laporan kbb 2014 - the wahid institute.pdf
Transcript of laporan kbb 2014 - the wahid institute.pdf
Laporan Tahunan
KEBEBASAN BERAGAMA / BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI
2014“UTANG” WARISAN PEMERINTAH BARU
The Wahid Institute
2014
TIM PENYUSUN
Pelindung : Yenny Zannuba WahidSupervisor : Visna VulovickKoordinator : M Subhi AzhariAnggota : Alamsyah M Djafar Nurun Nisa Gamal FerdhiDesain Sampul : SanisDesainTata Letak : SanisDesain
Diterbitkan atas kerjasama
Dan
Alamat RedaksiThe WAHID InstituteJl. Taman Amir Hamzah No. 8 Jakarta 10320Telp. 021-3928233 / 3145671Fax. 021-3928250E-mail: [email protected]: www.wahidinstitute.org – www.gusdur.net
LAPORAN TAHUNAN KEBEBASAN BERAGAMA / BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014 THE WAHID INSTITUTE
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014ii
Foto THE WAHID INSTITUTE
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014iii
Sejak 2008, the Wahid Institute mengeluarkan hasil pemantauan kami mengenai situasi kebebasan beragama di Indonesia dalam bentuk laporan kepada publik. Setelah tujuh tahun berjalan, Laporan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan (LKBB) ini telah menjadi salah satu barometer penting dalam mengukur tingkat toleransi dan kebebasan beragama di Indonesia.
LKBB ini kami maksudkan sebagai sebuah masukan atau rekomendasi bagi pemerintah, parlemen dan instansi pemerintah terkait baik di pusat maupun di daerah guna memperteguh komitmen mereka terhadap masalah kebebasan beragama atau berkeyakinan. Utamanya dalam mengevaluasi regulasi maupun respon pemerintah selama ini, juga sebagai basis data dalam menyusun rencana dan program kerja ke depan. Laporan ini juga ditujukan untuk kelompok-kelompok masyarakat sipil, seperti organisasi keagamaan, NGO, maupun akademisi yang menekuni isu-isu ini.
Kalau pada tahun-tahun awal kami lebih fokus melaporkan temuan-temuan terkait pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan, intoleransi dan diskriminasi, maka beberapa tahun belakangan ini kami juga melaporkan sejumlah praktek baik dan kemajuan dalam jaminan kebebasan beragama dan praktek toleransi. Hal ini perlu kami lakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih berimbang mengenai dinamika kehidupan keagamaan di tanah air. Temuan-temuan tersebut kami himpun melalui pemberitaan media (cetak dan elektronik), focus group discussion di beberapa daerah maupun laporan dari jaringan WI di berbagai daerah. Tahun ini kami memulai pengembangan mekanisme pengumpulan data berbasis alat telekomunikasi, yaitu melalui program M-Pantau (Mobile Pantau), yaitu media pengaduan dari masyarakat melalui SMS dengan nomor hotline khusus.
Pada tahun ini kami menemukan peristiwa-peristiwa pelanggaran KBB dan intoleransi terjadi di 18 wilayah yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku Utara, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatra Barat, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau dan Papua. Meski demikian, kami tidak bisa menyimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa pelanggaran KBB dan intoleransi hanya terjadi di wilayah-wilayah tersebut. Keterbatasan jaringan yang kami miliki dan coverage media mengakibatkan wilayah-wilayah lain belum bisa kami pantau secara maksimal.
Dalam laporan ini kami menemukan adanya penurunan jumlah peristiwa pelanggaran KBB dan intoleransi bila dibandingkan dengan jumlah tahun sebelumnya. Bahkan penurunan ini seakan melanjutkan trend penurunan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, kami menyimpulkan penurunan pada tahun ini disebabkan oleh beberapa hal:
Pertama, momentum Pemilu Legislatif dan Presiden 2014 mendorong banyak pihak, khususnya kontestan Pemilu berlomba-lomba menunjukan diri sebagai pihak yang pro terhadap isu-isu toleransi
SAMBUTAN DIREKTUR THE WAHID INSTITUTE
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014“UTANG” WARISAN PEMERINTAH BARU
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014iv
dan anti kekerasan. Isu “pemurnian agama” yang sempat diusung salah satu kontestan Pemilu atau rencana pengawasan kampanye negatif di masjid-masjid oleh tim sukses lainnya banyak mendapat kritikan masyarakat.
Kedua, sepanjang tahun 2014, perhatian media banyak tersedot oleh berita-berita mengenai pemilu legislatif dan pemilihan presiden, sehingga isu intoleransi kurang mendapatkan perhatian media yang mengakibatkan jumlah liputannya berkurang. Terkecuali ketika isu intoleransi terkait langsung dengan dinamika Pileg dan Pilpres.
Ketiga, mulai terbangunnya kesadaran publik tentang isu-isu toleransi beragama. Gerakan masyarakat sipil dalam memantau, menyuarakan, dan mempublikasikan kasus-kasus pelanggaran KBB cukup berhasil membangun wacana publik untuk menolak berbagai bentuk intoleransi dan kekerasan yang berkaitan dengan isu agama dan kepercayaan. Masyarakat sipil dalam hal ini mulai dari korban, pegiat dan organisasi hak asasi manusia, tetapi juga tokoh dari organisasi-organisasi keagamaan, media massa, dan masyarakat umum. Dalam beberapa kasus, sikap tegas aparat keamanan juga menciptakan efek jera di beberapa kelompok.
Keempat, makin berkembangnya wacana penolakan terhadap aksi-aksi intoleran, telah membuat beberapa kelompok yang selama ini teridentifikasi sebagai pelaku kekerasan untuk mengubah strategi mereka dan tidak lagi melakukan intimidasi secara fisik, namun melakukan pendekatan one on one yang lebih halus dalam mempengaruhi orang lain. Harus diwaspadai bahwa pendekatan semacam ini justru berpotensi menciptakan kelompok-kelompok baru yang berpikir intoleran walaupun belum termanisfestasikan dalam bentuk aksi kekerasan.
Penurunan angka kekerasan seyogyanya berkorelasi langsung dengan gambaran meningkatnya tanggungjawab negara dalam penyelesaian mendasar masalah-masalah KBB. Sayangnya realita lapangan masih menunjukkan sebaliknya. Masih banyak utang pemerintah yang sampai sekarang belum dipenuhi, misalnya mencabut atau merevisi regulasi dan kebijakan yang diskriminatif dan bertentangan dengan konstitusi, serta penegakan hukum yang adil dan fair. Sayangnya hingga saat ini ratusan peraturan perundang-undangan yang diskriminatif di tingkat nasional dan lokal, masih berlaku. Begitu pula sejumlah pelaku pelanggaran hukum terkait KBB tidak mendapat hukuman yang setimpal. Bahkan, hingga saat ini ratusan warga Syiah dan Ahmadiyah masih menjadi pengungsi setelah ditolak warga kampung halaman mereka.
Namun kami juga harus menyampaikan, selama tahun 2014 ini kami menemukan Langkah-langkah positif dan praktek baik pemerintah, baik yang dilakukan pemerintahan Presiden SBY maupun penerusnya, pemerintahan baru Presiden Jokowi. Kami tentu berharap, langkah-langkah positif tersebut akan memberi dampak positif dalam penyelesaian kasus-kasus KBB. Kami menilai pernyataan dan langkah-langkah pejabat negara di tingkat nasional yang sejalan dengan semangat jaminan kebebasan beragama akan mempengaruhi cara pandang dan respon bawahan mereka hingga di tingkat daerah.
Kami mencatat dalam visi-misi yang disampaikan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla –populer dengan istilah Nawacita—bahwa mereka berjanji “Menghapus regulasi yang berpotensi melanggar HAM kelompok rentan, serta memberikan jaminan perlindungan dan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan serta melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Janji tersebut tentunya harus dibuktikan dalam bentuk tindakan nyata. Sejauh ini belum ada gambaran kebijakan apa yang akan diusung keduanya dalam mewujudkan salah satu poin
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014v
dalam Nawacita tersebut. Paling tidak terkait penyelesaian kasus-kasus penting seperti nasib para pengungsi Syiah dan Ahmadiyah perlu ada langkah-langkah jelas yang harus ditempuh pemerintah.
Karena itu, melalui peluncuran laporan ini kami menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada berbagai pihak, antara lain:
• Mendesak pemerintah dan DPR agar melaksanakan fungsi pemantauan, pengawasan dan evaluasi secara lebih ketat terhadap pelaksanaan UU Pemerintah Daerah khususnya pembagian wewenang masalah agama antara pusat dan daerah.
• Mendesak pemerintah dan DPR agar merevisi atau mencabut sejumlah peraturan perundang-undangan baik di pusat maupun daerah yang telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak dan kebebasan beragama/berkeyakinan serta menciptakan diskriminasi di masyarakat.
• Mendesak pemerintah dan DPR agar segera menyusun undang-undang tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan untuk memperkuat jaminan perlindungan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Khusus kepada Presiden Joko Widodo, agar segera merealisasikan janji-janji untuk menegakkan konstitusi dan menjamin setiap warga negara terlindungi hak dan kebebasannya dalam beragama dengan menyelesaikan kasus-kasus penting kebebasan beragama/berkeyakinan.
• Mendesak pemerintah dan DPR agar terus memperkuat peran masyarakat sipil dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan jaminan hak beragama di Indonesia. Penguatan tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan regulasi yang melindungi peran dan keberadaan mereka sebagai pendamping masyarakat dan mitra pemerintah.
Demikian sambutan pengantar ini kami sampaikan. Atas kekurangan laporan ini kami mohon masukan dan koreksi, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalam
Jakarta, 29 Desember 2014
ZANNUBA YENNY WAHID
Direktur The Wahid Institute
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014vi
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIREKTUR THE WAHID INSTITUTE iii
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Pengantar 1
B. Tujuan Pemantauan 1
C. Pendekatan dan Sumber Data 1
D. Wilayah Pemantauan 2
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL 3
A. Agama (Religion) 3
B. Keyakinan (Belief ) 4
C. Kebebasan atau Kemerdekaan? 5
D. Kebebasan Beragama 6
E. Pelanggaran Kebebasan Beragama 13
F. Isu-Isu Terkait Kemerdekaan Beragama 15
BAGIAN III TEMUAN-TEMUAN 19
A. Trend Regulasi Keagamaan tahun 2014 19
B. Pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan 21
C. Kemajuan dan Praktek Baik 26
BAGIAN IV ANALISIS 29
A. Mengapa Turun? 29
B. Langkah-Langkah Positif 31
C. Regulasi Diskriminatif 31
D. Ancaman Penyebaran Kebencian 32
E. Aktor Pelanggaran Terbanyak 32
F. Korban Penyesatan 32
G. Daerah-daerah Intoleran 33
BAGIAN V REKOMENDASI 35
A. Kepada Pemerintah dan DPR: 35
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014vii
B. Kepada Aparat Kepolisian 36
C. Kepada Lembaga Yudikatif 36
D. Kepada Komnas HAM 36
E. Kepada Organisasi Keagamaan 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Matriks 1 Pelanggaran, Intoleransi dan Diskriminasi Aktor Negara 40
Matriks 2 Pelanggaran, Intoleransi dan Diskriminasi Aktor Non-Negara 68
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 2014viii
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20141
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Sejak 2008, the Wahid Institute mentradisikan untuk membuat laporan kepada publik mengenai situasi kebebasan beragama di Indonesia. Laporan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan (KBB) ini adalah laporan ketujuh The Wahid Institute.
Laporan hasil pemantauan ini diharapkan bisa menjadi masukan atau rekomendasi bagi pemerintah, parlemen dan instansi pemerintah terkait baik di pusat maupun di daerah dalam memperteguh komitmen dan memajukan komitmen mereka terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan, terutama dalam mengevaluasi perilaku mereka serta dalam menyusun kembali rencana atau program. Laporan ini juga ditujukan untuk kelompok-kelompok masyarakat sipil, seperti organisasi keagamaan, NGO, maupun akademisi yang menekuni isu-isu ini.
B. Tujuan Pemantauan
Laporan hasil pemantauan ini diharapkan bisa menjadi masukan atau rekomendasi bagi pemerintah, parlemen dan instansi pemerintah terkait baik di pusat maupun di daerah dalam memperteguh komitmen dan memajukan komitmen mereka terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan, terutama dalam mengevaluasi perilaku mereka serta dalam menyusun kembali rencana atau program. Laporan ini juga ditujukan untuk kelompok-kelompok masyarakat sipil, seperti organisasi keagamaan, NGO, maupun akademisi yang menekuni isu-isu ini.
Tujuan pemantauan juga mencakup realitas legal dan sosial, yakni pertama, memeriksa kelemahan dan inkonsistensi pengadopsian norma dan standar hak-hak manusia internasional ke dalam hukum nasional; kedua, membaca kelemahan pemerintah dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan mengenai KBB; ketiga, menilai kelemahan mendasar atau kekurangan lainnya terkait penghormatan dan perlindungan KBB supaya dapat digunakan untuk perbaikan atau perubahan untuk menghapuskan intoleransi dan diskriminasi; keempat, mengidentifikasi dan menganalisa pola pelanggaran yang dilakukan aktor non-negara; kelima, membangkitkan kepekaan atas pemulihan hak korban, betapa pentingnya kebebasan beragama atau berkeyakinan dihormati dan dilindungi, sebaliknya sebagai peringatan betapa bahaya menyebarkan kebencian atas dasar agama atau keyakinan.
C. Pendekatan dan Sumber data
Pendekatan dalam pemantauan dan penggalian data-data terkait kebebasan beragama ini menggunakan pendekatan metode berbasis peristiwa (event-based methodology) yakni berusaha mengidentifikasi beragam peristiwa keagamaan yang di dalamnya diduga telah terjadi tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan, intoleransi dan diskriminasi atas dasar agama, baik yang dilakukan oleh aktor negara (state actors) maupun non-negara (non state actors).
Pengumpulan data dan analisis dalam penyusunan laporan dilakukan dalam beberapa metode. Pertama, pemantauan terhadap pemberitaan media nasional maupun lokal, cetak maupun
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20142
elektronik. Termasuk di dalamnya media-media online tentang peristiwa-peristiwa keagamaan di berbagai wilayah di Indonesia. Kedua, focus group discussion dilakukan di beberapa daerah. Selain untuk menghimpun data juga untuk memverifikasi data-data yang diperoleh dari pemantauan media. Ketiga, pemantauan melalui M-Pantau: saluran pengaduan yang dibangun the Wahid Institute yang menghimpun berbagai peristiwa keagamaan yang dilaporkan oleh masyarakat melalui SMS ke staf pengelola data WI. Keempat, analisis kuantitatif dan kualitatif. Data-data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan perbandingan kuantitatif dengan data-data pada tahun sebelumnya. Selain itu laporan ini menggunakan analisis kualitatif dengan meng-highlight kasus-kasus menonjol yang muncul dan menjadi trend pada tahun 2014 ini.
Perlu kami garisbawahi di sini, data yang ada dalam laporan tidak menggambarkan keseluruhan peristiwa yang terjadi di berbagai wilayah, karena tidak semua peristiwa-peristiwa keagamaan yang terjadi terjangkau peliputan media. Karena itu, jumlah data bukan jumlah yang benar-benar riil.
Adapun kategori tindakan yang masuk dalam cakupan laporan ini adalah:
1. Pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan yaitu setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut kebebasan dasar seseorang atau kelompok orang untuk menikmati dan menjalankan hak-hak fundamental kemerdekaan beragama, dan karena perbuatan itu pula seseorang atau sekelompok orang tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
2. Tindakan intoleransi atas nama agama yaitu ketidakmauan untuk memperlakukan orang yang berbeda agama secara setara, termasuk di dalamnya ketidakmauan untuk berbagi hak dalam bidang sosial, politik dan profesional kepada orang-orang dari agama lain. Mencakup prasangka negatif bermotif keyakinan, afiliasi atau praktek keagamaan tertentu, baik terhadap individu maupun kelompok, intimidasi, kekerasan bermotif pengabaian hak seseorang atau kelompok dalam menjalankan ibadahnya dan pengabaian atas hak-hak fundamental pemeluk agama.
3. Diskriminasi atas nama agama yaitu setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.
4. Rancangan dan peraturan perundang-undangan termasuk berbagai kebijakan negara terkait masalah keagamaan di pusat dan daerah yang diduga melanggar maupun mendukung prinsip jaminan kebebasan beragama.
5. Kemajuan dan praktek baik yang terjadi dalam penegakan dan jaminan hak-hak beragama dan memajukan toleransi di Indonesia.
D. Wilayah Pemantauan
Wilayah pemantauan dalam laporan ini adalah wilayah-wilayah yang terekam terjadi peristiwa-peristiwa keagamaan. Laporan tahun 2014 ini mencakup 18 wilayah pemantauan terdiri dari: Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Maluku Utara, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, NTB. NTT, Kepulauan Riau dan Papua.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20143
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Agama (Religion)
Merumuskan definisi agama, sebuah kerumitan tersendiri. Tidak ada pengertian relatif tegas tentang agama pada instrumen internasional juga nasional. Bahkan kata agama dan keyakinan disebut sejajar dengan kata “atau”; religion or belief. Komentar Umum 22 paragraf 2 yang meneroka pasal 18 Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political Rights, diangkat ICCPR, dan selanjutnya disebut Konvensi Hak Sipil) menjelaskan.
Agama atau kepercayaan tidak hanya merujuk pada agama-agama tradisional atau agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan yang memiliki karakteristik institusional atau praktik-praktik yang serupa dalam agama-agama tradisional tersebut. Agama atau kepercayaan baru saja dibentuk masuk dalam kategori “kepercayaan” atau “agama”.1 Agama atau kepercayaan dalam pasal 18 juga mencakup perlindungan terhadap apa yang disebut kepercayaan-kepercayaan tauhid (theistic), non-tauhid (non-theistic), dan ateistik (atheistic), sekaligus hak untuk tidak menganut agama atau kepercayaan apa pun.2 Itu artinya pengertian agama dan kepercayaan memang tampak begitu luas.
Sejumlah ahli dengan beragam latar belakang dan pendekatan mendefiniskan agama. Jika diperas-peras setidaknya ada lima pendekatan yang digunakan: antropologi, psikologi, sosiologi dan fenomenologi.3 Antropologi berusaha melihat agama sebagai aktivitas dan ekspresi keagamaan dipandang sebagai bentuk-bentuk dorongan fisiko-kultural manusia. Pendekatan psikologi lebih dalam dari yang pertama. Agama dilihat bukan sekedar dorongan rasa takut dan rasa kagum, melainkan lebih sublim dari itu. Agama merupakan hubungan batin antara seorang individu dengan kekuataan di luar dirinya.
Sedang fenomenologi berusaha melihat intisari atau hakikat dari agama dan pengalaman keagamaan. Pendekatan ini melihat di balik berbagai ekspresi pemikiran, tindakan dan interaksi sosial, keberagamaan manusia memiliki nuansa batin yang lebih sekedar persoalan psikologi. Ia sebuah perjumpaan dengan sesuatu yang melebihi dan mengatasi kefanaan dunia, yang suci dan agung. Adapun pendekatan teologis meletakan agama sebagai prerogatif tuhan sendiri. Realitas sejati agama adalah sebagaimana mana yang dikatakan ajaran agama masing-masing.
Sampai di sini, pengertian agama mungkin masih seperti membingungkan. Meski begitu, ada satu kriteria yang selalu sama dan muncul, yakni kepercayaan dan keyakinan pada kekuatan besar di luar diri seseorang. Kriteria itu tentu tidak cukup membantu mendefinisikan agama dengan cukup komplet. Dibutuhkan “kriteria” dan “unsur-unsur” lainnya, yang semakin komplet semakin membantu meski langkah ini seringkali juga menjebak dan reduksionistik.
Untuk keperluan pengerangkaan, kriteria yang dibuat Kent Greenawalt dalam Religion as a
1. UNHCHR, “General Comment No. 22: The right to freedom of thought, conscience and religion ( Art. 18) : . 07/30/1993. CCPR/C/21/Rev.1/Add.4, General Comment No. 22. (General Comments)” paragraph 2 http://www.unhchr.ch/tbs/doc.nsf/%28Symbol%29/9a30112c27d1167cc12563ed004d8f15?Opendocument (diakses 4 Januari 2014)
2. UNHCHR, “General Comment No. 22” paragraph 23. Ahmad Norma Permata, “Pendahuluan Editor,” 22. Tampaknya pembagian ini mengikuti tujuh pendekatan studi agama
yang dibuat Petter Connoly: antropologis, feminis, fenomenologis, filosofis, psikologis, sosiologis, dan teologis. Lebih jauh lihat Petter Connolly, ed, Aneka Pendekatan Studi Agama( Yogyakarta, 2009), cetakan kedua.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20144
Concept in Constitutional Law (1984) penting digunakan di sini. Ia mencatat sejumlah kriteria yang umumnya ada dalam agama-agama besar.4
Pertama, keyakinan akan Tuhan atau “Yang Tertinggi”; kedua, sebuah pandangan menyeluruh mengenai dunia dan tujuan-tujuan manusia; ketiga, kepercayaan mengenai kehidupan setelah mati; keempat, komunikasi dengan “Tuhan” melaui ibadah dan doa; kelima, perspektif tertentu mengenai kewajiban moral yang berasal dari kode moral atau dari konsepsi mengenai sifat Allah; keenam, praktik-praktik yang melibatkan pertobatan dan pengampunan dosa; ketujuh, perasaan “keagaaman” mengenai kekaguman, rasa bersalah dan penyembahan; kedelapan, penggunaan teks-teks suci; kesembilan, organisasi untuk memfasilitasi aspek korporasi dari praktik-praktik agama dan untuk mempromosikan dan melanggengkan praktik-pratik dan kepercayaan tertentu.
Kriteria ini berbeda dengan rumusan Departemen Agama pada 1961. Unsur-unsur agama adalah kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa, nabi, kitab suci, umat dan suatu sistem hukum bagi penganutnya.5 Kriteria ini yang membuat aliran kepercayaan terlempar dari makna agama. Definisi ini juga muncul sebagai hasil dari pergulatan politik dan berkembangnya kelompok keagamaan yang disebut aliran kepercayaan tadi. Pada tahun 1952, di sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) aliran kebatinan dilarang diminta dilarang keberadaannya. Setelah itu munculah definisi dan kriteria agama.
Dalam konteks kebebesan beragama, masalah pendefinisian agama dan bukan bukan agama menjadi “kewenangan” dan hak pemeluk atau pengikutnya. Negara tidak berhak mengintervensi. Negara juga tidak dapat mengatakan sekte atau gerakan tertentu sesat atau tidak.
B. Keyakinan (Belief)
Definisi paling sederhana dari keyakinan adalah “sesuatu yang tidak memenuhi unsur-unsur agama”. Karena itu untuk memahami apa saja unsur-unsur keyakinan, salah satu pendekatan adalah dengan meneliti sejumlah unsur agama. Sesuatu yang tidak dicakup dalam agama, bisa dikategorikan sebagai keyakinan. Karenanya ide-ide besar seperti humanisme, ateisme, agnotisme, bisa dikategorikan sebagai kepercayaan.
Berikut ini beberapa pengertian “keyakinan”, yakni, sesuatu yang mengisi sebuah tempat dalam kehidupan manusia yang setara dengan sesuatu yang dianugerahkan tuhan atau tuhan-tuhan dari pegangan keyakinan keagamaan tertentu ini.6
Definisi lainnya menyebut keyakinan sebagai “sebuah sistem interpretasi yang terdiri dari keyakinan personal mengenai struktur dasar, cara sesuatu dilakukan (modality), dan fungsi dari dunia. Tapi, kepercayaan bukanlah sistem saintifik. Sejauh mengklaim kesempurnaan, kepercayaan juga mencakup persepsi tentang kemanusiaan, pandangan hidup, dan moral.”7
Dengan pengertian ini, jenis kecintaan berlebihan pada bola, umpamanya, bukanlah dikategorikan sebagai kepercayaan.
Karena dinilai tidak memenuhi “unsur-unsur” agama sebagaimana definisi Depag, tampaknya
4. Lucy Vickers, Religious Freedom, Religious Discrimination and the Workplace (USA: Hart Publishing, 2008), 185. Budhy Munawar-Rachman (ed.), Membela Kebebasan Beragama (Jakarta: LSAF dan Paramadina, 2010), xviii.6. Lucy Vickers, Religious Freedom, Religious Discrimination and the Workplace, 237. Catatan Penjelasan Amandemen Equal Treatment Act, Laporan Negara Austria dibidang nondiskriminasi mendefinisikan
kepercayaan sebagai Lucy Vickers, Religious Freedom, Religious Discrimination and the Workplace, 23-24
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20145
penghayat kepercayaan –istilah yang dipakai dalam Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan—memang berusaha diletakkan dalam kategori kepercayaan. Tapi uniknya, undang-undang ini justru menganganggapnya juga sebagai “agama”. Tapi agama yang belum diakui, sebuah istilah yang dinyatakan.8 Pasal 58 ayat (2) poin I undang-undang ini juga menyebut agama setarikan nafas: “agama/kepercayaan”.
Dalam Undang-undang, tidak dijelaskan definisi penghayat kepercayaan, meski disebut-sebut. Penjelasannya ada dalam PP Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Penghayat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya disebut Penghayat Kepercayaan adalah setiap orang yang mengakui dan meyakini nilai-nilai penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.9
Kategori ini sepertinya juga tidak menegaskan beda antara “kepercayaan”, “agama lokal”, “kepercayaan lokal”, “agama tradisional”. Kategori-kategori ini memang perlu mendapat ulasan lebih jauh.
C. Kebebasan atau Kemerdekaan?
Pada beberapa regulasi di Indonesia, kata freedom umumnya diterjemahkan dengan “kePada beberapa regulasi di Indonesia, kata freedom umumnya diterjemahkan dengan “kebebasan”. Misalnya, terjemahan pasal 18 ayat 1 ICCPR dalam UU Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.10 Pasal ini membicarakan ihwal hak kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama. Pada sekujur terjemahan pasal-pasal ICCPR tidak ditemukan terjemahan kata freedom dengan istilah selain “kemerdekaan.”
Menariknya, konstitusi kita mengenal dan menyantumkan dua kata yang tampaknya digunakan saling bertindihan: “kemerdekaan” dan “kebebasan”. Misalnya dalam Pasal 28 I ayat 1 atau pasal 29 ayat (2). Kata “merdeka” atau “kemerdekaan” bisa dijumpai pada pasal 28E ayat (1) dan (2). Dengan redaksi nyaris serupa, kata “kemerdekaan” dalam pasal 28 I UUD 1945 diubah menjadi “kebebasan” di pasal 4 UU HAM Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Tampaknya, pilihan diksi dua kata itu memiliki latar filofisnya sendiri-sendiri.
Dari sudut kebahasaan, kata “bebas” dan “merdeka” tampaknya merujuk arti yang sama. Tidak ada perbedaan berarti antarkeduanya. Seringkali keduanya digunakan secara bergantian.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan “bebas” sebagai lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa); merdeka, bisa berarti lepas dari (kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dan sebagainya); tidak dikenakan (pajak, hukuman, dan sebagainya); tidak terikat atau terbatas oleh aturan dan sebagainya; merdeka (tidak dijajah, diperintah, atau tidak dipengaruhi oleh negara lain atau kekuasaan asing); tidak terdapat (didapati) lagi.11 Sementara “merdeka” berarti bebas (dari perhambaan, penjajahan,
8. Lihat UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan pasal 6 ayat (2): … bagi Penduduk yang agamanya belum diakui (cetak tebal dari penulis) sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundangundangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan.
9. Lihat Pasal 1 ayat 19 PP Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
10. Lihat Pasal 18 ayat 1 “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan international covenant on civil and political rights (kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik)” dalam http://www.komnasperempuan.or.id/wp-content/uploads/2009/07/UU-No-12-Thn-2005-ttg-Ratifikasi-ICCPR.pdf (diakses 2 Januari 2014)
11. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Bebas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 118
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20146
dan sebagainya); berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; atau leluasa.12
Dalam tradisi Barat, selain freedom, kata liberty juga dipakai untuk makna serupa: kemerdekaan atau kebebasan. Dua kata tersebut (freedom atau liberty) dipakai bergantian. Pemikir politik dan filsafat Inggris, Isaiah Berlin, termasuk salah satu yang tidak membedakan makna keduanya. “Saya menggunakan keduanya untuk arti yang sama,” katanya.13
Yang menjadi sorotan lebih jauh adalah justru makna kebebasan itu sendiri. Esais tersohor itu mengajukan dua makna freedom atau liberty. Yang pertama, disebut dengan negatif freedom. Kebebasan ini terkait dengan pertanyaan, pada wilayah mana subyek, orang maupun kelompok, begitu adanya atau dibiarkan melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu, tanpa campur tangan oleh orang lain. Kebebasan ini disebut juga kebebasan dari (freedom from). Isaiah mencontohkan, jika saya dicegah orang lain dari melakukan apa yang bisa saya lakukan sebaliknya, sebetulnya saya tidak bebas. Dengan begitu semakin lebar jarak campur tangan semakin seseorang dianggap kebebasan.14
Apakah ada kebebasan tanpa batas? Dalam tulisan itu, buru-buru Isaiah menandaskan, hampir tidak mungkin ada kebebasan tanpa batas. Itu pula yang disetujui umumnya pemikir filsafat klasik Inggris. Jika Kebebasan tanpa batas terjadi, dampaknya mengganggu kebebasan orang lain dan dunia akan centang perenang.15 Ini menjawab kekhawatiran dan pandangan sebagian kalangan di Indonesia, bahwa kebebasan itu benar-benar sebebas-bebasnya.
Makna kedua dari kebebasan adalah kebebasan positif (positive freedom). Kebebasan ini terkait dengan pertanyaan apa, atau siapa, yang menjadi sumber kontrol atau campur tangan yang memengaruhi seseorang melakukan atau menjadi ini ketimbang itu? Kebebasan ini disebut juga “kebebasan untuk” (freedom to). Makna itu berasal dari keinginan atas bagian dari individu demi menjadi tuannya sendiri. “Saya berharap hidup dan keputusan-keputusan saya bergantung diri saya sendiri, bukan pada kekuatan eksternal apapun,” kata Isaiah.16
Ketiadaan pembedaan tegas antara freedom dan liberty juga didapati dalam sejumlah kamus. Misalnya Kamus Oxford. Meski arti pertama kata freedom merujuk arti “kebebasan untuk” ala Isaiah, tapi arti yang lain juga berarti “kebebasan dari”. Begitupun dengan kata liberty.17
D. Kebebasan Beragama
Kebebasan beragama atau berkeyakinan (selanjutnya disebut kebebasan beragama) merupakan salah satu rumpun dalam hak asasi manusia (HAM) sebagaimana termaktub dalam Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang diadopsi 10 Desember 1948.18 Selain Kebebasan beragama,
12. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Bebas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 736 13. Isaiah Berlin, Liberty: Incorporating Four Essays on Liberty, editor Henry Hardy (Newyork: Oxford University Press, 2002), 16914. Isaiah Berlin, Liberty: Incorporating Four Essays on Liberty, 16915. Isaiah Berlin, Liberty: Incorporating Four Essays on Liberty, 17016. Isaiah Berlin, Liberty: Incorporating Four Essays on Liberty, 17817. Freedom diartikan dengan the power or right to act, speak, or think as one wants, tapi juga sebagai (freedom from) the state of not
being subject to or affected by (something undesirable). Lihat Oxford Dictionaries, “freedom”, dalam http://oxforddictionaries.com/definition/english/freedom (diakses 13 Desember 2012). Liberty juga berarti the state of being free within society from oppressive restrictions imposed by authority on one’s behaviour or political views, tetapi juga the power or scope to act as one pleases. Lihat Oxford Dictionaries, “liberty”, dalam http://oxforddictionaries.com/definition/english/liberty?q=liberty
18. Office of The High Commissioner For Human Rights and United Nations Staff College Project, “Human Rights: A Basic Handbook for UN Staff,” 11 http://www.ohchr.org/Documents/Publications/HRhandbooken.pdf (diakses 2 Januari 2014)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20147
DUHAM menegaskan rumpun hak asasi manusia lainnya seperti hak kebebasan berpendapat dan berekspresi, kebebasan berpikir, atau hak mendapat pendidikan.
Hak-hak kemerdekaan beragama ini selanjutnya dibagi dalam dua wilayah Kebebasan internal (forum internum) dan kebebasan eksternal (forum externum).
1. Kebebasan Internal (Forum Internum), kebebasan internal yang berisi kebebasan hati nurani untuk meyakini, menganut dan berpindah agama dan keyakinan serta hak untuk mempertahankan menganut atau berpindah dari suatu agama atau keyakinan.19
Hak-hak kebebasan ini telah diakui secara internasional maupun nasional sebagai salah satu elemen HAM yang tidak bisa dikurangi dan dibatasi (non-derogable rights), bahkan dalam keadaan perang dan keadaan darurat umum sekalipun, negawa wajib untuk tidak mengintervensi apalagi memaksa (coercion) forum internum ini, sebagaimana diatur dalam Pasal 28I (ayat 1), Pasal 4 (ayat 2) Kovenan Hak Sipil dan Politik dan pasal 74 dan 74 UU HAM.
Coercion alias pemaksaan –selanjutnya menyebut dengan kata pemaksaan—dalam sejumlah standar internasional diletakan di ranah non-derogable rights. Di sini pemaksaan diartikan sebagai tindakan pemaksaan yang dilakukan negara (state), termasuk penggunaan ancaman kekerasan fisik atau sanksi hukum demi memaksa orang-orang yang percaya atau tidak percaya untuk menaati kepercayaan dan penganut agama mereka, untuk menolak agama atau kepercayaan mereka, atau untuk mengganti agama atau kepercayaan mereka. Kebijakan-kebijakan atau praktik-praktik bertujuan atau berdampak serupa, misalnya kebijakan atau praktik yang yang membatasi akses akan pendidikan, pelayanan kesehatan, pekerjaan, atau hak-hak lain yang dijamin juga dikategorikan sebagai tindakan pemaksaan.20
Tabel 1Instrumen Nasional dan Internasional tentang Forum Internum21
FORUM INTERNUM
Hak/Kebebasan Instrumen Hukum Pasal Bunyi Pasal
Hak kebebasan untuk menganut, berpindah agama.
DUHAM 18 “Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan…”
ICCPR 18 “Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri…”
19. Tore Lindholm, W. Cole Durham, Bahian G. Tahzib-Lie (eds), Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan: Seberapa Jauh? Sebuah Referensi tentang Prinsip-Prinsip dan Praktek, (Jakarta: Kanisius, 2010), hal. 19.
20. Definisi diambil dari Komentar Umum 22 paragraf 5.21. Dirangkum dari: Framework for Communications, Special Rapporteur on Freedom of Religion or Belief, http://www2.
ohchr.org/english/issues/religion/standards.htm, diakses 15 Nov 2011, dan berbagai peraturan perundang-undangan nasional.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20148
UUD 1945 28I “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak Beragama…”
29 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”
UU No. 39 / 1999 tentang HAM
4 “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani… adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.”
22 “(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaanya itu.”
“(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu.”
Hak untuk tidak dipaksa menganut atau tidak menganut suatu agama.
DUHAM 18 “Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan…”
ICCPR 18 “(2) Tidak seorang pun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya untuk menganut atau menetapkan agama atau kepercayaannya sesuai dengan pilihannya.”
