LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki...

36
LAPORAN KASUS Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Departemen Saraf VERTIGO Pembimbing: dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc Disusun Oleh: Saraswati Qonitah Thifal 1610221065 KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA PERIODE 20 NOVEMBER 23 DESEMBER 2017

Transcript of LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki...

Page 1: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

LAPORAN KASUS

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Di Departemen Saraf

VERTIGO

Pembimbing:

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc

Disusun Oleh:

Saraswati Qonitah Thifal 1610221065

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

PERIODE 20 NOVEMBER – 23 DESEMBER 2017

Page 2: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK

DEPARTEMEN SARAF

Presentasi Kasus Dengan Judul :

VERTIGO

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian

Kepaniteraan Klinik di Departemen Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh :

Saraswati Qonitah Thifal 1610221065

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc

Page 3: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus ini

dengan judul “Vertigo”. Penulisan laporan kasus ini merupakan salah satu syarat

mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.

Dalam menyelesaikan tugas ini penulis ingin menyaampaikan rasa

terimakaasih kepada dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, M.Sc selaku dokter

pembimbing dan teman – teman coass yang membantu dalam pembuatan laporan

kasus ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak

kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca. Semoga laporan kasus ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca

dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam ilmu kedokteran.

Ambarawa, Desember 2017

Penulis

Page 4: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

DAFTAR ISI

I. Identitas Pasien................................................................................................... 1

II. Data Dasar......................................................................................................... 1

III. Diskusi Pertama.............................................................................................. 4

IV. Anatomi Telinga.............................................................................................. 4

V. Vertigo................................................................................................................ 7

VI. Diagnosis Sementara....................................................................................... 9

VII. Pemeriksaan Fisik......................................................................................... 9

VIII. Diskusi Kedua.............................................................................................. 13

IX. Penyakit Meniere............................................................................................ 13

X. Tabel Perbedaan Penyebab Vertigo............................................................... 27

XI.Diagnosis Akhir................................................................................................. 28

XII. Terapi............................................................................................................... 28

XIII. Plan.................................................................................................................. 28

XIV. Prognosis........................................................................................................ 28

XV. Follow Up...................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 31

Page 5: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

1

I. Identitas Pasien

Nama : Ny.S

Umur : 48 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Klego

Pekerjaan : Pegawai Pabrik

Pendidikan : SMA

Status : Menikah

No CM : 101808

Tanggal Masuk RS: 2/12/17

Tanggal keluar RS : 6/12/17

II. Data Dasar

Dilakukan autoanamnesis pada 2/12/217 pukul 07.00 WIB di bangsal Anyelir.

II.1 Keluhan Utama

Pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar

dirasakan hilang timbul, dengan durasi kurang lebih selama 15-20 menit. Keluhan

pusing berputar timbul mendadak, dipengaruhi oleh perubahan posisi pasien.

Keluhan pusing berputar bertambah bila pasien beraktivitas. Pasien merasa lebih

nyaman bila dalam posisi tidur dan menutup kedua matanya. Pasien tidak dapat

beraktivitas karena keluhan pusing berputar yang semakin memberat. Bila diberi

skala 1 – 10 (1 untuk gejala yang ringan, 10 untuk gejala pusing yang berat) pasien

mengatakan bahwa pusing berputar yang dirasakan skalanya adalah 8. Pasien

mengeluh mual (+), muntah 1x berisi makanan. Pasien juga merasa pendengaran

telinga kirinya berkurang sejak 2 hari SMRS dan merasa telinga sebelah kiri

berdenging. Bahu kiri pasien terasa sakit terutama saat digerakkan, kesemutan dan

rasa berat disangkal. Keluhan demam, sakit kepala, berat badan turun, pingsan,

Page 6: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

2

pandangan gelap, keluar cairan dari telinga, gigi berlubang, sinusitis, penglihatan

kabur dan dobel, kejang, sakit cacar, keluhan kelemahan dan kesemutan anggota

gerak disangkal.

Pasien mengatakan sejak 1 tahun terakhir mulai mengeluhkan pusing berputar.

Pusing berputar sering kambuh setiap beberapa bulan. Ketika kambuh, pasien

mengeluh pusing berputar diperberat dengan aktivitas dan dipengaruhi oleh

perubahan posisi. Durasi pusing berputar beberapa menit – jam saat timbul. Saat

pusing berputar kambuh, pasien meminum obat histigo dan merasa membaik. Pasien

belum pernah berobat ke poli saraf untuk keluhan pusing berputarnya.

II.3 Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat tauma: Pasien memiliki riwayat trauma kepala pasca tertabrak motor

saat usia SD sampai bagian belakang kepala pasien bocor dan bagian belakang

telinga pasien terbentur stang motor.

2. Riwayat keluar cairan dari telinga: disangkal

3. Riwayat hipertensi: disangkal

4. Riwayat sakit cacar (infeksi HSV): disangkal

5. Riwayat epilepsi: disangkal

6. Riwayat sinusitis: disangkal

7. Riwayat gigi berlubang: disangkal

II.4 Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat ke dokter untuk mengobati keluhan pusing

berputarnya. Saat keluhan timbul, pasien meminum histigo yang ia beli di apotek.

II.5 Riwayat Penyakit Keluarga

1. Riwayat keluarga dengan kelainan kongenital : disangkal

2. Riwayat keluarga dengan kelainan bentuk tubuh : disangkal

3. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama : ibu pasien

4. Riwayat Hipertensi, DM : disangkal

Page 7: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

3

II.6 Riwayat pribadi dan Sosial Ekonomi

Pasien tidak merokok dan tidak minum minuman keras dan bukan pengguna

obat-obatan terlarang. Pasien sehari-hari bekerja di prabrik garment dan sering

mendengarkan headset selama bekerja.

