LAPORAN KEGIATAN - ppi-india.orgppi-india.org/files/Laporan Kegiatan SI PPI Dunia Jepang...

18
Halaman 1 dari 18 LAPORAN KEGIATAN Simposium Internasional PPI Dunia/OISAA Tokyo Institute of Technology, 20 23 September 2014 Disampaikan oleh Delegasi PPI India: Mohd. Agoes Aufiya (Ketua PPI India) 2014

Transcript of LAPORAN KEGIATAN - ppi-india.orgppi-india.org/files/Laporan Kegiatan SI PPI Dunia Jepang...

Halaman 1 dari 18

LAPORAN KEGIATAN

Simposium Internasional PPI Dunia/OISAA

Tokyo Institute of Technology, 20 – 23 September 2014

Disampaikan oleh Delegasi PPI India:

Mohd. Agoes Aufiya

(Ketua PPI India)

2014

Halaman 2 dari 18

LAPORAN KEGIATAN

Simposium Internasional PPI Dunia/OISAA

Tokyo Institute of Technology, 20 – 23 September 2014

Info singkat:

1. Tema Kegiatan:

”NILAI-NILAI POSITIF DI MASING-MASING NEGARA YANG DAPAT DITERAPKAN

BAGI KEMAJUAN INDONESIA”

2. Waktu : 20 – 23 September 2014

3. Lokasi : - Tokyo Institute of Technology (Venua SI PPI Dunia 2014)

- National Olympic Memorial Youth Hostel (Penginapan)

4. Jumlah Delegasi : 20 Orang1

5. Delegasi India : Mohd. Agoes Aufiya (Ketua PPI India)

NIM : 2013227

Asal Kampus : Jawaharlal Nehru University

6. Lampiran : 1. Daftar Hadir Perwakilan PPI Negara

2. Presentasi DIKTI

3. Presentasi Advokasi DIKTI PPI-Australia

4. Presentasi SI PPI Dunia 2015 di Singapura

5. Presentasi LPJ Depres PPI Dunia 2013-2014

6. Presentasi Radio PPI Dunia

7. SK Dewan Presidium Terkait 46 Negara PPI Dunia

8. Surat Pernyataan Bersama Terkait Permasalahan Beasiswa Dikti.

1 Terlampir

Halaman 3 dari 18

Susunan Acara Simposium PPI Dunia 2014

Hari Pertama: Sabtu, 20 September 2014

Sesi I : Pembukaan

No. Nama Kegiatan Keterangan

1. Sambutan Ketua PPI Jepang

oleh Teuku Mohammad Rofi

2. Sambutan Koordinator PPI Dunia 2013-2014

oleh Pan Mohammad Faiz

3. Sambutan Presiden Tokyo Tech

diwakili oleh Professor Kiyoshi OKADA

4. Sambutan Dubes RI untuk Jepang

oleh H.E. Yosron Ihza Mahendra, Ph.D

Membuka Acara

SI PPI Dunia 2014

Sesi II: Diskusi Panel I

No. Diskusi Panel I Tema

1. Dr. Iqbal Djawwad

Atase Pendidikan KBRI Jepang

Indonesia Human Resoures

“Pontential, Prospective and Challenges

Diskusi Panel II: Sesi Mahasiswa

2. Pan Mohammad Faiz

Koordinator PPI Dunia

Memetakan Kontribusi Pemuda Indonesia

Untuk Dunia

3. Unggul Sagena

Koordinator PPI Eropa & Amerika

Pendidikan di Indonesia

4. Nafid Alfirdausi

Koordinator PPI Afrika & Timur

Tengah

Ekonomi Syariah/Islam

Bagi Indonesia & Dunia

Diskusi Panel III

5. Riska Ayu Purnamasari, S.Si

Manager of Media & Research

Publication, MITI Indonesia

ASEAN Focus 5 Countries

(Indonesia, Thailand, Vietnam, Philippines,

dan Myanmar)

