Laporan Kemajuan Phb 2015

54
REK IND KAYASA T DALAM U USTRI TIK Ket Ang FAKULT UNIV LAP HI TEKNOLO UPAYA ME KAR MEN KOT Tahun k T tua : Ima ggota : Yan Ati TAS KEGU VERSITAS PORAN KE IBAH BER OGI MESIN ENINGKA NDONG DI TA TASIK ke-2 dari re TIM PENG an Hilman, M ni Sri Astuti Sadiah, M. URUAN DA S SILIWAN Juni 20 EMAJUAN RSAING N PENGAN ATKAN PR I KECAMA KMALAYA encana 2 tah GUSUL M.Pd. i, M.Pd. / Pd. / AN ILMU NGI TASIK 015 N NYAM ME RODUKTIV ATAN PUR A hun /040409800 / 040405770 / 042301810 PENDIDIK KMALAYA ENDONG VITAS RBARATU 02 01 03 KAN A U

description

PBH 2015

Transcript of Laporan Kemajuan Phb 2015

  • REK

    IND

    KAYASA TDALAM UUSTRI TIK

    KetAng

    FAKULTUNIV

    LAPHI

    TEKNOLOUPAYA MEKAR MEN

    KOT

    Tahun k

    Ttua : Imaggota : Yan Ati

    TAS KEGUVERSITAS

    PORAN KEIBAH BER

    OGI MESINENINGKA

    NDONG DITA TASIK

    ke-2 dari re

    TIM PENGan Hilman, Mni Sri AstutiSadiah, M.

    URUAN DAS SILIWAN

    Juni 20

    EMAJUANRSAING

    N PENGANATKAN PRI KECAMA

    KMALAYA

    encana 2 tah

    GUSUL M.Pd. i, M.Pd. /Pd. /

    AN ILMU NGI TASIK

    015

    N

    NYAM MERODUKTIVATAN PUR

    A

    hun

    /040409800/ 040405770/ 042301810

    PENDIDIKKMALAYA

    ENDONG VITAS RBARATU

    02 01 03

    KAN A

    U

  • iii

    RINGKASAN Penelitian Rekayasa Teknologi Mesin Penganyam Mendong dalam

    Upaya Meningkatkan Produktivitas Industri Tikar Mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya bertujuan untuk menghasilkan sebuah teknologi tepat guna. Teknologi mesin penganyam mendong ini sebagai alternatif dan solusi dalam meningkatkan produktivitas industri tikar mendong yang kini semakin terpuruk dan tersisihkan. Keterpurukan ini terjadi akibat semakin rendahnya omset penjualan dikarenakan banyaknya produk serupa yang dihasilkan secara masal oleh pabrik modern yang memproduksi tikar dari bahan sintetis.

    Munculnya pabrik-pabrik yang mampu memproduksi barang secara masal tersebut merupakan proses mekanisasi yang lazim dari sebuah perkembangan IPTEK. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam bidang teknologi yang dapat mengatasi kondisi demikian, diantaranya melalui perancangan teknologi mesin penganyam mendong supaya produktivitas industri tikar mendong dapat meningkatkan dan memiliki nilai serta daya saing tinggi.

    Metode yang digunakan adalah perancangan dan uji coba mesin yang sesuai dengan standarisasi kualitas tikar mendong selama ini. Tahapan kegiatan yang ditempuh diantaranya : perencanaan konsep dan desain, perancangan mesin, konstruksi, dan pengembangan bentuk/desain.

    Untuk menghasilkan sebuah karya yang baik, strategi yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan Forum Group Discution (FGD) untuk mendengar keluhan dan kendala serta harapan pengrajin terhadap keberadaan mesin ini. Langkah penyempurnaan akan terus dilakukan sampai mesin penganyam tikar mendong tercipta dengan sempurna.

    Penyempurnaan mesin penganyam tikar mendong terutama dari segi fungsi kinerja mesin dan proses operasionalisasi penggunaannya oleh pengrajin mendong dengan menggunakan rancangan teknologi mesin yang disempurnakan.

  • iv

    PRAKATA

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Kemajuan Hibah Bersaing tentang Rekayasa Teknologi Mesin Penganyam Mendong dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Industri Tikar Mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya dapat diselesaikan.

    Laporan Kemajuan ini merupakan laporan antara dari seluruh rangkaian kegiatan Hibah Bersaing yang masih dilaksanakan. Dalam pelaksanaan penelitian ini data yang terkumpul masih dilakukan pengolahan dan analisis untuk tercapainya laporan akhir.

    Teknologi mesin penganyam mendong ini sebagai alternatif dan solusi dalam meningkatkan produktivitas industri tikar mendong yang kini semakin terpuruk dan tersisihkan. Keterpurukan ini terjadi akibat semakin rendahnya omset penjualan dikarenakan banyaknya produk serupa yang dihasilkan secara masal oleh pabrik modern yang memproduksi tikar dari bahan sintetis

    Pelaksanaan kegiatan Hibah Bersaing ini direfleksikan kedalam bentuk sebuah Laporan Kamajuan. Dengan selesainya laporan ini, maka kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, serta seluruh jajaran LPPM Universitas Siliwangi yang telah membantu kelancaran pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini. Akhirnya semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin...

    Tasikmalaya, Juni 2015 Peneliti, Iman Hilman, M.Pd.

  • v

    DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii RINGKASAN ............................................................................................ iii PRAKATA ................................................................................................. iv DAFTAR ISI .............................................................................................. v BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Permasalahan ........................................................................... 5 1.3 Urgensi Penelitian .................................................................... 5 1.4 Target Inovasi .......................................................................... 5 1.5 Penerapan Hasil Penelitian ....................................................... 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoretis .......................................................................... 6

    2.1.1 Sejarah Kerajinan Mendong .......................................... 6 2.1.2 Jenis-Jenis Peralatan Untuk Menenun Tikar

    mendong ........................................................................ 6 2.1.3 Proses Pembuatan Tikar Mendong ............................... 8 2.1.4 Pengaruh Industri Terhadap Masyarakat ...................... 9

    2.2 Hasil Penelitian Relevan/ Studi Pendahuluan ........................... 10 2.3 Peta Jalan Penelitian .................................................................. 11

    BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 12 3.2 Manfaat Penelitian .................................................................... 12

    BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Strategi Penelitian ..................................................................... 13 4.2 Teknik Analisis ......................................................................... 13 4.3 Bagan Alir Penelitian ................................................................ 16

    BAB V. HASIL YANG DICAPAI 5.1 Deskripsi Kondisi Geografis Daerah Penelitian ....................... 17

  • vi

    5.2 Produktivitas tikar mendong ..................................................... 21 5.3 Proses Pembuatan Tikar Mendong ........................................... 28 5.4 Cara Pengolahan ....................................................................... 29 5.5 Inovasi Perancangan Mesin Penganyam Tikar Mendong ......... 36 5.6 Keunggulan Menggunakan Mesin Penganyam Mendong ........ 44

    BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .................................. 46 BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 47

    7.1 Simpulan .................................................................................. 47 7.2 Saran .......................................................................................... 47

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 48 LAMPIRAN

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya pertanian masih

    memegang peranan penting pada seluruh sistem perekonomian nasional, untuk itu pembangunan pertanian menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan. Menurut Hadisapoetra (1973), pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk meningkatkan peran manusia didalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pembangunan sektor pertanian sudah selayaknya tidak hanya berorientasi pada produksi atau terpenuhinya kebutuhan pangan saja tetapi juga harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

    Menurut Harsono (2009), kebijakan pertanian yang lebih memfokuskan pada peningkatan produksi menyebabkan kualitas hidup petani kurang diperhatikan. Kebijakan pertanian ternyata menempatkan petani di posisi bawah meskipun petani berperan sebagai pemain utama dalam sektor pertanian. Oleh karena itu perlu ada kebijakan yang dapat membuka peluang bagi petani untuk berkembang dan mandiri. Kebijakan pertanian sebaiknya diarahkan pada kemampuan petani untuk bisa menerapkan teknologi tepat guna sehingga petani bisa mandiri dan tidak perlu berseberangan dengan program pertanian pemerintah.

    Pada era globalisasi seperti sekarang ini, pemerintah telah mengubah pola kebijakan dalam mengelola pemerintahan di tingkat wilayah atau daerah dengan menerapkan Otonomi Daerah. Tujuan pemerintah menetapkan pola desentralisasi yaitu supaya setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota mampu secara mandiri mengelola dan mengembangkan wilayahnya masing-masing.

