laporan kemajuan esra'.pdf

download laporan kemajuan esra'.pdf

of 16

Transcript of laporan kemajuan esra'.pdf

  • LAPORAN KEMAJUAN

    PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    PENGARUH APLIKASI MEMBRAN POLIMER KOLAGEN-KITOSAN

    TERHADAP PROLIFERASI FIBROBLAS PADA

    PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

    (Kajian In Vivo pada Tikus Sprague Dawley)

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-PENELITIAN

    Diusulkan oleh:

    Esra Prasetyo (G1G010055/Angkatan 2010)

    Mutiara Desty (G1G010027/Angkatan 2010)

    Sofyan Ahmad Fauzi (G1G012008/Angkatan 2012)

    Andito Yudhotomo (G1G012022/Angkatan 2012)

    Adnan Al Thoriq (G1F012021/Angkatan 2012)

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    PURWOKERTO

    2015

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

    DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

    RINGKASAN ........................................................................................................... iv

    BAB 1. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1

    B. PERUMUSAN MASALAH ........................................................................... 2

    C. TUJUAN .......................................................................................................... 2

    BAB 2. TARGET LUARAN .................................................................................... 3

    BAB 3. METODE PELAKSANAN

    A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN ........................................................ 3

    B. ALAT DAN BAHAN ...................................................................................... 3

    C. PROSEDUR PENELITIAN ............................................................................ 3

    D. ALUR PENELITIAN ...................................................................................... 6

    E. ANALISIS DATA ........................................................................................... 6

    BAB 4. HASIL YANG DICAPAI ............................................................................ 7

    BAB 5. POTENSI HASIL ......................................................................................... 7

    BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .................................................. 8

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

    LAMPIRAN

  • iv

    RINGKASAN

    Latar belakang: Gingiva merupakan salah satu bagian dari jaringan

    periodontal yang melekat pada prosesus alveolaris dan mengelilingi gigi. Gingiva

    sering mengalami perlukaan baik karena trauma, penyakit periodontal, tindakan

    pasca pencabutan maupun tindakan bedah dengan perlukaan (Newman, 2002).

    Penyembuhan luka yang terhambat akan meningkatkan kemungkinan infeksi, rasa

    sakit dan gangguan estetis. Banyak upaya untuk mempercepat penyembuhan luka,

    diantaranya menggunakan obat-obatan kimia, namun penggunaan obat-obatan

    kimia tersebut dapat berefek buruk bagi tubuh, khususnya bagi orang dengan

    kondisi sistemik tertentu. Oleh karena itu, sebagai alternatif dalam penyembuhan

    luka dapat digunakan membran kolagen-kitosan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan

    untuk membandingkan pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan

    terhadap proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva (kajian in

    vivo pada tikus Sprague Dawley) pada hari ke-3, 5, dan 7 setelah perlakuan serta

    untuk membandingkan pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan

    dengan kelompok kontrol terhadap jumlah fibroblas pada proses penyembuhan

    luka gingiva (kajian in vivo pada tikus Sprague Dawley) pada hari ke-3, 5, dan 7.

    Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian laboratorium eksperimental

    dengan rancangan percobaan post test only control group design. Hasil sementara

    yang didapatkan yaitu, penelitian ini menghasilkan membran tipis yang semi

    transparan dan cukup elastis serta dapat digunakan menjadi obat alternative pada

    tahap selanjutnya.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Rongga mulut sebagai bagian integral tubuh, sering mengalami trauma

    dalam melakukan fungsinya yang pada akhirnya dapat menimbulkan luka pada

    mukosa rongga mulut (Rachmawati dkk, 2006). Salah satu jaringan yang ada di

    rongga mulut yang sangat sering terjadinya perlukaan yaitu gingival. Gingiva

    merupakan salah satu bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada

    prosesus alveolaris dan mengelilingi gigi. Gingiva sering mengalami perlukaan

    baik karena trauma, penyakit periodontal, tindakan pasca pencabutan maupun

    tindakan bedah dengan perlukaan (Newman, 2002).

    Setiap tindakan akan menyebabkan rusaknya jaringan tubuh yang

    selanjutnya akan pulih kembali melalui proses penyembuhan luka, namun

    waktu sembuhnya luka tergantung penagananan luka itu sendiri. Penyembuhan

    luka memiliki 3 fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi

    (Steed, 2003). Komponen yang berperan penting dalam proses penyembuhan

    luka adalah kolagen, angiogenesis dan granulasi (Midwood dkk., 2004).

