Laporan Kerja Praktek (MPB704) PT Indonesia Power UBP Bali 2013.docx

download Laporan Kerja Praktek (MPB704) PT Indonesia Power UBP Bali 2013.docx

of 86

Transcript of Laporan Kerja Praktek (MPB704) PT Indonesia Power UBP Bali 2013.docx

LAPORAN KERJA PRAKTEKPEMELIHARAAN PLTD DAN PLTG SERTA PERAN SMK3 PADA PERUSAHAAN DAN PERAWATAN SERTA TROUBLESHOOT PADA GENERATOR SET MESIN BENSIN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECILPT INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKIT BALI

OLEHKOMANG PANDE JUNIARTANIM : 1004305042

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA20132

Laporan Kerja Praktek PT Indonesia Power UBP BaliJurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas UdayanaDEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEKPT INDONESIA POWERUNIT BISNIS PEMBANGKIT BALI

OLEH:KOMANG PANDE JUNIARTA1004305042

Disahkan Oleh:

Dosen Pembimbing III Made Gatot Karohika, ST, MTNIP: 19770228 200312 1 002Dosen Pembimbing IProf. Dr. Tjok Gde Tirta Nindhia, ST, MTNIP: 19720116 199803 1 004

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEKPT INDONESIA POWERUNIT BISNIS PEMBANGKIT BALI

OLEH:KOMANG PANDE JUNIARTA1004305042

Mentor / Supervisor SeniorK3 & LingkunganPT Indonesia Power UBP BaliSuryanto AripinMentor / SupervisorPemeliharaan Mesin PLTD/GPT Indonesia Power UBP BaliI Gusti Ngurah Ketut DharmajaDisahkan Oleh:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEKPT INDONESIA POWERUNIT BISNIS PEMBANGKIT BALI

OLEH:KOMANG PANDE JUNIARTA1004305042

Disahkan Oleh:

Kordinator Kerja PraktekI Made Gatot Karohika, ST, MTNIP: 19770228 200312 1 002

Kampus Bukit Jimbaran, BaliKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK

Telp/Faks: 0361-703321, Email: [email protected] TEKNIK MESIN

LEMBAR ASSISTENSI KERJA PRAKTEKUNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK MESINNama:Komang Pande Juniarta

Pemeliharaan PLTD dan PLTG serta Peran SMK3 Pada Perusahaan dan Perawatan serta Troubleshoot Generator Set Mesin Bensin Sebagai Pembangkit Listrik Skala KecilNIM:1004305042Judul Kerja Praktek:

Pembimbing I: Prof. Dr. Tjok Gde Tirta Nindhia, ST, MTNIP:19720116 199803 1 004NoTanggalKegiatanTanda Tangan

16 Agustus 2013Pemberian Tugas

Kampus Bukit Jimbaran, BaliKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK

Telp/Faks: 0361-703321, Email: [email protected] TEKNIK MESIN

LEMBAR ASSISTENSI KERJA PRAKTEKUNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK MESINNama:Komang Pande Juniarta

Pemeliharaan PLTD dan PLTG serta Peran SMK3 Pada Perusahaan dan Perawatan serta Troubleshoot Generator Set Mesin Bensin Sebagai Pembangkit Listrik Skala KecilNIM:1004305042Judul Kerja Praktek:

Pembimbing II: I Made Gatot Karohika, ST, MTNIP:19770228 200312 1 002NoTanggalKegiatanTanda Tangan

11 Agustus 2013Pemberian Tugas

KATA PENGANTAR

Puju syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikanLaporan Kerja Praktek PT Indonesia Power UBP Bali Unit Pesanggaran yang diberi judul Pemeliharaan PLTD dan PLTG serta Peran SMK3 Pada Perusahaan dan Perawatan serta Troubleshoot Generator Set Mesin Bensin Sebagai Pembangkit Listrik Skala Kecil. Pelaksanaan Kerja Praktek merupakan tugas mata kuliah Kerja Praktek (MPB 704) yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis bagi mahasiswa strata-1 (S1) dalam menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana yang dilaksanakan dari tanggal 12 Agustus hingga 10 Oktober 2013. Selain itu laporan ini juga merupakan persyaratan untuk mengambil tugas akhir dan kelulusan program studi Teknik Mesin.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak internal maupun eksternal yang telah membantu dan terlibat dalam penyelesaian laporan ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Redana, MA.Sc.Ph.D , selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana2. Bapak Ir. Made Suarda. MEng, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana3. Bapak Prof. Dr. Tjok. Gde Tirta Nindhia, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I KP4. Bapak I Made Gatot Karohika, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II KP 5. Bapak IGN. Agung S, selaku General Manajer Unit PLTD/G Pesanggaran6. Bapak I Gusti Ngurah Ketut Dharmaja, selaku Supervisor Pemeliharaan PLTD/G Pesanggaran7. Bapak Suryanto Aripin, selaku Supervisor Senior K3 dan Lingkungan PLTD/G Pesanggaran8. Bapak I Made Juwita, ST, selaku Supervisor Senior Operasi A PLTD/G Pesanggaran9. Bapak Amrin, selaku Supervisor Senior Operasi B PLTD/G Pesanggaran10. Bapak I Ketut Sutrisna, selaku Supervisor Operasi C PLTD/G Pesanggaran11. Bapak Gusti Ketut Astra, selaku Supervisor Operasi D PLTD/G Pesanggaran12. Bapak I Putu Budiasa, selaku A Md. Perencanaan SDM dan Organisasi PLTD/G Pesanggaran13. Bapak Raffles Linelejan, selaku Supervisor Senior Keamanan dan Humas PLTD/G Pesanggaran14. Seluruh pegawai dan staff direksi PLTD/G Pesanggaran15. Teman-teman KP PLTD/G Pesanggaran dan teman-teman di lingkungan Kampus Fakultas Teknik Mesin Universitas Udayana

Penulis sangat menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun setidaknya ini bisa memberi kontribusi untuk mahasiswa yang ingin mengetahui tentang PLTD/G Unit Pesanggaran.Penulis sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran para pembaca agar laporan ini dapat lebih sempurna lagi.

Denpasar, September 2013

Penulis

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBINGiLEMBAR PENGESAHANMENTOR KPiiLEMBAR PENGESAHANKORDINATOR KPiiiLEMBAR ASISTENSI (Dosen Pembimbing I)ivLEMBAR ASISTENSI (Dosen Pembimbing II)vKATA PENGANTARviDAFTAR ISIixDAFTAR GAMBAR xiDAFTAR TABELxii

BAB IPENDAHULUAN11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan 21.4 Manfaat 31.5 Metode Penulisan 3

BAB IITINJAUAN UMUM PT INDONESIA POWER52.1Sejarah PT. INDONESIA POWER 52.2Unit Bisnis Pembangkitan Bali 62.1.1Profil Perusahaan 102.1.2Kegiatan Usaha 102.1.3Visi, Misi, dan Motto 112.1.4Tujuan Perusahaan 112.1.5Data Prestasi PT. IP UBP Bali 122.1.6Aset Perusahaan 122.1.7Gedung dan Fasilitas PT Indonesia Power142.1.8Pengelolaan Lingkungan 152.1.9Struktur Organisasi Perusahaan 16

BAB III PENUGASAN263.1Pemeliharaan PLTD PT Indonesia Power263.1.1Definisi Pemeliharaan 263.1.2Tujuan Pemeliharaan 263.1.3Sasaran Pemeliharaan 263.1.4Jenis-jenis Pemeliharaan 273.2Pemeliharaan PLTG PT Indonesia Power 353.2.1Jenis-jenis Pemeliharaan PLTG 353.1.2Compresor Wet Cleaning 393.3Generator Set Bensin 453.3.1Pengertian 453.3.2Bagian-Bagian Generator Set 463.3.3Troubleshooting 573.4K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) 60

DAFTAR PUSTAKA 70LAMPIRAN

DAFTAR GAMBARGambar 2.1Kantor Pusat INDONESIA POWER 5Gambar 2.2Peta Geografis PT Indonesia 6Gambar 2.3Peta Lokasi PLTD/G Pesanggaran 14Gambar 2.4Struktur Organisasi23Gambar 2.5Struktur Organisasi PT Indonesia Power UBP Bali 24Gambar 3.1Vibration Monitor 38Gambar 3.2Thermal Imaging 38Gambar 3.3Compresor Washing Trothle 40Gambar 3.4Proses Kerja Mesin Bensin 4T 48Gambar 3.5Siklus Kerja Mesin Bensin 4T50Gambar 3.6Generator Arus Bolak Balik50Gambar 3.7Panel Pengendali Generator54Gambar 3.8Kontruksi Generator DC56Gambar 3.9Safety Shoes 65Gambar 3.10Helm Pengaman 65Gambar 3.11Masker 66Gambar 3.12Sarung Tangan 66

