Konspirasi Provokator, Serial Diskusi Masalah Kesehatan - Agung Dwi Laksono
Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung
-
Upload
agung-nugroho -
Category
Documents
-
view
112 -
download
9
Transcript of Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Agung
Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan
SANITASI LINGKUNGAN MADRASAH TSANAWIYAH
Disusun Oleh :dr. Agung Nugroho
Pembimbing:dr. Rahmi Asfiyatul Jannah
Pusat Kesehatan Masyarakat Kebumen IKebumen
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang terbesar di
masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan
dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Tingginya angka kesakitan tersebut
disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitas,
rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan
makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan
usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingkungan agar manusia terhindar
dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari
kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan
lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Istilah
kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi/sanitasi lingkungan
yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), menyebutkan pengertian sanitasi
lingkungan/kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor
lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal- hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia
(Kusnoputranto, 1986).
Keadaan sanitasi lingkungan suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat
kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian
pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasannya
masyarakat tersebut berada dalam yang kekurangan hal materil ataupun pendidikannya.
Anak usia sekolah ( 16-18 ) merupakan bagian terbesar dari penduduk Indonesia
( kurang lebih 29%), diperkirakan 50% dari jumlahnya terbesar adalah anak – anak
sekolah dasar. Karena itu, sanitasi lingkungan sekolah haruslah memenuhi syarat jika
ingin menciptakan masyarakat Indonesia sehat.
Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan
pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah,
penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan kotoran dan
limbah atau air buangan dan kondisi halaman. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman
dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar. Hal ini
membutuhkan peran serta seluruh warga sekolah untuk menjaga sanitasi lingkungan
sekolah.
BAB II
PERMASALAHAN
Terdapat 39 institusi pendidikan di wilayah Puskesmas Kebumen I, dari hasil inspeksi
sanitasi di Tahun 2012 didapatkan 38 institusi pendidikan memenuhi syarat, sedang 1
lainnya tidak memenuhi syarat. Pada tahun 2012 terdapat 2 institusi pendidikan yang telah
dilakukan inspeksi sanitasi, yaitu MTs Negeri I Kebumen (memenuhi syarat) dan MTs
Negeri II Kebumen ( memenuhi syarat).
Hasil inspeksi sanitasi tahun 2012:
Nome
r
Nama
Sekolah
Variabel Permasalahan Saran
1 MTs
Negeri I
Kebumen
Atap Masih terdapat serangga dan
tikus, terkadang bocor saat
hujan besar
Atap yang bocor segera
diperbaiki agar tidak
menjadi sarang
serangga dan tikus
Saluran
air
limbah
Saluran air limbah tidak
tertutup dan kurang lancar
Saluran limbah
sebaiknya dibuatkan
aliran sendiri yang
tertutup dan lancar
Kamar
mandi
dan
jamban
Rasio kamar mandi belum
memenuhi syarat,
kebersihan perlu
ditingkatkan
Rasio 1 kamar mandi: 1
jamban untuk 20 orang.
Mengingatkan para
siswa agar tidak
membuang sampah di
sekitar WC
Air Air terlihat keruh dan
berbau, sumber sangat dekat
dengan persawahan
Air sebaiknya
diendapkan dahulu
sebelum dipakai,
diberikan kaporit.
Sebaikanya
menggunakan sumber
air PDAM
Penanga
nan
sampah
Tempat sampah terbuka,
tidak kedap air, tidak
dilapisi kantong plastik
Tempat sampah
sebaiknya diberikan
penutup agar tidak
dihinggapi serangga,
tempat sampah
sebaiknya kedap air dan
dilapisi kantong plastik
agar mudah
membersihkannya
2 MTs
Negeri II
Kebumen
Atap Masih terdapat serangga dan
tikus, terkadang bocor saat
hujan besar
Atap yang bocor segera
diperbaiki agar tidak
menjadi sarang
serangga dan tikus
Saluran
air
limbah
Saluran air limbah tidak
tertutup dan kurang lancar
Saluran limbah
sebaiknya dibuatkan
aliran sendiri yang
tertutup dan lancar
Kamar
mandi
dan
jamban
Rasio kamar mandi belum
memenuhi syarat,
kebersihan perlu
ditingkatkan
Rasio 1 kamar mandi: 1
jamban untuk 20 orang.