6. Kittipan Pongmorakot

President of Thailand Student

Association in Japan

6. Gala Dinner & Malam Kesenian

Halaman 4 dari 18

Deskripsi Acara

Hari Pertama: Sabtu, 20 September 2014

Sesi I : Pembukaan

Pada hari pertama ini, peserta SI PPI Dunia beserta anggota PPI Jepang mengikuti rentetan

acara pembukaan Simposium PPI Dunia 2014, yang diisi oleh beberapa sambutan secara berturut-

turut oleh Teuku Mohammad Rofi selaku Ketua PPI Jepang, Pan Mohammad Faiz selaku

Koordinator PPI Dunia 2013-2014, Professor Kiyoshi Okada selaku mewakili Presiden Tokyo

Tech, dan bapak H.E. Yosron Ihza Mahendra, Ph.D selaku Dubes RI untuk Jepang sekaligus

membuka acara.

Dalam pidato yang

disampaikan oleh bapak

Dubes RI, bapak H.E.

Yosron Ihza Mahendra,

Ph.D, beliau sempat

menanggapi rekaman video

yang sempat diputarkan

dimana Presiden Soekarno

menyampaikan pidatonya

pada kongres (simposium)

PPI Dunia yang telah

diadakan pada sekian tahun

yang lalu, yang dalam isi

pidatonya diucapkan kata-kata,“Indonesia...Indonesia....dan Indonesia,” yang menunjukkan

semangat, motivasi, dan inspirasi ke-Indonesia bagi mahasiswa Indonesia yang berstudi di luar

negeri untuk berprestasi dan memberikan yang terbaik kepada Indonesia.

Beliau juga menyampaikan bahwa seluruh peserta yang hadir berkumpul pada SI PPI

Dunia ini tidak lain untuk bangsa Indonesia, walau terdiri dari berbagai macam bangsa (suku-

suku) di Indonesia, dengan perasaan senasib dan seperjuanganlah, bangsa Indonesia bersatu

hingga saat ini menatap masa depan. Beliau menambahkan bahwa jika Indonesia ingin maju,

diperlukan rasa percaya diri pada bangsa Indonesia itu sendiri untuk bisa sejajar bahkan

mengalahkan bangsa lain, sebagaimana Jepang telah mengalahkan bangsa Rusia yang besar pada

tahun 1905.

Beliau juga menyampaikan, bahwa sebagaimana Bung Karno sampaikan dimasa lalu yaitu

bangsa Indonesia adalah “ Bangsa yang menentukan, buka ditentukan,” hal tersebut tergambarkan

Halaman 5 dari 18

dengan Indonesia bersama negara-negara Asia-Afrika lainnya mengusung perhelatan The Games

of the New Emerging Forces (GANEFO) dari Gerakan Non-Blok ditengah-tengah gempuran dua

kekuatan kekuatan kala itu yaitu Sosialis Uni Soviet dan Kapitalis Amerika sebagai tanda bahwa

bangsa Indonesia menetukan jalannya sendiri bersama negara-negara Asia-Afrika lainnya. Beliau

berharap dengan SI PPI Dunia ini dapat membangun atmosfer tersebut untuk berkontribusi kepada

bangsa dan negara Indonesia untuk masa depan, terkhusus dengan tema yang diangkat pada SI PPI

Dunia kali ini yaitu ”nilai-nilai positif di masing-masing negara yang dapat diterapkan bagi

kemajuan indonesia.”

Sesi II: Diskusi Panel I

Diskusi Panel I

Pada diskusi panel I, pembicara pertama diisi oleh Dr. Iqbal Djawwad selaku Kepala Atase

Pendidikan KBRI Jepang yang mengangkat tema diskusi Indonesia Human Resoures: “Pontential,

Prospective and Challenges.” Dalam presentasinya beliau menyampaikan bahwa Pembukaan

UUD 1945 jika disimpulkan berisikan makna Selamat, Sejahtera, Kecerdasan, dan Perdamaian

sehingga harus menjadi tujuan bangsa Indonesia dimasa mendatang. Dengan terwujudnya cita-cita

Pembukaan UUD 1945, mala diharapkan dapat meraih kebahagiaan bagi bangsa Indonesia yang

dapat diraih salah satunya dengan pelayanan publik yang terbaik bagi Pemerintah Indonesia

kepada rakyatnya sebagaimana yang terjadi di Jepang saat ini.