DAFTAR TABELTabel 2.1 Power Plant of Bali Generator Bussiness Unit 13Tabel 3.1Kalender Pemeliharaan 31Tabel 3.2Troubleshoot Pada Generator Set 57

xiii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan teknologi dan perubahan zaman yang semakin cepat menuntut pengembangan wawasan dan ketrampilan dari masing masing individu.Sebagai mahasiswa, selain manguasai teori dan ilmu pengetahuan alam, harus bisa mengikuti dan fleksibel untuk mengakomodasi perkembangan yang ada.Sehingga perguruan tinggi sebagai jembatan utama antara seorang mahasiswa dan dunia luar haruslah memiliki kurikulum yang berkompeten didalamnya, sebagai penunjang dalam menghadapi perkembangan teknologi.Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana yang berbasis pada ilmu pengetahuan alam dan teknologi, sehingga institusi pendidikan ini dituntut untuk lebih peka terhapa perkembangan teknologi yang ada. Hal ini di diwujudkan dengan adanya mata kuliah kerja praktek sebagai mata kuliah syarat kelulusan strata 1 .Dengan adanya mata kuliah kerja praktek diharapkan mahasiswa mampu dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama menjalani masa perkuliahan dan memiliki bekal terhadap dunia kerja secara nyata.Sehingga mahasiswa dapat secara langsung bersentuhan dengan dunia kerja dalam bidangnya yang bertujuan untuk memberikan pengalaman mengenai sikap, ketrampilan dan kemampuan profesi dan pada setiap laporan akhir yang dirumuskan oleh mahasiswa melalui berbagai macam penelitian dan dengan kompleksnya permasalahan yang terdapat pada setiap perusahaan, diharapakan keberadaan mahasiswa yang melakukan kerja praktek dapat memberikan solusi alternatif berdasarkan teori aplikatif dari bekal pengetahuan di perkuliahan bagi perusahan tersebut.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, adapun masalah yang penulis dapatkan dalam penyusunan laporan ini adalah :1. Sistem Perawatan PLTD/G.2. Troubleshoot dan maintenance generator set sebagai pembangkit listrik sekala kecil.3. Bagaimana sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

1.3 TujuanAdapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan laporan Kerja Praktek (KP) ini yakni :1. Sebagai syarat mutlak untuk dapat mengambil mata kuliah pengajuan proposal dan tugas akhir2. Untuk mengetahui dunia kerja yang memang harus disesuaikan dengan minat, bakat dan konsentrasi mata kuliah yanag diambil di bangku kuliah3. Mengetahui dan mencocokan hubungan antara teori yang didapat dengan keadaan rill (nyata) di lapangan kerja.

1.4 ManfaatPeran pembelajaran Kerja Praktek (KP) sangat bermanfaat besar dan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi mahasiswa dan perusahaan dimana hal tersebut diantaranya: 1. Bagi MahasiswaMenambah wawasan dan pengalaman dunia kerja agar supaya bias mempersiapkan dan memanfaatkan bekal dari bangku kuliah untuk di terapkan di lapangan, sehingga mahasiswa dapat berpikiran imajinatif, kreatif, dan tentunya objektif dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan di lapangan.2. Bagi PerusahaanMelalui Kerja Praktek (KP) ini, diharapkan perusahaan dapat membagi informasi mengenai perusahaannya baik di bidang pengetahuan teknik maupun di bidang manajemen perusaha.

1.5 Metode PenulisanUntuk menyusun laporan Kerja Prakter (KP) di PT. INDONESIA POWER UBP Bali, Unit PLTG Gilimanuk ini, penulis menggunakan metode penulisan dengan empat jenis metode, yakni :1. Metode Obserfasi LangsungMerupakan metode langsung terjun kelapangan untuk mencari dan mengamati dengan melihat segala kegiatan yang terjadi di sekitar perusahaan sehingga nantinya menjadi data-data objektif.2. Metode WawancaraMetode ini sifatnya lisan dengan melakukan tanya jawab secara langsung (face to face) antara mahasiswa dan pegawai-pegawai di lingkungan perusahaan mengenai perusahaan itu sendiri.3. Metode KepustakaanMerupakan metode pengumpulan data yang berasal dari manualhand book, literatur, diktat-diktat dan lainnya yang telah tersedia di ruang pustaka milik perusahaan yang memuat data-data alat atau mesin-mesin perusahaan tersebut.4. Studi DokumentasiMerupakan metode pengumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen resmi perusahaan yang berhubungan dengan pembahasan laporan Kerja Praktek (KP), selain itu mendokumentasikan gambar-gambar lingkungan dan peralatan disekitar perusahaan sebagai bukti nyata untuk melengkapi laporan penulis.

52

BAB IITINJAUAN UMUM PT INDONESIA POWER

2.1 Sejarah PT Indonesia PowerINDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa Bali I. Pembentukan perusahaan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-12496 HT.01.01.TH.1995.Sejak 3 Oktober 2000 berganti nama menjadi INDONESIA POWER sebagai penegasan atas tujuan perusahaan yang menjadi perusahaan pembangkitan tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni. INDONESIA POWER merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik terbesar di Indonesia.Untuk mengelola 127 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang sekitar 8.888 MW, Indonesia Power memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan yang tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa dan Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.

Gambar 2.1Kantor Pusat INDONESIA POWERINDONESIA POWER terus melakukan upaya penambahan kapasitas pembangkit lisrtik, baik di Pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa Tenggara Timur.Dengan identitas baru, INDONESIA POWER mendeklarasikan Visi dan Misi yang terintegrasi dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan diri menjadi pembangkit kelas dunia.Untuk mendukung terealisasinya keinginan tersebut, Indonesia Power dan seluruh Unit Bisnisnya telah berbenah diri. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan nasional dan internasional antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), SMK3 dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Penghargaan Padma untuk bidang Pengembangan Masyarakat, dan ASEAN Renewable Energy Award.

2.2 Unit Bisnis Pembangkit BaliUnit Bisnis Pembangkitan Bali merupakan salah satu unit pelaksanan pengusahaan pembangkit yang berada di bawah PT.Indonesia Power dan menyediakan tenaga listrik di pulau Bali.

Gambar 2.2Peta Geografis PT Indonesia Power UBP BaliSejarah berdirinya dimulai sekitar tahun 1990.Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlu adanya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersbut diawali dengan berdirinya PAITON SWASTA 1, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber daya swasta melalui pembangkit pembangkit listrik swasta. Kemudian akhirnya tahun 1993 menteri pertimbangan dan energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kenijakan berupa sasarn dan kebijakan pengembangan sub-sektor ketenagalistrikan.Kebijakan pedoman jangka panjang restrukrisasi sektor ketenagalistrikan.Sebagai penerapan tahap awal, pada 1994 PLN diubah satusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995 PT.PLN Persero membentuk 2 anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial. Salah satu anak perusahaan tersbut adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali 1 atau lebih dikenal dengan PJB 1. Anak perusahaan ini berfungsi untuk menjalankan fungsi komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.Pada tanggal 3 Oktober 2000 ( ulang tahun yang kelima), manajemen perusahaan mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini ditunjukkan untuk menanggapi persaingan usaha yang semakain ketat dalam bidang ketenagalistrikan serta sebagai suatu persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilakukan dalam waktu yang dekat.Pembangkit-pembangkit listrik milik PT. INDONESIA POWER memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan mengunakan berbagai energi primer seperti batu bara,air,panas bumi,gas alam,minyak bumu, dll. Pembangkit-pembangkit yang dimiliki PT.INDONESIA POWER tersebut tersebar dalam 8 unit bisnis pembangkit yang terdiri atas Priok ,Suralaya, Saguling ,Kamojang, Mrica, Semarang, Perak-Grati dan Bali. Untuk total daya mampu terbesarnya PT. Indonesia Power merupakan yang terbesar di Indonesia diantara perusahaan pembangkit lainnya.Untuk mengantisipasi kenaikan daya yang terus menerus dimana setiap tahun pertumbuhan konsumsi listrik sekitar 12 persen maka PT Indonesia Power UBP Bali menambah kapasitas pembangkit dengan program PLTD SEWA yakni dengan BOT (Built Operation Transfer ) dan BOO (Built Operation Owner ). Tanggal 7 November 2010 terpasang PLTD BOO Pemaron dengan daya mampu sebesar 45 MW dengan menggunakan 59 unit PLTD. Pada pusat beban yakni di Denpasar terpasang 3 Unit PLTD BOO dan 3 unit PLTD BOT. Commisioning PLTD BOO Pesanggaran tanggal 27 Pebruari 2011 dan PLTD BOT Pesanggaran tanggal 16 Maret 2011. Kapasitas total pembangkit UBP Bali sampai dengan tahun Juni 2011 sebesar 557.69 MW. Selama tahun 1995 Bali mengkonsumsi energi listrik dari PLN sebesar 889 GWh yang disediakan dari PLTD sebesar 84 GWh, dari PLTG sebesar 295 GWh dan pasokan dari Jawa sebesar 509 GWh. Tahun 1996 terjadi kenaikan konsumsi energi listrik menjadi sebesar 1017 GWh yang disediakan dari PLTD, PLTG dan pasokan dari Jawa berturut-turut sebesar 84 GWh, 305 Gwh dan 627 GWh. Tahun 1997 terjadi kenaikan konsumsi energi listrik menjadi sebesar 1136 GWh yang terdiri atas pasokan dari PLTD sebesar 160 GWh, dari PLTG sebesar 432 GWh dan dari Jawa sebesar 544 GWh.Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali mempunyai 11 unit PLTD dan 4 unit PLTG yang semuanya terletak di Pesanggaran, Denpasar. Di samping itu pada akhir tahun 1997 telah selesai dibangun PLTG Gilimanuk terletak di ujung barat pulau Bali.Seluruh pembangkit tenaga listrik menggunakan bahan bakar minyak HSD sebagai energi primernya.UBP Bali juga mengelola PLTG Pemaron yang berada di utara pulau Bali.Dari pembangkit listrik tersebut 9 Unit PLTD energi listrik yang dibangkitkan disalurkan langsung ke jaringan tegangan 20kV.Dua unit PLTD, energi listrik yang dibangkitkan disalurkan langsung ke jaringan transmisi 150 kV.Dengan kapasitas dari Pembangkit Listrik di Pesanggaran dan Gilimanuk dan ditambah sistem Interkoneksi Jawa-Bali, UBP Bali menjamin tersedianya tenaga listrik yang cukup dan dapat diandalkan.Unit Bisnis Pembangkitan Bali merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT Indonesia Power. Pada 1973, unit ini awalnya bernama Sektor Pesanggaran di bawah Otoritas PLN Wilayah XI dan pada 1997 menjadi Sektor Bali di bawah Otoritas PT PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Timur dan Bali. Sejak 1995, ketika PT PLN (Persero) membentuk anak perusahaan yang disebut PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali (PLN PJB I), Sektor Bali dinamakan sebagai Unit Pembangkitan Bali. Pada 30 Oktober 2000, PLN PJB I berubah nama menjadi PT Indonesia Power.Unit Pembangkitan Bali berubah nama menjadi Unit Bisnis Pembangkitan Bali. Pusat pembangkit yang dikelola oleh UBP Bali terutama dimaksudkan untuk memenuhui kebutuhan pulau itu sendiri saat pasokan dari Sistem Jawa Bali yang disalur melalui kabel bawah laut dari Ketapang (Jawa) ke Gilimanuk tidak mencukupi.