Mengingatkan para
siswa agar tidak
membuang sampah di
sekitar WC, serta
menyiram air sehabis
BAK maupun BAB
agar tidak bau
Air Kesan keruh, penampungan
kotor,
Kamar mandi agar
sering dibersihkan,
sering dikuras, dan
pemberian abate di
kamar mandi
Penanga
nan
sampah
Tempat sampah terbuka,
tidak kedap air, tidak
dilapisi kantong plastik,
Tempat sampah
sebaiknya diberi
penutup, kedap air, dan
dilapisi dengan plastik
agar mudah
mengangkutnya
Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar,
juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat
menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan sekolah
tersebut antara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan aspek lainnya sebagai berikut :
Kondisi atap dan talang : Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini
mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah
dan leptospirosis.
Kondisi dinding : Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi
estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan
seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan.
Kondisi lantai : Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi
kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat
menyebabkan kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang
biaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan
penyakit seperti TBC, ISPA dan lainnya.
Kondisi tangga :Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti
kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi
menimbulkan kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat
adalah lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150
cm serta mempunyai pegangan tangan.
Pencahayaan :Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan
jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.
Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga
disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).
Ventilasi : Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga
menjadi pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang
biaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan
penyakit seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.
Kepadatan Kelas :Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas
yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya
prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan
menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko penularan
penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas ruangan 1,75 M2.
Jarak Papan tulis : Jarak papan tulis dengan murid terdepan < 2,5 meter
akan mengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup
ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama
akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan murid
paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguan konsentrasi belajar.
Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor berpotensi menularkan
penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian
penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun
sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka
setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan.
Kebisingan : Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari
luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat
menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi konsentrasi belajar
dan dapat menimbulkan stress.
Air bersih : Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun
kuantitas muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi
perorangan maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui
air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya
ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.
Toilet: (kamar mandi WC dan urinoir):
Kamar mandi: bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya
nyamuk demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat
kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk.
WC dan urinoir: Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut (diare,
cacingan, dan hepatitis). Penyakit6 ini ditularkan melalui air, tangan, makanan, dan
lalat. Untuk itu perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal jumlahnya,
perbandingannya adalah 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40 siswa.
Pengelolaan sampah: Penanganan samaph yang tidak memenuhi syarat kesehatan
dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan
kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan
gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap ruang kelas harus terdapat 1
buah tempat sampah dan di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah
sementara (TPS).
Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau,
mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit
seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).
Pengendalian vector : Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus
dan nyamuk : Tikus :Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain
sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi
listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan penyakit dan juga
menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran listrik. Nyamuk : Nyamuk
merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit
yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti dapat menyebabkan demam berdarah. Anak-
anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam
berdarah. Nyamuk demam berdarah senang berkembang biak pada tempat-
tempat penampungan air maupun non penampungan air. Beberapa
tempat perindukan yang harus diwaspadai antara lain bak air, saluran air,
talang, barang-barang bekas dan lainnya.
Kantin/warung sekolah : Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta didik
untuk tempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat
istirahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi
syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruh terhadap
kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajar mengajar.
Kondisi halaman sekolah : Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu,
sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan akan
menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman
sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi tempat
berkembang biaknya bibit penyakit.
Perilaku: Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat
mempengaruhi terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Sekolah
merupakan tempat pembelajaran bagi peserta didik untuk membiasakan
diri berperilaku hidup bersih dan sehat, untuk menurunkan resiko terkena penyakit
tertentu. Beberapa perilaku hidup bersih dan sehat itu antara lain : tidak merokok,
buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun,
menjaga kebersihan lingkungan dan lainnya.