Berbicara tentang

potensi SDM Indonesia yang

telah diproyeksikan bahwa

Indonesia pada tahun 2030

akan meraih “Golden

opportunity of demography,”

yang mana bonus demografi

ini harus segera di

“maintenance” sebaik

mungkin sejak dini atau dari

saat ini agar Indonesia

maksimal pada masa

mendatang dalam

memanfaat kesempatan ini demi kemajuan Indonesia, karena konon hanya terjadi dalam tiap

negara. Bonus demografi ditahun 2030 ini bertepatan dengan generasi muda saat ini, khususnya

bagi para peserta SI PPI Dunia 2014 saat ini yang akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia

Halaman 6 dari 18

dimasa mendatang dengan menuntut ilmu sebaik-baiknya khususnya dikesempatan yang luarbiasa

saat ini bisa berstudi diluar negeri.

Diskusi Panel II

Diskusi yang diisi oleh narasumber dari mahasiswa yang mengangkat dua tema, yang

pertama yaitu “Memetakan kontribusi Pemuda Indonesia untuk Dunia Pendidikan di Indonesia,”

yang disampaikan oleh Pan Mohammad Faiz selaku Koordinator PPI Dunia bersama Unggul

Sagena selaku Koordinator PPI Eropa & Amerika, adapun tema kedua yaitu,”Ekonomi

Syariah/Islam Bagi Indonesia & Dunia,” yang disampaikan oleh Nafid Alfirdausi Selaku

Koordinator PPI Afrika & Timur Tengah.

Dalam tema pertama,

disarikan bahwa peran yang

bisa dilakukan oleh pemuda

(mahasiswa) untuk

kontribusi pada Indonesia

adalah bisa dilakukan dengan

bentuk personal atau

organisasi. Secara personal

contohnya yaitu berupa

pembuatan riset atau

mendalami profesi tertentu,

adapaun berorganisasi yaitu

dengan bergabung dengan

suatu organisasi atau insitutisi yang semuanya diharapkan berdampak positif bagi pendidikan

Indonesia kedepan. Beberapa bentuk kontribusi tersebut dapat diikuti dengan dengan bergabung

pada beberapa institusi yang telah menjadi partner PPI Dunia selama ini, seperti Indonesian

Scholar Journal, Radio PPI Dunia, ataupun Lembaga Kemanusiaan/Sosial PPI Dunia baik yang

berskala nasional maupun internasional.

Dalam tema kedua, disarikan bahwa dalam pelaksanaan Ekomomi Islam di Indonesi dan

Dunia yang saat ini sedang berkembang pesat dan memiliki dampak cukup positif, tidak

dipungkiri masih ditemukan beberapa kendala yang yaitu berupa regulasi yang masih minin dari

Undang-Undang Perbankan Syariah itu sendiri yang berada dibawah Bank Indonesia yang masih

menggunakan mekanisme perbankan konvensional berdampak pada beberapa aturan yang ambigu,

sehingga diperlukan peraturan yang jelas dan benar-benar mengaplikasikan nilai-nilai Islam.

Disamping itu, koordinasi yang lemah antara dua lembaga tersebut masih menjadi bagian

Halaman 7 dari 18

permasalahn dari perbankan Islam itu sendiri untuk berkembang lebih baik, sehingga diperlukan

koordinasi yang baik guna mendukung perekonomian Indonesia yang lebih baik dimasa

mendatang. Diakhir juga disampaikan bahwa dalam hal pengawasan bank Syariah juga masih

minim, disebabkan Dewan Pengawas yang tidak memiliki kewenangan yang cukup dan

pengetahuna yang kurang, sehingga masih banyak bank Syariah yang sebenarnya dilur dari

prinsip-prinsip ekonomi Islam itu sendiri.

