Laporan Kasus SKABIES

24
Laporan Kasus “SkabiesOLEH : Kartika Eka Wulandari (2009730089) PEMBIMBING : Dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK STASE KULIT dan KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

description

laporan

Transcript of Laporan Kasus SKABIES

Laporan Kasus Skabies

Laporan Kasus SkabiesOLEH : Kartika Eka Wulandari(2009730089)PEMBIMBING : Dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK

STASE KULIT dan KELAMINRUMAH SAKIT UMUM BANJARFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Nama: An.ZUmur: 7 bulanJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat: Ciktim

IDENTITAS PASIEN

KELUHAN UTAMA

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat keluhan bruntus bruntus kemerahan yang dirasa gatal pada kedua telapak kaki,telapak tangan kanan dan lipat ketiak kiri bagian depan sebelumnya belum pernah dialami pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :Ibu pasien mengaku, paman pasien sedang mengalami keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kulit , paman pasien tinggal satu rumah saat ini, dan sebelumnya tinggal di pesantren, dan saat ini sedang berlibur dirumah pasien.Ibu pasien mengaku tidak terdapat keluhan gatal gatal, kemerahan pada kulit dan kulit terkelupas setelah mengkonsumsi suatu obat.

Riwayat Alergi :Menurut ibu pasien riwayat kulit gatal-gatal dan sesak nafas setelah minum obat tidak pernah dirasakan pasien.Riwayat merah-merah pada daerah bokong, buang besar dengan konsistensi cair lebih 3 kali dalam sehari setelah minum susu sapi tidak pernah dialami oleh pasien.Riwayat bersin, pilek saat cuaca dingin tidak dialami oleh pasienRiwayat Psikososial :Pasien tinggal satu rumah dengan ibu, ayah, paman, kakek dan nenek dengan lingkungan rumah padat dan kurang ventilasi cahaya, ukuran rumah kecil dengan lingkungan rumah padat penduduk.Pasien biasanya mandi 2x dalam sehari, mengganti pakainnya 2x dalam sehari termasuk pakaian dalam dan menggunakan haduk sendiri. Ibu os mengganti sprei kasur guling dan bantal 2 bulan sekali. Ibu pasien mencuci pakaian sendiri dengan sabun detergen dan disetrika.

PEMERIKSAAN FISIKKesadaran: ComposmentisKeadaan umum: Tampak sakit ringanVital Sign:Nadi: 96 x/menitRR: 20 x/menitSuhu: 36,3 C

KESAN :TANDA VITAL DALAM BATAS NORMAL

Status Generalisata:Kepala: NormochepalTelinga: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) Hidung: Septum deviasi (-), sekret (-/-)Mulut: Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)Leher: Pembesaran KGB (-)Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+) Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II regulerAbdomen: Tampak datar, supel, BU normal, organomegali (-)Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-)

STATUS DERMATOLOGI

DistribusiGeneralisataA/RRegio dorsum pedis posterior sinistra Regio dorsum pedis posterior dextraRegio axila sinistraRegio dorsum manus anterior dextraLesiMultiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta, bentuk sebagian linier, sebagian arsinar, ukuran miliar sampai lentikuler, ukuran terkecil 0,3 cm x 0,4 cm ukuran terbesar 0,5x 0,7 cm ,menimbul dari permukaan kulit, kering.EfloresensiPapul eritema dengan vesikel.

RESUMEPada anamnesis didapatkan:Pasien anak laki-laki 7 bulan datang bersama ibunya ke poliklinik RSUD kota Banjar dengan keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak kaki, telapak tangan kanan dan lipat ketiak bagian depan sejak 2 minggu yang lalu. Pruritus nokturna (+), pada riwayat keluarga didapatkan paman pasien sedang mengalami keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kulit dan tinggal satu rumah. Pada riwayat psikososial didapatkan kurangnya ventilasi cahaya dan higienitas rumah.

RESUMEPemeriksaan Fisik :Didapatkan tanda vital dalam batas normal, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan :

DistribusiGeneralisataA/RRegio dorsum pedis posterior sinistra Regio dorsum pedis posterior dextraRegio axila sinistraRegio dorsum manus anterior dextraLesiMultiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta, bentuk sebagian linier, sebagian arsinar, ukuran miliar sampai lentikuler, ukuran terkecil 0,3 cm x 0,4 cm ukuran terbesar 0,5x 0,7 cm ,menimbul dari permukaan kulit, kering.EfloresensiPapul eritema dengan vesikel.

DIAGNOSIS BANDING SkabiesDermatitis atopikDIAGNOSIS KERJA SkabiesRENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANGTes tempelBiopsi irisan

PENATALAKSANAAN

Non-Medikamentosa:Edukasi pasien :Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien dan cara penggunaan obat yang diberikan.Mandi dengan air hangat dan keringkan badan. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panasAlat-alat yang tidak bisa direndam dengan air panas seperti karpet,kasur, sofa dapat dijemur.Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama (7) dan ikut menjaga kebersihan (13)

PENATALAKSANAANMedikamentosa:Topikal: Permetrin 5% 1x selama 1 hari digunakan dalam waktu 10 jam

Quo Ad Vitam: Ad BonamQuo Ad Functionam: Ad BonamQuo Ad Sanationam: Ad Bonam

PROGNOSIS

Mengapa pada kasus ini pasien di diagnosis skabies?

ANALISA KASUSBerdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan :Gatal dirasa terutama pada malam hari atau pruritus nokturna (cardinal sign)Lokasi pada telapak tangan, telapak kaki , ketiak bagian depan (predileksi)Paman pasien keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kulit, paman pasien tinggal satu rumah saat ini, dan sebelumnya tinggal di pesantren (cardinal sign)Pasien tinggal satu rumah dengan ibu, ayah, paman, kakek dan nenek dengan lingkungan rumah padat dan kurang ventilasi cahaya, ukuran rumah kecil dengan lingkungan rumah padat penduduk. Ibu os mengganti sprei kasur guling dan bantal 2 bulan sekali. (faktor resiko)

Berdasarkan teori dalam mendiagnosa skabies berdasarkan 4 cardinal sign :Pruritus nokturna.Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya sekuruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkembangan yang padat penduduknya, sebagaian besar tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut.Adanya terowongan (kunikulus)Dan pada kasus ini ditemukan 2 dari 4 tanda cardinal sign , dan berdasarkan teori diagnosis skabies dapat dibuat dengan menemukan 2 dari tanda cardinal sign tersebut.

Mengenai faktor resiko yang terdapat pasien ini berdasarkan anamnesis yakni higienitas yang buruk(3), dimana ibu mengganti sprei kasur guling dan bantal 2 bulan sekali, dan rumah padat penduduk, kurangnya ventilasi cahaya rumah.

18

ANALISA KASUSBerdasarkan pemeriksaan dermatologi pada pasien ini didapatkan :

DistribusiGeneralisataA/RRegio dorsum pedis posterior sinistra Regio dorsum pedis anterior dextraRegio axila sinistraRegio dorsum manus anterior dextraLesiMultiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta, bentuk sebagian linier, sebagian arsinar, ukuran miliar sampai lentikuler, ukuran terkecil 0,3 cm x 0,4 cm ukuran terbesar 0,5x 0,7 cm ,menimbul dari permukaan kulit, kering.EfloresensiPapul eritema dengan vesikel.

Sesuai dengan teori, lokasi gatal yang dirasakan pada pasien sesuai dengan tempat-tempat predileksi skabies yaitu merupakan tempat dengan startum korneum yang titpis, yakni : sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan kaki. Lesi yang timbul berupa papul, vesikel, urtika, dan lain-lain.(3) Bila ada infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain).(13) (8)

Pasien dalam kasus ini masuk dalam gradasi/klasifikasi apa?

ANALISA KASUSPada kasus ini pasien termasuk klasifikasi skabies pada bayi dan anak yakni skabies yang terjadi pada anak yang kurang dari dua tahun, infestasi bisa terjadi di wajah dan kulit kepala sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.(3) Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima, sehingga terowongan jarang ditemukan. (13)

Pada bayi, lesi terdapat di wajah. Dan nodul pruritis erithematos keunguan dapat ditemukan pada axilla dan daerah lateral badan pada anak-anak. Nodul-nodul ini bisa timbul berminggu-minggu setelah eradikasi infeksi tungau dilakukan. Vesikel dan bulla bisa timbul terutama pada telapak tangan dan jari.(9)

Bagaimana penatalaksanaan pasien dalam kasus ini?

ANALISA KASUSDalam kasus ini pasien di terapi dengan :Non-Medikamentosa:Edukasi pasien :Mandi dengan air hangat dan keringkan badan. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur, dioleskan dari leher hingga ujung kaki tanpa terkecuali.Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panasAlat-alat yang tidak bisa direndam dengan air panas seperti karpet, sofa dapat dijemur.Jangan ulangi penggunaan skabisid yang berlebihan dalam seminggu walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul selama beberapa hari.Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama (10) dan ikut menjaga kebersihan (13)

Bagaimana penatalaksanaan pasien dalam kasus ini?Medikamentosa:Topikal:Permetrin 5% 1x selama 1 hari digunakan dalan waktu 10 jam.Permethrin merupakan sintesa dari pyrethroid, (11,9) dan bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. (11,9) Obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah (11,13) dan kecenderungan keracunan akibat kesalahan dalam penggunaannya sangat kecil. Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, yang diaplikasikan selama 8-12 jam dan setelah itu dicuci bersih. (11)

Quo ad vitam: ad bonam Pada pasien tidak ditemukan adanya komplikasi yang dapat menyebabkan kematian Quo ad fungsionam: ad bonam Pada pasien fungsi keseharian tidak tergangguQuo ad sanactionam: ad bonamPada pasien skabies sembuh dengan baik, karena ini merupakan pertama kali nya pasien menderita skabies dan infestasi scabies dapat disembuhkan. Jika seorang individu dengan infeksi scabies, jika diobati dengan benar, memiliki prognosis yang baik, keluhan gatal dan ekzema akan sembuh.(8) serta tidak didapatkan infeksi sekunder pada pasien yang dapat memperlama kesembuhan pasien.

Bagaimana prognosis pada pasien dalam kasus ini?

Djuanda A, Hamza. 2007, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai penerbit FK UI : Jakarta. P 253-259Siregar, R.S. Cara Menegakan Diagnosis Penyakit Kulit ; Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi kedua. Jakarta : ECG 2005. P532-592Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. In: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2007. p: 690-703.Webster, Guy. Overview of the Patogenesis of Acne. In: Webster GF, Rawlings AV, eds. Acne and its Therapy. London:Informa Healthcare;2007. p:1-5James WD, Berger TG, Elston DM. Acne. In : James W, Berger T, Elston DM, eds. Andrews disease of the skin Clinical Dermatology 10th ed. Canada : El Sevier; 2000. p: 231-44.Batra, Sonia. Acne. In: Ardnt KA, Hs JT, eds. Manual of Dermatology Therapeutics 7th ed. Massachusetts:Lippincot Williams and Wilkins; 2007. P:4-18Sheen, Barbara. Diseases and Disorders Acne. Framington Hills: Lucent Books;2005. p:10-20.Schalock PC. Rosaceae and perioral (periorificial) dermatitis. In: Manual of Dermatology Therapeutics 7th ed. Massachusetts:Lippincot Williams and Wilkins; 2007. P:175-180Boothroyd, Steve. Topical therapy and formulation priciples. In: Webster GF, Rawlings AV, eds. Acne and its Therapy. London:Informa Healthcare;2007. p:253-256Gupta AK, Swan JE. Perioral dermatitis. In: Wiiliams H, Bigbi Mc, Diepgen T, Herxheimer H, Nalgi L, Rzany B. Evidence-Based Dermatology. London:BMJ Books;2003. p:125-131.Zouboulis, Christos C. Update and Future of Systemic Acne Treatment. Dermatology, Acne Symposium at the World Congres of Drematology Paris July 2002. p:37-42. 2003Djuanda A, Hamza. 2010, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai penerbit FK UI : Jakarta. P 122-125L, Rzany B. Evidence-Based Dermatology. London:BMJ Books;2003. p:87-98

DAFTAR PUSTAKA