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Penyakit seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, ISPA, TBC, dan lain-lain
sering terjadi karena masalah sanitasi. Untuk itu cara pencegahan dan pengendalian
penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Klinik sanitasi merupakan suatu cara dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit
dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas, tetapi bukan
sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
puskesmas. Untuk menyasar langsung pada tempat yang dituju dilakukan inspeksi
sanitasi. Dengan dilakukannya inspeksi sanitasi dapat dinilai kondisi kesehatan
lingkungan di tempat tersebut sekaligus diberikan bimbingan teknis dan penyuluhan
mengenai sanitasi yang sehat. Diantaranya adalah:
Lantai: harus kuat/utuh, bersih, kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan
Dinding: dinding rata, bersih, berwarna terang, dan mudah dibersihkan
Ventilasi: ventilasi alam, lubang ventilasi minimum adalah 15% x luas lantai, terdapat
ventilasi mekanis seperti Fan, AC, Exhauster
Atap: atap bebas serangga dan tikus, tidak bocor, dan terbuat dari bahan yang kuat
Langit-langit: tinggi langit-langit min. 2,5 m dari lantai, kuat, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan
Pintu: pintu dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, terbuat dari bahan yang
kuat.
Pagar: pagar aman dan kuat
Halaman taman dan tempat parkir: bersih, tidak berdebu/becek, dan tersedia tempat
sampah yang cukup
Saluran air limbah: tertutup dan aliran air lancar
Ruang kelas: bebas serangga/tikus, tidak berbau (terutama H2S dan NH3),
pencahayaan 100-200 lux, suhu 26-27˚C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC),
kebisingan <45 dBA, kursi dan meja ergonomis (nyaman digunakan), kursi dan meja
konstruksi kuat dan bebas kutu busuk, kursi dan meja tertata rapi, rasio luas lantai
dengan orang 1;1,5 m2, ruang maksimal dihuni 40 orang.
Ruang perpustakaan: bebas serangga dan tikus, tidak berbau (terutama H2S dan NH3),
cahaya cukup dan tidak menyilaukan, kebisingan <45 dBA, penempatan meja, kursi,
dan rak buku tertata rapi.
Ruang kantin: jauh dari TPS dan tempat parkir, penjual tidak sedang menderita
penyakit menular, menyajikan makanan kemasan yang terdaftar pada Depkes dan
atau makanan olahan yang memenuhi syarat kesehatan, sarana penyajian makanan
bersih dan bebas dari pencemaran.
Kamar mandi dan jamban: letak tidak berhubungan langsung dengan ruang
kelas/kerja, kantin, dapur, kamar mandi untuk pria dan wanita terpisah, lubang
penghawaan berhubungan langsung dengan udara luar, bersih, ratio 1 kamar mandi:
1 jamban untuk 20 orang.
Dapur: pencahayaan >200lux, terdapat cerobong asap, tersedia kran pencuci peralatan
dapur, bebas serangga dan tikus, bersih dan rapi
Kesehatan air:
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak
diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan
manusia. untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan
lainnya (Wardhana, 2004).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990,
yang di maksud air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di
masak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar
kehidupan manusia secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan
menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun
di perdesaan.
Syarat Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu
kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).
Syarat Kuantitatif
Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung
kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan
maka kebutuhan air akan semakin besar.
Syarat Kualitatif
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis
yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air (Slamet, 2007).
Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya di
bawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan
jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.
Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat.
Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak awar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan.
Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.
Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara
alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai urin, oleh karenanya
orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena
khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun.
Warnapun dapat berasal dari buangan industri.
Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan
batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan
tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber
kekeruhan.
Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan
kesehatan, menghambat reaksi- reaksi biokimia di dalam saluran/pipa,
mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum
air dapat menghilangkan dahaga.
Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam
anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik
pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan
tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
Parameter Mikrobiologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri.
Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari harus bebas dari bakteri pathogen. Bakteri golongan coli tidak
merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan indikator
dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
Parameter Radioaktifitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya
adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan
dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat
diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati.
Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan
mutasi.
Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar
secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air
raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F),
Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Air sebaiknya tidak
asam dan tidak basa (Netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat
dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5
– 9.
Penanganan sampah: tempat sampah kuat, tahan karat, kedap air dengan penutup, dan
dilapisi kantong plastik min. 1 buah tiap ruang atau tiap radius 10 m, diangkut ke
TPS > 2x/hari dan ke TPA >1x/hari
Penanganan limbah: disalurkan melalui saluran tertututp, kedap air, lancar.
Pengendalian serangga: konstruksi bangunan tempat penampungan air, penampungan
sampah tidak memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan
tikus, insektisida yang dipakai memiliki toksisitas rendah terhadap manusia dan tidak
bersifat persisten.
BAB IV
PELAKSANAAN
Pada hari Selasa, 4 Februari 2014 diadakan kunjungan ke MTs. Negeri I
Kebumen dan MTs. Negeri II Kebumen dipandu tenaga medis dari puskesmas Kebumen
I, mbak Dwi Ani Rahmawati, Amd.Keb.. Kunjungan tersebut diterima oleh perwakilan
dari kepala sekolah masing-masing dan kemudian dilakukan penilaian, saran dan
penyuluhan mengenai sanitasi yang ada di sekolah.
Dari hasil penilaian inspeksi sanitasi MTs Negeri I Kebumen :
No Variabel BOBOT Komponen Dinilai Nilai Skor
KONSTRUKSI
UMUM
1 Lantai 2 a. Kuat/ utuh
b. Bersih
c. Kedap
d. Rata
e. Tidak licin
f. Mudah dibersihkan
25
25
20
10
10
10
50
40
30
20
16
18
2 Dinding 1 a. Rata
b. Bersih
c. Berwarna terang
d. Mudah dibersihkan
30
30
20
20
30
30
20
20
3 Ventilasi
3.1 Ventilasi
gabungan
3.2 Ventilasi alam
1
1
a. ventilasi alam, lubang
ventilasi minimum 15% x
luas lantai
b. ventilasi mekanis (Fan,
AC, exhauster)
lubang ventilasi min. 15% x
luas lantai
50
50
100
25
50
50
3.3 Ventilasi
mekanis 1
fan, AC, exhauster
100 50
4 Atap 0,5 a. Bebas serangga dan tikus
b. Tidak bocor
c. Terdiri dari bahan yang
kuat
50
30
20
20
12
8
5 Langit-langit 0,5 a. Tinggi langit-langit 2,5 m
dari lantai
b. kuat
c. berwarna terang
d. mudah dibersihkan
50
30
10
10
25
12
5
5
6 Pintu 0,5 a. dapat mencegah masuknya
serangga dan tikus
b. kuat
60
40
25
20
7 Pagar 0,5 a. aman
b. kuat
60
40
20
20
8 Halaman taman
dan tempat parkir
0,5 a. bersih
b. tidak berdebu/ becek