II.7 Anamnesis Sistem

Sistem serebrospinal : pusing berputar (+)

Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan

Sistem respiratorius : tidak ada keluhan

Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan

Sistem urogenital : tidak ada keluhan

Sistem musculoskeletal : bahu kiri pasien terasa sakit, terutama saat

digerakkan, kesemutan dan rasa berat disangkal

Sistem integumen : tidak ada keluhan

II.8 Resume Anamnesis

Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar

dirasakan hilang timbul, dengan durasi 15-20 menit, timbul mendadak, dipengaruhi

oleh perubahan posisi pasien. Keluhan bertambah bila pasien beraktivitas, berkurang

bila dalam posisi tidur dan menutup kedua matanya. Pasien tidak dapat beraktivitas

karena keluhan yang semakin memberat. Skala VAS 8. Mual (+), muntah 1x berisi

makanan, pendengaran telinga kiri berkurang dan merasa telinga sebelah kiri

berdenging. Bahu kiri pasien terasa sakit terutama saat digerakkan, kesemutan dan

rasa berat disangkal. Pasien mengatakan sejak 1 tahun terakhir mulai mengeluhkan

pusing berputar. Pusing berputar sering kambuh setiap beberapa bulan. Ketika

kambuh, pasien mengeluh pusing berputar diperberat dengan aktivitas dan

dipengaruhi oleh perubahan posisi. Durasi pusing berputar beberapa menit – jam saat

timbul. Saat pusing berputar kambuh, pasien meminum obat histigo dan merasa

membaik. Pasien belum pernah berobat ke poli saraf untuk keluhan pusing

berputarnya.

Page 8: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

4

III. Diskusi Pertama

Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan pusing berputar

yang dirasakan sejak 2 hari SMRS. Pusing berputar timbul mendadak, dipengaruhi

perubahan posisi tubuh pasien, dan disertai keluhan mual, muntah dan telinga kiri

berdenging dan pendengarannya berkurang. Keluhan pasien merupakan vertigo,

yaitu halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau

pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Berdasarkan klinis, vertigo

dibagi menjadi dua kategori yaitu vertigo vestibular dan vertigo non-vestibular. Pada

vertigo vestibular, keluhan yang muncul adalah rasa berputar (“true vertigo”),

serangan episodik, adanya mual, muntah, dicetuskan oleh gerakan kepala. Sedangkan

pada vertigo non-vestibular keluhan yang timbul yaitu rasa melayang, hilang

keseimbangan, serangan bersifat kontinyu, keluhan mual muntah tidak ada,

dicetuskan oleh gerakan objek visual dan dapat dicetuskan oleh situasi ramai atau

lalu lintas macet.

Pada pasien terdapat keluhan pusing berputar yang timbul mendadak, dan

bersifat episodik, terdapat keluhan mual muntah dan pusing berputar teruatam

dicetuskan oleh perubahan posisi badan dan kepala pasien. Berdasarkan hasil

anamnesis tersebut, dapat disimpulkan pasien mengalami vertigo tipe vestibular.

Vertigo vestibular dibagi menjadi dua jenis, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral.

Pada vertigo tipe perifer, bangkitan vertigo timbul lebih mendadak, derajat vertigo

yang berat, dipengaruhi oleh gerakan kepala, terdapat gejala otonom ++ (mual,

muntah, berkeringat), gangguan pendengaran (tinitus, tuli), tanda fokal otak (-).

Sedangkan pada vertigo tipe sentral, bangkitan vertigo lebih lambat, dengan derajat

yang ringan, tidak dipengaruhi oleh gerakan kepala, gejala otonom +, tidak ada

gangguan pendengaran, tanda fokal otak (+). Pada pasien didapatkan gambaran klinis

vertigo vestibular tipe perifer.

IV. Anatomi Telinga

IV.1 Telinga dalam

Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut labirin.

Telinga dalam terdiri dari kokhlea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler

yang dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis. Labirin (telinga

Page 9: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

5

dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars

petrosus os temporal. Labirin terdiri dari : (1,3)

1. Labirin bagian tulang, terdiri dari: kanalis semisirkularis, vestibulum, dan

kokhlea

2. Labirin bagian membran, yang terletak di dalam labirin bagian tulang, terdiri

dari: kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus, dan duktus endolimfatikus

serta kokhlea.

Gambar 1 Anatomi Telinga Dalam4

Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi

cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Di

dalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria

vaskularis dan diresirbsi pada sakkus endolimfatikus.(1,3)

Ujung atau puncak kokhlea disebut helikoterma yang menghubungkan

perilimfa skala timpani dan skala vestibuli. Pada irisan melintang di kokhlea tampak

skala vestibuli di sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media

diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe sedangkan skala

media berisi endolimfe. Dasar skala vestibuli disebut membran reissner sedangkan

dasar skala media disebut membran basilaris yang terletak organ korti di dalamnya.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran

tektoria dan pada membran basilaris melekat sel rambut dalam, sel rambut luar, dan

Page 10: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

6

kanalis korti. Membran basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar

pada apeksnya (nada rendah). Terletak diatas membran basilaris dari basis ke apeks

adalah organ korti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme

saraf perifer pendengaran. Organ korti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3.000)

dan tiga baris sel rambut luar (12.000). Ujung saraf aferen dan eferen menempel

pada ujung bawah sel rambut.(1,2,3)

Gambar 2 Potongan Melintang Koklea4

Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis

semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel

rambut. Menutupi sel-sel rambut adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh

silia dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan akan

menimbulkan rangsangan pada reseptor. Sakulus berhubungan dengan utrikulus

melalui suatu duktus sempit yang merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus.

Makula utrikulus terletak pada bidang yang tegak lurus dengan makula sakulus.

Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis

memiliki satu ujung yang melebar yang membentuk ampula dan mengandung sel-sel

rambut krista dan diselubungi oleh lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Gerakan

dari endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula yang

Page 11: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

7

selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel

reseptor.(1,3)

IV.2 Vaskularisasi Telinga

Telinga dalam memperoleh pendarahan dari a.auditori interna (a.labirintin)

yang berasal dari a.serebelli anterior atau langsung dari a.basilaris yang merupakan

suatu end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah

memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang tiga, yaitu : (1)

1. Arteri vestibularis anterior yang memperdarahi makula utrikuli, sebagian makula

sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian

dari utrikulus dan sakulus

2. Arteri vestibulokokhlearis yang memperdarahi makula sakuli, kanalis

semisirkularis posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran

berasal dari kokhlea.