    Penyembuhan luka bedah bergantung pada kemampuan perbaikan jaringan

    ikat. Proses penyembuhan luka diawali dengan proses inflamasi diikuti proses

    fibroplasia, kemudian remodeling jaringan dan pembentukan jaringan parut.

    Setelah proses inflamasi berkurang, dilanjutkan dengan proses fibroplasia

    tahap awal yaitu migrasi dan proliferasi fibroblas di daerah jejas. Pada hari ke-

    3, sejumlah fibroblas muda terlokalisir pada daerah jejas (Newman, 2002).

    Fibroblas dalam jaringan berpindah dari tepi luka sepanjang benang-benang

    fibrin di luka (Sabiston, 1995). Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai relatif

    awal pada proses penyembuhan yaitu pada hari ke 3-5 dan berlanjut terus

    sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka (Kumar dkk., 2005).

    Selanjutnya proses penyembuhan luka memasuki fase remodeling pada hari ke-

    14 (Rachmawati dkk., 2006).

    Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat adalah

    fibroblas (Junqueira dkk., 1998). Fibroblas merupakan elemen selular yang

    banyak ditemukan pada jaringan ikat gingiva yang berproliferasi dan aktif

    mensintesis komponen matriks pada proses penyembuhan luka dan perbaikan

    jaringan yang rusak (Fawcett, 2002). Fibroblas merupakan bahan dasar

    pembentukan jaringan parut dan kolagen yang memberikan kekuatan daya

    rentang pada penyembuhan luka jaringan lunak (Robbins & Kumar, 1995).

    Berdasarkan proses penyembuhan luka tersebut, diperlukan terapi efektif

    yang dapat mengoptimalkan kinerja komponen tersebut. Banyak upaya untuk

    mempercepat penyembuhan luka, diantaranya menggunakan obat-obatan kimia

    yang berfungsi dalam penyembuhan (Lewis, 2004). Pemberian obat-

  • 2

    obatan dengan kandungan kimia dapat berefek buruk untuk tubuh misalnya pada

    orang dengan kondisi sistemik tertentu, selain itu pada rongga mulut penggunaan

    obat topikal akan mudah hilang karena adanya saliva dalam rongga mulut.

    Menurut Gitarja (2002), teori perawatan luka sangat membutuhkan suasana

    lembab, hal ini dikarenakan Mempercepat fibrinolisis, mempercepat angiogenesis,

    menurunkan resiko infeksi, mempercepat pembentukan Growth factor, dan

    mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.

    Oleh karena itu sebagai alternatif dalam penyembuhan luka yang

    diketahui aman dan memberikan kelembaban dan memberikan rasa sejuk serta

    pilihan yang efektif sebagai penutup luka adalah membran polimer kolagen-

    kitosan. Kolagen memegang peranan yang sangat penting pada setiap tahap

    proses penyembuhan luka. Dewasa ini, kitosan banyak dikembangkan dalam

    berbagai aspek bidang. Salah satunya adalah dalam bidang medis. Kitosan

    dapat merangsang pertumbuhan fibroblas dan mempengaruhi aktifitas

    makrofage untuk mempercepat penyembuhan luka (Balassa, 1978). Penelitian

    sebelumnya oleh Ratnawati (2012), membuat membran polimer biomedis

    dengan bahan dasar kolagen dan kitosan dengan perbandingan Membran

    kolagen-kitosan 1:1 w/w memiliki hasil yang lebih baik untuk digunakan

    sebagai aplikasi pembalut. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis

    tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai manfaat mebran polimer

    kolagen-kitosan di bidang kedokteran gigi dengan melakukan penelitian

    tentang pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan pada proses

    penyembuhan luka gingival dengan indikator proliferasi fibroblas.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu

    permasalahan yaitu bagaimana pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-

    kitosan. terhadap proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva

    tikus Sprague Dawley? C. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan

    terhadap proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva tikus

    Sprague Dawley. 2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva

    tikus Sprague Dawley pada hari ke-3, 5, dan 7 setelah diberi aplikasi

    membran polimer kolagen-kitosan. b. Membandingkan proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka

    gingiva tikus Sprague Dawley pada kelompok kontrol dan perlakuan.

  • 3

    BAB II

    TARGET LUARAN

    Target luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu program kreatifitas

    ini dapat menjadi artikel yang dipatenkan.

    BAB III

    METODE

    A. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan. Membran polimer kolagen-

    kitosan dibuat di Laboratorium kimia fisik UNSOED, kemudian penelitian pada

    tikus dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT)

    UGM Yogyakarta, sediaan histologis dibuat di Laboratorium Patologi Anatomi

    Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta dan pembacaan hasil dilakukan di

    Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran UNSOED Purwokerto.