Deklarasi Universal 1981 tentang penghapusan Diskriminasi dan Intoleransi berdasar Agama
1 “(2) Tidak seorangpun dapat dijadikan sasaran pemaksaan yang akan mengurangi kebebasannya untuk menganut suatu agama atau kepercayaannya menurut pilihannya.”
Komentar Umum No. 22 Komite HAM PBB
Paragraf 5 “Pasal 18.2 melarang pemaksaan yang dapat melanggar hak untuk menganut atau menerima suatu agama atau kepercayaan, termasuk penggunaan ancaman kekerasan fisik atau sanksi hukum guna memaksa orang-orang yang percaya atau tidak percaya untuk menaati kepercayaan dan penganut agama mereka, untuk menolak agama atau kepercayaan mereka, atau untuk mengganti agama atau kepercayaan mereka.”
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 20149
UU No. 39 / 1999 tentang HAM
22 “(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaanya itu.”
2. Kebebasan Eskternal (Forum Eksternum) yakni kebebasan baik sendiri atau bersama-sama dengan orang lain, di tempat umum atau di wilayah pribadi untuk memanifestasikan agama dan keyakinan dalam bentuk pengajaran, pengamalan, ibadah dan penataannya. Kebebasan ini termasuk juga kebebasan untuk mendirikan tempat ibadah, kebebasan untuk menggunakan simbol-simbol agama, hak kebebasan untuk merayakan hari besar agama, hak kebebasan untuk menetapkan pemimpin agama, hak untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama, hak orang tua untuk mendidik agama kepada anaknya, hak untuk mendirikan dan mengelola organisasi keagamaan. Hak-hak di atas mengacu kepada instrumen-instrumen di bawah ini.
Tabel 2Instrumen Nasional dan Internasional tentang Forum Eksternum22
FORUM EKSTERNUM
Hak/Kebebasan Instrumen Hukum Pasal Bunyi Pasal
Hak kebebasan untuk beribadah baik secara pribadi maupun bersama-sama baik secara tertutup maupun terbuka
DUHAM 18 “Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dengan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaann dengan cara mengajarkannya, melakukannya, beribadat dan mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri.”
ICCPR 18 “Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri, dan kebebasan, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan agama dan kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, pentaatan, pengamalan, dan pengajaran.”
22. Dirangkum dari: “Framework for communications, Special Rapporteur on freedom of religion or belief”, http://www2.ohchr.org/english/issues/religion/standards.htm, diakses 2 Januari 2014 dan berbagai peraturan perundang-undangan nasional.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201410
UUD 1945 29 “(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
UU No. 39 / 1999 tentang HAM
22 (1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamnya dan kepercayaanya itu.
(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu.
55 “Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali.”
Deklarasi Universal 1981
6 “(a) Beribadah atau berkumpul dalam hubungan dengan suatu agama atau kepercayaan…”
Komentar umum 22
Para 4 “…Konsep ibadah mencakup kegiatan ritual dan seremonial yang merupakan pengungkapan langsung dari kepercayaan seseorang…”
Hak kebebasan untuk mendirikan tempat ibadah
Deklarasi Universal 1981
6 “(a) Beribadah atau berkumpul dalam hubungan dengan suatu agama atau kepercayaan dan mendirikan serta mengelola tempat-tempat untuk tujuan itu”
Hak kebebasan untuk menggunakan simbol-simbol agama
Deklarasi Universal 1981
6 “ (c) Memperoleh, membuat dan menggunakan secukupnya perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan berkaitan dengan upacara atau adat istiadat suatu agama atau kepercayaan”
Komentar Umum 22
Para 4 “…Pelaksanaan dan praktik agama atau kepercayaan mungkin tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan seremonial, tetapi juga kebiasaan-kebiasaan seperti peraturan tentang makanan, pemakaian pakaian tertentu atau penutup-kepala…”
Hak kebebasan untuk merayakan hari besar agama
Deklarasi Universal 1981
6 “(h) Menghormati hari-hari istrahat dan merayakan hari-hari libur dan upacara-upacara menurut ajaran-ajaran agama atau kepercayaan seseorang”
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201411
Komentar Umum 22
Para 4 “…Konsep ibadah mencakup kegiatan ritual dan seremonial yang merupakan pengungkapan langsung dari kepercayaan seseorang, penggunaan cara-cara dan obyek-obyek ritual, penunjukan simbol-simbol, dan menjalankan hari raya dan hari istirahat…”
Hak kebebasan untuk menetapkan pemimpin agama
Deklarasi Universal 1981
6 “(g) Memilih, menunjuk, memilih atau mencalonkan melalui suksesi para pemimpin yang tepat yang diperlukan berdasarkan persyarakat-persyaratan dan standar-standar agama atau kepercayaan seseorang.”
Komentar Umum 22`
Para 4 “…Kemudian, pengamalan dan pengajaran agama atau kepercayaan mencakup kegiatan-kegiatan integral yang dilakukan oleh kelompok-kelompok agama berkaitan dengan urusan-urusan mendasar mereka, seperti kebebasan untuk memilih pemimpin agama, pendeta, dan guru…”
Hak untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama
Deklarasi Universal 1981
6 “(d) Menulis, menerbitkan dan menyebarluaskan berbagai penerbitan yang relevan di bidang-bidang ini”
(e) Mengajarkan suatu agama atau kepercayaan di tempat-tempat yang sesuai dengan tujuan-tujuan tersebut”
Komentar Umum 22
Para 4 “…Kemudian, pengamalan dan pengajaran agama atau kepercayaan mencakup kegiatan-kegiatan integral yang dilakukan oleh kelompok-kelompok agama berkaitan dengan urusan-urusan mendasar mereka, seperti kebebasan untuk memilih pemimpin agama, pendeta, dan guru, kebebasan untuk membentuk seminari atau sekolah agama dan kebebasan untuk membuat dan menyebarluaskan teks-teks atau publikasi-publikasi agama.”
Hak orang tua untuk mendidik agama kepada anaknya
ICCPR 18 “(4) Negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan orang tua dan apabila diakui, wali hukum yang sah, untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral bagi anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri.”
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201412
Deklarasi Universal 1981
5 “(1) Orang tua atau para wali hukum anak berhak mengatur kehidupan di dalam keluarga sesuai dengan agama atau kepercayaannya dan dengan mengingat pendidikan kesusilaan dalam membimbing semua anak hingga dewasa.”
ICESCR 13 “(3) Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan orang tua dan wali yang sah, bila ada, untuk memilih sekolah bagi anak-anak mereka selain yang didirikan oleh lembaga pemerintah, sepanjang memenuhi standar minimal pendidikan sebagaimana ditetapkan atau disetujui oleh negara yang bersangkutan, dan untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka.
UU No. 39 / 1999 tentang HAM
55 “Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali.”
Konvensi Hak Anak 1989
14 “(2) Pihak Negara akan menghormati hak dan tugas orangtua serta, apabila dapat diterapkan, perwalian resmi, untuk memberi arahan pada anak dalam menjalankan haknya dengan secara konsisten mempertimbangkan kapasitas perkembangan anak.
Hak untuk mendirikan dan mengelola organisasi atau perkumpulan keagamaan
UU No. 39 / 1999 tentang HAM
24 “(1) Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk maksud-maksud damai.”
Hak menyampaikan kepada pribadi atau kelompok materi-materi keagamaan
Deklarasi Universal 1981
6 “(i) mendirikan dan mengelola komunikasi-komunikasi dengan seseorang dan masyarakat dalam persoalan-persoalan agama atau kepercayaan pada tingkat nasional dan internasional.”
Berbeda dengan forum internum, forum externum sebagai bentuk kebebasan memanifestasikan agama dapat dibatasi dengan undang-undang, yakni keselamatan publik (public savety) kesehatan publik (public healt), moral publik (public moral), ketertiban publik (public order), dan hak dasar orang lain. Prinsip ini tercantum dalam ICCPR yang sudah diratifikasi melalui UU No 12 Tahun 2005.
Dalam konstitusi pasal pembatasan ini dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 28 J ayat 2. Yang membedakan dengan UU No 12, dalam pasal 28 J ayat 2 mencantumkan “nilai-nilai agama” sebagai
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201413
salah satu pertimbangan. Dalam ICCPR, nilai-nilai agama bisa dimasukan dalam moral publik. Pertimbangan moral, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama dan tradisi, dimaksudkan bukan hanya berasal dari satu agama atau tradisi tertentu. Ia mencakup prinsip-prinsip universal yang ada dalam agama-agama atau keyakinan tertentu.
E. Pelanggaran Kebebasan Beragama
Dalam UU HAM, pelanggaran HAM didefinisikan sebagai setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.23
Merujuk pengertian ini, pelaku pelanggaran HAM bisa seseorang atau kelompok, termasuk aparat negara. Ini selaras dengan penjelasan dalam Deklarasi 1981 di mana kategori aktor pelanggaran diskriminasi dan intoleransi dibagi ke dalam tiga pihak: negara (state), institusi (institution), kelompok (group of persons), dan seseorang (person). Dalam wilayah hukum hak-hak manusia, diletakkan dalam relasi berduaan (dyadic) antara negara dengan individu atau kelompok orang.24
Tindakan atau perbuatan itu, merujuk UU HAM dibagi dalam dua kategori: disengaja dan tidak disengaja. Dua istilah ini juga bisa dikatakan bentuk penerjemahan dari istilah commission maupun omission.
Tindakan yang disebut pelanggaran tadi haruslah bertujuan atau berdampak pada mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.25
Mempertimbangkan definisi dalam UU HAM, “pelanggaran kemerdekaan beragama” di sini kemudian dirumuskan sebagai setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut kebebasan dasar seseorang atau kelompok orang untuk menikmati dan menjalankan hak-hak fundamental kemerdekaan beragama, dan karena perbuatan itu pula seseorang atau sekelompok orang tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.26
Sebagaimana hak di rumpun HAM lainya, negara khususnya pemerintah merupakan pemikul tanggung jawab untuk menghormati, melindungi, menegakan, dan memajukan hak asasi manusia. Sebab kewajiban negara pertama-tama adalah menghormati (to respect) – tanpa campur tangan – setiap orang untuk menikmati kebebasan beragama atau berkeyakinan tanpa diganggu, termasuk kebebasan yang terkait dan bergantung dengan kebebasan itu. Bila seseorang atau kelompok orang penganut suatu agama terancam kebebasannya, negara berkewajiban melindungi (to protect)
23. Pasal 1 ayat 624. Harry Wibowo dan Naning Mardiniah, “Pendahuluan,” dalam Abdul Mun’im DZ (ed), Memeriksa Kewajiban Negara:
Instrumen Monitoring Hak atas Pendidikan dan Kesehatan Dasar, Jakarta: LP3ES, 2006, hal. 1.25. Pasal 1 ayat 626. Definisi di atas juga memasukan definisi yang dicantumkan dalam pasal 2 Deklarasi Universal 1981 tentang Penghapusan
segala Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama dan Keyakinan Tahun 1981.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201414
mereka dari ancaman atau gangguan pihak ketiga. Perlindungan ini dapat dilakukan dengan hukum (UU) dan proses penegakan hukum. Sebagai pemangku dan pelaksana kewajiban, maka negara jugalah yang bertanggung jawab atas suatu pelanggaran hak-hak manusia.
Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap kebebasan bearagama antara lain : 1. Pemaksaan dengan intimidasi atau ancaman fisik, tindakan negara seperti polisi, tentara,
atau Satpol PP yang dilakukan dengan ancaman penggunaan fisik.2. Pemaksaan ancaman sanksi hukum, tindakan negara dengan ancaman sanksi hukum seperti
penjara, denda, tidak menerima KTP atau bentuk-bentuk administrasi lainnya. 3. Kriminalisasi keyakinan, berupa tindakan penerapan sanksi dalam peraturan undangan,
umumnya tentang penyalahgunaan dan penodaan agama. Tindakan dapat berbentuk penyelidikan, penyidikan, pemidanaan, penuntutan ke pengadilan hingga pemenjaraan terhadap seorang atau sekelompok orang yang divonis melakukan penodaan terhadap suatu agama di Indonesia.
4. Pemaksaan dengan kebijakan. Tindakan ini merupakan praktik aparat negara yang menerapkan sanksi hukum atau kebijakan tertentu seperti tidak mengeluarkan kartu identitas atau mencatat akta perkawinan karena seseorang bagian dari sekte tertentu seperti Ahmadiyah, misalnya.27
5. Pembatasan ibadah, tindakan aparat negara yang berusaha membatasi atau menghalangi seseorang atau sekelompok orang untuk beribadah baik di rumah ibadah atau tempat ibadah tertentu.
6. Pelarangan ibadah merupakan tindakan yang melarang seseorang atau sekelompok orang, berbentuk surat resmi pelarangan maupun tindakan pelarangan di lapangan.
7. Pembiaran, merupakan tindakan pengabaian atau kelalaian negara mencegah pelanggaran atau intoleransi yang dilakukan oleh warga negara lain atas dasar agama. Tindakan ini dapat berbentuk tidak mencegah kekerasan yang belum terjadi, tidak melakukan upaya yang sesuai prosedur hukum untuk menghentikan kekerasan terhadap kelompok keagamaan oleh kelompok lain, dan tidak mengambil tindakan hukum yang semestinya terhadap para pelaku kekerasan atas nama agama baik secara individu maupun kelompok. Dalam tindakan pembiaran ini, aparat negara biasanya berdalih bahwa mereka tidak mampu mencegah atau menghentikan kekerasan karena minimnya personil atau dalih untuk menghindari konflik yang lebih besar. Aparat negara sebaliknya mengevakuasi korban kekerasan dengan dalih untuk mengamankan mereka atau meminta korban pindah ke tempat lain agar tidak menjadi korban kekerasan berikutnya.
8. Pembatasan aktivitas keagamaan, tindakan aparat negara yang berusaha membatasi atau menghalangi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan aktivitas keagamaan seperti pemilihan pimpinan agama, penyebaran ajaran keagamaan, dan lain-lain.
9. Pelarangan aktivitas keagamaan, berupa larangan aparat negara, resmi maupun kebijakan di lapangan terhadap aktivitas keagamaan tertentu.
10. Penyegelan tempat ibadah merupakan tindakan pencabutan izin, pelarangan penggunaan bangunan sebagai tempat ibadah dan berbagai tindakan lain yang bertujuan agar suatu rumah ibadah tidak berdiri di satu lokasi.
27. Kategori kesatu hingga keempat bentuk-bentuk yang dikategorikan sebagai pemaksaan (coercion) yang mengacu dan berhubungan pada hak-hak yang tidak dapat kurangi (non-derogable).
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201415
F. Isu-Isu Terkait Kemerdekaan Beragama
Di luar kategori forum internum dan externum, masih ada sejumlah istilah dan kategori-ketegori terkait isu ini, antara lain diskriminasi, kelompok rentan, isu-isu persimpangan degan isu-isu HAM lain, isu-isu irisan (cross-cutting issues).
Pada isu diskriminasi, ada dua isu penting yang muncul: diskriminasi atas dasar agama atau diskriminasi dan toleransi antaragama. Kelompok yang dikategorikan rentan dikelompokan menjadi enam: perempuan, orang yang dirampas kebebasannya (persons deprived of their liberty), pengungsi, anak-anak, kelompok minoritas, dan buruh migran.28
Rappourteur Digest juga menyebut isu yang dikategorikan sebagai isu yang berada di persimpangan dengan HAM di rumpun lain. Tiga isu itu pertama, kebebasan berekspresi, termasuk pertanyaan-pertanyaan terkait konflik keagamaan, intoleransi keagamaan, dan ekstrimisme. Kedua, hak hidup dan hak untuk bebas. Ketiga, larangan penyiksaan, perlakuan kejam, dan hukuman tidak manusiawi atau merendahkan.
Adapun isu irisan berupa pengurangan (derogation), pembatasan (limitation), isu-isu legislasi (legislative issues), pembela kebebasan beragama atau kepercayaan, dan organisasi non-pemerintah.
a. Diskriminasi dan Intoleransi
Dalam Deklarasi 1981, dua istilah ini tidak tegas dibedakan. Keduanya disebutkan bersamaan, yakni setiap perbedaan, pengecualian pembatasan atau preferensiberdasarkan agama atau kerpercayaan dan yang mempunyai tujuan atau membawa akibat hilang atau rusaknya pengakuan, penikmatan atau pelaksanaan hak asasi dan kebebasan atas dasar yang setara.29
Tindakan intoleransi maupun diskriminasi –yang karena sebabnya menghalangi orag dalam menikmati kebebasan mendasar seserang—dikategorikan sebagai tindakan pelanggaran (violation) terhadap HAM dan kebebasan dasar yang dinyatakan dalam DUHAM dan diuraikan secara terperinci dalam berbagai persetujuan-persetujuan internasional tentang HAM. Negara-negara yang menyetujui instrumen ini diwajibkan untuk membuat regulasi domestik untuk meminimalisir aksi-aksi tersebut.
UU HAM menyebut diskriminasi sebagai setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.30 Diskriminasi dalam ranah kemerdekaan agama adalah manakala tindakan tersebut dilakukan atas dasar agama atau keyakinan tertentu.
Sementara itu, intoleransi keagamaan (religious intolerance) merupakan sebuah pengertian yang luas, mencakup prasangka negatif bermotif keyakinan, afiliasi atau praktek keagamaan tertentu, baik terhadap individu maupun kelompok. Prasangka negatif ini memberi jalan untuk sewaktu-waktu menjelma dalam aksi intimidasi atau kekerasan bermotif pengabaian
28. “Rapporteur’s Digest on Freedom of Religion or Belief.”29. Lihat pasal 2 ayat 2 deklarasi penghapusan semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan agama atau Keyakinan
tahun 198130. UU HAM pasal 1 ayat (3)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201416
hak seseorang atau kelompok dalam menjalankan ibadahnya dan pengabaian atas hak-hak fundamental pemeluk agama.
Bruce A. Robinson merumuskan bentuk-bentuk tindakan Religious Intolerance. Dalam tulisan yang dipublikasi Ontario Consultants on Religious Tolerance, lembaga konsultan yang berkedudukan di Ontario, Kanada, itu menyebut tujuh kategori tindakan intoleransi beragama.31 Pertama, penyebaran informasi yang salah tentang kelompok kepercayaan atau praktik, meski ketakakuratan informasi tersebut bisa dengan mudah dicek dan diperbaiki; kedua, penyebaran kebencian mengenai seluruh kelompok; misalnya menyatakan atau menyiratkan bahwa semua anggota kelompok tertentu itu jahat, berperilaku imoral, melakukan tindak pidana, dan sebagainya; ketiga, mengejek dan meremehkan kelompok iman tertentu untuk kepercayaan dan praktik yang mereka anut; keempat, mencoba untuk memaksa keyakinan dan praktik keagamaan kepada orang lain agar mengikuti kemauan mereka; kelima, pembatasan hak asasi manusia anggota kelompok agama yang bisa diidentifikasi; keenam, mendevaluasi agama lain sebagai tidak berharga atau jahat; ketujuh, menghambat kebebasan seseorang untuk mengubah agama mereka.
Dalam “Tolerance: the threshold of peace A teaching / learning guide for education for peace, human rights and democracy”, yang diterbitkan UNESCO, pengertian intoleransi tidak hanya semata-mata “hasil” tapi juga sebuah gejala-gejala yang bisa dideteksi dalam bentuk tindakan tertentu. Intoleransi dinilai sesuatu yang membawa pada potensi lahirnya penyakit sosial yang mengancam kehidupan (a life-threatening social illness) bernama kekerasan. Bentuk-bentuknya sebagai berikut:32
1. Bahasa (language). Bahasa ekslusif, merendahkan, dan fitnah yang mengurangi, merendahkan, dan mendehumanisasi kelompok-kelompok budaya, ras, nasional, atau seks.
2. Stereotip (stereotyping). Penggambaran seluruh anggota atau kelompok yang digolongkan dengan penyematan serupa-biasanya negatif.
3. Mengolok-olok (teasing). Panggilan perhatian terhadap tindakan, atribusi, dan karakateristik manusia tertentu yang cenderung mengejek atau menghina.
4. Buruk sangka (prejudice). Penilaian berdasarkan generalisasi negatif dan stereotip ketimbang berdasarkan fakta aktual dari kasus atau tindakan spesifik oleh individu atau kelompok.
5. Pengambinghitaman (scapegoating), menyalahkan peristiwa-peristiwa traumatis atau masalah sosial pada kelompok tertentu.
6. Diskriminasi (discrimination). Pengecualian dari penikmatan atas manfaat atau aktivitas-aktivits sosial, utamanya didasarkan lantaran buruk sangka.
7. Pengabaian. Berperilaku seolah-olah yang lain tidak hadir atau tidak ada. Penolakan untuk berbicara atau mengakui yang lain, atau budaya mereka (termasuk ethnocide).
8. Pelecehan (harassment), perilaku yang disengaja untuk mengintimidasi dan merendahkan orang lain, sering dimaksudkan sebagai sarana memaksa mereka keluar dari organisasi, komunitas atau kelompok tertentu.
9. Gertakan (bullying): Penggunaan superioritas kapasitas fisik atau angka yang lebih besar untuk mempermalukan orang lain atau menghalangi mereka dari properti atau status.
10. Pengusiran (expulsion): pengusiran secara resmi atau dengan paksa, mengusir atau menolak hak masuk atau kehadiran di sebuah tempat, kelompok sosial, profesi atau tempat kegiatan
31. Bruce A. Robinson, Religious Intolerances: An Introduction, Canada: Ontario Consultants on Religious Tolerance, http://www.religioustolerance.org/relintol1.htm, diakses 20 Desember 2011
32. Unesco, Tolerance: the threshold of peace A teaching / learning guide for education for peace, human rights and democracy (Paris: Unesco, 1994), 16
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201417
kelompok tertentu terjadi, termasuk di mana kelangsungan hidup mereka tergantung seperti tempat kerja, tempat tinggal, dan lain-lain.
11. Pengecualian (exclusion), menyangkal kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan atau berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat seperti dalam kegiatan komunal tertentu
12. Segregasi (segregation), pemisahan paksa orang dari ras, agama atau jenis kelamin yang berbeda biasanya untuk merugikan satu kelompok tertentu (termasuk apartheid).
13. Penindasan (repression), pencegahan kuat dari penikmatan HAM.14. Penumpasan (destruction), keterpencilan, kekerasan fisik, penghapusan dari daerah mata
pencaharian, bersenjata penyerangan dan pembunuhan (termasuk genosida).
Sebagai sebuah “gejala”, intoleransi pada ujungnya bisa meledak dalam bentuk tindakan-tindakan serius dalam konteks pelanggaran HAM. Tindakan itu antara lain seksisme, rasisme, etnosentrime, antisemitis, fasisme, senofobia, imperialisme, ekspolitasi, atau represi keagamaan.33
Meskipun demikian, beberapa hal yang tidak termasuk dalam kategori intoleransi keagamaan (not constitute religious intolerance) adalah; 1) memperdebatkan atau melakukan kritik atas klaim keagamaan tertentu, seperti mengkritisi tentang asumsi kesesuaian ajaran dengan konsep tertentu atau klaim keunggulan satu agama atas yang lain; 2) mengecam atau melarang tindakan-tindakan ilegal; 3) menolak klaim sebuah gerakan “atas nama agama” jika terdapat bukti yang cukup bahwa agama dalam kasus tersebut hanya dijadikan sebagai kedok belaka (politisasi agama tertenu).34
b. Ujaran Kebenciaan (Hate Speech) atas Dasar Agama
Pasal 20 20 (2) ICCPR, ujaran kebencian (hate speech) didefinikan sebagai “segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan.”
Article 19, organisasi yang didirikan pada 1987 untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi, menggrasikan sekaligus mendefiniskan empat kata kunci dalam ujaran kebencian.35 Pertama, kebencian (hatred), yakni sebuah kondisi pikiran atau mental yang dicirikan dengan emosi kuat dan irasional dari perasaan yang dikategorikan penghinaan, permusuhan, dan ketidaksukaan besar terahadap kelompok sasaran tertentu. Kedua, diskriminasi, yakni setiap pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau preferensi berdasarkan ras, jenis kelamin, etnis agama, keyakinan, cacat, usia, orientasi seksual, bahasa politik atau pendapat lainnya, asal nasional atau sosial, kebangsaan, kekayaan, kelahiran atau status warna kulit lainnya, yang memiliki tujuan atau efek meniadakan atau mengurangi pengakuan, penikmatan, pelaksanaan, pada pijakan yang sama, hak asasi manusia dan kebebasan fundamental di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, atau kehidupan publik lainnya.
33. Definisi bentuk-bentuk intoleransi itu bisa dibaca lebih jauh dalam Unesco, Tolerance: the threshold of peace ..., 2034. “Religious Intolerance”, http://www.sacbrant.ca/religious_oppression.asp, diakses 2 Januari 201435. Article 19, “Towards an interpretation of article 20 of the ICCPR: Thresholds for the prohibition of incitement to hatred
Work in Progress.” Kajian yang disipakan untuk pertemuan ahli regional tentang Pasal 20 yang digelar Kantor Dewan Komisi HAM di Vienna, 8-9 February 2010, 7-8 bisa diakses pada http://www.ohchr.org/Documents/Issues/Expression/ICCPR/Vienna/CRP7Callamard.pdf (diakses 16 Desember 2012). Kriteria ini juga dipakai dalam buku panduan yang dibuat ILRC. Lihat 7-8 Pultoni, dkk, Panduan Pemantauan: Tindak Pidana Penodaan Agama dan Ujaran Kebencian atas Dasar Agama (Jakarta: ILRC, 2012) 56-57
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201418
Ketiga, kekerasan, yaitu penggunaan sengaja kekuataan fisik atau kekuasaan terhadap orang lain, atau terhadap kelompok atau komunitas, baik menghasilkan atau memiliki kemungkinan besar mengakibatkan cidera, kematian, penderitaan psikologis, kegagalan melakukan pembangunan atau penghilangan hak asasi manusia lainnya. Keempat, permusuhan (hostility) sebagai wujud tindakan–bukan hanya suatu keadaan pikiran, tetapi juga menyiratkan sebuah keadaan pikiran ditindaklanjuti. Permusuhan manifestasi kebencian –bahwa permusuhan merupakan wujud dari emosi kuat dan irasional dari perasaan yang dikategorikan sebagai penghinaan, permusuhan, dan kebencian terhadap kelompok sasaran tertentu.36
Tindakan ujaran kebencian ini merupakan tindakan yang tak perlu membuktikan adanya terjadinya sebuah praktik diskriminasi, permusuhan atau kekerasan sebagai akibat dari tindakan tersebut. Sebab larangan ini dibuat justru untuk menghindari unsur-unsur tersebut. Berbeda dengan hate crime.
36. Kriteria ini juga dipakai dalam buku panduan yang dibuat ILRC. Lihat 7-8 Pultoni, dkk, Panduan Pemantauan: Tindak Pidana Penodaan Agama dan Ujaran Kebencian atas Dasar Agama (Jakarta: ILRC, 2012) 56-57
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201419
BAGIAN III
TEMUAN-TEMUAN
A. Trend Regulasi Keagamaan tahun 2014
Di penghujung pemerintahan SBY, trend regulasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Pergantian pejabat Kemenag di akhir pemerintahan tidak banyak membantu mengarahkan kepada trend keberagamaan yang positif mengingat hanya memakan waktu sekitar tiga bulan. Tanpa menafikan profil Lukman Hakim Saifuddin yang progresif, kebijakan SBY dalam ranah KBB selama 10 tahun belakangan ini memang tidak menggembirakan.
Pemerintah pusat tidak banyak mendayagunakan kekuasaannya untuk memajukan KBB. Pada satu masa, SBY memilih mendelegasikan kekuasaannya kepada kepala daerah ketika terjadi perselisihan menyangkut IMB di HKBP Filadelfia dan GKI Taman Yasmin. Pada kasus lainnya, kepala daerah tidak ditegur karena mengabaikan perkara semacam ini. Setelah dihentikan proses pembangunan Masjid Nur Musafir di Batuplat Kupang oleh Walikota Kupang dengan alasan perizinan, hingga saat ini masjid tersebut tidak kunjung diteruskan pembangunannya. Pemerintah Kota Kupang juga membiarkan ketidakjelasan nasib umat Islam di Kupang. Hal demikian berlaku pada GKI Taman Yasmin dan HKBP Filadelfia. Bahkan, kedua jemaat ini yang sudah lama melaksanakan rumah ibadah di seberang istana presiden tidak pernah disapa atau diajak bicara.
Pada ranah lainnya, SBY melakukan pembiaran terhadap regulasi yang meminggirkan kelompok minoritas semacam Ahmadiyah dan Syiah. Kebijakan semacam ini juga dilakukan kepada kelompok minoritas lainnya yang secara sosial-politik berada di wilayah pinggiran. Aliran Khalwatiyah di Makassar dilarang karena sesat dan polisi mendukung. Polisi yang tidak dilantik untuk mengurusi satu golongan saja ternyata memberikan pemihakan pada satu golongan masyarakat yang dominan.
Kebijakan ini bukan saja menyangkut persoalan ibadah atau rumah ibadah, tetapi bersangkut paut dengan hak sipil lainnya. KUA misalnya menolak menikahkan pasangan
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono - (Foto RUMGAPRES)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201420
Ahmadiyah kecuali mereka menyatakan bertaubat, memeluk Islam arus utama. Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Jalaksana Kuningan menolak menikahkah warga Ahmadiyah dengan alasan Ahmadiyah adalah aliran sesat. Mereka baru bersedia menikahkan warga Ahmadiyah jika mereka bersedia menandatangani surat pernyataan keluar dari Ahmadiyah.
Pada kasus lainnya, persoalan ini berujung juga pada kebijakan KTP. Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Kuningan hingga saat ini belum memberikan e-KTP kepada ratusan warga Ahmadiyah Manislor, Kuningan. Padahal warga di desa-desa lain sudah hampir semuanya mendapat e-KTP. Kepala dinas beralasan mendapat tekanan dari ormas Islam di Kuningan, terkait identitas Islam dalam KTP warga Ahmadiyah. KTP ini melambangkan jangkauan kewarganegaraan kita sekaligus cakupan hak yang bisa dinikmati selaku warga negara. Minus KTP, kita kesulitan mengakses hak sosial-politik bahkan sosial budaya.
Pengungsi Ahmadiyah di Transito Lombok tidak bisa memilih, sebagaimana halnya tidak menerima bantuan pemerintah, yang mewajibkan KTP sebagai persyaratan utama. Pada aras ini, soal KBB juga menyangkut pelayanan publik. Penganut Sapta Darma pada akhirnya dimakamkan di rumah sendiri ketika warga mayoritas menolak jenazahnya di makamkan di pekuburan umum di Brebes. Tesisnya, mereka yang mendapat diskriminasi dalam KBB akan menerima dampak yang hampir sama dalam ranah pelayanan publik.
Kebijakan soal pakaian juga masih bermasalah. Pemerintah di beberapa daerah masih menerapkan kewajiban jilbab bagi muslimah sebagai indikator penilaian kinerja dan moral. Di sisi lain sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari wacana pemakaian jilbab oleh Polwan di institusi kepolisian. Aturan kepolisian yang mengatur tentang seragam belum dikeluarkan, sehingga menghambat aspirasi pemakaian jilbab bagi anggota Polwan yang beragama Islam. Pada saat yang sama, pemerintah tidak melakukan tindakan apapun ketika Qanun Jinayat disahkan yang berpotensi melemahkan minoritas, bahkan perempuan muslimah.
Ini merupakan ironisme tersendiri. SBY secara langsung dan tidak langsung melanggengkan intoleransi, di saat yang bersamaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2015 –sebagai bagian dari Rencana Jangka Menengah Nasional 2015-2019—yang dirancangnya untuk pemerintahan baru menekankan perlunya politik toleransi. Dalam Buku II RKP ditekankan pentingnya keadilan berupa penghapusan diskriminasi di segala aspek. Namun begitu, RKP yang disusun ini justru belum mencerminkan semangat tersebut.
Fenomena “kelompok-kelompok sempalan” sebagai problem yang harus direspons pemerintah menjadi salah satu buktinya. Ini menunjukan negara masih ingin mengurus agama dan keyakinan warga negara. “Paradigma kerukunan” yang bersifat top down era Orde Baru juga masih menjadi salah pendekatan dalam mengembangkan kehidupan keagamaan.
Paradigma tersebut sayangnya masih digunakan dalam Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 pemerintah Jokowi. Padahal salah satu aspek yang ditojolkan dalam Nawacita adalah jaminan perlindungan kebebasan beragama.
Aspek keadilan ini juga pernah ditekankan pada waktu yang lain. Pada kesempatan pidato di depan umat Konghucu pada Februari 2006, SBY menyatakan sebagai berikut:
“Di negeri kita, kita tidak mengenal istilah, saya ulangi, kita tidak mengenal agama yang diakui atau tidak diakui oleh negara. Prinsip yang diakui oleh Undang-Undang Dasar kita adalah, negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201421
masing-masing, dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Negara tidak akan pernah mencampuri ajaran sesuatu agama karena masalah itu berada di luar jangkauan tugas dan kewenangan negara. Tugas negara adalah memberikan perlindungan, pelayanan, dan membantu pembangunan dan pemeliharaan sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan agar menjadi pemeluk yang baik.”
B. Pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan
Peristiwa Pelanggaran
Peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan sepanjang tahun 2014 berjumlah 158 peristiwa dengan 187 tindakan. Dari jumlah tersebut, 80 peristiwa melibatkan 98 aktor negara; sementara 78 peristiwa melibatkan 89 aktor non-negara.
Grafik 1 Jumlah Peristiwa dan Jumlah Tindakan
Dibanding tahun 2013, peristiwa pelanggaran KBB tahun ini menurun sebanyak 42 persen. Tahun 2013, jumlah pelanggaran sebanyak 245 peristiwa. Jumlah ini juga turun 12 % dibanding 2012.
Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Negara
Pelaku
Dari sisi pelaku, aktor negara terbanyak melakukan pelanggaran adalah kepolisian dengan 25 pelaku; dan pemerintah kabupaten dengan 18 pelaku. Fakta ini tidak berbeda dengan tahun
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201422
2013 dimana trend pelaku terbanyak melibatkan kepolisian dan pemerintah kabupaten/kota. Pelaku lain yang juga tinggi adalah pengadilan dan aparat desa atau kelurahan masing-masing delapan pelaku; sementara pelaku dari aparat kecamatan dengan enam pelaku.
Grafik 2. Peta Pelaku Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Negara
Bentuk tindakan
Bentuk-bentuk pelanggaran KBB yang dilakukan aktor negara paling banyak berupa tindakan menghambat/melarang atau menyegel rumah ibadah: 17 peristiwa; disusul tindakan kriminalisasi atas dasar agama sebanyak 14 peristiwa. Bentuk lain yang juga tinggi adalah diskriminasi atas dasar agama serta melarang atau menghentikan kegiatan keagamaan masing-masing 12 peristiwa.
Grafik 3. Bentuk-bentuk Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Negara
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201423
Korban
Dari sisi korban tindakan pelanggaran KBB oleh negara, kami membagi menjadi dua kategori: Pertama, kategori korban kelompok/grup; Kedua, kategori korban individu. Dari kategori korban kelompok, paling banyak dialami jemaat atau bangunan gereja Kristen dan Katholik, dengan 21 korban. Tren ini sama dengan tahun 2013 di mana gereja juga menjadi korban tertinggi. Korban berikutnya yang juga tinggi adalah pimpinan atau anggota JAI dengan 13 korban.
