Laporan Kasus Kd Dian-eka Fix

41
LAPORAN KASUS KEJANG DEMAM DIAN FITRIANY SUHARDI EKA WIDIA PEMBIMBING Dr. Nia Adriani, Sp.A, M.Kes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BANJAR FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

description

hh

Transcript of Laporan Kasus Kd Dian-eka Fix

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM

DIAN FITRIANY SUHARDIEKA WIDIA

PEMBIMBING Dr. Nia Adriani, Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BANJAR

FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. RA No Rekam Medis : xxxxxx Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal lahir : 09 April 2012 Umur : 2 tahun 1 bulan 3 hari Tanggal Masuk RS : 5 Mei 2014 Agama : Islam Penjamin : SKTM Pekerjaan

Orang tua : Ibu : Buruh Pabrik

Ayah : Meninggalo Pendidikan Orang Tua : Ibu : SMP

Ayah : SMP Alamat : Parungsari, kecamatan Purwaharja, Kota Banjar

ALOANAMNESIS

KU : Kejang

RPS :

Kejang sejak kurang lebih tiga jam SMRS, kejang

berlangsung kurang dari lima menit, saat kejang mata mendelik

keatas, seluruh tubuh kaku, saat setelah kejang pasien menangis.

Kejang didahului oleh demam. Demam sejak kurang lebih

delapan jam SMRS, demam mendadak tinggi. Batuk&pilek

disangkal, mencret disangkal, bab&bak tidak ada keluhan, makan

kurang karena sulit menelan, minum baik.

Riwayat Penyakit Dahulu

Belum pernah sakit kejang demam sebelumnya, OS baru pertama kali

mengalami sakit kejang demam.

Riwayat Penyakit Keluarga :

- kakak OS pada saat usia 4 bulan kejang, namun tidak berulang sampai

sekarang.

-Kakek OS waktu kecil ada riwayat kejang demam.

o Riwayat Pengobatan dan Alergi

- Belum pernah berobat sebelumnya

- Tidak ada riwayat alergi

o Riwayat Psikosial

- belum sekolah, makan tidak suka sayur, di rumah tidak ada yang merokok

Riwayat kelahiran : Lahir spontan cukup bulan di Bidan BBL 2500 gr

langsung menangis.

Riwayat imunisasi : Imunisasi lengkap di bidan

Pemeriksaan Fisik

BB = 11 kg TB = 79 cm

T = 37.5ºc Nadi = 80x/’ RR= 25 x/’ HR= 110x/’

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Kepala : Normocephal

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), sekret (-/-), pupil : isokor,

sekret (-/-)

Hidung : Normonasal, sekret (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut dan :Mukosa lembab, tonsil T2/T2, faring hiperemis

Tenggorokan :lidah tidak kotor

Telinga : Normotia, Sekret (-/-), liang telinga : lapang

Leher : Pembesaran KGB (-/-), kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

Leher KGB leher : tidak teraba

membesar Kelenjar tiroid: tidak teraba

membesar

Thorax Paru-Paru

Inspeksi : pergerakan nafas simetris,

Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua

paru Perkusi : sonor pada seluruh

lapangan paru Auskultasi : suara nafas

vesikuler, crackles -/-, wheezing -/-

Jantung Inspeksi: pulsasi, iktus cor

dis tidak terlihat Palpasi: thrill tidak teraba Perkusi: jantung dalam bat

as normal Auskultasi: Bunyi Jantung

I dan II regular, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen : Datar, BU (+/+), NT (-/-)

• Inspeksi : Permukaan abdomen datar

• Auskultasi : Bising usus dalam batas normal 10x/menit

• Palpasi: : Hepatomegali (-), splenomegali (-), turgor kembali cepat

• Perkusi :Bunyi timpani, shifting dullness (-)

Extremitas :Ex. Superior dan inferior hangat, CRT <2’’, edema (-)

Kulit : Anemis (-), sianosis (-), turgor kembali cepat

Anus : Tidak ada kelainan

Genitalia : Tidak ada kelainan kongenital

Riwayat tumbuh kembangUsia/ perkembangan

Motorik Kasar Bahasa Motorik Halus Personal sosial

2 bulan - Kepala terangkat

Ooo aaa Mengikuti lewat garis tengah

tersenyum

4 bulan Kepala tegak, membalik

Berteriak , menoleh ke bunyi-bunyian

Memegang icik2, tng mau menggenggam

Mengamati tanganya

6 bulan Dada terangkat Menoleh kearah suara, meniru kata2 (mama)

meraih Berusaha menggapai mainan

9 bulan Duduk tanpa pegangan

mengoceh menggaruk Tepuk tangan

12 bulan berdiri Papa, mama spesifik

Memegang jari, mainan kubus

Mainan

15 bulan Berdiri sendiri , berjalan,

3 kata Mencorat-coret Minum dgncangkir

18 bulan lari 8 kata Main dgn teman Menggunakan sendk dan garpu

24 bulan melompat Komunikasi di mengerti , menunjuk yg dinginkan

menggambar Memakai baju, cuci tgn, gosok gigi

45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

105

110

Bb= 11 kg tb=79 cm

Berdasarkan z-score hasilnya diatas SD 1 artinya OS berisiko gizi lebih

TB = 79 cm

Berdasarkan z-score hasilnya diantara 2 dan 0 artinya normal

BB = 11 kg

Berdasarkan z-score hasilnya diantara -2 dan +2 artinya gizi risiko lebih

Differential diagnose :

- KejangDemam

Kompleks+faringitis

- Meningitis+faringitis

Working diagnose :

- Kejang demam sederhana +

faringitis

Pemeriksan Penunjang

- DPL

Terapi IGD

Inf RL 10 gt/m/makro

Sanmol inf 3 x 120 mg iv (BP)

Cefotaxime 2 x 300 mg iv

Diazepam 5 mg iv (BK)

FOLLOW UP 05/05/2014 HR 1 , HS 1 Hasil lab :- Hemoglobin = 10.7 gr/dl- Trombosit = 227 ribu/mm³

- Hematokrit = 33.4 %- Leukosit =11 ribu/mm³- Eritrosit =4.89 juta/uL

BB=11kg T = 37.5ºc Nadi = 80x/’ RR= 25 x/’ HR= 110x/’

Kejang (+) ± 3 jam SMRS, kejang berlangsung < 5 menit, saat kejang mata mendelik

keatas, seluruh tubuh kaku saat setelah kejang pasien menangis. Kejang didahului oleh

demam. Demam ± 8 jam SMRS, demam mendadak tinggi. Batuk&pilek disangkal,

mencret disangkal, bab&bak tak, makan kurang karena sulit menelan, minum baik.

Th/

Inf RL 11 gtt/menit/makro

Diazepam 4 mg iv (bila kejang)

Diazepam 3x 3 mg p.o (bila panas)

Paracetamol syr 4 x 1 cth (bila panas)

Curcuma 1 x 1tab

06/05/14 HR 2 , HS 2

BB = 11 kg T= 37,4 ºc Nadi= 80x/’ HR=115x/’RR= 27 x/’

Demam (+), kejang (-), batuk & pilek (-/-), makan & minum (+/+), muntah (-), bak &

bab lancar dan tak. Nyeri menelan berkurang.

17.00 WIB

BB = 11 kg T=37,2 ºc Nadi= 80x/’ HR=112x/’RR= 25 x/’

Demam (-), kejang (-), batuk & pilek (-/-), makan & minum (+/+), muntah (-), bak &

bab lancar dan tak. Nyeri menelan berkurang.

21.00 WIB

BB = 11 kg T= 37,0 ºc Nadi= 80x/’ HR=110x/’RR= 25 x/’

Demam (-), kejang (-), batuk & pilek (-/-), makan & minum (+/+), muntah (-), bak &

bab lancar dan tak. Nyeri menelan berkurang.

07/05/14 HR 3 , HS 3

BB = 11 kg T= 36,8 ºc Nadi= 80x/’ HR=110x/’RR= 25 x/’

Demam (-), kejang (-), batuk & pilek (-/-), makan & minum (+/+),

muntah (-), bak & bab lancar dan tak. Nyeri menelan (-).

Th/

Diazepam 3x 3 mg p.o (bila panas)

Paracetamol syr 4 x 1 cth (bila panas)

Curcuma 1 x 1tab

BLPL

RESUME

Pasien perempuan 2 tahun 1 bulan 3 hari, datang dgn Kejang sejak

kurang lebih tiga jam SMRS, kejang berlangsung kurang dari lima

menit, saat kejang mata mendelik keatas, seluruh tubuh kaku saat

setelah kejang pasien menangis. Kejang didahului oleh demam.

Demam sejak kurang lebih delapan jam SMRS, demam mendadak

tinggi. Batuk&pilek disangkal, mencret disangkal, bab&bak tidak

ada keluhan, makan kurang karena sulit menelan, minum baik.

Pemeriksaan fisik : Faring hiperemis (+), tonsil T2/T2,

Hasil lab yang di dapatkan leukositosis

ANALISA MASALAH

Bagaimana mendiagnosis kejang demam pada kasus ini?

Mengapa mendiagnosis banding dengan kejang demam

kompleks+faringitis?

Bagaimana penatalaksanaan pasien dalam kasus ini?

Bagaimana prognosis pada pasien dalam kasus ini?

ANALISA KASUS

Diawali dengan demam

( Faringitis)

YAKejang < 15

menit

YA- Mata mendelik - Extremitas

superior dan inferior kaku

- Serangan kejang tidak lebih dari 2 x pada satu periode demam

- Tidak ada kelainan neurologi pasca kejang

YA

KEJANG DEMAM SEDERHANA +

FARINGITIS

Hasil lab :

- Hemoglobin = 10.7 gr/dl

- Trombosit = 227 ribu/mm³

- Hematokrit = 33.4 %

- Leukosit =11 ribu/mm³

- Eritrosit =4.89 juta/uL

Terapi yang sudah diberikan

Inf RL 11 gtt/menit/makro

Diazepam 4 mg iv (bila kejang)

Diazepam 3x 3 mg p.o (bila panas)

Paracetamol syr 4 x 1 cth (bila panas)

Leukositosis akibat infeksi pada faring. OS mengeluh susah makan karena sakit menelan, faring hiperemis, tosil

t2/t2

KEJANG DEMAM

Definisi : Kejang demam adalah bangkitan kejang yang

terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38ᵒ C)

yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.

IDAI

EPIDEMIOLOGI

Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak. Tidak

ada batasan usia yang spesifik, sering terjadi pada usia 6

bl – 3 th dengan puncak usia 18 bl.

IDAI

FAKTOR RISIKO

Demam

Riwayat kejang demam pada keluarga kandung

Perkembangan terlambat , problem pada masa neonatus,

riwayat kehamilan dan kelahiran

Foktor risiko epilepsi : KD kompleks , riwayat epilepsi

di keluarga

KLASIFIKASI

Kejang Demam Sederhana (simple febrile seizure)

Kejang Demam Kompleks (complex febrile seizure)

KRITERIA DIAGNOSIS

Kejang Demam Sederhana :

o Lama kejang < 15 menit

o Kejang umum / kedua belah tubuh

o Serangan kejang < 2 x pada satu periode demam

o Tidak ada kelainan neurologi pasca kejang

Etiologi

Demam

Metabolisme basal meningkat

10-15%Perubahan difusi K ₊ &

Na ₊

Perubahan beda potensial membran sel neuron

Keb O2 meningkat

sampai 20%

Pelepasan muatan listrik neuron otak

Pelepasan muatan listriksemakin meluas ke seluruh sel maupun membran sel

sekitarnya dengan bantuan neurotransmiter

PATOFISIOLOGI

kejang

Risiko trauma

SINGKAT <15 MENIT

KONTRASI OTOT ↑

ASIDOSIS LAKTAT DJ ↑

> 15 MENIT

HIPERKAPNIA

HIPOKSEMIA

DEMAM↑ METABOLISME

OTAK ↑KERUSAKAN

NEURON OTAK

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Hb, Leukosit, Hitung jenis, Trombosit, morfologi sel,Na,

K, Ca, glukosa darah sesuai indikasi.

Pungsi Lumbal

Pungsi lumbal harus dilakukan pada semua anak kejang

disertai demam dan memiliki gejala meningeal, atau

ditemukan tanda – tanda meningitis.

Anjuran mengenai pungsi lumbal pada kejang demam

sebagai berikut :

Harus dilakukan pada bayi usia < 12 bl yang mengalami

kejang demam pertama.

Dianjurkan pada bayi usia 12 – 18 bl

Tidak dilakukan secara rutin pada bayi berusia > 18 bl

Pungsi lumbal dilakukan bila secara klinis dicurigai

mengalami meningitis.

Elektroensefalografi (EEG)

Pemeriksaan EEG tidak dianjurkan dilakukan pada anak

kejang demam.

(Pemeriksaan EEG tidak dapat memprediksi berulangnya

kejang demam, ataupun memperkirakan kemungkinan kejadian

epilepsi di kemudian hari pada penderita kejang demam.)

PENATALAKSANAAN

Tanda vital, ABC

Jalur intravena dengan Nacl 0,9 % Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB i.v

Diazepam 0,3 - 0,5 mg/kgBB i.v

Fenitoin 20-40 mg/kgBB dalam Nacl 0,9 % bolus i.v. lambat, kecepatan 1 mg/kgBB/mnt. Jika kejang masih

berlanjut dapat diulang 10 mg/kgBB

Fenobarbital 20-40 mg/kgBB kecepatan < 50 mg/menit

12 jam kemudian diberikan Fenitoin

rumatan 4-8 mg/kgBB/hr

dibagi 2 dosis

Kejang (-)

Midazolam 0,15 mg/kgBB bolus iv dilanjutkan dengan infus 1-2

mikrogram/kgBB/mnt, titrasi setiap 15 menit hingga kejang teratasi (SE)

Kejang (-)

12 jam kemudian diberikan

Fenobarbital rumatan 4-8 mg/kgBB/hr

dibagi 2 dosis

Pemberiaan Obat pada Saat Demam

o Antipiretik

o Antikonvulsan (pengobatan intermiten)

Pemberian diazepam dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB tiap 8 jam

pada saat demam ( dapat diberikan selama demam biasanya

2-3 hr) → dapat menurunkan risiko berulangnya kejang

demam.

Diazepam per rektal juga dapat digunakan, dosis 5 mg untuk

BB < 10 kg, 10 mg untuk BB > 10 kg.

Pengobatan Kejang (Anak datang dalam Keadaan

Kejang)

o Pemberian diazepam rektal pada saat kejang sangat efektif

untuk menghentikan kejang dan dapat diberikan oleh orang

tua dirumah. Apabila kejang masih berlangsung pemberian

diazepam bisa diulang 1x sebelum dibawa ke RS.

Pemberian antikonvulsan Terus-menerus (Rumat)

o Fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis

o Asam Valproat 20-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis.

Indikasi pemberian antikonvulsan rumat :

o Kejang > 15 menit

o Ditemukan kelainan neurologis yang nyata sebelum atau

sesudah kejang

o Kejang fokal atau parsial.

MENGAPA PADA KASUS INI DI DIAGNOSIS BANDING DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS DAN MENINGITIS?

Kejang Demam Kompleks:

o Kejang berlangsung lama ( >15 menit)

o Kejang fokal/parsial, atau kejang umum lalu didahului

kejang fokal.

o Kejang berulang ( ≥ 2x dalam 24 jam)

o Ada kelainan neurologis pasca kejang

MENINGITISDefinisi Suatu infeksi/ peradangan dari

meningens disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia/ protozoa

Etiologi Neonatus : E.coli, Streptococcu, SalmonelaAnak < 4 th: Hemofilus influenza, meningococus, pneumococusAnak >4th dan orang dewasa: meningococus, pneumococus

Tipe meningitis Meningitis KriptikokusMeningits Tuberkulosis GeneralisataMeningitis Purulenta

Manifestasi Klinis Demam tinggi, sakit kepala, pilek, mual dan muntah, kejang, gangguan kesadaran, leher terasa pegal dan kaku.

Kejang demam kompleks dan meningitis disingkirkan karena hasil aloanamnesis mengarah pada kejang demam sederhana

KONSELING

Jelaskan pada orang tua bahwa kejang demam sebagian

besar tidak berbahaya

Jelaskan pada orang tua cara menangani kejang demam

di rumah.

Sediakan obat penurun panas , diazepam rektal dan

menyediakan termometer di rumah

PROGNOSIS

Risiko berulangnya kejang demam

Risiko terjadi epilepsi di kemudian hari. Sebagian besar

2-10% penderita kejang demam mengalami epilepsi di

kemudian hari.

Risiko mengalami kecacatan atau kematian.

Prognosis

Quo ad vitamQuo ad functionamQuo ad sanactionam

Dubia ad bonamDubia ad bonamDubia ad bonam

KESIMPULAN

Berdasarkan tanda dan gejala dari hasil aloanamnesis

pasien dapat disimpulkan kejang demam sederhana +

faringitis

TERIMAKASIH

DAFTAR PUSTAKA

IDAI PEDOMAN TERAPI