Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

download Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

of 17

Transcript of Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kolestasis neonatal dikenal akhir-akhir ini sebagai salah satu penyebab dari penyakit

    hati kronis pada bayi dan anak anak usia muda, penyebab dan tata laksana dari

    kolestasis berubah secara signifikan sejak adanya pernyataan konsensub yang terakir 

    di publikasiskan pada tahun 2000. Tiga hal yang di identifikasi paling penting pada

     pertemuan sebelumnya adalah usia saat bayi itu dikirim ke pusat kesehatan yang

    tersier atau lebih tinggi itu sangat terlambat untuk di evaluasi dan ditatalaksana

    secara efektif dan tahap tahapan nya menjadi terlambat untuk menyelesaikan

    masalah ini , yang kedua pusat pelayanan kesehatan tingkat tersier yang memiliki

    unit sub anak atau gastroentrologi anak harus mengikuti prosedur umum yang sudah

    dievaluasi sebelumnya, yang ketiga adalah investigasi dari vasilitas-vasilitas

     penunjang- penunjang diagnosis di setiap pusat pelayanan harus diperkuat, sehingga

    didapatkan diagnosis akhir yang meyakinkan, misalnya kelainan metabolik bisa di

    tangani dengan tepat dan cepat. Beberapa tahapan diantaranya pengenalan dini

     puskesmas kepada masyarakat terhadap tanda tanda kuning dan program edukasi

     pada pertemuan pediatrik yang dilakukan untuk mengatasi kondisi-kondisi tersebut,

    algoritme yang ditetapkan pada tahun 200 sudah diikuti oleh hampir semua pusat

    kesehatan hingga yang terbaru ditetapkan. !aboratorium di pusat kesehatan sudah

    mampu untuk melakukan tes yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis secara

    dini. "ertemuan ini bertujuan untuk membicarakan pengaruh pengaruh dari program

    yang sudah dijalankan saat ini sehingga dapatkah memberikan perubahan yang

     berarti dalam penanganan untuk mendapatkan hasil yang baik pada kasus kasus

    kolestasisKolestasis neonatal di definisikan sebagai hiperbilirubin terkonjugasi yang

    terjadi pada bayi baru lahir yang terjadi sebagai akibat dari aliran empedu yang

     berkurang atau terhambat. #iperbilirubinemia yang terjadi pada neonatus

    didefinisikan apabila bilirubin terkonjunggasi atau bilirubin direk memiliki kadar 

    $mg %dl, bila bilirubin total &' mg%dl atau perbandingan antara biliruin total dibagi

    dengan bilirubin direk lebih dari 20(. #al ini penting untuk diingat bah)a metode

    dia*o masih di prakterkkan di banyak pusat kesehatan di +ndia. "enting untuk diingat

     bah)a metode dia*o yang dipergunakan utuk memperkirakan nilai bilirubin yang

    1

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    2/17

     banyak di lakukan di india diperkirakan sering over estimasi, maka dari itu klompok 

    ini harus diperbaharuin dan dikaji ulang meskipun ini merupakan statement yang

    dapat diterima secara internasional. #iperbilirubinemia konjungasi pada usia bayi

     baru lahir merupakan kondisi yang patologis dan memerlukan evaluasi, setiap bayi

     baru lahir dengan kuning, dengan urin ber)arna kuning gelap yang merkat pada

     pempers, dengan atautanpa disertai kotoran yang ber)arna pucat dempul harus

    dicurigai kuat dengan kolestasis neonatal. Beberapa bayi harus dikirim ke pusat yang

    lebih tinggi untuk menjalani penyelidikan selanjutnya dan ditatalaksana lebih a)al,

     bayi baru lahir yang sakit dan bayi usia muda dengan gangguan fungsi hati terutama

    dengan koagulopati yang tidak terkoreksi harus segera dikirim untuk menentukan

    apakah penyebab dari neonatal kolestasis ini adalah suatu infksi atau metabolik.

    Kolestasis neonatal terjadi pada diantara 2'00 bayi di daerah barat, di india

    / ( dari seluruh pasien dengan penyakit hati kronis pada anak di dapatkan di

    rumah sakit tingkat tersier. Tabel 1 menunjukan gambaran etiologi dari kolestasis

    neonatal di +ndia. "enyebab hepatoseluler intrahepatal sekitar 1' hingga (,

    sementara penyebab obstruktif hingga ''( dari seluruh kasus. 3ekitar 20 hingga

    0( penyebab kolestasis neonatal adalah idiopatik pada studi terakir ini, laporan

    yang terakir menunjukan bah)a proporsi ini lebih randah. "ublikasi yang terakir 

    dilakukan menunjukan bah)a "i-4 dan "i-3 alleles gen bertanggujng ja)ab untuk 

    terjadinya devisiensi en*im alpha - antitrypsin yang meskipun jarang terjadi di

     populasi kita.

    Tabel I

    Etiologi Nilai – 1008 (%) Nilai – 420 (%)

    Kasus obstruktuf 

    5tresia bilier 1 0

    Kista koledokus 1 'Kasus hepatiseluler 

    +nfeksi 6 7

    Kelainan metabolik 1 2

    8iscellaneous 2

    9tiologi yang tidak

    diketahui

    0

     Ducktal paucity

    Undifferentiated  .2

    Kuning pada bayi baru lahir umumnya fisiologis atau diakibatkan karenainkopatibilitas hemolitik akibat dari 5B:%;h, bagaimanapun apabila kuning ini

    2

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    3/17

     berhubungan dengan urin yang gelap atau tinja yang pucat dapat diperkirakan

    merupakan suatu kolestasis. 3esitivitas, spesifisitas dan nilai positif dari penelitian

    dari tinja ber)arna pucat untuk menditeksi adanya atresia bilier sebelum usia 0 hari

    dengan menggunakan color-coded stool chart tercatat memiliki nilai 3esitivitas

    7,6(, spesifisitas .(, nilai positif 27,( meskipun kolestasis diketahui terjadi

     pada bayi-bayi dengan sepsis neonatal a)itan dini. 3krining secara berkelanjutan

    harus dilakukan untuk mengetahui penyebab penyebab metabolik. amun usia rata rata pasien menuju ke pusat tersier 2,7 hingga ,

     bulan dibandingkan dengan usia evaluasi yang tepat adalah antara 1 sampai

    minggu. Bayi bayi dengan atresia bilier tampak sehat dan memiliki pertumbuhan dan

     perkembangan yang normal meskipun mereka tampak kuning, ini menyebabkan

    tenaga tenaga medis menyepelekan bah)a ini merupakan hal yang serius. Banyak 

     profesional di bidang kesehatan juga memiliki salah pengertian bah)a semua bayi

    yang sehat dengan kuning merupakan suatu ikterus yang fisiologis bilirubin tidak 

    terkonjunggasi dan urin ber)arna normal. Kelompok ini merasa ini adalah masalah

    yang harus di perhatikan di india karena masih banyak keterlambatan kedatagan

     pasien ke pusat pelayanan kesehatan. Kelompok ini merasa bah)a diperlukanke)aspadaan yang lebih antar dokter kesehatan anak dan dokter obgyn terhadap

    terjadinya kasus kolestasis neonatal, dan hal ini dapat diraih melalui edukasi

    kesehatan yang berkelanjutan dengan pembicara pembicara yang memberikan

    informasi yang sama yang menekankan rekomendasi untuk pernyataan ini. ?ntuk 

    memperluas cakupan ke)aspadan dari tanda tanda kuning “yellow alert”  melalui

    visual dan media media cetak sangat memiliki manfaat dalam pengenalan

    masyarakat. Kelompok ini merekomendasi kan penilaian terhadap )arna urin dan

    feses minilam dengan menggunakan sample feses dengan menggunakan  stool 

    3

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    4/17

    color card  yang berhubungan dengan kartu menuju sehat dari bayi. Kolestasis yang

    menetap akan menyebabkan kerusakan hati dan sirosis, oleh karena itu, penentuan

    etiologi yang spesifik baik sanagat penting untuk menentukan pengobatan maupun

    tindakan pembedahan pada fase dini. #asil dari prosedur kasai sangat berhubungan

    dengan usia dengan dilakukannya pembedahan. "ortoentrostomi bila dilakukan lebih

    a)al kurang dari usia 0 hari akan menghasilkan aliran empedu yang adekuat pada

    1,6( pasien bila dibandingkan dengan ,7( pasien bila dilakukan lebih dari

    )aktu tersebut. @i united kingdom suatu pusat pelayanan kesehatan yang melakukan

    lebih dari ' kasai prosedur tiap tahunnya melaporkan mendapatkan hasil yang lebih

     baik. Bayi bayi yang dicurigai memiliki atresia bilier harus dirujuk lebih a)al

    menuju ke pusat pelayanan lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan

     portoentrostomi dengan tenaga yang lebih berpengalaman

    3ebagian besar pusat pelayanan kesehatan sudah mengikuti protokol protokol

    yang di tetapkan dari pertemuan pertemuan sebelumnya, bagaimanapun publikasi

    dan dukungan dari laboratorium yang lebih baik tetap memerlukan modifikasi untuk 

    mengevaluasi dan penatatalaksana yang lebih baik. Kelompok ini merasa bah)a

    fasilitas laboratorium dan dukungan dari histopatologi telah meningkat dekade

    terakir ini dan sudah menunjukan kerja yang baik. 9valuasi a)al bayi dengan

    kolestasis neonatal termasuk pemeriksaan fungsi hati yang lengkap, tes hormon tiroid

    dan skrining sepsis yang diikuti pemeriksaan radiologi yang spesifik dan uji

     patohistologi. "rinsip utama dalam mendiagnosis adalah untuk menentukan atau

    membedakan penyakit hepatoseluler ini dari kelainan anatomi atau memerlukan

    tindakan pembedahan. +nfestigasi a)al yang paling penting adalah untuk 

    menentukan kolestasis dengan menilai kadar bilirubun total maupun deferentsial.

    @erajat keparahan dari disfungsi hati dapat dinilai dengan memperkirakan )aktu protrombin atau internasional normali*ed ratio +>; dan serum albumin, tidak ada

     pemerisaan laboratorium tunggal atau uji radiologi yang bisa membedakan apakah

    ini suatu obstruksi biliaris ataukah kelainan lainnya. 3erum transaminase adalah

    merupakan indikartor yang spesifik dari kerusakan hepatoseluler, namun memiliki

    nilai spesifiksitas yang rendah dan prognosis yang rendah. Tingginya kadar alkalin

     prospatase dapat dilihat pada obstruksi bilier, namun memiliki spesifisitas yang

    rendah.

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    5/17

    rendah atau normal dapat ditemukan pada pasien dengan "rogresif Aamilial

    +ntrahepatic holestasis "A+ dan kelainan pada sintesis pembentukan dari garam

    empedu

    ?3< abdominal bisa dilakukan untuk mendapatkan kecurigaan adanya atresia

     bilier juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi jika diperlukannya tidakan

     pembedahan misalnya pada kista koledoktus dan hambatan yang menghambat

    koledoktus. ?3< abdomen mampu mendeskripsikan atresia bilier termasuk di

    triangular core sign. Kandung empedu yang bentuknya tidak normal atau

     panjangnya kurang dari , cm atau tidak cukup ekogenik dengan dinding yang

    ireguler dan berlobus lobus. Cika tidak ada kontraksi dari kandung empedu setelah

     pemberian minum per oral bagaimanapun tidak menyingkirkan adanya artesia bilier 

    yang proksimal. 3ehingga direkomendasikan bah)a ?3< harus dilakukan setelah 1

     jam setelah puasa.

    8engecil 8embesar  >ormal

    ?3< 2 faseuntukmenentukan

    melakukantransplanasihati%pembedaha

    ?3< 2 fase"enanganan

    sepsis dengan

    menggunakanBenedictFs test

    Aeses pucat3krining sepsis

    3akit

    Fig.2

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    6/17

    adanya sumbatan pada duktus empedu, fibrosis dan infiltrat dari limfositik pada

     portal traktus. @ilaporkan bah)a sensitifitas, efektifitas dan akurasi dari biopsi hati

    untuk mendiagnosis atresia bilier adalah sensitifitas 7-(, efektifitas 72-7( dan

    akurasi 0-'(, biopsi liver perkutanius diba)ah pngaruh anastesi lokal sangat

    aman jika dilakukan dengan tenaga kesehatan yang berkompeten di bidang tersebut.

    Kelompok ini berpendapat bah)a biopsi harus di implementasikan oleh kelompok 

     patologi yang berpengalaman untuk di kombinasikan atau dibandingkan dengan

    keadaan klinis dan hasil dari infestigasi lainnya untuk menghindarkan adanya

    keraguan dari diagnosis.

    "ada galaktosemia, urin yang positif tidak mengandung non glucose reducing 

    saat bayi tersebut mendapat makanan yang mengandung lakosa. 3epsis yang

    mengandung bakteri e-coli yang terjadi pada disfungsi sel hati merupakan

    karakteristik dari galaktosemia. 9n*im

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    7/17

    dan 8T ke susu dapat meningkatkan densitas dari energinya. 5sam lemak esensial

    harus diberikan 2-( dari energi yang dibutuhkan. "rotein dari sayur diberikan 2-

    gram%kg%hari sangat dianjurkan pemberiannya.

    Bayi dengan kolestasis memerlukan suplementasi vitamin yang larut dalam lemak 

     per oral dan vitamin yang larut dalam air. 3uplementasi vitamin dan mineral perhari

    disarankan pada table ++. untuk menangani devisiensi atau kekurangan vitamin,

     protokol standar devisiensi harus diikuti, ,2' dihidroksi vitamin @

    direkomendasikan apabila terjadi perubahan tulang yang signifikan atau pasienmenggalami kolestasis yang berat. Ditamin K diberikan pada dosis ' mg

    intramuskular, subkutan atau intravena, saat pasien di diagnosis untuk mengatasi

    kondisi koagulopati. Cika +>; atau pembekuannya memanjang, injeksi intramuskular 

    vitamin K harus dihindari. 3uplementasi vitamin harus dilanjutkan hingga bulan

    setelah kuningnya menunjukan perbaikan.

    Aormula bayi yang khusus direkomendasikan pada anak dengan diagnosis

    yang spesifik seperti galaktosemia, fruktosemia, tirosinemia. Bagaimanapun formula

    ini tidak tersedia di india. Kelompok ini merasakan bah)a tahapan tahapan harus

    7

    5tresia bilier dengan bayi tidak sakit, feses pucat,

    gall bladder yang kecil atau membesar pada ?3<

    ?mur $ 20 hari?mur $0 hari

    dengan asites

    ?mur Gminggu?mur &minggu

    !akukan tes #+@5

    setelah hari

    ;ujuk ke pusat transplantasi hati5da atau tidak ada

    9kskresi

    5tresia bilier Biopsi hati

    Tidak dapat

    diketahui

    Terapi spesifik 

    Fig.2

    @ilakukan intraoperative

    kolangiografi E kasai prosedur 

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    8/17

    diambil untuk mengadakan formula ini dengan sedera di india. Terapi dengan

    niticinone mg%kg%hari sebagai tambahan terhadap restriksi diet bertujuan untuk 

    menurunkan dengan cepat kadar toksik pada galaktosemia. Terapi spesifik juga

    dirkomendasikan pada pasien dengan 8D yan berhubungan dengan gangguan

    neurologisnya untuk memulihkan gangguan neurologis, herpes dan toHoplasmosis

    yang berhubungan dengan kolestasis. "ada neonatal kolestasis tidak diperlukan

     pemberian steroid.

    "ada bayi dengan pruritus gatal yang diakibatkan karena kolestasi berat,

    kelompok ini merekomendasikan pemberian ursodioksikolat acid 20mg%kg%hari

    rimfamicin '-0mg%kg%hari dan phenobarbitone '-0 mg%kg%hari. Berdasarkan

    dari derajat keparahan dan respon terhadap agen agen terapi ini, pemberian tambahan

    obat harus dipertimbangkan menurut gejala. 5ntibiotik yang sesuai yang berdasarkan

     pada lokasi infeksi dan kultur yang spesifik harus diberikan pada pasien dengan

    sepsis yang dikarenakan oleh bakteri.

    "rosedur kasai portoentrostomi adalah terdiri dari memindahkan jaringan

    atretik ekstra hepatik dan rouH-en-= jejunal loop anatomisis ke hepatik hilum.

    "ortoentrostomi dikatakan berhasil bila kadar serum bilirubin terlihat normal setelah

    dilakukan pembedahan, secara umum, lebih dari setengah dari pasien, kadar 

     bilirubinnya akan normal bulan setelah menjalani kasai proenteostomi. 20( dari

    semua pasien yang menjalani kasai proenteostomi pada saat bayi, bertahan hingga

    usia remaja dengan menggunakan hatinya sendiri. Kasai prosedur juga dapat

    dilakukan pada anak dengan "rogresif Aamilial +ntrahepatic holestasis "A+ tanpa

    serosis yang tidak bisa dikompensasi. "embedahan akan memberikan hasil yang baik 

     pada kasus kista koledoktus dan pembedahan tersebut harus dilakukan sesegera

    mungkin dari saat ditegakkan diagnosis. Konsesus terakir yang telah ditetapkan oleh"ediatric

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    9/17

    Tabel II

    "emberian @osis

    Ditamin 5I :ral '000-2'000 +?%hari

    Ditamin @ :ral 100-200 +?%hari

    Ditamin 9 :ral '0-100 ?+%hari atau '-2'

    +?%kg%hari

    Ditamin K :ral 2,' 2H perminggu sampai

    'mg%hari

    "arentral 2-' mg +8,3 atau +D

    Jater soluble vitamins :ral -2 H ;@5

    KalsiumII  :ral 20-00 mg%kg%hari

    Aosfor :ral 2'-'0 mg%kg%hari

    4inc :ral mg%kg%hari

    8agnesium :ral -2 m9%kg%hari

    +ntravena 0,-0,' m9%kgsetelah  jam dari '0( pemberian

    9lemen besi :ral '- mg%kg% hari

    Transplantasi hati merupakan terapi yang umum untuk serosis hati yang

    dekompensasi yang dapat disebabkan oleh etiologi apapun yang sekarang ini sudah

    sangat sering di lakukan di india. bulan setelah bayi yang telah menjalani kasai

     proenteostomi dan kadar bilirubin direk tetap $mg%dl, harus dikirim ke pusat

    transplantasi yang lebih tinggi. Bayi dengan atresia bilier yang menunjukan

    dekompensatit sirosis dengan albumin yang rendah, pemanjangan dari +>;, asites di

     perut, tidak tidak membaik dengan kasai proenteostomi, harus dikirim untuk 

    mendapatkan transplantasi hati. dari '' traplantasi hati yang dilakukan padan anak 

    yang sudah dilakukan di india sampai 202, 0( nya dilakukan dengan indikasi

    adanya artesia bilier. 7-0( dari anak yang melakukan transplantasi mampu

     bertahan hidup ' -0 tahun dari saat dia melakukan tranplantasi hati.

    9

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    10/17

    BAB II

    LAPORAN A!U!

    2"1 I#e$tita &e$#e'ita

     >ama L @

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    11/17

    "roduksi 53+ ibu dikatakan baik. Berat badan cenderung mengalami

    kenaikan, "asien hanya diberikan 53+ oleh ibu pasien. 8inum pasien dikatakan

    kuat.

    Ri+a,at Pe$,a-it Da*l

    "asien dikatakan pernah mengalami keluhan serupa 2 i$gg etela* la*i' dan

    keluhan membaik setelah dijemur

    Ri+a,at Pe$,a-it #ala ela'ga

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.

    Ri+a,at !oial #a$ Li$g-$ga$

    "asien merupakan anak pertama. !ingkungan rumah dikatakan bersih. 

    Ri+a,at Ale'gi

    ;i)ayat alergi alergi obat-obatan dan makanan pada pasien belum diketahui

    Ri+a,at &e'ali$a$

    "asien lahir spontan, dibantu oleh bidan, dengan kurang bulan dengan berat

     badan lahir 2200 gram dengan panjang badan 1 cm. !K%!@%!+!5 dikatakan

    lupa. "asien dikatakan segera menangis dan tidak ditemukan adanya kelainan

    kongenital. "asien tidak kuning setelah lahir.

    Ri+a,at i$iai

    #B0 H, B< , "olio

    Ri+a,at Pee'i-aa$ e*aila$ #a$ P'e$atal

    "emeriksaan kehamilan ibu pasien dilakukan kali sebulan sampai trimester .

    @an pemeriksaan trimester dilakukan 2 kali sebulan, pemeriksaan dilakukan

     pada dokter spesialis kandungan. 3etiap kali pemeriksaan, dikatakan kehamilan

    dalam kondisi baik. ;i)ayat sakit saat hamil disangkal. ;i)ayat minum jamu

    atau obat-obatan selain resep dokter saat kehamilan disangkal, :bat-obatan yang

    diminum adalah vitamin dan tablet penambah darah.

    11

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    12/17

    Ri+a,at &e'ali$a$

    "enderita lahir secara spontan di bidan. "asien lahir kurang bulan dengan berat

    lahir 2200 gram, panjang badan 1 cm, segera menangis.

    Ri+a,at $t'ii

    53+ diberikan sejak lahir sampai sekarang dengan frekuensi pemberian on

    demand .

    Ri+a,at Tb* eba$g

    8enegakkan kepala L -bulan

    8embalik badan L - bulan

    @uduk L - bulan

    8erangkak L - bulan

    Berdiri L - bulan

    Berjalan L - bulan

    Bicara @engan Celas L -

    2"3 Pee'i-aa$ ii- 

    !tat P'ee$t

    Keadaan umum L Kesan baik  

    Kesadaran L ompos mentis

     >adi L kali% menit, reguler, isi cukup

    ;espirasi rate L 10 kali% menit, reguler  

    Tempt aHilla L ,'° 

    3kala >yeri L 0

    Berat Badan L 00 gr  

    "lat J#:

    BB%? L -2 s.d - under )eight

    "B%? L - stunded

    BB%TB L 2 s.d over )height

    !K L 0 s.d sesuai

    12

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    13/17

    !tat 5e$e'ali

    Kepala L >ormocephali

    8ata L konjungtiva pucat -%- , ikterus E%E , reflek pupil E%E isokor 

    T#T L

    TelingaL sekret -%-

    #idung L sekret -%-, napas cuping hidung -, cyanosis -

    Tenggorok L faring hiperemis -, T% T

    !eher L pembesaran kelenjar -

    Thoraks L

    Cantung

    +nspeksi L iktus kordis tidak terlihat

    "alpasi L iktus kordis +3 +D 8! sinistra, kuat angkat -

    "erkusi L batas jantung normal

    5uskultasi L 332 tunggal, regular, murmur -

    "aru-paru

    +nspeksi L simetris, gerakan dada simetris, retraksi -

    "alpasi L gerakan dada simetris

    5uskultasi L bronchovesikuler E%E, ronkhi -%-, )hee*ing -%-

    5ksila L pembesaran kelenjar -

    5bdomen L

    +nspeksi L distensi -

    5uskultasi L bising usus E normal

    "alpasi L hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan -

    "erkusi L timpaniKulit L turgor normal

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    14/17

    2"4 Hail Pee'i-aa$ Pe$$a$g

    Pee'i-aa$ labo'ato'i

    Pa'aete' !ata$ Nilai No'al Hail Rea'-  

    6B7 0M! 1.00 -0.00 7,' >ormal

    L. ( 20,0 / 10,0 ', Ti$ggi

    H7T ( 6.0 / '1.0 ,2 Re$#a*

    H5B g%d! .0 / .0 ,0 >ormal

    H7T ( 6.0 / '1.0 1', >ormal

    5RAN ( '0.0 / 60.0 1,2 Re$#a*

    PLT 0M! '0 / 1'0 6' >ormal

    Pa'aete' !ata$ Nilai No'al Hail Rea'-  

    Bili'bi total mg%dl 0,- ,2 , Ti$ggi

    Bili'bi$ #i'e-  mg%dl & 0,2 ,7 Ti$ggi

    Bili'bi$ i$#i'e-  mg%dl & 0,6' ,06 Ti$ggi

    !5OT ?%! & ' 2 Ti$ggi

    !5PT ?%! & 1 6 Ti$ggi

    2"9 Diag$oi -li$i

    Kolestasis intrahepatal dd% eHtra hepatal

    2": Pe$atala-a$aa$

    • Kebutuhan cairan 0 ml%kg %hari

    • 5sam ursodeoksikolat H 10 mg

    • Dit K H 2 mg N hari

    • Kolesteramin 0,2' g%kg%hari O g%hari

    • Dit 5 '000 iu

    • Dit 9 0 mg

    • Dit @ H caps 0,2' mg

    .ONITORIN5

    • ek kultur darah 2 sisi

    • ek kultur kencing

    • ek tinja porsi

    14

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    15/17

    • ?sg 2 fase

    • ek ?!

    • ek AT1%T3#

    BAB III

    PE.BAHA!AN

    Kolestasis neonatal di definisikan sebagai hiperbilirubin terkonjugasi yang terjadi

     pada bayi baru lahir atau diatas 1 hari yang terjadi sebagai akibat dari aliran empedu

    15

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    16/17

    yang berkurang atau terhambat. 3etiap bayi baru lahir dengan kuning, dengan urin

     ber)arna kuning gelap yang merekat pada pempers, dengan atau tanpa disertai

    kotoran yang ber)arna pucat dempul harus dicurigai kuat dengan kolestasis

    neonatal. "ada pasien bayi laki-laki usia 7 hari datang ke +

  • 8/17/2019 Laporan Kasus Kolestasis Kyuu

    17/17

    ?3< abdomen mampu mendeskripsikan atresia bilier termasuk di triangular 

    core sign. Kandung empedu yang bentuknya tidak normal atau panjangnya kurang

    dari , cm atau tidak cukup ekogenik dengan dinding yang ireguler dan berlobus

    lobus. Cika tidak ada kontraksi dari kandung empedu setelah pemberian minum per 

    oral bagaimanapun tidak menyingkirkan adanya artesia bilier yang proksimal.

    3ehingga direkomendasikan bah)a ?3< harus dilakukan setelah 1 jam setelah

     puasa. "emeriksaan ?3< 2 fase sudah dilakukan namun tidak didapatkan adanya

    gangguan kontraktilitas sebelum puasa maupun setelah puasa. "emeriksaan AT1,

    T3#, fungsi hati dan hepatitis B +