliki setifikasi secara
internasional.
12
Gambar 5. Diskusi antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Mr. Rocio Pesantes Moreira
Gambar 6. Pemberian cinderamata Delegasi GKSB DPR RI kepada Mr. Rocio P.M.
13
2.4. Pertemuan dengan Ketua Komisi Pembangunan Ekonomi, Produksi dan Usaha
Mikro Parlemen Ekuador, Mrs.Ing. Soledad Buendia, tanggal 5 Oktober 2016
Dalam pertemuan ini, Ketua Delegasi Bapak Masinton menyampaikan poin-
poin penting sebagai berikut:
• Menjelaskan bahwa Delegasi GKSB Parlemen Indonesia-Ekuador yang dibentuk
pada September 2015 sebagai bagian dari 49 GKSB dengan parlemen-parlemen
dari berbagai negara. Delegasi kami berasal dari pelbagai fraksi dan komisi, berasal
dari 34 provinsi. Disampaikan bahwa jumlah anggota DPR 560 orang dari 77 dapil.
• GKSB selain dengan Parlemen Ekuador telah menggelar pertemuan dengan
beberapa kementerian Ekuador. Diharapkan kerjasama parlemen kedua negara
berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian global. Digarisbawahi pula bahwa
parlemen kedua negara berperan aktif pada forum-forum parlemen seperti pada
APPF dan IPU.
• Meminta parlemen kedua negara dalam forum-forum tersebut saling mendukung
kedaulatan masing-masing negara. Disinggung pula bahwa sebelumnya parlemen
kedua negara pernah mengeluarkan joint statement yang diharapkan dapat menjadi
starting point peningkatan kerjasama yang lebih maju dalam konteks kerjasama
Selatan-Selatan.
• DPR RI berkomitmen memberikan dukungan atas bentuk kerjasama apapun yang
dilakukan oleh kedua negara dalam pelbagai sektor: politik, ekonomi, budaya,
turisme, dan lainnya.
• Disampaikan bahwa Indonesia dengan sekitar 250 juta jiwa merupakan negara yang
sangat majemuk namun dapat hidup damai dan rukun dengan Pancasila sebagai
pijakan bersama dalam bernegara dan berbangsa.
• Ditegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendorong tumbuhnya perdamaian
dunia dan demokrasi. Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai negara demokrasi
dengan multi partai (10 parpol) sejak tahun 1998.
14
• Indonesia terus berupaya memberdayakan perempuan pada sektor politik dan di
antara raihan-raihannya tercatat Indonesia pernah dipimpin presiden perempuan
dan 30% menteri pemerintahan sekarang dijabat perempuan.
Anggota Delegasi yaitu Ibu Betti Shadiq menyatakan mengapresiasi peran
sangat signifikan di Parlemen Ekuador. Disampaikan pula bahwa di Indonesia ada
ketentuan agar menyertakan sedikitnya 30% dari perempuan sebagai kandidat anggota
parlemen. Kendati demikian tingkat keterpilihan perempuan tercatat pada kisaran 1-
1,5% saja.
Selanjutnya Bapak Kresna menyinggung kerjasama turisme yang belum
maksimal. Disampaikan bahwa satu juta wisatawan Ekuador yang melancong ke luar
negeri setiap tahunnya tercatat hanya 779 yang ke Indonesia. Dalam kaitan tersebut,
DPR mendorong peningkatan kerjasama konkrit turisme antara Indonesia-Ekuador
terutama dalam konteks B to B. Indonesia menargetkan 20 juta wisatawan pada tahun
2020.
Kemudian Bapak Elnino menegaskan bahwa sejatinya hambatan geografis
tidak lagi sebagai alasan lemahnya kerjasama kedua negara. Kedua belah pihak dapat
memanfaatkan ICT untuk meningkatkan kerjasama. Disampaikan bahwa Indonesia
yang sudah terintegrasi dengan ASEAN dengan populasi sekitar 600 juta jiwa (hamper
setengahnya penduduk Indonesia) merupakan pasar yang sangat potensial. Pada kaitan
tersebut, kerjasama antar-Regional (ASEAN-Amerika Latin) sangat penting
dikembangkan melalui kerjasama bilateral kedua negara mengingat Indonesia-
Ekuador merupakan pemain penting di masing-masing kawasan. Elnino juga
menekankan pentingnya kerjasama kedua parlemen dalam mendukung kerjasama
bidang sains dan penjagaan kedaulatan masing-masing.