3. Arteri kokhlearis yang memasuki mediolus dan menjadi pembuluh-pembuluh

arteri spiral yang memperdarahi organ korti, skala vestibuli, skala timpani

sebelum berakhir pada stria vaskularis.

Aliran vena pada telinga dalam melalui tiga jalur utama. Vena auditori interna

berasal dari putaran tengah dan apikal kokhlea. Vena aquaduktus kokhlearis berasal

dari putaran basiler kokhlea, sakulus, dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus

inferior. Vena aquaduktus vestibularis berasal dari kanalis semisirkularis sampai

utrikulus. Vena ini mengikuti duktus dan masuk ke sinus sigmoid.(1)

IV.3 Inervasi Telinga

Nervus akustikus bersama n.fasialis masuk ke dalam porus dari meatus

akustikus internus dan bercabang dua sebagai n.vestibularis dan n.kokhlearis. Pada

dasar meatus akustikus internus terletak ganglion vestibularis dan pada mediolus

terletak ganglion spiralis. (1,2)

V. Vertigo

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan

sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari jaringan otoonomik yang

Page 12: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

8

disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh. Sindroma vertigo terdiri dari:

1. Pusing

2. Gejala simtomatik: nistagmus, unstable

3. Gejala otonom: pucat, keringat dingin, mual, muntah

Tabel Perbedaan Klinis Vertigo Vestibuler dan Vertigo Non Vestibuler

Gejala Vertigo Vestibuler Vertigo Vestibuler

Sifat vertigo Rasa berputar (“true

vertigo”)

Melayang, hilang

keseimbangan, lightheaded

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah (+) (-)

Gangguan pendengaran (+) / (-) (-)

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan objek visual

Situasi pencetus (-) Orang ramai, lalu lintas

macet, supermarket

Tabel Perbedaan Klinis Vertigo Vestibuler Tipe Sentral dan Tipe Perifer

Tipe Perifer Tipe Sentral

Bangkitan vertigo Lebih mendadak Lebih lambat

Derajat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala (+) (-)

Gejala otonom (mual,

muntah, berkeringat)

(++) (+)

Gangguan pendengaran

(tinnitus, tuli)

(+) (-)

Tanda fokal otak (-) (+)

Langkah-langkah sistematis manajemen pasien vertigo:

1. Memastikan keluhan sebagai vertigo

2. Memastikan jenis dan letak lesi

Page 13: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

9

3. Mencari penyebab

o Penyebab vertigo vestibuler adalah:

Perifer: BPPV, penyakit Meniere, tumor nervus VII, dan lain-lain

Sentral: vaskuler, degeneratif, tumor, dan lain-lain

4. Memantau terapi

VI. Diagnosis Sementara

Diagnosis klinik : vertigo paroksismal, mual, muntah

Diagnosis topis : organ vestibularis

Diagnosis etiologi : perifer: otogenik Meniere disease, BPPV

sentral: cervicogenic

VII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2017

VII.1 Status Generalis :

KU : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis (GCS E4-V5-M6)

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 64 kali/ menit

Respirasi : 21 kali/ menit

Suhu : 36,5oC

Leher : JVP tidak meningkat, kelenjar tiroid dbn

Dada : tidak ada deformitas

Pulmo dan Cor : sonor, vesikuler di seluruh lapangan paru, suara tambahan (-)

Abdomen : hepar dan lien tidak teraba, supel, NT (-)

Ekstremitas : edema (-), atrofi otot (-), deformitas (-)

VII.2 Status Psikiatri

Tingkah laku : normoaktif

Perasaan hati : normoritmik

Page 14: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

10

Orientasi : orientasi orang, waktu, dan tempat baik

Kecerdasan : dalam batas normal

Daya ingat : dalam batas normal

VII.3 Status Neurologis

Kepala : Pupil isokor 3 mm/ 3mm, Refleks cahaya +/+, Refleks kornea +/+,

Nervi craniales : dalam batas normal

Leher : Kaku kuduk (-), tanda rangsang meningeal (-)

Badan

- Kolumna vertebralis : dbn

- Sensibilitas : dbn

- Vegetatif : dbn

Anggota gerak atas Kanan Kiri

Gerakan Bebas Terbatas

Kekuatan 5 5

Tonus N N

Trofi E E

Ref Fisiologis + +

Ref Patologis - -

Sensibilitas dbn dbn

Anggota gerak bawah Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 5 5

Tonus N N

Trofi E E

Ref Fisiologis + +

Ref Patologis - -

Sensibilitas dbn dbn

VII.4 Pemeriksaan Khusus

Romberg test: +

Nistagmus: +

Page 15: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

11

Stepping test: sulit dilakukan

Pemeriksaan telinga: membran timpani dbn

Tes Rinne: + / +

Tes Weber: lateralisasi ke kanan

Tes Schwabach: schwabach memendek

Kesan: tuli sensorineural

VII.5 Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI

Hemoglobin 11.7 11.7 – 15.5 g/dL

Eritrosit 5.98 3.8 – 5.2 ribu

Leukosit 7.6 3.6 – 5.2 juta

Limfosit 2.10 1.0 – 4.5 103/mikro

Monosit 0.38 0.2 – 1.0 103/mikro

Eosinofil 0.31 0.04 – 0.8 103/mikro

Basofil 0.01 0 – 0.2 103/mikro

Neutrofil 4.83 1.8 – 7.5 103/mikro

Limfosit % 27.5 25 – 40%

Monosit % 5.0 2 – 8%

Eosinofil % 4.1 2 – 4%

Basofil % 0.2 0 – 1%

Neutrofil % 53.2 50 – 70%

Hematokrit 38.4 35 – 47%

Trombosit 330 150 – 400 ribu

MCV 64.1 82 – 98 fL

MCH 19.6 27 – 32 pg

MCHC 30.6 32 – 37 g/dL

MPV 10.7 7 – 11 mikro m3

PCT 0.351 0.2 – 0.5%

PDW 9.9 10 – 18%

KIMIA KLINIK

GDP 84 74 – 106 mg/dL

SGOT 16 0 – 35 U/L

SGPT 15 0 – 35 U/L

Ureum 19.7 10 – 50 mg/dL

Kreatinin 0.71 0.45 – 0.75 mg/dL

HDL

Page 16: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

12

HDL Direct 49

LDL – Cholesterol 98.2 < 150 mg/dL

Asam Urat 3.70 2 – 7 mg/dL

Cholesterol 162 < 200 mg/dL

Trigliserida 74 70 – 140 mg/dL

SEROLOGI

HBsAg Non Reaktif Non Reaktif

Rontgen Cervical AP/Lateral 4/12/17

Kesan:

Alignment lurus

Spondilosis cervicalis

Page 17: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

13

Penyempitan diskus C3-6

Tak tampak kompresi maupun listesis

VIII. Penyakit Meniere

VIII.1 Definisi

Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo,

tinnitus, berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di

telinga. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan manusia

tidak mampu mempertahankan posisi berdiri tegak. Hal ini disebabkan oleh adanya

hidrops (pembengkakan) rongga endolimfa pada kokhlea dan vestibulum.2

Gangguan pendengaran biasanya berfluktuasi dan progresif dengan

pendengaran yang semakin memburuk dalam beberapa hari. Gangguan pendengaran

pada penyakit Meniere yang berat dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran

secara permanen.5,6

VIII.2 Epidemiologi

Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga

dalam.6,7 Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling

banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun, namun penyakit ini pernah juga ditemukan

pada anak berusia 9 tahun dan manula berusia 90 tahun.5 Tidak ada predileksi telinga

pada penyakit Meniere. Penyakit ini mengenai laki-laki dan perempuan dengan

insidensi yang sama walaupun beberapa sumber ada yang mengatakan insidensi

sedikit lebih tinggi pada perempuan.8 Kemungkinan ada komponen genetik yang

berperan dalam penyakit Meniere karena ada riwayat keluarga yang positif sekitar

21% pada pasien dengan penyakit Meniere.5 Pasien dengan resiko besar terkena

penyakit Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stres,

kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin mengkonsumsi aspirin.6,8 Sekitar 10%

dari seluruh kasus vertigo diakibatkan oleh penyakit Meniere.5

VIII.3 Etiologi

Penyebab pasti Meniere belum diketahui.5 Namun terdapat berbagai teori

termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang

Page 18: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

14

menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi dan

autoimun, infeksi, serta gaya hidup terutama merokok.6 Penyakit Meniere masa kini

dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan telinga yang

abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorbsi dalam sakus

endolimfatikus.5 Selain itu para ahli juga mengatakan terjadinya suatu robekan

endolimfa dan perilimfa bercampur.5,7 Hal ini menurut para ahli dapat menimbulkan

gejala dari penyakit Meniere.

Para peneliti juga sedang melakukan penyelidikan dan penelitian terhadap

kemungkinan lain penyebab penyakit Meniere dan masing-masing memiliki

keyakinan tersendiri terhadap penyebab dari penyakit ini, termasuk faktor

lingkungan seperti suara bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh darah

terhadap saraf (microvascular compression syndrome). Selain itu gejala dari penyakit

Meniere dapat ditimbulkan oleh trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas,

aspirin, merokok, alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun pada dasarnya

belum ada yang tahu secara pasti apa penyebab tunggal penyakit Meniere.5,8

VIII.4 Patofisiologi

Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa

(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada

kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga disebabkan

oleh meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya tekanan

osmotik dalam kapiler, meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler, jalan

keluar sakus endolimfatikus tersumbat (akibat jaringan parut atau karena defek dari

sejak lahir). 5,6,9

Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila

mencapai dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa akan

bercampur dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi di telinga

dalam sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran

serta rasa penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka membran akan sembuh

dengan sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe tidak bercampur kembali

namun penyembuhan ini tidak sempurna.5,6,9

Page 19: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

15

Gambar 3 Labirin Normal dan Pada Penyakit Meniere

Penyakit Meniere dapat menimbulkan : 5,6

1. Kematian sel rambut pada organ korti di telinga tengah

Serangan berulang penyakit Meniere menyebabkan kematian sel rambut organ

korti. Dalam setahun dapat menimbulkan tuli sensorineural unilateral. Sel rambut

vestibuler masih dapat berfungsi, namun dengan tes kalori menunjukkan

kemunduran fungsi.

2. Perubahan mekanisme telinga

Diakibatkan periode pembesaran kemudian penyusutan utrikulus dan sakulus

kronik. Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal ditemukan perubahan

morfologi pada membran Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibuli

terutama di apeks kokhlea (helikoterma). Sakulus juga mengalami pelebaran

yang sama yang dapat menekan utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media

dimulai dari apeks kokhlea kemudian dapat meluas mengenai bagian tengah dan

basal kokhlea. Hal ini dapat menjelaskan tejadinya tuli saraf nada rendah pada

penyakit ini.

Page 20: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

16

VIII.5 Manifestasi Klinis

Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala lain

bertambah. Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut trias

Meniere yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif terutama nada

rendah.2 Serangan pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo disertai rasa mual

dan muntah. Setiap kali berusaha untuk berdiri, pasien akan merasa berputar, mual

dan muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu,

kemudian keadaan akan berangsur membaik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa obat

dan gejala penyakit ini bisa hilang sama sekali. Pada serangan kedua dan selanjutnya

dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan pertama kali. Pada penyakit Meniere,

vertigo bersifat periodik dan makin mereda pada serangan-serangan selanjutnya. 5,6,9

Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan

dalam keadaan tidak ada serangan pendengararn dirasakan baik kembali. Gejala lain

yang menyertai serangan adalah tinnitus yang kadang menetap walaupun diluar

serangan. Gejala lain yang menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh pada

telinga.5,6

Vertigo periodik biasanya dirasakan dalam beberapa jam atau lebih dalam

periode serangan seminggu atau sebulan yang diselingi periode remisi. Vertigo

menyebabkan nistagmus, mual, dan muntah. Pada setiap serangan biasanya disertai

gangguan pendengaran dan keseimbangan sehingga tidak dapat beraktivitas dan

dalam keadaan tidak ada serangan pendengaran akan pulih kembali. Dari keluhan

vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan penyakit lainnya yang juga

memiliki gejala vertigo seperti tumor N.VIII, sklerosis multipel, neuritis vestibularis

atau vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ).7

Tinitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar

serangan. Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus

sering didekripsikan pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging,

berdengung, dan denging dalam telinga.4,7

Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal

serangan, namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan

pendengaran yang tetap. Penyakit Meniere mungkin melibatkan semua kerusakan

saraf di semua frekuensi suara pendengaran namun paling mungkin melibatkan

Page 21: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

17

semua kerusakan saraf di semua frekuensi suara pendegaran namun paling umum

terjadi pada frekuensi yang rendah. 5,6,9

Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan

tekanan udara perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan

toynbee.5,6,8

VIII.6 Diagnosis

VIII.6.1 Anamnesis

Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar,

tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang

memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,

ketegangan. Pada vertigo Meniere, penderita merasakan seolah – olah ruang di

sekitarnya berputar, atau seolah – olah lantai di bawah kakinya seolah – olah

bergelombang. Selain itu, pada vertigo Meniere posisi kepala tertentu dapat

memperparah atau memperingan dari gejala vertigonya sehingga seringkali penderita

tidur dengan kepala dengan kedudukan tertentu.10,11

Onset: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal,

kronik, progresif atau membaik. Pada vertigo Meniere, onsetnya terjadi beberapa

menit, jam, atau beberapa hari, dan biasanya menetap. Apakah juga ada gangguan

pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n.

vestibularis. Pada vertigo Meniere biasanya terjadi tinitus.5,8

Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria

dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik

seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu

ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik. Kesadaran penderita tetap baik.

Penderita mengeluh tentang nausea, yang mungkin pula disusul oleh vomitus.

Sewaktu – waktu juga ada diare. Selain itu, penderita juga mengeluh terjadinya

gangguan keseimbangan.10

VIII.6.2 Pemeriksaan Fisik

1. Fungsi vestibuler/serebeler

a. Uji Romberg: penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula- mula

Page 22: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

18

dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian

selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan

posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada

kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang

menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan

penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan

bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.10,11,12

Gambar 4 Uji Romberg11

b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan

diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan

vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler

penderita akan cenderung jatuh. 10,11,12

c. Uji Unterberger: berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan

jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.

Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah

lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan

berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada

sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan

fase lambat ke arah lesi. 10,11,12

Page 23: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

19

Gambar 5 Uji Unter Berger11

d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany): dengan jari telunjuk ekstensi dan

lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas,

kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini

dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan

vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi. 10,11,12

Gambar 6 Uji Tunjuk Barany11

e. Uji Babinsky-Weil: pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima

langkah ke depan dan lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika

ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah

berbentuk bintang. 10,11,12

Gambar 7 Uji Babinsky Weil11

Page 24: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

20

3. Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis

a. Uji Dix Hallpike. Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-

kan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng- gantung 45º di

bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu

ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan

uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.11

b. Tes Kalori. Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis

semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi

bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC) masing-masing

selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul

dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus

tersebut (normal 90-150 detik).11

c. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran

Tes garpu tala. Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli

perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach. Pada tuli konduktif

tes Rinne negatif, Weber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan Schwabach

memendek.11

Tes Audiometri. Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan

sensorineural pada telinga yang sakit.11

VIII.6.3 Diagnosis Banding

1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Benign paroxysmal positional vertigo adalah salah satu jenis vertigo vestibuler

tipe perifer ditandai dengan adanya vertigo tetapi tidak berhubungan dengan

tinnitus dan tuli saraf.12

2. Labirintis

Labirintis adalah proses inflamasi dari elemen membran telinga bagian dalam

yang dapat disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Labirintis gejalanya sama

dengan penyakit menire yaitu vertigo yang lebih berat selama 2 – 3 hari hingga 2

– 3 minggu dan biasanya berulang.12

3. Vertigo Migrain

Gejala dari vertigo migrain mirip dengan penyakit Meniere yaitu adanya vertigo

Page 25: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

21

episodik disertai dengan gangguan pada pendengaran, tetapi yang

membedakannya adalah vertigo migrain biasanya diikuti dengan aura dan

gangguan pada penglihatan.12

VIII.6.4 Penatalaksanaan

Hingga saat ini obat untuk penyakit Meniere belum ditemukan. Pilihan

pengobatan yang tersedia sebaiknya disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala

pasien dan kegagalan respon terapi yang sesuai.13 Prinsip pengobatan penyakit

Meniere harus dianggap sebagai kondisi kronis; pengobatan berhasil bisa

meringankan gejala namun tidak mengatasi kelainan yang mendasari patofisiologi.

Tujuan pengobatan adalah untuk:15

1. Mengurangi frekuensi dan keparahan serangan vertigo,

2. Mengurangi atau menghilangkan gangguan pendengaran dan tinnitus

yang terkait dengan serangan,

3. Mengurangi gejala kronis (tinnitus dan masalah keseimbangan),

4. Minimalkan cacat, dan

5. Mencegah perkembangan penyakit, terutama gangguan pendengaran dan

ketidakseimbangan.

Edukasi pasien merupakan bagian penting dari manajemen konservatif, dan termasuk

menguraikan sebuah penjelasan tentang penyakit, harapan untuk respon, dan pilihan

pengobatan. Hingga 90% pasien dengan penyakit Meniere mampu mempertahankan

kegiatan normal sehari-hari dengan manajemen medis. Menentukan pengobatan yang

optimal untuk penyakit Meniere dibatasi oleh kurangnya acak, percobaan terkontrol.

Selain itu, terapi obat telah dikaitkan dengan efek plasebo yang signifikan, dan sifat

remitting (kambuh) gangguan tersebut telah membuat evaluasi dari berbagai

perawatan sulit. Serangan vertigo dapat dikontrol dalam 90-95% pasien dengan

pengobatan medis konservatif, meskipun gangguan pendengaran yang progresif

jarang merespon terhadap pengobatan. Pasien dengan yang diduga Meniere penyakit

harus dirujuk pada tahap yang relatif awal ke dokter THT / otolaryngologist.15 Secara

umum, penatalaksanaan sindroma Meniere meliputi penatalaksanaan non-

intervensional dan intervensional.

Page 26: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

22

Berikut adalah algoritma pengobatan penyakit Meniere:

Gambar 8 Algoritma Pengobatan Penyakit Meniere14

VIII.6.4.1 Perubahan Gaya Hidup

Terdapat hubungan yang kuat dengan alergi musiman dan kompleks sistem

imun pada pasien dengan diagnosis penyakit Meniere yang jelas. Menghindari

alergi sederhana dan perubahan gaya hidup dapat mengurangi beberapa gejala

alergi yang terkait dengan penyakit ini dan memungkinkan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien. Beberapa penelitian telah melaporkan penurunan frekuensi

dan tingkat keparahan serangan vertigo yang signifikan (hingga 62%) pada pasien

dengan penyakit Meniere setelah memulai imunoterapi untuk alergi. Pasien dengan

gejala penyakit Meniere bereaksi buruk dengan mengkonsumsi kafein, coklat,

alkohol, dan garam dalam jumlah besar. Namun, mekanisme induksi alergi yang

sebenarnya dan patofisiologi reaksi yang merugikan belum diketahui.14

Beberapa pasien mungkin memiliki alergi terhadap beberapa jenis alergen

Page 27: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

23

tertentu. Oleh karena itu, alergi makanan harus diselidiki pada pasien dengan

penyakit Meniere, harus dirawat, dan dihindari sebisa mungkin.14 Semua pasien

dengan penyakit Meniere dianjurkan untuk mengurangi asupan garam maksimal 2

gram per hari, dan untuk 1,5 gram per hari jika ditoleransi (Tabel 1).16 Selain itu

sebaiknya menghindari semua sumber produk berkafein, mengurangi asupan

cokelat, dan menghindari semua produk tembakau dan alkohol sebanyak mungkin.

Kafein dan nikotin merupakan vasokonstriktor yang dapat mengurangi aliran

mikrovaskular di sistem labirin. Alkohol juga menyebabkan pergeseran cairan dan

elektrolit yang dapat menyebabkan stres pada telinga. Membatasi kafein (kopi, teh,

atau cola) setiap hari dan membatasi alkohol setiap hari biasanya

direkomendasikan.15

VIII.6.4.2 Penatalaksanaan Farmakologis

Terapi dianjurkan untuk menangani gejala segera dan mencegah rekurensi.

Medikasi yang direkomendasikan untuk mengantisipasi mula dan gejala lain dari

vertigo dan meringankan vertigo dapat dilakukan dengan mengurangi tekanan pada

telinga dalam melalui pemberian antihistamin, barbiturat atau diazepam,

antikolinergik, steroid dan diuretik.12

Tabel 1 Medikasi yang Diberikan pada Penyakit Meniere12

Page 28: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

24

Episode akut vertigo harus dikelola dengan penekan vestibular dan

antiemetic. Dosis harus dimulai rendah dan meningkat menjadi efek positif atau

efek samping. Penekan vestibular termasuk benzodiazepin, yang memiliki

keuntungan dari sifat anxiolytic untuk penggunaan jangka pendek, antihistamin

(meclizine dan dimenhydrinate), dan antikolinergik (skopolamin). Prometazin dan

proklorperazin dapat digunakan untuk pengobatan akut mual dan muntah dan

tersedia dalam bentuk supositoria. Lorazepam telah diberikan secara sublingual

dengan dosis 0,5-1 mg empat kali sehari dapat mencapai keringanan serangan

vertigo akut.15

Tabel 2 Pengobatan Vertigo Akut16

1. Terapi Steroid

Terapi steroid telah digunakan dalam pengobatan gejala akut dan kronis penyakit

Meniere, baik steroid oral maupun injeksi steroid intratimpanik. Pada serangan

akut, intramuskular atau intravena metilprednisolon dapat digunakan untuk

mengontrol gangguan pendengaran berat dan vertigo diikuti dengan prednison

Page 29: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

25

oral dosis 1 mg/kg, diberikan setiap hari selama 10-14 hari sebelum dosis

tapering lambat dapat memberi efek selama 2 minggu ke depan.14 Jika pasien

tidak merespon steroid oral dan pendengarannya terus memburuk, injeksi

metilprednisolon atau deksametason intratimpanik dapat diberikan. Pada

prospective placebo- controlled double-blinded randomised trial selama 2 tahun

yang dilakukan oleh Garduno-Anaya et al., disimpulkan bahwa deksametason 4

g/L disuntikkan ke dalam telinga secara transtimpanik dengan anestesi lokal

menunjukkan 82% kontrol penuh dari vertigo dibandingkan dengan 57% kontrol

pada kelompok plasebo. Selain itu dicatat pula peningkatan subjektif 48% pada

tinnitus, 35% perbaikan gangguan pendengaran, dan 48% perbaikan kepenuhan

aural dibandingkan dengan proporsi lebih rendah yang signifikan pada kelompok

kontrol.14

2. Terapi Diuretik

Penelitian terbaru menunjukkan ada hubungan antara penggunaan diuretik dan

penyakit Meniere. Pada penggunaan diuretik sebagai terapi penyakit Meniere

diperlukan tes darah rutin seminggu kemudian untuk memastikan konsentrasi

kalium dalam darah tidak menurun. Obat diuretik yang biasanya digunakan

adalah kombinasi dari hydrochlorothiazide dan triamterene (Tabel). Pasien yang

alergi terhadap sulfa bisa menggunakan acetazolamide atau chlorthalidone.16

Tabel 3 Diuretik untuk Penatalaksanaan Penyakit Meniere16

VIII.6.4.3 Rehabilitasi Vestibular

Rehabilitasi vestibular merupakan bentuk terapi fisik yang dirancang untuk

Page 30: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

26

meningkatkan fungsi vestibular, mekanisme adaptasi pusat, dan kompensasi. Metode

ini dapat membantu pasien mencegah gejala sisa kehilangan vestibular dan vertigo

yang signifikan dimana latihan adaptasi vestibular untuk mencegah jatuh telah

terbukti sangat efektif. Namun, pengobatan ini hanya berhasil untuk pasien stabil dan

dengan kehilangan vestibular yang tidak berfluktuasi.14,15

Gambar 9 Terapi Rehabilitasi Vestibular.15

Page 31: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

27

IX. Tabel Perbedaan Penyebab Vertigo

Labirintitis Meniere Disease Cervicogenic BPPV Neuronitis Pasien

Onset akut paroksismal kronik paroksismal akut paroksismal

Etiologi Infeksi telinga

dalam oleh

bakteri/virus

Idiopatik

ketidakseimbangan

cairan telinga

Kompresi

vascular,

abnormalitas

input

proprioseptif

leher

(+) Debris

dalam kanalis

semisirkularis

Infeksi n.

vestibularis

(sering

karena

reaktivasi

HSV)

-

Durasi > 24 jam Beberapa menit – 24

jam

Beberapa

detik

Beberapa

detik

> 24 jam 15 – 20 menit

Mual,

muntah

+ + + + + +

Gejala Perforasi

membran

timpani,

otorrhea

Nistagmus spontan

(+), membran

timpani intak

Dipengaruhi

oleh

perubahan

posisi leher,

otalgia,

nistagmus

spontan (-)

Dipengaruhi

oleh

perubahan

posisi kepala

Nistagmus

spontan

horizontal,

truncal

ataxia,

mastoid

tenderness,

membran

timpani

hiperemis

Diperberat

dengan

perubahan

posisi pasien,

bahu kiri

pasien terasa

sakit,

kesemutan

dan rasa berat

(-), otalgia (-)

Demam (-) (-) (-) (-) (+) (-)

Gangguan

pendengaran

(+) tuli

sensorineural,

tinnitus

(+) tuli

sensorineural,

tinnitus, rasa penuh

(-) (-) (-) (+) tuli

sensorineural,

tinnitus pada

telinga

sebelah kiri,

rasa penuh (-)

X. Diskusi II

Dari anamnesis yang dirangkum pada tabel diatas, didapatkan keluhan pusing

berputar pada pasien cenderung mengarah kepada penyakit meniere dengan gejala

pusing berputar yang timbul dengan onset paroksismal, mual (+), muntah (+),

diperberat dengan perubahan posisi pasien dan disertai adanya gangguan

pendengaran sebelah kiri dan keluhan telinga berdengung. Namun hal ini belum

dapat menyingkirkan diagnosis banding vertigo cervicogenic karena pada anamnesis

didapatkan adanya keluhan rasa sakit pada bahu kiri pasien.

Page 32: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

28

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien compos mentis,

GCS 15 (E4M6V5) dengan tanda vital: TD: 130/80 mmHg, N: 64x/menit, RR:

21x/menit, S: 36,5oC. Pada pemeriksaan romberg test dimana penderita berdiri

dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian

tertutup. Pada kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan penderita akan

bergoyang menjauhi garis tengah dan kemudian kembali lagi. Pada kelainan

serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata

tertutup. Pada mata terbuka badan pasien tetap tegak. Pada saat menutup mata,

didapatkan badan pasien bergoyang menjauhi garis tengah. Romberg test: +,

nistagmus: +, pemeriksaan telinga: membran timpani dbn, tes Rinne: + / +, tes

weber: lateralisasi ke kanan, tes schwabach: schwabach memendek, kesan: tuli

sensorineural. Pemeriksaan penunjang darah rutin dan kimia klinik dbn. Dari hasil

pemeriksaan rontgen cervicalis didapatkan kesan: spondilosis cervicalis dan

penyempitan diskus C3-C6. Dari pemeriksaan radiologi ditemukan kemungkinan

penyebab dapat berasal dari cervicogenik, yakni adanya spondilosis servicalis dan

penyempitan diskus C3-C6. Vertigo berkaitan dengan perubahan degeneratif pada

pasien spondilosis servikalis dan hilangnya aliran darah ke otak. Pada spondilitis

servikalis pembentukan osteofit dapat menekan arteri vertebralis yang menyebabkan

oklusi mekanis dan menurunkan aliran darah sehingga timbul keluhan vertigo.

XI. Diagnosis Akhir

Diagnosis klinik : vertigo paroksismal, mual, muntah

Diagnosis topis : organ vestibularis

Diagnosis etiologi : vertigo vestibuler

perifer: otogenik: meniere disease

central: cervicogenic

XII. Terapi

1. Injeksi:

- Ondansetron 3x1 amp kp - Ranitidin 2x1 amp

- Piracetam 2x3 gr - Meticobalamin 1x1 amp

2. PO:

Page 33: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

29

- Ciprofloxacin 2x500 mg

- Clobazam 2x5 mg

- Betahistin 3x1 tab

XIII. Plan

1. Konsul THT untuk evaluasi kelainan telinga

2. Konsul fisioterapi

XIV. Prognosis

Death : Ad bonam

Disease : Dubia ad bonam

Dissability : Dubia ad bonam

Discomfort : Dubia ad bonam

Dissatisfaction : Dubia ad bonam

Distutition : Dubia ad bonam

XV. Follow Up

Tanggal S O A P Program

2/12/17 Pusing berputar (+) sejak

2 hari SMRS. Pusing

bertambah bila pasien

membuka mata,

dipengaruhi juga oleh

perubahan posisi pasien.

Mual (+), muntah (+) 1

kali. Telinga kiri

berdenging, pendengaran

kiri berkurang. Bahu kiri

terasa sakit bila

digerakkan.

Kesadaran:

CM

GCS:

E4M6V5

TD: 130/80

mmHg

N:

64x/menit

RR:

21x/menit

S: 36,5oC

SaO2: 98%

Motorik:

5/5/5/5

Vertigo mix

type dd

otogenik:

Meniere

Disease dd

tipe sentral I

Infus:

asering 20 tpm

Injeksi:

Ondansetron

2x1 amp

Mecobalamin

1x1 amp

Ranitidine 2x1

amp

PO:

Betahistin 3x1

DR Lengkap

Injeksi:

Ondansetron 3x1

amp kp

Ranitidin 2x1 amp

Piracetam 2x3 gr

Meticobalamin 1x1

amp

PO:

Ciprofloxacin

2x500 mg

Clobazam 2x5 mg

Betahistin 3x1 tab

3/12/17 Pusing berputar (+)

berkurang, sudah bisa

membuka mata. Kalau

melihat cahaya atau

terlalu fokus melihat

objek pusing bertambah.

Kesadaran:

CM

GCS:

E4M6V5

TD: 120/80

N: 76

Vertigo mix type dd

otogenik:

Meniere Disease dd

tipe sentral

II

Infus:

asering 20 tpm

Injeksi:

Ondansetron

2x1 amp

Mecobalamin

Terapi lanjut sesuai

TS Sp.S

Page 34: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

30

Bahu kiri masih sakit

bila digerakkan. Mual

(+), muntah (-). Telinga

kiri berdenging (+).

Pendengaran kiri

berkurang. Belum BAB

3 hari, BAK dbn.

RR:21

S: 36,9oC

SaO2: 99%

Motorik:

5/5/5/5

1x1 amp

Ranitidine 2x1

amp

PO:

Betahistin 3x1

4/12/17 Pusing berputar (+)

berkurang, sudah bias

duduk. Kalau melihat

cahaya atau terlalu fokus

melihat objek pusing

bertambah. Bahu kiri

masih sakit bila

digerakkan. Mual (-),

muntah (-). Telinga kiri

berdenging (+)

berkurang. Pendengaran

kiri belum membaik.

Belum BAB 4 hari, BAK

dbn.

Kesadaran:

CM

GCS:

E4M6V5

TD: 110/70

mmHg

N: 79

x/menit

RR: 20

x/menit

S: 37oC

SaO2: 97%

Motorik:

5/5/5/5

Vertigo mix type dd

otogenik:

Meniere Disease dd

tipe sentral

III

Infus:

asering 20 tpm

Injeksi:

Ondansetron

2x1 amp

Mecobalamin

1x1 amp

Ranitidine 2x1

amp

PO:

Betahistin 3x1

Terapi lanjut

RO Cervical

AP/Lateral

5/12/17 Pusing berputar (+)

berkurang, sudah bisa

duduk. Bahu kiri masih

sedikit sakit bila

digerakkan. Mual (-),

muntah (-). Telinga kiri

berdenging (-).

Pendengaran kiri =

kanan. Belum BAB 5

hari, BAK dbn.

Kesadaran:

CM

GCS:

E4M6V5

TD: 110/80

mmHg

N: 64

x/menit

RR: 20

x/menit

S: 36.7oC

SaO2: 98%

Motorik:

5/5/5/5

Vertigo mix

type dd

otogenik: Meniere

Disease dd

tipe sentral IV

Infus:

asering 20 tpm

Injeksi:

Ondansetron

2x1 amp

Mecobalamin

1x1 amp

Ranitidine 2x1

amp

PO:

Betahistin 3x1

Terapi lanjut

Bila stasoner besok

BLPL

6/12/17 Kesadaran:

CM

GCS:

E4M6V5

TD: mmHg

N: x/menit

RR: x/menit

S: oC

SaO2:

Motorik:

5/5/5/5

Vertigo mix type dd

otogenik:

Meniere

Disease dd tipe sentral

V

Infus:

asering 20 tpm

Injeksi:

Ondansetron

2x1 amp

Mecobalamin

1x1 amp

Ranitidine 2x1

amp

PO:

Betahistin 3x1

BLPL

Page 35: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

31

DAFTAR PUSTAKA

1. Ellis H. The Special Senses : The Ear. In : Clinical Anatomy, Applied

Anatomi for Students and Junior Doctor. 6th Ed. Massachussetts. Blackwell

Publishing. 20-6. 384-387.

2. Liston LS, Duvail AJ. Embriologi, Anatomi, dan Fisiologi Telinga. Dalam :

BOEIS Buku Ajar THT Edisi ke 6. Editor : Efendi H, Santosa K. Jakarta :

EGC. 1997. 27-38.

3. Soetirto I, Hendamin H, Bashiruddin J. Ganguan Pendengaran. Dalam : Buku

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidunng, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi

ke-6. Editor : Soepardi EA, Iskandar N. Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 2007. 10-16.

4. https://media1.britannica.com/eb-media/02/14302-004-95EFC95E.jpg

5. Li, J.C. 2014. Meniere Disease. Available at:

http://www.emedicine.medscape.com/article/1159069. Accessed on

November 17th, 2015

6. Lalwani, A.K. 2008. Meniere Disease. In: Current Diagnosis and Treatment:

Otolaryngology Head and Neck Surgery,2nd Ed. Elsevier,USA.p716-721.

7. Hadjar E, Bashiruddin J. Penyakit Meniere. Dalam: Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga, Hidunng, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6.

Editor : Soepardi EA, Iskandar N. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2007. 102-103.

8. Bansal,M. 2013. Meniere’s Disease In: Diseases of Ear, Nose and

Throat.Edisi ke-1. Jaypee Brothers, New Delhi, India, p241-244.

9. Paparella MM. Pathogenesis and Pathophysiology of Meniere Disease. Acta

Otolaryngol (Stockh). 2006 ; (suppl 485)26.

10. Sherwood L. Telinga : Pendengaran dan Keseimbangan. Dalam : Fisiologi

Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC. 2006. 176-189.

11. Ghossaini S. N. dan J. J. Wazen. An Update on the Surgical Treatment of

Ménière’s Diseases. J Am Acad Audiol 2006; 17:38–44.

12. Dinces E. A., S. D. Rauch, D. G. Deschler, dan P. Eamranond. Meniere’s

Page 36: LAPORAN KASUS · LEMBAR PENGESAHAN KEPANITERAAN KLINIK ... XV. Follow Up ... Pasien memiliki keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS.

32

Disease. UpTodate 2010; Hlm.1-22.

13. Pullens B. dan P. P. van Benthem. Intratympanic gentamicin for Ménière’s

disease or syndrome. The Cochrane Collaboration 2011. Hlm. 1-23.

14. Gates G. A. Ménière’s Disease Review 2005. J Am Acad Audiol 2006;

17:16– 26.

15. Kotimäki J. Meniere's Disease In Finland: An Epidemiological and Clinical

Study on Occurrence, Clinical Picture and Policy. Oulu: Department Of

Otorhinolaryngology. 2003. Hlm. 34-46.

16. Sajjadi H. dan M. M. Paparella. Meniere’s disease. Lancet 2008; 372:406-

414.