2.2.1 Profil Perusahaan1. Nama Perusahaan: PT. INDONESIA POWER UBP BALI2. Jenis Badan Hukum: PT ( Perseroan Terbatas)3. Alamat Perusahaan: JI. Brigjen I.G. Ngurah Rai, Pasanggaran4. Nomor Telepon: (62-361) 720-421, 720-4225. Nomor Fax: (62-361) 720-5196. Status Permodalan : BUMN7. Bidang Usaha : Pembangkit Tenaga Listrik8. SK AMDAL disetujui : 371 tahun 2004, 25 Nopember 20049. Penanggung Jawab : IGN. Agung. S10. Jabatan: General Manager

2.2.2 Kegiatan UsahaPT Indonesia Power UBP Bali mengelola 18 unit pembangkit listrik yang terdiri dari 11 unit PLTD dan 4 unit PLTG di Pesanggaran, 1 unit PLTG berlokasi di Gilimanuk dan 2 unit PLTG di Pemaron dengan daya totakl terpasang adalah 436,67 MW.

2.2.3 Visi, Misi, Motto dan Budya PerusahaanPT Indonesia Power mempunyai visi dan misi yang dipergunakan sebagai peningkatan kualitas produknya demi memberikan kepuasan pada pelanggannya yaitu:

Visi PT Indonesia PowerMenjadi Perusahaan Publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.Misi PT Indonesia PowerMelakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan serta mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjangMotto PT Indonesia PowerBersamakita maju

2.2.4 Tujuan PerusahaanTujuan PT. Indonesia Power UBP Bali, antara lain:1. Memberikan nilai tambah bagi pelanggan , karyawan dan pemilik.2. Menghasilkan keuntungan yang menjamin pertumbuhan yang menjamin berkesinambungan.3. Mencapai tingkat kinerja setara dengan perusahaan pembangkitan tenaga listrik kelas dunia.4. Membangun budaya perusahaan yang memiliki nilai-nilai : Integritas, Profesional, Harmonis, Pelayanan Prima, Peduli Pembelajar dan Inovatif.

2.2.5 Data Prestasi Unit Bisnis Pembangkitan Bali1. Zero Accident Award: 2002-sekarang2. Sertifikat SMK3: 2002,2005,2008, 20113. Sertifikat Sistem Manajemen Pengamanan ( Peraturan Kepala Polri No.24/2007): 20084. Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (ISO 14001): 2003, 2006, 20095. Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001): 2003, 2006, 2009

2.2.6 Aset PerusahaanBali dikenal sebagai Pulau Dewata dan merupakan daerah tujuan wisata yang terus berkembang. Dengan perkembangan yang bersifat alami itu, bali membutuhkan listrik yang andal dan memadai.Unit Bisnis Pembangkitan Bali (UBP Bali) terdiri dari 11 unit pembangkit diesel dan 4 unit pembangkitan berbahan bakar gas.1 unit pembangkitan diesel ada di Gilimanuk, 2 unit pembangkit diesel ada di Pemaron, Singaraja.Di samping itu, Sistem Ketenagalistrikan Bali didukung dari Jawa melalui dua jalur kabel bawah laut antara Ketapang Gilimanuk sebesar 220 MW.Tabel 2.1 Power Plant of Bali Generation Business UnitNama MesinJumlah MesinKapasitas Terpasang( MW )Total ( MW )

PLTD Pesanggaran45.0820.32

PLTD Pesanggaran14.144.14

PLTD Pesanggaran26.7713.54

PLTD Pesanggaran26.5213.04

PLTD Pesanggaran21224.80

PLTG Pesanggaran121.3521.35

PLTG Pesanggaran120.120.10

PLTG Pesanggaran24284.00

PLTG Gilimanuk1133.8133.80

PLTG Pemaron248.897.60

PLTD BOO Pesanggaran310.530

PLTD BOT Pesanggaran318.450

PLTD BOO Pemaron59145

2.2.7Gedung dan Fasilitas PT Indonesia Power UBP Bali Unit Pesanggaran

Gambar 2.3 Peta lokasi PLTD/G PesanggaranLuas area yang ditempati PT Indonesia Power UBP Bali adalah 53.000 m2. Gedung dan fasilitas yang terdapat di PT Indonesia Power UBP Bali antara lain: 1. Gedung kantor baru dan gedung kantor lama. 2. Gedung PLTD stationA dan PLTD station B. 3. Lapangan olah raga yaitu lapangan tenis dan voli. MAN4. Ruang pompa PMK diesel bahan bakar dan container. 5. Mess, Tempat Ibadah, Perpustakaan dan Laboratorium Kimia. 6. Lokasi Tangki bahan bakar, tangki penampungan dan pengolahan limbah. 7. Gardu Induk Pesanggaran. Tempat parkir, koperasi, dan kantin, Gedung Pertemuan.8. Lokasi PT Indonesia Power UBP Bali terbagi atas beberapa bagian yaitu: a. Lokasi mudah terbakar.b. Lokasi evakuasi.c. Lokasi tegangan tinggi.d. Lokasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). e. Lokasi Getaran dan Kebisingan.

2.2.8Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan hasil evaluasi dampak penting dalam andil dari operasional PLTD, PLTG dan rencana pengembangan PLTGU, diperkirakan beberapa jenis dampak besar dan penting yang perlu dikelola sebagai berikut: 1. Menurunnya kualitas udara2. Meningkatnya kebisingan dan getaran 3. Menurunya kualitas atau potensi air bawah tanah 4. Menurunnya kualitas air permukaan 5. Timbulnya keresahan masyarakat 6. Terjadinya kebakaran 7. Terganggunya kesehatan masyarakat Oleh sebab itu perlunya dilakukan pengelolaan lingkungan di sekitar pembangkit. Hal-hal yang telah dilakukan oleh PT Indonesia Power UBP Bali yaitu: 1. Terhadap Kualitas UdaraMenyediakan filter pada masing-masing cerobong untuk menyaring gas buang yang dikeluarkan dari proses pembakaran. 2. Meningkatnya Tingkat Kebisingan dan Getaran Menggunakan Teknologi yang dapat meminimalisi tingkat kebisingan yang disebabkan oleh pengoperasian sistem pembangkit.Dengan menggunakan Glasswool sebagai media/bahan peredam bunyi atau menempatkan mesin-mesin yang mengeluarkan bunyi bising pada ruang kedap udara.Membuat Green Belt dari tanaman yang mampu meredam kebisingan yang dikeluarkan mesin pembangkit.

