Laporan Kerja Praktek Uthy

85
Laporan Kerja Praktek PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK 1. UJI FUNGSI HATI a. SGOT Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) atau Aspartat Amino Transferase / Aspartat Transaminase (AST / ASAT) adalah enzim yang banyak terdapat di sel miokard dan hati serta dalam jumlah kecil di muskuloskeletal, ginjal, pankreas, otak dan eritrosit. Tes GOT adalah tes untuk menetapkan kadar GOT darah dengan menggunakan alat automatik. Tujuan: - Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung. - Memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik. Prosedur: 1. PRA ANALITIK 1.1 Persiapan Pasien : Hindari zat atau obat yang mempengaruhi kadar protein total. Hindari latihan fisik yang berat sebelum pengambilan sampel.

description

laporan Praktek

Transcript of Laporan Kerja Praktek Uthy

Laporan Kerja PraktekPEMERIKSAAN KIMIA KLINIK1. UJI FUNGSI HATIa. SGOTGlutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) atau Aspartat Amino Transferase / Aspartat Transaminase (AST / ASAT) adalah enzim yang banyak terdapat di sel miokard dan hati serta dalam jumlah kecil di muskuloskeletal, ginjal, pankreas, otak dan eritrosit.Tes GOT adalah tes untuk menetapkan kadar GOT darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan: Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung. Memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik.Prosedur:

1. PRA ANALITIK1.1 Persiapan Pasien : Hindari zat atau obat yang mempengaruhi kadar protein total. Hindari latihan fisik yang berat sebelum pengambilan sampel. Hindari obat atau zat yang dapat mempengaruhi kadar GOT misalnya salisilat dan alkohol.1.2 Persiapan Sampel : Hindari hemolisis1.3 Alat dan Bahan: Alat autoanalyzer Pentra 400, pipet voumetrik, tabung sampel Bahan:Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTAReagensiaR1: TRIS pH 7.8 110 mmol/l L-Aspartat 340 mmol/l MDH(malate dehydrogenase) 900 mmol/l LDH( lactate dehydrogenase 900 mmol/l Sodium Azide < 1 g/l2. ANALITIK3.1 Cara Kerja :a. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan.b. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik.c. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasiend. Letakkan cup sampel pada rak sampele. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add Newf. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OKg. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. h. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis.i. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print out3.2 Nilai Rujukan :6 30 U / I

3. PASCA ANALITIKInterpretasi :Meninggi sekali pada kerusakan sel fase akut penyakit misalnya : > 20 x pada virus hepatitis akut, trauma otot, post operasi, kerusakan hati karena obat. 10 20 x pada infark miokard akut, mononukleus infeksiosa dan sirosis karena alkohol. 5 10 x pada dermatomyositis dan sirosis hepatis kronik. 2 5 x pada anemia hemolitik, metastase Ca hepatis, pankreatitis akut dan perlemakan hati.5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

b. SGPTGlutamat piruvat Transaminase (GPT) atau Alanin Amino Transferase / Alanin Transaminase (ALT / ALAT) adalah enzim yang banyak terdapat di sitoplasma sel hati dan sedikit di sel ginjal,sel jantung dan otot skelet. Tes GPT adalah tes untuk menetapkan kadar GPT darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan: Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati Memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik.Prosedur:1. PRA ANALITIK1.1 Persiapan Pasien : Hindari zat atau obat yang mempengaruhi kadar protein total. Hindari latihan fisik yang berat sebelum pengambilan sampel. Hindari obat atau zat yang dapat mempengaruhi kadar GOT misalnya salisilat dan alkohol.1.2 Persiapan Sampel : Hindari hemolisis1.3 Alat dan Bahan: Alat autoanalyzer Pentra 400, pipet voumetrik, tabung sampel Bahan:Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTAReagensiaR1: TRIS pH 7.8 110 mmol/l L-Alanin 340 mmol/l MDH(malate dehydrogenase) 900 mmol/l LDH( lactate dehydrogenase 900 mmol/l Sodium Azide < 1 g/l2. ANALITIK3.2 Cara Kerja :j. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan.k. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik.l. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasienm. Letakkan cup sampel pada rak sampeln. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add Newo. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OKp. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. q. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis.r. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print out3.3 Nilai Rujukan :7 32 U / I

3. PASCA ANALITIKInterpretasi :Meninggi sekali pada kerusakan sel fase akut penyakit misalnya : 20 - 50 x pada virus hepatitis atau karena obat 10 - 20 x pada hepatitis kronist, mononukleus infeksiosakolestasis atau kolesistitis dan pada penyembuhan hepatitis. 60 thn: 3,4 4,8 g/dlAnak 4 hari 14 thn: 3,8 5,4 g/dl 14 18 thn: 3,2 4,5 g/dl Bayi baru lahir 0 4 hari: 2,8 _ 4,4 g/dl Interpretasi: Albumin meningkat pada: dehidrasi, multipel mieloma. Albumin menurun pada: Penyakit hati, ginjal, darah, keganasan, malnutrisi, AIDS, penyakit kolagen, inflamasi gastrointestinal, hipertiroid, diare kronik (Colitis ulseratif, Crohn,s desease).

e. ALPAlkali Fosfatase atau Alkaline Phosphatase (ALP) adalah enzim yang dijumpai dalam konsentrasi yang tinggi di sel jaringan hepatobilier, tulang, usus dan plasenta. Sel kanker tertentu juga memproduksi enzim ini. Selain itu ALP dijumpai juga di ginjal, glandula mama yang laktasi, dan sel granulosit.Tes ALP adalah tes untuk menetapkan kadar ALP darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Mengetahui adanya: penyakit hepatobilier: kolestasis / obstruksi, tumor, batu atau abses. penyakit tulang dengan aktivitas osteoblastik atau respon terapi vitamin D pada riketsia. proses keganasan (metastasis ke hati). Prosedur:4. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 5. PRA ANALITIK2.1 Persiapan Pasien : Puasa minimal 8 jam untuk menyingkirkan peningkatan kadar ALP karena makanan. Hindari obat yang dapat mempengaruhi kadar ALP misalnya Allopurinol yang meningkatkan dan Propanolol yang menurunkan kadar ALP. 2.2 Persiapan Sampel : Hindari sampel yang keruh, ikterik, dan hemolisis. Sampel hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah pengambilan karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri atau disimpan didalam lemari pendingin.

2.3 Alat dan Bahan: Alat autoanalyzer Pentra 400, pipet voumetrik, tabung sampel Bahan:Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA

Reagensia: R1. : 2-Amino-2-methyl-1-propanol pH 10,4 440 mmol/l Magnesium klorida 2,0 mmol/l Zinc sulphate 1,25 mmol/l HEDTA 2,5 mmol/lSodium Azide < 1 g/l R2. : p-Nitrophenyl phosphate 80 mmol/l Sodium Azide < 1 g/l

Kalibrator: ABX Pentra MultiCalKontrol: ABX Pentra N Control ABX Pentra P Control

6. ANALITIKs. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan.t. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik.u. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasienv. Letakkan cup sampel pada rak sampelw. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add Newx. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OKy. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. z. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis.aa. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print outNilai Rujukan : Nilai rujuk pada Pentra 400 ( suhu 37oC )(10)UmurKadar ALP (U/L)

PerempuanLaki-laki

1-30 hari1 bln-1 thn1-3 thn4-6 thn7-9 tahn10-12 thn 13-15 thn16-18 thn20-50 thn>60 thn48 406124 341108 31796 29769 32551 33250 16247 11942-9853-14175 31982 383104 34593 30986 31542 36274 39052 17153-12856-119

7. PASCA ANALITIK Interpretasi : Peningkatan tegas (5 kali atau lebih dari nilai rujukan ): - Kehamilan lanjut- Osteitis deformans - Obstruksi traktus biliaris- Sarkoma osteogenik - Atresia biliaris - Hiperparatiroid (primer atau sekunder) - Sirosis - Pagets disease Peningkatan sedang (3 5 kali nilai rujukan ): - Penyakit hati granulomatosa atau infiltratif - Mononukleosis infeksiosa- Obstruksi duktus ekstrahepatik- Metastasis tumor ke tulang.- Penyakit metaboliktulang:- Hepatitis virus sebelum Rickets, Osteomalasia peningkatan bilirubin Peningkatan ringan (sampai dengan 3 kali nilai rujukan ): - Hepatitis virus- Awal kehamilan (banyak isoenzim plasenta) - Hepatitis kronik aktif - Anak dalam masa pertumbuhan. - Sirosis (alkoholik) - Konsumsi Vitamin D dosis tinggi. - Masa penyembuhan fraktur. - Penyakit jantung kongestif. Penurunan ALP dapat terjadi pada: - Kretinisme - Akondroplasia - Retardasi pertumbuhan sekunder - Hipofosfatasia - Scurvy- Defisiensi protein dan magnesium6. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

f. BILIRUBIN DIREKBilirubin adalah produk utama katabolisma hemoglobin. Ada dua bentuk bilirubin serum yaitu bilirubin terkonyugasi (bilirubin direk) yang larut dalam air dan bilirubin tak terkonyugasi (bilirubin indirek) yang tidak larut dalam air.Tes bilirubin adalah tes untuk menetapkan kadar bilirubin darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan: Mengevaluasi fungsi hepatobilier (gangguan ekskresi fungsi hati) dan eritropoetik. Diagnosis banding ikterus dan memantau progresivitasnya. Diagnosis banding obstruksi bilier (bilirubin direk) dan anemia hemolitik (bilirubin indirek).Prosedur:

8. PRAANALITIK1.1 Persiapan Pasien: Puasa, tetapi puasa yang terlalu lama dapat meningkatkan kadar bilirubin serum (1,3 kali setelah puasa 24 jam dan 2,2 kali setelah puasa 48 jam).1.2 Persiapan Sampel: Hindari hemolisis dan cahaya matahari langsung. Tes dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah pengambilan sampel. 1.3 Alat dan Bahan: Alat automatik Pentra 400, pipet volumetrik 500 l,cup sampel, rak sampel, kuvet. Bahan:Sampel: serum, plasma heparin.Reagensia: ABX Pentra Bilirubin, Direct CP siap pakai R1: EDTA-Na2 0.1 mmol/LNaCl 150 mmol/LSulfamic Acid 100 mmol/LR2 :2,4- Diclorophenyl-Diazonium salt 0.5 mmol/LHCL 900 mmol/L EDTA-Na2 0.13 mmol/L

2. ANALITIK2.1 Cara kerja:- Tekan On/Off, periksa washer, rinse, rak kuvet, reagen dan lakukan control sebelum alat digunakan, setelah selesai, alat siap dioperasikan.- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l. Masukkan kedalam cup sample. Beri label sesuai identitas pasien.- Letakkan cup sample pada rak sample.- Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New(+)- Isi data pasien pilih tes Bil D, klik OK- Letakkan rak sampel pada sampel try di alat Pentra 400. Pada saat meletakkan rak, lampu pada sampel try harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau.- Klik start, tes akan dijalankan secara otomatis.- Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat di print out. 2.2 Nilai rujukan:Bilirubin Direk: Dewasa dan anak : 0 0.2 mg/dl (0 3.4 mol/l)Bilirubin Indirek = bilirubin total bilirubin direct

3. PASCAANALITIK Interpretasi Peninggian bilirubin direk dijumpai pada: Gangguan transport bilirubin: Sindroma Dubin Johnson, Sindroma Rotor, Kerusakan hepatoseluler: hepatitis virus, obat-obatan, alkohol, sirosis hati, neoplasma. Obstruksi bilier ekstrahepatik: batu kandung empedu, pankreatitis, kolangitis sklerosis, striktur bilier, neoplasma. Obstruksi bilier intrahepatik: obat-obatan, alkohol, sirosis hati, kolestasis pasca bedah, sirosis hati bilier primer, atresia bilier, parasit. Peninggian bilirubin indirek dijumpai pada: Peninggian produksi bilirubin: hemolisis, eritropoesis yang tidak efektif, Primary Shunt Hyperbilirubinemia. Gangguan transport bilirubin: Sindroma Gilbert, Sindroma Crigler Najjar. Campuran : hiperbilirubinemia neonatus, obat-obatan.

4.Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugasg. Bilirubin TotalBilirubin adalah produk utama katabolisma hemoglobin. Ada dua bentuk bilirubin serum yaitu bilirubin terkonyugasi (bilirubin direk) yang larut dalam air dan bilirubin tak terkonyugasi (bilirubin indirek) yang tidak larut dalam air.Tes bilirubin adalah tes untuk menetapkan kadar bilirubin darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan: Mengevaluasi fungsi hepatobilier (gangguan ekskresi fungsi hati) dan eritropoetik. Diagnosis banding ikterus dan memantau progresivitasnya. Diagnosis banding obstruksi bilier (bilirubin direk) dan anemia hemolitik (bilirubin indirek).Prosedur:9. PRAANALITIK1.1 Persiapan Pasien: Puasa, tetapi puasa yang terlalu lama dapat meningkatkan kadar bilirubin serum (1,3 kali setelah puasa 24 jam dan 2,2 kali setelah puasa 48 jam).1.2 Persiapan Sampel: Hindari hemolisis dan cahaya matahari langsung. Tes dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah pengambilan sampel.10. PRAANALITIK1.1 Persiapan Pasien: Puasa, tetapi puasa yang terlalu lama dapat meningkatkan kadar bilirubin serum (1,3 kali setelah puasa 24 jam dan 2,2 kali setelah puasa 48 jam).1.2 Persiapan Sampel: Hindari hemolisis dan cahaya matahari langsung. Tes dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah pengambilan sampel.3. ANALITIK2.1 Cara kerja:- Tekan On/Off, periksa washer, rinse, rak kuvet, reagen dan lakukan control sebelum alat digunakan, setelah selesai, alat siap dioperasikan.- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l. Masukkan kedalam cup sample. Beri label sesuai identitas pasien.- Letakkan cup sample pada rak sample.- Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New(+)- Isi data pasien pilih tes yang akan dikerjakan (BIL.T atau BIL.D ), klik OK- Letakkan rak sampel pada sampel try di alat Pentra 400. Pada saat meletakkan rak, lampu pada sampel try harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau.- Klik start, tes akan dijalankan secara otomatis.- Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat di print out. 2.2 Nilai rujukan:Bilirubin total : mg/dlmol/l

Neonatus :

1 hari (24 jam) < 8.8< 150

2 hari1.3 11.322 193

3 hari0.7 12.712 217

4 6 hari0.1 - 12.61.7-216

Anak0.2 1.03.4 - 17

Dewasa0.12 1.21.7 - 21

3.PASCAANALITIK Interpretasi Peninggian bilirubin direk dijumpai pada: - Gangguan transport bilirubin: Sindroma Dubin Johnson, Sindroma Rotor Kerusakan hepatoseluler: hepatitis virus, obat-obatan, alkohol, sirosis hati, neoplasma Obstruksi bilier ekstrahepatik: batu kandung empedu, pankreatitis, kolangitis sklerosis, striktur bilier, neoplasma. Obstruksi bilier intrahepatik: obat-obatan, alkohol, sirosis hati, kolestasis pasca bedah, sirosis hati bilier primer, atresia bilier, parasit.

2 DIABETES MELITUSa. GDPTes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Tes GDP adalah tes untuk menetapkan kadar GDP dengan menggunakan alat automatik. Tes GDP dapat berupa tes saring, tes diagnostik dan tes monitoring untuk DM.Tujuan:Sebagai tes saring untuk: mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.Sebagai tes diagnostik untuk: memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.Sebagai tes monitoring untuk: memantau keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya komplikasi kronik DM.Tujuan:1. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.1. PRAANALITIK 2.1 Persiapan Pasien: 1. Pasien dipuasakan 8 12 jam sebelum pengambilan sampel.1. Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan ditulis pada blanko permintaan tes.2.2 Persiapan Sampel: Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena adanya variasi diurnal. Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo. Untuk tes saring dan tes pengendalian DM, sampelnya adalah plasma vena, serum, atau darah kapiler. Untuk tes diagnostik sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan tetapi dapat juga digunakan sampel whole blood, darah vena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda. Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium Fluorida 2,5 mg/mL darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25C selama 24 jam, dan pada suhu 4C stabil selama 10 hari. Sampel serum stabil selama < 2 jam.2.3 Alat dan Bahan: - Alat automatic ABX Pentra 400, pipet volumetrik 500 l, Cup Sample, Rak Sample, Kuvet. - Bahan:Heparin Iodine Asetat Reagensia: Phosphate buffer, pH 7.4013.8 mmol/l Phenol 10 mmol/l 4 Aminoantipyrine 0.3 mmol/l Glukosa Oksidase 10.000 u/l Peroxidase 700 u/l Sodium acide < 0.1 % 3. ANALITIK 3.1 Cara kerja: Tekan On/Of, periksa washer, Rinse, Rak cuvet, Reagen dan dilakukan kontrol Sebelum alat digunakan, setelah semua selesai, alat siap dioperasikan. Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 ul. 3 Masukkan serum kedalam cup sample. Letakkan cup sample pada rak. Pada main menu, klik work list, klik patien, klik Add New ( + ) Isi data pasien, pilih test yang akan dikerjakan ( GLUK ), klik Ok. Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat Pentra 400. Pada saat meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol Pause dan tunggu sampai lampu berwarna hijau. Klik start, program dijalankan secara otomatis. Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat diprint out.

