Laporan Kasus Tumor Palatum.docx

download Laporan Kasus Tumor Palatum.docx

of 16

Transcript of Laporan Kasus Tumor Palatum.docx

BAB IPENDAHULUAN

Neoplasma atau tumor adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan tidak dapat terkontrol oleh tubuh. Tumor bisa mengenai seluruh organ tubuh termasuk pada tumor palatum. Tumor palatum adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi pada daerah palatum. Jaringan tersebut dapat tumbuh pada daerah palatum durum, dan palatum molle. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (maligna) atau jinak (benigna). Kankerpalatum mole menyumbang sekitar2% darikeganasankepala dan mukosa leher. Setengah dari semua kankerpalatum durum adalah karsinomasel skuamosa(SCCs). Tindakan eksterpasi tumor dibutuhkan untuk mengangkat tumor, agar tidak tumbuh lebih besar maupun bermetastase ke tempat lain yang dapat mengganggu kesehatan, fungsi organ dan estetika. Berikut dilaporkan laporan kasus tentang tumor palatum.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 AnatomiPalatum memisahkan rongga mulutdarirongga hidungdansinusmaksila. Mukosapalatum muluttersusun dariepitel skuamos pseudostratified. neurovaskularisasipalatumberasal dariforamenpalatina, yang terletak di sebelah medialgigimolar ketiga. Forameninimenyediakan jalurbagitumor untukmenyebar. Arteri descendingpalatinedariarterimaksilarisinternal memberikanpasokandarah. Sarafsensorik dansecretomotordari cabang (V -II)rahang atasdari saraf trigeminal.Secara anatomis, palatum mole merupakan bagian dariorofaring..hubungan antara 2 permukaan mukosapalatum durum dan palatum mole adalah jaringan ikat,serat otot,aponeurosis,pembuluh darah,pembuluhlimfatik,dan kelenjar ludah minor.Anatomipalatum dibagimenjadi dua, yaitu palatum durum (bagian darirongga mulut) danpalatum mole(bagian dariorofaring). Kankerpalatum mole menyumbang sekitar2% darikeganasankepala dan mukosa leher.Setengah dari semua kankerpalatum durumadalah karsinomasel skuamosa(SCCs)seperti terlihatpada gambar di bawah.Nonsquamousselkanker,termasukkankerkelenjar ludah,sarkoma,dan melanoma

Gambar 1. Anatomi Palatum

Secara fungsional,palatum mole berfungsi untuk memisahkan orofaringdarinasofaringselamamenelan danberbicara. Untuk mencegah regurgitasi nasofaringdan mencegahudara keluarke dalam hidung saat berbicara.

2.2 Definisi TumorTumor ialah benjolan atau pembengkakan yang disebabkan oleh neoplasma dan tumor juga merupakan istilah umum yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau benjolan pada tubuh. Tumor secara khusus dipakai pula untuk pengganti nama kanker jinak, sebagaimana istilah kanker dimaksudkan sebagai suatu tumor ganas. Neoplasma adalah penyakit pertumbuhan sel karena di dalam tubuh timbul sel-sel baru yang berbeda dari sel normal asalnya, untuk penyederhanaanya dikenal sel neoplasma jinak dan sel neoplasma ganas atau carcinoma.Tumor palatum adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi pada daerah palatum. Jaringan tersebut dapat tumbuh pada daerah palatum durum, dan palatum molle. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (maligna) atau jinak (benigna). Kankerpalatum mole menyumbang sekitar2% darikeganasankepala dan mukosa leher. Setengah dari semua kankerpalatum durum adalah karsinomasel skuamosa(SCCs).

Gambar 2. Karsinoma sel skuamosa palatum durum

2.3 Etiologi Tumor PalatumHubungan yang kuat terdapat antarakonsumsi tembakau danalkohol denganSCC darirongga mulut danpalatum mole ,namun hubungannyadengan kankerpalatumdurum tidak jelas.Faktor-faktor lain, seperti gigi palsu yang tidak sesuai,kebersihan mulut yang buruk,iritasi mekanis,dan obat kumur,yang terlibat dalamSCCrongga mulut merupakan salah satu etiologi, namun, tidak ditemukan bukti yang meyakinkan.