    B. Alat dan Bahan

    1. Alat alat

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari neraca listrik, pH meter,

    gelas erlenmayer, labu pengenceran, gelas ukur, pipet, baki, plat kaca, batang

    pengaduk, desikator, hot plate stirrer, magnetic stirrer, wrap plastic, plastik

    steril

    2. Bahan bahan

    kolagen, kitosan, asam asetat glasial, alkohol, akuades, asam klorida, natrium

    hidroksida 10 %, indikator pH produksi PT. Macherey-Nagel.

    C. Prosedur penelitian

    1. Pembuatan Membran Kolagen-Kitosan

    Prosedur Sebanyak 0,5 gram kitosan dilarutkan dalam 0,5M asam asetat

    sebanyak 25 ml hingga homogen. Kemudian kitosan distirrer selama 30 menit.

    Setelah itu ditambahkan kolagen dengan perbandingan (g) kolagen dengan

    kitosan 1:1 dan distirrer selama 30 menit. Membran dapat dicetak dengan

    menuangkan komposit kolagen-kitosan ke dalam plat kaca dan meratakan

    permukaannya dengan ketebalan 1 mm. Kemudian kita diamkan selama 24

    jam pada suhu kamar. Bioplastik yang sudah kering dimasukkan dalam bak

    koagulan berisi NaOH 4% untuk membantu melepaskan membran yang masih

    melekat pada kaca. Diamkan membran selama 24 jam agar mudah

    pengambilannya. Kemudian dikeringkan di atas mika untuk mempermudah

    pengambilan membran ketika sudah kering.

  • 4

    2. Persiapan hewan uji coba

    Sebelum dilakukan pengujian terhadap hewan uji coba, peneliti mengurus

    ethical clearance di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Hewan coba

    diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit IV

    UGM Yogyakarta. Hewan coba dilakukan aklimatisasi selama tujuh hari, diberi

    makanan standar dan minum. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman

    sebelum dilakukan penelitian dan untuk mengontrol hewan coba.

    Pengelompokan sampel dilakukan secara simple random sampling. Hal ini

    berarti tiap anggota memiliki peluang yang sama untuk masuk ke dalam

    kelompok penelitian. Hewan coba diberi nomor, kemudian dipilih secara acak

    dan dikelompokkan sebagai berikut.

    a. Kelompok kontrol (A): diberi perlukaan pada gingiva labial kemudian diberi

    larutan salin

    b. Kelompok perlakuan (B): diberi perlukaan kemudian ditutup dengan

    membran polimer kolagen-kitosan

    4. Tahap perlukaan gingiva

    a. Dua puluh empat ekor tikus yang telah dipilih sesuai kriteria sebagai subyek

    penelitian dianestesi menggunakan ketamin.

    b. Tikus yang telah teranestesi dibuat perlukaan menggunakan punch biopsy

    pada gingiva tikus bagian labial rahang bawah antara gigi incisivus dengan

    diameter 3 mm, hingga kedalaman mencapai tulang alveolar. Luka yang

    terjadi dibersihkan dengan NaCl fisiologis dan H2O2 3%.Siapkan membran

    kolagen-kitosan, Beri perlakuan,

    5. Tahap pembuatan preparat histology

    a. Pembuatan preparat histologi (Prosedur Laboratorium Patologi Anatomi FK

    UGM).

    1) Tikus dikorbankan dengan anastesi menggunakan eter, selanjutnya

    dilakukan pembedahan dan pengambilan jaringan pada daerah percobaan

    menggunakan scalpel dengan ketebalan 0,3-0,5 mm.

    2) Dilakukan proses fiksasi dengan merendam preparat ke dalam larutan

    neutral buffered formalin (NBF) minimal 48 jam kemudian dilakukan

    proses pencucian dengan larutan alkohol 70% I (30 menit) dan larutan

    alkohol 70% II (30 menit) untuk menghilangkan larutan fiksatif.

    3) Dilakukan dehidrasi dengan menggunakan alkohol secara bertingkat

    dengan alkohol 70%, 80%, 90%, dan 100% I dan II masing-masing

    selama 30 menit. Dehidrasi ini dilakukan untuk menarik air yang masih

    terdapat dalam jaringan dan Dilakukan penjernihan secara bertahap

    dengan urutan alkohol : xylol = 3 : 1 selama 30 menit, alkohol : xylol = 1 :

    1 selama 30 menit, alkohol : xylol = 1 : 3 selama 30 menit, zylol murni 1

  • 5

    selama 30 menit dan xylol murni II selama 30 menit. Penjernihan

    berfungsi untuk menarik alkohol (dealkoholisasi) sehingga preparat

    tampak transparan.