Selanjutnya, Ibu Endang menilai bahwa implementasi pemberdayaan
perempuan di Ekuador terlaksana sangat baik. Sebaliknya, posisi tawar perempuan
secara social di Indonesia masih dinilai lemah kendati sudah ada ketentuan 30%
keterwakilan kaum perempuan untuk kandidat anggota parlemen. Ia menambahkan
bahwa tugas perempuan sangat berat terutama sebagai ibu rumah tangga yang kurang
15
mendapatkan apresiasi. Dalam kaitan tersebut, DPR terus mendorong penguatan peran
perempuan.
Pada pertemuan ini, Mrs.Soledad menyampaikan poin-poin sebagai berikut:
• Mengapresiasi inisiatif kunjungan GKSB DPR RI dan menyebut Indonesia sebagai
negara sahabat serta sangat senang menerima masukan-masukan dan pengalaman-
pengalaman Indonesia. Ia mendorong Indonesia untuk berinvestasi di Ekuador.
• Sangat terkesan dengan Indonesia terutama beberapa destinasi wisatanya seperti
Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Bahkan ia berjanji akan terus mempromosikan
destinasi-destinasi wisata Indonesia dan kekhasan budayanya seperti ragam kuliner
dan batik.
• Terkait pemberdayaan perempuan di Ekuador ia menjelaskan bahwa secara hukum
pemberdayaan perempuan di Ekuador sangat kuat. Dijelaskan bahwa ketentuan di
Ekuador menetapkan minimal 50% keterwakilan perempuan dalam proses pileg.
Tercatat sekitar 42% anggota parlemen di setiap parpol Ekuador berasal dari
kalangan perempuan. Walhasil, pimpinan Parlemen dan beberapa komisinya
dijabat perempuan.
• Ketentuan di Ekuador juga memberikan beberapa jaminan social bagi perempuan
antara lain asuransi kesehatan, tunjangan khusus perempuan per bulan, kesempatan
belajar, bersosialisasi, tersedia tempat penitipan anak secara gratis, perhatian
terhadap ibu-ibu hamil, perhatian khusus terhadap anak-anak pada usia 1-3 tahun.
Tercatat 1,9 juta perempuan Ekuador berhasil keluar dari garis kemiskinan.
• Kemudian juga dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Parlemen
Ekuador.
Gambar 7. Diskusi antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Mrs. Soledad
16
Gambar 8. Diskusi antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Mrs. Soledad
Gambar 8. Pemberian cinderamata antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Mrs. Soledad
17
2.5. Pertemuan dengan Ketua Komisi Kedaulatan, Integrasi, Hubungan
Internasional dan Keamanan Komprehensif Parlemen Ekuador, Mrs. María
Calle, tanggal 5 Oktober 2016
Dalam pertemuan ini, Ketua Delegasi Bapak Masinton menyampaikan poin-
poin penting, sebagai berikut:
• Menjelaskan bahwa Delegasi GKSB Parlemen Indonesia-Ekuador yang dibentuk
pada September 2015 sebagai bagian dari 49 GKSB dengan parlemen-parlemen
dari berbagai negara. Delegasi kami berasal dari pelbagai fraksi dan komisi.
Disampaikan bahwa jumlah anggota DPR 560 orang dari 77 dapil, 34 provinsi, yang
mewakili sekitar 250 juta jiwa (sebagai negara dengan populasi terbesar keempat
di dunia), dengan keragaman budaya, Bahasa dan agama dan Pancasila sebagai
dasar negara yang memiliki prinsip Bhineka Tunggal Ika.
18
• Mengharapkan kerjasama parlemen kedua negara dapat memperkuat peran
diplomasi masing-masing negara. Dalam kaitan tersebut, disinggung pula bahwa
sebelumnya parlemen kedua negara pernah mengeluarkan joint statement yang
diharapkan dapat menjadi starting point peningkatan kerjasama yang lebih maju.
• Mengapresiasi posisi parlemen kedua negara dalam pelbagai forum keparlemanan
yang selalu mendukung keutuhan kedaulatan masing-masing negara. Selain itu,
diharapkan kedua parlemen dapat mendorong khusus pemerintah kedua negara
untuk terus meningkatkan kerjasama dan berkontribusi dalam menciptakan
ketertiban dan perdamaian dunia.