Diskusi Panel III

Dalam diskusi ini membahas tentang ASEAN Focus 5 Countries (Indonesia, Thailand,

Vietnam, Philippines, dan Myanmar) yang disampaikan oleh Riska Ayu Purnamasari, S.Si selaku

Manager of Media & Research Publication, MITI Indonesia dan Kittipan Pongmorakot selaku

President of Thailand Student Association in Japan. Berdasarkan hasil riset dari Riska Ayu

Purnamasari terkait kondisi perpolitikan dan kedekatan ASEAN secara publik, disimpulkan bahwa

ASEAN masih bersifat “Elite-centric project,” dimana publik sendiri masih sedikit dalam

memiliki andil pada ASEAN itu sendiri. Di Indonesia itu sendiri, publik atau rakyat Indonsesia

sebenarnya mendukung segela kebijakan ASEAN, namun tidak populis sebagian besar kebijakan

ASEAN yang ada disebabkan karena lemahnya distribusi informasi kepada publik Indonesia,

sehingga arus informasi yang lancar dalam sosialisasi kebijakan ASEAN perlu dilakukan agar

publik Indonesia bisa mendukung program ASEAN secara baik, khususnya ASEAN Community

2015.

Adapun dalam ide

yang ditawarkan oleh Kittipan

Pongmorakot selaku President

of Thailand Student

Association in Japan terkait

ASEAN, dia menyarankan

agar pemerintah setempat

melakukan intervensi berupa

kebijakan khusus untuk

menyediakan informasi terkait

ASEAN itu sendiri, yang

mana disebarkan kepada tiap

individu, khususnya para

pelajar sehingga teredukasi dan mampu menjadi agent of change duta ASEAN dan budayanya di

lingkungan sekolah, keluarga, dan negara sendiri.

Halaman 8 dari 18

Susunan Acara Simposium PPI Dunia 2014

Hari Kedua: Ahad, 21 September 2014

No. Diskusi Panel IV Tema

1. Dr. Warsito Purwo Taruno

CTECH LABS Edwar Technology,

The Center for Tomography

Research

Penerapan Teknologi ECVT Sebagai

Pendeteksi Kanker & Pengobatannya

2. Dr. Eng. Khoirul Anwar

Advisory Board, Insititute for

Science and Technology Studies

(ISTECS), Chapter Japan

Teknologi Telekomunikasi & Masa Depan Kita

(Coding Theory for Massive Uncoordinated

Devices)

Diskusi Panel V

3. M. Anwar Bashori

Perwakilan Bank Indonesia

Indonesia: Challenges and How to Move

Forward

4. Prof. Dr. Ir. H. Nurdin Abdullah,

M. Agr.

Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan

Membangaun Indonesia dari Daerah,

Bantaeng Menjadi Pusat Pertumbuhan

Ekonomi di Bagian Selatan Sulawesi Selatan

Diskusi Panel VI

5. Presentasi Beasiswa LPDP

Sosialisasi Beasiswa Pemerintah RI: Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

6. Pengunguman Pemenang Poster

dan Presentasi Pemenang Essai

PPI Tiongkok

Judul Esai: Kegagalan Pendidikan Indonesia,

Kegagalan Menjalankan Amanah Konsitusi

7. Presentasi dari NET TV Citizen Journalist

8.

Kongres PPI Dunia

Halaman 9 dari 18

Deskripsi Acara

Hari Kedua: Ahad, 21 September 2014

Diskusi Panel IV

Pada diskusi panel IV, diisi oleh dua pembicara dengan dua tema menarik yang

menginsipirasi. Pembicara pertama yaitu Dr. Warsito Purwo Taruno selaku direktur CTECH

LABS Edwar Technology, The Center for Tomography Research yang membawakan tema

“Penerapan Teknologi ECVT Sebagai Pendeteksi Kanker & Pengobatannya.” Dan pembicara

kedua yaitu Dr. Eng. Khoirul Anwar selaku Advisory Board, Insititute for Science and

Technology Studies

(ISTECS), Chapter Japan

yang membawakan tema

tentang Teknologi

Telekomunikasi & Masa

Depan Kita (Coding Theory

for Massive Uncoordinated

Devices).