    4) Dilakuan infiltrasi parafin dengan urutan xylol : parafin = 3 : 1 selama 30

    menit, xylol : parafin = 1 : 1 selama 30 menit, xylol : parafin = 1 : 3

    selama 30 menit, parafin murni I selama 30 menit dan parafin II salama

    30 menit. Proses ini dilakukan pada inkubator pada suhu 58-60 0C.

    5) Dilakukan penanaman (embedding) dengan menyiapkan cetakan dari

    kotak-kotak karton, kemudian diisi parafin cair. Parafin cair yang ada

    dalam cetakan diletakkan sesaat di atas balok es sehingga bagian bawah

    dari parafin agak memadat. Preparat dimasukan ke dalam parafin cair

    pada cetakan karton dan diatur letaknya sesuai dengan tujuan pengirisan,

    dan diletakkan kayu pemegang (holder) yang sudah diberi kode sesuai

    dengan sampel. Parafin diletakkan kembali di atas balok es sehingga

    parafin membeku secara sempurna kemudian pengirisan (sectioning)

    dilakukan pada bidang balok parafin yang mengandung preparat dapat

    dikurangi panjang dan lebarnya sebelum dilakukan pengirisan, sehingga

    organ berada 3-5 mm dari tepi. Pemegang (holder) dipasang pada rotary

    microtrome dan diiris ketebalan 6 m.

    6) Penempelan irisan jaringan pada gelas benda dengan sedemikian rupa

    sehingga pada setiap object glass tertempel beberapa irisan. Sampel

    dikeringkan didalam temperatur ruangan (+ 250C) selama 24 jam agar

    preparat dapat melekat lebih baik. Irisan yang telah menempel pada object

    glass disimpan pada kotak penyimpanan bila pewarnaan tidak dilakukan

    secara langsung..

    7) Dilakukan staining (pewarnaan irisan jaringan) yang sebelumnya

    dilakukan deparafinasi dengan cara preparat yang telah diletakkan pada

    gelas benda dicelupkan dalam xylol murni 2 x 5 menit. Lakukan rehidrasi

    dalam alkohol bertingkat terdiri darii alkohol absolut 100%, alkohol 90%,

    alkohol 80%, alkohol 70% masing-masing 30 celupan dan 30 celupan

    akuades hingga tanpak jernih. Sampel direndam dalam larutan Mayer's

    Hematoxylin selama 10 menit dan dicelup air selama 1 menit. Selanjutnya

    jaringan dicelupkan dalam air scott selama 8-10 celupan, diikuti

    pencucian dalam air mengalir selama 1 menit. Sampel kemudian

    dicelupkan ke dalam larutan Eosin selam 2 menit dan dicuci beberapa

    saat dalam air mengalir dan selanjutnya dehidrasi dalam larutan alkohol

    bertingkat 70%, 80%, 90%, 100% 2x masing-masing 30 celupan. Sampel

    dijernihkan dalam larutan xylol murni 2 x 2 menit dan ditutup dengan

    gelas penutup menggunakan perekat entelan new.

  • 6

    8) Sediaan histologi yang sudah diwarnai dan ditutup dengan entelan new

    diberi label sesuai sampel.

    6. Perhitungan Jumlah fibroblas

    Penghitungan di mikroskop dengan gratikule yang pembesarannya

    400x. Selanjutnya dibaca sel fibroblas dengan cara menghitung sel fibroblas

    dalam kotak gratikule pada 5 lapang pandang

    D. Alur Penelitian

    Gambar 3.3 alur penelitian

    Aklimatisasi tikus (Sprague Dawley) (30 ekor) selama 1 minggu

    Anestesi tikus menggunakan ketamin 24 g BB/ml

    Punch biopsy (3 mm) pada gingiva labial hingga kedalaman mencapai mukoperiosteum

    Kelompok kontrol (A) Kelompok perlakuan (B)

    Larutan salin Membran membran kolagen-kitosan

    K1

    Hari ke-3

    5 ekor

    Euthanasia, eksisi jaringan dan dibuat preparat

    Pengamatan jumlah sel fibroblas

    K2

    Hari ke-5

    5 ekor

    K3

    Hari ke-7

    5 ekor

    P1

    Hari ke-3

    5 ekor

    P2

    Hari ke-5

    5ekor

    P3

    Hari ke-7

    5 ekor

    Analisis data

    Pembuatan membran kolagen-kitosan

  • 7

    E. Analisis Data

    Dari hasil penelitian kemudian data ditabulasi dan diuji normalitasnya

    dengan test Kormogorov-Smirnov dan diuji homogenitasnya dengan uji Levene.