• Ditegaskan posisi dasar kebijakan luar negeri Indonesia bahwa sejak tahun 1955
terus mendorong kemerdekaan semua bangsa, menjaga kedaulatannya, dan
menolak keras intervensi asing. Dalam kaitan tersebut, kerjasama parlemen
Indonesia-Ekuador menekankan pada dukungan penjagaaan kedaulatan kedua
negara.
• Disampaikan bahwa Islam di Indonesia sangat toleran dengan Pancasila sebagai
dasar berbangsa dan bernegara. Indonesia merupakan negara demokrasi yang
menganut system multi partai.
Selanjutnya, Bapak Elnino menegaskan bahwa DPR mendukung penuh
semua bentuk kerjasama dengan Ekuador. Ia menegaskan pentingnya diplomasi
parlemen selain diplomasi pemerintah. Disampaikan bahwa dengan teknologi ICT
hubungan kerjasama kedua negara tidak boleh terhambat lantaran factor geografis.
Kedua negara juga diharapkan menjadi pemain penting kerjasama antarkawasan. Di
sisi lain Bapak Elnino secara definitif mengharapkan kerjasama bidang sepakbola
antara kedua negara.
Adapun beberapa poin yang disampaikan Mrs. Maria Calle adalah:
• Bangga atas kunjungan Delegasi DPR RI ke Ekuador mengingat Indonesia sebagai
negara berpenduduk besar dengan kekayaan alam melimpah. Diharapkan melalui
kunjungan tersebut dapat meningkat hubungan kerjasama kedua negara terutama
19
hubungan dagang. Disampaikan bahwa produk-produk unggulan Ekuador adalah
coklat, pisang, bunga mawar/ros, dan udang.
• Menilai kedua negara memiliki kesamaan tipikal secara geografis yang meliputi
pegunungan, pantai, hutan, dan kepulauan. Ditegaskan bahwa Ekuador
menempatkan pelestarian lingkungan sebagai pijakan utama dalam mengelola
kekayaan alamnya.
• Kedua negara juga menghadapi tantangan yang sama terkait jumlah warga negara
masing-masing negara yang beremigrasi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan.
Tercatat sejak tahun 2000 sekitar seperempat warga Ekuador bekerja di luar negeri.
• Ekuador sangat tertarik bekerjasama dengan Indonesia terutama terkait teknologi
yang dimiliki Indonesia.
• Pada Februari 2017 mendatang Ekuador akan menggelar Pemilihan Legislatif
(Pileg). Terkait hal tersebut, Parlemen Indonesia dipersilahkan untuk melihat
langsung proses pesta demokrasi di Ekuador.
• Parlemen Ekuador berkomitmen penuh mendukung kerjasama apapun yang
dilakukan dengan Indonesia. Dalam kaitan tersebut, Parlemen Ekuador meminta
hubungan kerjasama lebih erat dengan Parlemen Indonesia dalam forum-forum
keparlemenan seperti di IPU. Dalam kesempatan tersebut Delegasi Indonesia
mendukung penuh draf resolusi yang diajukan Parlemen Ekuador di IPU terkait
perdamaian dunia.
• Kedua parlemen diharapkan saling memberikan dukungan atas kedaulatan negara
masing-masing. Ditegaskan pula pentingnya menjaga kedaulatan pangan, energy,
dan budaya demi generasi masa depan.
• Ekuador terus melancarkan perang antinarkotika termasuk control sangat ketat atas
pelarangan penanaman ganja. Dalam kaitan tersebut, 98% mereka yang tidak mau
terlibat dalam urusan narkoba di Kolombia meminta suaka ke Ekuador.
Gambar 9. Diskusi antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Mrs. Maria C.
20
Gambar 10. Pemberian cinderamata antara Delegasi GKSB DPR RI dengan Mrs. María C.
21
2.6. Pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Republik Ekuador, Diennaryati
Tjokrosuprihatono dan Masyarakat Indonesia di Ekuador, tanggal 5 Oktober
2016
Delegasi GKSB saat kunjungan ke Ekuador menggelar pertemuan dengan
Duta Besar Republik Indonesia dan masyarakat Indonesia di Quito, Ekuador.