2.2.9 Struktur Organisasi PerusahaanPT Indonesia Power memiliki struktur organisasi yang menjelaskan alur tugas kerja dan wewenang kepemimpinan dan bawahan.Struktur organisasi perusahaan menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tahap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu struktur organisasi. Dari struktur organisasi tersebut akan membentuk suatu kerja sama yang baik antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, serta bawahan yang satu dengan yang lainnya. PT Indonesia Power UBP Bali menggunakan struktur organisasi yang bersifat struktural.Masing masing jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai posisi pada struktur organisasi perusahaan. Berdasarkan surat keputusan Direksi Nomor 055.K/023/PJB/1997 mengenai tugas dan tanggung jawab masing masing bidang yang dapat diuraikan sebagai berikut :1. General ManajerGeneral Manajer bertindak sebagai pimpinan tertinggi di UBP Pesanggaran Bali yang diberi wewenang penuh untuk mengelola perusahaan sesuai dengan target kontrak manajemen yang telah ditandatangani antara General Manajer dengan Direktur Utama PT Indonesia Power kantor pusat Jakarta. Tanggung jawab General Manajer sebagai berikut :a. Tersedianya rencana kerja dan anggaran unit bisnis pembangkitan jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjang.b. Terintegrasinya kegiatan operasional unit pembangkit.c. Terkoordinasinya kegiatan komunikasi internal dan eksternal.d. Terkoordinasinya kegiatan inovasi/perkembangan teknologi unit pembangkit.e. Terkoordinasinya kegiatan manajemen mutu unit pembangkit.f. Terbinanya unit pembangkit PLTD/G Pesanggaran, PLTG Gilimanuk dan PLTG Pemaron.

2. Ahli Audit TeknikTugas Ahli Audit Teknik adalah melakukan audit internal perusahaan pada bidang teknik sesuai dengan kaidah normatif audit. Audit internal tersebut mengacu pada kebijaksanaan yang diterapkan oleh direksi. Tujuan dari audit internal adalah untuk menjamin accountability kegiatan kegiatan di PT Indonesia Power Pesanggaran UBP Bali.

3. Ahli Audit AdministrasiTugas Ahli Audit Administrasi adalah melakukan audit internal perusahaan pada bidang administrasi sesuai dengan kaidah normatif audit. Audit internal pada bidang administrasi tersebut mengacu pada kebijaksanaan yang diterapkan oleh direksi. Tujuan audit internal dalam bidang administrasi adalah untuk menjamin accountability kegiatan kegiatan di PT Indonesia Power UBP Bali.

4. Manajer TeknikTugas Manajer Teknik adalah mengelola dan mengkoordinasi kegiatankegiatan bidang pemeliharaan PLTD/G yang meliputi pemeliharaan peralatanperalatan mesin serta alat bantunya, listrik, kontrol instrument beserta alat bantunya ,bengkel untuk mendukung keandalan operasi unit pembangkit dengan tanggung jawab sebagai berikut:a. Tersusunnya rencana kerja dan anggaran bidang pemeliharaan.b. Tersedianya Instruksi Kerja (IK) bidang pemeliharaan.c. Tersedianya keandalan system dan peralatan unit pembangkit.d. Teratasinya gangguan sistem, sub sistem dan peralatan unit pembangkit.e. Tersedianya laporan bidang pemeliharaan.f. Terjaminnya kegiatan Lingkungan dan K3 di lingkungan unit kerjanya.g. Terkelolanya pengembangan dan pembinaan bawahan.

5. Manajer Engineering dan Manajemen AsetManajer Engineering dan Manajemen Aset bertugas mengelola dan mengkoordinasi kegiatan perencanaan, evaluasi dan engineering unit bisnis pembangkitan yang meliputi penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Bidang Operasi dan Pemeliharaan baik jangka panjang, menengah ataupun pendek, evaluasi pelaksanaan operasional dan pemeliharaan pembangkit monitoring kerja pembangkit menyangkut keandalan dan efisiensi pembangkit. Kegiatan utamanya antara lain :a. Tersusunnya rencana kerja dan anggaran operasi pembangkit.b. Tersusunnya rencana kerja dan anggaran pemeliharaan pembangkit.c. Tersusunnya kebutuhan bahan bakar dan suku cadang.d. Terkelolanya kegiatan evaluasi dan pelaporan kinerja pembangkit.e. Terlaksananya pembinaan inovasi dan rekayasa bidang teknik di Unit Pembangkit.f. Terkelolanya peningkatan ( improvement ) keandalan dan efisiensi pembangkit.g. Terkelolanya knowledge center Unit Pembangkit.h. Terkelolanya pembinaan dan pengembangan bawahan.

6. Manajer LogistikTugas Manajer Logistik adalah mengkoordinasi pengelolaan logistik unit pembangkit denga kegiatan utama sebagai berikut :a. Penyusun rencana pengadaan barang dan jasa.b. Pengelolaan dan pengendalian untuk kebutuhan operasi pemeliharaan.c. Pengembangan sistem dan prosedur kegiatan.d. Pengelolaan barang barang.e. Pengelolaan database logistik.

7. Manajer SDM & HumasTugas Manajer SDM & Humas adalah mengkoordinasi pengelolaan SDM dan hubungan masyarakat unit pembangkit dengan kegiatan utama sebagai berikut :a. Pengembangan organisasi.b. Perencanaan dan pengadaan karyawan.c. Pengembangan karir.d. Pengelolaan kehumasan dan pengembangan komunitas.e. Pengelolaan kesekretariatan dan rumah tangga kantor.f. Pengelolaan fasilitas kerja.g. Pengelolaan K3.h. Pengelolaan keamanan.8. Manajer SIS & KeuanganMempunyai tugas mengkoordinasi pengelolaan system informasi dan keuangan unit pembangkit dengan kegiatan utamanya sebagai berikut:a. Penyusunan anggaran bisnis.b. Pengelolaan system informasi dan keuangan.c. Pengembangan system administrasi keuangan.

9. Manajer Unit PLTG GilimanukMempunyai tugas mengelola kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTG dengan kegiatan utama sebagai berikut :a. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTG.b. Pengembangan system dan prosedur operasi dan pemeliharaan.c. Pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTG sesuai kebutuhan system.d. Pengkoordinasian kegiatan administrasi umum dan keamanan.

10. Manajer Unit PLTG PemaronMempunyai tugas mengelola kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTG dengan kegiatan utama sebagai berikut :a. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTG.b. Pengembangan system dan prosedur operasi dan pemeliharaan.c. Pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTG sesuai kebutuhan system.d. Pengkoordinasian kegiatan administrasi umum dan keamanan.

11. Manajer Unit PLTD/G PesanggaranMempunyai tugas mengelola kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTG dengan kegiatan utama sebagai berikut :a. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTD/G Pesanggaran dan PLTD Pontianak.b. Pengembangan system dan prosedur operasi dan pemeliharaan.c. Pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTD/G Pesanggaran dan PLTD Pontianak sesuai kebutuhan system.d. Pengkoordinasian kegiatan administrasi umum dan keamanan.

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Indonesia Power

Adapun struktur organisasi PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Bali Unit Pesanggaran adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5Struktur Organisasi PT Indonesia Power UBP Bali

Setiap perusahaan untuk menggerakan Visi dan Misinya tidak lepas dari kerja sama yang kolektif antara pimpinan dan bawahannya sehingga target yang diinginkan tercapai secara terorganisir dan signifikan tentunya. Struktur organisasi PLTD/G Pesanggaran adalah struktur organisasi garis, dimana setiap bagian dalam struktur tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab dibidangnya dengan dedikasi dan kredibilitas kepala unit PLTD/G Pesanggaran tersebut.Struktur organisasi PLTD/G Pesanggaran tersusun dari :1. Manager Unit adalah Pimpinan atau kepala Unit PLTG itu sendiri yang mengatur dan bertanggung jawab atas apapun yang berkaitan dengan Unit tersebut.2. Supervisor Senior (SS) adalah kepala dibidang teknis maupun bidang umum yang membawahi Supervisor untuk melaporkan setiap progres yang sudah dilaksanakan ataupun yang akan di rencanakan sekaligus memeberi instruksi. Supervisor Senior di PLTD/G Pesanggaran terbentuk tiga bagian yaitu, Operasi, Pemeliharaan dan Umum3. Supervisor adalah penanggung jawab sekaligus pemberi instruksi kepada senior dan junior. Supervisor PLTD/G Pesanggaran terbagi menjadi empat bagian yaitu, Operasi, Pemeliharaan mesin, Pemeliharaan listrik, Pemeliharaan C & I (Control & Instrumen) dan Pelaksana logistik4. Teknisi adalah karyawan lapangan. Teknisi di PLTD/G Pesanggaran terdiri dari dua bagian yaitu teknisi senior dan teknisi junior

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pemeliharaan PLTD PT Indonesia Power UBP Bali Unit Pesanggaran3.1.1 Definisi PemeliharaanMelakukan segala aktifitas terhadap PLTD, untuk mempertahankan unjuk kerja semula atau mengembalikan kepada kondisi semula secara optimal, agar aset fisik (PLTD) tersebut dapat memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya.