c. tersedia tempat sampah
yang cukup
50
30
20
20
10
10
9 Saluran air limbah 1 a. tertutup
b. aliran air lancar
50
50
40
30
RUANG
BANGUNAN
10 Ruang Kelas 2 a. bebas serangga/ tikus
b. tidak berbau (terutama
H2S atau NH3)
c. pencahayaan 100-200 lux
d. suhu 26-27˚C (dengan
AC) atau suhu kamar (tanpa
AC)
10
10
5
5
5
15
20
10
8
8
8
e. Kebisingan <45 dBA
f. Kursi dan meja ergonomis
(nyaman digunakan)
g. kursi dan meja, konstruksi
kuat dan bebas kuu busuk
h. kursi dan meja tertata rapi
i. ratio luas lantai dengan
orang 1:5 m2
j. ruang maksimal dihuni 40
orang
5
4
2
2
1
8
8
4
2
2
11 Ruang
Laboratorium
1 a. dinding terbuat dari
porselin/keramik setinggi 1,5
m dari lantai
b. lantai & meja kerja tahan
terhadap bahan kimia &
getaran
c. dilengkapi dengan dapur
kamar mandi & toilet
d. tinggi langit-langit 2,7-3,3
m dari lantai
e. kebisingan <68 dBA
30
30
20
10
10
30
30
0
10
10
12 Ruang
Perpustakaan
1 a. bebas serangga dan tikus
b. tidak berbau (terutama
H2S atau NH3)
c. cahaya cukup dan tidak
menyilaukan
d. kebisingan <45 dBA
e. penempatan meja, kursi,
dan rak buku tertata rapi
10
10
10
10
10
8
8
10
9
8
13 Ruang Kantin 1 a. jauh dari TPS dan 10 7
pembuangan akhir
b. penjual tidak sedang
menderita penyakit menular
c. menyajikan makanan
kemasan yg terdaftar pada
Depkes dan atau makanan
olehan yg memenuhi syarat
kesehatan
d. Sarana penyajian makanan
bersih dan bebas dari
pencemaran
15
10
10
13
8
5
14 Kamar mandi dan
jamban
1 a. letak tdk berhubungan lgs
dengan ruang kelas, kantin,
dapur
b. kamar mandi untuk pria
dan wanita dipisah
c. lubang penghawaan
berhub. Lgs dengan udara
luar
d. bersih
e. ratio KM dan jamban 1
km: 1 jamban untuk 20
orang
10
5
5
5
5
10
5
5
3
2
15 Dapur 4 a. pencahayaan > 200 lux
b. terdapat cerobong asap
c. tersedia kran pencuci
peralatan dapur
d. bebas serangga dan tikus
e. bersih dan rapi
5
5
4
10
4
20
16
14
32
8
PENYEHATAN
AIR
16 Kuantitas 8 a. tersedia air bersih >
120/mg/hr & tersedia air
minum sesuai dg kebutuhan
b. air minum/ bersihtersedia
pd setiap tempat kegiatan
70
30
400
160
17 Kualitas 5 a. bakteriologis
b. fisika
80
5
250
15
18 Sarana 3 a. sumber
b. distribusi
c. penampungan
50
30
20
150
60
30
PENANGANAN
SAMPAH DAN
LIMBAH
19 Penanganan
sampah
10 a. tempat sampah kuat, tahan
karat, kedap air dengan
penutup dan dilapisi kantong
plastik min. 1 buah tiap
ruang atau tiap radius 10 m
b. diangkat ke TPS> 2x/hr &
ke TPA> 1x/hr
25
15
150
130
20 Penanganan
limbah
9 Disalurkan mll sal. Tertutup,
kedap air, lancar
20 135
PENGENDALIAN
SERANGGA
DAN TIKUS
4 a. fisik: konstruksi bangunan
tempat penampungan air,
penampungan sampah tdk
memungkinkan sbg tempat
berkembang biaknya
serangga dan tikus
b. kimia: Insektisida yg
dipakai memiliki toksisitas
rendah thd manusia& tidak
80
20
280
80
bersifat persisten
TOTAL 3879 2935
PRESENTASE 75,66
%
KESIMPULAN MEMENUHI
SYARAT
Hasil penilaian inspeksi sanitasi MTs Negeri II Kebumen:
No Variabel BOBOT Komponen Dinilai Nilai Skor
KONSTRUKSI
UMUM
1 Lantai 2 a. Kuat/ utuh
b. Bersih
c. Kedap
d. Rata
e. Tidak licin
f.Mudah
dibersihkan
25
25
20
10
10
10
50
50
40
16
18
16
2 Dinding 1 a. Rata
b. Bersih
c. Berwarna terang
d.Mudah
dibersihkan
30
30
20
20
30
25
20
20
3 Ventilasi
3.1 Ventilasi
gabungan
3.2 Ventilasi alam
3.3 Ventilasi
1
1
a. ventilasi alam,
lubang ventilasi
minimum 15% x
luas lantai
b. ventilasi mekanis
(Fan, AC,
exhauster)
50
50
50
50
mekanis 1 lubang ventilasi
min. 15% x luas
lantai
fan, AC, exhauster
100
100
80
80
4 Atap 0,5 a. Bebas serangga
dan tikus
b. Tidak bocor
c. Terdiri dari
bahan yang kuat
50
30
20
25
10
9
5 Langit-langit 0,5 a. Tinggi langit-
langit 2,5 m dari
lantai
b. kuat
c. berwarna terang
d. mudah
dibersihkan
50
30
10
10
25
12
5
5
6 Pintu 0,5 a. dapat mencegah
masuknya serangga
dan tikus
b. kuat
60
40
25
20
7 Pagar 0,5 a. aman
b. kuat
60
40
30
15
8 Halaman taman
dan tempat parkir
0,5 a. bersih
b. tidak berdebu/
becek
c. tersedia tempat
sampah yang cukup
50
30
20
20
12
8
9 Saluran air limbah 1 a. tertutup
b. aliran air lancar
50
50
40
40
RUANG
BANGUNAN
10 Ruang Kelas 2 a. bebas serangga/
tikus
b. tidak berbau
(terutama H2S atau
NH3)
c. pencahayaan
100-200 lux
d. suhu 26-27˚C
(dengan AC) atau
suhu kamar (tanpa
AC)
e. Kebisingan <45
dBA
f. Kursi dan meja
ergonomis (nyaman
digunakan)
g. kursi dan meja,
konstruksi kuat dan
bebas kuu busuk
h. kursi dan meja
tertata rapi
i. ratio luas lantai
dengan orang 1:5
m2
j. ruang maksimal
dihuni 40 orang
10
10
5
5
5
5
4
2
2
1
15
20
10
8
8
8
8
8
3
4
11 Ruang
Laboratorium
1 a. dinding terbuat
dari
porselin/keramik
setinggi 1,5 m dari
30 30
lantai
b. lantai & meja
kerja tahan
terhadap bahan
kimia & getaran
c.dilengkapi dengan
dapur kamar mandi
& toilet
d. tinggi langit-
langit 2,7-3,3 m
dari lantai
e. kebisingan <68
dBA
30
20
10
10
30
0
10
10
12 Ruang
Perpustakaan
1 a. bebas serangga
dan tikus
b. tidak berbau
(terutama H2S atau
NH3)
c. cahaya cukup
dan tidak
menyilaukan
d. kebisingan <45
dBA
e.penempatan meja,
kursi, dan rak buku
tertata rapi
10
10
10
10
10
8
8
10
10
8
13 Ruang Kantin 1 a. jauh dari TPS
dan pembuangan
akhir
b. penjual tidak
sedang menderita
10
15
10
8
10
7
penyakit menular
c. menyajikan
makanan kemasan
yg terdaftar pada
Depkes dan atau
makanan olehan yg
memenuhi syarat
kesehatan
d. Sarana penyajian
makanan bersih dan
bebas dari
pencemaran
10 8
14 Kamar mandi dan
jamban
1 a. letak tdk
berhubungan lgs
dengan ruang kelas,
kantin, dapur
b. kamar mandi
untuk pria dan
wanita dipisah
c.lubang
penghawaan
berhub. Lgs dengan
udara luar
d. bersih
e. ratio KM dan
jamban 1 km: 1
jamban untuk 20
orang
10
5
5
5
5
10
2
2
4
2
15 Dapur 4 a. pencahayaan >
200 lux
b.terdapat cerobong
5
5
18
18
asap
c. tersedia kran
pencuci peralatan
dapur
d. bebas serangga
dan tikus
e. bersih dan rapi
4
10
4
15
18
14
PENYEHATAN
AIR
16 Kuantitas 8 a. tersedia air bersih
> 120/mg/hr &
tersedia air minum
sesuai dg
kebutuhan
b. air minum/
bersihtersedia pd
setiap tempat
kegiatan
70
30
400
200
17 Kualitas 5 a. bakteriologis
b. fisika
80
5
350
20
18 Sarana 3 a. sumber
b. distribusi
c. penampungan
50
30
20
150
80
30
PENANGANAN
SAMPAH DAN
LIMBAH
19 Penanganan
sampah
10 a. tempat sampah
kuat, tahan karat,
kedap air dengan
penutup dan
dilapisi kantong
25 200
plastik min. 1 buah
tiap ruang atau tiap
radius 10 m
b. diangkat ke
TPS> 2x/hr & ke
TPA> 1x/hr
15 100
20 Penanganan
limbah
9 Disalurkan mll sal.
Tertutup, kedap air,
lancar
20 150
PENGENDALIAN
SERANGGA
DAN TIKUS
4 a. fisik: konstruksi
bangunan tempat
penampungan air,
penampungan
sampah tdk
memungkinkan sbg
tempat berkembang
biaknya serangga
dan tikus
b. kimia:
Insektisida yg
dipakai memiliki
toksisitas rendah
thd manusia& tidak
bersifat persisten
80
20
300
70
TOTAL 3248 3879
PRESENTASI 83,73%
KESIMPULAN MEMENUHI
SYARAT
Saran dan penyuluhan dilakukan dengan meilihat hasil inspeksi sanitasi di atas.
Untuk MTs. Negeri I Kebumen masalah utama sanitasinya adalah sumber air yang keruh
karena dekat dengan areal persawahan, sudah ada wacana untuk mencari sumber air baru
menggunakan sumur bor namun airnya masih terlihat keruh terutama saat musim
penghujan. Sementara itu kami sarankan air untuk ditampung ,diberikan kaporit, dan
diberi penyaring dahulu sebelum dipakai. Masalah sampah juga perlu diperhatikan karena
terlihat banyak sampah yang dibuang sembarangan di luar kelas. Kami menyarankan agar
ada peran aktif guru untuk memberikan pengarahan pada para siswa. Untuk MTs Negeri
II masalah sanitasinya masih banyak yang harus diperbaiki, mulai dari kebersihan ruang
kelas, halaman, sampai kamar mandi yang tidak terjaga. Problemnya adalah tidak ada
petugas kebersihan yang digaji khusus untuk menjaga kebersihan sekolah, kebersihan
sekolah dibebankan pada seluruh civitas akademika, kami sarankan agar lebih
meningkatkan kesadaran kebersihan lingkungan. Penyuluhan secara umum dan holistik
seperti pada BAB III di atas.
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN KESIMPULAN
Pelaksanaan promosi PHBS di MTs ini didapatkan
Dukungan dari pihak sekolah sangat baik. Perwakilan kepala sekolah menerima
dengan baik serta memberi alokasi tempat dan waktu yang cukup
Secara keseluruhan penilaian sanitasi di MTs Negeri I Kebumen memenuhi syarat
kesehatan lingkungan
Secara keseluruhan penilaian sanitasi di MTs Negeri II Kebumen memenuhi
syarat kesehatan lingkungan
Untuk saran sanitasi dilakukan kepada kepala sekolah masing-masing, diharapkan
kepala sekolah dapat menindaklanjuti dan mengajak semua komponen sekolah
untuk ikut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan yang ada di sekolah
masing-masing.
Kebumen, Februari 2014
Pendamping Penyusun
dr. Rahmi Asfiyatul Jannah dr. Agung Nugroho
LAPORAN PENYULUHAN
Nama Peserta : dr. Agung Nugroho Tanda tangan:
Nama Pendamping : Tanda tangan:
Nama Wahana : Puskesmas Kebumen I Kebumen
Tema Penyuluhan : Kegiatan Kesehatan Lingkungan
Tujuan Penyuluhan : Sanitasi lingkungan MTs
Hari, Tanggal : Selasa, 4 Februari 2014
Waktu : Pukul 09.00 – selesai
Tempat : MTs Negeri I Kebumen dan MTs Negeri II Kebumen
Jumlah Peserta : 3 orang
Lampiran
SDN Murtirejo
SD MI Murtirejo