2.4 PatofisiologisAnamnesis dan pemeriksaan fisik membantu untuk menilai sejauh mana perluasan tumor. Perluasan SCC palatum durum terjadi pada sampai dengan 70% dari lesi. Perluasanke arah posterior melibatkan palatum mole, dengan insufisiensi velopharyngeal dan hypernasal. Hypesthesia palatum menunjukkan keterlibatan saraf trigeminal di foramen sphenopalatina atau perpanjangan fosa pterygopalatine.Refleks kornea yang menghilang merupakan indikasi dari perluasan tumor ke dasar tengkorak- melalui foramen rotundum, foramen ovale, atau celah orbita bagian bawah.Anesthesia pada ginggiva mungkin menunjukkan invasi perineural. Keterlibatan mandibularis dari nervus trigeminus dapat bermanifestasi sebagai hypesthesia sepanjang mandibula atau pengecilan otot-otot temporalis atau masseter.Ini merupakan indikasi keterlibatan fosa infratemporal.Trismus, maloklusi, dan rasa sakit adalah gejala invasi otot pterygoideus. Perluasan tumor pada dasar hidung terjadi secara langsung melalui palatum mulut.Keterlibatan kelenjar getah bening menjadi perhatian khusus dalam SCC. Hampir setengah dari pasien yang datang dengan perluasan dari tumor palatum mole.tempat yang umum terjadi perluasan tumor termasuk oropharynk, trigonum retromolar, alveolar inferior atau superior, palatum durum, dan pangkal lidah.perluasan ke foramen sphenopalatina dapat mengakibatkan hypostasis palatal.Pada lesi yang luas sampai ke nasofaring, otitis media umum terjadi.

2.5 Klasifikasi Tumor PalatumA. Tipe Histologi

Sebagian besar ( 90%) kanker rongga mulut berasal dari mukosa yang berupa karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skwamosa dengan diferensiasi baik, tetapi dapat pula berdiferensiasinya sedang, jelek atau anaplastik. Bila gambaran patologis menunjukkan suatu rabdomiosarkoma, fibrosarkoma, malignant fibrohistiocytoma atau tumor ganas jaringan lunak lainnya, perlu diperiksa dengan teliti apakah tumor itu benar suatu tumor ganas rongga mulut (C00-C06) ataukah suatu tumor ganas jaringan lunak pipi, kulit atau tulang yang mengadakan invasi ke rongga mulut.B. Derajat Diferensiasi

C. Laporan Patologi StandardYang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari specimen operasi meliputi :1. tipe histologis tumor2. derajat diferensiasi (grade)3. pemeriksaan TNM untuk menentukan stadiumpatologis (pTNM)T = Tumor primer- Ukuran tumor- Adanya invasi kedalam pembuluh darah/limfe- Radikalitas operasiN = Nodus regional- Ukuran KGB- Jumlah KGB yang ditemukan- Level KGB yang positifM = Metastase jauh

KLASIFIKASI STADIUM KLINISMenentukan stadium kanker rongga mulut dianjurkan memakai sistem TNM dari UICC, 2002. Tatalaksana terapi sangat tergantung dari stadium. Sebagai ganti stadium untuk melukiskan beratnya penyakit kanker dapat pula dipakai luas ekstensi penyakit.- Jumlah KGB yang positif- Invasi tumor keluar kapsel KGB- Adanya metastase ekstra nodalStadium karsinoma rongga mulut :

Luas ekstensi kanker

2.6 PenatalaksanaanPilihan pengobatan untuk kanker tergantung pada tumor palatum, khususnya ukuran, lokasi, dan penyebaran tumor.Tumor palatum durum dengan mudah dapat melibatkan tulang rahang atas, kecuali terdeteksi dini.Tumor palatum mole dapat dengan mudah menyebar ke jaringan yang berdekatan dan sampai ke dasar tengkorak (daerah yang memiliki banyak saraf dan pembuluh darah, dan dengan demikian bisa sangat sulit untuk mengobati).Sebagian besar tumor memerlukan dua mode terapi dan dalam tumor yang sangat ganas bahkan tiga mode terapi.Tiga terapi yang tersedia (mode terapi) adalah operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.

BAB IIILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIENNama: Tn. NNJenis Kelamin: Laki-LakiUmur: 36 tahunAlamat: SekayuMRS: 10 Juli 2012RMK: 998136

B. ANAMNESISKeluhan utama : ada benjolan di langit-angitRiwayat Penyakit Sekarang : Benjolan pertamakali dirasakan muncul sejak 16 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien mengaku tertusuk duri ikan saat pasien makan, setelah itu langit-langit pasien menjai bengkak, sejak saat itu pasien menyadari ada benjolan yang timbul sebesar biji kacang pada langit-langit di tempat bekas tertusuk duri tadi. Pasien tidak pernah berusaha untuk mengobati benjolan tersebut sampai benjolan itu semakin membesar hampir menutupi rongga mulut pasien dan membuat pasien sulit bernafas dan mengganggu pasien berbicara, pasien juga mengeluhkan benjolan terkadang mngeluarkan darah terutama saat os sehabis makan makanan yang keras sehingga membuat os hanya berani makan makanan lunak seperti bubur sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien kemudian dibawa ke rumah sakit di Balikpapan dan direncanakan untuk menjalankan program kemoterapi, karena terlalu lama menunggu, pasien pulang dan akhirnya berobat ke bagian bedah RSUD Ulin Banjarmasin dan direncanakan untuk menjalani operasi.

C. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : tampak sakit ringan.Tanda vital : TD= 120/70 mmHgN = 67 x/menit RR = 28 x/menit T = 36,3 OC Kepala/leher: konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), tortikolis (-) Peningkatan JVP (-/-), pembesaran KGB (-/-)Rongga Mulut : Inspeksi : masa (+) pada palatum, berwarna merah muda mengkilap dan permukaan halus, darah (-) Palpasi: immobile, nyeri tekan (-), permukaan rataThorax: Inspeksi : simetris Palpasi : Fremitus fokal simetris Perkusi : sonor/sonorAuskultasi : suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)Abdomen: Inspeksi: tampak datar, distensi (-) Auskultasi: Bising usus (+) normal Palpasi: Hepar/Lien/Massa tidak teraba Perkusi: timpaniEkstremitas: akral hangat, edem tidak ada, parese tidak adaD. DIAGNOSISTumor PalatumE. TERAPIPro Eksisi

BAB IVDISKUSI

Tumor palatum adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi pada daerah palatum. Jaringan tersebut dapat tumbuh pada daerah palatum durum, dan palatum molle. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (maligna) atau jinak (benigna). Kankerpalatum mole menyumbang sekitar2% darikeganasankepala dan mukosa leher. Setengah dari semua kankerpalatum durum adalah karsinomasel skuamosa(SCCs).Sebagian besar ( 90%) kanker rongga mulut berasal dari mukosa yang berupa karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skwamosa dengan diferensiasi baik, tetapi dapat pula berdiferensiasinya sedang, jelek atau anaplastik. Bila gambaran patologis menunjukkan suatu rabdomiosarkoma, fibrosarkoma, malignant fibrohistiocytoma atau tumor ganas jaringan lunak lainnya, perlu diperiksa dengan teliti apakah tumor itu benar suatu tumor ganas rongga mulut (C00-C06) ataukah suatu tumor ganas jaringan lunak pipi, kulit atau tulang yang mengadakan invasi ke rongga mulut.Pasien ini didiagnosis menderita tumor palatum dan direncanakan akan menjalani operasi eksisi tumor di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, benjolan yang tumbuh pada palatum pasien diderita sejak 16 tahun yang lalu dan selama itu pasien tidak pernah membawa berobat ke pusat pengobatan, 3 bulan terakhir pasien mengaku bahwa pasien menjadi sulit bernafas karena benjolan di mulutnya semakin membesar dan hampir menutupi mulutnya, pasien juga mengeluhkan bahwa benjolan di lanit-langit mulutnya itu sering mengeluarkan darah, terutama setelah pasien makan.Pasien mencoba mberobat ke Rumah Sakit di Balikpapan dan direncanakan akan menjalani program kemoterapi, namun karena obat kemoterapi yang lama datang, pasien memutuskan untuk pindah berobat ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, di Rumah Sakit Ulin, pasien menjalani operasi pengangkatan tumor palatum pada tanggal 26 Juli 2012.Pilihan pengobatan untuk kanker tergantung pada tumor palatum, khususnya ukuran, lokasi, dan penyebaran tumor.Tumor palatum durum dengan mudah dapat melibatkan tulang rahang atas, kecuali terdeteksi dini.Tumor palatum mole dapat dengan mudah menyebar ke jaringan yang berdekatan dan sampai ke dasar tengkorak (daerah yang memiliki banyak saraf dan pembuluh darah, dan dengan demikian bisa sangat sulit untuk mengobati).Sebagian besar tumor memerlukan dua mode terapi dan dalam tumor yang sangat ganas bahkan tiga mode terapi.Tiga terapi yang tersedia (mode terapi) adalah operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi, pasien ini menjalani metode terapi berupa eksisi luas pada tumor palatumnya.Pasien sempat mengalami pembatalan operasi pada jadwal yang pertama pada tanggal 19 Juli 2012 dikarenakan gagal intubasi saat akan dilakukan general anestesi, insersi pipa endotrakeal gagal dikarenakan ukuran tumor palatum pasien yang menutupi hampir seluruh rongga mulut pasien dan menyulitkan pemasangan pipa endotrakeal.Setelah operasi pasien dipindah rawatkan ke ruang ICU untuk 5 hari dan akhirnya kembali dirawat di ruangan dan diperobehkan pulang saat konsisi pasien membaik.

BAB VPENUTUP

Telah dilaporkan sebuah laporan kasus tumor palatum pada laki-laki berusia 36 tahun, dengan keluhan utama benjolan di langit-langit. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik diketahui konsistensi benjolan keras dan permukaannya halus dan sering berdarah . Penderita diterapi dengan metode eksisi luas terhadap tumor palatumnya.

16