LAPORAN KASUS PSIKOTIK

24
LAPORAN KASUS Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23) IDENTITAS PASIEN Nama : Nurlina Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 18 tahun Agama : Islam Warga Negara : Indonesia Suku : Maluku Status : Belum Menikah Pendidikan : SMA Pekerjaan : Terdaftar sebagai mahasiswi baru di UMI, Fak. Kebidanan. Alamat : Jln. Pampang no. 3, Makassar. Tanggal MRS : 12 Agustus 2012 Alloanamnesis diPeroleh dari : Ny. Maati, agama Islam, IRT, Ibu kandung dari Pasien.

Transcript of LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Page 1: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

LAPORAN KASUS

Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nurlina

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Suku : Maluku

Status : Belum Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Terdaftar sebagai mahasiswi baru di UMI, Fak. Kebidanan.

Alamat : Jln. Pampang no. 3, Makassar.

Tanggal MRS : 12 Agustus 2012

Alloanamnesis diPeroleh dari :

Ny. Maati, agama Islam, IRT, Ibu kandung dari Pasien.

Page 2: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

LAPORAN PSIKIATRI

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama : Berteriak-teriak dan bicara sendiri.

B. Riwayat gangguan sekarang

A. Keluhan dan gejala

Keluhan dialami sejak 11 jam yang lalu (jam 6 pagi) SMRS dimana pasien

tiba-tiba berteriak sendiri, bicara sendiri dengan nada keras, menangis

tiba-tiba dan keluar masuk rumah. Hal yang diteriakkan pasien bahwa

pasien sangat menyayangi ayahnya dan sangat jengkel kepada kakak-

kakaknya. Semalam sebelumnya pasien tidak tidur dan hanya diam saja di

dalam kamar. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan sering bilang

akan muntah, tapi tidak ada yang dimuntahkan.

Sejak ± 2 minggu yang lalu. Pasien sering sekali terlihat sholat (lebih dari

sholat 5 waktu) dan belajar mengaji (sebelumnya pasien tidak tahu

mengaji). Alasan pasien kepada Ibu karena ingin lebih baik, bersih serta

suci seperti ayahnya tidak seperti kakak-kakaknya yang hanya

mementingkan urusan dunia saja. Pasien juga tidak menghiraukan

temannya yang datang ke rumah. Pasien hanya di dalam kamar sholat dan

mengaji. Pasien sangat dekat dengan dengan ayahnya dan baru berpisah ±

2 bulan yang lalu karna ayah pasien berada di Maluku.

Pasien dikenal sebagai pribadi yang sangat pendiam dan mempunyai

sedikit teman. Sebelumnya juga pasien meminta dibelikan Hp dan Laptop

pada ibunya seperti teman-temannya tapi belum di belikan karena belum

ada uang.

B. Hendaya/dissfungsi

Hendaya social ()

Hendaya pekerjaan ()

Hendaya waktu senggang ()

C. Faktor stressor psikososial

Page 3: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Tidak jelas karena menurut Ibu pasien semuanya terlihat normal seperti

biasanya.

D. Faktor stressor keluarga

Tidak jelas karena menurut Ibu pasien semua anggota keluarga sangat

menyayangi pasien.

E. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis sebelumnya

Tidak ada.

F. Riwayat gangguan sebelumnya

Riwayat trauma, kejang tidak ada. Waktu pasien 6 tahun pernah menderita

penyakit malaria. Riwayat penggunaan Narkotik, Alkohol dan Rokok

tidak ada.

G. Riwayat kehidupan pribadi

1. Riwayat prenatal dan Natal

Pasien lahir normal, di Maluku, cukup bulan, di Rumah sakit, dan di

bantu oleh Bidan. Ibu pasien tidak pernah sakit berat selama

kehamilan. Pasien anak bungsu dari lima bersaudara ( P, L, P, P, P )

2. Riwayat masa kanak awal (1-3 tahun)

Pasien mendapatkan ASI dari Ibunya hingga 2 tahun, pertumbuhan

dan perkembangan sesuai umur, tidak ada riwayat trauma dan infeksi

pada masa ini. Pasien mendapatkan kasih saying dari orang tua dan

kakak-kakaknya.

3. Riwayat masa kanak pertengahan (4-11 tahun)

Pasien di asuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan

perkembangan baik. Pasien bermain dengan teman-temannya seperti

anak lainnya.