Adapun jumlah korban dari kategori individu paling banyak dialami pimpinan dan anggota syiah dengan 235 korban; berikutnya pimpinan atau anggota aliran yang dituduh sesat dengan 42 korban.
Tabel 3. Jumlah Korban Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Negara
NO KORBAN GRUP INDIVIDU1 PIMPINAN / ANGGOTA JAI 13 2 JEMAAT / GEDUNG GEREJA KRISTEN / KATOLIK 21 3 PIMPINAN / ANGGOTA SYIAH 1 2354 PELAJAR 3 5 PIMPINAN / ANGGOTA ALIRAN DITUDUH SESAT 11 426 ARTIS 17 LSM 1 8 PENGURUS / BANGUNAN MASJID 6 29 PEREMPUAN PEKERJA DI KEPOLISIAN 2
10 PESANTREN 1 11 ANGGOTA LDII 212 JEMAAT SALAFI 1 13 WARGA / KLP. KEAGAMAAN MINORITAS 4 14 PENGELOLA MEDIA 1
JUMLAH 64 283
Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Non-Negara
Pelaku
Sementara pelaku dari aktor non-negara paling banyak warga tidak menamakan diri 21 pelaku; massa atau orang yang menggunakan atribut FPI 12 pelaku; Forum Jihad Islam (FJI) sembilan pelaku; MUI delapan pelaku, Forum Umat Islam dan gabungan ormas masing-masing tujuh pelaku.
Tabel 4. Jumlah Pelaku Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Non-Negara
NO PELAKU NON NEGARA KLP INDIVIDU1 MUI 7 12 FPI 12 3 GABUNGAN ORMAS 7 4 TOKOH POLITIK/TOKOH AGAMA 25 MASSA TIDAK MENAMAKAN DIRI 19 26 PERUSAHAAN 2
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201424
7 LPAS 1 8 LPI 1 9 GEMPAR 1
10 FUI 7 11 JAT 1 12 ANSHORUSSYARIAH 1 13 PESANTREN 1 14 FJI 9 15 ALIANSI HINDU MUDA INDONESIA 1 18 JAMAAH TABLIGH 1 17 MIUMI 118 GAPAS 1 19 GEMPA 4 20 MSRG 1 21 ALMANAR CIREBON 22 PENGELOLA SEKOLAH 1 23 LASKAR MUJAHIDIN MEDAN 1 24 MPI 1 25 PENGGUNA MEDIA SOSIAL 1 26 FMAS 2
TOTAL 83 6
Bentuk Tindakan
Adapun bentuk tindakan pelanggaran KBB yang melibatkan aktor non-negara paling tinggi adalah serangan fisik atau perusakan properti 16 peristiwa; kemudian penyebaran kebencian 15 peristiwa; tindakan penyesatan terhadap kelompok lain 10 peristiwa. Tindakan lain yang juga tinggi adalah intimidasi dan ancaman kekerasan serta pembatasan atau pelarangan kegiatan keagamaan masing-masing sembilan peristiwa.
Grafik 4. Bentuk-bentuk Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Non-Negara37
37. Kriteria yang digunakan dalam melakukan analisis tersebut antara lain adalah relaki kuasa dimana suatu perbuatan ter-golong sebagai pelanggaran HAM apabila pihak yang dikuasasi nyata-nyata lebih lemah dari pihak yang menguasasinya. Kriteria kedua, apakah pada peristiwa yang terjadi terdapat unsur kekerasan baik verbal maupun pisik. Unsur ketiga,
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201425
Korban
Sementara korban dari pelaku non-negara, dari kategori kelompok korban paling banyak dialami oleh kelompok atau aliran yang diduga sesat dengan 12 korban; kemudian jemaat Kristen dan Katholik sembilan korban; dan pimpinan dan anggota JAI dengan enam korban.
Berikutnya dari kategori individu paling banyak dialami artis dan publik figur dengan 11 korban; diikuti individu yang dituduh sesat tujuh korban; dan masyarakat umum tiga korban.
Tabel 5. Peta Korban Pelanggaran dan Intoleransi oleh Aktor Non-Negara
NO KORBAN KLP IND
1 GEREJA 5
2 PELAJAR 1
3 KLP / ALIRAN DITUDUH SESAT 12 7
4 MTA 1
5 PONDOK PESANTREN 1
6 LEMBAGA / WARGA SYIAH 7
7 PURA 1
PENGANUT KEPERCAYAAN 1
8 UMAT BAHA’I 1
9 PIMPINAN & ANGGOTA JAI 6
10 JEMAAT KRISTEN & KATOLIK 9 2
11 MEDIA RADIO 1
12 PENGURUS MASJID/MUSHALLA 3
13 PIMPINAN/ANGGOTA FPI 1
14 ARTIS & PUBLIC FIGUR 11
16 AKTIVIS LINTAS IMAN 1 2
17 WARTAWAN 1
18 MASYARAKAT UMUM 2 3
19 KARYAWAN PERUSAHAAN 2
TOTAL 52 29
Sebaran Wilayah
Dari segi sebaran wilayah peristiwa-peristiwa pelanggaran KBB, intoleransi dan diskrriminasi baik yang melibatkan aktor negara maupun non negara pada tahun 2014 ini paling banyak masih terjadi di Jawa Barat dengan total 55 peristiwa; diikuti DI Yogyakarta dengan 21 peristiwa; berikutnya Sumatra Utara dengan total 18 peristiwa; Jakarta 14 peristiwa; Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan masing-masing 10 peristiwa.
tiadanya hubungan antara kekerasan dan kekuasaan.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201426
Grafik 5. Jumlah Pelanggaran dan Intoleransi berdasarkan Sebaran Wilayah
Sebaran Waktu
Dari segi sebaran waktu, bulan Februari menjadi bulan tertinggi dengan total 30 peristiwa; berikutnya Mei dengan total 20 peristiwa; diikuti Januari dengan 16 peristiwa;. Dari grafik di bawah terlihat ada tren penurunan jumlah peristiwa apabila dibandingkan enam bulan pertama dengan enam bulan berikutnya.
Grafik 6. Jumlah Pelanggaran dan Intoleransi berdasarkan Sebaran Waktu
C. Kemajuan dan Praktek Baik
Selama tahun 2014 ini The Wahid Institute mencatat setidaknya ada lima kemajuan dan praktek baik jaminan kebebasan beragama dan toleransi di Indonesia, yaitu:
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201427
a) Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mewacanakaan Bahai sebagai agama yang memperoleh pelayanan dari negara sebagaimana agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dalam wacana yang sudah meluncur sejak 25 Juli 2014 ini, Menag beralasan bahwa Baha’i sudah masuk dalam nomenklatur hukum dalam UU PNPS No. 1 Th. 1965. Bahai disebut bersama dengan Taoisme dalam Undang-Undang ini di luar lima agama yang berhak mendapatkan pelayanan. Bahai disebut sudah ada sejak abad 17 – hingga abad 18. Dasar lainnya adalah Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 yang ayat 2-nya menyebutkan, bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan dasar semacam ini, Menag menyatakan bahwa Bahai berhak mendapat jaminan negara dan biarkan apa adanya sepanjang tidak melanggar ketentuan perundang-undangan.
b) Polisi menindak tegas FPI yang berbuat anarkhis menyusul bakal dilantiknya Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi presiden RI. Selama ini FPI terang-terangan menolak Ahok. Salah satu alasan yang dikemukakan FPI adalah fakta bahwa Ahok adalah seorang non-Muslim, padahal menurut FPI, syariat Islam melarang umat Islam dipimpin oleh orang kafir. FPI juga mempermasalahkan berbagai kebijakan Ahok yang dianggap menghina umat Islam, misalnya Instruksi Gubernur (InsGub) Nomor 67 Tahun 2014 tertanggal 17 Juli 2014 yang melarang penjualan dan penyembelihan hewan qurban di fasilitas umum, termasuk di halaman masjid, sekolah maupun trotoar. FPI menganggap Ahok besikap sewenang-wenang sehingga harus ditolak. Dalam aksinya mereka menggunakan senjata tajam, serta melempari petugas dengan kotoran sapi dan batu ketika berdemo di depan Balikota dan DPRD (03/10). Akibatnya 16 anggota kepolisian terluka dan harus dirawat di rumah sakit. Polisi segera menciduk 20 orang pendemo kemudian dilanjutkan dengan penangkapan yang dilakukan di markas FPI. Setelah diperiksa 1 x 24 jam penyidik Polda Metro Jaya menetapkan 21 orang sebagai tersangka ditambah satu tersangka yang buron. Habib Noval Bamukmin, koordinator lapangan yang berujung anarkhisme ini, menjadi buron hingga akhirnya menyerahkan diri.
c) Agenda kebebasan beragama mendapatkan posisi tersendiri dalam kampanye Pilpres 2014. Dalam buku visi-misi Jokowi-JK dijelaskan bahwa pasangan Capres-Cawapres ini berkomitmen terhadap sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan dalam 42
Demo FPI menentang Pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta (Foto MERDEKA.COM)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201428
prioritas utama. Salah satu di antaranya adalah “memberikan jaminan perlindungan dan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan serta melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama”. Pada cakupan yang lebih besar, pasangan ini memberi titik tekan soal intolerasi yang dipicu politik penyeragaman. Dalam hal ini, negara dinilai abai terkait penghormatan dan pengelolaan keragaman dan perbedaan yang menjadi karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Dengan momentum semacam ini, maka kebebasan beragama bukan lagi isu pinggiran sebagaimana Pilpres sebelumnya yang didominasi isu sosial-politik.
d) Wacana pengosongan kolom agama dalam KTP. Mendagri mewacanakan pengoloman kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi mereka yang tidak termasuk dalam enam agama yang mendapatkan pelayanan negara. Wacana ini ditujukan untuk mengakomodasi para pemeluk aliran kepercayaan yang tak beridentitas karena KTP hanya mengenal enam agama. Dengan cara semacam ini mereka tidak perlu mengisi kolom dengan agama atau keyakinan lain yang tidak diyakininya semata-mata karena perkara prosedural yang tidak bisa ditawar. Cara ini ditempuh untuk sementara waktu mengingat memasukkan agama atau keyakinan perlu perubahan kebijakan yang memerlukan waktu panjang. Wacana ini bertolak dari pandangan bahwa agama dan keyakinan adalah bagian dari hak asasi manusia (HAM). Kebijakan yang terkait ini sendiri adalah UU PNPS No 1/1965 tentang Penodaan Agama, UU No 1/1974 tentang Perkawinan, serta UU Administrasi Kependudukan No 23/2006 yang diubah menjadi UU No 24/2014 yang mengalami beberapa perubahan. Menag Lukman Hakim Saifuddin sendiri tidak bermasalah dengan wacana ini karena tujuannya bukan untuk penghapusan kolom agama.
e) Dilarang merazia dan menyegel aliran agama apapun. Kapolri Jenderal Sutarman menyatakan bahwa tahun depan tidak boleh lagi ada pengusiran, pemaksaan, penyegelan, dan kekerasan lain terhadap segala bentuk aliran keagamaan seperti dijamin pasal 29 UUD 1945. Jika tindakan semacam ini terjadi maka polisi wajib menindak tanpa kecuali. Kepolisian menekankan adanya ”perlindungan terhadap kelompok minoritas baik suku, agama, ras, dan antar golongan, harus dilakukan secara maksimal”.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201429
BAGIAN IV
ANALISIS
A. Mengapa Turun?
Jika dilihat sepanjang lima tahun terakhir, penurunan pelanggaran di tahun ini harus dilihat dari kelanjutan penurunan peristiwa di tahun sebelumnya. Sejak 2012, kenaikan pelanggaran sangat melambat dari tahun 2011 yang berjumlah 45%, menjadi 4%. Tahun 2013 turun 12%, dan turun lagi ke 40 % pada 2014.
Grafik 7. Jumlah Peristiwa dari tahun Ke tahun
Mengapa tahun ini jumlah peristiwa pelanggaran menurun? Tidak ada faktor dan jawaban tunggal menjawab pertanyaan penting ini. Ada beberapa kemungkinan yang bisa diajukan sebagai analisis dan perlu didalami lebih lanjut.
Pertama, momentum Pemilu Legislatif dan Presiden 2014 mendorong banyak pihak, khususnya kontestan pemilu berlomba-lomba menunjukan diri sebagai pihak yang pro terhadap isu-isu toleransi dan antikekerasan. Sebelumnya, Indonesia dicitrakan sebagai negara yang intoleran dan tidak ramah terhadap kelompok minoritas. Sikap ini kemungkinan berpengaruh kepada para pendukung kontestan untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan mereka. Di Pemilu presiden, isu “permurnian agama” yang ada dalam Manifesto Gerindra misalnya banyak dikritik sebagian masarakat. Termasuk juga rencana pengawasan kampanye negatif di masjid-masjid oleh tim sukses Jokowi banyak mendapat kritikan. Isu-isu kampanye negatif berbasis agama untuk dua calon presiden juga ikut menjadi perhatian publik.
Kedua, dalam konteks Pemilu Legislatif dan Presiden 2014, isu intoleransi tidak menjadi satu-satunya fokus utama berita-berita media massa (cetak, online, radio, dan televisi). Ini menyebabkan isu-isu kebebasan beragama/bereyakinan juga berkurang. Dalam laporan ini, berita-berita
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201430
media menjadi salah satu basis data pemantauan. Tentu saja ini tidak menafikan masih terjadi kasus-kasus penyebaran kebencian yang berkembang di media sosial, namun tidak direkam secara khusus.
Ketiga, gerakan masyarakat sipil dalam memantau, menyuarakan, dan mempublikasikan kasus-kasus pelanggaran KBB cukup berhasil membangun kesadaran publik. Masyarakat sipil itu tidak hanya korban, pegiat dan organisasi hak asasi manusia, tetapi juga tokoh dari organisasi-organisasi keagamaan, media massa, dan masyarakat umum. Tekanan dan kampanye di level internasional juga dinilai ikut mempengaruhi kualitas demokrasi Indonesia di dunia internasional. Kelompok-kelompok korban secara aktif menuntut pemerintah menyelesaikan kasus-kasus dan memenuhi hak mereka. Di antaranya melalui kegiatan ibadah rutin di depan istana dan yang dilakukan komunitas GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia bersama kelompok masyarakat sipil lain. Sobat KBB, komunitas korban yang dibentuk untuk menyuarakan korban, aktif menggelar kegiatan hingga ke sejumlah daerah.
Keempat, sebagian masyarakat mulai sadar jika kekerasan bukan jalan yang efektif untuk mengekspresikan penolakan sikap dan pandangan atau untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Citra intoleransi Indonesia mungkin membuat sebagian masyarakat bereaksi untuk untuk meyakinkan diri mereka apakah Indonesia sudah sedemikian parah. Padahal secara umum Indonesia diklaim negara yang toleran dan damai. Di sejumlah tempat ada gerakan-gerakan kritis menolak aksi kekerasan dan melakukan kampanye perdamaian.
Namun demikian tidak berarti penurunan angka ini menunjukkan gambaran penyelesaian mendasar masalah-masalah KBB seperti mencabut atau merevisi regulasi dan kebijakan yang diskriminatif dan bertentangan dengan konstitusi, termasuk adanya penegakan hukum yang adil dan fair. Hingga saat ini ratusan peraturan perundang-undangan yang diskriminatif di tingkat nasional dan lokal, belum dicabut atau direvisi. Tanpa pencabutan dan revisi, akar masalah tidak akan selesai.
Pemerintahan baru Jokowi-Kalla, agaknya memberi angin segar. Dalam visi-misi yang didaftarkan ke KPU –populer dengan istilah Nawacita—mereka berjanji “menghapus regulasi
Pawai perdamaian di International Day of Peace 2014, yang mengajak masyarakat Indonesia hidup damai dalam keberagaman (Foto THE WAHID INSTITUTE)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201431
yang berpotensi melanggar HAM kelompok rentan, termasuk perempuan, anak, masyarakat adat, dan penyandang disabilitas”. Kami berkesimpulan, kelompok rentan juga termasuk kelompok minoritas agama/keyakinan. Di samping itu mereka juga berjanji “memberikan jaminan perlindungan dan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan serta melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama”.
Tapi, janji tersebut masih harus betul-betul dibuktikan dan akan menjadi “utang” waisan bagi Jokowi-Kalla. Sejauh ini belum ada pernyataan langsung keduanya, paling tidak terkait tiga kasus penting: Ahmadiyah, Syiah, dan GKI Yasmin.
B. Langkah-Langkah Positif
Langkah-langkah positif pemerintah sepanjang 2014, baik yang dilakukan pemerintah SBY dan penerusnya, pemerintahan baru Jokowi, tentu saja akan memberi kontribusi positif dalam penyelesaian kasus-kasus KBB. Pernyataan dan langkah-langkah pejabat negara di tingkat nasional yang sejalan dengan semangat jaminan kebebasan beragama –seperti disebut dalam perkembangan positif—akan mempengaruhi cara pandang bawahan mereka hingga di tingkat daerah.
Strategi pendekatan pemerintah yang lebih terbuka dan melibatkan masyarakat sipil serta korban akan ikut memberi energi positif dalam mengatasi kasus-kasus KBB. Namun demikian, tanpa dibarengi langkah terobosan dan usaha-usaha mendasar, bagi sebagian publik menilai langkah-langkah tersebut dianggap sekedar pemanis. Terobosan dan langkah mendasar itu diarahkan pada pemenuhan tiga peran penting negara: pemenuhan (fulfill), perlindungan (protect) dan promosi (promote).
C. Regulasi Diskriminatif
Tiga jenis tindakan pelanggaran terbanyak yang dilakukan negara mengonfirmasi, salah satu akar masalah KBB terletak pada masih ber-lakunya regulasi-regulasi diskriminatif. Pertama, menghambat/melarang atau menyegel rumah ibadah terkait dengan Peraturan Bersama Dua Menteri; kriminalisasi atas dasar agama terkait dengan PNPS 1965 dan UU ITE, dan penghentian kegiatan keagamaan terkait dengan surat larangan aktivitas untuk kelompok tertentu. Dalam beberapa kali pertemuan dengan pemerintah, the Wahid Institute mencatat alasan bahwa bagaimanapun kebijakan itu merujuk pada peraturan peundang-
Jamaah GKI Yasmin merayakan Natal di depan istana negara (Foto TIM MEDIA GKI YASMIN)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201432
undangan yang masih berlaku. Langkah terobosan yang bisa dilakukan mau tidak mau adalah dengan menghapus dan atau merevisi peraturan perundang-undangan yang diskriminatif.
Tahun ini, masih dijumpai pula pelanggaran KBB dalam bentuk lahirnya kebijakan-kebijakan yang tidak memiliki dasar hukum dan lebih sebagai bias penafsiran penyelenggara negara, terutama dalam soal layanan publik. Misalnya, penolakan petugas pembuatan KTP untuk mengosongkan kolom agama komunitas Kaharingan di Kalimantan Tengah. Sebelumnya, mereka terpaksa mengisi kolom agama mereka dengan Hindu dan sekarang ini ingin mengosongkan kolom agama tersebut. Padahal UU Adminduk membolehkan mereka mengosongkan agama mereka. Begitupun tindakan KUA Singaparna Jawa Barat yang membuat kebijakan mewajibkan jemaah Ahmadiyah menandatangani pernyataan keluar dari Ahmadiyah jika pernikahan mereka ingin dicatatkan. Kebijakan KUA ini tidak memiliki pijakan hukum.
D. Ancaman Penyebaran Kebencian
Tidak seperti tahun-tahun lalu, tahun ini tindakan “penyebaran kebencian” yang dilakukan aktor non-negara merangkak naik ke posisi kedua: 13 tindakan. Pada 2012, penyebaran kebencian menempati posisi ke delapan. Tahun 2013 naik ke urutan ke lima.
Dalam banyak kasus kekerasan, pola umum yang muncul biasanya diawali dengan kasus-kasus penyebaran kebencian dan memuncak dalam bentuk serangan dan kekerasan fisik. Ini juga perlu menjadi perhatian serius pemerintah Jokowi-Kalla. Dalam kasus ini, Jokowi berada dalam pusaran kasus-kasus penyebaran kebencian. Ia korban dari tindakan penyebaran kebencian dalam masa-masa kampanye di media sosial dan cetak. Salah satunya kasus Obor Rakyat. Tindakan penyebaran kebencian, setidaknya dalam kasus Pilpres lalu, bagaimanapun cukup efektif menjadi alat politisasi.
E. Aktor Pelanggaran Terbanyak
Posisi kepolisian dan pemerintah kabupaten/kota yang masih menjadi aktor negara terbanyak yang melakukan pelanggaran bisa dilihat dalam beberapa hal. Kedua lembaga ini adalah institusi terdepan dalam pelayanan publik. Sehingga peluang dicatat dan dilaporkan lebih sering dibanding dengan institusi lain. Ini juga bisa menunjukan, aparat di kedua institusi ini masih belum maksimal dalam menjalankan prinsip-prinsip layanan publik yang non-diskriminatif.
Posisi aktor non-negara yang melanggar KBB juga tidak banyak berubah. Posisi pertama masih ditempati kelompok warga tidak menamakan diri dan FPI. Fakta ini tentu harus menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan aparat penegak hukum dalam penegakan hukum yang fair dan adil. Bisa dikatakan, dengan tidak besarnya perubahan posisi pelaku, menunjukan belum cukup adanya efek jera bagi para pelaku kekerasan.
F. Korban Penyesatan
Tahun ini, korban terbanyak dari tindakan pelanggaran oleh aktor non-negara bergeser ke individu dan kelompok yang dituding sesat. Aktor non- negara menempatkan mereka sebagai
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201433
korban pertama yang terbanyak. Padahal, pada 2013, mereka yang disesatkan menempati posisi keempat sebagai korban. Tidak beda jauh, aktor negara di tahun ini juga menempatkan mereka sebagai korban terbanyak kedua setelah komunitas gereja tahun ini. Posisi itu tidak berubah dibanding tahun 2013.
Data ini memberi pesan penting bahwa kasus-kasus penyesatan menjadi isu penting yang harus menjadi perhatian negara. Ini juga menunjukan, bahwa negara masih ikut menjadi pelaku menentukan apakah seseorang atau sekelompok orang sesat atau tidak. Negara tampak mengafirmasi tindakan penyesatan yang dilaukan warga negara. Tindakan negara ini jelas bertentangan dengan konstitusi dan instrumen HAM internasional yang sudah diratifikasi.
G. Daerah-daerah Intoleran
Sepanjang 2009-2014, laporan the Wahid Institute mencatat provinsi tertinggi terjadi kasus-kasus pelanggaran masih ditempati Jawa Barat. Tampaknya ini terjadi karena belum adanya kinerja serius dan mendasar yang dilakukan pemerintah untuk menekan. Kasus-kasus yang meningkat tahun ini di provinsi itu adalah pelarangan dan penyegelan gereja, di samping kasus-kasus penyesatan.
Baru pertama kali pada tahun 2014 ini DI Yogyakarta menjadi daerah dengan jumlah pelanggaran dan intoleransi tertinggi kedua. Fakta ini perlu menjadi perhatian karena daerah ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu wilayah paling toleran di Indonesia.
Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi baru tempat terjadinya pelanggaran KBB cukup tinggi. Tingginya angka tersebut karena peristiwa yang tejadi berulang-ulang, yakni kriminalisasi Ahmad Arifin (pimpinan pengajian Ihya Ulumudin, Medan) yang dituding menodai agama.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201434
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201435
BAGIAN V
REKOMENDASI
Dari temuan dan analisis di atas, The Wahid Institute merekomendasikan:
A. Kepada Pemerintah dan DPR:
1. Mendesak Pemerintah dan DPR agar melaksanakan fungsi pemantauan, pengawasan dan evaluasi secara lebih ketat terhadap pelaksanaan UU Pemerintah Daerah khususnya dalam kaitannya dengan intervensi sejumlah pemerintah daerah terhadap urusan beragama masyarakat yang mana hal tersebut merupakan wewenang pemerintah pusat.
2. Mendesak pemerintah dan DPR agar merevisi atau mencabut sejumlah peraturan perundang-undangan baik di pusat maupun daerah yang melanggar hak dan kebebasan beragama/berkeyakinan dan diskriminatif, antara lain:
a. Undang-undang No. 1 PNPS tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama.
b. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukanc. Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
d. Peraturan Bersama Menteri No. 9 dan No. 8 tahun 2006 Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.
e. Berbagai Peraturan Daerah tentang Pelarangan Aktifitas Ahmadiyah.f. Qanun-qanun terkait Syariat Islam di Aceh.
3. Mendesak pemerintah dan DPR agar segera menyusun undang-undang tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan untuk memperkuat jaminan perlindungan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan kepada seluruh rakyat Indonesia.
4. Khusus kepada Presiden Joko Widodo, agar segera merealisasikan janji-janji untuk menegakkan konstitusi dan menjamin setiap warga negara terlindungi hak dan kebebasannya dalam beragama. Kami meminta presiden untuk membuktikan komitmen dan janji tersebut dengan menyelesaikan kasus-kasus;
a. Pemulangan pengungsi warga Syiah Sampang dari tempat pengungsian di Surabaya Jawa Timur.
b. Pemulangan warga Ahmadiyah Lombok dari tempat pengungsian di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
c. Kasus Masjid Nur Musafir di Batuplat, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.d. Kasus Mushalla Assyafiiyah di Kota Denpasar, Bali.e. Kasus GKI Taman Yasmin Bogor, Jawa Barat.f. Kasus penyegelan gereja-gereja di Aceh Singkil.g. Kasus gereja HKBP Filadelfia di Bekasi Jawa Barat.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201436
5. Mendesak pemerintah dan DPR agar terus memperkuat peran masyarakat sipil dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan jaminan hak beragama di Indonesia. Penguatan tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan regulasi yang melindungi peran dan keberadaan mereka sebagai pendamping masyarakat dan mitra pemerintah.
B. Kepada Aparat Kepolisian
6. Agar meningkatkan profesionalisme dan netralitas aparat kepolisian dalam menangani pelanggaran kebebasan beragama dan intoleransi. Mendesak kepolisian untuk lebih tegas dalam penegakan hukum terhadap siapapun yang melakukan pelanggaran apapun agama dan keyakinannya. Kami juga mendesak kepolisian agar tidak lagi menggunakan alasan demi menjaga ketertiban namun pada saat yang sama “mengorbankan” hak dan kebebasan beragama kelompok minoritas.
C. Kepada Lembaga Yudikatif
7. Mendesak pengadilan dan Mahkamah Agung agar lebih serius menegakkan hukum, melindungi kelompok minoritas. Kami juga mendesak agar institusi peradilan tidak lagi tunduk kepada tekanan sebagian masyarakat yang selama ini cenderung menjadikan minoritas dan pihak yang lemah yang justru dikriminalisasi. Sebagai penjaga kedaulatan hukum, peradilan tidak boleh ragu dalam menerapkan hukum kepada siapapun apapun agama dan keyakinannya.
D. Kepada Komnas HAM
8. Agar melakukan penyelidikan terhadap berbagai dugaan pelanggaran HAM dalam kasus pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan dan diskriminasi di berbagai wilayah. Kami mendesak Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikan tersebut kepada publik sebagai konsekuensi atas hak untuk tahu bagi masyarakat.
9. Mendesak Komnas HAM meningkatkan pendidikan HAM bagi aparatur pemerintah baik pusat maupun daerah.
E. Kepada Organisasi Keagamaan
10. Mendesak organisasi-organisasi keagamaan untuk terus meningkatkan sikap toleransi dan penghormatan hak beragama kepada pengikutnya serta menghindarkan diri dari tindakan persekusi kepada kelompok lain yang berbeda keyakinan, mencegah tindak kekerasan kepada kelompok lain baik secara pisik maupun dalam bentuk penyebaran kebencian.
11. Agar para pemimpin organisasi keagamaan terus mendorong dialog-dialog yang produktif membangun toleransi dan menghormati perbedaan.
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201437
Jika Anda menemukan Harmoni antar Umat Beragama atau Pelanggaran Kemerdekaan Beragama. SMS dan Lapor
0821 -2000 – 1900Atau email ke:
info @pantaukbb.org
FORMAT
KBB#WAKTU KEJADIAN#LOKASI (Kelurahan/Desa, Kecamatan & Kota/Kabupaten)#Pihak2 yang Terlibat dengan Deskripsi
CONTOH 1
KBB#31/12/14#Cisoko, Cisurai,Bogor#Jamaah saya dilarang mendirikan rumah ibadah di Kota itu
CONTOH 2
KBB#31/12/14#Blimbing,Malang# Pemimpin Masjid Agung Jami Kota Malang meminta maaf kepada pimpinan GPIB karena kegiatan salat Idul Adha di masjid itu menyebabkan Kebaktian
gereja tertunda
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201438
DUKUNG KAMI
Anda bisa mendukung visi dan program-program WI melalui aksi:
• Informasikan kasus-kasus kekerasan, intoleransi, dan diskriminasi berbasis agama, budaya dan ras yang anda temui dan jumpai kepada kami
• Membantu kami menyebarkan pesan damai dan toleransi ke kalangan terdekat• Membantu korban kekerasan, intoleransi, dan diskriminasi dengan dukungan moral dan sosial
Bekerja Bersama Kami
• Berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan projek-projek the Wahid Institute• Diskusikan gagasan dan ide-ide anda bagaimana menyebarkan pesan-pesan toleransi dan
perdamaian• Kerjasama program dengan organisasi, komunitas, perusahaan anda atau membangun
program bersama
DONASI
Anda bisa berdonasi untuk berpartisipasi dalam
• Dompet Gus Dur untuk Kemanusiaan demi membantu korban bencana alam• Beasiswa Riyanto demi membantu kami menambahkan satu atau lebih penerima manfaat
beasiswa• Pengembangan ekonomi akar rumput untuk membantu lebih banyak lagi kelompok-
kelompok masyarakat yang kuat dan sejahtera• Proyek dan program-program lain
Donasi dapat dikirim ke
Yayasan lembaga Abdurrahman Wahid Bank Mandiri Cabang Bidakara A/C : 070.00.0468962.1
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201439
Pesan untuk presiden (Foto TIM MEDIA GKI YASMIN)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201440
Mat
riks
1 P
elan
ggar
an, I
ntol
eran
si d
an D
iskr
imin
asi
Akt
or N
egar
a1.
Ja
nuar
i
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
1U
paya
krim
inal
isas
i te
rdug
a se
sat
Uni
t Tin
dak
Pida
na Te
rten
tu (T
ipite
r) S
at R
eskr
im
Polre
sta
Med
an .
Pem
erik
saan
itu
terk
ait l
apor
an
Foru
m U
mat
Isla
m (F
UI)
Sum
ater
a U
tara
ke
Polre
sta
Med
an, t
ertu
ang
dala
m S
TTLP
/320
3 /
XII/2
013/
SPKT
RES
TA M
EDA
N, R
abu
11 D
esem
ber
2013
lalu
. Men
dala
mi k
asus
dug
aan
peni
staa
n ag
ama
deng
an m
emer
iksa
Sye
kh M
uda
Ahm
ad
Arifi
n.
3 Ja
nuar
iPo
lrest
a M
edan
Su
mat
ra U
tara
Polre
sta
Med
anSy
ekh
Ahm
ad
Arifi
n da
n Se
mbi
lan
peng
ikut
nya
2Pe
lara
ngan
jilb
ab
bagi
sis
wi d
i Bal
iA
nita
, sis
wi k
elas
XI S
MA
N 2
Bal
i dila
rang
m
engg
unak
an ji
lbab
ole
h ke
pala
sek
olah
nya.
Pe
ristiw
a in
i ter
jadi
saa
t diri
nya
men
giku
ti pe
laja
ran
baha
sa d
aera
h Ba
li, 7
Janu
ari 2
014.
Saa
t itu
gur
u ba
hasa
tida
k ha
dir.
Kepa
la s
ekol
ah, (
Drs
. Ke
tut S
unar
ta) m
asuk
dan
hen
dak
mem
berik
an
nasi
hat k
epad
a si
swa
dan
sisw
i di k
elas
ters
ebut
. Se
tela
h m
elih
at A
nita
yan
g m
engg
unak
an ji
lbab
, di
a m
enan
yaka
n al
as a
n ia
ber
paka
ian
sepe
rti i
tu
(ber
jilba
b), l
alu
kepa
la s
ekol
ah te
rseb
ut m
emin
ta
Ani
ta d
atan
g ke
ruan
gan
kepa
la s
ekol
ah. D
i da
lam
ruan
gan
ters
ebut
san
g ke
pala
sek
olah
m
enan
yaka
n ap
akah
pen
ggun
aan
lam
bang
O
SIS
akan
kel
ihat
an k
alau
men
ggun
akan
jilb
ab?
Kem
udia
n A
nita
men
jaw
ab b
isa
deng
an s
edik
it m
enga
ngka
t jilb
abny
a, n
amun
kep
ala
seko
lah
teta
p tid
ak m
engi
jinka
n. Ji
ka m
asih
teta
p in
gin
men
ggun
akan
jilb
ab, A
nita
dik
atak
an le
bih
baik
pi
ndah
sek
olah
.
7 Ja
nuar
iSM
AN
2 Ja
lan
P.B. S
udirm
an,
Den
pasa
r, Ba
li
Kepa
la S
MA
N 2
D
enpa
sar B
ali
Sisw
i mus
lim
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201441
3Pe
nyes
atan
da
n up
aya
pem
buba
ran
Tarik
at S
aman
iyah
Foru
m K
oord
inas
i Pim
pina
n D
aera
h (F
KPD
) Plu
s Ko
ta M
edan
men
yata
kan
duku
ngan
nya
atas
Fa
twa
MU
I Sum
ut y
ang
men
yata
kan
kebe
rada
an
Tarik
at S
aman
iyah
di J
alan
Kar
ya B
akti,
Kel
urah
an
Pang
kala
n M
asyh
ur, K
ecam
atan
Med
an Jo
hor,
Kota
Med
an, m
enyi
mpa
ng. D
alam
per
tem
uan
mem
baha
s Tar
ikat
Sam
aniy
ah d
i Bal
aiko
ta
Med
an, J
alan
Mau
lana
Lub
is, M
edan
, Kam
is
(16/
1/20
14).
16 Ja
nuar
iM
edan
Sum
atra
U
tara
Foru
m K
oord
inas
i Pi
mpi
nan
Dae
rah
(FKP
D) P
lus
Kota
M
edan
Tarik
at
Sam
aniy
ah
4Pe
nyes
atan
Tare
kat
Sam
aniy
ah d
i M
edan
Kapo
lrest
a M
edan
Kom
bes
Pol N
ico
Afin
ta K
aro-
karo
men
yata
kan
kebe
rada
an T
arik
at S
aman
iyah
ya
ng d
inila
i tel
ah m
enyi
mpa
ng d
ari a
jara
n Ag
ama
Isla
m s
ehin
gga
men
imbu
lkan
ker
esah
an
di m
asya
raka
t ser
ta a
gar t
idak
ber
kem
bang
le
bih
luas
lagi
. Kar
ena
lapo
ran
yang
mas
uk y
akni
te
ntan
g pe
nist
aan
agam
a Is
lam
, pel
eceh
an
seks
ual,
yang
dila
njut
den
gan
unju
k ra
sa
untu
k m
enye
gel d
an m
empr
oses
alir
an T
arik
at
Sam
aniy
ah y
ang
dini
lai t
elah
men
yim
pang
. D
alam
hal
ini p
ihak
kep
lolis
ian
sepa
kat d
enga
n Fa
twa
MU
I Med
an y
ang
mel
aran
g ke
bera
daan
Ta
rikat
Sam
aniy
ah.
16 Ja
nuar
iM
edan
Sum
atra
U
tara
Kapo
lrest
a M
edan
Ko
mbe
s Po
l. N
ico
Afin
ta K
aro-
karo
Tarik
at
Sam
aniy
ah
5Kr
imin
alis
asi a
rtis
ka
rena
dia
ngga
p m
enod
ai a
gam
a
Polre
s Ka
bupa
ten
Bogo
r, Ja
wa
Bara
t tel
ah
men
etap
kan
Jona
s Ri
vano
ata
s tu
duha
n FP
I ya
ng m
enila
i Jon
as te
lah
mel
eceh
kan
agam
a Is
lam
den
gan
dini
lai b
erpu
ra-p
ura
men
jadi
m
uala
f dem
i men
ikah
i Asm
irand
a, s
eora
ng
mus
lim. B
erka
s pe
mer
iksa
an s
udah
dis
erah
kan
ke K
ejak
saan
Neg
eri.
Polis
i men
jera
tnya
de
ngan
UU
Pen
ista
an A
gam
a N
amun
, ber
kas
ters
ebut
terp
aksa
dik
emba
likan
kar
ena
belu
m
leng
kap.
Hin
gga
kini
, kas
us in
i bel
um m
asuk
ke
peng
adila
n.
28 Ja
nuar
iBo
gor,
Jaw
a Ba
rat
Polre
s Ka
b. B
ogor
Jona
s Ri
vano
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201442
6H
imba
uan
pind
ah ib
adah
ol
eh K
esba
ngpo
l Ci
anju
r
Kake
sban
gpol
Cia
njur
mem
inta
jem
aat G
erej
a Pe
ntak
osta
di K
p. C
urug
Des
a Ci
biuk
, Kec
. Ci
ranj
ang,
Cia
njur
aga
r men
ghen
tikan
ibad
ah d
i ge
reja
nya
deng
an a
lasa
n ge
reja
ters
ebut
tida
k m
emili
ki iz
in te
mpa
t iba
dah.
Kak
esba
ngpo
l m
emin
ta a
gar j
emaa
t pin
dah
ibad
ah k
e ge
reja
ya
ng s
udah
ber
ijin.
22 Ja
nuar
iKp
. Cur
ug D
esa
Cibi
uk, K
ec.
Cira
njan
g, C
ianj
ur,
Jaw
a Ba
rat
Kake
sban
gpol
Ci
anju
rJe
maa
t Ger
eja
Pent
akos
ta
Cibi
uk
7Pe
nghe
ntia
n ib
adah
GG
P Kh
aris
Ci
anju
r
Cam
at C
ianj
ur m
elay
angk
an s
urat
him
baua
n ke
pada
Ger
eja
Ger
akan
Pen
tako
sta
Khar
is y
ang
berlo
kasi
di K
p. R
awa
Sela
ng, D
esa
Sind
ang
Jaya
, Ke
c. C
iranj
ang,
Cia
njur
unt
uk m
engh
entik
an
kegi
atan
ibad
ah d
i wila
yah
ters
ebut
den
gan
alas
an b
angu
nan
gere
ja b
elum
mem
iliki
izin
se
baga
i tem
pat i
bada
h. C
amat
mem
inta
aga
r je
maa
t GG
P Kh
aris
pin
dah
ibad
ah k
e ge
reja
lain
ya
ng te
lah
mem
iliki
izin
.
27 Ja
nuar
iKp
. Raw
a Se
lang
, D
esa
Sind
ang
Jaya
, Kec
. Ci
ranj
ang,
Cia
njur
, Ja
wa
Bara
t
Cam
at C
iranj
ang
GG
P Kh
aris
Ci
ranj
ang
2.
Febr
uari
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
8Pe
lara
ngan
jilb
ab
bagi
sis
wi m
uslim
di
Den
pasa
r
Hin
gga
saat
ini m
asih
terja
di p
elar
anga
n m
enge
naka
n jil
bab
bagi
sis
wi m
uslim
di
seju
mla
h se
kola
h ne
geri
di B
ali.
Di S
MA
N 5
D
enpa
sar,
mis
alny
a, d
i pap
an p
engu
mum
an
seko
lah
juga
terp
ampa
ng p
engu
mum
an y
ang
bert
ulis
kan
para
sis
wa
tidak
bol
eh m
enge
naka
n pe
nutu
p ke
pala
.
Febr
uari
Den
pasa
r Bal
iSM
AN
5 D
enpa
sar,
Bali
Sisw
i mus
lim
9Pe
lara
ngan
jilb
ab
bagi
sis
wi m
uslim
di
Sin
gara
ja
Sela
in d
i Den
pasa
r, pe
lara
ngan
jilb
ab ju
ga
dila
kuka
n di
SM
PN 1
Sin
gara
ja, l
aran
gan
men
gena
kan
jilba
b di
tulis
sec
ara
tera
ng-
tera
ngan
di d
i buk
u sa
ku s
isw
a. P
ada
Bab
I Pas
al 2
di
buk
u itu
dis
ebut
kan,
“Khu
sus
Pere
mpu
an p
oin
(c) T
idak
mem
akai
jilb
ab”.
Febr
uari
Sing
araj
a Ba
liSM
PN 1
Sin
gara
jaSi
swi m
uslim
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201443
10Pe
nola
kan
kegi
atan
ibad
ah
GPd
I Cira
njan
g
Kepa
la D
sa C
ibiu
k, C
amat
Cira
njan
g, B
PD,
LPM
, DKM
, tok
oh m
asya
raka
t dan
war
ga te
lah
men
gada
pat r
apat
dan
mem
utus
kan
untu
k m
elar
ang
kegi
atan
ibad
ah G
PdI C
iranj
ang
deng
an a
lasa
n tid
ak m
emili
ki iz
in
4 Fe
brru
ari
Kp. H
egar
man
ah
Rw 0
1, D
esa
Cibi
uk, K
ec.
Cira
njan
g, C
ianj
ur,
Jaw
a Ba
rat
Kepa
la D
esa
Cibi
uk,
Cam
at C
iranj
ang,
BP
D, L
PM
GPd
I Cira
njan
g
11Pe
rinta
h m
engh
entik
an
peng
guna
an
tem
pat i
bada
h
Peny
idik
Peg
awai
Neg
eri S
ipil
Kab.
Cia
njur
m
elak
ukan
pem
asan
gan
stik
er y
ang
mem
erin
tahk
an a
gar G
erej
a G
PdI C
iranj
ang
men
ghen
tikan
ibad
ah d
i ban
guna
n ya
ng m
erek
a bi
asa
guna
kan
berib
adah
den
gan
alas
an d
emi
men
jaga
sta
bilit
as d
i wila
yah
ters
ebut
.
6 Fe
brua
riKp
. Heg
arm
anah
Rw
01,
Des
a Ci
biuk
, Kec
. Ci
ranj
ang,
Cia
njur
, Ja
wa
Bara
t
PPN
S Ka
b Ci
anju
rG
PdI C
iranj
ang
12Pe
rinta
h m
engh
entik
an
peng
guna
an
tem
pat i
bada
h
Peny
idik
Peg
awai
Neg
eri S
ipil
Kab.
Cia
njur
m
elak
ukan
pem
asan
gan
stik
er y
ang
mem
erin
tahk
an a
gar G
erej
a Be
tel I
ndon
esia
yan
g be
rada
di R
uko
Pasa
r Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a, K
ec.
Cian
jur m
engh
entik
an ib
adah
di b
angu
nan
yang
m
erek
a bi
asa
guna
kan
berib
adah
den
gan
alas
an
tidak
mem
iliki
izin
seb
agai
tem
pat i
bada
h.
6 Fe
brua
riRu
ko P
asar
Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a,
Kec.
Cia
njur
, Kab
. Ci
anju
r, Ja
wa
Bara
t
Peny
idik
Peg
awai
N
eger
i Sip
il Ka
b.
Cian
jur
Ger
eja
Bete
l In
done
sia
13Pe
rinta
h m
engh
entik
an
peng
guna
an
tem
pat i
bada
h
Peny
idik
Peg
awai
Neg
eri S
ipil
Kab.
Cia
njur
m
elak
ukan
pem
asan
gan
stik
er y
ang
mem
erin
tahk
an a
gar G
erej
a In
jil S
eutu
h In
tern
asio
nal y
ang
bera
da d
i Ruk
o Pa
sar B
aru
Muk
a Ke
l. M
uka,
Kec
. Cia
njur
men
ghen
tikan
ib
adah
di b
angu
nan
yang
mer
eka
bias
a gu
naka
n be
ribad
ah d
enga
n al
asan
tida
k m
emili
ki iz
in
seba
gai t
empa
t iba
dah.
6 Fe
brua
riRu
ko P
asar
Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a,
Kec.
Cia
njur
Jaw
a Ba
rat
Peny
idik
Peg
awai
N
eger
i Sip
il Ka
b.
Cian
jur
Ger
eja
Injil
Se
utuh
In
tern
asio
nal
14Pe
rinta
h m
engh
entik
an
peng
guna
an
tem
pat i
bada
h
Peny
idik
Peg
awai
Neg
eri S
ipil
Kab.
Cia
njur
m
elak
ukan
pem
asan
gan
stik
er y
ang
mem
erin
tahk
an a
gar G
erej
a G
erak
an P
enta
kost
a ya
ng b
erad
a di
Ruk
o Pa
sar B
aru
Muk
a Ke
l. M
uka,
Ke
c. C
ianj
ur m
engh
entik
an ib
adah
di b
angu
nan
yang
mer
eka
bias
a gu
naka
n be
ribad
ah d
enga
n al
asan
tida
k m
emili
ki iz
in se
baga
i tem
pat i
bada
h.
6 Fe
brua
riRu
ko P
asar
Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a,
Kec.
Cia
njur
Jaw
a Ba
rat
Peny
idik
Peg
awai
N
eger
i Sip
il Ka
b.
Cian
jur
Ger
eja
Ger
akan
Pe
ntak
osta
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201444
15Pe
rinta
h m
engh
entik
an
peng
guna
an
tem
pat i
bada
h
Peny
idik
Peg
awai
Neg
eri S
ipil
Kab.
Cia
njur
m
elak
ukan
pem
asan
gan
stik
er y
ang
mem
erin
tahk
an a
gar G
erej
a Kr
iste
n Pe
rjanj
ian
Baru
“Mas
a D
epan
Cer
ah” y
ang
bera
da d
i Ru
ko P
asar
Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a, K
ec. C
ianj
ur
men
ghen
tikan
ibad
ah d
i ban
guna
n ya
ng m
erek
a bi
asa
guna
kan
berib
adah
den
gan
alas
an ti
dak
mem
iliki
izin
seb
agai
tem
pat i
bada
h.
6 Fe
brua
riRu
ko P
asar
Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a,
Kec.
Cia
njur
Jaw
a Ba
rat
Peny
idik
Peg
awai
N
eger
i Sip
il Ka
b.
Cian
jur
Ger
eja
Kris
ten
Perja
njia
n Ba
ru
“Mas
a D
epan
Ce
rah”
16Pe
rinta
h m
engh
entik
an
peng
guna
an
tem
pat i
bada
h
Peny
idik
Peg
awai
Neg
eri S
ipil
Kab.
Cia
njur
m
elak
ukan
pem
asan
gan
stik
er y
ang
mem
erin
tahk
an a
gar G
erej
a Si
dang
Jem
aat
Alla
h ya
ng b
erad
a di
Dus
un S
engk
ong,
Des
a Ci
biuk
, Kec
. Cira
njan
g, C
ianj
ur m
engh
entik
an
ibad
ah d
i ban
guna
n ya
ng m
erek
a bi
asa
guna
kan
berib
adah
den
gan
alas
an ti
dak
mem
iliki
izin
se
baga
i tem
pat i
bada
h.
6 Fe
brua
riRu
ko P
asar
Bar
u M
uka
Kel.
Muk
a,
Kec.
Cia
njur
Jaw
a Ba
rat
Peny
idik
Peg
awai
N
eger
i Sip
il Ka
b.
Cian
jur
Ger
eja
Sida
ng
Jem
aat A
llah
17Pe
nola
kan
Ger
eja
Injil
i di T
anah
Jaw
a (G
ITJ)
Jepa
ra
Mes
ki s
udah
men
dapa
tkan
izin
dar
i Bup
ati
Jepa
ra, A
hmad
Mar
zuki
, Ger
eja
Injil
i di T
anah
Ja
wa
(GIT
J) d
i Des
a D
erm
olo,
Kec
amat
an
Kem
bang
, Jep
ara,
hin
gga
kini
bel
um ju
ga b
isa
digu
naka
n un
tuk
tem
pat b
erib
adah
. Kep
ala
desa
se
tem
pat b
elum
juga
mem
berik
an s
urat
izin
dan
re
kom
enda
si.
Pend
eta
Ger
eja
Injil
i di T
anah
Jaw
a (G
ITJ)
di
Des
a D
erm
olo,
The
ofilu
s Tum
ijan,
men
yata
kan
piha
knya
mas
ih k
esul
itan
men
dapa
tkan
izin
dar
i ke
pala
des
a D
erm
olo.
“Ala
san
petin
ggi (
kepa
la
desa
) kar
ena
mas
ih a
da p
enol
akan
beb
erap
a w
arga
,” kat
a Th
eofil
us. T
heofi
lus
men
yata
kan
suda
h be
bera
pa k
ali m
emin
ta iz
in, t
api k
epal
a de
sa b
elum
juga
mem
berik
an. G
erej
a D
erm
olo
yang
ber
ukur
an s
ekita
r 7×1
3 m
eter
ini s
udah
di
bang
un p
ada
2002
. Izi
n M
endi
rikan
Ban
guna
n su
dah
ada
seja
k 9
Mar
et 2
002.
9 Fe
brua
riD
esa
Der
mol
o,
Keca
mat
an
Kem
bang
, Jep
ara
Kepa
la D
esa
Der
mol
oJe
maa
t Ger
eja
Injil
i di T
anah
Ja
wa
(GIT
J)
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201445
18Pe
lara
ngan
pe
ngaj
ian
Tasa
wuf
Sy
ekh
Yusu
f
Polre
s Bu
luku
mba
men
yata
kan
men
duku
ng
penu
tupa
n w
arga
terh
adap
pen
gajia
n Ta
saw
uf
Syek
h Yu
suf d
i Kec
amat
an B
uluk
umba
, Ka
bupa
ten
Bulu
kum
ba, S
ulaw
esi S
elat
an.
Ala
sann
ya p
enga
jian
ters
ebut
men
yim
pang
dar
i Is
lam
. Dan
dik
awat
irkan
aka
n be
rdam
pak
nega
tif
bagi
mas
yara
kat s
etem
pat.
Dem
ikia
n di
jela
skan
Ka
pols
ek B
uluk
umba
Aju
n Ko
mis
aris
Um
ar S
iatt
a.
10 F
ebru
ari
Bulu
kum
ba
Sula
wes
i Sel
atan
Kapo
lres
dan
Kapo
lsek
Jem
aat
Peng
ajia
n Ta
saw
uf S
yekh
Yu
suf
19Pe
mak
saan
ke
yaki
nan
terh
adap
A
hmad
iyah
Cia
njur
Kepo
lisia
n da
n Ba
dan
Koor
dina
si P
enga
was
an
Alir
an K
eper
caya
an M
asya
raka
t dan
Kea
gam
aan
(Bak
or P
akem
) Kab
upat
en C
ianj
ur m
emin
ta
peny
egel
an 3
Mas
jid A
hmad
iyah
di K
ecam
atan
Ca
mpa
ka d
itund
a. N
amun
pen
unda
an in
i ser
tai
syar
at.
Syar
atny
a se
mua
war
ga A
hmad
iyah
di K
ecam
atan
Ca
mpa
ka h
arus
ber
sedi
a un
tuk
dice
ram
ahi o
leh
usta
d da
ri ke
lom
pok
non
Ahm
adiy
ah. H
al in
i di
min
ta o
leh
kelo
mpo
k In
tole
ran
dan
dise
tuju
i ol
eh B
akor
Pake
m se
tem
pat.
13 F
ebru
ari
Kec.
Cam
paka
, Ci
anju
r, Ja
wa
Bara
tKe
polis
ian
dan
Bada
n Ko
ordi
nasi
Pe
ngaw
asan
Alir
an
Kepe
rcay
aan
Mas
yara
kat d
an
Keag
amaa
n (B
akor
Pa
kem
) Kab
upat
en
Cian
jur
JAI C
ianj
ur
20Pe
mbi
aran
an
cam
an te
rhad
ap
JAI C
ianj
ur
Kepo
lisia
n Ci
anju
r mel
akuk
an p
embi
aran
terh
adap
ak
si a
ncam
an y
ang
dila
kuka
n G
EMPA
terh
adap
JA
I Cia
njur
. Pad
ahal
pol
isi s
udah
mem
pero
leh
in
form
asi s
ebag
aim
ana
disa
mpa
ikan
seor
ang
angg
ota
inte
l kep
olis
ian
sete
mpa
t kep
ada
war
ga
JAI.
Renc
ana
peny
egel
an it
u di
picu
keg
iata
n ta
blig
h ak
bar a
khir
peka
n la
lu y
ang
mem
anci
ng
war
ga u
ntuk
mem
benc
i war
ga A
hmad
iyah
.
13 F
ebru
ari
kam
pung
Cip
aray
, D
esa
Sela
geda
ng,
Kec.
Cib
eber
, Ci
anju
r Jaw
a Ba
rat
Pols
ek C
ibeb
erW
arga
JAI C
ianj
ur
21Kr
imin
alis
asi a
tas
dasa
r aga
ma
Adam
Am
rulla
h, m
anta
n LD
II, d
ipan
ggil
ke
Pols
ek B
ekas
i Sel
atan
seb
agai
ters
angk
a at
as
peng
adua
n Ke
tua
Senk
om k
epad
anya
.
17 F
ebru
ari
Kant
or P
olse
k Be
kasi
Sel
atan
, Be
kasi
Jaw
a Ba
rat
Pols
ek B
ekas
i Se
lata
nAd
am A
mru
llah
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201446
Adam
dip
angg
il Po
lsek
Bek
asi S
elat
an a
tas
lapo
ran
orga
nisa
si S
enko
m M
itra
Polri
yan
g m
eras
a di
cem
arka
n da
n di
hina
nam
a ba
ikny
a ka
rena
ditu
duh
seba
gai o
rgan
isas
i top
eng
Isla
m Ja
maa
h. P
erny
ataa
n te
rseb
ut d
iseb
arka
n ol
eh A
dam
lew
at v
ideo
yan
g di
ungg
ah d
i situ
s Yo
utub
e.co
m.
22Pe
naha
nan
man
tan
LDII
Ad
am A
mru
llah,
man
tan
angg
ota
Isla
m Ja
maa
h /
Lem
baga
Dak
wah
Isla
m In
done
sia
(LD
II) d
itaha
n di
Pol
sek
Beka
si S
elat
an, S
enin
.Ad
am d
itaha
n Po
lsek
Bek
asi S
elat
an s
etel
ah
sebe
lum
nya
dite
tapk
an s
ebag
ai te
rsan
gka
atas
la
pora
n or
gani
sasi
Sen
kom
Mitr
a Po
lri y
ang
mer
asa
dice
mar
kan
dan
dihi
na n
ama
baik
nya
kare
na d
itudu
h se
baga
i org
anis
asi t
open
g Is
lam
Jam
aah.
Per
nyat
aan
ters
ebut
dis
ebar
kan
oleh
Ada
m le
wat
vid
eo y
ang
diun
ggah
di s
itus
Yout
ube.
com
.
17 F
ebru
ari
Kant
or P
olse
k Be
kasi
Sel
atan
, Be
kasi
Jaw
a Ba
rat
Pols
ek B
ekas
i Se
lata
nAd
am A
mru
llah
23La
rang
an b
erjil
bab
bagi
Pol
wan
Nia
t pol
isi w
anita
(pol
wan
) unt
uk d
apat
m
enja
lank
an s
yaria
t isl
am d
alam
men
utup
au
ratn
ya d
i bag
ian
kepa
la ta
mpa
knya
tida
k ak
an
terw
ujud
tahu
n in
i. H
al it
u m
enyu
sul k
eteg
asan
Ka
polri
Jend
eral
Sut
arm
an y
ang
men
gata
kan
sam
pai k
apan
juga
bila
tida
k ad
a at
uran
, pol
wan
ta
k bo
leh
dulu
ber
jilba
b sa
at b
ertu
gas.
Jaw
aban
kap
an p
olw
an d
apat
ber
jilba
bpun
be
lum
ada
kej
elas
an s
ama
seka
li. P
asal
nya,
hi
ngga
per
teng
ahan
Feb
ruar
i ini
tern
yata
Pol
ri be
lum
sek
alip
un m
embi
cara
kan
angg
aran
soa
l jil
bab
kepa
da D
PR
Febr
uari
Mab
es P
olri,
Ja
kart
aKa
polri
Jend
. Su
tarm
anPe
rem
puan
Pe
kerja
di
Kepo
lisia
n
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201447
24Pe
mka
b La
mon
gan
taha
n IM
B G
erej
a
Peng
ajua
n iz
in m
endi
rika
n ba
ngun
an (I
MB)
un
tuk
reno
vasi
dan
pem
bang
unan
Ger
eja
Sant
a M
aria
di D
esa
Beda
han,
Kec
amat
an
Baba
t, Ka
bupa
ten
Lam
onga
n, h
ingg
a sa
at in
i be
lum
juga
turu
n. P
adah
al p
enga
juan
izin
su
dah
dila
kuka
n se
jak
12 ta
hun
lalu
. Par
a pi
hak
yang
mem
iliki
oto
rita
s Ca
mat
Bab
at m
aupu
n Bu
pati
Lam
onga
n hi
ngga
saa
t ini
bel
um a
da
yang
mem
beri
tang
gapa
n te
rkai
t pen
gaju
an
reno
vasi
dan
pem
bang
unan
ger
eja
ters
ebut
. Ca
mat
Bab
at F
adel
i Pur
wan
to m
enga
ku
piha
knya
bel
um b
isa
bers
ikap
kar
ena
mas
ih
perl
u m
ende
ngar
kan
aspi
rasi
dar
i pel
baga
i pi
hak,
teru
tam
a w
arga
Des
a Be
daha
n da
n se
kita
rnya
.
20 F
ebru
ari
Des
a Be
daha
n,
Keca
mat
an
Baba
t, Ka
bupa
ten
Lam
onga
n
Cam
at B
abat
Bupa
ti La
mon
gan
Ger
eja
Sant
a M
aria
25D
iskr
imin
asi
terh
adap
war
ga
Kaha
ringa
n
Peng
anut
aga
ma
Kaha
ringa
n da
ri Ka
liman
tan
Teng
ah m
enda
tang
ai k
anto
r Kem
entr
ian
Agam
a un
tuk
men
gadu
kan
tinda
kan
disk
rimin
asi y
ang
mas
ih m
erek
a al
ami t
erka
it ha
k-ha
k be
raga
ma
mer
eka.
Mer
eka
men
gaku
terp
aksa
ber
inte
gras
i de
ngan
aga
ma
Hin
du a
gar b
isa
men
dapa
tkan
pe
laya
nan
dari
nega
ra. H
ingg
a sa
at in
i war
ga
peng
anut
Kah
arin
gan
mas
ih te
rus
beru
saha
m
empe
rjuan
gkan
hak
-hak
nya.
28 F
ebru
ari
Kalim
anta
n Te
ngah
Din
as D
ukca
pil
Um
at
Kaha
ringa
n
26Pe
mbi
aran
uj
aran
keb
enci
an
terh
adap
Pen
guru
s M
MR
Beka
si
Apa
rat k
epol
isia
n Be
kasi
tela
h m
embi
arka
n Ac
ara
Mau
lid A
kbar
yan
gn d
igel
ar d
i dep
an M
asjid
M
uham
mad
Ram
adha
n Be
kasi
men
jadi
lada
ng
huja
tan
dan
caci
an k
epad
a ak
tivis
Isla
m d
an D
KM
MM
R
26 F
ebru
ari
Peru
m K
ompe
k G
alax
y, K
elur
ahan
Pe
kayo
n,
Keca
mat
an B
ekas
i Se
lata
n, B
ekas
i Ja
wa
Bara
t
Apa
rat K
epol
isia
n Be
kasi
DKM
Mas
jid
Muh
amm
ad
Ram
adha
n
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201448
3.
Mar
et
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
27Pe
nutu
pan
Pesa
ntre
n D
arus
sunn
ah
Pem
kab
Bant
ul m
enut
up s
emen
tara
akt
ivita
s Pe
sant
ren
Dar
ussu
nah
di R
T 8
Dus
un N
itipu
ran,
N
gest
ihar
jo, K
asih
an B
antu
l.
Kebi
jaka
n in
i men
yusu
l aks
i per
usak
kan
lima
rum
ah w
arga
ser
ta a
ncam
an p
embu
nuha
n ya
ng
dila
kuka
n pu
luha
n or
ang
berc
adar
dan
men
-ge
naka
n ju
bah
Min
ggu
(2/3
/201
4) la
lu. P
elak
u di
duga
ada
lah
sant
ri Pe
sant
ren
Dar
usun
nah.
5 M
aret
Dus
un N
itipu
ran,
N
gest
ihar
jo, K
asi-
han
Bant
ul, D
IY
Pem
kab
Bant
ulPe
sant
ren
Dar
ussu
nnah
28Pe
lara
ngan
pe
ngaj
ian
Ketu
a D
KM d
an b
eber
apa
pim
pina
n D
KM M
asjid
M
uham
mad
Ram
adha
n m
enye
paka
ti un
tuk
mem
-ba
talk
an K
ajia
n Ah
ad k
etig
a pa
da 1
6 M
aret
201
4 m
enyu
sul a
dany
a su
rat P
olse
k Be
kasi
Sela
tan
agar
ka
jian
ters
ebut
dib
atal
kan
deng
an m
enye
but D
KM
serin
g m
elak
ukan
kaj
ian
yang
“kon
tra
prod
uktif
dan
pr
ovok
atif”
. DKM
kem
udia
n m
elay
angk
an su
rat m
e-no
lak
tudu
han
ters
ebut
.
16 M
aret
M
asjid
M
uham
mad
Ra
mad
han
di
Tam
an G
alax
y,
Beka
si S
elat
an,
Kota
Bek
asi,
Jaw
a Ba
rat
Pols
ek B
ekas
i Se
lata
nD
KM M
asjid
M
uham
mad
Ra
mad
han
29Ca
mat
per
soal
kan
peng
ajia
n Ja
ntik
o M
anta
b
Seor
ang
cam
at d
i Gro
boga
n, A
mir
Syar
ifudi
n m
empe
rsoa
lkan
seb
uah
peng
ajia
n be
rnam
a Se
maa
n A
lqur
an Ja
ntik
o M
anta
b D
zikr
ul G
hofil
in
(JM
DG
) den
gan
alas
an m
eres
ahka
n w
arga
.
11 M
aret
Kec.
Gro
boga
n,
Kab.
Gro
boga
n,
Jate
ng
Cam
at G
robo
gan
Sem
aan
Alq
uran
Ja
ntik
o M
anta
b D
zikr
ul G
hofil
in
(JM
DG
)
30U
paya
pem
urni
an
agam
aPa
rtai
Ger
indr
a m
elun
curk
an M
anife
sto
Perju
anga
n Pa
rtai
Ger
indr
a. P
ada
hala
man
40
dise
butk
an “P
arta
i Ger
indr
a be
rsik
ap ..
., m
enja
ga
kem
urni
an a
gam
a”. K
alim
an in
i dia
ngga
p se
baga
i pe
lang
gara
n te
rhad
ap k
ebeb
asan
ber
agam
a.
Mar
etJa
kart
aPi
mpi
nan
Pusa
t Pa
rtai
Ger
indr
aSi
apa
saja
yan
g di
duga
ber
laira
n se
sat
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201449
31Pe
ngad
ilan
bata
lkan
IMB
Ger
eja
Kato
lik S
t St
anis
laus
Kos
tka
Kran
ggan
Maj
elis
haki
m P
enga
dila
n Ta
ta U
saha
Neg
ara
Band
ung
mem
bata
lkan
sura
t kep
utus
an W
ali K
ota
Beka
si te
ntan
g iz
in m
endi
rikan
ban
guna
n G
erej
a Ka
tolik
St S
tani
slaus
Kos
tka
Kran
ggan
, Kot
a Be
kasi.
M
ajel
is m
enga
bulk
an se
luru
h gu
gata
n be
lasa
n w
arga
Kra
ngga
n Pa
sar,
Keca
mat
an Ja
tisam
purn
a,
dala
m si
dang
Kam
is, 2
0 M
aret
201
4. “M
emba
talk
an
sura
t izi
n pe
laks
anaa
n pe
mba
ngun
an G
erej
a St
Sta
nisla
us K
ostk
a Kr
angg
an a
gar t
ergu
gat
men
cabu
t sur
at iz
in p
elak
sana
an p
emba
ngun
an
Ger
eja
St S
tani
slaus
Kos
tka,”
uja
r ket
ua m
ajel
is Ed
i Fi
rmas
nyah
. Maj
elis
juga
men
olak
eks
epsi
terg
ugat
W
ali K
ota
Beka
si da
n te
rgug
at in
terv
ensi
piha
k G
erej
a St
Sta
nisla
us K
ostk
a.
20 M
aret
PTU
N B
andu
ngM
ajel
is h
akim
Pe
ngad
ilan
Tata
U
saha
Neg
ara
Band
ung
Jem
aat G
erej
a Ka
tolik
St
Stan
isla
us K
ostk
a Kr
angg
a
32Po
lisi i
ntim
idas
i pe
ngur
us g
erej
aKa
pols
ek d
an L
urah
ber
sam
a FJ
I dan
war
ga
mus
lim b
erku
njun
g ke
ked
iam
an P
ende
ta
Suja
rno
di D
usun
Wid
oro
ds. B
alon
g Ke
c.
Giri
subo
kab
. Gun
ng k
idul
dal
am ra
ngka
m
engk
larifi
kasi
lapo
ran
war
ga te
ntan
g ca
ra
Pend
eta
Suja
rno
mem
urta
dkan
war
ga m
uslim
, m
enan
yaka
n iz
in p
endi
rian
gere
ja, d
an re
ncan
a pe
mba
btis
an 8
ora
ng w
arga
mus
lim te
rseb
ut.
30 M
aret
Dus
un W
idor
o ds
. Bal
ong
Kec.
G
irisu
bo k
ab.
Gun
ng k
idul
Kapo
lsek
Giri
subo
da
n Lu
rah
Balo
ngPe
ndet
a Su
jarn
o
4.
Apr
il
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
33Pe
ngge
rebe
gan
alira
n te
rdug
a se
sat
Kepo
lisia
n Re
sor K
ota
Besa
r Ban
dung
dan
Po
lsek
Ban
dung
Wet
an m
engg
ereb
ek ru
mah
m
ilik
Cece
p di
Jal
an C
inta
Asi
h RT
01
RW 1
1,
Kelu
raha
n Sa
moj
a, K
ota
Band
ung,
Rab
u 2
Apr
il 20
14. P
engg
ereb
ekan
rum
ah te
rseb
ut te
rkai
t la
pora
n m
asya
raka
t ten
tang
ada
nya
2 A
pril
Kelu
raha
n Sa
moj
a,
Kota
Ban
dung
Kepo
lisia
n Re
sor
Kota
Bes
ar
Band
ung
dan
Pols
ek B
andu
ng
Wet
an
Alir
an te
rdug
a se
sat
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201450
34Pe
mbi
aran
Pe
nyeg
elan
Ger
eja
Giri
subo
Piha
k ke
lura
han
dan
kepo
lisia
n m
enja
di s
aksi
at
as ti
ndak
an F
ront
Jiha
d Is
lam
(FJI
) be
rsam
a ra
tusa
n w
arga
yan
g m
enye
gel G
erej
a Ke
mah
In
jil In
done
sia
di D
usun
Wid
oro
ds. B
alon
g Ke
c.
Giri
subo
kab
. Gun
ng k
idul
kar
ena
kebe
rada
anny
a di
angg
ap m
eres
ahka
n. A
cara
ini a
dala
h tin
dak
lanj
ut d
ari k
unju
ngan
FJI
dan
sej
umla
h w
arga
m
uslim
ke
kedi
aman
Pen
deta
Suj
arno
pad
a ta
ngga
l 30
Mar
et 2
014.
6 A
pril
ds. B
alon
g Ke
c.
Giri
subo
kab
. G
unng
kid
ul
Apa
rat k
elur
ahan
Ba
long
dan
Ke
polis
ian
Giri
subo
Ger
eja
Kem
ah
Injil
Giri
subo
35U
paya
pe
ngam
bila
lihan
ke
peng
urus
an
mas
jid
Kaba
g Ke
sos
Kota
Bek
asi,
Ahm
ad Y
ani
men
elep
on K
etua
DKM
Mas
jid M
uham
mad
Ra
mad
han
men
gena
i ren
cana
pen
gam
bila
lihan
ke
peng
urus
an D
KM o
leh
Pem
kot B
ekas
i. M
alam
nya
Peng
urus
DKM
men
emui
Kab
ag
Keso
s di
rum
ahny
a m
enge
nai r
enca
na te
rseb
ut.
DKM
men
jela
skan
bah
wa
Yaya
san
tidak
be
rhak
men
yam
paik
an p
enga
mbi
lalih
an
ters
ebut
kar
ena
DKM
sud
ah o
tono
m s
ejak
di
sahk
anny
a ke
peng
urus
an ta
hun
2004
. Ahm
ad
Yani
men
yam
paik
an b
ahw
a y
ayas
an s
udah
m
enye
rahk
an D
KM k
epad
a Pe
mko
t dan
Pem
kot
suda
h ak
an m
enge
ksek
usi p
enga
mbi
lalih
an
ters
ebut
pad
a A
had
beso
k.
16 A
pril
Peru
m K
ompe
k G
alax
y, K
elur
ahan
Pe
kayo
n,
Keca
mat
an B
ekas
i Se
lata
n, B
ekas
i Ja
wa
Bara
t
Kaba
g Ke
sos
Kota
Be
kasi
, Ahm
ad Y
ani
DKM
Mas
jid
Muh
amm
ad
Ram
adha
n
36U
paya
pe
ngam
bila
lihan
ke
peng
urus
an
mas
jid
Bere
dar S
MS
dari
Lura
h Ja
ka S
etia
kep
ada
war
ga
untu
k m
engh
adiri
aca
ra p
enga
mbi
lalih
an
”pen
etap
an M
esjid
Ray
a Ke
c. B
ekas
i Sel
atan
” vi
a RT
dan
RW
set
empa
t den
gan
men
gaja
k m
emba
wa
10 o
rang
jam
aah.
Sm
s te
rseb
ut
dite
rima
oleh
ibu-
ibu
jam
aah
peng
ajia
n m
asjid
ke
mud
ian
disa
mpa
ikan
kep
ada
DKM
. Ket
ua D
KM
men
anya
kan
kepa
da K
abag
Kes
os, d
an d
ijaw
ab
bahw
a su
dah
3 ka
li di
renc
anak
an a
khirn
ya
kare
na d
esak
an A
bdul
had
i dan
19 A
pril
Beka
si S
elat
an,
Kota
Bek
asi
Lura
h Ja
ka S
etia
DKM
Mas
jid
Muh
amm
ad
Ram
adha
n
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201451
Kapo
lres,
mak
a di
past
ikan
bah
wa
acar
a te
rseb
ut b
enar
aka
n di
laks
anak
an. K
abag
Kes
os
men
yata
kan
bahw
a bi
ar s
aja,
nan
ti ju
ga s
etel
ah
bebe
rapa
bul
an m
erek
a tid
ak a
ktif,
dih
arap
DKM
ko
ndus
if.
37Pe
ngam
bil
alih
an M
asjid
M
uham
mad
Ra
mad
lan
Beka
si
Pem
kot B
ekas
i mel
akuk
an p
enga
mbi
lan
alih
M
asjid
Muh
amm
ad R
amad
han
(MM
R) d
i Be
kasi
Sel
atan
. Aks
i pen
gam
bil a
lihan
ini j
uga
diw
arna
i pen
gero
yoka
n. P
enga
mbi
l alih
an M
asjid
M
uham
mad
Ram
adha
n Ta
man
Gal
axy
dila
kuka
n ka
rena
kei
ngin
an w
arga
mas
yara
kat s
etem
pat
sert
a su
rat t
embu
san
dari
Wal
i Kot
a Be
kasi
dan
di
sam
paik
an k
e Ca
mat
Bek
asi S
elat
an p
ada
War
ga B
ekas
i Sel
atan
RW
12,
13,
dan
14
20 A
pril
Peru
m K
ompe
k G
alax
y, K
elur
ahan
Pe
kayo
n,
Keca
mat
an B
ekas
i Se
lata
n, B
ekas
i Ja
wa
Bara
t
Pem
kot B
ekas
i, Sa
tpol
PP,
Brim
ob,
dida
mpi
ngi
seke
lom
pok
oran
g de
ngan
ser
agam
FB
R da
n FP
I
Peng
urus
lam
a M
MR
38Pe
mbi
aran
pe
nger
oyok
an
jem
aah
MM
R
Ang
gota
orm
as m
elak
ukan
pen
gero
yoka
n te
rhad
ap d
ua ja
maa
h ya
ng b
iasa
mel
aksa
kan
kegi
atan
di M
asjid
Muh
amm
ad R
amad
han.
Aki
bat p
enge
royo
kan
itu, k
edua
kor
ban
men
gala
mi s
ejum
lah
luka
mem
ar d
i waj
ah
mer
eka.
Ked
ua k
orba
n itu
yak
ni :
H. R
osid
(44)
, w
arga
Raw
alum
bu, K
ota
Beka
si d
an Z
ulfik
ri (3
8),
war
ga P
ekay
on Ja
ya, K
ota
Beka
si.
Apa
rat k
epol
isia
n tid
ak m
elak
ukan
pen
cega
han
atau
pen
angk
apan
terh
adap
pel
aku
peng
eroy
okan
20 A
pril
Peru
m K
ompe
k G
alax
y, K
elur
ahan
Pe
kayo
n,
Keca
mat
an B
ekas
i Se
lata
n, B
ekas
i Ja
wa
Bara
t
Kepo
lisia
n Be
kasi
Dua
jem
aah
MM
R
39Pe
lara
ngan
Isra
M
i’raj
Ahm
adiy
ah
Tasi
kmal
aya
Rapa
t Bak
orpa
kem
Kab
. Tas
ikm
alay
a pa
da
tang
gal 3
0 A
pril
2014
ber
upa
pela
rang
an
peng
ajia
n La
jnah
Imai
llah
Jem
aat A
hmad
iyah
ya
ng re
ncan
aya
akan
di l
aksa
naka
n pa
da h
ari
kam
is ta
ngga
l 1 m
ei 2
014,
30 A
pril
Des
a Te
njow
arin
gin,
Ba
baka
n Si
ndan
g,
Tasi
kmal
aya
Bako
rpak
emJA
I Tas
ikm
alay
a
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201452
5.
Mei
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
40Pe
mak
saan
aga
ma
Bupa
ti Pa
ndeg
lang
, Pro
vins
i Ban
ten,
Erw
an
Kurt
ubi m
emin
ta je
maa
h A
hmad
iyah
m
embe
ntuk
aga
ma
send
iri d
an ti
dak
mem
baw
a-ba
wa
nam
a Is
lam
. “Bi
ar a
man
dan
mas
alah
nya
sele
sai,
seba
ikny
a m
erek
a m
embe
ntuk
aga
ma
send
iri, d
an ti
dak
mem
baw
a at
au m
enga
ku
seba
gai u
mat
Isla
m,” k
ata
Erw
an.
Dia
men
yata
kan,
um
at Is
lam
tida
k ak
an p
erna
h m
ener
ima
peng
ikut
Ahm
adiy
ah s
ebag
ai p
emel
uk
Isla
m, d
an a
kan
teru
s m
enila
i mer
eka
tela
h m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a.D
enga
n pe
rbed
aan
itula
h, k
ata
dia,
sam
pai s
aat
ini p
emer
inta
h Ka
bupa
ten
Pand
egla
ng m
elar
ang
jem
aah
Ahm
adiy
ah m
elak
ukan
akt
ivita
s ke
agam
aan
di d
aera
h itu
.La
rang
an te
rseb
ut, k
ata
dia,
ber
dasa
rkan
Pe
ratu
ran
Bupa
ti Pa
ndeg
lang
No.
5 ta
hun
2011
te
ntan
gan
Lara
ngan
Akt
ivita
s A
hmad
iyah
di
Kabu
pate
n Pa
ndeg
lang
.
Jum
at 2
M
ei
Pand
egla
ng
Bant
enBu
pati
Pand
egla
ng,
Prov
insi
Ban
ten,
Er
wan
Kur
tubi
JAI
41Pe
ngaw
asan
alir
an
kare
na d
inila
i ses
atPe
mer
inta
h Ka
bupa
ten
Kudu
s ak
an m
enga
was
i al
iran
Budh
a Bu
dhi J
awi y
ang
ditu
ding
m
enyi
mpa
ng d
ari a
jara
n Is
lam
. Ke
pala
Kes
bang
pol K
abup
aten
Kud
us D
jati
Sole
chah
men
gata
kan,
pih
akny
a ba
ru m
enda
pat
kaba
r ada
nya
alira
n ya
ng d
idug
a m
enyi
mpa
ng.
Dja
ti m
enga
ku, a
kan
berk
oord
inas
i den
gan
tim p
enga
was
an a
liran
kep
erca
yaan
(pak
em)
bent
ukan
Kej
ari K
udus
.
12 M
ei
Kudu
s Ja
wa
Teng
ahKe
pala
Kes
bang
pol
Kabu
pate
n Ku
dus
Dja
ti So
lech
ah
alira
n Bu
dha
Budh
i Jaw
i
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201453
42D
iskrim
inas
i pe
ncat
atan
pe
rkaw
inan
w
arga
Ahm
adiy
ah
Tasik
mal
aya
Kant
or U
rusa
n Ag
ama
(KU
A) S
inga
parn
a m
embu
at
syar
at w
ajib
men
anda
tang
ai p
erny
ataa
n ke
luar
da
ri Ah
mad
iyah
bag
i ang
gota
Ahm
adiy
ah y
ang
ingi
n m
enca
tat p
erni
kaha
n an
ggot
a Je
maa
t Ah
mad
iyah
yan
g ad
a di
Pria
ngan
Tim
ur k
husu
snya
di
Sin
gapa
rna,
Tasi
kmal
aya
22 m
ei
Sing
apar
na,
Tasi
kmal
aya,
Jaw
a Ba
rat
KUA
Sin
gapa
rna
JAI T
asik
mal
aya
43Pe
lara
ngan
jilb
ab
bagi
Pol
wan
Kepa
la D
ivis
i Hum
as P
olri
Brig
adir
Jend
eral
(Pol
) Ro
nny
Fren
gky
Som
pie
men
gata
kan,
pol
isi
wan
ita (p
olw
an) h
arus
men
ggun
akan
ser
agam
ya
ng s
ama
sehi
ngga
tida
k da
pat m
enge
naka
n jil
bab,
kec
uali
mer
eka
yang
ber
tuga
s di
Pro
vins
i N
angg
roe
Aceh
Dar
ussa
lam
. Hal
itu
diat
ur d
alam
Su
rat K
eput
usan
(SK)
Kap
olri
No
Pol:
Skep
/702
/IX
/200
5
14 M
ei
Jaka
rta
Pim
pina
n M
abes
Po
lriPe
rem
puan
Pe
kerja
di
Kepo
lisia
n
44Pe
naha
nan
kare
na
tudu
han
sesa
tD
isin
yalir
men
ganu
t alir
an s
esat
, sat
u ke
luar
ga
di K
ampu
ng K
okol
ajia
tepa
tnya
Kaw
asan
Pa
sar R
ajaw
ali,
Keca
mat
an M
aris
o, M
akas
sar,
diam
anka
n Po
lrest
abes
Mak
assa
r.
Sebe
lum
nya,
pul
uhan
ang
gota
Fro
nt P
embe
la
Isla
m (F
PI) t
elah
men
data
ngi k
edia
man
Har
yant
o la
ntar
an a
nakn
ya b
erna
ma
Yaya
t di
tudi
ng
men
ganu
t alir
an s
esat
ters
ebut
sek
ira p
ukul
21
.30,
Wita
15 M
ei
Kaw
asan
Pa
sar R
ajaw
ali,
Keca
mat
an
Mar
iso,
Mak
assa
r, di
aman
kan
Polre
stab
es
Mak
assa
r.
Polre
stab
es
Mak
assa
r.Ke
luar
ga
Har
yant
o
45Pe
nyeg
elan
Mas
jid
Ahm
adiy
ah B
ekas
iPe
mer
inta
h Ko
ta B
ekas
i, Ja
wa
Bara
t, ke
mba
li m
enye
gel p
intu
pag
ar g
erba
ng m
asuk
men
uju
Mas
jid A
l-Mis
bah,
tem
pat i
bada
h ba
gi Je
maa
h A
hmad
iyah
di J
alan
Pan
gran
go, J
atib
enin
g,
Keca
mat
an P
ondo
k G
ede,
Kot
a Be
kasi
, Jum
at
(16/
5/20
14).
Awal
nya,
pen
yege
lan
mas
jid te
rseb
ut d
idas
ari
atas
Sur
at K
eput
usan
Pen
gadi
lan
Tata
Usa
ha
Neg
ara
(PTU
N) N
omor
70/
G/2
0/20
13.
16 M
ei
Jala
n Pa
nggr
ango
Te
rusa
n N
o.44
Ke
lura
han
Jatib
enin
g Ba
ru,
Keca
mat
an
Pond
ok G
ede,
Ko
ta B
ekas
i.
Pem
kot B
ekas
iJA
I Bek
asi
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201454
Sert
a di
perk
uat d
enga
n Su
rat K
eput
usan
Pem
kot
Beka
si N
omor
800
/120
-Kes
os te
ntan
g pe
rinta
h pe
ngge
mbo
kan
pint
u M
asjid
Al-M
isba
h, te
mpa
t pe
ribad
atan
Ahm
adiy
ah d
i Jal
an P
angr
ango
, Ja
tiben
ing,
Kec
amat
an P
ondo
k G
ede,
Kot
a Be
kasi
. “Is
i sur
at te
rseb
ut, m
enug
aska
n ka
mi
men
ghen
tikan
akt
ivita
s Jem
aah
Ahm
adiy
ah d
i da
lam
mas
jid te
rseb
ut,” u
ngka
pnya
.
46Pe
nyes
atan
al
iran
tare
kat
Khal
wat
iyah
Sye
kh
Yusu
f
Pada
Min
ggu
18 M
ei 2
014,
Kem
enag
, Maj
elis
U
lam
a In
done
sia
(MU
I), d
an b
eber
apa
toko
h ag
ama
Kabu
pate
n Si
njai
men
ggel
ar p
erte
mua
n un
tuk
mem
baha
s al
iran
yang
dia
ngga
p m
enyi
mpa
ng te
rseb
ut d
i kan
tor K
emen
teria
n Ag
ama
Kabu
pate
n Si
njai
.
Dal
am ra
pat t
erse
but p
ara
pese
rta
yang
had
ir se
pend
apat
bah
wa
alira
n ta
reka
t Kha
lwat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f ada
lah
alira
n se
sat d
an m
enyi
mpa
ng
dari
ajar
an a
gam
a Is
lam
yan
g da
pat m
eres
ahka
n da
n m
enye
satk
an u
mat
Isla
m.
Ketu
a M
UI K
abup
aten
Sin
jai,
Abd
ul H
amid
DM
m
enga
ku k
esim
pula
n d
alam
per
tem
uan
ters
ebut
ak
an d
itind
akla
njut
i den
gan
men
gelu
arka
n su
rat
kepu
tusa
n Fa
twa
MU
I.
18 M
ei
Kab
Sinj
ai,
Sula
wes
i Sel
atan
Apa
rat K
emen
agal
iran
tare
kat
Khal
wat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f
47Pe
ngaw
asan
alir
an
kare
na d
inila
i ses
atKe
pala
Bad
an K
esat
uan
Bang
sa d
an P
oliti
k (K
esba
ngpo
l) Ka
bupa
ten
Sinj
ai, T
anha
r men
gaku
pi
hakn
ya ta
lah
mel
akuk
an p
eman
taua
n te
rhad
ap a
liran
tare
kat t
arek
at K
halw
atiy
ah
Syek
h Yu
suf y
ang
diaj
arka
n s
eora
ng w
arga
Ka
lolin
g be
rnam
a Je
mm
ang.
21 M
ei
Des
a Ka
lolin
g,
Kece
mat
an S
inja
i Ti
mur
, Sin
jai,
Sula
wes
i Sel
atan
Kepa
la B
adan
Ke
satu
an B
angs
a da
n Po
litik
(K
esba
ngpo
l) Ka
bupa
ten
Sinj
ai,
Jem
aat t
arek
at
Khal
wat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201455
Men
urut
dia
, di
Des
a Ka
lolin
g, K
ecem
atan
Sin
jai
Tim
ur, t
erda
pat e
mpa
t ke
luar
ga y
ang
tela
h m
engi
kuti
alira
n te
rseb
ut. N
amum
hin
gga
saat
ini
belu
m a
da a
ktiv
itas
men
onjo
l yan
g m
elib
atka
n w
arga
bai
k di
rum
ahny
a m
aupu
n di
mas
jid
sehi
ngga
pem
erin
tah
daer
ah b
elum
mel
akuk
an
tinda
kan.
48Ba
ngun
an G
PdI
Sum
edan
g di
ram
pas
Pem
kab
Sum
edan
g
Ruan
gan
Ger
eja
Pant
ekos
ta d
i Ind
ones
ia
(GPd
I) di
Jat
inan
gor,
Kabu
pate
n Su
med
ang,
Ja
wa
Bara
t, ki
ni m
ulai
dis
ekat
dan
dib
angu
n em
pat
ruan
gan.
Pem
bang
unan
buk
an
dila
kuka
n ol
eh p
engu
rus
gere
ja, t
api d
ibua
t se
cara
pak
sa o
leh
apar
at S
atpo
l PP
dan
Din
as
Peke
rjaa
n U
mum
, Pem
erin
tah
Kabu
pate
n Su
med
ang,
Jaw
a Ba
rat.
30 M
ei
Jatin
ango
r, Su
med
ang
Jaw
a Ba
rat
Satp
ol P
P da
n D
inas
Pek
erja
an
Um
um, P
emer
inta
h Ka
bupa
ten
Sum
edan
g
GPd
I Sum
edan
g
6.
Juni
No
Peris
tiwa
Des
krip
siW
aktu
Loka
siPe
laku
Korb
an49
Kapo
lri la
rang
ib
adah
di r
umah
Kapo
lri Je
nder
al P
ol S
utar
man
ang
kat b
icar
a so
al
aksi
into
lera
nsi y
ang
terja
di d
i ked
iam
an p
emuk
a Ag
ama
Nik
o Lo
mbo
an d
i Dus
un P
angu
kan
Rt 0
3 Rw
010
, Kec
amat
an T
riadi
, Kab
upat
en S
lem
an,
Yogy
akar
ta.
Men
urut
dia
, rum
ah p
ribad
i tak
bol
eh
dipe
runt
ukan
ata
udia
lihfu
ngsi
kan
seba
gai
tem
pat i
bada
h, s
eper
ti sa
lat J
umat
ata
u Ke
bakt
ian
seca
ra ru
tin. “
Itu s
eben
anya
sud
ah
tidak
bol
eh d
igun
akan
kar
ena
mel
angg
ar T
ipiri
ng
(Tin
dak
Pida
na R
inga
n),” t
egas
Sut
arm
an s
aat
dite
mui
di G
edun
g Ra
pat U
tam
a M
abes
Pol
ri,
4 Ju
ni
Mab
es P
olri
Jaka
rta
Kapo
lri Je
nd.
Suta
rman
Um
at K
riste
n di
Sl
eman
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201456
50Pe
lara
ngan
alir
an
Taju
l Kha
lwat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f
Sem
enta
ra it
u, K
epal
a D
usun
Bai
nang
, Des
a Ka
lolin
g ya
ng ju
ga A
yah
dari
Jem
man
g, L
ime
men
gata
kan
sete
lah
pert
emua
n de
ngan
M
UI,
Kem
enag
dan
Mus
pida
di R
uang
Pol
a Bu
pati
pada
Har
i Sel
asa
3 M
ei 2
014
yang
lalu
, se
laku
kep
ala
dusu
n su
dah
men
yam
paik
an
kepa
da a
nakn
ya d
an ja
maa
h la
inny
a un
tuk
men
ghen
tikan
akt
ivita
s di
Taj
ul K
halw
atiy
ah
Syek
h Yu
suf y
ang
sela
ma
ini d
ilaku
kan.
“S
aya
suda
h se
ruka
n ke
pada
ana
k sa
ya
dan
jam
aah
lain
nya,
unt
uk m
engh
entik
an
aktiv
itasn
ya. S
uasa
na k
ekel
uarg
aan
dan
suas
ana
kond
usif
yang
terja
ga s
elam
a in
i ant
ar w
arga
di
Dus
un B
aina
ng, D
esa
Kalo
ling
jauh
lebi
h pe
ntin
g di
band
ingk
an y
ang
lain
nya,”
uja
r Lim
e.
6 Ju
ni
Kepa
la D
usun
Ba
inan
g,
Des
a Ka
lolin
g,
Keca
mat
an S
inja
i Ti
mur
, Kab
upat
en
Sinj
ai
Kepa
la D
usun
Ba
inan
gJe
maa
t alir
an
Taju
l Kha
lwat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f
51Kr
imin
alis
asi
Pend
eta
Nic
o Lo
mbo
an
Pend
eta
Nic
o Lo
mbo
an d
iteta
pkan
seb
agai
te
rsan
gka
oleh
Pol
res
Slem
an, k
aren
a di
angg
ap
men
yala
hgun
akan
izin
ban
guna
n.
Men
urut
pol
isi,
Nic
o di
angg
ap m
elan
ggar
U
ndan
g un
dang
nom
or 2
6 ta
hun
2007
tent
ang
pena
taan
ruan
g, y
aitu
mem
anfa
atka
n ru
ang
tidak
ses
uai i
zin
pem
anfa
atan
ruan
g.
17 Ju
ni
Slem
an,
Yogy
akar
taPo
lres
Slem
anPe
ndet
a N
ico
Lom
boan
52Pe
mbu
bara
n pe
ngaj
ian
Syia
h di
M
akas
sar
Pols
ek K
ec. M
angg
ala
Kota
Mak
assa
r ber
sam
a LP
AS
(Lem
baga
Pem
buru
Alir
an S
esat
) m
embu
bark
an P
enga
jian
alira
n se
sat S
yiah
pi
mpi
nan
Ir. M
utaq
in A
ziki
n di
Mak
assa
r. `
Acar
a pe
ngaj
ian
yang
dih
adiri
ole
h 14
ora
ng
jem
aat,
terd
iri d
ari 6
laki
-laki
dan
8 p
erem
puan
itu
dih
entik
an d
an s
elur
uh je
maa
tnya
dib
awa
apar
at k
e ka
ntor
Pol
sek
Man
ggal
a un
tuk
dim
inta
i ke
tera
ngan
lebi
h la
njut
.
26 Ju
ni
Jl. M
angg
ala
Raya
No.
93/
111
Blok
V, K
elur
ahan
M
angg
ala,
Ke
cam
atan
M
angg
ala,
M
akas
ar, S
ulaw
esi
Sela
tan
Pols
ek K
ec.
Man
ggal
a da
n LP
AS
Jem
aat
peng
ajia
n Sy
iah
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201457
Ala
san
pem
buba
ran
peng
ajia
n te
rseb
ut
kare
na a
da d
ugaa
n w
arga
jem
aat p
enga
jian
mem
prak
tekk
an n
ikah
mut
ah. P
asal
nya
setia
p pe
ngaj
ian
mer
eka
berla
ngsu
ng p
ada
jam
te
rten
tu la
mpu
rum
ah d
ipad
amka
n. K
adan
g la
mpu
tera
snya
juga
dip
adam
kan.
Sel
ain
itu
bebe
rapa
mob
il m
ewah
ser
ing
terp
arki
r dis
ana
53Pe
rnya
taan
D
iskr
imin
atif
Bupa
ti Ci
amis
Bupa
ti Ci
amis
men
yam
paik
an p
erny
ataa
n ya
ng
disk
rimin
atif
dan
men
ganc
am k
ebeb
asan
be
raga
ma
war
ga A
hmad
iyah
Cia
mis
. Hal
itu
ia s
ampa
ikan
ket
ika
men
erim
a ke
lom
pok
FPI
mel
akuk
an p
awai
, men
emui
Bup
ati C
iam
is d
an
men
untu
t Ahm
adiy
ah d
ilara
ng d
i Cia
mis
.
Kata
Bup
ati, “
Seca
ra p
ribad
i, bu
kan
jaba
tan,
say
a m
enol
ak m
enge
nai m
asal
ah A
hmad
iyah
. Sec
ara
jaba
tan
ada
atur
an y
ang
men
ghal
angi
itu
dan
jela
s Bu
pati
men
gam
anka
n at
uran
yan
g le
bih
atas
. Han
ya m
enge
nai m
asal
ah A
hmad
iyah
ada
be
bera
pa la
ngka
h ya
ng ta
di k
ita s
epak
ati d
enga
n Ka
ng W
awan
, Ins
ya A
llah.
Insy
a A
llah
kala
u ha
ri in
i bel
um a
da la
ngka
h ko
nkrit
, mun
gkin
kita
aka
n bi
cara
kan.
Kar
ena
men
yang
kut d
arip
ada
aktiv
itas
itu a
dala
h ad
a at
uran
pro
ses
huku
m y
ang
haru
s di
tem
puh.
”
23 Ju
ni
Pend
opo
Bupa
ti Ci
amis
Jaw
a Ba
rat
Bupa
ti Ci
amis
, Iin
g Sy
am A
rifin.
JA
I Cia
mis
54Pe
nyes
atan
sal
afi
di P
idie
Ace
hM
ajel
is P
erm
usya
war
atan
Ula
ma
(MPU
) Ace
h m
enya
taka
n ba
hwa
peng
ajia
n sa
lafi
di D
esa
Pulo
Ray
a, K
ecam
atan
Tite
ue, P
idie
, ses
at a
lias
tidak
sej
alan
den
gan
ajar
an a
gam
a Is
lam
. Ke
putu
san
terh
adap
pen
gajia
n sa
lafi
Pulo
Ra
ya it
u di
tuan
gkan
dal
am F
atw
a M
PU N
omor
9/
2014
. Fat
wa
itu d
iam
bil s
etel
ah M
PU m
engg
ali
kete
rang
an d
ari p
elba
gai
25 Ju
ni
Des
a Pu
lo R
aya,
Ke
cam
atan
Tite
ue,
Pidi
e, A
ceh
MPU
Ace
hJe
maa
t pe
ngaj
ian
sala
fi
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201458
kala
ngan
, ter
mas
uk w
arga
Pul
o Ra
ya d
an
peng
ajar
di p
enga
jian
ters
ebut
. Sel
ain
itu,
Koor
dina
tor F
atw
a M
PU A
ceh
Teun
gku
Mus
lim
Ibra
him
men
yebu
tkan
pen
gajia
n te
rseb
ut ju
ga
diny
atak
an m
enyi
mpa
ng k
aren
a m
engi
man
i ba
hwa
zat A
llah
terk
ait d
enga
n w
aktu
, tem
pat,
dan
arah
. “M
engi
man
i bah
wa
Nab
i Ada
m d
an
Nab
i Idr
is b
ukan
rasu
lulla
h ad
alah
ses
at d
an
men
yesa
tkan
,” lan
jut d
okto
r jeb
olan
Uni
vers
itas
Al A
zhar
Kai
ro it
u.
7.
Juli
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
55Pe
mbi
aran
ke
kera
san
terh
adap
terd
uga
sesa
t
Kare
na d
ugaa
n be
rkem
bang
nya
ajar
an s
esat
di
Blan
g Ra
ya, K
ecam
atan
Mua
ra T
iga,
Kab
upat
en
Pidi
e, te
lah
terja
di b
entr
ok m
assa
l ant
ara
war
ga
deng
an a
ktiv
is T
im R
elaw
an A
ceh
(TRA
).Be
ntro
kan
itu d
ipic
u ol
eh d
ugaa
n ad
anya
di
ant
ara
angg
ota
TRA
, yak
ni M
uslim
yan
g ke
betu
lan
war
ga B
lang
Ray
a ik
ut d
alam
ke
lom
pok
ajar
an s
esat
. War
ga ta
k m
engh
enda
ki
ia te
tap
bera
da d
i des
a itu
.A
kiba
tnya
, Seb
anya
k 15
ang
gota
TRA
terlu
ka d
an
sem
ua k
enda
raan
mer
eka
diba
kar m
assa
18 Ju
li Bl
ang
Raya
, Ke
cam
atan
Mua
ra
Tiga
, Kab
upat
en
Pidi
e, A
ceh
Kepo
lisia
n M
uara
Ti
ga15
Ang
gota
TRA
56Pe
ram
pasa
n ke
mer
deka
an
war
ga S
yiah
Sa
mpa
ng
Ratu
san
Peng
ungs
i Syi
ah a
sal D
usun
Gad
ing
Laok
, Des
a Bl
u’ur
an, K
ecam
atan
Kar
ang
Pena
ng,
dan
Dus
un K
aran
g G
ayam
, Kec
amat
an O
mbe
n,
Kabu
pate
n Sa
mpa
ng y
ang
mas
ih m
enem
pati
Rum
ah S
usun
(Rus
un) S
idoa
rjo d
ilara
ng p
ulan
g ke
kam
pung
hal
aman
nya
guna
mer
ayak
an h
ari
raya
Idul
Fitr
i.
26 Ju
li Su
raba
ya Ja
wa
Tim
urBP
BD Ja
wa
Tim
ur23
5 Pe
ngun
gsi
Syia
h
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201459
Lara
ngan
ters
ebut
dis
ampa
ikan
Bad
an
Pena
nggu
lang
an B
enca
na D
aera
h BP
BD Ja
wa
Tim
ur d
enga
n al
asan
kea
man
an.
8.
Agu
stus
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
57Pe
mak
saan
pe
rtob
atan
pe
ngik
ut B
arm
awi
Sebe
las
peng
ikut
Ahm
ad B
arm
awi y
ang
mer
upak
an w
arga
Ujo
ng K
areu
ng, K
ecam
atan
Sa
wan
g, K
abup
aten
Ace
h Se
lata
n, d
isya
hada
tkan
ke
mba
li ol
eh p
eran
gkat
gam
pong
set
empa
t.Pr
oses
i pen
syah
adat
an y
ang
diha
diri
selu
ruh
unsu
r Mus
pika
Saw
ang
itu b
erla
ngsu
ng d
i Mas
jid
Baitu
rrah
mi U
jong
Kar
eung
.11
pen
giku
t Ahm
ad B
arm
awi y
ang
ajar
anny
a di
nyat
akan
sesa
t dan
men
yesa
tkan
ole
h M
PU A
ceh
20 A
gust
usM
asjid
Ba
iturr
ahm
i U
jong
Kar
eung
, U
jong
Kar
eung
, Ke
cam
atan
Sa
wan
g,
Kabu
pate
n Ac
eh
Sela
tan,
Ace
h
Ang
gota
Maj
elis
Pe
rmus
ywar
atan
U
lam
a (M
PU) A
ceh
Sela
tan,
Tgk
Pal
aidi
da
n Tg
k Sa
idi Y
usuf
.M
uspi
ka S
awan
g
11 p
engi
kut
Ahm
ad B
arm
awi
9.
Sept
embe
r
No
Peris
tiwa
Des
krip
siW
aktu
Loka
siPe
laku
Korb
an58
DPR
Ace
h Sa
hkan
Q
anun
Sya
riat
Isla
m
Dew
an P
erw
akila
n Ra
kyat
Ace
h (D
PRA
) m
enge
sahk
an R
anca
ngan
Qan
un S
yaria
t Isl
am
men
jadi
Qan
un S
yaria
t Isl
am.
Sela
in Q
anun
Jina
yat,
dala
m s
idan
g te
rseb
ut ju
ga
men
gesa
hkan
Qan
un P
endi
dika
n, Q
anun
Ban
k Ac
eh S
yaria
t, Q
anun
Ket
enag
aker
jaan
, Per
ubah
an
Qan
un P
enge
lola
an K
euan
gan
Aceh
, dan
Qan
un
Jina
yat,
dan
Qan
un P
ajak
.
27
Sept
embe
rBa
nda
Aceh
, Ace
hD
PRA
Kelo
mpo
k /
war
ga m
inor
itas
agam
a
59D
PR A
ceh
Sahk
an
Qan
un Ji
naya
tD
ewan
Per
wak
ilan
Raky
at A
ceh
(DPR
A)
men
gesa
hkan
Ran
cang
an Q
anun
Jina
yat m
enja
di
Qan
un Ji
naya
t dal
am si
dang
par
ipur
na y
ang
dige
lar
di g
edun
g D
PRA,
Ban
da A
ceh.
Qan
un Ji
naya
t di
sahk
an b
ersa
maa
n de
ngan
ena
m q
anun
lain
.
27
Sept
embe
rBa
nda
Aceh
, Ace
hD
PRA
War
ga m
inor
itas
agam
a
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201460
Sela
in Q
anun
Jina
yat,
dala
m s
idan
g te
rseb
ut ju
ga
men
gesa
hkan
Qan
un P
endi
dika
n, Q
anun
Ban
k Ac
eh S
yaria
t, Q
anun
Ket
enag
aker
jaan
, Per
ubah
an
Qan
un P
enge
lola
an K
euan
gan
Aceh
, dan
Qan
un
Syar
iat I
slam
, dan
Qan
un P
ajak
.
10. O
ktob
er
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
60Pe
nutu
pan
mas
jid
Ahm
adiy
ah
Saw
anga
n
Mas
jid m
ilik
Ahm
adiy
ah y
ang
bera
da d
i Jl.
Raya
M
ukht
ar S
awan
gan
Dep
ok k
emba
li di
sege
l ole
h Sa
tuan
Pol
isi P
amon
g Pr
aja
Kota
Dep
ok.
Satp
ol P
P be
rsam
a Lu
rah
dan
Cam
at S
awan
gan
men
data
ngi m
asjid
Al H
iday
ah d
enga
n m
emba
wa
berit
a ac
ara
peny
egel
an b
erda
sark
an
Perd
a Ko
ta D
epok
No.
13
tahu
n 20
13 te
ntan
g ba
ngun
an d
an iz
in m
endi
rikan
ban
guna
n
2 O
ktob
er
Jala
n Ra
ya
Muk
htar
Sa
wan
gan,
Dep
ok,
Jaw
a Ba
rat
Satp
ol P
P, Lu
rah
dan
Cam
atJA
I Saw
anga
n
61Pe
radi
lan
terd
uga
alira
n se
sat d
i M
edan
PN M
edan
men
gadi
li Sy
ekh
Ahm
ad A
rifin
pim
pina
n pe
ngaj
ian
Ihya
Ulu
mud
din
yan
g be
rafil
ias
deng
an ta
reka
t Sam
man
iyah
di J
alan
Ka
rya
Bakt
i Med
an.
23 O
ktob
er
PN M
edan
Su
mat
ra U
tara
PN M
edan
Syek
h A
hmad
A
rifin
62Pe
radi
lan
terd
uga
alira
n se
sat d
i M
edan
PN M
edan
Kem
bali
men
ggel
ar S
yekh
Ahm
ad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya U
lum
uddi
n ya
ng
didu
ga m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a.D
alam
per
sida
ngan
, tak
bir d
an ta
hlil
teru
s di
teria
kkan
mas
sa d
ari F
UI g
una
mem
peng
aruh
i m
ajel
is h
akim
31 O
ktob
er
PN M
edan
Su
mat
ra U
tara
PN M
edan
Syek
h A
hmad
A
rifin
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201461
63Pe
lara
ngan
dis
kusi
Tela
h te
rjadi
pel
aran
gan
oleh
Pol
rest
a Jo
gja
terk
ait d
isku
si y
ang
dige
lar L
KiS
di P
endo
po
Ajiy
asa
Jogj
a N
asio
nal M
useu
m. K
abid
Hum
as
Pold
a D
IY, A
KBP
Ann
y Pu
djia
stut
i men
gata
kan
kepo
lisia
n pa
da in
tinya
tida
k m
elar
ang
tiap
kegi
atan
sep
erti
disk
usi.
Kend
ati d
emik
ian
kegi
atan
dila
ksan
akan
den
gan
mel
ihat
situ
asi
dan
kond
isi.
Pasa
lnya
ada
pen
olak
an m
elal
ui
duni
a m
aya
sehi
ngga
ada
per
timba
ngan
unt
uk
men
gkaj
i ula
ng k
egia
tan.
27 O
ktob
erJo
gja
Nas
iona
l M
useu
m D
IYPo
lrest
a Jo
gja
LKiS
11. N
ovem
ber
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
64Pe
radi
lan
terd
uga
alira
n se
sat d
i M
edan
PN M
edan
Kem
bali
men
ggel
ar S
yekh
Ahm
ad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya U
lum
uddi
n ya
ng
didu
ga m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a.Ra
tusa
n m
assa
For
um U
mat
Isla
m (F
UI)
mem
adat
i lob
y pe
ngad
ilan
nege
ri M
edan
unt
uk
men
yaks
ikan
sid
ang
ters
ebut
6 Nov
embe
rPN
Med
an
Sum
atra
Uta
raPN
Med
anSy
ekh
Ahm
ad
Arifi
n
65IP
DN
Tid
ak la
gi
izin
kan
GPd
I Su
med
ang
Nas
ib je
maa
t GPd
I Sum
edan
g se
mak
in ti
dak
men
entu
set
elah
pim
pina
n IP
DN
tida
k la
gi
men
gizi
nkan
pih
ak G
PdI m
elak
ukan
ibad
ah ru
tin
di a
ula
IPD
N d
enga
n al
asan
yan
g tid
ak je
las.
Kini
je
maa
t GPd
I tid
ak ta
hu h
arus
mel
akuk
an ib
adah
ke
man
a.Se
belu
mny
a Bu
pati
Sum
edan
g, A
de Ir
awan
te
lah
mem
berik
an te
mpa
t ber
ibad
ah s
emen
tara
di
Inst
itut P
emer
inta
han
Dal
am N
eger
i (IP
DN
) Ja
tinan
gor s
ebag
ai a
ltern
atif
kare
na g
erej
a m
erek
a di
tutu
p pi
hak
Pem
kab.
9 Nov
embe
rJa
tinag
or
Sum
edan
g Ja
wa
Bara
t
Pim
pina
n IP
DN
GPd
I Sum
edan
g
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201462
66Pe
mbi
aran
pe
nghe
ntia
n ib
adah
Uns
ur M
uspi
ka C
ileun
yi B
andu
ng m
embi
arka
n da
n m
enya
ksik
an d
ua o
rang
jem
aat G
KP C
inun
uk
Band
ung
yang
dip
aksa
men
anda
tang
ani s
urat
pe
rnya
taan
keb
erat
an te
rhad
ap k
egia
tan
ibad
ah
rutin
Pos
Keb
aktia
n G
KP C
inun
uk, C
ileun
yi
Band
ung
oleh
orm
as F
PI d
an F
ORM
ACI.
9 Nov
embe
rCK
anto
r Ke
cam
atan
Ci
leun
yi B
andu
ng
Cam
at, D
anse
k,
Dan
ram
il Ci
leun
yi2
oran
g je
maa
t G
KP C
inun
uk
67Pe
radi
lan
terd
uga
alira
n se
sat d
i M
edan
PN M
edan
Kem
bali
men
ggel
ar S
yekh
Ahm
ad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya U
lum
uddi
n ya
ng
didu
ga m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a.Pa
da s
idan
g ya
ng k
elim
a ka
linya
di g
elar
ini,
maj
elis
hak
im m
ende
ngar
ket
eran
gan
Suhe
ri ke
tua
foru
m u
mat
isla
m (F
UI)
sum
ut
13
Nov
embe
rPN
Med
an
Sum
atra
Uta
raPN
Med
anSy
ekh
Ahm
ad
Arifi
n
68M
usya
war
ah
Peny
egel
an M
asjid
JA
I Ban
jar
Pem
kot B
anja
r, M
UI,
Kem
enag
, Kep
olis
ian
dan
seju
mla
h O
rmas
men
ggel
ar ra
pat d
i kan
tor M
UI
Banj
ar y
ang
mem
utus
kan
men
yege
l Mas
jid
Ahm
adiy
ah B
anja
r
21
Nov
embe
rJa
lan
Raya
Pa
ngan
dara
n,
Dus
un
Tanj
ungs
ukur
, Ke
lura
han
Heg
arsa
ri,
Keca
mat
an
Pata
rum
an, K
ota
Banj
ar.
Pem
kot B
anja
rJA
I Ban
jar
69Pe
nyeg
elan
mas
jid
Ahm
adiy
ah B
anja
rPe
mer
inta
h Ko
ta B
anja
r mel
alui
Tim
Pen
anga
nan
Jem
aat A
hmad
iyah
kem
bali
mel
akuk
an
peny
egel
an M
asjid
Al I
stiq
amah
mili
k JA
I Ban
jar.
Peny
egel
an d
ilaku
kan
deng
an m
enge
las
pint
u m
asjid
.Pe
nyeg
elan
dila
kuka
n se
baga
i has
il ke
putu
san
mus
yaw
arah
tim
ber
sam
a Pe
mko
t Ban
jar,
MU
I, Ke
men
ag, K
epol
isia
n da
n se
jum
lah
Orm
as y
ang
dige
lar d
i kan
tor M
UI B
anja
r
22
Nov
embe
rJa
lan
Raya
Pa
ngan
dara
n,
Dus
un
Tanj
ungs
ukur
, Ke
lura
han
Heg
arsa
ri,
Keca
mat
an
Pata
rum
an, K
ota
Banj
ar.
Pem
kot B
anja
rJA
I Ban
jar
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201463
70Pe
radi
lan
terd
uga
alira
n se
sat d
i M
edan
PN M
edan
Kem
bali
men
ggel
ar S
yekh
Ahm
ad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya U
lum
uddi
n ya
ng
didu
ga m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a.Ra
tusa
n m
assa
yan
g te
rgab
ung
dala
m O
rmas
Is
lam
Kot
a M
edan
mel
akuk
an a
ksi d
i Pen
gadi
lan
Neg
eri M
edan
, Sel
asa
(25/
11/2
014)
sia
ng.
Mer
eka
mem
inta
Pen
gadi
lan
Neg
eri M
edan
m
enah
an te
rdak
wa
peni
staa
n ag
ama,
Sye
kh
Mud
a A
hmad
Arifi
n. P
asal
nya,
mer
eka
men
ilai
terd
akw
a m
asih
mel
akuk
an a
ktiv
itas
peng
ajia
n ya
ng d
idug
a se
sat i
tu.
25
Nov
embe
rPN
Med
an
Sum
atra
Uta
raPN
Med
anSy
ekh
Ahm
ad
Arifi
n
12. D
esem
ber
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
71Pe
nola
kan
pem
akam
an
jena
zah
Sapt
o D
harm
o
Sala
h sa
tu w
arga
Sap
to D
harm
o D
esa
Sian
dong
Ke
c. L
aran
gan
Kab.
Bre
bes
men
gaba
rkan
bah
wa
teta
ngga
nya
bern
ama
Dao
dah
(55
tahu
n)
pem
eluk
Sap
to D
harm
o m
enin
ggal
dun
ia. K
etik
a he
ndak
dim
akam
kan
di Te
mpa
t Pem
akam
an
Um
um (T
PU) D
esa
Sian
dong
, Kep
ala
Des
a Si
ando
ng T
aufik
HS
mel
aran
gnya
den
gan
alas
an
mak
an it
u m
ilik
umat
Isla
m. P
adah
al m
akam
itu
mili
k de
sa. P
enol
akan
ters
ebut
juga
dila
kuka
n at
as d
esak
an d
ari t
okoh
Isla
m s
etem
pat.
Akh
irnya
jenz
ah D
aoda
h te
rpak
sa d
imak
amka
n di
pek
aran
gan
send
iri.
7 D
esem
ber
Des
a Si
ando
ng
Kec.
Lar
anga
n Ka
b. B
rebe
s, Ja
wa
Teng
ah
Kepa
la D
esa
Peng
anut
Sap
to
Dha
rmo
72U
U P
enod
aan
Agam
a Je
rat
Pem
impi
n M
edia
Pem
impi
n Re
daks
i (Pe
mre
d) ‘T
he Ja
kart
a Po
st’
Mei
dyat
ama
Sury
odin
ingr
at (M
S) d
iteta
pkan
m
enja
di te
rsan
gka
oleh
Pol
da M
etro
Jaya
be
rdas
arka
n U
U k
ontr
over
sial
ters
ebut
12
Des
embe
rJa
kart
aPo
lda
Met
ro Ja
yaPe
mim
pin
med
ia c
etak
‘The
Ja
kart
a Po
st
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201464
Pene
tapa
n te
rsan
gka
ini k
aren
a ‘T
he Ja
kart
a Po
st’ e
disi
3 Ju
li 20
14 d
iang
gap
men
ghin
a Is
lam
. Te
rbita
n ko
ran
berb
ahas
a In
ggris
har
i itu
mem
uat
kart
un y
ang
men
cant
umka
n tu
lisan
Ara
b La
ilah
a ill
alla
h ya
ng b
erar
ti “T
idak
ada
Tuh
an s
elai
n A
llah”
pa
da s
ebua
h ga
mba
r ten
gkor
ak k
has
baja
k la
ut.
73Pe
ram
pasa
n ke
beba
san
war
ga
Ahm
adiy
ah
Mat
aram
Hin
gga
akhi
r Des
embe
r ini
, pul
uhan
war
ga
Ahm
adiy
ah m
atar
am y
ang
bera
da d
i pe
ngun
gsia
n as
ram
a Tr
ansi
to M
atar
am b
elum
m
empe
role
h ke
jela
san
nasi
b ka
pan
mer
eka
akan
dip
ulan
gkan
ke
kam
pung
hal
aman
ole
h Pe
mer
inta
h Pr
ovin
si N
TB. H
ingg
a ta
hun
2014
in
i mer
eka
suda
h m
enja
di p
engu
ngsi
sel
ama
9 ta
hun
kare
na k
eyak
inan
mer
eka
seba
gai
peng
ikut
Ahm
adiy
ah.
Des
embe
r 20
14A
sram
a Tr
ansi
to
Maj
eluk
Mat
aram
N
TB
Pem
erin
tah
Prov
insi
da
n Pe
mer
inta
h Pu
sat
Peng
ungs
i JA
I M
atar
am
74Pe
mbi
aran
Pe
mbe
kuan
IMB
GKI
Yas
min
Mes
ki d
i pem
erin
taha
n ba
ru, h
arap
an Je
maa
t G
KI Y
asm
in d
i Bog
or, J
awa
Bara
t, un
tuk
bisa
m
engg
unak
an g
erej
anya
sep
ertin
ya s
ulit
tere
alis
asi.
Hal
itu
sete
lah
Wal
ikot
a Bo
gor A
rya
Bim
a m
embe
rikan
isya
rat u
ntuk
tida
k m
embu
ka
sege
l di g
erej
a ya
ng b
erse
ngke
ta te
rseb
ut. B
ima
pun
mem
ilih
men
gam
bil s
ikap
yan
g sa
ma
sepe
rti
Wal
ikot
a Bo
gor s
ebel
umny
a –
Dia
ni B
udia
rto.
Bim
a m
enga
taka
n, ia
sen
diri
mas
ih b
erpe
gang
an
jika
Pem
kot B
ogor
mas
ih m
emili
ki la
ndas
an y
ang
kuat
unt
uk ti
dak
mem
buka
ger
eja
ters
ebut
.
11
Des
embe
rBo
gor J
awa
Bara
tW
alik
ota
Bogo
rJe
maa
t GKI
Ya
smin
75Pe
mbi
aran
pe
lara
ngan
Maj
id
Nur
Mus
afir
Kupa
ng
Sete
lah
dihe
ntik
an p
rose
s pe
mba
ngun
an M
asjid
N
ur M
usafi
r di B
atup
alt K
upan
g ol
eh W
alik
ota
Kupa
ng d
enga
n al
asan
per
izin
an, h
ingg
a sa
at
ini m
asjid
ters
ebut
tdk
kunj
ung
dite
rusk
an
pem
bang
unan
nya.
Pem
erin
tah
Kota
Kup
ang
juga
mem
biar
kan
ketid
akje
lasa
n na
sib
umat
Is
lam
di K
upan
g
Des
embe
r 20
14Ku
pang
, NTT
Pem
kot K
upan
gJe
maa
t mas
jid
Nur
Mus
afir
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201465
76Pe
nola
kan
pem
beria
n e-
KTP
war
ga A
hmad
iyah
M
anis
lor
Din
as C
atat
an S
ipil
dan
Kepe
ndud
ukan
Ka
bupa
ten
Kuni
ngan
hin
gga
saat
ini b
elum
m
embe
rikan
e-K
TP k
epad
a ra
tusa
n w
arga
A
hmad
iyah
Man
islo
r Kun
inga
n. P
adah
al w
arga
di
des
a-de
sa la
in s
udah
ham
pir s
emua
nya
men
dapa
t e-K
TP.
Kepa
la D
inas
ber
alas
an, j
ika
e-KT
P te
rseb
ut
dibe
rikan
, kar
ena
dia
men
dapa
t tek
anan
dar
i or
mas
Isla
m d
i Kun
inga
n, te
rkai
t ide
ntita
s Is
lam
da
lam
KTP
war
ga A
hmad
iyah
.
Des
embe
r 20
14M
anis
lor
Kuni
ngan
Jaw
a Ba
rat
Din
as D
ukca
pil
Kuni
ngan
War
ga
Ahm
adiy
ah
Man
islo
r
77Pe
nola
kan
men
ikah
kan
war
ga A
hmad
iyah
Ku
ning
an
Kant
or U
rusa
n Ag
ama
(KU
A) d
i Kec
amat
an
Jala
ksan
a Ku
ning
anm
enol
ak m
enik
ahka
h w
arga
A
hmad
iyah
den
gan
alas
an A
hmad
iyah
ada
lah
alira
n se
sat.
Mer
eka
baru
ber
sedi
a m
enik
ahka
n w
arga
Ahm
adiy
ah ji
ka m
erek
a be
rsed
ia
men
anda
tang
ani s
urat
per
nyat
aan
kelu
ar d
ari
Ahm
adiy
ah
Janu
ari-
Des
embe
r 20
14
Jala
ksan
a Ku
ning
an Ja
wa
Bara
t
KUA
Jala
ksan
aJA
I Man
islo
r Ku
ning
an
78Pe
mba
tala
n IM
B G
erej
aM
ajel
is H
akim
Pen
gadi
lan
Tata
Usa
ha N
egar
a Se
rang
men
gabu
lkan
gug
atan
pem
bata
lan
Izin
Men
dirik
an B
angu
nan
(IMB)
Ger
eja
Sant
a Be
rAce
het y
ang
dike
luar
kan
Wal
ikot
a Ta
nger
ang
23 A
gust
us 2
013
lalu
. Maj
elis
ha
kim
ber
pend
apat
bah
wa
IMB
ters
ebut
tida
k m
emen
uhi s
alah
sat
u sy
arat
adm
inis
tras
i yai
tu
peng
esah
an k
elur
ahan
terh
adap
tand
a ta
ngan
90
pen
ggun
a G
erej
a.
11
Des
embe
r 20
14
Sera
ng B
ante
nPT
UN
Ser
ang
Ger
eja
Sant
a Be
rAce
het
79Kr
imin
alis
asi
terd
uga
alira
n se
sat
PN M
edan
Kem
bali
men
ggel
ar S
yekh
Ahm
ad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya U
lum
uddi
n ya
ng
didu
ga m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a. A
gend
a si
dang
men
deng
arka
n ke
tera
ngan
sak
si d
ari M
UI
Pusa
t
18
Des
embe
rPN
Med
an
Sum
atra
Uta
raPN
Med
anSy
ekh
Ahm
ad
Arifi
n
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201466
80Pe
mko
t Bog
or
lara
ng ib
adah
GKI
Ya
smin
Pulu
han
satp
ol P
P da
ri Pe
mko
t Bog
or d
an P
olis
i m
elar
ang
bela
san
jem
aat G
KI Y
asm
in B
ogor
ya
ng h
enda
k m
enye
leng
gara
kan
doa
di d
epan
ba
ngun
an g
erej
a ya
ng d
iseg
el P
emko
t Bog
or
di Jl
. Abd
ulla
h Bi
n N
uh K
ota
Bogo
r. Pe
lara
ngan
te
rseb
ut d
ilaku
kan
atas
per
inta
h de
ngan
ala
san
Wal
ikot
a Bo
gor B
ima
Ary
a ya
ng m
enol
ak
mem
buka
seg
el G
KI Y
asm
in. P
ihak
kea
man
an
juga
mem
biar
kan
aksi
intim
idas
i dar
i sej
umla
h m
assa
kep
ada
angg
ota
jem
aat.
25
Des
embe
rJl.
KH
Abd
ulla
h Bi
n N
uh B
ogor
Wal
ikot
a, S
atpo
l PP,
Polis
iJe
maa
t GKI
Ya
smin
Bog
or
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201467
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201468
Mat
riks
2 P
elan
ggar
an, I
ntol
eran
si d
an D
iskr
imin
asi
Akt
or N
on-N
egar
a
1.
Janu
ari
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
1Fa
twa
sesa
t Syi
ah
DIY
Ata
s pe
rmin
taan
Fro
nt Ji
had
Isla
m (F
JI),M
ajel
is
Ula
ma
Indo
nesi
a (M
UI)
Dae
rah
Istim
ewa
Yogy
akar
ta (D
IY) m
enge
luar
kan
sura
t jaw
aban
da
n fa
twa
yang
men
yata
kan
Syia
h se
sat.
Imba
snya
Lem
baga
Rau
syan
Fik
r mem
utus
kan
men
ghen
tikan
sem
ua k
egia
tann
ya. H
umas
Ra
usya
n Fi
kr, E
di S
yarif
, men
yata
kan
Raus
yan
Fikr
sel
ama
ini t
idak
men
yeba
rkan
aja
ran
Syia
h, m
elai
nkan
han
ya m
engg
elar
kaj
ian
rutin
m
enge
nai fi
lsaf
at Is
lam
5 Ja
nuar
i D
I Yog
yaka
rta
MU
I DIY
Lem
baga
Ra
usya
n Fi
kr
2Pe
nyes
atan
G
afat
ar d
i Pos
oM
ajel
is U
lam
a In
done
sia
(MU
I) Ka
bupa
ten
Poso
, Su
law
esi T
enga
h, te
gas
men
yata
kan
alira
n G
afat
ar s
ebag
ai a
liran
ses
at y
ang
men
yesa
tkan
da
n be
rbah
aya.
Men
gaku
Isla
m, n
amun
m
enge
mba
ngka
n aj
aran
nya
sam
a se
kali
tidak
be
rdas
ar a
jara
n Is
lam
men
urut
Alq
uran
dan
Al
Had
is.
8 Ja
nuar
i Po
so S
ulaw
esi
Teng
ahM
UI P
oso
Alir
an G
afat
ar
3FU
I gru
duk
rum
ah
pim
pina
n te
rdug
a se
sat
Lask
ar M
ujah
idin
dan
For
um U
mat
Isla
m
yang
men
data
ngi s
ebua
h ru
mah
dan
mas
jid
di Ja
lan
Kary
a Ba
kti M
edan
. Ked
atan
gan
mas
sa u
ntuk
men
untu
t jam
aah
peng
ajia
n ta
reka
t Sam
man
iyah
kel
uar d
ari m
asjid
dan
m
embu
bark
an d
iri.
Mes
ki m
asjid
mer
eka
teng
ah d
ikep
ung
mas
sa,
200
oran
g je
maa
h ta
reka
t Sam
man
iyah
teta
p m
enol
ak m
embu
bark
an d
iri.
11 Ja
nuar
iJa
lan
Kary
a Ba
kti,
Kelu
raha
n Pa
ngka
lan
Mas
yhur
, Ke
cam
atan
M
edan
Joho
r, Ko
ta
Med
an, S
umat
ra
Uta
ra
Lask
ar M
ujah
idin
da
n Fo
rum
Um
at
Isla
m
Jam
aah
peng
ajia
n Ih
ya
Ulu
mud
din
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201469
4Pe
rusa
kan
pura
di
Srag
enTe
mpa
t iba
dah
umat
Hin
du y
ang
bera
da d
i D
ukuh
Giri
loka
, Des
a G
irim
argo
, Kec
amat
an M
iri,
Srag
en m
enja
di s
asar
an p
erus
akan
ora
ng ta
k di
kena
l. Se
jum
lah
patu
ng y
ang
bera
da d
i dal
am
pura
dik
etah
ui ru
sak.
Kep
ala
Kepo
lisia
n Re
sor S
rage
n A
jun
Kom
isar
is
Besa
r Dha
ni H
erna
ndo
men
gata
kan,
sel
ama
ini
tidak
per
nah
ada
lapo
ran
dari
war
ga s
ekita
r yan
g ke
bera
tan
deng
an k
eber
adaa
n pu
ra. A
pala
gi
pura
ters
ebut
sud
ah b
erdi
ri se
jak
30 ta
hun
lalu
. “S
ejak
ber
diri
hing
ga s
ekar
ang,
tida
k pe
rnah
ada
ge
jola
k di
mas
yara
kat,”
kat
anya
.
16 Ja
nuar
i D
ukuh
Giri
loka
, D
esa
Giri
mar
go,
Keca
mat
an M
iri,
Srag
en
Ora
ng ti
dak
dike
nal
Pura
um
at H
indu
di
Sra
gen
5D
esak
an
penu
tupa
n ra
dio
bera
liran
sal
afi/
wah
abi
Seju
mla
h an
ggot
a Fr
ont P
embe
la Is
lam
(FPI
) Ba
tam
men
data
ngi k
anto
r Kom
isi P
enyi
aran
In
done
sia
Dae
rah
(KPI
D) d
i Sek
upan
g un
tuk
men
untu
t pen
utup
an a
ktiv
itas
siar
an R
adio
H
ang
FM d
enga
n al
asan
ber
alira
n sa
lafi/
wah
abi.
Mer
eka
mem
baw
a sp
andu
k be
rtul
iska
n “K
ami
men
olak
ker
as a
jara
n Sa
lafi/
Wah
abi”
dan
“Tut
up H
ang
FM a
dala
h ha
rga
mat
i”. M
erek
a m
enga
taka
n ba
hwa
“Han
g FM
pem
ecah
bel
ah
umat
mak
a pe
mer
inta
h ha
rus
tega
s tu
tup
radi
o H
ang
FM, k
alau
tida
k um
at Is
lam
yan
g be
rger
ak,”
ujar
Ust
ad M
uham
mad
Bas
ir, d
ari F
orum
Ket
ua
Takm
ir M
asjid
dan
Mus
halla
Kot
a Ba
tam
.
17 Ja
nuar
iSe
kupa
ng, B
atam
, Ke
p. R
iau
FPI
Han
g FM
6Pe
nyes
atan
ke
lom
pok
peng
ajia
n di
M
edan
Maj
elis
Ula
ma
Indo
nesi
a (M
UI)
Prov
insi
Sum
ater
a U
tara
men
yata
kan
Tarik
at S
aman
iyah
di J
alan
Ka
rya
Bakt
i, Ke
lura
han
Pang
kala
n M
asyh
ur,
Keca
mat
an M
edan
Joho
r, Ko
ta M
edan
, m
enyi
mpa
ng.
Ala
sann
ya s
alah
sat
u aj
aran
nya
men
yata
kan
bahw
a N
abi A
dam
dic
ipta
kan
oleh
Mal
aika
t ata
s pe
rinta
h A
llah.
Sel
ain
itu, d
alam
tare
kat t
erse
but
17 Ja
nuar
iJa
lan
Kary
a Ba
kti,
Kelu
raha
n Pa
ngka
lan
Mas
yhur
, Ke
cam
atan
M
edan
Joho
r, Ko
ta
Med
an, S
umat
ra
Uta
ra
MU
I Sum
utPe
ngaj
ian
Tarik
at
Sam
aniy
ah
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201470
mel
egal
kan
pern
ikah
an m
uth’
ah/s
iri ta
npa
wal
i da
n sa
ksi,
dan
pem
baya
ran
zaka
t har
ta d
iber
ikan
ke
pada
gur
u (p
impi
nan
tare
kat)
yak
ni S
yekh
A
hmad
Mud
a A
rifin.
7Pe
ngge
rebe
gan
kelo
mpo
k te
rdug
a se
sat
Dia
ngga
p m
enyi
mpa
ng d
ari a
jara
n Is
lam
, m
arka
s pe
ngaj
ian
Ihya
Ulu
mud
din,
tare
kat
Sam
man
iyah
di M
edan
, Sum
ater
a U
tara
di
grud
uk w
arga
. War
ga s
ekita
r men
gang
gap
tarik
at te
rseb
ut m
enye
bark
an d
oktr
in s
esat
, se
pert
i mem
bole
hkan
kaw
in m
ut’a
h at
au k
awin
ko
ntra
k.
19 Ja
nuar
iJa
lan
Kary
a Ba
kti,
Kelu
raha
n Pa
ngka
lan
Mas
yhur
, Ke
cam
atan
Med
an
Joho
r, Ko
ta M
edan
Su
mat
ra U
tara
War
ga ja
lan
Kary
a Ba
kti
Mar
kas
Peng
ajia
n Ih
ya
Ulu
mud
din
8Pe
nyer
anga
n FP
I W
Tem
angg
ung
Kare
na td
ak te
rima
deng
an is
i cer
amah
Sh
ihab
udin
yan
g ju
ga s
eora
ng p
impi
nan
FPI
Tem
angg
ung,
war
ga D
esa
Kem
bara
n m
ence
gat
dan
mer
usak
mob
il Sh
ihab
udin
.
19 Ja
nuar
iD
esa
emba
ran,
Ka
lijaj
ar, K
ab.
Won
osob
o Ja
teng
War
ga d
esa
Shih
abud
in,
pim
pina
n FP
I Te
man
ggun
g
9FP
I tud
uh Jo
nas
Riva
no n
ista
kan
agam
a
UU
Pen
ista
an A
gam
a m
enje
rat a
rtis
Jona
s Ri
vano
. D
ia d
ipol
isik
an o
leh
Fron
t Pem
bela
Isla
m (F
PI)
Dep
ok k
aren
a di
tudi
ng te
lah
mel
eceh
kan
agam
a Is
lam
den
gan
dini
lai b
erpu
ra-p
ura
men
jadi
m
uala
f dem
i men
ikah
i Asm
irand
a, s
eora
ng
mus
lim.
Berk
as k
asus
ters
ebut
mem
ang
suda
h di
limpa
hkan
ole
h pe
nyid
ik P
olre
s Ka
bupa
ten
Bogo
r, Ja
wa
Bara
t ke
Keja
ksaa
n N
eger
i Bog
or.
Nam
un, b
erka
s te
rseb
ut te
rpak
sa d
ikem
balik
an
kare
na b
elum
leng
kap.
Hin
gga
kini
, kas
us in
i be
lum
mas
uk k
e pe
ngad
ilan.
28 Ja
nuar
iD
epok
Jaw
a Ba
rat
FPI
Art
is Jo
nas
Riva
no
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201471
2.
Febr
uari
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
10Pe
nutu
pan
Yaya
san
Al
Mag
furu
llah
Ratu
san
war
ga D
esa
Klay
an, K
ecam
atan
Gun
ung
Jati,
Cire
bon
bers
ama
seju
mla
h an
ggot
a or
mas
Is
lam
Cire
bon
yang
terg
abun
g da
lam
ALM
AN
AR
(Alia
nsi M
asya
raka
t Nah
i Mun
kar)
mel
akuk
an a
ksi
penu
tupa
n pa
ksa
alira
n ya
ng m
erek
a an
ggap
se
sat Y
ayas
an A
l-Mag
hfur
ulla
h. W
arga
dan
se
jum
lah
orm
as Is
lam
mel
akuk
an p
engg
ereb
ekan
ka
rena
ger
am m
ende
ngar
lapo
ran
bahw
a sa
ng
pem
impi
n ya
yasa
n m
enga
ku se
baga
i Tuh
an.
6 Fe
brua
riJa
lan
Soba
n A
l H
iday
ah G
G.
Gun
ung
Laya
RT
15/
04 D
esa
Klay
an K
ecam
atan
G
unun
g Ja
ti,
Cire
bon
War
ga d
an
seju
mla
h O
rmas
Is
lam
Yaya
san
Al
Mag
hfur
ulla
h
11In
timid
asi d
an
anca
man
terh
adap
A
hmad
iyah
Cia
njur
Sabt
u (8
/2) m
alam
, ket
ika
para
ang
gota
JAI
Neg
lasa
ri se
dang
mel
aksa
naka
n sh
alat
mag
rib
berja
maa
h di
Mes
jid B
aitu
nnas
ir, m
assa
da
ri G
empa
mel
akuk
an in
timid
asi d
enga
n m
embu
nyik
an m
obil
kera
s-ke
ras
di d
epan
mas
jid.
8 Fe
brua
riKa
mpu
ng C
ipar
ay,
Des
a Se
lage
dang
, Ke
cam
atan
Ci
bebe
r, Ci
anju
r Ja
wa
Bara
t
Mas
sa O
rmas
G
empa
Jem
aat
Ahm
adiy
ah
Cipa
ray
Cian
jur
12In
timid
asi d
an
anca
man
terh
adap
A
hmad
iyah
Cia
njur
Min
ggu,
9 P
ebru
ari 2
014
Seki
tar p
ukul
18.
30
(ba’d
a M
agrib
) sat
u un
it m
obil
pero
za b
erat
ribut
G
EMPA
mel
ewat
i pem
ukim
an JA
I Cip
aray
den
gan
men
gelu
arka
n su
ara
bisi
ng y
ang
tak
waj
ar. T
ak
lam
a ke
mud
ian
data
ngla
h 5
unit
mob
il po
lisi d
an
2 un
it m
obil
dalm
as d
ari a
rah
Cian
jur m
enuj
u ar
ah D
esa
Suka
dana
.Te
rjadi
kon
sent
rasi
mas
sa d
iirin
gi o
rasi
-ora
si
para
pen
cerm
ah m
empr
ovok
asi m
asa
untu
k m
enbe
nci A
hmad
iyah
.
9 Fe
brua
rika
mpu
ng C
ipar
ay,
Des
a Se
lage
dang
, Ke
c. C
ibeb
er,
Cian
jur J
awa
Bara
t
Mas
sa O
rmas
G
empa
Jem
aat
Ahm
adiy
ah
Cipa
ray
Cian
jur
13Pe
lara
ngan
pe
ngaj
ian
Tasa
wuf
Sy
ekh
Yusu
f
War
ga m
asya
raka
t di K
ecam
atan
Bul
ukum
ba,
Kabu
pate
n Bu
luku
mba
, Sul
awes
i Sel
atan
m
engh
entik
an p
enga
jian
Tasa
wuf
Sye
kh Y
usuf
di
wila
yah
ters
ebut
den
gan
alas
an p
enga
jian
yang
men
gaja
rkan
hik
mah
-hik
mah
itu
dini
lai
men
yim
pang
dar
i aja
ran
yang
ada
Isla
m y
ang
pada
um
umny
a.
10 F
ebru
ari
Keca
mat
an
Bulu
kum
ba,
Kabu
pate
n Bu
luku
mba
, Su
law
esi S
elat
an
War
ga m
asya
raka
tJe
maa
t Pe
ngaj
ian
Tasa
wuf
Sye
kh
Yusu
f
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201472
14A
ncam
an
penu
tupa
n m
asjid
A
hmad
iyah
Cia
njur
Seni
n, 1
0 Fe
buar
i, 0
8.05
WIB
Ade
Rus
pand
i m
enga
taka
n ba
hwa
ada
info
rmas
i aka
n ad
a pe
nyeg
elan
mas
jid y
ang
dila
kuka
n ol
eh o
rmas
G
EMPA
. Inf
orm
asi t
erse
but d
atan
g vi
a SM
S da
ri Ba
bins
a D
esa
Sela
geda
ng K
ecam
atan
Cib
eber
. Is
i sm
s: In
fp ta
ngga
l 13
Febu
ari.
Ger
akan
mus
lim
peny
elam
at a
qida
h (G
empa
) aka
n m
enye
gel
mas
jid-m
asjid
Ahm
adiy
ah te
ruta
ma
Des
a Ca
mpa
ka.
10 F
ebru
ari
Des
a Ca
mpa
ka,
Kec.
Cib
eber
, Ci
anju
r Jaw
a Ba
rat
Gem
paJe
maa
t A
hmad
iyah
Ca
mpa
ka C
ianj
ur
15Pe
nola
kan
gere
ja
Baci
roSe
tela
h m
elak
ukan
pen
gajia
n ak
bar d
i mas
jid
yang
ber
sebe
rang
an d
enga
n lo
kasi
Ger
eja
Kris
ten
Yehu
wa,
FJI
ber
sam
a w
arga
mem
asan
g sp
andu
k se
baga
i pen
olak
an k
eber
adaa
n ge
reja
te
rseb
ut.
Ala
san
peno
laka
n te
rseb
ut, k
aren
a lo
kasi
ger
eja
yang
ber
deka
tan
deng
an m
asjid
11 F
ebru
ari
Kelu
raha
n Ba
ciro
, Yo
gyak
arta
, DIY
FJI d
an w
arga
Ba
ciro
Jem
aat G
erej
a Ye
huw
a
16A
ncam
an te
rhad
ap
Ahm
adiy
ah C
ianj
ur
War
ga ja
maa
h A
hmad
iyah
di C
ianj
ur, J
awa
Bara
t, m
enga
ku m
enda
pat a
ncam
an d
ari k
elom
pok
into
lera
n ya
ng m
enga
tas
nam
akan
Ger
akan
M
uslim
Pen
yela
mat
Aki
dah
(Gem
pa).
Bahk
an
kaba
rnya
kel
ompo
k te
rseb
ut b
akal
men
yege
l m
asjid
Bai
tul N
asir
mili
k A
hmad
iyah
.Pe
ngur
us m
asjid
, Muh
di m
enga
taka
n, in
form
asi
itu d
iterim
anya
lew
at s
eora
ng a
nggo
ta in
tel
kepo
lisia
n se
tem
pat.
Renc
ana
peny
egel
an it
u di
picu
keg
iata
n ta
blig
h ak
bar a
khir
peka
n la
lu
yang
mem
anci
ng w
arga
unt
uk m
embe
nci w
arga
A
hmad
iyah
.
13 F
ebru
ari
Cian
jur J
awa
Bara
tG
EMPA
JAI C
ianj
ur
17Pe
mbu
bara
n pe
ngaj
ian
MTA
di
Dem
ak
Sebu
ah p
enga
jian
rutin
yan
g di
sele
ngga
raka
n M
ajel
is T
afsi
r Alq
uran
(MTA
) dbu
bark
an w
arga
D
esa
Meg
oten
. Pem
buba
ran
ters
ebut
dila
kuka
n ka
rena
men
ilai M
TA m
enga
jark
an a
jara
n ya
ng
tidak
ses
uai d
enga
n sy
aria
t Isl
am.
13 F
ebru
ari
Des
a M
egot
en,
Kec.
Keb
oagu
ng,
Kabu
pate
n D
emak
War
ga d
esa
Jem
aat M
TA
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201473
18Pe
nyeb
aran
ke
benc
ian
terh
adap
Syi
ah
Forn
t Jih
ad Is
lam
Yog
yaka
rta
men
gelu
arka
n su
rat t
erbu
ka k
epad
a O
rmas
-orm
as Is
lam
ya
ng m
enya
taka
n ba
hwa
alira
n Sy
iah
sesa
t da
n Ke
duta
an B
esar
Iran
sed
ang
mel
akuk
an
peny
ebar
an s
ecar
a be
sar-
besa
ran
ajar
an S
yiah
di
Indo
nesi
a. S
alah
sat
unya
men
gkam
pany
ekan
ni
kah
mut
’ah.
15 F
ebru
ari
Yogy
akar
ta, D
IYFJ
IW
arga
Syi
ah d
an
Kedu
taan
Bes
ar
Iran
19Pe
nyeb
aran
ke
benc
ian
kepa
da
kelo
mpo
k la
in
Aca
ra M
aulid
Akb
ar d
igel
ar d
enga
n m
engu
ndan
g pe
mbi
cara
ant
ara
lain
Fos
wan
(F
orum
Sila
tura
hmi A
hlus
Sun
nah
wal
Jam
aah)
, Bu
ya M
atsu
ni, A
bdul
Had
i, La
ncip
, Ket
ua
Yaya
san
al A
nsho
r. Pa
nggu
ng M
aulid
itu
dala
m
pela
ksan
aann
ya s
elai
n m
enya
jikan
sha
law
at,
juga
men
jadi
lada
ng h
ujat
an d
an c
acia
n ke
pada
ak
tivis
Isla
m d
an D
KM M
MR.
Situ
s w
ww
.kib
lat.
net m
eluk
iska
n, “P
ara
pem
bica
ra d
an h
abib
ya
ng d
iund
ang
tak
cang
gung
dan
tanp
a ta
bayy
un la
gi m
enun
juk
DKM
seb
agai
ant
i m
aulid
. Kat
a-ka
ta y
ang
kasa
r sep
erti:
beg
o,
bodo
h da
n go
blok
dila
yang
kan.
“Yan
g ga
k se
neng
den
gan
kela
hira
n N
abi c
uma
dua.
Iblis
da
n Ya
hudi
. Bis
a ja
di m
erek
a ya
ng g
ak s
enen
g de
ngan
mau
lidny
a na
bi a
dala
h an
tek
Yahu
di,”
ujar
sal
ah s
atu
pem
bica
ra.
26 F
ebru
ari
Mas
jid
Muh
amm
ad
Ram
adha
n di
Ta
man
Gal
axy,
Be
kasi
Sel
atan
, Ko
ta B
ekas
i, Ja
wa
Bara
t
Maj
elis
Sila
tura
hmi
Ratib
Gab
unga
n (M
SRG
)
DKM
Mas
jid
Muh
amm
ad
Ram
adha
n
20A
ksi p
enye
sata
n te
rhad
ap Y
ayas
an
Al M
agfu
rlah
Pada
tang
gal 2
7 Fe
brua
ri 20
14 te
rjadi
aks
i mas
sa
Orm
as Is
lam
yan
g m
ende
sak
MU
I Kab
. Cire
bon
untu
k m
enge
luar
kan
fatw
a se
sat t
erha
dap
Yaya
san
Al-M
agfu
rllah
yan
g te
rleta
k di
Des
a Kl
ayan
, Kec
amat
an G
unun
gjat
i, Ka
bupa
ten
Cire
bon,
27 F
ebru
ari
Des
a Kl
ayan
, Ke
cam
atan
G
unun
gjat
i, Ka
bupa
ten
Cire
bon
Jaw
a Ba
rat
Ratu
san
mas
sa
orm
as Is
lam
Yaya
san
Al
Mag
furll
ah
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201474
3.
Mar
et
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
21Fa
twa
sesa
t Ya
yasa
n A
l M
agfu
rllah
MU
I Kab
. Cire
bon
men
gelu
arka
n Su
rat K
eput
usan
N
o. 2
0/M
UI/K
ab.C
bn/2
014
pada
tang
gal 3
Mar
et
2014
yan
g di
tand
atan
gani
ole
h KH
Bac
hrud
in
Yusu
f sel
aku
Ketu
a Bi
dang
Fat
wa
dan
Ketu
a Si
dang
, KH
Muk
hlisi
n M
uzar
ie, S
ekre
taris
Sid
ang
sert
a be
bera
pa k
iai l
ainn
ya in
i men
yebu
tkan
bah
wa
pim
pina
n Al
-Mag
hfur
llah
tidak
mem
enuh
i sya
rat
seba
gai a
hli t
ariq
at se
baga
iman
a ya
ng te
lah
terc
antu
m d
alam
Kita
b Ta
nwiru
l Qul
ub se
baga
i da
sar p
anda
ngan
MU
I Kab
upat
en C
irebo
n da
lam
m
enyi
kapi
kas
us te
rseb
ut.
Sela
in it
u, p
ada
poin
ber
ikut
nya,
MU
I Kab
upat
en
Cire
bon
juga
mem
apar
kan
tem
uan
bahw
a pi
mpi
nan
Al-M
aghf
urlla
h m
elak
ukan
tafs
ir te
rhad
ap
Al-Q
uran
den
gan
tanp
a m
engg
unak
an k
aida
h-ka
idah
yan
g be
nar,
dan
jika
pim
pina
n ja
maa
h ya
ng
berm
arka
s di D
esa
Klay
an K
ecam
atan
Gun
ungj
ati
Kabu
pate
n Ci
rebo
n in
i men
gaku
seba
gai I
mam
M
ahdi
, Gha
uts,
Rasu
l ser
ta m
engg
ap k
afir g
olon
gan
lain
, mak
a m
erek
a la
yak
dipa
ndan
g se
baga
i aja
ran
yang
men
yim
pang
dar
i aki
dah
Islam
.
3 M
aret
Kab.
Cire
bon
Jaw
a Ba
rat
MU
I Kab
. Cire
bon
Yaya
san
Al
Mag
fulla
h
22Pe
nyer
anga
n be
rmot
if ke
yaki
nan
Rum
ah w
arga
(Agu
s Win
dart
o da
n Sr
i Rej
eki)
di
Kam
pung
Niti
pura
n, D
esa
Tam
antir
to, K
ecam
atan
Ka
sihan
, Kab
upat
en B
antu
l, DIY
diru
sak
oleh
se
kelo
mpo
k or
ang
seki
tar 5
0 or
ang
yang
m
engg
unak
an p
enut
up w
ajah
sert
a m
engg
unak
an
cela
na c
ongk
rang
, war
ga m
endu
ga m
erek
a da
ri ke
lom
pok
peng
ajia
n Pe
sant
ren
Dar
ussn
nuah
. ba
hkan
par
a pe
laku
dal
am a
ksin
ya m
engg
unak
an
senj
ata
taja
m u
ntuk
men
ganc
am w
arga
Mar
etD
esa
Tam
antir
to,
Keca
mat
an
Kasi
han,
Ka
bupa
ten
Bant
ul,
DIY
Mas
sa d
ari
Pesa
ntre
n D
arus
unna
h
war
ga
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201475
23A
ncam
an
penu
tupa
n pe
sant
ren
Dar
ussu
nnah
War
ga d
i Kam
pung
Niti
pura
n, D
esa
Tam
antir
to,
Keca
mat
an K
asih
an, K
abup
aten
Ban
tul,
DIY
, be
renc
ana
akan
men
utup
Pes
antr
en, T
K, S
D,
Dar
usun
nah.
War
ga m
eras
a su
dah
tidak
am
an
lagi
ting
gal b
erse
bela
han
deng
an p
esan
tren
te
rseb
ut k
aren
a se
ring
mel
akuk
an p
enga
ncam
an
atau
pen
grus
akan
terp
adap
rum
ah p
endu
duk.
Be
bera
pa h
ari s
ebel
umny
a ru
mah
war
ga (A
gus
Win
dart
o da
n Sr
i Rej
eki)
diru
sak
oleh
sek
elom
pok
oran
g se
kita
r 50
oran
g ya
ng m
engg
unak
an
penu
tup
waj
ah s
erta
men
ggun
akan
cel
ana
cong
kran
g, w
arga
men
duga
mer
eka
dari
kelo
mpo
k pe
ngaj
ian
ters
ebut
. bah
kan
para
pe
laku
dal
am a
ksin
ya m
engg
unak
an s
enja
ta
taja
m u
ntuk
men
ganc
am w
arga
3 M
aret
Des
a Ta
man
tirto
, Ke
cam
atan
Ka
siha
n,
Kabu
pate
n Ba
ntul
, D
IY
war
gaPe
sant
ren,
TK,
SD
, Dar
usun
nah
24Pe
ngge
rebe
kan
Yaya
san
Al
Mag
furll
ah
Pada
har
i Rab
u, ta
ngga
l 05
Mar
et 2
014
puku
l 17
.00
WIB
terja
di d
emon
stra
si y
ang
men
gepu
ng
yaya
san
ters
ebut
. Dem
o ya
ng d
ipim
pin
oleh
A
ndy
Mul
ya (K
etua
Gap
as),
angg
ota
FPI d
an
war
ga K
laya
n m
enim
bulk
an k
eric
uhan
, ham
pir
sera
tus
war
ga K
laya
n be
rger
ombo
l, be
rbon
dong
-bo
ndon
g m
engg
rebe
g te
mpa
t ter
sebu
t. Be
bera
pa w
arga
mai
n ha
kim
sen
diri,
mel
uapk
an
kem
arah
an d
enga
n ak
si m
enge
royo
k Je
mah
Al-
Mag
furll
ah .
Bebe
rapa
jam
aat p
un m
enga
lam
i ci
dera
dan
luka
leba
m d
i waj
ah. A
ksi i
ni b
erha
sil
dire
dam
ole
h pi
hak
kepo
lisia
n.Ad
apun
tunt
utan
dar
i pih
ak G
apas
sen
diri
men
gata
kan
bahw
a ”J
ika
dala
m te
mpo
2 h
ari
tem
pat t
erse
but b
elum
dik
oson
gkan
, “KA
MI”
(war
ga k
laya
n, F
PI, G
apas
, dll)
aka
n ke
mba
li da
tang
dan
men
geca
m, a
gar k
alia
n se
gera
an
gkat
kak
i dar
i sin
i dan
kam
i tak
seg
an-s
egan
m
erun
tuhk
an y
ayas
an in
i”.
05 M
aret
20
14 p
ukul
17
.00
WI
Des
a Kl
ayan
, Ke
cam
atan
G
unun
gjat
i, Ka
bupa
ten
Cire
bon
Jaw
a Ba
rat
Mas
aa F
PI d
an
Gap
asJe
maa
t Yay
asan
A
l Mag
furll
ah
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201476
25Pe
ngep
unga
n G
erej
a Ka
tolik
St.
Stan
isla
us K
ostk
a Be
kasi
Pulu
han
aktiv
is Is
lam
For
um U
mat
Isla
m (F
UI)
dan
mas
sa in
tole
ran
dari
Fron
t Pem
bela
Isla
m
(FPI
) men
gepu
ng G
erej
a Ka
tolik
Par
oki S
anto
St
anis
laus
Kos
tka.
Rat
usan
mas
sa in
tole
ran
dari
orga
nisa
si m
assa
FU
I yan
g be
rpak
aian
ser
ba
putih
itu
mem
aksa
ger
eja
untu
k di
sege
l.
Sabt
u 22
M
aret
Kam
pung
Ka
limiri
ng R
T02/
RW04
, Kra
ngga
n,
Kelu
raha
n Ja
tisam
purn
a Ka
limiri
ng,
Keca
mat
an
Jatis
ampu
rna,
Ko
ta B
ekas
i, pr
ovin
si Ja
wa
Bara
t
FUI d
an F
PIJe
maa
t Ger
eja
Kato
lik P
arok
i Sa
nto
Stan
isla
us
Kost
ka.
26In
timid
asi
terh
adap
Pen
deta
di
Gun
ungk
idul
Pada
tang
gal
30 m
aret
201
4 Fr
ont J
ihad
Isla
m
bers
ama
Orm
as-o
rmas
Isla
m g
unun
g ki
dul
men
dam
ping
i war
ga m
enda
tang
i rum
ah
Pend
eta
Suja
rno
guna
men
gkla
rifika
si p
erih
al
pend
irian
ger
eja
dan
tinda
kann
ya d
alam
m
emur
tadk
an o
rang
-ora
ng m
uslim
di K
ec.
Giri
subo
kab
. Gun
ng K
idul
den
gan
cara
mem
ilih
war
ga m
uslim
kur
ang
mam
pu y
ang
seda
ng
beke
rja d
i lad
ang
30 M
aret
Gun
ung
Kidu
l, D
IYFJ
IPe
ndet
a Su
jarn
o
27U
jara
n ke
benc
ian
terh
adap
Joko
wi
Sekj
en M
ajel
is In
tele
ktua
l dan
Ula
ma
Mud
a In
done
sia
(MIU
MI),
Bac
htia
r Nas
ir m
enya
yang
kan
ulah
gub
ernu
r DKI
Jaka
rta
Joko
wi y
ang
mem
biar
kan
oran
g-or
ang
kafir
men
gam
bil k
ursi
ke
pem
impi
nan.
“Jok
owi e
man
g he
bat,
di S
olo
mew
aris
kan
pem
impi
n KA
FIR,
di J
akar
ta ju
ga m
ewar
iska
n pe
mim
pin
KAFI
R. S
elan
gkah
lagi
aka
n KA
FIR
kan
Indo
nesi
a,” s
indi
r Ust
az B
acht
iar N
asir
mel
alui
ac
coun
t tw
itter
nya,
Sab
tu (1
5/3/
2014
).
15 M
aret
Jaka
rta
Sekj
en M
ajel
is
Inte
lekt
ual d
an
Ula
ma
Mud
a In
done
sia
(MIU
MI),
Ba
chtia
r Nas
ir
Man
tan
Gub
ernu
r DKI
Jo
kow
i
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201477
28Tu
duha
n pe
nist
aan
agam
a ke
pada
Mul
an
Jam
eela
Mul
an J
amee
la s
emak
in m
enja
di ta
rget
sas
aran
pa
ra h
ater
s-ny
a ya
ng m
em-b
ully
di s
osia
l m
edia
. Kin
i, ib
unda
Saf
eea
itu
tela
h di
tudi
ng
men
ista
kan
agam
a, k
aren
a m
engg
unak
an
jilba
b be
sar s
aat m
enut
upi k
eham
ilann
ya,
bebe
rapa
wak
tu la
lu. M
erek
a pu
n m
emin
ta
Fron
t Pem
bela
Isla
m (F
PI) m
elak
ukan
tind
akan
te
gas.
Saat
dit
anya
kep
ada
FPI D
KI, m
erek
a m
enga
ku
siap
men
inda
k te
gas
Mul
an J
amee
la, j
ika
terb
ukti
tela
h m
enis
taka
n ag
ama
sepe
rti y
ang
ditu
duhk
an.
“Kal
au m
eman
g be
nar d
an te
rbuk
ti, k
ita
akan
pr
oses
,” ka
ta S
ekre
tari
s D
ewan
Pim
pina
n D
aera
h (D
PD) F
ront
Pem
bela
Isla
m (F
PI)
DKI
Jak
arta
, Hab
ib N
ovel
Bam
u’m
in, R
abu
(26/
3/20
14).
26 M
aret
Jaka
rta
Peng
guna
sos
ial
med
iaM
ulan
Jem
mel
a
4.
Apr
il
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
29Pe
nyeg
elan
Ger
eja
Giri
subo
Fr
ont J
ihad
Isla
m (F
JI )
bers
ama
ratu
san
war
ga
men
yege
l Ger
eja
Kem
ah In
jil In
done
sia
di D
usun
W
idor
o ds
. Bal
ong
Kec.
Giri
subo
kab
. Gun
ng k
idul
ka
rena
keb
erad
aann
ya d
iang
gap
mer
esah
kan.
Ac
ara
ini a
dala
h tin
dak
lanj
ut d
ari k
unju
ngan
FJ
I dan
sej
umla
h w
arga
mus
lim k
e ke
diam
an
Pend
eta
Suja
rno
pada
tang
gal 3
0 M
aret
201
4.
6 A
pril
2014
Ds.
Balo
ng K
ec.
Giri
subo
kab
. G
unng
kid
ul
FJI
Ger
eja
Kem
ah
Injil
Giri
subo
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201478
30D
ekla
rasi
ant
i Sy
iah
di B
andu
ngRi
buan
ora
ng d
ari b
erba
gai o
rgan
isas
i m
asya
raka
t Isl
am m
engh
adiri
dek
lara
si a
nti
Syia
h di
Mas
jid A
l Faj
r Jal
an C
ijagr
a Ba
ndun
g,
Seju
mla
h ul
ama
dari
berb
agai
pel
osok
Tan
ah
Air
hadi
r dal
am a
cara
ters
ebut
. Ant
ara
lain
MU
I Pu
sat A
hmad
Cho
lil, S
ekje
n Fo
rum
Um
at Is
lam
M
uham
mad
Alk
hath
ath,
Pen
guru
s M
UI J
awa
Tim
ur H
abib
Zei
n A
l Kaff
20 A
pril
Mas
jid A
l Faj
r Ja
lan
Cija
gra
Band
ung
Um
at Is
lam
dan
se
jum
lah
ulam
aJe
maa
t Syi
ah
31M
UI C
iam
is L
aran
g A
hmad
iyah
ibad
ahM
ajel
is U
lam
a In
done
sia
kabu
pate
n Ci
amis
m
enge
luar
kan
sura
t lar
anga
n ke
pada
Jem
aah
Ahm
adiy
ah u
ntuk
men
jala
nkan
ibad
ah.
Ala
sann
ya, u
ntuk
men
cipt
akan
sua
sana
kon
dusi
f da
n pe
rsau
dara
an d
i kab
upat
en C
iam
is, J
awa
Bara
t. “U
ntuk
teta
p te
rcip
tany
a ko
ndus
ifita
s Ka
bupa
ten
Ciam
is d
an p
ersa
udar
aan
anta
r um
at Is
lam
, di
hara
pkan
pim
pina
n A
hmad
iyah
Cia
mis
unt
uk
tidak
mel
aksa
naka
n ke
giat
an a
papu
n di
mas
jid
Ahm
adiy
ah N
ur K
hila
fat,”
uja
r Ket
ua U
mum
M
UI K
abup
aten
Cia
mis
, Ahm
ad H
iday
at, d
alam
ke
tera
ngan
nya
24 A
pril
Ciam
is Ja
wa
Bara
tM
UI K
ab. C
iam
isJA
I Cia
mis
32Pe
nola
kan
Pask
ah
Adiy
usw
o di
G
unun
gkid
ul
Terja
di p
enol
akan
bes
ar-b
esar
an m
enge
nai
Pask
ah A
diyu
swo
oleh
war
ga p
aliy
an o
rmas
is
lam
, pon
dok
pesa
ntre
n, t
akm
ir-ta
kmir
mas
jid d
an to
koh-
toko
h ag
ama
di D
IY m
elal
ui
pem
asan
gan
span
duk
dan
peng
umpu
lan
tand
atan
gan.
Bah
kan
ketu
a FK
UB
suda
h m
embe
ri re
kom
enda
si a
gar t
idak
dila
ksan
akan
di
Gun
ung
kidu
l
Akh
ir A
pril
Gun
ungk
idul
, DIY
Seju
mla
h or
mas
Is
lam
Gun
ungk
idul
Peny
elen
ggar
a Pa
skah
Adi
yusw
o
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201479
5.
Mei
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
33Pe
nyer
anga
n ak
tivis
FLI
G
unun
gkid
ul
Mas
sa y
ang
men
amak
an d
iri s
ebag
ai F
JI (F
ront
Ji
had
Isla
m m
enye
rang
seo
rang
akt
ivis
For
um
Lint
as Im
an d
i Gun
ungk
idul
. Kas
us k
eker
asan
in
i ter
jadi
di d
ua te
mpa
t kej
adia
n pe
rkar
a,
pert
ama
di p
erem
pata
n ta
k ja
uh d
ari g
edun
g D
ewan
Per
wak
ilan
Dae
rah
Gun
ungk
idul
yan
g m
enga
kiba
tkan
ker
usak
an m
obil
dan
keke
rasa
n fis
ik te
rhad
ap k
orba
n.
Sela
in m
elak
ukan
kek
eras
an te
rhad
ap A
zis,
FJI j
uga
mel
akuk
an p
enol
akan
ata
s re
ncan
a pe
laks
anaa
n ha
ri Pa
skah
den
gan
mem
asan
g sp
andu
k di
ber
baga
i tem
pat s
trat
egis
di
Gun
ungk
idul
, tid
ak h
anya
itu,
FJI
juga
mel
akuk
an
intim
idas
i ter
hada
p sa
lah
seor
ang
peng
urus
G
erej
a te
rkai
t den
gan
hari
pask
ah y
ang
akan
di
laks
anak
an p
ada
tang
gal 3
1 M
ei 2
014.
2 M
eige
dung
Dew
an
Perw
akila
n D
aera
h G
unun
gkid
ul
FJI
Am
inud
din
Azi
s (K
et.F
orum
Lin
tas
Iman
)
34Pe
nyer
anga
n ak
tivis
FLI
G
unun
gkid
ul
Mas
sa y
ang
men
amak
an d
iri s
ebag
ai F
ront
Jiha
d Is
lam
(FJI
) men
yera
ng s
eora
ng a
ktiv
is F
orum
Li
ntas
Iman
di d
epan
kan
tor P
olre
s G
unun
gkid
ul.
Keke
rasa
n itu
mer
upak
an k
elan
juta
n da
ri tin
daka
n ya
ng s
ama
dila
kuka
n ol
eh g
erob
olan
or
ang
yang
sam
a se
belu
mny
a di
per
empa
tan
tidak
jauh
dar
i ged
ung
DPR
D.
2 M
eiKa
ntor
Pol
res
Gun
ungk
idul
FJI
Seor
ang
aktiv
is
FLI
35In
timid
asi
terh
adap
um
at
Kris
ten
Fron
t Jih
ad Is
lam
(FJI
) m
elak
ukan
intim
idas
i te
rhad
ap s
alah
seo
rang
pen
guru
s G
erej
a te
rkai
t de
ngan
har
i pas
kah
yang
aka
n di
laks
anak
an
pada
tang
gal 3
1 M
ei 2
014.
Mei
Gun
ungk
idul
DIY
FJI
Um
at K
ristia
ni
36Pe
lara
ngan
pe
raya
an P
aska
h te
rbuk
a
Pera
yaan
Pas
kah
yang
renc
anan
ya a
kan
diha
diri
oleh
ribu
an u
mat
Kris
tiani
dar
i ber
baga
i pro
vins
i da
n di
adak
an d
item
pat t
erbu
ka s
ecar
a be
rsam
a-sa
ma
tera
ncam
gag
al.
2 M
eiG
unun
gkid
ul D
IYFJ
IU
mat
Kris
tiani
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201480
Ketu
a FJ
I (Fr
on Ji
had
Isla
m) A
bdur
rahm
an
men
olak
per
ayaa
n te
rseb
ut d
iada
kan.
Spa
nduk
pe
nola
kan
tela
h di
pasa
ng d
i ber
baga
i tem
pat
seba
gai b
entu
k pe
nola
kan
FJI.
37Pe
mba
kara
n ge
reja
di S
umat
ra
Bara
t
Tela
h te
rjadi
pem
baka
ran
gere
ja o
leh
oran
g tid
ak
dike
nal.
Did
uga
peris
tiwa
pem
baka
ran
Ger
eja
St
Mar
ia D
iang
kat K
e Su
rga
itu te
lah
dire
ncan
akan
.Te
riaka
n ke
baka
ran
mem
buat
war
ga y
ang
lain
be
rdat
anga
n da
n be
rusa
ha m
emad
amka
n ap
i. Ke
siga
pan
war
ga m
enja
dika
n ap
i cep
at
dipa
dam
kan
dan
tidak
men
imbu
lkan
ker
ugia
n ya
ng le
bih
besa
r.M
enur
ut p
enut
uran
war
ga y
ang
lain
, seb
elum
ge
reja
dik
etah
ui te
rbak
ar, i
a se
mpa
t ber
papa
san
di ja
lan
depa
n ru
mah
den
gan
sese
oran
g ya
ng
tidak
dik
enal
men
gend
arai
mot
or V
ario
war
na
hita
m. S
ayan
gnya
, ia
tidak
men
ging
at n
omer
ke
ndar
aann
ya. N
amun
, ia
mas
ih in
gat w
ajah
or
ang
itu. K
ini,
peris
tiwa
pem
baka
ran
gere
ja
yang
ber
ada
di w
ilaya
h Pa
roki
Kel
uarg
a Ku
dus
Pasa
man
itu
tela
h di
tang
ani k
epol
isia
n. P
ihak
ke
polis
ian
pun
tela
h m
elak
ukan
ola
h TK
P.
4 M
ei 2
014
Kina
li, P
asam
an
Sum
atra
Bar
atO
rang
tida
k di
kena
lG
erej
a St
Mar
ia
Dia
ngka
t Ke
Surg
38Pe
lara
ngan
pe
ngaj
ian
Ahm
adiy
ah B
ekas
i
Seki
tar 3
0 or
ang
dari
kelo
mpo
k or
gani
sasi
m
asya
raka
t (or
mas
) men
data
ngi M
asjid
Al-
Mis
bah,
tem
pat p
erib
adat
an A
hmad
iyah
di
Jala
n Pa
ngra
ngo,
Jatib
enin
g, P
ondo
k G
ede,
Kot
a Be
kasi
. Ger
ombo
lan
mas
sa te
rseb
ut d
atan
g m
emin
ta p
enga
jian
dibu
bark
an.
“Mer
eka
bert
eria
k m
inta
pen
gajia
n di
buba
rkan
,” de
mik
ian
kata
Juru
Bic
ara
Ahm
adiy
ah, D
eden
Su
jana
kep
ada
war
taw
an, M
ingg
u (1
1/5/
2014
).
11 M
eiJa
lan
Pang
rang
o,
Jatib
enin
g,
Pond
ok G
ede,
Ko
ta B
ekas
i
30 o
rang
dar
i ke
lom
pok
orga
nisa
si
mas
yara
kat (
orm
as)
JAI B
ekas
i
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201481
39Pe
nyes
atan
ke
luar
ga H
arya
nto
Pulu
han
angg
ota
Fron
t Pem
bela
Isla
m (F
PI) t
elah
m
enda
tang
i ked
iam
an H
arya
nto
yang
ber
alam
at
di K
ampu
ng K
okol
ajia
tepa
tnya
Kaw
asan
Pa
sar R
ajaw
ali,
Keca
mat
an M
aris
o, M
akas
sar,
diam
anka
n Po
lrest
abes
Mak
assa
r. la
ntar
an
anak
nya
bern
ama
Yaya
t di
tudi
ng m
enga
nut
alira
n se
sat t
erse
but
seki
ra p
ukul
21.
30, W
ita.
Ata
s tu
duha
n te
rseb
ut P
olre
stab
es M
akas
sar
men
ahan
Har
yant
o se
kelu
arga
.D
idug
a Ya
yat b
erpe
ndap
at b
ahw
a da
lam
kita
b su
ci A
lqur
an y
ang
ditu
runk
an N
abi M
uham
mad
SA
W h
anya
sat
u su
rah,
yak
ni A
lfatih
a, s
edan
gkan
su
rah
lain
nya
dika
rang
ole
h pa
ra s
yekh
dan
be
bera
pa a
jara
n la
inny
a.
15 M
eiKa
mpu
ng
Koko
lajia
te
patn
ya K
awas
an
Pasa
r Raj
awal
i, Ke
cam
atan
M
aris
o, M
akas
sar,
diam
anka
n Po
lrest
abes
M
akas
sar.
FPI
Har
yant
o se
kelu
arga
40Pe
mbu
bara
n ke
giat
an
peng
ajia
n di
Ba
ntul
Seke
lom
pok
oran
g se
kita
r 30
oran
g de
ngan
m
enga
tasn
amak
an la
skar
FJI
dan
FU
I dat
ang
dan
mem
buba
rkan
pak
sa k
egia
tan
peng
ajia
n ya
ng d
ilaks
anak
an o
leh
Maj
elis
Ta’
lim R
audh
atul
Ja
nnah
.Ke
giat
an d
ziki
r yan
g di
pim
pin
oleh
Ust
adz
Arifi
n da
ri Po
npes
Al W
ahid
Sut
opad
an, N
gest
ihar
jo,
Kasi
han
Bant
ul s
edan
gkan
pem
bica
ra y
aitu
Ba
pak
Oth
man
Om
ar S
hiha
b, L
c, M
A (J
akar
ta)
deng
an te
ma
“Bag
aim
ana
Mem
bang
un
Mas
yara
kat y
ang
Isla
mi”
.A
lasa
n pe
mbu
bara
n ka
rena
pem
bica
ra U
st
Oth
man
Om
ar S
hiha
b, L
c, M
A d
inila
i mer
upak
an
peng
anut
faha
m S
yiah
. Pad
a um
umny
a FJ
I tid
ak
mem
perm
asal
ahka
n ke
giat
an p
enga
jian
nam
un
mem
perm
asal
ahka
n pe
mbi
cara
yan
g di
angg
ap
sesa
t yai
tu d
idug
a pe
mbi
cara
pen
ganu
t alir
an
Syia
h.
18 M
eiek
s SD
Kad
ipiro
IV
Dus
un S
umbe
ran
Rt.0
9 N
gest
ihar
jo,
Kasi
han,
Ban
tul,
DIY
FJI
Jem
aat
Peng
ajia
n M
ajel
is
Ta’li
m R
audh
atul
Ja
nnah
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201482
41Pe
nyer
anga
n ru
mah
Dire
ktur
G
alan
g Pr
ess
di
Slem
an
Seke
lom
pok
oran
g ya
ng d
idug
a FP
I men
yera
ng
rum
ah B
apak
Juliu
s (D
irekt
ur G
alan
g Pr
ess)
di
daer
ah B
esi/J
alan
Kal
iura
ng, S
lem
an, Y
ogya
kart
a.
Wak
tu it
u ib
u-ib
u se
dang
men
gada
kan
ibad
ah
rosa
rio d
i rum
ahny
a. P
ak Ju
lius
dan
bebe
rapa
w
arga
jem
aat m
enga
lam
i luk
a se
rius,
kare
na
dipu
kuli
deng
an b
esi d
an d
ilem
par p
ot. S
eora
ng
kru
Kom
pas T
V m
enja
di k
orba
n pe
ram
pasa
n ka
mer
a ke
tika
teng
ah m
elip
ut.
GKR
Hem
as la
ngsu
ng tu
run
ke la
pang
an.
29 M
ei
Besi
/Jal
an
Kaliu
rang
, Sle
man
, Yo
gyak
arta
Mas
sa F
PI Ju
lius
dan
bebe
rapa
w
arga
jem
aat
dan
seor
ang
war
taw
an
42Pe
nyeb
aran
ke
benc
an a
gam
aKe
tua
Maj
elis
Per
timba
ngan
Pus
at P
arta
i Am
anat
N
asio
nal (
PAN
) Am
ien
Rais
ditu
ding
mel
akuk
an
prov
okas
i den
gan
men
ggun
akan
sen
timen
ag
ama
terk
ait p
erny
ataa
nnya
tent
ang
perlu
nya
sem
anga
t ‘Pe
rang
Bad
ar’ u
ntuk
mem
enan
gkan
pa
sang
an y
ang
dius
ung
Part
ai G
erak
an In
done
sia
Raya
(Ger
indr
a) P
rabo
wo
Subi
anto
-Hat
ta R
ajas
a da
lam
pem
iliha
n pr
esid
en (P
ilpre
s) 9
Juli
2014
.“D
ahul
ukan
per
juan
gan
ketim
bang
bag
i-ba
gi h
arta
ram
pasa
n pe
rang
,” kat
a A
mie
n m
enyi
tir s
eman
gat d
alam
Per
ang
Bada
r, Se
lasa
(2
7/5/
2014
). “J
anga
n (m
enta
l dal
am) P
eran
g U
hud,
wan
i pira
ata
u ba
gaim
ana
nant
i ram
pasa
n pe
rang
nya,”
imbu
h di
a.
27 M
eiM
asjid
Agu
ng A
l-A
zhar
, Jak
arta
.A
min
Rai
sPa
sang
an
Joko
wi-J
K
43A
nggo
ta JA
T Pu
kul
Slan
ker
Seke
lom
pok
oran
g ya
ng m
engg
unak
an a
trib
ut
Jam
aah
Ans
haru
t Tau
hid
mem
ukul
i seo
rang
pe
nont
on a
cara
mus
ik d
i are
a ca
r-fr
ee d
ay (C
FD)
di S
urak
arta
, Jaw
a Te
ngah
. A
nggo
ta JA
T te
rseb
ut m
emin
ta s
ebua
h pe
rtun
juka
n m
usik
yan
g di
gela
r Sla
nker
s So
lo
dihe
ntik
an ta
npa
alas
an y
ang
jela
s.
15 Ju
ni
2014
.D
epan
hal
te
Batik
Sol
o Tr
ans
Sriw
edar
i, Su
raka
rta,
Jaw
a Te
ngah
.
Ang
gota
JAT
Seor
ang
peno
nton
aca
ra
mus
ik
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201483
6.
Juni
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
44Pe
rusa
kan
bang
unan
tem
pat
ibad
ah d
i Sle
man
Maj
elis
Jem
aat G
erej
a Pa
ntek
osta
di I
ndon
esia
Pa
nguk
an, T
ridad
i, Sl
eman
, mel
apor
kan
peru
saka
n ba
ngun
an y
ang
digu
naka
n se
baga
i te
mpa
t iba
dah
ke P
olda
Dae
rah
Istim
ewa
Yogy
akar
ta, S
enin
2 J
uni 2
014.
Per
usak
an o
leh
mas
sa b
erju
bah
dan
berp
eci t
erja
di p
ada
Aha
d.
Peny
eran
gan
ini b
erm
ula
ketik
a pa
ra je
maa
t m
embu
ka s
egel
ban
guna
n itu
.
1 Ju
ni 2
014.
Pang
ukan
, Trid
adi,
Slem
an, D
IYW
arga
into
lera
nJe
maa
t Ger
eja
Pant
ekos
ta
di In
done
sia
Pang
ukan
45Pe
nger
oyok
an
war
ga S
yiah
Terja
di p
enge
royo
kan
berm
otif
agam
a pa
da
war
ga S
yiah
Ter
nate
Mal
uku
Uta
ra, 3
Jun
i 201
4 di
ni h
ari.
Pen
gero
yoka
n itu
dila
kuka
n ol
eh 2
0 or
ang
Jam
aah
Tabl
igh.
Sat
u or
ang
war
ga S
yiah
m
enja
di k
orba
n at
as p
eris
tiwa
ters
ebut
.
3 Ju
niKo
ta Te
rnat
e M
aluk
u U
tara
Jam
aah
Tabl
igh
War
ga S
yiah
46Pe
nyes
atan
alir
an
Taju
l Kha
lwat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f
Maj
elis
Ula
ma
Indo
nesi
a (M
UI)
Kabu
pate
n Si
njai
men
yata
kan
alira
n Ta
jul K
halw
atiy
ah
Syek
h Yu
suf d
i Des
a Ka
lolin
g, K
ecam
atan
Sin
jai
Tim
ur, K
abup
aten
Sin
jai s
ebag
ai a
liran
ses
at.
Hal
ini s
esua
i fat
wa
yang
dik
elua
rkan
Pim
pina
n D
aera
h M
UI K
abup
aten
Sin
jai d
enga
n Su
rat
Kepu
tusa
n Fa
twa
bern
omor
01/
MU
I-SJ/
VI
/201
4.Is
i fat
wa
ters
ebut
ant
ara
lain
bah
wa
Taju
l Kh
alw
atiy
ah S
yekh
Yus
uf G
owa
seca
ra
khus
us d
i Des
a Ka
lolin
g da
n se
cara
um
um
di K
abup
aten
Sin
jai b
aik
dari
sis
i key
akin
an
mau
pun
peng
amal
an, a
dala
h fa
ham
yan
g m
enyi
mpa
ng d
an m
enye
satk
an.
6 Ju
niD
esa
Kalo
ling,
Ke
cam
atan
Sin
jai
Tim
ur, K
abup
aten
Si
njai
MU
I Kab
upat
en
Sinj
aiJe
maa
t alir
an
Taju
l Kha
lwat
iyah
Sy
ekh
Yusu
f
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201484
47Pe
rusa
kan
rum
ah
kare
na tu
duha
n se
sat
Seor
ang
tidak
dik
enal
mel
akuk
an p
elem
para
n ba
ru d
an p
erus
akan
rum
ah K
epal
a D
usun
Ba
inan
g, L
ime,
yan
g ju
ga o
rang
tua
Jem
man
g,
oran
g ya
ng d
idug
a p
enye
bar a
liran
Taj
ul
Khal
wat
iyah
Sye
kh Y
usuf
.Ka
pols
ek S
inja
i Tim
ur, A
KP H
Abd
ul H
aris
m
enga
taka
n, h
ingg
a ki
ni p
ara
pela
ku b
elum
te
riden
tifika
si. P
ihak
nya
tela
h m
emin
ta
kete
rang
an li
ma
oran
g sa
ksi t
erka
it pe
lem
para
n te
rseb
ut.
6 Ju
niD
usun
Bai
nang
, Li
me,
Sin
jau
Tim
ur,
Sinj
ai, S
ulaw
esi
Sela
tan
Ora
ng ti
dak
dike
nal
Rum
ah K
epal
a D
usun
Bai
nang
48Pe
nola
kan
pem
bang
unan
M
usha
lla d
i Bal
i
Alia
nsi H
indu
Mud
a In
done
sia
men
olak
pe
mba
ngun
an te
mpa
t iba
dah
non
Hin
du a
tau
Mus
hola
yan
g re
ncan
anya
aka
n di
dirik
an d
i jal
ur
utam
a D
enpa
sar-
Sing
araj
a, w
ilaya
h G
itgit
yang
te
rleta
k di
kaw
asan
suc
i, Ke
cam
atan
Suk
asad
a.“K
ami d
ari A
lians
i Hin
du M
uda
Indo
nesi
a m
enya
taka
n as
pira
si m
asya
raka
t, te
rkai
t den
gan
kere
saha
n da
n ke
khaw
atira
n ak
an h
ilang
nya
eksi
sten
si u
mat
Hin
du d
an b
uday
a Ba
li,
sehu
bung
an d
enha
n re
ncan
a ak
an d
iban
gunn
ya
tem
pat i
bada
h, M
osho
la d
i jal
ur u
tam
a D
enpa
sar-
Sing
araj
a, w
ilaya
h G
itgit,
” kat
a Ko
ordi
nato
r Alia
nsi
Hin
du M
uda
Indo
nesi
a Ag
us P
urna
ma
Wira
wan
us
ai m
enya
mpa
ikan
asp
irasi
nya
di D
PRD
Ka
bupa
ten
Bule
leng
,
12 Ju
niKe
c. S
ukad
ana,
D
enpa
sar B
ali
Alia
nsi H
indu
Mud
a In
done
sia
Jem
aat M
usha
lla
49Ka
mpa
nye
SARA
te
rhad
ap Jo
kow
i m
elal
ui T
ablo
id
Dew
an P
impi
nan
Caba
ng P
DI P
erju
anga
n La
mon
gan
men
yebu
tkan
tabl
oid
Obo
r Rak
yat
bere
dar d
i sej
umla
h pe
sant
ren
yang
ters
ebar
di
27
keca
mat
an d
i Lam
onga
n. T
im p
emen
ang
Joko
wi-J
K su
dah
mel
akuk
an k
larifi
kasi
ke
seju
mla
h pe
sant
ren
di L
amon
gan.
14 Ju
niLa
mon
gan
Jaw
a Ti
mur
Tida
k di
keta
hui
Capr
es Jo
kow
i
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201485
50Ka
mpa
nye
SARA
te
rhad
ap Jo
kow
i m
elal
ui T
ablo
id
Tabl
oid
Obo
r Rak
yat k
emba
li be
reda
r di
Suka
bum
i, Ja
wa
Bara
t. H
ari i
ni, K
amis
(19/
6/20
14),
sebe
las
pesa
ntre
n ke
mba
li di
kirim
i Tab
loid
Obo
r Ra
kyat
edi
si p
erta
ma.
Tab
loid
dik
irim
kan
mel
alui
se
oran
g ya
ng m
enge
mud
ikan
sep
eda
mot
or.
Sala
h sa
tu y
ang
men
erim
a ki
riman
tabl
oid
kont
rove
rsia
l itu
ada
lah
Pesa
ntre
n N
urul
Hud
a di
Ka
mpu
ng P
amoy
anan
, Des
a W
alur
an, K
ecam
atan
W
alur
an. S
edik
itnya
20
ekse
mpl
ar d
ikiri
mi o
leh
peng
enda
ra s
eped
a m
otor
yan
g di
berik
an
kepa
da a
nak
keci
l unt
uk d
isam
paik
an k
epad
a pi
mpi
nan
ponp
es it
u.
Beru
ntun
g, p
impi
nan
Ponp
es N
urul
Hud
a, U
stad
A
nwar
Sad
ad la
ngsu
ng m
enga
man
kan
tabl
oid
ters
ebut
. Tab
loid
ini d
iang
gap
mer
esah
kan,
te
ruta
ma
pim
pina
n po
npes
. Mer
eka
bere
ncan
a m
elap
orka
n ka
sus
ini k
epad
a Pa
nitia
Pen
gaw
as
Pem
ilu (P
anw
aslu
) kar
ena
dian
ggap
bag
ian
dari
kam
pany
e hi
tam
.
19 Ju
niSu
kabu
mi J
awa
Bara
tTi
dak
dike
tahu
iCa
pres
Joko
wi
51Ka
mpa
nye
SARA
te
rhad
ap Jo
kow
i m
elal
ui T
ablo
id
Tabl
oid
“Obo
r Rak
yat”
edi
si k
etig
a ya
ng m
emua
t be
rita
bern
uans
a SA
RA y
ang
men
yudu
tkan
pa
sang
an Jo
ko W
idod
o-Ju
suf K
alla
kem
bali
bere
dar d
i Kab
upat
en Je
mbe
r, Ja
wa
Tim
ur.
“Kam
i men
yaya
ngka
n m
asih
ber
edar
nya
tabl
oid
yang
ber
isi k
ampa
nye
hita
m d
enga
n is
u SA
RA
itu d
an s
ejau
h in
i bel
um a
da ti
ndak
an te
gas
terh
adap
pen
yeba
r tab
loid
Obo
r di J
embe
r,”
kata
Ket
ua G
erak
an P
emud
a A
nsor
Jem
ber A
yub
Juna
idi,
Sabt
u.
Men
urut
dia
, Obo
r Rak
yat e
disi
ket
iga
itu s
enga
ja
diki
rimka
n ke
sej
umla
h po
ndok
pes
antr
en d
i Je
mbe
r den
gan
setia
p pe
sant
ren
diki
rimi l
ebih
da
ri 10
eks
empl
ar.
21 Ju
niJe
mbe
r Jaw
a Ti
mur
Tida
k di
keta
hui
Capr
es Jo
kow
i
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201486
52Pe
mbu
bara
n pe
ngaj
ian
Syia
h di
M
akas
sar
LPA
S (L
emba
ga P
embu
ru A
liran
Ses
at)
bers
ama
Pols
ek K
ec. M
angg
ala
Kota
Mak
assa
r m
embu
bark
an P
enga
jian
alira
n se
sat S
yiah
pi
mpi
nan
Ir. M
utaq
in A
ziki
n di
Mak
assa
r. `
Acar
a pe
ngaj
ian
yang
dih
adiri
ole
h 14
ora
ng
jem
aat,
terd
iri d
ari 6
laki
-laki
dan
8 p
erem
puan
itu
dih
entik
an d
an s
elur
uh je
maa
tnya
dib
awa
apar
at k
e ka
ntor
Pol
sek
Man
ggal
a un
tuk
dim
inta
i ke
tera
ngan
lebi
h la
njut
.A
lasa
n pe
mbu
bara
n pe
ngaj
ian
ters
ebut
ka
rena
ada
dug
aan
war
ga je
maa
t pen
gajia
n m
empr
akte
kkan
nik
ah m
utah
. Pas
alny
a se
tiap
peng
ajia
n m
erek
a be
rlang
sung
pad
a ja
m
tert
entu
lam
pu ru
mah
dip
adam
kan.
Kad
ang
lam
pu te
rasn
ya ju
ga d
ipad
amka
n. S
elai
n itu
be
bera
pa m
obil
mew
ah s
erin
g te
rpar
kir d
isan
a
26 Ju
niJl.
Man
ggal
a Ra
ya N
o. 9
3/11
1 Bl
ok V
, Kel
urah
an
Man
ggal
a,
Keca
mat
an
Man
ggal
a,
Mak
asar
, Sul
awes
i Se
lata
n
LPA
S da
n Po
lsek
Ke
c. M
angg
ala
Jem
aat
peng
ajia
n Sy
iah
7.
Juli
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
53Ke
kera
san
kare
na
duga
an a
liran
se
sat
Kare
na d
ugaa
n be
rkem
bang
nya
ajar
an s
esat
di
Blan
g Ra
ya, K
ecam
atan
Mua
ra T
iga,
Kab
upat
en
Pidi
e, te
lah
terja
di b
entr
ok m
assa
l ant
ara
war
ga
deng
an a
ktiv
is T
im R
elaw
an A
ceh
(TRA
).
Bent
roka
n itu
dip
icu
oleh
dug
aan
adan
ya
di a
ntar
a an
ggot
a TR
A, y
akni
Mus
lim y
ang
kebe
tula
n w
arga
Bla
ng R
aya
ikut
dal
am
kelo
mpo
k aj
aran
ses
at. W
arga
tak
men
ghen
daki
ia
teta
p be
rada
di d
esa
itu.
Aki
batn
ya, S
eban
yak
15 a
nggo
ta T
RA te
rluka
dan
se
mua
ken
dara
an m
erek
a di
baka
r mas
sa
Jum
at 1
8 Ju
li 20
14Bl
ang
Raya
, Ke
cam
atan
Mua
ra
Tiga
, Kab
upat
en
Pidi
e, N
AD
War
ga B
lang
Ray
aA
nggo
ta T
RA
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201487
54U
paya
pem
aksa
an
busa
na
keag
amaa
n
The
Hin
du C
ente
r of I
ndon
esia
men
girim
sura
t ke
bera
tan
kepa
da p
impi
nan
Hip
erm
art B
ali y
ang
tela
h m
embe
rlaku
kan
prog
ram
pak
aian
mus
lim
bagi
kar
yaw
an H
iper
mar
t Bal
i den
gan
alas
an u
ntuk
m
engh
orm
ati b
ulan
suci
Ram
adla
n. P
rogr
am
busa
na te
rseb
ut b
erup
a pe
ci b
agi k
arya
wan
laki
-la
ki d
an k
erud
ung
bagi
kar
yaw
an p
erem
puan
19 Ju
li 20
14D
enpa
sar B
ali
Hip
erm
art B
ali
Kary
awan
H
iper
mar
t Bal
i
55U
paya
pem
aksa
an
busa
na
keag
amaa
n
The
Hin
du C
ente
r of I
ndon
esia
men
girim
sura
t ke
bera
tan
kepa
da p
impi
nan
PT Ja
sam
arga
Bal
i ya
ng te
lah
mem
berla
kuka
n pr
ogra
m p
akai
an
mus
lim b
agi p
etug
as ja
lan
tol d
i Bal
i den
gan
alas
an
untu
k m
engh
orm
ati b
ulan
suci
Ram
adla
n. P
rogr
am
busa
na te
rseb
ut b
erup
a pe
ci b
agi k
arya
wan
laki
-la
ki d
an k
erud
ung
bagi
kar
yaw
an p
erem
puan
15 Ju
liD
enpa
sar B
ali
Pt Ja
sam
arga
Bal
iPe
tuga
s to
l
8.
Agu
stus
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
56M
UI t
olsk
Bah
a’i
men
jadi
aga
ma
Ketu
a D
ewan
Pim
pina
n M
ajel
is U
lam
a In
done
sia
(MU
I) M
uhyi
din
Dju
naid
i men
yata
kan,
san
gat
tidak
set
uju
jika
Baha
’i di
akui
seb
agai
sal
ah s
atu
agam
a re
smi d
i Ind
ones
ia.
“Bah
a’i m
erup
akan
per
panj
anga
n ta
ngan
dar
i sek
te
yang
mas
ih m
emili
ki h
ubun
gan
hist
oris
deng
an
Islam
. Jad
i, san
gat t
idak
setu
ju ji
ka B
aha’i
dia
kui
seba
gai a
gam
a ba
ru o
leh
pem
erin
tah,”
uja
r Muh
yidi
n
Sela
sa
(12/
8).
Jaka
rta
Ketu
a D
ewan
Pi
mpi
nan
Maj
elis
U
lam
a In
done
sia
(MU
I) M
uhyi
din
Dju
naid
i
Um
at B
aha’
i
57D
esak
an
krim
inal
isas
i te
rdug
a al
iran
sesa
t
Pulu
han
angg
ota
Foru
m U
mat
Isla
m (F
UI)
Sum
ater
a U
tara
(Sum
ut) b
erse
rta
Foru
m
Mas
yara
kat A
nti A
liran
Ses
at (F
MA
AS)
Sum
ut
men
data
ngi k
anto
r Kej
aksa
an T
ingg
i Sum
ut
(Kej
ati S
umut
) unt
uk m
ende
sak
piha
k pe
nyid
ik
sege
ra m
elim
pahk
an b
erka
s Sy
eh A
hmad
Arip
in
ke P
enga
dila
n un
tuk
diad
ili.
14 A
gust
usKe
jati
Sum
atra
U
tara
Foru
m U
mat
Isla
m
(FU
I) Su
mat
era
Uta
ra (S
umut
) be
rser
ta F
orum
M
asya
raka
t Ant
i A
liran
Ses
at
(FM
AA
S)
Syek
h A
hmad
A
rifin
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201488
58D
idis
krim
inas
i ka
rena
jilb
abG
ara-
gara
men
ggun
akan
jilb
ab d
i sek
olah
, Fab
ila
Wid
y Afi
ni L
okah
ita, s
eora
ng si
swi S
ekol
ah D
asar
(S
D) N
eger
i Ent
rop,
Pap
ua ti
dak
diiz
inka
n m
engi
kuti
kegi
atan
bel
ajar
men
gaja
r di k
elas
. Ia d
ianc
am a
kan
dike
luar
kan
dari
seko
lah
nege
ri te
rseb
ut.
18 A
gust
usEn
trop
Jaya
pura
Pa
pua
Gur
u Se
kola
h D
asar
(S
D) N
eger
i Ent
rop
Sisw
i SD
9.
Sept
embe
r
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
59Pe
nyes
atan
te
rhad
ap k
lp la
inFo
rum
Mas
yara
kat A
nti A
liran
Ses
at (F
MA
AS)
m
ende
sak
Keja
tisu
dan
inst
itusi
pen
egak
huk
um
lain
nya
men
yege
l ged
ung
peng
ajia
n Ta
reka
t Ts
aman
iyah
dan
men
angk
ap p
impi
nann
ya, S
yekh
Ah
mad
Arifi
n, a
gar t
idak
terja
di k
eres
ahan
di
kala
ngan
um
at Is
lam
Sum
ut k
husu
snya
di M
edan
.
1 Sept
embe
rJa
lan
Kary
a Ba
kti,
Keca
mat
an M
edan
Jo
hor.
Sum
atra
U
tara
Foru
m M
asya
raka
t A
nti A
liran
Ses
at
(FM
AA
S)
Sye
kh A
hmad
A
rifin
60Pe
nyeg
elan
ger
eja
di P
amul
ang
War
ga m
elak
ukan
pen
yege
lan
rum
ah ib
adah
m
ilik
Ger
eja
Kris
ten
Bata
k Ka
ro d
enga
n al
asan
so
al p
eriji
nan,
kar
ena
sebe
lum
mer
eka
ada
disi
ni
gere
ja te
lah
lebi
h du
lu a
da, k
aren
a se
belu
mny
a te
mpa
t ter
sebu
t ada
lah
tem
pat s
ampa
h ya
ng d
i be
li la
lu d
iban
gun
gere
ja s
ebel
um a
dany
a Vi
lla
Pam
ulan
g. P
ihak
ger
eja
mem
bant
ah m
emba
ntah
pe
rsoa
lan
stat
us ij
in y
ang
ilega
l ser
ta a
dany
a ke
resa
haan
dis
aat j
emaa
t sed
ang
berib
adah
di
gere
ja te
rseb
ut y
ang
men
jadi
per
mas
alah
an
sehi
ngga
war
ga s
ekita
r men
ghen
daki
rum
ah
ibad
ah te
rseb
ut d
itutu
p.
22
Sept
embe
rPe
rum
ahan
Vila
Pa
mul
ang,
Blo
k V,
RT
04/1
6,
Jala
n Is
may
a Ra
ya P
amul
ang
Teng
eran
g Se
lata
n, B
ante
n
War
gaJe
maa
t Ger
eja
Kris
ten
Bata
k Ka
ro
61Pe
nola
kan
GBI
di
Mal
ang
War
ga y
ang
men
gata
snam
akan
diri
war
ga
RW 1
1 Ke
lura
nhan
Pan
danw
angi
Kot
a M
alan
g m
elak
ukan
aks
i den
gan
mea
sang
spa
nduk
-sp
andu
k ya
ng b
eris
i pen
olak
an p
emba
ngun
an
Ger
eja
Bete
l Ind
ones
ia y
ang
bera
da d
i Kom
plek
A
raya
Kot
a M
alan
g.
21
Sept
embe
rKo
mpl
ek A
raya
Ke
lura
han
Pand
anw
angi
Ko
ta M
alan
g
War
gaG
BI d
i Mal
ang
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201489
Ala
san
peno
laka
n te
rseb
ut p
emba
ngun
an
gere
ja d
i lok
asi t
erse
but t
idak
ses
uai d
enga
n pe
runt
ukan
tana
h.
10. O
ktob
er
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
62Pe
nola
kan
Aho
k se
baga
i Gub
ernu
r Ja
kart
a
Fron
t Pem
bela
Isla
m, G
erak
an P
embe
la
Um
at R
asul
ulla
h, d
an L
aska
r Pem
bela
Isla
m
berd
emon
stra
si d
i dep
an g
edun
g D
PR R
I m
enol
ak A
hok
men
jadi
gub
ernu
r Jak
arta
. Ini
ad
alah
pun
cak
dari
berb
agai
pro
tes
yang
tela
h di
lont
arka
n un
tuk
men
jega
l Aho
k ja
di o
rang
no
mor
sat
u di
Ibu
Kota
.
Ala
san
utam
a pa
ra p
engu
njuk
rasa
men
olak
A
hok
adal
ah la
tar b
elak
ang
agam
anya
. Aho
k ya
ng b
eret
nis T
iong
hoa
dini
lai a
kan
mel
akuk
an
disk
rimin
asi t
erha
dap
umat
Isla
m. “
Tida
k bo
leh
ada
pem
impi
n ya
ng ti
dak
bera
gam
a Is
lam
,” uja
r ju
ru b
icar
a Fr
ont P
embe
la Is
lam
, Muc
hsin
Ala
tas.
Dem
o ke
mud
ian
bera
khir
ricuh
kar
ena
mas
sa
FPI b
ertin
dak
anar
kis.
Aks
i ric
uh k
aren
a m
assa
FP
I mel
empa
ri po
lisi d
enga
n ba
tu. S
eran
gan
itu
diba
las
polis
i den
gan
tem
baka
n ga
s ai
r mat
a.
Jum
at, 3
O
ktob
er
2014
Dep
an D
PRD
Ja
kart
aFP
I, LP
I dan
Gem
par
Basu
ki T
jaha
ya
Purn
ama
“Aho
k”
63FP
I dn
FUI
tola
k A
hok
jadi
gu
bern
ut D
KI
Sete
lah
beru
njuk
rasa
men
olak
pen
gang
kata
n Ba
suki
Tja
haja
Pur
nam
a at
au A
hok
seba
gai
Gub
ernu
r DKI
Jaka
rta
pada
Jum
at 3
Okt
ober
, m
assa
Fro
nt P
embe
la Is
lam
(FPI
) kem
bali
meg
geru
duk
Ged
ung
DPR
D D
KI Ja
kart
a. M
erek
a da
tang
den
gan
tunt
utan
yan
g sa
ma,
men
olak
A
hok
jadi
Gub
ernu
r DKI
.
10 O
ktob
erD
epan
DPR
D
Jaka
rta
FPI,
FUI,
MPI
dll
Basu
ki T
jaha
ya
Purn
ama
“Aho
k”
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201490
64FP
I dn
FUI
tola
k A
hok
jadi
gu
bern
ut D
KI
Mas
sa d
ari F
ront
Pem
bela
Isla
m (F
PI) d
an F
orum
U
mat
Isla
m (F
UI)
kem
bali
mel
akuk
an u
njuk
ra
sa u
ntuk
men
enta
ng B
asuk
i Tja
haja
Pur
nam
a al
ias
Aho
k m
enja
di g
uber
nur J
akar
ta d
i dep
an
Ged
ung
DPR
D D
KI Ja
kart
a.
Mas
sa k
ali i
ni le
bih
bany
ak d
idom
inas
i ole
h pr
ia
diba
ndin
gkan
den
gan
unju
k ra
sa p
ada
Jum
at
min
ggu
sebe
lum
nya
yang
men
data
ngka
n le
bih
bany
ak p
erem
puan
dan
ana
k-an
ak
17 O
ktob
erD
epan
DPR
D
Jaka
rta
FPI d
an F
UI
Basu
ki T
jaha
ya
Purn
ama
“Aho
k”
65Pe
nyer
anga
n te
rdak
wa
terd
uga
alira
n se
sar
Syek
h A
hmad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya
Ulu
mud
din
yan
g be
rafil
ias
deng
an ta
reka
t Sa
mm
aniy
ah d
i Jal
an K
arya
Bak
ti M
edan
yan
g te
ngah
dia
dili
di P
N M
edan
dis
eran
g se
kelo
mpo
k pe
ngun
jung
sid
ang
yang
mar
ah d
enga
n A
hmad
A
rifin
23 O
ktob
erPN
Med
anPe
ngun
jung
sid
ang
dari
FUI
Syek
h A
hmad
A
rifin
66FP
I kem
bali
tola
k A
hok
jadi
gu
bern
ur D
KI
Seki
tar 2
00 a
n or
ang
angg
ota
Fron
t Pem
bela
Is
lam
mel
akuk
an a
ksi u
njuk
rasa
di d
epan
ge
dung
DPR
D D
KI Ja
kart
a, m
enol
ak B
asuk
i Tj
ahay
a Pu
rnam
a (A
hok)
, men
jadi
Gub
ernu
r D
KI Ja
kart
a m
engg
antik
an Jo
ko W
idod
o ya
ng
terp
ilih
seba
gai P
resi
den
hasi
l pem
ilu 2
014,
Rab
u (2
4/9)
. Sal
ah s
eora
ng o
rato
r ber
nam
a Su
laim
an
men
egas
kan,
DKI
Jaka
rta
tidak
laya
k di
pim
pin
oleh
ora
ng n
on m
uslim
alia
s ka
fir.
24 O
ktob
erD
epan
DPR
D
Jaka
rta
FPI
Basu
ki T
jaha
ya
Purn
ama
“Aho
k”
67Pe
lara
ngan
dis
kusi
LK
iS d
i Jog
ja
FPI m
enye
bark
an tw
itt y
ang
beris
i pen
yeba
ran
kebe
ncia
n te
rhad
ap re
ncan
a di
skus
i Pol
rest
a Jo
gja
terk
ait d
isku
si y
ang
dige
lar L
KiS
di P
endo
po
Ajiy
asa
Jogj
a N
asio
nal M
useu
m. A
kiba
t tw
itt
ters
ebut
, Pol
isi m
elar
ang
disk
usi t
erse
but.
27 O
ktob
erJo
gja
Nas
iona
l M
useu
m, D
IYFP
I LK
iS
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201491
11.
Nov
embe
r
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
68Pe
mak
saan
aga
ma
Seke
lom
pok
oran
g m
elak
ukan
mis
sion
ary
ters
elub
ung
untu
k m
asuk
Kris
ten
mel
alui
ke
giat
an C
ar F
ree
Day
di k
awas
an T
ham
rin-
Mon
as. M
erek
a m
emba
gika
n pe
rmen
, pin
, kal
ung
dan
bebe
rapa
atr
ibut
lain
kep
ada
pese
rta
car
free
day.
Mer
eka
juga
mem
inta
ana
k-an
ak u
ntuk
m
emba
ca d
oa-d
oa.
Bahk
an s
eora
ng ib
u m
emak
sa s
eora
ng ib
u un
tuk
perc
aya
Yesu
s
3 Nov
embe
rJa
kart
aSe
kelo
mpo
k or
ang
Pese
rta
car f
ree
day
69Pe
mbu
bara
n ke
giat
an
Muh
arra
m
Orm
as y
ang
terg
abun
g da
lam
Ger
akan
Isla
m
mel
akuk
an p
enye
rang
an te
rhad
ap k
elom
pok
Syia
h ya
ng se
dang
mel
akuk
an p
eray
aan
10 m
uhar
ram
di
Band
ung.
Orm
as y
ang
berju
mla
h ku
rang
lebi
h 20
0 or
ang
itu m
emin
ta p
eray
aan
dibu
bark
an.
4 Nov
embe
r 20
14,
Band
ung
Jaw
a Ba
rat
Gab
unga
n O
rmas
Jem
aat S
yiah
70Pe
nola
kan
mas
jid
di S
eram
Bar
atW
arga
Dus
un W
aem
eten
g Pa
ntai
, des
a Pi
ru,
Keca
mat
an S
eram
Bar
at K
abup
aten
Ser
am B
agia
n Ba
rat m
enol
ak d
enga
n te
gas
pem
bong
kara
n M
asjid
Al M
uhaj
irin
yang
renc
anan
ya a
kan
dire
nova
si m
enja
di M
asjid
Ray
a ol
eh P
emer
inta
h D
aera
h de
mi p
ersi
apan
MTQ
201
5.
6 Nov
embe
rD
usun
W
aem
eten
g Pa
ntai
, des
a Pi
ru,
Keca
mat
an S
eram
Ba
rat K
abup
aten
Se
ram
Bag
ian
Bara
t
War
ga D
usun
W
aem
eten
g Pa
ntai
, des
a Pi
ru,
Keca
mat
an S
eram
Ba
rat
Jem
mat
Mas
jid
Al M
uhaj
irin
71Pe
nutu
pan
Pos
GKP
Cin
unuk
Ger
eja
Pos
GKP
Cin
unuk
dip
aksa
ditu
tup
oleh
se
jum
lah
war
ga, 2
ora
ng je
maa
t dib
awa
ke
keca
mat
an u
ntuk
dia
dili
scr s
epih
ak p
ada
Min
ggu
9 N
ov 2
014
9 Nov
embe
rCi
nunu
k, C
ileun
yi,
Kabu
pate
n Ba
ndun
g, Ja
wa
Bara
Seke
lom
pok
mas
sa
GKP
Cin
unuk
72FP
I kem
bali
tola
k A
hok
Fron
t Pem
bela
Isla
m (F
PI) k
emba
li tu
run
ke ja
lan
men
olak
pen
etap
anny
a m
enja
di g
uber
nur,
penj
abat
Gub
ernu
r DKI
Bas
uki “
Aho
k” T
jaha
ja
Purn
ama
deng
an a
lasa
n pe
rbed
aan
agam
a.
Mer
eka
men
gata
kan
Aho
k ad
alah
mus
uh Is
lam
.
10
Nov
embe
rJa
kart
aFP
IW
akil
Gub
ernu
r A
hok
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201492
73Kr
imin
alis
asi
terd
uga
alira
n se
sat d
i Med
an
PN M
edan
Kem
bali
men
ggel
ar S
yekh
Ahm
ad
Arifi
n pi
mpi
nan
peng
ajia
n Ih
ya U
lum
uddi
n ya
ng
didu
ga m
elak
ukan
pen
ista
an a
gam
a.
Ratu
san
mas
sa y
ang
terg
abun
g da
lam
Orm
as
Islam
Kot
a M
edan
mel
akuk
an a
ksi d
i Pen
gadi
lan
Neg
eri M
edan
, Sel
asa
(25/
11/2
014)
sian
g. M
erek
a m
emin
ta P
enga
dila
n N
eger
i Med
an m
enah
an
terd
akw
a pe
nist
aan
agam
a, S
yekh
Mud
a Ah
mad
Ar
ifin.
Pas
alny
a, m
erek
a m
enila
i ter
dakw
a m
asih
m
elak
ukan
akt
ivita
s pen
gajia
n ya
ng d
idug
a se
sat i
tu.
25
Nov
embe
rPN
Med
an
Sum
atra
Uta
raG
abun
gan
Orm
as
Isla
mSy
ekh
Ahm
ad
Arifi
n
Pela
rang
an ru
mah
ib
adah
di S
olo
Ratu
san
oran
g m
enda
tang
i Ger
eja
Kris
ten
Indo
nesi
a di
Bus
ukan
Moj
oson
go, J
umat
(2
8/11
/201
4). M
erek
a m
enun
tut g
erej
a ya
ng b
aru
sele
sai d
iban
gun
itu d
itutu
p. B
elum
jela
s ap
a ya
ng m
elat
arbe
laka
ngi t
untu
tan
mas
sa.
28
Nov
embe
rBu
suka
n M
ojos
ongo
, Sol
o Ja
wa
Teng
ah
Seke
lom
pok
mas
sa
tidak
terid
entifi
kasi
GKI
Moj
oson
go
12. D
esem
ber
No
Peri
stiw
aD
eskr
ipsi
Wak
tuLo
kasi
Pela
kuKo
rban
74Pe
nyes
atan
Sap
ta
Dha
rma
d Ja
wa
Bara
t
Maj
elis
Ula
ma
Indo
nesi
a (M
UI)
Jaw
a Ba
rat
men
gaku
seda
ng m
enyo
roti
kelo
mpo
k ya
ng
didu
ga m
enga
nut a
liran
sesa
t ber
nam
a Sa
pta
Dha
rma.
Alir
an in
i ber
kem
bang
di K
abup
aten
Su
bang
, Jaw
a Ba
rat.
“Di S
uban
g itu
mun
cul a
liran
yan
g na
man
ya S
apta
D
harm
a,” k
ata
Sekr
etar
is U
mum
MU
I Jaw
a Ba
rat
Rafa
ni A
chya
r.
Men
urut
nya
, ada
hal
-hal
ane
h ya
ng d
ilaku
kan
kelo
mpo
k te
rseb
ut. S
alah
satu
nya
mer
eka
men
ggel
ar sa
lat j
umat
pad
a pu
kul 0
9.00
WIB
. Pa
daha
l, bi
asan
ya sa
lat j
umat
dig
elar
ber
bare
ngan
de
ngan
wak
tu ju
hur a
tau
seki
ra p
ukul
12.
00 W
IB.
2 D
esem
ber
Kabu
pate
n Su
bang
, Jaw
a Ba
rat
MU
I Jab
arA
liran
Sap
ta
Dha
rma
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201493
75Pe
nola
kan
pem
akam
an
jena
zah
Sapt
o D
harm
o
Seor
ang
toko
h Is
lam
di D
esa
Sian
dong
Kec
. La
rang
an K
ab. B
rebe
s m
ende
sak
kepa
la
desa
set
empa
t unt
uk m
enol
ak D
aoda
h (5
5 ta
hun)
pem
eluk
Sap
to D
harm
o ya
ng
men
ingg
al d
unia
untu
k di
mak
amka
n di
Tem
pat
Pem
akam
an U
mum
(TPU
) Des
a Si
ando
ng,
Kepa
la D
esa
Sian
dong
Tau
fik H
S ak
hirn
ya
mel
aran
gnya
den
gan
alas
an m
akan
itu
mili
k um
at Is
lam
. Pad
ahal
mak
am it
u m
ilik
desa
. A
khir
nya
jenz
ah D
aoda
h te
rpak
sa d
imak
amka
n di
pek
aran
gan
send
iri.
7 D
esem
ber
Des
a Si
ando
ng
Kec.
Lar
anga
n Ka
b. B
rebe
s, Ja
wa
Teng
ah
Toko
h um
at Is
lam
Peng
anut
Sap
to
Dha
rmo
76Pe
lara
ngan
m
engu
capk
an
Sela
mat
Nat
al
Bela
san
angg
ota
Ans
haru
syar
iah
Moj
oker
to
men
sosi
alis
asik
an k
epad
a m
asya
raka
t har
amny
a da
lam
Isla
m m
engu
capk
an ‘s
elam
at n
atal
’, m
enge
naka
n at
ribut
nat
al a
pala
gi s
ampa
i m
eray
akan
har
i ray
a ya
ng d
iado
psi g
erej
a da
ri ke
lahi
ran
dew
a Ro
maw
i kun
o itu
.
Sosi
alis
asi d
ilaku
kan
di p
usat
per
toko
an d
i Jal
an
Moj
opah
it da
n pe
rem
pata
n Ja
lan
Empu
nala
de
ngan
mem
bent
angk
an s
pand
uk la
rang
an
untu
k um
at Is
lam
men
guca
pkan
sel
amat
nat
al
dan
mem
bagi
kan
sele
bara
n ya
ng b
eris
i dal
il-da
lil
syar
’i te
rkai
t pel
aran
gan
ters
ebut
.
17
Des
embe
rpu
sat p
erto
koan
di
Jala
n M
ojop
ahit
dan
pere
mpa
tan
Jala
n Em
puna
la,
Moj
oker
to Ja
tim
Ang
gota
A
nsha
rusy
aria
h M
ojok
erto
Mas
yara
kat
Mus
lim
Moj
oker
to
77Pe
nyer
anga
n da
lam
sid
ang
peni
staa
n ag
ama
di M
edan
Pasc
asid
ang
duga
an p
enis
taan
aga
ma
yang
di
laku
kan
Ahm
ad A
rifin
di P
N M
edan
terja
di
pem
ukul
an o
leh
mas
sa F
orum
Um
at Is
lam
(FU
I) ke
pada
kub
u A
hmad
Arifi
n.
Sebe
lum
terja
di k
erib
utan
, sid
ang
sem
pat
dige
lar d
enga
n ag
enda
sid
ang,
yan
g m
ende
ngar
kan
kete
rang
an s
aksi
dar
i Wak
il Se
kjen
Maj
elis
Ula
ma
Indo
nesi
a (M
UI)
Pusa
t Te
ngku
Zul
karn
ain.
18
Des
embe
rPN
Med
an
Sum
atra
Uta
raM
assa
FU
IPe
ngik
ut S
yekh
A
hmad
Arifi
n
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201494
78M
assa
lara
ng n
atal
G
KI Y
asm
inBe
lasa
n m
assa
into
lera
n m
elar
ang
Jem
aat G
KI
Yasm
in y
ang
hend
ak m
elak
sana
kan
doa
Nat
al
di d
epan
GKI
Yas
min
yan
g di
sege
l Pem
kot
Bogo
r. Be
bera
pa o
rang
men
doro
ng ib
u-ib
u da
n m
enge
luar
kan
kata
-kat
a ka
sar k
epad
a ya
ng
lain
. Pol
isi d
an S
atpo
l PP
yang
ada
di l
okas
i tid
ak
men
cega
h ak
si te
rseb
ut.
25
Des
embe
rJl.
KH
Abd
ulla
h Bi
n N
uh B
ogor
Pulu
han
mas
sa
into
lera
nJe
maa
t GKI
Ya
smin
Bog
or
LAPORAN AKHIR TAHUN KEBEBASAN BERAGAMA/BERKEYAKINAN DAN INTOLERANSI 201496