Pembicara pertama

selaku penemu dari metode

ini yang telah

mengembangkan teknologi

ini sejak tahun 1992

menyampaikan bahwa

penerapan metode Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) merupakan salah satu

hasil karya anak bangsa Indonesia yang mendunia dibidang kedokteran, khususnya dalam

melakukan deteksi kanker, termasuk kanker otak dengan pencitraan 3 dimensi sehingga

menghasilkan data yang akurat. Selain itu teknologi ini dapat melakukan penyembuhan kanker

secara berkala dengan melakukan scanning melalui gelombang ECVT tersebut, yang mana lebih

hemat daya listrik dan biaya dari metode dan peralatan medis konvensional (MRI) yang memakan

daya listrik begitu besar dan harga alat yang mahal. Penemu yang berasal dari Banten ini juga

menyampaikan bahwa pengguna (user) dari teknologinya berasal dari berbagai universitas dunia

seperti Ohio State University (USA), University of Cambridge (UK), dll hingga lembaga antarikas

Amerika yaitu NASA (USA).

Halaman 10 dari 18

Sebagai lulusan luar negeri yang memutuskan kiprahnya di dalam negeri, Dr. Warsito

menyampaikan bahwa diperlukan work hard, work smart, dan work heart untuk bisa hasil karya

terbaik bagi bangsa Indonesia, walaupun sebelumnya tidak ada investasi sama sekali dalam proyek

ini, terlebih dukungan pemerintah, sehingga diperlukan semangat kerja diatas.

Adapun pembicara kedua, yaitu Dr. Eng. Khoirul Anwar selaku Advisory Board, Insititute

for Science and Technology Studies (ISTECS), Chapter Japan yang membawakan tema tentang

Teknologi Telekomunikasi & Masa Depan Kita (Coding Theory for Massive Uncoordinated

Devices), menyampaikan bahwa sistem informasi mengalami perkebangan yang begitu pesat,

secara umum dibagi dalam tiga gelombang (fase) yaitu, (i) network consumer electronics,

sebagaimana saat terjadi, (ii) networked industries, (iii) networked everything, networked society.

Untuk menempuh fase-ase tersebut, pembicara menyampaikan perlunya dilakukan salah

satunya adalah manajemen resiko bencana untuk mengantisipasi jika tiba-tiba bencana datang dan

menjadikan terputusnya arus komunikasi yang sebelumnya bersifat normal menjadi disaster

situation. Sehingga dalam

penelitiannya berusaha

memecahkan kendala ini

dengan menciptakan

penemuan yang

mendapatkan sponsor dari

JSPS KIBAN-B 2013-

2016 yaitu penelitian

mengenai “STAR-CODE:

STAR-struCtured relying

for glObal Wireless for

data Exchange.” Penelitian

anak bangsatersebut

ditunggu-tunggu oleh

dunia teknologi informasi masa depan yang lebih aman dan efisien. Terkahir pembicara berpesan

bahwa jangan sampai terjebak pada pepatah,” a few months in laboratotry can save few hourss in

library,” sehingga diperlukan kerja keras untuk terus membaca. Selain itu juga untuk berusaha

meningkatkan “Entrophy H” setinggi mungkin dengan menciptakan keseimbangan antara

personal, keluarga, akademik, pekerjaan, komunitas, dan lain-lain, serta untuk tiada henti

membuat suatu project.

Halaman 11 dari 18

Diskusi Panel V

Pada diskusi panel V, terdapat dua pembicara yaitu M. Anwar Bashori selaku Perwakilan

Bank Indonesia yang membawakan tema Indonesia: “Challenges and How to Move Forward” dan

Prof. Dr. Ir. H. Nurdin Abdullah, M. Agr. Selaku Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan yang

membawakan tema “Membangun Indonesia dari Daerah, Bantaeng Menjadi Pusat Pertumbuhan

Ekonomi di Bagian Selatan Sulawesi Selatan.”

Pada pembicara pertama, Bapak M. Anwar Bashori menggambarkan bahwa Indonesia

memiliki Power house 250 million people yang mana hal tersebut adalah bonus demografi bagi

Indonesia. Bonus

demografi ditandai

dengan tinggin

angkatan kerja muda

dengan perbandingan

1:4, yang

diproyeksikan di

Indonesia akan

menciptakan new

middle class pada

angkatan muda

dengan rata-rata

penghasilan 14 juta

perbulan. Selain itu

juga bisa dikatakan ciri-ciri lainnya adalah bahwa 50% dari populasi Indonesia berada pada umur

muda yang produktif yaitu 30 tahun yang sangat mudah beradaptasi dengan teknologi informasi

(gadget) saat ini yang mempercepat arus informasi, terlebih perekonomian Indonesia 60% nya

digenjot oleh perekonomian dalam negeri itu sendiri.

Beliau juga menyampaikan bahwa proyeksi middle income ini akan mencapai jumlah 100

juta orang yang mana tentunya akan menggenjot konsumsi dan perekonomian nasional Indonesia,

dimana berbeda dengan Jepang, supply (dan produksi) yang tinggi namun demand yang rendah

karena periode bonus demografinya telah lewat. Untuk itu diperlukan Indonesia dimasa

mendatang yang tidak tergantung dari negara lain dalam bentuk pinjaman ataupun impor barang

konsumstif termasuk ekspor bahan mentah, sehingga bisa memiliki perekonomian yang kuat dan

Halaman 12 dari 18

stabil, termasuk memanfaatkan sebaik-baiknya moment bonus demography yang saat ini mulai

berlangsung hingga 2030 dengan mempersiapkan SDM yang berkualitas.

Selanjutnya, pembicara kedua yaitu Prof. Dr. Ir. H. Nurdin Abdullah, M. Agr. Selaku

Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan yang membawakan tema “Membangun Indonesia dari Daerah,

Bantaeng Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Bagian Selatan Sulawesi Selatan.” Bupati

Bantaeng, Prof. Dr. Ir. H. Nurdin Abdullah, M. Agr menyampaikan dalam presentasinya

bagaimana sukses membangun Indonesia, khususnya pada Kabupaten Bantaeng yang beliau

pimpin, beliau menyampaikan bahwa beberapa kelemahan pemimpin dan termasuk bangsa

Indonesia saat ini dalam membangun bangsa ada tiga point penting, (i) krisis moralitas, (ii)

lemahnya jaringan baik nasional maupun internasional, (iii) hilangnya “trust” dalam berpolitik,

sehingga partai politik cenderung melakukan “money politics.”

Beliau berpandangan bahwa bangsa Indonesia dimasa mendatang akan menjadi tulang

punggung dunia dengan

tersedianya SDA dan SDM

yang melimpah dalam

beberapa bidang, khususnya

pertanian. Namun yang

sangat disayangkan menurut

beliau adalah lemahnya

regulasi reward dan

punishment bagi kepala

daerah hingga rawan

melakukan pelanggaran

hukum dan tidak amanah.

Beliau tambahkan bahwa

semangat yang dibangun

oleh sebagian besar birokrat atau pejabat saat ini adalah lebih cenderung “menghabiskan” dari

pada “menghasilkan” dari APBN itu sendiri, sehingga mindset ini perlu diubah. Pada bidang

pertanian, beliau menggarisbawahi permasalahan keterlambatan datangnya pupuk bagi petani di

Indonesia berpengaruh besar bagi dunia pertanian Indonesia itu sendiri, sehingga perlu

diperbaharui sistemnya, terlebih di era industrialisasi saat ini, Indonesia harus segera beradaptasi

dengan teknologi yang ada dan memanfaatkannya agar bisa menjadi tulang punggung dunia.

Dalam prestasinya, Bupati lulusan Jepang ini memiliki kerjasama kesehatan, pertanian, dan

perdagangan dengan negara Jepang, sehingga tidak ayal jika kabupaten yang saat ini beliau

pimpin menjadi percontohan bagi kabupaten lainnya di Indonesia.

Halaman 13 dari 18

Diskusi Panel VI

Pada diskusi panel VI, terdiri dari dua tema, pertama yaitu “Sosialisasi Beasiswa

Pemerintah RI: Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)” dan presentasi kedua

bertemakan,”Citizen journalist,” dari Net.Tv. Diantara kedua diskusi tersebut diselingi oleh

pengunguman pemenang lomba poster yang bertemakan,”nilai-nilai positif di masing-masing

negara yang dapat diterapkan bagi kemajuan indonesia, ” dan presentasi pemenang lomba essai

yang berjudul,”Kegagalan Pendidikan Indonesia, Kegagalan Menjalankan Amanah Konsitusi.”

Dalam diskusi pertama terkait sosialisasi beasiswa LPDP dari Pemerintah RI, disampaikan

bahwa beasiswa LPDP berawal pada tahun 2010, ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

berinisiatif menyisihkan alokasi dana pendidikan ke dalam poin Dana Pengembangan Pendidikan

Nasional melalui UU Nomor 2 tahun 2010 tentang APBN-P 2010. Setelah sekitar dua tahun

dikelola oleh Pusat Investasi Pemerintah melalui KMK Nomor 490 tahun 2010, Menteri

Keuangan Agus Martowardoyo menyusun tim kerja untuk persiapan pembentukan lembaga

pengelola dana abadi tersebut pada November 2011. Beasiswa LPDP akhirnya melakukan kerja

sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama guna

mengintegrasikan pengelolaan dana pendidikan ini secara professional dan fleksibel dalam

melayani kebutuhan mahasiswa serta memecahkan permasalah beasiswa yang kerap kali muncul

dari segi keterlambatan pembayarannya ataupun hal lainnya. Sehingga beasisa LPDP menjadi

jawaban bagi anak Bangsa dari segela permasalahan beasiswa yang ada saat ini. Informasi lebih

lengkap terkait beasiswa ini dapat diakses pada http://beasiswalpdp.org/

Dalam diskusi kedua bersama Net.Tv yang menyampaikan terkait citizen journalist bisa

dilakukan oleh siapa saja, khususnya mahasiswa Indonesia yang sedang berstudi diluar negeri.

Pihak Net.Tv bersedia menerima video (posisi landscape) hasil karya amatir mahasiswa Indonesia

diluar negeri yang menceritakan tentang kebudayaan, pariwisata, teknologi, pendidikan serta hal-

hal menarik lainnya untuk ditayangkan ke Net.Tv melalui website: netcj.co.id yang mana jika

beruntung akan mendapatkan uang sebesar 1 juta rupiah, terlebih video dari luar negeri akan lebih

cenderung ditayangkan oleh Net.Tv.

Dalam acara selingan yaitu pengunguman terkait lomba poster PPI Dunia, sebagai

pemenang yaitu PPI Tiongkok yang membawakan tema tentang “Sistem Transportasi Massal

Terpandu di Tiongkok.” Adapun dalam presentasi oleh juara lomba essai yang

berjudul,”Kegagalan Pendidikan Indonesia, Kegagalan Menjalankan Amanah Konsitusi,”

menggarisbawahi bahwa kurang maksimalnya penggunaan APBN 20% untuk bidang pendidikan,

sehingga perlu dilakukan pembaharuan dari berbagai elemen yang terkait dalam mengefisiensikan

dan mengefektifkan penggunaan dana tersebut agar tercipta pendidikan yang merata dan

berkualitas.

Halaman 14 dari 18

Kongres PPI Dunia 2014

Hari Kedua & Ketiga, 21-22 September 2014

Dalam pelaksanaan Kongres PPI Dunia ini, secara garis besar dibagi dalam beberapa sesi

yaitu:

(i) Penyampaian LPJ oleh Pengurus Presidium PPI Dunia periode 2013-2-14,

(ii) Penetapan Tata Tertib (Tatib) sidang,

(iii) Penetapan Ketua Sidang I, II, dan III,

(iv) Pembahasan AD/ART,

(v) Rekomendasi Program Kerja PPI Dunia (dibahas per-kawasan)

(vi) Pemilihan Ketua Presidium PPI Dunia periode 2014-2015,

(vii) Presentasi kesiapan PPI Singapura sebagai Tuan Rumah SI PPI Dunia 2015.

Halaman 15 dari 18

Secara singkat dalam setipa pembahasan dapat dilaporkan hasilnya sebagai berikut:

(i) Dalam penunjukan dan penetapan Ketua Sidang I, II, dan III Kongres PPI Dunia 2014 telah

ditunjuk Sdr. Nanang Suprayogi dari PPI Belgai selaku Ketua Sidang I, Sdr. Gushairi dari PPI

Malaysia selaku Ketua Sidang II, dan Sdr. Nafid Alfirdausi dari HMPI Yordania selaku Ketua

Sidang III.

(ii) Pada penyampaian LPJ oleh Pengurus Presidium PPI Dunia periode 2013-2-14 kepada para

peserta kongres PPI Dunia, para peserta menyatakan “menerima” Laporan Pertanggungjawaban

Ketua Presidium PPI Dunia periode 2013-2014, Sdr. Pan Mohammad Faiz dari PPI Australia

sekaligus pen-demisioner dari jabatan tersebut.

(iii) Dalam Pembahasan AD/ART PPI Dunia ditetapkan bahwa akan dilakukan saat SI PPI Dunia di

Singapura tahun depan, 2015, mengingat jumlah peserta yang hadir (belum sampai 24 negara

minimal) belum sampai dari setengah perwakilan tiap negara yang ada berdasarkan amanah

AD/ART PPI Dunia. Sebagai tindak lanjut, dibentuk tim Adhoc persiapan pembahasan

AD/ART SI PPI Dunia dari saat ini untuk SI PPI Dunia 2015.

(iv) Terkait rekomendasi program kerja yang dilakukan pembahasannya oleh 3 kawasan yaitu, (i)

Asia & Oseania, (iii) Eropa & Amerika, dan (iv) Timur Tengah & Afrika menghasilkan

beberapa rekomendasi kepada Ketua Dewan Presidium PPI Dunia 2014-2015.

(v) Dalam pemilihan Ketua Presidium PPI se-Dunia, telah menetapkan Sdr. Ahmad Almaududy

Amri dari PPI Australia sebagai Ketua Presidium PPI Dunia periode 2014-2015.

(vi) Adapun dalam presentasi kesiapan PPI Singapura sebagai Tuna Rumah SI PPI Dunia 2015,

ditetapkanlah PPI Singapura sebagai tuan rumah Simposium Internasional pada tahun 2015,

dengan tema : ASEAN Community.

(vii) Selain itu dalam Kongres PPI Dunia 2014 telah menghasilkan Surat Pernyataan Bersama

Ketua PPI se-Dunia oleh 46 negara termasuk PPI India terkait Permasalahan Beasiswa Dikti.

Demikian revisi Laporan Kegiatan Simposium Internasional (SI) PPI Dunia 2014 di Tokyo,

Jepang ini kami buat dengan sebenar benarnya. Semoga bisa dimanfaatkan dengan sebai-baiknya

bagi kita semua.

New Delhi, 24 Oktober 2014

Mohd. Agoes Aufiya

Ketua PPI India

Halaman 16 dari 18

Dokumentasi Kegiatan

Professor Kiyoshi

Okada selaku

mewakili Presiden

Tokyo Tech

memberikan

kenang-kenangan

bapak H.E. Yosron

Ihza Mahendra,

Ph.D

Pemberian

Kenang-

Kenangan

kepada para

Pembicara

ASEAN

Focus oleh 5

Negara.

Halaman 17 dari 18

Berfoto

Bersama

Atase

Pendidika

n KBRI

Jepang,

Bapak

Iqbal

Djawwad

pada Gala

Dinner.

Presentasi

Poster PPI

India denga

tema,”Pendidi

kan di India,”

disaksikan

oleh tim Juri

dari Kepala

Atase

Pendidikan

Singapura &

Perwakilan

Bank

Indonesia

Halaman 18 dari 18

Presentasi Poster PPI India denga tema,”Pendidikan di India,” disaksikan oleh tim Juri dari

Kepala Atase Pendidikan Singapura & Perwakilan Bank Indonesia