3.2 Nilai rujukan:TesSampel(mg/dL)(mmol/L)

GDP

Plasma vena Darah kapiler< 110 < 90< 6,1< 5,0

4. PASCAANALITIK Interpretasi:TesSampelBukan DMBelum Pasti DMDM

(mg/dL)(mmol/L)(mg/dL)(mmol/L)(mg/dL)(mmol/L)

GDP

Plasma venaDarah kapiler< 110

< 90< 6,1

< 5,0 110125 901096,17,0

5,06,1> 126

> 110> 7,0

> 6,1

1. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

b. GDSTes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Tes GDS adalah tes untuk menetapkan kadar GDS dengan menggunakan alat automatik. Tes GDS dapat berupa tes saring dan tes diagnostik untuk DM.Tujuan:Sebagai tes saring untuk: mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.Sebagai tes diagnostik untuk: memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.Prosedur:1. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 1. PRAANALITIK2.1 Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus.2.2 Persiapan Sampel: Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena adanya variasi diurnal. Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo. Untuk tes saring DM, sampelnya adalah plasma vena, serum, atau darah kapiler. Untuk tes diagnostik sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan tetapi dapat juga digunakan sampel whole blood, darah vena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda. Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium Fluorida 2,5 mg/mL darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25C selama 24 jam, dan pada suhu 4C stabil selama 10 hari. 2. 2.3 Alat dan Bahan: Alat automatic ABX Pentra 400, pipet volumetrik 500 l, Cup Sample, Rak Sample, Cuvet . Bahan:Heparin Iodine Asetat Reagensia: Phosphate buffer, pH 7.40 13.8 mmol/l Phenol 10 mmol/l 4 Aminoantipyrine 0.3 mmol/l Glukosa Oksidase 10.000 u/l Peroxidase 700 u/l Sodium acide < 0.1 %

3 ANALITIK 1. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan. 2. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik 3. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasien 4. Letakkan cup sampel pada rak sampel 5. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add New 6. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OK 7. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. 8. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis. 9. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print outSerum, plasma : 0.70 1.05 g/l 70 105 mgdl 3.89 5.84 mmol/lUrine : < 0.1 mmol/l 4. PASCAANALITIK Interpretasi:

c. G2PPTes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Tes GD2PP adalah tes untuk menetapkan kadar GD2PP dengan menggunakan alat automatik. Tes GD2PP dapat berupa tes diagnostik dan tes monitoring untuk DM.Tujuan:Sebagai tes diagnostik untuk: memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.Sebagai tes monitoring untuk: memantau keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya komplikasi kronik DM.1. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.

1. PRAANALITIK2.1 Persiapan Pasien: 1. Dilakukan 2 jam setelah tes GDP.1. Pasien diberikan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes dilakukan2.2 Persiapan Sampel: Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena adanya variasi diurnal. Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo. Untuk tes saring dan tes pengendalian DM, sampelnya adalah plasma vena, serum, atau darah kapiler dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda. Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium Fluorida 2,5 mg/mL darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25C selama 24 jam, dan pada suhu 4C stabil selama 10 hari. Sampel serum stabil selama < 2 jam. 2.3 Alat dan Bahan:Alat automatic ABX Pentra 400, pipet volumetrik 500 l, Cup Sample, Rak Sample, Cuvet Bahan:Heparin Iodine Asetat Reagensia: Phosphate buffer, pH 7.4013.8 mmol/l Phenol 10 mmol/l 4 Aminoantipyrine 0.3 mmol/l Glukosa Oksidase 10.000 u/l Peroxidase 700 u/l Sodium acide < 0.1 % 3. ANALITIK 3.1 Cara kerja: Tekan On/Of, periksa washer, Rinse, Rak cuvet, Reagen dan dilakukan kontrol Sebelum alat digunakan, setelah semua selesai, alat siap dioperasikan. Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 ul. Masukkan serum kedalam cup sample. Letakkan cup sample pada rak. Pada main menu, klik work list, klik patien, klik Add New ( + ) Isi data pasien, pilih test yang akan dikerjakan ( GLUK ), klik Ok. Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat Pentra 400. Pada saat Meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol Pause dan tunggu sampai lampu berwarna hijau. Klik start, program dijalankan secara otomatis. Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat diprint out. Nilai rujukan:TesSampel(mg/dL)(mmol/L)

GD2PP

Plasma vena Darah kapiler< 140< 120< 7,8< 6,7

4. PASCAANALITIK Interpretasi:

3 PROFIL LIPIDa. KOLESTEROL TOTALLipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas.Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:a) kilomikronb) kolesterol-VLDL (very low density lipoprotein-cholesterol)c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-cholesterol) d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-cholesterol)Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida.Tes Kolesterol Total adalah tes untuk menetapkan kadar Kolesterol Total darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemiaProsedur:17. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 18. PRA ANALITIK2.4 Persiapan Pasien : Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih. Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2 minggu terakhir. Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites. Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut

2.5 Persiapan Sampel : Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit. Pada saat pengambilan darah , pemasangan torniquet sebaiknya tidak lebih 1 menit Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak dibekukan. Bila digunakan plasma sebaiknya menggunakan antikoagulan EDTA. Hindari sample yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi peningkatan palsu pada hasil tes. 2.6 Alat dan Bahan:

Alat ABX Pentra 400 Analyzer, pipet volumetrik 500 l, cap sample dan rak sample,cuvette Bahan: Sampel: serum, plasma Heparin atau plasma EDTA Reagensia:Goods Buffer pH 6.7 50 mmol/l, Phenol 5 mmol/l, 4-Aminoantipyrine 0,3 mmol/l, Cholesterol esterase (CHE) 200 U/l, Cholesterol oxidase (CHO) 50 U/l, Peroxidase 3kU/l, Sodium azide 0.95 g/l

19. ANALITIK Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan. Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l . Masukkan serum ke dalam cupo sampel. Beri label sesuai identitas pasien. Letakkan cup sampel pada rak sample. Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New (+) Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan (CHOL T), klik OK. Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat pentra 400. Pada saat meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau. Klik start, program dijalankan secara otomatis. Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat di print out.

Nilai rujukan: 200 mg/dl

20. PASCA ANALITIK

Interpretasi : 200 mg/dl nilai yang disarankan 200 240 mg/dl waspada PJK > 240 mg/l resiko tinggi PJK

7. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

b. KOLESTEROL HDLTes Kolesterol HDL adalah tes untuk menetapkan kadar kolesterol HDL dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia.Prosedur:

21. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 22. PRAANALITIK.2.1 Persiapan Pasien: Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih. Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2 minggu terakhir. Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites. Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut2.2 Persiapan Sampel: Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit. Pada saat pengambilan darah, pemasangan torniquet sebaiknya tidak lebih 1 menit. Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak dibekukan. Hindari sampel yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi peningkatan palsu pada hasil tes. 2.3 Alat dan Bahan: Alat ABX Pentra 400 Analyzer, pipet volumetrik 500 l, cap sampel dan rak sampel, kuvet Bahan: Sampel: serum, plasma EDTA atau plasma heparin Reagen :Reagen 1 : Goods Buffer < 1000 U/l, Cholesterol oxidase < 1300 ppg U/l, N, N-bis (4-sulphobutyl)-m-toluidine-disodium (DSBmT) < 1 mM , Accelerator < 1 mM, Preservative < 0.06 % Reagen 2 : Goods Buffer, Cholesterol esterase < 1500 U/l, 4-Aminoantipyrine (4-AAP) < 1 mM, Detergent < 2 %, Restrainer < 0.15 %, Preservative < 0.06 %, Ascorbic acid oxidase < 3000 U/l 3. ANALITIK 3.1 Cara kerja: Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan. Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l . Masukkan serum ke dalam cupo sampel. Beri label sesuai identitas pasien. Letakkan cup sampel pada rak sampel. Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New (+) Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan (HDL-C), klik OK. Kemudian letakkan rak sample pada sample tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau. Klik start, program dijalankan secara otomatis. Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat di print out. 3.2 Nilai rujukan: Laki-laki 0.77 - 1.81 mmol/l (30 70 mg/dl) Perempuan 0.77 - 2.19 mmol/l (30 85 mg/dl)

4. PASCA ANALITIK: Interpretasi: 1.033 mmol/l (40 mg/dl) nilai yang disarankan 1.033 mmol/l (40 mg/dl) resiko PJK

1. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

c. KOLESTEROL LDLTes Kolesterol LDL adalah tes untuk menetapkan kadar kolesterol LDL dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia.Prosedur:23. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 24. PRAANALITIK2.1 Persiapan Pasien: Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih. Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2 minggu terakhir. Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites. Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akutPersiapan Sampel: Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit. Pada saat pengambilan darah, pemasangan torniquet sebaiknya tidak lebih 1 menit. Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak dibekukan. Hindarsampel yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi peningkatan palsu pada hasil tes.

2.3 Alat dan Bahan: Alat ABX Pentra 400 Analyzer, pipet volumetrik 500 l, cap sampel dan rak sampel, kuvet Bahan: Sampel: serum, plasma EDTA atau plasma heparin Reagen : Reagen 1 : MES Buffer (pH) 6.3Detergent 1< 1.0 %Cholesterol Esterase < 1500 U/LCholesterol Oxidase < 1500 U/LPeroxidase < 1300 ppg U/L4-aminoantipiryrine< 0.1 %Ascorbic acid oxidase < 3000 U/LReagen 2 :MES Buffer (pH 6.3)Detergent 2< 1.0 %N,N-bis (4-sulfobutyl)-toluidine, disodium (DsBmT)< 1.0 mMPreservativeANALITIK 3.1 Cara kerja: Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan. Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l . Masukkan serum ke dalam cupo sampel. Beri label sesuai identitas pasien. Letakkan cup sampel pada rak sampel. Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New (+) Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan (LDL-C), klik OK.

Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat pentra 400. Pada saat meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau. Klik start, program dijalankan secara otomatis. Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat di print out. 3.2 Nilai rujukan:LDL-kolesterol < 130 mg/dl

4. PASCA ANALITIK: Interpretasi: < 130 mg/dl nilai yang disarankan > 131 mg/dl resiko PJK

1. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

1. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia RSP UNHAS selama 24 jam sesuai permintaan.

d. TRIGLISERIDALipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Lipid di dalam serum diukur sebagai lipoprotein dan trigliserida. Trigliserida merupakan ester gliserol alkohol trihidrik dengan 3 rantai panjang asam lemak, yang sebagian besar disintesis di dalam hati dan jaringan adiposus. Tes saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida.Tes Trigliserida adalah tes untuk menetapkan kadar trigliserida darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemiaProsedur:25. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 26. PRA ANALITIK2.7 Persiapan Pasien : Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih. Puasa diperlukan terutama untuk menghindari terjadinya lipemia dan pada pasien yang diindikasikan untuk tes trigliserida. Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2 minggu terakhir. Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites. Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut

2.8 Persiapan Sampel : Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit. Pada saat pengambilan darah , pemasangan torniquet sebaiknya tidak lebih 1 menit Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel sebaiknya segera dites , tidak disimpan atau tidak dibekukan. Bila digunakan plasma sebaiknya menggunakan antikoagulan EDTA. Hindari sample yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi peningkatan palsu pada hasil tes 2.9 Alat dan Bahan:

Alat ABX Pentra 400 Analyzer, pipet volumetrik 500 l, cap sample dan rak sample,cuvette Bahan: Sampel: serum, plasma Heparin atau plasma EDTA Reagensia: Pipes free acid 50 mmol/l, Sodium hydroxide 3.36 g/l, Triton X-100 1 ml/l, Magnesium salt 14.8 mmol/l, p-chlorophenol 2.69 mmol/l, ATP 3.14 mmol/l, Sodium azide 7.99 mmol/l, Potassium ferrocyanide 0.31 mmol/l. 4-aminoantipyrine 0.31 mmol/l, Lipoprotein lipase 1.90 U/l, Glycerokinase 0.5050 KU/l, Glycerol phosphate Oxidase 4.15 KU/l, Peroxidase 0.4950 KU/l, Distilled water qs 1 l/l

27. ANALITIK Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan. Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l . Masukkan serum ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasien. Letakkan cup sampel pada rak sampel. Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New (+) Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan (TG), klik OK. Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat pentra 400. Pada saat meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau. Klik start, program dijalankan secara otomatis. Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan dapat di print out.

Nilai rujukan: Laki-laki : 0.60 - 1.65 g/l = 60 - 165 mg/dl = 0.68 - 1.88 mmol/l Perempuan : 0.40- 1.40 g/l = 40 - 140 mg/dl = 0.46 1.60 mmol/l

28. PASCA ANALITIK

Interpretasi : Laki-laki : > 165 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK Perempuan : > 140 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK

8. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

4 Uji Fungsi Ginjal a. ASAM URATAsam Urat dibentuk dari perombakan asam nukleat dan merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Produksi asam urat yang berlebihan terjadi jika: adanya pemecahan sel dan katabolisme asam nukleat yang berlebihan misalnya pada gout. adanya produksi dan destruksi sel yang berlebihan misalnya pada leukemia. adanya ketidakmampuan mengekskresi produksi asam urat misalnya pada gagal ginjal.Tes Asam Urat adalah tes untuk menetapkan kadar asam urat darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Evaluasi penyakit gout, leukemia dan ginjal.Prosedur:

1. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 1. PRAANALITIK2.1 Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus. 2.2 Persiapan Sampel: Hindari hemolisis. 2.3 Alat dan Bahan:1. Alat autoanalyzer Pentra 400, pipet volumetrik, tabung sampel.1. Bahan:Sampel: serum, plasma EDTA, plasma heparin Reagensia: R1: Phosphate buffer, pH 7.00125 mmol/L EHSPT1,38 mmol/L Ascorbate oxidase 1100 U/L Bovine albumine 0,2 % Sodium azide < 0,1 %R2: 4-aminoantipyrine 1,8 mmol/L Uricase 700 U/L Peroxidase 7,500 Ferrocyanide 250 mol/L Bovine albumine 0,2 % Sodium azide < 0,1 % Kalibrator: ABX Pentra MultiCal Kontrol: ABX Pentra N Control

3 ANALITIK 1. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan. 2. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik 3. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasien 4. Letakkan cup sampel pada rak sampel 5. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add New 6. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OK 7. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. 8. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis. 9. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print out4. PASCA-ANALITIK Nilai rujukan: Wanita: 26 60 mg/L 155 357 mol/LPria: 35 72 mg/L Interpretasi. Meningkat pada (hiperurikemia): - Gout - Starvasi - Penyakit ginjal dan gagal ginjal - Asidosis metabolik - Alkoholisme - Toxemia pada kehamilan - Dehidrasi - Hiperlipidemia - Leukemia - Mononucleosis - Limpoma - Hipoparatiroidisme - Anemia hemolitik - Kemoterapi dan radioterapi Menurun pada: - Sindroma Fanconi - Wilsons Disease - SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic Hormone) - Keracunan logam berat - Beberapa keganasan (Penyakit Hodgkin, Multiple Mieloma) - Xanthinuria (defisiensi xanthine oksidase)

b. UREUMUreum dibentuk di hati merupakan hasil akhir metabolisme protein yang difiltrasi oleh glomerulus. Kadar urea menggambarkan intake protein dan kemampuan ekskresi ginjal. Peninggian kadar urea disamping menunjukkan adanya gangguan ginjal juga dapat disebabkan adanya obstruksi saluran kemih dan peningkatan katabolisma protein.Tes Ureum adalah tes untuk menetapkan kadar ureum darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Membantu diagnosis dan evaluasi gangguan ginjal.Prosedur:31. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 32. PRA ANALITIK2.10 Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus2.11 Persiapan Sampel : Hindari sampel yang keruh, ikterik, dan hemolisis. Sampel hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah pengambilan karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri atau disimpan didalam lemari pendingin.2.12 Alat dan Bahan:

Alat autoanalyzer Pentra 400, pipet voumetrik, tabung sampel Bahan:Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA Reagensia siap pakai :R1: TRISpH 7,8150 mmol/L 2-Oxoglutarate8,75 mmol/L ADP 0,75 mmol/L Urease 7,5 kU/L Glutamate dehydrogenase 1,25 kU/L Sodium azide < 1 g/LR2: NADH 1,32 mmol/LSodium azide < 1 g/L

Kalibrator: ABX Pentra MultiCalKontrol: ABX Pentra N Control ABX Pentra P Control

33. ANALITIKab. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan.ac. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik.ad. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasienae. Letakkan cup sampel pada rak sampelaf. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add Newag. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OKah. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. ai. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis.aj. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print out

Nilai Rujukan : [mg/dL][mmol/L]Umum17 43 2,8 7,2Wanita < 50 tahun15 402,6 6,7Wanita > 50 tahun21 433,5 7,2Pria < 50 tahun19 443,2 7,3Pria > 50 tahun18 553,0 9,2 1 3 tahun11 361,8 6,04 13 tahun15 362,5 6,014 19 tahun18 452,9 7,3

34. PASCA ANALITIK Interpretasi : Peningkatan ureum dalam darah ditemukan pada : gangguan fungsi ginjal penyakit jantung kongestif shock dehidrasi perdarahan di traktus gastrointestinalis infark miokardial akut stress intake protein yang banyak/peningkatan katabolisme protein Penurunan ureum dalam darah ditemukan pada : liver failure akromegali malnutrisi pemakaian anabolik steroid overhidrasi (IV feeding) kegagalan absorpsi (penyakit celiac) sindroma nefrotik SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic Hormone)

9. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

c. KREATININKreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin adalah senyawa nitrogen yang terutama disintesis di hati dan disimpan di dalam otot. Kreatinin diekskresikan ke urin melalui filtrasi glomerulus.Tes Kreatinin adalah tes untuk menetapkan kadar kreatinin darah dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Membantu diagnosis dan evaluasi gangguan ginjal melalui perkiraan nilai laju filtrasi glomerulus.Prosedur:35. Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas. 36. PRA ANALITIK2.13 Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus2.14 Persiapan Sampel : Hindari sampel yang keruh, ikterik, dan hemolisis. Sampel hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah pengambilan karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri atau disimpan didalam lemari pendingin.2.15 Alat dan Bahan:

Alat autoanalyzer Pentra 400, pipet voumetrik, tabung sampel Bahan:Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA Sampel: serum atau plasma heparin. Reagensia: siap pakaiR1: Picric acid 8,73 mmol/LR2: Sodium hydroxide312,5 mmol/L Disodium phosphate 12,5 mmol/L < 1 g/LKalibrator: ABX Pentra MultiCalKontrol: ABX Pentra N Control ABX Pentra P Control

37. ANALITIKak. Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai alat siap dioperasikan.al. Ambil sampel dengan menggunakan pipet volumetrik.am. Masukkan sampel ke dalam cup sampel. Beri label sesuai identitas pasienan. Letakkan cup sampel pada rak sampelao. Pada main menu klik Worklist, klik Patient, klik Add Newap. Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan, klik OKaq. Letakkan rak sampel pada sampel tray di dalam Pentra 400. ar. Klik Start, program akan dijalankan secara otomatis.as. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan hasil dalam bentuk print out

Nilai Rujukan : Pria: 7,0 13,6 mg/L 0,7 1,36 mg/L 62 - 120 mol/LWanita: 6,0 11,3 mg/L 0,6 1,13 mg/dL 53 - 100 mol/L 38. PASCA ANALITIK Interpretasi : Kadar kreatinin darah menurun pada keadaan: Distrofi muskular Penyakit hati lanjut Malnutrisi: intake protein yang tidak adekuat Ketoasidosis diabetika Penggunaan obat-obatan: cefoxitin sodium, klorpromazin, marijuana, diuretika: tiazid dan vankomisin serta adanya bilirubin dan glukosa. Kadar kreatinin darah meningkat pada keadaan: Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan kronik, nefritis kronik. Obstruksi traktus urinarius Shock yang lama Dehidrasi Kanker Lupus Eritematosus Sistemik Nefropati diabetika Gagal jantung kongestif Amyotrophic lateral sclerosis Intake protein yang banyak misalnya pada diet tinggi: daging, unggas dan ikan (efeknya minimal). Penyakit otot: Akromegali, Gigantisme, Myasthenia Gravis, Poliomielitis Penggunaan obat-obatan seperti: antibiotik: chepalosporin, asam askorbat, simetidin, L-dopa, metil-dopa dan litium karbonat.

10. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.

PEMERIKSAAN ELEKTROLITa. NATRIUMElektrolit adalah ion yang terdapat dalam cairan tubuh, dapat berupa kation atau anion. Pada cairan ekstrasel kation utamanya adalah Natrium (Na+).Natrium adalah elektrolit penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel. Perubahan konsentrasi Natrium pada sirkulasi berefek pada syaraf dan fungsi neuro-muskuler. Tes Natrium adalah tes untuk menetapkan kadar ion Na+ dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Merupakan pedoman untuk menetapkan kadar elektrolit yang berguna untuk: diagnosis penyebab gangguan elektrolit. pemberian terapi. memonitor hasil terapi. mencegah komplikasi .Prosedur:

Prosedur:39. PRAANALITIK 1.1 Persiapan Pasien: tidak ada persiapan khusus. 1.2 Persiapan Sampel: Darah lengkap:0. Sampel darah yang diberi antikoagulan heparin (litium / Na-heparin).0. Tes dilakukan segera < 1 jam setelah pengambilan sampel. Plasma:0. Sampel plasma yang diberi antikoagulan heparin (litium / Na-heparin). 0. Sampel dapat disimpan lebih lama daripada darah lengkap.0. Bila harus disimpan beberapa saat, sampel harus ditutup dan disimpan di lemari pendingin. Sebelum dianalisis, biarkan sampel pada suhu ruangan. Serum:0. Sampel dianalisis tanpa antikoagulan, biarkan membeku kemudian dipisahkan segera. Penanganan lainnya sama dengan sampel plasma. Urin: -Sampel urin harus diencerkan terlebih dahulu dengan urin diluen (aquabides) dengan perbandingan 1: 2, kemudian dicampur dengan baik. 1.3 Alat dan Bahan: Alat automatik AVL Electrolyte Analyzer, pipet volumetrik 200 l, tabung mikro. Bahan: Sampel: darah lengkap, plasma, serum, urin. Reagensia: ISE SnapPak yang terdiri dari:* Standar A: 350 ml mengandung : Natrium 150,0 mmol /L Kalium 5,0 mmol/L Klorida 115,1 mmol /L* Standar B:85 ml mengandung : Natrium50,0 mmol/L Kalium1,8 mmol/L Klorida59,8 mmol/L* Larutan Referens mengandung: Kalium Klorida 1,2 mmol/LISE SnapPak ini tidak boleh dibekukan dan isinya akan stabil bila disimpan pada suhu 150 -300 C sampai batas kadaluarsa yang tercantum pada label. 2. ANALITIK 2.1 Cara kerja: Masukkan 200 l sampel ke dalam tabung mikro. Angkat pintu komponen pengambilan sampel. Biarkan jarum pada alat yang akan mengisap sampel (100 l) sampai kontrol panel memberikan perintah untuk menutup pintu sampel. Selanjutnya alat akan melakukan pengukuran secara automatik. Hasil tes keluar berupa lembar print out. 2.2 Nilai rujukan Na+:Darah :136 145 mmol/Lsekresi dalam urin: 40 220 mmol/hari

PASCA-ANALITIK Interpretasi. Hipernatremia (peningkatan konsentrasi Na+ plasma): 1. kekurangan minum air. 1. kehilangan banyak cairan (osmotik diuresis, Diabetes Insipidus, diare, keringat, hiperpnu, muntah berlebihan).1. gangguan fungsi ginjal.1. intake natrium berlebihan 1. retensi natrium. 1. penurunan produksi antidiuretik hormon (ADH).1. penurunan sensitifitas tubuler terhadap ADH. Hiponatremia (penurunan konsentrasi Na+ ): intake natrium kurang. muntah lama dan hebat1. terapi diuretika. 1. diare persisten.1. luka bakar.1. Renal Tubular Asidosis1. insufisiensi ginjal kronik dengan asidosis.1. metabolik asidosis (diabetik ketoasidosis).

6. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.7. Tes dapat dilakukan setiap hari di Laboratoium UPL RS UNHAS selama 24 jam sesuai permintaan

b. KALIUMElektrolit adalah ion yang terdapat dalam cairan tubuh, dapat berupa kation atau anion. Pada cairan intrasel kation utamanya adalah Kalium (K+).Kalium adalah elektrolit yang amat penting untuk mempertahankan membran potensial elektrik. Perubahan pada ion ini akan berdampak terutama pada sistem kardiovaskuler, neuromuskuler dan gastrointestinal. Tes Kalium adalah tes untuk menetapkan kadar ion K+ dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Merupakan pedoman untuk menetapkan kadar elektrolit yang berguna untuk: diagnosis penyebab gangguan elektrolit. pemberian terapi. memonitor hasil terapi. - mencegah komplikasi.Prosedur:

Prosedur:40. PRAANALITIK 1.1 Persiapan Pasien: tidak ada persiapan khusus. 1.2 Persiapan Sampel: Darah lengkap:0. Sampel darah yang diberi antikoagulan heparin (litium / Na-heparin).0. Tes dilakukan segera < 1 jam setelah pengambilan sampel. Plasma:0. Sampel plasma yang diberi antikoagulan heparin (litium / Na-heparin). 0. Sampel dapat disimpan lebih lama daripada darah lengkap.0. Bila harus disimpan beberapa saat, sampel harus ditutup dan disimpan di lemari pendingin. Sebelum dianalisis, biarkan sampel pada suhu ruangan. Serum:0. Sampel dianalisis tanpa antikoagulan, biarkan membeku kemudian dipisahkan segera. Penanganan lainnya sama dengan sampel plasma. Urin: -Sampel urin harus diencerkan terlebih dahulu dengan urin diluen (aquabides) dengan perbandingan 1: 2, kemudian dicampur dengan baik. 1.3 Alat dan Bahan: Alat automatik AVL Electrolyte Analyzer, pipet volumetrik 200 l, tabung mikro. Bahan: Sampel: darah lengkap, plasma, serum, urin. Reagensia: ISE SnapPak yang terdiri dari:* Standar A: 350 ml mengandung : Natrium 150,0 mmol /L Kalium 5,0 mmol/L Klorida 115,1 mmol /L* Standar B:85 ml mengandung : Natrium50,0 mmol/L Kalium1,8 mmol/L Klorida59,8 mmol/L* Larutan Referens mengandung: Kalium Klorida 1,2 mmol/LISE SnapPak ini tidak boleh dibekukan dan isinya akan stabil bila disimpan pada suhu 150 -300 C sampai batas kadaluarsa yang tercantum pada label. 2. ANALITIK 2.1 Cara kerja: Masukkan 200 l sampel ke dalam tabung mikro. Angkat pintu komponen pengambilan sampel. Biarkan jarum pada alat yang akan mengisap sampel (100 l) sampai kontrol panel memberikan perintah untuk menutup pintu sampel. Selanjutnya alat akan melakukan pengukuran secara automatik. Hasil tes keluar berupa lembar print out. 2.2 Nilai rujukan K+:Darah :3.5 5.1 mmol/Lsekresi dalam urin: 25 125 mmol/hari

PASCA-ANALITIK Interpretasi. Hiperkalemia (peningkatan konsentrasi K+ plasma): - infus K+ intravena > 20 mmol / jam 0. terapi larutan K+ dengan konsentrasi > 40 mmol / l atau dosis > 80 mmol / hr.0. dehidrasi0. diabetik ketoasidosis0. hemolisis intravaskuler dan ekstrakorporeal0. luka bakar berat0. status epilepsi 0. trombositosis0. lekositosis0. gagal ginjal0. infark miokard0. Penyakit Addison

Hipokalemia (penurunan konsentrasi K+ plasma):1. Intake berkurang: 0. kelaparan lama 0. terapi pasca operasi dengan cairan kurang mengandung kalium.1. Perpindahan kalium ekstrasel ke cairan intrasel:0. terapi insulin pada hiperglikemia diabetik.0. pengambilan glukosa seluler disertai pengambilan K+ dan air. 0. alkalosis.1. Kehilangan cairan tubuh yang banyak mengandung kalium: 0. muntah berlebih0. diare0. fistel usus0. Renal Tubular Asidosis0. Sindroma Cushing0. penggunaan obat-obatan0. terapi diuretik0. 8. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.9. Tes dapat dilakukan setiap hari di Laboratoium UPL RS UNHAS selama 24 jam sesuai permintaan.

c. KLORIDAElektrolit adalah ion yang terdapat dalam cairan tubuh, dapat berupa kation atau anion. Pada cairan ekstrasel salah satu anion utamanya adalah Klorida (Cl-).Klorida adalah elektrolit yang berfungsi mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel. Tes Klorida adalah tes untuk menetapkan kadar ion Cl- dengan menggunakan alat automatik.Tujuan:Merupakan pedoman untuk menetapkan kadar elektrolit yang berguna untuk: diagnosis penyebab gangguan elektrolit. pemberian terapi. memonitor hasil terapi. mencegah komplikasiProsedur:

Prosedur:41. PRAANALITIK 1.1 Persiapan Pasien: tidak ada persiapan khusus. 1.2 Persiapan Sampel: Darah lengkap:0. Sampel darah yang diberi antikoagulan heparin (litium / Na-heparin).0. Tes dilakukan segera < 1 jam setelah pengambilan sampel. Plasma:0. Sampel plasma yang diberi antikoagulan heparin (litium / Na-heparin). 0. Sampel dapat disimpan lebih lama daripada darah lengkap.0. Bila harus disimpan beberapa saat, sampel harus ditutup dan disimpan di lemari pendingin. Sebelum dianalisis, biarkan sampel pada suhu ruangan. Serum:0. Sampel dianalisis tanpa antikoagulan, biarkan membeku kemudian dipisahkan segera. Penanganan lainnya sama dengan sampel plasma. Urin: -Sampel urin harus diencerkan terlebih dahulu dengan urin diluen (aquabides) dengan perbandingan 1: 2, kemudian dicampur dengan baik. 1.3 Alat dan Bahan: Alat automatik AVL Electrolyte Analyzer, pipet volumetrik 200 l, tabung mikro. Bahan: Sampel: darah lengkap, plasma, serum, urin. Reagensia: ISE SnapPak yang terdiri dari:* Standar A: 350 ml mengandung : Natrium 150,0 mmol /L Kalium 5,0 mmol/L Klorida 115,1 mmol /L* Standar B:85 ml mengandung : Natrium50,0 mmol/L Kalium1,8 mmol/L Klorida59,8 mmol/L* Larutan Referens mengandung: Kalium Klorida 1,2 mmol/LISE SnapPak ini tidak boleh dibekukan dan isinya akan stabil bila disimpan pada suhu 150 -300 C sampai batas kadaluarsa yang tercantum pada label. 2. ANALITIK 2.1 Cara kerja: Masukkan 200 l sampel ke dalam tabung mikro. Angkat pintu komponen pengambilan sampel. Biarkan jarum pada alat yang akan mengisap sampel (100 l) sampai kontrol panel memberikan perintah untuk menutup pintu sampel. Selanjutnya alat akan melakukan pengukuran secara automatik. Hasil tes keluar berupa lembar print out. 2.2 Nilai rujukan Cl-:Darah :97 111 mmol/Lsekresi dalam urin: 110 250 mmol/hari

PASCA-ANALITIK Interpretasi. Hiperkloremia (peningkatan konsentrasi Cl- plasma):- Dehidrasi Berat - Gagal Ginjal Akut- Aldosteronisme Primer - Diabetes Insipidus- Aetensi Klorida - Intoksikasi Salisilat- Renal Tubular Asidosis Hipokloremia (penurunan konsentrasi Cl- plasma): 0. Pielonefritis kronik0. Hiperaldosteronisme0. Gagal ginjal0. Intoksikasi bromida0. Ketoasidosis diabetik0. Alkalosis metabolik0. Muntah berlebihan (biasanya bersama Na + & K+)10. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis yang bertugas.11. Tes dapat dilakukan setiap hari di Laboratoium UPL RS UNHAS selama 24 jam sesuai permintaan

PEMERIKSAAN IMUNOLOGI1. Imunologi Rapida. HbsAgHepatitis B adalah penyakit Hepatitis kronik. Perubahan serologik pada VHB dimulai dengan timbulnya HbsAg dalam darah/ serum yang sering mendahului peningkatan aktivitas transaminase. Tujuan:Tes HbsAg digunakan untuk memantau penyakit Hepatits BProsedur:

1. TES HbSAg (rapid tes)1.1 Pra analitikPersiapan pasien: tidak ada persiapan khususPersiapan sampel: hindari hemolisisAlat dan Bahan1.Kit ACON HbsAg terdiri dari: alat tes dan pipet tetes 2.Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )1.2 AnalitkCara Kerja1. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.2. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum / plasma 3 tetes kedalam sumur spesimen (S).3. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam waktu 10 menit1.3 Pasca analitikInterpretasi hasilPositif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis kontrol (C) dan garis tes (T)Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian kontol (C)Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak hanya pada bagian tes (T)

b. A-HCVHepatitis C adalah penyakit Hepatitis kronik. Perubahan serologik pada VHB dimulai dengan timbulnya HbsAg dalam darah/ serum yang sering mendahului peningkatan aktivitas transaminase. Tujuan:Tes Anti HCV digunakan untuk memantau penyakit Hepatits C. Prosedur:

2. TES Anti HCV (rapid tes)1.1 Pra analitikPersiapan pasien: tidak ada persiapan khususPersiapan sampel: hindari hemolisisAlat dan Bahan1.Kit ACON Anti HCV terdiri dari: alat tes dan pipet tetes 2.Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )

1.2 AnalitkCara Kerja4. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.5. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum / plasma 5 ul kedalam sumur spesimen (S), ditambahkan 2 tetes buffer ke dalam sumur spesimen.6. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam waktu 10 15 menit

2.3 Pasca analitikInterpretasi hasilPositif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis kontrol (C) dan garis tes (T)Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian kontol (C)Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak hanya pada bagian tes (T) c. A-HIVHuman Immunodeficiency Virus ( HIV) adalah suatu retrovirus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome ).Tujuan:Sebagai tes saring untuk mendeteksi antibodi HIV- 1 dan atau HIV-2 dalam serum atau plasma.Prosedur:

3. TES ANTI HIV -1 / HIV 2 (rapid tes)1.1 Pra analitikPersiapan pasien: tidak ada persiapan khususPersiapan sampel: hindari hemolisisAlat dan bahAlat dan Bahan1.Kit ACON HIV-1/2 terdiri dari: alat tes, Buffer, pipet tetes 2.Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )1.2 AnalitkCara Kerja7. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.8. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum / plasma 1 tetes kedalam sumur spesimen (S), kemudian tambahkan 2 tetes buffer. Hindari gelembung udara.9. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam waktu 10 menit

3.3 Pasca analitikInterpretasi hasilPositif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis kontrol (C) dan garis tes (T)Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian kontol (C)Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak hanya pada bagian tes (T)Interpretasi Klinik : Anti Hiv-1 / 2 (+ ) berarti terinfeksi HIV

d. CRPTes C-Reaktif Protein adalah tes untuk mengukur kadar C-Reaktif Protein didalam darahTujuan:1. Mendeteksi proses inflamasi sistemik2. Mendiagnosis dan mengevaluasi hasil pengobatan pada penyakit infeksi3. Memantau pengobatan penyakit rematik dan menilai hasil pengobatan anti inflamasi4. Mendeteksi infeksi intrauteri yang disertai amnioreksi dini5. Menetapkan adanya penyulit pasca operasi pada tingkat dini6. Menentukan risiko penyakit kardiovaskularProsedur:

Pra analitikPersiapan pasien: pasien dipuasakan 12 jam sebelum pengambilan sampel Persiapan sampel:1. Serum segar yang telah disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm2. Sampel segera diperiksa3. Sampel dapat disimpan selama 2-8 c kurang dari 24 jam4. Hindari hemolisisAlat dan bahan: ALAT :1. Pengaduk2. Pipet (50 l)3. Test slide, plastik slide ( warna hitam)4. Rotator mekanik5. Tabung Reaksi

BAHAN :1. Serum Pasien2. Reagen; latex reagen CRP serum kontrol positif (prediluted) serum kontrol negatif (prediluted) NaCl 0.9%Analitik :Cara Kerja1. Tempatkan reagen dan serum pada suhu ruangan2. Kocok perlahan reagen lateks sampai partikel-partikelnya tercampur3. Teteskan 40 L serum pada slide aglutinasi4. Teteskan 1 tetets reagen lateks di atas serum pada slide aglutinasi5. Campurkan secara merata sampel dan reagen lateks dengan pengaduk, lakukan hal yang6. sama pada kontrol positif dan negatif7. Observasi adanya aglutinasi atau tidak (tidak lebih dari 3 menit)8. Jika terdapat aglutinasi lanjutkan dengan metode semi kuantitatif

Metode semi kuantitatif1. Siapkan 4 tabung reaksi, beri nomor 1,2,3,4 dan 52. Pipetkan NaCl 0.9% sebanyak 100 L ke dalam tabung 1 sampai tabung 53. Tambahkan 100 L serum sampel ke tabung 1 kemudian campur isi tabung tersebut4. Pindahkan 100 L isi tabung 1 ke tabung 2 kemudian campur isi tabung tersebut dan seterusnya pindahkan 100 L isi tabung 2 ke tabung 3, begitu pula isi tabung 3 ke tabung 4 dan isi tabung 4 ke tabung 55. Setiap tabung (pengenceran) dilakukan tes seperti diuraikan pada poin 3 sampai 6 cara kerja tes aglutinasi lateks di atas

Pasca Analitik

Interpretasi Hasil :- Negatif: jika tidak ada aglutinasi (kadar CRP 7.5 mg/L)- Positif: jika terbentuk aglutinasi (kadar CRP > 7.5 mg/L)

Nilai Rujukan : normal 7,5 mg/L

e. ASTO Streptolisin O adalah toksin hemolitik yang diproduksi oleh kebanyakan strain Streptokokus patogenik . Toksin ini imunogenik sehingga merangsang pembentukan anti streptolisin O .Tujuan:Untuk melihat peningkatan titer antibodi terhadap produk ekstra seluler Streptokokus antara lain ; anti streptolisin O (ASTO), anti hyaluronidase (AHase) dan anti deoxyribonuclease-B (ADNase-B).

f. RFTes Faktor Reumatoid adalah tes untuk mengukur kadar faktor reumatoid didalam darahTujuan:Untuk membantu menegakkan diagnosis Reumatiod ArtritisProsedur:

Pra analitikPersiapan pasien: tidak ada persiapan khususPersiapan sampel:5. Serum segar yang telah disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm6. Sampel segera diperiksa7. Sampel dapat disimpan selama 1-3 minggu pada suhu -10OC8. Hindari hemolisisAlat dan bahan: ALAT :6. Aplikator7. Pipet (50 l)8. Test slide, plastik slide ( warna hitam)9. Rotator mekanik

BAHAN :3. Serum Pasien4. Reagen; latex reagen RF serum kontrol positif (prediluted) serum kontrol negatif (prediluted)Analitik :Cara Kerja1. Tempatkan reagen dan serum pada suhu kamar2. Kocok perlahan reagen lateks sampai partikel-partikelnya tercampur3. Teteskan 40 L serum ke dalam lingkaran slide4. Tambahkan satu tetes reagen lateks di samping tetesan sampel5. dicampurkan serum dengan lateks reagen secara merata dengan ujung pengaduk sampai batas lingkaran slide6. Goyangkan slide selama 3 menit secara perlahan-lahan ke depan dan ke belakang atau dengan menggunakan shaker7. diamati aglutinasi yang timbul8. Konfirmasi tes dengan kontrol positif atau kontrol negatif