3.1.2 Tujuan PemeliharaanSebagaimana peralatan pada umumnya, maka peralatan yang beroperasi dalam sistem pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin sesuai dengan buku petunjuk pemeliharaan pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk mempertahankan unjuk kerja yang optimal telah ditetapkan atau mengembalikan pada posisi semula agar PLTD dapat beroperasi dengan efisien, ekonomis dan handal.

3.1.3 Sasaran PemeliharaanSasaran pemeliharaan PLTD diarahkan untuk mencapai :1. Jam operasi lebih besar dari 6000 jam pertahun.2. Kapasitas mampu kontinue lebih besar dari 80% dari kapasitas terpasang.3. Mempertahankan tingkat efsiensi pemakaian bahan bakar dan pelumas sesuai spesifikasinya.4. Biaya pemeliharaan pada batas-batas yang ekonomis.5. Mempertahankan tingkat keamanan dan keselamatan kerja.

3.1.4 Jenis-jenis Pemeliharaan1. Pemeliharaan TerencanaSuatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh sebelumnya sudah diketahui bahwa pemeliharaan harus dilakukan pada waktu tertentu yang akan datang dan untuk itu dibuat perencanaannya.Perencanaannya dibuat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan mesin, jam operasi mesin serta pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya, penggunaan bahan bakar dan pelumasan juga pola operasi mesin.Perencanaan ini termasuk jadwal dimulainya pelaksanaan pemeliharaan, jadwal dimulainya unit pembangkit beroperasi kembali, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk suku cadang, material dan jasa.

A. Pemeliharaan Preventif (Preventif Maintenance)Pada awalnya preventif maintenance adalah perawatan yang dilakukan secara berkala dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan dengan melakukan pengecekan, penggantian, overhaul pada sistem interval waktu yang ditentukan. Jenis perawatan ini mulai dikenal sejak dimulainya era perang dunia kedua yaitu ketika dunia membutuhkan mekanisasi yang berlebihan pada semua jenis industri.Mengingat jenis mesin makin banyak dan kompleks, maka down time menjadi masalah sehingga industri membutuhkan cara untuk mencegah kerusakan. Dari sinilah timbul ide overhaul pada interval waktu yang tetap.Selain itu disebabkan oleh biaya perawatan asset yang makin meningkat terhadap produksi maka lahirlah sistem perencanaan dan kontrol perawatan (maintenance planning and control system).Sistem ini telah sangat mapan dalam praktek perawatan.

B. Pemeliharaan Periodika. Pemeliharaan PeriodikSuatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang-ulang secara teratur dan telah diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu jenis pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode waktu tertentu yaitu dari P6 ( 6000 jam = TO), P7 (12000 jam=SO), dan P8 (18000 jam = MO). Top Overhaul (TO 6000 jam)Pemeliharaan 6000 jam terhadap bagian atas mesin (silinder head keatas) yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen-komponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan pekerjaan yang dilakukan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian-bagian unit yang antara lain : Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang lainnya. Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan luncuran (metal) atau sesuai buku manual pabrikan. Pembersihan generator Pemeriksaan peralatan listrik Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper) Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada saatnya) Pengetasan kemampuan mesin

Semi Overhaul (SO 12000 jam)Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang meliputi pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk mendapatkan operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian unit antara lain : Semi Overhaul untuk putaran < 750 rpm

Mayor Overhaul (MO 18000 jam)Pemeliharaan 18000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top Overhaul meliputi pemeriksaan bagian unit antara lain : Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan pemeriksaan komponennya. Overhaul piston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok Pemeriksaan perlengkapan / peralatan bantu, generator dan panel listrik, pondasi getaran / suara. Pengetasan kemampuan mesin.

Untuk memindahkan dalam melaksanakan pekerjaan bagi pelaksanaan dilihat dari jenis pemeliharaan perlu ditambahkan kalender pemeliharaan dan jenis kerja

Tabel 3.1Kalender PemeliharaanJenis PemeliharaanKalenderJenis Kerja

POHarian24

P1Mingguan125

P22 Minggu250

P3Bulanan500

P4Triwulan1500

P5Semester3000

P6TO6000

P7SO12000

P8MO18000

b. Pemeliharaan Periodik RutinPemeliharaan periodik rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. ServicePemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi, membersihkan, mengganti, dan menambah minyak pelumas atau bahan bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :PO (8-20) jam Melumasi dan menggemuki secara manual Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki dengan membuka kran. Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air pendingin yang kurang.

P1 ( 100-150 ) jam Membuka dan membersihkan separator Membuka dan membersihkan filter Membersihkan peralatan bantu dari debu dan minyak yang bocor

P2 ( 200-300 ) jam Mengganti minyak pelumas dari peralatan tertentu dengan referensi dari pabrik Meminyaki bantalan-bantalan Menambah bahan kimia pada air pendingin

Inspeksipemeliharaan rutin dengan jangka waktu yang lebih panjang meliputi pekerjaan pengamatan maupun pengukuran, penyetelan, perbaikan dan penggantian pada unit pembangkit tanpa membuka atau melepas bagian-bagian utama, dengan jenis dan macam kegiatan pemeliharaan berikut :P3 (400-600) jam Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik Memperbaiki komponen-komponen yang terjadi kerusakan Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap Memeriksa sistem pelumasan bekerja dengan baik

P4 (1200-1800) jam Memeriksa fungsi dan bekerjanya alat pengaman Memeriksa berfungsinya black star Memeriksa berfungsinya governor Memeriksa kualitas air pendingin dan unit water treatment Memeriksa viskositas minnya dan battery

P5 ( 2400-3600 ) jam Memeriksa dan membersihkan injektor Memeriksa sistem timing memeriksa kelonggaran baut, mur, roda gigi, dan bantalan Memeriksa filter oli

C. Pemeliharaan KorektifPemeliharaan korektif dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang pada suatu mesin atau komponen mesin dalam rangka mencegah jangan sampai terulang kembali di masa depan dengan melakukan studi (Reverse Engeneering), merancang ulang, menetapkan kembali spesifikasi material, memasang dan menguji komponen yang gagal tersebut.Dengan berjalannya waktu, maka jumlah asset dan biaya yang digunakan untuk merawat asset makin bertambah besar menyebabkan manusia mulai mencari-cari perawatan baru dengan mana mereka dapat memaksimalkan umur peralatan. Pemeriksaan korektif (tidak periodik) mencakup :a. PerbaikanPemeliharaan tidak periodik, meliputi pekerjaan rekondisi dan perbaikan beberapa komponen dengan mengembalikan kepada kondisi semula atau maksimal.

b. PenggantianPemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan penggantian sejumlah besar dengan tujuan mengembalikan kepada kondisi semula maksimal.

c. PenyempurnaanPemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desain dari komponen dengan tujuan menaikkan kemampuan dan efisiensi.

2. Pemeliharaan Tak TerencanaPemeliharaan tidak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan tanpa ada rencana sebelumnya.Hal ini disebabkan adanya gangguan kerusakan yang tidak terduga, tapi harus dikerjakan pada tahun yang bersangkutan karena keadaan darurat.

3.2 Pemeliharaan PLTG PT Indonesia Power UBP Bali Unit Pesanggaran3.2.1 Jenis-jenis Pemeliharaan PLTDJenis-Jenis Pemeliharaan di PLTG antara lainPreventive Maintenance (PM) dan Predictive Maintenance (PdM).

1. Preventive MaintenanceMerupakan jenis pemeliharaan yang sifatnya pencegahan secara dini setiap komponen pada unit.Pemeliharaan ini di jadwalkan setiap satu hingga dua pekan sekali. Adapun unit-unit yang mendapatkan perlakuan pemeliharaan preventive antara lain :A. Flushing Water System diantaranya, Check/replace filter cartridge vassel #1 & #2, Check/refill L/O of the pump dan Check/clean the blockB. Demineralised water system: Check/clean security filter 5m cartridges, Check/clean security filter 25m cartridges, Check/clean the compressor, Check/clean pumps, Check/clean the block dan Check level HCL / NaOHC. Fuel oli system :Check/clean filter cartriges 20 m vassel #1 & #2, Check/replace filter cartriges 40 m vassel #1 & #2, Check/clean transfer pump strainer #1 & #2, Check/clean by pass strainer, Check/refill L/O of pumps, Check piping system dan Check/clean the blockD. Auxiliary system : Check/replace L/O of jacking pumps, Check/replace power oil filter cartridge, Check/replace L/O filter cartridges vassel #1 & #2, Check/replace P/O filter cartridges vassel #1 & #2, Check piping system dan Check/clean the blockE. Ancillary system : Check/clean BOP air control compressor unit, Chek/clean Air intake filter system, Check/clean fire fighting diesel & electric unit dan Check/clean emergency diesel unit2. Predictive MaintenanceAdalah suatu metode atau tindakan perawatan yang efective, efisien dengan cara memonitor kondisi parameter operasi peralatan secara aktual atau real time.Metode ini dilakukan dengan cara memonitoring kondisi operasi peralatan melalui pengambilan data dengan menggunakan alat ukur yang presisi. Metode ini dilakukan untuk mengetahui kondisi peralatan secara aktual sehingga setiap modus kegagalan yang dapat terjadi pada peralatan tersebut dapat dicegah sedini mungkin.Pengambilan data dalam Predictive Maintenance ini di laksanakan secara rutin dan terjadwal, misalnya satu minggu sekali , dua minggu sekali atau satu bulan sekali.Adapun beberapa metode Predictive Maintenance yang dapat di terapkan antara lain :A. Vibration monitoring : Cek getaran yang terjadi pada bantalan (bearing) pompa transfer dan pompa utama (main pump) untuk FO Distribution System ataupun pada pompa-pompa mimyak pelumasan di Auxyliaries Block

Gambar 3.1Vibration MonitoringB. Thermal Imaging: Cek dan memantau temperatur yang terdapat pada pompa-pompa. Alat cek yang digunakan merupakan kamera invra red untuk melihat keadaan temperatur di motor.

Gambar 3.2Thermal Immaging

C. Tribologi ( Bahan bakar minyak, minyak pelumas ) : Cekkeadaan bahan bakar dan minyak pelumasan baik komposisi yang terkandung, temperature, maupun lvel (volume) dari BBM atau minyak pelumasD. DGA (Dissolved Gas Analysis)E. Partial DischargeAdapun perbedaan dari kedua metode perawatan tersebut yaitu perbedaan PM dengan PdM yaitu:Preventive Maintenance(PM) didasarkan pada waktu atau juga bisa disebut Time Base Maintenance yaitu suatu upaya perawatan rutin yang dilakukan secara berkala dan terjadwal sesuai intstruksi pada buku manual pemeliharaan pabrikan, sedangkan Predictive Maintenance (PdM) didasarkan pada kondisi operasi peralatan atau Condition Base Maintenance yaitu melihat dan mengadakan chackingsecara objektif memeriksa dan mencatat kerusakan atau kekurangan pada suatu objek yang di amati.

3.2.2 Compressor Wet CleaningCompressor Wet Cleaningmerupakan program pemeliharaan untuk mencuci bagian sudu-sudu kompresor berikut rumahnya dengan menggunakan cairan yang merupakan campuran Demineralization water(air dari demin) dengan cairan kimia khusus pembersih korosi, partikel-prtikel atau zat-zat yang terkandung pada udara dari Air Intake System yang bisa menempel pada bagian dalam kompressor. Alat yang digunakan untuk pembersih ini adalah Compressor Washing Trolly (CWT).Cairan dan Injection Trolly ini disebut Washing Skid di rancang untuk dua cara pembersihan yaitu kombinasi ON-LINE dan OFF LINECLEANING.

Gambar 3.3 Compressor Washing Trolly (CWT)1. Langkah-Langkah PengoperasianProses Washing Skid di bagi menjadi tiga bagian berbeda, yaitu :A. Bagian On-LineB. Bagian Off-Line dan bagian effluent recycling (pendaurulangan cairan)C. Bagian Air CompressorDari ketiga bagian tersebut bias digunakan sendiri-sendiri ataupun dikombinasi. Pengoperasian Washing Skid ini merupakan pengoperasian manual dan harus di jalankan oleh operator yang sudah ahli dan bias bertanggung jawab terhadap pengoperasian katup-katup (valves) agar supaya terhindar dari kesalahan pengoperasian.Proses pengoperasian Washing Skid ini melewati tahap-tahap sebagai berikut:A. PENGOPERASIAN PEMBERSIHAN ON-LINE Merupakan proses pembersihan kompressor ketika sedang beroperasi.Tahap 1 :On-Line Washing (pencucian)Hubungkan pipa fleksibel ke saluran Demin Watera. Pasangkan pipa penghisap kedalam cleaner drum yang berisi cairan pembersihb. Hubungkan satu pipa fleksibel (MBA83 BZ560) ke saluran On-Line jet system yang terdapat di turbinc. Buka katup MBA83 AA550, AA552, AA560, AA564 dan AA565d. Tutup katup MBA83 AA562, AA568, AA580, AA583,AA584,AA604 dan AA606e. Nyalakan tombol utama f. Nyalakan tombol pilihan On-Line Washingg. On-Line Washing dimulai, lalu cek MBA83 CP560 dan CP561h. Atur aliran oleh MBA83AA564 dan cek MBA83CF560i. Atur aliran oleh MBA83 AA552, AA564 dan cek MBA83 CF550, CF560, untuk mengatur perbandingan cleaner atau air, prebandingan nornalnya 1:3 hingga 1:5j. Mulailah untuk injeksikan cairan ke On-Line jet system yang terdapat di turbin

Tahap 2 :On-Line Flushing (pembilasan dengan Demin Water)a. Tahap 1 dibiarkan terpasang, jangan ada yang diubah kecuali untuk katup MBA83 AA550 yang harus ditutupb. Nyalakan tombol On-Line Flushing. Pembilasan hanya menggunakan Demin Water saja tanpa menggunakan bahan kimia.

Tahap 3 :Air Flushing/Compressed Air (pembilasan dengan udara)Merupakan finishing dari semua proses diatas untuk membersihkan pipa-pipa Washing Skid dari cairan-cairan yang digunakan selama proses On-Line Washing dan Flushing, pembilasan dengan kompresi udara ini dilakukan selama satu hingga dua menit dengan membuka katup MBA83 AA604.

B. PENGOPERASIAN PEMBERSIHAN OFF-LINE dan EFFLUENT DISPOSALMerupakan proses pembersihan kompressor ketika tidak sedang beroperasi.Tahap 1 :Off-Line Washing (pencucian)a. Hubungkan pipa fleksibel ke tape water supplyb. Pasangkan pipa penghisap kedalam cleaner drumyang berisi cairan pembersihc. Hubungkan pipa fleksibel (MBA83 BZ600) ke Compressor Bleed-valve System (saluran penghubung) yang ada di turbind. Dimulai dari Air Compressor (MBA83 AN600), atur tekanan dengan katup MBA83 AA 600, e. Air Compressor mulai beroperasif. Hubungkan pipa fleksibel (MBA83 BZ560 dan MBA83 BZ580) ke Off-Line jet system yang terdapat di turbing. Buka katup MBA83 AA562, AA566, AA568, AA580, AA583 dan AA606h. Tutup katup MBA83 AA550, AA560, AA565, AA584 dan AA604i. Nyalakan tombol utamaj. Nyalakan tombol pilihan Off-Line Washingk. Off-Line Washing dimulai, lalu cek PI MBA83 CP580, CP581 dan CP561l. Atur aliran oleh MBA83 AA566 dan cek MBA83 CF560, untuk mengatur perbandingan cleaner atau air, prebandingan nornalnya 1:3 hingga 1:5m. Mulailah untuk injeksikan cairan ke Off-Line jet system yang terdapat di turbin

Tahap 2 :Off-Line Flushing (pembilasan dengan Demin Water)a. Tahap 4 dibiarkan terpasang, jangan ada yang diubah kecuali untuk katup MBA83 AA562 yang harus ditutupb. Nyalakan tombol Off-Line Flushing. Pembilasan hanya menggunakan Demin Water saja tanpa menggunakan bahan kimia, cek PI MBA83 CP580,CP581 dan CP561

Tahap 3 :Off-Line Cleaning Disposal Off EffluentSetelah semua proses Off-Line Flushing dan telah di injeksikan ke turbo-kompresor, maka Washing Skid dilengkapi juga dengan peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dari dalam kompresor. Caranya adalah :a. Buka katup MBA83 AA580 dan AA584b. Tutup katup MBA83 AA550, AA560, AA562, AA565 dan AA583c. Lepaskan pipa fleksibel dari tape water supply dan hubungkan ke pipa pembuangan yang dihubungkan ke kompresord. Gunakan pipa frksibel (saluran keluar dari pompa) dan masukan kedalam drume. Off-Line Flushing dimulai

3.2.3 3.3 Generator Set Mesin Bensin3.3.1 PengertianGenerator Set (Genset) adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan berputar).Dalam ilmu fisikia yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine memutar rotor pada generator sehingga timbul medan magnit pada kumparan stator generator, medan magnit yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz. Mekanisme tersebut dapat dianalogikan sebagai generator, sebab generator tidak benar-benar menciptakan energi listrik, tetapi menggunakan energi mekanik untuk memaksa pergerakan muatan listrik timbul dalam kawat dari kumparan. Dalam era modern, perkembangan dunia industri semakin pesat dan tak dapat dipungkiri, hampir semua kebutuhan manusia mulai dari sandang, pangan dan kebutuhan skunder lainnya telah diproduksi massal di pabrik-pabrik industri. Seiring dengan perkembangan industrialisasi tersebut maka kebutuhan akan daya listrik juga semakin meningkat tajam.Genset umumnya digunakan sebagai sistem pemasok(supply) daya listrik (PLTD) dan juga sebagai sistem pemasok daya listrik cadangan atau sebagai sumber daya listrik yang tergantung atas kebutuhan pemakai (off-grid).

3.3.2 Bagian-Bagian Generator Set1. Prime Mover (Gasoline Engine)Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran.Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan sendirinya.Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin.Pada dasarnya prinsip kerja pada motor bensin terdiri dari 5 hal yaitu:A. Pengisian campuran udara dan bahan bakarB. Pemampatan/pengkompresian campuran udara dan bahan bakarC. Pembakaran campuran udara dan bahan bakarD. Pengembangan gas hasil pembakaranE. Pembuangan gas bekas

Gambar 3.4 Proses Kerja Mesin Bensin 4TLangkah kerja motor terdiri dari :A. Langkah isapPiston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah).Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar diisap ke dalam silinder.Katup isap terbuka sedangkan katup buang tertutup.Waktu piston bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum, masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder disebabkan adanya tekanan udara luar (atmospheric pressure).

B. Langkah kompresiPiston bergerak dari TMB ke TMA.Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan/dimampatkan.Katup isap dan katup buang tertutup.Waktu torak mulai naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) campuran udara dan bahan bakar yang diisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.

C. Langkah usahaPiston bergerak dari TMA ke TMB.Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat langkah kompresi, busi memberi loncatan bunga api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan terjadinya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak kebawah.Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (engine power).

D. Langkah buangPiston bergerak dari TMB ke TMA.Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder. Katup buang terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas bekas pembakaran ke luar dari silinder.Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah isap.

Gambar 3.5 Siklus Kerja Motor Bensin 4T

2. Generator Arus Bolak-balik (Synchronous Generator)

Gambar 3.6: Generator Arus Bolak Balik

Pada umumnya generator sebagai pembangkit tenaga listrik terdiri dari dua jenis, yaitu generator tak sinkron (asynchronous generator) dan generator sinkron (synchcronous generator).Generator tak sinkron semakin jarang digunakan sebagai pembangkit energi listrik tetapi kadang digunakan sebagai pengereman generatif, yaitu bila motor tak sinkron berputar melebihi putaran sinkronnya maka secara otomatis motor bekerja sebagai generator dan berlangsung proses pengereman.Generator sinkron disebut juga sebagai generator arus bolak-balik (alternating current generator) atau alternator yang banyak digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dan merupakan konverter terbesar di dunia. Fungsi generator sinkron adalah mengkonversi tenaga mekanis dari penggerak mulanya menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Kumparan jangkar ditempatkan pada rotor sedangkan kumparan medan ditempatkan pada stator, akan tetapi pada generator sinkron pembangkit kapasitas besar berlaku sebaliknya dengan alasan:A. Belitan jangkar lebih kompleks dari belitan medan sehingga lebih mudah dan lebih terjamin ditempatkan pada struktur diam dan tegarB. Lebih mudah mengisolasi dan melindungi belitan jangkar terhadap tegangan tinggiC. Pendinginan belitan jangkar lebih mudah karena inti stator yang dibuat cukup besar sehingga dapat didinginkan dengan udara paksaD. Belitan medan mempunyai tegangan rendah sehingga dapat efisien dipakai pada kecepatan tinggi.Generator sinkron dibagi menjadi dua jenis, yaitu:A. Generator sinkron 1 phasaB. Generator sinkron 3 phasa3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.Automatic Main Failure (AMF) bekerja dengan mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama.AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi.

4. Baterai dan Battery ChargerBattery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.Battery Charger berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN 220V atau dari generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah. Battery Charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit) berupa sekering/ fuse.

5. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel pengendalian generator dan terdapat beberapa tombol yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.Tombol pengontrol operasi Gen Set automatic, antara lain yaitu :Off, Automatic, Trial Service, Manual Service, Manual Starting, Manual Stoping, Signal Test, Horn Off, Release, Start, Start Fault, Engine Running, Supervision On, Low Oil Pressure, Temperature To High, Generator Over Load.

Gambar 3.7: Panel Pengendalian Generator6. Pengaman untuk Peralatan (Proteksi)Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator adadua macam yaitu :A. Pengaman alarmBertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera bertindak.B. Pengaman tripBerfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara otomatis.

Jenis pengaman trip antara lain :A. Putaran lebih (over speed)B. Temperatur air pendingin tinggiC. Tekanan minyak pelumas rendahD. Emergency stopE. Reverse power

7. Dinamo Stater (Starting Motor)Definisi dinamo adalah mesin listrik atau pembangkit tenaga listrik.Alat untuk mengubah energy kinetic menjadi tenaga listrik.Jika dynamo itu menghasilkan arus bolak-balik (AC), maka sering disebut alternator.Dalam dynamo, kumparan berada dalam ruangan bermedan magnet homogeny.Jika kumparan berputar, maka fluks magnet yang menembus kumparan itu selalu berubah-ubah setiap waktu.Menurut Faraday hal ini mengakibatkan timbulnya arus listrik yang disebut arus imbas (arus induksi) berupa arus bolak-balik (AC).Jika dilihat dengan osiloskop, grafik arus listrik ini berupa fungsi sinusoida.Dynamo yang menghasilkan arus listrik searah (DC) mempunyai prinsip sama, hanya pada dynamo ini menggunakan cincin belah atau komutator sebagai penyearah. Dengan demikian, pada saat kumparan berputar, selalu menghasilkan arus imbas yang arahnya selalu tetap setiap selang putaran 180 (p) sedangkan grafik arus listrik terhadap waktu berupa parabola yang selalu positif.

8. Generator Arus Searah (Exiter)Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:A. Generator penguat terpisahB. Generator shuntC. Generator kompon

Gambar 3.8 : Konstruksi Generator DC

9. AVR (Automatic Voltage Regulation)Regulator tegangan otomatis atau AVR, seperti namanya, adalah perangkat dimaksudkan untuk mengatur tegangan otomatis: yang mengambil tingkat tegangan yang bervariasi dan mengubahnya menjadi tingkat tegangan konstan.Ada keragaman yang luar biasa dalam ukuran dan jenis perangkat yang bisa memenuhi syarat untuk disebut regulator tegangan otomatis. Untuk mendapatkan rasa tingkat keanekaragaman antara AVRS, pertimbangkan analogi tentang istilah "sorotan" yang dapat berarti pixel berukuran semua elemen solid state ditemukan di perangkat display ketruck-mounted, guzzlers listrik untuk menerangi langit malam.AVRS berbagai ukuran dariyang kecil yang dapat dipasang pada papan sirkuit bagi ukuran sebuah rumah kecil. Diskusi ini membahas regulator tegangan otomatis khas untuk aplikasi AC dari sekitar 1.000VA (kira-kira kebutuhan pengering rambut genggam) dan lebih besar.

3.3.3 TroubleshootTabel 3.2 : Troubleshoot Pada GensetMasalah Genset Sebelum Diberi BebanPenyebab

Tegangan Tidak KeluarKabel PMG stator terputus atau terhubung singkat

PMG stator terhubung singkat / rusak

Magnet residu pada generator tidak ada

Voltmeter atau selector tidak bekerja / rusak

Kerusakan pada kabel-kabel kontrol generator

Proteksi AVR generator bekerja (over current protection)

Varistor rusak

Dioda penyearah pada exciter rusak

Gulungan exciter putus atau terhubung singkat

AVR rusak

Tegangan kurangEngine speed / RPM kurang

Setelan tegangan kurang

Hand trimmer potensio rusak

AVR rusak

Tegangan terlalu tinggiEngine speed / RPM terlalu tinggi

Setelan tegangan terlalu tinggi

Sensing AVR terputus

AVR rusak

Tegangan tidak stabilRPM mesin tidak stabil

Pemasangan PMG tidak tepat (miring)

Kabel putus / kendor

Ada kebocoran isolasi gulungan dengan frame / ground

AVR rusak

Tegangan tidak seimbang antar phaseKerusakan pada gulungan stator

MASALAH GENSET SETELAH DI BERI BEBANPENYEBAB

Tegangan stator tidak seimbangPembagian beban / arus yang tidak seimbang

Tegangan tidak stabilRPM mesin tidak stabil

Power faktor mendahului (leading) atau kontroler kapasitor bank tidak bekerja dengan baik

Adanya beban yang menyebabkan adanya harmonisa

Setelan stability tidak tepat

Fluktuasi beban yang selalu berubah-ubah dengan cepat

AVR rusak

Respon beban kejut kurang cepatRespon governor lambat

Beban kejut yang terlalu tinggi (lebih dari 25%)

Setelan avibility AVR kurang tepat

Kerusakan pada AVR

Kerusakan pada dioda penyearah

Tegangan turunProteksi AVR bekerja karena exciter overload

Beban terlalu tinggi (overload)

Power faktor terlalu rendah

RPM mesin drop terlalu banyak

Kerusakan AVR

Tegangan terlalu tinggiBeban tidak seimbang

Pemasangan CT drop kit terbalik

Gangguan dari beban yang menimbulkan harmonisa

AVR rusak

Power faktor mendahului (leading)

4.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)PT Indonesia Power UPB Bali Unit Pesanggaran

Perusahaan akan mengembangkan program-program K3 dalam menetapkan dan menerapkan kebijakan-kebijakan K3, prosedur-prosedur dan praktek-praktek kerja yang terfokus pada pencegahan kecelakaan yang dapat mengakibatkan kecelakaan personil dan cedera, kebakaran dan kerusakan peralatan jika terdapat resiko yang intern untuk situasi darurat pada seluruh operasi. Program ini juga dapat diarahkan untuk memastikan kapabilitas seluruh personil dalam menangani tanggap darurat. Beberapa peraturan yang berkaitan dengan K3 antara lain:1. UU No.1/Thn. 1970, tentang keselamatan kerja.2. UU No.2/ Thn. 1970, tentang pembentukan K2K3 (Panitia Pembina).3. UU No.2/Thn. 1980, tentang pemeriksaan kesehatan kerja.4. UU No.1/ Thn. 1981, tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja.5. UU No.3/Thn. 1982, tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja.6. UU No.4/ Thn. 1987, tentang tata cara pembentukan P2K3 dan AK3 (Ahli K3).7. UU No1/Thn. 1970, tentang SMK3 (Sistem Manajemen K3).

Faktor-faktor penyebab kecelakaan adalah pertama faktor manusia.Dimana mereka mempunyai pandangan yang keliru tentang K3 yang dipandang sebagai penghambat atau beban selama melaksanakan tugas/kerja.Kedua adalah faktor lingkungan, dimana mereka berpendapat bahwa masalah lingkungan kerja adalah tanggung jawab pemerintah dan perusahaan saja.Ketiga adalah faktor fasilitas, dimana mereka berpandangan bahwa fasilitas yang dipakai telah kadaluarsa atau kurang terpelihara sehingga memperbesar resiko kecelakaan.Untuk menindaklanjuti penyebab kecelakaan dalam K3 adalah sebagai berikut: 1. Faktor manusia meliputi mahasiswa, perlu proaktif membudayakan K3 dan menerapkan sistem manajemen K3 sesuai standar serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang K3.2. Faktor lingkungan meliputi peningkatan kebersihan dan kesehatan serta keamanan lingkungan kerja.3. Faktor fasilitas meliputi kebihakan manajemen untuk melengkapi fasilitas K3 tetap andal, aman dan siap pakai setiap saat sesuai dengan fungsinya.PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Bali, memproduksi tenaga listrik menggunakan PLTD & PLTG, bertekad memperhatikan secara utuh, konsisten dan kontinyu terhadap semua persyaratan stakeholder yang berkaitan dengan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), mutu dan lingkungan dalam menjalankan proses bisnis.Berdasarkan hal tersebut pimpinan manajemen menetapkan kebijakan sebagai bukti komitmen untuk diimplementasikan secara menyeluruh untuk menciptakan dan memelihara tempat kerja yang aman, selamat & sehat, seefisien dan produktif. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen menetapkan sasaran, sebagai berikut:1. Mencapai Zero Accident.2. Meningkatkan indeks kepuasan pelanggan.3. Memenuhi syarat mutu lingkungan.4. Menciptakan Sistem Keamanan Terpadu Terhadap Aset, Data/Informasi, Serta Kegiatan.Untuk mencapai 4 (empat) sasaran organisasi tersebut maka pihak manajemen dan segenap karyawan bertekad untuk melakukan kerangka kerja, sebagai berikut:1. Mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan tentang K3, lingkungan dan yang berkaitan dengan mutu, persyaratan pelanggan serta standar nasional dan internasional yang berlaku dan berkaitan dengan proses bisnis usaha.2. Menetapkan dan melaksanakan secara konsisten sistem manajemen MLK33. Memenuhi kepuasan pelanggan dengan mempertahankan serta meningkatkan faktor kesiapan keandalan unit pembangkit4. Mencegah pencemaran terhadap air, tanah dan udara serta perbaikan secara berkelanjutan dalam kinerja lingkungan.5. Mengelola limbah padat dan cair baik bahan beracun dan berbahaya (B3) terutama buangan pelumas/minyak bekas dan limbah domestik serta material B3.6. Mengurangi pemakaian Freon untuk mencegah pencemaran udara serta mengelola pemakaian SDA.7. Melakukan prinsip-prinsip manajemen resiko untuk mengurangi resiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan dan peyakit akibat kerja serta hal-hal lain yang mengganggu proses produksi.8. Memberikan pembinaan/pendidikan dan pelatihan K3, mutu dan lingkungan secara terus menerus kepada semua karyawan baik yang organik maupun mitra kerja.9. Mengkomunikasikan kebijakan ini kepada seluruh kontraktor/supplier atau mitra kerja untuk mengikuti kebijakan ini, serta mengkomunikasikan kebijakan ini kepada masarakat setempat.10. Melaksanakan Program Coorporate Social Responsibility sehingga masyarakat sekitar ikut membantu dan mengamankan perusahaan.11. Manajemen dan seluruh karyawan serta mitra kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan K3 guna terciptanya rasa aman untuk meningkatkan gairah kerja.

Melakukan penyempurnaan dan peningkatan secara terus menerus terhadap susunan organisasi pada setiap proses bisnis masing-masing bidang. Kebijakan ini dapat ditinjau secara berkala, sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam peraturan perundangan, teknologi, proses, atau lainnya untuk disempurnakan.Adapun alat-alat pelindung diri (APD) yang terdapat di PT Indonesia Power UBP Bali:

1. Pakaian Kerja (Wearpack)Merupakan identitas para pekerja, dimana pakaian kerja tersebut dibedakan menurut bidang dan keahliannya masing-masing.Biru dongker untuk bidang pemeliharaan sedangkan jingga untuk bidang operasi.

2. Sepatu Kerja

Gambar 3.9 : SepatuSafety Sepatu kerja yang digunakan telah dirancang khusus untuk keperluan kerja sehingga dapat melindungi kaki dari bahaya kerja.3. Helm Pengaman

Gambar 3.10 : Helm PengamanMerupakan alat pelindung kepala yang wajib digunakan di area pembangkit PT Indonesia Power UBP Bali.4. Sumbat Telinga (Earplug)Berfungsi sebagai pelindung telinga terhadap suara kebisingan dari mesin yang berpengaruh buruk terhadap pendengaran.

5. Sabuk PengamanBerfungsi untuk melindungi pekerja saat bekerja pada ketinggian sehingga pekerja merasa leluasa dan aman untuk bergerak.6. Kacamata PelindungBerfungsi untuk melindungi mata pada saat melakukan pekerjaan seperti mengelas, menggerida dan lain-lain.7. Penutup Hidung/Masker

Gambar 3.11 : MaskerBerfungsi untuk melindungi pernapasan dan wajib digunakan di kawasan bahan berbahaya dan beracun.8. Sarung Tangan

Gambar 3.12 : Sarung TanganBerfungsi untuk melindungi tangan saat melakukan pekerjaan yang dapat membahayakan tangan.

BAB IVKESIMPULAN

4.1 KesimpulanDari uraian diatas dapat diambil kesimpulan yang merupakan hasil Kerja Praktek di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Pesanggaran Bali yaitu antara lain:1. PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Bali adalah merupakan instalasi pembangkit listrik yang sangat penting, di mana difungsikan untuk menyediakan listrik di daerah Bali. 2. Sistem pemeliharaan memegang peranan yang sangat penting dalam kelancaran operasional pembangkitan energi listrik karena dengan sistem pemeliharaan yang baik kinerja mesin menjadi optimal.3. Dalam pengoperasian mesin-mesin pembangkit Listrik PT. Indonesia Power Bali, sudah memakai Standing Operation Prosedur (SOP) pengoperasian.

4.2 SaranMelihat perekonomian di Bali yang berkembang pesat secara otomatis kebutuhan akan energi listrik juga semakin meningkat alangkah baiknya jika di Bali mempunyai pembangkit listrik yang berkapasitas daya besar untuk memenuhi segala kebutuhan akan keperluan energi listrik dan tidak lagi tergantung akan listrik interkoneksi Jawa-Bali sehingga kerugian-kerugian pada sistem interkoneksi dapat ditekan sekecil mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

https://maps.google.com/maps?hl=en http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2109882-pengertian-dinamo/#ixzz2dmusHVkW http://www.highlander.co.id/troubleshooting_generator.html

70

Kampus Bukit Jimbaran, BaliKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIK

Telp/Faks: 0361-703321, Email: [email protected] TEKNIK MESIN

LAMPIRAN

PEMELIHARAAN PLTD DAN PLTG SERTA PERAN SMK3 PADA PERUSAHAAN DAN PERAWATAN SERTA TROUBLESHOOT PADA GENERATOR SET MESIN BENSIN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECIL PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKIT BALI