Dalam kesempatan tersebut Ibu Diennaryati Tjokrosuprihatono selaku Duta
Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik
Ekuador dan jajaran menyambut kedatangan dan menyanpaikan ucapan selamat
datang kepada rombongan delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Republik Ekuador di
KBRI Quito.
Dubes RI untuk Ekuador menyampaikan poin-poin kunci terkait hubungan
bilateral dan kerjasama Indonesia-Ekuador yaitu:
• Disampaikan bahwa produk unggulan Ekuador yaitu pisang, singkong,
minyak/energi, bunga ros, budidaya udang, gula berbahan baku daun stevia.
Beberapa peneliti LIPI telah berkunjung ke Ekuador melakukan studi daun stevia
yang bisa menghasilkan gula yang berkualitas dan aman bagi kesehatan terutama
penyakit gula (diabetes).
• Beberapa sektor swasta yang telah menjajaki pasar Ekuador yaitu Indofood dan
Sinar Mas. Demikian juga LEMIGAS telah memiliki draft MoU dengan Ekuador
terkait kerjasama bidang energi dan gas. Demikian pula PT Timah melihat bahwa
potensi tambang emas dan timah di Ekuador merupakan peluang yang cukup
potensial mengingat Ekuador baru menggalinya sekitar 5%.
• Menekankan kerjasama wisata bahari antara kedua negara.
Selanjutnya, Duta Besar Diennaryati memberi apresiasi kepada delegasi
GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador yang bertujuan mempererat hubungan bilateral
antara Republik Indonesia dengan- Republik Ekuador.
22
Ketua Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador, Bapak Masinton dalam
sambutannya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Duta Besar
Diennaryati dan jajaran KBRI yang telah memfasilitasi dan membantu
terselenggaranya pertemuan delegasi GKSB DPR RI dengan beberapa pihak di Quito
Selanjutnya, Ketua Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador memperkenalkan
delegasi satu persatu.
Dalam sambutannya, Ketua Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador,
Bapak Masinton menginformasikan bahwa pada 2015 DPR RI telah membentuk dan
meresmikan Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI dengan 49 parlemen negara sahabat
termasuk dengan Parlemen Ekuador. GKSB ini diharapkan jadi focal point khususnya
dalam peningkatan hubungan bilateral antara DPR RI dengan parlemen negara
sahabat, dan secara umum diharapkan berkontribusi dalam mempromosikan hubungan
bilateral baik itu Government to Government, Business to Business, ataupun
Parliament to Parliament, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, atau
bidang-bidang strategis lainnya.
Ketua Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador memaparkan maksud dan
tujuan kunjungan delegasi GKSB DPR RI ke Quito. Maksud dan tujuan yang pertama
adalah untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara DPR RI dan Parlemen
Ekuador. Sejalan dengan visi DPR yang ingin membangun parlemen modern dengan
penguatan fungsi lembaganya, GKSB dapat mengolah beragam informasi yang ada di
Parlemen Ekuador untuk penguatan kelembagaan.
Ia melanjutkan kunjungan GKSB DPR RI ke Quito adalah juga untuk
memperbarui komitmen Indonesia terhadap penguatan dan peningkatan kerja sama di
berbagai bidang. Kunjungan GKSB ini juga mempererat hubungan diplomatik kedua
negara melalui jalur diplomasi parliament-to-parliament.
Menurut Ketua Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador, kunjungan
GKSB DPR RI-Parlemen Ekuador untuk menjajaki lebih lanjut secara konkret peluang
penguatan dan peningkatan kerja sama di berbagai bidang dengan Ekuador, termasuk
dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, hingga kerja sama
pendidikan dan kebudayaan.
23
Selain hal-hal di atas, kunjungan GKSB adalah untuk bertukar pandangan (sharing
best practices) dengan Parlemen Ekuador terkait tugas-tugas keparlemenan, yakni:
legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Dalam penutup kata sambutannya, Bapak Masinton mengucapkan apresiasi dan
terima kasih kepada Duta Besar dan seluruh jajaran KBRI yang banyak membantu GKSB
DPR RI selama di Quito.