4. Riwayat masa kanak dan remaja (12-18 tahun)

Page 4: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Pasien melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMA di Maluku. Prestasi

cukup memuaskan. Pasien tidak mempunyai banyak teman dan di

kenal dengan pribadi yang pendiam dan tertutup.

H. Riwayat kehidupan keluarga

Pasien anak bungsu dari 5 bersaudara ( P, L, P, P, P ).

Hubungan dengan kedua orang tua baik

Hubungan dengan saudara baik

Tidak ada riwayat yang sama dalam keluarga

I. Situasi sekarang

Pasien tinggal di kostan sejak ± 2 bulan yang lalu bersama ibunya. Dan

terdaftar sebagai mahasiswa baru di UMI fak. Kebidanan.

J. Persepsi pasien tentang diri sendiri dan keluarganya

Pasien menyangkal dirinya sakit dan butuh seorang dokter.

II. AUTOANAMNESA (12 AGUSTUS 2012)

DM : Dokter muda

P : Pasien

DM : Assalamuallaikum

P : Waallaikumsalam warahmatullahiwabarakatu (diteruskan dengan

kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan)

DM : Dengan siapa namanya kalau saya boleh tahu ?

P : Nurlina, baisa diPanggil Lina (tetap diteruskan dengan kalimat-kalimat

yang tidak sesuai dengan pertanyaan)

DM : Lina, kita kenalan dulu yah. Kenalkan saya dokter chindy.

P : Saya tidak mau dokter, saya tidak gila. Saya tidak perlu disembuhkan.

Mereka yang perlu disembuhkan (sambil menangis dan menunjuk

salah satu pengantar pasien)

Page 5: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

DM : Tidak, saya bukan mau obati Lina. Saya Cuma mau cerita-cerita

dengan Lina saja.

P : Tidak ada yang perlu diceritakan. Saya sudah jujur dari dalam hati

saya. Saya tidak gila. Cuma mama yang bilang saya gila (sambil

menangis dan menunjuk ibunya)

DM : Iya Lina tidak gila. Kenapa Lina menangis terus sejak tadi ?

P : Saya menangis sebab saya sedih. Saya punya kakak Cuma pikirkan

dunia tidak seperti papa yang pikir akhirat, yang beriman dan suci

Saya sayang papa mi. (menangis lebih kencang)

DM : Lina, berapa sekarang umurnya ?

P : eee… 18 tahun mi. Sejak itu saya sudah beriman mengikuti jejak rasul

dan nabi karena itu panutan. Saya sudah janjian dengan saya punya

teman mau pergi mi.

DM : Tahun berapa Lina lahir ?

P : eee…. 1994. 18 desember mi 1994. Saya jengkel dengan saya punya

kakak, dasar tidak tau malu mi. saya suka dengan kakak dokter ini

bukan cuma bajunya yang putih tapi hatinya juga putih. (sambil

nangis)

DM : Lina tau sekarang kita dimana ?

P : Sekarang saya di Makassar. Saya senang dengan orang Makassar mi

karna menutup auratnya.

DM : Iya sekarang kita di Makassar. Tapi ini tempat apa ?

P : Saya tidak tau, ini tempat terputar-putar. Tapi saya tidak gila.

Permisi kak saya mau muntah dulu yah. (keluar ruangan, pasien hanya

membuang ludah)

DM : Lina sekarang hari apa ?

P : eee… saya lupa mi. saya tidak tahu mi. saya sayang papa.

DM : Sejak tadi Lina bilang sayang papa. Lina tidak sayang mama ?

P : Saya sayang sekali dengan papa, sangat sayang. Saya juga sayang

mama tapi mama tidak sayang sama saya. (Sambil menangis dengan

kencang)

Page 6: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

DM : Lina kangen papa ?

P : Iya saya sayang papa. Papa kemari mi.

DM : Papa lina di manakah sekarang ?

P : Papa ada obati orang punya kesehatan di sana. Itu untuk kebaikan

semua orang.

DM : Lina punya berapa saudara ?

P : Saya bungsu dari 5 bersaudara. Kakak perempuan, laki-laki,

perempuan, perempuan baru saya mi. Tapi mereka tidak tau malu

ambil saya punya laptop. Dasar tidak tau malu. Cuma piker dunia saja

mi,tidak pikir akhirat tidak seperti papa. Di ambil lagi laptop ku di

bawa lagi pergi dirumahnya. (sambil menangis)

DM : Lina sayang kakak ?

P : Iya sayang. Tapi saya usaha sendiri, dengan keringat sendiri.

Walaupun saya orang tidak punya tapi saya punya hati bersih.

DM : Katanya Lina punya laptop di ambil. Siapa yang belikan Lina ? kata

mama Lina belum di belikan laptop.

P : Malaikat yang belikan saya mi. dengan segala kesucian dan keimanan

hati.

DM : Malaikat yang beli ? di beli pakai apa ?

P : Dibeli dengan amal baik dan amal sholeh (menangis)

DM : Kalau saya beli laptop di belikan sama papa pakai uang bukan pakai

amal Lina.

P : Saya sayang papa. Ya Allah saya ini tidak gila. (menangis dengan

kencang)

DM : Lina, ada tidak Lina biasa dengar suara-suara yang bisiki Lina ?

P : Tidak ada mi. Tidak ada yang bisiki saya. Itu semua dari hati saya, hati

saya bilang saya harus berbuat baik saya harus suci. Saya sudah sholat,

saya juga sudah belajar mengaji mi. itu semua dari hati saya, biar saya

bias seperti papa mi. (sambil menangis dan sedikit marah)

DM : Kalau melihat yang cuma Lina bisa lihat sendiri ?

P : Tidak ada mi. Saya tidak gila. Saya sayang papa mi.

Page 7: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

DM : Lina sekarang kuliah ?

P : Saya baru di UMI, fakultas kebidanan. Saya mau jadi orang kesehatan

seperti papa. Saya suka dengan orang Makassar, orang Makassar

menutup auratnya. Saya suka dengan orang-orang berbaju putih, tapi

hatinya juga putih tidak kotor.

DM : Bagaimana caranya Lina mendaftar di UMI ?

P : Saya pergi mendaftar mi, terus di tes habis di tes saya kumpul mi

ijazah SMA ku. Sekarang saya sudah terdaftar mi di Kebidanan. Tapi

saya tidak masuk mi karna saya di tuduh gila mi. (sambil menangis)

DM : Lina kan kuliah toh, berapa 100 – 5 ?

P : eee…. 95 mi

DM : 95 – 10 ?

P : eee… 85. Saya ini sudah usaha sendiri mi, dengan kerja keras dan

hasil keringat sendiri saya mau seperti papa mi.

DM : Lina, ulang kembali apa yang saya sebut yah. Mobil, motor, rumah.

P : Mobil, motor, rumah. Saya mau itu semua dengan hasil kerja keras

saya sendiri seperti papa.

DM : Lina, kalau lina ketemu dompet dijalan. apa yang lina lakukan ?

P : Saya kasih kembali mi. Karna semua itu milik Allah, saya sekarang

sudah jujur mi, mau seperti papa mi.

DM : Lina punya pacar kah ?

P : Tidak ada mi. Semua saya punya punya barang-barang saya mau beli

dengan hasil keringat saya sendiri, saya mau seperti papa. Saya ini

pengikut rasul.

DM : Sekarang apa yang Lina rasa ?

P : Saya sedih. Saya punya saudara tidak tau malu. Saya suka kepada

kakak ini (sambil menunjuk kearah dokter muda) karena kakak pakai

baju putih bukan cuma bajunya yang putih tapi hatinya juga putih.

Saya senang kepada kakak. Tidak seperti kaka saya. Tidak tahu malu.

DM : Ya sudah sekarang Lina minum obat yah.

P : Saya tidak mau, saya tidak sakit, saya tidak gila. (menangis kencang)

Page 8: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

DM : Itu bukan obat Lina Vitamin biar Lina sehat.

P : Ooo… Iya. Tapi saya tidak butuh apa-apa, saya Cuma butuh minum

sekarang.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum :

1. Penampilan :

Tampak seorang perempuan memakai baju kaos oblong berwarna

cream dan celana puntung, serta menenteng baju gamis dan jilbabnya.

Penampakan kurang rapi, namun terawat. Wajah sesuai umur.

2. Kesadaran :

Berubah

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :

Sedikit hiperaktif.

4. Pembicaraan:

Cepat, emosional, lancar, spontan, intonasi tinggi.

5. Sikap terhadap pemeriksa :

Kooperatif

B. Keadaan Afektif :

1. Mood : Sulit di nilai

2. Afek : Apropriate, kecewa dan sedih, meluap-luap.

3. Keserasian : Serasi

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan.

C. Fungsi Intelektual

1. Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan : Sesuai.

2. Daya konsentrasi : Baik

3. Orientasi :

Page 9: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Waktu : Kurang

Tempat : Kurang

Orang : Baik

4. Daya ingat :

Jangka Panjang : Baik

Jangka Sedang : Baik

Jangka Pendek : Baik

Jangka Segera : Baik

5. Pikiran Abstrak : Baik

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Disangkal

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derelisasi : Tidak ada

E. Proses Berfikir

1. Arus berfikir

Produktivitas : Membanjir

Kontinuitas : Asosiasi longgar, inrelevan

2. Isi pikiran

Gangguan isi pikir : Terdapat waham yang mendengar suara yang

menyuruhnya untuk berbuat baik serta sholat dan mengaji untuk terus

menerus.

F. Pengendalian Impuls

Terganggu

G. Daya Nilai

Page 10: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

1. Norma sosial : Terganggu

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian realitas : Terganggu

H. Tilikan

Derajat 1: Pasien menyangkal sepenuhnya bahwa dirinya sakit.

I. Taraf dapat diPercaya

Dapat di percaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan Fisis :

1. Status internus

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 95x/menit

Suhu : 36.8oC

Pernafasan : 25x/menit

2. Pemeriksaan status neurologis

GCS : E4 M6 V5, Compos mentis

Rangsang meninges : Kaku kuduk -/-, kernig sign -/-

Pupil bulat isokor Ø 2,5/2,5 mm

Refleks cahaya +/+

Tidak ditemukan reflex patologis

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Nn. L, umur 18 tahun, masuk RS Dadi umtuk pertama kalinya dengan keluhan

berteriak sendiri, bicara sendiri, menangis tiba-tiba dan keluar masuk rumah. ± 2

minggu sebelumnya pasien sering terlihat sholat dan belajar mengaji. Pasien juga

Page 11: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

tidak memperdulikan temannya yang datang ke rumah. Pasien banyak mengurung

diri dalam kamar. Sebelumnya pasien minta dibelikan HP dan Laptop seperti

teman-temannya pada ibu pasien tapi belum di belikan karena alasan orang tua

belum mempunyai uang.

Pasien di kenal sebagai pribadi yang sangat pendiam dan sangat tertutup oleh

keluarga dan teman-temannya. Pasien tidak mempunyai banyak teman.

Pasien baru berpisah dengan ayahnya sejak ± 2 bulan yang lalu, karena pasien

terdaftar sebagai mahasiswa baru di UMI fak. Kebidanan atas kemauan pasien

sendiri.

Pasien sering mengulang-ulang kalimat kalau pasien sangat menyayangi ayahnya

dan ingin menjadi seperti ayahnya yang baik, suci dan beriman. Pasien juga sering

mengatakan kalau pasien jengkel terhadap kakak-kakaknya yang tidak tahu malu

tapi alasannya tidak jelas karena menurut ibunya, pasien sangat disayangi oleh

kakak-kakaknya. Dari hasil pemeriksaan fisik status internus dan status neurologis

didapatkan dalam batas normal.

Dari hasil pemeriksaan status mental : Penampilan : Tampak seorang perempuan

memakai baju kaos oblong berwarna cream dan celana puntung, serta menenteng

baju gamis dan jilbabnya. Penampakan kurang rapi, namun terawat. Wajah sesuai

umur. Kesadaran : Berubah. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Sedikit hiperaktif.

Pembicaraan: Cepat, emosional, lancar, spontan, suara tinggi. Sikap terhadap

pemeriksa : Kooperatif.. Mood : Sulit di nilai. Afek : Apropriate, kecewa dan

sedih, meluap-luap. Serasi. Tidak dapat dirabarasakan. Gangguan persepsi berupa

halusinasi auditori dimana pasien mendengar suara-suara yang menyuruhnya

berbuat baik dan harus suci, sholat dan mengaji. Produktivitas : Membanjir.

Kontinuitas : Asosiasi longgar, inrelevan. Preokupasi : Sayang pada ayahnya.

Gangguan isi pikir : Pengendalian Impuls terganggu. Tilikan 1 serta dapat di

percaya.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL

A. Aksis I

Berdasarkan alloananmnesa, autoanamnesa dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinik bermakna yaitu berteriak sendiri, bicara sendiri,

Page 12: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

menangis tiba-tiba dan keluar masuk rumah. ± 2 minggu sebelumnya pasien

sering terlihat sholat dan belajar mengaji. Pasien juga tidak memperdulikan

temannya yang datang ke rumah. Keadaan ini menimbulkan penderitaan

(distress) pada dirinya, keluarganya dan lingkungannya serta adanya hendaya

(dissability) pada fungsi social, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya dalam menilai realita

berupa waham auditori dimana pasien mendengar suara-suara yang

menyuruhnya berbuat baik dan harus suci, sholat dan mengaji dan onsetnya

yang akut ± 2 minggu sehingga didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik

Akut. Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaanstatus interna dan

neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan

medis umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat

mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien saat ini, sehingga diagnose

Gangguan mental dapat disingkirkan dan didiagnosa Gangguan Jiwa

Psikotik Non-organik.

Dari pemeriksaan pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya dimana

pasien mendengar suara-suara yang menyuruhnya berbuat baik dan harus suci,

sholat dan mengaji dan onsetnya yang akut ± 2 minggu. Maka berdasarkan

Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) di

diagnose dengan Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23).

B. Aksis II

Pasien kooperatif, bersahabat, mau berbicara banyak, tapi tiba-tiba menangis

sendiri sehingga dimasukkan ke dalam ciri kepribadian tidak khas.

C. Aksis III

Tidak ditemukan kelainan organobiologik.

D. Aksis IV

Page 13: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Stressor tidak jelas

E. Aksis V

GAF scale 50-41 (gejala berat/serius, dissabilitas berat)

VII. DAFTAR PROBLEM

A. Organobiologik : Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna,

tetapi karena terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien

memerlukan psikofarmakoterapi.

B. Psikologik : Ditemukan hendaya dimana pasien mendengar suara-suara yang

memerintahnya maka pasien memerlukan psikofarmasi.

C. Sosiologi : Ditemukan hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan

penggunaan waktu senggang maka pasien membutuhkan sosioterapi.

VIII. PROGNOSIS

Dubia et bonam

Faktor pendukung : Gejala positif menonjol, tidak mempunyai pacar,

dukungan keluarga untuk sembuh sangat baik, mendapatkan kasih sayang

yang cukup dari keluarga. Onset perjalanan penyakit akut ( < 1 bulan ).

Faktor penghambat : Pasien menyangkal dirinya sakit. Faktor stessor tidak

jelas, pasien memiliki pribadi yang pendiam dan tertutup sebelumnya.

IX. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Psikotik Akut-Sementara adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan

ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat

halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

Page 14: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Pedoman Diagnosis :

1. Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang

diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini.

Urutan diagnose yang digunakan :

a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama dengan jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggusedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok. 

b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik atau beraneka-ragam dan berubah cepat, atau schiziphrenia-like´ atau gejala skizofrenik yangkhas

c. Adanya stres akut yang berkaitan, kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini

d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.

2. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode

manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan

emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu

kewaktu.

3. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau

demensia.Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkhohol atau

obat-obatan.

Beberapa Gangguan Jiwa Gangguan Psikosis Akut atau Sementara.

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia

1. Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan

psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang)

Page 15: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

2. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis

danintensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama

3. Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya. Walaupun gejala-

gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup

konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau

episode depresif. 

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia

Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut.

Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia yang

harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis

psikotik itu secara jelas. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih

dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (Gangguan Psikotik

Lir – Skizofrenia Akut). Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala yang stabil

dan memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi hanya berlangsung kurang dari

satu bulan lamanya.

Cara Penanganan Gangguan Psikotik Akut dan Sementara.

1. Farmakoterapi

Obat utama Antipsikotik (Haloperidol) dan Benzodiazepin. Tidak

dianjurkan terapi jangka panjang.

2. Psikoterapi

Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga mengatasi stresor dan

episode psikotik mengembalikan harga diri dan kepercayaan.

X. RENCANA TERAPI

Farmakoterapi

Haloperidol (Lodomer) inj. 1 amp/ 6jam

Psikoterapi suportif

Page 16: LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menungkapkan isi

hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.

Konseling : Membeikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang

kondisi penyakitnya agar pasien dapat memahami kondisi dirinya, memahami

cara menghadapinya, serta memberikan motivasi agar pasien tetap

mengkonsumsi obat secara teratur.

Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang

gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan social dalam

lingkungan yang kondusif yang pada akhirnya akan membantu proses

penyembuhan pasien.

XI. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas

terapi dan efek samping obat yang diberikan.