    Data selanjutnya dianalisis dengan uji ANOVA dua arah dengan tingkat kemaknaan

    95% (p

  • 8

    BAB VI

    RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

    Rencana selanjutnya untuk sampai persentase penelitian 100%, yaitu

    mengaplikasikan membran kolagen-kitosan ke tikus yang sebelumnya sudah dibuat

    perlukaan menggunakan punch biopsy di LPPT IV UGM Yogyakarta. Kemudian

    dilakukan pengamatan pada hari ke-3, 5, dan 7 untuk melihat jumlah sel fibroblas. Uji

    validitas data antara dua orang pengamat menggunakan uji Korelasi Pearson. Setelah

    data valid, hasil pengamatan diuji normalitasanya dengan menggunakan uji Saphiro

    Wilk (N

  • 9

    LAMPIRAN

    A. Penggunaan Dana

    Sampai saat ini biaya yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Alat

    No Alat Jumlah Satuan Harga (Rp) Total (Rp)

    1 Plat Kaca 4 10.000 40.000

    2 Lakban Hitam 1 7.000 7.000

    3 Tissu 1 8.000 8.000

    4 Plastik Wrap 1 15.000 15.000

    5 Sewa alat (gelas

    erlenmayer 8 buah,

    batang pengaduk, gelas

    ukur, labu pengenceran,

    neraca, hot plate stirrer,

    magnetic stirrer, ketas

    lakmus pH)

    - - 150.000

    2. Bahan

    No Bahan Jumlah Satuan Harga (Rp) Total

    1 Kitosan 100 gram 200.000 200.000

    2 Kolagen Teripang 200 gram 400.000 400.000

    3 Asam Acetate, NaOH

    10%, Aquadest

    - 100.000 100.000

    3. Lain-Lain

    No Alat atau Bahan Jumlah Satuan Harga (Rp) Total

    1 Kertas A4s 1 Rim 40.000 40.000

    2 Tinta Printer Colour

    dan Black

    5 botol 25.000 125.000

  • 10

    3 Bensin transport - 100.000 100.000

    4 Biaya Ethical

    Clearance

    - 300.000 300.000

    5 Transportasi ke FK

    UGM Yogyakarta

    Untuk Ethical

    Clearance

    - 200.000 200.000

    Jumlah 1.685.000

    B. Bukti Pendukung Kegiatan

  • 11

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Balassa, L.L. dan Prudden, J.F. 1978. Application of Chitin and Chitosan in Wound

    Healing Acceleration. In proc . 1 st internat. Conf. on chitin/ chitosan. MIT

    Sea Grant Report MITSG.

    Fawcett, D.W. 2002. Texbook of Histology. 12nd Edition. Disadur Jan Tambajong.

    Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC.

    Gitarja. W.S. 2002. Perawatan Luka. Bogor: Wocare Indonesia.

    Lewis, J. 2004. A Colour Handbook of Oral Medicine. London: Manson.

    Midwood, K.S., Williams, L.V., dan Schwarzbauer, J.E. 2004. Tissue Repair And

    The Dynamics of The Extracellular Matrix. The International Journal Of

    Biochemistry and Cell Biology. 36(6): 1031-1037.

    Newman, M.G., Takei, H., Klokkevold, P.R., dan Carranza, F.A. 2002. Clinical

    Periodontology Edisi 9. Philadelphia: W.B.Saunders Company.

    Rachmawati, N., Setyaningsih, W., Mandala, V., Dewi, M.S., dan Novita, G. 2006.

    Re-epitelisasi, Kepadatan Fibroblast dan Serabut Kolagen pada Proses

    Penyembuhan Luka Gingiva Labial Tikus Sprangue dawley Setelah

    Pemberian Topikal Ekstrak Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill.) 50%.

    http://www.pkm.dikti.net/pkmiaward2006/pdf/pkmi/06 066.pdf. available at

    04 November 20014.

    Ratnawati, A., Izak R, D., dan Supardi, A. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Kolagen

    Dari Teripang dan Kitosan Sebagai Aplikasi Pembalut Luka. Surabaya:

    UNAIR

    Robbins, S.L. dan Kumar, V. 1995. Basic Pathology 4 th edition. Disadur Staf

    Pengajar Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

    Airlangga. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC.

    Sabiston.Andrianto (alih Bahasa )., 1995 Buku Ajar Bedah I, EGC, Jakarta.

    Steed, D.L., 2003. Wound Healing Trajectories. Surg Clin North Am, 83:54755.