  • 2

    Dalam upaya penyelenggaraan pemerintah secara otonomi Pemerintah Kota Tasikmalaya harus mampu melaksanakan kegiatan pembangunan secara mandiri dan mampu menggali potensi-potensi yang ada di wilayahnya, baik yang secara fisik, ekonomi, sosial, politik, maupun budaya, dengan harapan dapat dijadikan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Dari sekian banyak potensi yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya salah satunya adalah bidang ekonomi terutama dalam bidang industri kecil/kerajinan. Seperti halnya pendapat Nursid Sumaatmadja (1988:183) bahwa :

    Pembangunan Industri (Industrialisasi) yang dimaksud untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menumbulkan masalah baru. Oleh karena itu baik potensi pengembangan industri dan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangkutan harus diintergrasikan sebagai suatu upaya untuk mensejahterakan masyarakat dan daerah bersangkutan.

    Jenis industri kecil dan menengah serta jenis industri kerajinan rumah tangga lainnya sudah selayaknya mendapat perhatian sebagai salah satu alternatif dalam mengupayakan penciptaan dan perluasan lapangan pekerjaan serta peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur maupun untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia di era persaingan dunia. Pembangunan industri diarahkan untuk dapat lebih meningkatkan industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain melalui : pembinaan, peningkatan produktivitas, dan pengembangan pamasaran.

    Potensi industri kecil terutama sektor industri kerajinan tikar mendong di Kota Tasikmalaya sangat besar karena didukung oleh ketersediaan bahan baku. Salah satu komoditas yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan industri ini adalah tanaman mendong (Fimbristylis globulosa). Salah satu daerah yang membudidayakan tanaman ini adalah di

  • 3

    Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang sebagian besar masyarakatnya adalah masyarakat petani dan pengrajin.

    Potensi lahan di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya sesuai untuk budidaya tanaman mendong sehingga petani mempunyai kesempatan untuk melakukan usaha tani ini. Cara pemeliharaan tanaman mendong yang cukup mudah, membuka kesempatan petani untuk membudidayakan tanaman ini sebagai bahan baku untuk industri tikar mendong.

    Tanaman mendong merupakan tanaman rumput-rumputan yang hidup di daerah banyak air atau pada umumnya hidup di rawa-rawa. Hasil utama tanaman mendong adalah berupa batang serta tangkai bunga yang dikenal dengan istilah mendong. Mendong digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan yang hasilnya dapat berupa : tikar, dompet, tas, topi, taplak meja, dan produk lainnya.

    Industri kerajinan tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang telah ditekuni sejak tahun 1940an merupakan sebagian usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Usaha industri kerajinan tikar mendong ini potensial untuk dikembangkan. Akan tetapi sentuhan pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah sampai saat ini belum tercapai sehingga peningkatan kemajuan usaha industri kerajinan tikar mendong belum berkembang, sehingga belum berdampak positif terhadap kehidupan dan perekonomian petani dan pengrajin tikar mendong.

    Upaya meningkatkan kesejahteraan pengrajin tercermin pada sasaran pembangunan ekonomi yang semula berorientasi pada pertumbuhan industri skala besar kini mulai bergeser pada ekonomi kerakyatan. Perubahan ini diharapkan akan memberikan dorongan pada para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk lebih berkembang, sehingga akan berpengaruh secara signifikan terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Dalam upaya

  • 4

    meningkatkan daya saing diantara para pelaku ekonomi, maka peranan para perajin akan sangat menentukan dalam strategi pengembangan suatu industri.

    Demikian pula halnya dengan dukungan dari pemerintah yang dipandang sangat penting, terutama untuk membantu para perajin yang mengalami kemunduran usahanya. Guna mendukung ketahanan industri kerajinan rakyat yang berkelanjutan sangat dibutuhkan peran pemerintah, terutama pembinaan kepada para perajin untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang memadai guna pengembangan usahanya.

    Di sisi lain, harus diantisipasi bahwa industri kerajinan rakyat kini mengalami keterpurukan yang pada umumnya dikarenakan berbagai hal, termasuk diantaranya hasil produksinya semakin tersisihkan oleh produk-produk serupa yang dihasilkan secara masal oleh pabrik-pabrik yang sudah menggunakan teknologi modern seperti halnya dengan produk tikar dari bahan sintetis. Hal ini menyebabkan menurunnya omset dan tingkat pendapatan para perajin tikar mendong. Namun, munculnya pabrik-pabrik yang mampu memproduksi barang secara masal tersebut merupakan proses mekanisasi yang lazim dari perkembangan suatu teknologi.

    Berdasarkan keadaan tersebut, maka perlu adanya suatu inovasi yang dapat mengatasi kondisi demikian, diantaranya melalui perancangan dan rekayasa teknologi mesin penganyam mendong dalam upaya meningkatkan produktivitas industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya yang sudah dilakukan tahun sebelumnya.

    Pada tahapan berikutnya, perancangan dan rekayasa teknologi mesin penganyam mendong tersebut perlu penyempurnaan supaya dapat diimplementasi dan dimanfaatkan oleh para pengrajin dengan sempurna. Oleh Karena itu penelitian lanjutan ini penting sebagai sarana untuk tahapan optimalisasi dan penyempurnaan rancangan dan rekayasa teknologi mesin penganyam mendong yang telah dilakukan sebelumnya.

  • 5

    1.2 Permasalahan Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah bentuk dan pengolahan tikar mendong dengan menggunakan rancangan teknologi mesin penganyam mendong yang telah disempurnakan?

    1.3 Urgensi Penelitian Urgensi penelitian ini adalah : Untuk mengantisipasi dan mencarikan solusi perihal kondisi yang terjadi pada industri kerajinan tikar mendong yang kini terus mengalami keterpurukan akibat menurunnya omset dan tingkat pendapatan para perajin tikar mendong dikarenakan hasil produksinya semakin tersisihkan oleh produk tikar dari bahan sintetis yang dihasilkan secara masal oleh pabrik-pabrik yang sudah menggunakan teknologi modern.

    1.4 Target Inovasi Target inovasi yang ingin dihasilkan adalah : Menyempurnakan rancangan teknologi mesin penganyam mendong dengan penyempurnaan teknologi mesin yang sudah mengakomodir kebutuhan pengrajin lebih memadai melalui proses dan pengolahan bahan baku mendong secara otomatis dikerjakan oleh mesin sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya

    1.5 Penerapan Hasil Penelitian

    Penerapan hasil penelitian ini diharapkan dapat diterima oleh seluruh pihak dan terutama oleh para pelaku/pengrajin industri tikar mendong agar supaya kualitas dan kuantitas produksinya dapat meningkat dan memiliki nilai serta daya saing yang tinggi diantara produk-produk sintetis lainnya dengan penyempurnaan teknologi mesin yang sudah mengakomodir kebutuhan pengrajin lebih memadai melalui proses dan pengolahan bahan baku mendong secara otomatis dikerjakan oleh mesin.

  • 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teoretis

    2.1.1 Sejarah Kerajinan Mendong Kerajinan anyaman mendong terdapat di beberapa kelurahan di

    Kota Tasikmalaya. Salah satunya adalah di Kelurahan Purbaratu, Kecamatan Purbaratu. Produk kerajinan mendong pada awalnya hanya hanya berupa tikar untuk keperluan sehari-hari. Bahan mendong dibuat menjadi tikar dengan cara dianyam, yang lazim disebut dengan tikar eret.

    Pada tahun 1996-an teknologi pembuatan tikar mengalami perkembangan dengan adanya mesin untuk menjahit tikar. Tikar ditenun dengan benang-benang polyster, dan lazim disebut dengan tikar mardani. Pada tahun 2000-an terjadi diversifikasi produksi mendong. Mendong tidak hanya dibuat menjadi tikar, tetapi juga barang-barang lainnya, utamanya untuk souvenir, seperti tas, sandal, kotak boks, pigura, dan lain-lain.

    Diversifikasi produk mendong ini dipicu oleh permintaan dari konsumen setelah produk tikar mardani dapat dipasarkan hingga ke luar negeri. Ketrampilan menganyam tikar mendong diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya. Pada umumnya anak berusia 714 tahun sudah dapat membantu orangtuanya menganyam mendong.

    2.1.2 Jenis-Jenis Peralatan Untuk Menenun Tikar mendong

    Alat untuk menenun tikar mendong disebut tustel, yang terbuat dari kayu dengan bagian-bagiannya sebagai berikut :

    a. Dua buah gun atau kamran, yaitu alat untuk menurunkan dan menaikkan benang. Gun ini digantungkan pada alat yang disebut timbangan.

  • b.

    c.

    d.

    e.

    f.

    g.

    Timbanga

    dihubungkPangijek, bergantiandihubungkseperti telaSuri atau yang dimmendong dengan keToropong

    mendong Panggulun

    dianyam bPanggulun

    sedang dit

    an, yaitu alakan dengan

    yaitu alat n dengan cakan denganah disebutksisir, yaitu

    masukkan ddengan su

    eras. , yaitu alayang akan dng bola, ybersama batng amparan

    tenun

    Mesin M

    at untuk medua buah tauntuk men

    ara menginjn dua buah kan di atas. u alat untukdengan torouri ini dise

    at untuk mditenun. Toraitu alat utang-batangn, yaitu alat

    GaManual Pen

    enggantungali yang diiknaikkan dajak pangijetali denga

    k merapatkaopong. Pekebut ngaged

    menyimpan ropong dibu

    untuk meng mendong. t untuk men

    ambar 2.1 nganyam T

    gkan kamrankatkan. an menurunek. Pangijekan kedua g

    an batang-bkerjaan merdig, yang b

    dan memuat dari pipa

    ggulung ben

    nggulung ten

    Tikar mend

    Ket1. Gun2. Tim3. Pan4. Sur5. Pan6. Pan

    Am

    n atau gun

    nkan gun sk (penginjak

    gun atau ka

    batang menrapatkan bberarti men

    masukkan ba paralon. nang yang

    nunan tikar

    ong

    terangan : n atau kamr

    mbangan ngijek ri atau Sisir nggulung Bonggulung

    mparan

    7

    yang

    secara k) ini

    amran

    ndong batang nekan

    batang

    akan

    yang

    ran

    ola

  • 8

    2.1.3 Proses Pembuatan Tikar Mendong Proses pembuatan tikar mendong dapat diuraikan sebagai

    berikut : a. Mula-mula memasang benang pada alat tenun tersebut. Pekerjaan ini

    disebut pihane. Setiap benang dimasukkan pada celah-celah suri dan selang satu benang masuk ke gun yang satu benang yang lain masuk ke gun lainnya. Kemudian masing-masing ujung benang diikatkan pada batang penggulung benang atau boom.

    b. Setelah benang itu tergulung, maka ujungnya yang lain diikatkan pada panggulung amparan.

    c. Penenun menginjak salah satu alat panginjek, sehingga salah satu gun terangkat dan gun yang lain turun. Gerakan ini menyebabkan benang-benang yang dipasang sebagian turun dan sebagian lagi naik. Toropong yang sudah diisi batang mendong dimasukkan ke lubang yang menganga tadi, yaitu di antara benang-benang yang turun dan terangkat oleh gun. Satu batang mendong pada toropong dipegang oleh tangan penenun, kemudian toropong dikeluarkan, sehingga batang mendong tersebut ada dalam benang yang terpasang. Batang mendong tersebut ditarik oleh suri, sehingga mendekati dan merapat ke alat penggulung tikar. Pekerjaan demikian disebut ngagedig. Demikian seterusnya hingga batang mendong yang ditenun semakin banyak.

    d. Setelah batang mendong yang ditenun sudah cukup banyak, kemudian penggulung tikar diputar, sehingga hasil tenunan tikar dapat digulung sedikit demi sedikit pada alat penggulung tersebut. Apabila panjang tikar sudah memenuhi ukurannya, sedangkan benang masih panjang, maka sebagai batas tenunan itu diberi jarak.

  • 2.1.4 PengaruhInd

    meningkatmanapun d

    Mependapatabernilai kmasyaraka

    Kemengenal budaya infenomena tercakup Kehidupanperangkat yang berb

    Kamempengahal-hal bar

    Proses Pe

    h Industri Tdustri memptkan ekonomdalam peninenurut Idris

    an nasionalkemasyarakat secara meehadiran in

    industri mendustri dan

    yang bersfenomena tn industri nilai-nilai

    eda denganarena itu aruhi terhadru dalam ke

    Gambarembuatan T

    Terhadap Mpunyai perami daerah bngkatan pens Abdurrahm melalui patan, jika enyeluruh.ndustri dalaembawa kobudaya lo

    sifat komplteknologi,

    di suatu baru dan pe

    n budaya lokdengan madap persepsehidupan m

    r 2.2 Tikar Men

    Masyarakaanan yang sbaik dalam hndapatan mamat (1997:pembangunatidak diara

    . am usaha onsekuensi okal. Industlek dan maekonomi, edaerah m

    erangkat stakal. asuknya psi dan pand

    masyarakat.

    dong

    at sangat penthal penyeraasyarakat. 185) Usahan industri ahkan untu

    masyarakatdua pola butri pada hakajemuk karekologi dan

    memperkenalatus serta p

    erangkat indangan masy

    ting dalam uapan tenaga

    ha meningkini tidak

    uk kesejaht

    t yang budaya yaitukekatnya arena didalamn sosial bulkan peranenanaman s

    ndustri teryarakat terh

    9

    usaha kerja

    katkan akan

    teraan

    belum u pola adalah mnya

    udaya. ngkat-sosial

    rsebut hadap

  • 10

    2.2 Hasil Penelitian Relevan/ Studi Pendahuluan Penelitian relevan atau studi pendahuluan yang pernah dilakukan

    diantaranya adalah Program Ipteks Bagi Masyarakat tentang Pelatihan Budidaya dan Pemanfaatan Pandan Laut dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat pada tahun 2009 atas pembiayaan DIPA DP2M.

    Hasil penelitian tersebut diataranya : 1. Minat masyarakat untuk memanfaatkan pandan untuk sesuatu yang lebih

    produktif masih perlu ditingkatkan melalui berbagai kegiatan dan pelatihan yang intensif.

    2. Adanya potensi lain yang dapat mendukung kegiatan pembuatan kerajinan pandan laut yaitu dengan adanya Objek Wisata Pantai Cipatujah sebagai wisata andalan Kabupaten Tasikmalaya yang dapat dijadikan lokasi pemasaran produk cendramata untuk wisatawan.

    3. Terbukanya kesempatan dan peluang untuk memanfaatkan potensi buah kelapa yang banyak tersedia di Desa Ciheras sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak goreng dan produk lainnya. Adapun dampak kegiatan tersebut bagi masyarakat diantaranya :

    1. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dari produk kerajinan pandan yang mereka hasilkan

    2. Keterampilan masyarakat menjadi meningkat 3. Membuka peluang usaha baru

    Saran dan Rekomendasi dari kegiatan tersebut adalah :

    1. Perlu adanya pemantapan kemampuan produksi pandan untuk kerajinan yang lebih intensif

    2. Supaya kegiatan berjalan dengan baik, masyarakat perlu diberikan bantuan biaya untuk operasional dan penambahan modal usaha.

    3. Perlu diberikan bantuan pembiayaan bergulir melalui dinas/instansi terkait dalam upaya penyempurnaan program.

  • 2.3 Peta JTahapdengan

    AktivitFGDd

    OutpuPenga

    Jalan Penelan perencan diagram a

    Perentas:Surveylapandenganuserut:KonsepDesaianyamMendong

    PerAktivitas:AsistensOutput:Laporan,

    AktivitasmesinOutput:konstruk

    AktOuMe

    litian anaan dan talur berikut

    Pe

    ncanaanngan,PembentuknAwalRancanga

    rancangansiteknispengembahasilreviewgamba

    Kons:Pendamping:Laporankemaksi

    Pastivitas:ProjectRevutput:Hasilanalisisendong

    Pengem

    Aktivitas:PenyedesainOutput:Kinerja

    teknis pelakini :

    Gambar

    eta Jalan Pe

    kanTeam,anMesin

    nDesainnganperencanaanarrancangandesain

    nstruksiganmonitoringajuanpendamp

    scaKonstrviewdanevaluasiPeran

    mbanganbDes

    empurnaanmesinu

    mesinsepertiyang

    ksanaan pen

    r 2.3 enelitian

    detailnawal

    perakitanpingantahap

    ruksi

    ncanganMesinPeng

    bentukdansainuntukmengakomod

    gdiharapkanolehu

    nelitian ini

    ganyam

    Model

    dirmotifdan

    user/pengrajin

    (t1)

    (t)

    akan dilak

    (t)

    (t)

    (t+1)

    11

    kukan

  • 12

    BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

    3.1 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengatahui bentuk dan pengolahan tikar mendong dengan menggunakan rancangan teknologi mesin penganyam mendong yang telah disempurnakan melalui proses dan pengolahan bahan baku mendong secara otomatis dikerjakan oleh mesin.

    3.2 Manfaat Penelitian 1. Mengantisipasi dan mencarikan solusi perihal kondisi yang terjadi pada

    industri kerajinan tikar mendong yang kini terus mengalami keterpurukan akibat menurunnya omset dan tingkat pendapatan para perajin tikar mending yang hasil produksinya semakin tersisihkan oleh produk tikar dari bahan sintetis yang dihasilkan secara masal oleh pabrik-pabrik yang sudah menggunakan teknologi modern

    2. Menemukan dan melakukan perancangan rekayasa teknologi mesin penganyam mendong dalam upaya meningkatkan produktivitas industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya

    3. Rekayasa teknologi mesin penganyam mendong dapat diterima oleh seluruh pihak dan terutama oleh para pelaku/pengrajin industri tikar mendong supaya kualitas dan kuantitas produksinya dapat meningkat dan memiliki nilai serta daya saing yang tinggi diantara produk-produk sintetis lainnya.

  • 13

    BAB IV METODE PENELITIAN

    4.1 Strategi Penelitian

    Metode penelitian yang dilaksanakan melalui terdiri dari beberapa strategi, antara lain: 1. Penyuluhan/penyadaran (pentingnya mempertahankan dan meningkatkan

    produktivitas tikar mendong). 2. Forum Group Discution (FGD) dengan para pengrajin untuk mendengar

    keluhan dan kendala mereka dalam meningkatkan produktivitas usahanya 3. Perancangan dan ujicoba sistem/mesin untuk menganyam tikar mendong

    dengan hasil dan kualitas yang baik. 4. Penyempurnaan mesin penganyam tikar mendong dengan berbagai

    perbaikan dan penambahan komponen sampai mendapatkan motif dan desain yang sesuai dengan keinginan pengrajin.

    4.2 Teknik Analisis

    Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT untuk membantu membuat pilihan-pilihan strategi identifikasi/penentuan kekuatan, memecahkan kelemahan, memanfaatkan peluang, dan menghindarkan ancaman.

    Analisis SWOT adalah analisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal organisasi serta analisis mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal organisasi. Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan apabila secara jelas telah ditentukan dalam organisasi, apa organisasi beroperasi, dan ke arah mana menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi/manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Hasil analisis akan memetakan posisi organisasi terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai,

  • 14

    serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran organisasi selama 3 5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan publik dan para pemangku kepentingan.

    Analisis SWOT menuntut persyaratan jujur dalam membuat penilaian. Kalau bisa itu merupakan jaminan, maka sangat membantu dalam idenfikasi apa-apa yang perlu untuk pengembangan organisasi, memperbaiki, dan malah menghentikan sesuatu yang tidak berguna atau kendala untuk pengembangan organisasi. 1. Kekuatan (strength) adalah aspek internal positif terhadap organisasi.

    Misalnya: etos kerja keras masyarakat, sumber daya manusia yang miliki kapasitas, diskripsi kerja yang jelas.

    2. Kelemahan (weaknesses) adalah aspek negatif internal terhadap organisasi. Misalnya: tidak ada sistem dan/atau protokol komunikasi yang jelas dalam masyarakat, tidak jelas pembagian tugas/tanggung dan wewenang. Mekanisme proses pengambilan keputusan yang tidak jelas.

    3. Peluang (Opportunities) adalah aspek positif dan eksternal terhadap organisasi. Misalnya: maksud dan tujuan organisasi pantas untuk mendapat dukungan dana. Ada produksi unggulan yang diperlukan pasar.

    4. Ancaman (threat) aspek negatif eksternal terhadap organisasi. Misalnya: Sumber utama pendanaan prioritasnya berubah. Kesulitan mendapatkan dana. Keadaan perekonomian yang berfluktuasi. Kurang dukungan publik. Investor tidak tertarik membuka usaha.

    Analsis SWOT meliputi penilaian dari isu-isu internal dan eksternal organisasi dan analisis lingkungan dan analisis institusional. 1. Penilaian internal (internal assessment) . Dengan penilaian internal

    Anda menganalisis atau menilaia posisi organisasi, kinerja, masalah dan potensial.

    2. Penilian eksternal (external assessment). Dengan penilaian faktor-faktor atau kekuatan-kekuatan yang berpengaruh (berdampak) terhadap fungsi organisasi.

  • 15

    3. Analisis lingkungan. Analisis ini bertujuan menilai dan melihat peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan luar yang dihadapi oleh organisasi. Dalam hal ini dikenal sebagai peluang dan ancaman. (Ini berhubungan dengan penilaian internal dan eksternal.

    4. Analisis Institusional. Analisis ini berhubungan dengan kondisi internal organisasi itu sendiri. Misalnya kekuatan apa yang dimiliki organisasi dan kelemahan yang ada dalam organisasi yang dapat menjadi penghambat jalannya kegiatan atau program organisasi..

    Dalam pelaksanaan rencana strategis, akan menemui bahwa analisis SWOT akan membentuk dasar untuk tindakan-tindakan (aksi-aksi) dan/atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kemudian. Misalnya tujuan dan sasaran organisasi sering datang dari kekuatan yang mau dibangun, kelemahan yang mau dikuatkan, peluang yang mau ditangkap/ambil, dan ancaman yang perlu diatasi. Untuk mengetahui apakah perubahan-perubahan situasi yang terjadi masih sesuai dengan rencana strategis, oleh karena itu secara berkala/priodik perlu melakukan kaji ulang terhadap rencana strategis.

    Tabel 4.1.

    Kerangka Analisis SWOT

    Kekuatan (Strengths)

    (Analisis Lingkungan Internal)

    Kelemahan

    (Weaknesses) (Analisis Lingkungan Internal)

    Peluang (Opportunities)

    (Analisis Lingkungan Eksternal)

    Ancaman (Treats)

    (Analisis Lingkungan Eksternal)

  • 16

    4.3 Bagan Alir Penelitian

    Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian

    PengembanganBentukdanModel

    DesainMesin

    PenyempurnaanMesinMendongmelaluiprosesdanpengolahanbahanbakudandesainyangtelah

    disempurnakan

    Perencanaan Kontruksi

    Perancangan Penyempurnaan

    SurveyKondisi

    PembentukanTeam

    RancanganMesin

    CaraKerjaMesin

    ModelPengelolaan

    PenambahanAlat

    Perakitan

    PenyempurnaanMesin

  • 17

    BAB V HASIL YANG DICAPAI

    5.1 Deskripsi Kondisi Geografis Daerah Penelitian

    5.1.1 Letak dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Purbaratu merupakan salah satu dari 10 kecamatan yang

    berada di Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, tepatnya berada di Timur Laut Kota Tasikmalaya. Kecamatan Purbaratu merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cibeureum. Pemekaran tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.

    Secara astronomis Kecamatan Purbaratu terletak pada 1080 14 65 BT 1080 18 39 BT dan 070 18 64 LS 070 20 07 LS. Kecamatan Purbaratu memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibeureum. o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tawang dan Kecamatan

    Cipedes. o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikoneng Kabupaten

    Ciamis. o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manonjaya Kabupaten

    Tasikmalaya. Wilayah administratif Kecamatan Purbaratu memiliki luas 13,67 km2

    yang meliputi 6 kelurahan, 56 Rukun Warga (RW), dan 237 Rukun Tetangga (RT). Kelurahan-kelurahan yang terdapat di Kecamatan Purbaratu adalah Kelurahan Sukanagara, Kelurahan Sukamenak, Kelurahan Purbaratu, Kelurahan Sukaasih, Kelurahan Sukajaya, dan Kecamatan Purbaratu.

    Lokasi penelitian lebih jelasnya dapat dilihat pada peta berikut ini :

  • 18

  • 19

  • 20

    5.1.2 Sarana dan Prasarana Ekonomi Dalam kegiatan perekonomian ada upaya untuk memenuhi

    kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat yang bermacam-macam merupakan potensi untuk adanya kegiatan perekonomian. Memanfaatkan potensi yang dimiliki berupa keahlian, maupun sebagai pemanfaatan peluang yang ada. Kecamatan Purbaratu memiliki berbagai macam kegiatan perekonomian berupa penyedia jasa, pedagang, dan warung. Secara rinci jumlah perekonomian yang terdapat di Kecamatan Purbaratu dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 5.1 Sarana dan Prasarana Perekonomian

    di Kecamatan Purbaratu

    No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Bank 1 2 Koperasi/KUD 6 3 Huler 18 4 Bengkel motor/mobil 36 5 Reparasi elektronik 18 6 Photo Copy 18 7 Rental komputer 8 8 Meubel 5 9 Konveksi 21 10 Kerajinan anyaman 3.203 11 Kerajinan makanan 319 12 Toko kelontongan 19 13 Kios/warung 455 14 Rumah makan 6

    Jumlah 4.133 Sumber: Profil Kecamatan Purbaratu, 2014

  • 5.2 Produ5.2.1

    Beprasarana rumah tankarenakanindustri mmasyaraka

    uktivitas Ti

    PurbaratKe

    tanaman ypandan. diperhatikmendong pun biasapara petan

    Seakar-akarmendong

    erdasarkan perekonom

    ngga yang n Kecamatmendong at beraktifit

    ikar Mendou Sebagai Secamatan Pyang biasaSecara sek

    kan sangat bsebagai tan

    anya setelahni karena cu

    Purbetelah dipanr nya yang

    baru yang

    Tabel 5.1mian yang

    melakukantan Purbaradi Kota Ttas di Pasar

    ong Sentra Men

    Purbaratu ma dijadikan kilas tanamberbeda sek

    naman andalh masa panukup ditanam

    Gambaratu Sebanen, biasang masih tebisa dipane

    1 dapat dada di Ke

    n kerajinan atu telah TasikmalayPancasila d

    ndong merupakan d

    sebagai bman ini skali. Masyalan setelah p

    nen padi. Tam sekali saj

    mbar 5.3 agai Sentranya panen ersisa akanen terus-men

    dilihat bahwecamatan P

    anyaman. ditetapkan a. Untuk

    di Kecamata

    daerah pengahan pembseperti padarakat setempadi. Masa anaman mea.

    a Mendong pertama se

    menumbunerus. Pane

    wa sarana Purbaratu a

    Hal tersebsebagai saktifitas p

    an Tawang.

    ghasil mendbuat tikar sdi, namun mpat menja

    tanam menendong dige

    ekitar 1-2 buhkan menden tanpa hen

    21

    dan adalah but di sentra pasar,

    dong, selain

    jika dikan

    ndong emari

    bulan, dong-nti ini

  • hanya bisagar dapakali dalampenghujannamun pe

    Mtanaman sawah. Hbaik-baikmendong

    KtumpukanMendongpetani memereka kberkualitatertumpuk

    Spenanamapengrajinkepada pecelup, dan

    sa dihentikaat tanah ditam setahun. n. Sedangkaenanamanny

    LMengurus ta

    ini tidak Hanya saja, tk (dipupuk,

    yang diuruita bisa mn mendong g-mendong enggantungke pengepas. Kalau tak sampai diSemua yangan yaitu pet

    n sampai keenjual alat dn alat-alat la

    an jika petaanami tumbItu dengan

    an padi, meya sebanyak

    GamLahan Bud

    anaman meserewel patentu ada p pengairan

    us ala kadarnmelihat di d

    kering yantersebut su

    gkan sepenupul yang bak ada pengemakan raya

    g terkait didtani, bandare bandar (pdan bahan painnya men

    ani memberbuhan lain. n hanya sekeski juga bisk tiga kali ju

    mbar 5.4 didaya Menndong juga

    adi meskipuperbedaan ann cukup, gnya saja. depan tiap-ng diikat daudah siap juhnya penjubiasa berkepul yang dap atau lapudalam tikar r mendong

    penerima prpembuat tik

    ngalami keja

    rangus habiMendong b

    kali tanam, sa dipanen tuga.

    ndong a tidak sulun sama-santara mend

    gulma diber

    tiap rumahalam gulunjual. Yangualan mendkeliling medatang, menuk ditempa p

    mendong m(bandar me

    roduk jadi),kar mulai daayaan.

    is akar menbisa dipanenyakni di m

    tiga kali set

    lit. Paling tama ditana

    dong yang drsihkan) de

    h pendudukngan besar-b jadi perso

    dong hasil pencari menndong bakal panas dan hmulai dari pendong men, bahkan saari benang,b

    22

    ndong n tiga

    musim tahun,

    tidak, am di diurus engan

    k ada besar. oalan, panen ndong

    terus hujan. proses ntah), ampai bahan

  • Tyang dulbaku yanmenjadiksaat ini. Tkita yanglainnya.

    Tikar mendlunya termang melimpan tikar iniTikar ini ter tidak paha

    GaBahan B

    ong sekaranasuk ke Kpah berupi bisa eksisrbuat dari tuam akan sul

    GamAnyaman

    ambar 5.5Baku Mend

    ng menjadi

    Kecamatan Ca tanamans dan bisa umbuhan mit membeda

    mbar 5.6 Tikar Men

    dong

    ikon KecaCibeureum.n mendongbertahan d

    mendong, yaakan dengan

    ndong

    amatan Purb Dengan b

    g didaerahdipasaran saang sepintasn tanaman p

    23

    baratu bahan

    h ini, ampai s bagi perdu

  • 24

    Saat ini masyarakat memanfaatkan tanaman mendong ini untuk membuat tikar mendong. Hanya sayangnya sampai saat ini masyarakat belum mampu membuat variasi dari sekedar membuat tikar mendong. Dengan ciri khas warna merah, hijau dan putih, tikar ini dibuat dalam dua ukuran. ukuran tikar ini rupanya sudah standar untuk semua produsen. Ukuran besar berupa tikar lipat dengan ukuran 200 x 200 cm dan ukuran kecil 125 x 60 cm

    5.2.2 Jenis Motif Tikar Mendong Jenis motif tikar mendong terdiri dari beberapa macam motif,

    diantaranya motif jablay, mardani, kotak dan batik. Motif mardani adalah motif yang secara terus-menerus banyak dipesan dan dipasaran, dari awal Home Industry berdiri sampai sekarang motif mardani masih dipesan. Berbeda dengan jenis yang lainnya seperti motif jablay, kotak dan batik, motif-motif tersebut hanya banyak dipesan musiman. 1) Motif Mardani

    Motif mardani ialah motif yang paling tinggi tingkat pemasarannya, terutama saat musim haji. Banyak para Jemaah haji yang memesan untuk digunakan sebagai alas di Tanah Suci yang mudah dilipat dan mudah dibawa. Para Jemaah Haji lebih memilih menggunakan tikar mendong sebagai sarana untuk beribadah di Tanah Suci dan sebagai alas untuk duduk, karena tikar mendong sendiri memiliki beban yang tidak begitu berat, mudah dibawa kemana-mana karena mudah dilipat dan tidak mudah kotor seperti karpet-karpet lainnya. Bentuknya yang kecil memudahkan para Jemaah Haji untuk menyimpannya di dalam tas atau koper dan karena bebannya yang ringan.

  • Jenis mMardapenenuJenis mMotif haji tib

    2) Motif Motif proses sulit dsehingperpadkemuddibuat konsumsekaran

    Tmotif yang ani, adalah junan, namumotif yang mardani tid

    ba omsetnya

    Batik batik meruppembuatan

    diingat. Corgga disebutduan antaradian diberi

    di daerah men sehinggng ini.

    Tikar Menpaling mu

    jenis motif un membutu

    paling dimdak pernah a selalu men

    pakan motifnnya menggrak motif bt dengan ma motif mnama motiPurbaratu. ga motif ba

    Gambar 5dong Motidah diprodutikar yang

    uhkan waktuminati dipasa

    sepi dipasangalami pen

    f yang sulitgunakan 4 batik hampmotif batikmardani kof batik. MoMotif batik

    atik ini terus

    5.7 f Mardani uksi adalahsangat mudu yang lamaaran adalaharan bahkanningkatan.

    t untuk dibupanginjek

    pir sama sek. Motif botak dengaotif jablay k ini banyas dikembang

    h motif Mardah dalam pa. h motif Marn apabila m

    uat karena ddan rumus

    eperti kain batik merupan jablay ini pertamaak diminatigkan sampa

    25

    rdani. proses

    rdani. musim

    dalam yang batik

    pakan yang

    a kali i oleh ai saat

  • 3) Motif

    Untuk mardanmotif kpembetidak mbaku m

    Kotak jenis motif

    ni ada juga kotak bahan

    erian warna melalui prosmendong.

    GaTikar Me

    f kotak, myang menyn baku mensesuai kein

    ses pencelu

    GaTikar Me

    ambar 5.8 endong Mo

    motif kotak yebutnya denndong melanginan, sedaupan atau pe

    ambar 5.9 ndong Mot

    otif Batik

    hampir samngan mardaalui proses angkan motemberian w

    tif Kotak

    ma dengan ani kotak, npencelupan

    tif mardani warna pada b

    26

    motif amun

    n atau biasa

    bahan

  • 4) Motif Pembepembudan batren napengraPembedidapamusimdalam

    Motif sehingmerupdalam

    Jablay erian nama uatannya paaju jablay, jama jablayajin juga erian nama at hanya ka

    m nama jabpembuatan

    Jablay tikgga menimakan motif proses pem

    Jablay paada saat trenjadi tikar te

    y. Motif jabmenyukai motif jabl

    arena saat play, sehing

    n motif ini m

    GamTikar Men

    kar yang pmbulkan waf yang palinmbuatannya

    ada jenis mn model jabersebut jugablay warnan

    motif inlay ini tidapembuatan gga pengusamemberikan

    mbar 5.10ndong Motpaling memarna-warna ng banyak d

    motif ini dikblay seperti a di beri namnya menarini dalam ak direncanmotif ini paha yang m

    n nama jabla

    tif Jablay mbutuhkan

    yang sandisukai oleh

    karenakan, kerudung j

    ma jablay sk sehingga

    pembuatanakan. Nampertama kalimemeberikaay.

    banyak bengat indah h para peng

    27

    awal ablay sesuai a para annya. ma ini

    i saat an ide

    enang dan

    grajin

  • 5.3 Proses

    industr

    Sebelubaiknydigunadengan

    Bukandari ka1) Du

    danden

    2) Timdih

    3) Paber

    s PembuataPelaksana

    ry ini dilaum membaya untuk takan untuk n tustel.

    Alat yangn Mesin (Aayu dengan ua buah Gunn menaikkangan timbanmbangan, yhubungkan anginjek, yrgantian de

    an Tikar Maan proses akukan oleahas tentanterlebih dah

    menenun

    Tustel/Ag digunakanTBM) ataubagiannya-

    n atau Kaman benang.ngan. yaitu alat udengan duaaitu alat u

    engan cara m

    Mendong pengolahan

    eh pengrajing proses phulu mengkerajinan t

    Alat Tenunn untuk menu biasa dise-bagiannya ran, yaitu a Gun ini d

    untuk mena buah tali yuntuk menamenginjak p

    n pembuatain-pengrajinpembuatan

    getahui bagtikar mendo

    Gambar 5.n Bukan Mnenun tikar ebut juga deyaitu sebag

    alat yang digdigantungka

    ggantungkayang dilakukaikkan danpanginjek.

    an tikar men tikar me

    tikar mengian-bagian ong tersebu

    .11 Mesin (ATBM

    mendong yengan tuste

    gai berikut : gunakan unan pada al

    an Kamran kan. n menurunkPanginjek

    endong di endong tersndong, alan

    dari alat ut, yang di

    M) yaitu Alat Tel. Tustel te

    ntuk menurulat yang di

    atau gun

    kan gun sini dihubun

    28

    home

    sebut. ngkah

    yang isebut

    Tenun erbuat

    unkan isebut

    yang

    secara ngkan

  • 29

    dengan dua buah tali dengan kedua gun atau Kamran seperti telah disebutkan di atas. Panginjek inilah yang akan membuat berbagai motif yang diinginkan.

    4) Suri atau sisir, yaitu alat untuk merapatkan batang-batang mendong yang dimasukkan dengan taropong. Pekerjaan merapatkan batang mendong dengan suri ini disebut dengan ngagedig, yang berarti menekan dengan keras.

    5) Taropong, yaitu alat untuk menyimpan dan memasukkan batang mendong yang akan ditenun. Taropong dibuat dari pipa paralon.

    6) Panggulung bola (bum), yaitu alat untuk menggulung benang yang akan dianyam bersama batang-batang mendong.

    7) Panggulung amparan, yaitu alat untuk menggulung tenunan tikar mendong yang sedang ditenun. Pada penggulung amparan juga terdapat tali rapia sebagai alat untuk mengukur panjang mendong yang sesuai yaitu 12,5 m, tetapi terkadang apabila tali rapia tersebut menggulung tidak rapih ukuran mendong bisa jadi tidak sesuai dengan ukuran dan mengurangi harga jual tikar mendong.

    5.4 Cara Pengolahan Kerajinan mendong lebih banyak memerlukan spesialisasi pengrajin

    karena untuk mengolah dari bahan mentah menjadi barang jadi melewati banyak tahapan. Tahap-tahap tersebut diantaranya meliputi : 1) Penjemuran dan pemisahan mendong berdasarkan panjangnya.

    a. Batang-batang tanaman mendong yang telah dipotong, kemudian dijemur selama satu hari, atau paling tidak sampai mendong sudah benar-benar kering. Setelah kering, mendong dipisah sesuai dengan besar dan panjang batangnya lalu kemudian diikat menjadi satu ukuran tertentu

  • 30

    b. Ikatan-ikatan batang mendong itu kemudian dirapikan, yaitu dengan meratakan ujung-ujungnya dan dipotong dengan menggunakan parang maupun arit

    c. Batang mendong yang sudah dirapikan tersebut kemudian dijemur untuk kedua kalinya selama 2-3 jam. Selanjutnya ikatan-ikatan batang mendong tersebut disimpan didalam rumah selama satu hari agar tidak regas (mudah patah)

    2) Proses pewarnaan Pekerjaan memberi warna batang mendong disebut dengan nyelep

    (mencelup). Warna-warna yang sering dipakai adalah hijau, biru, kuning, merah dan ungu. sedangkan bahan zat pewarna dapat diperoleh dari toko-toko di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya

    Adapun proses pemberian warna pada mendong adalah: a. Batang warna yang telah selesai dijemur tersebut, diberi warna dengan

    cara dicelep (dicelup) ke dalam godogan atau larutan zat pewarna yang dipanaskan sampai mendidih, sesuai dengan warna yang diinginkan

    b. Setelah pemberian warna selesai, batang-batang mendong tersebut dijemur kembali selama 4 jam dengan tujuan agar warnanya tidak luntur

    c. Apabila menghendaki lebih dari satu warna, batang mendong kering itu diikat sampai pada batas warna yang diinginkan dan kemudian dicelup kedalam zat pewarna. Setelah itu ikatan batang mendong dijemur sampai kering. Selanjutnya bagian yang belum diberi warna dicelupkan lagi ke dalam zat pewarna lainnya, kemudian dijemur kembali sehingga menghasilkan batang mendong dengan warna yang berlainan

    d. Setelah itu batang-batang mendong tersebut dicelup, yaitu dimasukkan ke dalam air sebentar agar batang yang akan ditenun tidak mudah putus. Setelah kering, batang mendong yang telah direndam diikat kembali dan siap untuk ditenun

  • 3) Pro

    a.

    oses penenuProses

    Proses MiPro

    proses pemenyetingadalah bewarna puRp.23.000motif yandisebut Pi

    Unkeahlian kproses mimelakukanOrang yapenenunanmenghasil

    unan atau pes pembuatanihane oses Mihanenyusunan g motif yanenang polisutih 150, h0/kg, lama ng akan dibihanean. ntuk proses khusus dan ihane belajn proses miang melakn, untuk setlkan sampai

    enganyamann tikar mend

    ne merupakbenang ke

    ng akan diter untuk wharga benaproses mih

    buat. Alat y

    mihane dikketelatenan

    ar tiap moihane harus

    kukan prostiap satu bui 6-10 bum.

    Gambar Proses Mi

    n dong dapat

    kan proses e bum, unibuat tikar. warna menang warna hane rata-rayang digun

    kerjakan olen yang ting

    otif dengan s fokus kareses mihaneum dibayar

    5.12 ihane

    diuraikan s

    yang palintuk memb

    Benang nggunakan u

    Rp.33.000ata 1,5 - 2 nakan untuk

    eh orang yaggi, orang y

    teliti. Oranena proses e berbeda

    Rp.22.000,

    ebagai berik

    ing rumit, buat motif yang digunukuran 300

    0/kg dan wjam tergan

    k proses m

    ang mempuyang melakng yang seini sangat rdengan p

    , setiap hari

    31

    kut :

    yaitu atau

    nakan 0 dan warna ntung ihane

    unyai kukan edang rumit. proses i bisa

  • b.

    Sesatu benanyang lainnbatang pen

    Nyucu Se

    atau memdimasukan1,5 jam, benang kemenggunatenun.

    Untustel. Probiasanya mengerjak

    tiap benangng masuk knya. Kemudnggulung be

    etelah Mihanmasukan ben ke dalam dilakukan e alat yangakan kawat

    ntuk prosesoses nyucu t

    dilakukan kannya sehi

    g dimasukkke bum yangdian masingenang atau

    GamAlat

    ne selesai seenang dari sisir prosesoleh dua o

    g disebut sit yang dim

    s nyucu dibtidak dilaku

    oleh oraningga hasil

    kan pada cg satu benang-masing ujbum.

    mbar 5.13Pihanean

    elanjutnya Nbum ke g

    s ini lama worang dimaisir dan sat

    modifikasi u

    bayar sebukan oleh sng-orang yl yang dida

    celah-celah ng yang lainjung benang

    Nyucu yaitugun, benang

    waktunya bisana satu oratu lagi menuntuk dipas

    esar Rp.20sembarang oyang sudahapatkan bis

    suri dan sn masuk keg diikatkan

    u proses meg satu per sa menghabang memasnariknya desangkan ke

    .000 untukorang, prosh mahir da sesuai de

    32

    elang e bum

    pada

    enarik r satu biskan sukan engan e alat

    k satu es ini dalam engan

  • motif yansingkat dib

    Setediikatkan ppanginjek, benang yanyang sudahmenganga oleh gun.

    Satupenenun, ktersebut additarik olehtikar. Pekerhingga bata

    ng ditentukabandingkan

    elah benanpada penggu

    sehingga ng dipasangh diisi batatadi, yaitu d

    u batang mkemudian tada dalam bh suri, sehirjaan tersebang mendon

    an dan pron dengan yan

    GamPros

    ng itu terulung ampasalah satu

    g sebagian tang-batang mdi antara be

    mendong paropong dienang yangingga mendbut disebut dng yang dite

    oses pengerng belum te

    mbar 5.14ses Nyucurgulung, maran. Penenuu gerakan turun dan semendong denang-benan

    pada taropoikeluarkan, g terpasangdekati dan mdengan ngagenun semak

    rjaannya yaerbiasa nyuc

    maka ujungun menginjaini menyeb

    ebagian lagidimasukkan ng yang turu

    ong dipegasehingga b

    g. batang mmerapat ke gedig. Dem

    kin banyak.

    ang relatif cu.

    gnya yang ak salah satubabkan beni naik. Taroke lubang

    un dan teran

    ang oleh tabatang men

    mendong teralat penggu

    mikian seteru

    33

    lebih

    lain u alat nang-opong

    yang ngkat

    angan ndong rsebut ulung usnya

  • 4) Pe

    bentidselkaijugdig

    Setekemudian pdigulung ssudah memmaka sebag

    njahitan Apabil

    nangnya didak lepas. lanjutnya diin agar tepiga berfungsgunakan.

    elah batangpenggulungedikit pada

    menuhi ukurgai batas ten

    la hasil tenitekuk (dipoKemudian ijemur. Hasan tikar tidasi sebagai

    GPro

    g mendongg tikar dipua alat penggrannya 12,5nunan itu di

    nunan sudahotong) menhasil tenu

    sil tenunan dak terlepas dtempat unt

    Gambar 5.oses Penenug yang diteutar, sehingggulung terse5m, sedangkiberi jarak.

    h mencapai nggunakan nan dibukadijahit dengdan tikar aktuk melipat

    15 unan enun sudahga hasil tenebut. Apabikan benang

    ukurannya silet, kemua dari gulugan menggukan terlihat t tikar ketik

    h cukup banunan tikar ila panjang g masih pan

    12,5m, benudian diikatungan tikarunakan kelimlebih rapi. Kka sedang

    34

    anyak, dapat tikar

    njang,

    nang-t agar r dan m dari Kelim tidak

  • pentahmoukditden43ditsam

    ukden

    Tahapnjahit dibayhap akhir seotif batik di

    kuran 3x2 terima dengngan harga .000,- ukurterima dengma dengan m

    Dari ukuran 3x2 mngan harga

    Pro akhir proyar denganelesai barulaiterima denmeter den

    gan harga RRp.42.000

    ran 3x2 metgan harga Rmardani Rpukuran tikameter, 2x2 m

    yang berva

    Goses Pemotoses pembn system mah tikar ini gan harga R

    ngan harga Rp.32.000,-,-. Motif jater dijual keRp.32.000,-p.42.000,-. ar mendongmeter, 1,20

    arian sesuai

    Gambar 5.16tongan Tik

    buatan tikarmakloon Rp

    siap dipasaRp.43.000,-

    Rp.57.000dan dijual

    ablay meter embali Rp.5 ukuran 3x

    g 12,5 mete0 x 1 meterjenis motif.

    6 kar Mendonr yaitu pe

    p.2000,- perarkan. Tikar- dan setela0,-. Motif kembali ukditerima d

    57.000,-. Mx2 meter de

    er, dibuatkr dan ukuraf.

    ng enjahitan, srlembar. Ser mendong uah dijual kem

    mardani mkuran 3x2 mengan harg

    Motif kotak mengan harga

    kan tikar dean 1,20 x 7

    35

    setiap etelah untuk mbali meter meter a Rp. meter a jual

    engan 75 cm

  • 5.5 Inova

    sumbepenggudari prteknol

    tentu merupsuatu seoranmenjadditerap

    melaludengandari papengra

    si PerancanInovasi a

    er alam, eneunaan teknroduk-produogi dan eko

    Selanjutnyberkaitan

    pakan suatu unsur kebu

    ng atau sejdi inventionpkan oleh su

    Proses pemui Alat Tenn menggunara pengrajiajin.

    ngan Mesinadalah suatuergi, dan monologi baru,uk baru. Deonomi dari kya dikatakadengan peproses sos

    udayaan yanumlah indin apabila suatu masyarmbuatan tiknun Bukan

    nakan tangain mendong

    GPros

    n Penganyau proses podal serta p, sehingga engan demikebudayaanan Koentjarenemuan bsial yang beng baru, baividu) mensuatu penemrakat. kar mendonn Mesin, yaan dan kakig yaitu pega

    Gambar 5.17ses Penjahi

    am Tikar Mpembauran penataan keterbentuk sikian, inovan (Koentjararaningrat, baru dalam ertahap dariaik suatu a

    nuju inventimuan baru

    ng tersebut dang disebu. Sehingga

    al-pegal di s

    7 itan Mendong

    dari penggmbali dari suatu sistemasi adalah paningrat, 19bahwa suatu

    teknologi i discovery alat atau gaion. Discovtelah diaku

    dilaksanakaut Tustel

    seringkali seputar tang

    gunaan sumtenaga kerj

    m produksi pembauran u96: 161). u proses in

    yang bias(penemuan

    agasan baruvery baru ui, diterima

    an secara mdan digeramuncul ke

    gan dan kaki

    36

    mber-a dan baru

    unsur

    novasi sanya n dari u dari dapat

    a, dan

    manual akkan luhan i para

  • 37

    Untuk meningkatkan kualitas hasil produksi serta efisiensi waktu dan tenaga, maka perlu dirancang atau membuat alat untuk menyempurnakan Alat Tenun Tikar Mendong Tustel menjadi Mesin Penganyam Mendong, dimana pembuatan mesin tersebut bekerjama dengan tenaga ahli mesin dari SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya dan para pengrajin anyaman tikar mendong yang tergabung dalam Pokmas Pengrajin Tikar Mendong.

    Untuk lebih jelasnya, berikut ini tahapan-tahapan perancangan Mesin Penganyam Mendong : 1. Kebutuhan Bahan

    Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk perancangan mesin penganyam mendong terdiri dari :

    Tabel 5.2 Kebutuhan Bahan Perancangan Mesin

    No Material Dimensi Satuan 1 Pipa 40x60x600 5 batang 2 As St 37 16 mm x 4 m 5 batang 3 As St. 40 25 mm x 4 m 5 batang 4 As St. 40 50 mm x 600 mm 5 buah 5 As St. 40 76 mm x 20 mm 7 buah 6 As St. 40 150 mm x 20 mm 8 buah 7 As St. 40 10 mm x 4 m 4 batang 8 Plat Strip St.37 50 mm x 5 mm x 4 m 4 batang 9 Plat iser St.37 0,8 mm x 2,4 m x 1,2 m 4 Lembar 10 Baut Metrik M8,M10,M12,M16 11 Baut Inchi W1/2",W3/4",W3/8" 12 Bearing 6302 20 buah 13 Bearing 6002 30 buah 14 Bearing 6000 30 buah 15 Kawat anyam 40 cm x 75 cm 10 buah 16 Baut seng 50 buah 17 Cat 1 kg 2 buah 18 Tiner 2 liter 2 buah 19 Benang 20 Kawat las 2 dus

    Sumber : hasil Penelitian

  • 2. Deesain Rancaangan Mesin

    D

    n

    GambDesain Ran

    bar 5.18 ncangan Meesin

    38

  • 3. Pro

    oses Peranccangan

    ProseGambar

    es Perancan

    5.19 ngan Mesinn

    39

  • 4. Perakitan Messin Pengger

    Pe

    rak

    Gamberakitan M

    bar 5.20 Mesin Pengg

    gerak

    40

  • 5. Uji coba kompponen

    GambUji Coba

    bar 5.21 a Kompone

    n

    41

  • 6. Penyempurnaaan Mesin

    GambPenyempu

    bar 5.22 urnaan Messin

    42

  • PenyyempurnaaGamb

    n Mekanik

    bar 5.23

    k Elektrik OOtomatis MMesin

    43

  • 44

    5.6 Keunggulan Menggunakan Mesin Penganyam Mendong Mesin mendong ini merupakan penyempurnaan dari Alat Tenun Tikar

    Mendong Tustel atau Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang sekarang banyak dipergunakan oleh para pengrajin di wilayah Kecamatan Purbaratu. Gagasan ini muncul karena para pengrajin banyak mengalami keluhan antara lain pegal-pegal di bagian tangan dan kaki dan punggung. Untuk itu dalam upaya memberdayakan para pengrajin mendong, maka dirancanglah teknologi mesin penganyam mendong sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.

    Setelah proses perancangan mesin, terdapat beberapa keunggulan menggunakan mesin penganyam mending ini, diantaranya : 1. Efisiensi Waktu

    Mesin ini mampu bekerja secara konstan, karena sumber utama penggeraknya menggunakan elektro motor dan mampu mengayam/menenun mendong 1 meter dengan waktu kurang lebih 1 jam 10 menit, sedangkan hasil manual dengan menggunakan tenaga manusia memerlukan waktu kurang lebih 3 jam.

    2. Efisiensi Tenaga Sumber tenaga dengan menggunakan Elektro Motor Horse Power (HP), 1 Phase, sehingga tidak banyak memerlukan tenaga manusia.

    3. Kualitas Hasil Produksi Kekuatan anyaman lebih kuat dibanding hasil pengrajin manual, kepadatan anyaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

    4. Multi Fungsi Selain menganyam mendong, mesin ini dapat digunakan untuk menganyam lidi, bambu serta benang bahan kain.

  • 45

    Tabel 5.3 Perbandingan Alat Manual dengan Mesin

    NO UNSUR MANUAL MESIN/OTOMATIS 1 Nama Alat Tenun Tikar Mendong "TUSTEL"

    (kondisi sebelum penyempurnaan ) Mesin Tenun Tikar Mendong (merupakan penyempurnaan dari "Tustel")

    2 Spesifikasi Alat tenun berbahan dasar kayu Terdiri dari 3 bagian : 1. Bagian badan 2. Lengan Ayun berfungsi untuk merapatkan/

    mengepres helaian mendong 3. Bingkai penyusun naik turun benang Alat tenun tidak bisa dilepas

    Mesin tenun berbahan dasar viva besi ukuran 6 cm x 3 cm, 4 cm x 2 cm, 2 cm x 2 cm Terdiri dari 3 bagian : 1. Bagian badan 2. Lengan Ayun berfungsi untuk

    merapatkan/mengepres helaian mendong. 3. Bingkai penyusun naik turun benang Mesin tenun bisa dilepas/dicopot, karena menggunakan, baud sehingga bisa dikemas dalam dalam bentuk kecil.

    3 Pengoperasian Manual (menggunakan tangan dan kaki)

    Otomatis (dengan memijit tombol)

    4 Cara Kerja Dilaksanakan dengan berurutan dan bertahap : 1. Memijit pedal dengan menggunakan kaki 2. Memasukkan helaian mendong ke dalam selongsong Menarik helaian mendong dengan menggunakan tangan agar menghasilkan anyaman yang kencang

    Tidak ada urutan dan tahapan kerja, hanya dengan memijit tombol, proses pelaksanaan berlangsung sekaligus

    5 Perbandingan Hasil Anyaman

    1 meter hasil anyaman memerlukan waktu kurang lebih 3 jam

    1 meter hasil anyaman memerlukan waktu kurang lebih 1 jam 10 menit

    6 Perbandingan Kualitas

    Hasil anyaman kurang kencang karena keterbatasan tenaga tangan para pengrajin

    Hasil anyaman lebih kencang karena menggunakan mesin

    Sumber : Hasil Analisis

  • 46

    BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

    Rencana tahapan berikutnya yang akan dilakukan dalam penelitian ini

    adalah : 1. Akan melakukan penyempurnaan mesin penganyam tikar mendong terutama

    dari segi fungsi kinerja mesin dan proses operasionalisasi penggunaannya oleh pengrajin mending dengan menggunakan rancangan teknologi mesin penganyam mendong yang telah disempurnakan.

    2. Melakukan analisa efektifitas dan efisiensi antara penggunaan mesin manual dengan mesin otomatis melalui teknik Analisis SWOT. Hasil dari analisis ini akan memberikan gambaran perihal : a. kekuatan (strength) b. kelemahan (weaknesses) c. peluang (opportunities) d. ancaman (threat)

    3. Seminar / Lokakarya Hasil dari penelitian ini akan diseminarkan agar dapat diketahui dan bermanfaat bagi banyak kalangan dengan harapan akan semakin menyempurnakan kualitas.

    4. Publikasi (Penerbitan Jurnal Ilmiah atau Proseding) Publikasi melalui penerbitan jurnal dan atau proseding akan dilakukan untuk memperkuat dan memperkaya hasil dari penelitian ini.

  • 47

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Simpulan

    1. Bentuk dan pengolahan tikar mendong manual yang sekarang banyak dipergunakan oleh para pengrajin di wilayah Kecamatan Purbaratu menggunakan Alat Tenun Tikar Mendong Tustel atau Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

    2. Pengolahan tikar mendong dengan menggunakan teknologi mesin penganyam mendong ini merupakan penyempurnaan dari alat yang sudah ada. Gagasan ini muncul sebagai solusi dari keluhan para pengrajin mendong yang mengalami pegal-pegal di seputar tangan dan kaki karena alat manual tersebut digerakkan dengan menggunakan tangan dan kaki.

    3. Dalam upaya memberdayakan para pengrajin mendong, maka dirancanglah teknologi mesin penganyam mendong sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.

    7.2 Saran 1. Perlu dikembangkan perancangan rekayasa teknologi mesin penganyam

    mendong untuk meningkatkan produktivitas industri tikar mendong di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya

    2. Penerapan hasil penelitian ini diharapkan dapat diterima oleh seluruh pihak dan terutama oleh para pelaku/pengrajin industri tikar mendong agar supaya kualitas dan kuantitas produksinya dapat meningkat.

    3. Penelitian ini perlu dilanjutkan sampai menghasilkan rancangan mesin yang dapat membuat desain dan motif yang lebih menarik, supaya memiliki nilai jual serta daya saing yang tinggi diantara produk-produk tikar lainnya.

  • 48

    DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, Maman. 1989. Geografi Perilaku. Jakarta : Depdikbud. Abdurachmat, Idris. 1997. Prinsip-prinsip Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan

    Pendidikan Geografi. FKIPS-IKIP Bintarto. 1997. Geografi Desa. Yogyakarta : VP Spring. Chapman, Ronal. 1991. Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara.

    Jakarta : LP3ES. Hadisapoetra, S. 1973. Pembangunan Pertanian. Departemen Ekonomi

    Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Harsono, D. 2009. Pembangunan Pertanian yang Berpihak pada Petani.

    Terdapat pada http://dwih74.blog.com/2009/12/15/pembangunan-pertanian-yang-berpihak-pada-petani/. Diakses Pada Tanggal 10 Maret 2012.

    Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

    Keruangan. Bandung: Alumni. Syahrudin. 1988. Pengembangan Industri dan Perdagangan Luar Negeri.

    Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas.