Laporan Kasus - Sepsis Neonatorum

75
Laporan Kasus SEPSIS NEONATAL DENGAN RIWAYAT HIPOGLIKEMIA Oleh: Rina Purnama Sari, S.Ked I1A010086 Pembimbing: dr. Pudji Andayani, Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK FK UNLAM – RSUD ULIN 1

Transcript of Laporan Kasus - Sepsis Neonatorum

Laporan Kasus

SEPSIS NEONATALDENGAN RIWAYAT HIPOGLIKEMIA

Oleh: Rina Purnama Sari, S.KedI1A010086

Pembimbing:dr. Pudji Andayani, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAKFK UNLAM RSUD ULINBANJARMASIN

FEBRUARI 20141

2

DAFTAR ISI HalamanHALAMAN JUDUL1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN 3BAB IITINJAUAN PUSTAKASepsis Neonatal 5Hipoglikemia 13BAB III LAPORAN KASUS 18BAB IV DISKUSI 37BAB V PENUTUP 49DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IPENDAHULUAN

Sepsis pada bayi baru lahir (BBL) atau yang biasa disebut sepsis neonatal merupakan masalah yang belum dapat terpecahkan. Hampir sebagian BBL yang dirawat di negara berkembang memiliki keterkaitan dengan sepsis. Angka mortalitas BBL yang cukup tinggi, yaitu 42%, dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, tetanus neonatorum, sepsis, dan infeksi gastrointestinal. Sepsis neonatal memiliki case fatality rate yang cukup tinggi terkait faktor risiko infeksi pada masa perinatal yang belum dapat dicegah secara optimal.1Angka kejadian sepsis neonatal di negara berkembang mencapai 1,8-18/1000 kelahiran.2 Bayi laki-laki lebih berisiko mengalami sepsis dibandingkan bayi perempuan, insidensinya pun meningkat pada bayi kurang bulan (BKB) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).3 Belum ada data mengenai insidensi sepsis neonatal di Indonesia. Laporan angka kejadian di rumah sakit menunjukkan angka yang lebih tinggi pada rumah sakit rujukan. Data di RSCM menyatakan bahwa angka kejadian sepsis neonatal mencapai 13,7% dengan angka kematian 14%.4Salah satu indikator penting adanya stres dan penyakit pada bayi adalah hipoglikemia. Hipoglikemia pada neonatus biasanya didefinisikan sebagai nilai glukosa serum 38C, korioamnionitis, heart rate janin > 160x/menit, dan ketuban berbau. Sedangkan faktor minor meliputi ruptur membran ibu yang lama > 12 jam, ibu dengan demam intrapartum > 37,5C, apgar skor rendah berat badan lahir sangat rendah (BBLR < 1500 gram), usia gravida < 37 minggu, kehamilan ganda, keputihan pada ibu yang tidak diobati, dan ibu ISK atau tersangka ISK yang tidak diobati.13Faktor risiko dari neonatal antara lain prematuritas, berat lahir rendah, asfiksia, resusitasi setelah persalinan, prosedur invasif, anomali kongenital, nutrisi parenteral, dan rawat inap yang cukup lama di neonatal intensive care unit (NICU). Sedangkan faktor lainnya meliputi jenis kelamin laki-laki, neonatus berkulit hitam, dan berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.12 2.1.4KlasifikasiSepsis neonatal biasanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu sepsis awitan dini (SAD) dan sepsis awitan lambat (SAL). Pada awitan dini, ditemukan kelainan pada usia < 3 hari dan infeksi terjadi secara vertikal karena penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau kelahiran. Sedangkan pada awitan lambat terjadi infeksi dari kuman yag berasal dari lingkungan sekitar Bayi Tetelah hari ke-3 kelahiran, disebut pula infeksi transmisi horisontal, termasuk infeksi nosokomial.3Di negara maju, kuman tersering yang ditemukan pada kasus SAD adalah Streptokokus Grup B (>40% kasus), Escherichia coli, Haemophilus influenza, dan Listeria monocytogenes, sedangkan di negara berkembang termasuk Indonesia, mikroorganisme penyebabnya adalah batang gram negatif.14 Angka kejadian SAD berkisar 3,5 kasus per 1000 kelahiran hidup dengan angka mortalitas sebesar 15-50%.15Sepsis awitan lambat (SAL) merupakan infeksi postnatal (lebih dari 72 jam) yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial). Angka mortalitas SAL lebih rendah daripada SAD yaitu kira-kira 10-20%. Di negara maju, Coagulase-negatif Staphilococci (CONS) dan Candida albicans merupakan penyebab utama SAL, sedangkan di negara berkembang didominasi oleh mikroorganisme batang Gram negatif (E. coli, Klebsiella, dan Pseudomonas aeruginosa).16

2.1.5PatofisiologiSejak masa kehamilan sampai ketuban pecah, janin relatif terlindungi dari flora normal ibu oleh membran/dinding korioamniotik, plasenta, dan faktor antibakteria dalam air ketuban. Beberapa tindakan medis yang mengganggu integritas isi rahim seperti amniosintesis, cervical cerclage, pengambilan contoh vili korialis transservikal, atau pengambilan contoh darah perkutaneus, dapat memudahkan organisme normal kulit atau vagina masuk sehingga menyebabkan amnionitis dan infeksi sekunder pada janin. Bila ketuban pecah lebih dari 24 jam, bakteri vagina dapat bergerak naik dan pada beberapa kasus menyebabkan infamasi pada membran janin, tali pusat, dan plasenta.17Infeksi pada janin dapat disebabkan oleh aspirasi air ketuban yang terinfeksi yang mengakibatkan neonatus lahir mati, persalinan kurang bulan, atau sepsis neonatal. Infeksi pada ibu saat proses kelahiran terutama infeksi genital adalah jalur utama transmisi maternal dan dapat berperan penting pada kejadian infeksi neonatal. Infeksi hematogen transplasental selama atau segera sebelum persalinan (termasuk saat pelepasan plasenta) dapat terjadi walaupun infeksi lebih mungkin terjadi saat neonatus melewati jalan lahir. Saat bakteri mencapai aliran darah, sistem monosit-makrofag dapat menyingkirkan organisme tersebut secara efisien dengan opsonisasi oleh antibodi dan komplemen sehingga bakteriemi hanya terjadi singkat. Bakteremia tergantung dari usia pasien, virulensi dan jumlah bakteri dalam darah, status nutrisi dan imunologis, waktu dan asal intervensi terapi.17Perjalanan penyakit yang terjadi pada sepsis neonatus dapat dilihat di Tabel 1.Tabel 1. Manifestasi Klinis dan Tahapan Sepsis pada NeonatusBila ditemukan dua atau lebih keadaan: Laju nafas >60x/m dengan/tanpa retraksi dan desaturasi O2 Suhu tubuh tidak stabil (37.5C) Waktu pengisian kapiler > 3 detik Hitung leukosit 34000x109/L CRP >10mg/dl IL-6 atau IL-8 >70pg/ml 16 S rRNA gene PCR : PositifFetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS)AtauSystemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)

Terdapat satu atau lebih kriteria FIRS/SIRS disertai dengan gejala klinis infeksi seperti terlihat dalam Tabel 2.SEPSIS

Sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggalSEPSIS BERAT

Sepsis berat disertai hipotensi dan kebutuhan resusitasi cairan dan obat-obat inotropikSYOKSEPTIK

Terdapat disfungsi multi organ meskipun telah mendapatkan pengobatan optimalSINDROM DISFUNGSIMULTIORGAN

Sumber : Haque KN.Pediatr Crit Care Med 2005; 6(3): 45-9

Tabel 2. Kriteria SIRSUsia NeonatusSuhuLaju nadi per menitLaju napas per menitJumlah leukosit X 103/mm3

0-7 hari>38,5oC atau 180 atau 50>34

7-30 hari>38,5oC atau 180 atau 40>19,5 atau