Gambar 11. Foto Bersama antara Delegasi dengan jajaran KBRI Ekuador
24
25
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. Kesimpulan
Kunjungan GKSB Ekuador ke Quito Ekuador berlangsung lancar dan sangat positif.
Pihak Ekuador menyambut baik kedatangan Delegasi Indonesia dan sangat antusias
dalam setiap sesi pertemuan. Beberepa poin penting yang dapat disimpulkan adalah:
• Kedua pihak sepakat bahwa parlemen memainkan peran strategis dalam
meningkatkan jalinan persahabatan dan kerjasama antara kedua negara.
• Kedua belah sepakat bahwa saling kunjung antara kedua parlemen memainkan
peran sangat penting dalam mempromosikan hubungan antarparlemen kedua
negara. Kedua parlemen sepakat menjalin kerjasama lebih erat di forum-forum
keparlemenan seperti di APPF dan IPU.
• Kedua pihak sepakat bahwa peluang kerjasama dalam bidang ekonomi, investasi,
perdagangan, pertanian, pendidikan, dan pariwisata sangat terbuka luas dan masih
harus dieksplorasi demi kemajuan dan manfaat yang saling menguntungkan bagi
kedua negara, terlebih kedua negara diikat oleh banyak kesamaan antara lain
kesamaan geografis. Bidang-bidang yang harus mendapatkan perhatian antara lain:
minyak kelapa sawit, sertifikasi halal, manggis, energi/gas, pisang, ros/mawar,
coklat, dan udang.
• Kedua belah pihak sepakat untuk menyampaikan hasil-hasil pembicaraan ke
lembaga-lembaga terkait di masing-masing negara, termasuk pemerintah dan
pelaku usaha sebagai tindak lanjut dari pembicaraan-pembicaraan tersebut.
26
3.2. Rekomendasi
Dari hasil kunjungan Delegasi GKSB Ekuador ke Ekuador, beberapa hal penting untuk
ditindaklanjuti antara lain:
• Mengingat bahwa isu kerjasama yang dibicarakan di Ekuador adalah hal yang
bersifat strategis bagi kepentingan kedua negara, maka hendaknya pembicaraan
tersebut tidak berhenti pada kunjungan bilateral GKSB saja. Hendaknya
pembicaraan tersebut ditindaklanjuti dan direalisasikan ke arah yang lebih konkrit
melalui koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga yang terkait seperti
Kementerian Pertanian, ESDM, BNPB, Kementerian Perdagangan, pelaku-pelaku
usaha/bisnis terutama yang bergerak di sector agrikultur dan energy.
• Mengingat bahwa kunjungan delegasi GKSB DPR RI hanyalah suatu awal, maka
disarankan agar ada kunjungan lain yang bersifat kontinu dan berkelanjutan demi
membahas aspek implementasi kerjasama yang lebih praktis. Kunjungan tersebut
harus bersifat dua arah yaitu dari Ekuador ke Indonesia maupun sebaliknya. Dalam
kaitan ini, agar DPR RI segera mendorong pihak-pihak relevan untuk membahas
kerjasama di bidang-bidang kerjasama tersebut di atas.
IV. PENUTUP
4.1. Ucapan Terima kasih
Delegasi GKSB DPR RI Ekuador mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan
dari semua pihak selama Delegasi melaksanakan tugas sehingga kunjungan kerja tersebut dapat
berjalan dengan baik dan lancar serta delegasi dapat tiba di tanah air dengan selamat, ucapan
terimakasih tersebut kami tujukan terutama kepada:
1. Kedutaan Besar R.I. untuk Ekuador di Quito;
2. Kedutaan Besar Ekuador untuk Indonesia di Jakarta
3. Parlemen Ekuador;
27
4. Pihak-pihak yang ditemui di Ekuador.
4.2 Kata Penutup
Demikian laporan hasil kunjungan GKSB DPR RI ke Ekuador ini disampaikan. Melalui
kunjungan ini diharapkan untuk dapat dikembangkannya kerjasama yang lebih dan saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak pada masa yang akan datang, serta lebih mengefektifkan
pertemuan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dalam menghadapi isu – isu global
maupun regional sehingga hubungan bilateral antara kedua negara akan senantiasa langgeng dan
terbina dengan baik.
Jakarta, 2 November 2016
Ketua GKSB Ekuador,
Bapak. Masinton Pasaribu
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN