Laporan Kasus Individu.docx

9
Laporan Kasus Individu ANESTESI UMUM PADA PASIEN CA MAMMAE Disusun oleh: Lesi Kurnia Putri NIM: 0908120486 Pembimbing: dr. Dino Irawan, Sp.An dr. Sony, Sp.An dr. Sutantri Edi Prabowo, Sp.An KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI 1

Transcript of Laporan Kasus Individu.docx

Laporan Kasus Individu

ANESTESI UMUM PADA PASIENCA MAMMAE

Disusun oleh:Lesi Kurnia PutriNIM: 0908120486

Pembimbing:dr. Dino Irawan, Sp.Andr. Sony, Sp.Andr. Sutantri Edi Prabowo, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAURSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU2013

STATUS PASIENBAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAUPEKANBARUI. IDENTITAS PASIENNama: Ny. ZJenis kelamin: PerempuanUmur: 52 tahunPekerjaan: IRTStatus : MenikahAgama: IslamSuku: MelayuNo. RM: 805347Tanggal MRS: 2 Agustus 2013Tanggal operasi : 29 Agustus 2013

II. ANAMNESISKeluhan utama Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara sebelah kiri sejak 5 tahun SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang 5 tahun SMRS, pasien mengeluhkan benjolan pada payudara kiri sebesar telur ayam, hanya satu, keras, tidak bias digerakkan, gatal (+), nyeri (-), luka tidak ada, pelebaran pembuluh darah (+). 4 tahun SMRS benjolan pecah, keluar darah dari payudara kiri sebanyak 1 handuk kecil, pusing (-), badan lemas, nyeri, demam(-). 2 tahun SMRS benjolan melebar di sekitar payudara kiri, terdapat cairan, gampang berdarah, warna merah kehitaman. 4 tahun SMRS benjolan semakin melebar berwarna merah kehitaman, keluar cairan darah, mudah berdarah.Riwayat Penyakit Dahulu Diabetes melitus (-), Asma bronkhial (-), hipertensi (-), alergi obat (-) Penyakit jantung (-), Penyakit ginjal (-)

Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Operasi sebelumnyaPasien belum pernah operasi sebelumnya

III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran: ComposmentisTekanan darah : 130/80 mmHgFrekuensi nadi: 72x/mntFrekuensi nafas: 20 x/mntSuhu tubuh: 36,2 C

Kepala dan leher Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,edem palpebra (-) Mulut: Sianosis (-), gigi ompong (-), gigi goyang (-), gigi palsu (-) Hidung: Deviasi septum tidak ada, Gerakan sendi temporomandibularis tidak terbatas, fraktur (-) Gerakan vertebra servikal tidak terbatas

Thorak: Paru dan jantung dalam batas normalAbdomen:TAKGenitalia: TAKEkstremitas: TAK

IV. STATUS LOKALISThorax Inspeksi: adanya ulkus pada payudara sebelah kiri berwarna kemerahan Palpasi: nyeri tekan (+)

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUMHb : 11,4 gr/dlHematokrit : 34,3 %Leukosit: 4400 /ulTrombosit: 540.000 /ulRontgen Thoraks : Cor dan pulmo dalam batas normal

VI. DIAGNOSIS KERJA: Ca Mammae Std IV grade T4N0M0VII. TINDAKAN: mastektomiVIII. ANESTESI + STATUS ASA :Anestesi umum dengan intubasi endotrakeal + ASA IIPersiapan operasi Pasien telah puasa selama 6-8 jam sebelum operasi Pasien tidak menggunakan perhiasan ataupun gigi palsu Akses intravena (kateter IV no. 18G) sudah terpasang dan infus mengalir dengan lancar

Obat-obatan: Propofol 100 mgfentanyl 100 mcgNotrixum30 mgSevoflurane1,5 Vol%N2O dan O23 L/iKetorolac 60 mgProstigmin0,5 mgSulfas Atropin 0,25 mgPersiapan alat dan obat anestesi umumAlat-alat: Stetoskop Laringoskop ETT kinking no 6,5, 7, 7,5 Orofaringeal airway (guedel/ mayo) Hypafix Connector Suction Mesin anestesi

Langkah-langkah: Mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit anestesi, face mask balon, monitor, tensimeter, saturasi O2, serta cek tabung O2, N2O, sevoflurane dan isoflurane apakah cukup isinya. Mempersiapkan stetoskop, laringoskop (sesuai ukuran blade untuk orang dewasa dan lampu menyala terang), ETT ukuran 6,5 ; 7 ; 7,5, orofaringeal tube ukuran 8, hypafix 2 lembar ukuran 20cmx0,5cm dan 2 lembar ukuran 3cmx3cm dan kanul suction. Ambil spuit 3cc, 5cc, dan 10 cc. Mempersiapkan obat-obatan: Propofol 100 mg, phetidin 50 mcg, Notrixum 30 mg, Ketorolac 60 mg, Prostigmin 0,5 mg, dan Sulfas Atropin 0,25 mg. Pasien diperintahkan tidur di meja operasi Pasang tensimeter dan saturasi O2 pada jari pasien. Pasien disarankan untuk rileks

Premedikasi: -Induksi anestesi Akses IV: masukkan fentanyl 100 mcg dan propofol 100 mg, setelah itu lihat refleks bulu mata pasien, jika (-) pasang cuff dan mulai ambu (O2 8 liter/I, sevofluran 1,5 vol % dan N2O 3 L/i). Masukkan notrixum 30 mg sambil tetap memompa ( 3 menit). Intubasi: lepas face mask balon, pegang laringoskop dengan tangan kiri, masukkan laringoskop dari sisi mulut bagian kanan geser ke kiri (dapat meminta tolong pada asisten untuk membuka mulut pasien dan melakukan chin lift), tangan kanan lakukan head tilt, laringoskop dimasukkan hingga terlihat uvula, epiglotis, dan tampak plika vokalis (bewarna putih), masukkan ETT kinking no 7 hingga batas garis hitam pada ETT. Tarik laringoskop. Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi melalui connector, pompa balon, pastikan ETT sudah masuk ke trakea dan cek dengan stetoskop suara nafas kanan = kiri, lalu kembangkan balon ETT dengan 15 ml udara, fiksasi ETT dengan hypafix (ETT tetap dipegang sebelum difiksasi), ambu O2 3 L/menit, sevoflurane 1,5 vol% dan N2O 3L/menit. Pasang mayo dan pindahkan ke IPPV dengan VT 600-700 ml/menit (10-12 cc/kg BB) dan frekuensi napas 12x/menit. Tutup kedua mata pasien dengan hypafix yang telah disediakan.

MaintenanceInhalasi: O2 3L/menit, sevoflurane 1,5 vol% dan N2O 3 L/menit

Recovery Masukkan Ketorolac30 mg IV dan Ketorolac30 mg drip dalam RL 500 ml 20 tpm. Masukkan Prostigmin 0,5 mg IV + Sulfas Atropin 0,25 mg IVEkstubasi Pastikan pasien telah nafas spontan, set mesin anestesi dari IPPV ke manual/ spontan respiratory. Matikan anestesi inhalasi (sevoflurane dan N2O), naikkan volume O2 menjadi 8 L. Lakukan assist respiratory sampai nafas spontan yang adekuat. Hisap slime yang ada dengan suction. Kempiskan balon ETT, pastikan bahwa pasien sudah bangun (biasanya pasien akan mulai batuk-batuk). Lepaskan tape, kemudian cabut ETT. Segera pasangkan face mask dan pastikan airwaynya lancar dengan triple manuver hingga pasien benar-benar bangun dan sudah dapat dipindahkan ke RR (letakkan botol infus untuk mengganjal bahu pasien). Instruksi post op di RR Awasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, nafas dan saturasi Oksigenasi dengan O2 3L/menitInstruksi post op di ruangan perawatan Awasi vital sign, kesadaran dan diuresis (1-2 cc/ kgBB) Oksigenasi dengan O2 3L/menit hingga 2 jam post op Puasa hingga bising usus (+) Analgetik post op Cairan rumatan (Ringer Laktat) 20 tetes/menit Terapi lain sesuai kebutuhan pasien

2