Pasca Analitik

Nilai Rujukan :- Negatif: jika tidak ada aglutinasi (kadar RF diet sayur, alkalosis, infeksi Lekosit: + inflamasi, infeksi Nitrit: + infeksi Protein: + albumin: penyakit ginjal globulin: myeloma multipel Glukosa: + diabetes melitus Keton:+ puasa, diet lemak, ketoasidosis Urobilinogen: + pada gangguan hati Bilirubin: + pada obstruksi bilier Eritrosit: + penyakit ginjal dan saluran kemihTes Sedimen Eritrosit: abnormal: batu atau penyakit ginjal dan saluran kemih Lekosit: abnormal: batu atau penyakit ginjal dengan inflamasi Torak : > pada penyakit ginjal dan saluran kemih Bakteri: + infeksi saluran kemih bila > 105 /ml Sel: abnormal: sel bulat, sel ganas Kristal: asam urat >> goutTes Protein kuantitatif dengan cara Esbach: abnormal: penyakit ginjalTes Protein Bence Jones : positif pada myeloma multipel, amyloidosis, sindroma Fanconi (dewasa) dan makroglobulinemia Waldenstrom Ket: : mengarah, menunjukkan.5. Catat hasil pada Buku Hasil dan Formulir Hasil, 6. Tes dapat dilakukan setiap hari di laboratorium UPL RS UNHAS selama 24 jam sesuai permintaan

FECES RUTINTes feses adalah tes laboratorium terhadap spesimen feses yang dapat memberikan kelainan pada sistem traktus gastro-intestinal seperti diare, infeksi parasit, pendarahan gastro-intestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindroma malabsorbsi.Tes feses terdiri dari tes makroskopik, mikroskopik dan kimia (tes darah samar).Tujuan:Untuk skrining, menunjang diagnosis, memantau perjalanan penyakit, efektifitas pengobatan, dan komplikasi penyakit.Prosedur:1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium/analis yang telah terlatih, jika perlu dikonfirmasi oleh dokter yang bertugas

2. Pra Analitik2.1. Persiapan Pasien: Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar sebelumnya Preparat besi akan mempengaruhi warna feses dan sebaiknya dihentikan 4-6 hari sebelum pengambilan sampel. Begitupun dengan obat-obat antidiare, golongan tetracyclin, barium, bismuth, minyak atau magnesium akan mempengaruhi hasil. untuk tes kimia, perlu dihindari zat-zat yang mengandung besi, vitamin C, bromida, iodida, makanan yang mengandung mioglobin (daging), klorofil dan peroksidase tumbuhan selama 2-3 hari2.2. Persiapan Sampel: Sampel sebaiknya feses segar (pagi hari) sebelum sarapan pagi, atau feses baru, defekasi spontan dan diperiksa di laboratorium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi (warm stool). Wadah berupa pot plastik yang bermulut lebar, tertutup rapat dan bersih. Wadah diberi label: nama, tanggal, nomor pasien, sex, umur, diagnosis awal. Feses tidak boleh mengenai bagian luar wadah dan diisi jangan terlalu penuh.

2. Pra Analitik2.1. Persiapan Pasien: Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar sebelumnya Preparat besi akan mempengaruhi warna feses dan sebaiknya dihentikan 4-6 hari sebelum pengambilan sampel. Begitupun dengan obat-obat antidiare, golongan tetracyclin, barium, bismuth, minyak atau magnesium akan mempengaruhi hasil. untuk tes kimia, perlu dihindari zat-zat yang mengandung besi, vitamin C, bromida, iodida, makanan yang mengandung mioglobin (daging), klorofil dan peroksidase tumbuhan selama 2-3 hari

2.2. Persiapan Sampel: Sampel sebaiknya feses segar (pagi hari) sebelum sarapan pagi, atau feses baru, defekasi spontan dan diperiksa di laboratorium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi (warm stool). Wadah berupa pot plastik yang bermulut lebar, tertutup rapat dan bersih. Wadah diberi label: nama, tanggal, nomor pasien, sex, umur, diagnosis awal. Feses tidak boleh mengenai bagian luar wadah dan diisi jangan terlalu penuh 2.3. Alat dan Bahan: lidi atau spatel kayu, kapas lidi mikroskop, kaca objek, kaca penutup larutan eosin 2% larutan lugol larutan NaCl 0,9% tabung reaksi serbuk Gum guaiac 3 gram alkohol 95 % asam asetat glacial hidrogen peroksidase (H2O2) 3%3. AnalitikCara kerja:

3.2. Tes Makroskopik: sampel diperiksa ditempat yang terang perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir,nanah, cacing, dll.

3.2.Tes Mikroskopik/Sedimen Tetesi kaca objek disebelah kiri dengan 1 tetes NaCl 0,9% dan sebelah kanan dengan 1 tetes larutan Eosin 2% atau larutan Lugol. Ambil feses dibagian tengahnya atau pada permukaan yang mengandung lendir, darah atau nanah + seujung lidi. Aduk sampai rata pada masing-masing larutan Tutupi dengan kaca penutup. Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan pembesaran 10x kemudian 40x.. Amati apakah ada telur cacing , amuba, eritrosit, leukosit, sel epitel, kristal, sisa makanan dll.

3.2.Tes Kimia1. Buatlah emulsi feses dalam tabung reaksi dengan air atau dengan larutan garam kira-kira 5-10 ml dan panasilah hingga mendidih.2. Saringlah emulsi yang masih panas dan biarkan filtrat sampai menjadi dingin, dan tambhakan 1 ml asam asetat glacial, campur.3. Dalam tabung reaksi kedua masukkan sepucuk pisau serbuk guaiac dan 2 ml alkohol 95 %, campur.

Tuanglah secara hati-hati isi tabung kedua ke dalam tabung yang berisi emulsi feses sehingga kedua jenis campuran tetap sebagai lapisan terpisah.4. Berikan 1 ml hidrogen peroxidase 3%, campur.5. Hasil positif terlihat dari warna biru yang terjadi pada batas kedua lapisan itu.6. Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih lama), perhatikan warna yang timbul

Nilai rujuk: Warna: normal berwarna kuning coklat. Bau: Bau normal feses disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat. Konsistensi: feses normal agak lunak dan mempunyai bentuk seperti sosis.] Lendir: normal tidak ada lendir. Darah: normal feses tidak mengandung darah. Sel epitel: Beberapa sel epitel, yaitu yang berasal dari dinding usus bagian distal dapat ditemukan dalam keadaan normal. Lekosit: normal tidak terdapat lekosit Eritrosit: normal tidak terdapat eritrosit Kristal: normal mungkin terlihat kristal-kristal tripelfosfat, calciumoxalat dan asam lemak. 4. Pasca Analitik Interpretasi: Warna feses yang abnormal dapat disebabkan atau berubah oleh pengaruh jenis makanan, obat-obatan dan adanya pendarahan pada saluran pencernaan Feses yang abnormal mempunyai bau tengik,asam, basi. Lendir: adanya lendir berarti ada iritasi atau radang dinding usus. Lendir pada bagian luar feses, lokasi iritasi mungkin pada usus besar dan bila bercampur dengan feses, iritasi mungkin pada usus kecil. Darah: Perhatikan apakah darah itu segar (merah muda), coklat atau hitam, apakah bercampur atau hanya dibagian luar feses saja. Parasit: cacing mungkin dapat terlihat. Sel epitel. Kalau sel epitel berasal dari bagian yang lebih proximal, sel-sel itu sebagian atau seluruhnya rusak. Jumlah sel epital bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus. Makrofag. Sel-sel besar berinti satu memiliki daya fagositosis; dalam plasmanya sering dilihat sel-sel lain (leukosit, eritrosit) atau benda-benda lain. Dalam preparat natif (tanpa pewarnaan) sel-sel itu menyerupai ameba; perbedaannya ialah sel ini tidak dapat bergerak. Lekosit. Lebih jelas terlihat kalau feses dicampur dengan beberapa tetes larutan asam acetat 10%. Kalau hanya dilihat beberapa dalam seluruh sediaan, tidak ada artinya. Pada dysenteri basiler, colitis ulcerosa dan peradangan lain-lain, jumlah lekosit yang ditemukan banyak menjadi besar. Eritrosit. Hanya dilihat kalau lesi mempunyai lokalisasi dalam colon, rectum atau anus. Keadaan ini selalu bersifat patologis. Kristal-kristal. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcot-Leyden dan kristal hematoidin. Kristal Charcot-Leyden biasanya ditemukan pada keadaan kelainan ulceratif ususnya, khususnya amubiasis. Kristal hematoidin dapat ditemukan pada perdarahan usus. Sisa makanan. Hampir selalu dapat ditemukan tertentu dikaitkan dengan sesuatu hal yang abnormal. Sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian lagi makanan berasal dari hewan, seperti serat otot, serat elastik, dll.

5. Catat hasil pada Buku Hasil dan Formulir Hasil, 6. Tes dapat dilakukan setiap hari di Laboratorium UPL RS UNHAS selama 24 jam sesuai permintaan.